Influenza v

4
A. Definisi Influenza yang dikenal sebagai flu adalah penyakit pernapasan yang sangat menular dan disebabkan oleh virus influenza tipe A, B dan bisa juga C. Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernapasan terutama ditandai oleh demam, menggigil, sakit otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk non produktif. Influenza adalah penyakit infeksi yang dapat menyerang burung dan mamalia yang disebabkan oleh virus RNA famili orthomyxoviridae. b. patogenesis virus influenza menyebar dari orang ke orang melaui droplet di udara atau melaui kontak dengan permukaan tangan yang tercemar. Beberapa sel epitel pernafasan terinfeksi jika partikel virus yang terkumpul menolak dikeluarkan oleh reflex batuk dan lepas dari netralisasi oleh antibody IgA spesefik yang sudah ada atau dari inaktivasi oleh penghambat non terbentuk dan menyevar ke sel yang berdekatan, dimana siklus replikasi berulang. DNA virus menurunkan viskositas lapisan mucus di saluran pernafasan, membuka reseptor permukaan sel dan meningkatkan penyebaran cairan yang mengandung virus ke bagian saluran yang lebih di bawah. Dalam waktu singkat, banyak sel saluran pernafasan terinfeksi, kadang kala terbunuh. Masa inkubasi dari paparan virus ke onset penyakit bervariasi dari 1 sampai 4 hari, tergantung dari besarnya umlah virus dan status imun inang. Pelepasan virus dimulai pada hari sebelum onset gejala, memuncak dalam 24 jam, tetap meningkat selama 1 sampai 2 hari, dan kemudian menurun cepat. Virus infeksius sanat jarang ditemukan dari darah. Interferon dapat terdeteksi pernafasan sekitar satu hari setelah mulai pelepasan virus. Virus influenza peka terhadap efek antivirus dari interferon, dan diyakini bahwa respon interferon member andil dalam kesembuhan dari infeksi. Respon antibody spesifik dan cell mediated tidak dapat dideteksi selama 1-2 hari minggu berikutnya. Infeksi influenza menyebabkan kerusakan seluler dan deskuamasi mukosa malalui permukaan dari saluran pernafasan tetapi tidak mempengaruhi lapisan dasar epitel. Perbaikan sempurna kerusakan sel mungkin memakan waktu 1 bulan.

description

a

Transcript of Influenza v

Page 1: Influenza v

A. Definisi

Influenza yang dikenal sebagai flu adalah penyakit pernapasan yang sangat menular dan

disebabkan oleh virus influenza tipe A, B dan bisa juga C.

Influenza merupakan suatu penyakit infeksi akut saluran pernapasan terutama ditandai oleh

demam, menggigil, sakit otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorok dan batuk non

produktif.

Influenza adalah penyakit infeksi yang dapat menyerang burung dan mamalia yang disebabkan

oleh virus RNA famili orthomyxoviridae.

b. patogenesis

virus influenza menyebar dari orang ke orang melaui droplet di udara atau melaui kontak dengan permukaan tangan yang tercemar. Beberapa sel epitel pernafasan terinfeksi jika partikel virus yang terkumpul menolak dikeluarkan oleh reflex batuk dan lepas dari netralisasi oleh antibody IgA spesefik yang sudah ada atau dari inaktivasi oleh penghambat non terbentuk dan menyevar ke sel yang berdekatan, dimana siklus replikasi berulang. DNA virus menurunkan viskositas lapisan mucus di saluran pernafasan, membuka reseptor permukaan sel dan meningkatkan penyebaran cairan yang mengandung virus ke bagian saluran yang lebih di bawah. Dalam waktu singkat, banyak sel saluran pernafasan terinfeksi, kadang kala terbunuh.

Masa inkubasi dari paparan virus ke onset penyakit bervariasi dari 1 sampai 4 hari, tergantung dari besarnya umlah virus dan status imun inang. Pelepasan virus dimulai pada hari sebelum onset gejala, memuncak dalam 24 jam, tetap meningkat selama 1 sampai 2 hari, dan kemudian menurun cepat. Virus infeksius sanat jarang ditemukan dari darah.

Interferon dapat terdeteksi pernafasan sekitar satu hari setelah mulai pelepasan virus. Virus influenza peka terhadap efek antivirus dari interferon, dan diyakini bahwa respon interferon member andil dalam kesembuhan dari infeksi. Respon antibody spesifik dan cell mediated tidak dapat dideteksi selama 1-2 hari minggu berikutnya.

Infeksi influenza menyebabkan kerusakan seluler dan deskuamasi mukosa malalui permukaan dari saluran pernafasan tetapi tidak mempengaruhi lapisan dasar epitel. Perbaikan sempurna kerusakan sel mungkin memakan waktu 1 bulan. Kerusakan oleh virus pada eitel saluran pernafasan, menurunkan resistensinya terhadap invasi sekunder bakteri trutama staphylococcus, streptococcus, dan Haemophylus influenzae.

Edema dan infiltrasi mononuclear dalam respon rterhadap kematian sel dan deskuamasi karena replikasi virus agaknya menyebabkan gejala local. Gejala sistemik yang menonjol yang berkaiotan dengan influenza mungkin mencerminkan produksi sitokinin.

c. perubahan patologis dan klinis

Gejala influenza dapat dimulai dengan cepat, satu sampai dua hari setelah infeksi.

Biasanya gejala pertama adalah menggigil atau perasaan dingin, namun demam juga sering

Page 2: Influenza v

terjadi pada awal infeksi, dengan temperatur tubuh berkisar 38-39 °C (kurang lebih 100-

103 °F). Banyak orang merasa begitu sakit sehingga mereka tidak dapat bangun dari tempati

tidur selama beberapa hari, dengan rasa sakit dan nyeri sekujur tubuh, yang terasa lebih berat

pada daerah punggung dan kaki. Gejala influenza dapat meliputi:

1.      Demam dan perasaan dingin yang ekstrem (menggigil, gemetar).

2.       Batuk

3.      Sumbatan hidung

4.      Nyeri tubuh, terutama sendi dan tenggorok

5.      Kelelahan

6.      Nyeri kepala

7.      Iritasi mata, mata berair

8.      Mata merah, kulit merah (terutama wajah), serta kemerahan pada mulut, tenggorok, dan

hidung

9.      Ruam petechiae

Pada anak, gejala gastrointestinal seperti diare dan nyeri abdomen (dapat menjadi parah pada

anak dengan influenza B)

d. Komplikasi.

Viral pneumonia primer

Ditandai dengan dyspnea, cyanosis, hemoptysis

Bacterial pneumonia sekunder

Ditandai dengan : dyspnea, cyanosis, hemoptysis dan sputum berdarah.

g. Epidemiologi

Influenza merupakan penyakit yang dapat menjalar dengan cepat di lingkungan masyarakat.

Walaupun ringan penyakit ini tetap berbahaya untuk mereka yang berusia sangat muda dan orang

dewasa dengan fungsi kardiopulmoner yang terbatas. Juga pasien yang berusia lanjut dengan penyakit

ginjal kronik atau ganggugan metabolik endokrin dapat meninggal akibat penyakit yang dikenal tidak

berbahaya ini. Serangan penyakit ini tercatat paling tinggi pada musim dingin di negara beriklim

dingin dan pada waktu musim hujan di negara tropik.  Pada saat ini sudah diketahui bahwa pada

umumnya dunia dilanda pandemi oleh influenza 2-3 tahun sekali. Jumlah kematian pada pandemi ini

dapat mencapai puluhan ribu orang dan jauh lebih tinggi dari pada angka-angka pada keadaan non-

epidemik.

 Risiko komplikasi, kesakitan, dan kematian influenza lebih tinggi pada individu di atas 65

tahun, anak-anak usia muda, dan individu dengan penyakit-penyakit tertentu. Pada anak-anak usia 0-4

Page 3: Influenza v

tahun, yang berisiko tinggi komplikasi angka morbiditasnya adalah 500/100.000 dan yang tidak

berisiko tinggi adalah 100/100.000 populasi. Pada epidemi influenza 1969-1970 hingga 1994-1995,

diperkirakan jumlah penderita influenza yang masuk rumah sakit 16.000 sampai

220.000/epidemik.  Kematian influenza dapat terjadi karena pneumonia dan juga eksaserbasi

kardiopulmoner serta penyakit kronis lainnya. Penelitian di Amerika dari 19 musim influenza

diperkirakan kematian yang berkaitan influenza kurang lebih 30 hingga lebih dari 150 kematian /

100.000 penderita dengan usia > 65 tahun. Lebih dari 90% kematian yang disebabkan oleh pneumonia

dan influenza terjadi pada penderita usia lanjut.

Di Indonesia telah ditemukan kasus flu burung pada manusia, dengan demikian Indonesia

merupakan negara ke lima di Asia setelah Hongkong, Thailand, Vietnam dan Kamboja yang terkena

flu burung pada manusia.  Hingga 5 Agustus 2005, WHO melaporkan 112 kasus A (H5N1) pada

manusia yang terbukti secara pemeriksaan mikrobiologi berupa biakan atau PCR. Kasus terbanyak

dari Vietnam, disusul Thailand, Kamboja dan terakhir Indonesia.  Hingga Agustus 2005, sudah jutaan

ternak mati akibat avian influenza. Sudah terjadi ribuan kontak antar petugas peternak dengan unggas

yang terkena wabah. Ternyata kasus avian influenza pada manusia yang terkonfirmasi hanya sedikit

diatas seratus. Dengan demikian walau terbukti adanya penularan dari unggas ke manusia, proses ini

tidak terjadi dengan mudah. Terlebih lagi penularan antar manusia, kemungkinan terjadinya lebih

kecil lagi.