Infeksi Odontogen

13
Infeksi Odontogen Infeksi odontogen adalah infeksi yang berasal atau bersumber dari dalam gigi. Jenis Infeksi Odontogen a) Pericoronitis i) Definisi Pericoronitis didefinisikan sebagai infeksi yang terjadi di dalam rongga mulut dan mengeluarkan simtom. Secara klinis, perikorontis seperti abses periodontal namun begitu, etiologik nya berbeda. (Topazian et. al.,2002) "Peri-" berarti "di sekitar." perkataan "- coron-" bagian dari istilah mengacu pada "mahkota" dari gigi. Akhiran "-itis" mengacu pada adanya infeksi. Jadi, kata perikoronitis secara harfiah berarti "infeksi di sekitar bagian mahkota gigi." (Peterson et. al.,2003) ii) Gambaran Klinis dan Diagnosa. Perikoronitis dapat memberi efek terhadap molar ketiga kerana kasus impaksi banyak terjadi pada molar ketiga dan ia terletak pada pinggir anterior mandibular. Oleh karena itu, kasus impaksi molar ketiga banyak terjadi pada usia dewasa muda. (Peterson et. al.,2003) Perikoronitis akut mulanya terjadi sebagai kesakitan yang terjadi secara local dan pembekakan gingiva. Kesakitan in dapat dirasai pada bahagian muka, telinga

Transcript of Infeksi Odontogen

Page 1: Infeksi Odontogen

Infeksi Odontogen

Infeksi odontogen adalah infeksi yang berasal atau bersumber dari dalam gigi.

Jenis Infeksi Odontogen

a) Pericoronitis

i) Definisi

Pericoronitis didefinisikan sebagai infeksi yang terjadi di dalam rongga mulut

dan mengeluarkan simtom. Secara klinis, perikorontis seperti abses periodontal

namun begitu, etiologik nya berbeda. (Topazian et. al.,2002) "Peri-" berarti "di

sekitar." perkataan "-coron-" bagian dari istilah mengacu pada "mahkota" dari gigi.

Akhiran "-itis" mengacu pada adanya infeksi. Jadi, kata perikoronitis secara harfiah

berarti "infeksi di sekitar bagian mahkota gigi." (Peterson et. al.,2003)

ii) Gambaran Klinis dan Diagnosa.

Perikoronitis dapat memberi efek terhadap molar ketiga kerana kasus impaksi

banyak terjadi pada molar ketiga dan ia terletak pada pinggir anterior mandibular.

Oleh karena itu, kasus impaksi molar ketiga banyak terjadi pada usia dewasa muda.

(Peterson et. al.,2003)

Perikoronitis akut mulanya terjadi sebagai kesakitan yang terjadi secara local

dan pembekakan gingiva. Kesakitan in dapat dirasai pada bahagian muka, telinga atau

sudut pada mandibular. Apabila dilakukan diagnosa secara visual dan palpasi,

terdapat pembekakan, inflamasi, dan bahagian lunak pada jaringan lunak yang

terletak disekeliling koronal termasuk oklusal. (Topazian et. al.,2002)

Inspeksi menunjukkan terdapt akumulasi plak dan debris pada porsi yang

terdedah pada gigi yang terinfeksi dan juga gigi tetangga karena jaringan lunak yang

mengalami infeksi tersebut menghalang sikat gigi untuk mencapai daerah tersebut.

Pus dapat terlihat dibawah margin jaringan perikoronal atau dapat dikeluarkan

apabila dilakukan palpasi. (Topazian et. al.,2002)

Massa retromolar terdiri dari campuran jaringan kolagenik yang cukup padat

dan pembengkakan jaringan granulasi, dengan moderat untuk sejumlah besar sel

Page 2: Infeksi Odontogen

inflamasi kronis campuran di seluruh daerah terinfeksi. Mukosa superior dapat

ulserasi dengan tempat ulkus debris nekrotik fibrinoid. Epitel berdekatan dengan gigi

yang terinfeksi biasanya menyajikan dengan kombinasi proses rete hiperplasia,

degenerasi dan nekrosis, dan mungkin dengan neutrofil. Koloni bakteri, plak gigi dan

sisa-sisa makanan nekrotik mungkin melekat pada epitel. Secara patologis harus

membedakan lesi ini dari granuloma piogenik dan gingivitis rutin, dan ini sering

membutuhkan korelasi dengan gambaran klinis. (Malik,2011)

iii) Etilogi

Etiologi perikoronitis secara umum adalah infeksi. Namun beigtu,

mikroorganisma spesifik yang menyebabkan perikoronitis ini masih belum diketahui.

Tetapi terdapat penelitian yang menemukan S.viridans, campuran flora oral,

spirochetes dan sobakteri terlibat didalam kasus ini. Terdapat penelitian lain juga

menemukan prevotella intermedia, Peptostreptococcus micros, F. nucleatum, A.

actinomycetemcomitans dan Veillonella di dalam poket lesi akut perikoronal.

(Topazian et. al.,2002)

Disamping itu, etiologi perikoronitis adalah trauma dari gigi tetangga dalam

terjadinya ekserbasi dan pembekakan jaringan. Faktor lainnya adalah stress emosi,

rokok, chronic fatigue, dan infeksi pada saluran respiratori di bahagian atas.

(Topazian et. al.,2002)

iv) Klasifikasi

Perikoronitis diklasifikasikan menjadi kronis dan akut. Perikoronitis kronis

dapat hadir tanpa atau hanya gejala ringan dan remisi panjang antara setiap

peninggian fase untuk perikoronitis akut. Perikoronitis akut dikaitkan dengan

berbagai gejala termasuk sakit parah, pembengkakan dan demam. Kadang-kadang

ada abses perikoronal terkait (akumulasi nanah) . Infeksi ini dapat menyebar ke

bagian lain dari wajah atau leher, dan kadang-kadang dapat menyebabkan jalan nafas

(misal Ludwig angina) yang membutuhkan perawatan rumah sakit darurat. (Malik,

2011).

b) Abses

Page 3: Infeksi Odontogen

1. Abses periapikal

Abses periapikal sering juga disebut abses dento-alveolar, terjadi di daerah

periapikal gigi yang sudah mengalami kematian dan terjadi keadaan eksaserbasi akut.

Mungkin terjadi segera setelah kerusakan jaringan pulpa atau setelah periode laten

yang tiba-tiba menjadi infeksi akut dengan gejala inflamasi, pembengkakan dan

demam. Mikroba penyebab infeksi umumnya berasal dari pulpa, tetapi juga bisa

berasal sistemik (bakteremia).

Gambar 2.2 : Abses periapikal

1.1 Abses Apikalis Akut

Abses apikalis akut adalah proses inflamasi pada jaringan periapikal gigi,

yang disertai pembentukan eksudat. Abses apikalis akut disebabkan masuknya

bakteri, serta produknya dari saluran akar gigi yang terinfeksi.(ingel) Abses apikalis

akut ditandai dengan nyeri yang spontan, adanya pembentukan nanah, dan

pembengkakan. Pembengkakan biasanya terletak divestibulum bukal, lingual atau

palatal tergantung lokasi apeks gigi yang tekena. Abses apikialis akut juga terkadang

disertai dengan manifestasi sistemik seperti meningkatnya suhu tubuh, dan malaise.

Tes perkusi abses apikalis akut akan mengahasilkan respon yang sangat sensitif, tes

palpasi akan merespon sensitif. Sedangkan tes vitalitas tidak memberikan respon.

Secara histologi abses apikalis akut menunjukkan adanya lesi destruktif dari nekrosis

yang mengandung banyak leukosit PMN yang rusak, debris, dan sel serta eksudat

purulen. Gambaran radiografis abses apikalis akut, terlihat penebalan pada ligamen

periodontal dengan lesi pada jaringan periapikal.

Page 4: Infeksi Odontogen

1.2 Abses Apikalis Kronis

Abses apikalis kronis merupakan keadaan yang timbul akibat lesi yang

berjalan lama yang kemudian mengadakan drainase ke permukaan. Abses apikalis

kronis disebabkan oleh nekrosis pulpa yang meluas ke jaringan periapikal, dapat juga

disebabkan oleh abses akut yang sebelumnya terjadi. Abses adalah kumpulan pus

yang terbentuk dalam jaringan. Pus ini merupakan suatu kumpulan sel-sel jaringan

lokal yang mati, sel-sel darah putih, organisme penyebab infeksi atau benda asing dan

racun yang dihasilkan oleh orgnisme dan sel darah. Abses apikalis kronis merupakan

reaksi pertahanan yang bertujuan untuk mencegah infeksi menyebar kebagian tubuh

lainnya.

Abses apikalis kronis berkembang dan membesar tanpa gejala yang subjektif,

hanya dapat dideteksi dengan pemeriksaan radiografis atau dengan adanya fistula

didaerah sekitar gigi yang terkena. Fistula merupakan ciri khas dari abses apikalis

kronis. Fistula merupakan saluran abnormal yang terbentuk akibat drainasi abses.

2. Abses subperiosteal

Gejala klinis abses subperiosteal ditandai dengan selulitis jaringan lunak

mulut dan daerah maksilofasial. Pembengkakan yang menyebar ke ekstra oral, warna

kulit sedikit merah pada daerah gigi penyebab. Penderita merasakan sakit yang hebat,

berdenyut dan dalam serta tidak terlokalisir. Pada rahang bawah bila berasal dari gigi

premolar atau molar pembengkakan dapat meluas dari pipi sampai pinggir mandibula,

tetapi masih dapat diraba. Gigi penyebab sensitif pada sentuhan atau tekanan.

3. Abses submukosa

Abses ini disebut juga abses spasium vestibular, merupaan kelanjutan abses

subperiosteal yang kemudian pus berkumpul dan sampai dibawah mukosa setelah

periosteum tertembus. Rasa sakit mendadak berkurang, sedangkan pembengkakan

bertambah besar.

4. Abses fosa kanina

Fosa kanina sering merupakan tempat infeksi yang bersal dari gigi rahang atas

Page 5: Infeksi Odontogen

pada regio ini terdapat jaringan ikat dan lemak, serta memudahkan terjadinya

akumulasi cairan jaringan. Gejala klinis ditandai dengan pembengkakan pada muka,

kehilangan sulkus nasolabialis dan edema pelupuk mata bawah sehingga tampak

tertutup. Bibir atas bengkak, seluruh muka terasa sakit disertai kulit yang tegang

berwarna merah.

5. Abses spasium bukal

Spasium bukal berada diantara m. masseter ,m. pterigoidus interna dan m.

Businator. Berisi jaringan lemak yang meluas ke atas ke dalam diantara otot

pengunyah, menutupi fosa retrozogomatik dan spasium infratemporal. Abses dapat

berasal dari gigi molar kedua atau ketiga rahang atas masuk ke dalam spasium bukal.

Gejala klinis abses ini terbentuk di bawah mukosa bukaldan menonjol ke arah rongga

mulut. Pada perabaan tidak jelas ada proses supuratif, fluktuasi negatif dan gigi

penyebab kadang-kadang tidak jelas. Masa infeksi/pus dapat turun ke spasium

terdekat lainnya. Pada pemeriksaan estraoral tampak pembengkakan difus, tidak jelas

pada perabaan.

6. Abses spasium infratemporal

Abses ini jarang terjadi, tetapi bila terjadi sangat berbahaya dan sering

menimbulkan komplikasi yang fatal. Spasium infratemporal terletak di bawah dataran

horisontal arkus-zigomatikus dan bagian lateral di batasi oleh ramus mandibula dan

bagian dalam oleh m.pterigoid interna. Bagian atas dibatasi oleh m.pterigoid

eksternus. Spasium ini dilalui a.maksilaris interna dan n.mandibula, milohioid,

lingual, a b businator, dan n.chorda timpani. Berisi pleksus venus pterigoid dan juga

berdekatan dengan pleksus faringeal.

7. Abses spasium submasseter

Spasium submasseter berjalan ke bawah dan ke depan diantara insersi otot

masseter bagian superfisialis dan bagian dalam. Spasium ini berupa suatu celah

sempit yang berjalan dari tepi depan ramus antara origo m.masseter bagian tengah

dan permukaan tulang. Keatas dan belakang antara origo m.masseter bagian tengah

dan bagian dalam. Disebelah belakang dipisahkan dari parotis oleh lapisan tipis

Page 6: Infeksi Odontogen

lembar fibromuskular. Infeksi pada spasium ini berasal dari gigi molar tiga rahang

bawah, berjalan melalui permukaan lateral ramus ke atas spasium ini.

Gejala klinis dapat berupa sakit berdenyut diregio ramus mansibula bagian

dalam, pembengkakan jaringan lunak muka disertai trismus yang berjalan cepat,

toksik dan delirium. Bagian posterior ramus mempunyai daerah tegangan besar dan

sakit pada penekanan.

8. Abses spasium submandibula

Spasium ini terletak dibagian bawah m.mylohioid yang memisahkannya dari

spasium sublingual. Lokasi ini di bawah dan medial bagian belakang mandibula.

Dibatasi oleh m.hiooglosus dan m.digastrikus dan bagian posterior oleh m.pterigoid

eksternus. Berisi kelenjar ludah submandibula yang meluas ke dalam spasium

sublingual. Juga berisi kelenjar limfe submaksila. Pada bagian luar ditutup oleh fasia

superfisial yang tipis dan ditembus oleh arteri submaksilaris eksterna. Infeksi pada

spasium ini dapat berasal dari abses dentoalveolar, abses periodontal dan

perikoronitis yang berasal dari gigi premolar atau molar mandibula.

9. Abses sublingual

Spasium sublingual dari garis median oleh fasia yang tebal , teletek diatas

m.milohioid dan bagian medial dibatasi oleh m.genioglosus dan lateral oleh

permukaan lingual mandibula. Gejala klinis ditandai dengan pembengkakan daasarr

mulut dan lidah terangkat, bergerser ke sisi yang normal. Kelenjar sublingual aan

tampak menonjol karena terdesak oleh akumulasi pus di bawahnya. Penderita akan

mengalami kesulitan menelen dan terasa sakit.

10. Abses spasium submental

Spasium ini terletak diantara m.milohioid dan m.plastima. di depannya

melintang m.digastrikus, berisi elenjar limfe submental. Perjalanan abses kebelakang

dapat meluas ke spasium mandibula dan sebaliknya infesi dapat berasal dari spasium

submandibula. Gigi penyebab biasanya gigi anterior atau premolar. Gejala klinis

ditandai dengan selulitis pada regio submental. Tahap akhir akan terjadi supuratif dan

pada perabaan fluktuatif positif. Pada npemeriksaan intra oral tidak tampak adanya

pembengkakan. Kadang-kadang gusi disekitar gigi penyebab lebih merah dari

Page 7: Infeksi Odontogen

jaringan sekitarnya. Pada tahap lanjut infeksi dapat menyebar juga kearah spasium

yang terdekat terutama kearah belakang

11. Abses spasium parafaringeal

Spasium parafaringeal berbentuk konus dengan dasar kepala dan apeks

bergabung dengan selubung karotid. Bagian luar dibatasi oleh muskulus pterigoid

interna dan sebelah dalam oleh muskulus kostriktor. sebelah belakang oleh glandula

parotis, muskulus prevertebalis dan prosesus stiloideus serta struktur yang berasaldari

prosesus ini. Kebelakang dari spasium ini merupakan lokasi arteri karotis, vena

jugularis dan nervus vagus, serta sturktur saraf spinal, glosofaringeal, simpatik,

hipoglosal dan kenjar limfe. Infeksi pada spasium ini mudah menyebar keatas melalui

berbagai foramina menuju bagian otak. Kejadian tersebut dapat menimbulkan abses

otak, meningitis atau trombosis sinus. Bila infeksi berjalan ke bawah dapat melalui

selubung karotis sampai mediastinuim.

c) Periodontitis Apikalis

Periodontitis apikal dapat didefinisikan sebagai peradangan semua struktur

pendukung gigi di daerah sekitar apeks gigi. Inflamasi periapikal biasanya disebabkan

oleh infeksi gigi yang khas menyebabkan sakit gigi dalam soketnya. Hal ini sering

disertai dengan kerusakan tulang dan kadang-kadang, apeks akar gigi. Namun

jaringan periapikal memiliki kemampuan untuk menyembuhkan jika penyebab

peradangan dihapus. Periodontitis periapikal dapat dibagi menjadi periodontitis apikal

akut dan kronis.

Etiologi

i. Infeksi

Penyebab paling umum dari penyakit ini adalah infeksi bakteri yang

menyebabkan kerusakan gigi, yang mengarah ke peradangan pulpa (yang merupakan

daerah dalam tender gigi). Peradangan ini disebut pulpitis. Jika pulpitis ini tidak

diobati, racun bakteri bisa merangkak ke dalam saluran akar, menyebabkan

periodontitis.

ii. Trauma

Page 8: Infeksi Odontogen

Setiap pukulan langsung ke gigi kadang-kadang dapat menyebabkan pulpa

gigi mati dan mungkin menjadi terinfeksi oleh bakteri dari margin gusi, yang

menyebabkan periodontitis apikal. Sebuah gigitan tiba-tiba pada benda keras, tekanan

yang tidak semestinya selama perawatan ortodontik dapat menyebabkan periodontitis

akut meskipun biasanya berumur pendek.

iii. Perawatan saluran akar

Instrumentasi mekanis melalui akar gigi selama pengobatan atau dari bahan

kimia pengisi saluran akar juga dapat menyebabkan peradangan pada daerah

periapikal.

Macam Periodontitis Apikalis

1. Periodontitis Apikalis Akut

Periodontitis apikalis akut adalah suatu keradangan akut dari jaringan periodontal

dan tulang di daerah apical gigi. Gejala subjektif dari periodontitis apikalis akut

berupa sakit yang sangat, terutama bila gigi yang bersangkutan ini digunakan untuk

menggigit, selain itu gigi yang bersangkutan terasa lebih menonjol. Pada pemeriksaan

klinis, gigi yang mengalami periodontitis apikalis akut sudah non-vital, pada

pemeriksaan perkusi dan juga drug terasa sakit sekali. Sakit ini disebabakan oleh

adanya keradangan yang terdapat di jaringan periapikal.

2. Periodontitis Apikalis Kronis

Periodontitis apikalis kronis adalah suatu keradangan kronis pada jaringan

periapikal gigi yang biasanya merupakan kenajutan dari periodontitis apikalis akut.

Namun periodontitis apikalis kronis ini biasanya merupakan kelainan yang terjadi

sejak awal tanpa menunjukkan gejala akut terlebih dahulu. Hal ini bias diakibatkan

oleh karena infeksi periapikal yang ada sifatnya ringan, atau bias juga karena

resistensi jaringan cukup baik, atau gabungan keduanya. Rasa sakit yang timbul

biasanya berupa keluhan kemeng atau kadang-kadang tidak

ada keluhan sama sekali.