Industri Kertas

53
MAKALAH RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI KERTAS SERTA ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) oleh : MOH RIDWAN NULLAH (121710101096) AGES DWIGA MARZELLY CORIN LAILATUL KHUSNA HIDAYATUL FIJRIYAH TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

description

Industri Kertas

Transcript of Industri Kertas

MAKALAH RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI KERTAS SERTA ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)

oleh :

MOH RIDWAN NULLAH (121710101096)AGES DWIGA MARZELLY CORIN LAILATUL KHUSNAHIDAYATUL FIJRIYAH

TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANUNIVERSITAS JEMBER2014

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSeiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, bertambah pula kebutuhan manusia terhadap barang barang keperluan sehari hari termasuk diantaranya kertas. Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Kertas diperlukan tidak hanya sebagai alattulis dan buku atau majalah tetapi juga sebagai tissu, pembungkus rokok,pembungkus makanan dan minuman dan sebagainya.Peningkatan kebutuhan kertas ini terlihat dari peningkatan konsumsi kertas di Indonesia. Pada tahun 1996 konsumsi kertas di Indonesia sebesar 3.119.970 ton per tahun, meningkat terus menjadi 5,3 juta ton per tahun pada tahun 2002 dengan produksi sebesar 7,6 juta ton per tahun. Permintaan kertas yang paling besar adalah jenis kertas HVS atau kertas tulis, dibanding kertas lainnya, yaitu sekitar 60 % dari produksi kertas.(Kompas, 2002).Peningkatan kebutuhan kertas tersebut mendorong berdirinya beberapa industri pulp dan kertas, termasuk di Jawa Timur. Industri pulp dan kertas telah berkembang pesat di Indonesia setelah investasi besar besaran di akhir tahun 1980 an. Sejak akhir tahun 1980 an kapasitas produksi meningkat hampir 700 persen. Total produksi dari dalam negeri telah meningkat dari 3 juta ton per tahun pada tahun 1997menjadi 5,6 juta ton per tahun hingga tahun 2002. Indonesia telah menjadi produsen pulp terbesar ke sembilan dunia dan produsen kertas terbesar kesebelas (Rahayuningsih, 2002).Keberadaan pabrik pulp dan kertas di Jawa Timur telah memberikan kontribusi besar dalam ekspor non migas Jawa Timur. Berdasarkan sumber BI Surabaya tahun 2003, dari 2.597 juta dollar AS nilai ekspor non migas Jawa Timur sumbangan terbesar diberikan oleh sektor industri pulp dan kertas yaitu sebesar 348 juta dollar AS (Arisandi, 2004).

1.2 Tujuan Penulisana. Memberikan gambaran pemanfaatan ampas tebu sebagai bahan baku pengolahan kertas dalam rangka mengembangkan industri kertas di Kabupaten Jember.b.Menilai kelayakan industri kertas dengan bahan baku ampas tebu di Kabupaten Jember.

BAB 2 ASPEK BAHAN BAKU

2.1 Spesifikasi bahan bakuAmpas tebu/Bagasse adalah hasil samping industri gula yang merupakan residu berserat dari tanaman tebu (Saccharu mofficinarum) setalah dilakukan ekstraksi dan pengempaan (Casey, 1980). Menurut Baskoro (1986), bagasse mempunyai komposisi yang hampir sama dengan komposisi kimia kayu daun lebar, kecuali kadar airnya. Bagasse terdiri dari tiga komponen, yaitu:1. kulit (rind) yang meliputi epidermis, kortek, dan perisikel.2. ikatan serat pembuluh3. jaringan dasar (parenkim) atau pith dengan ikatan yang tersebar tidak teratur. Ampas tebu merupakan limbah lignoselulosa yang dihasilkan oleh pabrik gula setelah tebu diambil niranya.

Gambar I. Bagasse

Syarat bahan baku yang dapat dijadikan pulp dan kertas adalah bahan baku yang mempunyai serat yang panjang, luas dengan kadar hemiselulosa tinggi dan ampas tebu memiliki syarat tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Kandungan selulosa, hemiselulosa dan lignin pada beberapaa limbah pertanian daan hasil hutanJenis Limbah Selulosa (%) Hemiselulosa (%) Lignin (%)Batang kayu daun lebar 40-55 24-40 18-25Batang kayu daun jerami 45-50 25-35 25-35Daun 15-20 80-85 0Tongkol jagung 45 35 15Kulit kacang 25-30 25-30 30-40Jerami gandum 3050 15Ampas tebu 50 25 25(Sixta, 2006)Bagasse sebagai bahan dasar dalam industri kertas mengandung beberapa komponen antara lain :a) Selulosa, tersusun atas molekul glukosa rantai lurus dan panjang yang merupakan komponen paling disukai dalam pembuatan kertas karena panjang, dan kuat.b) Hemiselulosa, tersusun atas glukosa rantai pendek dan bercabang. Hemiselulosa lebih mudah larut dalam air dan biasanya dihilangkan dalam proses pulping.c) Lignin, adalah jaringan polimer fenolik tiga dimensi yangberfungsi merekatkan serat selulosa sehingga menjadi kaku. Pulping kimia dan proses pemutihan akan menghilangkan lignin tanpa mengurangi serat selusosa secara signifikan.

2.2Ketersedian bahan bakuIndonesia memiliki banyak pabrik gula tebu, baik yang dikelola oleh Negara (PT Perkebunan Nusantara/PTPN) maupun swasta. Data statistik dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa produksi gula tebu meningkat dari tahun ke tahun. Direktorat Jendral Perkebunan (2009) juga melaporkan bahwa produksi tebu nasional adalah 33 juta ton/tahun dansaat ini terdapat 58 pabrik gula dengan kapasitas giling total 195.622 ton tebu per hari (TTH). Sementara itu, data P3GI (2010) menunjukkan terdapat 15 perusahaan dengan jumlah dengan 62 pabrik gula dengan jumlah tebu yang digiling 28,9111 juta ton.

Tabel 2.2 Produksi Gula Tebu di IndonesiaTahun Gula Tebu2008 2,668,4282009 2,333,8852010 2,288,7352011* 2,126,6692012** 2,318,069 *). Angka sementara **). Angka sangat sementara (BPS, 2012)

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata, produksi gula tebu mengalami peningkatan tiap tahunnya. Secara otomatis, ampas tebu yang dihasilkan juga akan mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) ampas tebu yang dihasilkan sebanyak 32% dari berat tebu giling. Sebanyak 60% dari ampas tebu tersebut dimanfaatkan oleh pabrik gula sebagai bahan bakar, bahan baku untuk kertas, industri jamur, bahan baku industri kanvas rem dan lain-lain. Oleh karena itu, diperkirakan sebanyak 40% dari ampas tebu tersebut dapat dimanfaatkan. Penggunaan ampas tebu sebagai bahan baku pulp dan kertas memiliki beberapa keuntungan, yaitu pertama, memberikan tambahan keuntungan kepada pabrik gula karena bisa menjual bagasse yang selama ini hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar pada ketel uap dan tidak memiliki daya jual. Kedua, menurunkan ongkos produksi pulp karena ampas tebu lebih murah dibandingkan dengan bahan baku lainnya. Ketiga, mejaga kelestarian hutan tropis karena kebergantungan pada hutan berkurang. Keempat, Indonesia sebagai negara yang tingkat produktivitas tebunya tinggi, otomatis ketersediaan ampas tebu juga berlangsung secara kontinyu.Dari proses pembuatan tebu tersebut akan dihasilkan gula 5%, ampas tebu 90% dan sisanya berupa tetes (molasse) dan air. Diketahui jumlah produksi tebu di jember tebu di Kabupaten Jember sebanyak 27,650 Ton pertahun, sehingga gula yang dihasilkan 1.3825 ton sedangkan ampas tebunya yaitu 24.885 ton dan sisanya molase. Maka daripada itu perlunya penanganan limbah tebu berupa ampas tebu, agar dapat termanfaatkan secara maksimal.

2.3 Sistem Pengadaan Bahan BakuDalam menentukan sistem pengadaan bahan baku pabrik kertas maka terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain, kuantitas, kualitas, waktu dan musim biaya. Pemilihan sistem pengadaan didahului dengan mendefinisikan terlebih dahulu kebutuhan bahan baku berdasarkan faktor-faktor tersebut.a. Kuantitas. Jumlah bahan baku ampas tebu dan kayu yang dibutuhkan oleh pabrik kertas sangat tinggi. Kebutuhan ini bersifat kontinyu dan dicukupi oleh suplai bahan baku dari PTPN XI Semboro yang ada di Kabupaten Jember dan pabrik gula yang ada di sekitarnya.b. Kualitas. Pada pabrik kertas ini tidak membutuhkan mutu ampas yang bagus, jadi semua bahan baku yang ada dapat diolah menjadi kertas.c. Waktu. Kebutuhan bahan baku pabrik kertas dalam jumlah besar terjadi secara terus menerus padahal suplai bahan baku ampas tebu bersifat musiman. Pada musim paceklik produksi gula maka tidak ada ampas yang dihasilkand. Biaya. Pabrik kertas menghendaki biaya bahan baku yang murah. Harga bahan ampas tebu relatif murah di Kabupaten Jember.Berdasarkan definisi kebutuhan bahan tersebut maka sistem pengadaan bahan baku yang dipilih oleh manajemen pabrik kertas adalah sistem mitra dengan PTPN XI dan contract farming dengan petani kayu yang ada diwilayah jember.

BAB 3 ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

3.1 Bentuk PasarIndustri kertas dapat dijalankan berbagai pihak sedangkan pengguna kertas tidak terbatas pada industri maupun pihak yang bergerak dalam bidang percetakan dan lain-lain, sedangkan pasar konsumen yang dipilih adalah pasar industri dalam negara sebagai pasar utama dan jika memungkinkan maka dilakukan ekspor ke berbagai negara jika memungkinkan.3.2 Permintaan kertasPertumbuhan industri pulp di Indonesia sangat pesat. Pada tahun 1987, kapasitas produksi industri pulp 515.000 ton, meningkat menjadi 6.447.100 ton pada tahun 2006. Seiring dengan meningkatnya kapasitas produksi, ekspor pulp Indonesia terus meningkat. Angka pertumbuhan ekspor pulp tidak kurang dari 96% antara tahun 1994-1996. Peningkatan kapasitas produski industri pulp juga diikuti oleh kenaikan konsumsi domestik per tahunnya. Statitik pulp tahun 1996 2006 tersaji pada Tabel 3. Tabel 3. Statistika pulp di Indonesia (dalam satuan ton)TahunKapasitasProduksiImporEksporKonsumsi

19962.740.6002.560.510836.0801.127.3902.269.200

19974.226.6003.058.450943.9701.186.0202.816.400

19984.323.6003.430.000839.5101.656.7402.612.770

19994.543.6003.694.630956.9601.179.4003.472.190

20005.228.1004.089.550768.5901.329.4603.528.680

20015.587.1004.665.920564.1301.698.5803.531.470

20026.087.1004.969.000825.7002.245.2003.549.500

20036.287.1005.194.310735.5602.375.2503.554.620

20046.287.1005.208.680899.0502.476.9603.630.770

20056.447.1005.467.540885.5802.562.9703.790.150

20066.447.1005.672.210922.5202.800.6803.794.050

Sumber : APKI, 2007Perkembangan pasar pulp tergantung juga pada permintaan kertas di dunia. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang sangat pesat diperkirakan akan berpengaruh pada penurunan permintaan kertas karena TI bersifat membutuhkan sedikit kertas (paperless). Namun kecenderungan pasar menyatakan bahwa permintaan kertas ternyata masih mengalami pertumbuhan. Di pasar global permintaan kertas masih tumbuh rata-rata 2,17% per tahun, dimana di negara-negara berkembang pertumbuhannya rata-rata sebesar 4,1% per tahun dan di negara-negara maju rata-rata 0,5% per tahun. Pasar pulp dunia pulp selama ini didominasi oleh negara-negara di Amerika Utara (Amerika Serikat dan Kanada) dan negara-negara di kawasan Scandinavia, seperti : Swedia, Finlandia dan Norwegia. Kelompok negara-negara tersebut sering disebut sebagai NORSCAN (North America and Scandinavia). Kapasitas produksi pulp di dunia disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Kapasitas pulp dan kertas di dunia tahun 2007URAIAN PULP

Juta Ton Persentase (%)

Kapasitas Dunia 226,8 100,00

NORSCAN - Amerika Utara - Scandinavia 115,1 85,3 29,8 50,75

Asia 56,2 24,78

Amerika Selatan 22,2 9,79

Lainnya 33,3 14,68

Sumber : (Dirjen Industri Agro dan Kimia, 2009)

3.3 Proyeksi PasarProyeksi pasar digunakan untuk memperkirakan permintaan kertas pada masa mendatang dengan menggunakan data empiris yang telah lalu. Proyeksi ini menunjukkan seberapa besar peluang pasar yang ada sehingga mempengaruhi besarnya kapasitas pabrik.Dengan melihat jumlah produksi kertas yang ada maka dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui besarnya persentase kenaikan terhadap konsumsi kertas tulis yang tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1.Persentase Kenaikan Konsumsi Tercatat Kertas Tulis IndonesiaTahun Jumlah Produksi (kg) Jumlah Produksi Periode Sebelumnya (kg) Selisih Jumlah Produksi (kg) Persentase Kenaikan (%)

2008 47.900.949 45.310.785 2.590.164 5,72%

2009 50.372.394 47.900.949 2.471.445 5,16%

2010 57.242.804 50.372.394 6.870.410 13,64%

2011 63.172.462 57.242.804 5.929.658 10,36%

Dengan menggunakan nilai estimasi kenaikan produksi terendah sebesar 5,16 %, maka didapatkan prediksi jumlah produksi selama umur proyeksi (10 tahun). Target produksi ditetapkan sebesar 1 % dari total proyeksi produksi kertas tulis dan cetak nasional karena bisnis ini memiliki resiko tinggi merujuk pada kenyataan produk ini belum ada di Indonesia dan hanya perusahaan-perusahaan tertentu (percetakan) sebagai customers. Tabel 2. Proyeksi Target Pasar Selama 10 Tahun Analisis (Kg)Tahun Jumlah Produksi Nasional (kg) Target Perusahaan / Tahun (kg)

2014 73.463.772 734.638

2015 77.254.129 772.541

2016 81.240.048 812.400

2017 85.431.621 854.316

2018 89.839.458 898.395

2019 94.474.716 944.747

2020 99.349.130 993.491

2021 104.475.039 1.044.750

2022 109.865.419 1.098.654

2023 115.533.915 1.155.339

3.4 Segmentasi dan Target Pasar (MarketSegmenting and Targeting).Strategi pemasaran yang digunakan adalah marketing mix. Komponen dari marketing mix yang menjadi fokus adalah product dan promotion. Produk merupakan hal yang penting dalam suatu bisnis karena merupakan sumber profit. Produk inovasi dengan berbagai kelebihan seperti kertas rumput laut akan menjadi keunggulan dalam bersaing. Sedangkan promosi merupakan hal yang penting untuk menarik perhatian konsumen dalam upaya meningkatkan penjualan produk. Berdasarkan analisis aspek pasar, bisnis kertas dinyatakan layak karena adanya peluang pasar dan strategi pemasaran yang dapat diterapkan.

3.5 Situasi PersainganMenurut APKI saat ini tercatat sekitar 67 industri kertas di Indonesia yang masih beroperasi. Menurut catatatan, pabrik dengan kapasitas besar pada umumnya merupakan pabrik baru dan modern yang jumlahnya tidak banyak, sedangkan pabrik dengan kapasitas kecil adalah pabrik-pabrik lama. Jika dilihat dari status perusahaan, maka dari 67 perusahaan tersebut, perusahaan dengan status PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) merupakan yang terbanyak, disusul oleh perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing) dan BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Perusahaan PMDN tercatat sebanyak 64 perusahaan, dari jumlah tersebut kapasitas industri kertas yaitu 4.913.380 ton. Meski dari jumlah unitnya perusahaan PMA hanya 13 unit, lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan PMDN, namun khususnya di industri pulp total kapasitas PMA lebih besar yaitu 3.410.000 ton dibanding PMDN yang 2.797.100 ton. Untuk industri kertas kapasitasnya tercatat 4.800.300 ton. Sedangkan perusahaan BUMN hanya ada 3 perusahaan saja yaitu PT, Perusahaan Kertas Leces, PT. Kertas Padalarang dan PT. Kertas Kraft Aceh. Kapasitas ke tiga BUMN ini sangat lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan PMDn maupun PMA, yaitu kertas 337.900 ton.Jika dilihat dari jumlah industri kertas dan kuantitas produk yang dihasilkan setiap tahunnya, produktifitas Indonesia sebenarnya masih belum bisa memenuhi permintaan dunia yang semankin tinggi setiap tahunnya. Sehingga meskipun banyak persaingan tetapi industri ini masih sangat layak untuk didirikan.

3.6 Posisi dan Harga Produk (Positioning dan Pricing).Penentuan harga kertas yaitu berdasarkan kualitas dari kertas yang dihasilkan, semakin baik kertas yang dihasilkan maka harga kertas semakin tinggi dan mudah untuk masuk kepasar internasional. Untuk kualitas kertas menurut SNI SNI 7274:2008 yaitu.

Berdasarkan data dari Dirjen Industri Agro dan Kimia (2009) bahwa pada kwartal IV tahun 2005, biaya produksi pulp di Indonesia relatif lebih murah dibanding dengan negara-negara pesaing. Biaya produksi serat pendek per ton di Indonesia sebesar US$ 184, USA sekitar US$ 385, Kanada US$ 330, dan Brazil US$ 271. Tingginya biaya produksi di negara maju (terutama negara NORSCAN) karena harga energi di negara-negara tersebut relatif lebih tinggi dan masa produksinya (daur) yang lebih panjang. Sementara itu harga pulp pada bulan Juli 2009 telah meningkat menjadi US$ 550 per ton. Sehingga hal ini menjadi nilai lebih untuk industri yang ada di indonesia karena biaya pembuatan pulp kertas lebih murah dibandingkan negara lain.

BAB 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS

4.1 Rencana Kapasitas PabrikDalam pendirian suatu pabrik, analisa pasar untuk penentuan kapasitas pabrik adalah penting. Dengan kapasitas yang ada maka dapat ditentukan perhitungan neraca massa, neraca panas, spesifikasi alat dan analisa ekonomi. Bahan baku yang digunakan oleh pabrik pulp ini adalah bagasse atau ampas tebu yang merupakan limbah dari pabrik gula. Berikut adalah beberapa faktor penting dalam perhitungan kapasitas pabrik yaitu: Ketersediaan bahan baku Jumlah Ekspor Pulp di Indonesia Jumlah Import Pulp di Indonesia Jumlah kebutuhan / konsumsi Pulp di IndonesiaSalah satu faktor yang harus diperhatikan dalam pendirian pabrik pulp dari bagasse adalah kapasitas pabrik. Pabrik pulp dengan bahan baku bagasse ini direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2013, dengan mengacu pada pemenuhan kebutuhan impor. Dengan analogi dari persamaan untuk menghitungbunga, maka perkiraan volume kebutuhan impor pulp (dalam ton) pada tahun 2013 dapat dihitung. Berikut persamaan yang digunakan :Berikut ini adalah data impor, ekspor dan produksi pulp untuk tahun 2006-2010.Tabel 4.1 Data Impor, Ekspor dan Produksi Pulp di IndonesiaTahun Impor (ton)/tahun Ekspor(ton)/tahun Produksi (ton)/tahun2006 3.488.558,9 2.251 280.8722007 3.584.375,6 2.324 2.093.9922008 4.078.868,8 2.691 2.114.6582009 3.964.315,1 2.180 1.055.0892010 4.214.144,2 2.387 1.076.276(Badan Pusat Statistik nasional Indonesia, 2010)Dengan asumsi adanya pabrik pulp lain yang masih beroperasi dan jumlah bahan baku yang tersedia, maka kapasitas pabrik baru yang akan beroperasi adalah 0,5 % dari total peluang yang ada.Kapasitas pabrik = (0,5% ) x 8000 ton/ hari= 40 ton/hari= 12.000 ton/tahunMaka, kapasitas pabrik yang akan dibangun tahun 2015 yaitu 12.000 ton/tahun dengan masa kerja 300 hari.

4.2 Penentuan Lokasi PabrikLokasi pendirian pabrik pulp dari ampas tebu di pilih di Jember, Jawa Timur. Pertimbangannya dijelaskan sebagai berikut:1. Ditinjau dari lokasi sumber bahan baku. Lokasi ini dipilih karena berdekatan dengan sumber bahan baku (ampas tebu). Dimana disekitar kabupaten Jember terdapat pabrik gula yaitu PG Semboro dan PG Djatiroto. Dasar pemilihan lokasi di Jawa Timur dikarenakan Jawa Timur merupakan provinsi yang mempunyai jumlah unit pabrik gula terbanyak di Indonesia dengan total kapasitas 90.423 TCD yang merupakan sumber produksi ampas tebu.2. Alat angkutan (transportasi)Transportasi dapat optimal ditinjau dari segi biayadan angkut yang ditempuh.3. Buruh dan tingkat upahnyaDiharapkan dapat diperoleh tenaga kerja terampil dan terlatih dengan gaji tinggi.4. Sumber airLokasi yang dipilih dekat dengan sumber air yang mana sangat diperlukan dalam proses produksi.Tabel 4.2 Bobot tiap Jenis Kriteria Keputusan Pemilihan LokasiNo.KriteriaBobot

1.Ketersediaan pabrik tebu0,13

2.Biaya pemasaran0,06

3.Ketersediaan tenaga kerja0,05

4.Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi0,12

5.Perilaku komunitas0,08

6.Ketersediaan bahan baku0,28

7.Kebijakan pemerintah0,12

8.Biaya Bahan Baku0,16

Tabel 4.3 Penentuan Lokasi dengan Teknik BayesKriteriaBobotAlternatif LokasiBobot x Skor

ABCABC

10,133540.390.650.52

20,067750.420.420.3

30,055960.250.450.3

40,126370.720.360.84

50,087440.560.320.32

60,288622.241.680.56

70,126790.720.841.08

80,169881.441.281.28

Total Nilai6,7465,2

Keterangan :A = Kabupaten JemberB = Kabupaten Lumajang C = Kabupaten Banyuwangi

Berdasarkan penentuan lokasi menurut teknik bayes bahwa Kabupaten Jember merupakan daerah yang tepat untuk lokasi pembangunan pabrik kertas. Beberapa alasan yang mendukung keputusan tersebut adalah :a) Biaya bahan baku ampas tebu yang relatif murah dengan ketersediaan yang banyak.b) Kabupaten Jember jalur utama ke Surabaya sehingga memudahkan jalur distribusi pemasaran.c) Perilaku masyarakat Jember terutama kecamatan Semboro yang mendukung keberadaan industri kertas didaerahnya sehingga menguntungkan dari segi kesinambungan bahan baku dan keamanan pabrik.d) Sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi yang memadai.4.2 Teknologi Pengolahan kertasBahan baku untuk pembuatan pulp antara lain baggase atau ampas tebu, kayu pinus ,bambu, jerami, kertas bekas dan lain-lain. Proses produksi kertas terdiri dari beberapa tahap yang pada intinya adalah sebagai berikut :4.2.1 Pembuburan kayu (pulping)Menurut Stanley (2001), proses pembuatan pulp (pulping)pada prinsipnya terbagi atas :1. Proses Kimia.Proses pembuatan pulp secara kimia terdiri dari dua jenis proses yaitu :a) Proses Sulfat (kraft)Proses ini merupakan proses industri pulp yang dominan di dunia dengan menghasilkan kekuatan yang tinggi, serat panjang, dan kandungan lignin dalam pulp sangat rendah. Proses ini dilakukan dengan memasak potongan kayu dalam sodium hidroksida/ soda kaustik dan cairan sodium (disebut larutan putih (white liquoryaitu campuran sodium hidroksida dan sodium sulfida). Dengan proses ini lignin dan resin kayu akan dilepaskan dari serat selulosa pulp kemudian dicuci dan diputihkan. Pada proses ini umumnya dilakukan dengan proses tertutup sehingga 95 98 % bahan kimia yang digunakan dapat digunakan kembali.b) Proses SulfitProses ini menggunakan peralatan yang serupa dengan proses kraft tetapi menggunakan bahan kimia yang berbeda. Karakteristik pulp yang dihasilkan adalah kuat, lembut dan lebih terang warnanya daripada proses kraft sehingga dapat mengurangi tahap pemutih. Bahan kimia yang digunakan adalah asam sulfat atau hidrogen sulfit untuk memasak bahan baku sehingga dihasilkan asam sulfit atau pulp bisulfit. Umumnya rata rata recovery bahan kimia tidak setinggi proses kraft.

2. Proses MekanikProses pembuatan pulp secara mekanik terdiri dari dua jenis proses yaitu :a) Penggilingan kayuProses ini merupakan proses yang paling dasar dari proses pulping dan penggilingan kayu atau potongan kayu yang bertujuan untuk memisahkan serat. Kualitas pulp pada proses ini rendah karena masih mengandung lignin sehingga kertas yang dihasilkan mudah robek dan agak kusam. Akibatnya kertas tersebut banyak digunakan untuk kertas koran dan kertas yang memerlukan sedikit kekuatan sobek.b) Proses thermomechanical atau chemo-thermomechanicalDua variasi proses mekanik tersebut digunakansecara luas di industri pulp untuk mengurangi konsumsi energi. Pada proses thermomechanical hanya digunakan kayu lunak yang direbus sebelum digiling. Sedangkan pada proses chemothermomechanical potongan kayu direndam dengan bahan kimia berbasis sulfur untuk mengekstrak resin dan lignin.

4.2.2. Pencucian (washing)Hasil pemasakan merupakan serat yang masih berwarnacoklat dan mengandung sisa cairan pemasak. Serat ini masih mengandung serat serat yang tidak dikehendaki. Proses pencucian pulp dilakukan untuk menghilangkan materi yang tidak diinginkan yang akan mempengaruhi dosis zat pemutih. Hasil samping dari proses ini berupa black liquor, debu dan lignin. Setelah dicuci pulp dihilangkan lignin yang tersisa (delignifikasi) menggunkan oksigen dalam larutan putih sehingga menghasilkan bubur kayu yang lebih putih. Proses ini akan mengurangi jumlah klorin yang dibutuhkan dalam proses pemutihan (bleaching).

4.2.3. Pemutihan (bleaching)Proses ini bertujuan untuk menghilangkan lignin tanpamerusak selulosa. Proses ini biasanya melibatkan beberapa tahap. Menurut Kompas (2003), proses pemutihan menggunakan zat kimia utamanya ClO2 dan cairan yang masih tertinggal berubah menjadi limbah dengan kandungan berbagai bahan kimia berupa organoklorin yang umumnya beracun. Menurut EPA (1997), udara yang keluar dari tangki bleaching mengandung polutan berbahaya seperti kloroform, metanol, formaldehid dan metil etil keton. Sedangkan bahan kimia yang menggunakan senyawa klorin organik sebagai bahan bleaching dapat membentuk beberapa senyawa toksik seperti dioksin, furan dan klorin organik (kloroform).

4.2.4. Pembentukan kertasPulp yang dihasilkan dari tahap sebelumnya selanjutnya dilakukan penggilingan, pengempaan (pressing) untuk mengurangi kadar air dan diikuti dengan pengeringan (drying) dengan menggunakan uap. Untuk mendapatkan permukaan yang halus (pada kertas cetak/tulis) dilakukan proses calendering sesudah pengeringan, sedangkan untuk membuat permukaan yang mengkilat dan berwarna, sesudah calendering dilakukan proses pelapisan (coating) untuk produk kertas cetak. Menurut Rini (2002), kadang - kadang juga dilapisi dengan kaolin untuk memutihkan permukaan atau diberi pengikat yang mengandung formaldehide, ammonia atau polivinil alkohol agar lebih kuat. Untuk diagram alir pembuatan kertas dapat dilihat pada gambar Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Proses pengolahan kertas

4.3 Mesin dan PeralatanJumlah mesin dapat diperhitungkan berdasarkan jumlah kapasitas produksi yang ingin dicapai oleh perusahaan. Kapasitas produksi perusahaan didapatkan berdasarkan hasil pengolahan dari awal bahan baku utuh hingga mengalami berbagai proses penyusutan massa. Mesin dan peralatan yang diperlukan pabrik untuk menjalankan operasi pengolahan kertas disajikan dalam Tabel 4.4.Tabel 4.4 Kebutuhan Mesin/Peralatan dan KapasitasNo Nama Alat Kapasitas Produksi Perusahaan (kg)/hariKapasitas Produksi Mesin (kg)/hari Jumlah (unit)

1 Mesin Chipping 16000 10000 2

2 Mesin Digester 16000 12000 2

3 Mesin Washer 1800012000 2

4 Mesin Fourdinier 10699 12000 1

5 Press Part 6420 5000 2

6 Mesin Dryer 4494 8000 1

7 Pop Reel 4044 15000 1

8 Paper Cutter 4012 10000 1

4.4 Tenaga kerjaPada aspek manajemen sumber daya manusia dibutuhkan data tentang spesifikasi pekerja yang dibutuhkan untuk karyawan yang akan bekerja ditempat pembuatan kertas. Namun sebelum menentukan kapasitas karyawan yang dibutuhkan, sebuah perusahaan perlu menentukan struktur organisasi terlebih dahulu karena strukur organisasi memiliki peranan penting dalam mengatur segala sesuatu yang akan dijalankan oleh pemilik usaha sesuai dengan kebijakannya.Struktur organisasi yang digunakan adalah struktur organisasi fungsional. Pada struktur ini pimpinan tertinggi melimpahkan wewenang kepada setiap kepala bagian untuk memberikan instruksi dan perintah untuk dikerjakan kepada pelaksana sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Perencanaan tenaga kerja dilakukan dengan menganalisis jumlah tenaga kerja berdasarkan deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan sehingga perusahaan bisa mendapatkan tenaga kerja dengan kuantitas dan kualitas yang sesuai.Pengalokasian tenaga kerja dan spesifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Kebutuhan Tenaga Kerja

Jabatan Spesifikasi Tenaga Kerja Jumlah

Direktur Utama S1 Teknik Industri/Teknik Mesin/Teknik Kimia 1

Sekretaris S1 Jurusan Kesekretariatan 1

Departemen Produksi

Manager Produksi S1 Teknik Industri/Teknik Mesin/Teknik Kimia 2

Staff PPIC S1 Teknik Industri 2

Staff PengKual S1 Teknik Industri 2

Operator Produksi SMK Jurusan Mesin 12

Departemen Pemasaran

Manager Pemasaran S1 Jurusan Manajemen/Teknik Industri 1

Staff Penjualan S1 Jurusan Marketing/Teknik Industri 4

Staff Keuangan S1 Jurusan Akuntansi/Manajemen 4

Departemen Personalia

Manager HRD S1 Jurusan Manajemen 1

Staff Administrasi S1 Jurusan Administrasi Niaga 2

Front Officer S1 Jurusan Komunikasi 1

Driver Sekolah Menengah Atas 4

Office Boy Sekolah Menengah Atas 4

Satpam Sekolah Menengah Atas 6

Total pekerja47 orang

4.5 Penentuan Kebutuhan Ruang dan Lahan Pabrik Luas lahan yang diperlukan adalah 4200 m2 dan luas lahan yang tersedia adalah 6500 m2. Luas tersebut sudah memperhitungkan luas berbagai fasilitas ruangan yang ada dalam pabrik dan kantor. Hal yang menjadi perhatian berikutnya adalah penentuan lokasi usaha. Hal-hal yang mendasari penentuan lokasi usaha adalah kedekatan dengan sumber bahan baku, kondisi air dan listrik yang baik, akses jalan, luas tanah yang sesuai dan harga tanah yang terjangkau. (Anggadiredja, et al., 2006). Luas ruangan yang diperlukan untuk proses produksi dan untuk ruangan non-produksi dapat dilihat pada Tabel 4.6.Tabel 4.6. Kebutuhan Ruangan Produksi dan non produksi Ruang ProduksiMesinJumlah MesinKebutuhan Luas Ruangan (m2)Allowance 150% (m2)

MesinPeralatan bantuSpaceSub-total

Penghancuran Mesin Chipping 2 8 x 44 x 32088108

Pembuburan Mesin Digester 2 6 x 64 x 2108898

PencucianMesin Washer 2 10 x 58 x 520180200

Bleaching Mesin Fourdinier 1 8 x 65 x 415136151

PengepresanPress Part 26 x 55 x 288088

Pengeringan Mesin Dryer 1 10 x 42 x 464854

Pencetakan Pop Reel 26 x 31 x 244044

Pemotongan Paper Cutter 4 4 x 22 x 264854

Total Kebutuhan797

Kebutuhan Ruang non- ProduksiJenis RuanganKebutuhan Ruangan (m2)

Genset100

Instalasi listrik30

Gudang perlengkapan150

Ruang teknisi16

Gudang bahan jadi200

Space area500

Kantor dan administrasi100

Penampungan limbah250

Total Kebutuhan1346

Pada Tabel 4.6 terdapat kebutuhan space area selain kebutuhan ruangan untuk tiap tahapan proses maupun ruangan lain sebagai pendukung proses, di dalam desain pabrik kertas. space area merupakan ruangan kosong antara tahapan proses dalam pabrik yang berfungsi untuk pergerakan tenaga kerja, inspeksi, perawatan lalu lintas kerja lainnya. Untuk pabrik kertas dengan sistem kontinyu menggunakan alat pengering seperti yang direncanakan maka diperlukan juga space area yang cukup luas untuk sirkulasi panas dan udara didalam ruangan pabrik. Kebutuhan areal total pabrik adalah dua kali dari total areal untuk ruangan produksi dan non-produksi seperti diperlihatkan pada Tabel 4.7.Tabel 4.7. Kebutuhan Total areal PabrikKebutuhan ArealLuas Ruangan (m2)

Ruang Produksi797

Ruang Non-Produksi1346

Total2143

Total Areal Pabrik150% x 2143 = 3215

Sisa areal dapat digunakan sebagai tempat fasilitas peralatan pabrik yang cukup maupun fasilitas pendukung lainnya. Pemanfaatan area pabrik secara keseluruhan beserta pemanfaataannya disajikan dalam Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Pemanfaatan Sisa Areal PabrikAreal / PemanfaatanLuas areal (m2)

Sisa areal1071.5

Parkir100

Tandon air dan Tangki bahan bakar60

Kamar mandi dan Toilet20

Sumur15

Tempat ibadah45

Pos Satpam16

Halaman800

BAB 5 ASPEK YURIDIS

Analisis aspek yuridis membahas mengenai proses pembuatan badan hukum dan legalisasi investasi agar bisnis pembuatan kertas tidak dinyatakan sebagai usaha ilegal dan masuk ke dalam Daftar Negatif Investasi (DNI). Bentuk badan usaha yang dipilih dalam investasi pembangunan pabrik kertas adalah PT (Perseroan Terbatas).

Alasan PemilihanDeskripsi

Skala InvestasiAtas

Jenis UsahaIndustri tekstil

Kapasitas ProduksiAtas

Resiko UsahaKecil dari aspek prospek pemasaran, bahan baku dan dukungan pemerintah daerah.

Penggunaan TeknologiTeknologi modern

Kerjasama Membutuhkan keterkaitan dengan instansi lain terutama dalam penyusunan kontrak kerja Banyak membutuhkan negoisasi dengan pihak lain dalam penjualan produk

Pembagian KeuntunganPembagian menurut jenis dan jumlah saham

Orientasi Masa DepanKemungkinan pengembangan kapasitas pabrik dan pengolahan menjadi buku tulis

Surat-surat untuk legalisasi yang diperlukan antara lain :1) Surat Izin Tempat Usaha 2) Surat Izin Usaha Perdagangan 3) Surat Izin Mendirikan Bangunan 4) Akte Tanah hingga rekomendasi dari pemerintah setempat. Setelah legalitas usaha ini diperoleh maka dilakukan analisis mengenai dampak lingkungan dari pendirian usaha ini.BAB 6 ASPEK FINANSIALIndikator kelayakan finansial yang digunakan dalam evaluasi kelayakan pabrik kertas adalah BEP (break even point) dan NPV (net present value).6.1 Asumsi-Asumsi Penilaian Kelayakan Pabrik KertasBeberapa asumsi yang digunakan dalam analisa kelayakan ini adalah sebagai berikut :1. Umur proyek ditetapkan selama 10 tahun berdasarkan umur ekonomis terpanjang dari alat yang digunakan.2. Pengaruh inflasi (peningkatan harga-harga) selama tahun proyek diabaikan dalam perhitungan. Penetapan harga didasarkan pada harga pada tahun awal proyek yaitu tahun 2015.3. Semua produk kertas yang dihasilkan habis terjual.4. Tingkat bunga yang digunakan sebagai discount rate (DF) adalah 18% dan diasumsikan tetap selama tahun proyek.5. Depresiasi dihitung menggunakan metode garis lurus (straight line methode).6. Pada tahun pertama proyek, pabrik berproduksi dengan kapasitas 50%, tahun kedua 80%, tahun ketiga 90% dan tahun kempat sampai tahun kesepuluh 100%.7. Lama hari kerja selama setahun ditetapkan 125 pada tahun pertama dan 300 hari pada tahun kedua sampai tahun kesepuluh dengan lama kerja harian 8 jam.

6.2 Kebutuhan Modal Investasi dan Sumbernya Investasi yang dibutuhkan pada permulaan tahun pabrik kertas secara umum ditunjukkan pada Tabel 6.1, sedangkan kebutuhan investasi secara terperinci dapat dilihat pada Lampiran.

Tabel 6.1 Kebutuhan Modal Investasi Pabrik Kertas Jenis InvestasiJumlah Dana

Aktiva :

1. Pra-Operasi100000000

2. Tanah1200000000

3. Bangunan

Pabrik200000000

Kantor300000000

Infrastruktur200000000

4. Mesin dan Peralatan17000000000

5. Perlengkapan5000000000

6. Utilitas300000000

7. Lain-lain600000000

Jumlah Aktiva24800000000

Modal Kerja :

1. Biaya Variabel 70000000

2. Biaya Tetap115000000

Jumlah Biaya Kerja :185000000

Total investasi25085000000

Investasi total merupakan jumlah dari modal aktiva dan modal kerja. Besarnya modal kerja ditetapkan sama dengan biaya operasi untuk satu bulan pada tahun pertama. Sedangkan struktur modal terdiri atas modal sendiri berupa saham perusahaan dan modal pinjaman lunak dari bank selama 10 tahun angsuran dengan bunga 18% per tahunnya. Struktur modal selengkapnya disajikan pada Tabel 6.2

Tabel 6.2 Struktur Modal Investasi Pabrik KertasSumber DanaJumlahPersentase (%)

Modal Sendiri

Investasi2000000000079.72

Modal Kerja21000000008.37

Jumlah 22100000000

Pinjaman298500000011.91

Total25085000000100

Berdasarkan kapasitas pabrik yang akan dibangun tahun 2015 yaitu 12.000ton/tahun jika diasumsikan harga pulp atau kertas dunia saat ini yaitu US$ 550 per ton. Maka pemasukan perusahaan dalam setahun mencapai 6.6000.000.000/tahun sehingga untuk analisis finasialnya dapat dihitung seperti dibawah ini. a. Titik Impas (Break Even Point / BEP)Tabel analisa titik impas secara lengkap disajikan dalam Lampiran II. Titik impas adalah keadaan dimana total biaya sama dengan total pendapatan pabrik. Pada kondisi BEP, pabrik tidak mengalami keuntungan dan tidak menderita kerugian.

BEP (Rp) = dimana : FC = fix cost BV = Biaya Variabel P = Hasil penjualan(Nyoman, 1995)

BEP (tahun) = Titik impas perusahaan kertas yaitu setelah beroperasi selama 5.7 tahun

b. Net Present Value (NPV)Net present value merupakan selisih antar present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun aliran kas terminal) dimasa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan. Apabila NPV > 0 berarti proyek layak dijalankan. Jika NPV = 0 berati proyek sama dengan biaya kesempatan modal (opportunity cost), sedangkan apabila NPV < 0 berati proyek secara finansial tidak layak dijalankan.

NPV = Dimana : Cft = aliran kas pertahun pada periode t I0 = investasi awal pada tahun 0 K = suku bunga (discount rate) n = umur proyek(Husnan dan Suwarsono, 1993)Nilai NPV pabrik kertas dengan menggunakan discount factor (DF) sebesar 18% disajikan dalam Tabel 6.3 berikut ini.Tabel 6.3 Nilai NPV Pabrik Kertas dengan DF = 18%

TahunCFt (Aliran Kas Tahunan)DFPV

2015-25085000000-25085000000

201643800000000.84753712050000

201743800000000.7183144840000

201843800000000.60862665668000

201943800000000.51582259204000

202043800000000.43711914498000

202143800000000.37041622352000

202243800000000.31391374882000

202343800000000.2641156320000

202443800000000.2255987690000

202543800000000.1911837018000

NPV19674522000

NPV hasil perhitungan adalah Rp. 19674522000 artinya proyek investasi pendirian pabrik kertas ini layak dijalankan.

BAB 7 ASPEK LINGKUNGAN HIDUP

Studi aspek lingkungan hidup bertujuan untuk menentukan apakah secara lingkungan hidup misalnya dari sisi udara dan air rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau sebaliknya. Analisa lingkungan hidup ditujukan dalam rangka pengembangan industri yang berwawasan lingkungan. Didalam implementasinya, analisis lingkungan hidup mengacu pada analisis AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).AMDAL bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri melainkan bagian dari proses AMDAL yang lebih besar dan lebih penting, menyeluruh dan utuh dari perusahaan dan lingkungannya sehingga AMDAL dapat dipakai untuk mengelola dan memantau proyek dan lingkungannya. AMDAL merupakan salah satu studi kelayakan lingkungan yang disyaratkan untuk mendapatkan perizinan selain aspek-aspek studi kelayakan yang lain seperti teknis, teknologis, dan ekonomis. Setiap perusahaan industri berkewajiban melaksanakan upaya menyeimbangkan dan melestarikan sumber daya alam serta mencegah timbulnya kerusakan danpencemaran lingkungan hidup sebagai akibat dari kegiataan proyek tersebut (Gittinger, 1986).Hal tersebut telah tercantum dalam Undang-Undang No. 5 tahun 1984 tentang perindustrian. Disamping itu terdapat pula ketentuan dan pengaturan mengenai masalah lingkungan hidup seperti Peraturan Pemerintah RI nomor 51 tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan yang ditindaklanjuti oleh SK Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor KEP-10/MENLH/3/1994 dimana pengembangan yang berwawasan lingkungan harus diperhatikan dan lilaksanakan oleh dunia usaha (Umar, 2001).

7.1 Limbah Industri KertasPada proses pembuatan kertas terdapat zat yang berpotensi mencemari lingkungan. Menurut Rini (2002), limbah proses pembuatan kertas yang berpotensi mencemari lingkungan tersebut dibagi menjadi 4 kelompok yaitu :a. limbah cair, yang terdiri dari :- Padatan tersuspensi yang mengandung partikel kayu, serat dan pigmen,- Senyawa organik koloid terlarut seperti hemiselulosa, gula, alkohol, lignin, terpentin, zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang menghasilkan BOD (Biological Oxygen Demand) tinggi,- Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna kertas,- Bahan anorganik seperti NaOH, Na2SO4 dan klorin,- Limbah panas,- Mikroba seperti golongan bakteri koliform.b. Partikulat yang terdiri dari :- Abu dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain- Partikulat zat kimia terutama yang mengandung natrium dan kalsium.c. Gas yang terdiri dari :- Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang dilepaskan dari berbagai tahap dalam proses kraft pulping danproses pemulihan bahan kimia- Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recover furnace dan lime kiln (tanur kapur)- Uap yang mengganggu jarak pandangand. Limbah padat yang terdiri dari :- Sludge dari pengolahan limbah primer dan sekunder- Limbah dari potongan kayu.

Tabel 7.1 Baku mutu limbah cair industri pulp dan kertasParameter Kadar maksimum Beban pencemaran Kadar maksimum (kg/ton) a) maksimum (kg/ton) a) (kg/ton) b)BOD 5 150 25,5 70COD 350 59,5 150TSS 150 25,5 70Pb - - 0,1pH 6,0 - 9,0Sumber : a) Menteri Lingkungan Hidup (1995) b) Keputusan Gubernur Jawa Timur tanggal 17 Juni 2002 Pb : khusus untuk industri yang melakukan proses de-inking dalam pembuatan pulp untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan pulpnya. Sebagian besar industri kertas menggunakan pemutih yang mengandung klorin. Klorin ini akan bereaksi dengan senyawa organik dalam kayu membentuk senyawa toksik seperti dioksin. Dioksin ini ditemukan dalam proses pembuatan kertas, air limbah (efluen) bahkan didalam produk kertas yang dihasilkan. Meskipun konsentrasi dioksin di air limbah sangat kecil, tetapi selama pabrik terus beroperasi, konsentrasidioksin di dalam air akan terus bertambah. Dioksin adalah senyawa organik yang sukar terdegradasi dan konsentrasinya akan berlipat ganda jika masuk ke dalam rantai makanan karena adanya proses biomagnifikasi. Hal ini menyebabkan konsentrasi dioksin di dalam jaringan tubuh hewan air menjadi ratusan kali lebih besar dibandingkan di dalam air tempat hidupnya (Rini, 2002). Baku mutu limbah cair untuk industri pulp dan kertas seperti yang diatur dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51/MenLH/10/1995 adalah sebagaimana Tabel 7.1 di atas.Ole karena itu hal yang harus diperhatikan adalah limbah yang dihasilkan pabrik cara menanggulangi limbah yang dihasilkan tadi agar tidak mengganggu kehidupan di sekitarnya. Untuk penanggulangan limbah ini perusahaan pun membangun instalasi pengolahan limbah untuk menetralisir limbah yang dihasilkan agar tidak mencemari dan membahayakan lingkungan saat dibuang. Serta mentaati peraturan izin pembangunan industri yang ada, sehingga untuk mendirikan industri kertas ini maka WAJIB memiliki surat izin AMDAL dari pemerintah.

7.2 Upaya Pengelolaan LingkunganUntuk menanggulangi dampak dari industri kertas diatas maka harus dilakukan berbagai upaya pengolahan limbah dalam rangka pengelolaan lingkungan. Dalam usaha pengelolaan yaitu menerapkan teknologi daur ulang bahan kimia (chemical recovery) dan daur ulang penggunaan air di berbagai tahapan proses untuk mencegah pencemaran air. Sedangkan untuk mencegah pencemaran udara dapat diterapkan teknologi pengendapan debu secara elektrostatik (electric dust precipitator).Adapun usaha untuk menanggulangi pencemaran adalah :1. Penanggulangan pencemaran air, melalui : - Pada unit pengolah air limbah dilakukan sedimentasi, netralisasi, dan pengenceran sebelum dibuang ke luar pabrik- Penampungan reject pulp di centri cleaner- Penampungan serat kasar di Cowan Screen dan Johnson Screen2. Penanggulangan pencemaran udara, melalui :- Penghijauan menggunakan pohon yang ditanam pada areal industri maupun diluar industri- Pembuangan gas dan asap hasil pembakaran dari pabrik melalui cerobong asap setinggi 45 meter ke udara3. Penanggulangan pencemaran tanah, melalui :- Pembuangan sisa pelarutan kapur (grit), lumpur kapur (lime mud) dari proses recousticizing dan lumpur dari kolam sedimentasi di tempat khusus dalam areal pabrik- Memanfaatkan endapan air limbah yang masih mengandung serat untuk dijual ke pabrik karton Lebih lanjut dikatakan bahwa air limbah yang dibuang dilakukan monitoring yang meliputi :

a. Pemeriksaan di laboratorium pabrik secara rutin setiap harib. Pemeriksaan secara rutin sebulan sekali oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan.4. Pemeriksaan analitis air sumur masyarakat sekitar sawah yang menggunakan air limbah industri.5. Pemeriksaan analitis tanah sawah/ tegalan yang dikenai maupun tidak dikenai air limbah dari industri.6. Pemeriksaan analitis air laut di sekitar muara selokan air limbah yang masuk ke laut7. Penampungan keluhan masyarakat yang timbul baik menyangkut pencemaran air, tanah maupun udara dari industri kertas.

BAB 8 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis beberapa aspek maka dapat disimpulkan bahwa :a. Secara geografis pabrik kertas layak untuk didirikan di Kabupaten Jember.b. Analisa bahan baku menunjukkan bahwa suplai bahan baku ampas tebu /bagasse cukup tersedia di Kabupaten Jember untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pabrik kertas.c. Dari segi teknis dan teknologi, pabrik kertas layak didirikan karena teknologi yang digunakan relatif sederhana, suplai tenaga kerja tersedia dan murah, serta tersedianya sarana transportasi, listrik dan telekomunikasi. Umur operasi pabrik adalah 10 tahun dengan kapasitas produksi pabrik adalah 100% sampai kesepuluh. d. Dari aspek finansial pabrik kertas secara umum layak dilaksanakan. Evaluasi finansial dengan menggunakan indikator kelayakan finansial memberikan hasil sebagai berikut :- BEP (tahun) yaitu 5,7 tahun.- NPV (Net Present Value) adalah Rp. 19674522000

e. Dari aspek lingkungan pabrik kertas termasuk industri yang wajib memiliki izin AMDAL karena limbah yang dihasilkan dapat mencemari lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar industri.f. Perlunya penanggulangan atau pengelolaan lingkungan dari industri kertas untuk mengurangi pencemaran yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Anggadiredja, et al., 2006APKI, 2007Arisandi, 2004Baskoro (1986)BPS, 2012 mengenai kertasBadan Pusat Statistik nasional Indonesia, 2010Casey, 1980Direktorat Jendral Perkebunan (2009)Dirjen Industri Agro dan Kimia, 2009EPA (1997)Gittinger. J . P, 1986, Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian, UI-Press Johns Hopkins.Kompas (2003)Kompas, 2002Menteri Lingkungan Hidup (1995). Pusat Penelitian Pabrik Gula Indonesia (2010)Rahayuningsih, 2002Rini (2002)SNI SNI 7274:2008Stanley (2001)Umar. H, 2001, Studi Kelayakan Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.