INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Regulasi ini menjadi acuan dalam pelaksanaan koordinasi...
Transcript of INFOBPJS - bpjs-kesehatan.go.id · Regulasi ini menjadi acuan dalam pelaksanaan koordinasi...
K E S E H A T A N
I N F O B P J S
MEDIA INTERNAL BPJS KESEHATAN EDISI 71
KOORDINASI PEMBERIAN MANFAAT
PERKUAT
Peran strategis Program JKN-KIS disadari betul
oleh pemerintah sehingga berbagai upaya
dan dukungan telah diberikan untuk menjaga
keberlangsungan program ini. Sumbangsih
dari berbagai instansi juga dilakukan melalui
sinergi, koordinasi dan terbitnya regulasi,
bahkan secara khusus, pada tahun 2018
telah terbit Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018
tentang Jaminan Kesehatan. Peraturan Presiden ini turut
menstimulasi munculnya turunan regulasi lainnya dalam
rangka melegitimasikan berbagai kebijakan agar program
ini dapat terus berjalan.
Salah satu turunan Perpres tersebut tertuang dalam
Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) No.141/
PMK.02/2018 tentang Koordinasi Antar Penyelenggara
Jaminan Dalam Pemberian Manfaat Pelayanan
Kesehatan. Regulasi ini menjadi acuan dalam pelaksanaan
koordinasi pemberian manfaat pelayanan kesehatan antar
Penyelenggara Jaminan, yaitu BPJS Kesehatan, BPJS
Ketenagakerjaan, PT Taspen (Persero), PT Asabri (Persero),
PT Jasa Raharja (Persero) dan penyelenggara jaminan lain
yang memberikan manfaat pelayanan kesehatan.
Koordinasi manfaat ini diharapkan dapat memberikan
layanan manfaat secara tepat kepada masyarakat serta
mampu ‘menambal lubang-lubang’ yang berpotensi
menimbulkan defisit dana jaminan sosial. Salah satu sumber defisit yang dapat ditutup dengan adanya regulasi ini adalah BPJS Kesehatan tidak lagi menjamin Penyakit
Akibat Kerja (PAK) yang dalam kurun waktu 4 (empat)
tahun ini telah menimbulkan inefisiensi sebesar Rp 1,2 Triliun. Regulasi terkait PAK ini juga termaktub dalam
Permenkeu No.141/PMK.02/2018.
Sumber inefisiensi lainnya yaitu terkait penjaminan terhadap korban kecelakaan lalu lintas. Acap kali terjadi
tumpang tindih atau klaim ganda terhadap pasien
kecelakaan, yaitu menggunakan BPJS Kesehatan ketika
Koordinasi Manfaat, Berikan Penjaminan Secara Tepat
dirawat dan mengajukan klaim biaya perawatan kepada
Jasa Raharja. Terkait dengan kondisi tersebut serta atas
dasar Permenkeu No.141/PMK.02/2018, BPJS Kesehatan
dan Jasa Raharja melakukan penandatanganan perjanjian
Koordinasi Manfaat Penyelenggaraan Jaminan Kecelakaan
Penumpang Angkutan Umum dan Lalu Lintas Jalan Serta
Jaminan Kesehatan. Dalam hal ini, telah disepakati bahwa
Jasa Raharja adalah penjamin pertama sampai dengan
batas plafon sesuai ketentuan dan setelah melewati plafon
tersebut, penjaminan dialihkan kepada BPJS Kesehatan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Optimalisasi
koordinasi manfaat ini juga merupakan salah satu tindak
lanjut atas bauran kebijakan untuk mempertahankan
sustainabilitas program JKN-KIS.
Melalui koordinasi dan sinergi yang telah disepakati
bersama Pemerintah dan para pemangku kepentingan,
terlihat bahwa BPJS Kesehatan tidak sendiri dalam
ikhtiar untuk terus mewujudkan pelaksanaan Program
JKN-KIS yang berkesinambungan. Komitmen dan
dukungan pemangku kepentingan memberikan energi
bagi BPJS Kesehatan untuk terus berjuang mengupayakan
sustainabilitas program ini.
Ucapan terima kasih tentu disampaikan kepada pemerintah
dan stakeholder atas dukungan penuh dalam mewujudkan
masyarakat yang sehat dan terjamin pembiayaan
kesehatannya. Semoga koordinasi dan sinergi yang
dilakukan dapat membawa manfaat dan kebaikan bagi
kita bersama serta meningkatkan semangat untuk terus
mengabdi kepada Bangsa dan Negara yang kita cintai.
Fachmi Idirs
Ceo Note
KILAS & PERISTIWA
5
FOKUS
6
PELANGGAN
12
pemerintah tata lebih baik
program jkn-kis
14
BENEFIT
18INSPIRASI
19
SEHAT & GAYA HIDUP
SALAM REDAKSI
PERSEPSI
DAFTAR ISI
BINCANG
10 20
BULETIN DITERBITKAN OLEH BPJS KESEHATAN :
Jln. Letjen Suprapto PO BOX 1391/JKT Jakarta Pusat Tlp. (021) 4246063, Fax. (021) 4212940
TESTIMONI
16
Pembaca Setia Media Info BPJS Kesehatan,
Terbitnya Perpres Nomor 82 Tahun 2018 menyebut BPJS Kesehatan dapat berkoordinasi dengan penyelenggara
lainnya yang memberikan manfaat pelayanan jaminan kesehatan. Penyelenggara jaminan lainnya ini meliputi BPJS
Ketenagakerjaan, PT Taspen, dan PT Asabri untuk program jaminan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. PT
Jasa Raharja untuk program jaminan kecelakaan lalu lintas, atau penyelenggara jaminan lain yang memberikan
manfaat pelayanan kesehatan.
Kementerian Keuangan juga telah menindaklanjuti amanat pasal 53 Perpres No.82 Tahun 2018 itu dengan menerbitkan
Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) No.141/PMK.02/2018 tentang Koordinasi Antar Penyelenggara Jaminan
Dalam Pemberian Manfaat Pelayanan Kesehatan. Peraturan ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
koordinasi pemberian manfaat pelayanan kesehatan antar Penyelenggara Jaminan. Seperti apa upaya memperkuat
koordinasi antar penyelenggara jaminan sosial ini, diharapkan akan membantu memperkuat keberlangsungan
Program JKN-KIS, kesemuanya akan dibahas dalam edisi 71 ini.
Kami menyadari, untuk meningkatkan kualitas informasi yang ada dalam media ini kami masih membutuhkan
masukan dan kritik dari pembaca sekalian. Kami ucapkan terima kasih kepada pembaca yang budiman, atas atensi
dan masukan membangun sehingga diharapkan media ini terus menjadi sarana komunikasi yang efektif bagi BPJS
Kesehatan dan masyarakat serta pembaca sekalian. Selamat beraktivitas.
Redaksi
Koordinasi Lintas Penyelanggara Jaminan Sosial di Perkuat
BPJS KESEHATAN DAN PT JASA RAHARJA PASTIKAN KOORDINASI MANFAAT
PENJAMINAN KLL MAKIN OPTIMAL
PENYELENGGARA JAMINAN BERKOMITMEN Perkuat Koordinasi Pemberian
Manfaat Pelayanan Kesehatan
BADAN PENYELENGGARA SALING BERSINERGI Untuk Tingkatkan
Layanan Bagi Peserta
TIDAK PERLU BOLAK-BALIK untuk Daftar Peserta JKN-KIS
SINERGI BPJS Kesehatan dan Lembaga Penjamin Optimalkan
Pelayanan Korban Kecelakaan
Tak Sekedar Touring, Komunitas CBR TAC Aktif Kampanyekan
Safety Riding
Apa Pentingnya Surat Laporan Kepolisian Bagi Peserta JKN-KIS
yang Mengalami Kecelakaan Lalu Lintas?
Kamu Termasuk Yang Sering Pakai Softlens ? Wajib Tahu Ini
PENGARAH Fachmi Idris PENANGGUNG JAWAB Mira Anggraini PEMIMPIN UMUM Irfan Humaidi PENASIHAT
Nasihin Masha PEMIMPIN REDAKSI M.Iqbal Anas Ma’ruf SEKRETARIAT Rini Rahmitasari, Paramita Suciani REDAKTUR
Elsa Novelia, Widianti Utami, Sri Wahyuningsih, Dede Chandra S, Upik Handayani, Angela Dian, Tati Haryati Denawati, Juliana Ramdhani, Diah
Ismawardani, Ranggi Larissa Izzati, Darusman Tohir, Alhafiz DISTRIBUSI & PERCETAKAN Gusti Ngurah Catur Wiguna, Erry Endri, Asto
Bawono, Muhammad Arsyad, Imam Rahmat Muhtadin, Eko Yulianto
INFO BPJS KESEHATANEDISI 71 5
KILAS & PERISTIWA
Jakarta, - BPJS Kesehatan dan PT Jasa Raharja
memastikan penyelenggaraan koordinasi manfaat untuk
kasus kecelakaan lalu lintas lebih optimal di tahun 2019.
Hal ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian
kerjasama antara kedua belah pihak tentang Koordinasi
Manfaat Penyelenggaraan Jaminan Kecelakaan
Penumpang Angkutan Umum Dan Lalu Lintas Jalan
Serta Jaminan Kesehatan, Jakarta (30/01).
Ketentuan penyelenggaraan koordinasi manfaat jaminan
kecelakaan lalu lintas telah diatur dalam Peraturan
Presiden Nomor 82 tahun 2018 tentang Jaminan
Kesehatan di dukung oleh Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 141/PMK.02/2018 tentang Koordinasi Antar
Penyelenggara Jaminan dalam Pemberian Manfaat
Pelayanan Kesehatan.
“Atas hal tersebut kami tindaklanjuti melalui perjanjian
kerjasama dan diharapkan akan makin optimal di tahun
ini. Optimalisasi koordinasi manfaat ini juga merupakan
salah satu strategi dari bauran kebijakan untuk
mengatasi tantangan sustainibilitas Program JKN-KIS.
Diharapkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan
akan semakin tepat sasaran tidak tumpang tindih antar
lembaga penjamin satu dengan yang lain,” jelas Direktur
Hukum, Kepatuhan dan Hubungan Antar Lembaga BPJS
Kesehatan, Bayu Wahyudi.
Direktur Operasional PT Jasa Raharja Amos Sampetoding
mengungkapkan, proses penjaminan kecelakaan kerja
tidak akan memakan waktu yang lama. Integrasi sistem
informasi sudah mendukung dan lebih dari 1.000 fasilitas
kesehatan. Jumlah ini tentunya akan meningkat untuk
meningkatkan kualitas pelayanan pada masyarakat.
"Dengan mekanisme yang serba digital ke depan, kami
menjamin surat garansi bisa terbit dalam hitungan
menit bila seluruh mekanisme sebelumnya sudah
selesai. Korban kecelakaan cukup menjalankan proses
pengobatan tanpa perlu mengkhawatirkan pembiayaan
serta mekanisme klaim," jelas Amos.
BPJS KESEHATAN DAN PT JASA RAHARJA PASTIKAN KOORDINASI MANFAAT PENJAMINAN KLL MAKIN OPTIMAL
Jakarta - Sebagai penyelenggara jaminan kesehatan
dengan jumlah peserta paling banyak di dunia, BPJS
Kesehatan menjadi salah satu sumber data terbesar di
Indonesia yang dilirik banyak pihak, termasuk peneliti dan
akademisi. Namun, besarnya data kepesertaan dan data
jaminan pelayanan kesehatan memerlukan perhatian
dan perlakuan yang khusus untuk dapat dipergunakan
sebagai dasar penyusunan kebijakan Program JKN-KIS.
Untuk itu, BPJS Kesehatan berupaya memudahkan
pengelolaan data dengan menyediakan data sampel
yang bisa mewakili seluruh data kepesertaan maupun
pelayanan kesehatan yang ada di BPJS Kesehatan.
“Kami melihat data yang kami miliki adalah aset yang
dapat dimanfaatkan untuk keperluan penelitian dan
pengambilan kebijakan yang kredibel berbasis bukti
(evidence based policy) dalam penyelenggaraan
Program JKN-KIS. Hal ini juga sebagai salah satu wujud
transparansi BPJS Kesehatan dalam memberikan
informasi pada publik,” terang Direktur Utama BPJS
Kesehatan Fachmi Idris dalam acara Peluncuran Data
Sampel BPJS Kesehatan: Penggunaan Big Data dalam
Pengembangan Evidence Based Policy JKN, yang juga
dihadiri oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, Senin
(25/02).
Data sampel BPJS Kesehatan merupakan perwakilan
dari basis data kepesertaan dan jaminan pelayanan
kesehatan sepanjang tahun 2015 dan 2016 yang diambil
dengan menggunakan metodologi pengambilan sampel
yang melibatkan banyak pihak, termasuk akademisi.
Pembentukan data sampel ini dimaksudkan untuk
mempermudah akses dan analisis data oleh publik
dan dapat dipergunakan dalam proses analisis untuk
menghasilkan suatu rekomendasi kebijakan.
Sementara itu, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani
mengapresiasi langkah BPJS Kesehatan yang telah
meluncurkan data sampel kepada publik. Menurutnya,
sebagai pengelola Program JKN-KIS yang telah berjalan
lebih dari lima tahun, BPJS Kesehatan harus kian
terbuka mengenai data agar seluruh stakeholder terkait
memahami kondisi yang sesungguhnya terjadi.
“Karena itu, inisiatif ini saya hargai. Kita ingin accountable
kepada publik. Saya berharap para akademisi, pengamat,
dan policy maker melihat hal ini sebagai suatu inisiatif
untuk saling transparan dan akuntabel, karena Program
JKN-KIS adalah program yang menyangkut hajat hidup
orang banyak. Pemikiran dari kelompok akademik, para
peneliti, para pengamat kebijakan akan menjadi penting.
Saya berharap mereka juga memiliki kompetensi, etika,
dan kemampuan untuk bisa bersama menggunakan
data sebagai suatu evidence sehingga kita bisa terus
memperbaiki sistem JKN-KIS,” ujar Sri.
DATA SAMPEL BPJS KESEHATAN, WUJUD KEMUDAHAN AKSES DATA BAGI MASYARAKAT
INFO BPJS KESEHATAN EDISI 71 6
F O K U S
Regulasi itu mengatur banyak hal seperti
penjaminan bagi bayi baru lahir selama 28
hari sejak bayi dilahirkan. Untuk memberikan
pelayanan yang efektif kepada peserta, Perpres
ini juga mengatur tentang koordinasi antar penyelenggara
Jaminan.
Pasal 53 ayat (1) Perpres No.82 Tahun 2018 menyebut
BPJS Kesehatan dapat berkoordinasi dengan
penyelenggara lainnya yang memberikan manfaat
pelayanan jaminan kesehatan. Penyelenggara jaminan
lainnya ini meliputi BPJS Ketenagakerjaan, PT Taspen,
dan PT Asabri untuk program jaminan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja. PT Jasa Raharja untuk program
jaminan kecelakaan lalu lintas, atau penyelenggara
jaminan lain yang memberikan manfaat pelayanan
kesehatan.
Perkuat Koordinasi Pemberian Manfaat Pelayanan Kesehatan
Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu
Indonesia Sehat (JKN-KIS) menjadi salah satu
program unggulan pemerintah dalam rangka
membangun Sumber Daya Manusia (SDM)
Indonesia. Oleh karenanya pemerintah terus
memperbaiki penyelenggaraan program JKN-KIS.
Dalam rangka menyempurnakan program JKN-KIS,
beberapa waktu lalu pemerintah telah menerbitkan
Peraturan Presiden No.82 Tahun 2018 tentang
Jaminan Kesehatan.
PENYELENGGARA JAMINAN BERKOMITMEN BERKOMITMEN
INFO BPJS KESEHATANEDISI 71 7
FOKUS
Wakil Menteri Keuangan RI
Mardiasmo
Wakil Menteri Keuangan RI, Mardiasmo, mengatakan
pihaknya telah menindaklanjuti amanat pasal 53 Perpres
No.82 Tahun 2018 itu dengan menerbitkan Peraturan
Menteri Keuangan (Permenkeu) No.141/PMK.02/2018
tentang Koordinasi Antar Penyelenggara Jaminan Dalam
Pemberian Manfaat Pelayanan Kesehatan. Peraturan
ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
koordinasi pemberian manfaat pelayanan kesehatan
antar Penyelenggara Jaminan.
Pada intinya Permenkeu No.141/PMK.02/2018 ini
mengatur koordinasi dengan penyelenggara lain yang
memberikan manfaat pelayanan kesehatan seperti
kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, penyakit akibat
kerja, dan kasus lain yang membutuhkan pelayanan
kesehatan. Koordinasi ini menurut Mardiasmo mencakup
pemberian manfaat pelayanan manfaat pelayanan
kesehatan, sistem koordinasi dan pertukaran data
kepesertaan, sosialisasi dan monitoring evaluasi serta
penyelesaian perbedaan pendapat.
“Misalnya ketika terjadi kecelakaan lalu lintas, PT
Jasa Raharja yang menanggung pelayanan kesehatan
peserta, sehingga dapat menghemat pengeluaran JKN-
KIS karena selama ini BPJS Kesehatan ikut membayar,”
kata Mardiasmo beberapa waktu lalu dalam rapat di DPR.
Dalam rangka menjalankan amanat Permenkeu No.141
Tahun 2018 itu BPJS Kesehatan dan PT Jasa Raharja
menandatangani perjanjian bersama tentang Koordinasi
Manfaat Penyelenggaraan Jaminan Kecelakaan
Penumpang Angkutan Umum dan Lalu Lintas Jalan Serta
Jaminan Kesehatan. Kerjasama itu untuk memastikan
penyelenggaraan koordinasi manfaat untuk kasus
kecelakaan lalu lintas lebih optimal.
Ketentuan penyelenggaraan koordinasi manfaat jaminan
kecelakaan lalu lintas telah diatur dalam Peraturan
Presiden Nomor 82 tahun 2018 tentang Jaminan
Kesehatan di dukung oleh Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 141/PMK.02/2018 tentang Koordinasi Antar
Penyelenggara Jaminan dalam Pemberian Manfaat
Pelayanan Kesehatan.
“Atas hal tersebut kami tindaklanjuti melalui perjanjian
kerjasama dan diharapkan akan makin optimal di tahun
ini. Optimalisasi koordinasi manfaat ini juga merupakan
salah satu strategi dari bauran kebijakan untuk
mengatasi tantangan sustainibilitas Program JKN-KIS.
Diharapkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan
akan semakin tepat sasaran tidak tumpang tindih antar
lembaga penjamin satu dengan yang lain,” papar Direktur
Hukum, Kepatuhan dan Hubungan Antar Lembaga BPJS
Kesehatan, Bayu Wahyudi.
Bayu menjelaskan, PT Jasa Raharja adalah penjamin
pertama sampai dengan batas plafon sesuai ketentuan
untuk kasus-kasus kecelakaan lalu lintas ganda serta
kecelakaan penumpang alat angkutan umum. Setelah
melewati plafon tersebut, maka korban akan dialihkan
penjaminannya pada BPJS kesehatan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Saat ini BPJS Kesehatan dan PT Jasa Raharja juga
menggandeng pihak Kepolisian dalam hal integrasi
sistem informasi kasus kecelakaan lalu lintas. Harapannya
proses administrasi dalam penentuan siapa lembaga
penjamin dapat diidentifikasi dengan cepat.
“Kami mengimbau masyarakat, apabila mengalami kasus
kecelakaan lalu lintas untuk segera mengurus surat
Laporan Polisi (LP). LP adalah syarat penjaminan oleh
PT Jasa Raharja. Untuk itu masyarakat juga diharapkan
proaktif melaporkan kejadian tersebut ke PT Jasa Raharja
karena PT Jasa Raharja sebagai penjamin pertama akan
membiayai pelayanan kesehatan sampai dengan plafon
Rp20juta, apabila melebihi akan dijamin oleh BPJS
Kesehatan sesuai dengan ketentuan,” kata Bayu.
Bayu juga menekankan untuk penjaminan kecelakaan
lalu lintas yang berhubungan dengan kecelakaan yang
terjadi dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan
yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju
tempat kerja atau sebaliknya bukan merupakan manfaat
program Jaminan Kesehatan yang ditanggung BPJS
Kesehatan. Hal tersebut merupakan manfaat program
Jaminan Kecelakaan Kerja yang ditanggung oleh BPJS
Ketenagakerjaan, PT Taspen (untuk ASN) dan PT Asabri
(untuk Prajurit).
Tindak Lanjut Kantor Cabang
Sebagai bentuk komitmen untuk melaksanakan
kerjasama tersebut, cabang BPJS Kesehatan dan Jasa
Raharja di daerah saling bersinergi. Antara lain dilakukan
Jasa Raharja cabang Maluku dan BPJS Kesehatan
cabang Ambon. Dalam rilis yang dilansir dari laman PT
Jasa Raharja, Kepala Jasa Raharja cabang Maluku, M
Iqbal Hasanuddin, mengunjungi kantor BPJS Kesehatan
cabang Ambon. Kunjungan itu diterima langsung Kepala
BPJS Kesehatan cabang Ambon, Afliana Latumakulita di
ruang kerjanya.
INFO BPJS KESEHATAN EDISI 71 8
Salah satu tujuan kunjungan itu untuk saling
berkoordinasi dalam mengoptimalkan kerja sama yang
telah dibuat di tingkat pusat tentang Koordinasi Manfaat
Penyelenggaraan Jaminan Kecelakaan Penumpang
Angkutan Umum Dan Lalu Lintas Jalan Serta Jaminan
Kesehatan.
“Kunjungan kami yang pertama adalah untuk
bersilaturahim, kemudian juga kami berkoordinasi untuk
mengatur strategi tentang, perjanjian kerja sama yang
telah dibuat ditingkat pusat, agar implementasi di daerah
kepulauan khususnya Maluku ini, dapat berjalan optimal
sehingga, memudahkan masyarakat dalam mendapatkan
penjaminan dari pihak yang tepat, ketika mengalami
kecelakaan,” ujar Iqbal.
Selaras itu Afliana mengatakan kedua lembaga perlu
memperkuat sinergi dan mengatur strategi yang tepat
dalam mengatasi kesimpang siuran informasi terkait
penjaminan kecelakaan baik tunggal atau ganda. “Saya
sangat antusias terhadap sinergi dengan Jasa Raharja
ini. Kami akan selalu berkoordinasi, mengatur strategi
dan mengambil langkah agar implementasi di Maluku
ini, berjalan baik dan diharapkan ke depanya, tidak ada
lagi kesimpang siuran informasi terkait penjaminan
kecelakaan,” ujarnya.
Afliana menjelaskan, apabila sebagai peserta BPJS
Ketenagakerjaan mengalami kecelakaan, baik saat
bekerja maupun kecelakaan lalu lintas saat berangkat,
pulang atau perjalanan dinas, penjaminnya adalah BPJS
Ketenagakerjaan. Namun, apabila peserta mengalami
Kecelakaan Lalu Lintas (KLL) non kecelakaan kerja, dalam
hal ini kecelakaan ganda, maka penjamin utamanya
adalah Jasa Raharja sampai dengan plafon yang telah
diatur. Apabila biaya perawatan melebihi plafon, maka
sisanya akan dijamin oleh BPJS Kesehatan.
Selanjutnya, apabila peserta mengalami KLL tunggal
non kecelakaan kerja, maka dapat langsung dijamin
oleh BPJS Kesehatan. “Namun perlu di perhatikan juga,
semua harus sesuai prosedur. Dimana, persyaratan
penjaminan kasus laka tunggal maupun ganda, wajib
melengkapi kelengkapan administrasi penjaminan, salah
satunya adalah Laporan Polisi (LP). Apabila tidak ada
LP maka, pelayanan tidak dapat dijamin baik oleh Jasa
Raharja maupun BPJS Kesehatan,” jelas Afliana.
Koordinasi manfaat jaminan kecelakaan lalu lintas,
telah diatur dalam Perpres No.82 Tahun 2018 tentang
dan Permenkeu No.141 Tahun 2018 tentang Koordinasi
Antar Penyelenggara Jaminan dalam Pemberi Manfaat
Pelayanan Kesehatan. “Melalui dasar tersebut, ditambah
dengan perjanjian kerja sama antara BPJS Kesehatan
dengan Jasa Raharja di tingkat pusat, Saya harap di
Maluku ini dapat berjalan dengan baik sehingga, beban
pembiayaan pelayanan kesehatan,tepat sasaran dan
tidak tumpang tindih,” urainya.
Tak ketinggalan Afliana menambahkan perlu juga
dukungan dari kepolisian untuk penerbitan LP. Dokumen
ini penting sebagai syarat wajib dalam penjaminan
kecelakaan lalu lintas. Alfiana menyebut beberapa waktu
lalu pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dirlantas
Polda Maluku, Kombes Pol Heru Trisasono terkait LP.
Pihak kepolisian mendukung penuh dalam kemudahan
penerbitan LP demi kepentingan masyarakat banyak.
“Selain itu, beliau juga mengimbau kepada masyarakat
untuk segera melaporkan kepada kepolisian terkait
kecelakaan, lebih cepat lebih baik agar proses terbitnya
LP pun, lebih cepat sebagai kelengkapan administrasi
penjaminan,” ujarnya.
F O K U S
INFO BPJS KESEHATANEDISI 71 9
Komitmen Badan Penyelenggara
Selain PT Jasa Raharja, badan penyelenggara lain yang
berkomitmen untuk memperkuat koordinasi ini yakni
BPJS Ketenagakerjaan. Deputi Direktur Bidang Hubungan
Masyarakat dan Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan,
Irvansyah Utoh Banja, mengatakan pihaknya secara
intensif berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan untuk
menyusun perjanjian kerjasama dalam menindaklanjuti
setiap kasus yang terkait Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
dan Penyakit Akibat Kerja (PAK).
Secara bertahap BPJS Ketenagakerjaan juga berkoordinasi
dengan pihak rumah sakit (RS), perusahaan, dan seluruh
kantor cabang terkait prosedur baru penanganan sinergi
layanan dengan BPJS Kesehatan. “Berbagai hal tersebut
mencakup mekanisme pelaporan, penjaminan, dan
pelayanan RS apabila ditemui kasus JKK dan PAK di RS,”
katanya.
Sebagaimana amanat Permenkeu No.141 Tahun 2018,
Irvansyah menjelaskan BPJS Kesehatan diminta
untuk mengkoordinasikan sinergi pelayanan bersama
penyelenggara jaminan lain, salah satunya BPJS
Ketenagakerjaan untuk kasus JKK dan PAK. BPJS
Kesehatan juga akan menyiapkan sistem informasi
yang menangkap setiap irisan kasus JKK dan PAK
dan menyalurkan informasi dan pelaporan kepada
penyelenggara jaminan lainnya.
“Saat ini masih dibahas prosedur bersama,
termasuk penjaminan serta sistem pelaporan. BPJS
Ketenagakerjaan masih menunggu semua kesepakatan
dengan BPJS Kesehatan,” papar Irvansyah.
Perihal koordinasi ini Irvansyah mencontohkan ketika
ada peserta JKK sekaligus JKN yang diduga mengalami
kecelakaan kerja. Kemudian dilakukan verifikasi dan
hasilnya membuktikan peserta itu dilaporkan sebagai JKK
dan peserta aktif, BPJS Ketenagakerjaan secara otomatis
memberikan penjaminan penanganan kecelakaan kerja
dengan seluruh paket penjaminannya.
Selain itu Irvansyah mengatakan penanganan JKK dan
PAK diatur dalam Peraturan Pemerintah No.44 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan
Kerja dan Jaminan Kematian. Aturan teknisnya diatur
dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.26 Tahun
2015 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Program
Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan
Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Penerima Upah.
Namun BPJS Ketenagakerjaan menjembatani penahapan
implementasinya dengan perjanjian kerjasama dengan
BPJS Kesehatan. Peraturan teknis yang harus diterbitkan
penyelenggara jaminan sebagaimana mandat Permenkeu
No.141 Tahun 2018 sudah mendapat perhatian. Dalam hal
ini akan ada penyesuaian melalui revisi PP No.44 Tahun
2015 yang diperkirakan akan terbit dalam waktu dekat.
“Peraturan inilah yang dapat menjadi dasar hukum pasti
implementasi pelaksanaan sinergi layanan kesehatan
untuk kasus JKK dan PAK,” jelasnya.
Terakhir, Irvansyah berharap Permenkeu No.141 Tahun
2018 ini mampu mendorong intensitas sinergi pelayanan
yang lebih baik antar penyelenggara jaminan khususnya
BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Termasuk
sosialisasi dan pelayanan kepada peserta. Regulasi
ini diharapkan mampu memberi kepastian peserta
untuk mendapat pelayanan yang lebih baik. “Sekaligus
membantu BPJS Kesehatan dalam mengurangi beban
biaya pelayanan yang selama ini diklaim masih banyak
menanggung pelayanan kasus JKK dan PAK,” katanya.
FOKUS
INFO BPJS KESEHATAN EDISI 71 10
B I N C A N G
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani
Pemerintahan tetap berkomitmen menjamin
keberlanjutan Program Jaminan Kesehatan
Nasional-Kartu Indonesia (JKN-KIS) terutama
dari sisi pembiayaan. Meningkatkan koordinasi
atau sinergi antar badan penyelenggara jaminan sosial
dalam pemberian pelayanan kesehatan adalah salah satu
program bauran kebijakan yang dibuat pemerintah saat
ini untuk mengatasi persoalan defisit. Melalui koordinasi
ini diharapkan tidak terjadi tumpang tindih pembiayaan,
sehingga pembiayaan pelayanan kesehatan lebih efisien.
Koordinasi badan penyelenggara hanyalah satu dari
sekian upaya pemerintah. Lalu, seperti apakah komitmen
pemerintah untuk menjaga sustainabilitas Program
JKN-KIS ? Berikut adalah arahan Menteri Keuangan RI,
Ibu Sri Mulyani, pada acara peluncuran Data Sampel
BPJS Kesehatan di Kantor Pusat BPJS Kesehatan,
Jakarta, Senin (25/02/2019) yang disajikan dalam format
“bincang”.
Bagaimana komitmen pemerintah mengatasi defisit
yang terjadi setiap tahun ?
Kemarin waktu terjadi defisit, karena eskalasinya
sudah sangat tinggi dan mengancam keberlangsungan
pelayanan di fasilitas kesehatan, maka kami berikan
injeksi tambahan. Tahun 2015-2016 kami juga menginjeksi
BPJS dengan modal tambahan. Tetapi, Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) mengatakan, itu tidak betul dari sisi
akuntansi, jadi kami patuh. Maka, pada tahun 2017-2018,
kami tidak lagi menginjeksi BPJS dengan penyertaan
modal, tetapi dengan membayar kekurangan atau
tambahan anggaran belanja.
Tata Lebih Baik Program JKN-KISPEMERINTAH
INFO BPJS KESEHATANEDISI 71 11
BINCANGKami juga melakukan beberapa policy
mix atau bauran kebijakan karena
semua pihak harus ikut bertanggung
jawab, termasuk pemerintah daerah
(pemda). Kami juga terus berdiskusi
dengan Menkes, BPJS Kesehatan,
serta mengundang Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
karena kami ingin adanya akuntabel
ke publik.
JKN-KIS adalah bentuk kehadiran
negara untuk melindungi
kesehatan rakyat. Lalu, apa
strategi pemerintah agar program
ini tetap berlanjut, bahkan harus
menjadi lebih baik ?
Ini program tujuannya baik. Presiden
Jokowi berkali kali mengatakan
bahwa kita ingin investasi SDM
melalui pendidikan, kesehatan dan
jaring pengaman sosial. Negara
hadir untuk meyakinkan bahwa
semua rakyat Indonesia tidak
akan tertinggal hanya karena dia
dari kelompok miskin. Karna itulah
Program JKN-KIS merupakan mata
rantai penting di dalam investasi
SDM. Kita menganggap ini adalah
investasi manusia yang sehat,
manusia yang pandai, dan manusia
yang mampu untuk berpikir dengan
menggunakan nalar yang baik.
JKN-KIS juga adalah program yang
menyangkut hajat hidup orang
banyak. Program yang merupakan
fondasi untuk Indonesia maju
ke depan. Kalau fondasi ini tidak
kita perbaiki dan perkuat, maka
Indonesia ke depan akan terus
goyang. Oleh karena itu JKN-KIS
harus terus diperbaiki.
Dalam lima tahun JKN-KIS
dilaksanakan kita sudah melihat
beberapa hal. Misalnya Universal
Health Coverage (UHC) atau jaminan
kesehatan semesta. UHC harus
memiliki 4 pilar apabila kita ingin
JKN-KIS sukses. Pertama, seluruh
rakyat harus terlindungi. Kedua, dari
sisi supply side fasilitas kesehatan
harusnya memiliki pelayanan baik,
tepat kualitas dan tepat waktu.
Ketiga, dari sisi demand side,
masyarakat merasa terjangkau untuk
ikut dalam program ini. Jadi jangan
pernah membayangkan kalau UHC
itu artinya semua di-cover dan free.
Tidak. UHC meng-cover semua
tapi semua harus ikut berpartisipasi
sesuai dengan kemampuannya.
Keempat, JKN yang baik adalah yang
sustainabel. Artinya, antara supply
side dan demand side terjangkau,
dan kemampuan sistem untuk
menyuplainya berlangsung terus
menerus.
Jadi, empat pilar ini saya mohon terus
menerus diteliti kita semua. Karena
kalau meng-cover semua rakyat
Indonesia, maka dari sisi supply
side yaitu providernya harus mampu
melayani dengan baik, tepat kualitas
dan tepat waktu. Jadi masyarakat
terjangkau, tetapi dari sistem
juga sustainabel. Sustainabel dari
semuanya, yaitu masyarakat merasa
bisa membayar, RS bisa melayani
dengan baik, dan pemerintah
mampu menanggung bagian yang
menjadi tanggungjawabnya.
Menurut Ibu, apa persoalan
mendasar defisit ?
Sistem ini tiba tiba meledak, tetapi
dari kesiapan belum memadai.
Karena itulah sejak 2014 kita selalu
dihadapkan dengan mismatch.
Begitu diluncurkan masyarakat
merasa bahwa seluruh hal bisa di-
cover. Indonesia termasuk negara
dengan sistem jaminan kesehatan
nasional yang paling murah hati.
Semua hal termasuk penyakit
katastropik atau berbiaya mahal
dijamin, unlimited. Mungkin kalau
dari sisi kesehatan sejak 2014
terjadi overconsume. Semua orang
masuk RS, kemudian muncul
fenomena sakit sedikit masuk RS.
Waktu itu hubungan antara fasilitas
kesehatan tingkat pertama (FKTP)
dengan fasilitas kesehatan rujukan
tingkat lanjut (FKRTL) juga belum
berjalan baik. Rujukan berjenjangan
belum jalan, sehingga semua orang
langsung ke RS besar sambil bawa
kartu BPJS Kesehatan.
Program ini terlalu bebas, sehingga
orang langsung daftar, bayar iuran
dan dapat pelayanan. Tidak pernah
diskrining dulu status kesehatannya.
Price-nya berdasarkan kategori
pendapatan bukan masalah risiko.
Padahal asuransi yang market based,
besaran premi itu berdasarkan
tingkat risiko. Kalau penduduk risiko
tinggi maka dia membayar lebih
tinggi preminya.
Namun Indonesia saat ini tarifnya
berdasarkan tingkat pendapatan.
Semua penyakit pun di-cover,
dan akhirnya klaim RS ke BPJS
Kesehatan membengkak. Belum
lagi masyarakat rajin bayar premi,
lalu pasang ring jantung, operasi
katarak, dan lain lain. Tetapi setelah
sembuh tidak mengiur lagi. Ini butuh
edukasi luar biasa luas. Makanya
kami ajak semua stakeholders untuk
ikut berkerja sama.
Rekomendasi untuk perbaikan ke
depan ?
Sekarang kita mulai menata
lebih baik. Pemerintah mencoba
menanganinya secara bertahap.
Dan kita berharap bahwa FKTP
mampu menangani kesehatan mulai
dari preventif sampai dengan kuratif
yang memang level-nya mereka.
Proses untuk FKTP yang sekarang
ini menggunakan kapitasi tidak
seharusnya one size for all. Yang
terjadi sekarang ada puskesmas
yang memiliki surplus, dan ada
yang malah kelebihan pasien. Ini
yang perlu kita tata lagi. Bagaimana
kita melakukannya ? Hanya dengan
evidenced based melalui Data
Sampel BPJS Kesehatan. Karena
kalau dengan evidenced based
orang tidak emosi, tidak saling
menyalahkan.
Evidenced based policy ini menjadi
sangat kritis pada situasi di mana
semuanya mudah tersulut emosi.
Mulai dari dokter yang merasa tidak
dibayar, RS yang tertunda klaimnya
sampai masyarakat yang merasa tak
terlayani. Dalam kondisi semuanya
emosional sangat tidak mungkin
kita mendesain kebijakan yang
sesuai dengan empat pilar sukses
dari JKN-KIS. Kalau kita betul-betul
ingin memperbaiki sistem, maka kita
juga harus memahami kelemahan
sistem.
INFO BPJS KESEHATAN EDISI 71 12
B E N E F I T
12
Dalam rangka meningkatkan efektivitas
dan efisiensi pelayanan program Jaminan
Kesehatan Nasional-kartu Indonesia Sehat
(JKN-KIS) sekaligus meningkatkan layanan
terhadap peserta, pemerintah telah menerbitkan
Peraturan Presiden (Perpres) No.82 Tahun 2018 tentang
Jaminan Kesehatan. Regulasi ini mengatur lebih
tegas tentang koordinasi BPJS Kesehatan dengan
penyelenggara jaminan lainnya yang memberikan
Manfaat pelayanan kesehatan.
Badan penyelenggara yang dimaksud antara lain BPJS
Ketenagakerjaan, PT Dana Tabungan dan Pegawai
Negeri (Taspen), PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia (ASABRI) untuk program jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK) dan Penyakit Akibat Kerja (PAK).
PT Jasa Raharja untuk program jaminan kecelakaan
lalulintas.
Perpres No.82 Tahun 2018 lebih jelas mengatur batasan
kewenangan penjaminan biaya pelayanan kesehatan
berdasarkan penyebab perlunya mendapatkan pelayanan
kesehatan seperti akibat kecelakaan lalu lintas, akibat
kecelakaan kerja dan akibat penyakit akibat kerja . Dalam
hal BPJS Kesehatan membayar terlebih dulu biaya
pelayanan kesehatan yang seharusnya dijamin oleh
penyelenggara jaminan lainnya itu, maka penyelenggara
jaminan yang dimaksud membayar biaya pelayanan
kesehatan kepada BPJS Kesehatan. Ketentuan lebih
lanjut mengenai koordinasi ini diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan (Permenkeu) No.141 Tahun 2018
tentang Koordinasi Antar Penyelenggara Jaminan Dalam
Pemberian Manfaat Pelayanan Kesehatan.
Permenkeu No.141 Tahun 2018 ini diterbitkan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan koordinasi pemberian
manfaat pelayanan kesehatan antar penyelenggara
Jaminan. Koordinasi pemberian manfaat pelayanan
kesehatan antar penyelenggara jaminan ini dilakukan
pada kasus kecelakaan lalu lintas (KLL), kecelakaan
kerja, penyakit akibat kerja, dan/atau kasus lain yang
membutuhkan pelayanan kesehatan.
Pelaporan dugaan kasus dilakukan oleh fasilitas kesehatan
(faskes) yang telah bekerja sama dengan penyelenggara
jaminan melalui penerbitan laporan dugaan kasus.
Laporan dugaan kasus ini disusun berdasarkan sejumlah
hal antara lain laporan kejadian kecelakaan lalu lintas,
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan/ atau kasus
lain yang membutuhkan pelayanan kesehatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penyusunan laporan dugaan kasus ini juga perlu
memperhatikan ketentuan mengenai penjaminan
Untuk Tingkatkan Layanan Bagi Peserta
BADAN PENYELENGGARA SALING BERSINERGI
INFO BPJS KESEHATANEDISI 71 13
BENEFIT
13
sebagaimana tercantum dalam lampiran Permenkeu
No.141 Tahun 2018 yakni untuk dugaan kasus kecelakaan
lalu lintas, kecelakaan kerja, dan/atau penyakit akibat
kerja. Laporan dugaan kasus oleh faskes ini disampaikan
kepada BPJS Ketenagakerjaan, PT Taspen, PT Asabri,
dalam hal diduga merupakan kasus kecelakaan kerja dan/
atau penyakit akibat kerja.
Laporan dugaan kasus oleh faskes disampaikan kepada
PT Jasa Raharja dalam hal dugaan kasus kecelakaan lalu
lintas. Faskes juga menyampaikan laporan kasus diduga
kecelakaan lalu lintas yang bukan kecelakaan kerja dan/
atau penyakit akibat kerja kepada BPJS Kesehatan,
penyelenggara jaminan lain yang memberikan manfaat
pelayanan kesehatan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Atau pemberi kerja, pasien/
korban, keluarga atau wali keluarga dari pasien/korban
dalam hal pasien/korban bukan peserta penyelenggara
jaminan.
Laporan dugaan kasus yang disampaikan faskes ini paling
sedikit memuat sejumlah informasi meilputi identitas
pasien/korban; status kepesertaan pasien/korban pada
penyelenggara jaminan; perkiraan kronologis dan tempat
kejadian; perkiraan kronologis dan tempat kejadian;
perkiraan penyebab kejadian; pernyataan dugaan kasus;
diagnosis klinis dan; tindakan pelayanan kesehatan yang
dilakukan.
Untuk kasus kecelakaan lalu lintas, penetapan status
kasus dan koordinasi berdasarkan laporan dugaan kasus
dari faskes, dibuktikan dengan laporan polisi. Dalam kasus
kecelakaan lalu lintas yang bertindak sebagai penjamin
pertama yaitu PT Jasa Raharja. Jika dugaan kasusnya
bukan kecelakaan lalu lintas tapi kecelakaan kerja maka
penjamin pertama yakni BPJS Ketenagakerjaan, PT
Taspen, atau PT Asabri.
Jika diduga kecelakaan kerja tapi pasien/korban belum
terdaftar dalam program JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja)
maka penjamin pertama BPJS Kesehatan. Untuk pasien/
korban kategori pekerja penerima upah (PPU) tapi belum
ikut program JKK maka pemberi kerja bertindak sebagai
penjamin pertama.
Untuk kasus kecelakaan kerja, penetapan status
kecelakaan kerja dilakukan sesuai peraturan perundang-
undangan. Jika terdapat perbedaan dalam antara
penetapan status dengan laporan dugaan kasus, maka
penetapan status akhir kasus kecelakaan kerja didasarkan
pada hasil investigasi bersama penyelenggara jaminan
atau keputusan menteri teknis terkait sesuai peraturan
perundang-undangan.
Pihak yang menjadi penjamin dalam dugaan kasus
kecelakaan kerja antara lain BPJS Ketenagakerjaan/
PT Taspen/PT Asabri dalam hal pasien/korban sebagai
PPU sekaligus terdaftar dalam program JKK dan JKN.
BPJS Kesehatan menjadi penjamin jika pasien/korban
bukan kategori PPU, tidak ikut program JKK tapi sebagai
peserta JKN. Untuk pasien/korban kategori PPU tapi
tidak didaftarkan dalam program JKK, dan hanya sebagai
peserta JKN maka pemberi kerja bertindak sebagai
penjamin.
Untuk kasus Penyakit Akibat Kerja (PAK), penegakan
diagnosis kasus dilakukan oleh dokter atau dokter
spesialis yang berkompeten di bidang kesehatan kerja
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Biaya
yang timbul untuk penegakan diagnosis kasus PAK ini
dibebankan kepada penjamin yang melakukan upaya
penegakan diagnosis kasus.
Permenkeu No.141 Tahun 2018 ini mengatur perjanjian
kerja sama, petunjuk teknis, dan/atau peraturan teknis
lainnya antar penyelenggara jaminan dan faskes mengenai
koordinasi pemberian manfaat layanan kesehatan oleh
penyelenggara jaminan disesuaikan dengan Permenkeu
ini paling lambat 3 bulan sejak peraturan ini diundangkan
(29 Oktober 2018).
INFO BPJS KESEHATAN EDISI 71 14
P E L A N G G A N
14
Sebagai organisasi penyelenggara pelayanan
publik yang kinerjanya diukur dari kemampuan
melayani masyarakat dengan baik, BPJS
Kesehatan selalu menempatkan elemen
kepuasan peserta sebagai prioritas. Fokus ini diwujudkan
antara lain melalui peningkatan pelayanan administrasi,
salah satunya dengan memberi kemudahan dalam
proses pendaftaran peserta Program Jaminan Kesehatan
Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Untuk Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau
peserta Mandiri, pendaftaran peserta salah satu bisa
dilakukan melalui kantor cabang BPJS Kesehatan. Selain
mengisi Daftar Isian Peserta (DIP) yang disediakan di
kantor cabang, beberapa syarat dokumen yang harus
dilengkapi antara lain Fotokopi Kartu Keluarga (KK),
Fotokopi Buku Rekening Tabungan BNI/BRI/Mandiri/
BCA, serta Formulir autodebet pembayaran iuran BPJS
Kesehatan bermaterai Rp 6.000.
Agar proses pendaftaran di kantor cabang berjalan lancar,
BPJS Kesehatan juga sudah menyediakan formulir ceklis
persyaratan, sehingga calon peserta bisa memeriksa
sendiri kelengkapan dokumen yang sudah dibawanya.
Sebelumnya, banyak calon peserta yang harus bolak-
balik ke kantor cabang lantaran syarat dokumen yang
dibawanya tidak lengkap, padahal mereka sudah
mengantre dan bertemu petugas frontliner di loket
layanan.
Dengan adanya proses self-checking atau mengisi ceklis
persyaratan yang dilakukan secara mandiri, proses
pendaftaran peserta di kantor cabang menjadi lebih
lancar. Petugas frontliner di loket layanan juga bisa
untuk Daftar Peserta JKN-KISTIDAK PERLU BOLAK-BALIK
INFO BPJS KESEHATANEDISI 71 15
PELANGGAN
15
langsung memproses kebutuhan calon peserta karena
dokumen-dokumen yang menjadi persyaratan sudah
dilengkapi.
Pelayanan Fast Track
Di seluruh kantor cabang, BPJS Kesehatan juga
menghadirkan loket Pelayanan Cepat atau Fast Track.
Loket ini berfungsi untuk melakukan pendaftaran PBPU
atau peserta Mandiri, Penambahan Anggota Keluarga
PBPU dan BP, Pendaftaran PPU PN Kolektif, Pendaftaran
PPU PN Individu, dan Pendaftaran pekerja sebagai PBPU
yang belum didaftarkan oleh Badan Usaha.
Untuk bisa mendapatkan pelayanan cepat tersebut,
calon peserta tinggal datang saja ke Kantor Cabang BPJS
Kesehatan dengan membawa dokumen yang dibutuhkan.
Setibanya di Kantor Cabang BPJS Kesehatan, calon
peserta akan diberikan formulir ceklis persyaratan, lalu
mengambil nomor antrean. Sambil menunggu antrean,
calon peserta bisa mengisi formulir Daftar Isian Peserta.
Melalui Pelayanan Fast Track, peserta bisa mendapatkan
pelayanan dalam waktu singkat sekitar 4 menit, dan
waktu menunggu paling lama 30 menit. Selama waktu
tersebut, petugas BPJS Kesehatan akan melalukan
verifikasi dan validasi terkait data-data calon peserta.
Bila sudah selesai, calon peserta nantinya akan diberikan
tanda terima berkas.
Petugas Frontliner juga akan memberikan edukasi kepada
calon peserta tentang Hak dan Kewajiban Peserta, serta
menginformasikan mekanisme pembayaran melalui
autodebet, yaitu tentang tanggal pendebetan, cetak
kartu dan pengiriman kartu kepada peserta
Sediakan Banyak Kanal Pendaftaran
Selain di kantor cabang, BPJS Kesehatan sebetulnya telah
mengembangkan banyak inovasi untuk memudahkan
masyarakat mendaftarkan dirinya sebagai peserta
Mandiri Program JKN-KIS. Salah satunya menghadirkan
Aplikasi Mobile JKN, BPJS Kesehatan Care Center 1500
400, dan Mobile Customer Services (MCS),
Dengan adanya Aplikasi Mobile JKN, masyarakat
tidak perlu repot-repot datang ke Kantor Cabang BPJS
Kesehatan untuk mendaftar sebagai peserta JKN-
KIS. Cukup dengan mendownload aplikasi Mobile
JKN di smartphone berbasis Android dan iOS, peserta
bisa melakukan pendaftaran dan menikmati berbagai
kemudahan dalam satu genggaman, seperti : Mengubah
nomor handphone, mengubah alamat email, mengubah
alamat, dan pindah FKTP serta pindah kelas.
Kanal pendaftaran yang saat ini juga telah hadir di tengah
masyarakat adalah layanan Mobile Customer Service
(MCS), salah satu kanal layanan berupa kendaraan roda
empat yang dilengkapi dengan infrastruktur pendukung
operasional layanan peserta.
Pelayanan yang diberikan melalui MCS meliputi
administrasi kepesertaan (pendaftaran, perubahan data
dan cetak kartu), pembayaran iuran, serta pemberian
informasi dan penanganan pengaduan. Jadi masyarakat
tak perlu lagi repot datang ke kantor cabang.
INFO BPJS KESEHATAN EDISI 71 16
T E S T I M O N I
Seperti halnya penyakit, kecelakaan juga bisa
menimpa siapa saja, baik itu kecelakaan lalu
lintas maupun kecelakaan kerja. Untuk kasus-
kasus tersebut dalam Program JKN sesuai
amanat Peraturan Presiden No 82 Tahun 2018, telah
ditegaskan bahwa yang tidak menjadi jaminan Program
JKN diantaranya Pelayanan kesehatan terhadap penyakit
atau cedera akibat Kecelakaan Kerja atau hubungan kerja
yang telah dijamin oleh program jaminan Kecelakaan
Kerja atau menjadi tanggungan Pemberi Kerja dan
Pelayanan kesehatan yang dijamin oleh program jaminan
kecelakaan lalu lintas yang bersifat wajib sampai nilai
yang ditanggung oleh program jaminan kecelakaan lalu
lintas sesuai hak kelas rawat Peserta.
Dengan adanya ketentuan tersebut, maka pembiayaannya
tidak hanya bersumber dari BPJS Kesehatan. Tapi
bukan berarti Anda sebagai peserta JKN akan terabaikan
jika mengalami kasus-kasus tersebut. Saat ini telah
terdapat koordinasi pembiayaan pelayanan antara BPJS
Kesehatan dengan BPJS Ketenagakerjaan dan PT Taspen
(Persero) untuk pelayanan kesehatan terhadap penyakit
atau cedera akibat Kecelakaan Kerja/hubungan kerja dan
PT Jasa Raharja (Persero) untuk pelayanan kesehatan
jaminan kecelakaan lalu lintas ;
Salah satu peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional
- Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang telah merasakan
manfaat dari koordinasi pembiayaan pelayanan
kesehatan ini adalah Nadry Sham. Perempuan berusia
68 tahun tersebut beberapa waktu lalu mengalami
kecelakaan di stasiun Manggarai saat hendak naik KRL
Commuter Line.
Diceritakan oleh Shanti Nandayani, putri dari Nadry
Sham, ibunya saat itu terjatuh di peron stasiun Manggarai
lantaran terbentur pintu otomatis kereta yang tiba-tiba
tertutup. Tulang tangan kirinya patah akibat tertindih oleh
badannya sendiri saat terjatuh.
Agar bisa mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan
dari Jasa Raharja dan BPJS Kesehatan, keluarga Nadry
Sham segera mengurus surat Laporan Polisi sebagai
syarat wajib, lalu melapor ke PT Jasa Raharja. Petugas
KRL Commuter Line di Stasiun Manggarai juga ikut
membantu menjadi saksi dari kejadian tersebut untuk
melengkapi syarat mendapatkan surat Laporan Polisi.
Perlu diketahui, Jasa Raharja merupakan penjamin
pertama sampai dengan batas plafon sesuai ketentuan
untuk kasus-kasus kecelakaan lalu lintas ganda serta
kecelakaan penumpang alat angkutan umum. Setelah
melewati plafon tersebut, maka korban akan dialihkan
penjaminannya pada BPJS kesehatan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan. Jasa Raharja sebagai
penjamin pertama akan membiayai pelayanan kesehatan
sampai dengan plafon Rp 20 juta.
BPJS Kesehatan dan Lembaga Penjamin Optimalkan Pelayanan Korban Kecelakaan
SINERGI
INFO BPJS KESEHATANEDISI 71 17
TESTIMONI
Peserta JKN-KIS
Jonathan
"Karena tulang tangan kirinya ada yang patah, ibu harus
dirawat selama empat hari di rumah sakit dan menjalani
operasi pemasangan pen," cerita Shanti Nandayani
perihal pelayanan kesehatan yang diterima ibunya pasca
mengalami kecelakaan.
Shanti menyampaikan, pelayanan kesehatan yang
didapatkan ibunya di rumah sakit menghabiskan biaya
sekitar Rp 24 juta. Karena telah melebihi batas maksimal
Rp 20 juta, maka selisih dari biaya tersebut dijamin oleh
BPJS Kesehatan.
Beda halnya dengan kasus kecelakaan tunggal atau
yang tidak menjadi tanggungan Jasa Raharja maupun
BPJS Ketenagakerjaan, Peserta JKN-KIS bisa langsung
mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan dari BPJS
Kesehatan yang bertindak sebagai penjamin pertama.
Seperti yang dialami Jonathan saat mengelamai
kecelakaan tunggal sepeda motor. Jonathan bercerita,
musibah tersebut menimpanya akhir tahun 2018 lalu,
hingga menyebabkan tulang jari tangan kanannya patah.
Jonathan kemudian menjalani operasi pemasangan pen
di Rumah Sakit Koja, Jakarta Utara setelah sebelumnya
mengurus surat Laporan Polisi perihal kecelakaan tunggal
yang dialaminya.
"Untuk biaya perawatan dan operasi pemasangan pen,
semuanya ditanggung BPJS Kesehatan. Asalkan ada
surat Laporan Polisi dan mengikuti prosedur yang berlaku,
proses mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan dari
BPJS Kesehatan tidak sulit kok," ungkap Jonathan.
Kecelakaan Kerja
Untuk kasus kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja,
jaminan pelayanan kesehatan tidak diberikan oleh BPJS
Kesehatan maupun Jasa Raharja, melainkan oleh BPJS
Ketenagakerjaan, Taspen, atau Asabri.
Maksud dari kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang
terjadi dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan
yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat
kerja atau sebaliknya. Sedangkan penyakit akibat kerja
adalah sakit yang diderita sebagai akibat langsung dari
pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan kerja, yang diderita
peserta dalam hubungan kerja, meliputi faktor risiko
karena kondisi tempat kerja, peralatan kerja, hingga
material yang dipakai.
Penjaminan kecelakaan kerja diberikan sampai sembuh
tanpa batas biaya. Hal ini diungkapkan Pramono yang
sempat mengalami kecelakaan sepeda motor saat
pulang kerja. Kejadian tersebut menyebabkan tulang
di betis kirinya patah, sehingga harus dioperasi untuk
pemasangan pen.
"Setelah kecelakaan itu, saya langsung menghubungi
orang kantor dan dibawa ke Rumah Sakit Jakarta.
Malam itu juga orang kantor langsung mengurus
surat Laporan Polisi. Staf HRD kantor juga membuat
kronologis kejadian kecelakaan mulai dari jam berapa
saya pulang kerja dan rute jalan raya yang biasa dilalui.
Ini penting agar kecelakaan yang saya alami bisa masuk
kategori kecelakaan kerja, sehingga dijamin oleh BPJS
Ketenagakerjaan," papar Pramono.
Akibat kecelakaan tersebut, karyawan di perusahaan
kontraktor ini harus dirawat selama sepekan di Rumah
Sakit Jakarta, menjalani operasi pemasangan pen,
hingga terapi pasca operasi selama tiga bulan. Jaminan
pelayanan kesehatan dari BPJS Ketenagakerjaan masih
didapatkan selama masa kontrol, hingga operasi cabut
pen.
Pramono sebetulnya juga memiliki kartu JKN-KIS.
Namun kartu tersebut tidak digunakan saat mengalami
kecelakaan kerja karena ia memahami kasus yang
dialaminya tersebut menjadi tanggung jawab BPJS
Ketenagakerjaan.
"Saya ambil manfaatnya sesuai koridor. Kalau memang
kecelakaan kerja, ya minta jaminan pelayanan
kesehatannya ke BPJS Ketenagakerjaan. Tetapi kalau
sedang sakit, saya pakainya kartu JKN-KIS untuk
berobat," pungkas Pramono.
Peserta JKN-KIS
Pramono
INFO BPJS KESEHATAN EDISI 71 18
I N S P I R A S I
Komunitas sepeda motor tidak selalu identik
dengan hal-hal negatif seperti tawuran atau
balapan liar. Banyak juga yang mengisi kegiatan
kumpul-kumpul mereka dengan hal positif.
Misalnya yang dilakukan komunitas CBR Tangerang Club
(CBR TAC), mereka aktif mengkampanyekan keselamatan
berkendara atau safety riding kepada masyarakat umum
melalui berbagai kegiatan.
Ketua komunitas CBR TAC, Hendi memaparkan, ide awal
berdirinya komunitas ini adalah sebagai wadah untuk
berkumpul bagi para memilik motor Honda CBR yang
ada di wilayah Tangerang. Berdiri sejak Januari 2015,
komunitas tersebut saat ini sudah memiliki 117 anggota.
"Komunitas CBR TAC awalnya berdiri untuk sekedar
menyalurkan hobi saja seperti touring dan sharing
mengenai modifiksi motor. Setelah anggotanya semakin
banyak, kita mulai membentuk kepengurusan dengan
agenda yang lebih beragam dan terjadwal," terang Hendi.
Salah satu kegiatan yang rutin dilakukan komunitas ini
adalah mengkampanyekan pentingnya penggunaan helm
saat mengendarai sepeda motor. Sasarannya para siswa
SMA dan SMK di wilayah Kota Tangerang yang sudah
memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Inovasi program
yang dijalankan Komunitas CBR TAC ini bahkan diganjar
penghargaan Safety Campaign Awards (SCA) 2018 dari
salah satu perusahaan pembiayaan dan asuransi sepeda
motor.
Mengusung tagline "Use Your Brain to Protect Your
Brain, Wear Your Helmet", kampanye ini digelar
komunitas CBR TAC di pusat perbelanjaan agar
menjangkau masyarakat yang lebih luas, tidak hanya
siswa SMA dan SMK saja yang menjadi target utama
kampanye ini.
"Penggunaan helm merupakan hal paling dasar saat kita
mengendarai sepeda motor. Tetapi dalam prakteknya,
masih banyak yang tidak menyadari pentingnya
menggunakan helm sebagian langkah antisipasi apabila
terjadi kecelakaan," papar Hendi.
Tak Sekedar Touring, Komunitas CBR TAC
Aktif Kampanyekan Safety Riding
Sikap abai ini menurutnya banyak dijumpai di kalangan
anak muda. Saat ditanyakan kepada mereka, alasannya
karena sekedar berkendara untuk jarak dekat. Padahal
ditegaskan Hendi, baik itu jarak dekat maupun jarak
jauh, helm wajib digunakan untuk melindungi kepala dari
bahaya yang bisa saja menimpa. Apalagi sekitar 70%
kecelakaan lalu lintas di jalan raya dialami pengendara
sepeda motor.
Dalam kegiatan kampanye safety riding yang dijalankan,
selain mengingatkan pentingnya penggunaan helm saat
berkendara, Hendi mengatakan komunitas CBR TAC juga
turut mensosialisasikan cara memilih helm yang aman
dan bagaimana menggunakannya secara benar. Pada
prinsipnya helm bukan sekedar aksesori berkendara
untuk gaya-gayaan saja, tetapi merupakan alat pelindung
diri yang tentunya harus memenuhi standar SNI.
Tidak hanya di pusat perbelanjaan, kegiatan safety
riding yang melibatkan anak-anak muda juga dilakukan
Komunitas CBR TAC di Wahana Safety Riding Center
yang ada di Tangerang. Di pusat pelatihan safety riding
ini, para siswa diajarkan cara mengendarai motor yang
aman di jalan raya.
"Tidak hanya untuk masyarakat umum, kami juga sering
mengadakan kegiatan safety riding untuk para member
kami, supaya mereka punya pemahaman yang baik
terkait safety riding dan bisa menjadi contoh untuk
masyarakat. Tentu saja harapannya kegiatan kami ini
dapat ikut berkontribusi menurunkan angka kecelakaan
di jalan raya yang melibatkan sepeda motor, dan juga
meminimalisir dampak buruk dari kecelakaan," pungkas
Hendi.
Safety Campaign Award (SCA)
Komunitas CBR TAC
INFO BPJS KESEHATANEDISI 71 19
P E R S E P S I
Data Kepolisian Republik Indonesia (Polri)
menyebutkan jumlah kecelakaan lalu lintas
di Indonesia termasuk yang tertinggi di Asia
Tenggara. Korban kecelakaan lalu lintas di
Indonesia setiap tahun mencapai puluhan ribu jiwa.
Oleh karena itu peserta program Jaminan Kesehatan
Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) perlu mengerti
bagaimana penjaminan bagi peserta yang mengalami
kecelakaan lalu lintas.
Hal paling penting yang harus dipahami peserta
yakni prosedur penjaminan. Dalam hal terjadi kasus
kecelakaan lalu lintas baik kecelakaan tunggal atau ganda
(melibatkan dua atau lebih kendaraan), peserta wajib
mengantongi kelengkapan administrasi penjaminan,
salah satunya laporan polisi. Tanpa surat laporan polisi,
pelayanan tidak dapat dijamin baik oleh Jasa Raharja
maupun BPJS Kesehatan.
Peserta JKN-KIS yang mengalami kecelakaan lalu lintas
wajib menunjukan kartu JKN-KIS kepada petugas RS
saat mendatangi Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS
terdekat. Setelah kartu diserahkan, petugas RS akan
memasukkan data peserta pada aplikasi V-Claim untuk
mengecek status kepesertaan. Jika kartu aktif, petugas
RS akan membuat Surat Eligibilitas Peserta Kecelakaan
Lalu Lintas (SEP Lakalantas). Untuk itu, sangat penting
bagi peserta JKN-KIS untuk selalu memastikan keaktifan
kartu peserta dengan membayar iuran secara rutin.
Perlu diketahui SEP Lakalantas adalah surat keabsahan
peserta atau bukti bahwa kartu peserta tersebut aktif,
bukan surat jaminan. Penjaminan akhir tetap sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan berdasarkan
kelengkapan adminstrasi penjaminan seperti laporan
polisi. SEP Lakalantas wajib diterbitkan secepat
mungkin pada awal pasien masuk RS untuk seluruh jenis
lakalantas non kecelakaan kerja. Baik untuk kecelakaan
tunggal maupun kecelakaan ganda.
Untuk kecelakaan lalu lintas yang termasuk kecelakaan
kerja, misalnya kecelakaan lalu lintas pada saat
seseorang dalam perjalanan menuju atau pulang dari
tempat kerja, menjadi jaminan pemberi kerja dan badan
penyelenggara program jaminan kecelakaan kerja (JKK).
Jenis kecelakaan ini tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan.
Data informasi lakalantas dapat terkirim secara otomatis
ke aplikasi mobile service (mobvis) yaitu aplikasi
pada smartphone petugas lapangan PT Jasa Raharja.
Selanjutnya petugas lapangan PT Jasa Raharja akan
melakukan kunjungan dan memberikan informasi
kepada peserta JKN-KIS untuk melengkapi administrasi
penjaminan, salah satunya laporan polisi.
PT Jasa Raharja akan memberikan kesimpulan jaminan
dalam waktu paling lambat 2x24 jam sejak laporan
diterima. Untuk pembuatan laporan polisi, keluarga
peserta melaporkan kejadian kecelakaan lalu lintas di
Polres sesuai wilayah tempat kejadian atau tempat
keluarga peserta diduga mengalami kecelakaan lalu
lintas.
Ke depannya, BPJS Kesehatan akan melakukan integrasi
sistem informasi dengan aplikasi Integrated Road Safety
Management System (IRSMS) milik Polri sehingga
salinan laporan polisi dapat diperoleh secara online.
Untuk saat ini salinan laporan polisi diberikan kepada
keluarga korban lakalantas secara manual. Setelah
mendapatkan laporan polisi, pihak keluarga peserta
menyerahkannya ke RS untuk dilampirkan pada dokumen
klaim.
Selaras itu PT Jasa Raharja dan BPJS Kesehatan akan
melanjutkan verifikasi klaim sesuai ketentuan yang
berlaku setelah terbitnya laporan polisi dari Polri. Proses
ini bisa dilakukan secara paralel dengan proses pelayanan
kesehatan yang diberikan RS kepada peserta JKN.
PT Jasa Raharja merupakan penjamin pertama sedangkan
BPJS Kesehatan merupakan penjamin kedua terhadap
kasus lakalantas sesuai ketentuan perundangan.
Sebagai penjamin pertama, PT Jasa Raharja akan
menjamin kecelakaan lalu lintas ganda sampai dengan
nilai yang ditanggung sesuai Peraturan Menteri Keuangan
yang berlaku. Saat ini, besarnya nilai penjaminan/santunan
dari PT Jasa Raharja mengacu kepada Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 15/PMK.010/2017 Tentang Besar
Santunan Dan Iuran Wajib Dana Pertanggungan Wajib
Kecelakaan Penumpang Alat Angkutan Penumpang
Umum Di Darat, Sungai/Danau, Feri/Penyeberangan,
Laut, Dan Udara yaitu penggantian biaya perawatan dan
pengobatan dokter paling banyak Rp20.000.000,00 (dua
puluh juta rupiah), biaya ambulans dan kendaraan yang
membawa penumpang ke fasilitas kesehatan paling
banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah), dan/
atau biaya pertolongan pertama pada kecelakaan paling
banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
Untuk kecelakaan lalu lintas tunggal, PT Jasa Raharja
akan mengeluarkan pernyataan tidak menjamin dan
memberikan respon dalam aplikasi mobile service
sehingga biaya pelayanan kesehatan dapat dijamin
sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan. Namun untuk
mendapatkan penjaminan dari BPJS Kesehatan ini,
peserta tetap perlu melengkapi laporan polisi sebagai
administrasi wajib.
Apa Pentingnya Surat Laporan Kepolisian Bagi Peserta JKN-KIS yang Mengalami Kecelakaan Lalu Lintas?
INFO BPJS KESEHATAN EDISI 71 20
S E H A T & G A Y A H I D U P
Penggunaan lensa kontak atau lebih dikenal
dengan softlens menjadi favorit di kalangan anak
muda. Soflens berguna untuk yang punya mata
minus. Menggunakan softlens dapat membantu
penglihatan sekaligus menunjang penampilan. Tetapi ada
pula yang sekadar bergaya agar bisa tampil on point.
Memilih pakai softlens ketimbang kaca mata sah-sah
saja. Asalkan kamu harus tahu cara memperlakukan
dan memilih softlens yang aman sehingga tidak
membahayakan kesehatan. Karena seringkali keinginan
untuk mempertajam penglihatan atau sekadar bergaya
tak seiring dengan pengetahuan yang cukup. Akibatnya
bisa fatal. Banyak kasus yang memperlihatkan bagaimana
pemakaian softlens memicu kerusakan mata hingga
kebutaan permanen.
Hal ini pun diakui dokter spesialis mata, Maya
Soewandono. Dokter Maya yang berpraktik di Klinik Mata
Nusantara EyeCare di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan
ini, mengatakan, tidak sedikit pasien yang datang ke
dokter dengan keluhan peradangan kornea atau keratitis
akibat penggunaan softlens yang tidak tepat.
Di temui di sela-sela konferensi pers mengenai tindakan
lasik terhadap artis Yuki Kato, baru-baru ini, dokter Maya
menjelaskan, kornea mata membutuhkan oksigen dari
luar untuk hidup. Penggunaan softlens dalam waktu
lama akan membuat kornea mata tidak memperoleh
asupan oksigen tersebut. Selain itu, karena penggunaan
atau perawatan softlens yang tidak sesuai menyebabkan
terjadi infeksi dan luka pada kornea. Luka atau borok
pada kornea inilah yang pada akhirnya menyebabkan
kebutaan permanen.
“Akibat yang paling kita takutkan adalah terjadi infeksi di
bola mata yang kemudian mengalami luka. Bekas luka di
bagian tengah bola mata ini permanen, yang menutupi
masuknya cahaya dan oksigen ke bola mata, dan bisa
sebabkan buta permanen,” tutur Maya.
Wajib Tahu IniKamu Termasuk Yang Sering Pakai Softlens ?
INFO BPJS KESEHATANEDISI 71 21
SEHAT & GAYA HIDUP
Keratitis atau peradangan pada kornea bersifat fatal
apabila penanganannya terlambat atau tidak sempurna.
Komplikasi lain dari keratitis adalah timbulnya luka pada
kornea atau dikenal dengan istilah ulkus kornea, yaitu
luka terbuka pada bagian tipis yang menutupi iris (bagian
yang berwarna pada mata). Kondisi ini juga berisiko
terjadi kebutaan.
Softlens bisa menjadi sumber penularan utama infeksi.
Jarak yang sangat dekat antara lensa dengan mata
memungkinkan perpindahan bakteri, jamur, parasit, atau
virus dari permukaan lensa ke sekitar permukaan cairan
mata. Awalnya infeksi tidak menunjukkan gejala serius,
namun lama kelamaan dapat menyebabkan kerusakan
mata menetap.
Semua kondisi ini bermula dari penggunaan softlens
yang tidak benar. Kebiasaan buruk seperti membersihkan
lensa tidak benar, membiarkan lensa kontak terkena
air, mencucinya di air kran, merendamnya semalaman,
penggunaan cairan pembersih yang tidak sesuai, dan
tidak mengganti lensa kontak secara berkala. Parahnya
lagi, ada yang memakai lensa kontak hingga tidur, saat
mandi, bahkan berenang. Belum lagi, saat memasang
atau melepas lensa kontak tangan si pengguna tidak
bersih atau tanpa sadar mata terkena goresan kuku.
“Yang kerap memicu terjadinya infeksi karena
penggunaannya yang terlalu lama dan pada situasi tidak
tepat, misalnya dipakai sampai tidur atau berenang. Ini
seringkali dilakukan pengguna tanpa sadar,” tutur Maya.
Lalu, bagaimana caranya mengurangi risiko infeksi saat
memakai lensa kontak ? Mengacu berbagai sumber,
yang paling penting adalah tangan harus dipastikan steril
ketika memegang dan memasang lensa di mata. Cuci
tangan dengan sabun dan air secara menyeluruh dan
keringkan sebelum menyentuh lensa kontak. Lepaskan
lensa kontak sebelum tidur, mandi atau berenang. Gosok
atau cuci lensa kontak dengan larutan desinfektan setiap
kali dilepas. Bersihkan wadah dengan larutan dan simpan
terbalik setiap habis pakai. Untuk lama pemakaian
sebaiknya maksimal 6-8 jam. Selama penggunaannya
bantu dengan cairan tetas mata agar mata tidak kering.
Cek selalu tanggal kadaluarnya.
Tak kalah penting adalah memilih jenis softlens yang aman
dan nyaman. Pilih softlens berbahan lunak sesuai bentuk/
diameter atau kondisi mata, sehingga nyaman dipakai.
Softlens dengan kadar air tinggi dapat meneruskan lebih
banyak oksigen pada mata, sehingga kualitas kornea
tetap terjaga. Harga biasanya mencerminkan kualitas.
Jangan sampai merusak mata hanya gara gara tergiur
harga murah.
Sebaiknya beli softlens di optik yang terpercaya atau
sudah terdaftar di pemerintah. Sebuah riset menunjukkan
pengguna softlens lima kali lebih berisiko terkena
infeksi jika mereka membeli lensa kontak di internet. Ini
karena lebih sedikit informasi atau peringatan mengenai
kebersihan lensa, perawatan dan penggunaannya. Ada
baiknya sebelum memilih produk, konsultasikan dengan
dokter khususnya yang mata minus.
ens ?
INFO BPJS KESEHATAN EDISI 71 22
KO N S U LTA S I
J A W A B :
J A W A B :
01
02
Selain di kantor cabang,
dimana lagi kita bisa daftar
BPJS Kesehatan?
Denpasar
BPJS Kesehatan mengembangkan banyak kanal atau point of service pendaftaran seperti pendaftaran online melalui website www.bpjs-
kesehatan.go.id, melalui BPJS Kesehatan Care Center 1500400, aplikasi Mobile JKN, kantor kelurahan/kecamatan dengan sistem drop
box, melalui jaringan yang bekerja sama dan melalui Kader JKN. Adapun syarat-syarat yang harus disiapkan calon peserta antara lain
menyertakan fotokopi KTP (diutamakan e-KTP) dan Kartu Keluarga, fotokopi rekening bank (BRI, BNI, Mandiri atau BTN), nomor telepon,
dan alamat email.
Apakah di BPJS ada limit
berapa hari harus rawat
inap di rumah sakit?
Banjar
BPJS Kesehatan menjamin pelayanan kesehatan peserta JKN-KIS hingga peserta yang bersangkutan dinyatakan sembuh secara medis.
Tidak ada batasan berapa hari pasien harus dirawat inap, karena tarif INA CBG's yang dibayarkan BPJS Kesehatan kepada rumah sakit
adalah untuk satu paket, hingga pasien sembuh. Adapun yang berhak memutuskan pasien dapat pulang adalah dokter yang memeriksa
kondisi pasien tersebut.
Jika ditemukan pelanggaran terhadap hak-hak pasien, jangan ragu untuk segera melaporkannya kepada kami melalui:
- BPJS Kesehatan Care Center 1500400;
- Mobile JKN;
- Saluran Informasi dan Penangan Pengaduan (SIPP);
- Aplikasi LAPOR! yang terintegrasi di website BPJS Kesehatan;
- Kantor Cabang atau Kantor Kabupaten/Kota terdekat;
- Petugas BPJS Kesehatan yang ada di fasilitas kesehatan
Jangan lupa untuk menyampaikan kronologis selengkapnya untuk membantu kami mempercepat proses tindak lanjut yang dilakukan.