BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT ABS INDUSTRI …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00003-AK-Bab...
Transcript of BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT ABS INDUSTRI …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-1-00003-AK-Bab...
39
BAB III
GAMBARAN UMUM ATAS PT ABS INDUSTRI INDONESIA
III.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT ABS Industri Indonesia adalah suatu perusahaan industri kimia yang
didirikan dengan status Penanaman Modal Dalam Negeri berdasarkan Undang-
undang No.6 Tahun 1968 yang kemudian diganti dengan Undang-undang No.12
Tahun 1970 berdasarkan Akta Notaris Pesganesiam Bakara, SH No.11 pada Tanggal
6 Oktober 1993 di Jakarta. Akta ini telah diperbaiki dengan akta tertanggal
10 Desember 1993 No.46 yang dibuat dihadapan Notaris Soedarno, SH dan telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan
No.C-496.HT.01.01.TH.94 Tanggal 15 Januari 1994 serta telah diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia pada Tanggal 5 April 1994 No.1828. Dalam akta
tersebut dicantumkan bahwa perusahaan didirikan dengan modal dasar sebesar
Rp 1.000.000.000,- terbagi atas 1.000 saham, tiap-tiap saham besarnya
Rp 1.000.000,-. Dari modal dasar tersebut telah diambil bahagian serta akan disetor
penuh dengan uang tunai melalui kas perusahaan.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan,
terakhir dengan Akta Notaris Elvie Sahdalena, SH. MH No.5 Tanggal 10 Oktober
2005 mengenai perubahan status perusahaan dari Penanaman Modal Dalam Negeri
menjadi Penanaman Modal Asing, bagian premisse dan seluruh anggaran dasar
perusahaan serta peningkatan modal dasar menjadi sebesar Rp 63.390.000.000,- yang
terbagi atas 63.390 saham dan masing-masing saham bernilai nominal sebesar
Rp 1.000.000,-. Perubahan-perubahan tersebut telah dilaporkan ke Departemen
Hukum dan Hak Asasi manusia pada Tanggal 17 Oktober 2005.
40
Profil Pendiri :
1. Ibrahim Risjad, Direktur dan Komisaris pada PT Bogasari Flour Milk,
PT Indocement Tunggal Prakarsa, PT Branta Mulia, PT RSI Bank, dan
PT Primarindo Finance Corporation.
2. Budi Brasali, Direktur dan Komisaris pada Metropolitan Group, PT Kawasan
Industri Jababeka, PT Cikarang Listrindo, PT Branta Mulia, dan PT Jakarta Land.
3. Aldo Putra Brasali, Direktur dan Komisaris pada Brasali Group, PT Pesona
Equator, PT Suluh Dwipantara, dan PT Brasali Realty.
4. Iwan Putra Brasali, Direktur dan Komisaris pada PT Risjad Brasali Styrindo,
PT Risjad Brasali Chemindo, PT Risjad Brasali Peroxida, dan Brasali Group.
5. Amir Syah Risjad, Direktur dan Komisaris pada PT Transindo National dan
PT Risjadson.
6. Rizal Syah Risjad, Direktur dan Komisaris pada PT Risjad Brasali Industry,
PT Primarindo Finance, PT Transmega Eka Cipta, PT Arhiza Utama Corporation
dan PT Risjadson.
PT ABS Industri Indonesia adalah salah satu bagian dari Arbe Indonesia
Group. Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang
telah diaktakan dengan Akta No.5 dari Notaris Elvie Sahdalena, SH.MH, tanggal
10 Oktober 2005, susunan pengurus perusahaan adalah sebagai berikut :
Presiden Komisaris : Ignan Budi Brasali
Komisaris : Aldo Putra Brasali
: Rizal Risjad
: Amirsyah Risjad
Presiden Direktur : Ibrahim Risjad
Wakil Presiden Direktur : Arwan Ahimsa
41
Direktur : Prawiranegara Sugito
: Minhar Suwendi
Perusahaan berkantor pusat di Sudirman Square Office Towers 15 th floor
Tower A, Jl. Jend. Sudirman Kav 45 – 46 , Jakarta dan mempunyai pabrik di Merak,
Jawa Barat. Jumlah rata-rata karyawan tetap perusahaan adalah sekitar 150 orang
termasuk karyawan yang ada kantor pusat (head office) maupun yang ada di pabrik
(site plant).
Sesuai dengan jenis usahanya, ruang lingkup kegiatan perusahaan adalah
dengan mendirikan dan menjalankan usaha dalam bidang industri Manufacture
Petrochemical yaitu Particularly Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS Compound)
dan High Rubber Graft (HRG) berupa fowder dengan beberapa grade yang
dihasilkan yaitu : HR 140, HR 150, dan HR 160. Perusahaan mulai beroperasi
komersial sebagai perusahaan industri kimia sejak Januari 1997. Pemasaran produk
meliputi wilayah dalam negeri dan luar negeri, termasuk U.S.A, Australia dan Asia.
Seiring dengan perkembangan usahanya yang semakin maju, perusahaan menambah
jenis produknya berupa Styrene Acrylonitrile (SAN) dan Expandable Poly Styrene
(EPS).
Dalam menjalankan perusahaan, PT ABS Industri Indonesia mempunyai visi
untuk menjadi perusahaan terkemuka dan industry leader di Indonesia. Sedangkan
misi perusahaan yaitu bersaing untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi
dan berkomitmen untuk memuaskan konsumen dengan kualitas dan pelayanan
terbaik. Dalam mewujudkan komitmennya secara nyata, perusahaan mengoperasikan
peralatan dan mesin yang berteknologi tinggi untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
42
Perusahaan berkomitmen melaksanakan program Sistem Manajemen
Keamanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK 3) untuk memenuhi tanggung
jawabnya sesuai dengan 166 elemen persyaratan dalam Peraturan Menteri Tenaga
Kerja No.Per.05/Men/1996 tentang SMK 3 serta melaksanakan pengelolaan
lingkungan melalui Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dengan
mentaati semua peraturannya, serta menyediakan sumber daya yang diperlukan.
Dalam bidang Sumber Daya Manusia (SDM), perusahaan mengupayakan dan
menciptakan pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia dengan membuat suatu
sistem yang secara terbuka memberikan peluang kepada setiap individu untuk
mengembangkan kemampuannya secara maksimal agar mampu mengaktualisasikan
dirinya sesuai dengan norma-norma yang diatur oleh perusahaan serta memberikan
kesempatan dan penghargaan yang layak atas prestasi kerja yang dilandasi oleh
penilaian yang objektif.
Dalam sistem manajemen mutu, perusahaan berkomitmen untuk terus
mengembangkan dan menerapkan sistem manajemen mutu dan terus menerus
memperbaiki keefektifannya dengan memastikan kesesuaian, kecukupan sistem yang
ada secara terus menerus dengan melaksanakan pembahasan dan audit secara
berkala melalui sistem ISO 9001 dan 14001 untuk semua kegiatan dan aktivitas yang
ada di lingkungan perusahaan. Sistem ISO ini mengadopsi pendekatan proses untuk
pengembangan, penerapan dan peningkatan efektifitas dan efisiensi dari Sistem
Manajemen Mutu, untuk peningkatan kepuasan pihak-pihak terkait dengan
memenuhi persyaratan yang dibutuhkan.
43
III. 2. Struktur Organisasi
Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan pekerjaan, diperlukan
adanya suatu struktur organisasi yang menggambarkan rentang kendali,
pendelegasian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Oleh karena itu perusahaan berusaha untuk meletakkan suatu dasar bagi
terlaksananya seluruh kegiatan yang ada dengan menyusun struktur organisasi dan
uraian pekerjaan yang disesuaikan dengan perkembangan perusahaan saat ini.
Suatu struktur organisasi harus dibentuk dengan mempertimbangkan strategi
perusahaan yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dan harus
bersifat fleksibel agar dapat menyesuaikan kondisi dan lingkungan yang selalu
berubah-ubah tanpa harus mengadakan perubahan secara total. Selain itu untuk
mempermudah pengawasan dan mempercepat pengambilan keputusan diusahakan
tingkatan manajemen yang sedikit dengan cara mengelompokkan fungsi-fungsi yang
erat kaitannya maupun yang sama sifat kegiatannya.
Struktur organisasi yang dianut oleh PT ABS Industri Indonesia adalah
organisasi lini dan staf, karena atasan mempunyai wewenang formal untuk
mendelegasikan tugas kepada para bawahan untuk menjalankan aktivitas-aktivitas
utama perusahaan dalam rangka pencapaian sasaran organisasi dan staf mempunyai
wewenang untuk mendelegasikan tugas kepada bawahan lain untuk menjalankan
aktivitas perusahaan melalui penelitian, saran, rekomendasi dan keahlian teknis.
Struktur organisasi PT ABS Industri Indonesia dapat dilihat pada halaman
berikut :
44
Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. ABS Industri Indonesia
Sumber : Profil Perusahaan Tahun 2005
Board of Commisioner
President Director
Secretary
GM Corporate
HRD & GA Manager Legal EDP
Manager
EDP Staff
Secretary & Administrative Staff
HRD & GA Staff
Purchasing Supervisor
Purchasing Manager
Senior Staff
Junior Staff
Marketing Manager
Marketing Supervisor
Technical Service
Distribution Staff
Site Plant Manager
Production
Maintenance
HRD Factory
Operational Director
RUPS
45
Dari gambar struktur terlampir, terkandung makna :
1. Adanya pendelegasian, berarti pelimpahan wewenang oleh atasan kepada
bawahan dengan konsekuensinya bawahan yang menerima delegasi harus
bertanggung jawab atas prestasi baik atau buruk dari bawahan lainnya.
2. Desentralisasi merupakan falsafah organisasi dan manajemen perusahaan untuk
mendelegasikan sebanyak mungkin wewenang tertentu seperti yang diuraikan
dalam uraian pekerjaan.
3. Adanya uraian pekerjaan, merupakan jabatan tugas-tugas pokok yang nantinya
harus dikembangkan oleh setiap kepala bagian baik untuk dirinya sendiri
maupun untuk karyawan yang dibawah kendalinya.
III.3. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Dalam struktur organisasi PT ABS Industri Indonesia, kekuasaan tertinggi
dipegang oleh Dewan Komisaris yang terbentuk dari hasil Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS). RUPS ini berfungsi untuk mengawasi pekerjaan Komisaris dan
memberikan nasehat-nasehat sehubungan dengan pelaksanaan tugasnya dalam
mencapai tujuan organisasi. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan tugas
dan tanggung jawab yang dilaksanakan oleh masing-masing tingkatan manajemen
pada PT ABS Industri Indonesia :
A. Board of Comissioners (Dewan Komisaris)
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Menetapkan strategi dan target operasi perusahaan yang harus dicapai dalam
suatu periode.
2 Mengawasi kegiatan-kegiatan direksi dan ikut dalam menentukan
kebijaksanaan perusahaan mengenai jumlah dana yang diperlukan untuk
46
operasi perusahaan dan kegiatan investasi perusahaan dimasa yang akan
datang.
3 Dewan Komisaris dengan suara terbanyak, berhak untuk mengangkat atau
memberhentikan para anggota direksi sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan.
4. Mengadakan dan memimpin rapat pemegang saham dalam mengevaluasi
keadaan dan kegiatan-kegiatan yang dijalankan perusahaan.
B. President Director (Presiden Direktur)
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Menempatkan tujuan-tujuan dan kebijaksanaan perusahaan secara
keseluruhan.
2. Bertindak atas nama perusahaan dalam hubungan dengan pihak luar demi
kepentingan perusahaan.
3. Memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas yang
didelegasikan kepada para bawahannya.
4. Mewakili perusahaan dalam menandatangani kontrak atau kerja sama dengan
pihak-pihak di luar perusahaan.
5. Menerima dan meneliti laporan–laporan secara berkala dari bawahannya.
Presiden Direktur dibantu sekretaris yang mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Mendukung pelaksanaan tugas Presiden Direktur dalam pencapaian tugas
perusahaan.
2. Mengatur sistem arsip yang rapi untuk dokumen perusahaan.
3. Mengurus perjanjian atau pertemuan dengan relasi, pejabat atau pihak–pihak
berkepentingan lainnya.
4. Melaksanakan semua intruksi direktur dan pekerjaan sekretariatan.
47
C. Operational Director (Direktur Operasional)
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Bertanggung jawab penuh pada Presiden Direktur.
2. Menetapkan garis-garis kebijakan operasional perusahaan untuk dijadikan
dasar pelaksanaan operasi perusahaan dalam rangka pencapaian tujuan.
3. Memimpin dan mengawasi operasional perusahaan secara keseluruhan.
4. Meneliti dan menyetujui rencana serta program-program yang dijalankan
perusahaan.
D. Site Plant Manager ( Manajer Pabrik)
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Menjamin keselamatan karyawan di lingkungan pabrik.
2. Membangun sistem manajemen dan pengawasan secara terpadu.
3. Mengkoordinasikan permintaan karyawan dan administrasinya berdasarkan
kebijakan perusahaan.
4. Memberikan kualitas manajemen yang terkait dengan program yang ada dan
melanjutkan peningkatan sistem ISO 14001 dan SMK 3.
5. Mengatur rencana produksi berdasarkan bahan baku.
6. Mengatur secara bersama departemen-departemen yang ada di pabrik seperti
departemen akuntansi, personalia, pembelian dan aktivitas lainnya.
Manajer Pabrik membawahi :
a. Production (Produksi)
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Bertanggung jawab dan menjaga kelangsungan produksi yang ada di pabrik.
2. Mengawasi dan mengoperasionalkan kapasitas produksi tiap hari.
48
3. Membuat jadwal produksi dan laporan produksi harian berdasarkan
permintaan pelanggan.
4. Melaksanakan rencana dalam produksi sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan, sehingga dapat memberikan hasil produksi yang memenuhi
syarat optimal.
5. Memberikan petunjuk teknis atas proses produksi kepada bawahan yang
membutuhkan.
6. Membangun dan menyesuaikan kebutuhan operasional tahunan.
b. Maintenance
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Melakukan keselamatan kerja berdasarkan standar prosedur yang ada.
2. Membangun dan menyesuaikan system maintenance yang ada.
3. Bertanggung jawab terhadap keadaan darurat maintenance.
4. Berpartisipasi dalam pengembangan proyek.
5. Bertanggung jawab untuk sistem keamanan maintenance, spare part, alat-alat
dan pemakaiannya.
c. HRD Factory (Personalia Pabrik)
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Menyusun dan merencanakan penerimaan pegawai baru pabrik.
2. Merekrut, melatih dan mengembangkan karyawan yang ada di pabrik
3. Membina pegawai dan kesejahteraannya.
4. Membuat daftar gaji, upah serta penghitungan pajak pendapatan pegawai.
5. Mengawasi peraturan pelaksanaan yang telah disepakati antara serikat buruh
dan peraturan buruh lainnya.
49
E. Marketing Manager (Manajer Pemasaran)
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Bertanggung jawab terhadap penjualan baik lokal maupun ekspor serta hal-
hal yang berkaitan dengan penjualan seperti teknisi, pengiriman dan
pelayanan, kualitas serta kuantitas.
2. Membuat target yang diaplikasikan sebagai memo produksi.
3. Memonitor harga dan strategi pemasaran.
4. Bertanggung jawab terhadap semua administrasi yang berhubungan dengan
penjualan baik lokal maupun ekspor.
5. Meningkatkan penjualan demi kelangsungan hidup perusahaan.
Manajer Pemasaran membawahi
a. Marketing Supervisor
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Melakukan kegiatan ekspor, baik administratif dokumen maupun pengiriman
barang ke tempat tujuan.
2. Merekomendasikan strategi harga dan mengevaluasi akibat dari penetapan
harga dalam kedudukannya terhadap para pesaing.
3. Membuat atau mengajukan dokumen Pemeriksaan Ekspor Barang (PEB) ke
Bea Cukai.
4. Mempersiapkan dokumen pengapalan, faktur dan mengirimkannya ke luar
negeri.
b. Technical Service
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Memberikan dukungan teknik kepada sales executive dalam memperkenalkan
produk baru.
50
2. Membantu pabrik dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh
pelanggan.
3. Menentukan jenis produk yang tepat dan sesuai dengan standar yang
diinginkan pelanggan.
4. Memonitor produk di pelanggan.
5. Memantau perkembangan produk-produk para pesaing
6. Membina hubungan yang erat dengan pelanggan terutama di bagian produksi.
c. Distribution Staff (Staf Distribusi)
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Melakukan kegiatan ekspor baik administrasi dokumen maupun pengiriman
barang.
2. Menerima order dari pembeli.
3. Meneruskan permintaan tersebut ke pabrik dan memonitor kesiapan barang.
4. Menginformasikan rencana pengiriman ke pembeli.
5. Memonitor jadwal pengiriman baik ke pabrik, angkutan dan pelanggan.
6. Memeriksa dokumen pengapalan, faktur dan pengiriman ke pembeli.
F. Purchasing Manager (Manajer Pembelian)
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Menyeleksi pemasok, mengawasi dan mengotorisasi pembelian bahan baku
dan bahan pembantunya yang dibutuhkan dalam produksi.
2. Memastikan pembelian tersebut sesuai dengan yang dibutuhkan untuk
diproduksi.
3. Mengembangkan, memperbaharui dan mengatur daftar pemasok disetujui.
4. Menerapkan suatu sistem penawaran yang bersaing untuk pengadaan
kebutuhan perusahaan.
51
5. Memaksimalkan kondisi pembayaran untuk semua pembelian dan koordinasi
dengan bagian keuangan untuk kemampuan pembayaran di waktu
mendatang.
6. Mengembangkan dan menyiapkan anggaran operasional tahunan.
7. Negoisasi langsung untuk kontrak suatu material utama dan pelayanan jasa.
Manajer Pembelian membawahi :
a. Purchasing Supervisor
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Bertanggung jawab dalam kegiatan pengadaan pemasok untuk kebutuhan
perusahaan.
2. Pendelegasian dan pengawasan pengadaan material dan jasa dari pemasok
atas permintaan pembelian (purchase request) yang diterima untuk
pembelian.
3. Menangani langsung untuk pengadaan material yang rutin.
4. Membuat laporan pemesanan pembelian (purchase order) bulanan
5. Membantu Manajer Pembelian dalam tugas khusus.
b. Senior Staff
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Bertanggung jawab atas pengadaan material dan jasa dari pemasok.
2. Bertanggung jawab atas pengadaan untuk material dan jasa tertentu.
3. Membuat laporan bulanan rekapitulasi pemesanan pembelian.
4. Membantu supervisor dalam tugas khusus yang diberikan.
52
c. Junior Staff
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Memproses dan menyelenggarakan kegiatan administrasi sebelum dan
setelah pengiriman.
2. Memeriksa kebenaran dan kepastian akan data atau laporan.
3. Menginformasikan pelanggan mengenai kepastian pengiriman barang (jika
ada masalah).
4. Mengarsip semua dokumen
G. General Manager Coorporate (Manajer Umum Personalia)
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur.
2. Melaksanakan fungsi eksekutif dalam bagian personalia.
3. Mengurus masalah yang berkaitan dengan personalia, legal, Electronic Data
Processing (EDP) dan ISO secara keseluruhan.
H. HRD and GA Manager (Manajer Personalia)
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Bertugas dan bertanggung jawab terhadap administrasi pegawai perusahaan
baik itu penerimaan, pelatihan maupun pemberhentian pegawai.
2. Menjaga semua kerahasiaan data atau informasi kepegawaian.
3. Memperhatikan kesejahteraan dan pembinaan pegawai.
4. Mengadakan perencanaan personalia.
5. Bertugas untuk mewakili perusahaan dalam urusan yang berhubungan
dengan Departemen Tenaga Kerja dan pihak-pihak luar perusahaan lainnya
yang terkait.
53
Manajer Personalia membawahi :
a. Secretary and administrative Staff (Sekretaris dan Staf Administrasi)
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Menjaga dan menyimpan dokumen serta informasi yang bersifat rahasia.
2. Melaksanakan seluruh kegiatan administrasi perusahaan.
3. Melaksanakan dan mengurus kegiatan surat menyurat perusahaan.
b. HRD and General affair Staff (Staf Personalia)
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Melaksanakan kegiatan administrasi di personalia dengan berpedoman
kepada objektivitas dan kebijakan yang telah digariskan serta mengikuti
sistem dan prosedur operasional yang telah ditetapkan.
2. Menjamin kelancaran operasional administrasi melalui perencanaan,
pelaksanaan, pendistribusian serta pengawasan yang efektif dan efisien.
3. Membuat, mengembangkan dan melaksanakan sistem dan prosedur yang
telah ditetapkan dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan guna
mendukung kegiatan dalam lingkup internal dan eksternal departemen.
I. Legal
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Mengerjakan tugas-tugas yang meliputi aspek legal (hukum).
2. Melakukan seluruh tugas-tugas kepersonaliaan.
J. EDP Manager
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Bertanggung jawab dalam pengembangan program atau aplikasi dan
mendukung kebutuhan-kebutuhan EDP lainnya.
54
2. Bertanggung jawab menjaga perangkat keras dalam kondisi prima,
memelihara dan meningkatkan kinerja pada implementasi sistem EDP.
3. Memberikan pelatihan khususnya karyawan terkait dalam masalah EDP.
4. Menyediakan waktu yang tepat dalam mengatasi masalah-masalah EDP.
5. Bertanggung jawab untuk sistem keamanan seluruh data perusahaan dalam
bentuk perangkat elektronik.
Manajer EDP membawahi
a. EDP Staff
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Bertanggung jawab untuk menangani dan menyelesaikan masalah sistem
jaringan komputer.
2. Membantu user dalam melakukan tugasnya untuk mengatasi masalah yang
terjadi baik secara hardware maupun software di lokasi kantor pusat
maupun di pabrik Cikarang atau Merak.
3. Membuat permintaan pembelian, laporan penerimaan dan aplikasi
pembayaran untuk keperluan EDP.
4. Menjalankan dan memonitor billing system telepon sampai kepada
pembuatan report per extension per bulan.
5. Membantu atau mewakili tugas Manajer EDP jika diperlukan saat Manajer
EDP berhalangan atau tidak ada ditempat.
K. ISO
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Mengimplementasikan sistem ISO, assessment modul questionare,
assurance requirement, dan policy procedure.
55
2. Mempresentasikan distribusi dan filling, instruksi kerja, index, identifikasi
survey, serta training agenda.
3. Menyiapkan equipment list, database dan routinely audit external untuk
auditor.
4. Menyiapkan laporan kumpulan audit, budget ISO cost Payment Application
dan cash, bulletin serta progress report.
L. General Manager Finance and Accounting (Manajer Umum Keuangan dan
Akuntansi)
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Bertanggung jawab penuh pada Presiden Direktur.
2. Melaksanakan fungsi eksekutif dalam bidang keuangan dan akuntansi
perusahaan.
3. Membuat anggaran keuangan (financial budget).
4. Mengevaluasi laporan keuangan yang diterima dari divisi-divisi yang ada
dibawahnya serta membuat ringkasan atas hasilnya.
Manajer Umum Keuangan dan Akuntansi membawahi :
Manager Finance and Accounting (Manajer Keuangan dan Akuntansi)
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Menyusun anggaran kas perusahaan berdasarkan sumber dan penggunaan
dana untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
2. Mengusulkan pada Manajer Umum mengenai pemanfaatan kelebihan dana
perusahaan.
3. Mengawasi proses penerimaan dan pengeluaran kas.
4. Bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan perusahaan.
5. Mereview laporan keuangan dan laporan untuk manajemen.
56
Manajer Keuangan dan Akuntansi membawahi
a. Financial Administrative and Cashier ( Kasir dan Administrasi)
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Melaksanakan kegiatan penerimaan atau pengeluaran uang melalui kas atau
bank.
2. Menghitung dan mencocokkan bukti-bukti yang menunjang seluruh
penerimaan dan pengeluaran uang dari kas atau bank.
3. Mengkoordinir kegiatan pembayaran, baik pembayaran utntuk transaksi
pembelian ataupun departemen dalam perusahaan.
b. Accounting and Budgeting Staff
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Melakukan pencatatan akuntansi secara periodik.
2. Menyusun laporan keuangan dan laporan manajemen tepat waktu dan
seakurat mungkin sesuai dengan standar pelaporan yang ada.
3. Mencatat penerimaan dan pengeluaran dalam buku kas, buku hutang dan
buku piutang secara teratur.
4. Menyiapkan kurs pembukuan tiap hari.
5. Menyiapkan data yang diperlukan oleh auditor dan data yang diminta
bagian pajak.
c. Tax and Financial Staff (Staf Pajak)
Mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Melakukan pekerjaan teknis dalam administrasi pajak dari mulai membuat
sampai melaporkan ke kantor pajak.
2. Menyiapkan pembayaran ke kas negara melalui bank persepsi.
57
3. Mengelola perpajakan perusahaan, laporan masa atau bulanan, tahunan,
potongan jenis-jenis pajak sesuai peraturan yang ada.
4. Menerapkan peraturan-peraturan secara up to date sesuai peraturan-peraturan
dan perubahan yang ada.
5. Melayani petugas pajak baik Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pemeriksaan
dan Penyelidikan Pajak, dan Kantor Wilayah Pajak saat pemeriksaan pajak.
III. 4. Kebijakan Akuntansi dan Pajak Perusahaan
Informasi dari suatu perusahaan, terutama informasi mengenai keuangan
dibutuhkan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan diluar perusahaan,
diantaranya kreditur, calon investor, kantor pajak dan lain sebagainya. Selain itu
manajemen perusahaan sebagai pihak intern juga memerlukan informasi keuangan
sebagai alat untuk mengetahui, mengawasi dan mengambil berbagai macam
keputusan untuk menjalankan perusahaan. Perusahaan dalam melaksanakan
operasinya juga melakukan pembukuan atas transaksi-transaksi usaha yang
dilakukannya.
PT ABS Industri Indonesia menyusun laporan keuangan yang terdiri dari
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas yang
digunakan sebagai dasar untuk penghitungan besarnya Penghasilan Kena Pajak.
Dalam penyusunan laporan keuangan, PT ABS Industri Indonesia mengikuti prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan
(SAK). Tetapi dalam melaksanakan dan memenuhi kewajiban perpajakannya, ada
beberapa kebijakan akuntansi perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan yang
disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang
berlaku.
58
Berikut ini akan diuraikan mengenai kebijakan akuntansi dan pajak yang
dianut oleh PT ABS Industri Indonesia dalam penyusunan laporan keuangan :
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali laporan arus kas adalah dasar
akrual (accrual basis) dengan menggunakan mata uang Rupiah (Rp). Laporan
keuangan disusun dengan konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun
tertentu, disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam
kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Kebijakan akuntansi ini
diterapkan secara konsisten kecuali apabila dinyatakan adanya perubahan dalam
kebijakan akuntansi yang dianut. Sedangkan untuk kepentingan perhitungan PPh
Badan, perusahaan melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keuangan
komersial. Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung (direct
method) dan arus kas dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan.
b. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Pembukuan perusahaan disusun dalam mata uang Rupiah. Transaksi dalam mata
uang asing selama tahun berjalan dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat
transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam
mata uang asing dijabarkan kedalam mata uang Rupiah dengan menggunakan
kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Keuntungan atau kerugian dari selisih
kurs yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi setiap akhir periode tahun
berjalan dengan prinsip taat asas.
c. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari semua uang kartal dan uang giral yang ada di
brankas perusahaan (cash on hand), kas di bank dan investasi jangka pendek
59
yang jatuh tempo dalam jangka waktu 3 bulan atau kurang sejak tanggal
penempatannya.
d. Metode Penilaian Persediaan
Persediaan diakui berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana
yang lebih rendah biaya perolehannya yang ditentukan dengan metode rata–rata
terimbang (Weighted average method).
e. Dasar Penilaian Aktiva Tetap dan Penyusutan
Aktiva tetap diakui berdasarkan harga perolehan, kecuali untuk aktiva tertentu
yang dinilai kembali, dikurangi akumulasi penyusutan. Aktiva tetap, kecuali hak
atas tanah yang tidak diamortisasi, disusutkan dengan menggunakan metode garis
lurus (straight line method) dan taksiran selama estimasi masa manfaat aktiva
sebagai berikut :
Aktiva Tahun
Bangunan 20
Mesin dan peralatan 35
Peralatan pabrik 5
Peralatan kantor 5 – 10
Peralatan transportasi 5
Biaya perbaikan dan biaya pemeliharaan dibebankan ke laporan laba rugi pada
saat terjadinya. Pemugaran dan perbaikan aktiva tetap dalam rangka
meningkatkan produktivitas aktiva tetap dalam jumlah yang material
dikapitalisasikan ke dalam pos aktiva yang bersangkutan. Aktiva tetap yang
sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai bukunya dikeluarkan dari
kelompok aktiva yang bersangkutan kemudian perolehan laba atau rugi dari
60
penjualan aktiva tersebut dilaporkan ke dalam laporan laba rugi yang
bersangkutan.
f. Pengakuan Pendapatan dan Beban.
Pendapatan diakui pada saat penyerahan jasa atau barang pada pelanggan. Beban
diakui pada saat terjadinya (accrual method).
g. Taksiran Pajak Penghasilan
Taksiran Pajak Penghasilan pada laporan laba rugi dihitung berdasarkan taksiran
laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan dengan menggunakan tarif pajak
yang berlaku. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi
pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aktiva dan
kewajiban menurut laporan keuangan dengan laporan pajak (fiskal). Kewajiban
pajak dan aktiva pajak tangguhan diakui untuk perbedaan waktu yang boleh di
kurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi
laba kena pajak pada masa mendatang. Pajak tangguhan di ukur dengan
menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substantial telah berlaku pada
tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan langsung ke
ekuitas. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca, kecuali
aktiva dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar
kompensasi sesuai penyajian aktiva dan kewajiban pajak.
h. Pajak Penghasilan Badan
Pajak Penghasilan badan ditentukan berdasarkan perhitungan Penghasilan Kena
Pajak (PKP) setelah rekonsiliasi fiskal untuk periode yang bersangkutan.
Perusahaan menerapkan metode pajak tangguhan dalam menghitung taksiran
Pajak Penghasilan sesuai dengan PSAK No.46 tentang “Akuntansi Pajak
Penghasilan”. PSAK No.46 mensyaratkan penangguhan Pajak Penghasilan
61
menjadi aktiva yang terpulihkan atau kewajiban yang harus dilunasi sebagai
konsekuensi pajak dimasa depan akibat perbedaan dasar pelaporan aktiva dan
kewajiban untuk tujuan komersial dan pajak. Penangguhan Pajak Penghasilan
tersebut terutama menyangkut penyusutan aktiva tetap dan amortisasi royalty.
PSAK No.46 juga mengatur pengakuan aktiva pajak tangguhan yang berasal dari
sisa rugi pajak yang dapat dikompensasikan ke tahun berikut, apabila besar
kemungkinan bahwa laba pajak masa depan memadai untuk dikompensasi.
III. 5. Laporan Keuangan Perusahaan
Dalam praktek akuntansi, laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari
transaksi-transaksi keuangan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang terjadi
selama periode yang bersangkutan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
Untuk dapat melakukan penelitian diperlukan suatu objek penelitian. Oleh
karena itu, yang dijadikan objek penelitian dalam skripsi ini adalah laporan keuangan
PT ABS Industri Indonesia yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi serta data lain
yang berkaitan dengan kegiatan perpajakan di perusahaan. Sebelum membahas
tentang pelaksanaan dan perencanaan Pajak Penghasilan pada PT ABS Industri
Indonesia, terlebih dahulu akan disajikan laporan keuangan perusahaan per 31
Desember 2005 yang merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi.
Tabel 3.1
PT ABS INDUSTRI INDONESIA
NERACA
PER 31 DESEMBER 2005
(Dalam Rupiah)AKTIVA HUTANG DAN EKUITASAktiva Lancar Hutang LancarKas dan Bank 1,991,754,272 Hutang Usaha 14,278,267,680Piutang Usaha 18,318,592,753 Hutang Lain-lain 6,929,417,889Piutang lain-lain 160,219,000 Hutang Afiliasi 32,674,480,909Persediaan 21,799,133,382 Biaya Ymh Dibayar 58,810,617,553Uang Muka Pembelian 5,548,835,927 Hutang Pajak 381,097,179Pajak Dibayar Dimuka 11,754,435,777 Uang Muka Penjualan 571,245,961Biaya Dibayar Dimuka 68,510,422 Hutang Leasing Jangka Pendek 26,663,431 Total Aktiva Lancar 59,641,481,533 Total Hutang Lancar 113,671,790,602
Aktiva Tetap Hutang Jangka PanjangTanah 2,021,748,600 Hutang Kredit Investasi 1,297,785,149,286Gedung dan Infrastruktur 102,545,006,757 Hutang Leasing Jangka Panjang 58,477,770Mesin dan Peralatan 875,969,981,391 Provisi Manfaat Karyawan 405,215,235Kendaraan 3,600,000 Kewajiban Pajak Tangguhan 75,135,911,711Peralatan Lain 2,595,296,495Total Aktiva Tetap 983,135,633,243Akumulasi Penyusutan (489,148,870,278)Nilai Buku 493,986,762,965 Total Hutang Jangka Panjang 1,373,384,754,002
Aktiva Lain-lain EkuitasUang Jaminan 401,456,450 Modal Saham 140,004,486,000Tanah Kosong 96,970,000 Tambahan Modal disetor 1,866,260,000
Laba (Rugi) Tahun Sebelumnya (648,223,639,360)Laba (Rugi) Tahun Ini (112,652,691,697)Koreksi Rugi Fiskal (313,924,288,605)
Total Aktiva Lain-lain 498,426,450 Total Ekuitas (932,929,873,662)
Total Aktiva 554,126,670,949 Total Hutang dan ekuitas 554,126,670,949
Sumber : Laporan Keuangan PT ABS Industri Indonesia Tahun 2005
Deskripsi Jumlah
Penjualan : Penjualan Lokal 150,826,589,119 Penjualan ekspor 78,814,121,042 Penjualan lain-lain 13,774,201,465 Retur dan potongan penjualan (388,266,922) Penjualan Bersih 243,026,644,704
Biaya Produksi (Beban Lokasi) :Biaya Langsung :Bahan baku 196,798,247,308 Bahan additive 14,283,442,880 Bahan kemasan 2,042,082,835 Listrik dan utility 11,374,157,514 Total Biaya Langsung 224,497,930,537
Biaya Tidak Langsung :Gaji karyawan 2,483,635,080 Gaji karyawan asing 927,352,016 PPh 21 expatriat ditanggung pemberi kerja 159,511,337 Tunjangan lembur 728,876,763 Bonus dan THR 400,840,097 Tunjangan transportasi 497,807,000 Tunjangan perumahan 396,995,000 Tunjangan kesehatan 265,850,699 Tunjangan makan 204,666,418 Astek 123,146,144 PPh 21 ditanggung pemberi kerja 125,982,255 Biaya penyusutan 19,223,593,321 Biaya sewa 536,675,988 Biaya perbaikan dan pemeliharaan material 1,249,961,372 Biaya perbaikan dan pemeliharaan jasa 197,051,161 Biaya perjalanan dinas dan transportasi 127,354,038 Biaya perijinan 39,886,386 Biaya seminar dan pelatihan 7,319,000 Biaya alat-alat tulis, buku, fotokopi 23,982,187 Biaya perlengkapan pabrik 321,367,103 Biaya rumah pegawai asing (expatriat) 27,665,282 Biaya asuransi 1,387,687,275 Biaya telepon dan pos 43,184,216 Biaya kesehatan karyawan 37,567,067 Biaya rumah tangga pabrik 6,652,030 Total Biaya Tidak Langsung 29,544,609,235 Total Biaya Produksi 254,042,539,772 Persediaan WIP awal 883,450,866 Persediaaan WIP akhir (2,678,080,377)
PT ABS Industri IndonesiaLaporan Laba (Rugi)
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2005
66
Deskripsi Jumlah
PT ABS Industri IndonesiaLaporan Laba (Rugi)
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2005
Harga Pokok Produksi 252,247,910,261 Persediaan barang jadi awal 3,941,969,853 Persediaan barang jadi akhir (7,756,146,507) Harga Pokok Penjualan 248,433,733,607 Laba (Rugi) Kotor (5,407,088,903)
Biaya Penjualan, Administrasi dan Umum (Beban Kantor Pusat) :Gaji karyawan 1,147,014,993 Tunjangan lembur 65,809,332 Bonus dan THR 246,814,897 Tunjangan Transportasi 235,051,000 Tunjangan perumahan 58,500,000 Tunjangan kesehatan 117,764,477 Tunjangan makan 44,565,882 Astek 34,014,848 PPh 21 ditanggung pemberi kerja 145,596,865 Biaya penyusutan 214,959,280 Biaya sewa 211,110,800 Biaya perbaikan dan pemeliharaan material 37,782,550 Biaya perbaikan dan pemeliharaan jasa 5,845,000 Biaya perjalanan dinas dan transportasi 152,331,646 Listrik dan utility 12,338,500 Sumbangan 200,000 Biaya entertainment 400,000 Biaya perijinan 14,207,800 Biaya alat tulis, buku, fotokopi 69,298,996 Biaya seminar dan pelatihan 17,815,000 Biaya asuransi 5,549,490 Biaya pengiriman 2,966,549,498 Biaya telepon dan pos 99,270,694 Biaya kesehatan karyawan 174,948,287 Biaya jasa profesional 132,870,500 Biaya rumah tangga kantor 12,615,065 Biaya komisi 371,664,414 Biaya teknologi informasi 14,472,664 Biaya iklan 4,046,250 Biaya lain-lain 60,209,296
Total Biaya Penjualan, Administrasi dan Umum 6,673,618,024 Laba (Rugi) Kotor (12,080,706,927)
Pendapatan (Biaya) lain-lain :Biaya restrukturisasi hutang (364,217,483) Laba (rugi) penjualan aktiva tetap 164,000,000 Biaya bunga (2,404,768)
66
Deskripsi Jumlah
PT ABS Industri IndonesiaLaporan Laba (Rugi)
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2005
Laba (rugi) selisih kurs (60,186,952,974) Pendapatan bunga 19,161,790 Biaya sanksi administrasi pajak (567,270,127) Pendapatan (biaya) lain-lain (1,236,966,021) Total Pendapatan (Biaya) lain-lain (62,174,649,583) Laba (rugi) Sebelum Pajak (74,255,356,510)
Sumber : Laporan Keuangan PT ABS Industri Indonesia Tahun 2005
66