indofood kelompok 3

32
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM HIGIENE DAN SANITASI SERTA KEAMANAN INDUSTRI "HIGIENE LINGKUNGAN“ PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk. OLEH : KELOMPOK 3 Wahyu Budianto (05071007012) Franky Arjuna (05071007017) Josep Sitorus (05071007030) Meilisda Pasaribu (05071007024) Risma Nurul Arifa (05071007040) Meri Puspita (05071007041) Zilena (05071007044) TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

description

xc

Transcript of indofood kelompok 3

Page 1: indofood kelompok 3

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM HIGIENE DAN SANITASI SERTA KEAMANAN INDUSTRI

"HIGIENE LINGKUNGAN“

PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk.

OLEH :

KELOMPOK 3

Wahyu Budianto (05071007012)

Franky Arjuna (05071007017)

Josep Sitorus (05071007030)

Meilisda Pasaribu (05071007024)

Risma Nurul Arifa (05071007040)

Meri Puspita (05071007041)

Zilena (05071007044)

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2009

Page 2: indofood kelompok 3

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mie instant merupakan makanan yang sangat digemari oleh semua

masyarakat karena rasanya enak,murah dan praktis penyajianya. Pada saat ini banyak

sekali perusahaan yang memproduksi mie instant dengan berbagai merek dan rasa

yang berbeda, dikarenakan banyaknya perusahaan mie instant sehingga persaingan

perusahan untuk menguasai pasar.

PT.Indofood Sukses Makmur Tbk. merupakan perusahaan yang

menghasilkan jenis makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia.

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1972. Perusahaan ini mengekspor bahan

makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa (Anonim, 2009).

PT. Indofood Sukses Makmur merupakan salah satu pabrik mie instant yang

ada di Indonesia, karena untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan mie instant

maka di Sumetera bagian Selatan mengadakan survei untuk menentukan daerah yang

paling baik, dari segi transportasi dan konsumen. PT Indofood Sukses Makmur

memiliki banyak cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dan salah satunya di kota

Palembang. Adapun beberapa alasan didirikannya cabang pabrik di kota Palembang,

karena :

1. Dengan berdirinya industri aaru, dapat mengurangi angka pengganguran dan

merupakan sarana lapangan kerja.

2. Palembang merupakan daerah pemasaran mie instan yang paling mudah

dibandingkan dengan daerah lain seperi Lampung dan Bengkulu.

3. Memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat di Wilayah Sumatera

Selatan.

4. Untuk mengurangi kemungkinan rusaknya produk apabila jarak yang ditempuh

untuk pemasaran cukup jauh.

5. Dilihat dari segi transportasi, kota Palembang cukup strategis, mudah dijangkau

oleh transportasi laut dan transportasi darat.

Page 3: indofood kelompok 3

PT. Indofood Sukses Makmur cabang Palembang terletak di Talang Kalapa

Palembang propinsi Sumatera Selatan. Desa Talang kelapa dipilih karena sesuai

dengan peraturan pemerintah daerah ini sebagai lokasi industri. Di sekitar pabrik

terdapaat bangunan-bangunan seperti kantor-kantor, poliklinik, koperasi, mushollah,

tempat pengolahan limbah, bengkel, ruang set generator, laboratorium dan lain

sebagainya.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk, berdiri sejak tahun 1990 dan bergerak di

bidang industri makanan. Untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan dalam

meningkatkan modal maka perusahaan memilih obligasi sebagai sumber dana (Jaya,

2007).

Saat ini banyak sekali perusahaan yang memproduksi mie instant dengan

berbagai merek dan rasa yang berbeda, dikarenakan banyaknya perusahaan mie

instant sehingga persaingan perusahan untuk menguasai pasar. Maka setiap

perusahaan memiliki strategi masing-masing untuk dapat memasarkan produk yang

dihasilkannya.

Strategi yang dipakai oleh PT Indofood Sukses Makmur adalah mie instant

yang telah dikemas dimasukkan ke dalam gudang, mie tersebut dipasarkan ke 26

propinsi melalui transportasi darat dengan menggunakan truk, selain itu dipasarkan

di kota Palembang melalui pemasaran, selain itu juga di ekspor ke luar negri seperi

ke negara Nigeria dan Arab Saudi yang dikirim melalui peti-peti kemas dan

menggunaakan kapal laut, sehingga pemasaran mie instant cukup luas.

Bahan baku yang digunakan oleh PT. Indofood Sukses Makamur ini seperti

tepung terigu yang diperoleh dari PT. Bogasari, minyak goreng dari PT. Bimoli dan

air bersih dari PAM merupakan bahan pokok pembuatan mie instant.

B. Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya kunjungan lapangan ini adalah untuk menambah

wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang proses pembuatan mie instant,

kebersihan lingkungan baik dalam maupun diluar pabrik, serta titik kritis yang

terdapat pada proses pengolahan tersebut.

Page 4: indofood kelompok 3

C. Pelaksanaan

Adapun waktu diadakannya kunjungan ini adalah pada tanggal 6 Mei 2009, di

pabrik PT. Indofood Sukses Makmur tbk. Jalan HBR. Motik KM 8 POBOX 1239

Palembang-Indonesia.

Page 5: indofood kelompok 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Berdirinya PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

Industri Mie Instant di Indonesia diawali dengan berdirinya PT Lima Sankyu

pada bulan April 1968, pada tahun 1977 perusahaan ini berganti nama menjadi PT

Lima Satu Sankyu Indonesia yang kemmudian berubah lagi menjadi PT Supermie

Indonesia, sesuai merek mie instant andalan yaitu Supermie. Pada tahun 1970, pasar

mie instant diramaikan lagi dengan berdirinya PT Sanmaru Food Manufacturing,

salah satu anak perusahaan Jangkar Jati Group yang memproduksi mie instant

indomie, kemudian disusul dengan berdirinya PT Sarimi Asli Jaya (Salim Group)

tahun 1982 di Tangerang yang memproduksimie instant Sarimi.

Sejak itu perkambangan pasar mie instant mulai ditandai dengan persaingan

antar group yang ketat, terutama setelah Indofood (Salim Group) bergabung dengan

JangkarJati Goup (1984) dengan membentuk PT Indofood Interna Corporation.

Tahun 1986, PT Indofood Interna Corporatin melalui anak perusahaannya PT

Lambang Insan Makmur mengambul alih PT Supermie Indonesia. Dan tahun 1992

Salim Group mengambil alih seluruh saham Jangkar Jati Group. Dan puncaknya

adalah ketika Indofood mencabut produknya dari jaringan distributor PT Wicaksana

Overseas dan dialihkan ke Indomarco (Pebapan), sejak saat itulah dominasi Indofood

dengan mie instan dengan merek Indomie, Supermie dan Sarimie mulai menguasai

pasar domestik.

Pada tanggal 5 Februari 1994 Indofood merubah nama menjadi PT Indofood

Sukses Makmur, dimana perusahaan ini sendiri awalnya bernama PT Panganjaya

Intikusuma yang didirikan tanggal 14 Agustus 1990. Pendiri dan pemegang saham

semula adalah Mr. Soetojo Koerniawa dan Mr.Herryjanto Setiadi. Pada bulan Juni

1992, sebesar 51% saham perusahaan ini diambil alih oleh PT Indocement Tunggal

Prakarsa (Anonim, 2005).

Page 6: indofood kelompok 3

Pada tahun 1981-1982 didirikanlah pabrik Mie Instant yang diberi nama Pt.

Djangkar Jati yang memiliki luas area 30.000 M2 atau 3 Ha. Pada masa berdirinya

PT. Djangkar Jati masih dalam tahap-tahap pembangunan gedung, pelaksanaan uji

coba dan masih perorangan. Pada tahun 1982 PT. Djangkar Jati mengalami

perubahan nama menjadi Sanmaru Food mfg.co & ltd yang pada saat itu masih

memproduksi mie instant jenis indomie. Untuk memenuhi permintaan pasar karena

kebutuhan mie instant semakin meningkat, maka pada tahun 1987 pabrik tersebut

menambah mesin tiga line, sehingga dua line untuk produk mie instant dan satu line

untuk produk bihun, karena pruduk mie instant ini digemari oleh banyak orang

sehingga produk yang dihasilkan kurang menekan kebutuhan konsumen. Maka pada

tahun 1991 mesin ditambah lagi menjadi satu line sehingga menjadi empat line untuk

mie instant. Pada tahun 1992 mesin ditambah 2 line sehingga jumlah mesin yang

terpasang dari empat line menjadi enam line untuk mie instant dan satu line untuk

bihun, karena pada saat itu bihun kurang digemari oleh konsumen, maka pada tahun

1993 bihun tidak diproduksi lagi. Dari jumlah enam mesin, setiap mesin memiliki

jumlah kapasitas. Mesin Fuji 450 dapat memproduksi mie dengdn kapasitas

sebanyak 390 Dus/jam. Mesin Fuji 500 kapaists produksinya 450 dus/jam,

sedangkan mesin Fuji 400 memiliki kaopasitas produksi 390 Dus/jam sama dengan

kapasitas yang dimiliki mesin fuji 450. Pada tahun 1994 terjadi perubahan nama dari

PT. Sannara Food Mfg.co Hd. Pada tahun 1995 mesin ditambah menjadi dua line

dan pada tahun 2002 mesin untuk memproduksi mie instant ditambah satu line

sehingga jumlah mesin keseluruhan menjadi sembilan line dan mesin tersebut hanya

memproduksi mie instant (Anonim, 2005).

Indomie adalah merek mi instan terpopuler di Indonesia, diproduksi oleh PT.

Indofood Sukses Makmur. Selain di Indonesia, Indomie juga dijual di luar negeri,

antara lain Amerika Serikat, Australia, Asia, Afrika dan negara-negara Eropa. Di

Indonesia, sebutan "Indomie" juga umum dijadikan istilah generik yang merujuk

kepada mi instan.

Mie ini murah meriah dan cocok dengan selera Indonesia, sampai tidak

jarang orang membawa Indomie ke luar negeri bila makanan di luar tidak cocok.

Saat terjadi bencana alam, orang Indonesia sering sekali menyumbang mi instan

Page 7: indofood kelompok 3

seperti Indomie, tentu saja beserta barang-barang kebutuhan lainnya. Konsumsi

Indomie secara terus menerus tidak dianjurkan. Indomie mengandung pewarna

tartazine yang tidak baik dikonsumsi untuk jangka panjang (Anonim, 2009).

Sarimi adalah merek mi instan terpopuler kedua di Indonesia, diproduksi oleh

PT. Indofood Sukses Makmur. Di Indonesia, sebutan "Sarimi" juga umum dijadikan

istilah generik yang merujuk kepada mi instan (Anonim, 2009).

PT. Indofood Sukses Makmur cabang Palembang terletak di Talang Kalapa

Palembang propinsi Sumatera Selatan. Desa Talang kelapa dipilih karena sesuai

dengan peraturan pemerintah daerah ini sebagai lokaasi industri, luas area yang

dimiliki PT. Indofood Sukses Makmur adalah 30.00. dengan PT. Interbis disebelah

barat, sedang disebelah timur, utara dan selatan berbatasan dengan rumah penduduk

yang dilokasi ini digunakan sebagai kantor, pabrik dan gudang.

B. Proses Pembuatan Mie Instant

Bahan pokok yang digunakan dalam pembuatan mie instant adalah :

- tepung terigu

- air bersih

- garam alkali

Proses pembuatan mie instant menggunakan proses continues yang pada

dasarnya proses ini sangat sederhana, yaitu pencampuran bahan pokok dengan bahan

penunjang. Dalam proses pembuatan mie instant, bahan pokoknya adalah tepung

terigu dan minyak kelapa sedangkan bahan penunjangnya adalah garam mineral.

Sebelum bahan-bahan tersebut digunakan, terlebih dahulu dicek atau oleh Quality

Control kemudian siap digunakan apabila bahan tersebut telah mencukupi standar.

Tepung terigu dimasukkan kedalam mixer dengan menggunakan screw

conveyor. Di dalam mixer, tepung terigu ditambahkan dengan larutan mineral atau

larutan alkali. Di dalam mixer tepung terigu dan larutan alkali diaduk sampai merata

(homogen) dalam waktu + 15 menit dengan temperatur 300-320 C.

Setelah proses pengadukan selesai, adonan diturunkan dengan menekan

tombol “ON” untuk memuka penutupnya dan ditampung ke dalam feeder. Kemudian

Page 8: indofood kelompok 3

adonan turun secara perlahan-lahan ke alat roll press ganda (double Roll Press)

sehingga adonan yang keluar sudah berbentuk lembaran-lembaran, diperlukan

lembaran yang sempurna dengan ketentuan + 1,15 mm. Lembaran-lembaran ini

diteruskan ke alat sliter. Alat ini masih berbentuk roll hanya saja permukaanya sudah

menjadi mata pisau yang tajam sehingga secara otomatis lembaran mie terpotong

menjadi bergelombang .Setelah untain bergelombang terbentuk lalu dimasukkan ke

dalam waving conveyor yang berguna sebagai sarana distribusi dari sliter menuju

kesteam box. Setelah untaian mie bergelombang diteruskan ke proses pengukusan

dengan menggunakan alat steam Box yang mempunyai suhu 1000 C tekanan input

0.4Kg/cm dan tekanan outputnya 0.5 Kg/cm dengan tujuan pengukusan mie,

kemudian mie yang sudah masak di pengukusan diteruskan ke proses pemotongan

dengan menggunakan alat cutting folding. Mie yang telah dipotong dan dilipat,

diterusakan ke proses penggorengan dengan menggunakan alat frier dengan

menggunakan minyak sawit (Bimoli).

Setelah selesai proses penggorengan diteruskan ke alat pendingin (Cooling

Box). pendinginan menggunakan fan untuk menghembusan udara segar ke mie.

Keluar dari pendinginan dilakukan penimbangan dengan tujuan untuk mengetahui

kelebihan berat (over weight) atau kekurangan berat (low weight) dari mie trsebut.

Setelah proses penimbangan, mie tersebut diteruskan ke bagian packing dan

di bagian ini dilakukan pemberian bumbu sesuai dengan produk yang dibuat lalu

masuk ke pembungkusan lalu diteruskan ke pengepakan.

Dari setiap proses yang dilakukan dalam tahap proses pembuatan mie instan

memiliki tujuan masing-masing agar mendapatkan hasil yang diinginkan, yaitu :

a. Stasiun Kerja Mixing

Tujuan dari prosesnya adalah untuk mebentuk adonan yang cukup air dan

mempunyai struktur yang dapat membentuk lempas adonan yang baik pada

proses nantinya. Adonan yang baik adalah adonan yang homogen artinya seluruh

larutan bercmpur merata dengan partikel tepung atau roti terigu.

b. Stasiun Kerja Roll Press

Tujuan prosesnya adalah untuk membentuk adonan menjadi lembaran-lembaran

yang telah ketebalanya telah ditentukan.

Page 9: indofood kelompok 3

c. Stasiun Kerja Steaming

Tujuan untuk memasak mie mentah menjadi mie masak dengan sifat fisik yang

solid, dalam proses steaming ini akan terjadi proses galtrenisesi pati dengan

kogulasi gluta (zat protein pada tepung) yang menyebabkan gelombang mie

bersifat solid atau tetap selain itu selain itu dengan gelatinisasi yang sempurna

maka akan diperoleh struktur mie yang baik yakni lembut, lunak dan elastik.

d. Statsiun Kerja Penggorengan (frying)

Agar dapat mengurangi kadar air yang terdapat pada mie setelah dimasak pada

steam box serta daya simpan pada mie dapat bertahan lama tanpa menggunakan

pengawet.

e. Stasiun Kerja Pendinginan (cooling)

Bertujuan untuk mendinginkan mie yang keluar dari proses penggorengan hingga

diperoleh suhu yang mendekati suhu kamar sebelum dikemas.

f. Stasiun Kerja Packing

Untuk melindungi mie dari kemungkinan-kemungkinan tercemar atau rusak

sehingga mie tidak mengalami penurunan kualitas sampai pada konsumen.

C. Proses Pengolahan Limbah

Proses Kimia Fisika

a. Fat Traff

Terdiri dari 3 bak yang berfungsi untuk memisahkan minyak atau lemak dengan

limbah cair. Lemak atau minyak yang terapung di permukaan langsung dapat

dipisahakan.sedangkan cairan yang berada di bawah dialirkan ke bak equalisasi.

b. Bak Equalisasi

Bak equalisasi berguna untuk menyetarakan temperatur COD, BOD, pH, dan

kadar padatan air limbah dari pabrik.

c. Tangki koagulasi

Merupakan tangki berpengaduk dengan putaran cepat tempat dilangsungkannya

proses koagulasi. Pada tangki ini air limbah dari bak equalisasi dicampur dengan

koagulan aluminium sulfat dan air kapur.

Page 10: indofood kelompok 3

d. Tangki Flokulasi

Tangki flokulasi adalah dua buah tangki seri dimana air limbah yang telah

mengalami koagulasi mendapatkan perlakuan koagulasi.

e. Bak sedimentasi lamella

Bak lamella adalah sebuah bak yang berfungsi untuk mengendapkan kotoran

yang terbentuk dan menghasilkan air jernih yang akan keluar sebagai air luapan

dari bagian atas bak lamella. Bak lamella ini dilengkapi dengan lempengan

pengendap yang dipasang dengan kemiringan 600 untuk memungkinkan

terjadinya pemisahan yang cepat antara air bening dengan flok-flok yang

terbentuk.

Proses Biologi

a. Bak Aerasi

Didalam bak aerasi terdapat lumpur aktif yang terdapat milyaran mikro

organisme yang menggunakan bahan organik (BOD) yang terlarut dalam air

limbah sebagai makananya.

b. Bak sedimentasi mikroba

Bak sedimentasi mikroba merupakan bak yang berfungsi untuk mengendapkan

padatan mikroorganisme. Sedangkan padatan yang berupa mikroorganime yang

berkumpul pada dasar dihisap oleh sebuah pompa yang berfungsi untuk

mengembalikan sebagian dari mikroorganisme tersebut ke dalam bak aerasi.

c. Filtrasi

Di dalam filtrasi terdapat kaporit yang berfungsi untuk menjernihkan air sebelum

dibuang ke sungai.

d. Clear Well

Clear well digunakan untuk menampung air dari penyaringan (filtrasi) yang COD

dan BOD nya telah memenuhi baku yang telah ditetapkan oleh pemerintah

kemudian dapat dibuang ke saluran umum.

e. Bak Ikan

Bak ini berguna mengetahui apakah air itu telah layak dibuang ke saluran umum

untuk menjadi salah satu indikator biologis.

f. Filter Press

Page 11: indofood kelompok 3

Filter press berfungsi untuk memisahkan floc-floc dengan air dengan tekanan

kurang lebih 7,5 bar. Flok-flok yang telah terpisah dari air itu tertinggal di kain

filter sedangkan airnya turun ke bawah melalui sebuah saluran untuk diproses

ulang.

Berikut Skema Proses Pengolahan Limbah pada PT Indofood Sukses Makmur

Fisika

Kimia

Biologi

PUPUK

D. Kebersihan Lingkungan Pabrik

Dalam suatu pabrik besar yang memproduksi pangan, yang sangat penting

diperhatikan adalah bagian lingkungan sekitarnya. Karena dari lingkungan sudah

dapat dinilai apakah proses pengolahan dalam pabrik tersebut dapat dikatakan aman

atau tidak. Maka diperlukannya evaluasi lingkungan kerja.

Evaluasi lingkungan kerja ditujukan kepada faktor-faktor fisik, kimia dan

lain-lain. Faktor fisik meliputi suara, radiasi, suhu, tekanan, dan penerangan. Faktor

kimia meliputi debu, uap, gas, larutan, padat, awan, kabut, dan lain-lainnya.

FAT TIRAP

AQUALISASI

FLOKULASI / KOAGULASI

AERASI

SEDIMENTASI

CLEAR WELL

SLUDGE

Page 12: indofood kelompok 3

Semua faktor-faktor ini harus dievaluasi dalam higiene perusahaan. Seperti

yang kita tahu sebelumnya, sasaran dari higiene perusahaan adalah lingkungan kerja.

Jadi, evaluasi lingkungan kerja sangat diperlukan dalam rangka melindungi pekerja

dari bahaya-bahaya yang mungkin timbul akibat pekerjaannya.

Menurut Novita (2008), berikut ada beberapa faktor fisik yang dapat menjadi

evaluasi lingkungan kerja, yaitu :

1. Kegaduhan (suara)

Kegaduhan dalam perusahaan pada umumnya disebabkan oleh suara-suara yang

dihasilkan oleh proses produksinya sendiri,terutama mesin dan perkakas kerja.

Secara umum,manusia dapat mendengarkan bunyi dengan frekuensi antara 16-

20000 Hz. Intensitas bunyi dinyatakan dalam dB (decibel). Intensitas yang

melebihi 80 dB sangat membahayakan manusia. Ahli higiene perusahaan

biasanya menggunakan alat yang bernama Sound Level Meter, Mikrofon, dan

Sound Analyzer. Sedangkan dokter menilai efek kegaduhan pada pekerja dengan

menggunakan Audiometer.

2. Radiasi

Radiasi gelombang-gelombang elektromagnetik dan sinar-sinar radioaktif dapat

diukur dengan memakai alat-alat khusus. Hal ini hanya dibahas pada Higiene

Radiasi (Radiation Hygiene).

3. Suhu

Suhu dapat diukur dengan termometer. Temperatur yang penting untuk pekerja

adalah suhu efektif, yaitu indeks suhu empiris untuk derajat panas yang dirasakan

terhadap kombinasi yang berbeda dari suhu, kelembaban, dan gerakan udara.

Dengan mengetahui suhu efektif dapat ditentukan daerah kenikmatan suhu

(comfort zone), yang dibeberapa negara dinyatakan sebesar 19-24 derajat celcius.

Dalam suhu tinggi sekalipun sebenarnya pekerja masih bisa bekerja, hanya saja

perlu diperhatikan lama terpaparnya.

4. Tekanan

Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan adalah Barometer. Tekanan udara

dalam saluran-saluran ventilasi diukur dengan pipa pitot. Tekanan dinyatakan

dalam besaran milimeter Hg atau dynes.

Page 13: indofood kelompok 3

5. Penerangan

Penerangan diukur dengan luksmeter dan dinyatakan dalam luks. Pekerja dengan

ketelitian tinggi sedikitnya memerlukan penerangan sebesar 1000 luks. Pada

pekerjaan yang memerlukan perbedaan untuk waktu yang pendek dan kontras

yang sedang harus mendapatkan penerangan minimal 300 luks. Pekerjaan yang

tidak membutuhkan perbedaan yang besar harus mendapatkan penerangan

minimal 100 luks. Dan untuk pekerjaan yang tidak memerlukan penglihatan yang

kritis mendapatkan penerangan minimal 50 luks. Selain intensitas

penerangan,juga harus diperhatikan kesilauan dan kedipan serta perbedaan

penerangan antara objek kerja dan sekitarnya. Karena luksmeter sangat terbatas

jumlahnya,indera secara subyektif dapat dipakai sebagai alat pengukur. Dalam

hal dipakai penerangan untuk tempat atau ruang kerja dengan sinar

matahari ,harus selalu bersih dan luas seluruhnya tidak boleh kurang dari 1/6 luas

lantai. Apabila jendela hanya satu-satunya jalan cahaya matahari, maka tinggi

antara jendela dan lantai tidak boleh lebih dari 1 meter dan letak jendela

sedemikian rupa,sehingga cahaya mencapai dinding tempat kerja diseberang.

Sumber cahaya lain dari pada matahari tidak boleh menyebabkan panas

berlebihan atau merusak susunan udara sehingga menyebabkan gangguan untuk

bekerja.

6. Kecepatan udara

Kecepatan udara diukur dengan alat yang bernama Anemometer dan satuannya

misalnya cm/detik, mil/jam dan lainnya. Kecepatan udara yang melebihi 25

cm/detik menyebabkan gangguan kesehatan pada pekerja.

7. Tempat kerja

Volume ruang kerja per kapita sedikit-dikitnya 10 meter kubik. Tinggi tempat

kerja paling sedikit 3 meter. Luas lantai perkapita sekurang-kurangnya 2 meter

persegi. Atap tempat kerja harus dapat melindungi pekerja dari sinar matahari

dan juga iklim buruk. Dinding dan lantai tidak boleh lembab dan basah,kecuali

jika diperlukan dalam proses produksi, tetapi harus menggunakan alat pelindung.

Lantai harus keras, tahan air, datar, dan tidak licin, serta bahannya mudah

dibersihkan.

Page 14: indofood kelompok 3

Sedangkan untuk faktor kimia ada beberapa evaluasi faktor-faktor penyebab

sakit yang bersifat bahan-bahan kimia dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:

1. Subyektif oleh indera manusia

Indera manusia kadang-kadang dapat dipakai untuk evaluasi kadar-kadar bahan

kimia dalam lingkungan, oleh karena untuk zat-zat tertentu pekerja-pekerja dapat

mencium, melihat, dan lain-lainnya yang kemudian memimbulkan kesan-kesan

dihubungkan dengan kadar-kadar sesuatu zat menurut pengalaman. Zat-zat

seperti SO2, H2S, Ammoniak, Acrolein, Formaldehyd, toluen, Phosgen, Ozon

dan lain-lain yang dapat dicium baunya atau dirasa rangsangannya kepada

selaput lendir mata, bahkan dapat ditaksir kadarnya di udara secara kasar. Tetapi

kadang-kadang alat indera ini tidak dapat dipercaya, karena kepekaannya bisa

hilang oleh pengaruh bahan-bahan diudara yang berefek memati rasa.

2. Dengan menggunakan hewan-hewan

Hewan-hewan yang sering digunakan untuk menilai bahan-bahan kimia diudara

adalah burung kenari, tikus, kelinci, kera dan lain-lainnya. Sebagai contoh

pemakaian burung kenari dan tikus ialah untuk mengetahui secara kasar adanya

dan besar bahayanya gas CO. Tikus, kelinci, marmot dan kera paling sering

digunakan dilaboratorium, untuk mengetahui derajat racun suatu zat kepada

manusia, tetapi sayang seringkali hasil percobaan tersebut tidak begitu saja

berlaku bagi manusia. Sebagai misal adalah beryllium yang pada hewan-hewan

menyebabkan granuloma, sedangkan pada manusia belum pernah terjadi

demikian.

3. Dengan memakai alat-alat detektor dan indikator

Cara ini digunakan untuk mendeteksi gas dan uap. Indikator-indikator sederhana

didasarkan pada perubahan warna sebagai akibat zat-zat yang terjadi oleh karena

reaksi kimia.

4. Pengambilan sample dan pemeriksaan laboratorium

Pengambilan sampel untuk gas atau uap dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu

absorbsi kepada bahan padat, misalnya gas CO2 pada NaOH padat, gas-gas

bersifat pembentuk asam lainnya pada alkali padat lainnya, uap air pada bahan

hygroskopik misalnya P2O5, dan uap-uap bahan organik pada karbon aktif.

Page 15: indofood kelompok 3

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil yang didapat dari observasi atau kunjungan lapangan ke pabrik PT

Indofood Sukses Makmur Tbk. Ini di dapat bahwa lingkungan sekitar pabrik

pengolahan baik luar maupun dalam pabrik sudah cukup bersih dan telah

menerapkan sistem HACCP pada proses pengolahannya. Sehingga dapat dikatakan

produk yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi.

B. Pembahasan

Kunjungan ke PT Indofood Sukses Makmur ini merupakan bagian dari mata

kuliah Higiene dan Sanitasi serta Keamanan Industri. Kunjungan ini dilaksanakan

agar mahasiswa dapat melihat secara langsung apakah perusahaan ini telah

menerapkan sistem HACCP yang baik. Baik dari segi lingkungan, pekerja, alat, dan

proses pengolahannya.

Dengan kunjungan ini, mahasiswa dapat melihat secara langsung keadaan

yang ada pada pabrik PT. Indofood Sukses Makmur khususnya. Pada kunjungan

lapangan yang dilaksanakan ini, mahasiswa diminta untuk mengamati keadaan

lingkungan sekitar pabrik, karena dari lingkungan sekitar sudah dapat dilihat apakah

pabrik tersebut sudah dapat dikatakan menerapkan atau menjaga akan kebersihan

atau higiene dari lingkungan pabrik itu sendiri yang dapat mengkontaminasi produk

yang akan dihasilkan.

Lingkungan dalam suatu perusahan produksi pangan sangatlah penting dalam

menghasilkan produk jadi. Dan merupakan sumber utama yang harus diperhatikan,

jika lingkungan sekitarnyasudah tidak bersih, maka dapat dimungkinkan produk

yang dihasilkan itu tmudah terkontaminasi, sehingga tidak baik untuk dikonsumsi.

Maka dalam suatu perusahaan besar, diperlukan evaluasi lingkungan kerja untuk

Page 16: indofood kelompok 3

dapat mempertahankan kebersihan atau higiene produk yang akan dihasilkan.

Evaluasi lingkungan kerja ditujukan kepada faktor-faktor fisik, kimia dan lain-lain.

Faktor fisik meliputi suara, radiasi, suhu, tekanan, dan penerangan. Faktor kimia

meliputi debu, uap, gas, larutan, padat, awan, kabut, dan lain-lainnya. Semua faktor-

faktor ini harus dievaluasi dalam higiene perusahaan. Seperti yang kita tahu

sebelumnya, sasaran dari higiene perusahaan adalah lingkungan kerja. Jadi, evaluasi

lingkungan kerja sangat diperlukan dalam rangka melindungi pekerja dari bahaya-

bahaya yang mungkin timbul akibat pekerjaannya.

Untuk mendapatkan produk yang memenuhi syarat, maka ada beberapa hal

yang harus diperhatikan dan terencana dalam lingkungan produksi pada industri

pangan. Perencanaan dalam lingkungan produksi meliputi :

1. Penentuan lokasi bangunan

Penentuan lokasi bangunan harus memperhatikan :

a. Pemilihan tanah untuk pengembangan pabrik.

b. Jauh dari keramaian.

c. Terdapat sumber air.

d. Lokasi disesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja yang mudah didapat.

e. Mendapat sinar matahari cukup.

f. Arah angin tidak membawa debu dan kotoran masuk ke dalam lokasi.

g. Jauh dari sumber cemaran.

h. Memenuhi persyaratan planologi pemerintah setempat.

2. Konstruksi Bangunan

Konstruksi bangunan harus kuat, dipilih dari bahan yang baik serta konstruksinya

dirancang dengan baik sehingga memudahkan dalam pembersihan.

3. Tata ruang (kompartementalasi)

Tata ruang memegang peranan sangat penting untuk mencegah pencemaran dan

efektifitas kerja. Tata ruang juga untuk mengatur kondisi yang dihasilkan dalam

suatu tahapan pengolahan tertentu agar kondisi ini tidak mempengaruhi tahapan

proses lainnya. Sistem kompartementalasi dapat dibuat dengan dinding pemisah

atau sekat sistem pembuangan melalui pipa dan lubang ventilasi

4. Sistem pembuangan

Page 17: indofood kelompok 3

Sistem pembuangan harus disesuaikan dengan sifat buangan (limbah pada

industri tersebut). Limbah padat ditampung dalam bak dari beton, limbah gas

dibuatkan cerobong /ventilasi, limbah cair dibuat saluran pembuangan yang kuat

dan mudah dibersihkan. Konstruksi saluran buangan dibuat dari dasar

lengkungan dengan dinding halus, vertikal serta mempunyai kemiringan

membujur yang cukup untuk kecepatan aliran air. Semua saluran harus ditutup

dengan penutup dari besi atau jeruji. Permukaan tutup sedikit lebih tingi dari

permukaan lantai untuk mencegah penggenangan air atau penumpukan kotoran

dan mempermudah pemindahan tutup selokan.

Higiene lingkungan dan implementasinya bergantung pada situasi pabrik.

Tindakan yang dilakukan akan berbeda bila pabrik di kota atau di pedesaan. Adapun

beberapa prinsip higiene lingkungan yang harusnya diterapkan oleh sebuah pabrik

produksi. Diantaranya adalah memagari atau mencegah masuk orang, kucing, dan

lain-lain, serta pembuangan limbah cair dan padat.

Perusahaan juga harus mempunyai prosedur untuk mengurangi kontaminasi

produk dari aktivitas hama atau penggunaan bahan baku dan atau prosedur yang

dirancang untuk pengendalian hama.

Tempat pengolahan seharusnya selalu dalam keadaan bersih, karena hal ini

akan Sangat berkaitan dengan pengelolaan hidangan yang sehat. Adapun yang harus

diperhatikan diantaranya adalah lantai, harus dari bahan yang mudah dibersihkan

dan mudah dicuci dan terbuat dari bahan yang kokoh. Yang terbaik adalah ubin

namun lantai dari teraso atau sejenis granit. Pencucian lantai harus dilakukan

sesering mungkin dengan mempergunakan bahan yang tidak mengandung deterjen.

Dinding, syaratnya sama dengan dinding dan berwarna cerah, disarankan

warna putih. Ubin, atau bahan dari melamin sangat sesuai karena permukaannya

yang rata dan mudah dibersihkan.

Sudut, disarankan untuk dilengkungkan agar mudah dibersihkan. Langit

Langit, harus rata dan tanpa retak dan bercak.

Ventilasi, peredaran udara sangatlah penting untuk kesehatan para pengelola

makanan. Asap dan udara lembab harus ditarik oleh penghisap udara, namun harus

Page 18: indofood kelompok 3

diperhatikan bahwa peralatan ini merupakan sumber kototan oleh sebab itu harus

sesering mungkin dibersihkan.

Penerangan, sangatlah penting untuk menjaga kesehatan mata dan untuk

dapat melihat bila ada kotoran pada makanan. Penerangan dengan sinar alami adalah

yang terbaik, dan lampu neon dapat dipergunakan akan tetapi harus diperhatikan

bahwa sinar ini akan dapat mengubah warna makanan segar seperti sayuran, dan kue.

Jendela, harus selalu dijaga kebeningan dan kejernihannya baik dibagian

dalam maupun dibagian luar, agar sinar dari luar dapat masuk dengan baik. Bila

jendela dibuka maka harus diperhatikan agar burung dan binatang kecil lainnya tidak

masuk ke dapur.

Air dan Sanitasi, harus tersedia dalam jumlah yang banyak baik yang dingin

maupun panas di mana hidangan dipersiapkan. Tempat cuci tangan harus dipisahkan

dari tempat pencucian penyiapan hidangan.

Berdasarkan apa yang dilihat dan diamati dari PT Indofood Sukses Makmur,

untuk higiene lingkungan sekitar baik dalam maupun luar pabrik sudah cukup

higiene atau bersih dan menerapkan beberapa hal yang menjadi point penilaian

higiene lingkungan pabrik produk pengolahan. Maka dapat dikatan produk yang

diproduksi perusahaan ini cukup baik untuk dikonsumsi. Karena sudah memenuhi

syarat dan standar perencanaan dalam lingkungan produksi.

Page 19: indofood kelompok 3

BAB IV

KESIMPULAN

Setelah dilakukan atau dilaksanakannya kunjungan lapangan ini, dapat

disimpulkan bahwa :

1. PT Indofood Sukses Makmur sudah menerapkan sistem HACCP dalam

memproduksi barang jadinya.

2. Untuk mendapatkan produk yang memenuhi syarat perencanaan lingkungan

produksi sangatlah penting untuk diperhatikan.

3. Perencanaan lingkungan produksi meliputi penentuan lokasi bangunan,

konstruksi bangunan, tata ruang, serta sistem pembuangan.

4. Beberapa prinsip higiene lingkungan yang harusnya diterapkan oleh sebuah

pabrik produksi diantaranya adalah memagari atau mencegah masuk orang,

kucing, dan lain-lain, serta pembuangan limbah cair dan padat.

5. Yang harus diperhatikan untuk kebersihan atau higiene lingkungan pabrik adalah

lantai, dinding, sudut, langit-langit, ventilasi, penerangan, jendela, air dan

sanitasi.

6. Secara keseluruhan, lingkungan baik dalam maupun luar PT Indofood Sukses

Makmur sudah cukup higiene atau bersih.

Page 20: indofood kelompok 3

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Sejarah Singkat PT Indofood (Online) (http://www.google.com, diakses 17 Mei 2009).

Anonim. 2005. Sejarah Singkat Preusan (Online) (http://www.google.com, diakses 17 Mei 2009).

Anonim. 2009. Indofood Sukses Makmur (Online) (http://www.wikipedia.com, diakses 17 Mei 2009).

Anonim. 2009. Indomie (Online) (http://www.wikipedia.com, diakses 17 Mei 2009).

Anonim. 2009. Sarimie (Online) (http://www.wikipedia.com, diakses 17 Mei 2009).

Jaya, U A. 2007. Analisis Nilai Layak dan Kemungkinan Gagal Bayar Obligasi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (Online) (http://www.google.com, diakses 17 Mei 2009).

Novita. 2008. Evaluasi Lingkungan Kerja (Online) (http://www.google.com, diakses 17 Mei 2009).

Page 21: indofood kelompok 3

LAMPIRAN

Lingkungan luar sekitar pabrik

Diagram alir proses pembuatan mie instant