INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · dampak terhadap kepercayaan publik dan sikap trust to buy dari...

INFOBPJSMEDIA EKSTERNAL BPJS KESEHATANEDISI 55 TAHUN 2017 Kesehatan

OPTIMALISASI PERAN Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

CEOMessage

Direktur Utama Fachmi Idris

JUJUR

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 55 TAHUN 2017

Penilitian yang dilakukan juga didasari pada fakta tentang bagaimana dampak pendekatan perilaku seluruh komponen organisasi terhadap sesama karyawan, terhadap investor, pelanggan dan pemangku kepentingan utama serta yang terutama terhadap bagaimana nilai dan budaya integritas dijadikan dasar keputusan yang mereka buat setiap hari. Perusahaan ini setiap tahun merilis data perusahaan yang masuk dalam predikat world’s most ethical companies, yaitu perusahaan yang dianggap paling jujur dan beretika di dunia yang melakukan bisnis dengan cara yang benar dan diakui secara global.

Ethisphere® Institute, adalah lembaga pendidikan dan penelitian yang berpusat di Arizona – USA yang secara aktif setiap tahun selalu berusaha mendefinisikan dan menganalisa standar praktik bisnis etis berbagai perusahaan kelas dunia dalam meningkatkan karakter dan level integritas seluruh komponen organisasi, sehingga mereka dapat meningkatkan kepercayaan dan merebut loyalitas publik melebihi organisasi manapun.

Untuk tahun 2017, duduk di peringkat pertama world’s most ethical companies adalah 3M Company, sebuah industrial manufacturing asal USA. 3M adalah kependekan dari Minnesota Mining and Manufacturing Company, yaitu perusahaan internasional dalam bidang kimia yang bermarkas di Maplewood, Minnesota, Amerika Serikat. Perusahaan ini dalam setiap kesempatannya selalu mewajibkan seluruh karyawannya untuk senantiasa bertindak jujur dan berintegritas tinggi dalam setiap perbuatan. Nilai inilah yang kemudian mendorong 3M selama 4 tahun berturut-turut mendapatkan predikat world’s most ethical companies. Predikat ini tentu secara langsung memberikan dampak terhadap kepercayaan publik dan sikap trust to buy dari masyarakat dunia untuk menggunakan produknya.

Kepercayaan adalah kuncinya. Karena hal paling buruk yang dihindari perusahaan komersial adalah ketiadaan kepercayaan. Tanpa kepercayaan sama saja tidak ada bisnis. No trust no business. Terkait hal ini, kita dapat belajar dari kasus Kobe Steel Ltd, salah satu perusahaan metal di Jepang yang ketahuan memalsukan data kekuatan dan daya tahan logam yang dibuatnya. Pada 8 Oktober 2017 lalu, Kobe Steel mengakui telah melakukan pemalsuan data tentang kualitas produk aluminium dan tembaga yang menjadi bahan baku pembuatan mobil, pesawat terbang, roket ruang angkasa, dan peralatan pertahanan. Akibatnya banyak perusahaan yang kemudian menarik produknya dari pasar dunia, contohnya seperti Nissan Motors yang menarik lebih dari satu juta kendaraan produksinya. Selain itu, pembuat airbag Takata juga mengalami penurunan omset setelah ditemukan kecacatan di sejumlah produknya yang telah menyebabkan kecelakaan fatal di sejumlah negara akibat penggunan bahan baku yang tidak sesuai standar.

Apa yang dilakukan Kobe ini kemudian berimbas ke banyak perusahaan yang telah bekerja sama, seperti Toyota, Honda, Nissan, Mazda, Mitsubishi, Subaru, Ford dan General Motors. Kecurangan kobe menjadi bola api yang tidak hanya membakar Kobe tetapi juga merugikan banyak perusahaan dunia lainnya. Akibat langsung yang dialami Kobe, selain tuntutan hukum yang akan diterimanya, Saham Kobe jatuh ke tingkat terendah dalam lima tahun terakhir. “Kredibilitas Kobe Steel telah jatuh menjadi nol, ungkap Hiroya Kawasaki, Chief Executive “Kobe yang meminta maaf atas skandal besar dunia tahun 2017 ini.

Pelajaran yang kita peroleh dari cerita di atas adalah pasti tidak mudah menjadi 3M yang mengajarkan kejujuran pada seluruh karyawannya, namun ternyata ketidakjujuran akhirnya hanya akan memberikan dampak yang lebih menyulitkan dan bahkan menghancurkan bagi perusahaan serta bagi seluruh pegawai yang menggantungkan hidup darinya.

Sejak tahun 2007, Ethisphere mengadakan riset dan mengeluarkan publikasi terkait upaya perusahaan-

perusahaan raksasa dunia yang secara kontinyu mempengaruhi dan mendorong perubahan positif dalam

komunitas bisnis dan masyarakat di seluruh dunia melalui value dari

perilaku yang mereka terapkan dalam organisasi masing-masing.


BULETIN DITERBITKAN OLEH BPJS KESEHATAN :Jln. Letjen Suprapto PO BOX 1391/JKT Jakarta Pusat

Tlp. (021) 4246063, Fax. (021) 4212940

PENGARAH

Fachmi Idris

PENANGGUNG JAWABMira Anggraini

PIMPINAN UMUM

Afrizayanti

PIMPINAN REDAKSI

Nopi Hidayat

SEKRETARIS

Rini Rahmitasari

SEKRETARIAT Ni Kadek M.Devi Eko Yulianto

Paramita Suciani

REDAKTURElsa NoveliaAri Dwi AryaniBudi SetiawanDwi SuriniTati Haryati DenawatiAngga FirdauzieJuliana RamdhaniDiah IsmawardaniRanggi Larissa Izzati

Darusman Tohir

DISTRIBUSI & PERCETAKAN Erry Endri Anton Tri WibowoAkhmad TasyrifanArsyad Didik Darmadi

Ramadhona A Lakoni

Salam Redaksi

BINCANG

5

14

16

17181920

DAFTAR ISI

126

10Sehat & Gaya Hidup - Waspadai Penyakit Pancaroba

MARDIASMO

Pembaca Setia Media Info BPJS Kesehatan,

Di era JKN-KIS,peran Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk keberlanjutan program ini ke depan sangat penting. Peran FKTP tersebut, juga erat kaitannya dengan upaya-upaya promotif maupun preventif kesehatan.

Mencegah orang sakit, sehingga mengurangi kunjungan ke fasilitas kesehatan. FKTP juga harus mampu menapis rujukan sesuai dengan standar pelayanan medis, sehingga mengurangi antrian panjang di rumah sakit.

Seperti apa strategi BPJS Kesehatan dalam mendorong peningkatkan mutu dan kualitas FKTP, dan apa saja yang menjadi titik-titik krusial untuk melakukan empowering bagi FKTP agar dapat memberikan pelayanan prima, termasuk di dalamnya mendukung sustainibilitas Program JKN-KIS, kesemuanya akan dibahas dalam rubrik FOKUS.

Dalam rubrik BINCANG, Media Info BPJS Kesehatan berkesempatan mewawancarai Wakil Menteri Keuangan RI Mardiasmo. Ia akan memberikan gambaran serta solusi yang harus didukung oleh semua pihak dalam menjaga agar Program JKN-KIS tetap pada track dan terus memberikan perlindungan serta manfaat bagi masyarakat.

Kami menyadari, untuk meningkatkan kualitas informasi yang ada dalam media ini kami masih membutuhkan masukan dan kritik dari pembaca sekalian. Kami ucapkan terima kasih kepada pembaca yang budiman, atas atensi dan masukan membangun sehingga diharapkan media ini terus menjadi sarana komunikasi yang efektif bagi BPJS Kesehatan dan masyarakat serta pembaca sekalian. Selamat beraktivitas.

Redaksi

Pelayanan Prima di Faskes Primer

Dorong Peran Pemda Perkuat Kapasitas FKTPPemerintah daerah (pemda) menjadi tulang punggung pelaksanaan program strategis nasional, termasuk program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan.

Kilas & Peristiwa - 24 Jurnalis Terima Penghargaan dari BPJS KesehatanFokus - Optimalisasi Peran Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

Benefit - Ingat, Ada Pelayanan Kesehatan yang Tidak Dijamin BPJS Kesehatan

Inspirasi - Berbenah Jadi Kampung Bebas Asap Rokok

Testimoni - Klinik Eny, Daerah Istimewa Yogyakarta Melayani Pasien dengan Pendekatan Budaya

Pelanggan - Jangan Panik, Kartu Lama Masih Berlaku

Persepsi - Faskes Wajib Menyampaikan Informasi Kepada Peserta JKN-KIS-KIS?

Recharge - Gerakan Dasar Yoga untuk Pemula

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 55 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 55 TAHUN 2017

BANDUNGKILAS & PERISTIWA 5KILAS & PERISTIWA

JAKARTA

informasi lebih dalam tentang manfaat JKN-KIS, prosedur pelayanan, hingga kinerja BPJS Kesehatan. Untuk itu, diperlukan dukungan dari media untuk mengedukasi masyarakat mengenai program JKN-KIS. Edukasi tersebut salah satunya dilakukan melalui berita. Jika beritanya jelas, komprehensif, dan berimbang, maka tentu akan ada peningkatan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya berpartisipasi dalam program JKN-KIS,” jelas Direktur Kepatuhan, Hukum dan Hubungan Antar Lembaga BPJS Kesehatan Bayu Wahyudi dalam acara Malam Penganugerahan

Sebagai bentuk apresiasi BPJS Kesehatan kepada para jurnalis media massa di Indonesia yang telah membantu

menyukseskan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) melalui pemberitaan, BPJS Kesehatan memberikan penghargaan kepada 24 jurnalis yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang menjadi nominator pemenang Lomba Karya Jurnalistik Tahun 2017.

“Media massa merupakan salah satu referensi yang paling banyak digunakan masyarakat untuk menggali

24 Jurnalis Terima Penghargaan dari BPJS Kesehatan

Pemenang Lomba Karya Jurnalistik, Jingle, dan Film Dokumenter BPJS Kesehatan Tahun 2017 yang diselenggarakan di Bandung.

Media massa, selaku salah satu unsur pembentuk opini publik, memiliki pengaruh besar terhadap kesuksesan implementasi program JKN-KIS yang dikelola BPJS Kesehatan. Untuk itu, diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang baik oleh seorang jurnalis tentang program JKN-KIS dan BPJS Kesehatan, sehingga media massa dapat menyalurkan informasi dengan benar dan berimbang kepada masyarakat.

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan wujud kepedulian negara terhadap bangsa Indonesia. Kehadiran SJSN secara nyata telah memberikan perlindungan yang

komprehensif dan terintegrasi bagi penduduk Indonesia. Untuk menyukseskan implementasi jaminan sosial nasional, BPJS Kesehatan bersama Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) dan BPJS Ketenagakerjaan siap bersinergi untuk menyukseskan implementasi jaminan sosial nasional.

“Banyak perubahan positif yang terjadi dengan adanya SJSN. Contohnya, melalui kehadiran program JKN-KIS, masyarakat yang semula enggan berobat ke rumah sakit karena tidak mampu, kini bebas dari kekhawatiran tersebut,” kata Sekretaris Utama BPJS Kesehatan Afrizayanti dalam kunjungan silaturahminya ke kediaman Presiden RI ke-3 B.J. Habibie dan Presiden RI ke-6 Soesilo Bambang Yudhoyono. Kunjungan tersebut merupakan salah satu agenda persiapan HUT Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang jatuh pada 19 Oktober 2017 mendatang,

Menurut Afrizayanti, sejumlah dampak kehadiran program JKN-KIS lainnya, yakni meningkatnya usia harapan hidup, meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat, dan meningkatnya jumlah lapangan kerja. Bahkan program JKN-KIS juga telah memberikan kontribusi yang cukup menggembirakan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, yaitu sebesar Rp 152,2 triliun.

“Keberadaan SJSN diharapkan dapat membantu mewujukan salah satu nilai Pancasila, yaitu keadilan sosial bagi seluruh masyarakat. Lebih spesifik lagi, kami berharap program JKN-KIS dapat mendorong tercapainya keadilan sosial dalam hal pemberian jaminan layanan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh elemen masyarakat,” ungkap Afrizayanti.

Jaminan Sosial, Wujud Kepedulian Negara kepada Rakyat Indonesia


FOKUSUtama6

FKTP juga harus mampu menapis rujukan sesuai dengan standar pelayanan medis, sehingga mengurangi antrian panjang di rumah sakit. FKTP juga mempunyai peran besar

dalam pengelolaan penyakit kronis (prolanis) untuk mengurangi beban dari penyakit-penyakit berat dan sulit disembuhkan, seperti hipertensi dan diabates melitus. Namun, peningkatan fungsi dan peran-peran tersebut perlu ditingkatkan dan dioptimalkan, tidak hanya untuk memperkuat FKTP sebagai gatekeeper, tapi juga untuk meningkatkan mutu pelayanan primer bagi peserta JKN-KIS.

Hal ini pun diakui Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan Andayani Budi Lestari. Menurut Andayani, performa dari FKTP dalam memberikan layanan kepada peserta JKN-KIS sudah semakin baik. Namun, beberapa hal masih perlu perbaikan dan ditingkatkan sehingga menjadi lebih optimal, terutama untuk meningkatkan tingkat kepuasan peserta terhadap jaminan kesehatan yang diselenggarakan BPJS Kesehatan.

OPTIMALISASI PERAN Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

Sebagai gatekeeper yang merupakan tempat kontak pertama pada pelayanan kesehatan dasar, peran Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk keberlanjutan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) ke depan sangat penting. Peran FKTP tersebut, yaitu puskesmas, klinik pratama, dokter praktek perorangan dan rumah sakit tipe D Pratama erat kaitannya dengan upaya-upaya promotif maupun preventif kesehatan. Mencegah orang sakit, sehingga mengurangi kunjungan ke fasilitas kesehatan.


EDISI 55 TAHUN 2017

FOKUS 7

Perbaikan tersebut, misalkan 80 persen penyakit seharusnya bisa diselesaikan di FKTP. Sebanyak 144 diagnosa penyakit dapat dikerjakan sampai tuntas di FKTP, sehingga rumah sakit tidak lagi menjadi puskesmas raksasa lantaran panjangnya antrian pasien yang sebetulnya tidak perlu ditangani di rumah sakit.

“Kalau sistem rujukan ini bisa dilaksanakan optimal, maka jumlah kunjungan ke rumah sakit pasti menurun, otomatis biaya bisa ditekan dan defisit tidak lagi menjadi kekhawatiran kita,” kata Andayani.

Di era JKN-KIS, sistem rujukan berjenjang berjalan semakin baik, meskipun diakui belum sesempurna yang diharapkan. Masih ada FKTP yang merujuk kasus-kasus non spesialististik ke rumah sakit karena beragam faktor, misalnya kompetensi FKTP tersebut belum memadai dan pasien sendiri yang ingin langsung ke rumah sakit. Menurut Andayani, menjadi tugas Fasilitas Kesehatan, BPJS Kesehatan dan seluruh stakeholder di daerah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang sistem rujukan ini.

“Kita harus jelaskan dengan benar, dan terus menerus ke masyarakat bahwa kalau sakitnya ringan tidak perlu langsung ke rumah sakit. Selain kurangi antrian, dokter spesialis di rumah sakit juga bisa melayani pasien-pasien yang memang butuh layanan spesialistik lebih baik,” kata Andayani.

FKTP juga perlu lebih meningkatkan upaya promosi dan pencegahan penyakit. Mencegah lebih banyak orang tidak sakit, otomatis mengurangi beban biaya, dan ini tidak hanya menguntungkan FKTP dari sisi kapitasi tapi juga mendukung keberlangsungan program JKN-KIS.

Untuk mengoptimalkan peran-peran tersebut, maka kualitas sumber daya manusia (SDM) dan sarana prasana di FKTP juga perlu ditingkatkan. BPJS Kesehatan bekerjasama Dinas Kesehatan seluruh daerah untuk memetakan di mana titik-titik kekurangan atau kekosongan fasilitas maupun tenaga kesehatan. Beberapa daerah memiliki jumlah penduduk banyak, tapi kekurangan fasilitas dan tenaga kesehatan.

Selain itu, menurut Andayani, persamaan persepsi antara FKTP dan BPJS Kesehatan juga perlu ditingkatkan. “Kalau persepsi kita sama, maka pelayanan akan semakin baik, keluhan masyarakat menurun dan tingkat kepuasan meningkat, maka peserta yang mau menjadi peserta JKN-KIS terus meningkat jumlahnya, dan pada akhirnya universal health coverage dapat tercapai,” katanya.

Untuk meningkatkan mutu pelayanan primer di FKTP, saat ini sudah diterapkan pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan (KBK). Tujuan dari penerapan KBK ini adalah sebagai indikator kinerja yang berdampak pada hasil berdasarkan pemenuhan komitmen pelayanan atau kinerja FKTP.

Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan BPJS Kesehatan Maya Amiarny Rusady mengungkapkan, penerapan KBK merupakan bagian dari pengembangan sistem kendali



8 FOKUS

mutu pelayanan, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pembayaran KBK merupakan metode pembayaran yang sudah diterapkan di banyak negara yang menggunakan jaminan sosial. Bila semua indikator KBK dipenuhi, FKTP mendapatkan insentif, sebaliknya bila tidak terpenuhi, maka BPJS Kesehatan akan membayarkan kapitasi sesuai kinerja FKTP tersebut.

“Sistem pembayaran ini terbukti dapat meningkatkan performa dari FKTP dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta jaminan kesehatan,” kata Maya.

Dengan KBK ini diharapkan FKTP dapat meningkatkan kompetensi, sarana prasarana, dan memiliki kesamaan persepsi dengan BPJS Kesehatan. Selain itu, mendorong FKTP hadir di daerah-daerah yang masih terdapat kekosongan fasilitas kesehatan dan tenaga. Ketersediaan fasilitas Kesehatan tingkat pertama ini tentu sangat penting dalam mendukung tercapainya cakupan kesehatan menyeluruh (universal health coverage).

Namun, untuk mencapai peningkatan performa tersebut, diperlukan komitmen kuat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta JKN. Adanya keterbatasan sarana prasarana dan jumlah tenaga kesehatan masih ditemui pada sebagian FKTP. Selain itu, peningkatan kompetensi tenaga kesehatan perlu menjadi perhatian.

Kendala-kendala tersebut dapat berdampak pada pemenuhan standar pelayanan sehingga mempengaruhi kualitas pelayanan primer yang diterima oleh peserta

JKN. BPJS Kesehatan senantiasa mendorong FKTP dan pemangku kepentingan terkait dalam meningkatakan jumlah sarana prasarana, jumlah tenaga kesehatan, serta meningkatkakan kompetensi tenaga kesehatan.

Dukungan Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya (TKMKB) dalam penyelenggaran kendali mutu dan kendali biaya pada pelayanan primer juga sangat dibutuhkan. Sebagai tim yang terdiri dari unsur organisasi profesi, akademisi, dan pakar klinis, TKMKB dapat mengevaluasi pelayanan primer dan memberikan rekomendasi perbaikan kualitas pelayanan primer kepada pemangku kepentingan terkait. Peran organisasi profesi diperlukan pula untuk mendorong peningkatan kompetensi tenaga kesehatan sehingga dapat memberikan tatalaksana diagnosis secara tuntas sesuai standar kompetensi profesi.

Sementara Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengatakan, FKTP harus mampu mengomptimalkan dana kapitasi yang diberikan setiap bulannya oleh BPJS Kesehatan, terutama untuk program promosi dan pencegahan penyakit. FKTP juga harus bisa mengoptimalkan sistem rujukan berjenjang, sehingga penyakit-penyakit yang seharusnya bisa diselesaikan di level puskesmas, tidak langsung ke rumah sakit.

“Jangan sakit sedikit langsung ke fasilitas kesehatan tersier. Masyarakat harus diedukasi benar-benar untuk menggunakan layanan di puskesmas,” kata Mardiasmo.



EDISI 55 TAHUN 2017

FOKUS 9

Peran Pemda

Untuk itu, peran pemerintah daerah (pemda) akan dioptimalkan. Kementerian Keuangan mendorong peran pemda untuk memperbaiki dan memenuhi ketersediaan sarana-prasarana termasuk alat kesehatan, dokter, perawat, atau tenaga lainnya di FKTP. Dengan demikian, ketika masyarakat membutuhkan layanan di FKTP semuanya sarana terpenuhi, sehingga sistem rujukan berjenjang berjalan sesuai yang diharapkan.

“Kalau dana kapitasi dioptimalkan, sistem rujukan berjenjang berjalan sesuai harapan ditambah peran pemda mendukung program JKN, maka ujungnya bisa mengurangi defisit BPJS Kesehatan dan beban negara,” katanya.

Pemerintah pusat sendiri, menurut Mardiasmo, membantu pemda memenuhi sarana prasara kesehatan dengan mengalokasikan 5% APBN untuk bidang kesehatan sebagaimana amanat UU 36/2009 tentang Kesehatan. Sebagian besar dana ini ditransfer ke daerah melalui skema Dana Alokasi Khusus maupun biaya operasional kesehatan. Tapi, pemda juga wajib mengalokasikan 10% dari APBD untuk fungsi kesehatan, termasuk di dalamnya melengkapi sarana dan fasilitas di FKTP.

Lebih lanjut Mardiasmo mengatakan, Kementerian Keuangan bersama kementerian terkait tengah mencarikan solusi untuk mengatasi defisit BPJS Kesehatan. Ada tiga opsi yang akan dibahas bersama Menteri Keuangan dan Menko PMK, yakni sumber anggaran dari pajak rokok ke daerah, menekan biaya operasional BPJS Kesehatan, dan mengoptimalkan sistem rujukan berjenjang.

Menurut Mardiasmo, saat ini pemerintah sedang membuat peraturan yang disepakati bersama oleh Kemkeu, Kemdagri dan Kemkes agar pajak rokok bisa dipergunakan untuk program JKN. “Kami masih simulasi bagaimana sharing cost pemda dari pajak rokok. Karena 75% dari 50% pajak rokok itu nilainya besar, mencapai Rp 5,5 triliun. Pembiayaan JKN bisa masuk di situ. Tapi bagaimana teknis kerja sama dengan daerah, itu masih kami cari. Yang jelas anggarannya sudah ada,” katanya.

Solusi lainnya adalah penyesuaian iuran peserta khususnya untuk kelompok Penerima Bantuan Iuran (PBI), yakni penduduk miskin yang preminya dibayarkan oleh pemerintah. Namun, menurut Mardiasmo, pemerintah belum mempertimbangkan penyesuaian iuran karena keterbatasan fiskal negara. Untuk menutup defisit BPJS Kesehatan, pemerintah memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN). Di 2017, PMN untuk menutup defisit BPJS Kesehatan sekitar Rp3,6 triliun.

BPJS Kesehatan sendiri terus berkomitmen untuk selalu meningkatkan pelayanan kesehatan bagi peserta JKN-KIS, khususnya pelayanan yang didapatkan di FKTP. Komitmen ini ditunjukkan salah satunya dengan kegiatan Pertemuan Nasional Pelayanan Primer yang secara kontinu dilakukan setiap tahunnya. Di 2017 ini, pertemuan pelayanan primer tersebut diselenggarakan di Yogyakarta dan dihadiri seluruh FKTP dari 34 provinsi.

Diharapkan melalui kegiatan ini akan terbentuk kemitraan strategis antara BPJS Kesehatan dengan FKTP dalam upaya memberikan pelayanan terbaik bagi peserta JKN dan membangun FKTP yang berkualitas. Pertemuan ini juga bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang mutu layanan berbasis kepuasan peserta.

Andayani Budi Lestari yang membuka pertemuan ini mengatakan, kegiatan ini bertujuan menyamakan persepsi antara BPJS Kesehatan dengan FKTP dan pemda se-Indonesia. Diharapkan dengan pertemuan ini FKTP tidak hanya melakukan efisiensi, tapi juga meningkatkan kepuasan peserta. Dengan kepuasan peserta meningkat diharapkan cakupan kesehatan semesta bisa tercapai sesuai target pemerintah di 1 Januari 2019 mendatang.

Sampai dengan bulan Agustus 2017 terdapat 21.054 FKTP yang sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dan berkomitmen dalam memberikan pelayanan primer bermutu kepada 180.772.917 peserta JKN. Dengan adanya komitmen kuat bersama dan dukungan seluruh pemangku kepentingan, diharapkan tercapai kemitraan strategis dalam rangka mewujudkan pelayanan primer yang bermutu



Bincangtokoh10

Pemerintah daerah (pemda) menjadi tulang punggung pelaksanaan program strategis nasional, termasuk program

Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan. Peran Pemda ikut

menentukan keberlanjutan program pemerintah ini ke depan, utamanya

dalam hal peningkatan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat.

Perkuat Kapasitas FKTP

DORONG PERAN PEMDA


Wakil Menteri Keuangan RI, Msrdiasmo


EDISI 55 TAHUN 2017

BINCANG 11


Salah satunya melalui penyediaan dan peningkatkan kualitas fasilitas kesehatan di

daerah masing-masing, terutama fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP), seperti puskesmas, klinik pratama, dokter praktek perorangan, dan rumah sakit tipe D pratama. FKTP sebagai tempat kontak pertama dengan peserta dan menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan dasar perlu diperkuat kapasitasnya.

Namun, peran pemda dalam mendukung pelayanan di FKTP ini dinilai masih belum optimal. Hal ini pun diakui Wakil Menteri Keuangan, Mardismo. Kementerian Keuangan mendorong pemda tingkat provinsi maupun kabupaten/kota untuk mengoptimalkan peran mereka terkait ketersediaan fasilitas kesehatan di daerahnya. Terkait hal itu, berikut adalah kutipan hasil wawancara dengan Mardiasmo di sela-sela acara Pertemuan Nasional Pelayanan Primer Tahun 2017 di Yogyakarta, baru-baru ini.

Peran FKTP dalam mendukung program JKN-KIS sangat menentukan, menurut Bapak ?

Sebagai fasilitas kesehatan yang melakukan kontak pertama dengan peserta, tentu keberadaan FKTP perlu ditingkatkan baik kualitas maupun keterjangkauannya di seluruh di daerah di Indonesia. Terutama ketika nanti kita mencapai Universal Health Coverage (UHC) atau Cakupan Kesehatan Semesta dimana seluruh penduduk akan menjadi peserta JKN-KIS pada 1 Januari 2019 mendatang, maka keterjangkauan terhadap faskes ini sangat mendesak untuk dipenuhi. Keterjangkauan terhadap faskes akan menciptakan keadilan bagi seluruh masyarakat dalam mendapatkan layanan kesehatan di era JKN-KIS ini.

Selain memberikan layanan kesehatan kepada peserta, peran apalagi yang perlu ditingkatkan dari FKTP ?

Selain memberikan pelayanan bagus, kita tentu berharap FKTP ini terus menerus memberikan edukasi kepada masyarakat terkait upaya promosi dan

pencegahan penyakit. FKTP harus mengomptimalkan dana kapitasi yang diberikan setiap bulannya oleh BPJS Kesehatan, terutama untuk program promotif dan preventif. Lebih banyak orang sehat itu lebih baik untuk keberlanjutan program JKN-KIS ke depan. FKTP juga harus bisa menjadi filter dengan mengoptimalkan sistem rujukan berjenjang, sehingga penyakit-penyakit yang seharusnya bisa diselesaikan di level puskesmas, tidak langsung ke rumah sakit. Jangan sakit sedikit langsung ke fasilitas kesehatan tersier. Masyarakat harus diedukasi benar-benar untuk menggunakan layanan di puskesmas. Dengan demikian kita berharap FKTP juga berperan dalam mengurangi defisit yang dialami BPJS Kesehatan setiap tahunnya. Nah, untuk itu kapasitas FKTP harus diperbaiki dan ditingkatkan.

Kami juga dorong supaya dana kapitasi dari BPJS Kesehatan langsung ke puskesmas. Karenanya puskesmas harus jadi Badan Layanan Umum (BLU). Kalau pun tidak BLU, puskemas perlu punya organisasi yang tidak terlalu terikat sebagai SKPD. Perlu dibuat terobosan agar dana kapitasi langsung ditransfer dari BPJS Kesehatan ke puskesmas, tidak harus lewat rekening daerah kemudian jadi PAD. Kita inginkan terjadi debirokratisasi, dan melihat puskesmas itu memiliki keleluasaan dalam mengelola anggarannya sebagai sebuah mini hospital.

FKTP kita masih kurang baik itu dari jumlah maupun fasilitas dan sumber daya manusia (SDM)-nya. Menurut Bapak ?

Sebenarnya dari jumlah, berdasarkan data yang ada, sudah cukup memadai. Tapi untuk beberapa daerah, terutama di perbatasan, kepulauan dan daerah terpencil itu masih sulit, belum cukup. Beberapa daerah sudah cukup, tapi kapasitasnya masih kurang, seperti alat-alat dan tenaga kesehatan di dalamnya.

Bagaimana upaya pemerintah ?

Untuk sarana prasarana kesehatan, mulai 2016 Pemerintah Pusat sudah menganggarkan sesuai

amanat UU Kesehatan, yakni 5 persen dari APBN buat sektor kesehatan. Meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yang hanya sekitar 3 persen. Sebagian besar anggaran ini ditransfer ke daerah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Biaya Operasional Kesehatan (BOK) termasuk untuk pembangunan fasilitas kesehatan dan pemenuhan tenaga. Di 2018 nanti apabila disetujui DPR, maka anggaran kesehatan di bisa mencapai Rp110,2 triliun. Ini nilai yang besar, dan tinggal bagaimana Pemda mengoptimalkan anggaran yang ditransfer pusat ke daerah. Tapi, APBN pun terbatas. Kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah pusat. Karena itu, kami ingin mendorong peran pemda lebih dioptimalkan lagi.

Peran pemda yang perlu dioptimalkan ?

Pogram JKN-KIS adalah program kita semua, karenanya semua harus ikut berpartisipasi untuk menstimulus keuangan BPJS Kesehatan. Harus ada cost sharing dari APBD. Menurut UU Kesehatan, Pemda harus mengalokasikan sekurang-kurangnya 10 persen dari APBD untuk fungsi kesehatan, termasuk mendukung pelaksanaan program JKN-KIS. Syukur-syukur kalau lebih dari 10 persen, tapi itu tergantung kemampuan tiap daerah. Anggaran ini untuk menambah fasilitas kesehatan, memperbaiki yang rusak, mengisinya dengan fasilitas dan tenaga yang dibutuhkan.

Kapasitas puskesmas harus diperkuat dan dilengkapi, sehingga orang mau berobat ke puskesmas, tidak langsung ke rumah sakit. Tenaga ada alat-alat harus dilengkapi, terutama puskesmas di daerah terpencil, kepulauan dan daerah terdepan dengan negara lain. Berikan tunjangan dan insentif-insentif yang menarik dokter dan tenaga kesehatan lain mau bekerja di fasilitas kesehatan di daerah-daerah. Kami akan berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan bagaimana mengoptimalkan peran pemda ini.



12 Benefit

Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) ditujukan untuk menjamin peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan

dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Oleh karena itu manfaat yang diberikan tergolong komprehensif mencakup pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Termasuk obat dan bahan medis habis pakai yang diperlukan peserta.

Pelayanan yang dijamin pada faskes tingkat pertama meliputi pelayanan kesehatan non spesialistik yang mencakup administrasi pelayanan; pelayanan promotif dan preventif. Kemudian, tindakan medis non spesialistik baik operatif atau non operatif; pelayanan obat dan bahan medis habis pakai. Berikutnya, pemeriksaaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama dan rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi medis.

Untuk pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjut yang dijamin meliputi administrasi pelayanan, pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis dasar (berlaku untuk gawat darurat). Hal lain yang dijamin adalah pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi spesialistik, tindakan medis spesialistik baik medah atau non bedah sesuai indikasi medis.

Demikian juga pelayanan obat dan bahan medis habis pakai, pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis. Peserta juga berhak mendapatkan penjaminan atas rehabilitasi medis, pelayanan darah, pelayanan kedokteran forensik klinik, perawatan inap non intensif dan perawatan ruang intensif serta penjaminan untuk alat kesehatan dan alat bantu kesehatan. Pelayanan jenazah hanya dijamin untuk pasien yang meninggal pasca rawat inap di faskes dan terbatas pada pelayanan pemulasaran jenazah

Ada Pelayanan Kesehatan yang Tidak Dijamin BPJS Kesehatan

INGATAntara lain pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur, untuk tujuan estetik, sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri.


EDISI 55 TAHUN 2017

BENEFIT 13saja. Penyediaan peti mati tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan.

Hal lain yang dijamin adalah pelayanan keluarga berencana di faskes tingkat pertama maupun di faskes rujukan tingkat lanjutan. Pelayanan keluarga berencana tersebut meliputi konseling,pelayanan kontrasepsi termasuk vasektomi dan tubektomi, bekerja sama dengan BadanKependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Alat kontrasepsi disediakan oleh pemerintah melalui BKKBN dan didistribusikan ke fasilitas-fasilitas kesehatan.

Walau begitu ada pelayanan kesehatan yang tidak dijamin program JKN-KIS. Hal tersebut lebih lanjut diatur dalam pasal 25 Peraturan Presiden (Perpres) No.19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Perpres No.12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. Setidaknya ada 17 pelayanan kesehatan yang tidak dijamin.

Pertama, pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku. Misalnya, peserta tidak melakukan mekanisme rujukan berjenjang.

Kedua, pelayanan yang dilakukan di faskes yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat. Ketiga, pelayanan kesehatan yang dijamin oleh jaminan kecelakaan kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan kerja. Keempat, pelayanan kesehatan yang dijamin program kecelakaan lalu lintas yang bersifat wajib sampai nilai yang ditanggung oleh program tersebut.

Kelima, pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri. Keenam, pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik. Ketujuh, pelayanan untuk mengatasi infertilitas. Kedelapan, pelayanan meratakan gigi (ortodonsi). Kesembilan, gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan obat dan/atau alkohol.

Sepuluh, gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri. Sebelas, pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment). Dua belas, pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan (eksperimen).

Tiga belas, alat dan obat konstrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu. Empat belas, perbekalan kesehatan rumah tangga. Lima belas, pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa tanggap darurat, kejadian luar biasa/wabah. Enam belas, pelayanan kesehatan pada kejadian tak diharapkan yang dapat dicegah (preventable adverse events). Tujuh belas, pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan manfaat jaminan kesehatan yang diberikan.

Oleh karenanya peserta harus memperhatikan berbagai ketentuan tersebut agar tidak mengalami kendala saat membutuhkan pelayanan kesehatan di

faskes. Sekalipun pelayanan kesehatan yang dijamin komprehensif, tapi ada aturan yang perlu dicermati oleh peserta JKN-KIS.


INSPIRASI14

Berbagai spanduk dan stiker bertuliskan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) terpasang di Kampung Penas Tanggul RT 0015 RW 002, Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur.

Pemandangan ini sudah terlihat sejak April 2017, setelah kawasan yang juga dijuluki Kampung Warna-Warni ini dideklarasikan sebagai Kampung Bebas Asap Rokok.

Salah satu penggagas dari inovasi ini adalah Sumiati, mantan ketua RT yang juga pernah terkena penyakit TBC akibat rokok. Sumiati bukanlah seorang perokok. Ia mendapatkan penyakit tersebut lantaran sering terpapar asap rokok dari suaminya yang seorang perokok berat. Selama sembilan bulan ia harus menjalani pengobatan intensif untuk menyembuhkan penyakitnya itu.

"Di Kampung Penas Tanggul, ukuran rumah warganya kecil-kecil. Kalau ada yang merokok, asapnya bisa memenuhi seluruh isi rumah. Anggota keluarga yang tidak merokok akhirnya ikut terkena dampak dari asap rokok. Makanya di kampung ini banyak yang terkena TBC dan sakit Paru-Paru seperti yang pernah saya alami. Bahkan ada satu keluarga yang seluruh anggotanya terkena penyakit paru-paru, padahal hanya satu orang saja yang merokok," cerita Sumiati.

Bersama warga lainnya yang juga pernah mengalami nasib serupa, Sumiati berinisiatif untuk menjadikan kampunya bebas dari asap rokok. Niat ini awalnya mendapat pertentangan dari warga, terutama dari para perokok berat.

BERBENAH MENJADI KAMPUNGKampung Penas Tanggul di Cipinang

Bebas Asap Rokok


EDISI 55 TAHUN 2017

INSPIRASI 15

"Saat baru sosialisasi, pertentangan pasti ada. Tapi pelan-pelan kami sampaikan maksud baik dari gagasan ini. Mereka kan pastinya juga sayang keluarga, tetapi memang ada yang harus diingatkan. Kami juga beberapa kali mendatangkan orang-orang yang pernah menjadi korban asap rokok dari orang lain untuk memberikan testimoni. Dari situ mereka akhirnya tergugah, sampai akhirnya kampung bebas asap rokok ini dideklarasikan pada bulan April 2017," bebernya.

Di saat yang bersamaan, Kampung Penas Tanggul juga mulai ditata dan bersolek menjadi lebih cantik dengan cat warna-warni. Menurut Sumiati, hal ini dilakukan warga agar perkampungan yang berada di bantaran kali Cipinang ini menjadi lebih bersih dan tidak terlihat kumuh.

Diberikan Sanksi Sosial

Sumiati menyadari bahwa melepaskan diri dari ketergantungan rokok bukanlah perkara yang mudah, apalagi untuk orang-orang yang sudah kecanduan rokok. Karenanya, di tahap awal ini larangan merokok baru sebatas di dalam rumah dan di teras. Apabila ingin

merokok, mereka diharuskan pergi ke tempat lapang yang jaraknya cukup jauh dari pemukiman penduduk.

"Awalnya larangan merokok ini memang untuk di dalam rumah dan di teras. Sebab kita prihatin dengan nasib anggota keluarga yang terkena penyakit akibat asap rokok dari orang lain. Seluruh rumah warga juga sudah ditempeli stiker larangan merokok. Jadi kalau ada tamu dari luar kampung atau ada acara arisan, mereka bisa tahu kalau di rumah tersebut tidak boleh merokok," tuturnya.

Memang tidak ada sanksi berupa denda kepada orang-orang yang melanggar aturan tersebut. Pelanggarnya hanya diberikan sanksi sosial berupa teguran dari Ketua RT dan penggagas Kampung Bebas Asap Rokok. Namun cara ini ternyata cukup efektif. Warga justru menjadi lebih patuh karena merasa malu apabila ditegur.

"Dari aturan tidak boleh merokok di rumah, secara perlahan banyak warga yang mulai mengurangi kebiasaan merokoknya, bahkan ada yang benar-benar berhenti merokok. Karena kan untuk merokok mereka harus berjalan jauh sampai ke RT sebelah. Suami saya pun saat ini sudah berhenti merokok. Bahkan sekarang di RT sebelah (RT 14) juga mulai menerapkan aturan serupa karena melihat dampak positifnya," tuturnya.

Sumiati mengatakan perjuangannya bersama warga Kampung Penas Tanggul ini barulah tahap awal. Di tahun depan, harapannya Kampung Warna-Warni sudah benar-benar bebas asap rokok, mulai dari rumah, teras, sampai di tanah yang lapang sekalipun. Sehingga Kampung Warna-Warni tidak hanya menjadi lebih tertata, tetapi juga jadi lebih sehat.


16 TESTIMONIKlinik Eny, Daerah Istimewa Yogyakarta

Melayani Pasien dengan Pendekatan Budaya

Proses penyembuhan suatu penyakit sejatinya bisa dilakukan melalui berbagai pendekatan. Selain tentunya mengandalkan layanan medis, bisa juga melalui pendekatan budaya. Seperti

yang dicontohkan oleh Klinik Eny yang terletak di kawasan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Yang paling khas dari Klinik Eny adalah arsitektur bangunannya yang bergaya Joglo khas Jawa Tengah. Ornamen wayang juga banyak menghiasi dinding tempat praktek yang dilengkapi pesan-pesan hidup sehat menggunakan bahasa Jawa. Bila tidak melihat papan informasi bangunan, mungkin tidak akan ada yang mengira kalau bangunan tersebut merupakan sebuah klinik kesehatan.

"Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, kami memadukannya dengan pendekatan budaya. Contohnya suasana tempat praktek yang didesain bergaya Joglo, jadi pasien yang datang juga merasa lebih nyaman karena tidak seperti berada di klinik kesehatan. Kami juga menggunakan wayang sebagai salah satu saranan komunikasi dengan pasien dalam menyampaikan pesan-pesan hidup sehat," ujar pemilik Klinik Eny, dr Eny Iskawati.

Ketika masuk ke dalam klinik dan menunggu giliran untuk berobat, pasien akan disuguhkan alunan musik gamelan. Menurut dr Eny, suara gamelan bisa menjadi salah satu terapi untuk ketenangan. Cara ini cukup efektif untuk membantu meringankan penyakit, terutama yang disebabkan oleh faktor kelelahan.

"Ketika menunggu sambil mendengarkan alunan musik gamelan, rasanya bisa menenangkan. Kadang ada pasien yang tadinya sakit flu biasa, hanya kelelahan, setelah menunggu di sini mereka malah bercerita seperti sudah lebih sehat," tuturnya.

Klinik Eny juga menyediakan jamu sehat yang bisa diminum secara gratis seperti beras kencur, wedang jahe, hingga wedang uwuh. Jamu-jamu tersebut dihasilkan dari apotek hidup yang ada di pekarangan klinik. Selain itu, klinik ini juga menyediakan buku-buku tentang kesehatan dari sudut pandang berbagai agama. Sebab Eny meyakini, kasus penyakit sebenarnya lebih banyak disebabkan oleh ketidakmampuan seseorang dalam mengatasi stresor.

Sejak tahun 2011, Klinik Eny sudah menjadi provider BPJS Kesehatan saat lembaga tersebut masih berbentuk PT Askes. Diakui dr Eny, sejak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, kliniknya semakin maju.

Klinik Eny memiliki dua dokter umum, dua perawat umum, satu dokter gigi, satu perawat gigi, dua bidan, satu apoteker, satu apoteker pendamping, satu asisten apoteker, dan satu analis kesehatan. Peserta JKN-KIS yang terdaftar sebanyak 5.927 peserta dengan rata-rata kunjungan per bulan sebanyak 1.963 pasien.

Di klinik ini, Diabetes Melitus menjadi salah satu penyakit yang paling banyak dilayani. Selain itu, konsultasi juga masuk dalam daftar layanan yang banyak diakses peserta JKN-KIS. Untuk Program Pengelolaan Penyakit Kronis atau Prolanis (Prolanis), pesertanya mencapai 415 orang untuk pasien diabetes melitus dan 65 orang pasien hipertensi. Mereka tergabung dalam paguyuban Prolanis "Husada Mulia".

Kegiatan yang dilakukan paguyuban ini antara lain senam bersama setiap Sabtu sore, pemeriksaan kesehatan rutin, kegiatan home visit ke rumah pasien, hingga reminder lewat SMS dan WhatsApp untuk mengingatkan minum obat dan datang ke klinik untuk pemeriksaan gula darah dan tekanan darah rutin.

Melalui kegiatan tersebut, lanjut dr Eny, harapannya penyandang penyakit kronis bisa mengelola kesehatannya dengan baik, agar kualitas hidup pasien tersebut bisa tetap optimal, meskipun sedang menderita diabetes melitus ataupun hipertensi.



EDISI 55 TAHUN 2017

PELANGGAN 17

Terdapat pemandangan unik di sejumlah kantor cabang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Di beberapa tempat tampak antrian lebih banyak dari hari biasanya. Namun,

mereka yang mengantri bukan lantaran ingin mendaftar menjadi peserta baru BPJS Kesehatan, tetapi ingin hendak menukar kartu kepesertaannya menjadi kartu baru.

Usut punya usut mereka panik lantaran termakan berita di media sosial yang menyebutkan per 1 Oktober kartu BPJS Kesehatan yang lama tidak berlaku lagi. Adapun kartu lama yang dimaksud adalah bagi mereka pemegang kartu Asuransi Kesehatan (Askes) yang berwarna kuning serta kartu BPJS Kesehatan lama.

Kabar burung itu menyebutkan awal Oktober yang berlaku adalah Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang berwarna putih.Merespon kejadian tersebut, BPJS Kesehatan memastikan bahwa kabar tersebut adalah hoaks alias kabar bohong. BPJS Kesehatan memastikan kartu lama, yaitu kartu Askes yang berwarna kuning, kartu JKN dengan laminasi putih barcode dan kartu JKN E-ID tetap berlaku dan dapat digunakan sebagaimana biasa.

Kendati kartu lama tetap berlaku, ke depan BPJS Kesehatan memang bakal melakukan pergantian kartu. Namun, prosesnya dilakukan secara bertahap sehingga tidak harus dilakukan pada saat ini juga. Selain itu, proses penggantian kartu tidak perlu dilakukan ke kantor cabang, tetapi bisa dilakukan di tempat pelayanan kesehatan, seperti puskesmas.

Dengan demikian, tidak seperti saat ini, publik tidak perlu berbondong-bondong datang ke kantor cabang dan harus mengantri dari pagi hingga sore untuk sekedar menukar kartu. Proses penggantian bisa dilakukan peserta sembari berobat di fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Adapun bagi masyarakat yang ingin melakukan penukaran kartu atau up date disarankan dilakukan secara alamiah saja. Misalnya, bila ingin memperbaharui jumlah anggota keluarga yang tertanggung, proses perubahan kartu bisa dilakukan.

Sedangkan bagi aparatur sipil negara (ASN), badan usaha, pensiunan dan BUMN, pembaharuan data bisa dilakukan secara koletif. Misalnya kartu dikumpulkan terlebih dahulu di divisi SDM mereka, sedangkan bagi pensiunan bisa melalui organisasi yang menaungi. Dengan demikian, mereka tidak perlu repot datang satu per satu ke kantor cabang.

Begitu pula dengan peserta di luar pekerja penerima upah, mereka bisa melakukan pembaharuan data tanpa perlu mendatangi kantor cabang. Pasalnya, hal itu bisa dilakukan pula melalui mobile customer service.

Masih terkait dengan pemuktahiran data peserta, dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada peserta JKN-KIS, khususnya kelompok lanjut usia (lansia), BPJS Kesehatan melakukan peremajaan data untuk peserta JKN-KIS yang berusia lebih dari 90 tahun.

Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pemborosan. Informasi peserta berusia di atas 90 tahun yang masih hidup atau telah meninggal dunia sangat dibutuhkan. Musababnya, bila peserta telah meninggal dunia namun tidak melapor, data akan tetap hidup dan menimbulkan biaya bagi BPJS Kesehatan.

Pembaruan data juga bertujuan untuk meningkatkan layanan kepada peserta terutama yang telah lanjut usia agar kepesertaan tetap aktif dan tidak kesulitan mengakses fasilitas kesehatan ketika berobat.

Perlu diketahui agar publik tidak panik dan menimbulkan antrian saat akan memperbaharui data, BPJS Kesehatan tidak menetapkan batas waktu pembaruan data ini. Hanya saja diharapkan para peserta dapat segera merespon agar pelayanan tidak tersendat ketika peserta membutuhkan layanan dari fasilitas kesehatan.

Adapun proses pembaharuan data lansia bisa dilakukan dengan langsung mendatangi kantor cabang BPJS Kesehatan di daerahnya masing-masing dengan membawa persyaratan yang telah ditetapkan.

Namun, agar lebih mudah, proses pelaporan juga bisa dilakukan melalui melalui BPJS Kesehatan Care Center 1500-400 atau melalui pesan instan. Keluarga cukup mengirim atau meng-upload foto KTP dan kartu JKN-KIS melalui WhatsApp 08119104999 atau 08119395111.

Jangan Panik, Kartu Lama Masih Berlaku



18SEHAT

Gaya Hdup

Musim pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya kerap menimbulkan masalah penyakit. Perubahan udara dan temperatur

berpengaruh pada imunitas (daya tahan tubuh) yang berkurang, sehingga seseorang gampang jatuh sakit. Sejumlah penyakit akan lebih rentan terjadi di musim hujan, karena udara yang lembab dan dingin menyebabkan virus berkembang lebih cepat.

Penyakit-penyakit yang patut diwaspadai tersebut, antara lain Demam Berdarah Dengue (DBD). Di musim hujan, pasti banyak air menggenangi jalanan, selokan, wadah yang kosong dan lainnya. Dari genangan air inilah, nyamuk Aides aegypti berkembang biak dengan pesat. Nyamuk ini dapat menyebabkan penyakit DBD. Penyakit ini yang paling membahayakan ketika musim hujan tiba karena banyak menelan korban jiwa, terutama anak-anak.

Penyakit diare juga kerap terjadi. Ini karena selalu terjadi banjir, dan persediaan air di tandon atau sumur menjadi keruh akibat curah hujan tinggi. Air yang keruh dan cara pengolahannya yang tidak bersih dapat menjadi penyebab terserang penyakit diare. Diare dapat menyebabkan terjadinya kehilangan cairan tubuh yang berlebihan (dehidrasi) dan elektrolit, sehingga tubuh menjadi lemah dan lemas. Penderita harus minum sebanyak-banyaknya, dan diberi larutan oralit. Bila diare tidak juga berhenti maka penderita harus segera dibawa ke dokter.

Gangguan saluran pernapasan juga kerap terjadi. Gejala awalnya, seperti batuk, pilek, influenza disertai bersin-bersin dan peningkatan suhu tubuh (demam) baik ringan maupun sedang. Salah satu penyakit saluran napas, yakni bronchitis lebih sering terjadi pada udara yang lembab dan berhawa dingin. Bronkhitis diantaranya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus, dimulai saat bakteri atau virus mengiritasi bronkhus sampai akhirnya terjadi pembengkakan. Ada pula demam tifoid atau penyakit tifus abdominalis. Merupakan suatu penyakit peradangan pada usus yang disebabkan oleh infeksi bakteria. Penyakit pada anak ini dapat terjadi melalui

Penyakit Pancaroba WASPADAI

pengkonsumsian makanan dan minuman yang terinfeksi oleh bakteri Salmonella typhosa.

Penyakit kulit pun tak ketinggalan muncul di musim penghujan. Penyakit kulit biasanya muncul karena alergi, infeksi karena datangnya banjir di musim hujan. Air banjir yang menggenangi jalan, kemudian terkena kulit bisa menjadi penyakit kulit khususnya pada kulit yang sensitif. Penyakit kulit ini berupa kadas, kurap, kutu air dan juga panu. Satu hal lagi, penyakit kulit ini dapat menular atau tertular dari orang-orang yang ada di sekitarnya.

Penyakit-penyakit tersebut sangat mudah menyerang bila daya tahan tubuh menurun. Kondisi ini menuntut kita untuk lebih menjaga kesehatan. Caranya, antara lain konsumsi makanan bergizi. Daya tahan tubuh yang baik selain butuh makanan yang cukup jumlahnya, juga harus memenuhi semua unsur gizi yang dibutuhkan tubuh, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Kemudian cukup istirahat. Kurang istirahat dapat menurunkan daya tahan tubuh. Tidur 6-8 jam sehari cukup mengistirahatkan tubuh kita. Sempatkan juga untuk berolahraga. Usahakan berolahraga secara rutin minimal 3 kali dalam seminggu selama 30 menit.

Pilih olahraga yang bersifat aerobik seperti jogging, senam, treadmill, bersepeda, atau sekedar berjalan kaki berkeliling kompleks. Kelola stress dengan baik juga sangat penting. Dewasa ini sangat sulit untuk menghindari stress. Hanya dengan belajar mengelolanya secara tepat, kita dapat terhindar dari dampak negatif stress seperti sulit tidur, nafsu makan berkurang yang pada akhirnya mempengaruhi daya tahan tubuh kita.Konsumsi suplemen yang tepat dan sesuai kebutuhan juga dianjurkan.

Sebagian besar dari kita sulit memenuhi kebutuhan gizi harian dengan diet yang seimbang, sehingga suplemen tambahan diperlukan terutama di musim pancaroba. Vitamin C, Zinc, dan Echinachea adalah sebagian dari suplemen yang mampu mendongkrak daya tahan tubuh. Selain itu, hal yang tidak boleh dilupakan adalah perbanyak minum air putih, dan kurangi air dingin atau es. Jika tips di atas dilakukan secara rutin, maka kita sudah menutup pintu masuk bagi penyakit pancaroba ke dalam tubuh.

Khusus pencegahan DBD, perlu dilakukan cara 3 M. Pertama, menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain. Kedua, menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain-lain. Ketiga, mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular.



EDISI 55 TAHUN 2017

19Recharge

Yoga merupakan salah satu jenis latihan fisik yang memiliki segudang manfaat. Bukan sekedar untuk kesehatan fisik, melainkan juga bermanfaat untuk kesehatan jiwa. Praktisi

yoga Akhlis Purnomo mengungkapkan, latihan yoga dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh, menjaga kekuatan otot, keseimbangan tubuh, serta mengurangi stres dan membuat pikiran terasa lebih tenang.

“Dengan berlatih yoga secara rutin, sistem imunitas tubuh bisa meningkat, sehingga kita menjadi tidak gampang sakit. Orang-orang yang berlatih yoga juga lebih bisa mengendalikan stres, tidak emosional. Padahal seperti kita tahu, beberapa penyakit berbahaya sering timbul akibat tidak pandai mengelola stres,” ujar Akhlis.

Bila ingin mendalami yoga, Akhlis menyarankan untuk lebih dahulu mempelajari gerakan-gerakan dasar yoga yang mudah dijumpai di buku-buku tenta memfokuskan pikiran, dan juga cara meditasi. Makanya perlu bimbingan dari guru yoga yang lebih mengerti," ujar Akhlis.

Bila tertarik berlatih yoga, berikut ini beberapa gerakan dasar yoga yang perlu dikuasai oleh pemula :

Mountain PoseMountain Pose bertujuan untuk membantu memperbaiki postur dan keseimbangan tubuh. Caranya dengan berdiri tegak layaknya gunung, posisi ibu jari kaki bersentuhan dan ujung tumit kedua kaki sedikit direnggangkan. Letakkan lengan di samping tubuh, tarik bahu ke bawah dengan posisi leher yang tetap tegak lurus. Tahan posisi ini selama 30 detik hingga 1 menit.

Cobra PoseSeperti namanya, gerakan ini mirip seperti ular kobra yang ingin menyerang. Posisi tubuh dalam keadaan berbaring telungkup dengan telapak tangan menyentuh lantai. Regangkan kaki hingga ujung jarinya menyentuh lantai, lalu angkat tubuh bagian atas sambil menekan telapak tangan ke lantai. Pertahankan gerakan ini selama beberapa saat, lalu ulangi lagi.

Child's PoseDuduklah rileks dengan kedua kaki yang dilipat ke belakang, ulurkan tubuh Anda ke depan dengan kedua lengan yang merentang ke depan, tahan selama beberapa saat sambil mengatur napas.

Gerakan Dasar Yoga untuk Pemula

Tree Pose Berdiri tegak dan rentangkan tangan ke atas dengan telapak tangan saling berhadapan. Angkat kaki sebelah kanan, lalu letakkan telapak kaki ke bagian dalam paha sebelah kiri. Tahan selama 30 detik, lalu ulangi gerakan ini pada sisi yang berlawanan.

Bridge PosePosisi tubuh dalam keadaan berbaring dengan kedua lengan di samping, kemudian perlahan angkat pinggul dengan lutut ditekuk dan posisi kedua telapak kaki menyentuh lantai. Arahkan dagu hingga mendekati dada. Tahan gerakan ini selama satu menit.

Downward DogUntuk melakukan gerakan ini, ambil posisi merangkak, lalu tekan seluruh telapak kaki dan jari kaki ke lantai, kemudian letakkan tangan sedikit di depan bahu. Angkat pinggul ke atas secara perlahan sampai tubuh membentuk seperti huruf "V" terbalik.

Warrior PoseRentangkan kaki dan kedua tangan sejajar dengan pundak. Tekuk kaki kanan menghadap ke samping hingga membentuk sudut 90 derajat, sementara kaki kiri tetap lurus. Turunkan badan bagian atas secara perlahan, fokuskan pandangan pada tangan kanan yang terentang. Tahan selama 1 menit, lalu ulangi dengan menekuk kaki sebelah kiri.



20 PERSEPSI

Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS-KIS) merupakan bagian dari pelayanan publik. Oleh karenanya penting bagi masyarakat untuk mengetahui segala informasi yang berkaitan dengan program yang diluncurkan sejak 1 Januari 2014 itu. Informasi yang perlu disampaikan kepada masyarakat, terutama peserta bukan hanya mengenai manfaat program tapi juga bagaimana cara menggunakannya sesuai prosedur yang berlaku.

Penyampaian informasi itu pun bukan hanya menjadi tanggung jawab BPJS Kesehatan sebagai badan penyelenggara tapi juga pemangku kepentingan lainnya, salah satunya fasilitas kesehatan (faskes). Kewajiban untuk menyampaikan informasi itu tertuang dalam beberapa peraturan diantaranya Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.99 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Permenkes No.71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada JKN-KIS.

Konsideran Permenkes No.99 Tahun 2015 menyebut akses informasi pelayanan dan penanganan pengaduan keluhan pelayanan peserta JKN-KIS perlu diatur dalam rangka meningkatkan pelayanan publik dalam penyelenggaraan JKN-KIS. Permenkes itu mengamanatkan seluruh faskes yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk memberikan informasi mengenai hak dan kewajiban pasien termasuk mengenai pelayanan JKN-KIS.

Informasi yang harus diberikan antara lain tentang prosedur atau tata cara pelayanan peserta JKN-KIS. Selain dalam Permenkes, kewajiban untuk menyampaikan informasi itu biasanya tercantum juga dalam perjanjian kerjasama antara BPJS Kesehatan dan faskes. Oleh karena itu bagi peserta yang membutuhkan informasi soal pelayanan JKN-KIS, jangan sungkan untuk bertanya pada faskes mitra BPJS Kesehatan.

Informasi lainnya yang wajib diberikan oleh Faskes adalah ketersediaan ruang rawat inap untuk pelayanan JKN-KIS. Informasi mengenai ruang perawatan itu penting bagi peserta untuk mengetahui jumlah ruang rawat inap yang tersedia. Selama ini ada peserta JKN-KIS-KIS yang mengeluhkan ruang rawat inap di RS penuh tanpa mendapat keterangan yang memadai dari pihak RS. Persoalan ini bisa ditangani jika RS yang bersangkutan menyediakan informasi yang akurat mengenai ketersediaan ruang rawat inap untuk publik.

Informasi ketersediaan jumlah ruang rawat inap bagi peserta JKN-KIS-KIS itu bisa diberikan secara langsung dan/atau tidak langsung. Pemberian informasi secara langsung dilakukan dengan menyediakan fasilitas pelayanan informasi atau dilakukan oleh petugas RS. Untuk penyampaian informasi tidak langsung bisa dilakukan melalui papan pengumuman dan/atau websiteDalam rangka peningkatan akses informasi ketersediaan ruang rawat, BPJS Kesehatan pun telah mengembangkan integrasi sistem informasi ketersediaan tempat tidur rawat inap di RS. Inovasi yang disebut Aplicares adalah aplikasi pencarian Faskes BPJS Kesehatan berbasis jaringan (web based) untuk mencari lokasi dan informasi detail tentang Faskes. Selain menampilkan ketersediaan rawat inap di RS, aplikasi ini juga dapat memandu peserta dari lokasi berada menuju Faskes yang dipilih.

Untuk melihat ketersediaan ruang rawat inap di Faskes, peserta dapat mengunjungi portal resmi BPJS Kesehatan di www.bpjs-kesehatan.go.id fitur Layanan Fasilitas Kesehatan. Atau dengan klik https://faskes.bpjs-kesehatan.go.id/aplicares/#/app/peta. Tentu saja informasi ini tersedia atas kerja sama BPJS Kesehatan dengan Faskes yang telah terkoneksi secara real time online. Dengan tersedianya informasi seperti ini, diharapkan pelayanan kepada peserta JKN-KIS makin baik dan kepuasan peserta pun makin meningkat.

Faskes Wajib Menyampaikan Informasi Kepada Peserta JKN-KIS-KIS?Peserta berhak mendapat informasi mengenai program JKN-KIS-KIS termasuk jumlah ruang rawat inap.


EDISI 55 TAHUN 2017

JAWAB

KONSULTASI 21

STATUS SETELAH KELUAR TEMPAT KERJA

CARE CENTER PENGADUAN

JAWAB

JAWAB

LIMIT PELAYANAN KESEHATAN

Saya winda 23 th, saya ingin menanyakan apabila BPJS Kesehatan saya berhenti membayar iuran dikarenakan saya keluar dari perusahaan selama 1 th apakah masih diproses menjadi bpjs mandiri ? terimakasih.Pengirim : [email protected] – Jepara

Bisa. Anda dapat melapor ke Kantor Cabang BPJS Kesehatan terdekat dengan membawa kartu BPJS Kesehatan asli, fotocopy KTP, fotocopy KK, dan surat keterangan yang menyatakan tidak bekerja lagi di perusahaan tempat Anda bekerja.

Bisa tolong informasi nomor atau email untuk keperluan pengaduan agar pihak BPJS Kesehatan bisa melakukan himbauan dan penyuluhan kepada perusahaan istri saya untuk ikut serta mengikutsertakan seluruh karyawannya menjadi anggota BPJS Kesehatan?Pengirim: [email protected] - Semarang

Untuk informasi dan pengaduan, dapat menghubungi Care Center BPJS Kesehatan 1500400, melalui website BPJS Kesehatan www.bpjs-kesehatan.go.id, atau dengan mengunjungi Kantor Cabang BPJS Kesehatan terdekat.

Apakah BPJS kesehatan mempunya limit? Kasus ini saya dapatkan ketika bapak saya di RS sudah seminggu dan belum sembuh lalu dokter menyarankan untuk pulang, dokter tersebut berkata, "Bapak sudah bisa Pulang" ketika melihat bapak saya masih pucat dan menurut saya belum sembuh lalu saya tanya ke bagian administrasi, perihal Pemulangan bapak saya tersebut, lalu bagian administrasi menjawab" untuk pasien BPJS mempunyai Limit 7 hari,.. terimakasihPengirim : [email protected]

Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, BPJS Kesehatan menanggung biaya pelayanan kesehatan peserta JKN-KIS sesuai dengan ketentuan tarif INA-CBG’s sampai dengan peserta yang bersangkutan sembuh.

Apabila dokter membolehkan pasien pulang, maka harus dengan catatan bahwa berdasarkan indikasi medis, kondisi pasien sudah stabil dan/atau bisa melanjutkan perawatan di rumah (rawat jalan). Sehingga tidak dibenarkan apabila dokter atau fasilitas kesehatan memulangkan pasien dengan alasan terdapat limit pembiayaan BPJS Kesehatan.

Untuk itu, peserta dapat melaporkannya kepada petugas BPJS Kesehatan Center yang terdapat di rumah sakit tersebut, melalui layanan pengaduan di website BPJS Kesehatan www.bpjs-kesehatan.go.id, atau Care Center BPJS Kesehatan 1500400


INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · dampak terhadap kepercayaan publik dan sikap trust to buy dari...

Documents

Transcript of INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · dampak terhadap kepercayaan publik dan sikap trust to buy dari...