Inflasi dan deplasi

15
PENGERTIAN INFLASI dan DEFLASI INFLASI dan DEFLASI A. Pengertian Inflasi Banyak pengertian inflasi yang dapat kita jumpai pada beberapa sumber. Diantaranya: v Inflasi adalah kenaikan harga secara umum Inflasi dikatakan sebagai suatu proses kenaikan harga, yaitu adanya kecenderungan bahwa harga barang meningkat secara terus-menerus. v Inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi v Inflasi adalah suatu proses atau peristiwa kenaikan tingkat harga barang-barang secara umum. Dikatakan tingkat harga secara umum karena barang dan jasa itu banyak sekali jumlah dan jenisnya. Ada kemungkinan harga sejumlah barang turun banyak barang lainnya yang justru naik harganya. Kenaikan satu dua barang saja bukan merupakan inflasi, kecuali bila kenaikan harga barang tersebut meluas pada sebagian besar harga barang- barang lainya. Definisi Inflasi menurut para ahli : Ekonom Parkin dan Bade Inflasi adalah pergerakan ke arah atas dari tingkatan harga. Secara mendasar ini berhubungan dengan harga, hal ini bisa juga disebut dengan berapa banyaknya uang (rupiah) untuk memperoleh barang tersebut. Menurut Nopirin (1987:25) Proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus selama peride tertentu. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998: 578-603) Inflasi dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum. Jadi tingkat inflasi adalah tingkat perubahan harga secara umum yang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: Rate of inflation (year t) = Price level (year t)- price level (year t-l) rice level (year t-l) Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi, Prathama dan Mandala (2001:203)

Transcript of Inflasi dan deplasi

Page 1: Inflasi dan deplasi

PENGERTIAN INFLASI dan DEFLASI

INFLASI dan DEFLASI

A. Pengertian Inflasi

Banyak pengertian inflasi yang dapat kita jumpai pada beberapa sumber. Diantaranya:

v Inflasi adalah kenaikan harga secara umum

Inflasi dikatakan sebagai suatu proses kenaikan harga, yaitu adanya kecenderungan

bahwa harga barang meningkat secara terus-menerus.

v Inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.

Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga.

Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi

v Inflasi adalah suatu proses atau peristiwa kenaikan tingkat harga barang-barang secara

umum.

Dikatakan tingkat harga secara umum karena barang dan jasa itu banyak sekali jumlah

dan jenisnya. Ada kemungkinan harga sejumlah barang turun banyak barang lainnya

yang justru naik harganya. Kenaikan satu dua barang saja bukan merupakan inflasi,

kecuali bila kenaikan harga barang tersebut meluas pada sebagian besar harga barang-

barang lainya.

Definisi Inflasi menurut para ahli :

Ekonom Parkin dan Bade

Inflasi adalah pergerakan ke arah atas dari tingkatan harga. Secara mendasar ini berhubungan

dengan harga, hal ini bisa juga disebut dengan berapa banyaknya uang (rupiah) untuk

memperoleh barang tersebut.

Menurut Nopirin (1987:25)

Proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus selama peride

tertentu.

Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998: 578-603)

Inflasi dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum. Jadi tingkat inflasi adalah tingkat

perubahan harga secara umum yang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

Rate of inflation (year t) = Price level (year t)- price level (year t-l) rice level (year t-l)

Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi, Prathama

dan Mandala (2001:203)

Page 2: Inflasi dan deplasi

1) Kenaikan harga

Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi darpada harga periode

sebelumnya.

2) Bersifat umum

Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut

tidak menyebabkan harga secara umum naik.

3) Berlangsung terus menerus

Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika

terjadi sesaat, karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal

bulanan.

B. Macam-Macam Inflasi

1. Berdasarkan tingkat kualitas parah atau tidaknya

Ada beberapa inflasi berdasarkan tingkat kualitas parah atau tidaknya yaitu:

a) Inflasi ringan

Inflasi ringan atau inflasi merangkak (creeping inflation)adalah inflasi yang lajunya

kurang dari 10% per tahun,inflasi seperti ini wajar terjadi pada negara berkembang

yang selalu berada dalam proses pembangunan.

b) Inflasi sedang

Inflasi ini memiliki ciri yaitu lajunya berkisar antara 10% sampai 30% per

tahun.Tingkat sedang ini sudah mulai membahayakan kegiatan ekonomi.Perlu diingat

laju inflasi ini secara nyata dapat dilihat garak kenaikan harga.Pendapatan riil

masyarakat terutama masyarakat yang berpenghasilan tetap seperti buruh ,mulai turun

dan kenaikan upah selalu lebih kecil bila dibandingkan dengan kenaikan harga.

c) Inflasi berat

Inflasi berat adalah inflasi yang lajunya antara 30% sampai 100%.Kenaikan harga

sudah sulit dikendalikan.Hal ini diperburuk lagi oleh pelaku-palaku ekonomi yang

memanfaatkan keadaan untuk melakukan spekulasi.

d) Inflasi liar (hyperinflation)

Inflasi liar adalah inflasi yang lajunya sudah melebihi dari 100% per tahun. Inflasi ini

terjadi bila setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak

dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi

yang tidak terkendali (Hyperinflastion).

Page 3: Inflasi dan deplasi

2. Inflasi Berdasarkan Penyebabnya

a) Inflasi karena tarikan permintaan atau inflasi permintaan (demand full inflation)

Inflasi ini merupakan inflasi yang disebabkan oleh besarnya permintaan masyarakat

akan barang-barang. Permintaan total yang berlebihan biasanya dipicu oleh

membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu

perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang

terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya

permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan

terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi

meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total

sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana

biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan.

Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang

utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang,

kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di

sektor industri keuangan.

b) Inflasi karena kenaikan biaya-biaya produksi (cost push inflation)

Inflasi ini terjadi karena adanya perubahan tingkat penawaran. Kelangkaan produksi

dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum

tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran

aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata

permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum

permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang

baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru.

Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah

teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau

kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi

(penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di

pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini

faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.

Jenis inflasi ini dibedakan menjadi dua :

Inflasi yang disebabkan karena kenaikan harga (price push inflation) karena kenaikan

harga bahan-bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya OPEC menaikan harga

minyak;

Inflasi yang disebabkan karena kenaikan upah (wages cosh inflation) misalnya karena

kenaikan gaji pegawai negeri yang diikuti usaha-usaha swasta pula, maka harga-harga

barang barang lain juga ikut naik.Biasanya inflasi karena kenaikan upah atau gaji

sangat ditakuti karena akan bias menimbulkan inflasi secara berkelanjutan.Karena

upah naik, harga-harga akan naik. Karena harga barang naik, maka upah harus

dinaikkan dan ini kemungkinan akan terus berkelanjutan.

Page 4: Inflasi dan deplasi

3. Inflasi Berdasarkan Asalnya

Inflasi dari segi asalnya dapat dibedakan sebagai berikut :

a) Inflasi yang berasal dalam negeri seperti defisit anggaran belanja Negara yang terus

menerus.

Dalam keadaan seperti ini biasanya pemerintah mengintruksikan Bank Indonesia

mencetak uang baru dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan pemerintah.Selain

itu inflasi dari dalam negeri juga dapat disebabkan oleh adanya gagal panen dan

sebagainya.

b) Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation).

Inflasi ini timbul karena adanya karena adanya inflasi dari luar negeri yang

mengakibatkan naiknya harga barang-barang impor. Inflasi seperti ini biasanya banyak

dialami oleh negara-negara yang sedang berkembang yang notabene sebagian besar

usaha produksinya mempergunakan bahan dan alat dari luar negeri yang timbul karena

dari adanya perdagangan internasional.

4. Kondisi inflasi menurut Samuelson (1998:581), berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi

tiga bagian yaitu

1) Merayap {Creeping Inflation)

Laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun), kenaikan harga berjalan lambat

dengan persentase yang kecil serta dalam jangka waktu yang relatif lama.

2) Inflasi menengah {Galloping Inflation)

Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan kadang-kadang berjalan dalam

waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi yang arrinya harga-harga

minggu/bulan ini lebih tinggi dari minggu/bulan lalu dan seterusnya.

3) Inflasi Tinggi {Hyper Inflation)

Inflasi yang paling parah dengan dtandai dengan kenaikan harga sampai 5 atau 6 kali

dan nilai uang merosot dengan tajam. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah

mengalami defisit anggaran belanja.

C. Penyebab Inflasi

Inflasi selalu dihubungkan dengan jumlah uang yang beredar.Ada beberapa teori yang

menjelaskan tentang penyebab terjadinya inflasi.

1). Teori Kuantitas

Teori ini adalah teori yang tertua yang membahas tentang inflasi, tetapi dalam

perkembangannya teori ini mengalami penyempurnaan oleh para ahli ekonomi

Universitas Chicago, sehingga teori ini juga dikenal sebagai model kaum moneteris

(monetarist models). Teori ini menekankan pada peranan jumlah uang beredar dan

harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga terhadap timbulnya inflasi.

Inti dari teori ini adalah sebagai berikut :

Page 5: Inflasi dan deplasi

1. Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang beredar, baik uang

kartal maupun giral.

2. Laju inflasi juga ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan oleh

harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang.

Teori ini hampir sama dengan teori kuantitas keduanya berpendapat bahwa tingkat harga

terutama ditentukan oleh jumlah uang yang beredar. Hal ini terlihat karena hubungan antara

jumlah uang dan nilai uang,bila jumlah uang bertambah maka harga-harga akan naik.Ini

berarti nilai uang menurun karena daya belinya menjadi rendah. Menurut teori kuantitas

harga-harga adalah proporsi langsung dari jumlah uang yang beredar atau sering di tulis

sebagai berikut.

P = k . M

Keterangan :

P : tingkat harga

k : proporsi tertentu

M : jumlah uang

Tokoh yang sependapat dengan teori kuantitas adalah Irving Fisher yaitu yang dikenal Teori

Jumlah Peredaran Uang (Quantity Theory of Money).Beliau mengemukakan rumus untuk

membuktikan bahwa jumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli akan sama dengan jumlah

uang diterima oleh penjual yaitu :

MV = PT

Keterangan :

M : Jumlah uang yang beredar

V : Kecepatan perputaran uang

P : Tingkat harga

T : Banyaknya transaksi

2). Teori Keynes

Teori Keynes memiliki pandangan bahwa yang paling menentukan kestabilan

kehidupan ekonomi nasional adalah permintaan masyarakat (effective demand), hal ini

terkait dengan produksi dan kapasitas produksi yang tersedia.Rendahnya kapasitas

barang yang diproduksi berakibat harga barang menjadi naik,akibatnya timbul lagi

inflasi.

Dasar pemikiran model inflasi dari Keynes ini, bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin

hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya, sehingga menyebabkan permintaan efektif

masyarakat terhadap barang-barang (permintaan agregat) melebihi jumlah barang-barang

yang tersedia (penawaran agregat), akibatnya akan terjadi inflationary gap. Keterbatasan

jumlah persediaan barang (penawaran agregat) ini terjadi karena dalam jangka pendek

kapasitas produksi tidak dapat dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan

agregat. Oleh karenanya sama seperti pandangan kaum monetarist, Keynesian models ini

lebih banyak dipakai untuk menerangkan fenomena inflasi dalam jangka pendek. Dengan

keadaan daya beli antara golongan yang ada di masyarakat tidak sama (heretogen), maka

selanjutnya akan terjadi realokasi barang-barang yang tersedia dari golongan masyarakat

Page 6: Inflasi dan deplasi

yang memiliki daya beli yang relatif rendah kepada golongan masyarakat yang memiliki daya

beli yang lebih besar. Kejadian ini akan terus terjadi di masyarakat. Sehingga, laju inflasi

akan berhenti hanya apabila salah satu golongan masyarakat tidak bisa lagi memperoleh dana

(tidak lagi memiliki daya beli) untuk membiayai pembelian barang pada tingkat harga yang

berlaku, sehingg permintaan efektif masyarakat secara keseluruhan tidak lagi melebihi

supply barang (inflationary gap menghilang)

3). Teori Strukturalis

Teori ini menitik beratkan pada Negara-negara yang sedang berkembang. Menurut

teori ini yang mempengaruhi perekonomian ada dua hal penting yang dapat

menimbulkan inflasi yaitu :

a) Ketidakelastisan Penerimaan Ekspor.

Nilai ekspor tumbuh secara lamban di banding pertumbuhan sector-sektor lain.

Adapun penyebabnya yaitu :

Dipasar dunia,harga barang-barang ekspor dari negara tersebut semakin

memburuk.

Produksi barang-barang ekspor tidak responsif terhadap kenaikan harga.

b) Ketidakelastisan penawaran atau produksi Bahan Makanan di dalam Negeri.

Produksi bahan makanan dalam negeri tidak tumbuh secepat pertambahan penduduk

dan pendapatan per kapita.Hal ini menyebabkan harga bahan makanan di dalam

negeri cenderung untuk naiksehingga melebihi kenaikan harga barang-barang

lain.Dampak yang ditimbulkan yaitu timbulnya tuntutan karyawan untuk

mendapatkan kenaikan upah dan gaji.Naiknya upah dan gaji menyebabkan kenaikan

ongkos produksi yang memacu kenaikan harga barang pula.

Inflasi dapat disebabkan oleh kombinasi dari empat faktor:

1. Persediaan Uang yang bertambah The supply of money goes up.

2. Supply dari barang yang berkurang

3. Permintaan terhadap uang tersebut menurun

4. Permintaan untuk barang – barang lain naik. (Donny S. Makalew)

D. Pengaruh Inflasi

Inflasi dapat menyebabkan prekonomian tidak berkembang secara normal. Dalam kaitanya

dengan pertumbuhan ekonomi, inflasi dapat membawa pengaruh sebagai berikut :

a) Inflasi mendorong penanaman modal spekulatif

Pada saat inflasi, para pemilik modal cenderung melakukan investasi

spekulatif,misalnya dengan cara membeli tanah,rumah,atau menyimpan barang-

barang berharga yang lebih menguntungkan bila dibandingkan melakukan investasi

produktif yang belum tentu akan memberikan kontribusi positif untuk selanjutnya.

Page 7: Inflasi dan deplasi

b) Inflasi menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi di masa depan.

Inflasi akan semakin berkembang bila tidak di kendalikan. Gagal mengendalikan

inflasi akan menimbulkan ketidakpastian ekonomi serta sulit di ramalkan sehingga

akan dapat mengurangi kegairahan pengusaha untuk mengembangkan kegiatan

ekonomi.

c) Inflasi menimbulkan masalah neraca pembayaran

Inflasi menyebabkan harga barang-barang impor lebih murah bila dibandingkan

dengan harga barang produksi dalam negeri.Maka impor berkembang lebih

cepat,tetapi ekspor akan bertambah lambat.Dengan demikian arus modal ke luar

negeri akan lebih banyak dari pada yang masuk ke dalam negeri.Keadaan seperti ini

akan mengakibatkan terjadinya defisit neraca pembayaran dan kemerosotan nilai mata

uang dalam negeri.

E. Akibat Inflasi

Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi.

Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat

mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat

orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam

masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan

perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak

bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga

meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau

karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi

harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.

Secara singkat dapat di pilah akibat buruk dari inflasi tersebut.

1. Kesenjangan Distribusi Pendapatan

Dalam keaadaan inflasi nilai harta tetap seperti tanah, rumah, bangunan, pertokoan

dan sebagainya akan mengalami kenaikan harga. Kenaikan harga tersebut seringkali

lebih cepat dari kenaikan inflasi itu sendiri. Sebaliknya pendapatan riil penduduk

berpengahasilan rendah merosot. Dengan demikian maka inflasi memperlebar

kesenjangan distribusi pendapatan antara anggota-anggota masyarakat.

2. Pendapatan Riil Merosot

Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita

ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang

pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau

tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah.

Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Dari

hal tersebut biasanya dalam masa inflasi kenaikan harga cenderung selalu mendahului

kenaikan pendapatan.Dengan demikian inflasi cenderung menimbulkan kemerosotan

pendapatan riil sebagian besar tenaga kerja.Ini berarti kemakmuran masyarakat

merosot.

Page 8: Inflasi dan deplasi

3. Nilai Riil Tabungan Merosot

Bagi masyarakat yang menyimpan sebagian kekayaannya dalam benatuk deposito dan

tabungan di Bank, dalam masa inflasi nilai riil tabungan tersebut akan merosot, tidak

hanya itu masyarakat yang memegang uang tunai pun akan dirugikan karena

penurunan nilai riilnya. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat

inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung,

dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia

usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.

4. Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur),

inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai

uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak

yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian

lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.

5. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi

daripada kenaikan biaya produksi.

Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya

(biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya

biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan

untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk

sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen

tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).

Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara,

mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif,

kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran,

dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

F. Cara Mengatasi Inflasi

Inflasi merupakan penyabab keresahan masyarakat dan mengakibatkan kekhawatiran

pemerintah. Oleh sebab itu pemerintah berusaha menekan inflasi serendah-rendahnya karena

inflasi tidak dapat dihapuskan sama sekali.

Inflasi ada yang disahkan (validated),yaitu inflasi yang dibiarkan secara terus menerus karena

pemerintah mengizinkan penambahan suplai uang misalnya karena defisit anggaran dengan

mencetak uang baru.Jika inflasi yang yang terjadi tidak disertai dengan kenaikan suplai uang

,maka inflasi itu disebut inflasi yang tidak disahkan.

Inflasi dapat menguntungkan orang lain,sehingga menimbulkan ketegangan social.Oleh sebab

itu,tiap-tiap Negara berusaha menghindari inflasi dengan melakukan kebijakan-

kebijakan.Untuk mengatasi inflasi Bank sentral memainkan peranan penting dalam

mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan

tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan

yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar

bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan

bahwa bank sentral yang kurang independen — salah satunya disebabkan intervensi

Page 9: Inflasi dan deplasi

pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian

— akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.

Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga

sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban

mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai

sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal

(kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia,

termasuk oleh Bank Indonesia.

Secara umum terdapat dua kebijakan yang dilakukan untuk menekan laju inflasi diantaranya

kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.

1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah tindakan atau kebijakan yang diambil oleh penguasa

moneter biasanya bank sentraluntuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar

sehingga akan terjadi perubahan jumlah uang yang beredar yang pada akhirnya akan

mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Ada beberapa macam kebijakan

moneter yaitu :

a) Politik Diskonto

Politik diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk mempengaruhi

peredaran uang dengan jalan menaikan dan menurunkan tingkat bunga.Dengan

menaikan tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan

berkurang, karena orang akan lebih banyak menyimpan uangnya di Bank dari pada

menjalankan investasi.Sebaliknya,Bank sentral akan menurunkan suku bunga jika

timbul deflasi (yang akan dibahas lebih dalam pada halaman berikutnya).Dengan

diturunkannya suku bunga diharapkan masyarakat akan menarik uangnya dari bank

karena bunga tidak memadai.

b) Kebijakan Pasar Terbuka

Untuk memperkuat politik diskonto,kebijakan lain juga di jalankan yaitu dengan

politik pasar terbuka (open market policy) yaitu dengan jalam membeli atau menjual

surat-surat berharga.Dengan membeli surat-surat berharga di harapkan uang yang

beredar di masyarakat bertambah,selanjutnya bila apabila dengan menjual surat-surat

berharga diharapkan uang beredar di masyarakat dapat tersedot dari masyarakat.

c) Kebijakan Persediaan Kas (cash ratio policy)

Bank sentral pada umumnya menentukan cash ratio yaitu angka perbandingan

minimum antara uang tunai yang dimiliki oleh bank umum dengan jumlah uang giral

(cek.giro dan sebagainya) yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan.

d) Perubahan Cadangan Minimum

Perubahan cadangan minimum yang dimiliki oleh bank-bank umum dapat

mempengaruhi jumlah uang yang beredar.Apabila ketentuan cadangan minimum

diturunkan ,jumlah uang yang beredar cenderung naik dan sebaliknya jika cadangan

minimum dinaikan jumlah uang yang beredar cenderung turun.

Page 10: Inflasi dan deplasi

3. Kebijakan Fiskal

a) Pengaturan Pengeluaran Pemerintah

Pengaturan pengeluaran sangat perlu di lakukan. Dalam hal ini diharapkan

penggunaan anggaran negara agar sesuai dengan perencaan.Kalau pembelajaan

Negara melampui batas yang telah ditentukan akan mendorong terjadinya

pertambahan uang yang beredar begitu juga sebaliknya.

b) Menaikan Tarif Pajak

Saat terjadi inflasi uang beredar lebih banyak.Jumlah uang beredar tersebut dapat

dikurangi dengan jalan menaikan tariff pajak.Jika tariff pajak dinaikkan uang yang

dibelanjakan oleh masyarakat berkurang.Namun harus diperhatikan agar tidak terjadi

ketimpangan atau ketidakadilan perlu diperhatikan golongan masyarakat mana yang

dinaikkan pajaknya.

c) Mengadakan Pimjaman Pemerintah

Pemerintah dapat mngadakan pinjaman pemerintah bauik dengan jalan paksaan

ataupun tidak,untuk mengurangi uang yang beredar di masyarakat.Cara yang paling

ampuh dilakukan untuk menyukseskan kebijakan ini yaitu dengan jalan membekukan

simpanan yang dimiliki oleh masyarakat yang ada di bank.Dapat juga ditempuh

dengan jalan memotong gaji pegawai negeri untuk di tabung.

4. Kebijakan Non-Moneter

a) Menaikan Hasil Produksi

Kenaikan hasil produksi dapat memperkecil laju inflasi.Kenaikan hasil produksi dapat

dilakukan dengan cara kebijakan penurunan bea masuk.Hal ini akan berakibat impor

barang meningkat.Pertambahan jumlah barang di dalam negericenderung menurunkan

harga.

b) Kebijakan Upah

Kebijakan upah adalah tindakan menstabilkan upah dan gaji dengan cara gaji tidak

sering dinaikan.Kenaikan gaji dan upah akan menimbulkan kenaikan daya beli.Hal ini

pada akhirnya menaikan permintaan terhadap barang-barang secara

keseluruhan.Apabila hal ini terjadi,maka akan menimbulkan inflasi.

c) Pengaman harga dan distribusi barang

Pemerintah harus dapat mengendalikan kenaikan harga berbagai macam barang. Oleh

karena itu,pemerintah menetapkan harga maksimum (harga eceran tertinggi),

melakukan pengamanan harga, menetapka sanksi yang cukup berat.Apabila penetapan

harga tidak disertai dengan pengamanan yang baik,maka tidak akan memberikan hasil

yang diharapkan. Namun, kadang-kadang pengamanan harga oleh pemerintah sering

menimbulkan pasar yang tidak diinginkan.(pasar gelap).

Page 11: Inflasi dan deplasi

G. Menghitung Laju Inflasi

1. GNP Deflator

GNP Deflator adalah rasio GNP (Gross National Product) nominal pada tahun

tertentu terhadap GNP riil pada tahun tersebut. Hal ini merupakan ukuran inflasi dari

periode dimana harga dasar untuk perhitungan GNP riil digunakan sampai GNP

sekarang.Perhitungan cara ini melibatkan semua barang yang di produksi.

GNP Deflator = (GNP Nominal : GNP Riil) x 100%

2. Indeks Harga Konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI)

Indeks Harga Konsumen berfungsi mengukur biaya pembelian kelompok barang dan

jasa yang di anggap mewakili belanja konsumen. Biasanya, kelompok barang yang

digunakan masyarakat dapat berubah. Hal ini disesuaikan dengan pola konsumsi yang

ada.

Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok

pengeluaran (berdasarkan the Classification of individual consumption by purpose –

COICOP), yaitu :

1) Kelompok Bahan Makanan

2) Kelompok Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau

3) Kelompok Perumahan

4) Kelompok Sandang

5) Kelompok Kesehatan

6) Kelompok Pendidikan dan Olah Raga

7) Kelompok Transportasi dan Komunikasi.

Perbedaan IHK dan GNP Deflator sebagai berikut :

a) GNP Deflator mengukur harga barang lebih besar daripada IHK.

b) IHK mengukur biaya pembelian yang relative sama dari tahun ke tahun.Hal ini tergantung

jenis dan jumlah barang yang di produksi.

c) IHK secara langsung mencakup barang impor,sedangkan GNP Deflator hanya mencakup

barang yang di produksi dalam negeri.

3. Indeks Harga Produsen (IHP)

Indeks Harga Produsen (IHP) ini mengukur harga barang yang dibeli oleh

produsen,yang meliputi bahan mentah dan barang setengah jadi.IHP juga digunakan

untuk mengukur indeks harga pada awal distribusi.Kenaikan IHP dapat dijadikan

tanda kenaikan IHK.

4. Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).

5. Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas

tertentu.

6. Indeks harga barang-barang modal

Page 12: Inflasi dan deplasi

DEFLASI

A. Pengertian Deflasi

Dalam ekonomi, deflasi adalah suatu periode dimana harga-harga secara umum jatuh

dan nilai uang bertambah. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi

akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi

karena kurangnya jumlah uang yang beredar. Ada pula deflasi didefinisikan sebagai

meningkatnya permintaan terhadap uang berdasarkan jumlah uang yang berada di

masyarakat.

B. Penyebab Deflasi

Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab deflasi :

1. Menurunnya Persediaan Uang di Masyarakat.

Menurunnya jumlah persediaan uang di masyarakat ini cenderung disebabkan karena

sebagian besar masyarakat menyimpan uangnya di bank.Masyarakat menyimpan

uangnya di bank kemungkinan disebabkan oleh tingkat suku bunga yang tinggi karena

dapat memberikan keuntungan yang cukup tinggi.Sehingga dengan demikian

persediaan uang yang ada di masyarakat semakin berkurang.Jika persediaan uang

lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah barang maka akan dapat menimbulkan

deflasi.

2. Meningkatnya Persediaan Barang

Kadang kala produksi barang tidak bisa di bendung apabila permintaan barang

meningkat.Produsen cenderung terus meningkatkan produksinya pada saat kondisi

seperti itu.Jika jumlah barang yang diproduksi tersebut tidak habis terjual kepada

konsumen dan produksi tetap dilakukan sedangkan permintaan akan barang semakin

berkurang maka akan dapat meningkatkan jumlah persediaan barang di masyarakat

akibatnya harga barang tersebut semakin menurun karena jumlahnya banyak.

3. Menurunnya Permintaan Akan Barang.

Apabila permintaan akan suatu barang menurun sedangkan produksi tetap dilakukan

maka cenderung hal tersebut akan menurunkan tingkat harga barang yang

bersangkutan.

C. Pengaruh dan Akibat Deflasi

1. Penurunan persediaan uang

Deflasi dapat menyebabkan menurunnya persediaan uang di masyarakat dan akan

menyebabkan depresi besar (seperti yang dialami Amerika dulu) dan juga akan

membuat pasar Investasi akan mengalami kekacauan.

2. Memperlambat aktivitas ekonomi

Page 13: Inflasi dan deplasi

Dikarenakan harga barang mengalami penurunan, konsumen memiliki kemampuan

untuk menunda belanja mereka lebih lama lagi dengan harapan harga barang akan

turun lebih jauh. Akibatnya aktivitas ekonomi akan melambat dan memberikan

pengaruh pada spiral deflasi (deflationary spiral).

3. Dampak susulan dari melesunya kegiatan ekonomi adalah banyak pekerja yang akhirnya

mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup membayar gaji karyawannya.

Dengan demikian pendapatan yang diterima masyarakat menjadi sedikit dan jumlah uang

yang beredar di masyarakat semakin berkurang.

4. Dari sisi investasi, deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di sektor riil maupun di

lantai bursa. Akibatnya ini akan menambah berat kelesuan ekonomi dikarenakan tidak ada

lagi aktivitas bisnis yang berjalan.

5. Deflasi juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu negara menjadi nol persen. Lalu

diikuti juga dengan turunnya suku bunga pinjaman di bank. Ini memang merupakan

langkah paliatif untuk mencegah masyarakat menyimpan uangnya di bank yang dapat

membuat peredaran uang semakin kecil.

Selain itu juga ada dampak positif dan negatif dari deflasi adalah sebagai berikut.

a).Baik, deflasi akan membuat orang menyimpan uang sehingga uang benar-benar dihargai

dan jaminan keamanan sosial politik. Orang akan banyak berinvestasi langsung dan

ketersediaan barang terjamin. Akibatnya nilai mata uang akan menguat.

b). Buruk. deflasi akan membuat jatuh nilai properti. Orang lebih suka mendepositokan

uangnya di bank atau pasar modal daripada beli properti yang tidak naik. Karena harga

terus turun maka produsen cenderung kurang berminat memproduksi barang. Kesempatan

kerja berkurang karena banyak PHK. Pajak tidak dapat ditarik oleh pemerintah sehinga

pendapata negara berkurang. Kegiatan perekonomian secara keseluruhan mengalami

kemunduran.

D. Cara Mengatasi Deflasi

Salah satu cara menanggulangi deflasi adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga.

Deflasi dapat diibaratkan jatuh sakitnya seseorang karena jarang berolah raga. Apabila

seseorang pada dasarnya memiliki kaki normal namun malas menggunakannya, maka ini

akan mengakibatkan menyusutnya otot-otot kaki yang jarang digunakan tersebut. Dalam

jangka waktu lebih lama orang tersebut akan tidak dapat berjalan sama sekali berhubung

otot sudah terlalu lemah untuk digunakan. Apabila keadaan ini justru didiamkan, bukan

tidak mungkin akan mengalami kelumpuhanselamanya.

Hal ini parallel dengan inflasi. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan melatih

kembali otot-otot yang sudah lama tidak digunakan. Meski memakan waktu lama, hal ini

adalah satu-satunya cara untuk mengembalikan kekuatan otot yang melemah. Dengan kata

lain untuk mencegah deflasi menjadi krisis ekonomi besar, pemerintah dan semua pihak

yang terkait harus bersepakat untuk memulai kembali kegiatan ekonomi yang sempat

terhenti karena salah urus tersebut. Tentu saja ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

Lazim dikatakan oleh para analis eknonomi bahwa deflasi merupakan kondisi krisis

Page 14: Inflasi dan deplasi

moneter yang sebenarnya tidak memiliki obat yang efektif. Apabila pada inflasi Bank

Sentral dapat menaikkan suku bunga untuk menahannya, menurunkan suku bunga bahkan

hingga nol persen bukanlah jalan keluar bagi deflasi. Pasalnya ini akan membuat

pemasukan pemerintah menjadi nol juga atau bahkan negative. Akibatnya, biaya impor

menjadi terbebani sementara ekspor tidak menunjukkan kenaikan signifikan berhubung

melemahnya mata uang disebabkan oleh aksi spekulan semata-mata.

Cara yang paling lazim digunakan adalah memberikan stimulus ekonomi berupa bantuan

likuiditas ke sektor bisnis. Dengan demikian diharapkan kegiatan ekonomi kembali

berputar. Pemerintah juga dapat memotong pajak dan meningkatkan belanjanya sendiri

untuk menggairahkan perekonomian. Dari sisi Bank Sentral, pemerintah juga dapat

meningkatkan peredaran uang di masyarakat dengan membeli surat hutang sektor swasta

dan menukarkannya dengan uang tunai. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan

memotong suku bunga. Namun seperti dijelaskan di atas, memotong suku bunga bukanlah

jalan keluar yang sesungguhnya tetapi hanya sekedar pengobatan sementara untuk

menggairahkan ekonomi dan mengharapkan harga bergerak naik dengan sendirinya.

Selain itu kebijakan moneter dan fiskal juga dapat di terapkan oleh pemerintah.

1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah tindakan atau kebijakan yang diambil oleh penguasa

moneter biasanya bank sentraluntuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar

sehingga akan terjadi perubahan jumlah uang yang beredar yang pada akhirnya akan

mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.Ada beberapa macam kebijakan

moneter yaitu :

a) Politik Diskonto

Politik diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk mempengaruhi

peredaran uang dengan jalan menurunkan tingkat bunga.Dengan menurunkan tingkat

bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah ,karena

orang akan lebih banyak menarik uangnya di Bank dari pada menjalankan investasi.

b) Kebijakan Pasar Terbuka

Untuk memperkuat politik diskonto,kebijakan lain juga di jalankan yaitu dengan

politik pasar terbuka (open market policy) yaitu dengan jalam membeli atau menjual

surat-surat berharga.Dengan membeli surat-surat berharga di harapkan uang yang

beredar di masyarakat bertambah,sehingga uang yang beredar dimasyarakat semakin

bertambah.

c) Politik Persediaan Kas (cash ratio policy)

Bank sentral pada umumnya menentukan cash ratio yaitu angka perbandingan

minimum antara uang tunai yang dimiliki oleh bank umum dengan jumlah uang giral

(cek.giro dan sebagainya) yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan.Pada saat

deflasi pemerintah akan mengurangi persediaan uang kas.Sehingga uang kas yang

beredar di masyarakat akan semakin meningkat.

d) Perubahan Cadangan Minimum

Page 15: Inflasi dan deplasi

Perubahan cadangan minimum yang dimiliki oleh bank-bank umum dapat

mempengaruhi jumlah uang yang beredar.Apabila ketentuan cadangan minimum

diturunkan ,jumlah uang yang beredar cenderung naik dan sebaliknya jika cadangan

minimum dinaikan jumlah uang yang beredar cenderung turun.Jadi pada saat deflasi

pemerintah lewat bank sentral akan lebih baik menurunkan cadangan minimum.

2. Kebijakan Fiskal

a) Pengaturan Pengeluaran Pemerintah

Pengaturan pengeluaran sangat perlu di lakukan. Dalam hal ini diharapkan

penggunaan anggaran negara agar sesuai dengan perencaan. Kalau pembelajaan

negara melampui batas yang telah ditentukan akan mendorong terjadinya

pertambahan uang yang beredar di masyarakat. Meski demikian diharapkan

pembelanjaan negara tidak melampui batas yang telah ditentukan.

b) Menurunkan Tarif Pajak

Saat terjadi deflasi uang beredar sedikit dimasyarakat. Jumlah uang beredar tersebut

dapat ditambah dengan jalan menurunkan tarif pajak. Jika tariff pajak diturunkan uang

yang dibelanjakan oleh masyarakat cenderung meningkat. Sehingga dengan demikian

uang akan lebih banyak kemasyarakat.

c) Mengadakan Pimjaman Pemerintah

Pemerintah dapat mengadakan pinjaman pemerintah baik dengan jalan paksaan

ataupun tidak,untuk menambah uang yang beredar di masyarakat. Cara yang paling

ampuh dilakukan untuk menyukseskan kebijakan ini yaitu dengan jalan mencairkan

simpanan yang dimiliki oleh masyarakat yang ada di bank lebih banyak.Jika, dalam

keadaan deflasi.

3. Kebijakan Non-Moneter

a) Menurunkan Hasil Produksi

Menurunkan hasil produksi dapat memperkecil laju deflasi.Penurunan hasil produksi

dapat dilakukan dengan cara memberikan batasan terhadap produsen. Pengurangan

jumlah barang di dalam negeri cenderung menaikan harga.

b) Kebijakan Upah

Kebijakan upah adalah tindakan menstabilkan upah dan gaji dengan cara gaji sering

dinaikan.Kenaikan gaji dan upah akan menimbulkan kenaikan daya beli.Hal ini pada

akhirnya menaikan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan.Apabila

hal ini terjadi,maka akan menimbulkan inflasi. Jadi untuk kebijakan ini resiko yang

harus dihadapi cukup besar karena sedikit saja mengalami kesalahan inflasi akan

membayangi.