Inersia Uteri.pdf

6
Inersia Uteri Persalinan yang normal (Eutocia) ialah persalinan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung spontan dalam 24 jam, tanpa menimbulkan kerusakan yang berlebih pada ibu dan anak. Distosia secara harfiah didefinisikan sebagai persalinan sulit yang ditandai dengan kemajuan persalinan yang lambat. Sebab-sebab distosia dapat dibagi dalam 3 golongan besar : 1. Kelainan tenaga (atau kelainan his). His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya dapat menyebabkan bahwa rintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi, sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan. 2. Kelainan janin. Persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena kelainan dalam letak atau bentuk janin. 3. Kelainan jalan lahir. Kelainan dalam ukuran atau bentuk jalan lahir bisa menghalangi kemajuan persalinan atau menyebabkan kemacetannya. Ad 1. Distosia karena kelainan tenaga (his) Distosia karena kelainan tenaga (his) adalah his yang tidak normal, baik kekuatan maupun sifatnya, sehingga menghambat kelancaran persalinan. Kelainan his terutama ditemukan pada primigravida, khususnya pada primigravida tua. Pada multipara lebih banyak ditemukan kelainan yang bersifat inersia uteri. Satu sebab yang penting dalam kelainan his, khususnya inersia uteri, ialah apabila bagian bawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah uterus misalnya pada kelainan letak janin

Transcript of Inersia Uteri.pdf

Page 1: Inersia Uteri.pdf

Inersia Uteri

Persalinan yang normal (Eutocia) ialah persalinan dengan presentasi belakang kepala

yang berlangsung spontan dalam 24 jam, tanpa menimbulkan kerusakan yang berlebih pada

ibu dan anak.

Distosia secara harfiah didefinisikan sebagai persalinan sulit yang ditandai dengan

kemajuan persalinan yang lambat.

Sebab-sebab distosia dapat dibagi dalam 3 golongan besar :

1. Kelainan tenaga (atau kelainan his). His yang tidak normal dalam kekuatan atau

sifatnya dapat menyebabkan bahwa rintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat

pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi, sehingga persalinan mengalami hambatan

atau kemacetan.

2. Kelainan janin. Persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena

kelainan dalam letak atau bentuk janin.

3. Kelainan jalan lahir. Kelainan dalam ukuran atau bentuk jalan lahir bisa menghalangi

kemajuan persalinan atau menyebabkan kemacetannya.

Ad 1. Distosia karena kelainan tenaga (his)

Distosia karena kelainan tenaga (his) adalah his yang tidak normal, baik kekuatan

maupun sifatnya, sehingga menghambat kelancaran persalinan.

Kelainan his terutama ditemukan pada primigravida, khususnya pada primigravida

tua. Pada multipara lebih banyak ditemukan kelainan yang bersifat inersia uteri. Satu sebab

yang penting dalam kelainan his, khususnya inersia uteri, ialah apabila bagian bawah janin

tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah uterus misalnya pada kelainan letak janin

Page 2: Inersia Uteri.pdf

atau disproporsi sefalopelvik. Peregangan rahim yang berlebihan pada kehamilan ganda

maupun hidramnion juga dapat merupakan penyebab dari inersia uteri yang murni.

Jenis-jenis kelainan his :

Inersia uteri

Disini his bersifat biasa dalam arti bahwa fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih

dahulu daripada bagian-bagian lain, peranan fundus tetap menonjol. Kelainanya terletak

dalam hal kontraksi uterus lebih aman, singkat dan jarang daripada biasa.

Inersia uteri dibagi atas 2 keadaan :

1). Inersia uteri primer. Kelemahan his timbu;l sejak permulaan persalinan.

2). Inersia uteri skunder. Kelemahan his yang timbul setelah adanya his yang kuat, teratur dan

dalam waktu yang lama.

Diagnosis inersia uteri memerlukan pengalaman dan pengawasan yang teliti terhadap

persalinan. Pada fase laten diagnosis akan lebih sulit, tetapi bila sebelumnya telah ada

kontraksi (his) yang kuat dan lama, maka diagnosis inersia uteri sekunder lebih mudah.

Inersia uteri menyebabkan persalinan akan berlangsung lama dengan akibat-akibatnya

terhadap ibu dan janin

Penanganan :

Periksa keadaan serviks, presentasi dan posisi janin, turunya bagian terbawah janin dan

keadaan panggul. Kemudian buat rencana untuk menentukan sika dan tindakan yang akan

dikerjakan, misalnya pada letak kepala.

Page 3: Inersia Uteri.pdf

1) Berikan oksitosin drips 5-10 satuan dalam 500 cc dekstrosa 5 % dimulai dengan 12

tetes per menit, dinaikkan setiap 10-15 menit sampai 40-50 tetes per menit. Maksud

pemberian oksitosin adalah supaya serviks dapat membuka.

2) Pemberian oksistosin tidak usah terus menerus, sebab bila tidak memperkuat his

setelah pemberian lama, hentikan dulu dan ibu dianjurkan istirahat.

3) Bila inersia disertai dengan disproporsi sefalopelvis maka sebaiknya dilakukan seksio

sesarea.

4) Bila semula his kuat tetapi kemudian terjadi inersia uteri skunder, ibu lemah dan partus

telah berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan 181 jam pada multi, tidak ada

gunanya memberikan oksitosin drips; sebaiknya partus segera diselesaikan sesuai

dengan hasil pemeriksaan dan indikasi obtetrik lainnya (ekstraksi vakum atau forcep,

atau seksio sesarea)

Tetania uteri.

Adalah his yang terlampau kuat dan terlampau sering sehingga tidak ada relaksasi rahim. His

yang terlampau kuat dan terlampau efisien menyebabkan persalinan selesai dalam waktu

singkat. Partus yang sudah selesai kurang dari 3 jam dnamakan partus presipitatus: sifat his

normal, tonus otot diluar his juga biasa, kelainannya terletak pada kekuatan his. Akibatnya

dapat terjadi perlukaan luas pada jalan lahir, khususnya serviks uteri, vagina, dan perineum,

pada bayi dapat terjadi perdarahan intrakranial.

Penanganan :

1). Berikan obat seperti morfin, luminal, dsb, asal janin tidak akan lahir dalam waktu dekat

(4-6 jam) kemudian.

Page 4: Inersia Uteri.pdf

2). Bila ada tanda-tanda obstruksi, persalinan harus segera diselesaikan dengan seksio

sesarea.

3). Pada partus presipitatus tidak banyak yang dapat dilakukan karena janin lahir tiba-tibadan

cepat.

Incoordinate uterine action

Di sini sifat hius berubah-ubah, tonus otot uterus meningkat juga diluar his, tidak ada

koordinasi dan sinkronisasi antara kontraksi dan bagian-bagiannya. Jadi kontraksi tidak

efisien dalam mengadakan pembukaan apalagi pengeluaran janin.

Penanganan :

1).Untuk mengurangi rasa takut, cemas dan tonus otot,m berikan obat-obat penghilang sakit

dan penenang (sedatif dan analgetik) seperti morfifn, petidin dan valium

2). Apabila persalinan sudah berlangsung lama dan berlarut-laru, seleaikan partus

menggunakan hasil pemeriksaan dan evaluasi, dengan ekstraksi vakum, forsep, atau seksio

sesarea.

Ad.2. Kelainan janin

Abnormalitas pad presentasi, posisi atau perkembangan janin

Presentasi bokong

Presentasi muka

Presentasi dahi

Presentasi puncak

Page 5: Inersia Uteri.pdf

Letak lintang

Presentasi majemuk

Makrosomia feetalis

Hidrosefalus

Perut bayi yang besar penyebab distosia (distensi hebat vesika urinaria, pembesaran ginjal

dan hati)

Kembar siam

Ad.3. Kelainan jalan lahir

Distosia akibat kesempitan panggul

1. Kesempitan pintu atas panggul, pintu atas panggul dikatakan sempit jika ukuran konjugata

vera kurang dari 10 cm atau diameter transversa kurang dari 12 cm.

2. Kesempitan panggul tengah, bila jumlah diameter interspinarum ditambah diameter

sagitalis posterior 13,5 cm (normalnya 10,5 +5 cm =15,5 cm )

3. Kesempitan pintu bawah panggul, diartikan jika distansia intertuberum 8 cm.

4. Kesempitan panggul umum, mencakup adanya riwayat fraktur tulang panggul,

poliomielitis, kifoskoliosis, wanita yang bertubuh kecil, dan dismorfik, pelvik kifosis.

Abnormalitas pada jalan lahir yang bukan tulang panggul :

1. abnormalitas vulva ( atresia vulva, inflamasi vulva, tumor dekat vulva)

2. abnormalitas vagina (atresia vagina, seeptum longitudinalis vagina, striktur anuler)

Page 6: Inersia Uteri.pdf

3. abnormalitas serviks (atresia dan stenosis serviks, Ca serviks)

4. Kelainan letak uterus (antefleksi, retrofleksi, mioma uteri, mioma serviks)

5. Tumor ovarium (jinak atau ganas)