INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing...

32
Si BiMa Seputar informasi Bina Marga dan Penataan Ruang Jalan Mantap, Ekonomi Lancar Edisi XLVIII / Oktober - Desember | 2019 INFRASTRUKTUR untuk MASYARAKAT

Transcript of INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing...

Page 1: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

siBiMaSeputar informasi Bina Marga dan Penataan Ruang

Jalan Mantap, Ekonomi Lancar

Edisi XLVIII / Oktober - Desember | 2019

INFRASTRUKTURuntuk MASYARAKAT

Page 2: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

Pengarah:Kepala Dinas Bina Marga dan

Penataan RuangA. Koswara MP

Penanggung jawab:Sekretaris Dinas Bina Marga dan

Penataan RuangAsep Supriatna

Pemimpin Redaksi:Sekretaris Dinas Bina Marga dan

Penataan RuangAsep Supriatna

Sekretaris:Kepala Sub Bagian Kepegawaian

dan UmumSri

Redaktur Pelaksana:M. Aswal, ST., MT.

Hendra Wardhana, ST., MT.

Koresponden/Fotografer:Galih

Narasumber:Ir. Gumilang, MT. Ir. Asep SupriatnaIr. Bobby Subroto

Ir. Aan Heryadi ZulihadiIr. Agus Budiono, ST., MM.

Ir. Agus Salim ST., MT. Ir. Adnan Guntara, ST., MT.

Ir. Apit BachrulIr. Indra Maha

Sirkulasi/Umum:Endang Cahyana, Hari A. Sumirat

Operator Komputer:Andri S.

Alamat Redaksi:Jl. Asia Afrika no. 79 Bandung.

Telp. (022) 423 1602 (022) 423 1603 e-mail redaksi:

[email protected]

IN BOX

peristiwa

Sandingkan “Al-Hassan II” untuk “Al-Jabbar”10

Infrastruktur Mulus, Pemerintah (dianggap) Bagus8

Terapkan Teknologi Perkuat Regulasi12Sekretariat TKPRD JabarTempat Awal Lahirnya Rekomendasi14Progress “Teman Jabar” Makin Gress16Humas Dididk Masyarakat Cerdas17Wujudkan UPTD Labkon Berkualitas dan Berintegritas18

laporan utama

Infrastruktur Harus Bermanfaat untuk Masyarakat

DBMPR Jabar Mulai SPBE dengan Rapikan Data

4

6

gardaAngan Pangandaran Dirindukan Wisatawan20

wawasanJambatan Lengkung LRT28

sejenakEmpat Prinsip Etos Kerja Islami30

sosok

Indra MahaMenjaga Amanah Menaklukkan Tantangan

22

Aan HeryadiMenyatukan Ilmu Pasti dan Ilmu Sosial di Lapangan

24

Adnan GuntaraTotal Bekerja Ikhlas Bertugas26

Lensa Harbak7

mang bima

Transparan – Akuntabel - Informatif3

Page 3: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

Mang BiMa ngageuing

3SiBiMa | Oktober - Desember 2019

“TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,” Mang Bima diuk gigireun Si Abroh nu diuk ngopi di kantin.

“Enya ari kitu mah, Bim. Tapi, aya naon kitu?” Si Abroh nempas, bari ngageser diukna mere lahan keur Mang Bima.

“Ih….. ari maneh, kan di akhir tahun semua pekerjaan harus tuntas. Tetapi bukan sekadar beres, melainkan harus tuntas sesuai syarat-syarat kontrak,” Mang Bima mere penjelasan.

“Mun beres tapi ‘teu beres’, kumaha tah?” Si Abroh kalah mere pertanyaan deui.“Teu beres kumaha? Aya manipulasi jeung kecurangan maksud kamu?” Mang Bima malik nanya

rada teugeug, bari nambahan, “Moal mungkin, Broh….!”“Naha moal mungkin, Bim?” Si Abroh terus nanya rada telik.“Yeuh, Broh…..keur jaman baheula ge moal mungkin, sabab selain mental pegawai geus ditempa

supaya bekerja dengan benar, oge faktor pengawasan nu ketat, baik internal maupun eksternal. Komo ayeuna,” ceuk Mang Bima,

“Komo ayeuna, maksudna?” Si Abroh nanya tambah panasaran, bari ngaregot kopi disusul ngabebeskuen gehu.

“Komo ayeuna…..pengawasan na ti ditu ti dieu. Di internal kita juga loba saluran nu dipake untuk menyebarkan informasi apa saja yang kita kerjakan, waktu pengerjaannya berapa lama, saha nu ngerjakeun na, berapa anggaran na. Tah eta diasupkeun kabeh kana instagram, facebook, website, youtube, twitter, oge kana media massa cetak jeung elektronik,” ceuk Mang Bima, ngajelaskeun rada panjang.

“Oh enya, eta nu disebut transparansi jeung akuntabel tea nya,” ceuk Si Abroh. “Geuning maneh nyaho?” Mang Bima reuwas. Leungeun na ngajewang korek rek ngarokok.“Pan aya dina banner aplikasi WebGis ‘Teman Jabar’. Sagala media digunakeun. Salah satunya keur

transparansi jeung akuntabilitas,” Si Abroh ngajawab asa meunang.“Lain saukur transparan jeung akuntabel, tapi juga informatif. Mencerdaskan, oge tempat nampung

keluhan jeung kritik masyarakat,” Mang Bima nambahan “Informasi na naon hungkul Mang?” Si Abroh nanya deui.“Naon wae, rek mengenai Dinas urang, rek tentang jalan, rek masalah peraturan nu kudu dipatuhi

masyarakat, jeung loba deui lah,” Mang Bima ngajawab bari nangtung, terus ngaleos rek mayar.Ari Si Abroh anteng keneh di kantin, bari nungguan babaturan na da rek aya tugas ka luar.

Maranehna rek indit boncengan motor.

TRANSPARAN – AKUNTABEL - INFORMATIF

Page 4: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

4 Oktober - Desember 2019 | SiBiMa

LAPORAN UTAMA

InfrastrukturHarus BermanfaatUntuk MasyarakatDalam lima tahun terakhir, pemerintah telah melakukan percepatan pembangunan infrastruktur secara besar-besaran, seperti jalan tol, bandara, pelabuhan untuk mendukung tol laut, pembangkit tenaga listrik, dan bendungan. Infrastruktur perdesaan juga terus dibangun. Di antaranya saluran air bersih, jalan-jalan desa, dan perbaikan saluran irigasi. Pembangunan dilakukan tidak hanya di Pulau Jawa, tapi di seluruh Indonesia, terutama wilayah Indonesia bagian timur, wilayah pedalaman, kawasan terisolir, dan perbatasan. Tujuannya meningkatkan daya saing sekaligus mewujudkan rasa keadilan.

wawan/DK

Page 5: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

5Oktober - Desember 2019 | SiBiMa

P RESIDEN Joko Widodo mengungkapkan hal itu dalam sambutan tertulis yang dibacakan Dicky Saromi, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat,

pada upacara puncak Peringatan Hari Bakti ke-74 Pekerjaan Umum (Harbak PU) tingkat Jabar, Selasa (3/12), di halaman depan Kantor Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar), Jalan Asia Afrika, Kota Bandung.

Upacara diikuti para pejabat eselon II, III, dan IV serta pegawai di lingkungan ke-PU-an Provinsi Jabar. Bertindak sebagai komandan upacara Ari Haidryansyah dari Bagian Teknik DBMPR Jabar. Sedangkan pembina upacara Dicky Saromi.

Dalam sambutannya, Presiden menyampaikan apresiasi dan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak, mulai jajaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta mitra swasta di bidang konstruksi maupun pembiayaan dalam mencapai target pembangunan RPJMN 2015-2019.

Kendati telah bekerja keras, Presiden melanjutkan, agenda pembangunan infrastruktur belum selesai. Karena jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia masih tertinggal. Peringkat infrastruktur Indonesia kini berada di posisi 74 dari 140 negara di dunia. Adapun untuk tingkat ASEAN, Indonesia sekarang ada di peringkat lima.

Pembangunan infrastruktur, menurut penilaian Jokowi, juga harus memiliki dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, seluruh jajaran pemerintah dan mitra yang terlibat harus memastikan bahwa pembangunan infrastruktur fokus memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.

Selain itu, Presiden menyampaikan, sinergi di antara semua elemen pemerintahan juga akan berpengaruh besar dalam kesuksesan agenda pembangunan selanjutnya. Selama lima tahun ke depan, pemerintah akan melanjutkan pembangunan 60 bendungan, 1.000 embung, 500.000 hektare jaringan irigasi baru, 2.500 kilo meter jalan tol, serta 60.000 kilo meter jalan baru.

“Termasuk meningkatkan akses masyarakat terhadap akses air minum layak 90%, akses sanitasi dan persampahan 80%, serta melanjutkan program sejuta rumah, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan mewujudkan program pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur dengan konsep smart metropolis,” ucap Presiden, sembari berpesan, meskipun penggunaan teknologi mutlak harus dilakukan, tapi tidak menutup peluang lapangan pekerjaan mulai perencanaan sampai pemanfaatannya.

Di akhir sambutannya, Presiden mengucapkan Dirgahayu ke-74 PUPR. “Saya minta segenap insan PUPR meneladani semangat pantang menyerah, keberanian, dan pengorbanan sebagaimana diperlihatkan tujuh pahlawan sapta taruna yang gugur di Gedung Sate, Bandung, pada 3 Desember 1945. Perjuangan mereka akan selalu menjadi motivasi dan inspirasi bagi segenap insan PUPR,” pungkas Jokowi.

Sementara untuk pemilihan pegawai teladan yang khusus dilaksanakan di lingkungan DBMPR Jabar, pemenang kategori Pekerja Teladan adalah Supriadi (Juara I - UPTD IV), Rukman (Juara II - UPTD VI), Nandang Sumarna (Juara III - UPTD III). Mandor Teladan: Hasanudin (Juara I - UPTD IV ), Helmi Kurniawan (Juara II - UPTD III), Ade Saenudin (Juara III - UPTD I). Pengamat Teladan: Dede Syarif Hidayat (Juara I - UPTD III), Endang Jaya Permana (Juara II - UPTD II), Rahman Sumarsana (Juara III- UPTD I). Direksi Lapangan Teladan: Hendra Gunawan (Juara I- UPTD II), Andi Irawansyah (Juara II- UPTD I), Hendi Herdiana (Juara III- UPTD V). (wawan /DK)

wawan/DK

wawan/DK

wawan/DK

Page 6: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

6 Oktober - Desember 2019 | SiBiMa

P ERGUB ini merupakan kerangka kerja yang memastikan terlaksananya pengaturan, pengarahan, dan pengendalian dalam penerapan SPBE, yaitu

penyelenggaraan pemerintahan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan layanan kepada pengguna SPBE.

Misi kebijakan SPBE adalah mewujudkan tata kelola pemerintahan yang inovatif dan kepemimpinan yang kolaboratif antara pemerintahan pusat, provinsi, dan kabupaten/kota ; meningkatnya mutu layanan publik melalui pemanfaatan teknologi informasi (TI) dalam penyelenggaraan pemerintahan di Pemprov Jabar. Misi lainnya adalah terwujudnya sistem manajemen organisasi dan tata kerja pemerintahan yang bersih, transparan, dan akuntabel ; SDM yang memiliki kompetensi dan kepemimpinan yang inovatif serta kolaboratif ; inovasi TIK di Jabar yang efektif, efisien, dan terintegrasi.

Untuk mewujudkan misi tersebut, setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Jabar mulai

DBMPR Jabar Mulai SPBE dengan

Rapikan Data

Mengimplementasikan visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Program Jabar Digital Provence, Pemprov Jabar menindaklanjuti dengan mengeluarkan Kebijakan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Payung hukumnya Peraturan Gubernur (Pergub) No.86/2018 tentang Tata Kelola SPBE.

menyiapkan materi apa saja yang harus ditampilkan dalam aplikasi yang sudah disiapkan. Tak terkecuali Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar).

Menurut Kepala DBMPR Jabar, A. Koswara MP, pihaknya akan lebih dulu mengumpulkan data. “Kami bergerak mulai dari data, difinalisasi, dan dirapikan. Data yang sudah ada dirapikan, dipilah, kemudian dilengkapi,” ujarnya.

Namun untuk melengkapi data tersebut, lanjut Koswara, diperlukan usaha (effort) yang besar. “Karena, aset jalan DBMPR Jabar sangat besar. Ada 2.350 kilo meter. Sementara yang terekam baru perkerasannya. Adapun data struktur, umur struktur, data utilitas, serta data aset-aset lain yang ada di jalan tersebut belum terekam. Ini yang harus kami kumpulkan,” jelas Koswara.

Setelah terkumpul dengan lengkap dan benar, maka dilanjutkan ke proses kerja. Mulai perencanaan sampai pengawasan pelaksanaan semua terkoneksi. Tetapi, menurut Koswara, untuk memetakan semua aset DBMPR Jabar dasarnya adalah peta.

“Memetakan semua aset dasarnya dari peta. Tanpa peta, kami tidak tahu koordinat posisi jalan tersebut di mana,” jelasnya.

Lantaran memerlukan usaha yang besar, maka diperkirakan waktu pengumpulan data itu bisa lama. Oleh karena itu, menurut Koswara, proses mengumpulan data mulai dicicil dari peta.

“Peralatannya mahal kalau dilakukan serentak. Maka, proses untuk mengumpulkan data sendiri akan melibatkan masing-masing bidang, karena sudah paham,” sebut Koswara.

Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Jabar hanya menyiapkan tampilan luar. Sementara proses teknis tetap harus dilakukan sendiri oleh DBMPR Jabar. (wawan / DK)

LAPORAN UTAMA

wawan/DK

Page 7: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

7Oktober - Desember 2019 | SiBiMa

LeNsA HARbAk

SEBELUM sambutan tertulis dari Presiden Joko Widodo dibacakan Dicky Saromi, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat, pada upacara puncak Peringatan Hari Bakti ke-74 Pekerjaan Umum (Harbak PU), Selasa (3/12), di halaman depan Kantor Dinas Bina Marga dan

Juara di Semua CabangDBMPR Jabar

Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar), Kepala DBMPR Jabar, A. Koswara MP, melaporkan pada pembina upacara perihal berbagai lomba dan pertandingan yang dilakukan dalam Harbak ke-74 PU sepanjang 25-29 November 2019.

Peringatan itu diisi sejumlah pertandingan olah raga seperti futsal, bulu tangkis, tenis meja, catur, fun bike, hingga karaoke, serta bakti sosial. “Untuk bakti sosial, kami mengadakan khitanan massal, donor darah, pemberian santunan pada anak yatim, dan bantuan dana pendidikan. Selain itu, dilaksanakan juga pemilihan pegawai teladan untuk dinas masing-masing,” ujarKoswara.

Pemenang berbagai kegiatan itu merata hampir semua dinas ke-PU-an yang terlibat. Balai Besar Sungai (BBWS) Citarum ke luar sebagai juara umum dari seluruh pertandingan olah raga dengan mengumpulkan dua medali emas dari cabang bulu tangkis dan karaoke.

Namun bila melihat hasil secara keseluruhan, DBMPR Jabar patut berbangga, karena menjuarai semua lomba. Tenis meja juara pertama, bulu tangkis menduduki posisi dua, catur di tempat kedua, gapleh peringkat dua dan tiga, futsal menyabet juara tiga, serta karaoke juara dua atas nama Barry (UPTD V) dan juara tiga oleh Iwan Setiawan (UPTD IV). (wawan /DK)

Rangkaian Kegiatan Peringatan Hari Bakti ke-74 PU

PERINGaTaN Hari Bakti ke-74 Pekerjaan Umum (Harbak PU) dilaksanakan dengan berbagai event, mulai dari kegiatan sosial hingga olah raga.

Kegiatan sosial seperti donor darah dan khitanan masal, sementara kegiatan olah raga dimulai dengan fun bike bersama Kepala DBMPR Jabar, A. Koswara MP besama jajarannya. Dilanjutkan dengan pertandingan olah raga yang menggelar berbagai cabang olah raga. (wawan/DK)

Foto-foto wawan/DK

Page 8: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

8 Oktober - Desember 2019 | SiBiMa

Pe

RisT

iwA

Infrastruktur MulusPemerintah (dianggap) Bagus

Infrastruktur menjadi tolok ukur penilaian masyarakat tentang keberhasilan pemerintah. “Bila pembangunan infrastruktur, terutama jalan dan jembatan misalnya bagus, maka akan membentuk citra positif Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar), dan dianggap berhasil. akan tetapi bila sebaliknya, pemerintah akan dianggap gagal atau jelek.”

HAL tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ulum, dalam upacara pembukaan Peringatan Hari Bakti ke-74 Pekerjaan Umum (Harbak PU) Tingkat Provinsi Jawa Barat, Senin (25/11) di Kantor Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jabar (DBMPR Jabar), Jl. Asia Afrika Bandung.

Untuk itu, Uu menilai, bidang ke-PU-an menjadi barisan paling depan untuk membentuk citra positif Pemprov

Jabar. “Peringatan Harbak PU menjadi momentum untuk mengingatkan kembali tugas pokok fungsi (tupoksi) bidang ke-PU-an, yaitu pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur, sehingga meningkatkan citra daerah serta tercapainya visi Jabar Juara Lahir dan Batin,” kata Uu.

Selain itu, peringatan Harbak PU pun meningkatkan semangat patriotisme dan tanggung jawab seperti yang telah dikorban para pahlawan. “Harbak PU juga merupakan

wawan/DK

Page 9: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

9SiBiMa | Oktober - Desember 2019

ajang silaturahmi, karena melalui lomba yang diadakan akan bertemu para pegawai dari dinas lain. Ini sangat baik untuk saling berbagi,” ujar Uu.

Terakhir, peringatan Harbak PU juga merupakan sarana hiburan. Sekalipun dalam lomba atau pertandingan ada persaingan, namun semua tetap bergembira. “Masyarakat Jawa Barat katanya kurang berbahagia, sehingga karena ini diharapkan bisa menambah rasa bahagia,” ungkap Uu.

Sementara Kepala DBMPR Jabar, A. Koswara MP, menjelaskan tujuan digelarnya Harbak PU, yakni menumbuhkan semangat, kekompakan, dan sikap bekerja keras dalam rangka ikut berpartisipasi melaksanakan dan mengisi pembangunan di Jabar. Terlebih, ”Bidang ke-PU-an menjadi barometer keberhasilan pembangunan di Jawa Barat,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui Harbak PU diperingati setiap tanggal 3 Desember. Tahun ini, tema Harbak ke-74 PU adalah “Sumber Daya Manusia Unggul Infrastruktur Jawa Barat Juara”. Harbak PU sendiri identik dengan sejarah Jabar, khususnya Kota Bandung. Pasalnya peringatan tersebut berawal dari perjuangan tujuh pemuda karyawan Departemen PU di Kota Bandung mempertahankan Kantor PU pada tahun 1945. Kantor PU itu saat ini dikenal sebagai Gedung Sate.

Peringatan Harbak ke-74 PU kali ini diisi berbagai kegiatan, seperti pertandingan olah raga badminton, tenis

SELaIN menggelar lomba antarinstansi ke-PU-an, Peringatan Hari Bakti ke-74 Pekerjaan Umum (Harbak PU) di lingkungan internal DBMPR Jabar juga diisi dengan pemilihan pegawai teladan. Pemilihan pegawai teladan itu dibagi ke dalam 4 kategori, yaitu pegawai, mandor, pengamat, dan direktur lapangan. Seleksi tertulis dilaksanakan, Jumat (22/11) di ruang Bima Utama Kantor DBMPR Jabar.

Menurut Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pengawasan Bidang Pemeliharaan dan Pembangunan (Harbang) DBMPR Jabar, Peni Andarbeni, pemilihan pegawai teladan tahun 2019 hanya dilakukan secara tertulis seputar tugas yang mereka kerjakan dan tidak ada wawancara maupun kunjungan lapangan.

Peserta pemilihan pegawai teladan tahun 2019 merupakan perwakilan dari Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) I - VI. “Setiap UPTD mengirimkan 4 pegawai untuk 4 kategori. Jadi, total peserta yang mengikuti pemilihan 24 pegawai,” jelas Peni.

Kepala Bidang Harbang, Agus Salim, mengharapkan, para peserta pemilihan pegawai teladan tidak terbebani dengan pemilihan itu. “Anggap saja ini acara silaturahmi untuk saling berbagi informasi tentang tugas-tugas yang selama ini dijalankan,” ujarnya.

Jika nanti tidak terpilih sebagai pegawai teladan, kata Agus, jangan berkecil hati atau kecewa. Karena, semua peserta yang hadir mengikuti seleksi pegawai teladan sesungguhnya sudah merupakan pegawai terbaik, sehingga dipilih mewakili UPTD masing-masing. (wawan / DK)

Pemilihan Pegawai Teladan

meja, futsal, catur, gaple, fun bike, dan golf, serta bakti sosial berupa khitanan masal, donor darah, dan menyantuni anak-anak yatim piatu. Pertandingan diikuti 15 instansi ke-PU-an di Jawa Barat, yaitu Dinas SDA, Dinas Perumahan dan Permukiman, Puslibang SDA, Puslitbang Jalan dan Jembatan, Balai Diklat PU, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, BBWS Cimanuk-Cisanggarung, BBWS Ciliwung-Cisadane, BBWS Citanduy, Perum Jasa Tirta II, SMK PU Bandung, Pusdiklat Jalan, Perkim, dan PJW BPSDM Kementerian PUPR, serta Pusdiklat SDA dan Konstruksi. Rangkaian berbagai kegiatan itu dilaksanakan selama 25-29 November 2019. (wawan / DK)

wawan/DK

wawan/DK

Page 10: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

10 Oktober - Desember 2019 | SiBiMa

Sandingkan “Al-Hassan II”untuk “Al-Jabbar”

KemegahanMasjid Hasan II

BANGUNAN Masjid Hassan II yang menjorok ke Samudra Atlantik membuatnya terlihat seakan-akan terapung di tengah laut. Masjid ini memiliki desain yang rumit pada dinding, pintu, hingga menara.

Kesan anggun dan megah sangat terasa ketika memandangi fasad (eskterior) Masjid Hasan II, karena memiliki desain yang rumit dan khas yang tidak ditemukan pada masjid-masjid lainnya. Pintu-pintu di luar maupun di dalam ruangan masjid dicirikan oleh lengkungan berbentuk tapal kuda. Sedangkan dinding dan pilar-pilar di dalam ruangan dihiasi dengan berbagai macam ornamen yang indah.

Terdapat pelataran yang sangat luas pada bagian luar. Lantai pelataran dihiasi dengan pola kotak-kotak diagonal yang mengarah ke masjid. Ada 41 air mancur yang memberi nuansa tenang dan memberi kesan sejuk di antara panasnya cuaca Casablanca.

Menara masjid menjulang mencakar langit setinggi 210 meter atau sekitar 689 kaki, memberi kesan kokoh pada masjid terbesar ketiga di dunia ini. Menara ini bisa terlihat dari semua pelosok Kota Casablanca.

Teknologi tinggi diaplikasikan di masjid megah ini dengan memanfaatkan teknologi cahaya laser untuk pencahayaan dan memberikan keindahan tersendiri di malam hari. Hampir setiap detail bangunan terdapat sistem pencahayaan, sehingga bangunan masjid tetap terlihat indah ketika malam hari atau kala kekurangan sinar.

Ruang dalam Masjid Hasan II mempunyai panjang 200 meter, lebar 100 meter, dan tinggi 65 meter, sehingga kalau disatukan melambangkan 365 hari.

P EMERINTah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) sedang membangun Masjid Raya Provinsi Jawa Barat “Al-Jabbar”. Proses pembangunannya dimulai akhir tahun 2017dirancang bukan sekedar untuk tempat ibadah shalat, tapi juga tempat pembinaan khasanah Islam.

Bangunan Masjid Al-Jabbar memiliki ukuran 99 x 99 meter dan terdiri atas dua lantai. Pada area lantai satu dibangun museum atau ekshibisi sejarah Nabi Muhammad SAW, yang dilengkapi ekshibisi Asmaul Husna, Al-Qur’an dan Hadist, Ka’bah dan sejarah perkembangan Islam di Nusantara, serta sejarah perkembangan Islam di Jawa Barat. Lantai satu ini disebut Area Ma’rodh Nabi Muhammad SAW.

Saat ini, pembangunan Masjid Al-Jabbar telah memasuki tahap kedua yang akan selesai sesuai kontrak akhir tahun 2019. Pembangunan fisik tahap II meliputi pekerjaan diluar plaza, jembatan, kolam, dan tempat wudhu bagian dalam. “Pembangunan akan banyak dilakukan pada tahap III,” ujar Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar), A. Koswara MP.

Guna menyempurnakan rencana yang telah dibuat, DBMPR Jabar mengadakan studi banding ke masjid yang telah jadi dan dianggap bagus sebagai sandingan, yaitu Untuk itu, Masjid Hasan II di Casablanca, Maroko. “Kunjungan ke Masjid Hasan II di Maroko untuk mengetahui desain interior dan eksteriornya, untuk penyempurnaan perancangan (design) Masjid Al Jabbar,” ujar Mohammad Aswal, Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan DBMPR Jabar.

Hal ini merupakan upaya untuk mendapatkan hasil desain yang lebih optimal dan sesuai dengan pemanfaatan ruang, sehingga fasilitas tersebut dapat difungsikan sebagai ruang publik (public space) yang nyaman sekaligus untuk menggali berbagai literatur dan referensi mengenai Nabi Muhammad SAW.

Kunjungan ke Masjid Hasan II dilaksanakan Senin-Kamis (28 – 31/10). Rombongan dipimpin Kepala DBMPR Jabar, A. Koswara MP, serta didampingi Kepala Bidang Jasa Konstruksi, Barmansyah Bursyah,dan beberapa staf. Kunjungan diawali ke Konsulat Jenderal RI di Jeddah, yang ikut mendampingi saat pelaksanaan kunjungan. (wawan / DK)

Fitur arsitektur yang mencolok adalah lengkungan tapal kuda dan muqarnas yang tak terhitung banyaknya menghiasi langit-langit. Kolom dan balok (entablature) digunakan sebagai elemen utama.

Balkon khusus wanita dan anak-anak diletakkan di sebelah kanan pintu masuk dan dibuat dari kayu yang diukir dengan indah. Balkon ini dibatasi pagar dengan bahan dari kayu. Untuk langit-langit dihiasi dengan ukiran dan lampu hias.

Tempat wudhu tersedia di bagian bawah lantai masjid yang dilengkapi bangku-bangku tempat wudhu. Lokasi tempat wudhu dihiasi ornamen lengkung dan ukiran serta lampu-lampu hias yang sangat menarik.

Masjid Hassan II merupakan salah satu masjid modern yang berfungsi tak hanya menjadi tempat ibadah juga dilengkapi madrasah, hammams (tempat mandi tradisional Maroko), museum sejarah Maroko, ruang pertemuan, dan perpustakaan budaya Islam dengan koleksi yang digadang-gadang terlengkap di dunia. Semua fasilitas itu dibangun di lantai bawah tanah. Sementara ruang ibadah berada di lantai atas. Dua lantai tingginya.(wawan / DK)

dbmtr.doc

Page 11: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

11Oktober - Desember 2019 | SiBiMa

(1) Menara setinggi 210 meter yang bisa dilihat dari seluruh pelosok kota dengan ukiran cetakan semen menambah kecantikan masjid. (2) Masjid Hasan II dari arah luar dengan pelataran yang luas. (3) Selasar dengan bentuk lengkungan dan ukiran. Dibagian atas ada ukiran yang sangat menarik. (4) Dinding bagian depan dengan pintu berbentuk lengkungan dan ukiran. (5) Halaman dalam dengan selasar berbentuk lengkungan dan ukiran yang menghubungi antara pintu utama dengan pintu lainnya. (6) Balkon khusus wanita dan anak-anak. (7) Kesan klasik terasa pada interior masjid. Terlihat pada pilar-pilar, ornamen dan profil-profilnya. (8) Bentuk mimbar pada masjid ini menggunakan anak tangga di depan. Mimbar ini terbuat dari kayu dengan ukiran berwarna coklat. (9) Langit-langit mihrab dengan ukiran berbentuk untaian “sulaman bordir” yang disusun melingkar ke arah dalam. Di diding ada kaligrafi Al-Quran. (10) Atap yang bisa dibuka untuk sirkulasi udara dan cahaya. (11) Jalan dari pintu khusus untuk raja lurus ke arah mihrab, terdapat aliran air di kiri kanannya. (12) Bagian mihrab yang merupakan vocal point utama dari masjid ini. (13) Penggunaan kolom dan balok sebagai elemen utamad dengan bentuk lengkung. (14) Detail ukiran dekorasi hasil cetakan semen pada kolom dan balok. (15) Dinding bagian samping berbetuk melingkung ke arah belakang, dengan variasi lengkungan dan ukiran yang seirama dengan bangunan lainnya. (16) Dinding bagian belakang pinggir laut dengan hiasan lengkungan berbentuk tapal kuda, ukiran dan warna yang senada.

1

4

5

6

9

13

15 16

14

10 11 12

7 8

2 3

Page 12: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

12 Oktober - Desember 2019 | SiBiMa

PeRisTiwA

U NTUK itu, Bidang Jasa Konstruksi DBMPR Jabar menggelar Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Daerah Kabupaten/Kota di Jawa Barat,

Selasa - Rabu (26 - 27/11) di Bandung. Dalam sambutannya, Kepala DBMPR Jabar, A. Koswara MP, menekankan pentingnya proses pembinaan melalui rakor. Salah satunya mengenalkan teknologi untuk membantu penyelenggaraan jasa konstruksi.

“Banyak perkembangan baru dalam penyelenggaraan jasa konstruksi. OPD di kota lebih dinamis dan maju. Tapi di level provinsi justru tertinggal. Salah satunya implementasi Building Information Model (BIM) yang belum tersentuh. Bahkan, LPJK Provinsi Jabar pun belum mengadakan sertifikasi BIM,” ungkap Koswara.

Diakui Koswara, DBMPR Jabar, terutama OPD di daerah, mengalami kesulitan sumber daya manusia dalam proses penyelenggaraan jasa konstruksi. Salah satunya terkait struktur dan PPK. Untuk itulah teknologi hadir membantu efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan jasa konstruksi.

“Teknologi mempermudah pekerjaan. Misalnya lewat BIM, akan terekan semua data mulai spesifikasi, lokasi, hingga gambar rencana. Kemudian soal struktur konstruksinya banyak perkembangan. Mungkin kami sedikit tertinggal dibanding para pelaku jasa konstruksi,” ujarnya.

Maka, mulai tahun 2020, DBMPR Jabar mengimplementasikan BIM seperti di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Selanjutnya, kontraktor harus memiliki tenaga ahli bersertifikasi BIM, terutama untuk proyek-proyek di atas Rp 20 miliar. Sementara Kementerian PUPR mengaplikasikan BIM untuk proyek setinggi tiga lantai atau bernilai Rp 100 miliar.

Selain efektivitas dan efisiensi dengan teknologi, Koswara menyoroti regulasi dalam penyelenggaraan jasa konstruksi. Salah satu tujuan pembinaan dalam rakor ini pun untuk memperkuat regulasi yang dapat menguntungkan masyarakat sebagai klien pemerintah (DBMPR dan OPD).

Perkuat RegulasiTerapkan Teknologi

Penyelenggaraan jasa konstruksi di wilayah Jawa Barat terbilang pesat akibat pesatnya pembangunan. Sayangnya, banyak ketertinggalan yang dirasakan Bidang Jasa Konstruksi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar) sebagai penyelenggara jasa konstruksi. Demikian halnya dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di wilayah Kabupaten/Kota yang mengurusi penyelenggaraan jasa konstruksi. Terlebih, sebagai penyelenggara jasa konstruksi, DBMPR Jabar berkewajiban melindungi masyarakat sebagai pengguna, terutama menyangkut kepastian hukumnya.

wawan/DK

Page 13: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

13Oktober - Desember 2019 | SiBiMa

“Perkuat regulasi, karena ini terkait dengan keselamatan dan kepastian hukum bagi masyarakat. Supaya mereka makin puas memakai jasa aktivitas penyelenggaraan jasa konstruksi. Selain itu, meningkatnya efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan sumber daya alam dan manusia di penyelenggaraan jasa konstruksi akan membuat daya saing meningkat,” lanjutnya.

Koswara berharap, keberadaan sistem informasi jasa konstruksi dapat membantu tercapainya tujuan penyelenggaraan jasa konstruksi ke depan, yakni transparansi dan kemudahan administrasi. “Sistem Informasi jasa konstruksi perlu dipaparkan supaya tercapai tujuan transparansi dan kemudahan administrasi, sehingga masyarakat sebagai pengguna dapat menilai kinerja jasa konstruksi. Masyarakat dapat memilih mana kontraktor yang paling baik. Saya mohon, rekan-rekan dinas kabupaten/kota di bidang jasa konstruksi memiliki motivasi kuat, karena jasa konstruksi sangat strategis. Jangan sampai tertinggal oleh perkembangan jasa konstruksi luar,” pesannya.

Sementara Kepala Bidang Jasa Konstruksi DBMPR Jabar, Barmansyah Bursyah, menjabarkan maksud dan tujuan serta rangkaian materi rakor. “Tujuan kegiatan ini meningkatkan pemahaman penyelenggaraan jasa konstruksi

di kabupaten/kota se-Jabar berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, dan Permendagri No. 106 Tahun 2017 tentang Pedoman Nomenklatur Pemerintah Daerah yang Menyelenggarakan Urusan Bidang PU,” paparnya.

Materi disampaikan dalam dua hari. Hari pertama mencakup tiga materi. Pertama, penguatan kapasitas kelembagaan dan program penganggaran OPD sub urusan jasa konstruksi. Kedua, urgensi pembentukan dan pemberdayaan OPD yang menangani sub urusan jasa konstruksi. Terakhir, pemanfaatan Mobile Training Unit (MTU) sebagai sarana percepatan dalam pembinaan tenaga kerja konstruksi. Pada di hari kedua, materi yang disampaikan tentang penyelenggaraan pelatihan tenaga terampil konstruksi dan penyelenggaraan Sistem Informasi Jasa Konstruksi (SIJK) dan kebijakan SIPJAKI ke depannya.

Acara dihadiri Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Jabar dan Kabupaten/Kota; Direktur Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi Kementerian PUPR; Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah; Kepala Biro Organisasi Sekretaris Daerah Jabar; Kepala DBMPR Jabar; serta Kepala OPD Kabupaten/Kota Bidang Jasa Konstruksi. (wawan / DK)

wawan/DK

Page 14: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

14 Oktober - Desember 2019 | SiBiMa

PeRisTiwA

T KPRD asalnya bernama Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD). Sekretariatnya di Kantor Dinas Pemukiman dan Perumahan Jawa Barat. Seiring

dengan statusnya yang bukan lagi berbentuk Badan, tapi menjadi sebuah Tim, serta ditambah Bidang Penataan Ruang bergabung ke Dinas Bina Marga, maka sekretariat pun pindah ke kantor DBMPR Jabar. Tepatnya di bawah Bidang Penataan Ruang DBMPR Jabar.

TKPRD merupakan tim ad hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang di Daerah Provinsi dan di Daerah Kabupaten/Kota. Fungsinya membantu pelaksanaan tugas gubernur dan bupati/walikota dalam koordinasi penataan ruang di daerah.

Tim ini dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 116 tahun 2017 tentang Koordinasi Penataan Ruang Daerah. Salah satu tugas TKPRD adalah pengendalian pemanfaatan yang mekanismenya kemudian diatur melalui Permendagri Nomor 115 Tahun 2017 tentang Mekanisme Pengendalian Pemanfaatan Ruang Daerah.

Tugas TKPRD sebagaimana diatur dalam Permendagri No. 116 tahun 2017meliputi 3 aspak yaitu perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Ibarat Kawah Candradimuka tempat menggodok para personel agar tumbuh menjadi sosok tangguh, itulah yang terjadi di Sekretariat Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah (TKPRD) Provinsi Jawa Barat. Menempati Lantai IV Kantor Dinas Bina Marga dan Penataaan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar) Jalan asia afrika Bandung, di sinilah Tim Kelompok Kerja (Pokja) TKPRD Jabar menggodok dan mengkaji perubahan / pemakaian tata ruang atas usulan dari pemerintah kabupaten / kota maupun perorangan.

Contoh dari tugas TKPRD di antaranya mengoordinasikan sinkronisasi RTR provinsi dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang daerah, mengoordinasikan penanganana dan penyelesaian permasalahan dalam pelaksanaan program dan kegiatan pemanfaatan ruang di daerah provinsi dan di daerah kab./kota dalam hal diperlukan mengoordinasikan pelaksanaan peraturan zonasi sistem provinsi dalam proses pemberian izin untuk investasi skala besar.

Perlu Disposisi Gubernur Di Provinsi Jawa Barat struktur TKPRD dibentuk

beradasarkan keputusan Gubernur Jawa Barat No. 120.05/kep-708 - DBMTR/2018 tentang Tim Koordinasi Penataan Ruang Wilayah Daerah Peovinsi Jawa Barat. Keta TKPRD Jabar dipegang Ketua TKPRD Jabar dipegang Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sekretaris TKPRD Jabar diduduki Kepala DBMPR Jabar.

“Anggota TKPRD Jabar terdiri atas lintas Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Perumahan dan Pemukiman, Dinas Sumber Daya Air, Dinas Perhubungan, Dinas Perizinan, Dinas Kehutanan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), DBMPR Jabar, dan lainnya,” ujar Rana didampingi Gelar. Keduanya konsultan independen penataan ruang di Sekretariat TKPRD Jabar

Sekretariat TKPRD JabarTempat awal Lahirnya Rekomendasi

wawan/DK

Page 15: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

15Oktober - Desember 2019 | SiBiMa

Personel yang bertugas di Sekretariat TKPRD Jabar adalah pegawai DBMPR Jabar dibantu para Konsultan Individu (KI) penataaan ruang, dan beberapa pegawai kontrak Sekretariat TKPRD Jabar.

Lalu, bagaimana jika ada instansi yang ingin mengajukan perubahan tata ruang atau merevisi rencana tata ruang? “Pada intinya, harus ada disposisi dari Gubernur Jawa Barat, setelah itu baru dibahas oleh Pokja,” ujar Rana,

Rana melanjutkan, karena untuk mengajukan permohonan ke luarnya rekomendasi gubernur mesti disertai persyaratan yang lengkap dan sesuai, maka pihak pemohon mengadakan konsultasi terlebih dahulu kepada petugas di Sekretariat TKPRD Jabar. “Kami membuka loket untuk menerima pengajuan permohonan sekaligus konsultasi untuk persyaratan yang harus disampaikan agar lengkap dan memenuhi syarat,” jelas Rana.

Jika persyaratan sudah lengkap, maka Tim Pokja yang dipimpin Bappeda akan melakukan rapat pokja. Rapat bisa berlangsung 2-3 kali. Pesertanya seluruh dinas terkait yang di undang.

“Dalam rapat pokja biasanya terjadi diskusi dan perdebatan yang berisi masukan atau bisa juga penolakan terhadap permohonan tersebut. Jadi, bisa dikatakan, rapat pokja inilah yang menentukan apakah rekomendasi gubernur bisa ke luar atau tidak,” ungkap Rana.

Ihwal persyaratan untuk permohonan perubahan Rencana Detail Tatar Ruang (RDTR) Kabupaten / Kota ada 22 persyaratan yang mesti dipenuhi. Sebanyak 16 persyaratan harus dipenuhi untuk permohonan rekomendasi dari TKPRD dan sisanya untuk pengajuan ke Kementerian ATR/BPN.

“Persyaratan perubahan RDTR antara lain tidak ada pemutihan rencana tata ruang, tidak bertentangan atau harus mendukung Kawasan Rencana Tata Ruang Nasional dan Kawasan Rencana Tata Ruang Provinsi,” jelas Rana.

Jadi, perencanaan tata ruang, lanjut Rana, dilakukan secara berjenjang mulai tingkat nasional, provinsi, baru kabupaten/kota. “Jadi, yang bawah mengikuti rencana yang lebih atas dan ini dibuat untuk jangka waktu 20 tahun. Jika ada perubahan, maka dilakukan 5 tahun sekali. Kecuali ada perubahan yang terjadi di tingkat nasional atau karena permohonan masyarakat akibat kepentingan mendesak,” jelas Rana.

Terkait pengajuan perubahan RTR, Hendra Wardhana, Kasie Perencanaan Ruang, DBMPR , menjelaskan bahwa dokumen RTR yang sudah diperdakan, adalah milik bersama yaitu pemerintah dan masyarakat, ketika sudah diperdakan sudah menjadi hukum positif yang harus di taati oleh kedua pihak, tidak ada “Ranah negosiasi” ketika sudah menjadi dokumen formal.

Dalam implementasi Dokumen rencana RTR perlu ada Kolaborasi dalam arti kesetaraan antara 2 pihak, karena tanpa kesetaraan penyelesaian konflik pemanfaatan ruang akan sulit dicari solusinya.

“TKPRD sebagai lembaga fungsional, perlu perkuatan dalam memainkan peran sebagai lembaga koordinasi di daerah tidak hanya dari aspek perencanaan, tapi perlu juga harus lebih kuat dalan aspek pengendalian pemanfaatan ruang, dimana dalam era / “ babak” sekarang yang sudah masuk pada era pengendalian yaitu dengan mengedepankan penerapan sanksi terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang, agar tercipta tertib ruang yangg pada akhirnya tercapai cita cita dari penataan ruang yaitu ruang yang aman nyaman sejahtera dan berkelanjutan,”jelas Hendra.

Rapat pleno di Gedung Sate dipimpin Ketua Tim TKPRD Jabar (Sekda Pemrov Jabar) dan dihadiri Kepada Dinas atau pejabat eselon II. “Biasanya rapat pleno TKPRD Jabar hanya tinggal pengesahan untuk pengeluaran rekomendasi gubernur, meskipun tetap ada pembahasan dan masukan yang dirasakan perlu dilakukan pemohon,” jelas Rana.

Mengenai permohonan yang masuk ke Sekretariat TKPRD Jabar, Rana mengungkapkan untuk perubahan RTRW untuk perubahan yang antara lain diajukan Pemerintah Kota Bogor dan Kota Bandung, rekomendasi dari Gubernur Jabar sudah keluar adalah untuk Kota Bogor. (wawan / DK)

wawan/DK

wawan/DK

wawan/DK

Page 16: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

16 Oktober - Desember 2019 | SiBiMa

Pe

RisT

iwA

wawan/DK

“S EKaRaNG, Kepala DBMPR Jabar sudah dapat memantau pekerjaan di seluruh UPTD melalui ‘Teman Jabar’,” ujar Devi Gani Sumirat, Staf Bidang

Pemeliharaan dan Pembangunan DBMPR Jabar, yang juga penanggung jawab pengelolaan aplikasi “Teman Jabar”.

Selain menyampaikan angka dan grafik persentase perkembangan pekerjaan, UPTD juga selalu menyertakan foto kondisi pekerjaan yang sedang dilakukan dalam laporannya. Tapi, “Laporan tidak selalu real time, karena ada beberapa kendala. Petugas administrasi yang melaporkan salah dalam memasukan data/angka, terutama angka di belakang koma, atau karena sinyal internet kurang bagus di tempat kegiatan itu dilaksanakan,” ujar Devi.

Tinggal penyedia jasa (kontraktor) dan konsultan yang belum optimal memanfaatkan aplikasi “Teman Jabar” seperti yang diharapkan Kepala DBMPR, A. Koswara MP, dalam rapat koordinasi baru-baru ini. “Penyedia jasa maupun konsultan belum melaporkan kegiatan harian di aplikasi ‘Teman Jabar’. Ke depan, diharapkan mereka juga melakukannya seperti

yang telah dilakukan UPTD, sehingga laporannya bisa dibandingkan,” jelas Devi, yang

sebelumnya bertugas di UPTD II Sukabumi. Demikian pula masyarakat belum

ada yang memanfaatkan aplikasi “Teman Jabar” untuk melaporkan kondisi jalan rusak atau terganggu maupun pertanyaan lainnya ke

DBMPR Jabar. Bisa jadi alasannya, “Mungkin karena masih belum

disosialisasikan secara intensif, sehingga masyarakat

belum tahu dan belum memanfaatkan aplikasi ini,”

ujar Devi memberikan

prediksi. Aplikasi WebGIS yang dikembangkan sendiri oleh

pegawai DBMPR Jabar ini ternyata mendapatkan perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP2D) Provinsi Jawa Barat, Pemprov Jabar telah mempatenkan hak cipta aplikasi WebGis.

“Bagi kami, khususnya yang membangun dan mengembangkannya, dan umumnya keluarga besar DBMPR Jabar, merasa bangga dengan diakui dan dipatenkannya aplikasi ‘Teman Jabar’ ini,” ujar Devi, “Ini merupakan tantangan bagi kami untuk terus membangun dan mengembangkannya lebih lanjut, sehingga bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal lain di luar DBMPR Jabar pada masa mendatang.”

Di samping itu, pengembangan lebih jauh “Teman Jabar” juga guna menekan pengeluaran anggaran yang dipakai untuk operasional WebGis. Jika selama ini menyewa ke Google dengan melakukan pembayaran bulanan, maka ke depannya sedang diupayakan menyewa dari Environment Systems Research Institute (ESRI), perusahaan pemasok software sistem informasi geografis atau Geographic Information System (GIS) berbasis web dan manajemen geo database. GIS adalah alat yang dapat digunakan untuk mengelola (input, manajemen, output) data spasial atau data yang bereferensi geografis.

“Dengan menyewa ESRI, pembayarannya hanya sekali, tetapi seumur hidup,” ungkap Devi, sembari menambahkan, aplikasi WebGIS “Teman Jabar” yang digunakan untuk sarana informasi pengelolaan jalan/jembatan di lingkungan Provinsi Jawa Barat, melaporkan kerusakan

jalan/jembatan dan penanganannya secara cepat, serta

untuk transparansi dan akuntabilitas

kegiatan DBMPR Jabar akan terus

dikembangkan agar progress ke depannya

makin gress. (wawan / DK)

Dua bulan setelah diluncurkan dalam acara Jawa Barat Punya Informasi (Japri) di Taman Gedung Sate, pemanfaatan aplikasi “Teman Jabar” di lingkungan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar) terus meningkat. Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) I - VI telah mengunggah (upload) seluruh aset jalan dan jembatan provinsi serta kegiatan pemeliharaan rutin jalan yang dikelolanya. Selain itu, mereka juga melaporkan perkembangan paket-paket kegiatan pekerjaan yang dilakukan sepanjang tahun 2019.

Progress “Teman Jabar” Makin Gress

Page 17: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

17SiBiMa | Oktober - Desember 2019

PeRisTiwA

DISahKaNNya Undang-Undang No. 14 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) membawa

konsekuensi terhadap ketentuan-ketentuan hukum yang melindungi hak warga Indonesia atas informasi. Badan publik yang mendapatkan dana alokasi dari APBN/APBD, bantuan luar negeri, dan himpunan masyarakat mempunyai kewajiban untuk memberikan akses informasi terbuka kepada publik dalam transparansi, akuntabilitas, dan pengelolaan pemerintah yang semakin baik di Indonesia.

Sebagai garda terdepan dalam penyampaian informasi kepada publik, Bagian Hubungan Masyarakat (Pubic Relations) memiliki peran cukup penting dalam pengimplementasian undang-undang tersebut. Terlebih undang-undang itu mewajibkan setiap badan publik untuk menjamin tersedianya informasi publik yang terbuka buat publik dan dapat diakses secara cepat, tepat waktu, biaya ringan, dan dengan cara sederhana.

Dengan adanya UU KIP, Humas dituntut profesional. Terutama dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kegiatan apa yang dilakukan pemerintah, baik penyampaikan ke publik melalui dokumentasi internal maupun media lainnya.

UU KIP membuat pertugas Humas bukan lagi hanya sekadar tukang bikin kliping, mengirim surat atau menghadapi pendemo. Kondisi seperti itu mulai terlihat di lingkungan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar), baik di kantor pusat Jalan Asia Afrika maupun di seluruh Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) I-VI dan UPTD Laboratorium Bahan Konstruksi (Labkon).

“Humas di DBMPR Jabar mulai menggeliat seiring dengan visi misi Gubernur Jabar. Pemprov Jabar memang berupaya mendorong keterbukan informasi publik dan kemudahan akses data melalui program Jabar Open Data,” ujar Eko Kusdianto, Bagian Pengelola Kepegawaian dan Kehumasan DBMPR Jabar.

Guna memperkuat keberadaan Humas beserta pegawai yang diberi tanggung jawab sebagai petugas Humas, Kepala DBMPR Jabar menerbitkan Surat Keputusan No. 489/54/DBMPR/2019. Berdasarkan surat itu, selain ada Humas Bimautama-jabar yang mengelola seluruh media informasi di Kantor Pusat, juga, “Ada Humas Bidang, Humas UPTD I-VI, Humas UPTD Labkon,” jelas Eko.

Setelah mendapatkan SK, semua petugas Humas memperoleh bekal awal berupa bimbingan teknik mengenai kehumasan/protokal, jurnalistik (menulis press release), fotografi, sampai motivasi.

Dengan memanfaatkan teknologi informasi, lanjut Eko, semua media sosial, seperti facebook, twitter, instagram, dan website digunakan untuk sarana menyampaikan informasi berkaitan dengan kebinamargaan, khususnya jalan dan jembatan serta penataan ruang dan jasa konstruksi. Selain itu, “Kami juga tetap memanfaatkan media massa untuk menyampaikan informasi,” ungkap Eko.

Selain masalah jalan, kegiatan pembangunan beserta anggaran dan waktu penyelesaiannya, petugas Humas dan masyarakat

pun mesti mengetahui undang-undang maupun peraturan lainnya tentang kebinamargaan

dan penataan ruang. “Jadi, dengan mensosialisasikan undang-undang

ataupun peraturan tentang jalan, kami ingin mencerdaskan masyarakat

terkait otoritas yang menjadi tanggung jawab penanganan jalan baik nasional, provinsi, atau kabupaten/kota,” sebut Eko.

Kemudian, bila ada komplen dari masyarakat, “Kami tetap merespon, meskipun jalan

tersebut menjadi kewenangan kabupaten/kota. Untuk itu, kami

punya pasukan Unit Reaksi Cepat (URC) yang siap membantu jika ada

jalan rusak atau terganggu Ini demi pelayanan bagi masyarakat,” ungkap Eko.Lebih jauh, PNS yang juga piawai dalam

bermusik ini mengungkapkan, selain kerja sama antar Humas internal DBMPR Jabar, kini mulai dijajaki kerja sama dengan Humas dinas lain dalam kerangka yang saling menguntungkan. Berita berita positif yang membangun dalam program program kebinamargaan dan penataan ruang selayaknya masyarakat luas dapat dengan mudah mengakses , “ saya kira keluhan masyarakat atau apapun yang terkait dengan infrastruktur tidak relevan lagi dengan pengerahan massa atau demo kanal akanl pengaduan sudah sangat terbuka lebar dan tugas kami lah di kehumasan dalam menyampaikan informasi tersebut untuk segera mendapatkan respons dan tindak lanjut dari bidang yang terkait. Demikian juga saling mendukung dan supported terkait program atau pelaksanaan pembagunan dari dinas dinas lain yang secara langsung terkait, seperti Dishub, Disparbud, Dinas Kehutanan, dan lain sebagainnya yang notabene sangat memerlukan pula akses penghubung jalan yang terintegrasi satu dengan yang lain.

Di tengah semangat kehumasan di DBMPR Jabar, Eko tidak menafikan adanya sedikit kendala, yaitu masih tumpang tindih (overlap)-nya tugas Humas dengan tugas harian yang diemban para petugas Humas. “Petugas Humas yang ditunjuk saat ini masih merangkap dengan pekerjaan utamanya, yang rata-rata di Bidang Kepegawaian atau Tata Usaha,” ujar Eko.

Selain itu, sarana prasarana untuk petugas Humas pun belum semua tersedia, sehingga hasil kerjanya masih belum maksimal. “Tetapi saya yakin dan Kami khususnya di kehumasan optimis suatu saat SDM di dinas BMPR akan terus berkembang seiring tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung sesuai dengan perkembangan teknologi informasi yang di butuhkan saat ini,” tutup Eko. (wawan / DK)

HumasDidik Masyarakat

CERDAS

dok. Eko K.

Page 18: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

18 Oktober - Desember 2019 | SiBiMa

Pe

RisT

iwA

KEBERaDaaN UPTD Labkon yang tidak langsung berhadapan dengan masyarakat membuat unit ini kurang dikenal. Padahal, tugasnya penting

untuk menjaga kualitas jalan / jembatan / bangunan yang dibuat. UPTD Labkon-lah yang memastikan berbagai infrastruktur itu dibangun memakai bahan sesuai dengan kontrak yang ditandatangani penyedia jasa.

Awalnya, UPTD Labkon hanya merupakan seksi di bawah Bidang Teknik. Kemudian pada tahun 2016 berdiri sendiri menjadi BPJ. Dan, pada tahun 2017 menjadi UPTD Labkon yang dipimpin pejabat eselon IV.

Menurut Kepala UPTD Labkon, Deden Heri, keberadaan UPTD Labkon salah satu bentuk komitmen Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar) dalam rangka memberikan pelayanan jasa pengujian/laboratorium tanah, aspal, dan beton serta inspeksi tanah, bangunan, jalan, dan jembatan yang dikelola DBMPR Jabar

Saat ini, “pelanggan” utama UPTD Labkon adalah seluruh UPTD Wipel I sampai VI. “Untuk pemeriksaan di UPTD Wipel, tidak semua paket pekerjaan diperiksa UPTD Labkon, namun hanya berdasarkan permintaan UPTD atau ada perintah dari Kepala Dinas. Tetapi, ada juga paket tertentu yang diperiksa dalam rangka investigasi,” ungkap Deden, yang bertugas puluhan tahun sebagai pengawas proyek Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sejak tahun 1987.

Wujudkan UPTD LabkonBerkualitas & BerintegritasUnit Pelayanan Teknis Daerah Laboratorium Bahan Konstruksi (UPTD Labkon). Siapa yang tahu? Mungkin tak banyak yang mengenal uni satu ini. Kepopulerannya tidak seperti UPTD Pengelolaan Jalan dan Jembatan Wilayah Pelayanan (Wipel) I sampai VI yang bertugas membangun serta memelihara jalan dan jembatan. Lantaran langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, UPTD Wipel I – VI cukup dikenal masyarakat.

menurut Deden, mereka dibantu petugas

pemeriksaan laboratorium yang

ada di UPTD I-VI. Itu pun masih terbatas,

lantaran hanya ada satu-dua petugas. Oleh karena itu,

Deden perlu mencetak tenaga ahli baru. Caranya dengan melakukan pelatihan bagi SDM yang sudah ada serta mencetak tenaga-tenaga muda baru untuk ditugaskan di UPTD Labkon.

Deden mengakui, bertugas di UPTD Labkon penuh tantangan. Alhasil, orang-orang yang ditugaskan di sini harus pegawai yang telaten, mempunyai kemampuan analisis tinggi, dan mesti sabar. Pasalnya, satu pemeriksaaan saja memerlukan waktu lama di lapangan.

“Ada satu lagi yang harus dimiliki petugas pemeriksaan lapangan. Integritas. Karena, erat kaitannya dengan pemeriksaan, memberikan evaluasi, dan laporan,” ujarnya.

Di sisi lain, menurut Deden, pada kenyataannya hasil pemeriksaan UPTD Labkon tidak akan membatalkan hasil pekerjaan, lantaran yang mempunyai kewenangan pengawasan melekat dan bertanggung jawab penuh adalah pejabat pembuat komitmen (PPK) paket kegiatan tersebut. “Jadi,

Idealnya, untuk mengejar kualitas dan kuantitas, memang semua bahan konstruksi paket pekerjaan di UPTD harus diperiksa UPTD Labkon. Tapi lantaran keterbatasan SDM, maka dilakukan sampling saja.

“Kami hanya mempunyai satu tim pemeriksa yang diisi 1 tenaga ahli dan 3 staf lapangan. Selain itu, pemeriksaan satu

paket pekerjaan minimal empat hari. Jika ada 102 paket pekerjaan,

bisa dihitung sendiri,” jelas Deden seraya

menjelaskan, pegawai UPTD Labkon ada

16 orang, termasuk dirinya.

Untunglah, wawan/DK

Page 19: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

19SiBiMa | Oktober - Desember 2019

Landasan hukum1. Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan 2. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang

Jalan3. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 69 Tahun 2017

tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat

4. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 72 tahun 2017 tentang Tugas Pokok, Fungsi, RincianTugas Unit dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah di Lingkungan Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat.

VisiSebagai laboratorium pengujian mutu tanah dan bangunan serta jalan dan jembatan yang terpercaya untuk terwujudnya Jawa Barat Juara melalui jaringan jalan yang mantap dengan didukung oleh jasa konstruksi yang profesional, dalam tata ruang yang nyaman dan berkelanjutan. Misi1. Menunjang visi dan misi Dinas Bina Marga dan

Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat dalam hal meningkatkan kualitas penyelenggaraan jasa konstruksi.

2. Menjadikan laboratorium bahan konstruksi sebagai laboratorium rujukan dalam rangka pemenuhan persyaratan teknis pengujian aspal, beton, dan tanah di tingkat regional maupun tingkat nasional.

3. Menghasilkan data pengujian yang cepat, tepat, akurat, dan terpercaya dengan mengacu kepada sistem manajemen mutu yang sesuai ISO 17025 : 2017.

Kebijakan Mutu1. Laboratorium Bahan Konstruksi berkomitmen bahwa

laboratorium ini akan bekerja secara profesional dan menjamin mutu hasil kalibrasi dalam melayani pelanggan.

2. Laboratorium Bahan Konstruksi akan terus-menerus berusaha melaksanakan standar pelayanan laboratorium.

3. Semua personel yang terlibat dalam kegiatan pengujian di laboratorium memahami dokumentasi sistem manajemen mutu dan menerapkan kebijakan serta prosedur dalam pekerjaan mereka.

4. Laboratorium Bahan Konstruksi berkomitmen untuk memenuhi persyaratan ISO/IEC 17025 : 2017 dan secara berkelanjutan meningkatkan efektivitasnya dalam penerapan sistem manajemen mutu.

Fungsi Laboratorium1. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis

pengelolaan Laboratorium Bahan Konstruksi.2. Penyelenggaraan pengelolaan Laboratorium Bahan

Konstruksi.3. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Laboratorium

Bahan Konstruksi.4. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas dan

fungsi Laboratorium Bahan Konstruksi. (wawan / DK)

Serba – Serbi UPTD Labkonkami hanya memberikan second opinion sebagai bahan pertimbangan,” jelas Deden.

Menyangkut peralatan untuk keperluan di lapangan dan di laboratorium di Kantor UPTD Labkon Ujungberung, Deden menilai, sudah cukup memadai, sehingga UPTD Labkon bisa menghasilkan analisis yang baik. Ihwal peralatan, “Hampir sama dengan yang dimiliki dinas atau instansi lain yang tugasnya sama,” tukas Deden.

Pada akhir obrolan di ruang Adi Bima Utama DBMPR Jabar, Deden menegaskan keyakinannya, “Ke depan, UPTD Labkon akan makin berkualitas dan tetap menjaga integritas.” (wawan / DK)

Dok. UPTD Labkon

Dok. UPTD Labkon

Dok. UPTD Labkon

Page 20: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

20 Oktober - Desember 2019 | SiBiMa

D aLaM konteks pariwisata, Emil menuturkan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bakal menggelontorkan anggaran Rp 40-80 miliar

untuk setiap kabupaten/kota agar bisa membuat satu destinasi wisata baru. “Khusus Pangandaran, kami naikkan anggarannya da kali lipat hingga mencapai Rp 80 miliar,” jelas Emil.

Pemprov Jabar melakukan hal itu sebagai komitmen memperbaiki infrastruktur pendukung destinasi wisata di Pangandaran, yang selama ini menjadi ikon wisata Jabar. Pangandaran memang tengah berbenah menjadi destinasi wisata kelas dunia. Tak tanggung-tanggung, Ridwan Kamil menargetkan, Pangandaran yang baru tujuh tahun menjadi kabupaten tersendiri itu digadang-gadang Hawaii-nya Jabar.

Guna merealisasikan mimpi itu, sejumlah hal dipersiapkan Pemprov Jabar dan Pemkab Pangandaran dengan bekerja sama menggandeng berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat.

Misalnya, pertama, memperhatikan aksesibilitas seperti infrastruktur jalan dan bandara. Kedua, menyiapkan fasilitas yang meliputi hotel dan destinasi wisata kelas dunia. Ketiga, menentukan fisibilitas berupa anggaran, sumber daya manusia, dan kebijakan.

gARdA

ANGAN PANGANDARAN DIRINDUKAN WISATAWANMenjadikan Jawa Barat sebagai Provinsi Pariwisata di Indonesia. Demikian angan Gubernur Ridwan Kamil. Dan, obsesi itu bisa diwujudkan melalui komitmen dan kemauan. “Jawa Barat akan jadi Provinsi Pariwisata, karena ada potensinya,” ujar Emil menegaskan.

DK

Page 21: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

21SiBiMa | Oktober - Desember 2019

Konkretnya antara lain melakukan konektivitas transportasi seperti melebarkan jalan darat dari Kota Banjar hingga Pangandaran serta mengaktifkan kembali jalur kereta api Bandung-Pangandaran untuk memangkas waktu tempuh jalur darat Bandung-Pangandaran yang saat ini mencapai 6,5 jam.

Pengembangan jalur udara pun menjadi alternatif lain. Upayanya melalui revitalisasi Bandar Udara Nusawiru. Bandara ini aset Pemprov Jabar, sehingga Emil akan mengkaji frekuensi penerbangan menuju Pangandaran via Nusawiru.

Selain itu, Emil menambahkan, Pemprov Jabar dan Pemkab Pangandara bakal fokus menata kawasan destinasi wisata di Pangandaran. Salah satunya, me-review kawasan Pantai Barat dan Pantai Timur. Sehingga, “Wisatawan akan senang kalau banyak pilihan. Dengan begitu, tempat wisata tersebut banyak dirindukan,” tandasnya.

Terkait semua rencana itu, Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar) sebagai pelaksana pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di Jabar siap mendukung dan mewujudkan program Gubernur. Buktinya, “Saat ini, jalan provinsi eksisting (yang sudah ada) sejauh 2 kilo meter dari Pangandaran ke Bandara Nusawiru dengan lebar 7 meter dalam kondisi baik,” ujar Ruhiyat, Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Wilayah Pelayanan (Wipel) V Tasikmalaya.

Selain Pantai Pangandaran, ada potensi wisata lain yang akan dikembangkan Pemprov Jabar dan Pemkab Pangandaran, yaitu objek wisata Batukaras yang ombaknya sudah terkenal di kalangan wisatawan mancanegara sebagai tempat tepat untuk berselancar (surving). “Potensi wisata Batukaras bagus bila dikembangkan. Bisa melebihi Bali. Jadi, Gubernur ingin menarik wisatawan internasional berkunjung ke Batukaras,” kata Ruhiyat.

Oleh karena itu, diperlukan infrastruktur yang bagus untuk menghubungkan Bandara Nusawiru dengan Pantai Batukaras. Di antaranya membuat jalan pintas yang akan menghubungkan kedua tempat itu. Rencananya, jalan pintas mulai dibuat tahun 2020.

Bandara Nusawiru terletak di Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran. Nusawiru merupakan bandara terdekat ke kawasan wisata Pangandaran. Berjarak sekitar 6 kilo meter dari Green Canyon, 12 kilo meter dari Pantai Batu Karas, dan 30 kilo meter dari Pantai Pananjung.

Pada tahap awal, telah dilakukan survey atau feasibilty study (FS) oleh konsultan dan sedang dibuat pradesain. “Lokasi yang akan dibuat jalan pintas itu sudah dikunjungi Kepala DBMPR Jabar dan Kepala Dinas Perhubungan Jabar,” jelas Ruhiyat

Berdasarkan hasil survey, ada dua alternatif yang ditawarkan. Semua alternatif mesti melewati Sungai Cijulang. Trase pertama dengan jarak 3-4 kilo meter harus melewati rawa atau hutan bakau, sehingga harus dilakukan penimbunan. Risikonya jalan tidak stabil dan mudah amblas. Sedangkan jika tidak ditimbun, perlu dibuat jembatan berukuran panjang yang memakan biaya cukup besar.

“Keuntungan alternatif satu ini tanah yang diperlukan milik pemerintahan desa, bukan milik masyarakat,” ungkap Ruhiyat.

Untuk alternatif kedua, jalan menuju sungai

jaraknya 1,4 kilo meter dan dari sungai menuju

Batukaras berjarak 2,5 kilo meter, sehingga total jalan

hampir sama dengan alternatif 1 antara 3-4 kilo meter. Diperlukan

jembatan yang melintas sungai dengan panjang 120 meter. Hal ini lebih mudah

dari sisi teknik pembuatan, namun tantangannya tanah yang akan dipakai milik warga, sehingga memerlukan pembebasan lahan yang biasanya prosesnya cukup lama.

“Meskipun banyak tantangan, tetapi diharapkan praperencanaan yang melibatkan Pemprov Jabar, DBMPR Jabar, dan Pemkab Pangandaran bisa berjalan lancar, sehingga bisa selesai pada bulan Desember 2019 dan tahun 2020 bisa dilakukan lelang,” urai Ruhiyat, yang sebelumnya bertugas di UPTD II Sukabumi.

Lantaran pembuatan jalan tersebut memerlukan dana yang cukup besar, Ruhiyat menuturkan, sesuai rencana dalam Program tahun 2020 DBMPR Jabar dan Pemprov Jabar tetap akan mulai membuka akses jalan pintas dengan memakai jembatan sementara (jembatan bailey) sepanjang 120 - 140 meter dan selebar 4,5 meter. Selanjutnya, dilakukan pengerasan memakai agregat agar bisa lumayan nyaman dilewati kendaraan. (wawan / DK)

dok. pribadi

Page 22: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

22 Oktober - Desember 2019 | SiBiMa

sOsOk

Indra MahaKepala UPTD I Cianjur

MENJAGA AMANAH

MENAKLUKKAN TANTANGAN

Dari lapangan ke lapangan. Demikian perjalanan

pekerjaan Indra Maha. Mengawali karier tahun

1996 sebagai pegawai harian Departemen Pekerjaan Umum,

Indra Maha ditugaskan di bagian lapangan di Kupang,

Nusa Tenggara Timur. Terbiasa menggeluti berbagai proyek, maka dia tidak kaget ketika mendapatkan tugas sebagai

Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) I Cianjur sejak

Juli 2019 yang pekerjaannya lebih banyak di lapangan.

”I NI adalah amanah. Saya harus bisa menjaga dan menjalankannya dengan baik,” ujar alumnus S1 Teknik Sipil Universitas Trisakti Jakarta itu. Tugas ini pun,

bagi Indra Maha, merupakan suatu tantangan, karena dia diberi tanggung jawab luas memimpin satu wilayah untuk memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat melalui pengelolaan jalan yang baik dan nyaman.

“Pada dasarnya, tugas di manapun sebagai aparatur sipil negara (ASN) adalah memberikan pelayanan terbaik. Ketika bertugas di kantor Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat (DBMPR Jabar) sebagai Kepala Seksi, saya pun sama berusaha memberikan pelayanan terbaik,” jelas Indra Maha, yang mulai bertugas di Jawa Barat tahun 2000.

wawan/DK

Page 23: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

23SiBiMa | Oktober - Desember 2019

Hanya dalam hitungan bulan berkantor di Kantor Pusat DBMPR Jabar,dia langsung ditugaskan di beberapa proyek lapangan di Bogor dan Purwakarta. Hal itu berlangsung sampai tahun 2002. “Dari tahun 2002 sampai 2004, saya mendapat tugas belajar S2 di Institut Teknologi Bandung (ITB). Mengambil jurusan Sistem dan Teknik Jalan Raya (STJR),” jelas Indra.

Lepas tugas belajar tahun 2004, dia kembali bertugas di proyek APBN di seputaran Metro Bandung sampai tahun 2012. Disela menjalankan tugas itu, pada tahun 2010 Indra mendapatkan izin belajar S3 di ITB. Kali ini mengambil jurusan Transportasi.

“Tahun 2014-2016, saya dialihtugaskan ke BPJ (UPTD) V Tasikmalaya. S3 saya selesai ketika bertugas di sini,” ungkap Indra.

Tahun 2016, Indra kembali ke DBMPR Jabar sebagai Kepala Seksi Regulasi dan Kerja sama. Kemudian Juli 2019, mendapat amanah sebagai Kepala UPTD I Cianjur.

“Pada dasarnya, tugas di UPTD sebelumnya dengan yang sekarang di Cianjur sama. Menjaga dan memelihara agar kondisi jalan tetap baik. Hanya yang membedakan karakteristik kewilayahan dan tingkat mobilitas antara wilayah kerja UPTD V Tasikmalaya dan UPTD I Cianjur,” jelas Indra

Di wilayah kerja UPTD I Cianjur, mobilitas kendaraan lebih tinggi dan banyak yang overload, lantaran banyak kawasan industri dan berbatasan dengan ibukota Jakarta. Misalnya, “Di jalan provinsi, beban rencana kendaraan adalah 8,2 ton. Tapi kenyataannya, masih sering dan banyak terjadi pelanggaran. Sementara, kami tidak mempunyai wewenang untuk menindak,” jelas Indra yang setiap hari Sabtu menjadi dosen S1 dan Program Magister di almamaternya, Universitas Trisakti.

Guna mengatasi hal itu, sesuai semangat Gubernur menuju Jabar Juara dengan koordinasi dan kolaborasi, maka dijalinlah kerja sama dengan Dinas Perhubungan Jabar dan Kepolisian yang mempunyai kewenangan menindak

kendaraan yang tidak sesuai aturan dalam tonase atau kelebihan muatan.

Sementara untuk membuat jalan baik dan mantap di luar rutinitas pemeliharaan jalan, saat ini UPTD I Cianjur mempunyai 16 paket pekerjaan kontrak yang meliputi peningkatan dan rehabilitasi. Tidak ada sasaran khusus, karena semua ditujukan demi memudahkan mobilitas distribusi barang dan orang.

“Ada satu jalan menuju potensi wisata hutan di Cikadu, meskipun jalan baru dilapis (overlay) supaya mulus, ternyata sudah menarik masyarakat untuk selfie. Itu membuat kami senang,” ungkap Indra.

Untuk menyelesaikan paket bernilai Rp 47miliar di tengah waktu yang terbatas, Indra tetap optimis pekerjaan bisa diselesaikan tepat waktu dan sesuai kontrak. “Intinya, semua harus pihak harus bekerja sama. PPK, PPTK, kontraktor (penyedia jasa), dan pengawas mesti saling berkomunikasi, sehingga bila ada masalah bisa cepat ada solusinya dan cepat diselesaikan,” ungkap Indra.

Selain itu, “Kami sangat senang bila ada masukan dan pengawasan dari luar terhadap pekerjaan kami, seperti audit internal maupun organisasi kemasyarakatan. Kontrol dan masukan itu selalu kami tanggapi positif, karena mungkin saja ada yang luput dari pengawasan akibat keterbatasan kami,” ungkap Indra.

Dia juga senantiasa bersikap transparan terhadap apa pun yang sedang dikerjakan. Di samping terbuka di lokasi proyek, Indra dan jajarannya di UPTD I Cianjur pun menyampaikan berbagai informasi melalu aplikasi Webgis Teman Jabar, IG Humas UPTD 1 Cianjur, dan media konvensional, serta e-procurement.

“Kami siap menerima masyarakat yang ingin menyampaikan keluhan atau melaporkan temuan pekerjaan yang tidak sesuai maupun menyampaikan informasi lainnya. Bila laporannya benar terbukti, kami siap memperbaiki dan mengoreksinya,” kata Indra Maha, kembali menandaskan di ujung perbincangan. (wawan / DK)

wawan/DK

Page 24: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

24 Oktober - Desember 2019 | SiBiMa

sOsOk

“Saya memilih menjadi PNS. Akhirnya mengikuti jejak orang tua saya,” ujar Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah Wilayah Pelayanan (UPTD Wipel)

III Bandung itu. Aan menambahkan, cita-cita awal sebetulnya ingin menjadi kontraktor, lantaran dianggap lebih menantang dan “lebih teknik’.

“Ketika masih menjadi tenaga harian, saya mengambil S2 Manajemen Rekayasa Konstruksi di ITB. Lulus tahun 1998. Dan, tahun 1999 menjadi CPNS,” ungkap Aan.

Sejak tahun 1995 sampai tahun 2000, Aan lebih banyak bekerja membantu menangani berbagai proyek ke-PU-an, di antaranya Proyek Pembangunan Jalan Cileunyi - Nagreg.

Sempat pindah tugas di bidang teknik sebagai Asisten Teknik di kantor Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat (DBM Jabar) selama kurun 2000-2004, Aan kembali menangani proyek pembangunan jembatan di Jabar bagian selatan (2004-2005).

Selanjutnya,dia balik ke kantor DBM Jabar di bagian Bina Program. Kemudian ditugaskan di SKPD sampai tahun 2012.

“Lepas SKPD, saya bertugas di BPJ (UPTD) VI Cirebon sebagai koordinator pengawas lapangan dan sempat diangkat menjadi Kepala Seksi Pembangunan selama

setahun . Lalu, kembali lagi ke kantor DBM Jabar sebagai Kepala

Seksi Pembangunan Bidang Harbang. Saya mendapatkan SK sebagai Kepala UPTD III Bandung per 1 Juli 2019,” urai lelaki yang hobi tenisnya harus juga mencoba bulutangkis lantaran

menyesuaikan dengan sarana yang ada.

Merintis awal

karier di lapangan

dengan

Menyatukan Ilmu Pasti dan Ilmu Sosial di

LapanganKetika ada peluang untuk menjadi

pegawai negeri sipil (PNS)harian dengan latar belakang Sarjana

Teknik Sipil, aan heryadi langsung mengambil kesempatan itu. Tetapi

konsekuensinya,aan yang sedang merintis menjadi dosen tetap di almamaternya, Universitas

Parahyangan Bandung, terpaksa harus mundur teratur. Unpar saat itu tidak memperbolehkan tenaga

pengajar tetapnya merangkap menjadi pegawai negeri sipil.

aan heryadiKepala UPTD III Bandung

wawan/DK

Page 25: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

25SiBiMa | Oktober - Desember 2019

suatu proyek,” ungkap Aan.Bila membandingkan tugasnya sekarang di belakang

meja dan memimpin sebuah wilayah, Aan merasa, tugasnya jauh lebih kompleks. Pasalnya, selain harus mengurus perhitungan teknik, ternyata banyak faktor eksternal yang mesti diperhitungkan. Cuaca, kondisi geografis, sikap masyarakat yang kontras, dan masalah lainnya yang perlu diselesaikan dengan pendekatan persuasif. “Ilmu pasti tidak bisa diterapkan sepenuhnya di tengah masyarakat. Saya perlu menambahnya lewat pendekatan ilmu sosial,” ujar Aan.

Bukan hanya masyarakat, “SDM (bawahan) atau mitra kerja dimana saya ditugaskan pun perlu dipahami kondisinya. Mereka kan sudah ‘given’ ketika saya datang. Saya perlu tahu apa kelebihannya, sehingga bisa dipertahankan. Sementara soal kekurangannya, saya mendiskusikan dengan mereka menyangkut apa yang perlu diperbaiki,” jelas Aan. Dia memberikan contoh, SDM di Cirebon sangat kuat dalam administrasi, sementara SDM di Bandung bagus di lapangan, sehingga siap bekerja sampai subuh sekalipun.

Kekurangan bisa diperbaiki secara formal. Misalnya, langsung diberikan pengarahan dalam pelatihan khusus atau diajarkan sambil bekerja di lapangan. Sementara secara informal diarahkan secara pribadi dalam sebuah pertemuan ringan. “Pada intinya, pegawai tersebut tinggal menyempurnakan tugas yang mereka kerjakan agar sama antara pekerjaan lapangan dan laporan yang disampaikan,” ungkap Aan.

Pada awal tugas sebagai Kepala UPTD III Bandung, Aan bersama timnya diberi amanat mengerjakan 28 paket. Dua di antaranya proyek strategis provinsi, yaitu pembangunan fly over(FO) Jalan Jakarta – Jalan Supratman dan FO Jalan Laswi yang melintasi Jalan Gatot Subroto.

“Dua proyek pembangunan FO ini mendapat perhatian khusus, karena dampaknya menimbulkan kemacetan, sementara pembangunannya baru beres tahun 2020,” jelas Aan. Untuk itu, Aan bersama stafnya rutin menggelar sosialisasi sekaligus memohon maaf kepada masyarakat

yang terkena imbas macet. Dia pun tak lupa memberikan pengertian bahwa proyek tersebut kelak akan mengurangi kemacetan yang selama ini dialami masyarakat kala melintasi dua persimpangan jalan itu.

Proyek strategis berikutnya adalah revitalisasi dan penataan trotoar di Jalan Diponegoro, Bandung. “Proyek dilaksanakan tahun 2020. Trotoar di sana akan ditata seperti di Jalan Asia Afrika. Lokasinya mulai Pusdai sampai Jalan Aria Jipang (Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat),” ujar Aan.

Kendati dihadang kendala waktu pelaksanaan yang mepet, Aan tetap optimis semua paket pekerjaan bisa selesai sesuai kontrak. Termasuk pembangunan kedua FO tahap 1 yang sesuai kontrak mesti kelar akhir Desember 2019.

“Sebagai Kepala UPTD dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), tanggung jawab saya adalah

bagaimana pekerjaan selesai tepat waktu dan tidak terjadi temuan secara kuantitas maupun kualitas,” tegas Aan.

Terkait transparansi semua proyek yang dilaksanakan di UPTD III Bandung, Aan telah membukanya melalui berbagai saluran media. Termasuk bila ada yang meminta informasi secara langsung.

Tetapi untuk yang terakhir ini, “Harus ada permintaan izin bertemu secara formal, karena kami kan institusi resmi. Nanti dilihat apa pertanyaannya. Apakah yang menjawabnya Kepala UPTD III atau cukup dilayani Kepala Seksi saja,” jelas Aan.

Keterbukaan dengan staf dan mitra kerja pun acap dilakukan Aan melalui komunikasi dan pertemuan informal pada pagi atau sore hari. “Kami ngobrol apa saja, soal pekerjaan maupun hal lainnya, sambil mendengarkan lagu-lagu yang dibawakan grup band yang kami punya di sini,” ucap Aan.

Tatkala disinggung tentang pilihan antara tugas memimpin wilayah atau di belakang meja membuat perencanaan, Aan menjawab lugas, “Kayaknya saya lebih cocok di belakang meja. Tetapi, sebagai ASN saya selalu siap ditempatkan di manapun.” (wawan / DK)

mengerjakan pembangunan fisik membuat Aan Heryadi amat bersemangat, karena “teknik banget”. Tetapi seiring perjalanan tugasnya, apalagi setelah diangkat menjadi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), dia bukan hanya mengutak-atik masalah hitungan teknik, melainkan harus pula mempelajari berbagai peraturan terkait pekerjaannya.

“Untunglah, S2 saya mengambil Manajemen Rekayasa Konstruksi, yang ternyata sangat mendukung tugas-tugas saya di kemudian hari, termasuk dalam memahami peraturan dalam

Page 26: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

26 Oktober - Desember 2019 | SiBiMa

sOsOk

adnan GuntaraKepala UPTD VI Garut-Sumedang

Total Bekerja Ikhlas Bertugas

Seperti umumnya anak-anak ketika ditanya cita-cita waktu kecil, adnan

Guntara pun menggantungkan asa menjadi insinyur atau dokter kala

bocah. harapannya kesampaian. adnan menjadi insinyur sipil pada

tahun 1994dari ITENaS

S ETaMaT kuliah, “Dua tahun saya bekerja di perusahaan kontraktor yang bergerak di bidang gedung, mekanikal dan elektrikal.

Saya jalani sampai tahun 1996. Namun mengingat dorongan orang tua, saya memilih untuk melamar menjadi pegawai negeri sipil (PNS),”ujar Adnan Guntara.

Setelah 11 bulan menjadi tenaga harian di Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat, tahun 1997 dia diangkat menjadi aparatur

sipil negara (ASN). Adnan ditugaskan di Cabang Dinas Bina Marga Serang. Posisinya pengawas lapangan di proyek peningkatan dan pemeliharaan jalan.

“Ketika Banten memisahkan diri dari Provinsi Jawa Barat dan menjadi Provinsi

Banten pada tahun 1999, saya lebih memilih kembali ke kantor Dinas Bina Marga di

Jalan Asia Afrika Bandung,” ungkap Adnan.

Kembali berkantor di Jalan Asia Afrika, Adnan ditempatkan sebagai staf. Baru pada tahun 2008-2013, dia kembali bertugas ke lapangan. Kali

wawan/DK

Page 27: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

27SiBiMa | Oktober - Desember 2019

ini ditempatkan di satuan kerja (satker) pembangunan Jawa Barat. Jabatannya Asisten Pengawasan.

“Pada tahun 2013, saya masuk ke jajaran struktural. Posisi terakhir sebagai Kepala Seksi Rekayasa Teknik Bidang Teknik Jalan sebelum diberi amanah menempati jabatan Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Wilayah Pelayanan (UPTD Wipel) IVGarut -Sumedang,” ulas Adnan yang pituin orang Sunda.

Bertugas di lapangan, apalagi memimpin suatu wilayah, diakui Adnan, sangat jauh berbeda, terutama dari sisi tanggung jawab yang jauh lebih besar. “Tugas saya sekarang lebih aplikatif dibandingkan semua pengalaman karier sebagai ASN. Tetapi semua pengalaman selama menjadi ASN sangat membantu saya melaksanakan tugas di tempat baru sekarang ini,” ungkap Adnan.

Tantangan terbesar menjadi pimpinan suatu wilayah lebih menuntut Adnan harus bisa menyinergiskan gerak semua pihak, baik pihak internal yang terlibat langsung maupun pihak eksternal yang keterlibatannya tidak langsung. “Pihak eksternal perlu dilibatkan, minimal mereka tahu tentang apa yang kami kerjakan, mereka mengetahui berbagai informasi yang kami berikan, dan akhirnya diharapkan mereka nantinya bisa ikut peduli,” ujar Adnan.

Tantangan kondisi geografis juga bukan perkara gampang yang harus ditaklukkan Adnan dalam melaksanakan pekerjaannya. Untuk itu, dia memerlukan skala prioritas dalam penanganan dan pengawasannya.

Contohnya, kawasan Jawa Barat bagian selatan yang rawan longsor dan masih ada jalan dengan permukaan jalan lapen. Jalan jenis ini sangat mudah menurun kondisinya bila memasuki musim penghujan. “Untuk wilayah tengah pun bukan tanpa masalah, karena masih banyak jalan provinsi yang lebarnya belum standar,” jelas Adnan.

Dengan waktu pengerjaan sangat terbatas, Adnan masih yakin, paket pekerjaan yang sulit maupun mudah pasti akan diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan kontrak. “Dengan kerja sama serta sikap positif dari para penyedia jasa,saya yakin, semua pekerjaan akan diselesaikan dengan waktu dan kualitas sesuai kontrak yang telah ditandatangani,” kata Adnan, yakin.

Selain terhadap penyedia jasa, Adnan pun mengajak semua rekan-rekannya di UPTD Wipel IV untuk bekerja dengan baik sesuai peran dan tugasnya masing-masing. Lantaran, sebagai pimpinan, dia tidak mungkin bekerja sendiri. Oleh karena itu, setiap individu harus diberi peran sesuai tingkatannya dalam organisasi. Adnan memang mencoba untuk tidak meninggalkan siapa pun untuk berperan agar mereka merasa memiliki organisasi ini, sehingga timbul tanggung jawab untuk menjaga nama baik institusi.

“Sebagai pimpinan, saya harus menempatkan diri dan berperan sebagai motivator agar segala yang dikerjakan diawali dengan niat baik untuk menyelesaikan setiap tugas sebaik dan semaksimal mungkin,” tegas Adnan.

Untuk setiap tugas yang diamanatkan kepadanya, Adnan terbiasa untuk selalu menekuni dan menjalankan dengan baik sesuai aturan dan tanggung jawabnya, tanpa target mengejar sesuatu jabatan ataupun posisi.

“Sebagai abdi negara, prinsip saya seperti air mengalir saja. Karena pengalaman hidup mengajarkan saya, totalitas bekerja dan keikhlasan membuat kita nyaman. Dan, Insya Allah, kenyamanan bekerja akan membuahkan hasil yang baik. Selanjutnya, penilaian ada pada pihak di luar diri kita,” urai Adnan.

Khusus untuk tugas yang kini dipikulnya di mana Adnan baru kali pertama menduduki jabatan struktural memimpin suatu wilayah, dia menargetkan, periode transisi bisa berjalan mulus dan dapat secepatnya mengevaluasi kondisi wilayah dan tugasnya. Ini supaya Adnan bisa membuat langkah dan strategi baik lebih baik pada masa mendatang. (wawan / DK)

Page 28: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

28 Oktober - Desember 2019 | SiBiMa

J EMBaTaN LRT Jabodebek itu berbentuk melengkung dengan panjang sekitar 148 meter dan radius lengkung 115 meter. Berkat struktur dan bentuknya yang terbilang

menakjubkan, jembatan ini berhasil meraih dua rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).

Pertama, sebagai Jembatan Kereta Box Beton Lengkung dengan Bentang Terpanjang dan Radius Terkecil di Indonesia. Kedua, Jembatan dengan Beban Terbesar di Indonesia. Bahkan menurut beberapa pihak, jembatan ini termasuk jembatan lengkung terpanjang di dunia.

Jembatan lengkung terpanjang di dunia ini merupakan salah satu jalur lintas LRT Jabodebek, yang dibuat agar operasional moda transportasi ini tidak mengganggu jalan lain yang sudah ada. Lokasinya sendiri berada di kawasan Kuningan, tepatnya antara Jalan Gatot Subroto dan Jalan HR. Rasuna Said.

Keunikan lain dari jalur ini adalah letaknya yang di atas ketinggian. Ia melayang di atas fly over tol dalam kota di Simpang Kuningan. Ditambah lagi di bawah fly over ada under pass penghubung Mampang dan Kuningan.

Keberhasilan pemerintah membangun Jembatan Lengkung LRT menarik minat kalangan teknisi dalam bidang jembatan. Untuk itu, Alumni Teknik Sipil (ALSI) ITB bekerja sama dengan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggelar Seminar dan Workshop Jembatan Lengkung LRT, Rabu (27 November 2019) di Auditorium Kementerian PUPR.

Kegiatan ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan di antara para ahli desain dan spesialis yang merancang pembangunan Jembatan Lengkung LRT Kuningan. Selain itu, untuk memberi inspirasi dan motivasi bagi insinyur, profesional, generasi muda PUPR, serta masyarakat umumnya.

“Hal ini harus dicontoh teman-teman generasi muda agar tetap tekun berkarya dan mencetak inovasi-inovasi baru dan out of the box,” ujar Ketua Umum ALSI ITB sekaligus Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Dr. Ir. Danis H. Sumadilaga, M.Eng.Sc, IPU, dalam keterangan resminya di Jakarta.

Danis mengatakan, Workshop ini merupakan langkah awal yang penting dalam mencetak inspirator-inspirator selanjutnya. “Saya berharap pertemuan ini menghasilkan bahan pemikiran dalam mewujudkan Indonesia Maju berlandaskan Nawacita,” lanjutnya.

Kegiatan ini membuktikan, insinyur Indonesia mampu merancang jembatan kereta box beton lengkung dengan bentang terpanjang dan radius terkecil di Indonesia. Selain itu, para insinyur dituntut mampu melakukan pengujian Axial Statistic Loading Test pada fondasi Bored Pile dengan beban terbesar di Indonesia. Keunggulan-keunggulan inilah yang membuat jembatan ini berhasil meraih rekor Muri.

Jembatan lengkung LRT Kuningan yang diapresiasi Presiden Jokowi ini merupakan hasil desain para alumni ITB yang dipimpin Ir. Arvilla Delitriana, M.T. Manajemen konstruksinya didukung tim yang diketuai Yunaldi Ahmad. Keduanya merupakan profesional-profesional muda yang telah membuktikan karyanya terhadap bangsa Indonesia.

Apresiasi positif pun disampaikan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, kepada insinyur lokal yang berperan di balik perencanaan pelaksanaan konstruksi jembatan Lengkung Bentang Panjang 148 meter Kereta LRT.

Metropolitan Jakarta semakin membenahi sistem transportasi umumnya. Salah

satunya Light Rail Transit (LRT) Jakarta - Bogor - Depok - Bekasi (Jabodebek) yang

rencananya akan beroperasi penuh akhir 2020. Salah satu unsur penting pada jalur

transportasi ini adalah jembatan. Nah, jembatan LRT Jabodebek di kawasan

Kuningan, Jakarta, ternyata banyak menuai pujian.

Jembatan Lengkung LRT

Oleh : Rully Trilenggono, ST. MT.*)

wAwAsAN

Page 29: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

29SiBiMa | Oktober - Desember 2019

“Saya sampaikan apresiasi, sebab jembatan lengkung ini didesain dengan baik oleh Ibu Alvira Delitriana atau akrab disapa Dina sebagai insinyur lokal dari ITB. Saya akan hadiahi satu bulan Dana Operasi Menteri (DOM). Desain ini sangat unik dan dapat dipatenkan,” kata Basuki Hadimuljono dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (29 November 2019), seperti dilansir dari Antara. Lebih lanjut, Menteri PUPR menyebutkan, prestasi Dina dapat menjadi pemicu bagi para insinyur lainnya di Indonesia.

Pada seminar ini, Ketua Umum ALSI ITB memberikan penghargaan kepada kedua narasumber, yakni Ir. Arvilla Delitriana MT., dan Yunaldi Ahmad sebagai pemegang Rekor MURI dan menjadi inspirator bagi para insinyur lain. Danis juga mengajak para engineer generasi muda dan para mahasiswa sipil agar terus berkarya, bekerja keras, dan tekun berinovasi. Turut hadir dalam acara ini Ketua DPD HPJI DKI Jakarta, Iwan Zarkasi ; Ketua Badan Kejuruan Sipil PII, Bambang Goeritno ; dan para senior ALSI ITB.

Disarikan dari Seminar Jembatan Lengkung LRT, tanggal 27 November 2019, di Auditorium Kementerian PUPR, Jakarta.

*) Penulis : Widyaiswara Madya BPSDM Provinsi Jabar

Karya Insinyur Perempuan Indonesia

JEMBaTaN LRT Jabodebek yang akhir-akhir ini banyak diperbincangkan merupakan karya Ir. Arvilla Delitriana, M.T., seorang insinyur jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB). Sang insinyur ini membuat bangga Indonesia dengan prestasinya yang berhasil membuat jembatan lengkung terpanjang di dunia.

Arvilla Delitriana sudah memiliki beberapa karya rancangan jembatan. Di antaranya, jembatan Kali Kuto Semarang yang menjadi ikon Tol Trans Jawa di kawasan Ruas Batang. Selain itu, ada Jembatan Layang Pedamaran dan Jembatan Perawang di Provinsi Riau serta Jembatan Kereta Api Cirebon - Kriya.

Selain meraih dua rekor MURI, jembatan Lengkung LRT rancangan Arvila Delitriana ini diminta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono untuk dipatenkan. Bila dipatenkan, maka struktur serupa dapat diterapkan di kawasan lain. Namun, sang insinyur lebih memilih untuk membagikan ilmu mengenai pembuatan jembatan tersebut secara gratis. Sehingga, menurutnya, tidak usah dipatenkan. Dia pun tidak khawatir bila hasil karyanya yang spektakuler itu ditiru pihak lain di dalam maupun luar Indonesia.

Sebenarnya, ada empat alternatif jenis konstruksi untuk Jembatan Lengkung LRT. Tiga alternatif di antaranya didesain konsultan Perancis, yaitu Steel Box Girder, Cable Stayed, dan Concrete Box Girder dengan kolom di tengah. Satu alternatif terakhir didesain Arvilla Delitriana, dengan tipe Concrete Box Girder tanpa kolom dengan bentang utama 148 meter.

Ternyata untuk proyek jembatan lengkung LRT yang terpilih adalah jenis konstruksi hasil rancangan insinyur Indonesia. Meski demikian, jenis konstruksi terpilih Concrete Box Girder tanpa kolom dengan bentang utama 148 meter ini harus didesain dengan teliti mengingat efek torsi yang terjadi pada struktur tersebut.

Adapun teknologi metode “Balance Cantilever Cast in Situ” pada Jembatan Melengkung LRT dengan penggunaaan Form

Traveller sangat populer penggunaannya di Indonesia dalam 10 tahun terakhir, karena sangat cocok dengan kondisi di Indonesia. Kunci keberhasilan konstruksi dengan teknologi metode “Balance Cantilever Cast in Situ” pada Jembatan Melengkung LRT ada lima.

Pertama, desain yang tepat dan benar. Kedua, penggunaan alat Form Traveller yang cocok. Ketiga, construction engineering. Keempat, survey dan monitoring yang benar selama proses konstruksi. Terakhir, operasional alat traveller, pekerjaan stressing, pembesian, serta pekerjaan beton yang baik dan konsisten.

Berdasarkan hasil seminar dan workshop, penulis menyimpulkan dua hal terkait teknologi jembatan lengkung LRT. Pertama, kemajuan desain jembatan panjang di Indonesia yang tidak kalah dengan di negara maju di mana jembatan melengkung LRT ini menjadi jembatan terpanjang di dunia dalam tipenya. Kedua, penggunaan metode “Balance Cantilever Cast in Situ” pada Jembatan Melengkung LRT dengan penggunaaan Form Traveller dalam 10 tahun terakhir ini menjadi sangat populer penggunaannya di Indonesia mengingat sangat cocok dengan kondisi di Indonesia.

dok. adhi

Page 30: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

30 Oktober - Desember 2019 | SiBiMa

T IaDa lain bagi kaum beriman kecuali harus mengkaji pandangan Islam tentang etos kerja. Meski makhluk hidup di bumi sudah mendapat jaminan rezeki dari

Allah, namun kemalasan tidak punya tempat dalam Islam. Fatalisme atau paham nasib tidak dikenal dalam Islam.

Firman Allah, “...maka carilah rezeki di sisi Allah, kemudian beribadah dan bersyukurlah kepada Allah. Hanya kepada Allah kamu akan dikembalikan.” (QS Al-Ankabut : 17)

Bekerja merupakan keniscayaan dalam hidup. Dalam suasana zaman yang semakin sulit, kaum beriman dituntut mampu survive dan membangun peradaban. Syarat untuk itu tidak cukup lagi ditempuh dengan kerja keras, tetapi mesti dibarengi kerja cerdas.

Menurut ayat itu, rezeki harus diusahakan. Dan seakan mengonfirmasi ayat di atas, firman Allah di ayat lain tegas menyatakan, cara mendapat rezeki adalah dengan bekerja. “Jika shalat telah ditunaikan, maka menyebarlah kalian di muka bumi, carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kalian beruntung.” (QS Al-Jumu’ah : 10)

Ayat lain bahkan menyatakan, dijadikannya siang terang agar manusia mencari rezeki dari Allah (QS Al-Isra : 12),

EMPAT PRINSIP ETOS KERJA ISLAMI

sejeNAk

net

Page 31: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

31Oktober - Desember 2019 | SiBiMa

terlihatnya bahtera berlayar di lautan agar manusia mencari karunia Allah (QS An-Nahl : 14), adanya malam dan siang agar manusia beristirahat pada waktu malam dan bekerja pada waktu siang (QS Al-Qashash : 73).

Masih banyak ayat serupa. Intinya, rezeki Allah hanya akan diperoleh dengan etos kerja tinggi. Dalam bukunya “Membudayakan Etos Kerja Islami”, K.H. Toto Tasmara menjelaskan, etos kerja merupakan totalitas kepribadian diri serta cara mengekspresikan, memandang, meyakini, dan memberikan sesuatu yang bermakna, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal (high performance).

Etos kerja muslim didefinisikan sebagai sikap kepribadian yang melahirkan keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya dan menampakkan kemanusiaannya, melainkan juga sebagai suatu manifestasi dari amal saleh. Sehingga, bekerja yang didasarkan pada prinsip-prinsip iman bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim, melainkan sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai hamba Allah yang didera kerinduan untuk menjadikan dirinya sebagai sosok yang dapat dipercaya, menampilkan dirinya sebagai manusia yang amanah, dan menunjukkan sikap pengabdian. Sebagaimana firman Allah, “Dan tidak Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS Adz-Dzaariyat : 56)

Seorang muslim yang memiliki etos kerja adalah mereka yang selalu obsesif atau ingin berbuat sesuatu yang penuh manfaat sebagai bagian amanah dari Allah. Cara pandang melaksanakan sesuatu harus didasarkan kepada tiga dimensi kesadaran.

Pertama, dimensi makrifat (Aku Tahu). Ada tujuh tahu: Tahu siapa aku, apa kekuatan dan kelemahanku ; Tahu apa pekerjaanku ; Tahu siapa pesaingku dan kawanku ; Tahu produk yang akan dihasilkan ; Tahu apa bidang usahaku dan tujuanku ; Tahu siapa relasiku ; Tahu pesan-pesan yang akan kusampaikan.

Kedua, dimensi hakikat (Aku Berharap). Inilah sikap diri untuk menetapkan sebuah tujuan kemana arah tindakan dilangkahkan. Setiap pribadi muslim meyakini bahwa niat atau dorongan untuk menetapkan cita-cita merupakan ciri bahwa dirinya hidup.

Ketiga, dimensi syariat (Aku Berbuat). Pengetahuan tentang peran dan potensi diri, tujuan serta harapan-harapan hendaklah mempunyai arti kecuali bila dipraktikkan dalam bentuk tindakan nyata yang telah diyakini kebenarannya.

Ada sejumlah masalah yang menghambat etos kerja. Di antaranya kesalahan paradigma berpikir terhadap tindakan, seperti : pesimis, aku tidak bisa. Serta kesalahan paradigma beribadah, seperti : ibadah hanya sebatas maghdah.

Lantas, bagaimana teknis pelaksanaan etos kerja sebagaimana diperintahkan Allah? Menurut riwayat Al-Baihaqi, ada empat prinsip etos kerja yang diajarkan Rasulullah. Keempat prinsip itu harus dimiliki kaum beriman jika ingin menghadap Allah dengan wajah berseri bak bulan purnama.

Kesatu, bekerja secara halal (thalaba ad-dunya halalan). Halal dari segi jenis pekerjaan sekaligus cara menjalankannya. Antitesa dari halal adalah haram, yang dalam terminologi fiqih terbagi menjadi “haram lighairihi” dan “haram lidzatihi”.

Jika jabatan digunakan mengkorupsi uang rakyat, status hukumnya jelas menjadi haram. Jabatan yang semula halal menjadi haram, karena ada faktor penyebabnya. Itulah “haram lighairihi”. Berbeda dengan preman. Dimodifikasi bagaimanapun ia tetap haram. Keharamannya bukan karena faktor dari luar, melainkan jenis pekerjaan itu memang “haram lidzatihi”.

Kedua, bekerja demi menjaga diri supaya tidak menjadi beban hidup orang lain (ta’affufan an al-mas’alah). Kaum beriman dilarang menjadi benalu bagi orang lain. Rasulullah pernah menegur seorang sahabat yang muda dan kuat, tetapi pekerjaannya mengemis.

Beliau kemudian bersabda, “Sungguh orang yang mau membawa tali atau kapak kemudian mengambil kayu bakar dan memikulnya di atas punggung lebih baik dari orang yang mengemis kepada orang kaya, diberi atau ditolak.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dengan demikian, setiap pekerjaan asal halal adalah mulia dan terhormat dalam Islam. Lucu jika masih ada orang yang merendahkan jenis pekerjaan tertentu, karena dipandang remeh dan hina. Padahal, pekerjaan demikian justru lebih mulia dan terhormat di mata Allah ketimbang meminta-minta.

Ketiga, bekerja demi mencukupi kebutuhan keluarga (sa’yan ala iyalihi). Mencukupi kebutuhan keluarga hukumnya fardlu ain. Tidak dapat diwakilkan. Dan menunaikannya termasuk kategori jihad.

Ada hadis Rasulullah yang cukup populer, “Tidaklah seseorang memperoleh hasil terbaik melebihi yang dihasilkan tangannya. Dan tidaklah sesuatu yang dinafkahkan seseorang kepada diri, keluarga, anak, dan pembantunya kecuali dihitung sebagai sedekah.” (HR Ibnu Majah)

Tegasnya, seseorang yang memerah keringat dan membanting tulang demi keluarga akan dicintai Allah dan Rasulullah. Ketika berjabat tangan dengan Muadz bin Jabal, Rasulullah bertanya soal tangan Muadz yang kasar. Setelah dijawab bahwa itu akibat setiap hari dipakai bekerja untuk keluarga, Rasulullah memuji tangan Muadz seraya bersabda, “Tangan seperti inilah yang dicintai Allah dan Rasul-Nya.”

Keempat, bekerja untuk meringankan beban hidup tetangga (ta’aththufan ala jarihi). Penting dicatat, Islam mendorong kerja keras untuk kebutuhan diri dan keluarga, tetapi Islam melarang kaum beriman bersikap egois. Islam menganjurkan solidaritas sosial, namun mengecam keras sikap tutup mata dan telinga dari jerit tangis lingkungan sekitar.

“Hendaklah kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian harta yang Allah telah menjadikanmu berkuasa atasnya.” (QS Al-Hadid : 7)

Lebih tegas, Allah bahkan menyebut orang yang rajin beribadah, tetapi mengabaikan nasib kaum miskin dan yatim sebagai pendusta-pendusta agama (QS Al-Ma’un : 1-3). Itu karena tidak dikenal istilah kepemilikan harta secara mutlak dalam Islam. Dari setiap harta yang Allah titipkan kepada manusia, selalu menyisakan hak kaum lemah dan papa.

Sungguh, kemuliaan pekerjaan tidak bisa dilihat dari jenisnya. Setelah memenuhi empat prinsip itu, nilai sebuah pekerjaan akan diukur dari kualitas niat (shahihatun fi an-niyat) dan pelaksanaannya (shahihatun fi at-tahshil). Itulah pekerjaan yang bernilai ibadah dan kelak akan mengantarkan pelakunya ke pintu surga. (wawan / DK)

Page 32: INFRASTRUKTUR MASYARAKATdbmtr.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2020/01/...Mang BiMa ngageuing SiBiMa | Oktober - Desember 2019 3 “TEU karasa Broh, geus rek akhir tahun deui,”

Selamat Tahun Baru

Infrastruktur Jabar Juara

Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat