Industri Styrene
-
Upload
dilia-puspa -
Category
Documents
-
view
165 -
download
10
description
Transcript of Industri Styrene
INDUSTRI KIMIA DARI SENYAWA AROMATIK
3. INDUSTRI STYRENE
3.1 Pendahuluan
Styrene (C6H5C2H5) adalah salah satu senyawa kimia yang mempunyai
kegunaan yang sangat besar terutama dalam industri plastik, sebagai zat antara
untuk pembuatan senyawa kimia lainnya, dan sebagai monomer yang digunakan
untuk membuat karet sintesis. Styren diproduksi dengan cara dehydrogenasi
ethylbenzene.
Dari tahun ketahun kebutuhan styrene di Indonesia makin meningkat, hal
ini terlihat dengan meningkatnya impor styrene di Indonesia. Diperkirakan
kebutuhan tersebut akan meningkat pada tahun-tahun mendatang dengan makin
berkembangnya industri pengolahan styrene.
3.2 Klasifikasi Proses
Proses pembuatan styren dapat diklasifikasikan menjadi :
3.1.2 Dehidrogenasi etilbenzene
3.1.3 Hidrogenasi – dehidrasi asetofenon
Yang akan dibahas dalam makalah ini adalah proses Dehidrogenasi
etilbenzene.
3.3 Data Kuantitatif
Basis : 1 ton produk styrene (86 % yield)
Benzene : 0.87 ton
Ethylbenzene : 0.32 ton
AlCl3 : 10-11 kg
Kapasitas yang digunakan : 30-400 ton/hari
3.4 Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku dan Produk
3.4.1 Bahan Baku
a. Ethylene (C2H4)
Berat molekul : 28.05 g/mol
Density : 1.178 kg/m³ at 15 °C, gas
Titik leleh : -169.2 oC (104 K, -272,6 OF)
Titik didih : -103,7 OC ( 169,5 k, -154,7 OF)
Kelarutan dalam air : 3,5 mg/100 ml (17OC)
Flash point : -136 OC
Molecular shape : D2h
Dipole moment : zero
Appearance colorless : gas
Acidity (pKa) : 44
MSDS External : MSDS
EU classification : Extremely flammable (F+)
b. Benzene (C6H6)
Massa molar : 78,1121 g/mol-1
Titik leleh : 5,5 °C (278,6 K), 42OF
Titik didih : 80,1OC, 353k, 176 OF
Densitas : 0,8786 g/mL, zat cair
Kelarutan dalam air : 1,8 gr/L (15OC)
Viskositas : 0,652 cP at 20 OC
Flash Point : -11OC
MSDS External : MSDS
S-phrases : S53, S45
c. Etil Klorida (C2H5Cl)
Massa molar : 64.51 g/mol
Penampilan : Colourless gas
Titik leleh : −139 °C (134 K)
Titik didih : 12,3 oC (285,4 K)
Density : 0.92 g/cm3, liquid
Kelarutan dalam air : 0,6 g/100ml
Dipole moment : 2.06 D
Main Hazards : Flammable
Flash Point : -50 oC
d. Alumunium Klorida (AlCl3)
Massa molar : 133.34 g/mol (anhidrat)
241,43 g/mol (hexahydrate)
Titik leleh : 192,4 oC (anhidrat)
0 OC (hexahydrate)
Titik didih : 120 °C (hexahydrate)
Densitas : 2.48 g/cm3 (anhydrous)
Kelarutan dalam air : 43,9 g/100ml (0OC)
Kelarutan : Larut dalam Hidrogen Klorida,
Ethanol, klroform, carbon
tetrachloride slightly soluble in
benzene.
MSDS : External MSDS
EU classification : Corrosive (C)
3.4.2 Produk
a. Styrene (C 8 H 8)
Massa molar : 104,15 g / mol
Penampilan : cairan berminyak tidak berwarna
Kepadatan : 0,909 g / cm ³
Titik lebur : -30 ° C, 243 K, -22 ° F
Titik didih : 145 ° C, 418 K, 293 ° F
Kelarutan dalam air : <1%
Indeks bias ( n D ) : 1.5469
Kelekatan : 0,762 c P pada 20 ° C
Main hazards : Flammable, toxic
Flash point : 31 oC
Dipole moment : 0.13 D
b. Etil Benzene (C 8 H 10)
Rumus molekul : C 8 H 10
Massa molar : 106,17 g mol -1
Penampilan : Jelas, tidak berwarna cair
Kepadatan : 0,8665 g / mL
Titik lebur : -95 ° C, 178 K, -139 ° F
Titik didih : 136 ° C, 409 K, 277 ° F
Kelarutan dalam air : 0,015 g/100 mL (20 ° C)
Kelekatan : 0,669 cP pada 20 ° C
R-phrases : R11 R20
Main hazards : Flammable
c. Toluene (C7H8 atau C6H5CH3)
Molecular formula : C7H8 atau C6H5CH3
Molar mass : 92.14 g/mol
Appearance : colorless liquid
Density : 0.8669 g/mL (20 °C)
Melting point : −93 °C
Boiling point : 110.6 °C
Solubility in water : 0.47 g/l (20–25°C)
Refractive index (nD) : 1.497 (20 °C)
Viscosity : 0.590 cP at 20°C
Dipole moment : 0.36 D
MSDS : External MSDS
Main hazards : Highly flammable
d. Methane (CH4)
Molecular formula : CH4
Molar mass : 16.042 g/mol
Appearance : Colorless gas
Density : 0.717 kg/m3 (gas, 0 °C)
416 kg/m3 (liquid)
Melting point : -182.5 °C, 91 K, -297 °F
Boiling point : -161.6 °C, 112 K, -259 °F
Solubility in water : 35 mg/L (17 °C)
MSDS : External MSDS
Main hazards : High;y flammable (F+)
Explosive limits : 5-15%
e. Hidrogen (H2)
Warna : tanpa warna
Tahap : gas
Kepadatan : (0 ° C, 101,325 kPa)
0,08988 g / L
Cair kepadatan di mp : 0,07 (0,0763 padat) [ 2 ] g · cm -3
Cair kepadatan di bp : 0,07099 g · cm -3
Titik lebur : 14,01 K , -259,14° C , -434,45° F
Titik didih : 20,28 K , -252,87° C , -423,17° F
Triple point : 13,8033 K (-259° C), 7,042 kPa
Titik kritis : 32,97 K , 1,293 MPa
Panas fusi : (H 2 ) 0,117 kJ · mol -1
Panas penguapan : (H 2 ) 0,904 kJ · mol -1
Kapasitas panas spesifik : (25°C) (H 2) 28,836 Jmol· -1oK -1
f. Di-etil Benzene (C6H4 . C2H5)
Rumus Molekul : C6H4 . C2H5
Densitas : 4.62 g/L
Titik leleh : - 42 °C
Titik didih : 183,75 °C
3.5 Reaksi yang Terjadi
Reaksi Utama
- Alkilasi benzene
C6H6 + CH2 = CH2 C6H5C2H5
Benzene Etilen Etil benzene
Dehidrogenasi Etil Benzene
C6H5C2H5 + C6H5C2H3 + H2 ∆H = + 28.1 Kcal
Reaksi Samping
- Reaksi samping dari alkilasi benzene (asumsi polietil benzene yang
dihasilkan adalah dietil benzene)
C6H6 + 2CH2 = CH2 C6H4[CH2CH3]2
Di-etil benzene (poli-etil benzene)
- Reaksi samping Dehidrogenasi Etil Benzene
C6H5C2H5 + H2 C6H5CH3 + CH4
Etilbenzene Toluene Metane
C6H5C2H5 C6H6 + CH2 = CH2
(C6H5C2H5)n (C6H5C2H3)n + nH2
Polimerisasi
3.6 Uraian Proses
Pada proses pembuatan styrene, terjadi dua tahap proses yaitu proses
alkilasi dan proses dehidrogenasi dimana pada proses alkilasi bertujuan
AlC3
CH2CH3Cl
SnO.FeO
untuk menghasilkan ethyl benzene sedangkan pada proses dehidrogenasi
bertujuan untuk menghasilkan styren.
Feed berupa benzene basah dialirkan ke pengering azeotropic untuk
dikeringkan. Benzene yang telah kering ini kemudian masuk ke alkilator
bersama dengan aluminium klorida. Pada alkilator ditambahkan pula reaktan
berupa etilen yang ditambahkan etil klorida, etil klorida disini berfungsi
sebagai sumber hidrogen dan klorin sebagai radikal bebas untuk katalis.
Produk dari proses alkilasi ini adalah etil benzene dan polialkil benzene yang
didominasi oleh di-etil benzene.
Produk alkilasi beserta reaktan yang tidak bereaksi masuk ke separator
sedangkan etil klorida akan keluar melalui bagian atas tangki kemudian
keluar sebagai gas melalui vent. Di dalam separator terjadi pemisahan untuk
aluminium klorida. Aluminium klorida yang keluar dari separator
dikembalikan lagi ke reaktor alkilator sedangkan produk dan reaktan yang
tersisa dialirkan kembali ke dealkilator. Di dalam kolom ini terjadi
pemisahan dengan temperatur tinggi untuk memisahakan di-etil benzene.
Ethyl benzene mentah, benzene, dan etilen yang keluar sebagai produk atas
kolom dealkilator dipompakan menuju settling tank untuk menetralkan etil
benzene dan memisahkan benzen basah dari ethyl benzene dengan cara
mencucinya dengan 50% NaOH serta utntuk menghilangkan poliethyl
benzene yang masih tersisa.
Hasil pencucian dari settling tank dialirkan ke stripper guna
menghilangkan polyethyl benzene. Polietil benzene yang keluar dari stripper
dialirkan ke polyalkil still untuk dimurnikan. Kemudian Ethyl benzene dan
benzene yang merupakan produk atas striper didistilasi di benzene column.
Polietil benzene yang telah dimurnikan di polyalkil still dikembalikan ke
kolom dealkilator. Benzene basah yang keluar sebagai top produk benzene
column dikembalikan sebagai feed di azeotropic dryer sedangkan etil
benzene mentah dialirkan ke etilbenzene column. Ethylbenzene lalu di cuci
dengan kaustik soda 20%, kemudian di lakukan pengeringan dalam sebuah
caustic bed dengan bantuan flake NaOH.
Tahap selanjutnya yaitu dehidrogenasi ethyl benzen. Dehydrogenasi
ethylbenzen adalah tahap untuk memproduksi styrene. Steam dari
superheater digunakan untuk memanaskan etilbenzene kering yang akan
masuk ke bagian catalic dehydrator. Hal ini dilakukan agar dapat mencapai
kondisi operasi reaktor yaitu 800 oC. Katalis pada proses Dehydrogenasi
berupa SnO atau FeO.
Dalam proses,etilbenzene yang telah dipisahkan dalam kolom destilasi
akan dikembalikan lagi ke catalytic dehydrator, maka kemungkinan gas H2
akan berekasi dengan etilbenzene dan menghasilkan toluene dan metane.
Proses ini juga memungkinkan terjadi penguraian etil benzene sehingga
terdapat benzene dan etilen sebagai produk catalytic dehydrator. Kemudian
produk – produk tersebut mengalami pemansan awal dalam quench tower
dengan bantuan steam. Gas H2 serta etilen dan metane yang merupakan fase
ringan dikeluarkan dari vent quench tower. Sulfur stabilizer di tambahkan
pada keadaan ini dan campuran hidrokarbon dilewatkan ke sejumlah
destilasi vacuum untuk memisahkan impuritisnya pada temperatur rendah
untuk mencegah terjadinya polymerisasi styrene. Benzene dan toluene
dipisahkan pada tekanan 160 mm dan temperature 90 oC dalam benzene
column. Kolom kedua yaitu etil benzene column dioperasikan pada tekanan
35 mm dan temperature 90oC untuk memisahkan styrene dari ethyl benzene.
Etil benzene tersebut kemudian dikambalikan ke catalytic dehydrator.
Destilasi vakum terakhir pada finishing column untuk menghilangkan tar
dan sulfur. Hasil akhir didapatkan styrene pada top produk finishing column
dan didinginkan pada temperature 10 oC sedangkan tar disimpan dalam
storage atau dimurnikan kembali dalam batch tar stil dan dikeluarkan
sebagai bottom produk.
3.7 Flowsheet
DIAGRAM ALIR PROSES PEMBUATAN STYREN
3.8 Kegunaan
Stirena memiliki beberapa kegunaan, yaitu :
a. Sebagai bahan polimerik resin.
b. Senyawa kimia yang mempunyai kegunaaan yang sangat besar dalam
pembutan berbagai macam plastic yang sangat di gunakan oleh manusia
dalam kehidupan sehari-hari
c. Sebagai bahan pembentuk karet sintetis.
3.9 Fungsi Alat
Azeotropic Dryer
Untuk mengurangi kadar air yang ada di dalam benzene atau untuk
mengeringkan benzene yang bercampur dengan air
Settling tank
Tempat pencucian produk dari alkilator dengan soda kaustik.
Stripper
Menghilangkan polyethyl benzene dan memisahkan benzene basah dari
ethylbenzene.
Benzene column
Untuk memisahkan benzene dari etilbenzene.
Alkylator
Sebagai tempat terjadinya proses alkylasi antara benzene kering dengan
etilena dan dibantu oleh etil klorida serta aluminium klorida.
Etyl benzene Coloum
Sebagai tempat pemisahan etil benzene dari polietil benzene.
Polyalkyl still
Memurnikan produk polialkil yaitu dietil benzene.
Dryer
Tempat mengeringkan etilbenzene.
Catalytic Dehydrogenasi
Sebagai tempat berlangsungnya reaksi dehidrogenasi etil benzene
dengan bantuan katalis SnO atau FeO.
Quench Tower
Tempat pemanasan awal produk catalytic dehydrator dengan bantuan
steam.
Finishing Coloum
Sebagai tempat pemisahan terakhir antara stirena dan produk
hidrokarbon lainnya.
Batch tar Still
Tempat pemurnian tar.
3.10 Kesimpulan
Styrene (C6H5C2H5) adalah salah satu senyawa kimia yang mempunyai
kegunaan yang sangat besar terutama dalam industri plastik.
Klasifikasi atau metode prosesnya ada 2 macam, yaitu :
Dehydrogenasi Ethylbenzene
Hydrogenasi –dehydat acetophenone
Bahan-bahan yang di gunakan pada pembuatan styrene adalah benzene
dan ethylene sebagai bahan baku. Tiap prosesnya ada beberapa senyawa
tambahan lainnya seperti etil klorida, aluminium klorida, NaOH, dan SnO.
DAFTAR PUSTAKA
Gopalo, Rao. Dkk. Outline Chemical of Technology. 1968. Princeton : New
Jersey, USA
http://www.wikipedia.org/
http://etd.eprints.ums.ac.id/1604/
http://www.cbi.com/lummus/process-technology/pdfs/Cumene.pdf
http://www.google.com/cumene
LAMPIRAN (SUMBER DARI INTERNET)
Ethylene
Molecular formula
C2H4
IUPAC Name Ethene
SMILES C=C
Molar mass 28.05 g/mol
Appearance colorless gas
CAS number [74-85-1]
Properties
Density and phase 1.178 kg/m³ at 15 °C, gas [1]
Solubility in water 3.5 mg/100 ml (17 °C)
Melting point −169.2 °C (104.0 K, -272.6 °F)
Boiling point −103.7 °C (169.5 K, -154.7 °F)
Aluminium chloride
PropertiesMolecular formula
AlCl3
Molar mass133.34 g/mol (anhydrous)241.43 g/mol (hexahydrate)
Appearancewhite or pale yellow solid,hygroscopic
Density2.48 g/cm3 (anhydrous)1.3 g/cm3 (hexahydrate)
Melting point 192.4 °C *(anhydrous)0 °C (hexahydrate)
Boiling point120 °C (hexahydrate)
Solubility in water
43.9 g/100 ml (0 °C)44.9 g/100 ml (10 °C)45.8 g/100 ml (20 °C)46.6 g/100 ml (30 °C)47.3 g/100 ml (40 °C)48.1 g/100 ml (60 °C)48.6 g/100 ml (80 °C)49 g/100 ml (100 °C)
Solubilitysoluble in hydrogen chloride, ethanol, chloroform, carbon tetrachloride
Chloroethane
IUPAC name [hide] [hide] Chloroethane
other names[hide] [hide] Ethyl chloride
MonochloroethaneChlorene
Muriatic etherEtCl
UN 1037
PropertiesMolecular formula
C2H5Cl
Molar mass 64.51 g/molAppearance colourless gasDensity 0.92 g/cm3, liquid
Melting point−139 °C (134 K)
Boiling point12.3 °C (285.4 K)
Solubility in water 0.6 g/100 ml (?°C)
Ethylbenzene
IUPAC name [hide] [hide] Ethylbenzene
other names[hide] [hide] Ethylbenzol, EB,
phenylethane
PropertiesMolecular formula C8H10
Molar mass 106.167 g/molAppearance Colourless liquidDensity 0.8665 g/mL, liquid
Melting point-95 °C, 178 K, -139 °F
Boiling point136 °C, 409 K, 277 °F
Solubility in water 0.015 g/100 mL (20 °C)Viscosity 0.669 cP at 20 °C
Benzene
Nama Sistematis Benzena (atau 1,3,5-sikloheksatriena)
Nama lain Benzol
Identifikasi
Nomor CAS [71-43-2]Nomor RTECS CY1400000
SMILESc1ccccc1C1=CC=CC=C1
Sifat
Rumus molekul C6H6
Massa molar 78,1121 g/molPenampilan Cairan tak berwarnaDensitas 0,8786 g/mL, zat cair
Titik leleh5,5 °C (278,6 K)
Titik didih80,1 °C (353,2 K)
Kelarutan dalam air 0,8 g/L (25 °C)Viskositas 0,652 cP pada 20 °CMomen dipol 0 D
IdentityOECD Name: 1,4-DiethylbenzeneSynonym: NoneCAS Number: 105-05-5Empirical Formula: C10H14Structural Formula:
Degree of Purity: 97 %Major Impurities: 1,3-Diethylbenzene
Essential Additives: NonePhysical-chemical Properties:Melting Point: -42.85 °CBoiling Point: 183.75 °CDensity: 4.62Vapor pressure: 1.054 Torr at 25 °CWater solubility: 17 mg/L at 25 °CLog Pow: 4.06 at 25 °C
Stirena
IUPAC name Nama IUPAC [hide] [hide] Styrene Stirena
other names nama lain [hide] [hide] Vinyl benzene; cinnamene; styrol; phenethylene;
phenylethene; diarex HF 77; styrolene; styropol Vinil benzene; cinnamene; Styrol; phenethylene; phenylethene;
diarex HF 77; styrolene; styropol Identifiers Pengidentifikasi
CAS number Nomor CAS 100-42-5 100-42-5 PubChem PubChem 7501 7.501 RTECS number Angka RTECS
WL3675000 WL3675000
SMILES SMILES [show] [show] Properties Properti
Molecular formula Molecular formula
C 8 H 8 C 8 H 8
Molar mass Massa molar 104.15 g/mol 104,15 g / mol
Appearance Penampilan colorless oily liquid cairan berminyak tidak berwarna
Density Densitas 0.909 g/cm³ 0,909 g / cm ³
Melting point Titik lebur -30 °C (243.15 K) -30 ° C (243,15 K)
Boiling point Titik didih 145 °C (418.15 K) 145 ° C (418,15 K)
Solubility in water Kelarutan dalam air
< 1% <1%
Refractive index ( n D ) Indeks bias (n D)
1.5469 1,5469
Viscosity Kelekatan 0.762 c P at 20 °C 0,762 c P pada 20 ° C
MAKALAH
PROSES INDUSTRI KIMIA
INDUSTRI KIMIA DARI SENYAWA
AROMATIK
STYRENE
Oleh :
WILDA SARI
(0609 3040 0359)
4 KB
Dosen Pembimbing : Ir. Erlinawati, M.Si
TEKINIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Pertanyaan
1. Katrina Putri
Mengapa pada proses dehydrogenasi harus menggunakan destilasi vakum ?
Jawaban :
Karena pada proses dehydrogenasi ini, masing-masing komponen yang akan
dipisahkan memiliki titik didih yang berdekatan sehingga harus didistilasi dengan
metode vakum agar komponen tidak terdekomposisi sebelum mendekati titik
didihnya, sehingga destilasi disini dilakukan pada suhu yang sangat rendah. Hal
ini bertujuan untuk mencegah polimerisasi styren yang dapat menyebabkan
terbentuknya tar.
2. Muhammad Farhan F.
Apa tujuan penambahan sulfur stabilizer ?
Jawaban :
Sulfur stabilizer ditambahkan pada styren yang belum murni sebelum dilakukan
destilasi bertujuan untuk menstabilkan pemisahan yang akan terjadi karena
destilasi pada proses ini menggunakan destilasi jenis vakum dimana destilasi jenis
ini digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi cenderung tidak stabil dengan
pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didih diatas 150 oC.
3. Galih Rakasiwi
Mengapa pada saat etylbenzene akan masuk ke tangki catalic dehydrator harus
dipanaskan dan kemudian dicampurkan superheated steam dengan temperatur
yang tinggi ?
Jawaban :
Hal ini bertujuan untuk mencapai kondisi opersai dari catalic dehydrator dimana
beroperasi oada suhu tinggi yaitu 800 oC. Disini, steam bersifat inert di dalam
reaksi, dimana sebagai penggerak kesetimbangan kearah kanan pada reaksi.
Karena pembentukan styrene sangatlah endotermis, superheated steam juga
berfungsi ntuk menyediakan energi untuk menggerakkan reaksi.