INFO BRIEF Kasus Terdamparnya Ikan Lemuru di Pantai ......Tim peneliti BROL mengkaji cepat melalui...

7
INFO BRIEF Kasus Terdamparnya Ikan Lemuru di Pantai Muaya Jimbaran, Bali Penyusun: Bambang Sukresno, Dinarika Jatisworo, Rizki Hanintyo, Komang Iwan Suniada, Eko Susilo, Frida Sidik, Dessy Berlianty, Agung Yunanto Balai Riset dan Observasi Laut, BRSDM-KKP Jalan Baru Perancak, Negara, Bali Disampaikan kepada: Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Denpasar. Tanggal: 14 Desember 2020 LATAR BELAKANG Peristiwa terdamparnya ikan lemuru di Pantai Muaya Jimbaran, Bali pada tanggal 10 Desember 2020, sebagaimana diberitakan berbagai media massa telah menimbulkan berbagai opini di masyarakat. Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) sebagai institusi yang bergerak dalam riset dan Observasi di bidang sumberdaya kelautan berusaha untuk memberikan penjelasan ilmiah berdasarkan fenomena yang terjadi terkait kondisi tersebut. Tim peneliti BROL mengkaji cepat melalui pendekatan kondisi fisik dan biologi oseanografi di lokasi tersebut berdasarkan pada hipotesis yang diperkuat dengan data-data atau fenomena- fenomena alam yang terjadi sebelum dan pada saat kejadian. KONDISI OSEANOGRAFI 1. Menurunnya suhu permukaan laut Suhu permukaan laut (SPL) pada daerah Teluk Jimbaran (Pantai Muaya) pada Tanggal 7-9 Desember 2020 adalah sekitar 29,7 °C, sedangkan pada saat kejadian yaitu tanggal 10 Desember 2020 SPL menunjukkan nilai 29,5 °C. Kondisi SPL ini terus mengalami penurunan hingga 29,4 °C pada tanggal 13 Desember 2020 .

Transcript of INFO BRIEF Kasus Terdamparnya Ikan Lemuru di Pantai ......Tim peneliti BROL mengkaji cepat melalui...

  • INFO BRIEF

    Kasus Terdamparnya Ikan Lemuru di Pantai Muaya Jimbaran, Bali

    Penyusun: Bambang Sukresno, Dinarika Jatisworo, Rizki Hanintyo, Komang Iwan Suniada, Eko

    Susilo, Frida Sidik, Dessy Berlianty, Agung Yunanto

    Balai Riset dan Observasi Laut, BRSDM-KKP

    Jalan Baru Perancak, Negara, Bali

    Disampaikan kepada:

    Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Denpasar.

    Tanggal: 14 Desember 2020

    LATAR BELAKANG

    Peristiwa terdamparnya ikan lemuru di Pantai Muaya Jimbaran, Bali pada tanggal 10 Desember 2020, sebagaimana diberitakan berbagai media massa telah menimbulkan berbagai opini di masyarakat. Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) sebagai institusi yang bergerak dalam riset dan Observasi di bidang sumberdaya kelautan berusaha untuk memberikan penjelasan ilmiah berdasarkan fenomena yang terjadi terkait kondisi tersebut. Tim peneliti BROL mengkaji cepat melalui pendekatan kondisi fisik dan biologi oseanografi di lokasi tersebut berdasarkan pada hipotesis yang diperkuat dengan data-data atau fenomena-fenomena alam yang terjadi sebelum dan pada saat kejadian.

    KONDISI OSEANOGRAFI

    1. Menurunnya suhu permukaan laut

    Suhu permukaan laut (SPL) pada daerah Teluk Jimbaran (Pantai Muaya) pada Tanggal 7-9 Desember 2020 adalah sekitar 29,7 °C, sedangkan pada saat kejadian yaitu tanggal 10 Desember 2020 SPL menunjukkan nilai 29,5 °C. Kondisi SPL ini terus mengalami penurunan hingga 29,4 °C pada tanggal 13 Desember 2020 .

  • Gambar 1. Variasi Suhu Permukaan Laut Selat Bali Harian Tanggal 7-13 Desember 2020

    (sumber : CMEMS, diakses tanggal 11 Desember 2020)

    2. Kesuburan perairan

    Kondisi klorofil-a Teluk Jimbaran (Pantai Muaya) berdasarkan data satelit menunjukkan wilayah tersebut merupakan perairan yang subur. Hal ini ditunjukkan oleh kondisi klorofil-a yang tinggi di sepanjang teluk tersebut baik pada musim barat maupun musim timur. Berdasarkan hasil penelitian, kontribusi klorofil-a terhadap keberadaan lemuru adalah sekitar 70% namun keberadaannya juga dipengaruhi oleh kondisi SPL. Kesesuaian maksimum ikan lemuru di Selat Bali adalah pada kondisi klorofil-a 0,2 mg/m3 dan SPL 28,38°C di musim Barat. Pada tanggal 10 Desember 2020 klorofil-a menunjukkan nilai 0,3 pada Teluk Jimbaran (Pantai Muaya).

    Gambar 2. Variasi Klorofil-a Selat Bali pada musim barat (a) dan musim timur (b)

  • 3. Tinggi Gelombang

    9 Des 2020 10 Des 2020

    Pada saat kejadian, sedang terjadi pertumbuhan badai 03S (THREE) di perairan Samudera Hindia selatan Jawa yang menyebabkan peningkatan tinggi gelombang, termasuk Selat Bali. Berdasarkan hasil pemodelan BMKG tinggi gelombang di perairan Selat Bali bagian selatan mencapai 2,3 meter.

    4. Kecepatan Angin

    Berdasarkan data kecepatan angin rata-rata harian yang dicatat pada Stasiun Meteorologi I Gusti Ngurah Rai (8.75°LS dan 115.17°BT) serta diperoleh dari website Pusat Data Online BMKG (http://dataonline.bmkg.go.id/data_iklim) menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan kecepatan angin di sekitar lokasi kejadian dalam beberapa hari terakhir. Kecepatan angin rata-rata pada tanggal 9 dan 10 Desember tersebut terlihat lebih tinggi daripada data harian di bulan November

    http://dataonline.bmkg.go.id/data_iklim

  • 5. Arus

    Untuk mengetahui variabilitas temporal arus di area kajian (Gambar 3), analisis dilakukan dengan menggunakan produk pemodelan Copernicus Marine Environment Monitoring Service (CMEMS) pada rentang waktu 07 - 14 Desember 2020.

    Gambar 3. Area analisis temporal (kotak merah)

  • Pola arus di lokasi kejadian terlihat dominan ke arah timur laut (Gambar 4.) dengan orde nilai maksimum 0,5 m/s.

    Gambar 4. Variabilitas arus total pada area kajian

    Pola distribusi spasial arus pada jam kejadian (09.00 - 11.00 WITA) ditunjukkan pada Gambar 5.

    dan 6. Secara umum terlihat bahwa pola arus di lokasi kajian terkonfirmasi ke arah timur laut

    dengan orde nilai pada kisaran 0,5 m/s.

    Gambar 5. Distribusi spasial arus pukul 09.30 WITA (01.30 GMT) pada area kajian

    Gambar 6. Distribusi spasial arus pukul 10.30 WITA (02.30 GMT) pada area kajian

  • Kronologi Kejadian

    Dari uraian kondisi oseanografi dapat diduga kronologi kejadian terdamparnya ikan di Pantai Muaya Jimbaran adalah sebagai berikut: Berdasarkan kondisi suhu permukaan laut dan klorofil- a sebelum dan pada saat kejadian Teluk Jimbaran merupakan daerah penangkapan ikan lemuru dengan potensi kelimpahan ikan yang tinggi. Pada saat yang bersamaan muncul bibit badai tropis tropis yang terjadi di Selatan Jawa yang menyebabkan gelombang tinggi. Kondisi ini juga berdampak terjadinya upwelling, yang diikuti dengan meningkatnya kekeruhan dan berkurangnya kadar oksigen khususnya di perairan yang dangkal. Kondisi ini diperkuat dengan arus dan gelombang yang mengarah ke daratan yang menyebabkan terdamparnya ikan di Pantai Muaya Jimbaran. Kesimpulan

    Peristiwa terdamparnya ikan lemuru di Pantai Muaya Jimbaran Bali murni disebabkan oleh faktor anomali oseanografis yang muncul bersamaan diantaranya upwelling pesisir, penurunan suhu air laut, pasang maksimal, percepatan arus menuju pantai dan tingginya gelombang.

    Rekomendasi

    Kejadian terdamparnya ikan lemuru di Muaya Jimbaran merupakan kejadian yang pernah terjadi, dan dimungkinkan bisa terjadi kembali pada waktu yang akan datang. Terkait hal tersebut dihimbau masyarakat untuk tidak mengaitkan peristiwa tersebut dengan tanda-tanda akan terjadinya peristiwa besar seperti tsunami dan lain sebagainya.