Influenza

15
INFLUENZA A. Gambaran Klinis Influenza adalah penyakit virus akut yang menyerang saluran pernafasan ditandai dengan timbulnya demam, sakit kepala, mialgia, lesi, coryza, sakit tenggorokan dan batuk. Batuk biasanya keras dan panjang namun gejala- gejala lainnya bisanya hilang dengan sendirinya. Penyakit ini sembuh dalam waktu 2-7 hari. Penyakit ini dikenal karena karakteristik epidemiologisnya; kasus sporadis diketahui hanya dengan pemeriksaan laboratorium. Influenza pada seseorang dapat dibedakan dengan penyakit yang 285 disebabkan oleh virus pernafasan lainnya. Gambaran klinis dapat berkisar mulai dari Common cold, Croup, bronchiolitis, pneumonia akibat virus dan penyakit pernafasan akut lain yang tidak jelas. Gejala pada saluran pencernaan (mual, muntah, diare) jarang terjadi, tetapi bisa saja gejala tersebut terjadi menyertai fase pernafasan pada anak yang terserang influenza, dan dilaporkan lebih dari 25% anak-anak pada KLB yang terjadi di sekolah disebabkan influenza B dan A (H1N1) mengalami gejala gastrointestinal. Influenza menjadi penting karena dari kecepatannya menyebar dan menjadi wabah, luasnya penyebaran penyakit dan timbulnya komplikasi yang serius khususnya terjadi, pneumonia akibat virus dan bakteri. Selama terjadinya wabah yang meluas, dapat terjadi

Transcript of Influenza

Page 1: Influenza

INFLUENZA

A. Gambaran Klinis

Influenza adalah penyakit virus akut yang menyerang saluran pernafasan

ditandai dengan timbulnya demam, sakit kepala, mialgia, lesi, coryza, sakit

tenggorokan dan batuk. Batuk biasanya keras dan panjang namun gejala-gejala

lainnya bisanya hilang dengan sendirinya. Penyakit ini sembuh dalam waktu 2-7 hari.

Penyakit ini dikenal karena karakteristik epidemiologisnya; kasus sporadis diketahui

hanya dengan pemeriksaan laboratorium. Influenza pada seseorang dapat dibedakan

dengan penyakit yang 285 disebabkan oleh virus pernafasan lainnya. Gambaran klinis

dapat berkisar mulai dari Common cold, Croup, bronchiolitis, pneumonia akibat virus

dan penyakit pernafasan akut lain yang tidak jelas. Gejala pada saluran pencernaan

(mual, muntah, diare) jarang terjadi, tetapi bisa saja gejala tersebut terjadi menyertai

fase pernafasan pada anak yang terserang influenza, dan dilaporkan lebih dari 25%

anak-anak pada KLB yang terjadi di sekolah disebabkan influenza B dan A (H1N1)

mengalami gejala gastrointestinal. Influenza menjadi penting karena dari

kecepatannya menyebar dan menjadi wabah, luasnya penyebaran penyakit dan

timbulnya komplikasi yang serius khususnya terjadi, pneumonia akibat virus dan

bakteri. Selama terjadinya wabah yang meluas, dapat terjadi penyakit yang berat

dengan angka kematian yang tinggi, terutama pada orang dengan usia lanjut dan

orang-rang yang lemah akibat berbagai penyakit seperti penyakit jantung, paru, ginjal

atau penyakit gangguan metabolisme kronis. Proporsi kematian yang diakibatkan

pneumonia dan influenza jika dibandingkan dengan angka kematian yang normal

terjadi pada tahun-tahun tersebut berbeda dari wabah ke wabah dan tergantung pada

prevalensi tipe virus. Dari tahun 1972-1973 sampai dengan tahun 1994-1995,

diperkirakan lebih dari 20.000 kematian karena influenza terjadi pada salah satu dari

sebelas kali kejadian wabah yang berbeda di Amerika Serikat, dan lebih dari 40.000

kasus influenza meninggal selama 6 dari 11 kali kejadian wabah tersebut, 80%-90%

kematian terjadi pada orang yang berusia lebih dari 65 tahun. Namun demikian, pada

pandemi yang terjadi pada tahun 1918, angka kematian tertinggi terjadi dikalangan

dewasa muda. Sindroma Reye, yang menyerang SSP dan hati, merupakan komplikasi

Page 2: Influenza

yang jarang dan terjadi pada anak-anak yang menelan obat salisilat; komplikasi ini

terjadi terutama pada anak-anak dengan penyakit influenza B dan jarang terjadi pada

anak dengan influenza A. Selama penyakit pada fase demam, konfirmasi

laboratorium dibuat dengan melakukan isolasi virus influenza dari sekret faring atau

secret hidung atau hasil cucian faring atau hidung yang ditanam pada kultur sel atau

pada telur yang sudah berembrio. Dapat juga dengan identifikasi langsung antigen

virus pada sel nasofaring dan cairan nasofaring dengan menggunakan tes FA atau

ELISA, atau dengan amplifikasi RNA virus. Infeksi dapat juga ditegakkan dengan

ditemukannya respons serologis spesifik antara serum akut dan konvalesen.

B. Etiologi

Tiga tipe virus influenza yang dikenal yaitu: A, B dan C. Tipe A terdiri dari 3

subtipe (H1N1, H2N2 dan H3N2) yang dikaitkan dengan terjadinya epidemi dan

pandemi yang luas. Tipe B jarang sekali menyebabkan terjadinya KLB regional atau

yang menyebar luas. Tipe C dikaitkan dengan timbulnya kasus sporadis dan KLB

kecil yang terlokalisir. Tipe virus ditentukan oleh sifat antigen dari dua struktur

protein internal yang relatif stabil ditentukan oleh nukeloprotein dan matrik protein.

Subtipe influenza A dikelompokkan sesuai dengan sifat antigen dari glikoprotein

permukaan, hemaglutinin (H) dan neuraminidase (N). Seringnya terjadi mutasi dari

gen yang membawa kode-kode genetik pada permukaan glycoprotein dari virus

influenza A dan virus influenza B mengakibatkan timbulnya varian baru yang

dibedakan dengan wilayah geografis darimana virus tersebut diisolasi, nomer kultur

dan tahun isolasi. Beberapa contoh dari prototipe strain ini dengan cara penandaan

tersebut adalah A/Beijing/262/95 (H1N1), A/Japan/305/57 (H2N2), A/Sydney/5/97

(H3N2) dan B/Yamanashi/166/98. 286

Munculnya subtipe yang benar-benar baru (perubahan antigen) terjadi dengan

interval yang tidak beraturan dan hanya terjadi dengan virus tipe A. Virus ini

menyebabkan terjadinya pandemi dan diakibatkan karena terjadinya rekombinasi dari

antigen manusia, babi dan unggas yang tidak dapat diramalkan terjadi. Perubahan

relatif dari antigen minor (penyimpangan antigen) dari virus A dan B mengakibatkan

Page 3: Influenza

sering terjadi wabah dan KLB regional dan setiap tahun harus dilakukan reformulasi

tahunan untuk vaksin influenza.

C. Cara Penularan

Penularan melalui udara terutama terjadi pada daerah yang padat penduduk

pada ruangan tertutup (seperti pada bis sekolah) penularan dapat juga terjadi dengan

kontak langsung, oleh karena virus influenza dapat hidup berjam-jam diluar tubuh

manusia, khususnya di daerah dingin dan di daerah dengan kelembaban yang rendah.

Biasanya, influenza ditularkan melalui udara atau droplet infection oleh batuk atau

bersin, menciptakan udara di sekitarnya yang mengandung virus. Influenza juga dapat

ditularkan melalui kotoran burung, air liur, nasal secretions (ingus), kotoran dan

darah. Infeksi juga terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita misalnya

ingus penderita dapat berpindah ke orang lain melalui salaman tangan, memegang

gelas yang sama atau berenang.

Udara yang tercemar virus ini dianggap bisa menyebabkan infeksi

kebanyakan, walaupun demikian, cara penularan dari udara ke tubuh masih belum

jelas. Virus influenza dapat menjadi tidak aktif/mati oleh sinar matahari, disinfektan

dan deterjen. Virus dapat juga dibunuh oleh sabun; sering mencuci tangan

mengurangi risiko infeksi.

Kita tidak pernah menyadari bahwa tertular infeksi saluran napas tersebut karena

adanya kontak di sekitar penderita. Sering tak disadari bahwa manusia dewasa juga

sering mengalami sakit terkena virus flu atau infeksi virus lainnya. Namun pada

beberapa orang dewasa bila terkena gejala sangat ringan dan sering dikira masuk

angin, kecapekan atau panas dalam.

Transmisi virus influenza lewat partikel udara dan lokalisasinya

di traktus respiratorius. Penularan bergantung pada ukuran partikel

(droplet) yang membawa virus tersebut masuk ke dalam saluran

napas. Penularan dari virus influenza secara umum dapat terjadi

Page 4: Influenza

melalui inhalasi, kontak langsung ataupun kontak tidak langsung.

Pada dosis infeksi 10 virus/droplet 50 % orang-orang yang

terserang dosis ini akan

menderita influenza. Virus influenza dapat diinaktivasi oleh sinar

matahari, disinfektan, dan deterjen.

D. Risk Faktor

a. Kelompok ber-resiko tinggi karena usia yang masih sangat muda,

seprti bayi    dan anak balita

b. Kelompok orang berusia lanjut > 65 tahun yang relative sehat

c. Kelompok ber-resiko tinggi orang berusia lanjut > 65 tahun, dan juga

menderita salah satu, atau beberapa jenis penyakit khronik berikut ini,

seperti diabetes, hipertensi, asthma, penyakit jantung, stroke, penyakit

ginjal, penyakit liver

d. Orang dewasa muda dengan faktor resiko, misalnya wanita hamil, ibu

menyusui, atau juga menderita penyakit khronik seperti diatas, dan

mereka dengan gangguan sistem pertahanan tubuh atau gangguan

sistim imunologi tubuh

e. Tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan

lain yang sering berhubungan dengan orang sakit dan bekerja

dilingkungan rumah sakit

E. Cara-cara pemberantasan

Petunjuk secara terperinci untuk pencegahan dan pengendalian influenza

dikeluarkan setahun sekali oleh CDC dan WHO.

a. Cara Pencegahan

1) Berikan penyuluhan kepada masyarakat dan tenaga pelayanan kesehatan

tentang dasar-dasar kebersihan perorangan, khususnya mengenai bahayanya

batuk dan bersin tanpa menutup mulut dan hidung, dan bahaya penularan

melalui tangan ke selaput lendir.

Page 5: Influenza

2) Imunisasi dengan menggunakan vaksin virus yang tidak aktif dapat

memberikan 70%-80% perlindungan terhadap infeksi pada orang dewasa

muda yang sehat apabila antigen yang ada didalam vaksin sama atau dekat

dengan strain virus yang orang bersirkulasi. Pada orang dengan usia lanjut,

pemberian imunisasi mungkin kurang bermanfaat untuk pencegahan infeksi

namun pemberian imunisasi mungkin dapat mengurangi beratnya penyakit

dan terjadinya komplikasi sebesar 50%-60% dan terjadinya kematian rata-

rata 80%. Mereka yang dirawat di rumah sakit yang berusia 65 tahun keatas

yang menderita pneumonia dan influenza di Amerika Serikat selama kurun

waktu lebih tahun 1989 – 1992 telah turun sekitar 30%-50% dengan

pemberian imunisasi. Imunisasi influenza harus diberikan bersamaan dengan

pemberian imunisasi terhadap pneumonia akibat peneumococci (q.v.)

Satu dosis tunggal sudah cukup bagi mereka yang sebelumnya pernah

terpajan dengan virus influenza A dan B; 2 dosis vaksin dengan interval 1

bulan diperlukan bagi mereka yang sebelumnya belum pernah diimunisasi.

Imunisasi rutin diarahkan terutama kepada mereka yang paling berisiko

mendapatkan komplikasi serius atau kematian kalau terserang influenza

(lihat Identifikasi yang diuraikan di atas) dan terhadap mereka yang dapat

menularkan penyakit kepada mereka yang rentan. Imunisasi bagi anak-anak

yang mendapatkan juga disarankan untuk mencegah terjadinya sindroma

Reye karena infeksi influenza. Vaksin yang diberikan intra nasal, yaitu

vaksin influenza trivalent cold pengobatan aspirin jangka panjang 288

adapted live attenuated masih dalam uji klinis tahap akhir untuk melihat

efikasi pada anak-anak dan dewasa dan diharapkan sudah beredar pada awal

millennium ini.

Pemberian Imunisasi harus juga dipertimbangkan untuk diberikan kepada

mereka yang bergerak pada bidang pelayanan masyarakat dan kepada

personil militer. Namun sebetulnya jika diberikan maka, setiap orang akan

memperoleh keuntungan dari imunisasi.

Page 6: Influenza

Imunisasi harus diberikan setiap tahun sebelum penularan influenza terjadi

di masyarakat (yaitu pada bulan November sampai dengan bulan Maret di

Amerika Serikat). Bagi mereka yang tinggal dan bepergian ke luar Amerika

Serikat, waktu pemberian imunisasi harus didasarkan pada pola musiman

dari virus influenza dinegara tersebut (biasanya dari bulan April sampai

dengan bulan September di wilayah Bumi bagian Selatan dan didaerah

topis). Rekomendasi biannual untuk menentukan jenis komponen yang harus

ada dalam vaksin yang akan dibuat didasarkan pada strain virus yang sedang

beredar saat ini yang dapat diketahui dari kegiatan surveilans Internasional.

Kontraindikasi: Mereka yang hipersensitif dan alergi terhadap protein telur

atau terhadap komponen vaksin yang lain merupakan kontraindikasi

pemberian imunisasi. Selama dilakukan program vaksinasi untuk babi pada

tahun 1976, peningkatan risiko berkembangnya sindroma Guillain-Barre

(GBS) 6 minggu setelah vaksinasi di Amerika Serikat. Vaksin yang dibuat

pada periode belakangan ini yang dibuat dari strain virus yang berbeda

belum jelas mempunyai kaitan dengan peningkatan risiko GBS.

3) Hydrochloride amantadine (Symmetrel®, Symadine®) atau rimantadine

hydrochloride (Flumadine®) efektif sebagai obat kemoprofilaksis untuk

influenza A, namun tidak efektif untuk influenza tipe B. Amantadine dapat

menyebabkan terjadinya efek samping pada SSP pada 5%-10% dari mereka

yang divaksinasi. Mereka yang mendapat komplikasi lebih parah adalah

kelompok usia lanjut atau mereka dengan fungsi ginjal yang tidak baik.

Untuk alasan ini, seseorang dengan penurunan fungsi ginjal harus diberikan

dosis vaksin yang dikurangi sesuai dengan tingkat kerusakan ginjal.

Rimantadine dilaporkan mengakibatkan lebih banyak terjadinya efek pada

SSP. Penggunaan obat-obatan tersebut harus dipertimbangkan benar bagi

mereka yang belum pernah diimunisasi atau bagi mereka yang mempunyai

risiko tinggi terjadinya komplikasi, seperti penghuni asrama atau penghuni

rumah-rumah jompo, atau obat ini diberikan apabila vaksin yang tepat tidak

Page 7: Influenza

tersedia atau sebagai suplemen terhadap vaksinasi yang sedang diberikan

apabila perlindungan maksimal sangat mendesak diperlukan terhadap infeksi

influenza A. Pemberian obat harus dilanjutkan selama terjadinya wabah; hal

itu tidak akan mempengaruhi respons terhadap vaksin influenza. Inhibitor

terhadap neuraminidase influenza cukup aman dan cukup efektif untuk

pencegahan dan pengobatan terhadap influenza A dan B. Obat-obat baru

tersebut pada awalnya digunakan di Australia dan Swedia, dan pada

pertengahan tahun 1999 digunakan di Amerika Serikat. Neuraminidase

Inhibitor diharapkan tersedia secara luas dipasaran pada awal millennium

ini.

b. Penanganan Penderita, Kontak dan Lingkungan sekitar

1) Laporan ke institusi kesehatan setempat; laporan terjadinya KLB dan

konfirmasi laboratorium dapat membantu kegiatan surveilans penyakit.

Laporan penyebab infeksi pada KLB bila mungkin harus ditegakkan

dengan pemeriksaan laboratorium, Kelas 1 A (lihat pelaporan tentang

penyakit menular).

2) Isolasi: Tidak dilakukan karena tidak praktis oleh karena keterlambatan

diganosa, kecuali diagnosa dapat ditegakkan dalam waktu singkat, maka

isolasi bermanfaat pemeriksaan langsung virus tersedia. Pada keadaan

epidemi, dengan adanya peningkatan jumlah penderita, perlu dilakukan

isolasi terhadap penderita (khususnya terhadap bayi dan anak-anak usia

muda) yang diduga menderita influenza dengan cara menempatkan

mereka di ruangan yang sama (secara cohort) selama 5-7 hari pertama

sakit.

3) Disinfeksi serentak: Tidak diperlukan.

4) Karantina: Tidak ada.

5) Perlindungan Kontak: Pemberian obat kemofrofilaksis seperti

amantadine atau rimantadine cukup bermanfaat terhadap strain tipe A.

Page 8: Influenza

6) Investigasi kontak dan sumber infeksi: Tidak praktis.

7) Pengobatan spesifik: Amantadine atau rimantadine diberikan dalam 48

jam setelah timbulnya gejala akibat influenza A dan diberikan selama 3-

5 hari untuk mengurangi gejala dan titer virus di dalam sekret saluran

pernafasan. Dosis pemberian adalah 5 mg/kg/hari yang dibagi dalam 2

dosis bagi mereka yang berusia antara 1-9 tahun dan 100 mg dua kali

sehari bagi mereka yang berumur 9 tahun ke atas (jika berat badan

kurang dari 45 kg, gunakan 5 mg/kg/hari dalam 2 dosis) selama 2-5

hari. Dosis harus dikurangi bagi mereka yang berusia 65 tahun keatas

atau mereka dengan penurunan fungsi ginjal dan hati. Neuramididase

inhibitor baru yang saat ini sedang berkembang dapat dipertimbangkan

dipakai untuk pengobatan influenza A dan B, preparat ini beredar di

Amerika Serikat pada musim influenza 1999/2000. Selama dilakukan

pengobatan dengan obat tersebut, mungkin muncul virus yang resisten

terhadap obat tersebut dan selama berlangsungnya pengobatan dapat

ditularkan kepada orang lain; oleh karena itu perlu dilakukan Cohorting

pada waktu melakukan pengobatan antiviral, khususnya pada populasi

yang tertutup dengan banyak individu yang mempunyai risiko tinggi.

Penderita harus diamati terus untuk melihat terjadinya komplikasi

bakteri untuk dapat segera diberikan antibiotik. Karena ada kaitannya

dengan munculnya sindroma Reye, maka salisilat tidak dibolehkan

diberikan pada anak-anak.

C. Upaya penanggulangan wabah

1) Akibat yang berat dan mengganggu yang disebabkan epidemi

influenza disuatu masyarakat dapat dikurangi dengan melakukan

penyuluhan kesehatan dan membuat perencanaan kesehatan yang

efektif, khususnya perencanaan program imunisasi bagi penderita

dengan risiko tinggi dan kepada orang-orang yang merawat penderita.

Page 9: Influenza

Surveilans dan laporan penemuan kasus oleh petugas kesehatan pada

saat merebaknya KLB dan sangat penting dilakukan.

2) Menutup kegiatan sekolah secara khusus tidak terbukti sebagai

tindakan pengendalian yang efektif; oleh karena umumnya dilakukan

cukup terlambat dan biasanya penutupan sekolah dilakukan karena

tingginya absensi murid dan staff.

3) Manajemen rumah sakit harus mengantisipasi terjadinya peningkatan

kebutuhan akan pelayanan kesehatan lainnya selama masa

berlangsungnya wabah; mungkin juga terjadi peningkatan absensi

tenaga pelayanan kesehatan karena influenza. Untuk mencegah hal ini,

petugas kesehatan harus diberikan imunisasi setiap tahun atau

diberikan obat antiviral selama terjadinya wabah influenza. A.

4) Penyediaan obat antiviral dalam jumlah yang cukup untuk mengobati

penderita yang berisiko tinggi dan untuk melindungi mereka yang

masuk kategori tenaga/staf penting pada saat terjadinya pandemi

dengan strain baru dimana belum tersedia vaksin yang tepat pada

waktu gelombang pertama kasus.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2007. Modul Pelatihan Tim GerakCepat Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan menghadapi pandemic

influinza. Jakarta.

Agus Priyana.2008.FAKTOR RISIKO KEJADIAN INFLUENZA A.(Studi Kasus Di Wilayah Kerja Puskesmas Mojosongo KabupatenBoyolali). eprints.undip.ac.id/16408/1/Agus_Priyana.pdf

Page 10: Influenza

DKK Balikpapan.2012. FLU, influenza atau infeksi saluran napas

lainnya.http://dkk.balikpapan.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=125&Itemid=1