Influenza
description
Transcript of Influenza
PENDAHULUAN
Influenza disebabkan oleh virus. Virus influenza digolongkan dalam
kelompok virus RNA dan dibagi atas 3 tipe, yaituA, B dan C. Virus dengan
tipe A dan B bisa menyebabkan epidemik, khususnya saat musim salju di
negara dengan 4 musim. Di Amerika pada musim tersebut epidemik dapat
menyebabkan kesakitan pada 10-20 persen penduduk, dan berhubungan
dengan rata-rata 36000 kematian serta 114000 hospitalisasi setiap tahunnya.
Sedangkan virus influenza tipe C hanya menyebabkan masalah
pernafasan yang ringan, dan diduga bukan penyebab dari epidemik. Selain
menyerang manusia, ternyata virus influenza juga dapat ditemukan pada
beberapa binatang, seperti unggas, babi, ika paus, kuda dan anjing laut.
Manusia sangat jarang terinfeksi influenza langsung dari hewan. Biasanya
penularan terjadi dari orang ke orang lain. Penyakit flu sangat sukar sekali
dibasmi karena virus flu sering mengadakan perubahan.
Komplikasi yang terjadi dapat disebabkan oleh infeksi tambahan
termasuk bakteri pneumonia karena dehidrasi, dan kondisi lain yang
memperparah keadaan, seperti mengidap diabetes, asma dan kelainan jantung.
Komplikasi yang disebabkan infeksi bakteri atau kuman perlu diberi perhatian.
Umumnya penyakit yang diakibatkan infeksi oleh virus bisa sembuh sendiri.
STUDI KASUS : INFLUENSA DAN VAKSIN INFLUENSA
Informasi yang didapat dari kasus:
- Influenza adalah penyakit yang timbul disebabkan infeksi virus.
- Influenza menimbulkan demam, badan terasa sakit dan malaise.
- Pemberian vaksin influenza mengkin memberi efek samping seperti reaksi
alergi, kejang-kejang bahkan autisme.
- Vaksin influenza tidak dapat mencegah terjadinya influenza perut.
1. (a) Gejala-gejala utama dari influenza:
Influenza adalah suatu infeksi virus yang menyerang sistem pernafasan meliputi
hidung, tenggorokan, bronchus dan paru. Influenza atau biasa disebut flu memiliki
beberapa gejala yang timbul dalam waktu 24-48 jam setelah terinfeksi dan dapat
timbul secara tiba-tiba. Beberapa gejala utama flu yaitu:
- demam
- sakit kepala
- batuk kering
- malaise
- hidung tersumbat / meler
- kehilangan nafsu makan
- diare dan muntah pada anak-anak
(b) Pengambilan vaksin influenza untuk mencegah influenza perut:
Oleh karena agen penyebab influenza dan influenza perut berbeda, maka
mengindikasikan vaksin influenza tidak dapat mencegah terjadinya influenza perut.
(c) Perbandingan agen penyebab influenza dan influenza perut:
Influenza (flu) berbeda dengan influenza perut. Salah satu perbedaan tersebut
adalah agen penyebabnya.
INFLUENZA INFLUENZA PERUT
VIRUS:
1. Influenza virus tipe A
Virus yang paling sering menginfeksi
dan paling membahayakan yang dapat
menyebabkan epidemik serius.
2. Influenza virus tipe B
Gejala yang ditimbulkan tidak lebih
berbahaya daripada tipe A.
3. Influenza virus tipe C
Tidak pernah ditemukan menyebabkan
Epidemik besar, menyebabkan infeksi
pernafasan biasa.
VIRUS, antara lain:
1. Rotavirus (menginfeksi saat musim hujan)
2. Astrovirus (menginfeksi saat musim
hujan)
3. Adenovirus (menginfeksi sepanjang tahun)
4. Norovirus
PARASIT
Contoh: Balantidium coli, Entamoeba
histolitica, dll.
BAKTERI
Terbagi dalam 2 golongan besar, yaitu:
-Invasif : Salmonella sp.
-Non-invasif: Vibrio cholera, E.coli
pathogen.
2. (a) Tingkat upaya pencegahan pemberian vaksinasi:
Upaya pemberian vaksin termasuk contoh dalam 5 tingkat pencegahan
penyakit, yaitu termasuk ke dalam contoh Spesific Protection.
(b) Upaya pencegahan lainnya yang tingkat pencegahannya sama dengan
pemberian vaksin:
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan selain dari pemberian vaksin yaitu :
Pemberian anti virus oral seperti oseltamivir ,amantadine (Symmetrel),
rimantadine (Flumadine), zanamivir (Relenza).
Jaga kebersihan misalnya cuci tangan sebelum makan
Hindari kontak langsung dengan penderita, misalnya dengan penggunaan
masker
Hindari minum dan makan makanan yang terkontaminasi
Menurut rekomendasi Advisory Committee on Immunization Practices hanya
oseltamivir dan zanamifir digunakan di U.S Amerika untuk pencegahan atau
pengobatan influenza. Anti virus oral ini untuk pencegahan virus influenza tipe A dan
tipe B. Oseltamivir digunakan untuk usia 1 tahun ke atas, sedangkan zanamivir
digunakan untuk usia 7 tahun ke atas.
(c) Pemberian vaksin:
Vaksin diberikan kepada seseorang yang sehat, vaksin memicu reaksi dari sistem
kekebalan tubuh. Vaksin membuat tubuh berfikir bahwa pada saat ini dirinya tengah
diserang oleh organisme tertentu, dan sistem kekebalan tubuh segera bekerja untuk
menghancurkan si ‘penyerang’ dan mencegah agar tidak terserang infeksi tersebut di
kemudian hari. Jika tubuh terpapar oleh suatu jenis penyakit dimana tubuh telah
divaksinasi sebelumnya, kuman penyebab penyakit akan dihadang dan dihancurkan
oleh antibodi. Kekebalan yang terbentuk melalui vaksinasi serupa dengan kekebalan
yang diperoleh akibat dari infeksi alami.
3. (a) Cara kerja vaksin yang mampu memberikan kekebalan terhadap
infeksi:
Vaksin
Merangsang sistem kekebalan tubuh
melawan organisme tersebut.
Jika organisme itu kembali menyerang
antibodi akan menghancurkannya dan menghentikan infeksi.
Ketika vaksinasi berlangsung, vaksin yang berasal dari virus, bakteri atau organisme
yang telah mati maupun yang sudah dalam bentuk ‘aman’, disuntikkan ke dalam
sistem (kiri). Vaksin merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi
terhadap suatu organisme (tengah). Kapanpun tubuh terserang oleh kuman ini
setelah vaksinasi, antibodi pada sistem kekebalan tubuh menyerang dan
menghentikan infeksi (kanan).
(b) Efek samping pemberian vaksin influenza:
1. Kemungkinan alergi pada penderita alergi telur
2. Rasa nyeri di tempat injeksi
3. Demam, merah dan bengkak pada tempat injeksi.
(c) Pemberian vaksin influenza dan kemungkinan menimbulkan autisme:
Penggunaan thimerosal dalam vaksin menimbulkan kekhawatiran terhadap
keamanan penggunaan vaksinasi. Kandungan Thimerosal ini sering dikaitkan dengan
timbulnya gejala autisme dan gangguan perkembangan neurologist. Ini didasari
bahwa 49,6% thimerosal adalah merkuri, yang dalam dosis tertentu diketahui
menimbulkan gangguan neurologis dan nefrologis. Pada vaksin influenza, thimerosal
digunakan sebagai bakteriostatik.
Merkuri berada dalam 3 bentuuk : elemen metalik, garam anorganik dan
organik (misalnya metil merkuri, etil merkuri, dan fenil merkuri). Toksisitas merkuri
tergantung pada bentuk, rute masuknya ke dalam tubuh, dosis dan umur saat terjadi
paparan. Kerusakan yang terjadi karena merkuri dapat menembus sawar otak, di
samping merusak ginjal dan sistem imun karena terakumulasi di otak, ginjal, dan sel-
sel organ vital.
Jurnal Toxicological Sciences melaporkan, konsentrasi thimerosal untuk
menimbulkan efek toksik adalah antara 405μg/l - 101mg/l atau setara dengan kadar
merkuri 201μg/l - 50mg/l.
Menghadapi hasil-hasil penelitian tentang thimerosal, European Agency for
Evaluation of Medical Products (EMEA), semacam FDA bagi Uni Eropa,
menyimpulkan tidak ada bukti kuat efek merugikan pada anak akibat kadar thimerosal
pada vaksin, dan karenanya tetap meneruskan program vaksinasi termasuk yang
mengandung thimerosal. FDA secara resmi mengeluarkan analisis tentang thimerosal
pada tahun 1976 dengan kesimpulan tidak ada bahaya dari kadar merkuri yang
dikandungnya.
Karena itu, WHO melalui Global Advisory Committee on Vaccine Safety
(GACVS) menetapkan, hingga saat ini belum ada bukti kuat efek merugikan dari
thimerosal paa vaksin.
4. (a) Agen peyebab dari infeksi saluran napas atas atau URI:
Agen-agen penyebab dari infeksi saluran pernapasan atas (URI) adalah terdiri
dari >300 jenis bakteri, virus, fungi, dan riketsia.
Beberapa contoh dari agen-agen tersebut adalah sebagai berikut :
- Bakteri : genus streptokokus, stafilokokus, pneumokokus,
hemofillus,bordetella, karinobakterium, dll.
- Virus : golongan mikovirus, adenovirus, koronavirus, pikoronavirus,
mikoplasma, herpesvirus,dll.
(b) Pencegahan URI:
Penyakit infeksi saluran napas atas (URI) ini dapat dicegah dengan melakukan
tindakan pencegahan seperti di bawah ini :
Health Promotion
Penyuluhan/pendidikan kesehatan kepada masyarakat
Pemeriksaan kesehatan secara berkala
Menjaga gizi agar tetap baik
Spesific Protection
Memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan
Pemberian imunisasi/vaksin
Menghindari kontak dengan penderita
TOPIK II LANJUTAN: INFLUENSA DAN VAKSIN INFLUENSA
Informasi yang didapat dari kasus:
Influensa dapat menyebabkan penderita harus istirahat, walaupun tidak
mengalami demam.
Virus influenza selalu berubah.
Vaksin dapat mencegah terhadap strain yang sudah diperoleh, tetapi tidak
terhadap strain lainnya.
Virus influenza jenis terbaru dirancang untuk mencegah terhadap strain yang
paling banyak dijumpai.
Antibiotika dapat menolong bila terkena infeksi bakteri, tapi tidak menolong
jika terkena infeksi virus.
Setelah disuntikkan vaksin influenza, penderita tidak dapat menularkan
penyakit tersebut kepada orang lain
1. Pemberian vaksin influenza pada tahun ini selepas pengambilan vaksin
ada tahun yang lalu:
Sebaiknya vaksin diberi lagi pada tahun ini, karena virus bersirkulasi
setiap tahun. Seperti yang telah diketahui sebelumnya, virus influenza bersifat
dinamis dan selalu membentuk keturunan (strain) baru setiap tahunnya.
Terdapat dua macam cara, yaitu antigenic drift dan antigenic shift.
2. Maksud antigenic drift dan antigenic shift:
(i) Antigenic drift
Perubahan kecil pada virus yang terjadi setiap saat,disebabkan karena
terjadi mutasi secara acak (random) kebanyakan mutasi titik. Antigenic drift
menyebabkan munculnya virus yang berbeda dengan sebelumnya dan
membuat strain baru,sehingga tidak dapat dikenali oleh system imun
tubuh.Umumnya pada influenza tipe A dan B.
(ii) Antigenic shift
Perubahan besar dari virus,sebagai hasil dari rekombinasi gen dari paling
sedikit dua jenis keturunan. Dapat menimbulkan munculnya subtype virus
influenza yang baru, tetapi tidak terjadi setiap saat seperti antigenic drift.
Umumnya terjadi pada influenza virus tipe A.
3. Pengambilan antibiotika apabila mengalami influenza:
Antibiotik tidak dapat diandalkan apabila seseorang mengalami
influenza karena:
- antibiotic tidak berpengaruh pada virus
- antibiotic tidak dapat mencegah suatu penyakit
- antibiotic dapat menyebabkan efek samping (resistensi)
4. Efektifitas antara pemberian vaksin dan antibiotika sebelum dan selepas
menderita infeksi:
Vaksin efektif diberi sebelum menderita infeksi. Selepas terkena infeksi
pemberian antibiotika adalah efekif karena adanya kemungkinan terjadinya
komplikasi seperti infeksi bakteri.
5. Waktu pemberian antibiotika yang paling efektif:
Antibiotika hanya efektif setelah terjadi infeksi bakteri. Antibiotika
biasanya diberi apabila terjadinya infeksi sekunder. Pada infeksi sekunder,
mungkin terjadinya infeksi bakteri akibat dari penurunan sistem imun tubuh.
6. Pemberian vaksin influenza pada orang tua Murni yang berusia 54
tahun(ibunya) dan 57 tahun(ayahnya):
Vaksin perlu diberi karena pada usia lingkungan 50-64 tahun mempunyai
sstem imun tubuh semakin menurun. Pemberian vaksin adalah penting untuk
mengurangi risiko terkena influenza. Selain itu, golongan-golongan lain yang
direkomendasi untuk mengambl vaksin influenza:
a. penderita penyakit saluran pernapasan kronis
b. penderita penyakit jantung kronis
c. penderita penyakit ginjal kronis
d. diabetes mellitus
e. anak-anak dari umur 9 bulan sehingga 3 tahun
KESIMPULAN
Influenza disebabkan oleh virus manakala influenza
perut(gastroenteritis) disebabkan oleh bakteri. Jadi, vaksin influenza tidak
dapat mencegah terjadinya influeza perut. Dalam 5 tingkat pencegahan
penyakit, vaksinisasi termasuk dalam tingkat specific protection. Anti-virus
oral juga dapat juga diberikan pada tingkat pencegahan ini. Vaksin influenza
perlu diberikan pada setiap tahun karena virus influenza sering mengadakan
perubahan melalui 2 cara yaitu antigenic drift dan antigenic shift. Efek-efek
samping pengambilan vaksin influenza kurang terjadi karena virus dalam
vaksin ini telah di matikan. Walaubagaimanapun vaksin influenza dat
menyebabkan masalah serius pada reaksi alergi. Setakat ini masih tiada bukti
medis untuk menyokong wujudnya hubungan antara autisme dan vaksin
influenza. Antibiotika diberikan pada influenza tipe berat yaitu influenza yang
sudah ada komplikasi. Penularan kepada lansia, anak-anak dan orang yang
memiliki penyakit kronis akan menyebabkan berlakunya komplikasi. Ini
karena daya tahan tubuh mereka rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Influenza. Available at http://www.mayoclinic.com. Accessed on May, 26 2008.
Influenza vaccine. Available at http://www.medicinet.com. Accessed on May ,26
2008
Infeksi Pernapasan. Available at www.warmasif.co.id/kesehatanonline . Accessed on
May ,26 2008
Stephen J. McPhee, Lawrence M. Tierney,JR. Current Medical Diagnosis &
Treatment. 46th. New York : Lange Medical Books/McGraw-Hill;2007.p.1209 – 1211.