Infeksi saluran kemih
-
Upload
kemal-osmani -
Category
Documents
-
view
198 -
download
6
description
Transcript of Infeksi saluran kemih
PEMBIMBING : DR.PULUNG M.SILALAHI , SPA
ELZA TARTYLAH0810221084
Infeksi saluran kemih pada anak
Definisi
Infeksi saluran kemih adalah adanya infeksi (ada pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri) dalam saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna.
Epidemiologi
penyebab ke-2 morbiditas penyakit infeksi pada anak sesudah infeksi saluran nafas. Prevalensi pada anak perempuan berkisar 3-5% dan pada anak ♂ ± 1%. Kejadian ISK pada bayi baru lahir dengan berat lahir rendah mencapai 10-100 kali lebih besar : bayi dengan berat lahir normal (0,1-1%). < usia 1 tahun >> anak ♂. > usia 1 tahun >> anak perempuan. pada anak ♂ yang disunat, risikonya hingga 0,2- 0,4% dari anak ♂ yang tidak disunat.
Etiologi
Bakteri •Escherichia coli •Proteus mirabilis•Enterococcus, •Pseudomonas , •Klebsiella,•Staphylococcus, • Streptococcus
Virus •Candida albicans•Cryptococcus neoformans,•Aspergillus sp,•Mucoraceae sp,•Histoplasma capsulatum,•Blastomyces sp,•Coccidioides immitis
Jamur
•adenovirus
Patogenesis
•Umumnya terjadi infeksi secara asendens yaitu dari daerah perineum → O.U.E → buli-buli → ginjal. •Jalur hematogen terjadi hanya pada usia neonatus. •Bakteri dalam urin bisa berasal dari ginjal, pyelum, ureter, vesika urinaria, atau dari uretra. •Timbulnya suatu infeksi saluran kemih tergantung dari faktor predisposisi dan faktor pertahanan tubuh penderita yang masih belum diketahui dengan pasti.•Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari flora normal usus. Dan hidup secara komensal di dalam introitus vagina, prepusium penis, kulit perineum, dan di sekitar anus.
Patogenesis
Flora Usus
Munculnya Tipe Uropatogenik
Kolonisasi di perineal dan uretra anterior
Barier Pertahanan Mukosa Normal
Pielonefritis Akut
Virulensi Bakteri
Sistitis
FAKTOR PEJAMU (HOST):
1. Memperkuat perlekatan ke sel uroepitel
2. Refluks vesiko ureter
3. Refluks intrarenal4. Tersumbatnya
saluran kemih5. Benda asing
(kateter urin)
Parut Ginjal
Uropsepsis
Patogenesis ISK
Infeksi Vesika Urinaria
Spasme Otot Polos Vesika
Urinaria
ISK Bawah
Iritasi
UrgencyPolakisuri
aDisuria
Mukosa Vesika Edem dan Meradang
Hematuria
Sistitis Berulang
Perubahan Dinding Vesika
InkompetensiaKatup Vesiko
Ureter
Urin Naik Lagi ke Ureter
REFLUKS
Terutama Saat
Berkemih
Urina Naik Ke Ginjal
PYELONEFRITIS
ISK Atas
Zat Mediator
Toksik
Kronik
PARUTGINJAL
Sel Rusa
k
Diagnosis
Makin ↓ usia anak → manifestasi klinik makin tidak khas
Pada neonatus gejala ISK tidak spesifik, yaitu: Suhu tidak stabil dan sering tidak mau menyusu Mudah terangsang (iritabilitas) Muntah dan perut kembung Nafas sering tidak teratur dan sering disertai
ikterus yang memanjang (prolonged jaundice) Sering ditemukan sepsis
Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik
Manifestasi klinik pada usia antara 1 bulan - < 1 tahun, gejala juga tidak khas: Demam nafsu makan kurang Muntah Diare hambatan pertumbuhan.
Pada masa prasekolah dan sekolah baru timbul gejala spesifik.
Meskipun bisa ditemukan pada anak diatas 2 tahun setelah anak bisa bicara jelas dan dapat mengontrol miksinya tetapi umumnya baru khas pada umur 5-6 tahun yaitu: Disuria Polakisuria Urgency.
Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik
Pada ISK bagian bawah : Demam adanya rasa terbakar atau tersengat pada saat berkemih. Frekuensi berkemih meningkat kadang tidak dapat menahan sehingga terjadi enuresis. Pada malam hari dapat terbangun berkali-kali untuk berkemih
(nokturia), nyeri pada abdomen bagian bawah dimana terletak vesica
urinaria. Urine mengalami perubahan:
berbau tidak enak, perubahan pada warna urine mengandung darah
Enuresis diurnal atau nocturnal
Manifestasi klinik
Pada ISK atas: sebagian besar gejala pada infeksi traktus urinarius
bagian bawah ditemukan pula disini. demam dengan menggigil, nyeri pada daerah pinggang (dibawah iga), fatique berat, vomiting anak tampak sakit berat
Inspeksi genitalia eksterna pada anak ♂ , perhatikan ada tidaknya kelainan
kongenital, a.l: Hipospadia fimosis sudah disirkumsisi / ≠ ?
Palpasi pembesaran ginjal unilateral dan bilateral →
pikirkan hidronefrosisPerkusi
Nyeri ketok sudut kostovertebra → infeksi pada ginjal
Pemeriksaan Fisik
Urinalisis Biakan urin.Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah
(untuk melihat fungsi ginjal)LED dan CRP Pemeriksaan Antibody Coated
(-): biayanya mahal dan hasilnya yang lambat.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan jumlah leukosit urin Leukosituria atau piuria → jumlah leukosit ≥ 5-6/LPB.
Pemeriksaan uji nitrit pemeriksaan ini berdasarkan kemampuan bakteri
patogen untuk mengubah nitrat → nitrit tetapi hasilnya banyak (+) palsu.
dilakukan pada urin segar sebaiknya yang sudah ≥ 4 jam di kandung kemih atau
pada urin residuPemeriksaan bakteri dengan pewarnaan gram
pada urin yang tidak disentrifus juga dapat dipakai untuk diagnosis awal ISK.
Diagnosa pasti → kultur urin.
Pemeriksaan Laboratorium
Cara Pengumpulan Urin Steril:
1. Urin Pancar Tengah
3. Kateterisasi Buli-Buli
4. Aspirasi supra Pubik (SPP)
InterpretasiCara Penampungan Jumlah Koloni Kemungkinan Infeksi
Aspirasi supra pubik Bakteri gram negatif: asal ada
kuman
Bakterigram positif :
beberapa ribu
99%
Kateterisasi Kandung
Kemih
10⁵
10⁴-10⁵
10³-10⁴
>10³
95%
Diperkirakan ISK.
Diragukan, ulangi.
Tidak ada ISK
(kontaminasi)
Urine pancar tengah:
Laki-laki
Perempuan
10⁴
3x biakan > 10⁵
2x biakan > 10⁵
1x biakan > 10⁵
5x 10⁴-10⁵
10⁴ -5x 10⁴
Klinis simtomatik
Klinis asimtomatik
< 10⁴
Diperkirakan ISK95%90%80%Diragukan, ulangiDiperkirakan ISK, ulangiTidak ada ISKTidak ada ISK.
USG Dengan USG dapat dilihat:
Struktur anatomis saluran kemih, meskipun fungsinya nol Besar/ukuran ginjal Dilatasi darl pelviokalises, ureter dan anomali vesika urinaria. Batu saluran kemih
Foto Polos Abdomen Foto polos abdomen saat ini jarang dilakukan kecuali pada anak
dengan persangkaan kuat ke arah batu saluran kemih dan sebagai persiapan pyelografi intravena (PIV).
Pyelografi Intravena (PIV) Jarang dilakukan (kecuali bila tidak tersedia alat pencitraan
korteks DMSA) Dosis radiasi PIV > DMSA DMSA tidak menggunakan zat kontras → me (-) i kemungkinan
bahaya alergi Untuk melihat parut ginjal DMSA lebih sensitif daripada PIV
Pemeriksaan Pencitraan
Miksisio Uretrografi (MSU)
Sebaiknya dilakukan pada anak < 2 tahun dengan ISK + gejala panas
Karena kemungkinan RVU besar pada umur tersebut Pemeriksaan ini invasif dengan menggunakan kateter Tujuan pemeriksaan ini untuk melihat:
1. Refluks vesikoureter 2. Valvula uretra posterior
Dianjurkan untuk memberi antibiotik 48 jam sebelum pemeriksaan dan bila ditemukan refluks maka segera dilanjutkan dengan antibiotik profilaksis bila belum diberikan sebelumnya.
Pada MSU pertama sebaiknya dilakukan dengan zat kontras tetapi pada pemeriksaan ulang dipakai isotop DTPA (sistografi isotop) karena dosis radiasinya lebih rendah.
Skan DMSA (Dimercapto Succinic Acid)
Untuk melihat parut ginjal Pada saat infeksi akut berlangsung,
pada pyelonefritis akut → terlihat gambaran “filIing defect"
Sedangkan pada sistltis → ginjal terlihat normal
Dapat dipakai untuk membedakan antara ISK atas dan bawah.
Defek pada fase akut tersebut bisa menghilang atau menetap
Bila 6 bulan kemudian masih terlihat gambaran defek → berarti terjadi parut ginjal yang permanent
Pemeriksaan Renografi Isotop DTPA atau MAG 3
Dilakukan untuk melihat obstruksi dan menghitung fungsi ginjal kanan dan kiri secara terpisah.
DMSA: menunjukkan defek uptake pada pole atas dan bawah ginjal kiri dan reduksi ringan pada pole bawah ginjal kanan
0-2 tahun
USG Saluran Kemih
Diagnosa Klinik ISK
•MSU•DMSA
2-5 tahun
> 5 tahun
MSU
Normal
Abnormal
PantauDMS
A
USG Normal
USG Abnormal
Pantau MSU
Normal
Abnormal
Pantau MSU
Alur Pencitraan Pasien Anak dengan
ISK
Prinsip umum:1. Diagnosa dini ISK 2. Pemberian antibiotika segera 3. Pencegahan infeksi berulang 4. Mencari faktor predisposisi 5. Merencanakan pengobatan selanjutnya 6. Tindak lanjut sampai gejala hilang dan
risiko kerusakan ginjal tidak ada lagi serta dilanjutkan dengan pemantauan berkala
Penatalaksanaan
Neonatus
Bayi
ISK Pertama(Biakan Urin)
Rawat InapAntibiotika
I.V
Anak
Gejala SistemikGejala Saluran Kemih
Bawah
Rawat JalanAntibiotika
OralBiakan Urin 48 jam (sesuaikan
A.B.)
USG + MSU(2-4 minggu sesudah
terapi)
Tindak Lanjut Untuk Mencegah Infeksi*
Pertimbangkan PIV atau Skan **
* Banyak minum,jangan tahan kencing, kencing habiskan
sebelum tidur
** untuk melihat apakah ada RVU atau NR
Normal Abnormal
Pasien dengan panas tinggi dan dicurigai adanya pyelonefritis akut perlu Segera beri a.b parenteral → dirawat. Sebelumnya dilakukan pengumpulan urin dengan cara
kateterisasi atau SPP. Bila telah terjadi urosepsis atau disertai muntah-muntah
→ pasien harus dirawat untuk pemberian antibiotika parenteral. Bila memungkinkan, jangan diberi obat yang nefrotoksik (misal
aminoglikosida) kecuali bila bakterinya sensitif terhadap obat-obat tersebut.
Pada pasien dengan gejala penyakit ringan → cukup diberikan antibiotik selama 7 hari
Tetapi pada anak dengan gejala penyakit yang berat (sepsis) A.b parenteral selama 2-3 hari parenteral sampai panas turun kemudian dilanjutkan secara oral sampai 14 hari Pada neonatus dengan PNA
pemberian a.b parenteral selama 14 hari secara I.V.
Jenis Antibiotik Dosis Perhari
Seftriakson 75 mg/kgBB/hari
Sefotaksim150 mg/kgBB/hari dibagi setiap 6
jam
Septazidim150 mg/kgBB/hari dibagi setiap 6
jam
Sefazolin 50 mg/kgBB/hari dibagi setiap 8 jam
Gentamisin7,5 mg/kgBB/hari dibagi setiap 6
jam
Tobamisin 5 mg/kgBBlhari dibagi setiap 8 jam
Tikarsilin300 mg/kgBB/hari dibagi setiap 6
jam
Ampisilin100 mg/kgBB/hari dibagi setiap 6
jam
Antibiotika Parenteral pada ISK
Antibiotika Oral pada ISK
Jenis Antibiotik Dosis perhari
Amoksisilin 20-40 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3
dosis
Sulfonamida
- Kombinasi Trimetoprim
(TMP) Sulfametoksazol
(SMX)
- Sulfisoksazol
- 6-12 mg TMP dan 30-60 mg
SMX/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis
- 120-150 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4
dosis
Sefalosporln
- Sefiksim
- Sefpodiksim
- Sefprozil
- Sefaleksin
- Lorakarbef
–8 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis
–10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis
–30 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis
–50-100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4
dosis
–15-30 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2
dosis
Jenis Antibiotik Dosis Perhari
Kombinasi Trimetoprim
(TMP)
Sulfametoksazol (SMX)
2 mg TMP, 10 mg SMX/kgBB/hari dosis
tunggal pada malam hari atau 5 mg
TMP, 25 mg SMX/kgBB/malam hari dua
kali seminggu
Nitrofurantoin 1-2 mg/kgBB/hari dosis tunggal malam
hari
SuIfisoksazoI 10-20 mg/kgBB/hari dibagi tiap 12 jam
Asam Nalidiksat 30 mg/kgBB/hari dibagi tiap 12 jam
Metenamin mandelat 75 mg/kgBB/hari dibagi tiap 12 jam
Antibiotika Profilaksis pada ISK
Banyak minum air Jangan menahan BAK Hindari pemakaian obat dengan spektrum luas
untuk menghindari super infeksi. Mencegah konstipasi jika ada disfungsi yang
berhubungan dengan dilatasi kronk rektum dengan feses didalamnya.
BAB yang teratur dapat mencegah ISK. Circumsisi pada bayi laki-laki
Pencegahan
Resiko reaksi alergi karena terapi dengan antibiotik
Anak dengan PNA dapat berkembang menjadi inflamasi ginjal lobaris atau abses ginjal.
Komplikasi jangka panjang meliputi: renal parenchyma scarring (parut ginjal) hipertensi penurunan fungsi ginjal, dan kegagalan ginjal
Komplikasi
Kebanyakan kasus ISK tanpa komplikasi akan segera memberikan respons terhadap perawatan antibiotik rawat jalan, tanpa gejala sisa lebih lanjut.
Perawatan, pencitraan, dan tindak lanjut yang tepat, akan mencegah gejala sisa jangka panjang pada pasien dengan kasus-kasus yang lebih parah atau infeksi kronis.
Low-grade VUR biasanya sembuh tanpa kerusakan permanen.
High-grade VUR dapat membutuhkan koreksi bedah.
Prognosis
Terima kasih