INDUKSI MATEMATIKAosis.man2kotamalang.sch.id/wp-content/uploads/2019/12/...β’ Induksi matematika...
Transcript of INDUKSI MATEMATIKAosis.man2kotamalang.sch.id/wp-content/uploads/2019/12/...β’ Induksi matematika...
INDUKSI MATEMATIKA
β Notasi Sigma
β ππ=1 Ui = U1+U2+U3+β¦..+Un
1 = batas bawah i = indeks
n = batas atas Ui = suku umum
Contoh :
β’ β 3π + 2 = (3 Γ 4 + 2) + (3 Γ 5 + 2) + (3 Γ 6 + 2)6π=4
β Sifat Notasi Sigma
β’ Variabel tak berindeks
a) β π = β πππ=1
ππ=1
b) β π = (π β π + 1)πππ=π dengan c konstanta
c) β π π = π β πππ=1
ππ=1 dengan c konstanta
d) β π = β (π β π) = β (π + π)πβππ=πβπ
π+ππ=π+π
ππ=π dengan p bilangan bulat
e) β π + β π = β πππ=1
ππ=π
πβ1π=1 dengan m < n
f) β π = π π π=π
β’ Variabel berindeks
a) β ππ = β ππππ=1
ππ=1
b) β π ππ = π β ππππ=1
ππ=1 dengan c konstanta
c) β (ππππ=1 Β± ππ) = β ππ
ππ=1 Β± β ππ
ππ=1
d) β ππ = β π(πβπ) = β π(π+π)πβππ=πβπ
π+ππ=π+π
ππ=π dengan p bilangan bulat
e) β ππ + β ππ = β ππππ=1
ππ=π
πβ1π=1 dengan m < n
f) β ππ = ππ π π=π ; π = 1,2,3,ΓΓΓ, π
β Induksi Matematika
β’ Induksi matematika sederhana
1) Langkah dasar: Pada langkah ini, harus membuktikan bahwa suatu pernyataan
berlaku untuk P(1) atau P(n).
2) Langkah induksi: Jika suatu pernyataan berlaku untuk P(1) atau P(n), maka
pernyataan itu juga harus berlaku untuk p(k) atau P(k + 1).
Anggapan bahwa pernyataan P(k) benar disebut sebagai hipotesis induksi.
β’ Induksi matematika diperluas
1) Langkah dasar: Pembuktian bahwa suatu pernyataan berlaku untuk P(m).
2) Langkah induksi: Pembuktian bahwa jika pernyataan berlaku untuk P(k),
dengan kβ₯m, maka pernyataan tersebut juga berlaku untuk P(k + 1).
β’ Induksi matematika kuat
Jika sebelumnya cukup membuktikan bahwa P(1) benar, maka pada induksi matematika
kuat ini, pernyataan harus bernilai benar untuk P(1), P(no + 1), P(no + 2), β¦, P(k). Selain
itu, juga harus membuktikan pernyataan benar untuk P(k + 1).
1) Langkah dasar: Buktikan bahwa P(no) benar.
2) Langkah induksi: Jika P(no), P(no + 1), P(no + 2), β¦, P(k) benar untuk k β₯ no, maka
gunakan hal itu untuk membuktikan bahwa P(k + 1) juga benar
β’ Contoh soal
Buktikan bahwa penjumlahan n bilangan asli berurutan berlaku!
Pembahasan:
Langkah dasar:
Oleh karena P(1) = 1, maka jelas benar (berlaku), artinya P(no) = benar
Langkah induksi: Jika P(1) benar, maka pernyataan tersebut harus benar untuk P(k+1)
dengan k β₯ no,
benar
Sehingga:
Oleh karena P(k + 1) mengikuti bentuk pernyataan P(n), maka P(k) bernilai benar.
bernilai benar untuk semua bilangan n β₯ 1.
PROGRAM LINIER
β Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel
Langlah penyelesaian :
1. Cari titik x saat y = 0 dan y saat x = 0
2. Gambar grafik yang menghubungkan kedua titik
3. Arsir daerah yang bersesuaian dengan tanda
Langkah menyusun PtLDV suatu daerah penyelesaian :
1. Menentukan persamaan garis pembatas
Garis memotong ( 0 , a ) dan ( b , 0 ) β ax + by = ab
2. Melakukan uji titik untuk menentukan tanda ketidaksamaan
β Program Linear
β’ Model Matematika
Merubah permasalahan sehari-hari ke dalam bahasa matematika dalam bentuk persamaan,
pertidaksamaan, dan juga fungsi.
Contoh :
Suatu adonan roti basah dibuat dengan menggunakan bahan 2 kg tepung dan 1 kg gula.
Sementara satu adonan roti kering dibuat dengan memakai 2 kg tepung dan 3 kg gula. Ibu
mempunyai persediaan tepung sebanyak 6 kg dan gula sebanyak 5 kg. Apabila pada masing-
maisng satu adonan kue basah bisa memberikan keuntungan Rp75.000,00 serta masing-
masing adonan kue kering bisa memberikan untung Rp60.000,00. Berapakah banyak
kombinasi adonan roti yang bisa dibikin untuk memperoleh keuntungan maksimal?
Jawab:
Misalnya:
x = adonan roti basah
y = adonan roti kering
Jika garis pembatas utuh (βΈΊβΈΊ) dipilih tanda ketidaksamaan β€ atau β₯
Jika garis pembatas putus-putus (β β β) dipilih tanda pertidaksamaan < atau >
Sehingga akan didapatkan model matematika :
x β₯ 0 y β₯ 0
2x + y β€ 6 x + y β€ 5
β’ Fungsi Tujuan
Fungsi objektif merupakan fungsi yang menjelaskan tujuan berdasarkan batasan-batasan
yang ada. Fungsi objektif umumnya dinyatakan dengan f(x,y)=ax+by.
β’ Menentukan Nilai Optimum Fungsi Tujuan
a) Metode Garis Selidik
1. Mencari daerah yang memenuhi sistem pertidaksamaan yang diberikan.
2. Mencari persamaan garis selidik f(x,y) = ax + by = k, dengan k merupakan bilangan
real.
Apabila arah geser garis selidik ke arah kanan maka:
a. Apabila titik (x1.y1) merupakan titik pada daerah penyelesaian yang
pertama dilewati oleh garis selidik maka nilai minimum diwakili oleh titik
tersebut.
b. Apabila titik (x2.y2) merupakan titik pada daerah penyelesaian yang terakhir
dilewati oleh garis selidik maka nilai maksimum diwakili oleh titik tersebut.
Geser garis selidik yang sudah dibikin pada langkah nomor 2 atau buatlah
garis-garis lain yang sejajar dengan garis selidik yang sudah dibikin pada
arah daerah layak.
Apabila arah geser garis selidik ke kiri, maka:
a. Apabila titik (x1.y1) merupakan titik pada daerah penyelesaian yang
pertama dilewati oleh garis selidik maka nilai maksimum akan diwakili oleh
titik tersebut.
b. apabila titik (x2.y2) merurpakan titik pada daerah penyelesaian yang terakhir
dilewati oleh garis selidik maka nilai minimum diwakili oleh titik tersebut.
b) Metode Uji Titik Pojok
1. Mencari berbagai garis dari sistem pertidaksamaan yang menjadi fungsi kendala dari
persoalan yang diberikan.
2. Mencari berbagai titik pojok yang merupakan koordinat pembatas daerah yang
memenuhi fungsi kendala.
3. Menghitung nilai optimum f(x,y) dari titik-titik pojok yang diperoleh.
4. Memperoleh nilai maksimum atau minimum sesuai dengan permasalahan.
tFl-rlEIo(,al .
.S1
β¬{sFF
E'tp'(s.-fi.(tIFl,J
sFls
F.EF
\.-I .cxI-vI ------1.,l.nl,,s*l*l-I s9
lnl.-I --<xlY-I
------t:l.<x r
I E; I
l_1
5
7.-e(
.-j-9._t9r5- 9
?ri(tr3Tr.f419e?.--PA.st+c:7.-F
l: \=l: \?
|II:l?lgIil
Ll.I
trl.r,ox,
β¬(a
;fFFF
.-'- .<l.r ; &-<' lF dlEs < lralL+ fi lsFl: r q G lr <13= -*i lsE> F X3 b 4
; + GG ;
r;.
? ? β¬=t,i !1 3 t -g>( : g d;,5 i J:T :Shr.eSGG f a ?E',u,:G,-r e gq + \J+\/s !t,A5
G rpi
qs
-TFJ3i tiC".- F; -c i 17cF -
eF ! + \;
= l3r 5 te* G"sllii= A l:F -,sis li i ___/ I:?I ., t t_F
+ l- - wrJ F ;-,E
srFβ¬rc-GG*' '>-F! :g ee3 t: :*
i L) :i
F- \--l
β¬t-+-s
\J
.,sr{<+.+<
7 f - i ': t t i 7' d36 a' A'F = oi -t-. : -:, I i I ) a j.') s- G, f ', ?.f F 3
6; E =E: I _-y'_ f iY s' sf > r-' cF:' d B sF 5 \-J e- t os g r. e ?!S /t o. L3 e *-t g t 'A P
\'**z t ?. '- 5 B ss F 3 +*1 : l'g';5 :I \s! .! .s:- S,.r
_-5
;? li e?&{ 15. & r,v9f,".J
<'{>7
=a1,t
)-ci"9<β¬
4x5:tl Cl
>6
)L:z f
i, '<
-|(>-*3
,Act.<cri: e<.:?
5-+2f69
\1
,-+tt,s*x
--- -,,iJc-
t c l=---/ l*
- 3u.
CO d56
I,J
\J
\E1Ja"-E
/-vct-- 6, lz-/
lx?j;Yl?-eB E\---l i
L9\-/
?<rt r
.4, d-Lo -,q-l l3
l.<lu
64 l*--/
g
1(-I
dt1
v
Q+.-> x.i
-a t-o, lr\-, llt;J;
a,9/lu1
Gq>x
'ri vclI o lr
19X :* $.
t1
I
dv
- c l-tile
Jx o
Ir(
15y
a>_.'i
. vo-!
-.<- >
*- j (-
:5C,'-Lc lE
:lx.sx t
-)><l-,1.tl.-z I
I
E\;1IF
ti
)F
3.>/
a!9*f
rl:x
tfl aracay\ % ma{s,BKgQmotn*t 6qns "^ol*o d,oo t bcrns"
ve/ " t4 1o t) berorch r*4
@ fnotdfs Ko\orvr * +ordsfl t*rrs { ro\om,,b ul
" ('.\ o*.a" 4'\\,/
nAaftrk toten$ta* ,,,' CkvvrevtS -n\.lq rd dlqqpyror\ qharhs=,{
O rr*tn'l t gorseqi Banqak v)oi.vls . baqa.kkotomvt-,o/ : ! =
c[tag o I crt vlamo.qarh(jt4,
Mqtfikq 0mqonot Co), ttcrvretn ? -nqq nolc gtQ.ruern gade drqqono..l
SqvuUq O gR ' '(i
'[--! i )L) ' [',
ArB:
slSI
o 6\o o'lo Ol
rrtqnncrtdk
o 0\,01o o)
S1AY P' BBlg
ilr." ^ =[1 ,i il 0,"[i
ii]
D O\L'. )
\11 t"s sc{\a bounra c u)u Q,tcMout dia,1s5 &agonaf uta.ntq >_Oqx : L=/ lroa Ilg\i)\ q E\6/
lYtatri[u t,aqntqa c^hrrs Cu)0 g\β¬v\cn & borr:"tL o[toqono.\ t$orna = o
LY 'u=[4 8 z 1(,:: ,r)
e.! + t.3\r.5 +t.q)
o bertaku csitcL{ h$MuhO,ktfo $tot FsovioHq\ et
4*B : B+e
Ig oPE R es q &{ BrEJ n6.]r e '..' Fj ,. i, . ri 1.,t r. t-i i.;- ,' l".i r.
'- t:1 t.
0 , rnalrik-s gq cervrua Qltwnnqa nol [o)1ffi-J.e(: A = /6 _cr b\1 bl
A+b " (t 1) * (-!
0 oun*uronqon Mcrtf,tf,,'[\d.6h ber\o\u^ cif{rt Konu}atic
.- r
\A-s / s-A I
" hto+rih-r qq edonqa heAo ,hT&ok 6q,d;kurrau4r .
Qt: o'[e l) e= [\ 1) 4-6:
tr-15. l9 r \t+-v)-- t;;)- tl -1)= t'.:,)@ ?*ruuor s f.alar gnat6\cs
A " MutriK!
\c. V,i\onqoyr fgc,.\
?er Bol.r-avr \kcrLar matn k r -- [f A-;
e('E'r. p= tLi)rA a/t r \ . tz {\
\l A / L b B ) ,,
Lf : C= fa I \ O, I q 3\i,', / t+ q)
t'=tt I )tju'u) =tiill.il;;l x- ts \
ord"Ag / sA --"(A(Bc)fs), ' )A tgtcJ ' AB rhc / A Cb-6) . eB_Ac IK tAB) , ciA)b = A cng; (Qef = s'Ar (^'--\1 ffif'
Btrdq-s6rXo, ola.I*Ql^
tvtahf,ltr rbl Co) c( : , (t
B u$,mns?Os sunr6
gk,Wt{,o pod,. bon-f rru,r,.Tordi o,Lgqen eed"tcu(e rrr
DO
ep.tr'D,|
1
If
o99@N-9_LO
999 fo
SD 9 L(r6ilc
,ll;I 11.0ro 7\I p-.1-l- -I---, >{/?
LJ:aq-sl7ttrBo
6I : t'
Lr)
$
I2,a)Irlps'tz,7I5
B
;tt
FE
3arT'
ftn
=6D:
t3l0=ttl,la n
rl rt
x -!lts uJ F'
e :n! 1-rt V
gp{f.>llo
It,IA
9s?f
It d
o5@
,!.,'5,r -.lL
94e2
3
tlI
a+FJv1
e-e tn
E 8J18.7,.- b;rS 5.Lg 6I
'trF4f Ee/et B-Traia)t
FeZ
OrT-.|
-lrrlrc3Z
Z
ZCN
Fv\JJ \.
-)z
=z-1Ex
CN
PB(, ,?J.f,
9A:A9a6ts
bDrulr*s9+rio^F4-.oa
ldt 6:l
o,oa3IrTf,.t\
14
'rEft?I-a q-7C F
fip
nri ii"T:rp3 ?'o-'{63 61' -s; v1
-J(1:. C6- LtR
9vx; o
i'q'e>:1f))ciQO- q g
Tl 16)
raC, o-ff,I
:>'xrl
('lx
s0
>fis0-.,t92',>LoQ,ST
Eg,r 1l,bF3-36T^
E
3-? {!.r+av.L-+ /(\1i
'6r,
;Lt-o5lPtA 1\go;.l??D;-0'
er i--l
l 6 \../:r!)c/!
e1Jwa
llo 5
J-lx 7
N,\>
^ ,, A', Ttt-ril- rx I 'a.l ,-->
A.L E \-;s* 7
\-/ t+
pr$r3Jr9
9-or!t
I
I
,
I
EE-xG
iF -,
.--Flg (rSN
Aun -b -
q
l+
3,xlt1fgrG;f
5 4 06;o itl"93i P
Nhcj; jj
al99A
ebloh
aat, (.9
,c,
1-F )
\ ;,\
)rr I
tlll:ll-rll:l= u/)
B =e'5,:i1S' 1v1 tA
;pt, -tl; rik ea
s)\5c)?
l!'n St
-9uN9-.ffs,bG3..--$
t
$G
rl
G
Jxrl
vq