Inhibitor Sistem RAA-tugas Farmol
-
Upload
dinnie-agustiani -
Category
Documents
-
view
28 -
download
5
description
Transcript of Inhibitor Sistem RAA-tugas Farmol
1. Inhibitor sistem RAA !
ACE Inhibitor
ACE inhibitor menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II sehingga
terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron juga menghambat degradasi
bradikinin sehingga berefek pada vasodilatasi pembuluh darah. Vasodilatasi secara
langsung akan menurunkan tekanan darah , berkurangnya produksi angiotensin II oleh
ACE inhibitor akan mengurangi sekresi aldosteron di korteks adrenal sehingga akan
menyebabkan eksresi air dan natrium serta retensi kalium.
2. Vasodilator ( nitrat & calcium channel bloker ) E.S dan penggunaan !
Obat vasodilator sering digunakan untuk tissue ischemia terutama untuk angina pectoris .
Untuk menangani angina pectorisn digunakan 2 golongan vasodilator :
Nitrat
Merupakan vasodilator endothelium yang sangat bermanfaat untuk mengurangi
symptom angina pectoris, disamping juga mempunyai efek antitrombotik dan
antiplatelet. Nitrat menurunkan kebutuhan oksigen miokard melalui pengurangan
preload sehingga terjadi pengurangan volume ventrikel dan tekanan arterial. Salah
satu masalah penggunaan nitrat jangka panjang adalah terjadinya toleransi terhadap
nitrat. Untuk mencegah terjadinya toleransi dianjurkan memakai nitrat dengan
periode bebas nitrat yang cukup yaitu 8 – 12jam. Obat golongan nitrat dan nitrit
adalah : amil nitrit, ISDN, isosorbid mononitrat, nitrogliserin.
Penggunaan : Angina pectoris, gagal jantung kongestif, dan infark miokard
Efek samping : Hipotensi ortostatik, Takikardia, Nyeri kepala, Trobing
Calcium channel bloker agionis
Obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium melalui saluran
kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi otot polos pembulu darah sehingga terjadi
vasodilatasi pada pembuluh darah epikardial dan sistemik. Kalsium antagonis juga
menurunkan kabutuhan oksigen miokard dengan cara menurunkan resistensi vaskuler
sistemik. Golongan obat kalsium antagonis adalah amlodipin, bepridil, diltiazem,
felodipin, isradipin, nikardipin, nifedipin, nimodipin, verapamil.
Toksisitas : Depresi jantung, Brakikardia, av-Block, gangguan hati
3. Obat Diuretik
Diuretika tiazid
Hidroklorotiazid (HCT)
Meknisme kerja : menghambat transport bersama Na-Cl di tubulus distal ginjal
sehingga ekskresi Na dan Cl meningkat
Efek samping: hiponatremia, hipokalemia, hiperglikemia, hiperlipidemia,
hiperurisemia, hiperkalsemia, rash
Indikasi: antihipertensi, GJK ringan, batu ginjal, DI nefrogenik, GGK (ajuvan),
osteoporosis.
Diuretik kuat (loop diuretics)
Furosemid, asam etakrinat, bumetanid
Mekanisme kerja : Bekerja pada ansa henle asenden dengan cara menghambat
kontransport Na,K,Cl dan menghambat resorpsi air dan elektrolit.
Efek samping: hiponatremia, hipokalemia, dehidrasi, hipotensi, hiperglikemia,
hiperurisemia, hipokalsemia, ototoksik, diare
Indikasi: hipertensi + gangg fungsi ginjal, GJK (moderat-berat), edema paru akut,
gagal ginjal, SN, hiperkalemia, intoksikasi
Diuretika hemat kalium
Spironolakton (antagonis aldosteron)
Triamteren, amilorid (antagonis saluran Na)
Efek samping umum: hyperkalemia, gangguan menstruasi dan penurunan libido pada
laki-laki
Indikasi: hipertensi (ringan-moderat), GJK, edema pada sirosis, SN, hypokalemia,
hiperurikemia
TERMINOLOGI MEDIS KARDIOVASKULAR
1. Organ yang termasuk ke dalam system kardiovaskular
Jantung
Jantung merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sangat penting karena
mempunyai fungsi sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia yaitu memompa
darah ke jaringan, menyuplai oksigen dan zat nutrisi lain sambil mengangkut
karbondioksida dan sampah hasil metabolisme.
Pembuluh darah
Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mendistribusikan darah dari jantung ke
semua bagian tubuh dan mengembalikannya kembali ke jantung.
Cairan darah
Dan darah sebagai medium transportasi dimana darah akan membawa oksigen dan
nutrisi. Sedangkan sistem saluran limfe berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah.
Darah meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena. Sebagian
cairan yang meninggalkan sirkulasi dikembalikan melalui saluran limfe, yang merembes
dalam ruang-ruang jaringan
2. Penyakit yang terjadi pada system kardiovaskular
Penyakit Jantung Koroner
Adalah penyakit yang menyerang pembuluh darah dan bisa menyebabkan serangan
jantung. Hal ini diakibatkan oleh pembuluh arteri yang tersumbat sehingga
menghambat penyaluran oksigen dan nutrisi ke jantung.
Stroke
Stroke terjadi akibat kurangnya aliran darah yang mengalir ke otak. Kemungkinan
karena terjadi pendarahan diotak. Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler
(pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark
serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.
Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan,
penyempitan atau pecahnya pembuluh darah. Apabila oksigen sudah tidak bisa
mensuplai jaringan otak maka ini akan berakibat pada kematian.
Tekanan Darah Tinggi (Irama Jantung Abnormal)
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam
arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana
tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko
terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh
pada saat jantung berelaksasi (diastolik).
Serangan Jantung
Serangan Jantung (infark miokardial), (myocard infarct),(miokard infark) adalah
suatu keadaan dimana secara tiba-tiba terjadi pembatasan atau pemutusan aliran darah
ke jantung, yang menyebabkan otot jantung (miokardium) mati karena kekurangan
oksigen.
Nyeri Jantung (Angina)
Angina (angina pektoris) merupakan nyeri dada sementara atau suatu perasaan
tertekan, yang terjadi jika otot jantung mengalami kekurangan oksigen. Kebutuhan
jantung akan oksigen ditentukan oleh beratnya kerja jantung (kecepatan dan kekuatan
denyut jantung). Aktivitas fisik dan emosi menyebabkan jantung bekerja lebih berat
dan karena itu menyebabkan meningkatnya kebutuhan jantung akan oksigen. Jika
arteri menyempit atau tersumbat sehingga aliran darah ke otot tidak dapat memenuhi
kebutuhan jantung akan oksigen, maka bisa terjadi iskemia dan menyebabkan nyeri.
Penyakit Jantung Rematik.
Penyakit jantung rematik adalah kerusakan pada katup jantung karena demam
rematik, yang disebabkan oleh bakteri streptokokus. Adapun yang dimaksud Demam
Rematik adalah suatu peradangan pada persendian (artritis) dan jantung (karditis)
3. Mekanisme kerja ACE-I,Kalsium channel bloker, β-bloker dan diuretic !
Penghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE-Inhibitor)
Kaptopril merupakan ACE-inhibitor yang pertama banyak digunakan di klinik untuk
pengobatan hipertensi dan gagal jantung. Mekanisme kerja : secara langsung
menghambat pembentukan Angiotensin II dan pada saat yang bersamaan meningkatkan
jumlah bradikinin. Hasilnya berupa vasokonstriksi yang berkurang, berkurangnya
natrium dan retensi air, dan meningkatkan vasodilatasi (melalui bradikinin). Contoh
antihipertensi dari golongan ini adalah Kaptopril, Enalapril, Benazepril, Fosinopril,
Moexipril, Quianapril, Lisinopril.
Antagonis Kalsium
Mekanisme kerja : antagonis kalsium menghambat influks kalsium pada sel otot polos
pembuluh darah dan miokard. Di pembuluh darah, antagonis kalsium terutama
menimbulkan relaksasi arteriol, sedangkan vena kurang dipengaruhi. Penurunan
resistensi perifer ini sering diikuti efek takikardia dan vasokonstriksi, terutama bila
menggunakan golongan obat dihidropirin (Nifedipine). Sedangkan Diltiazem dan
Veparamil tidak menimbulkan takikardia karena efek kronotropik negatif langsung pada
jantung. Contoh antihipertensi dari golongan ini adalah Amlodipine, Diltiazem,
Verapamil, Nifedipine.
Penyekat Reseptor Beta Adrenergik (β-Blocker)
Berbagai mekanisme penurunan tekanan darah akibat pemberian β-blocker dapat
dikaitkan dengan hambatan reseptor β1, antara lain : (1) penurunan frekuensi denyut
jantung dan kontraktilitas miokard sehingga menurunkan curah jantung; (2) hambatan
sekresi renin di sel jukstaglomeruler ginjal dengan akibat penurunan Angiotensin II; (3)
efek sentral yang mempengaruhi aktivitas saraf simpatis, perubahan pada sensitivitas
baroresptor, perubahan neuron adrenergik perifer dan peningkatan biosentesis
prostasiklin. Contoh antihipertensi dari golongan ini adalah Propanolol, Metoprolol,
Atenolol, Betaxolol, Bisoprolol, Pindolol, Acebutolol, Penbutolol, Labetalol.
Diuretik
Mekanisme kerja : Diuretik menurunkan tekanan darah dengan menghancurkan garam
yang tersimpan di alam tubuh. Pengaruhnya ada dua tahap yaitu : (1) Pengurangan dari
volume darah total dan curah jantung; yang menyebabkan meningkatnya resistensi
pembuluh darah perifer; (2) Ketika curah jantung kembali ke ambang normal, resistensi
pembuluh darah perifer juga berkurang. Contoh antihipertensi dari golongan ini adalah
Bumetanide, Furosemide, Hydrochlorothiazide, Triamterene, Amiloride, Chlorothiazide,
Chlorthaldion
4. Sebutkan 2 efek farmakologi aspirin yang berbeda jika digunakan pada dosis yang
berbeda (30 mg & 300 mg)
Efek farmakologis anti-inflamasi, analgesik, dan antipiretik serta antiplatelet.ireversibel
acetylates dan menginaktivasi COX-1 pada platelet.Adanya 2 COX (sikklooksigenasi)
isoenzim dengan sensitivitas terhadap aspirin yang berbeda dan tingkat pemulihan yang
sangat berbeda pada aktivitas COX setelah inaktivasi oleh aspirin. Setidaknya ini
menjelaskan perbeda persyaratan dosis yang dibutuhkan dan durasi efek aspirin pada
fungsi aspirin sebagai anti platelet dibandingkan efek analgesik dan efek anti-inflamasi.
Efek pada ekskresi asam urat berkaitan dengan dosis; dosis besar (misalnya, 1,3 g 4 kali
sehari) meningkatkan ekskresi urin dan menurunkan konsentrasi serum asam urat, dosis
menengah (misalnya, 650 mg sampai 1 g 3 kali sehari) biasanya tidak mengubah ekskresi
asam urat, dan dosis rendah (misalnya, <325 mg 3 kali sehari) menghambat ekskresi dan
dapat meningkatkan konsentrasi serum asam urat
AUTOKOID
1. Sebutkan reseptor histamine ?
Ada 3 jenis reseptor histamine : H1, H2 dan H3
Reseptor-H1 : sel otot polos, endotel dan otak.
Reseptor-H2 : mukosa lambung (pada sel parietal),otot jantung, sel mast, dan otak.
Reseptor-H3 : presinaptik (di otak, pleksus mienterikus dan saraf lainnya).
2. Efek histamine pada system organ !
Efek pada sistem kardiovaskuler
Histamin eksogen menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik
melalui vasodilatasi dan diikuti dengan mekanisme homeostasis berupa peningkatan
denyut jantung.
Efek pada saluran cerna
Pada dosis besar histamin eksogen dapat memacu sekresi asam lambung melalui
aktivasi reseptor-H2.
Efek pada bronkus dan otot polos organ lain
Histamin menyebabkan timbulnya bronkokontriksi
3. Obat keracunan histamin !
Pengobatan keracunan histamin yang paling baik adalah dengan memberikan obat
adrenalin.
4. Sumber-sumber histamin !
Histamin endogen : Histamin dari makanan dan yang dibentuk oleh bakteri usus
Histamin eksogen : Histamin dari daging, bakteri dalam lumen usus dan kolon yang
membentuk histamin dan histidin
5. Obat-obat histamin 1 dan histamin 2 !
Obat antihistamin 1 :
- Gol. Etanolamin : karbinoksamin, difenhidramin, dimenhidrinat.
- Gol. Etilenediamin : pirilamin, tripenelamin.
- Gol. Piperazin : hidroksizin, siklizin, meklizin.
- Gol. Alkilamin : klorfeniramin, bromfeniramin.
- Lain-lain : siproheptadin, mebhidrolin napadisilat (Generasi 1), astemizol,
feksofenadin, loratadin, setirizin (Generasi 2).
Obat antihistamin 2 :
- Simetidin.
- Ranitidin.
- Famotidin.
- Nizatidin.
KUIS
1. Sebutkan golongan obat adrenoreseptor (2)
Simpatomimetika (adrenergika)
Mekanisme kerja obat adrenergik adalah merangsang reseptor alfa dan beta pada sel
efektor.Penggunaan klinis epinefrin adalah pada:
- Sistem kardiovaskular: terjadinya vasokonstriksi (tekanan darah meningkat),
meningkatkan denyut jantung dan kekuatan kontraksi jantung
- Susunan Saraf Pusat: terjadinya kegelisahan, rasa kuatir, nyeri kepala dan tremor.
- Otot polos : efeknya berbeda tergantung pada jenis reseptor yang terdapat pada
organ tersebut. Pada saluran cerna terjadi relaksasi otot polos saluran cerna, pada
uterus terjadi penghambatan tonus dan kontraksi uterus, pada kandung kemih
terjadi relaksasi otot detrusor kandung kemih, pada pernafasan menimbulkan
relaksasi otot polos bronkus.
- Proses metabolik: menstimulasi glikogenolisis di sel-sel hati dan otot rangka,
lipolisis dan pelepasan asam lemak bebas dari jaringan lemak
- lain-lain : menhambat sekresi kelenjar , menurunkan tekanan intraokular,
mempercepat pembekuan darah
Simpatolitika ( adrenolitika )
Sesuai dengan jenis reseptorna, bloker adrenoreseptor dibedakan atas dua jenis, yaitu:
- alfa-blockers ( α-simpatolitika)
Zat-zat ini memblokir reseptor-alfa yang banyak terdapat di jaringan otot polos
dari kebanyakan pembuluh , khususnya dalam pembuluh kulit dan mukosa.Efek
utamanya digunakan pada hipertensi dan hipertrofi prostate. Alfa bloker umumnya
memiliki efek samping yaitu, hipotensi postural. Prazosin yang digunakan pada
gagal jantung (dekopensasi) dan pada penyakit raynaud.
- Beta-blockers (β-simpatolitika)
Semula beta –blockers digunakan untuk gangguan jantung (aritmia,anginapectoris)
guna meringankan kepekaan organ ini bagi rangsangan, seperti kerja berat,
emosi ,strees,dan sebagainya.Sejak tahun1980-an obat ini terutama digunakan
sebagai obat hipertensi, anti hipertensiva.Obat ini dapat dibagi pula dalam 2
kelompok, yakni :
1. Zat-zat β1 selektif, yang melawan efek dari stimulasi jantung oleh
adrenalindan NA (reseptor -β1), misalnya atenolol dan metaprolol.
2. Zat – zat tak selektif, yang juga menghambat efek bronchodilatasi (reseptor-
β2),misalnya propranolol ,alprenolol,dan sebagainya. Labetolol dan carvedilol
merupakan zat-zat yang menghambat kedua reseptor (alfa+beta).
Penghambat neuron adrenergic
Derivate guanidine (guanetidin ). Zat-zat ini tidak memblok reseptor , melainkan
berkerja terhadap bagian postganglioner dari saraf simpatis dengan jalan mencegah
pelepasan katecholamin. Guanetidin khusus digunakan pada jenis glaukom tertentu
3. Neurotransmiter yang terlibat dalam transmisi kolinergi/parasimpatik
Asetilkolin adalah neurotransmiter yang dihasilkan oleh neuron disebut neuron sebagai
kolinergik.
4. Neurotransmitter yang terlibat dalam transisi adrenergic/simpatik
Norepinephrine atau Noradrenaline merupakan neurotransmitter sistem syaraf simpatik.
5. Efek Anti kolinergik terhadap saluran cerna, urin dan mata !
- sikloplegia (kelumpuhan iris mata) ,mulut kering, pandangan kabur,
- hesitensi dan retensi urin
- konstipasi/sukar buang air besar
6. Jelaskan mekanisme kerja obat antidepresan golongan SSRI
Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) telah mengganti antidepresan trisiklik
sebagai obat pilihan dalam pengobatan kelainan depresi, hal ini disebabkan karena SSRI
dapat ditoleransi lebih baik dan dapat digunakan dalam dosis tinggi. SSRI memblok
pengambilan kembali serotonin (5-HTIA, 5-HT2C, dan 5-HT3C) ke dalam presinaps
nervus terminal, dengan demikian neurotransmisi serotonin meningkat, yang
menghasilkan efek dari antidepresan.
7. Jelaskan mekanisme kerja obat antidepresan golongan MAOI
Monoamin oksidase (MAOI) adalah suatu enzim mitokondria yang ditemukan dalam
jaringan saraf dan jaringan lain seperti usus dan hati. Dalam neuron, MAO berfungsi
sebagai katup penyelamat. Memberikan deaminasi oksidatif dan meng-nonaktifkan setiap
molekul neurotransmitter (Norepinefrin, dopamine, dan serotonin) yang berlebihan dan
bocor keluar vesikel sinaptik ketika neuron istirahat. Inhibitor MAO dapat
mengnonaktifkan enzim secara ireversibel atau reversible, sehingga molekul
neurotransmitter tidak mengalami degradasi dan keduanya menumpuk dalam neuron
presinaptik dan masuk ke ruang sinaptik. Hal ini menyebabkan aktivasi reseptor
norepinefrin dan serotonin dan menyebabkan aktivasi obat antidepresan.
Cara Kerja : sebagian besar inhibitor MAO, seperti isokarboksazid membentuk senyawa
kompeks yang stabil dengan enzim, menyebabkan inaktivasi yang ireversibel. Ini
mengakibatkan peningkatan depot norepinefrin, serotonin dan dopamine dalam neuron
dan difusi selanjutnya sebagai neurotransmitter yang berlebih ke dalam ruang sinaptik.