5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Bensin Motor ...
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bensin -...
Transcript of BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bensin -...
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Motor Bensin
Motor bensin adalah suatu motor yang mengunakan bahan bakar
bensin. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu
dijadikan gas yang kemudian dikompresikan didalam ruang bakar, yang
dimaksud gas disini adalah campuran udara dan bensin.
Perbandingan campuran udara dan bensin yang tepat agar dapat
dinyalakan dengan sempurna menurut ilmu kimia adalah 15 bagian udara
harus dicampur, dengan 1 bagian bensin dalam ukuran berat, tetapi
campuran dengan komposisi 15 : 1 ini tidak dapat menghasilkan tenaga
maksimum pada berbagai kecepatan mesin, bahkan secara umum tidak
membuat pemakaian bahan bakar menjadi ekonomis (Service Auto Mobil
RS.Northop, hal 66). Umumnya perbandingan udara dan bensin adalah
16 : 1 ( Dengan adanya campuran bensin dan udara yang dikompresikan
didalam silinder maka terjadilah ledakan yang akan mendorong torak
kebawah dengan tenaga yang besar). Karena tenaga ini tidak bisa
langsung digunakan maka tenaga ini diubah menjadi gerak – putar.
Bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder dan dikompresikan
oleh torak, campuran bahan bakar dan udara dibakar oleh loncatan bunga
api dari busi didalam silinder. Kecepatan pembakaran campuran udara
biasanya 10 – 25 m/dt. Suhu udara naik hingga 2100 – 2500° K dan
tekanannya mencapai 30 – 40 kg/cm².
2.2 Siklus Motor 4 Langkah
Dalam suatu siklus motor bakar ada beberapa proses yang terjadi
pada saat proses pembakaran dalam silinder :
1. Proses Temperatur Konstan (Isothermal)
Suatu proses yang terjadi didalam silinder dimana pada saat gas dimasukkan
ke dalam silinder suhu gas akan berubah karena tekanan torak, suhu gas akan
dijaga agar tetap konstan dengan jalan memanaskan dan mendinginkan
silinder.
2. Proses Volume Konstan (Isochoris) Proses pembakaran atau pemasukan
bahan bakar yang berlangsung sangat singkat sekali. dengan terjadinya proses
pembakaran ini terjadilah kenaikan tekanan yang sangat cepat meskipun
volume tetap.
3. Proses Tekanan Konstan (Isobaris)
Proses yang terjadi dimana keadaan gas dirubah dengan cara memanaskan
silinder , sedang torak bergerak bebas sehingga tekanan gas dalam silinder
tetap konstan.
4. Proses Politropis
Langkah buang dimana torak dari TMB ke TMA yang mendorong sisa
pembakaran keluar melalui katup buang.
Motor bensin
Pada siklus pembakaran motor bensin dipengaruhi oleh Volume ( V ), tekanan ( P
), dan temperatur ( T ).
Gambar 2.1 diagram P-V
Perubahan tekanan gas didalam silinder merupakan proses secara keseluruhan.
Sebuah grafik yang memperlihatkan hubungan antara tekanan dan volume disebut
diagram p-v. Untuk menjelaskan makna dari diagram p-v motor bakar torak,
terlebih dahulu perlu dipakai beberapa idealisasi sehingga prosesnya dapat
dipahami dengan lebih mudah. Proses siklus yang ideal itu biasanya dinamai
siklus udara , dengan beberapa idealisasi sebagai berikut :
1. Fluida kerja didalam silinder adalah udara, dan dianggap sebagai gas ideal
dengan konstanta kalor yang konstan.
2. Proses kompresi dan ekspansi berlangsung secara isentropic.
3. Proses pembakaran dianggap sebagai proses pemanasan fluida kerja.
4. Pada akhir proses ekspansi, yaitu pada waktu torak mencapai TMB, fluida
kerja didinginkan sehingga tekanan dan temperaturnya mencapai tekanan dan
temperatur atmosfir.
5. Tekanan fluida kerja didalam silinder selama langkah buang dan langkah isap
adalah konstan dan sama dengan tekanan konstan.
Pada gambar diatas menunjukkan siklus volume konstan yang dianggap sebagai
siklus dasar dari setiap mesin empat-langkah. Pada waktu torak berada di TMB
(Titik 2)udara pada kondisi atmosfir. Gerakan torakdari TMB ke TMA (Titik 3)
menyebabkan udara pada kondisi atmosfir tersebut mengalami proses kompresi
isentropic sampai torak mencapai TMA,sesuai dengan idealisasi (2). Pada waktu
torak berada pada TMA udara dipanasi pada volume konstan sehingga tekanannya
naik, sesuai dengan idealisasi (3). Pada gambar diatas proses tersebut terakhir
dilukiskan sebagai proses dari titik 3 sampai 3, dimana garis 3-3 merupakan garis
vertikal. Selanjutnya , gerakan torak dari TMA ke TMB merupakan proses
ekspansi isentropic dari titik 3 ke tititk 5 , sesuai dengan idealisasi (2). Pada saat
torak mencapai TMB (titik 5), sesuai dengan idealisasi (3) udara didinginkan
sehingga mencapai kondisi atmosfir (titik 2). Gerakan torak selanjutnya dari
TMB ke TMA , yaitu dari titik 2 ke titik 1,adalah langkah buang pada tekanan
konstan.
Diagram katup motor putaran rendah dan Putaran Tinggi
2.3. Prinsip Kerja Motor
Didalam motor bensin, campuran udara dan bensin dihisap kedalam
silinder. Kemudian dikompresikan oleh torak saat bergerak naik. Bila campuran
udara dan bensin terbakar dengan adanya loncatan bunga api dari busi, maka akan
menghasilkan tekanan gas yang besar didalam silinder. Tekanan gas pembakaran
ini mendorong torak kebawah, yang menggerakkan torak turun naik dengan bebas
didalam silinder. Dari gerak lurus torak dirubah menjadi gerak putar pada poros
engkol melalui batang torak. Gerak putar inilah yang menghasilkan tenaga pada
mobil.
Posisi tertinggi yang dicapai torak didalam silinder disebut titik mati atas (
TMA ), dan posisi terendah yang dicapai torak disebut titik mati bawah ( TMB
). Jarak bergeraknya torak antara TMA dan TMB disebut langkah torak (stroke).
Ada juga mesin yang tiap siklusnya terdiri dari dua langkah torak. Mesin
ini disebut mesin dua langkah (2 Tak), Poros engkolnya berputar satu kali selama
torak menyelesaikan dua langkah. Sedangkan mesin lainnya tiap siklus terdiri
dari empat langkah torak, mesin ini disebut mesin empat langkah (4 Tak). Poros
engkol berputar dua putaran penuh selama torak menyelesaikan empat langkah
dalam tiap satu siklus, tetapi yang akan kita uraikan adalah mesin bensin 4
langkah.
2.3.1. Motor Bensin 4 Langkah
Pada motor jenis 4 langkah dihasilkan langkah kerja untuk setiap 4
langkah atau 2 kali putaran poros engkol. langkah-langkah dari motor 4
langkah adalah langkah isap, langkah kompresi, langkah usaha dan
langkah buang.
1. Langkah Isap
Dalam langkah ini torak bergerak dari TMA ke TMB, campuran
udara dan bensin dihisap kedalam silinder. Katup hisap terbuka
sedangkan katup buang tertutup. Waktu torak bergerak kebawah,
menyebabkan ruang silinder menjadi vakum, masuknya campuran
udara dan bensin ke dalam silinder disebabkan adanya tekanan udara
luar (atmospheric pressure).
2. Langkah Kompresi
Dalam langkah ini campuran udara dan bensin dikompresikan.
Katup hisap dan katup buang tertutup. Waktu torak mulai naik dari
TMB ke TMA campuran yang dihisap tadi dikompresikan. Akibatnya
tekanan dan temperaturnya naik, sehingga akan mudah terbakar.
Poros engkol berputar satu kali, ketika torak mencapai TMA.
3. Langkah Usaha
Dalam langkah ini, mesin menghasilkan tenaga untuk
menggerakan kendaran. Sesaat sebelum torak mencapai TMA pada
langkah kompresi, busi memercikkan bunga api, sehingga terjadi
ledakan di dalam silinder dan mendorong torak kebawah. Usaha ini
yang menjadi tenaga mesin (engine power).
4. Langkah Buang
Dalam langkah ini, gas yang terbakar dibuang dari dalam silinder.
Katup buang terbuka, torak bergerak dari TMB ke TMA, mendorong
gas bekas keluar dari silinder.
Langkah hisap Langkah Kompresi Langkah Usaha Langkah Buang
Gambar Prinsip Kerja motor bensin 4 langkah
2.4. BAHAN BAKAR
Bahan bakar bensin adalah zat cair yang pada umumnya diperoleh dari
hasil pemurnian minyak bumi, yang didalamnya terkandung unsur karbon dan
hidrogen. Pada suhu biasa bensin akan mudah menguap dan terbakar.
1. Sifat-sifat bensin
Menurut Daryanto (2000;53), sifat bensin adalah mudah menguap, mudah
melarutkan lemak dan karet, mudah terbakar, warnanya jernih berbau
menyengat dan mempunyai berat jenis 0,6-0,78 kg/m3 juga mampu
menghasilkan panas yang besar (9500 – 10500 kkal/kg) serta anti knock yang
tinggi.
2. Angka oktan
Suatu bilangan yang menunjukkkan berkemampuan terhadap knocking,
besarnya angka oktan bahan bakar biasanya tergantung pada persentase iso
oktan dan normal heptan yang terkandung dalam bahan bakar tersebut.
Misalnya dalam suatu bahan bakar biasanya terkandung dalam bahan bakar
tersebut. Misalnya dalam suatu bahan bakar terkandung 80% iso oktan dan
20% normal heptan, maka dikatakan bahwa angka oktan bahan bakar tersebut
adalah 80. iso oktan mempunyai sifat tahan terhadap knocking dan nilai
oktannya adalah 100. normal heptan cenderung terhadap nilai oktannya
adalah nol (0).
3. Komposisi Bahan Bakar Bensin
Komposisi bahan bakar bensin meliputi Karbon (C), Hidrogen (H), Nitrogen
(N), Sulfur (S), Oksigen (O), dan elemen lain seperti abu dan air. Dan susunan
utama bahan bensin terdiri dari 84 – 86% Carbon 5 – 10% Hidrogen, 2%
Belerang, 0,05% kadar abu dan kandungan air tidak lebih dari 0,5%
(Dariyanto, 2000:35)
4. Bahan Tambah Bensin
Untuk memperoleh kemampuan bahan bakar yang baik, maka bahan bakar
perlu ditambah dengan zat-zat tertentu. Menurut Djaenidin (1988:36-46)
bahan bakar yang ada pada bensin antar lain adalah sebagai berikut:
1. Aditif Anti Ketuk
Bahan tambah yang digunakan untuk mempertinggi ketahanan
bahan bakar terhadap detonasi, bahan ini antara lain Tetra Ethy Lead
(TEL), Tetra Methyl Lead (TML) dan Methylclopen ladenly Manganese
Tricarbonly (TMM), TML dan TEL merupakan campuran bahan kimia
seperti anti oksida, zat pewarna, etilina bromide dan bau, yang mampunyai
kegunaan: untuk pengentalan, karena warna dan bau TEL dan TML baik
dalam fase gas maupun dalam fase cair sangat beracun. Mencegah
pengendapan Pb (timbal) dengan mengubahnya menjadi timbal bromida
(Pb Br2) mencegah penguraian TEL dan TML selam penyimpanan dan
didalam gasoline (fungsi anti oksida)
2. Aditif Anti Oksida
Anti Oksida yaitu untuk mengatasi kerusakan bensin akibat oksida
olefin, yang diperkenalkan tahun 1930. Anti oksida ini adalah fenilena
diamin dan hindered fenol, yang mempunyai efek terhadap bensin mampu
memperpanjang periode induksi, dimana periode induksi bahan bakar
adalah waktu yang dengan pengaruh temperatur dan tekan tertentu dari
oksigen, bahan bakar masih masih stabil. Anti oksida ini berfungsi untuk
mencegah terjadinya reaksi oksidasi. Bahan bakar yang ditambah dengan
aditif anti oksidan tidak mudah terbentuk endapan walau disimpan agak
lama.
3. Metal Deactivor
Bahan tambahan ini dapat membantu mencegah terjadinya
substansi-substansi terbentuk karena bahan tambah dapat bereaksi dengan
metal. Efek dari terbentuknya substansi ini adalah merusak komponen
mesin seperti mempercepat keausan dinding silinder dan menyumbat
saluran bahan bakar aditif Metal Deactivator yang banyak dipakai adalah
garam komplek dari senyawa amina. Aditif garam komplek amina yang
ditambahkan kedalam bensin dengan kadar 2 – 10 ppm.
4. Aditif Pelindung Korasi
Aditif ini merupakan bahan tambahan yang berfungsi untuk
melindungi sistem bahan bakar dari korosi. Aditif pelindung korosi yang
ditambahkan kedalam bensin mempunyai sifat untuk membentuk lapisan
tipis yang secar fisik diabsorb oleh permukaan logam. Hidroponic film
yang tipis ini menghindari bersentuhnya air dengan permukaan logam
sehingga proses terjadinya karat dapat dihindari. Aditif yang dipakai
adalah persenyawaan anima phosphate, alcohol dan asam lemak.
5. Aditif Anti Icers
Aditif jenis ini mempunyai dua tipe yang sering digunakan, yaitu:
a. Freezing point depresent, yaitu aditif yang berfungsi untuk menekan
titik beku menghalangi terbentuknya kristal es pada sistem karburator.
b. Surface active anti acers yaitu berfungsi untuk membentuk lapisan
tipis (film) pada permukaan logam. Bila terbentuk kristal es maka es
tersebut dihalangi untuk tidak menempel pada dinding karburator.
Dengan demikian aditif ini berfungsi sebagai aditif deterjen.
6. Aditif Deterjen
Aditif ini mempunyai peranan untuk mencegah terbentuknya
endapan-endapan pada bagian sistem inlet bahan bakar. Mekanisme
pengaruh aditif deterjen didalam bahan bakar bensin mempunyai dua
fungsi yaitu: sebagi pelindung, Sifat polar dari molekul-molekul aditif
deterjen ini akan menyebabkan terbentuknya lapisan tipis dipermukaan
logam sehingga merupakan lapisan pelindung dibagian tersebut dari
endapan-endapan kontaminan-kontaminan. Sebagai pelarut, kemampuan
daya pelarut dari aditif tergantung dari jenis hidrokarbon dan komponen
nonpolar dari aditif deterjen. Aditif deterjen yang banyak dipakai untuk
bensin adalah senyawa dari amino fosfat, imidazoline, siccimid dan amida.
7. Aditif Zat Warna
Aditif ini merupakan tipe aditif yang ditambahkan kebensin. Zat
warna tidak mempengaruhi kualitas bensin tetapi sebagai identitas dari
bahan kimia (TEL) bensin. Aditif zat warna ditambahkan dalam bensin
dengan kadar 0,20 – 0,80 gr/100 gallon bensin.
8. Aditif Pembantu Penguapan
Bahan aditif ini berfungsi untuk mengubah endapan Pb menjadi
senyawa yang mudah menguap. Aditif pembantu menguapan ini antara
lain trerreasyl phosphate, tripopil fosfat dan trikloro propolio phosphate.
2.4.1. Bahan Bakar Premium
Premium merupakan bahan bakar minyak jenis distilat berwarna
kekuningan yang jernih, warna kuning ini disebabkan oleh zat pewarna
tambahan. Adapun spesifikasi dari bahan bakar premium dapat dilihat dari
tabel dibawah ini.
BATASAN
METODE
TEST
No Sifat Satuan MIN MAKS ASTM LAIN
1 Angka Oktan RON 88
D-
2699
2 Kandungan Timbal Gr/lt 0.3
D-
3341
3 DISTILASI 74
10% Vol.Penguapan °C 125
50% Vol.Penguapan °C 88 180
90% Vol.Penguapan °C 205
Titik didih ahir °C 2
Residu %Vol 9
Tekanan Uap Reid pada
37,8°C Kpa 4
Getah Purwa
Mg/100
ml
Periode induksi Menit 0,2
Kandungan Belerang
%
Massa 240 No.1
Korosi Bilah Tembaga 3
jam/122°F
Uji Doctor
%
massa
Belerang Merccaptan 0.002
( pertamina : 1988 :28)
keterangan tabel :
1. ASTM ( American Society for Testing and Materials ) : gabungan di
Amerika Serikat untuk mempromosikan pengetahuan tengtang properi
– property material – material teknik dan untuk menstandarkan
rincian-rincian dan metode pengujian.
2. Distilasi : proses pemecahan berdasarkan titik didih berbagai unsure
produk campuran yang dipecahkan. Ini dilaksanakan melaui peguapan
dan kondensasi.
3. RON ( Reseaarch octane number ) : jumlah octane gasoline motor
yang ditentukan dengan engine test laboraturium tertentu dengan
syarat-syarat “kekuatan engine” ringan yang memberikan ukuran kasar
property gasoline knock kecepatan rendah.
4. D adalah jenis/metode pengujian yang digunakan sesuai ASTM angka
di belakang menunjukkan lembar tabel ASTM.
2.4.2. Pembakaran Bahan Bakar
Secara umum pembakaran didefinisikan sebagai reaksi kimia atau
reaksi persenyawaan bahan bakar dan oksigen dengan diikuti oleh sinar
dan panas (Toyota 19988 :22). Menurut daryanto (2003:25), pembakaran
merupakan proses fisik yang terjadi didalam silinder selama pembakaran
berlangsung. Pembakaran diawali dengan loncatan bunga api pada busi
pada akhir langkah pemampatan, pada tahapan biasa kita mendapatkan
pembakaran teratur dimana selalu terdapat dua tahapan yaitu bagian yang
terbakar dan bagian yang tidak terbakar, keduanya dibatasi oleh api
pembakaran, suhu pembakarannya berkisar antara 2100 K sampai 2500 K.
mol WtM
Analisis percent Relatie to O2
Contituens Symbol
By Vol By wt Vol Wt
Mol Wt
Per Mol
air
Oxigen O2 20,99 23,2 1 1 6,717
Nitrogen N2 28,02 76,8 21,848
Argon A2 40,0 0,376
Carbon dioxide CO2 44,0 0,013
Other gases 3,76 3,31
Total air 28,95 100,0 4,71 4,31 28,95
Sumber : (Male eve, 1999:69)
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pada setiap 100% By vol
udara terdapat 20,99 % O2, 0,98% gas lain. Pada 100% Wt terdapat udara 23,2
% Wt O2, 76 % + gas lain. Apabila jumlahnya dihitung terdapat O2 maka pada
4,31 Wt udara terdapat 1 volume O2 dan 3,76 volume N2 ( unsure lain
diabaikan karena terlalu kecil ) dari sini dapat pula diketahui mengapa dalam
produk pembakaran ada unsur NO dan NOx, ini disebabkan karena dalam
unsur udara yang dihisap sudah mulai N2. Mekanisme pembakaran bahan
bakar dan udara sangat dipengaruhi keadaan dari keseluruhan proses
pembakaran, dimana atom-atom dari komponen yang dapat bereaksi dengan
oksigen membantu produk yang berupa gas. Sebagaimana telah diketahui
bahwa bahan bakar motor bensin terutama mengandung unsur karbon dan
hidrogen. Ada 3 teori mengenai terbakarnya hidro karbon yaitu :
1. Karbon terbakar lebih dahulu dari pada oksigen.
2. Senyawa hidro karbon terlebih dahulu bergabung dengan oksigen dan
membentuk senyawa (hidroksilasi) yang kemudian dipecah secara
terbakar termis.
3. Hidrokarbon kemudian terbakar bersama-sama dengan oksigen sebelum
karbon bergabung dengan oksigen.
Pembakaran hidrokarbon yang biasa (normal) tidak terjadi gejala bila
kondisi memungkinkan untuk proses hidroksilasi. Hal ini terjadi hanya
bila percampuran antara bahan bakar dan udara mempunyai waktu yang
cukup, sehingga memungkinkan masuknya oksigen kedalam molekul
hidrokarbon ini tidak tercampur dengan baik, maka akan terjadi proses
cracking dimana pada nyala akan timbul asap. Pembakaran semacam ini
disebut pembakaran tidak sempurna. Ada dua kemungkinan yang dapat
terjadi dalam pembakaran motor bensin, yaitu pembakaran sempurna dan
pembakaran tidak sempurna.
a. Pembakaran sempurna (Normal)
Pembakaran sempurna merupakan pembakaran dimana bahan
bakar dapat terbakar secara keseluruhan pada saat dan kondisi yang
dikehendaki. Mekanisme pembakaran normal dalam motor bensin
dimulai pada saat terjadinya loncatan bunga api pada busi. Selanjutnya
api membakar gas yang ada disekelilingnya, dan terus menjalar ke
seluruh bagian sampai partikel gas terbakar habis. Dalam pembakaran
normal pembagian nyala pada waktu pengapian terjadi merata di
seluruh bagian.
Pada keadaan yang sebenarnya mekanisme pembakaran di dalam
motor bensin bersifat kompleks, karena berlangsungnya melaui
beberap fase, seperti pada diagram pembakaran dibawah ini.
(Toyota 1988 ;2-3)
Gambar diatas dapat dilihat, pada saat busi memercikan bunga api titik
(1) sampai dengan titik (2) terjadi keterlibatan pembakaran bahan bakar
dan dilanjutkan keseluruh bagian ruang bakar. Bila proses pembakaran ini
berlangsung normal maka kecepatan perambatan agak konstan dan merata
keseluruh silinder.
Tekanan pembakaran ini akan mencapai titik tertitinggi pada
beberap saat setelah torak melewati TMA. Menurut obert (1993), daerah
tekanan meksimum. Adalah sekitar 5 sampai 10o setelah TMA, hal ini
mempunyai maksud agar tenaga yang dihasilkanoleh motor betul-betul
maksimum, sebab tekanan pembakaran akan digunakan untuk mendorong
torak. Daerah tekanan maksimum ini harus dipertahankan, untuk itu
penyetelan motor (saat busi memercikan api) harus dimajukan, tepatnya
pada saat motor berjalan cepat walaupun tekanan tertinggi dicapai pada
titik (3), tetapi proses pembakaran tetap berlangsung sampai pada titik
empat (4).
b. Pembakaran tidak sempurna
Pembakaran tidak sempurna merupakan proses pembakaran
dimana sebagian bahan bakar tidak ikut terbakar, atau tidak terbakar
bersama pada saat keadaan dikehendaki. Pembakaran tidak sempurna
ini menurut Toyota (199;2-3), dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
knocking dan pre-ignition.
1. Knocking
Seperti yang telah diungkapkan diatas, pada peristiwa pembakaran
normal api menyebar ke seluruh bagian ruang bakar dengan
kecepatan konstan dan busi sebagai pusat penyebaran. Dalam hal
ini gas baru yang belum terbakar terdesak gas yang telah terbakar
sehingga tekanan dan suhunya menjadi naik. Jika saat ini gas tadi
terbakar dengan sendirinya, maka akan timbul ledakan (detonasi)
yang menimbulkan gelombang kejutan berupa suara ketukan
(knocking noise). Fluktuasi tekanan yang besar dan cepat ini
terjadi pada akhir pembakaran. Sebagai akibatnya tenaga mesin
akan berkurang dan jika sering terjadi akan memperpendek umur
mesin.
Adapun hal-hal yang menyebabkan terjadinya detonasi menurut
Toyota (1988;2-3) antara lain :
• Perbandingan kompresi yang tinggi, tekanan dan suhu silinder
yang tinggi.
• Masa pengapian yang terlalu kecil.
• Putaran mesin yang rendah dan penyebaran api yang lambat.
• Penempatan busi dan konstruksi ruang bakar yang tidak tepat
serta jarak penyebaran api yang terlalu jauh.
2. Pre-ignition
Gejala pembakaran yang tidak sempurna lainnya adalah pre-
ignition. Peristiwanya hampir sama dengan knocking, tetapi
terjadinya hanya pada saat busi sebelum memercikan bunga api.
Disini bahan bakar terbakar dengan sendirinya sebagai akibat dari
tekanan dan suhu yang cukup tinggi sebelum, memercikan bunga
api. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pre-ignition
adalah peristiwa pembakaran yang tidak dapat terjadi saat yang
dikehendaki.
2.5. Perhitungan Kapasitas Silinder
2.5.1. Isi Silinder
Isi silinder adalah besarnya volume langkah ditambah volume ruang
bakar. Volume langkah adalah volume diatas torak saat torak berada di TMB
sampai garis TMA. Sedang volume ruang bakar adalah volume diatas torak,
sewaktu torak berada di TMA.
Besarnya isi silinder atau volume langkah dapat dicari dengan rumus :
SDatauZSDVL ..785,04
22 ⋅⋅⋅=π
jadi isi silinder dapat dicari dengan rumus :
Vt = VL + VS
Pada motor yang mempunyai silinder lebih dari satu, misalnya motor 3 silinder,
dapat dicari dengan rumus:
Vs + Vs + Vs + Vs atau 4.Vs
Keterangan :
Vt = Volume silinder
VL = Volume Langkah
Vs = Volume ruang bakar
D = Diameter Silinder
S = Langkah Torak
2.5.2. Perbandingan Kompresi
Perbandingan kompresi adalah perbandingan antara volume bila
torak bergerak pada TMB (volume silinder + volume ruang bakar) dengan
volume sisa pada bagian atas silinder bila torak berada pada TMA. Bila
perbandingan kompresi dipertinggi, tekanan pembakaran akan bertambah
dari mesin akan diperoleh output yang besar. Secara umum perbandingan
kompresi yang diperbolehkan pada motor bensin adalah 8-11:1.
perbandingan kompresi dinyatakan dengan simbol ε dan dapat dicari
dengan rumus :
VcVsatau
VcVsatau
VcVcVs
=−+=+
= 11 εεε
Keterangan :
ε = Perbandingan Kompresi
Vs = Volume Silinder
Vc = Volume Ruang bakar
Perbandingan kompresi biasanya dibuat tinggi dengan tujuan untuk
meningkatkan tekanan dan suhu akhir pemampatan.
2.5.3. Efisien
arnya efesiensi thermis dapat
diperoleh dengan perhitungan dibawah ini.
si Thermis
Adalah perbandingan antara panas yang diberikan dengan panas
yang diubah kedalam bentuk efektif. Bila panas yang dihasilkan dari
pembakaran campuran bahan bakar dan udara yang dimasukkan kedalam
silinder adalah Q1kCak dan panas yang hilang dalam silinder serta bagian-
bagian yang lain adalah Q2kCal, maka bes
%1001
21 ×−
=Q
QQThermisEfisiensi
2.5.4. Putaran
ga
kuda, momen dan kecepatan putaran mesin dapat dirumuskan sebagai :
Mesin
Adalah besarnya keliling poros engkol yang diukur dalam satuan
rpm (rotasi per menit) dari beberapa besarnya kerja yang dapat dilakukan
pada waktu tertentu. Umumnya untuk kerja dinyatakan dalam satuan TK
(tenaga kuda). Bila tenaga kuda adalah jumlah kerja mesin yang dapat
disalurkan pada waktu tertentu, momen dapat dijadikan sebagai ukuran
kerja yang dilakukan mesin. Seperti dijelaskan bahwa waktu termasuk
pada tenaga kuda sehingga kecepatan kerja dalam hal ini adalah kecepatan
putar mesin merupakan suatu masalah. Jika ditarik hubungan antara tena
TKTnP60,75.2π
=
ana
= Kecepatan putaran (rpm)
dim :
P = Daya kuda
T = Momen (Kgm)
n
Momen yang dimaksud adalah momen putar yang terjadi pada poros
engkol, sedangkan kecepatan mesin adalah tenaga yang keluar dari poros
engkol. Semakin tenaga yang keluar (P) semakin besar pula putara mesin
yang dihasilkan atau semakin besar tenaga berbanding lurus dengan
kecepatan putar. Momen dan pemakaian bahan bakar menunjukkan faktor-
faktor yang penting dalam kemampuan mesin. Dengan melihat gambar
dibawah ini sumbu horisontal menunjukkan putaran mesin per menit dan
sumbu vertikal untuk momen, sedangkan dibagian bawah sebagai kurva
pemakaian bahan bakar.
Kemampuan Mesin.
2.5.5. Konsum
punyai silinder yang besar akan berarti pemakaian
bahan bakarnya tinggi.
2.5.6. Keseim
gerakkan kelengkapan dan panas
2.5.7. Perbandingan Udara dan Bahan Bakar
Gbr. Grafik
si Bahan Bakar
Dalam kemampuan mesin, umumnya tingkat pemakaian bensin
tidak diartikan berapa kilometer (Km) mobil berjalan dengan
menggunakan satu liter bensin, tetapi pengganti adalah besarnya
pemakaian bensin dalam satu tenaga kuda dalam satuan satu jam dan
dinyatakan dalam gram. Tingkat pemakaian bensin akan ditentukan
dengan adanya hubungan antara banyaknya bensin yang diberikan dan
tenaga kuda yang dihasilkan. Karena itu tidak selamanya dapat dikatakan
bahwa mesin yang mem
bangan Panas
Pembagian distribusi panas ini, diketahui dengan keseimbangan
panas dan grafik yang digambarkan didalam diagram keseimbangan
panas. Panas yang dikeluarkan terdiri dari panas untuk kerja mesin, panas
yang hilang akibat pendinginan, panas yang hilang akibat gas buang dan
radiasi panas yang hilang dalam meng
yang hilang akibat turun naiknya torak.
Perbandingan udara dan bahan bakar berdasarkan perbandingan
berat udara dengan bahan bakar, bensin harus dapat terbakar seluruhnya
dalam ruang bakar untuk menghasilkan tenaga yang besar pada mesin dan
dalam teorinya perbandingannya adalah 15:1, yaitu 15 untuk udara
berbanding 1 untuk bensin. Tabel dibawah ini menunjukkan perbandingan
yang sesuai dengan kondisi mesin. Tabel . kondisi keadaan mesin dan
perbandingan campuran udara dan bensin.
Kerja kondisi keadaan mesin Perbandingan udara dan
bensin
Mesin mulai hidup
Putaran idle
Dengan tenaga
Kecepatan ekonomis
5 kg udara : 1 kg bensin
11 kg udara : 1 kg bensin
12-13 kg udara : 1 kg bensin
16-18 kg udara : 1 kg bensin
Sumber : Toyota Astra Motor (1995;3-8)
2.6. Sistem Pembakaran
Karburator adalah bagian yang memegang peranan penting untuk
memudahkan mesin menjadi hidup, mengakselerasi kendaraan tanpa ragu-ragu,
membuat perjalanan menjadi ekonomis dan membuat mesin tetap hidup dengan
lancar pada jalanan yang padat kendaraan. Pekerjaan utama karburator adalah
mencampurkan bensin dan udara dengan kompresi yang benar, sehingga bahan
bakar ini dapat dinyalakan didalam ruang bakar. Bahan bakar yang dibawa
kedalam ruang bakar ini bukan hanya sekedar dapat dinyalakan saja, tetapi dapat
dijamin bahwa capuran bensin dan udara ini dapat dibagikan kesetiap silinder
yang ada dengan kompresi yang tepat.
Proses pengolahan bahan bakar ini bukan hanya pada karburator saja,
tetapi ada faktor-faktor lainya yang harus diperhitungkan, antara lain jarak antara
karburator dan ruang bakar, bagaimana bentuk inlet manifoldnya, bagaimana
ukuran katup masuknya dan sebagainnya. Perbandingan udara dan campura
bensin yang tepat agar dapat dinyalakan dengan sempurna menurut ilmu kimia
adalah 15 bagian udara harus dicampur dengan bagian 1 bagian bensin dalam
ukuran berat, tetapi campuran dengan kompresi 15 : 1 ini tidak dapat
menghasilkan tenaga maksimum pada berbagai kecepatan mesin, bahkan secara
umum tidak membuat pemakaian bahan bakar menjadi ekonomis.
2.6.1. Prinsip Kerja Karburator
Udara dibawa masuk kedalam lubang silinder oleh gerakan torak
dari TMA (batas pembakaran paling atas) menuju TMB (batas
pembakaran paling bawah) didalam langkah hisap, masuknya udara ke
dalam silinder ini disebabkan terjadinya sebagian kevakuman didalam
lubang silinder tersebut. Udara yang masuk kedalam lubang silinder ini
melewati bagian karburator, dimana jumlah udara yang masuk kedalam
lubang tersebut dapat diatur melalui katup throttle yang dihubungkan
dengan pedal akselerasi didalam ruang kemudi. Untuk penyetelan
karburator yang seharusnya perbandingan campuran harus terletak pada
bidang yang diberi bergaris, untuk kecepatan puncak yang besar pada
garis yang paling bawah, diatas bidang yang diberi bergaris, pemakaian
bahan bakar yang tinggi dan berkurangnya kecepatan puncak, dibawah
bidang yang diberi bergaris, sangat turunnya kecepatan puncak dan
nilainya pemakaian bahan bakar.
1. Tempat masuknya udara
2. Pompa akselerator
3. Baut penyetel troutlle
4. Penghubung aselerator
5. Baut penyetel volume
6. Penghubung pedal
akselerator.
Gb. Karburator
Grafik Pemasukan bahan bakar pada karburator
2.6.1. Pompa Bahan Bakar
Pompa bahan bakar peranannya sangat penting didalam
menyalurkan bensin dari tangki ke karburator, perlunya pompa dipasang
karena penempatan tangki yang rendah dan jauh dari mesin, serta posisi
karburator selalu ada dibagian yang lebih tinggi dari pada posisi tangki.
Ada 2 tipe pompa bensin yang digunakan saat ini, yaitu : pompa
bensin mekanik dan pompa bensin elektrik. Pompa bensin mekanik
ditempatkan pada bagian mesin, karena pompa bensin mekanik bekerja
bila dihubungkan dengan tenaga putaran mesin. Ruangan pompa bensin
mekanik terbagi menjadi 2 ruangan yang dipisahkan oleh membran, pada
bagian atas pompa terdapat saringan bensin, mangkuk tempat
mengendapkan kotoran da 2 buah buah katup yang diberi beban pegas
untuk mengontrol aliran bensin. Bagian bawah pompa terdiri dari pegas
yang mengatur pengisapan dan penekan bensin serta peralatan lainnya
termasuk rockerarm (tuas pompa) yang digerakkan oleh dorongan
bubungan pada poros bubungan (camshaft). Membran dapat menghisap
dan menekan bensin dengan jalan ditarik oleh alat yang menghubungkan
bagian membran dan tuas pompa, serta kembali kebagian atas untuk
menekan bensin oleh kekuatan pegas. Ketika katup jarum pada karburator
telah menutup saluran sebagai akibat ruangan pelampung telah penuh
bensin, maka bensin yang ada didalam saluran antara pompa dan
karburator tidak dapat ditekan oleh kekuatan pegas membran, sehingga
posisi membran sekarang ada dibagian bawah. Pompa bensin mekanik
dapat bekerja setelah mesin dihidupkan.
Gbr. Pompa bensin mekanik
Pompa bensin elektrik bekerja dengan prinsip yang sama seperti
pompa bensin mekanik, hanya membran pada pompa bensin elektrik
diaktifkan oleh solenoid (elektro magnet) sebagai pengganti poros
bubungan. Ketika solenoid diberi arus listrik melalui sepasang kontak
platina membran akan ditarik dengan melawan beban pegas untuk
menghisap bahan bakar dari tangki. Setelah langkah pengisapan kemudian
kontak platinanya akan terbuka, akibat dari kontak platinanya terbuka
maka pegas membran akan menekan bahan bakar menuju karburator. Bila
ruangan pelampung pada karburator telah penuh terisi bensin, maka
kontak platina didalam pompa ada dalam keadaan terbuka. Pompa bensin
elektrik tidak tahan terhadap panas mesin, oleh sebab itu penempatannya
selalu berada didekat tangki bahan bakar. Pompa bensin elektrik dapat
bekerja segera setelah kunci kontak diputar, kerja pompa dapat dikenal
dengan suara yang dikeluarkannya
Gbr. Pompa bensin elektrik
Penyemprotan pada tiap-tiap langkah kerja motor empat tak pada muatan
penuh dalam gram :
an
Ng⋅⋅
×=
260
200
dimana :
g = berat tiap-tiap jumlah penyemprotan pada tiap-tiap
pembakaran
N = daya motor dalam tak
200 = pemakaian bahan bakar dalam gram pada tiap-tiap tkj(tenaga
kuda/ jam)
n = banyaknya perputaran tiap-tiap menit
a = banyaknya silinder
sedangkan penyemprotan motor 2 Tak :
an
Ng⋅⋅
×=
60200
isi bahan bakar yang disemprotkan pada tiap-tiap langkah kerja
dalam cm3 :
I = 83,0g
jenisberatg
=
a. Konstruksi pompa bahan bakar
Pada umumnya pompa plunyer, hampir dengan tidak ada
kecualinya dengan pengatur arus lebih, jarang pengatur bubungan
yang miring (pada pompa bahan bakar untuk tekanan rendah, kira-kira
80 atm). Pengaturan dilakukan dengan pengatur, tetapi ada juga
dilakukan dengan tegangan. Kadang-kadang (bosch) poros bubungan
pompa dapat sedikit diputar terhadap pergerakan sehingga
penyemprotan dapat sedikit diperlambat atau dipercepat. Pengaturan
dapat disetel dari “dashboard” untuk bermacam-macam kecepatan.
b. Benda penyemprotan (pengabut)
Ada 2 macam benda penyemprot yang dipakai, yakni benda
penyemprot terbuka dan benda penyemprot-penyemprot tertutup benda
penyemprot terbuka tidak mempunyai tingkap atau hanya memakai
tingkap yang dibebani oleh pegas ringan supaya tidak menetes. Benda
penyemprot tertutup pada umumnya mempunyai tingkap-tingkap
jarum yang dibebani pegas yang demikian beratnya sehingga barulah
dapat dibuka setelah tercapai tekanan semprot. Untuk tekanan semprot
yang rendah kebanyakan kita pakai tingkap jarum tap, disisni juga
dapat dipakai benda penyemprot yang langsung mengharuskan
pemakaian pengabut yang mempunyai lebih dari satu lubang gerekan
yang kecil.
2.6.2. Saringan Bahan Bakar
Semua mobil modern akan selalu dilengkapi dengan saringan
udara (air filter) pada saluran udara akan masuk ke karburator. Fungsi
saringan ini sangat penting didalam mencegah masuknya debu dan
partikel-partikel lainnya ke dalam karburator dan silinder mesin.
Saringan udara akan mempunyai efek sebagai tahanan udara yang
akan masuk kedalam karburator, sehingga hal ini akan mempunyai
dampak seolah-olah jet karburator tersumbat. Bila ini terjadi berarti
performa mesin menjadi berkurang. Oleh sebab itu secara berkala,
katakanlah setiap mobil telah menempuh jarak 20.000 km. saringan udara
harus dibersihkan atau diganti dengan yang baru.
Saringan udara juga berfungsi sebagai peredam suara, dimana
saringannya itu sendiri dapat menghilangkan suara mendesis udara yang
masuk kedalam karburator.
Saringan udara yang banyak digunakan saat ini adalah dibuat dari
elemen kertas karena dapat dengan mudah kita buang bila sudah tidak
dapat digunakan lagi. Sistem penyaringan udara yang lainya adalah
dengan menggunakan bak oli dan saringan metal, sedangkan model
terakhir yang dipasangkan dibuat dari bahan plastik.
Ada beberapa tipe saringan udara, dari bentuk penampilannya akan
segera diketahui model saringan udara tersebut. Saringan udara yang biasa
digunakan adalah dari model elemen kertas, keunggulanya dari model
kertas adalah mempunyai bobot yang ringan dan bentuknya lebih kompak.
Saringan udara model bak oli banyak digunakan pada mobil yang
selalu digunakan didaerah yang udaranya banyak mengandung debu,
contohnya daerah padang pasir.
Tipe pembersih udara yang sederhana dibuat dari jala kawat, sebelum jala
kawat ini dipasang terlebih dahulu jala kawat diberi oli.
a. Pompa percepatan
Gunanya untuk menjaga supaya pada pembukaan terus yang tiba-
tiba dari pemasukian gas, campuran itu tidak menjadi terlalu miskin,
sehingga motor menjadi tersentak, digerakkan dengan engkol kecil
pada poros tingkap gas. Hasilnya biasanya dapat diubah dengan jalan
mengikatkan batang penggerak dalam sebuah lubang yang lain dari
engkol (dalam musim panas harus membuat langkah yang lebih kecil
dari pada dalam musim dingin).
b. Cuk
Digunakan untuk menutup hampir seluruh pemasukan udara ketika
mengasut (menstarter) motor sehingga motor itu menghisap campuran
yang kaya melalui perecik pengasut dan perecik utama dan
menyebabkan mulai berputar dengan lancar. Kita membedakan cuk
yang digerakkan oleh sebuah tombol (cuk tangan) dan cuk gerak
sendiri (otomatis), cuk yang terakhir dilayani dengan sebuah
thermostat dan makin panas motornya makin bertambah terbuka
dengan cara teratur.
c. Karburator pengasut
Pada beberapa karburator dipakai karburator bantu yang kecil
sebagai pengganti cuk, alat ini dibangun satu dengan karburator yang
normal dan dijual dengan pelayanan thermostik. Pelayanan karburator
penghasut sama dengan pelayanan cuk.
Kebaikannya, campuran yang cukup dan kaya untuk dapat
mengasut dengan lancar, sedikit bahaya untuk campuran yang
terlampau kaya, bila kita lupa mematikan alat itu sesudah motor
menjadi panas.
Karburator-karburator dengan by pass mempunyai percik utama
HS dengan mana mobil dapat mencapai kira-kira 75% dari kecepatan
puncak, dalam pada itu tingkap gas akan terbuka ± ¾. Dengan jalan
membuka tingkap gas itu lebih lebar, by pass BS dapat dikerjakan.
Engkol K menekan batang D kebawah, sehingga tingkap peluru BS
dibuka dan juga dengan jalan ini bensin itu dimasukkan ke percik
utama, sehingga campuran menjadi kaya dan daya motor akan naik.
2.6.3. Control terhadap emisi gas buang
Salah satu dari kemajuan sistem pengontrolan terhadap emisi ialah
bagaimana caranya menyatukan antara saringan udara dan pengontrol
temperatur, dimana udara yang akan dihisap oleh mesin melalui saringan
tersebut selalu mempunyai temperatur yang tetap. Salah satu cara yang
banyak dipakai di Eropa adalah dengan jalan melengkapi lubang
pemasukan udaranya menjadi 2 buah, jadi bila musim dingin tiba, udara
akan dinaikkan temperaturnya melalui salah satu lubang pemasukan yang
dipanaskan oleh emisi gas buang, sedangkan bila musim panas tiba, maka
salah satu lubang pemasukan tersebut akan dicabut dan emisi gas
buangnya diajukan guna mendinginkan udara yang akan dihisap mesin.
BAB