INOVASI FACILITATING SERVICE DI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/59068/3/3. SKRIPSI FULL...
Transcript of INOVASI FACILITATING SERVICE DI RUMAH SAKIT UMUM …digilib.unila.ac.id/59068/3/3. SKRIPSI FULL...
INOVASI FACILITATING SERVICE DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH ABDUL MOELOEK (Studi Tentang Reservasi
Online Support System)
(Skripsi)
Oleh
AHMAD RIZKI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
INOVASI FACILITATING SERVICE DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH ABDUL MOELOEK (STUDI TENTANG RESERVASI ONLINE
SUPPORT SYSTEM)
Oleh
AHMAD RIZKI
Inovasi merupakan sebuah keharusan yang dilakukan oleh sektor publik terutama
instansi pemerintah. Pada era ini organisasi harus terus berubah mengikuti
perubahan zaman. Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek merupakan salah
satu instansi pemerintahan yang memberikan pelayanan kesehatan yang ada di
Provinsi Lampung. Sebagai salah satu instansi pemerintah Rumah Sakit Umum
Daerah Abdul Moeloek juga melakukan inovasi terutama pada pelayanan
tambahan yaitu pendaftaran secara online atau Reservasi Online Support System
(ROSS). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kelayakan inovasi yang
dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek serta melihat faktor
pendukung dan penghambat dalam inovasi ini. Tipe penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif.
Hasil dari penelitian ini adalah inovasi yang dilakukan sudah cukup layak dan
cukup baik, mengacu pada teori atribut inovasi, yaitu relative advantage
(keuntungan relatif), compatibility (keseuaian), complexity (kerumitan), triability
(kemungkinan dicoba), dan observability (kemudahan diamati). Faktor pendukung
inovasi ini adalah koordinasi dalam melaksanakan inovasi, dukungan teknologi
dan informasi, dan penyediaan fasilitas. Faktor penghambat dalam inovasi ini
adalah keterbatasan pengetahuan masyarakat, sumber daya manusis pelaksana
inovasi, dan sistem layanan.
Penelitian ini merekomendasikan saran kepada Rumah Sakit Umum Daerah
Abdul Moeloek guna meningkatkan kualitas inovasi ROSS, dengan lebih
menyederhanakan birokrasi pelayanan agar kelebihan dari inovasi ROSS lebih
terlihat dan dapat dirasakan secara maksimal.
Kata Kunci: Inovasi, Facilitating Service, Pelayanan, Pendaftaran Online
ABSTRACT
FACILITATING SERVICE INNOVATION in REGIONAL PUBLIC
HOSPITAL OF ABDOEL MOELOEK (STUDY ABOUT ONLINE
RESERVATION SUPPORT SYSTEM)
By
AHMAD RIZKI
Innovation is a must that should be done by public sector, especially in
government institute. In this era, the organization should follow every times
changing. Regional public hospital of Abdoel Moeloek is one of a government
institute which give a health services in Lampung Province. As one of
Government institute, regional public hospital of Abdoel Moeloek also do an
innovation especially in adding a service, that is online register or online
reservation support system (ROSS). The aim of this research is to describe out the
properness of this innovation which is done in regional public hospital of Abdoel
Moeloek, then to see some supporting factors and obstacles in this innovation.
This research was done with the type of the research called descriptive and using
Qualitative approach.
Evidently, the results of the research the innovation which was done already
decent and well realized, which was done by using Innovation Attribute Theory,
which divided into five indicators such as; Relative Advantage, Compatibility,
Complexity, Triability, and Observability. Supporting factors in this innovation is
coordination in implementing the innovation, technology and information
supports, and provide some facilities. Obstacles in this innovation are people
knowledge about this innovation, human resources during implementing this
innovation, and service system.
This study recommends suggestions to the regional public hospital of Abdoel
Moeloek to improve the quality of ROSS innovation, by further simplifying the
service bureaucracy so that the advantages of ROSS innovation are more visible
and can be felt to the maximum.
Keywords: Innovation, Facilitating Service, Service, Online Register
INOVASI FACILITATING SERVICE DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH ABDUL MOELOEK (Studi Tentang Reservasi
Online Support System)
Oleh
AHMAD RIZKI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA ADMINISTRASI NEGARA
Pada
Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
Judul Skripsi : INOVASI FACILITATING SERVICE DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL
MOELOEK (Studi Tentang Reservasi
Online Support System)
Nama Mahasiswa : Ahmad Rizki
Nomor Pokok Mahasiswa : 1516041014
Jurusan : Ilmu Administrasi Negara
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Rahayu Sulistiowati, S.Sos., M.Si. Dewie Brima Atika, S.IP,. M.Si. NIP. 19710122 199512 2 001 NIP. 19821212 200801 2 017
2. Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Dr. Noverman Duadji, M.Si
NIP. 19691103 200112 1 002
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Rahayu Sulistiowati, S.Sos., M.Si. ............................
Sekretaris : Dewie Brima Atika, S.IP,. M.Si. ............................
Penguji Utama : Simon Sumanjoyo H. S.A.N., M.PA. ............................
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dr. Syarief Makhya
NIP. 19590803 198603 1 003
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 13 September 2019
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Karya tulis saya, Skripsi/Laporan akhir ini adalah asli dan belum pernah
diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana/Ahli Madya), baik
Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarangnya dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh dari karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di Perguruan Tinggi ini.
Bandar Lampung, 13 September 2019
Yang membuat pernyataan,
Ahmad Rizki
NPM. 1516041014
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Ahmad Rizki, lahir pada tanggal 28
November 1996 di Bandar Lampung. Penulis merupakan putra
kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Drs. Abdul
Majid, M.M. dan Ibu Meli Hayati, S.Pd. Serta adik dari
Muhammad Rafiq, S.E. dan kakak dari Naila Rahma Putri.
Penulis memulai pendidikan formal di Taman Kanak-kanak (TK) Mentari
diselesaikan pada tahun 2003. SD Negeri 1 Beringin Raya, Kecamatan Kemiling
pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2009. Kemudian penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 14 Bandar Lampung pada tahun 2009 dan lulus pada
tahun 2012. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 9 Bandar
Lampung pada tahun 2012 dan lulus pada tahun 2015.
Pada tahun 2015 penulis diterima sebagai mahasiswa di Jurusan Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung
melalui jalur SNMPTN (Undangan). Pengalaman organisasi penulis saat menjadi
mahasiswa adalah anggota UKM Bulutangkis periode 2015/2016. Selain itu
penulis juga tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara
(HIMAGARA) sebagai anggota bidang Minat dan Bakat (MIKAT) periode
2015/2016, sebagai anggota bidang Pendapatan Negara (PENDAGRA) periode
2016/2017 dan sebagai anggota bidang Hubungan Luar (HUBLU) Periode
2017/2018. Pada bulan Desember-Februari 2017/2018 penulis mengikuti kegiatan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Suka Agung Barat, Kecamatan Bulok,
Kabupaten Tanggamus.
MOTTO
Barang siapa menempuh perjalanan untuk mencari ilmu maka Allah akan
memudahkan kepadanya jalan ke surga (H.R Muslim)
Belajar tidak hanya membaca, tapi juga melihat dan mencoba (Rahayu
Sulistiowati, S. Sos., M.Si)
Memperbaiki bukan untuk menjadi sempurna tetapi untuk menjadi lebih
baik dan mengurangi kesalahan (Dewie Brima Atika, S.IP., M.Si)
Belajar dan terus mencoba, Dan selesaikan apa yang sudah kamu mulai
(Dedi Sonata, S.A.N.)
Allah tak menyegerakan sesuatu, kecuali itu yang terbaik. Tidak melambat-
lambatkan sesuatu, kecuali itu yang terbaik (Ahmad Rizki)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap Syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayahNya
Dengan segenap hati kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang yang
kusayangi dan menyayangiku:
Kedua orang tuaku
Ayahku Drs. Abdul Majid, M.M. dan ibukku Meli Hayati A.K, S. Pd.,
Kalianlah orang yang selalu menjadi pendukungku, penyemangatku, sumber
inspirasiku, dan segala sabarmu, pengorbananmu,
dan do’amulah yang selalu kau berikan untukku,
untuk menantikan keberhasilanku.
Kakakku Muhammad Rafiq
yang selalu memberikan semangat dan motivasi untukku.
Adikku Naila Rahma Putri
yang selalu memberikan dukungan dan semangat untukku.
Sahabat yang selalu memberikan warna dalam perjalanan hidupku, Guru
dan Dosen yang selalu memberikan ilmu dan kepada Almamater Tercinta
Universitas Lampung
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan
karunia-Nya kepada penulis, tak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurah
kepada Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan
perkuliahan S-1 di Jurusal Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung yang diakhiri dengan karya penulisan skripsi
ini yang berjudul “Inovasi Facilitating Service Di Rumah Sakit Umum Daerah
Abdul Moeloek (Studi Tentang Reservasi Online Support System)”, sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Negara (S.A.N) di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini
karena keterbatasn kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, namun berkat
bantuan dan dukungan dari semua pihak, sehingga pada akhirnyan skripsi ini
dapat terselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Kedua orangtuaku, ayahku Abdul Majid dan ibuku Meli Hayati. Kakakku
Muhammad Rafiq dan Adikku Naila Rahma Putri. Terimkasih telah
memberikan dukungan, motivasi, perhatian serta nasihat yang tak henti
kepadaku.
2. Ibu Rahayu Sulistiowati, S. Sos., M. Si. selaku dosen pembimbing utama
penulis, terimakasih atas waktu yang ibu luangkan untuk membantu penulis
menyelesaikan karya ilmiah ini. Terima kasih banyak atas keikhlasan,
ketulusan dan kesabaran ibu dalam mendidik saya selama ini. Semoga ibu
diberikana kesehatan dan keberkahan dari Allah SWT, serta selalu diberikan
kemudahan dan kelancaran dalam segala urusannya.
3. Ibu Dewi Brima Atika, S.IP., M.Si. Selaku dosen pembimbing kedua penulis,
terimakasih banyak atas segala ilmu, bimbingan, motivasi, nasehat waktu yang
telah diberikan selama proses bimbingan maupun diluar bimbingan. Semoga
ibu selalu diberikan kemudahan dan kelancaran dalam sega hal urusannya,
semoga terus menginspirasi bagi seluruh mahasiswa.
4. Bapak Simon Sumanjoyo H. S.A.N., M.PA. Selaku dosen pembahas dan
penguji yang telah memberikan ilmu didalam perkuliahan dan yang telah
memberikan masukan dan saran yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam
memperbaiki kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S. selaku dosen Pembimbing Akademik.
Terimakasih pak atas bimbingannya selama penulis menyelesaikan studi di
FISIP Universitas Lampung.
6. Bapak Dr. Syarief Makhya, M. Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Lampung beserta jajarannya, terimakasih atas bantuan dan
dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Dr. Noverman Duadji, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
8. Ibu Intan Fitri Meutia, Ph.D. Selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Administrasi
Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
9. Seluruh dosen Ilmu Administrasi Negara, khususnya kepada Bu Dian, Bu
Novita, Bu Meli, Bu Devi, Bu Ita, Bu Selvi, Bu Ani, Bu Indri, Pak Eko, Pak
Syamsul, Pak Nana, Pak Dedi dan Pak Bambang. Ucapan terimakasih juga
kepada seluruh Dosenku atas ilmu yang telah diberikan, yang telah saya
peroleh selama proses perkuliahan. Semoga dapat menjadi bekal yang sangat
berharga dalam kehidupan saya kedepannya. Dan terimakasih juga atas
perhatian dan motivasinya yang bapak dan ibu berikan.
10. Mba Wulan dan pak Jo selaku Staf Administrasi yang banyak membantu
penulis dalam kelancaran skripsi hingga terselesaikan.
11. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek yang membantu
menyelesaikan skripsi ini.
12. Untuk Natasya Aurum Alifia Zaini, S.Ked. sekeluarga yang selalu menemani,
membantu dan memberikan dukungan kepada saya dari awal perkuliahan
hingga menyelesaikan skripsi ini, yang mejadi tempat berkeluh kesah tentang
beban perkuliahan, selalu meluangkan waktu ketika saya membutuhkan.
Terimakasih atas semua kebaikannya.
13. Keluarga besarku Tante Sani, Tante Amah, Paksi, Ashar, Vito, serta yang lain,
terimakasih atas dukungan nya selama ini. Terkhusus untuk kakakku Atin
Agus yang sudah tenang dialam sana, terimakasih Tin sudah menjadi kakak
yang baik, selalu memotivasi, selalu memberikan contoh yang baik, semoga
kita bisa berjumpa lagi Tin di tempat yang lebih indah.
14. Sahabat-sahabat ATLANTIK: Jeki (sosok tertua yang belum tua), Hanif
(abang dari adek-adek), Kadek (sipencinta wanita), Ijal (manusia tersanti tanpa
beban), Dinan (urat nadi Himagara), Cindy, Meika, Ana, Tala, Ria, Rika,
Hastin, Tina, Elva, Maul (wanita pilihan yang memiliki kekuatan diatas rata-
rata, yang didarahnya mengalir DNA Himagara), Suryo (pria dengan
kesabaran diatas rata-rata), Yuan (kanCEnya Atlantik), Atan (si mata elang),
Ari (partner kerja yang baik), Ogi (sang pencerah), Dedi (pria dengan
kelembutan hati), Aziz (aktivis dengan segudang pengalaman), Fitri (Anak SD
masuk Kuliah), Lidya (Model Pesawaran), Andi (pria pencari kelompok),
Bayu (Tim Sukses tersukses), Kenda (petarung sejati), Dwiyan (Sipemikir),
Dino (Visca Barca), Desi, Ocha, Iyan, Ambar (peserta kemiling squad),
Rohani, Reza, Ajeng, Rini, Pradita, Tiwi (Genk terkuat di Bumi) serta teman-
teman yang lain. Terimakasih untuk kalian semua. SEE YOU ON TOP!!!!
15. Kelurga besar Himagara, Abang-Abang dan Mbak-Mbak Gelas Antik, Alas
Menara. Teman-teman Alaska, Angkasa dan Andalusia yang sedang berproses
tetaplah bersemangat. Terimakasih atas pelajaran yang telah banyak diberikan
terhadap kehidupan penulis.
16. Serta seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan
skripsi ini tenpa terkecuali. Terimakasih untuk waktu, dukungan, bantuan, dan
do’anya.
Semoga Allah SWT selalu memberikan balasan yang lebih besar untuk bapak,
ibu, dan teman-teman semua atas kebaikan dan bantuannya selama ini. Hanya
ucapan terimaksih dan do’a yang dapat penulis berikan dan semoga skripsi ini
dapat bermanfaat untuk kita semua.
Bandarlampung, September 2019
Penulis
Ahmad Rizki
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10
D. Manfaat penelitian ..................................................................................... 10
II. TINJAUAN TEORI ..................................................................................... 11
A. Penelitiaan Terdahulu ................................................................................ 11
B. Tinjauan Paradigma Administrasi Publik ................................................. 14
1. New Public Management (NPM) ......................................................... 15
2. New Public Service (NPS) .................................................................... 16
C. Tinjauan Inovasi ........................................................................................ 19
1. Defenisi Inovasi .................................................................................... 19
2. Tingkatan Inovasi ................................................................................. 20
3. Kriteria Inovasi ..................................................................................... 24
4. Tipologi Inovasi .................................................................................... 26
5. Faktor Pendorong dan Penghambat Inovasi ......................................... 27
6. Atribut Inovasi ...................................................................................... 28
7. Inovasi Dalam Pelayanan Publik .......................................................... 30
D. Tinjauan Pelayanan Publik ........................................................................ 31
1. Defenisi Pelayanan Publik .................................................................... 31
2. Unsur-Unsur Pelayanan Publik ............................................................ 32
3. Azas dan Tujuan Pelayanan .................................................................. 33
4. Jenis-Jenis Pelayanan Publik ................................................................ 35
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan .................................... 37
6. Indikator Pelayanan Publik ................................................................... 39
E. Reservasi Online Support System (ROSS) ............................................... 40
F. Kerangka Pikir ........................................................................................... 40
ii
III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 44
A. Pendekatan dan Tipe Penelitian ................................................................ 44
B. Fokus Penelitian ........................................................................................ 45
C. Lokasi Penelitian ....................................................................................... 45
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 46
1. Wawancara (interview)......................................................................... 46
2. Dokumentasi ......................................................................................... 47
3. Observasi .............................................................................................. 47
E. Teknik Analisis Data ................................................................................. 48
1. Reduksi Data ........................................................................................ 49
2. Penyajian Data (Data Display) ............................................................. 49
3. Kesimpulan ........................................................................................... 50
F. Teknik Keabsahan Data ............................................................................ 50
1. Derajat Kepercayaan (credibility) ........................................................ 50
2. Keteralihan (Transferability) ................................................................ 52
3. Kebergantungan (Dependability) ......................................................... 52
4. Kepastian (Confirmability) ................................................................... 53
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 54
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 54
1. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek ............................ 54
2. Sejarah Rumah Sakit ............................................................................ 55
3. Visi dan Misi ........................................................................................ 56
4. Tugas Pokok dan Fungsi ...................................................................... 57
5. Jenis Pelayanan ..................................................................................... 57
6. Struktur Organisasi ............................................................................... 59
B. Hasil Penelitian ......................................................................................... 60
1. Kelayakan Inovasi Facilitating Service Di Rumah Sakit Umum
Daerah Abdul Moelok .......................................................................... 60
2. Faktor Penghambat dan Pendukung Inovasi Facilitating Service
Di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek.................................. 80
C. Pembahasan ............................................................................................... 87
1. Kelayakan Inovasi Facilitating Service Di Rumah Sakit Umum
Daerah Abdul Moelok .......................................................................... 88
2. Faktor Penghambat dan Pendukung Inovasi Facilitating Service
Di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek................................ 105
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 110
A. Kesimpulan .............................................................................................. 110
B. Saran ........................................................................................................ 111
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 112
LAMPIRAN ....................................................................................................... 115
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Data Pasien Klinik Rawat Jalan RSUD Abdul Moeloek .......................... 5
Tabel 2. Data Pasien yang Menggunakan Reservasi Online Support System
(ROSS) ...................................................................................................... 8
Tabel 3. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 11
Tabel 4. Data Informan Wawancara ..................................................................... 46
Tabel 5. Dokumen-Dokumen Pendukung Penelitian ............................................ 47
Tabel 6. Hasil Observasi ....................................................................................... 48
Tabel 7. Jumlah Pegawai Penunjang Program ROSS ........................................... 59
Tabel 8. Data Dokumen yang Dibutuhkan Untuk Mendaftar Secara Offline
dan Online ............................................................................................... 67
Tabel 9. Data Inventaris Ruang Pendaftaran ........................................................ 76
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Tingkat-Tingkat Inovasi ...................................................................... 21
Gambar 2. Tipologi Inovasi .................................................................................. 27
Gambar 3. Kerangka Pikir..................................................................................... 43
Gambar 4. Keadaan Tempat Pendaftaran.............................................................. 64
Gambar 5. Standar Operational Prosedur ROSS ................................................. 66
Gambar 6. Proses Pemberian Layanan Bantuan Kepada Pasien ROSS ................ 72
Gambar 7. Kelengkapan Alat saat Masa Uji Coba ............................................... 76
Gambar 8. Proses Melakukan Reservasi Online Support System ......................... 79
Gambar 9. Koordinasi yang dilakukan tentang program ROSS ........................... 81
Gambar 10. Tampilan Website dan Home ROSS ................................................. 83
Gambar 11. Fasilitas Diruang Pendaftaran ........................................................... 84
Gambar 12. Ilustrasi Proses pendaftran Offline dan ROSS .................................. 93
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan utama dari sebuah negara adalah melayani warga negaranya melalui
pelayanan publik. Pelayanan publik ini diatur dalam Undang-Undang Dasar
1945 yang menyatakan bahwa salah satu tujuan didirikannya sebuah negara
untuk melayani setiap penduduk negara tersebut agar bisa meningkatkan
kesejahteraan penduduknya. Pemerintah yang merupakan sebuah lembaga yang
bertujuan untuk mewujudkan tujuan negara bertanggung jawab atas
terselenggaranya pelayanan publik. Menurut Peraturan Pemerintah No. 2
Tahun 2018 pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah mencakup beberapa
pelayanan diantaranya pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan dan
pekerjaan umum dan tata ruang.
Pelayanan kesehatan merupakan sebuah pelayanan dasar yang harus di lakukan
oleh pemerintah. Menurut Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal pelayanan kesehatan merupakan sebuah pelayanan
dasar yang menjadi kewenangan pemerintah pusat. Desentralisasi membuat
pelayanan kesehatan yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat
diserahkan kewenangannya ke pemerintah daerah. Desentralisasi sendiri bukan
berarti menyerahkan sepenuhnya namum masih dalam pengawasan pemerintah
pusat.
2
Kesehatan merupakan aspek penting dalam kehidupan masyarakat, pemerintah
harus menciptakan suatu fasilitas kesehatan yang memadai sebagai upaya
perbaikan terhadap buruknya tingkat kesehatan selama ini. Menurut Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
disebutkan bahwa kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum,
sehingga pemerintah harus melaksanakan pembangunan kesehatan yang
diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan dengan mengupayakan
pelayanan kesehatan yang lebih memadai secara menyeluruh dan terpadu.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1960 Tentang
Pokok-Pokok Kesehatan yang menyebutkan bahwa kesehatan rakyat adalah
salah satu modal pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa dan
mempunyai peranan penting dalam penyelesaian revolusi nasional dan
penyusunan masyarakat sosialis Indonesia. Pemerintah harus mengusahakan
bidang kesehatan dengan sebaik-baiknya, yaitu menyediakan pelayanan
kesehatan yang memadai dan dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat
umum.
Kesehatan merupakan salah satu bagian dari kewajiban pemerintah dalam
melakukan pelayanan publik. Menurut Christoper H. Lovelock dalam
(Purwanto, dkk 2017: 9) bahwa ”pelayanan publik adalah produk yang tidak
berwujud, berlangsung sebentar dan dirasakan atau dialami” Artinya service
merupakan produk yang tidak ada wujud atau bentuknya sehingga tidak ada
bentuk yang dapat dimiliki, dan berlangsung sesaat atau tidak tahan lama,
tetapi dialami dan dapat dirasakan oleh penerima layanan.
3
Dewasa ini pelayanan publik harus selalu meningkat dan mengalami
perubahan, hal ini terjadi dengan banyaknya pemberi layanan dari sektor
swasta yang tidak hanya mementingkan pelayanan namun juga mementingkan
kepuasan pelanggan. Permasalaham ini membuat organisasi publik dituntut
untuk berubah agar tidak tertinggal dari sektor swasta. Pelayanan prima
menjadi salah satu cara untuk meningkatkan pelayanan kepada mayarakat.
Menurut Sutopo, dkk (2006:10) pelayanan prima merupakan terjemahan dari
istilah “Excellent Service” yang secara harfiah berarti pelayanan yang sangat
baik dan atau pelayanan yang terbaik. Terlihat sangat baik atau terbaik, karena
sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki oleh instansi yang
memberikan pelayanan.
Inovasi layanan sektor publik sedang ramai diperbincangkan dikalangan
pemerintah, BUMN, BUMD dan organisasi lainnya. Inovasi di sektor publik
pada saat ini menjadi sebuah keharusan untuk membuat ketersediaan layanan
yang semakin mudah, murah, terjangkau, dan merata. Setelah adanya otonomi
daerah di Indonesia, perubahan sistem pemerintahan ini juga diiringi dengan
tuntutan perubahan kualitas pelayanan yang diharapkan masyarakat.
Penyediaan pelayanan publik yang berkualitas merupakan kewajiban yang
harus dilakukan oleh setiap penyelenggara negara. Konsepsi otonomi daerah
sebagaimana diatur dalam UU no. 32 Tahun 2004 telah memberikan
kewenangan dan keleluasan pemerintah daerah untuk dapat menyelenggarakan
pelayanan publik yang berkualitas. Seiring dengan lahirnya otonomi daerah
tersebut diharapkan setiap daerah berani mengambil inisiatif, mampu membuat
terobosan baru atau melakukan inovasi untuk memajukan daerahnya
(Ratminto, 2010:188). Inovasi yang dilakukan bisa dalam bentuk penetapan
4
dan penerapan program yang merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah yang
mendorong terwujudnya kepuasan masyarakat.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek merupakan salah satu
pemberi pelayanan publik di bidang kesehatan yang berada di Provinsi
Lampung. Rumah sakit Abdul Moeloek merupakan instansi yang dikelola
langsung oleh pemerintah Provinsi Lampung dan merupakan rumah sakit
bertype B. Sebagai salah satu instansi pemerintah yang menjalankan dan
bertanggung jawab atas terselenggaranya pelayanan publik yang prima RSUD
Abdul Moeloek perlu memberikan beberapa pelayanan yang dibutuhkan
masyarakat agar terciptanya pelayanan yang prima. Menurut Gonross dalam
Sutopo, dkk (2006:14) pelayanan dapat dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Core service: Core service adalah pelayanan yang ditawarkan kepada
pelanggan, yang merupakan produk utamanya.
b. Facilitating service: Facilitating service adalah fasilitas pelayanan
tambahan kepada pelanggan, Facilitating service ini merupakan pelayanan
tambahan tetapi sifatnya wajib.
c. Supporting service: Seperti pada facilitating service, supporting service
merupakan pelayanan tambahan (pendukung) untuk meningkatkan nilai
pelayanan atau untuk membedakan dengan pelayanan-pelayanan dari pihak
“pesaingnya”.
Core Service di RSUD Abdul Moeloek adalah pemberian pelayanan kesehatan.
Seperti halnya rumah sakit lain fokus pelayanan rumah sakit adalah pelayanan
kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan ranah yang tidak terlepas dari
pengaruh globalisasi yang sedang trend pada saat ini. Globalisasi telah
5
mengubah cara hidup orang banyak, menentukan suka, duka, selera, dan
pilihan-pilihan orang dimanapun, akan terjadi persaingan yang bebas, tidak
mengenal belas kasihan, dan persaingan yang kejam yang akan melibas dan
dan meninggalkan yang lemah apabila tidak siap menghadapinya. Hal ini
membuat banyak organisasi termasuk pelayanan kesehatan untuk melakukan
inovasi dalam memberikan pelayanannya. Pelayananan yang inovatif dan
menguntungkan masyarakat sebagai pengguna jasa akan lebih diminati
masyarakat. Reservasi Online Support System (ROSS) merupakan sala satu
pelayanan inovatif yang dilakukan khususnya bagi pasien rawat jalan di RSUD
Abdul Moeloek. Berikut ini merupakan data pasien rawat jalan di RSUD Abdul
Moeloek:
Tabel 1. Data Pasien Klinik Rawat Jalan RSUD Abdul Moeloek
NO Klinik 2013 2014 2015
1 Gawat Darurat 34.758 36.689 39.689
2 Rehab Medik 29.831 30.067 31.038
3 Peenyakit Dalam 24.997 25.679 25.190
4 Mata 23.498 25.292 27.642
5 Kardiologi 20.891 23.223 24.667
6 Paru – Paru 9.565 9.567 10.472
7 THT 7.319 7.699 9.381
8 Syaraf 9.753 9.963 10.783
9 Anak 8.567 8.962 9.345
10 Kulit Kelamin 7.810 8.092 8.196
11 Gigi dan Mata 7.444 6.931 7.345
12 Umum 18.902 18.852 19.237
13 Onkologi 8.234 8.018 8.337
14 Obgyn 5.341 5.541 5.883
15 Bedah 4.765 4.912 5.076
16 Bedah Ortopedi 4.225 4.517 4.314
17 Urologi 3.196 3.328 3.526
18 Bedah Syaraf 1.534 1.745 1.665
Total 230.630 239.077 251.786
Sumber: (RSUD Abdul Moeloek, 2016)
6
Data tabel 1 menunjukan jumlah pasien di Klinik Rawat Jalan RSUD Abdul
Moeloek, terdapat peningkatan jumlah pasien di setiap tahunnya. Rumah Sakit
Umum Daerah Abdul Moeloek merupakan salah satu instansi pemerintah
daerah yang memberikan pelayanan di bidang kesehatan, akan tetapi sebelum
memberikan pelayanan kesehatan terlebih dahulu memberikan pelayanan
tambahan yang bersifat wajib yaitu pendaftaran. Proses pendaftaran merupakan
salah satu contoh facilitataing service yang sering di temukan saat menerima
layanan baik pelayanan di sektor publik maupun swasta selain itu pendaftaran
merupakan hal administrasi mendasar dalam penerimaan dan pemberian
layanan. Namun proses pendaftaran yang terkadang rumit dan tidak efektif
membuat lamanya proses penerimaan dan pemberian layanan.
Layanan pendaftaran di RSUD Abdul Moeloek seringkali terhambat akibat
banyaknya jumlah pasien yang akan menerima pelayanan kesehatan, hal ini
membuat kepastian mendapat pelayanan menjadi berkurang sehingga perlu
adanya perubahan pada layanan pendaftaran. Rumah Sakit Umum Daerah
Abdul Moeloek memberikan inovasi pada layanan fasilitas tambahan atau
Facilitating Service yaitu sebuah kemudahan dalam proses pendaftaran berupa
Reservasi Online Support System. Inovasi Facilitating service yang dilakukan
oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek dalam rangka
peningkatan pelayanan di bidang kesehatan adalah program Reservasi Online
Support system (ROSS).
Sistem ini membuat pendaftaran pasien bisa dilakukan kapan saja dan dimana
saja. Reservasi Online Support system (ROSS) mulai di berlakukan pada 25
Juni 2018. Sistem ini di yakinkan merupakan sistem pertama yang di lakukan
7
di seluruh rumah sakit di Indonesia. Program ini merupakan sebuah bentuk
kemajuan dari Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
(lampung.tribunnews.com, 25 September 2018, Pertama di Indonesia, RSUD
Abdul Moeloek Terapkan BPJS Reservasi Online).
Reservasi Online Support system (ROSS) merupakan terobosan RSUD Abdul
Moeloek yang menerapkan pendaftaran online pada pasien yang merupakan
sistem pendaftaran online pertama di Indonesia. Sistem ini berupa
penyederhanaan proses pendaftaran pasien dimana pendaftaran pasien dapat
dilakukan dimana saja. Program ini diperuntukan baik bagi pasien umum
maupun Badan Penyelenggaraan Jaminan Nasional (BPJS) dan berlaku untuk
pasien rawat jalan. Reservasi dapat dilakukan oleh pasien satu sampai tiga hari
dari rencana pasien akan melakukan kunjungan. ROSS dilaksanakan dengan
pasien melakukan reservasi online melalui website https://rsudam.
lampungprov. go.id tiga hingga satu hari sebelum berkunjung, setelah itu
pasien akan mendapatkan nomor reservasi, setelah itu pada hari berkunjung
pukul 07.30-08.30 pasien melaporkan ke loket reservasi online.
Reservasi Online Support system (ROSS) digagas untuk percepatan dan
peningkatan mutu pelayanan pendaftaran pasien. Sistem ini bermanfaat untuk
menjamin kepastian pasien mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis
keahlian yang diperlukan penanganan lebih lanjut dari pasien tersebut sehingga
menjadi bagian penting untuk mencapai RSUD Abdul Moeloek sahabat
masyarakat menuju Lampung sehat (Tribun Lampung, 2018)
8
Berikut ini merupakan tabel jumlah pasien rawat jalan di RSUD Abdul
Moeloek yang telah menggunakan Reservasi Online Support system (ROSS):
Tabel 2. Data Pasien yang Menggunakan Reservasi Online Support System
(ROSS)
NO Bulan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)
Umum Batal Jumlah
1 Juli 5 8 2 15
2 Agustus 2 1 0 3
3 September 1 1 0 2
4 Oktober 1 1 0 2
5 November 1 1 0 2
6 Desember 3 1 0 4
7 Januari 0 0 0 0
8 Februari 1 0 2 3
9 Maret 2 0 2 4
10 April 1 2 0 3
Sumber: Laporan Pasien Reservasi, Tahun 201-2019
Data tabel 2 menunjukan bahwa dalam kurun waktu empat bulan pengguna
ROSS di RSUD Abdul Moeloek menunjukan angka penurunan. Sesuai dengan
tujuan awal bahwa inovasi Reservasi Online Support system (ROSS) digagas
untuk mempermudah sekaligus menjamin kepastian pasien untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan di RSUD Abdul Moeloek. Penerapan inovasi ini justru
kurang mendapatkan peminat, hal ini dapat terlihat dari penuruan jumlah
pasien yang menggunakan fasilitas Reservasi Online Support system (ROSS).
Melihat permasalahan diatas penulis melakukan penelitian terhadap Reservasi
Online Support system (ROSS) yang digagas untuk percepatan dan
peningkatan mutu pelayanan pendaftaran pasien belum terlalu maksimal di
lakukan. Hasil wawancara beberapa pasien yang belum menggunakan fasilitas
Reservasi Online Support System didapatkan bahwa kurangnya sosialisasi
tentang sistem ini masih sangat kurang. Melihat uraian diatas inovasi yang
9
seharusnya mempunyai sifat kebaruan dan menggantikan suatu sistem yang
sudah tidak efektif belum terlalu maksimal di lakukan.
Inovasi yang pada dasarnya mempunyai suatu sifat kebaruan untuk
menggantikan sistem sebelumnya yang sudah tidak efektif dalam
menyelesaikan suatu masalah. Teori atribusi yang terbagi dari: Relative
Advantege (Keuntungan Relatif), Compatibility (Kesesuain), Complexity
(Kerumitan), Triability (Kemungkinan Dicoba), dan Observability
(Kemungkinana Diamati) dapat digunakan untuk melihat seberapa tepatnya
sebuah inovasi untuk di lakukan oleh sebuah instansi. Berdasarkan teori
atribusi inovasi akan terlihat akan tepat atau tidak di terapkan di sebuah
instansi. Teori ini juga menguji kesiapan penerapan inovasi program
pendaftaran, karena jika ditinjau kembali penerapan atau pengimplementasian
program ini belum maksimal terutama dari sisi sosialisasi dapat terlihat dari
sedikitnya pasien yang menggunakan fasilitas reservasi online ini.
Melihat permasalahan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini
dengan judul penelitian “Inovasi Facilitataing Service di Rumah Sakit
Umum Daerah Abdul Moeloek (Studi tentang Reservasi Online Support
System).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dikaji
oleh penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah kelayakan inovasi facilitating service di Rumah Sakit
Umum Daerah Abdul Moelok?
10
2. Apa saja faktor penghambat dan pendukung optimalisasi inovasi
facilitating service di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moelok?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk memperoleh deskripsi tentang kelayakan inovasi facilitating service
di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moelok.
2. Teridentifikasinya faktor-faktor penghambat dan pendukung optimalisasi
inovasi facilitating service di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moelok.
D. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat diantaranya :
1. Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan terutama dalam pembahasan mengenai inovasi pelayanan
publik, serta dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti dan
pihak lain yang tertarik dengan penelitian ini.
2. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi bahan masukan atau referensi
bagi pelaksana inovasi pelayanan publik agar dapat meningkatkan kualitas
pelayanan publik.
II. TINJAUAN TEORI
A. Penelitiaan Terdahulu
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan dalam melakukan penelitian
sehingga dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian
yang dilakukan. Selain itu, dengan adanya penelitian terdahulu diharapkan
dapat terlihat perbedaan antara penelitian yang telah dilakukan dan penelitian
yang akan dilakukan. Dari penelitian terdahulu, tidak ditemukan penelitian
dengan judul yang sama dengan penelitian yang akan dilakukan, namun
tedapat penelitian yang diangkat sebagai refrensi untuk memperkaya bahan
kajia. Berikut ini merupakan penelitian terdahulu terkait dengan penelitian
yang akan dilakukan:
Tabel 3. Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan
Fauzi
Ahmad
Abdilah
(2016)
Inovasi
Pelayanan
Paspor di
Kantor
Imigrasi
Kelas I
Makassar
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa secara
umum penerapan program
inovatif pelayanan paspor di
kantor imigrasi sudah berjalan
dengan baik, dapat dilihat
pelayanan yang berdasarkan
SOP serta dampak yang positif
dirasakan oleh masyarakat dan
lembaga, selain itu kemitraan
yang melibatkan semua unsur
Good Governance serta
dukungan dari beberapa sektor
sudah terpenuhi. Namun,
Penelitian yang
dilakukan Fauzi
Lebih menekankan
kepada kemitraan
dalam inovasi,
sedangkan
penelitian yang akan
dilakukan
menekankan kepada
efektivitas dan
keperluan inovasi
yang dilakukan
12
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan
diantara
keberhasilan tersebut,
pelayanan paspor online
berjalan kurang baik
dikarenakan mind-set calon
pemohon menganggap bahwa
permintaan secara offline
terbilang lebih efektif dan
efisien.
Diah Nur
Fitriana
(2014)
Inovasi
Pelayanan
Publik
BUMN (Studi
Deskriptif
tentang
Inovasi
Boarding Pass
System dalam
Meningkatkan
Kualitas
Pelayanan
Kereta Api PT
KAI di
Stasiun
Gubeng
Surabaya)
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa secara
umum penerapan inovasi ini
dapat meningkatkan kualitas
pelayanan. Inovasi ini berhasil
memberikan pelayanan yang
sesuai dan diharpakan oleh
masyarakat. Hal ini dapat
dilihat dari infrastruktur
penunjang inovasi yang ada
seperti scanner barcode.
Selain itu kecakapan petugas
dalam memberilkan layanan
mempermudah inovasi yang
dilakuakan. Namun masalah
muncul dikarenakan seringnya
kereta api terlambat.
Penelitian yang
dilakuakan Diah
Nur Fitriana melihat
keberhasialan
inovasi lewat
implementasi
inovasi yang
dilakukan,
sedangkan
penelitian yang akan
dilakukan
menekankan kepada
efektivitas dan
keperluan inovasi
yang dilakukan
Simon
Sumanjoyo
Hutagalung
dan Irlan
Ruari
(2017)
Analisis
Inovasi
Pelayanan
Publik (Study
Implementasi
Program
Rumah
Sakit Keliling
Provinsi
Lampung
Pada Daerah
Operasional
Kabupaten
Pesisir Barat)
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dalam
pengimplementasiannya
program rumah sakit keliling
Dinas Kesehatan Provinsi
Lampung dinilai belum
berjalan sepenuhnya dengan
baik karena masih terdapat
beberapa dimensi yang belum
berjalan maksimal serta masih
ditemukan faktor-faktor yang
menjadi penghambat jalannya
implementasi program
tersebut.
Penelitian yang
dilakukan Simon
Sumanjoyo
Hutagalung dan
Irlan Ruari lebih
melihat kepada
pengimplementasian
inovasi yang
dilakukan
sedangkan
penelitian yang akan
dilakukan
menekankan kepada
efektivitas dan
keperluan inovasi
yang dilakukan
Sumber: Diolah oleh peneliti, 2019
13
Melihat tabel 3 dapat dilihat bahwa dari kedua penelitian yang telah dilakukan
memiliki beberapa perbedaan dibandingkan dengan penelitian yang akan
dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Fauzi Ahmad Abdilah (2016)
memfokuskan penelitian terhadap kemitraan yang terjalin dalam inovasi yang
diteliti. Penelitian yang dilakukan Diah Nur Fitriana (2014) memfokuskan
penelitan pada keberhasilan inovasi lewat implementasi yang telah dilakukan
pada inovasi yang diteliti. Penelitian yang dilakukan Simon Sumanjoyo
Hutagalung dan Irlan Ruari (2017) lebih melihat kepada pengimplementasian
inovasi yang dilakukan. Penelitian yang dilakukan lebih menekankan kepada
efektivitas dan keperluan inovasi yang dilakukan. Selain itu perbedaan yang
mendasar yang terlihat adalah lokus penelitian yang dilakukan.
Inovasi merupakan hal yang penting dalam kemajuan sebuah organisasi atau
instansi publik agar tidak tersaingi oleh organisasi swasta. Seiring dengan
pergeseran paradigma administrasi publik memaksa organisasi ikut berubah.
Inovasi mulai dikenal dan diterapkan ketika perkembangan paradigma New
Public Management (NPM). Pada masa NPM organisasi publik mulai
diarahkan untuk melakukan kegiatan sektor bisnis, dimana sebuah kebaruan
(inovasi) sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan agar
pelayanan organisasi publik tidak ditinggalkan oleh masyarakat.
Inovasi yang akan diteliti tentang program Reservasi Online Support System
(ROSS) berawal dari keluhan masyarakat tentang kepastian mendapatkan
layanan dan direspon dengan RSUD Abdul Moeloek dengan sebuah program
pendaftaran ROSS yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
14
Melihat penjelasan diatas inovasi yang dilakukan berlatar belakang dari
partisipasi masyarakat untuk kemajuan layanan kesehatan. Terlihat bahwa
inovasi ini berlatar belakang dari paradigma New Public Management (NPM)
New Public Service (NPS) dimana hal ini terlihat dari partisipasi masyarakat
melalui keluhan dan saran terhadap penyedia layanan.
B. Tinjauan Paradigma Administrasi Publik
Padangan tentang paradigma ilmu pengetahuan nampak akan selalu berubah
antar waktu. Suatu kelahiran paradigma yang baru tidak akan pernah terlepas
dari paradigma sebelumnya. Atau mungkin paradigma yang muncul setelah
paradigma sebelumnya sebagai paradigma yang selalu berusaha untuk
memperbaiki kekurangan-kekurang yang ada pada paradigma sebelumnya.
Pergeseran paradigma akan selalu muncul untuk mendapatkan realitas yang
sebenarnya sesuai dengan masa atau waktu yang selalu berganti sesuai dengan
jaman dan peradaban yang ada di muka bumi ini (Diamastuti 2015:63).
Administrasi publik merupakan ilmu pengetahuan yang dinamis dan telah
mengalami perubahan dan pembaharuan dari waktu ke waktu sesuai dengan
tantangan yang dihadapi. Paradigma yang muncul merupakan sudut pandang
ahli tentang perananan dan tantangan administrasi publik dalam menjawab
masalah yang muncul. Selalu muncul perdebatan dalam sebuah paradigma
akan tetapi secara umum ada tiga perkembangan paradigma administrasi
publik, yaitu: Old Public Administration,New Public Management, New Public
Service (Kurniawan 2007:52).
15
1. New Public Management (NPM)
Kritik mengenai teori-teori Old Public Administation menyebabkan adanya
pembaharuan dalam penyelenggaraan administrasi publik sehingga
menyebabkan adanya perubahan dalam penyelenggaraan administrasi
publik yang kemudian memunculkan konsep baru dikenal dengan New
Public Management. Konsep ini pada awalnya ingin mengemukakan
pandangan baru yang bisa mencerahkan konsep ilmu administrasi. Khusus
konsep New Public Management biasanya diperlakukan untuk kegiatan
bisnis dan sektor privat. Inti dari konsep ini adalah untuk mentrasformasikan
kinerja yang selama ini dipergunakan dalam sektor privat dan bisnis ke
sektor publik. Slogan terkenal yang digunakan adalah mengatur dan
mengendalikan pemerintahan tidak jauh bedanya mengatur dan
mengendalikan bisnis – run government like business. Lebih lanjut konsep
ini meninjau kembali peran administrator publik, peran dan sifat dari profesi
administrasi (Thoha, 2017:71).
Tema pokok NPM adalah menggunakan mekanisme pasar sebagai
terminologi sektor publik dengan cara para pimpinan dituntut untuk;
berinovasi untuk memperoleh hasil yang maksimal atau melakukan
privatisasi terhadap fungsi pemerintah; pemimpin melakukan streering,
membatasi terhadap pekerjaan atau fungsi mengendalikan, gaya pimpinan
yang memberikan arah yang strategis; menitik beratkan pada mekanisme
pasar dalam mengarahkan program publik; menghilangkan monopili
pelayanan publik yang tidak efisien yang dilakukan oleh instansi dan
pejabat pemerintah; dalam birokrasi publik diupayakan agar para pimpinan
16
birokrasi meningkatkan produktivitas dan menentukan alternatif cara
pelayanan publik berdasarkan perspektif ekonomi; pimpinan didorong untuk
memperbaiki dan mewujudkan akuntabilitas publik kepada pelanggan,
meningkatkan kinerja, melakukan restrukturisasi lembaga birokrasi publik,
merusmuskan kembali misi organisasi, melakukan streamlining pada proses
dan prosedur birokrasi dan melakukan desentralisasi proses pengambilan
kebijakan. Hal Ini dimaksudkan untuk melakukan kompetisi dalam unit
kerja pemerintahan baik secara internal maupun lintas sektor organisasi
(Thoha, 2017:74).
Melihat uraian diatas dapat disimpulkan bahwa paradigma ini memandang
bahwa pemerintahan harus dijalankan seperti mengandalikan bisnis. Maka
dapat diartikan bahwa paradigma NPM mendukung organisasi publik untuk
melakukan inovasi karena dalam bisnis (sektor swasta) sebuah kebaruan
merupakan sebuah keharusan dan sebuah ciri khas yang membedakan
dengan organisasi lain.
2. New Public Service (NPS)
Secara umum alur pikir NPS menentang paradigma-paradigma sebelumnya
(OPA dan NPM). Dasar teoritis paradigma NPS ini dikembangkan dari teori
tentang demokrasi, dengan lebih menghargai perbedaan, partisipasi dan hak
asasi warga negara. Konsep NPS melihat kepentingan publik merupakan
hasil dialog berbagai nilai yang ada di tengah masyarakat. Inovasi berawal
dari pandangan konsep NPS dimana inovasi tercipta atas hasil dialog antara
pemberi layanan dan penerima layanan (Purwanto 2005:187). Kasus yang
17
akan di teliti pemberi layanan (RSUD Abdul Moeloek) mendapatkan
beberapa keluhan atas sering terjadinya ketidak pastian mendapatkan
layanan oleh penerima layanan (Pasien), sehingga RSUD Abdul Moeloek
mengeluarkan sebuah inovasi yaitu Reservasi Onlien Support System
(ROSS).
Nilai-nilai seperti keadilan, transparansi dan akuntabilitas merupakan nilai-
nilai yang dijunjung tinggi dalam pelayanan publik. Paradigma NPS
berpandangan bahwa responsivitas (tanggung jawab) birokrasi lebih
diarahkan kepada warga negara (citizen) bukan clients, konstituen
(constituent) dan bukan pula pelanggan (customer). Pemerintah dituntut
untuk memandang masyarakatnya sebagai warga negara yang membayar
pajak. Pandangan New Public Service, administrator publik wajib
melibatkan masyarakat (sejak proses perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi) dalam pemerintahan dan tugas-tugas pelayanan umum lainnya.
Tujuannya adalah untuk menciptakan pemerintahan yang lebih baik, sesuai
dengan nilai-nilai dasar demokrasi, serta mencegah potensi terjadinya
korupsi birokrasi (Purwanto 2005:187).
Tujuh prinsip NPS (Denhardt & Denhardt 2003:26) yang berbeda dari NPM
dan OPA yaitu : Pertama, Peran utama dari pelayanan publik adalah
membantu masyarakat mengartikulasikan dan memenuhi kepentingan yang
telah disepakati bersama, dari pada mencoba mengontrol atau
mengendalikan masyakat kearah yang baru. Kedua, administrasi publik
harus menciptakan gagasan kolektif yang disetujui bersama tentang apa
18
yang disebut sebagai kepentingan publik. Ketiga, kebijakan dan program
yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan publik dapat dicapai secara
efektif dan responsif melalui upaya-upaya kolektif dalam proses kolaboratif.
Keempat, kepentingan publik lebih merupakan hasil suatu dialog tentang
nilai-nilai yang disetujui bersama dari pada agregasi kepentingan pribadi
para individu. Kelima, para pelayan publik harus memberi perhatian tidak
semata pada pasar, tetapi juga aspek hukum dan peraturan perundang-
undangan, nilai-nilai masyarakat, norma-norma politik, standard
professional dan kepentingan warga masyarakat. Keenam, organisasi publik
dan jaringan-jaringan yang terlibat akan lebih sukses dalam jangka panjang
kalau mereka beroperasi melalui proses kolaborasi dan melalui
kepemimpinan yang menghargai semua orang, dan Ketujuh kepentingan
publik lebih dikembangkan oleh pelayan-pelayan publik dan warga
masyarakat, dari pada oleh manager wirausaha yang bertindak seakan-akan
uang milik mereka.
Melihat uraian diatas dapat terlihat bahwaa NPS menekankan kepada
pentingnya partisipasi masyarakat dalam administrasi publik. Inovasi yang
akan diteliti berlatar belakang atas terjadinya partisipasi masyarakat dalam
peningkatan mutu pelayanan yang disampaikan melalui keluhan dan saran.
Sehingga muncul inovasi untuk menjawab keluhan dan saran yang diberikan
masyarakat terhadap RSUD Abdul Moeloek.
19
C. Tinjauan Inovasi
1. Defenisi Inovasi
Secara umum inovasi sering kali diterjemahkan sebagai penemuan baru,
namun sebenarnya aspek “kebaruan” dalam inovasi sangat ditekankan untuk
inovasi sektor swasta. Inovasi pada sektor publik lebih ditekankan pada
aspek “perbaikan” yang dihasilkan dari kegiatan inovasi tersebut, yaitu
pemerintah mampu memberikan pelayanan publik secara lebih efektif,
efesien dan berkualita, murah dan terjangkaus. Terminologi umum, inovasi
adalah satu ide kreatif dimana diimplementasikan untuk menyelesaikan
tekanan dari suatu masalah (United Nation, 2007 dalam Sangkala 2014 :26).
Berikut beberapa pengertian inovasi menurut para ahli:
Menurut Oslo dalam Sari (2014 : 219), inovasi memiliki aspek yang luas
karena dapat berupa barang, jasa, proses dan metode yang baru atau telah
mengalami perubahan yang menjadi jalan keluar dari permasalahan yang
dihadapi organisasi publik. Sedangkan menurut Pugh dalam Rahayu (2015 :
84), inovasi adalah sebuah pengenalan atas fitur baru dalam organisasi.
Inovasi dicerminkan oleh produk-produk dan proses produksi baru,
kemajuan dalam teknologi komunikasi, organisasi dan layanan baru disektor
publik dan sektor non-profit.
Menurut Daft dalam Rahayu (2015 : 84), inovasi organisasi berkaitan
dengan adopsi sebuah idea atau perilaku yang sifatnya baru bagi organisasi
yang mengadopsinya. Secara lebih khusus, inovasi didefenisikan sebagai
sebuah awal penggunaan ide oleh sebuah organisasi dengan tujuan yang
20
sama. Pengertian tersebut dapat dipahami bahwa inovasi memiliki nilai
tambah karena keterbaruan yang dibawa ke dalam organisasi.
Defenisi para tokoh tersebut, penulis menyimpulkan bahwa Inovasi erat
kaitannya dengan sebuah ide atau gagasan baru yang di kembangkan dalam
sebuah organisasi. Pengertian diatas dapat dipahami bahwwa inovasi
memiliki nilai tambah karena keterbaruan yang dibawa ke dalam sebuah
organisasi.
2. Tingkatan Inovasi
Shapiro (2002) (dalam Rahayu, 2015 : 95) secara tegas menyatakan bahwa
inovasi merupakan suatu kapabilitas (capability). Bagi organisasi yang
inovatif, seluruh aspek dari suatu kapabilitas harus dipertimbangkan.
Inovasi sebagai suatu kapabilitas dapat dilihat dalam tingkatan
pengembangan inovasi dalam dimensi penambahan nilai atau vale added,
dan kondisi kecanggihan atau sophistication. Tingkatan pertama, inovasi
sebagai event, pada tingkatan kedua sebagai process, dan tingkatan ketiga,
inovasi sebagai capability. Berikut ini ilustrasinya:
21
Gambar 1. Tingkat-Tingkat Inovasi
Sumber: (Shapiro , 2002) dalam Rahayu, 2015 : 95
Tingkat pertama, kebanyakan orang melihat inovasi hanya sebagai ‘event’
atau kejadian semata, memang demikian pada awalnya. Inovasi dalam
tingkatan sebagai event, pada awalnya memang baru berupa brainstorming
dan kontes memamerkan ide-ide baru. Ide-ide baru tersebut dapat diterima
oleh organisasi maka di sana ada nilai tambah bagi organisasi. Syarat pada
tahapan ini adalah perlunya prakondisi yang mendukung, dan
kepemimpinan yang terbuka. Tingkatan yang lebih tinggi, inovasi tidak
hanya sekedar ide-ide baru, namun juga menjadi bagian dari suatu proses
produksi, di mana organisasi memasukkan inovasi ke dalam perencanaan,
dan struktur dari pemecahan masalah, mewujudkannya, dan
mengembangkannya serta mengevaluasi implementasi dari ide-ide baru
tersebut. Prakondisi pertama selanjutnya dikembangkan menjadi sebuah
peluang baru lengkap dengan dukungan infrastruktur dan sumberdaya yang
diperlukan. Tingkatan selanjutnya inovasi akan sebagai capability manakala
inovasi tidak hanya untuk memecahkan masalah semata, melainkan
22
merepresentasikan organisasi itu sendiri dan apa yang mereka lakukan
sepenuhnya sangat inovatif.
Inovasi yang merupakan salah satu perubahan yang dilakuakan sebuah
organisasi memiliki beberapa model dalam melakukan perubahannya,
diantaranya adalah model perubahan yang dikembangakan oleh Kurt Lewin.
Kurt Lewin menggambarkan ada Tiga tahap model perubahan terencana
yang menjelaskan bagaimana mengambil inisiatif, mengelolah dan
menstabilisasi proses perubahan. Ketiga tahapan tersebut oleh Robbins
(2001 : 551) dalam Wibowo (2005 : 199) dinyatakan dalam unfreezing,
movement, dan refreezing yang menjelaskan bagaimana cara mengabil
inisiatif, mengelolah dan menstabilisasi proses perubahan. Tiga tahapan
model perubahan itu adalah :
a. Unfreezing
Unfreezing atau pencarian merupakan tahapan yang memfokus pada
penciptaan motivasi untuk berubah. Individu didorong untuk
mengganti prilaku dan sikap yang lama degan yang diinginkan
manajemen. Unfreezing merupakan usaha organisasi untuk mengatasi
resistensi individual dan kesesuaian kelompok. Proses pencarian
tersebut merupakan adu kekuatan antara faktor pendorong dan faktor
penghambat bagi perubahan dari status quo. Untuk dapat menerima
adanya suatu perubahan, diperlukan adanya kesiapan readiness
individu. pencarian ini dimaksudkan agar seseorang tidak terbelenggu
oleh keinginan mempertahankan diri dari status quo, dan bersedia
membuka diri.
23
b. Movement atau Changing
Changing merupakan tahapan pembelajaran dimana pekerja diberi
informasi baru, model prilaku baru, atau cara baru dalam melihat
sesuatu. Maksudnya adalah membantu pekerja belajar konsep atau
titik pandang baru. Para pakar merekomendasikan bahwa yang terbaik
adalah untuk menyampaikan gagasan kepada para pekerja bahwa
perubahan adalah suatu proses pembelajaran berkelanjutan dan
bukannya kejadian sesaat. Dengan demikian, perlu dibangun
kesadaran bahwa pada dasarnya kehidupan adalah suatu proses terus
menerus.
c. Refreezing
Refreezing adalah pembekuan kembali merupakan tahapan dimana
perubahan yang terjadi distabilisasi dengan membantu pekerja
mengintegrasikan perilaku dan sikap yang telah berubah kedalam cara
yang normal untuk melakukan sesuatu. Hal ini dilakukan dengan
memberi pekerja kesempatan untuk menunjukan prilaku dan sikap
yang baru. Sikap dan prilaku yang sudah mapan kembali tersebut
perlu dibekukan, sehingga menjadi norma-norma baru yang diakui
kebenarannya. Dengan terbentuknya prilaku dan sikap yang baru,
perlu diperhatikan apakah masih sesuai dengan perkembangan
lingkungan yang terus berlangsung. Apabila ternyata diperlukan
perubahan kembali, makan proses Unfreezing akan dimulai kembali.
24
3. Kriteria Inovasi
Merujuk kepada sejumlah pemahaman mengenai inovasi, dapat disimpulkan
bahwa sebuah program yang inovatif bisaanya akan menjadi best practices.
Sidang umum PBB, telah merekomendasikan bahwa Best practices
digunakan oleh United Nation (UN) sebagai alat untuk meningkatkan
kualitas kebijakan publik yang didasarkan atas apa yang terjadi di lapangan.
Adapun kriteria best practices menurut UN (Sangkala, 2014 : 8) terdiri atas:
a. Dampak (Impact), sebuah best practice harus menunjukkan sebuah
dampak positif dan dapat dilihat (tangible) dalam meningkatkan kondisi
kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan tidak
beruntung.
b. Kemitraan (partnership), sebuah best practice harus didasarkan pada
sebuah kemitraan antara aktor-aktor yang terlibat, setidaknya melibatkan
dua pihak.
c. Keberlanjutan (sustainability), sebuah best practice harus membawa
perubahan dasar dalam wilayah permasalahan berikut :
1) Legislasi, kerangka peraturan oleh hukum atau standar formal yang
menghargai isu-isu dan masalah yang dihadapi;
2) Kebijakan sosial dan atau strategi sektoral di daerah yang memiliki
potensi bagi adanya replikasi dimanapun;
3) Kerangka Institusional dan proses pembuatan kebijakan yang
memiliki kejelasan peran kebijakan dan tanggung jawab beragam
tingkatan dan kelompok aktor seperti pemerintah pusat dan daerah,
LSM, dan organisasi masyarakat.
25
4) Efisien, transparan dan sistem manajemen yang akuntabel dapat
membuat lebih efektif penggunaan sumber daya manusia, teknik dan
keuangan.
d. Kepemimpinan dan pemberdayaan masyarakat (leadership dan
community empowerment) yakni :
1) Kepemimpinan yang menginspirasikan bagi adanya tindakan dan
perubahan termasuk di dalamnya perubahan dalam kebijakan publik;
2) Pemberdayaan masyarakat, rukun tetangga dan komunitas lainnya
serta penyatuan terhadap kontribusi yang dilakukan oleh masyarakat
tersebut.
3) Penerimaan dan bertanggungjawab terhadap perbedaan sosial dan
budaya.
4) Kemungkinan bagi adanya transfer (transferability) pengembangan
lebih lanjut dan replikasi.
5) Tepat bagi kondisi lokal dan tingkatan pembangunan yang ada.
e. Kesetaraan Gender dan pengecualian sosial (gender equality dan social
inclusion) yakni inisiatif haruslah dapat diterima dan merupakan respon
terhadap perbedaan sosial dan budaya; mempromosikan kesetaraan dan
keadilan sosial atas dasar pendapatan, jenis kelamin, usia dan kondisi
fisik/mental serta mengakui dan memberikan nilai terhadap kemampuan
yang berbeda.
f. Inovasi dalam konteks lokal dan dapat ditransfer (innovation within local
content dan transferability).
26
4. Tipologi Inovasi
Menurut Mulgan & Albury (dalam Muluk 2008: 44-45) inovasi pelayanan
publik dikatakan berhasil jika merupakan hasil kreasi dan implementasi
dari:
1. Inovasi Produk Layanan
2. Inovasi Proses Layanan
3. Inovasi Metode Layanan
4. Inovasi Kebijakan
5. Inovasi Sistem
Pertama, inovasi produk atau layanan adalah perubahan bentuk dan desain
produk atau layanan. Kedua, inovasi proses adalah pembaharuan kualitas
yang berkelanjutan dan mengacu pada kombinasi perubahan organisasi,
prosedur, dan kebijakan yang dibutuhkan untuk berinovasi. Ketiga, inovasi
metode pelayanan adalah perubahan baru dalam hal berinteraksi dengan
pengguna layanan atau cara baru dalam hal berinteraksi dengan pengguna
layanan atau cara baru dalam memberikan pelayanan. Keempat, inovasi
dalam strategi atau kebijakan adalah perubahan visi, misi, tujuan dan
strategi baru beserta alasannya yang berangkat dari realitas yang ada.
Kelima, inovasi sistem adalah interaksi sistem yang mencakup cara baru
atau yang diperbarui dalam berinteraksi dengan aktor-aktor lain atau dengan
kata lain adanya perubahan dalam tata kelola pemerintahan. Lebih jelasnya,
tipologi inovasi sektor publik dapat dilihat pada gambar berikut ini.
27
Gambar 2. Tipologi Inovasi
Sumber: ( Muluk, 2008:45)
5. Faktor Pendorong dan Penghambat Inovasi
Menurut Rothwell (dalam Sari 2014:222) faktor keberhasilan inovasi
pelayanan publik adalah sebagai berikut:
a. Koordinasi dalam melaksanakan inovasi pelayanan publik
b. Kemampuan organisasi publik dalam menarik dan mempertahankan
komitmen
c. Kesiapan teknologi dan komunikasi internal dan eksternal
d. Membangun hubungan denagn pelanggan secara efisien
Sedangkan menurut Publin dan Interact (dalam Sari 2014:223) faktor
penghambat inovasi pelayanan publik adalah sebagai berikut;
a. Ketidaksiapan organisasi publik secara finansial
b. Kekurangan sumber daya manusia
Inovasi
Produk
Inovasi Sektor
Publik
Inovasi
Proses
Inovasi
Kebijakan
Inovasi
Metode
Inovasi
Sistem
28
c. Penolakan masyarakat terhadap inovasi
d. Hambatan teknlogi dan komunikasi
6. Atribut Inovasi
Menurut Suwarno (2008:16-18) mengatakan bahwa inovasi mempunyai satu
sifat mendasar yaitu sifat kebaruan. Sifat kebaruan ini merupakan ciri-ciri
dasar inovasi dalam menggantikan pengetahuan, cara, objek, teknologi atau
penemuan yang lama, yang sudah tidak efektif dalam menyelesaikan suatu
masalah atau menjawab suatu kebutuhan tertentu. Walaupun tidak ada satu
kepahaman definisi mengenai inovasi, namun secara umum dapat
disimpulkan bahwa inovasi mempunyai atribut:
a. Relative Advantage (Keuntungan Relatif)
Sebuah inovasi harus mempunyai keunggulan dan nilai lebih
dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Selalu ada sebuah nilau
kebaruan yang melekat dalam inovasi yang menjadi ciri yang
membedakannya dengan yang lain.
b. Compatibility (Kesesuaian)
Inovasi juga mempunyai sifat kompatibel atau kesesuaian dengan inovasi
yang digantinya. Inovasi yang lama tidak serta merta dibuang begitu saja,
selain karena alasan faktor biaya yang tidak sedikit, namun juga inovasi
yang lama menjadi bagian dari proses transisi ke inovasi terbaru. Selain
itu juga dapat memudahkan proses adaptasi dan proses pembelajaran
terhadap inovasi itu secara lebih cepat.
29
c. Complexity (Kerumitan)
Sifatnya yang baru, membuat inovasi mempunyai tingkat kerumitan yang
boleh jadi lebih tinggi dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Namun
demikian, karena sebuah inovasi menawarkan cara yang lebih baru dan
lebih baik, maka tingkat kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi
masalah penting.
d. Triability (Kemungkinan Dicoba)
Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan terbukti mempunyai
keuntungan atau nilai lebih dibandingkan dengan inovasi yang lama.
Sehingga sebuah produk inovasi harus melewati fase “uji publik”,
dimana setiap orang atau pihak mempunyai kesempatan untuk menguji
kualitas dari sebuah inovasi.
e. Observability (Kemudahan Diamati)
Sebuah inovasi harus juga dapat diamati, dari segi bagaimana ia bekerja
dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
Teori atribut inovasi yang di kembangkan oleh Suwarno ini akan menjadi
fokus penelitian, pemilihan teori ini didasarkan atas kesesuain yang terdapat
pada penelitian ini diantaranya adalah inovasi pada penelitian ini memilik
sifat kebaruan dari sistem pelayanan sebelumnya. Sifat kebaruan sendiri
merupakan ciri dasar inovasi penelitian ini dalam menggantikan cara dan
teknologi dalam pelayanan pendaftaran pasien karena cara dan teknologi
pada sistem sebelumnya dinilai sudah tidak efektif.
30
7. Inovasi Dalam Pelayanan Publik
Inovasi dalam pelayanan publik menurut Mutaqqin dalam Mulyadi (2016:
67) bahawa birokrasi yang dapat melakukan inovasi dalam pelayanan publik
apabila beberapa faktor berikut diperhatikan dalam upaya membangun
birokrasi pemerintahan. Faktor-faktor tersebut berinteraksi satu dengan yang
lain dan terintegrasi dalam menciptakan birokrasi pemerintahan yang
inovaif. Faktor-faktor tersebut berinterksi satu dengan berada pada tataran
individu aparatur birokrasi pemerintahan, kelembagaan, sistem, dan
masyarakat, dalam kelembagaan birokrasi pemerintahan adanya faktor yang
disebutnya sebagai dimensi kemampuan inovasi, menurut Terziovski dalam
Mulyadi (2016: 67) adalah kemampuan inovasi suatu lembaga di tentukan
oleh sejumlah faktor yang disebutnya sebagai dimensi kemapuan inovasi.
Dimensi kemampuan inovasi tersebut antara lain meliputi: visi dan strategi,
perekatan dasar kompetensi, penguatan informasi, dan kecerdasan
organisasi, orientasi pasar dan pelanggan, kreativitas dan manajemen
gagasan, sistem dan struktur organisasi, dan manajemen tekonologi.
Berdasarkan penjelasan teori diatas inovasi dalam pelayanan publik muncul
faktor-faktor terkait dengan dimensi kemampuan inovasi yang meliputi visi
dan strategi, perekatan dasar kompetensi, penguatan informasi, dan
kecerdasan organisasi, orientasi pasar dan pelanggan, kreativitas dan
manajemen gagasan, sistem dan struktur organisasi, dan manajemen
tekonologi.
31
D. Tinjauan Pelayanan Publik
Manusia dalam memenuhi kebutuhannya, tentunya memerlukan pelayanan dari
orang lain. Oleh karena itu, pelayanan mempunyai peranan yang penting dalam
kehidupan manusia. Kegiatan pelayanan publik diharapkan pada
terselenggaranya pelayanan untuk memenuhi kepentingan umum atau
kepentingan perorangan, melalui cara-cara yang tepat dan memuaskan pihak
yang dilayani. Pelayanan publik akan berhasil baik ditentukan pleh pelaku,
pelaku dapat berbentuk badan atau organisaasi yang bertanggungjawab atas
terselenggaranya pelayanan dan manusia sebagai pegawai (Rusdi 2016:8).
1. Defenisi Pelayanan Publik
Menurut Moenir (2016:17), pelayanan publik adalah proses memenuhi
kebutuhan layanan. Proses layanan yang diperlukan pada dasarnya terbagi
atas 2 jenis, yaitu layanan fisik yang sifatnya pribadi serta layanan
administratif yang diberikan orang lain selaku anggota organisasi
(organisasi massa atau organisasi negara).
Menurut Sinambela (2011:5), pelayanan publik merupakan kegiatan yang
menguntungkan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat
pada suatu layanan. Menurut Ratminto (2010:2), pelayanan publik adalah
aktivitas yang bersifat tidak kasat mata yang terjadi akibat adanya interaksi
antara penerima layanan dengan pemberi layanan.
Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan dalam rangka pengaturan,
pembinaan, bimbingan, penyediaan fasilitas, jasa dan lainnya yang
32
dilaksanakan oleh aparatur pemerintah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
kepada masyarakat sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik
adalah sebuah aktivitas yang bersifat tak kasat mata dalam upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pelayanan publik melibatkan orang lain
atau peralatan lain yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan.
2. Unsur-Unsur Pelayanan Publik
Terselenggaranya pelayanan publik tidak lepas dari unsur- unsur yang
mendukungnya. Unsur-unsur pelayanan publik tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya karena dari unsur- unsur tersebut akan membentuk
proses kegiatan (activity). Proses kegiatan tersebut akan menunjukkan baik
buruknya pelayanan publik yang terselenggara, baik buruknya pelayanan
publik akan mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna pelayanan publik
tersebut.
Menurut Moenir (2016: 168), unsur-unsur pelayanan publik yaitu tugas
layanan, sistem atau prosedur layanan, kegiatan pelayanan, dan pelaksanaan
pelayanan.” Tugas layanan adalah dalam pelayanan harus memberikan
pelayanan sesuai dengan tugas yang diterima untuk melayani semua
kepentingan masyarakat. Sistem atau prosedur layanan yaitu dalam
pelayanan perlu adanya sistem informasi, prosedur dan metode yang
mendukung kelancaran dalam memberikan pelayanan. Kegiatan pelayanan
yaitu dalam pelayanan kegiatan yang ditujukan kepada masyarakat harus
bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan tanpa adanya diskriminasi.
33
Pelaksanaan pelayanan adalah pemerintah sebagai pelaksana pelayanan
semaksimal mungkin mengatur dan merencanakan program secara matang
agar proses pelayanan menghasilkan struktur pelayanan yang mudah, cepat,
tidak berbelit-belit dan mudah dipahami masyarakat.
Berdasarkan Perauran Pemerintah No. 2 tahun 2018 tenang Standar
Pelayanan Minimal, bahwa di dalam memberikan pelayanan publik harus
mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a. Jenis pelayanan dasar yaitu pelayanan yang dilakukan harus jelas jenis
layanannya, seperti: pelayanan pendidikan, pelayanana kesehatan,
pelayanan pekerjaan umum dan lain sebagainya.
b. Mutu pelayanan dasar yaitu mutu proses dan hasil layanan dasar harus
diupayakan agar memberi keamanan, kenyamanan, kelancaran dan
kepastian hukum yang dapat dipertanggung jawabkan
c. Penerima pelayanan dasar yaitu hak dan kewajiban penerima layanan
dasar harus jelas dan diketahui oleh penerima layanan
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada empat unsur
pelayanan publik, yaitu tugas layanan, sistem atau prosedur pelayanan,
kegiatan pelayanan dan pelaksanaan pelayanan.
3. Azas dan Tujuan Pelayanan
Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk
memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik
yang merupakan salah satu isi dari Undang- undang Nomor 25 Tahun 2009.
Membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik merupakan
34
kegiatan yang harus dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh
warga negara dan penduduk tentang peningkatan pelayanan publik.
Tujuan dari Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
antara lain:
a. Agar batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggungjawab,
kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan publik,
b. Terwujudnya penyelengaraan pelayanan publik yang layak
c. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
d. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.
Azas-azas pelayanan publik menurut Sinambela (2011:6) antara lain,
transparansi, akuntabilitas, kondisional, partisipatif, kesamaan hak, serta
keseimbangan hak dan kewajiban.
a. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat
diakses oleh semua pihak
b. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan.
c. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan
kemampuan pemberi dan penerima.
d. Partisipatif, yakni pelayanan yang dapat mendorong peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
e. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi
dilihat dari aspek apapun.
35
f. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang
mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima.
Penyusunan azas dan tujuan pelayanan publik tersebut dipakai sebagai
pedoman dalam pelayanan publik oleh instansi pemerintah dan dapat
dijadikan indikator terhadap kualitas pelayanan yang telah diberikan untuk
mensejahterakan kehidupan masyarakat sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa azas-azas
pelayanan publik tercermin dari transparansi, akuntabilitas, kondisional,
partisipatif, kesamaan hak, serta keseimbangan hak dan kewajiban.
4. Jenis-Jenis Pelayanan Publik
Timbulnya pelayanan umum atau publik dikarenakan adanya kepentingan,
dan kepentingan tersebut bermacam-macam bentuknya sehingga kegiatan
pelayanan publik yang dilakukan juga ada beberapa macam. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik,
pelayanan publik dikelompokkan dalam beberapa jenis yang didasarkan
pada ciri-ciri dan sifat-sifat kegiatan dalam proses pelayanan serta produk
pelayanan yang dihasilkan. Kegiatan pelayanan umum atau publik antara
lain:
a. Pelayanan administratif
Pelayanan yang ruang lingkupnya meliputi pendidikan, pengajaran,
pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi,
lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan,
36
perhubungan, sumber daya alam, pariwisata, dan sektor strategis
lainnya.
b. Pelayanan barang
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk atau jenis barang yang
digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon, penyediaan tenaga
listrik, air bersih dan sebagainya.
c. Pelayanan jasa
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan
oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan,
penyelenggaraan transportasi, pos dan sebagainya.
Menurut Gonross dalam Sutopo, dkk (2006:14). Pelayanan dapat di bedakan
menjadi 3 jenis yaitu:
a. Core Service
Core service adalah pelayanan yang ditawarkan kepada pelanggan, yang
merupakan produk utamanya. Contohnya untuk hotel adalah penyediaan
kamar dan untuk penerbangan adalah transportasi udara. Perusahaan
mungkin mempunyai beberapa core service, misalnya perusahaan
penerbangan menawarkan penerbangan dalam negeri dan penerbangan
luar negeri.
b. Facilitating Service
Facilitating service adalah fasilitas pelayanan tambahan kepada
pelanggan, misalnya pelayanan “front office” pada hotel atau pelayanan
“check in” pada transportasi udara. Facilitating service ini merupakan
pelayanan tambahan tetapi sifatnya wajib.
37
c. Supporting Service
Seperti pada facilitating service, supporting service merupakan
pelayanan tambahan (pendukung) untuk meningkatkan nilai pelayanan
atau untuk membedakan dengan pelayanan-pelayanan dari pihak
“pesaingnya”. Contohnya hotel restoran pada suatu hotel. Supporting
adalah pelayanan tambahan tetapi tidak wajib dan disediakan untuk
meningkatkan daya saing.
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan
Pelayanan yang baik pada akhirnya akan mampu memberikan kepuasan
kepada masyarakat, pelayanan yang optimal pada akhirnya juga akan
mampu meningkatkan image organisasi sehingga citra organisasi di mata
masyarakat terus meningkat. Adanya citra organisasi yang baik, maka
segala yang dilakukan oleh organisasi akan dianggap baik pula. Menurut
Kasmir (2005:3), faktor yang mempengaruhi pelayanan adalah:
Faktor utama yang mempengaruhi pelayanan adalah sumber daya manusia.
Peranan manusia (karyawan) yang melayani masyarakat merupakan faktor
utama karena hanya dengan manusialah pelanggan dapat berkomunikasi
secara langsung dan terbuka.
Menurut Atep (2003:37), kualitas pelayanan terbagi menjadi dua bagian
yaitu kualitas pelayanan internal dan eksternal. Masing-masing bagian
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang cukup penting, yaitu sebagai
berikut:
38
a. Faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan internal (interaksi
pegawai organisasi), yaitu pola manajemen umum organisasi, penyediaan
fasilitas pendukung, pengembangan sumber daya manusia, iklim kerja
dan keselarasan hubungan kerja, serta pola insentif.
b. Faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan eksternal (pelanggan
eksternal), yaitu pola layanan dan tata cara penyediaan layanan, pola
layanan distribusi jasa, pola layanan penjualan jasa, dan pola layanan
dalam penyampaian jasa.
Sedangkan menurut Moenir (2016:40) mengatakan bahwa adapun
kemungkinan tidak adanya layanan yang memadai antara lain yakni seperti
berikut ini :
1. Tidak adanya atau kurangnya kesadaran terhadap tugas maupun
kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Sistem, prosedur dan metode kerja yang ada, tidak memadai sehingga
mekanisme kerja tidak berjalan sebagaimana mestinya.
3. Pengorganisasian tugas layanan yang belum serasi sehingga terjadi
simpang siur penanganan tugas, tumpang tindih (over lapping) atau
tercecernya suatu tugas karena tidak ada yang menangani.
4. Pendapatan pegawai tidak mencukupi dalam memenuhi kebutuhan
hidup meskipun secara minimum.
5. Kemampuan pegawai yang tidak memadai untuk tugas yang dibebankan
kepadannya.
6. Tidak tersedianya sarana pelayanan yang memadai.
39
6. Indikator Pelayanan Publik
Terdapat 5 (lima) determinan kualitas pelayanan publik yang dapat
dirincikan sebagai berikut menurut Parasuraman, Zeithami dan Berry dalam
(Sahaluddin 2014:1666) yaitu:
1. Keandalan (reliability), yaitu kemampuan untuk melaksanakan pelayanan
yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.
2. Ketanggapan (responsiveness), yaitu kemampuan untuk membantu
pelanggan dan memberikan pelayanan dengan cepat.
3. Keyakinan (confidence), yaitu pengetahuan dan kesopanan pegawai
sertakemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan
keyakinan atau “assurance”.
4. Empati (emphaty), yaitu syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi
bagi pelanggan.
5. Berwujud (tangible), yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel,
dan media komunikasi.
Teori diatas pada dasarnya tetap dapat dipakai untuk mengukur kinerja
pelayanan publik yang diberikanoleh instansi pemerintahan, karna aparatur
pelayanan tidak mempunyai alasan sedikitpun untuk tidak berorientasi
kepada kepuasan pelanggan secara total, bahkan kepusan pelanggan lah
yang dapat dijadikan barometer dalam mengukur keberhasilan dalam
pelayanan. Untuk mencapai hal ini pemerintah tidak boleh mengindar dari
prinsip pelayanan dilakukan sepenuh hati (Sinambela, 2011:8)
40
E. Reservasi Online Support System (ROSS)
Reservasi Online Support system (ROSS) merupakan terobosan RSUD Abdul
Moeloek berupa penyederhanaan proses pendaftaran pasien dimana
pendaftaran pasien dapat dilakukan dimana saja. Program ini mulai
diberlakukan pada tanggal 25 Juni 2018 dan diperuntukan baik bagi pasien
umum maupun Badan Penyelenggaraan Jaminan Nasional (BPJS) dan berlaku
untuk pasien rawat jalan. Reservasi dapat dilakukan oleh pasien satu sampai
tiga hari dari rencana pasien akan melakukan kunjungan.
Reservasi Online Support system (ROSS) digagas untuk percepatan dan
peningkatan mutu pelayanan pendaftaran pasien. Sistem ini bermanfaat untuk
menjaimin kepastian pasiem mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis
keahlian yang diperlukan penanganan lebih lanjut dari pasien tersebut sehingga
menjadi bagian penting untuk mencapai RSUD Abdul Moeloek sahabat
masyarakat menuju Lampung sehat. ROSS dilaksanakan dengan pasien
melakukan reservasi online melalui website https://rsudam.lampungprov.go.id
tiga hingga satu hari sebelum berkunjung, setelah itu pasien akan mendapatkan
nomor reservasi, setelah itu pada hari berkunjung pukul 07.30-08.30 pasien
melaporkan ke loket reservasi online.
F. Kerangka Pikir
Pemerintah merupakan sebuah instansi yang bertanggung jawab atas
terslenggaranya pelayanan publik yang prima disebuah negara. Pelayanan yang
publik yang prima diharapkan meningkatkan tingkat kepercayaaan masyarakat
terhadap pemerintah. Beberapa pelayanan dasar pemerintah yang wajib di
41
laksanakan diantaranya pelayanan pendidikan, pekerjaan umum dan tataruang,
serta pelayanan kesehatan.
Kesehatan merupakan aspek penting dalam kehidupan masyarakat, maka
pemerintah harus menciptakan suatu fasilitas kesehatan yang memadai sebagai
upaya perbaikan terhadap buruknya tingkat kesehatan selama ini. Setiap
Rumah Sakit memiliki core service pemenuhan pelayanan kebutuhan
kesehatan. Namun jika di lihat kembali pada pelayanan rumah sakit sebelum
mendapatkan pelayanan inti (core service) penerima layanan harus
mendapatkan pelayanan tambahan yang bersifat wajib yaitu facilitataing
service dalam hal ini adalah pendaftaran.
Layanan pendaftaran di RSUD Abdul Moeloek seringkali terhambat akibat
banyaknya jumlah pasien yang akan menerima pelayanan kesehatan, hal ini
membuat kepastian mendapat pelayanan menjadi berkurang sehingga perlu
adanya perubahan pada layanan pendaftaran. Seiring perkembangan zaman
proses pendaftaran mengalami beberapa perubahan atau inovasi diantaranya
adalah pendaftaran melalui media online. Rumah sakit Umum Daerah Abdul
Moeloek mejadi salah satu tempat pelayanan kesehatan yang sudah melakukan
inovasi reservasi atau pendaftaran secara online.
Pada penelitian ini penulis menggunakan teori atribut inovasi yang di
kembangkan oleh Suwarno ini akan menjadi fokus penelitian, pemilihan teori
ini didasrkan atas kesesuain yang terdapat pada penelitian ini diantaranya
adalah inovasi pada penelitian ini memilik sifat kebaruan dari sistem pelayanan
sebelumnya. Sifat kebaruan sendiri merupakan ciri dasar inovasi penelitian ini
42
dalam menggantikan cara dan teknologi dalam pelayanan pendaftaran pasien
karena cara dan teknologi pada sistem sebelumnya dinilai sudah tidak efektif.
Selain itu teori ini di pilih karena dapat digunakan untuk melihat seberapa
tepatnya sebuah inovasi untuk di lakukan oleh sebuah instansi. Dengan
memperhatikan teori atribusi sebuah inovasi akan terlihat akan tepat atau tidak
di terapkan di sebuah instansi. Teori ini juga menguji kesiapan penerapan
inovasi program pendaftaran, karena jika ditinjau kembali penerapan atau
pengimplementasian program ini belum maksimal terutama dari sisi sosialisasi
dapat terlihat dari sedikitnya pasien yang menggunakan fasilitas reservasi
online ini. Atribut Inovasi itu diantaranya adalah sebagi berikut:
1. Relative Advantage (Keuntungan Relatif) indikator ini menerangkan
keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh inovasi yang baru dibandingkan
dengan inovasi sebelumnya
2. Compatibility (Kesesuaian) indikator ini menerangkan kesamaan atau
kesesuain sebuah inovasi dengan inovasi sebelumnya.
3. Complexity ( Kerumitan) melihat tingkat kesulitan dari penerapan sebuah
inovasi yang baru dilakukan.
4. Triability (Kemungkinan Dicoba), sebuah inovasi yang dikatakan baik
apabila telah teruji dan terbukti memiliki keunggulan. Sehingga sebuah
inovasi harus melewati fase ujicoba.
5. Observability (Kemudahan Diamati), sebuah inovasi Sebuah inovasi harus
juga dapat diamati, dari segi bagaimana ia bekerja dan menghasilkan
sesuatu yang lebih baik.
43
Gambar 3. Kerangka Pikir
(Sumber: diolah oleh peneliti, 2018)
Sering terhambatnya pelayanan kesehatan
akibat banyaknya jumlah pasien yang akan
menerima pelayanan kesehatan, hal ini
membuat kepastian mendapat pelayanan
menjadi berkurang
Reservasi Onliene
Support System
(ROSS)
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Atribut Inovasi menurut Suwarno (2008: 16-18)
a. Relative Advantage ( Keuntungan Relatif)
b. Compatibility (Kesesuaian)
c. Complexity ( Kerumitan)
d. Triability (Kemungkinan Dicoba)
e. Observability (Kemudahan Diamati)
Terwujudnya tujuan program yaitu
percepatan serta peningkatan mutu
pelayanan dan kepastian pasien
menerima pelayanan kesehatan
III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Tipe Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan ini adalah pendekatan kualitatif.
Pemilihan pendekatan kualitatif didasarkan pada keinginan peneliti melihat
fenomena tentang inovasi program pendaftaran yaitu Reservasi Online Support
System (ROSS). Hal ini sesuai dengan pernyataan Moleong (2012:4) yaitu
pendekatan kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi tindakan
dan lain-lain secara holistik, dengan melalui cara deskripsi dalam bentuk kata-
kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah serta memanfaatkan
berbagai metode ilmiah.
Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Pemilihan tipe ini
disebabkan penulis ingin menggambarkan hasil temuan data pada inovasi
program pendaftaran yaitu Reservasi Online Support System (ROSS) dengan
menggunakan kata-kata dan gambar. Penelitian deskriptif menurut Moleong
yaitu jenis penelitian yang berupaya menggambarkan suatu fenomena yang ada
dengan jalan memaparkan data secara kata-kata dan gambar. (Moleong,
2012 : 4)
45
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian bermanfaat bagi pembatasan mengenai objek penelitian yang
diangkat. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui inovasi Facilitating
Service yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek yaitu
Reservasi Online Support System (ROSS). Indikator fokus penelitian adalah
sebagi berikut:
1. Proses pelaksanaan Reservasi Online Support System (ROSS).
2. Keunggulan cara pendaftaran yang baru dengan sebelumnya
3. Kecocokan inovasi dengan standar pelayanan RSUD Abdul Moeloel
4. Tingkat kerumitan inovasi dibandingkan dengan sistem sebelumnya
5. Masa ujicoba program melihat kelengkapan operasional
6. Faktor yang mempengaruhi inovasi facilitating service yang dilakukan
RSUD Abdul Moeloek
C. Lokasi Penelitian
Pemilihan lokasi penelitian ini adalah Rumah Sakit Umum Daerah Abdul
Moeloek, lokasi ini dipilih karena RSUD Abdul moeloek merupakan Rumah
Sakit pemerintah yang memberikan layanan kesehatan dan menerapkan sebuah
inovasi dalam pendaftaran pasien yaitu reservasi online support system (ROSS)
selain itu karena RSUD Abdul Moeleoek merupakan Rumah Sakit pemerintah
pertama yang menerapkan reservasi pasien melelui sistem online. Penentuan
lokasi penelitian, menentukan cara terbaik untuk ditempuh dengan jalan
mempertimbangkan teori substantif dan menjajaki lapangan dan mencari
kesesuaian dengan kenyataan yang ada dilapangan.
46
D. Teknik Pengumpulan Data
Pada tahap ini ada tiga macam metode yang digunakan dalam mengumpulkan
data, yaitu:
1. Wawancara (interview)
Esterberg dalam Sugiyono (2012:213) mendefinisikan wawancara sebagai
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal hal dari
responden yang telah mendalam. Penelitian ini, informan yang
diwawancarai adalah:
Tabel 4. Data Informan Wawancara
NO NAMA JABATAN Jadwal
1 Zaim, SKM. MM.
Kapala Sub Bagian
Perencanaan dan
Pengembangan Lapangan
10 April 2019
2 Farida Arini,S. Kep. Kepala Sub Bagian Mutu
Pelayanan Keperawatan
10 dan 22 April
2019
3 Indah Konesia,
S.I.Kom.
Staff Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit
(SIM-RS)
6 April 2019
4 Ratna Dwi Putri
S.KM.
Staff Rumah
Tangga/Perlengkapan
10 April 2019
5 Bapak M Pasien ROSS 8 April 2019
6 Bapak I Pasien ROSS 23 April 2019
7 Ibu J Pasien ROSS 24 April 2019
8 Ibu S Pasien Offline 24 April 2019
9 Ibu K Pasien Offline 24 April 2019
Sumber: (Diolah oleh peneliti, 2019)
47
2. Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk menghimpun berbagai data sekunder yang
memuat informasi tertentu yang bersumber dari dokumen-dokumen tertulis
yang berkaitan dengan penelitian ini. Dokumen yang diperoleh diantaranya
dokumen petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program Reservasi
Online Support System (ROSS)
Tabel 5. Dokumen-Dokumen Pendukung Penelitian
No Nama Dokumen
1. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek
2. Data-data dokumentasi di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeleok
terkait dengan Reservasi Online Support System (ROSS)
3. Data inventaris ruang pendaftaran Rawat Jalan
4. Data jumlah pasien rawat jalan Rumah Sakit Abdul Moeloek 2013-2015
5. Data jumlah pasien yang menggunakan Reservasi Online Support System
(ROSS)
Sumber: (Diolah oleh peneliti, 2019)
3. Observasi
Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan langsung di lapangan. Observasi yang digunakan adalah
observasi terstruktur karena pengamatan dilakukan dengan panduan yang
telah dibuat untuk melihat apa yang menjadi objek peneliti. Adapun objek
yang diamati peneliti yakni fasilitas, proses, dan sebagainya yang ada di
Reservasi Online Support System (ROSS)
48
Tabel 6. Hasil Observasi
No Indikator Hasil Observasi
1 Relative Advantage
(Keuntungan Relatif)
Terlihat proses pendaftaran lebih efektif dan
efisien. Selain itu dengan adanya sistem ROSS
antrian pendaftaran menjadi berkurang
2 Compatibility
(Kesesuaian)
Terlihat bahwa dalam proses pendaftaran ROSS
masih mengikuti Standar Operational Prosedur
(SOP) yang diterapkan oleh program
sebelumnya. Namun saat dilapangan tidak
terdapat petunujuk yang menejelaskan SOP
ROSS sehingga pasien sering salah dalam
melakukan pendaftaran
3 Compatibility
(Kesesuaian)
Terlihat bahwa penerapan ROSS tidak terlalu
membuat kesulitan, hanya terjadi beberapa
kesulitan yang terjadi dan bisa dilewati dengan
bantuan pihak lain yang terkait
4 Triability
(Kemungkinan Dicoba)
Dari Hasil observasi yang dilakukan terkain
kelengkapan operasional saat masa ujicoba,
terjadi kurangnya pengoptimalan dari fasilitas
yang ada.
5 Observability
(Kemudahan Diamati)
Terlihat proses yang dilakuakan dalam program
ROSS sudah dilakukan dengan baik, namun jika
melihat dampak yang diharapkan belum terasa
optimal karena dengan adanya inovasi ini belum
bisa mengurai antrian yang terjadi.
Sumber: (Diolah oleh peneliti, 2019)
E. Teknik Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan
dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan
sebagainya. Data dianalisis secara deskriptif yaitu dengan penelitian gambar
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antara fenomena yang diselidiki. Fenomena yang diteliti secara
deskriptif tersebut dicari informasinya mengenai hal-hal yang dianggap
relevansi dengan tujuan penelitian.
49
Menurut Sugiyono, (2013: 339-343) analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dokumentasi, gambar foto, dan sebagainya dengan cara
mengordinasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sinetesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Beberapa kegitan yang dilakukan dalam menganalisis data kualitatif yaitu:
1. Reduksi Data
Tahap ini peneliti memilah-milah mana data yang dibutuhkan dalam
penelitian mode inovasi pelayanan publik dan mana yang bukan. Kemudian
peneliti akan memisahkan data yang tidak perlu dan memfokuskan data
yang benar-benar berhubungan dengan keadaan internal instansi tersebut.
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Miles dan Huberman dalam
Sugiyono (2013:249), menyatakan bahwa yang paling sering digunakan
untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat
naratif.
Dengan melakukan penyajian data maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencakan kerja selanjutnya berdasarkan apa
yang telah di pahami. Penyajian data dilakukan dengan cara
mendeskripsikan atau memaparkan hasil temuan dalam wawancara terhadap
informan.
50
3. Kesimpulan
Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012:251), dari data yang
diperoleh, kemudian dikategorikan, dicari tema dan polanya kemudian
ditarik kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementaradan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti yang
valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang akurat.
F. Teknik Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data dalam Moleong (2012:
324) diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan
didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Empat kriteria yang digunakan, yaitu
derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan
(dependability), dan kepastian (confirmability), dalam penelitian ini kriteria
yang digunakan sebagai berikut:
1. Derajat Kepercayaan (credibility)
Derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal
dari nonkualitatif. Kriterium ini berfungsi: pertama, melaksanakan inkuiri
sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai;
kedua, menunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan
pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. Teknik
pemeriksaan kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil
penelitian kualitatif antara lain dapat dilakukan dengan cara:
51
a. Triangulasi
Menurut Moloeng (2012:330), triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui
sumber lainnya. Denzin dalam Moloeng (2012:330) membedakan empat
macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan
penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.
1) Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informai tertentu
melalui berbagai metode dan sumber perolehan data.
2) Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi
atau data dengan cara yang berdeda.
3) Triangulasi teori. Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah
rumusan informasi atau thesis statement.
4) Triangulasi penyidik dilakukan dengan cara menggunakan lebih dari
satu orang dalam pengumpulan dan analisis data.
Penelitian ini menggunakan Triangulasi sumber dengan melakukan
pengecekan data melalui beberapa sumber lain dengan melakukan
wawancara kepada informan diantaranya pihak RSUD Abdul Moeloek
dan pasien yang melakukan pendaftaran melalui sistem ROSS. Peneliti
melakukan triangulas ini dengan membandingkan data yang diperoleh
melalui sumber wawancara, observasi dan dokumentasi di lapangan.
52
b. Kecukupan Referensial
Kecukupan referensial yaitu, dengan memanfaatkan bahan-bahan tercatat
atau terekam sebagai patokan untuk menguji sewaktu diadakan analisis
dan penafsiran data. Kecukupan referensial ini peneliti lakukan dengan
mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Baik melalui
literatur buku, arsip, catatan lapangan, foto dan rekaman yang digunakan
untuk mendukung analisis dan penafsiran data.
c. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan melalui suatu pengamatan secara lebih cermat
dengan maksud menemukan ciri dan unsur yang relevan terhadap
persoalan yang sedang diteliti. Dengan meningkatkan ketekunan maka
kepastian data dan ururtan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan
sistematis mengenai apa yang sedang diamati.
2. Keteralihan (Transferability)
Keteralihan berbeda dengan validitas eksternal dari nonkualitatif. Konsep
validitas itu menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat berlaku
atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar
penemuan yang diperoleh pada sampel yang secara representatif mewakili
populasi itu.
3. Kebergantungan (Dependability)
Kebergantungan merupakan substitusi istilah reliabilitas dalam penelitian
yang nonkualitatif. Pada cara nonkualitatif, reliabilitas ditunjukkan dengan
jalan mengadakan replikasi studi. Jika dua atau beberapa kali diadakan
53
pengulangan suatu studi dalam suatu kondisi yang sama dan hasilnya secara
esensial sama, maka dikatakan reliabilitasnya tercapai. Dalam penelitian
kualitatif, uji kebergantungan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan
terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak
melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data.
4. Kepastian (Confirmability)
Kepastian berasal dari konsep objektivitas menurut nonkualitatif.
Nonkualitatif menetapkan objektivitas dari segi kesepakatan antarsubjek.
Penelitian kualitatif uji kepastian mirip dengan uji kebergantungan,
sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji
kepastian (confirmability) berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan
proses yang dilakukan dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada
tetapi hasilnya ada. Kepastian yang dimaksud berasal dari konsep
objektivitas, sehingga dengan disepakati hasil penelitian tidak lagi subjektif
tapi sudah objektif.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakuakan, peneliti manarik kesimpulan bahwa:
1. Reservasi Online Support System yang dilakukan selama 10 bulan sudah
cukup layak dilakukan, hal ini terlihat dari terpenuhinya tiga dari lima
indikator atribut inovasi yaitu Compatibilitiy (kesesuaian), Comlexity
(kerumitan), Triability (kemungkinan dicoba). Beberapa hal yang menjadi
perhatian adalah inovasi yang dilakukan belum menunjukan sebuah
keunggulan atau Relative Advantage yang diharapkan. Belum adanya
pemangkasan birokrasi dan penyederhanaan SOP menjadi dua hal yang
harus diperhatikan agar inovasi yang dilakukan memberikan keunggulan
yang maksimal dibandingkan dengan sistem sebelum nya. Keunggulan yang
belum terlihat mengakibatkan dampak yang ditimbulkan oleh inovasi ini
belum terasa.
2. Faktor-faktor yang pendukung dan penghambat inovasi facilitating service
di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeleok, yaitu :
a. Faktor pendukung program Reservasi Online Support System (ROSS)
adalah koordinasi dalam melaksanakan inovasi, dukungan teknologi dan
informasi, dan penyediaan fasilitas.
111
b. Faktor penghambat program Reservasi Online Support System (ROSS)
adalah keterbatasaan pengetahuan masyarakat, sumber daya manusia
pelaksana inovasi, dan sistem layanan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saraan sebagai
berikut :
a. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek lebih memperhatikan
penyederhanaan birokrasi dan pemangkasan SOP pada program Reservasi
Online Support System (ROSS).
b. Memperbaiki koordinasi dalam penyelenggaraan inovasi Reservasi Online
Support System (ROSS).
c. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek lebih menggencarkan
sosialisasi terkait program Reservasi Online Support System (ROSS).
d. Menyediakan sarana untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat
terkait tatacara melakukan pendaftran melalui Reservasi Online Support
System (ROSS).
e. Mulai mewajibkan masyarakat pengguna layanan kesehatan yang sudah
sering menggunakan layanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah
Abdul Moeleok melakukan pendaftaran dengan cara Reservasi Online
Support System (ROSS) agar jumlah masyarakat yang menggunakan
program ROSS dapat meningkat yang berimplikasi pada pendafraan ROSS
menjadi pendaftaran yang primer digunakan masyarakat.
f. Menambahkan keterangan dokumen yang dibutuhkan saat verifikasi data
oleh pasien. Agar pasien mengetahui dan tidak menghambat layanan yang
akan dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Atep, Adya Barata. 2003. Dasar – Dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Yudhistira
Denhardt, Janet V. and Denhardt, Robert B. 2003. The New Public Service:
Serving, not Steering. New York: M.E. Sharpe. Inc
Kasmir. 2005. Etika Customer Service. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Moenir, H. A. S. 2016. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta : Bina
Aksara.
Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Muluk, Khairul . 2008. Knowledge Management Kunci Sukses Inovasi
Pemerintahan Daerah. Jatim: Bayumedia Publising
Mulyadi, Deddy dkk. Administrasi Publik untuk Pelayanan Publik.Bandung:
Alfabeta.2016
Purwanto, Erwan Agus. 2005.“Pelayanan Publik Partisipatif ”, Mewujudkan
Good Governance melalui Pelayanan Publik.Yogyakarta. Gadjah Mada
University Press.
Rusdi, Isna Septia. 2016. Pelaksanan Pelayanan Publik di Pusat Kesehatan
Masyarakat (PUSKESMAS) Moyudan Sleman Yogyakarta. Yogyakarta.
Universitas Negeri Yogyakrta.
Rahayu, Amy Y.S. 2015. Manajemen perubahan dan inovasi. Jakarta: Lembaga
penerbit Universitas Indonesia (UI-Pers)
Ratminto, Atik Septi Winarsih. 2010, Manajemen Pelayanan: Pengembangan
Model Konseptual, penerapan Citizen Charter dan Standart Pelayanan
Minimal, Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Sangkal, 2013. Innovative Governance Konsep dan aplikasi. Surabaya: Capiya
Publishing.
Sinambela, Lijan Poltak. 2011. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta : Bumi
Aksara.
113
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi, Dilengkapi dengan metode
R&D. Bandung: Alfabeta.
Suwarno, yogi. 2008. Inovasi di sektor publik. Jakarta: STIA-LAN Press
Diamastuti, E. 2015, 03 31. Paradigma Ilmu Pengetahuan Sebuah Telaah Kritis.
Jurnal Akuntansi Universitas Jember, hal. 61-74. tersedia pada
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JAUJ/article/view/1246 diakses tanggal
9 Februari 2019
Hutagalung, Simon S, Irlan Ruari. (2017). ANALISIS INOVASI PELAYANAN
PUBLIK STUDY IMPLEMENTASI PROGRAM RUMAH SAKIT
KELILING PROVINSI LAMPUNG PADA DAERAH OPERASIONAL
KABUPATEN PESISIR BARAT). Prosiding SNaPP2017 Sosial,
Ekonomi, dan Humaniora, 215-226. tersedia pada
http://proceeding.unisba.ac.id/index.php/sosial/articel/view/949 diakses
tangga 21 Januar 2019
Kurniawan, Teguh. 2007, 01 01. Pergeseran Paradigma Administrasi Publik: Dari
Prilaku Model Klasik Dan NPM ke Good Governance. JIANA Jurnal Ilmu
Adm Negara, hal. 52-70 tersedia pada http://blog.ub.ac.id/ishakgoi/
files/2013/01/ParadigmaAdmPublikTKRevisiasrequested.pdf diakses
tanggal 9 Februari 2019
Purwanto, Erwan.A, dkk, 2017, Modul Pelatihan Dasar Kader PNS Pelayanan
Publik, Jakarta, Lembaga Administraasi Negara tersedia pada
https://kepri.kemenkumham.
go.id/attachments/article/2595/Modul%20Pelayanan%20Publik%204%20
Des.pdf diakses tanggal 10 Oktober 2018
Salahuddin, dkk. 2014, Persepsi Masyarakat Tentang Kualitas Pelayanan Publik
Pada Kantor Kecamatan Nunukan Selatan Pemerintah Kabupaten
Nunukan, hal. 1663-1676 tersedia pada http://ar.mian.fisip-
unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2014/08/01_format_artikel_ejournal_
mulai_hlm_ganjil%20(1)%20(1)%20(08-25-14-04-21-36).doc diakses
pada 9 Februari 2019
Sari, Maria A.P. 2014. Inovasi Pelayanan Publik di Badan Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu (BPMPT) Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Borneo
Administrator. Vol 10. No.2 tersedia pada https://scholar.google.co.id/
scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=INOVASI+PELAYANAN+PUBLIK+
DI+BADAN+PENANAMAN+MODAL++DAN+PELAYANAN+TERPA
DU+%28BPMT%29+KABUPATEN+KUBU+RAYA&btnG=#d=gs_qabs
&u=%23p%3DTDNgc74GvvIj diakses tanggal 21 Januari 2019
Sutopo. Suryanto, Adi. 2006. Pelayanan prima Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golonga III. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara tersedia
114
pada http://pusbindiklat.lipi.go.id/wp-content/uploads/MODUL-PELA
YANAN-PUBLIK-CETAK.pdf diakses tanggal 10 Oktober 2018
Thoha, Miftah .2008. Ilmu Administrasi Publik Kontemporer. Kencana Prenada
Media Group. Jakarta. tersedia pada https://books.google.co.id/
books?hl=id&lr=&id=lo9ADwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=paradigm
a+administrasi+publik&ots=fVqfLmUJ7I&sig=JxvRfq-gZKz97DhBIxAe
mOVDtx0&redir_esc=y#v=onepage&q=paradigma%20administrasi%20p
ublik&f=false diakses tanggal 21 Januari 2019
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
tersedia pada http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/PP2-2018SPM.pdf diakses
tanggal 28 Februari 2019
lampung.tribunnews.com, Pertama di Indonesia RSUD Abdul Moeloek Terapkan
BPJS Reservasi On Line, diakses tanggal 25 September 2018
Undang- Undang Nomor 9 Tahun 1960 Tentang Pokok-Pokok Kesehatan tersedia
pada http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/sehat/UU-9-1960PokokKesehatan.pdf
diakses tanggal 23 Desember 2018
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik tersedia pada
http://bphm.unila.ac.id/images/bphm/doc/UU-No-25-Thn-2009-ttg-
Pelayanan-Publik.pdf diakses tanggal 15 Januari 2019
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah tersedia pada
http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/33.pdf diakses tanggal 23
Desember 2018