Induksi udara motor bensin

8
PENGENDALIAN POLUSI KENDARAAN TEKNOLOGI AIR INDUCTION PADA MOTOR BENSIN UNTUK MENGENDALIKAN EMISI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

description

aliran udara pada motor bensin

Transcript of Induksi udara motor bensin

Page 1: Induksi udara motor bensin

PENGENDALIAN POLUSI KENDARAAN

TEKNOLOGI AIR INDUCTION PADA MOTOR BENSIN

UNTUK MENGENDALIKAN EMISI

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Page 2: Induksi udara motor bensin

A. JUDULTeknologi Air induction pada motor bensin untuk mengendalikan emisi.

B. LATAR BELAKANGIsu yang masih terus berkembang sampai saat ini adalah mengenai pemanasan

global akibat berbagai zat yang dihasilkan oleh emisi gas buang kendaraan. Isu yang berkembang tersebut sejalan dengan upaya yang dilakukanberbagai sektor untuk mengatasi pemanasan global yang terjadi. Pemanasan global yang disebabkan oleh rusaknya lapisan ozon dan juga efek rumah kaca yang terjadi di lapisan atmosfer, mengakibatkan suhu permukaan bumi meningkat yang sering disebut pemanasan globat (global warming). Dampak dari fenomena tersebut telah mulai dirasakan pada saat ini. Perubahan iklim dan cuaca yang semakin tidak menentu dan semakin ekstrim, adalah salah satu bukti nyata bahwa pemanasan global memberikan dampak yang tidak baik bagi kehidupan manusia.

Selain isu tersebut, juga masih ramai dibicarakan mengenai pencemaran udara akibat emis gas buang pada kendaraan. Gas buang kendaraan yang notabene mengandung berbagia macam zat antara lain HC, Nox, CO, H2S, Sox, dan energi berupa temperatur dan kebisingan menjadi sorotan masyarakat dunia. Berbagai zat tersebut memiliki berbagai pengaruh yang tidak baik baik bagi lingkungan maupun makhluk hidup. Oleh karena itu, berbagai teknologi khususnya yang terkait dengan industri kendaraan berlomba-lomba menerapkan teknologi yang rendah emisi dan ramah lingkungan. Standar euro merupakan salah satu standar yang digunakan untuk mengontrol kadar emisi pada gas buang kendaraan. Standar yang telah diprakarsai oleh negara-negara Parlemen Uni Eropa tersebut telan menjadi standar yang sering digunakan dunia. Dengan standar yang telah diterapkan tersebut, pabrikan kendaraan berlomba membangun teknologi untuk mencapai standar tersebut.

Salah satu teknologi yang telah diterapkan adalah teknologi air induction sebagai teknologi untuk mengurangi emisi gas buang. Walapun dengan istilah yang berbagai macam, sebagian bedar peodusen kendaraan telah mengaplikasikan teknologi tersebut. Dengan berlatar belakang pada pengendalian emisi gas buang pada kendaraan sebagai upaya untuk menyelamatkan lingkungan, penulis akan memaparkan mengenai teknologi untuk mengurangi emisi gas buang pada kendaraan khususnya motor bensin.

C. PEMBATASAN MASALAHDengan berbagai teknologi yang saat ini telah diterapkan pada kendaraan

sebagai upaya untuk mengurangi emisi, pada tulisan ini penulis membatasi pada salah satu teknologi yaitu teknologi air induction pada motor bensin.

D. PEMBAHASAN1. Kandungan zat pada gas buang motor bensin

Gas buang pada motor bensin umumnya terdiri dari gas yang tidak beracun N2, CO2, dan H2O. Sebagian kecil merupakan gas beracun yaitu Nox, HC dan Co. Yang sekarang sangan popules dipermasalahkan adalah gas beracun yang dikeluarkan oleh kendaraan. Berdasarkan diagram konsentrasi emisi kendaraan bermotor dari Swisscontact yang dikutip Zainal Arifin dan Sukoco, sebagian besar gas buang terdiri dari 72% N2, 18,1% CO2, 8,2% H2O, 1,2% Gas Argon, 1,1% O2, dan 1.1 gas beracun yang terdiri dari 0,13% Nox, 0,09% HC dan 0,9% CO.

Pada motor bensin, besar emisi gas buang berubah seiring dengan penambahan jumlah campuran udara dan bahan bakar. Atau dengan kata lain,

Page 3: Induksi udara motor bensin

semakin kaya campuran, maka semakin besar pula konsentrasi Nox, CO dan asap. Sementara semakin kurus campuran, maka semakin kecil pula konsentrasi Nox, CO dan asapnya namun HC meningkat (Zainal, Sukoco:2009).

2. Sifat dan pengaruh gas buanga. CO (Carbon Monoxsida)

Tidak berwarna dan tidak beraroma. Tidak mudah larut dalam air,. Bersumber dari 93% kendaraan bermotor, 7% generator terutama ketika mesin idling. Akibat yang ditimbulkan dari CO adalah CO akan bercampur dalam daran kemudian mengikat Hb dan menghalangi pengaliran oksigen oleh Hb. Akan mengakibatkan keracunan dalam darah.

b. NoxDalam bentuk NO, NO2, dan N2O, Nox tidak berbau, tidak berwarna, sukar larut dalam air. Ketika dalam udara bergesekan akan menjadi NO2 yang berwarna agak kemerahan dan sedikit berbau, mudah larut dalam air dan berreaksi dengan air menjadi Nitrit atau Nitrat. Sumber dari kendaraan bermotor 39%, pabrik, penyulingan dan generator 61%. Akibat yang ditimbulkan antara lain sukar tidur, batuk-batuk, iritasi mata dan hidung.

c. HC (Hydro Carbon)Sumber dari motor 57%, penyulingan dan generator 43%. Sumber utamanya adalah gas buang kendaraan dan berbagai macam pembakaran. Akibat dari HC adalah merusak sistem pernafasan manusia, dan lebih jauh lagi dapat menimbulkan kangker.

d. Sulfur Dioksida (SO2)Gas SO2 dapa mengakibatkan iritasi sistem membran pernafasan dan peradangan saluran pernafasan dan kemudian dapat mengakibatkan brokchitis.

e. Pb (Timah Hitam)Timah hitam umumnya terjadi akibat pembakaran yang mengandung Tetra Etil Lead (TEL) yang ditambahkan pada bensin untuk meningkatkan oktan. Keracunan Pb dapat berakibat fatal yaitu kerusakan ginjal, hati, lambung dan kehamilan tidak normal (Zainal, Sukoco:2009).

3. Teknologi Air induction

a. Pendahuluan

Salah satu teknologi yang degunakan pada kendaraan untuk mengurangi emisi gas buang yaitu teknologi air induction. Dalam pabrikan yang berbeda, teknologi ini memiliki nama yang berbeda pula. Misalnya AIS merupakan nama dari Yamaha, SASS (Secondary Air Supply System) dari Honda, PAIR (Pulsed Secondary Air Injection System) dari Suzuki, HSAS (High-performance Secondary Air System) dari Kawasaki. Walaupun memiliki nama yang beragam, akan tetapi untuk prinsip kerja dan fungsinya sama. Dan memiliki tujuan utama mengurangi emisi gas buang kendaraan.

b. Fungsi Jika udara dimasukkan ke dalam saluran buang dan suhu gas buang

tinggi, gas buang akan terbakar kembali sehingga CO dan HC dalam gas buang berubah menjadi CO2 dan H2O, selanjutnya dibuang ke atmosfer (Zainal, Sukoco:2009).

Page 4: Induksi udara motor bensin

Air induction System (AIS) berfungsi sebagai penambah udara bersih (O2) di sistem gas buang. Prinsip kerjanya adalah mengubah racun hidrokarbon (HC) dan karbon monoksida (CO) menjadi karbondioksida (CO2) dan uap air. Jadi Air induction System (AIS) berfungsi untuk menetralisir bahan bakar yang tidak terbakar, dengan cara mrenginjeksikan udara segar ke lubang pembuangan untuk mengurangi kerapatan kadar emisi Hidrokarbon (http://jurnal.upi.edu/torsi/author/yusep-sukrawan)

Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa teknologi air induction berfungsi merubah HC dan CO menjadi CO2 dan H2O dengan cara menginjeksikan udara segar pada saluran pembuangan sehingga mampu bereaksi dengan suhu gas buang yang tinggi.

c. Prinsip kerja- PAIRS (Pulse Secondary Air Injection)

Gambar 1. PAIR

Sistem ini terdiri dari secondary air supply system yang memberikan udara bersih kedalam gas buang pada saluran buang. Udara segar dimasukkan ke dalam saluran buang dengan bantuan fungsi Pulse Secondary Air Injection (PAIR) control valve. Ketika mesin menyala dan PAIR control valve terbuka, udara dari saringan udara akan mengalir melalui selang menuju saluran buang karena kevakuman di dalamselang yang diakibatkan oleh aliran gas buang sehingga udara segar dapat masuk dan bercampur dengan gas buang. Gas buang yang masih bertemperatur tinggi ketika bercampur dengan udara segar maka akan terjadi reaksi yang mampu merubah CO dan HC yang beracun dan berbahaya kembali terbakar sehingga menjadi CO2 dan H2O yang lebih ramah lingkungan. Pada tipe ini, kerja membuka dan menutupnya PAIR control valve dikontrol oleh ECU berdasarkan dari berbagai sinyal yang masuk ke ECU sebagai koreksi. (http://www.mcgandreani.com/honda-cbr-600-f4i/exhaust-emission-control-system-pulse-secondary-air-supply-system.html)

Page 5: Induksi udara motor bensin

- SASS (Secondary Air Supply Sistem)

Gambar 2. SASS

Pada tipe ini, katup dikontrol oleh kevakuman pada intake manifold. Ketika mesin menyala, kevakuman dari intake manifold akan mengakibatkan katup terbuka. Udara dari saringan udara akan masuk melalui selang dan saluran udara masuk SASS kemudian menuju saluran buang. Udara segar dapat mengalir karena kevakuman yang diakibatkan aliran gas buang. (http://ciput302.wordpress.com/2010/07/20/ais-sass-pair-hsas-2)

C. KESIMPULANBerdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kerja teknologi air

induction untuk mengurangi emisi adalah dengan memanfaatkan panas tinggi dari gas buang yang kemudian diinjeksikan udara segar sehingga dapat terjadi reaksi pembakaran lanjut yang mampu merubah HC dan CO yang berbahaya menjadi H2O dan CO2 yang lebih ramah llingkungan.

Ke saluran buang Saluran vakum intake manifold

Saluran udara masuk

Page 6: Induksi udara motor bensin

DAFTAR PUSTAKA

Zainal, Sukoco. (2009). “Pengendalian Polusi Kendaraan”. Bandung: Alfabeta.

Anonim. (2011). “Air induction System (AIS) Pada Emisi Gas Buang”. (http://jurnal.upi. edu/torsi/author/yusep-sukrawan). (15 November 2011).

Anonim. (2011). “Exhaust Emission Control System Pulse Secondary Air Supply System”. (http://www.mcgandreani.com/honda-cbr-600-f4i/exhaust-emission-control-system-pulse-secondary-air-supply-system.html). (15 November 2011).

Anonim. (2011). “AIS / SASS / PAIR / HSAS”. (http://ciput302.wordpress.com/2010/07/20 /ais-sass-pair-hsas-2). (15 November 2011).