Industrial is as i

27

Click here to load reader

Transcript of Industrial is as i

Page 1: Industrial is as i

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam konsep sejarah pembangunan ekonomi, konsep industrialisasi

berawal dari revolusi industri pertama pada pertengahan abad ke-18 di

Inggris, yang ditandai dengan penemuan metode baru untuk permintalan, dan

penemuan kapas yanng mencipatakan spesialisasi dalam produksi, seta

peningkatan produktivitas dari faktor produksi yang digunakan.

Sejarah ekonomi dunia menunjukan bahwa industrialissi merupakan suatu

proses interasksi antara pengemebangan teknologi, inovasi, spesialisasi,

produksi, dan perdagangan anatarnegara, yang pada akhirnya sejalan dengan

meningkatnya pendapatan masyarakat mendorong perubahan struktur

ekonomi dibanyak negara, dari yang tadinya berbasis pertanian menjadi

berbasis industri.

Pengalaman di hampir semua negara menunjukan bahwa indutrialisasi

sangat perlu karena menjamin pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Hanya

sebagian kecil negara dengan jumlah penduduknya yang sedikit dan kekayaan

minyakatau SDA yang melimpah berharap mencapai tingkat pendapatan

perkapita yang tinggi tanpa lewat proses indusrtrialisasi atau pembangunan

sektor industri yang kuat, tetapi hanya mengandalkan minyak.

Walaupun demikian, industriliasasi bukanlah merupakan tujuan akhir

dari pembangunan ekonomi, melainkan hanya salah satu strategi yang harus

ditempuh untuk mendukung proses pembangunan ekonomi guna mencapai

tingkat pendapatan perkapita yang tinggi yang berrkelanjutan.

1

Page 2: Industrial is as i

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian dari industrialisasi?

2. Bagaimana klasifikasi industrialisasi di Indonesia?

3. Apa tujuan dari industrialisasi?

4. Apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong dari industrialisasi?

5. Apakah pengertian dari hubungan industrial?

6. Apa saja prinsip-prinsip dari hubungan industrial?

7. Apa saja sarana pelaksanaan hubungan industrial?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mendefinisikan pengertian dari industrialisasi.

2. Menjelaskan klasifikasi industrialisasi di Indonesia.

3. Mengerti tujuan dari industrialisasi.

4. Memahami faktor-faktor penghambat dan pendorong dari industrialisasi.

5. Mendefinisikan pengertian dari hubungan industrial.

6. Memahami prinsip-prinsip dari hubungan industrial.

7. Mengerti sarana pelaksanaan hubungan industrial.

D. MANFAAT PENULISAN

1. Bagi calon pendidik, dapat memahami lebih lanjut tentang industrialisasi

dan hubungan industrial.

2. Bagi pembaca, dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai

industrialisasi dan hubungan industrial.

3. Bagi peserta didik, dapat mengerti tentang industrialisasi dan hubungan

industrial serta bahasan bahasan yang ada dalam bab tersebut.

2

Page 3: Industrial is as i

BAB II

PEMBAHASAN

A. Industrialisasi

1. Pengertian Industrialisasi

Industrialisasi adalah sistem produksi yang muncul dari

perkembangan yang mantap, penelitian dan penggunaan pengetahuan

ilmiah. Industrialisasi dilandasi oleh pembagian tenaga kerja dan

spesialisasi, menggunakan alat-alat bantu mekanik, kimiawi, mesin dan

organisasi serta intelektual dalam produksi.

Industrialisasi dalam arti sempit, menggambarkan penggunaan

secara luas sumber-sumber tenaga non-hayati dalam rangka produksi

barang atau jasa. Meskipun defiinisi ini terasa sangat membatasi,

industrialisasi tidak hanya di terdapat pabrik atau manufaktur, tapi bisa

juga meliputi pertanian karena pertanian tidak bisa lepas dari mekanisasi

(pemakaian sumber tenaga non-hayati). Demikian pula dengan

transportasi dan komunnikasi.

Sedangkan Pengembangan industri itu sendiri pada dasarnya

ditujukan untuk memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat baik

melalui pembukaan lapangan pekerjaan, mendatangkan devisa negara,

maupun peningkatan pendidikan.

2. Klasifikasi Industrialisasi

Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-

beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada

kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal,

atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut

perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut

menentukan keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan

3

Page 4: Industrial is as i

kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin

beranekaragam jenis industrinya.

Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing,

adalah sebagai berikut :

1. Klasifikasi Industri berdasarkan Bahan Baku

Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda,

tergantung pada apa yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut.

Berdasarkan bahan baku yang dipergunakan, industri dapat dibedakan

menjadi :

Industri Ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh

langsung dari alam. Misal : Industri hasil pertanian, industri hasil

perikanan, dan industri hasil perhutanan.

Industri Nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut

hasil-hasil industri lain. Misalnya : Industri kayu lapis, industri

permintalan, dan industri kain.

Industri Fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan

industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan

orang lain. Misalnya : Perbankan, perdagangan, angkutan, dan

pariwisata.

2. Klasifikasi Industri berdasarkan Tenaga Kerja

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat

dibedakan menjadi berikut :

Industri Rumah Tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga

kerja kurang dari 4 orang. Ciri industri ini memiliki modal yang

sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan

pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu

sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya : Industri anyaman,

industri kerajinan, industri tempe/tahu, dan industri makanan ringan.

Industri Kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar

5 samapai 19 orang. Ciri industri kecil ini adalah memiliki modal

4

Page 5: Industrial is as i

yang relatif kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar

atau masih ada hubungan saudara. Misalnya : industri genteng,

industri batubara, industri pengolahan rotan.

Industri Sedang, yaitu industri yang menggunakan tenga kerja sekitar

20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang ini adalah memiliki modal

yang cukup besar, tenaga kerja memiliki ketrampilan tertentu, dan

pimpinan perusahaan memliki kemampuan manajerial tertentu.

Misalnya : Industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.

Industri Besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari

dari 100 orang. Ciri industri besar ini adalah memiliki modal besar

yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham,

tenaga kerja harus memiliki ketrampilan khusus, dan pimpinan

perusahaan dipilih melalui uji kemampuan dan kelayakan.

Misalnya : Industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan

industri pesawat terbang.

3. Klasifikasi Industri berdasarkan Produksi yang Dihasilkan

Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan

menjadi beberapa macam :

Industri Primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda

yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang

dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau dipergunakan secara

langsung. Misalnya : Industri anyaman, industri konveksi, industri

makanan dan minuman.

Industri Sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau

benda yang membutuhkan pengelolahan lebih lanjut sebelum

dinikmati atau digunakan. Misalnya : Industri pemintalan benang,

industri ban, industri baja, dan industri tekstil.

Industri Tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang

atau benda yang dapat dinikmati atau dipergunakan baik secara

langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa layanan

5

Page 6: Industrial is as i

yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat.

Misalnya : Industri angkutan, industri perbankan, industri

perdagangan, dan industri pariwisata.

4. Klasifikasi Industri berdasarkan Bahan Baku

Berdasarkan bahan mentah yang dipergunakan, industri dapat

dibedakan menjadi berikut :

Industri Pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang

diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. Misalnya : Industri minyak

goreng, industri gula, industri kopi, industri teh, dan industri

makanan.

Industri Pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah

yang berasal dari hasil pertambangan. Misalnya : Industri semen,

industri baja, dan industri BBM.

Industri Jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat

mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi

menguntungkan. Misalnya: Industri perbankan, industri

perdagangan, industri pariwisata, industri transportasi, industri seni

dan hiburan.

5. Klasifikasi Industri berdasarkan Lokasi Unit Usaha

Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan

kegiatan industri. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat

dibedakan menjadi :

Industri Berorientasi pada Pasar, yaitu industri yang didirikan

mendekati daerah persebaran konsumen.

Industri Berorientasi pada Tenaga Kerja, yaitu industri yang

didirikan mendekati daerah pemusatan pendudukan, terutama daerah

yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.

6

Page 7: Industrial is as i

Industri Berorientasi pada Pengolahan, yaitu industri yang didirikan

dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya : Industri BBM di

Balongan Indramayu ( dekat dengan kilang minyak ).

Industri Berorientasi pada Bahan Baku, yaitu industri yang didirikan

di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya : Industri pengalengan

ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan indutri gula berdekatan

lahan tebu.

Industri yang tidak terkait oleh persyaratan yang lain, yaitu industri

yang didirikan tidak terkait oleh syarat-syarat di atas. Industri ini

dapat didirikan dimana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan

pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan dimana saja. Misalnya :

Industri elektronik, Industri otomotif, dan industri transportasi.

6. Klasifikasi Industri berdasrakan Proses Produksi

Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi

berikut :

Industri Hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah

menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya

menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain.

Misalnya : Industri kayu lais, industri alumunium, industri

pemintalan, dan industri baja.

Industri Hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi

menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung

dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya : Industri pesawat

terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.

3. Tujuan Industrialisasi

Proses industrialisasi di Indonesia diarahkan pada tujuan-tujuan yaitu:

1. Industri yang strategis untuk kebutuhan dalam negeri dan kehidupan

rakyat.

7

Page 8: Industrial is as i

2. Industri ekspor yakni industri yang pasar ekspornya baik dan

mempunyai potensi untuk berkembang.

3. Industri yang menggunakan sumber daya nasional, yakni sumber daya

alam dan sumber daya manusia.

4. Industri yang memiliki nilai strategis dalam pengembangan dan

penguasaan teknologi serta berdampak pada pengembangan industri

lainnya.

5. Industri yang dapat mengembangkan kegiatan ekonomi di daerah-

daerah di luar jawa terutama di kawasan timur Indonesia.

4. Faktor-faktor pendorong industrialisasi :

a. Struktur organisasi

Dilakukan inovasi dalam jaringan institusi pemerintah dan swasta

yang melakukan impor. Sebagai pihak yang membawa,mengubah,

mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi.

b. Ideologi

Perlu sikap dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan suatu

teknologi apakah menganut tecno-nasionalism,techno-globalism, atau

techno-hybrids[10].

c. Kepemimpinan

Pemimpin dan elit politik Indonesia harus tegas dan cermat dalam

mengambil keputusan. Hal ini dimaksudkan untuk mengembalikan

kepercayaan pasar dalam negeri maupun luar negeri.

5. Faktor-Faktor Penghambat Industri

Faktor-faktor yang menjadi penghambat Industri di indonesia meliputi:

a. Keterbatasan teknologi

Kurangnya perluasan dan penelitian dalam bidang teknologi

menghambat efektifitas dan kemampuan produksi.

8

Page 9: Industrial is as i

b. Kualitas sumber daya manusia

Terbatasnya tenaga profesional di Indonesia menjadi penghambat

untuk mendapatkan dan mengoperasikan alat alat dengan teknologi

terbaru.

c. Keterbatasan dana pemerintah

Terbatasnya dana pengembangan teknologi oleh pemerintah untuk

mengembangkan infrastruktur dalam bidang riset dan teknologi

6. Strategi Pembangunan Sektor Industri

o Dalam startegi pelaksanaan industrialisasi:

1. Strategi substitusi impor (Inward Looking).

Bertujuan mengembangkan industri berorientasi domestic yang

dapat menggantikan produk impor. Negara yang menggunakan

strategi ini adalah Korea dan Taiwan.

Pertimbangan menggunakan strategi ini:

Sumber daya alam dan Faktor produksi cukup tersedia.

Potensi permintaan dalam negeri memadai.

Sebagai pendorong perkembangan industri manufaktur dalam

negeri.

Kesempatan kerja menjadi luas.

Pengurangan ketergantungan impor, sehingga defisit berkurang.

2. Strategi promosi ekspor (outward Looking)

Beorientasi ke pasar internasional dalam usaha pengembangan

industri dalam negeri yang memiliki keunggulan bersaing.

Rekomendasi agar strategi ini dapat berhasil :

Pasar harus menciptakan sinyal harga yang benar yang

merefleksikan kelangkaan barang baik pasar input maupun

output.

Tingkat proteksi impor harus rendah.

Nilai tukar harus realistis.

9

Page 10: Industrial is as i

Ada insentif untuk peningkatan ekspor

B. Hubungan Industrial

1. Pengertian Hubungan Industrial

Menurut Payaman J. Simanjuntak (2009), Hubungan industial adalah

Hubungan semua pihak yang terkait atau berkepentingan atas proses produksi

barang atau jasa di suatu perusahaan. Pihak yang berkepentingan dalam setiap

perusahaan (Stakeholders) :

1. Pengusaha atau pemegang saham yang sehari-hari diwakili oleh pihak

manajemen

2. Para pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh

3. Supplier atau perusahaan pemasok

4. Konsumen atau para pengguna produk/jasa

5. Perusahaan Pengguna

6. Masyarakat sekitar

7. Pemerintah

Disamping para stakeholders tersebut, para pelaku hubungan

industrial juga melibatkan:

1. Para konsultan hubungan industrial dan/atau pengacara

2. Para Arbitrator, konsiliator, mediator, dan akademisi

3. Hakim-Hakim Pengadilan hubungan industrial

Abdul Khakim (2009) menjelaskan, istilah hubungan industrial

merupakan terjemahan dari "labour relation" atau hubungan perburuhan. Istilah

ini pada awalnya menganggap bahwa hubungan perburuhan hanya membahas

masalah-masalah hubungan antara pekerja/buruh dan pengusaha. Seiring

dengan perkembangan dan kenyataan yang terjadi di lapangan bahwa masalah

hubungan kerja antara pekerja/buruh dan pengusaha ternyata juga menyangkut

aspek-aspek lain yang luas.

10

Page 11: Industrial is as i

Dengan demikian, Abdul Khakim (2009) menyatakan hubungan

perburuhan tidaklah terbatas hanya pada hubungan antara pekerja/buruh dan

pengusaha, tetapi perlu adanya campur tangan pemerintah.

Hubungan Industrial adalah suatu subjek yang membahas sikap dan

perilaku orang-orang di dalam organisasi kerja (perusahaan) dan mencari

sebab-sebab yang menentukan jadinya perilaku tersebut serta mencairkan

jawaban terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

2. Sejarah Perkembangan Hubungan Industrial Di Indonesia

a. Periade sebelum kemerdekaan

Sistem hubungan industrial masuk Indonesia dibawah oelh belanda sebagai

penjajahan pada akhir abad ke 20 dengan pertama-tama

memperkenalkannya di perusahaan-perusahaan asing khususnya belanda

yang pekerja-pekerjanya juga belanda.

b. Periode setelah kemerdekaan

Hubungan industrial masih tetap diwarnai oleh orientasi politik setelah

penyerahan kedaulatan dengan system serikat pekerja yang pluralistis maka

sistem hubungan industrial baik yang berdasarkan liberalisme maupun

marxisme berkembang pesat di pelopori oleh serikat pekerjanya masing-

masing.

c. Periode demokrasi terpimpin

Setelah pemberontakan G3OS dapat ditumpas dan lahirlah pemerintah orde

baru yang bertekad ingin melaksanakan pancasila dan undang-undang dasar

1945 secara murni dan konsekwen. Maka sejak itu lahirlah “Hubungan

Indusrial Pancasila”

3. Prinsip-Prinsip Hubungan Industrial

Payaman J. Simanjuntak (2009) menjelaskan beberapa prinsip dari Hubungan

industrial, yaitu :

11

Page 12: Industrial is as i

1. Kepentingan Bersama: Pengusaha, pekerja/buruh, masyarakat, dan

pemerintah

2. Kemitraan yang saling menguntungan: Pekerja/buruh dan pengusaha

sebagai mitra yang saling tergantung dan membutuhkan

3. Hubungan fungsional dan pembagian tugas

4. Kekeluargaan

5. Penciptaan ketenangan berusaha dan ketentraman bekerja

6. Peningkatan produktivitas

7. Peningkatan kesejahteraan bersama

4. Sarana Pelaksanaan Hubungan Industrial

Hubungan industrial dapat dilakukan melalui berbagai sarana antara

lain, Serikat Pekerja/ Serikat Buruh, Organisasi Pengusaha, Lembaga

Kerjasama Bipartit, Lembaga Kerjasama Tripartit, Peraturan Perusahaan,

Perjanjian Kerjasa Bersama, Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan

dan Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. Selanjutnya

akan diuraikan berbagai sarana tersebut yaitu sebagai berikut: 

a. Serikat Pekerja/ Serikat Buruh

Serikat Pekerja/ Serikat Buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh dan

untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang

bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab guna

memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan

pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan

keluarganya.

b. Organisasi Pengusaha

Keberadaan organisasi pengusaha dimaksudkan untuk memperjuangkan

kepentingan pengusaha dalam rangka melindungi iklim investasi dan

terselenggaranya proses produksi yang aman dan lancar. Untuk saat ini,

12

Page 13: Industrial is as i

organisasi pengusaha yang mewakili pengusaha di bidang ketenagakerjaan

dan Lembaga Kerjasama Tripartit adalah Asosiasi Pengusaha Indonesia

(APINDO).

c. Lembaga Kerjasama Bipartit

Lembaga kerjasama bipartit adalah forum komunikasi dan konsultasi

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan industrial di satu

perusahaan yang anggotanya terdiri dari pengusaha dan serikat pekerja/serikat

buruh yang sudah tercatat instansi yang bertanggung jawab di bidang

ketenagakerjaan atau unsur pekerja/buruh. Setiap perusahaan yang

mempekerjakan 50 (lima puluh) orang pekerja/buruh atau lebih wajib

membentuk lembaga kerja sama bipartit. Lembaga kerja sama bipartit

berfungsi sebagai forum komunikasi, dan konsultasi mengenai hal

ketenagakerjaan di perusahaan. Susunan keanggotaan lembaga kerja sama

bipartit terdiri dari unsur pengusaha dan unsur pekerja/buruh yang ditunjuk

oleh pekerja/buruh secara demokratis untuk mewakili kepentingan

pekerja/buruh di perusahaan yang bersangkutan.

d. Lembaga Kerjasama Tripartit

Lembaga kerja sama tripartit adalah forum komunikasi, konsultasi dan

musyawarah tentang masalah ketenagakerjaan yang anggotanya terdiri dari

unsur organisasi pengusaha, serikat pekerja/serikat buruh dan pemerintah.

Lembaga kerja sama tripartit memberikan pertimbangan, saran dan pendapat

kepada pemerintah dan pihak terkait dalam penyusunan kebijakan dan

pemecahan masalah ketenagakerjaan. Lembaga Kerja sama Tripartit terdiri

dari Lembaga Kerja sama Tripartit Nasional, Provinsi dan Kabupataen/Kota;

dan Lembaga Kerja sama Tripartit Sektoral Nasional, Provinsi, dan

Kabupaten/Kota. Keanggotaan Lembaga Kerja sama Tripartit terdiri dari

unsur pemerintah, organisasi pengusaha, dan serikat pekerja/serikat buruh.

13

Page 14: Industrial is as i

e. Peraturan Perusahaan

Peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh

pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan.

Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh sekurang-kurangnya 10

(sepuluh) orang wajib membuat peraturan perusahaan yang mulai berlaku

setelah disahkan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk. Kewajiban

membuat peraturan perusahaan tidak berlaku bagi perusahaan yang telah

memiliki perjanjian kerja bersama. Peraturan perusahaan disusun oleh dan

menjadi tanggung jawab dari pengusaha yang bersangkutan. Peraturan

perusahaan disusun dengan memperhatikan saran dan pertimbangan dari wakil

pekerja/buruh di perusahaan yang bersangkutan.

Dalam hal di perusahaan yang bersangkutan telah terbentuk serikat

pekerja/serikat buruh maka wakil pekerja/buruh adalah pengurus serikat

pekerja/serikat buruh. Dalam hal di perusahaan yang bersangkutan belun

terbentuk serikat pekerja/serikat buruh, wakil pekerja/buruh adalah

pekerja/buruh yang dipilih secara demokratis untuk mewakili kepentingan

para pekerja/buruh di perusahaan yang bersangkutan.

Peraturan perusahaan sekurang-kurangnya memuat :

1. hak dan kewajiban pengusaha;

2. hak dan kewajiban pekerja/buruh;

3. syarat kerja;

4. tata tertib perusahaan; dan

5. jangka waktu berlakunya peraturan perusahaan. 

f. Perjanjian Kerjasa Bersama

Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan

antara serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh

yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan

14

Page 15: Industrial is as i

dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha

yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak.

Perjanjian kerja bersama dibuat oleh serikat pekerja/serikat buruh atau

beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang telah tercatat pada instansi yang

bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha atau

beberapa pengusaha. Penyusunan perjanjian kerja bersama dilaksanakan

secara musyawarah.

Dalam 1 (satu) perusahaan hanya dapat dibuat 1 (satu) perjanjian kerja

bersama yang berlaku bagi seluruh pekerja/buruh di perpusahaan. Masa

berlakunya perjanjian kerja bersama paling lama 2 (dua) tahun.

Perjanjian kerja bersama paling sedikit memuat :

1. hak dan kewajiban pengusaha;

2. hak dan kewajiban serikat pekerja/serikat buruh serta pekerja/buruh;

3. jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya perjanjian kerja bersama; dan

4. tanda tangan para pihak pembuat perjanjian kerja bersama. 

g. Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan

Dalam mewujudkan pelaksanaan hak dan kewajiban pekerja/buruh dan

pengusaha, pemerintah wajib melaksanakan pengawasan dan penegakan

peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan. Ketentuan-ketentuan pokok

mengenai ketenagakerjaan/ perburuhan diatur dalam Undang-undang Nomor

13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Selain UU tersebut, beberapa

ketentuan mengaenai hal-hal yang terkait dengan ketenagakerjaan antara lain

UU Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/ Serikat Buruh, UU Nomor

2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, UU

Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek, UU Nomor 1 Tahun  1970 tentang

Keselamatan Kerja, UU Nomor 7 tahun 1981 tentang Wajib Lapor

Ketenagakerjaan di Perusahaan serta seluruh peraturan pelaksanaan dari UU

tersebut.

15

Page 16: Industrial is as i

h. Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Penyelesaian perselisihan hubungan industrial wajib dilaksanakan oleh

pengusaha dan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh secara

musyawarah untuk mufakat. Dalam hal penyelesaian secara musyawarah

untuk mufakat tidak tercapai, maka pengusaha dan pekerja/buruh atau serikat

pekerja/serikat buruh menyelesaikan perselisihan hubungan industrial melalui

prosedur penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang diatur dengan

undang-undang. Ketentuan mengenai penyelesaian perselisihan hubungan

industrial diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004.

16

Page 17: Industrial is as i

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Industrialisasi adalah sistem produksi yang muncul dari perkembangan

yang mantap, penelitian dan penggunaan pengetahuan ilmiah. Industrialisasi

dilandasi oleh pembagian tenaga kerja dan spesialisasi, menggunakan alat-alat

bantu mekanik, kimiawi, mesin dan organisasi serta intelektual dalam produksi.

Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing, adalah

berdasarkan Bahan Baku, berdasarkan tenaga kerja, berdasarkan Produksi yang

Dihasilkan, berdasarkan bahan baku, berdasarkan Lokasi Unit Usaha, berdasarkan

proses produksi.

Faktor-faktor pendorong industrialisasi adalah Struktur organisasi,

Ideologi, dan kepemimpinan. Faktor-faktor yang menjadi penghambat Industri di

indonesia meliputi: Keterbatasan teknologi, Kualitas sumber daya manusia, dan

Keterbatasan dana pemerintah.

Hubungan Industrial adalah suatu subjek yang membahas sikap dan

perilaku orang-orang di dalam organisasi kerja (perusahaan) dan mencari sebab-

sebab yang menentukan jadinya perilaku tersebut serta mencairkan jawaban

terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

Hubungan industrial dapat dilakukan melalui berbagai sarana antara lain,

Serikat Pekerja/ Serikat Buruh, Organisasi Pengusaha, Lembaga Kerjasama

Bipartit, Lembaga Kerjasama Tripartit, Peraturan Perusahaan, Perjanjian Kerjasa

Bersama, Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan dan Lembaga

Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

17

Page 18: Industrial is as i

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Industrialisasi

http://organisasi.org/ pengertian_definisi_macam_jenis_dan_penggolongan_industri_di_indonesia_perekonomian_bisnis

http://sidikaurora.wordpress.com/2011/03/30/industrialisasi/

http://kuswanto.staff.gunadarma.ac.id

http://www.setneg.go.id/index.php?

option=com_content&task=view&id=215&Itemid=76

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/04/bab-7-industrialisasi/

http://id.wikipedia.org/wiki/hubunganIndustrial

18