Indepth report sisi lain telematika di indonesia oktober 2011

11

Click here to load reader

Transcript of Indepth report sisi lain telematika di indonesia oktober 2011

Page 1: Indepth report sisi lain telematika di indonesia oktober 2011

Indepth Report Sisi Lain Telematika di Indonesia

Firdaus Cahyadi Knowledge Management Department

Yayasan SatuDunia

Page 2: Indepth report sisi lain telematika di indonesia oktober 2011

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau sering juga disebut dengan ICT (Information and communication Technology) tidak terelakan lagi. Di Indonesia istilah telematika (telekomunikasi dan informatika) juga sering digunakan untuk menyebut ICT atau TIK.

Di dunia, menurut /id.wikipedia.org1 sejarah perkembangan ICT dimulai ketika telepon ditemukan oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Temuan ini kemudian berkembang menjadi pengadaan jaringan komunikasi dengan kabel yang meliputi seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti pemasangan kabel komunikasi trans-atlantik. Jaringan telepon ini merupakan infrastruktur masif pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi global.

Sementara merujuk definisi konvergensi dari European Union, OECD, ITU,2 konvergensi dapat dipandang sebagai perpaduan layanan telekomunikasi, teknologi informasi, dan penyiaran yang sebelumnya terpisah menjadi satu kesatuan hingga diperoleh nilai tambah dari layanan tersebut.

Bersamaan dengan datangnya era konvergensi telematika, pengguna internet di seluruh dunia pun mengalami kenaikan yang cukup pesat. Ini mengindikasikan bahwa di era konvergensi ini, memungkinkan sebagian penduduk bumi untuk saling terhubung (connected) antara satu dan lainnya.

Dari data tersebut di atas terlihat jelas bahwa kawasan Asia menjadi pengguna internet

terbesar di dunia3. Indonesia adalah bagian dari Negara yang berada di kawasan Asia yang memiliki penduduk terbesar. Terkait dengan hal itulah perkembangan telematika di Indonesia menjadi penting untuk dicermati.

Perkembangan Telematika di Indonesia Menurut Prasetya Puspita Saputri, seperti ditulis dalam webnya4, mengungkapkan bahwa perkembangan telematika di Indonesia dibagi menjadi tiga tahapan. Pertama adalah periode rintisan yang berlangsung akhir tahun 1970-an sampai dengan akhir tahun 1980-an.

1 http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_Informasi_Komunikasi

2 http://biginaict.wordpress.com/2010/11/01/ruu-konvergensi-belum-konvergen/

3 http://www.internetworldstats.com/stats.htm

4 http://www.prasetyapuspita.info/berita-113-sejarah-perkembangan-telematika-di-indonesia.html

Page 3: Indepth report sisi lain telematika di indonesia oktober 2011

Periode kedua disebut pengenalan, rentang waktunya adalah tahun 1990-an, dan yang terakhir adalah periode aplikasi. Periode ketiga ini dimulai tahun 2000.

Di luar pembagian tahapan tersebut di atas, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana peta perkembangan telematika di Indonesia saat ini? Hal ini menjadi penting untuk mengetahui posisi kita di tengah perkembangan telematika secara global dan regional. Seiring dengan pesatnya perkembangan telematika di tingkat global, kepemilikan produk-produk telematika di rumah tangga di Indonesia juga mengalami kenaikan. Salah satu produk telematika itu adalah computer. Menurut data Bank Dunia5, pada tahun 2000 terdapat 1 orang per 100 orang yang memiliki personal computer. Pada tahun 2000 itu jumlah total populasi di Indonesia adalah kurang lebih 205 juta jiwa. Sementara, pada tahun 2008, masih menurut Bank Dunia, terdapat 2 orang per 100 orang yang memiliki personal computer. Pada tahun 2008 jumlah populasi penduduk Indonesia sebesar 227 juta jiwa.

Sementara menurut survei BPS tahun 2005 menyebutkan bahwa Sekitar 2,2 juta rumah tangga dari 58,8 juta rumah tangga keseluruhan (3,68 persen) yang memiliki komputer dan 2,0 juta berada di perkotaan6.

Di sisi lain dalam buku putih Komunikasi dan Informatika Indonesia tahun 2010 yang diterbitkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) disebutkan bahwa sejak tahun 2006 hingga tahun 2008 terdapat peningkatan kepemilikan komputer dalam rumah tangga Indonesia. Pada tahun 2006, kepemilikan komputer di rumah tangga Indonesia hanya 4%. Pada tahun 2007 meningkat menajdi 6%. Dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 8%.

Seiring dengan kenaikan jumlah kepemilikan computer di Indonesia, pengguna internet di Indonesia pun mengalami banyak peningkatan dalam hal jumlahnya. Tabel berikut menggambarkan prosentase pengguna internet di Indonesia.

5http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/COUNTRIES/EASTASIAPACIFICEXT/INDONESIAINBAHASAEXTN/0,,menuPK:44727

7~pagePK:141132~piPK:141109~theSitePK:447244,00.html 6 Berita Resmi Statistik No. 42 / IX / 14 Agustus 2006

Page 4: Indepth report sisi lain telematika di indonesia oktober 2011

Indonesia internet Usage and Population Statistics7

Sumber: http://www.internetworldstats.com/asia/id.htm

Menurut Buku Putih “Komunikasi dan Informatika Indonesia” yang diterbitkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tahun 2010 menyebutkan bahwa pada tahun 2007-2008, akses internet dalam rumah tangga Indonesia mengalami peningkatan pesat.

Pada tahun 2007, menurut buku putih tersebut, prosentase keluarga Indonesia yang memiliki akses internet sebesar 5,58 persen. Dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 8,56 persen. Sementara menurut Plt Dirjen Postel Muhammad Budi Setiawan, seperti ditulis oleh detik.com Juni 2010, mengungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai angka 45 juta.

Sementara itu menurut Mastel (Masyarakat Telematika-Indonesia)8, memperlihatkan bahwa dari tahun ke tahun penetrasi penggunaan mobile phone terus meningkat. Penggunaan mobile phone yang meninggat ini memungkinkan perluasan akses internet melalui mobile phone. Demam Social Network di Internet

7 Note: Per Capita GDP in US dollars, source: United Nations Department of Economic and Social Affairs.

8 “INDONESIAN ICT-2009 FACTS & FIGURES“

Year User Population Presontase GDP p.c Source

2000 2000000 206264595 1.00% US$ 570

2007 20000000 224481720 8.90% US$ 1,916

2008 25000000 237512355 10.50% US$ 2,238

2009 30000000 240271522 12.50% US$ 2,329

2010 30000000 242968342 12.30% US$ 2,858

ITU

ITU

APJII

ITU

ITU

SERVICES 2004 2005 2006 2007 2008

Fixed Telephones 8,703,300 8,824,467 8,806,702 8,717,872 8,612,872

Fixed WirelessPhones 1,673,081 4,683,363 6,014,031 10,811,635 16,598,550

Mobile Phones 30,336,607 46,992,118 63,803,015 93,386,881 124,805,871

Page 5: Indepth report sisi lain telematika di indonesia oktober 2011

Pengguna internet di Indonesia yang cenderung meningkat itu ternyata tengah mengalami euphoria9 terhadap social network di internet. Menurut situs alexa.com, facebook adalah situs yang paling popular di Indonesia. Kepopularan facebook di Indonesia melebihi situs-situs berita. Tabel di bawah ini adalah situs social media yang terpopular di Indonesia menurut Alexa.com.

No Site Ranking Remaks

1 Facebook Per 9 Mei 2011, menurut http://www.checkfacebook.com/ terdapat 36,585,480 pengguna facebook di Indonesia. Menurut web tersebut Indonesia berada di urutan ke 2 setelah US. Sementara per 10 Mei 2011, menurut http://www.alexa.com/topsites/countries;0/ID, facebook menempati urutan pertama situs terpopular di Indonesia.

A social utility that connects people, to keep up with friends, upload photos, share links and videos.

2 Youtube Rank 3 di dunia. Namun data dari alexa .com menempatkan popularitas youtube di Indonesia di bawah kaskus. (data 10 Mei 2011) . sebanyak 1,3% trafik dari Indonesia (Percent of Site Traffic)

YouTube is a way to get your videos to the people who matter to you. Upload, tag and share your videos worldwide

9 Euphoria adalah perasaan gembira yang berlebihan. Terjadinya euphoria itu tercermin di alexa.com, situs pemeringkat web di

dunia.

Page 6: Indepth report sisi lain telematika di indonesia oktober 2011

3 Twitter Per 10 Mei 2011, Alexa menempatkan twitter rangking 9. Percent of Site Traffic dari Indonesia sebesar 2,1%. Sementara Berdasarkan data Goole Ad Planner, seperti ditulis tempointeraktif.com, jumlah pengunjung Twitter Indonesia (unique visitor) mencapai 4,6 juta orang. (http://www.tempointeraktif.com/hg/it/2010/03/17/brk,20100317-233133,id.html).

Social networking and microblogging service utilising instant messaging, SMS or a web interface

4 Multiply Per 10 Mei 2011, Alexa.com menempatkan situs ini ke peringkat 386 sedunia dan 26 di Indonesia.Percent of Site Traffic untuk Indonesia sebesar 24,2%

Multiply is a vibrant Social Shopping destination that feels like a visit with friends to the S... Morehopping mall, but faster and more convenient

5 Friendster Per 10 Mei 2011, menurut Alexa.com, Friendster.com’s Regional Traffic Ranks, untuk Indonesia menempati ranking ke-2 setelah philipina. Sementara untuk Percent of Site Traffic Indonesia sebesar 17,5%

Friendster is a leading global social network emphasizing genuine friendships and the discovery... More of new people through friends. Search for old friends and classmates, stay in better touch with

Page 7: Indepth report sisi lain telematika di indonesia oktober 2011

friends, share photos and videos, and so much more.

6 Linkedin Per 10 Mei 2011, Alexa menempatkan Linkedin sebagai social network yang popular di Indonesia, di bawah friendster

A networking tool to find connections to recommended job candidates, industry experts and business partners. Allows registered users to maintain a list of contact details of people they know and trust in business.

7 Digg.com Per 10 Mei 2011, menurut Alexa.com, percent of Site Traffic Indonesia sebesar 3%

Technology focused news site where the stories are chosen by community members rather than editors.

8 Myspace.com Per 10 Mei 2011, menurut alexa.com, percent of Site Traffic Indonesia sebesar 1%

Myspace is ranked #76 in the world according to the three-month Alexa traffic rankings. The site has been online since 1996

9 Tagged Per 10 Mei 2011, menurut http://www.alexa.com/topsites/countries;7/ID, menempatkan Tagged di bawah My Space, sebagai situs jajaring sosial terpopular

Tagged.com is one of the top social networking sites in the world.

10 Indowebster Per 10 Mei 2011, Percent of Site Traffic

Indonesian Multimedia Web

Page 8: Indepth report sisi lain telematika di indonesia oktober 2011

dari alexa menunjukan 95% dari Indonesia

Server - Server download, upload dan streaming GRATIS!

Sementara data per tanggal 9 Mei 2011, seperti ditulis dalam

http://www.checkfacebook.com/ terdapat 36.585.480 pengguna facebook di Indonesia. Menurut web tersebut Indonesia berada di urutan ke 2 setelah Amerika Serikat. Pola Produksi dan Konsumsi Masyarakat di Era Konvergensi Telematika Dengan perkembangan telematika yang semakin pesat di Indonesia tersebut, idealnya, masyarakat kita lebih produktif. Untuk melihat pola produksi dan konsumsi masyarakat di era konvergensi telematika ini, kita perlu mengetahui sikap dan prilaku pengguna internet di Indonesia.

Riset yang dilakukan oleh MarkPlus Insight tentang aspirasi dan perilaku anak muda (golongan AB) di 6 kota besar di Indonesia awal tahun 2010 tentang Attitude and Behavior Pengguna Internet di Indonesia10, dapat digunakan untuk melihat pola produksi dan konsumsi masyarakat di era konvergensi telematika.

Menurut Riset “Netizen Indonesia 2010” ini menunjukkan bahwa ternyata para pengguna Internet tidaklah monolitik, mereka sangat beragam baik terkait aspirasi maupun perilakunya.

Kebiasaan dan Prilaku pengguna internet di

Indonesia

Prosentase

Passive11 13,6 %

Average12 81,9 %

Active13 4,4 %

Biaya Gaya Hidup Digital Masyarakat

Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia tersebut menyisakan satu pertanyaan yaitu, berapa uang yang dikeluarkan oleh pengguna internet di Indonesia untuk gaya hidup digital tersebut? Masih menurut hasil riset markplus, menyebutkan bahwa para pengguna internet yang menjadi responden survey tersebut menghabiskan Rp 166,000 hanya untuk akses Internet melalui PC/Laptop. Sementara melalui handphone mereka rata-rata menghabiskan Rp

10

http://the-marketeers.com/archives/attitude-and-behavior-pengguna-internet-di-indonesia.html 11

mereka adalah pengguna Internet yang pasif, baru sebatas sebagai “pembaca dan penonton”, mereka baru sebatas membaca berita di situs-situs berita dan forum online, mendengarkan podcast, menonton video di youtube. 12

mereka adalah pengguna Internet kebanyakan yang dari sisi aktifitasnya lebih banyak di banding yang passive, mereka sudah memiliki akun dan mengupdate status mereka di situs-situs social media, seperti Facebook, Twitter, dll. Mereka juga kadang – kadang menambahkan tag di website maupun photo di situs social media 13

mereka adalah pengguna Internet yang aktif, mereka memiliki dan menulis artikelnya di blog pribadi mereka dan juga di forum-forum oline, mereka juga aktif berkontribusi menulis review produk dan jasa

Page 9: Indepth report sisi lain telematika di indonesia oktober 2011

86,000 dalam sebulan. Jika diteliti per umur, anak muda lebih sedikit pengeluarannya dibanding orang dewasa.

Untuk akses intenet melalui handphone dalam sebulan anak muda menghabiskan Rp. 85,000 sementara orang dewasa menghabiskan Rp. 95,000. Untuk koneksi melalui PC/Laptop dalam sebulan anak muda menghabiskan Rp. 150,000, sementara orang dewasa menghabiskan Rp. 200,000.

Sementara itu dalam sebuah diskusi di Satudunia, hasil survey FAKTA, sebuah NGOs yang melakukan pendampingan terhadap warga miskin kota Jakarta, mengungkapkan bahwa pada tahun 2010, masyarkaat miskin dampingannya mengeluarkan uang rata-rata Rp 30.000/bulan/KK untuk mengakses internet di warnet dan sebesar Rp 160.000/bulan/KK untuk membeli voucher handphone. Jika ditotal maka sekitar Rp. 190 ribu/bulan/KK pengeluaran warga miskin kota untuk belanja produk ICT 14. Pengeluaran warga miskin kota untuk produk ICT itu ternyata hampir sama dengan pengeluaran per KK warga miskin untuk kebutuhan minimum makanan per kapita per bulan atau menurut Badan Pusat Statistics (BPS) dikenal dengan Garis Kemiskinan Makanan (GKM). Pada tahun 2010 GKM di Jakarta mencapai Rp 213.487. Bahkan pengeluaran untuk belanja produk ICT warga miskin itu telah melebihi pengeluaran kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan atau Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM). Pada tahun 2010 GKNM di Jakarta sebesar Rp 117.68215. Liberalisasi dan Ketimpangan Akes Telematika di Indonesia a. Sejarah Liberalisasi Telematika di Indonesia

Indonesia adalah Negara kepulauan. Kebutuhan untuk komunikasi menjadi sesuatu yang penting. Akses warga terhadap telematika adalah salah satu factor yang dapat mempermudah warga Indonesia untuk saling berkomunikasi satu dengan lainnya. Pertanyaannya adalah bagaimana akses telematika di Indonesia.

Jadi menjadi sebuah kewajaran bila negara menempatkan telematika sebagai sesuatu yang sektor yang menguasai hajat hidup orang banyak. Karena sebagai sesuatu yang menguasai hajat hidup orang banyak, maka sudah menjadi kewajiban negara untuk menyediakan akses bagi warga negara terhadap telematika.

Namun, upaya menempatkan telematika sebagai sektor yang mengusai hajat hidup orang banyak nampaknya tinggal sebuah kenangan di negeri ini. Di era Orde Baru, tepatnya tahun 1994, diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) No 20 Tahun 1994 tentang Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang Didirikan dalam Rangka Penanaman Modal Asing. Dalam PP itu disebutkan bahwa Penanaman modal bidang usaha yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak, termasuk telekomunikasi16 dapat dilakukan oleh PMA patungan asalkan kepemilikan peserta Indonesia minimal 5%17.

Pada tahun 1997, Indonesia menandatangani World Trade Organization (WTO)

14

http://www.satudunia.net/system/files/Indepth%20Report-Revolusi%20Digital%20sama%20dengan%20Revolusi%20Hijau%20%3F_SD.pdf 15

http://jakarta.bps.go.id/fileupload/brs/Miskin_2011.pdf 16

Pasal 5 ayat 1 PP 20/1994 17

Pasal 6 ayat 1 PP 20/1994

Page 10: Indepth report sisi lain telematika di indonesia oktober 2011

Aggrement on Basic Telecomunication18. Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 1999, diterbitkan Keputusan Menteri (KM) Perhubungan Nomor 72 Tahun 1999 tentang Cetak Biru Kebijakan Telekomunikasi Indonesia19.

KM Perhubungan No. 72/1999 menjadi penting dalam tonggak liberalisasi telematika di Indonesia. Karena dalam salah satu pasalnya disebutkan bahwa KM 72 wajib digunakan sebagai pedoman dalam menetapkan pengaturan dan penyelenggaraan Telkom nasional20. Dalam KM tersebut dituliskan bahwa Tujuan reformasi telekomunikasi antara lain adalah mempersiapkan ekonomi Indonesia dalam menghadapi Globalisasi yang secara kongkret diwujudkan dalam kesepakatan WTO, APEC dan AFTA dan melaksanakan liberalisasi telekomunikasi.21

Di tahun yang sama, pemerintah menerbitkan Undang Undang (UU) Nomor 36 Tahun 1999. Dalam penjelasan umum UU 36/1999 itu mulai nampak pergeseran paradigma bahwa telekomunikasi tidak lagi menjadi bidang yang menguasai hajat hidup orang banyak, namun sudah menjadi komoditi. Bahkan dalam penjelasan umum dari UU 36/1999 itu terlihat bahwa penerbitan UU itu merupakan konsekuensi dari penandatangan General Aggrement on Trade and Service (GATS)22.

b. Ketimpangan Akses Telematika di Indonesia

Dalam UU 36/199923 disebutkan bahwa tujuan dari telekomunikasi adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks telekomunikasi tentu saja kesejahteraan masyarakat ini dicapai melalui perluasaan akses telekomunikasi di seluruh Indonesia. Idealnya, liberalisasi yang didorong oleh UU 36/1999 akan semakin mendorong perluasan akses telekomunikasi itu. Namun benarkah demikian?

Data dari kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)24menyebutkan, bahwa hingga tahun 2008, desa di wilayah Jawa merupakan kawasan yang paling banyak memiliki infrastruktur telepon kabel. Kemudian menyusul wilayah Sumatera, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Papua dan Maluku. Kepemilikan telepon kabel (84,79%) pun paling banyak berada di wilayah Jawa dan Sumatera. Dari data ini mulai muncul indikasi ketimpangan akses telekomunikasi di Indonesia. Akses telekomunikasi masih didominasi Jawa dan Indonesia Bagian Barat (Sumatera).

Namun bisa jadi, data tersebut di atas muncul karena makin ditinggalkannya telepon kabel dan beralih ke komunikasi mobile melalui handphone. Jika demikian maka indikator yang bisa dipakai adalah tentang banyaknya penerima sinyal selluar antara di Jawa, Indonesia Bagian Barat dan Indonesia Timur.

Menurut buku putih itu pula, wilayah Jawa juga merupakan wilayah desa penerima sinyal selular terbanyak dibandingkan daerah lain di Indonesia. Tak heran pula pada tahun 2008 kepemilikan handphone (81,57%) berada di wilayah Jawa dan Sumatera25.

18

GATS: Liberalisasi Kehidupan, Lutfiyah Yamnin dan Yanuar Nugroho, Institute Global of Justice, 2008 19

http://www.postel.go.id/content/ID/regulasi/telekomunikasi/kepmen/blueprint.pdf 20

Pasal 2 KM 72/1999 21

BAB I.3 Tujuan Reformasi Telekomunikasi, KM 72/1999 22

Penjelasan atas UU 36/1999 23

Pasal 3 UU 36/1999 24

Buku Putih, “Komunikasi dan Informatika tahun 2010” 25

Distribusi telepon kabel dan bergerak berdasarkan pulau, 2008, Buku Putih, “Komunikasi dan Informatika tahun 2010”,

Page 11: Indepth report sisi lain telematika di indonesia oktober 2011

Sementara di sisi lain, data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 201026, menyebutkan sebanyak 65,2% infrastruktur backbone27 serat optik terkonsentrasi di Jawa, kemudian diikuti oleh Sumatera (20,31%) dan Kalimantan (6,13%), sementara pada wilayah Indonesia timur (Nusa Tenggara, Maluku dan Papua) belum terjangkau infrastruktur ini.

Sumber: Muhammad Salahuddien, ID-Sirti

Kondisi infrastruktur telematika yang seperti tersebut di atas juga menyebabkan

pengguna internet juga terpusat di Jawa. Data dari Susenas 2006-2008, Badan Pusat Statistik memperlihatkan bahwa selama tahun 2007-2008 akses internet dalam rumah tangga di Indonesia mengalami kenaikan. Pada tahun 2007, prosentase rumah tanngga yang memiliki akses internet sebanyak 5,58%. Pada tahun 2008 meningkat menjadi 8,56%. Dan sekali lagi rumah tangga di Jawa masih memiliki akses tertinggi terhadap internet diantara rumah tangga di seluruh Indonesia.

Hal yang sama juga tercermin dalam pengguna facebook dan produksi tweet di Indonesia. Seperti ditulis di Snapshot of Indonesia Social Media Users - Saling Silang Report Feb 201128, menyebutkan bahwa pengguna facebook terbesar di Indonesia didominasi oleh warga Jakarta (50,33%). Pada urutan selanjutnya Bandung (5,2%), Bogor (3,23%), Yogyakarta (3,09%), Medan (3,04%), Makasar (2,23%) dan Surabaya (2,18%). Bandingkan dengan pengguna Facebook di Jayapura (0,12%) dan Ternate (0,03%).

Begitu pula produksi tweet di Twitter. Tweet yang diproduksi dari Jakarta mendominasi seluruh tweet dari Indonesia. Tweet yang diproduksi dari Jakarta sebesar 16,33%, dari Bandung 13,79%, dari Yogyakarta 11,05%, dari Semarang 8,29% dan dari Surabaya 8,21%. Bandingkan tweet yang diproduksi dari Palu hanya 0,71%, Ambon 0,35% dan Jayapura 0,23%.

26

Buku Putih, “Komunikasi dan Informatika tahun 2010” 27

Pengertian backbone serat optik adalah saluran atau koneksi berkecepatan tinggi yang menjadi lintasan utama dalam sebuah jaringan telematika. 28

http://www.slideshare.net/salingsilang/snapshot-of-indonesia-social-media-users-saling-silang-report-feb-2011