INFO EKO N KEU

8
1. Sukseskan KTT APEC di Bali TELKOM Hadirkan Solusi ICT Kelas Dunia Pada 5-7 Oktober 2013, Indonesia akan menjadi tuan rumah APEC CEO Summit dan APEC Leaders Summit di Bali. Terkait hajatan nasional tersebut, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menyatakan komitmennya dalam penyediaan infrastruktur Information Communication Technology (ICT) kelas dunia. Guna mendukung pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pacific Economic Cooperation (KTT APEC) yang akan berlangsung di Nusa Dua, Bali itu Telkom telah membangun backbone jaringan fiber optic. “KTT APEC adalah konferensi internasional yang dihadiri Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Rusia Vladimir Putin dan 21 Kepala Negara sehingga dibutuhkan layanan ICT yang handal dan ‘always on’,” demikian dijelaskan Direktur Utama Telkom, Arief Yahya. Untuk menjaga agar jaringan ICT ‘always on’, Telkom membangun 3 jaringan broadband dengan 3 jalur yang berbeda, antara lain jaringan WiFi, LTE Telkomsel dan layanan voice. Guna memastikan terselenggaranya layanan ICT yang handal pada perhelatan internasional itu, Telkom mengandalkan “Indonesia Digital Network (IDN) Bali, Ngurah Rai yang bakal selalu terhubung (always connected). 2. OJK Dorong Aksi Buyback Saham Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta kepada seluruh perusahaan yang terdaftar di bursa atau emiten untuk segera melakukan pembelian kembali saham (buyback) dalam rangka 'menyelamatkan' harga saham perseroan. Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Rahmat Waluyanto mengatakan, kinerja pasar saham yang punya volatilitas tinggi, sangat memungkinkan naik turunnya harga saham. Buyback itu baik dalam rangka memperbaiki harga, nggak perlu menunggu harga itu mencapai bottom (harga terendah), karena nggak ada yang tahu sampai mana batasnya tapi yang paling penting adanya gejolak ini, maka diperlukan buyback. pemberlakuan buyback dilakukan sebagai antisipasi terus merosotnya harga saham-saham big caps di pasar modal. Akibatnya, saham-saham blue chips yang tadinya menjadi penggerak utama pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpaksa harus bergeser menjadi anjloknya pergerakan IHSG. "Saham-saham blue chips yang tadinya leading movers jadi legging movers, banyak dari big caps ini justru jadi penurunan IHSG," ujarnya. Maraknya aksi jual investor asing membuat IHSG masih enggan bertahan di zona hijau. Secara year to date per 5 September 2013, aksi jual asing (net sell foreign) di pasar saham mencapai Rp 9,83 triliun. "Pasar saham kita masih didominasi asing. Kepemilikan asing masih tinggi sehingga saat asing semua keluar, pasar langsung anjlok,"

Transcript of INFO EKO N KEU

Page 1: INFO EKO N KEU

1. Sukseskan KTT APEC di Bali TELKOM Hadirkan Solusi ICT Kelas Dunia

Pada 5-7 Oktober 2013, Indonesia akan menjadi tuan rumah APEC CEO Summit dan APEC Leaders Summit di Bali. Terkait hajatan nasional tersebut, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menyatakan komitmennya dalam penyediaan infrastruktur Information Communication Technology (ICT) kelas dunia.

Guna mendukung pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pacific Economic Cooperation (KTT APEC) yang akan berlangsung di Nusa Dua, Bali itu Telkom telah membangun backbone jaringan fiber optic. “KTT APEC adalah konferensi internasional yang dihadiri Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Rusia Vladimir Putin dan 21 Kepala Negara sehingga dibutuhkan layanan ICT yang handal dan ‘always on’,” demikian dijelaskan Direktur Utama Telkom, Arief Yahya.

Untuk menjaga agar jaringan ICT ‘always on’, Telkom membangun 3 jaringan broadband dengan 3 jalur yang berbeda, antara lain jaringan WiFi, LTE Telkomsel dan layanan voice.

Guna memastikan terselenggaranya layanan ICT yang handal pada perhelatan internasional itu, Telkom mengandalkan “Indonesia Digital Network (IDN) Bali, Ngurah Rai yang bakal selalu terhubung (always connected).

2. OJK Dorong Aksi Buyback SahamOtoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta

kepada seluruh perusahaan yang terdaftar di bursa atau emiten untuk segera melakukan pembelian kembali saham (buyback) dalam rangka 'menyelamatkan' harga saham perseroan. Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Rahmat Waluyanto mengatakan, kinerja pasar saham yang punya volatilitas tinggi, sangat memungkinkan naik turunnya harga saham. Buyback itu baik dalam rangka memperbaiki harga, nggak perlu menunggu harga itu mencapai bottom (harga terendah), karena nggak ada yang tahu sampai mana batasnya tapi yang paling penting adanya gejolak ini, maka diperlukan buyback. pemberlakuan buyback dilakukan sebagai antisipasi terus merosotnya

harga saham-saham big caps di pasar modal. Akibatnya, saham-saham blue chips yang tadinya menjadi penggerak utama pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpaksa harus bergeser menjadi anjloknya pergerakan IHSG. "Saham-saham blue chips yang tadinya leading movers jadi legging movers, banyak dari big caps ini justru jadi penurunan IHSG," ujarnya. Maraknya aksi jual investor asing membuat IHSG masih enggan bertahan di zona hijau. Secara year to date per 5 September 2013, aksi jual asing (net sell foreign) di pasar saham mencapai Rp 9,83 triliun. "Pasar saham kita masih didominasi asing. Kepemilikan asing masih tinggi sehingga saat asing semua keluar, pasar langsung anjlok,"

3. Ini 2 Hal yang Bisa Bikin Ekonomi Dunia Guncang

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, dua hal yang membuat ekonomi dunia guncang ini tidak bisa dilawan oleh Indonesia.

"Jadi kalau negara-negara lain di kawasan ini, dengan adanya rencana Amerika Serikat untuk mengagresi Suriah dan atau ada rencana Amerika untuk mengurangi stimulus moneter, itu pasti bisa berdampak, dan kita tidak bisa melawan itu. Dua hal tadi memang tengah menjadi perhatian dalam pertemuan para pemimpin negara G-20 di Saint Petersburg, Rusia saat ini. Wacana bank sentral AS yaitu The Fed untuk mengurangi stimulusnya, telah membuat banyak mata uang anjlok. Belum lagi rencana agresi AS ke Suriah yang dikhawatirkan banyak pihak bakal membuat harga minyak dunia melonjak.

"Saat ini Bank Indonesia akan terus fokus menjaga selalu nilai tukar rupiah, yang mana sebagai cerminan kondisi fundamental kita (Indonesia). Di mana nilai tukar ini akan memperbaiki transaksi berjalan kita. BI akan terus mengawasi pasar uang. Walau tidak mematok berapa kurs wajar rupiah terhadap dolar AS, namun BI akan menjaga nilai rupiah lebih stabil dan tidak bergejolak. "Tapi yang ingin saya sampaikan, Indonesia ada di pasar, dan BI akan menjaga volatilitas rupiah, walau BI tidak menargetkan rupiah berada dilevel berapa, tetapi BI ingin menjaga agar volatilitas rupiah ini bisa stabil," kata Agus Marto.

Page 2: INFO EKO N KEU

4. Rupiah Masih Juga Jeblok Meski BI Rate 7%,Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan

50 basis poin jadi 7% suku bunga acuan atau BI Rate, namun hingga sampai saat ini rupiah bukannya menguat. Dolar terus menguat mendekati Rp 12.000. "Kalau saya menilai BI dapat memahami kenapa pasar tidak langsung merespon kenaikan BI rate tersebut," kata Gubernur Bank Indonesia.Dikatakan Agus, namun sebetulnya yang dilakukan oleh BI di tengah tekanan terhadap rupiah tidak hanya melakukan penyesuaian terhadap suku bunga acuan.

"Kami melihat memang ada pelemahan rupiah secara teratur dikarenakan mengimbangi kondisi fundamental ekonomi dunia," ucap Agus. Menghadapi tekanan fundamental global tersebut kata Agus, maka BI tidak hanya merespon dengan melakukan penyesuaian bunga, tetapi juga mengeluarkan berbagai kebijakan makro.

"BI merespon dengan mengatur loan to velue, BI juga mengatur supervision atas perbankan, hal ini bertujuan supaya bank-bank di Indonesia bisa kita lihat mana bank yang tidak liquid dan mana bank yang modalnya kurang," katanya.

Tujuan BI mengeluarkan banyak kebijakan itu, kata Agus akan dapat membuat pasar valuta asing lebih aktif lagi.

"BI mengeluarkan banyak aturan-aturan ini untuk lebih membuat aktif luar dan dalam pasar valuta asing, ini semua akan kelihatan aktif. Nanti malam BI juga akan mengeluarkan cadangan devisa yang ada di BI, nanti akan kita umumkan dan kita akan dapat melihat kondisi ekonomi Indonesia sesungguhnya," tandas Agus.

5. Ini Penjelasan Gubernur BI Soal Naiknya Cadangan Devisa RIGubernur Bank Indonesia (BI) Agus

Martowardojo mengatakan cadangan devisa masih dalam kategori aman. Jika sebelumnya terjadi penurunan, menurutnya karena memang ada capital outflow. Bahkan, pada tahun 2008, cadangan devisa mencapai US$ 50 miliar.

"Aman kok, saya ingin sampaikan bahwa kalau seandainya cadangan devisa itu menurun itu karena memang adanya capital outflow dan kalau

capital outflow itu kemudian perlu ada dukungan dan akhirnya terjadi pengurangan dari pada cadangan devisa. Itu sangat wajar karena dulu kita sama-sama ingat tahun 2008 itu masih US$ 50 miliar,"

"Tapi kalau sekarang dengan BI merespon dalam bentuk kebijakan-kebijakan untuk menjaga likuiditas valas ini semua akan membuat kondisi yang lebih baik dan kita tidak bisa jangka pendek, kita juga mesti melihat jangka menengah, saya sangat memilih kalimat apa yang harus kita sampaikan untuk mencerminkan indonesia," jelasnya.

Agus tetap optimis perekonomian negara dalam keadaan baik melalui berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan.

Cadangan devisa RI akhirnya meningkat setelah dua bulan sebelumnya tergerus. Bank Indonesia (BI) mencatat per akhir Agustus 2013, cadangan devisa RI naik US$ 400 juta. Berikut data cadangan devisa di 2013:Januari 2013 : US$ 108,8 miliarFebruari 2013 : US$ 105,2 miliarMaret 2013 : US$ 104,8 miliarApril 2013 : US$ 107,2 miliarMei 2013 : US$ 105,1 miliarJuni 2013 : US$ 98,1 miliarJuli 2013 : US$ 92,6 miliarAgustus 2013 : US$ 93 miliar

6. Dolar Menuju Rp 12.000, Agus Marto: Ini Cerminan Fundamental Ekonomi RIKondisi pelemahan rupiah terhadap dolar

Amerika Serikat (AS) masih terus terjadi. Pagi tadi, dolar sempat menguat pada level tertinggi di Rp 11.690.

"Kalau kondisi yang melemah bahkan sampai dikisaran ytd 11% itu adalah cerminan dari pada fundamental ekonomi kita, kalau kemarin kemudian terjadi ada trade defisit yang lebih besar dan kita juga melihat itu adalah sesuatu yang melambat, kemudian terjadi Indonesia ada pelemahan itu juga mencerminkan fundamental ekonomi kita," ujar Agus di kantornya, Jakarta, Jumat (6/9/2013).

Menurutnya, sudah banyak inisiatif yang dilakukan oleh pemerintah dan BI untuk menahan pelemahan tersebut. Salah satunya adalah terkait pengurangan impor minyak melalui peningkatan penggunaan biofuel pada solar.

Page 3: INFO EKO N KEU

"Kita semua sudah sepakat mengutamakan stabilitas dan stabilitas itu adalah kunci untuk nanti terjadinya pertumbuhan yang sustainable yang berkesinambungan. Arah untuk stabilitas itu antara lain kota mesti meng-addres curent account deficit dan trade," pungkasnya.

Salah satu kelemahan Indonesia saat terjadinya krisis 1997/1998 adalah tidak adanya transparansi pengelolaan keuangan. Kala itu, tidak ada yang mengetahui berapa besaran utang pemerintah maupun swasta.

"Di tahun 97/98 itu belum ada Undang-Undang (UU) keuangan negara dan UU perbendaharaan negara, ditahun 97/98 itu kita nggak tahu besarannya utang swasta. Itu kita nggak tahu utang pemerintah itu sebetulnya berapa," ungkap Agus.

Saat utang tidak diketahui, tentunya berbahaya buat perekonomian. Sebab ketika utang jatuh tempo di waktu yang sama, maka dimungkinkan mengganggu ketersediaan dolar di dalam negeri. Sehingga berujung pada pelemahan rupiah.

Berbeda dengan sekarang, Agus menyatakan kondisi utang swasta dan pemerintah yang transparan. Ini dapat membentu kepercayaan pasar terkait bagaimana pengelolaan keuangan di Indonesia.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo bangga perbankan Indonesia bisa dihormati negara-negara dunia. Ini dikarenakan tingkat kesehatan bank yang sangat baik, seperti rasio kecukupan modal, rendahnya kredit macet (Non Performing Loan/NPL) dan terjaganya likuiditas.

7. Indo vs india parah mana?Mata uang rupiah dan rupee sudah 'berlutut'

di hadapan dolar AS dengan koreksi yang cukup dalam. Dana asing dalam jumlah besar juga keluar dari dua negara itu karena situasi ekonominya yang terguncang.

Meski demikian, para analis asing menilai Indonesia lah yang situasi ekonominya lebih berbahaya ketimbang India. Kedua negara juga memang mengalami defisit transaksi berjalan yang cukup tinggi, tapi Indonesia sebelumnya sudah pernah surplus tinggi dan tiba-tiba saja jatuh jadi defisit.

Defisit transaksi berjalan Indonesia melebar jadi 4,4% dari produk domestik bruto (PDB) atau senilai US$ 9,8 miliar (Rp 98 triliun) di triwulan II-

2013, dibandingkan posisi di triwulan sebelumnya hanya 2,6%. Padahal pada 2011 lalu Indonesia sempat mencatat surplus US$ 1,7 miliar (Rp 17 triliun).

Sementara di India, defisit transaksi berjalan diperkirakan akan makin berkurang dalam beberapa bulan ke depan setelah impor non migasnya mulai dikurangi sambil meningkatkan ekspor. Barclays memprediksi defisit India akan berkurang jadi 3,7% dari PDB atau sekitar US$ 68,2 miliar (Rp 682 triliun), dari tahun lalu 4,8%.

Selain itu, Hedge juga menyinggung tingginya kepemilikan asing di pasar obligasi Indonesia. Hal ini membuat pasar keuangannya sangat rentan terhadap keluarnya arus dana asing.

Sebanyak 30% surat utang pemerintah Indonesia dikuasai oleh asing, bandingkan dengan India yang hanya 3% atau terendah di Asia.

Tapi, para eksportir di India tiak mendapatkan keuntungan dengan melemahnya nilai tukar rupee terhadap dolar AS. Nah, para eksportir di Indonesia seperti dapat durian runtuh karena komoditasnya rata-rata dijual dalam dolar AS.

Rencana pencabutan program stimulus AS oleh The Federal Reserve sudah menghajar nilai tukar mata uang kedua negara ini dalam beberapa bulan terakhir. Rupee sudah anjlok 17% dalam tiga bulan terakhir, sementara rupiah anjlok 13% dalam periode yang sama.

BI Sebut Orang-orang Kaya Ini yang Bikin Rupiah Terpuruk

Bank Indonesia (BI) mengungkapkan terjadi kekeringan pasokan dolar di pasar dalam negeri. Hal ini membuat dolar semakin menguat terhadap rupiah. Apalagi di money changer dimana pasokannya kurang dan menyebabkan dolar semakin tinggi.

"Tingginya harga jual dolar terkait pasokan. Di mana permintaan tinggi dan ketersediannya kurang seperti di money changer," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Peter Jacobs. banyak individu yang justru tidak ingin melepas dolarnya ke pasar atau menukarkannya ke rupiah.

"Kalau mau jujur, yang menahan dolar adalah perorangan. Seperti orang tua yang anaknya kuliah di luar negeri atau orang yang membeli apartemen di luar negeri.

Page 4: INFO EKO N KEU

Nilai tukar rupiah bergerak semakin tidak menentu terhadap dolar AS. Penguatan dolar yang berlanjut terus menekan rupiah hingga mendekati level Rp 12.000. Dolar di posisi Rp 11.500 ini merupakan tertingginya sejak tiga tahun terakhir. Kurs patokan pedagang valas yang dikeluarkan BI atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini juga menunjukkan penguatan dolar terhadap rupiah. BI mematok kurs Jisdor di Rp 11.125.

Beginilah kalau ekonomi tergantung pada dollar. Ini permainan orang2 kaya yang nyari untungnya lewat duit. Indonesia lagi baik, mereka tanamkan modalnya di Indonesia. Saat terpuruk mereka ramai2 menarik modal utk invest di negara yang menguntungkan.8. Pertemuan para pemimpin negara-negara

kelompok 20 (G-20) di Rusia semakin memanas.

Setiap pemimpin negara mendesak Amerika Serikat (AS) agar tidak memperburuk gejolak ekonomi global.

Ada dua hal yang disoroti para pemimpin G-20. Pertama, keputusan AS memperketat stimulus ekonomi. Kedua, rencana AS menyerang Suriah. Para pemimpin negara G-20 menilai dua hal tersebut bakal semakin memperkeruh gejolak ekonomi dunia.Hingga Jumat (6/9/2013) atau hari terakhir pertemuan G-20, AS tak terusik oleh desakan pemimpin G-20. "Risiko baru telah muncul dalam beberapa bulan terakhir di pasar negara berkembang. Kebijakan partner kita, Amerika, tentu berdampak terhadap risiko ekonomi global," ujar Presiden Rusia Vladimir Putin, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (6/9/2013).Melihat gelagat AS yang seakan ngotot tetap memperketat stimulus, pemimpin negara-negara berkembang sepakat membentuk dana patungan. Pesertanya adalah Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS). Mereka bersama-sama mengumpulkan dana darurat 100 miliar dollar AS.Dana darurat ini berfungsi sebagai dana cadangan untuk menahan guncangan di pasar finansial BRICS akibat penarikan dana stimulus oleh bank sentral AS (The Fed). Pemimpin BRICS menilai akan adanya penderitaan akibat penarikan stimulus tersebut.

Demi menangkal efek pengetatan stimulus The Fed, BRICS juga setuju menempatkan dana segar

50 miliar dollar AS sebagai modal untuk membangun bank pembangunan BRICS. Dana bank ini akan digunakan untuk membantu proyek-proyek infrastruktur di negara-negara anggota BRICS.

Serangan Suriah memperburuk

Rencana serangan militer AS terhadap Suriah juga menambah volatilitas ekonomi BRICS. "Setiap destabilisasi politik, eskalasi ketegangan politik selalu memengaruhi mentalitas investor. Investor selalu takut perang," ujar Andrey Kostin, Ketua VTB Group, bank BUMN terbesar kedua di Rusia.Michael Wittner, Kepala Riset Komoditas Societe Generale, mengatakan, harga minyak Brent bisa melonjak ke level 120 dollar AS-125 dollar AS per barrel jika AS melancarkan serangan militer ke Suriah. Bahkan, Capital Economics Ltd memperkirakan, dalam skenario terburuk, harga minyak bisa melompat ke 150 dollar AS per barrel.Jika harga minyak melesat, maka hal ini berpotensi mengurangi 1 persen pertumbuhan ekonomi global. Presiden AS Barack Obama mengatakan, jika batal melakukan invasi, militer AS bakal mundur secara bertahap dari Suriah.

Di sisi lain, Kanselir Jerman Angela Merkel mendesak bank sentral global mengerem pertumbuhan kredit demi menahan gejolak pasar. "Peran G-20 seharusnya sangat penting karena para pemimpin negara dapat berkomunikasi tentang rencana mengantisipasi efek pengetatan stimulus The Fed," ujar Menteri Keuangan Indonesia Chatib Basri.

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) sebesar 125 bps dalam dua bulan terakhir ini dinilai tidak menguntungkan sektor riil. Apa alasannya?

Ekonom Institute for Development Economy and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menilai dengan kenaikan BI rate tersebut membuat sektor riil tidak bergerak. Kebijakan bank sentral tersebut hanya menguntungkan pemodal besar atau kalangan menengah saja.

"Bagaimana kita mau menggalakkan ekspor, kalau kebijakan bank sentral malah menaikkan

Page 5: INFO EKO N KEU

suku bunga. Ini akan menekan sektor riil," kata Enny di Jakarta, Sabtu (7/9/2013).

Ia menambahkan, pemerintah seharusnya harus memberikan kebijakan yang pro sektor riil. Sebab di kalangan menengah ke bawah saat ini sedang menghadapi pengangguran dan kemiskinan akibat ketidakadaan lapangan pekerjaan.

Di sisi lain, dengan kenaikan BI rate ini juga berdampak ke kenaikan suku bunga pinjaman perbankan. Sementara upah buruh saat ini juga tidak beranjak mengalami kenaikan. Dari sisi industri, hampir semua komoditas ini menanggung pajak pertambahan nilai (PPn) dari pemerintah. Padahal kebijakan ini dinilai tidak meningkatkan dari sisi penerimaan negara, justru akan menekan dari sisi ekspor komoditas.

"Ini akan menambah kebijakan yang salah yaitu mengakibatkan defisit neraca perdagangan yang luar biasa. Seharusnya kebijakan fiskal dan moneter itu juga jangan manjakan dari sisi pemilik modal dan kalangan menengah atas saja," tambahnya.

Secara terpisah, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menanggapi bahwa untuk melihat kebijakan BI rate tidak bisa dilepaskan dalam konteks terpisah. Saat ini, dengan kondisi ekonomi global yang melambat maka juga menyebabkan perekonomian dalam negeri yang melambat.

"Seluruh dunia melambat, ya wajar kalau kita memang harus melambatkan pertumbuhan ekonomi kita. Itu masalah neraca pembayaran saja, bukan karena kita tidak pro sektor riil, ya wajarnya memang kita harus melambatkan pertumbuhan ekonominya, kondisi globalnya seperti itu," kata Perry.

Karena kondisi global belum pasti dan terlebih lagi di domestik, maka asing pun perlahan-lahan menjual semua asetnya di domestik dan membawanya ke luar negeri. Untuk menjaga agar asing tidak kabur atau justru ingin agar asing kembali lagi, maka bank sentral pun menaikkan suku bunga acuan dengan harapan Indonesia masih memiliki portofolio investasi yang lebih menarik.

Di sisi lain, untuk menjaga sektor riil tetap tumbuh maka pemerintah mengeluarkan beberapa paket kebijakan misalnya dengan menurunkan inflasi, menaikkan daya beli masyarakat hingga masalah insentif pajak untuk industri padat karya. "Semua instrumen itu terus dikoordinasikan agar perlambatan ekonomi tidak terlalu memberatkan masyarakat. Jadi responnya jangan hanya dilihat dari suku bunga saja," tambahnya.

Regulasi importasi baru dari pemerintah dinilai sebagai akar masalah harga kedelai yang bergejolak. Regulasi importasi kedelai yang mewajibkan pelaku menjadi importir terdaftar (IT) menyebabkan molornya surat persetujuan impor (SPI).

Kondisi tata niaga kedelai semakin rumit dihantam rupiah yang melemah beberapa pekan belakangan.

"Apakah terjadi masalah pada demand supply? Iya. Bahwa ini (gejolak harga) terjadi karena adanya proses regulasi 2-3 bulan yang lalu dari importir bebas, pemerintah coba melakukan tata niaga dengan importir terdaftar," ujar Wakil Ketua II, Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindi), Sutaryo, di gedung KPPU, Jakarta, Kamis (5/9/2013).

Setelah IT diproses, langkah selanjutnya adalah menunggu legalitas pemerintah untuk mendapatkan SPI. Pada 31 Juli 2013, keluar daftar IT termasuk di dalamnya Gakoptindo dan Bulog.

"Waktu itu Mendag menyikapi dengan menyatakan bahwa kedelai selama dua bulan ke depan cukup, sebanyak 350.000 ton," jelas Sutaryo yang juga menjabat di Dewan Kedelai Nasional.

"Dalam prosesnya karena ada regulasi baru itu kami tunggu SPI. Itu itu yang ditunggu-tungu baru turun tanggal 31 Agustus. Sehinga tidak semua importir punya stok cukup rata-rata dua bulan," ujarnya lagi.

Sutaryo mengatakan begitu stok tidak cukup, maka terjadi gejolak karena importir tidak memiliki perhitungan sama. Sutaryo mensinyalir kondisi tersebut ditangkap oleh distributor, dan

Page 6: INFO EKO N KEU

seterusnya. "Karena importir belum dapat SPI untuk impor lagi. Begitu mulai ketidakpastian SPI, importir sudah mulai 'ngeteng', mengeluarkan pasokan sedikit demi sedikit," ucapnya.