MOTORR BENSIN

download MOTORR BENSIN

of 28

Transcript of MOTORR BENSIN

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    1/28

    BAB II

    DASAR TEORI

    A. Dasar Teori

    1. Prinsip Dasar Motor Bensin (Tinjauan pustaka)

    Secara umum pengertian motor bakar diartikan sebagai pesawat yang dapat

    mengubah suatu bentuk energi thermal menjadi bentuk energi mekanik. Motor

    bakar dapat pula diartikan sebagai pesawat dan energi kerja mekaniknya diperoleh

    dari pembakaran bahan bakar dalam pesawat itu sendiri. Oleh karena itu, motor

    bakar yang pembakarannya terjadi di dalam pesawat itu sendiri disebut pesawat

    tenaga dengan pembakaran dalam (Internal Combustion Engine).

    Pada mulanya perkembangan motor bakar torak dengan motor bakar bensin

    ditemukan oleh Nichollus Otto pada tahun 1876. Karena bentuknya kecil dan

    tenaganya besar juga mudah dihidupkan dan sangat praktis, maka memberikan

    kemungkinan untuk dapat mempergunakan motor tersebut diberbagai lapangan

    kerja dengan aneka macam ragamnya.

    Motor bakar torak menggunakan silinder tunggal atau beberapa silinder.

    Salah satu fungsi torak disini adalah sebagai pendukung terjadinya pembakaran

    pada motor bakar. Tenaga panas yang dihasilkan dari pembakaran diteruskan

    torak ke batang torak, kemudian diteruskan ke poros engkol yang mana poros

    engkol nantinya akan diubah menjadi gesekan putar.

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    2/28

    Yudi Aris Ristanto (Mahasiswa AKPRIND 2007) telah melakukan sebuah

    penelitian tentang penambahan Methanol pada bahan bakar Premium. Hasil

    pengujian yang telah dilakukan terhadap sampel campuran Methanol adalah

    sebesar (77% Premium dan 23% Methanol) bila dibandingkan dengan

    penggunaan Premium murni, maka :

    a. Torsi Mesin (T) : akan lebih kecil 1,01 % dari penggunaan

    Premium murni pada putaran enggine 6000 rpm.

    b. Daya Poros ( Pb) : akan lebih kecil 0,45 % dari penggunaan

    Premium murni pada putaran enggine 7000 rpm.

    c. Tekanan Efektif Rata-rata (bmep) : akan lebih kecil 1,01 %

    dari penggunaan Premium murni pada putaran enggine 6000 rpm.

    d. Konsumsi Bahan Bakar (Sfc) : akan lebih kesil 5,8 % dari

    penggunaan Premium murni pada putaran enggine 7000 rpm.

    e.Efisiensi Bahan Bakar (

    f) : akan lebih besar 6,16 % dari

    pada penggunaan Premium murni pada putaran enggine 7000 rpm.

    2. Prinsip Dasar Motor Bensin

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    3/28

    Motor bakar terbagi menjadi 2 (dua) jenis utama, yaitu motor diesel dan

    motor bensin. Perbedaan umum terletak pada sistem penyalaan. Penyalaan pada

    motor bensin dinyalakan oleh loncatan bunga api listrik yang dipercikan oleh busi

    atau juga sering disebut jugaspark ignition engine. Sedangkan pada motor diesel

    penyalaan terjadi karena kompresi yang tinggi di dalam silinder kemudian bahan

    bakar disemprotkan oleh nozzle atau juga sering disebut juga Compression

    Ignition Engine.

    2. Klasifikasi Motor Bakar

    Motor bakar dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam. Adapun

    pengklasifikasian motor bakar adalah sebagai berikut:

    a. Berdasar Sistem Pembakarannya

    1). Mesin bakar dalam

    Pada mesin pembakaran dalam fluida kerja yang dihasilkan pada

    mesin itu sendiri, sehingga gas hasil pembakaran yang terjadi sekaligus

    berfungsi sebagai fluida.

    Contoh: motor bakar torak.

    2). Mesin bakar luar

    Pada mesin pembakaran luar fluida kerja yang dihasilkan terdapat di

    luar mesin tersebut. Energi thermal dan gas hasil pembakaran dipindahkan

    ke dalam mesin melalui beberapa dinding pemisah.

    Contoh: kereta uap

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    4/28

    b. Berdasar Sistem Penyalaan

    1). Motor bensin

    Motor bensin dapat juga disebut sebagai motor otto. Motor tersebut

    dilengkapi dengan busi dan karburator. Busi menghasilkan loncatan bunga

    api listrik yang membakar campuran bahan bakar dan udara karena motor

    ini cenderung disebut spark ignition engine. Pembakaran bahan bakar

    dengan udara ini menghasilkan daya. Di dalam siklus otto (siklus ideal)

    pembakaran tersebut dimisalkan sebagai pemasukan panas pada volume

    konstanta. (Wiranto Arismunandar, 1988: 61).

    2). Motor diesel

    Motor diesel adalah motor bakar torak yang berbeda dengan motor

    bensin. Proses penyalaannya bukan menggunakan loncatan bunga api

    listrik. Pada waktu torak hampir mencapai titik TMA bahan bakar

    disemprotkan ke dalam ruang bakar. Terjadilah pembakaran pada ruang

    bakar pada saat udara udara dalam silinder sudah bertemperatur tinggi.

    Persyaratan ini dapat terpenuhi apabila perbandingan kompresi yang

    digunakan cukup tinggi, yaitu berkisar 12-25. (Wiranto Arismunandar,

    1988: 89).

    B. Siklus Termodinamika

    Konversi energi yang terjadi pada motor bakar torak berdasarkan pada siklus

    termodinamika. Proses sebenarnya amat komplek, sehingga analisa dilakukan pada

    kondisi ideal dengan fluida kerja udara.

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    5/28

    Idealisasi proses tersebut sebagai berikut:

    1. Fluida kerja dari awal proses hingga akhir proses.

    2. Panas jenis dianggap konstan meskipun terjadi perubahan temperatur

    pada udara.

    3. Proses kompresi dan ekspansi berlangsung secara adiabatik, tidak terjadi

    perpindahan panas antara gas dan dinding silinder.

    4. Sifat-sifat kimia fluida kerja tidak berubah selama siklus berlangsung.

    5. Motor 2 (dua) langkah mempunyai siklus termodinamika yang sama

    dengan motor 4 (empat) langkah.

    Gambar 2. 1. Diagram P-V dan T-S siklus otto

    (Cengel & Boles, 1994 : 451)

    C. Siklus Otto (Siklus udara volume konstan)

    Pada siklus otto atau siklus volume konstan proses pembakaran terjadi pada

    volume konstan, sedangkan siklus otto tersebu ada yang berlangsung dengan 4

    (empat) langkah atau 2 (dua) langkah. Untuk mesin 4 (empat) langkah siklus kerja

    terjadi dengan 4 (empat) langkah piston atau 2 (dua) poros engkol. Adapun langkah

    dalam siklus otto yaitu gerakan piston dari titik puncak (TMA=titik mati atas) ke

    posisi bawah (TMB=titik mati bawah) dalam silinder.

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    6/28

    Gambar 2. 2. Diagram P-V dan T-S siklus otto

    (Cengel & Boles, 1994 : 458)

    Proses siklus otto sebagai berikut :

    Proses 1-2 : proses kompresi isentropic (adiabatic reversible) dimana piston bergerak

    menuju (TMA=titik mati atas) mengkompresikan udara sampai volume

    clearance sehingga tekanan dan temperatur udara naik.

    Proses 2-3 : pemasukan kalor konstan, piston sesaat pada (TMA=titik mati atas)

    bersamaan kalor suplai dari sekelilingnya serta tekanan dan temperatur

    meningkat hingga nilai maksimum dalam siklus.

    Proses 3-4 : proses isentropik udara panas dengan tekanan tinggi mendorong piston

    turun menuju (TMB=titik mati bawah), energi dilepaskan disekeliling

    berupa internal energi.

    Proses 4-1 : proses pelepasan kalor pada volume konstan piston sesaat pada

    (TMB=titik mati bawah) dengan mentransfer kalor ke sekeliling dan

    kembali mlangkah pada titik awal.

    D. Prinsip Kerja Motor Bakar Torak

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    7/28

    Berdasarkan prinsipnya, terdapat 2 (dua) prinsip pada motor bakar torak, yaitu: 4

    (empat) langkah dan 2 (dua) langkah. Adapun prinsip kerja motor bakar 4 (empat)

    langkah dan 2 (dua) langkah adalah sebagai berikut:

    1. Prinsip Kerja Motor Bakar 4 (empat) Langkah

    Yang dimaksud dengan motor bakar 4 (empat) langkah adalah bila 1 (satu)

    kali proses pembakaran terjadi pada setiap 4 (empat) langkah gerakan piston atau

    2 (dua) kali putaran poros engkol. Dengan anggapan bahwa katup masuk dan

    katup buang terbuka tepat pada waktu piston berada pada TMA dan TMB, maka

    siklus motor 4 (empat) langkah dapat diterangkan sebagai berikut:

    a. Langkah Hisap

    Piston bergerak dari TMA ke TMB. Pada ruangan di atas piston terjadi

    pembesaran volume yang menyebabkan tekanan menjadi kurang. Tekanan

    kurang tersebut mengakibatkan terjadinya hisapan terhadap campuran udara

    bahan bakar dari karburator. Keadaan katup masuk terbuka dan katup buang

    tertutup.

    b. Langkah Kompresi

    Piston bergerak dari TMB ke TMA mengadakan kompresi terhadap

    campuran udara bahan bakar yang baru masuk pada langkah pengisian.

    Tekanan dan temperatur menjadi naik sedemikian rupa sehingga campuran

    bahan bakar udara berada dalam keadaan yang mudah sekali untuk terbakar.

    Sebelum langkah kompresi berakhir maka busi mengadakan pembakaran

    kedua katup tertutup.

    c. Langkah Usaha

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    8/28

    Akibat adanya pembakaran maka pada ruang bakar terjadi panas dan

    pemuaian yang tiba-tiba. Pemuaian tersebut mendorong piston untuk bergerak

    dari TMA ke TMB. Kedua katup masih dalam keadaan tertutup rapat sehingga

    seluruh tenaga panas mendorong piston untuk bergerak.

    d. Langkah Buang

    Pada langkah buang ini katup masuk tertutup sedangkan katup buang

    terbuka. Piston bergerak dari TMB menuju TMA mendesak gas sisi

    pembakaran keluar melalui katup buang dan saluran buang (exhaust manifold)

    menuju atmosfer.

    Gambar 2. 3. prinsip kerja motor 4 (empat) langkah

    (Wiranto Arismunandar, 2002 : 8)

    2. Motor Bensin 2 (dua) Langkah

    Pada motor bensin 2 (dua) langkah, setiap siklus terdiri dari 2 (dua)

    langkah piston atau 1 (satu) kali putaran poros engkol. Proses yang terjadi pada

    motor 4 (empat) langkah, juga terjadi 1 (satu) langkah penuh. Langkah-langkah

    tersebut adalah:

    a. Langkah Naik

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    9/28

    Piston bergerak dari TMB ke TMA. Beberapa saat sebelum piston

    sampai di TMB, gas bekas hasil pembakaran sudah mulai dikeluarkan dan

    campuran udara bahan bakar barupun sudah mulai dimasukkan. Langkah ini

    merupakan langkah kompresi. Pada waktu piston hampir mencapai TMA busi

    mengadakan pembakaran.

    b. Langkah Turun

    Dengan adanya pembakaran pada akhir langkah naik maka terjadi panas

    dan pemuaian yang tiba-tiba. Piston bergerak dari TMA ke TMB. Sebelum

    piston mencapai TMB maka lubang buang sedah terbuka. Lubang masukpun

    kemudian terbuka pula, gas baru masuk dan sekaligus mendorong gas bekas

    keluar.

    Suatu hal yang sangat penting pada motor 2 (dua) langkah ialah adanya lubang-

    lubang masuk dan buang sebagai pengganti katup. Piston yang bergerak dari TMB ke

    TMA dan sebaliknya menutup dan membuka lubang-lubang tersebut. Jadi motor 2

    (dua) langkah umumnya tidak mempunyai katup masuk dan katup buang.

    Kelemahan yang paling menonjol pada motor 2 (dua) langkah yaitu sangat

    singkatnya waktu yang tersedia untuk pemasukkan dan pembuangan gas bekas.

    Akibatnya bahan bakar baru ada yang tercampur dengan gas bekas atau sudah

    terbuang keluar bersama gas bekas sebelum sempat terbakar. Tapi kelemahan ini

    telah diusahakan memperkecilnya dengan membuat bermacam sistem pembilasan.

    Pada motor bensin 2 (dua) langkah, karena pemasukan dan pengeluaran gas baru dan

    gas bekas tidak diatur oleh klep maka terdapat beberapa kelemahan, yaitu:

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    10/28

    1). Dengan adanya lubang transfer dari lubang buang maka

    kompresi tidak dimulai dari TMB. Kerugian ini tidak sama pada masing-masing

    motor, berkisar antara 20-45%. Berarti lubang buang baru tertutup pada waktu

    piston sudah bergerak ada kalanya 800 putaran sesudah TMB.

    2). Terlalu sedikit waktu untuk pemasukan gas baru dan pembuangan gas bekas

    sehingga besar kemungkinan sebagian gas bekas, sehingga besar kemungkinan

    sebagian gas bekas tidak sempat keluar dan sebaliknya ada juga gas baru yang

    sudah keluar sebelum terbakar.

    Gambar 2. 4. prinsip kerja motor 2 (dua) langkah

    (Arends BPM; H Berenschot,1980)

    E. Proses Pembakaran

    Secara umum pembakaran didefinisikan sebagai reaksi kimia atau reaksi

    persenyawaan bahan bakar oksigen (O2) sebagai oksidan dengan temperaturnya lebih

    besar dari titik nyala. Mekanisme pembakarannya sangat dipengaruhi oleh keadaan

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    11/28

    dari keseluruhan proses pembakaran dimana atom-atom dari komponen yang dapat

    bereaksi dengan oksigen yang dapat membentuk produk yang berupa gas (Sharma,

    S.P, 1978, hal. 65).

    Untuk memperoleh daya maksimum dari suatu operasi hendaknya komposisi gas

    pembakaran dari silinder (komposisi gas hasil pembakaran) dibuat seideal mungkin,

    sehingga tekanan gas hasil pembakaran bisa maksimal menekan torak dan

    mengurangi terjadinya detonasi. Komposisi bahan bakar dan udara dalam silinder

    akan menentukan kualitas pembakaran dan akan berpengaruh terhadapperformance

    mesin dan emisi gas buang.

    Sebagaimana telah kita ketahui sebagai bahan bakar motor bensin terutama yang

    mengandung unsur-unsur karbon dan hidrogen yang dikenal dengan 3 (tiga) teori

    mengenai pembakaran hidrogen tersebut.

    1. Hidrokarbon terbakar bersama-sama dengan oksigen sebelum

    karbon bergabung dengan oksigen.

    2. Karbon terbakar lebih dahulu daripada hidrogen.

    3. Senyawa hidrokarbon terlebih dahulu bergabung dengan

    oksigen dan membentuk senyawa (hidrolisasi) yang kemudian dipecah secara

    terbakar.

    Dalam sebuah mesin terjadi beberapa tingkatan pembakaran yang digambarkan dalam

    sebuah grafik dengan hubungan antara tekanan dan perjalanan engkol. Berikut adalah

    gambar dari grafik tingkatan pembakaran :

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    12/28

    Gambar 2.5. Tingkat pembakaran dalam sebuah mesin

    (Maleev.V.L, 1995 : 160)

    Proses atau tingkatan pembakaran dalam sebuah mesin terbagi menjadi empat tingkat

    atau periode yang terpisah. Periode-periode tersebut adalah :

    1. Keterlambatan pembakaran (Delay Periode)

    Periode pertama dimulai dari titik 1 yaitu mulai disemprotkannya bahan bakar

    sampai masuk kedalam silinder, dan berakhir pada titik 2. Perjalanan ini sesuai

    dengan perjalanan engkal sudut a. Selama periode ini berlangsung tidak terdapat

    kenaikan tekanan melebihi kompresi udara yang dihasilkan oleh torak. Dan bahan

    bakar masuk terus menerus melalui nosel.

    2. Pembakaran cepat

    Pada titik 2 terdapat sejumlah bahan bakar dalam ruang bakar, yang dipecah

    halus dan sebagian menguap kemudian siap untuk dilakukan pembakaran. Ketika

    bahan bakar dinyalakan yaitu pada titik 2, akan menyala dengan cepat yang

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    13/28

    mengakibatkan kenaikan tekanan mendadak sampai pada titik 3 tercapai. Periode

    ini sesuai dengan perjalanan sudut engkol b. yang membentuk tingkat kedua.

    3. Pembakaran Terkendali

    Setelah titik 3, bahan bakar yang belum terbakar dan bahan bakar yang masih,

    tetap disemprotkan (diinjeksikan) pada kecepatan yang tergantung pada kecepatan

    penginjeksian, serta jumlah distribusi oksigen yang masih ada dalam udara

    pengisian. Periode inilah yang disebut dengan periode terkendali atau disebut juga

    pembakaran sedikit demi sedikit yang akan berakhir pada titik 4 dengan

    berhentinya injeksi. Selama tingkat ini tekanan dapat naik, konstan ataupun turun.

    Periode ini sesuai dengan pejalanan engkol sudut c, dimana sudut c tergantung

    pada beban yang dibawa beban mesin, semakain besar bebannya semakin besar c.

    4. Pembakaran pasca (after burning)

    Bahan bakar sisa dalam silinder ketika penginjeksian berhenti dan akhirnya

    terbakar. Pada pembakaran pasca tidak terlihat pada diagram, dikarenakan

    pemunduran torak mengakibatkan turunnya tekanan meskipun panas ditimbulkan

    oleh pembakaran bagian akhir bahan bakar.

    Dalam pembakaran hidrokarbon yang biasa tidak akan terjadi gejala apabila

    memungkinkan untuk proses hidrolisasi. Hal ini hanya akan terjadi bila pencampuran

    pendahuluan antara bahan bakar dengan udara mempunyai waktu yang cukup

    sehingga memungkinkan masuknya oksigen ke dalam molekul hidrokarbon.

    Bila oksigen dan hidrokarbon tidak bercampur dengan baik maka terjadi proses

    cracking dimana pada nyala akan timbul asap. Pembakaran semacam ini disebut

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    14/28

    pembakaran tidak sempurna. Ada 2 (dua) kemungkinan yang terjadi pada

    pembakaran mesin berbensin, yaitu:

    a. Pembakaran normal (sempurna), dimana bahan bakar dapat

    terbakar seluruhnya pada saat dan keadaan yang dikehendaki. Mekanisme

    pembakaran normal dalam motor bensin dimulai pada saat terjadinya loncatan api

    busi. Selanjutnya api membakar gas yang berada disekelilingnya dan menjalar ke

    seluruh bagian sampai semua partikel gas terbakar habis.

    b. Pembakaran tidak sempurna (tidak normal), dimana sebagian

    bahan bakar tidak ikut terbakar atau tidak terbakar bersama-sama pada saat dan

    keadaan yang dikehendaki. Pada pembakaran tidak sempurna terjadi 2 (dua)

    peristiwa, yaitu knocking(ketukan) danpre-ignition.

    F. Detonasi Pada Motor Bensin

    Dalam keadaan tertentu maka pembakaran dalam silinder motor dapat terjadi

    kenaikan yang sangat cepat dan kuat sehingga diluar terdengar suara knocking.

    Kejadian inilah yang biasa disebut denga detonasi akibat gelombang detonasi yang

    ada dalam silinder, hingga didalamnya naik lebih cepat hingga 40 kg/cm tiap 0,001

    detik.

    Detonasi ini dapat terjadi pada semua jenis motor bakar. Sifatnya sangat merugikan,

    karena:

    1. Mengurangi rendemen motor, sebab lebih banyak panas yang

    diserahkan pada dinding silinder dari pada yang diubah menjadi usaha.

    2. Mengakibatkan retak pada torak, batang dan komponen yang lain.

    3. Mengakibatkan pembakaran yang terlampau pagi.

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    15/28

    Pada motor bensin terdapat 2 (dua) macam detonasi :

    1. Detonasi karena campuran bahan bakar sudah menyala

    sebelum busi mengeluarkan bunga api. Hal ini disebabkan karena kotoran-kotoran

    yang tertimbun dan menyala terus menerus. Jadi untuk menghilangkan detonasi,

    motor bensin perlu dibersihkan secara rutin, perbaikan pada sisitem pendingin.

    2. Detonasi yang timbul karena kecepatan pembakaran bahan bakar

    disekitar busi, termampat olehnya sehingga terbakar dengan sendirinya meskipun

    pembakaran didahului oleh nyala api busi. Tetapi untuk pembakaran yang

    sempurna dibutuhkan gerakan nyala api yang teratur dimulai dari busi.

    G. Bahan Bakar

    Bahan bakar (fuel) adalah segala sesuatu yang dapat di bakar misalnya kertas, kain,

    batu bara, minyak tanah, bensin dsb. Untuk melalukan pembakaran diperlukan 3

    (tiga) unsur, yaitu:

    1. Bahan bakar

    2. Udara

    3. Suhu untuk memulai pembakaran.

    Panas atau kalor yang timbul karena pembakaran bahan bakar tersebut disebut hasil

    pembakaran atau nilai kalor (heating value).??????

    Ada 3 (tiga) jenis bahan bakar, yaitu:

    1. Bahan bakar padat

    2. Bahan bakar cair

    3. Bahan bakar gas

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    16/28

    Kriteria utama yang harus dipenuhi bahan bakar yang akan digunakan dalam motor

    bakar adalah sebagai berikut:

    1. Proses pembakaran bahan bakar dalam silinder harus

    secepat mungkin dan panas yang dihasilkan harus tinggi.

    2. Bahan bakar yang digunakan harus tidak meninggalkan

    endapan atau deposit setelah pembakaran karena akan menyebabkan kerusakan

    pada dinding silinder.

    3. Gas sisa pembakaran harus tidak berbahaya pada saat dilepas ke atmosfer.

    a. Bahan Bakar Bensin

    Premium berasal dari bensin yang merupakan salah satu fraksi dari

    penyulingan minyak bumi yang diberi zat tambahan atau aditif, yaitu Tetra Ethyl

    Lead (TEL). Premuim mempunyai rumus empiris Ethyl Benzena (C8H18).

    Premium adalah bahan bakar jenis disilat berwarna kuning akibat adanya zat

    berwarna tambahan. Penggunaann premiun pada umumnya adalah untuk bahan

    bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti mobil, sepeda motor, dll.

    Bahan bakar ini juga sering disebut motor gasoline atau petrol dengan angka

    oktan adalah 88. adapun untuk pembakaran pada bensin premium adalah sebagai

    berikut:

    2 C8H18 + 25 O2 16 CO2 + 18 H2O

    (pada)Pembakaran di atas diasumsikan semua bensin terbakar dengan sempurna.

    Komposisi bahan bakar bensin, yaitu:

    Bensin (gasoline) C8H18

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    17/28

    Berat jenis bensin 0,65-0,75

    Pada suhu 400 bensin menguap 30-65%

    4. Pada suhu 1000 bensin menguap 80-

    90%

    (Sumber: Encyclopedia Of Chemical Technologi, Third Edition, 1981: 399)

    b. MethanolatauMethil Alcohol

    Methanoladalah bahan bakar cair yang mengandung O 2 , berada dalam fase

    cair pada temperatur dan tekanan atmosfir. Selama ini methanolmerupakan bahan

    baku untuk pembuatan formalin, asam asetit dan MTBE atauMethyl TersierButyl

    Ester(C 2 H 12 O). tetapi Methanoldapat juga diperoleh dari ekstrasi biomassa dan

    kayu. Bilangan oktan Methanol tiggi sehingga dapat digunakan dengan

    perbandingan kompresi yang lebih tinggi. (Arismunandar, 2002:163)

    Methanolatau juga disebut metal alcohol dan juga bisa disebut alkohol kayu

    dengan rumus kimianya adalah CH 3 OH atau CH 4 O merupakan anggota pertama

    dari deret homolog alkohol jenuh. Proses paling tua dan yang pertama untuk

    memproduksi Methanol adalah dengan cara perusakan distilasi kayu. Untuk

    menghasilkan alkohol kayu, tetapi saat ini pembuatan Methanol dilakukan dengan

    menggunakan gas alam, gas batu bara, gas air atau gas kotoran pada temperatur

    tinggi dalam katalis logam. Adapun persamaan reaksi umum dari Methanol

    sebagai berikut:

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    18/28

    2H 2 O+2C > CH 4 +CO > 2CO+4H 2 > 2CH 3 OH

    Sintesa langsung dari karbon monoksida dan hydrogen yang merupakan produk

    menengah dari reaksi diatas dapat dilihat pada temperatur dan tekanan tinggi

    seperti pada reaksi berikut ini: CO+2H 2> CH 3 OH

    Gambar 2.6 . CairanMethanol

    Adapun data-data Methanolsebagai berikut :

    a. Rumus kimia = CH3 OH

    b. Berat molekul = 32

    c. Persen massa O 2 = 50,0

    d. Titik didih C = 65,5

    e. Perbandingan bahan bakar udara stoikiometri = 0.165

    f. Nilai kalor rendah, MJ/kg = 19,5

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    19/28

    g. Viskositas Uap @ 25C = 0,56

    h. Berat jenis, g/ml = 0,793

    i. Temperatur nyala sendiri = 450C

    j. Bilangan setara = 5

    k. Bilangan oktana = 111 (Anton LW, 97 :151)

    H. Parameter Prestasi Mesin.

    Pada umumnya performance atau prestasi mesin bisa diketahui membaca dan

    menganalisis parameter yang ditulis dalam sebuah laporan atau media lain. Biasanya

    kita akan mengetahui daya, torsi, dan bahan bakar spesifik dari mesin tersebut.

    Parameter itulah yang menjadi pedoman praktis prestasi sebuah mesin.

    Parameter prestasi mesin dapat dilihat dari berbagai hal diantara yang terdapat dalam

    diagram sebagai berikut :

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    20/28

    Gambar 2. 7. Diagram Alir Prestasi Mesin

    Secara umum daya berbanding lurus dengan luas piston sedang torsi berbanding

    lurus dengan volume langkah. Parameter tersebut relatif penting digunakan pada

    mesin yang berkemampuan kerja dengan variasi kecepatan operasi dan tingkat

    pembebanan. Daya maksimum didefinisikan sebagai kemampuan maksimum yang

    bisa dihasilkan oleh suatu mesin. Adapun torsi poros pada kecepatan tertentu

    mengindikasikan kemampuan untuk memperoleh aliran udara (dan juga bahan bakar)

    yang tinggi kedalam mesin pada kecepatan tersebut. Sementara suatu mesin

    dioperasikan pada waktu yang cukup lama, maka konsumsi bahan bakar suatu

    efisiensi mesinnya menjadi suatu hal yang dirasa sangat penting. (Heywood, 1988 :

    823).

    Parameter Prestasi Mesin

    Torsi

    Daya

    Laju KonsumsiBahan Bakar

    Konsumsi BahanBakar

    SpesifikEfisiensi BahanBakar

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    21/28

    Gambar 2. 8. Pengetesan Prestasi Mesin

    Unjuk Kerja Motor Bakar

    Pada motor bakar torak, daya yang berguna adalah daya poros, karena daya poros

    itulah yang mengerakkan beban. Daya poros itu sendiri dibangkitkan oleh daya

    indikator yang merupakan daya gas pembakaran yang menggerakkan torak.

    Daya poros yang berputar ditimbulkan oleh bahan bakar yang dibakar dalam

    silinder yang selanjutnya torak akan menggerakkan semua mekanisme pada motor

    bakar. Unjuk kerja motor bakar tergantung dari daya poros yang dapat ditimbulkan.

    Unjuk kerja ini biasanya dinyatakan dalam daya kuda (PS) atau KW persatuan isi

    langkah.

    Isi langkah Vi = penampang silinder x langkah (m3)

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    22/28

    Efisiensi volumetric v =jumlah udara yang dihisap dalam satu siklus : jumlah udara

    yang diisikan dalam silinder Vi pada kondisi atmosfer.

    Jumlah udara = )(

    )(273

    273293,1 kgV

    maltekanannor

    tekanan

    Ctio

    +

    Dari formula diatas dapat dilihat kalau suhunya lebih rendah, maka tekanan udara

    yang masuk lebih besar dan jumlah udara yang akan dihisap lebih besar pula. Sebagai

    hasil akan dapat dihasilkan daya yang lebih besar pula karena sejumlah bahan bakar

    akan dapat terbakar dengan baik (Soenarto & Furuhama 1995).

    Karena itu dalam merancang motor bakar torak, terutama motor diesel, hendaklah

    diusahakan agar tekanan maksimum dapat dibatasi apabila perbandingan

    kompresinya hendak dipertinggi.

    a. Volume Silinder

    Volume silinder antara TMA dan TMB disebut volume langkah torak

    (V1). Sedangkan volume antara TMA dan kepala silinder (tutup silinder)

    disebut volume sisa (Vs). Volume total (Vt) ialah isi ruang antara torak ketika

    ia berada di TMB ampai tutup silinder.

    Vt =V1+Vs ..(1)

    Volume langkah mempunyai satuan yang tergantung pada satuan diameter

    silinder (D) dan panjang langlah torak (L) biasanya mempunyai satuan

    centimetercubic (cc) atau cubic inch (cu.in).

    V1 = luas lingkaran x panjang langkah

    V1 = r2 x L

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    23/28

    V1 = LD

    2

    2

    1

    Dengan demikian besaran dan ukuran motor bakar menurut volume

    silinder tergantung dari banyaknya silinder yang digunakan dan besarnya

    volume silinder (Kiyuku & Murdhana 1998).

    b. Perbandingan Kompresi

    Hasil bagi volume total dengan volume sisa disebut sebagai perbandingan

    kompresi

    ss

    s

    V

    V

    V

    VVC

    11

    1+=+

    = .(2)

    Dimana :

    V1 = volume langkah torak

    Vs = volume sisa

    Jadi, bila suatu motor mempunyai volume total 56 cu.in dan volume sisa 7

    cu.in, maka perbandingan kompresinya adalah :

    87

    56==C

    Hal diatas menunjukkan bahwa selama langkah kompresi, muatan yang

    ada diatas torak dimampatkan 8 kali lipat dari volume terakhirnya. Makin

    tinggi perbandingan kompresi, maka makin tinggi tekanannya dan temperatur

    akhir kompresi. (Kiyuku & Murdhana, 1998).

    Perbandingan kompresi tidak dapat dinaikan tanpa batas, karena motor

    pembakaran yang menggunakan busi akan timbul suara menggelitik kalau

    perbandingan kompresinya terlalu tinggi (Soenarta & Furuhama, 1995).

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    24/28

    Torsi dan Daya Poros

    Dinamometer biasanya digunakan untuk mengukur torsi sebuah mesin.

    Adapun mesin yang akan diukur torsinya tersebut diletakkan pada sebuah

    testbed dan poros keluaran mesin dihubungkan dengan rotor dinamometer.

    Prinsip kerja dari dinamometer dapat dilihat pada gambar 2.6. Rotor

    dihubungkan secara elektromagnetik, hidrolis, atau dengan gesekan mekanis

    terhadap stator yang ditumpu oleh bantalan yang mempunyai gesekan kecil.

    Torsi yang dihasilkan oleh stator ketika rotor tersebut berputar diukur dengan

    cara menyeimbangkan stator dengan alat pemberat, pegas, atau pneumatik.

    Hambatan ini akan menimbulkan torsi (T), sehingga nilai daya (P) dapat

    ditentukan sebagai berikut :

    )(60000

    ..2kW

    TnP

    = ............................................(3)

    Dimana :

    n = putaran mesin (rpm)

    T = torsi (Nm)

    Torak yang didorong oleh gas membuat usaha. Baik tekanan maupun

    suhunya akan turun waktu gas berekspansi. Energi panas diubah menjadi

    usaha mekanis. Konsumsi energi panas ditunjukkan langsung oleh turunnya

    suhu. Kalau toraknya tidak mendapatkan hambatan dan tidak menghasilkan

    usaha gas tidak akan berubah meskipun tekanannya turun.

    Tekanan Efektif Rata-rata (BMEP)

    Besar nilai P1 merupakan tekanan efektif rata-rata indikator (indicator mean

    effective pressure : IMEP).

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    25/28

    Nilai P1, dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

    s

    i

    V

    WP =1 .................................(4)

    Dengan menggunakan nilai Pi dapat memudahkan perhitungan besar usaha

    indikator Wi pada tekanan konstan selam torak pada langkah ekspansi. Pada

    mesin 4 langkah besar nilai Pi terjadi setiap 2 putaran, sehingga besar nilai N i

    indikator dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

    Dengan satuan Si ( m3, kPa dan rps)

    Ni =V1.P1.n/2 (kW).................................................(5)

    Dimana :

    V1= volume langkah (m3)

    Pi = tekanan efektif rata-rata indicator (kPa)

    n = putaran mesin (rpm)

    Pada mesin 2 langkah besar nilai Pi dihasilkan pada tiap putaran, maka

    secara teoritis nilai Ni akan menjadi dua kali lebih besar jika dibandingkan

    pada persamaan 4, tetapi pada umumnya besar nilai Pi pada mesin 2 langkah

    lebih kecil dibandingkan dengan 4 langkah. Nilai N i disebut sebagai keluaran

    indikator yang menyatakan keluaran, disebabkan oleh adanya tekanan pada

    torak.

    Daya yang dapat dimanfaatkan untuk memutar mesin disebut sebagai keluaran

    efektif (brake mean out put) nilai Ne dapat dirumuskan sebagai berikut :

    Ne = V1. N. BMEP. 2 (kW)(6)

    Besar keluaran efektif dapat diukur dengan menggunakan sebuah

    dynamometer. Nilai BMEP adalah merupakan tekanan efektif rata-rata (brake

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    26/28

    mean effective pressure). Besar nilai Ne yang ditentukan oleh produk dari

    volume langkah V1, kecepatan putaran n dan BMEP yang berhubungan

    dengan tekanan gas rata-rata merupakan keluaran suatu pembakaran yang

    bermanfaat. BMEP adalah besar nilai yang menunjukkan daya mesin tiap

    satuan volume silinder pada putaran tertentu dan tidak tergantung dari ukuran

    motor bakar. (Soenarta &Furuhama, 1995).

    Besar nilai BMEP dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut :

    nV

    ZPBMEP

    d.

    ..60= ................................(7)

    Dimana :

    P = daya (kW)

    N = putaran mesin (rpm)

    Vd= volume langkah total silinder (m3)

    Z = sistem siklus (4 langkah =2, 2 langkah =1)

    Efisiensi Thermis

    Perbandingan antara energi yang dihasilkan dan energi yang dimasukkan pada

    proses pembakaran bahan bakar disebut efisiensi thermis rem (brake thermal

    efficiency) dan ditentukan sebagai berikut :

    (%)100.

    860

    = hSFCbt ..................................(8)

    Dimana :

    H = nilai kalor untuk bahan bakar premium = 10500 kcal/kg.

    Minyak gas = 10400 kcal/kg.

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    27/28

    SFC = konsumsi bahan bakar spesifik

    Nilai kalor mempunyai hubungan dengan berat jenis. Pada umumnya

    semakin tinggi berat jenis maka semakin rendah nilai kalornya (Kiyaku &

    Murdhana, 1998).

    Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (SFC)

    Konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) ditentukan dalam g/PSh atau g/kWh

    dan lebih umum digunakan dari pada bt. Besar nilai SFC adalah kebalikan

    dari pada bt. Penggunaan bahan bakar dalam gram per jam Ne dapat

    ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :

    [ ]kWhkgP

    mSFC

    f/= .............................(9)

    Dimana :

    SFC = konsunsi bahan bakar spesifik (kg/kWh)

    P = daya mesin (kW)

    Sedang nilai mf dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut:

    bbft

    bm =

    1000

    3600.(10)

    Dimana :

    b = volume 3 buret (cc)

    t = waktu (detik)

    bb = berat jenis bahan bakar (kg/l)

    mf = adalah penggunaan bahan bakar per jam pada kondisi tertentu

    (Nakoela Soenarta &Dr. Shoichi Furuhama,1995)

  • 7/30/2019 MOTORR BENSIN

    28/28

    1. Gambar masuk dalam kalimat

    2. Paragraf baru , baris pertama dibuat menjorok kedalam

    3. Penomoran subbab dengan 2.1. dst