Info Bencana Oktober 2016

4
INFO BENCANA Dalam Edisi ini: Kejadian Bencana Merangkak Naik di Bulan Oktober P.1 Banjir Landa Berbagai Wilayah di Indonesia P.2 Gempabumi Guncang Halmahera Barat serta Pantai Utara Pulau Jawa P.3 Infografis Kejadian Bencana (Oktober 2016) P.4 Informasi Kebencanaan Bulanan Teraktual Kejadian Bencana Merangkak Naik di Bulan Oktober Musim penghujan yang sudah memasuki sebagian besar wilayah Indonesia telah memberikan manfaat untuk masyarakat luas terutama dalam ketersediaan air. Daerah yang dalam beberapa bulan terakhir sulit mendapatkan air baik untuk kebutuhan keluarga, ternak dan pertanian sudah mulai mudah untuk mendapatkan air. Namun pada sisi yang lain, musim peralihan seper ini biasanya menyebabkan kejadian pung beliung meningkat pesat. Perubahan cuaca yang sangat cepat dan upan angin kencang sering merusak atap rumah dan mampu untuk mencabut pepohonan dari akarnya. P.1 Selain pung beliung, bencana lain yang cenderung mengalami kenaikan adalah banjir dan tanah longsor. Banjir adalah salah satu contoh bencana yang kerap melanda dan pada beberapa tempat selalu mnegulangi perulangan pada musim penghujan. Wilayah sepanjang bantaran kali biasanya rawan banjir, tetapi pada daerah dataran rendah dan makin menipisnya lahan sera- pan air menyebabkan banjir juga sering melanda. Seper dae- rah Dayeuhkolot, Bojongsoang Bandung dan sepanjang aliran sungai Bengawan Solo dan beberapa wilayah DKI Jakarta. Sepanjang bulan Oktober 2016, sebanyak 211 kejadian telah terjadi dan didominasi oleh pung beliung yaitu 73 kali. Bencana ini menyebabkan 2 orang meninggal, 296 rumah rusak berat, 413 rumah rusak sedang dan 2.051 unit rumah rusak ri- ngan. Tanah longsor merupakan bencana yang membawa dam- pak korban meninggal paling banyak, diiku oleh bencana banjir yang menyebabkan 6 orang meninggal. Secara keseluruhan selama bulan Oktober ini 27 orang meninggal akibat bencana dan 4.621 unit rumah mengalami kerusakan baik rusak berat, sedang maupun ringan. Melihat tren kejadian bencana pada tahun-tahun sebelumnya, jumlah bencana pada bulan Oktober memang cenderung me- ngalami peningkatan jika dibandingkan dengan bulan Septem- ber. Pada bulan-bulan selanjutnya, yaitu November dan Desem- ber, biasanya bencana akan makin sering terjadi seiring degan intensitas hujan yang semakin lebat karena memasuki masa puncak musim penghujan. Pada tahun ini dampak dari La Nina diprediksi akan memberikan dampak pada cuurah hujan dan intensitas hujan yang terjadi, dan diprediksi akan mencapai pun- caknya pada bulan-bulan awal tahun 2017. Masyarakat yang nggal di daerah rawan bencana banjir dan longsor perlu meningkatkan kewaspadaannya agar dapat mengansipasi kemungkinan bencana yang terjadi. Bencana dak mengenal waktu sehingga kesiapan dan kewaspadaan akan mampu mengurangi risikonya. Tabel 1. Jumlah Kejadian Bencana, Korban, dan Dampaknya Bulan Oktober 2016* STATISTIK BENCANA INDONESIA 2016 JANUARI - OKTOBER Jumlah Kejadian (kejadian) 1.907 Korban Meninggal & Hilang (jiwa) 368 Korban Menderita & Mengungsi (jiwa) 2.421.162 Kerusakan Permukiman (unit) 30.763 *) Data per tanggal 2 November 2016 Edisi Oktober 2016

Transcript of Info Bencana Oktober 2016

Page 1: Info Bencana Oktober 2016

INFO BENCANA

Dalam Edisi ini:

Kejadian Bencana Merangkak Naik di Bulan Oktober P.1

Banjir Landa Berbagai Wilayah di Indonesia P.2

Gempabumi Guncang Halmahera Barat serta Pantai Utara Pulau Jawa P.3

Infografis Kejadian Bencana (Oktober 2016) P.4

Informasi Kebencanaan Bulanan Teraktual

Kejadian Bencana Merangkak Naik di Bulan Oktober

Musim penghujan yang sudah memasuki sebagian besar wilayah Indonesia telah memberikan manfaat untuk masyarakat luas terutama dalam ketersediaan air. Daerah yang dalam beberapa bulan terakhir sulit mendapatkan air baik untuk kebutuhan keluarga, ternak dan pertanian sudah mulai mudah untuk mendapatkan air. Namun pada sisi yang lain, musim peralihan seperti ini biasanya menyebabkan kejadian puting beliung meningkat pesat. Perubahan cuaca yang sangat cepat dan tiupan angin kencang sering merusak atap rumah dan mampu untuk mencabut pepohonan dari akarnya.

P.1

Selain puting beliung, bencana lain yang cenderung mengalami kenaikan adalah banjir dan tanah longsor. Banjir adalah salah satu contoh bencana yang kerap melanda dan pada beberapa tempat selalu mnegulangi perulangan pada musim penghujan. Wilayah sepanjang bantaran kali biasanya rawan banjir, tetapi pada daerah dataran rendah dan makin menipisnya lahan sera-pan air menyebabkan banjir juga sering melanda. Seperti dae-rah Dayeuhkolot, Bojongsoang Bandung dan sepanjang aliran sungai Bengawan Solo dan beberapa wilayah DKI Jakarta.

Sepanjang bulan Oktober 2016, sebanyak 211 kejadian telah terjadi dan didominasi oleh puting beliung yaitu 73 kali. Bencana ini menyebabkan 2 orang meninggal, 296 rumah rusak berat, 413 rumah rusak sedang dan 2.051 unit rumah rusak ri-ngan. Tanah longsor merupakan bencana yang membawa dam-pak korban meninggal paling banyak, diikuti oleh bencana banjir yang menyebabkan 6 orang meninggal. Secara keseluruhan selama bulan Oktober ini 27 orang meninggal akibat bencana dan 4.621 unit rumah mengalami kerusakan baik rusak berat, sedang maupun ringan.

Melihat tren kejadian bencana pada tahun-tahun sebelumnya, jumlah bencana pada bulan Oktober memang cenderung me-ngalami peningkatan jika dibandingkan dengan bulan Septem-ber. Pada bulan-bulan selanjutnya, yaitu November dan Desem-ber, biasanya bencana akan makin sering terjadi seiring degan intensitas hujan yang semakin lebat karena memasuki masa puncak musim penghujan. Pada tahun ini dampak dari La Nina diprediksi akan memberikan dampak pada cuurah hujan dan intensitas hujan yang terjadi, dan diprediksi akan mencapai pun-caknya pada bulan-bulan awal tahun 2017.

Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana banjir dan longsor perlu meningkatkan kewaspadaannya agar dapat mengantisipasi kemungkinan bencana yang terjadi. Bencana tidak mengenal waktu sehingga kesiapan dan kewaspadaan akan mampu mengurangi risikonya.

Tabel 1. Jumlah Kejadian Bencana, Korban, dan Dampaknya Bulan Oktober 2016*

STATISTIK BENCANA INDONESIA 2016

JANUARI - OKTOBER

Jumlah Kejadian (kejadian) 1.907

Korban Meninggal & Hilang (jiwa) 368

Korban Menderita & Mengungsi (jiwa) 2.421.162

Kerusakan Permukiman (unit) 30.763

*) Data per tanggal 2 November 2016

Edisi

Oktober 2016

Page 2: Info Bencana Oktober 2016

Banjir Landa Berbagai Wilayah di Indonesia

Memasuki bulan Oktober, jumlah kejadian bencana mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya, terutama bencana hidrometeorologi. Bencana banjir, tanah longsor, dan puting beliung terjadi hampir setiap hari dan menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Tanggal 9 Oktober 2016 malam, hujan deras yang mengguyur Kabupaten Pangandaran menyebabkan sejumlah kecamatan terendam banjir dan di beberapa titik juga terjadi bencana tanah longsor. Banjir juga diperparah dengan pasang laut yang terjadi. Hujan terus terjadi selama 2 hari sehingga sungai yang ada tidak mampu menampung air dan meluap ke pemukiman warga. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pangandaran me-nyebutkan bahwa tujuh dari sepuluh kecamatan di Kabupaten Pangandaran mengalami bencana banjir, tanah longsor, dan banjir rob. Ketujuh kecamatan tersebut yakni Kecamatan Ciju-lang, Parigi, Sidamulih, Pangandaran, Kalipucang, Padaherang, dan Mangunjaya. Akibat kejadian ini, satu orang dewasa dan satu orang anak meninggal dunia. Hampir 2 ribu rumah teren-dam dan lebih dari 20 ribu warga terdampak. Penanganan bencana di Kabupaten Pangandaran ini dilakukan bersama-sama diantara BPBD Kabupaten Pangandaran, BPBD Provinsi Jawa Barat, TNI, Polri, Tagana, Basarnas, PMI, SKPD, relawan dan masyarakat sekitar.

Di Gorontalo, hujan deras yang terjadi sejak siang hingga ma-lam hari tanggal 25 Oktober 2016 menyebabkan beberapa sungai meluap. Sungai yang meluap itu adalah Sungai Boyonga, Sungai Marisa, Sungai Meloopu, dan Sungai Bulota. Keempat sungai tersebut meluap bersamaan dan menyebabkan banjir di empat kecamatan di Kabupaten Gorontalo, yaitu Kecamatan Limboto, Limboto Barat, Pulubala, dan Tolonguhula. Ketinggian air mencapai 1 meter dan merendam 1.500 rumah warga. Sebanyak 94 keluarga di Kecamatan Tolongohula terpaksa mengungsi. Sebagian besar lahan pertanian warga mengalami kerusakan, begitu pula dengan beberapa ruas jalan dan jembatan. Sejumlah fasilitas umum dan infrastruktur terendam banjir seperti rumah sakit umum daerah, puskesmas, kantor dan lainnya. Beberapa tempat juga mengalami longsor.

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, wilayah di Sulawesi umumnya rawan banjir bandang karena kondisi topografinya yang merupakan perbukitan dan pegunungan dengan dataran yang pendek. Kondisi morfologinya juga menyebabkan mudah terjadi banjir bandang dan longsor saat terjadi hujan. Hal ini diperparah dengan terbatasnya kawasan resapan air, perubahan penggunaan lahan dari hutan ke pertanian dan permukiman. Degradasi lingkungan telah menyebabkan sungai menjadi dangkal dan sempit sehingga makin rentan terjadi banjir.

Hujan berintensitas tinggi mengguyur Kota Bandung pada Senin siang (24/10/2016) sehingga menyebabkan jalan-jalan utama di Kota Bandung terendam banjir. Kawasan Pasteur yang paling parah terkena dampaknya. Di sepanjang jalan utama itu, air sudah menutup jalan seperti sungai. Kawasan di Jalan Pasteur terendam banjir hingga ketinggian 160 cm. Begitu juga di Jalan Pagarsih tinggi banjir 150 cm dan Jalan Nurtanio setinggi 120

P.2

cm. Banjir mengalir dengan cepat dan semua drainase perkotaan meluap. Saluran drainase perkotaan tidak mampu mengalirkan aliran permukaan sehingga terjadi banjir. Ken-daraan dan motor yang sedang melintas di jalan terendam banjir. Kendaraan yang parkir di BTC Mall juga terendam ban-jir. Bahkan beberapa mobil terseret banjir seperti layaknya diterjang tsunami kecil di jalan. Berdasarkan laporan awal dari BPBD Provinsi Jawa Barat, banjir menyebabkan ratusan rumah terendam banjir. Ada rumah yang rusak akibat tergerus banjir di bantaran Kali Cilimus. Banjir juga menjebol pagar SMAN 9 Bandung sehingga merendam ruang kelas dan ruang guru seki-tar 90 cm.

Hujan berintensitas sedang hingga lebat di puncak Gunung Merapi sejak Kamis (27/10/2016) pukul 09.30 WIB telah me-nyebabkan banjir lahar hujan di Sungai Bebeng. Akibatnya 9 truk penambang pasir tersapu lahar hujan di Sungai Bebeng Desa Kaliurang Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah pada Kamis (27/10/2016) pukul 11.12 WIB. Truk yang sedang memuat pasir di Sungai Bebeng tidak sempat dievakuasi sehingga tertimbun pasir dan batu dari la-har hujan. Tidak ada korban jiwa karena penambang pasir dan masyarakat yang berada di lokasi berhasil menyelamatkan diri. Dari 9 truk yang terseret lahar dingin terdapat 6 truk rusak berat. Evakuasi truk dilakukan oleh BPBD Kabupaten Magelang bersama dengan relawan dan masyarakat.

Potensi banjir lahar hujan susulan di sekitar Gunung Merapi masih tinggi. Mengingat material piroklastik hasil erupsi Gunung Merapi selama Oktober hingga November 2010 lalu, diperkirakan masih tersisa sekitar 20 - 25 juta meter kubik di puncak dan lereng Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Sleman Yogyakarta. Dengan makin meningkatnya curah hujan maka potensi banjir lahar hujan juga meningkat.

Sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Merapi dari arah Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, hingga Barat Laut, meliputi Kali Woro, Kali Gendol, Kali Kuning, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, Kali Sat, Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Kringsing, dan Kali Apu masih memiliki potensi terjadi banjir lahar hujan. Adanya penambangan pasir me-mang telah mengurangi besaran banjir lahar hujan karena di beberapa sungai dam sabo telah kosong pasir dan dasar sungai juga sudah ditambang sehingga saat banjir akan men-gisi ruang yang kosong tersebut.

BPBD Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah memetakan titik rawan bencana lahar hujan di sekitar sungai Gunung Merapi yang berada di Kabupaten Sleman. Ada 76 dusun yang masuk peta rawan bencana banjir lahar. Dusun-dusun tersebut berada di sepanjang sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Seperti Sungai Boyong, Gendol, Opak dan Code. Sungai Boyong yang rawan banjir lahar hujan meliputi wilayah Kecamatan Pakem, sebagian Turi, Ngaglik, Mlati dan Depok. Sungai Gendol dan Opak rawan di Kecamatan Cangkringan, Ngemplak, Kalasan dan Prambanan. Banjir lahar hujan serupa berpotensi terjadi di daerah lain, seperti di Gunung Kelud, Gunung Sinabung, dan Gunung Gamalama. Curah hujan diperkirakan akan makin meningkat sehingga an-caman lahar hujan juga makin bertambah besar.

Page 3: Info Bencana Oktober 2016

Penyusun :

Pusdatinmas Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Jl. Pramuka Kav. 38 Kode Pos 13120 Lt. 11-12

www.bnpb.go.id

[email protected]

P.3

Gempabumi Guncang Halmahera Barat serta Pantai Utara Pulau Jawa

Gempbumi berkekuatan 6,2 SR terjadi pada Minggu (9/10) pukul 21.46 WIB. Pusat gempa terdeteksi pada 1.79 LU,127.41 BT atau 52 km Barat Laut Halmahera Barat, Maluku Utara. Gempa berada pada kedalaman 117 km.

Informasi BPBD Halmahera Barat menyebutkan bahwa gun-cangan kuat selama 5-6 detik. Masyarakat sempat panik dan berhamburan keluar rumah. Tidak ada laporan dampak kerusa-kan terkait dampak gempa.

Sementara itu, guncangan kuat juga dirasakan warga Manado, Sulawesi Utara selama 5 - 10 detik. Masyarakat sempat panik dan keluar rumah. Tamu-tamu hotel banyak yang keluar ru-angan/hotel karena merasakan guncangan cukup keras. Belum ada laporan terkait dampak gempa.

Gempabumi dengan kekuatan 6,5 SR telah mengguncang be-berapa wilayah di bagian Utara Banten, Jawa Barat dan Jakarta. BMKG melaporkan gempa magnitido 6,5 SR dengan pusat gem-pa di Laut Jawa pada kedalaman 120 km dan kedalaman 654 km yang terjadi pada Rabu (19/10/2016) pukul 07.25 WIB. Gempa tidak memicu tsunami.

Posko BNPB telah mengkonformasi dampak gempa di beberapa daerah. Intensitas gempa dirasakan III-IV MMI atau ringan hing-ga lemah. Beberapa wilayah di bagian utara Banten, Jawa Barat dan Jakarta merasakan gempa dengan lemah dan mengayun selama 5 hingga 8 detik. Masyarakat di Tangerang, Jakarta, Bekasi, Sumedang, Cikarang, Cirebon, Indramayu, Bogor, Ci-legon, dan Sumedang dilaporkan merasakan guncangan tetapi

lemah. Masyarakat di Jakarta yang tinggal di gedung berting-kat dan apartemen merasakan guncangan yang lebih kuat. Tidak ada laporan korban jiwa dan kerusakan bangunan. Di-perkirakan gempa tidak menimbulkan kerusakan bangunan dan korban jiwa. Aktivitas masyarakat tetap berjalan normal.

Meskipun kekuatan gempa cukup besar yaitu 6,5 SR namun tidak menimbulkan dampak merusak karena pusat gempa sangat dalam yaitu 654 km di bawah dasar Laut Jawa. Pusat gempa berada di dalam Lempeng Eurasia. Bukan pada sub-duksi lempeng.

Kejadian gempa ini cukup aneh karena bersumber pada dae-rah-daerah sesar atau subduksi yang sering muncul gempa tetapi di dalam lempeng Eurasia. Hal ini perlu diantisipasi agar bangunan-bangunan tinggi harus dibangun dengan kon-struksi tahan gempa. Jabodetabek termasuk daerah rawan gempa yang sumbernya bukan di wilayah itu tetapi dari dae-rah sekitarnya. Bukan hanya bangunan yang perlu disiapkan tetapi manusianya juga harus disiapkan agar siap menghada-pi gempa yang dapat terjadi kapan saja.

Gempabumi dapat terjadi sewaktu-waktu, sehingga untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan masyarakat yang ting-

gal di daerah rawan bencana ini harus siap sedini mungkin. Bangunan yang berada di zona rawan gempa harus mempunyai konstruksi tahan gempa, sehingga apabila terjadi gempa tidak mudah untuk roboh. Semua gedung sebaiknya dilengkapi dengan prosedur tetap bagaiman cara me-nyelamatkan diri ketika terjadi gempabumi, dan petunjuk jalur evakuasi jika ada keadaan darurat.

Sejarah gempabumi yang terjadi di wilayah Indonesia sudah cukup membuktikan bahwa bencana ini mampu untuk merusak dalam skala besar. Bencana yang paling mematikan di dunia menurut laporan PBB da-lam beberapa dekade tera-khir adalah gempabumi. Seperti gempabumi yang terjadi di Ekuador berkekuatan 7,8 SR pada

tanggal 16 April 2016 menyebabkan 673 jiwa meninggal dunia.

Page 4: Info Bencana Oktober 2016

5

731.049

5

17

3

6

7

1

Rekapitulasi Kejadian Bencana Periode: Januari-Oktober 2016

kejadian bencana1.907

Jumlah Kejadian Bencana

27 jiwa 75.7%

5.278 unit30.763

Rumah Rusak Sedang6.113 unit

Rumah Rusak Ringan19.372 unit

Rumah rusak

Rumah Rusak Berat

Persentase Kerusakan Rumah

2.421.162 jiwaMenderita dan Mengungsi

Persentase Korban yang Menderita & MengungsiJumlah Korban Meninggal & Hilang

< 3

> 53 - 5

Jumlah kejadian

Peta Kejadian Bencana Bulan Oktober 2016

Data Kejadian Bencana Bulan Oktober 2016

211 kejadian

368 jiwaMeninggal dan hilang

88%

diakibatkan oleh Puting Beliung

diakibatkan olehBanjir

Infografis Kejadian Bencana (Oktober 2016) BNPB

Tanggal Pembuatan: 01/11/2016 www.dibi.bnpb.go.id per tanggal 1 Oktober 2016 www.bnpb.go.id infoBNPBSumber: Website: FB: Twitter: @BNPB_Indonesia

Perbandingan Jumlah Kejadian BencanaBulan Januari - Oktober Periode Tahun 2006 - 2016

Perbandingan Kejadian Bencana Banjir, Tanah Longsor,Puting Beliung Bulan Januari - Oktober 2015 dan 2016

22

7652

IG: @BNPB_Indonesia

9

Tercatat pada bulan Oktober 2016 telah terjadi lebih dari 210 kali bencana dan menyebabkan 27 jiwa meninggal dan hilang. Secara komulatif sebanyak 207 ribu orang menderita dan mengungsi akibat bencana yang telah mengakibatkan 4.621 rumah mengalami kerusakan. Puting Beliung menjadi bencana dengan intensitas paling sering terjadi sedangkan Tanah Longsor merupakan bencana yang paling banyak menelan korban dibandingkan dengan bencana lainnya yaitu 16 korban jiwa.

6

5

1

13

8

2

2 2

2

8

13

13

3

1

2

0

50

100

150

200

250

300

350

400

2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6

JanFebMarAprMeiJuniJuliAgstSeptOkt

0

20

40

60

80

100

120

140

Jan

Feb

Mar

et

April

Mei

Juni Juli

Agus

tus

Sept

embe

r

Okt

ober Jan

Feb

Mar

et

April

Mei

Juni Juli

Agus

tus

Sept

embe

r

OKt

ober

2015 2016

Banjir Pu�ng Beliung Tanah Longsor

73

69

8

1

6

54

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Pu�ng Beliung

Tanah Longsor

Kebakaran Hutan danLahan

Gelombangpasang/abrasi

Banjir dan TanahLongsor

Banjir

Pu�ng Beliung; 8%

Banjir; 22%

Tanah Longsor;

59%

Banjir dan Tanah

Longsor; 11%

157,006

41,995

3,426 4,992

BANJIR BANJIR DAN TANAH LONGSOR

PUTING BELIUNG TANAH LONGSOR

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

Banjir Banjir dan TanahLongsor

Gelombangpasang/abrasi

Pu�ng Beliung Tanah Longsor

Rumah Rusak Berat Rumah Rusak Sedang Rumah Rusak Ringan

15

1

3