INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAAN MONETER

7

Click here to load reader

Transcript of INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAAN MONETER

Page 1: INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAAN MONETER

Kebijaksanaan Moneter di Indonesia (Strategi, Target, dan Independen)

1. Kebijaksanaan ekonomi dalam struktur perekonomian yang tidak pasti

Kebijaksanaan moneter dan kebijaksanaan ekonomi pada umumnya berkaitan dengan bagaimana menggunakan (menampilkan) suatu instrument kebijakan yang pasti agar dicapai suatu target atau sasaran tertentu.Ada 2 persyaratan yang harus dipenuhi agar dapat mencapai sasaran yang digariskan, yaitu :a. Perubahan dalam instrument kebijaksanaan harus mempunyai dampak yang dapat

diramalkan secara sempurna pada tujuannya.b. Dampak dari variable yang lain pada tujuan kami dapat diperkirakan secara tepat

pada setiap waktu.

Skema instrument dan kebijaksanaan

A

TUJUAN YANG INGIN DICAPAI:

1. GNP2. UNEMPLOYMENT

RATE3. INFLATION RATE

A

INSTRUMENT KEBIJAKSANAAN :

1. OPEN MARKET OPERATION

2. RESERVE RATIO3. DISCOUNT RATE

A

Page 2: INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAAN MONETER

Sumbu horizontal menunjukkan sumbu waktu dan alat kebijaksanaan yang diambil. Untuk mencapai tujuan ada jaraknya antara instrument (tools) dengan tujuan (goals) karena dampak dari kebijaksanaan yang diambil mungkin memerlukan waktu tertentu (time lag)

Kebijaksanaan yang diambil untuk sesuatu tujuan memerlukan tenggang waktu (time lag) dimana pada saat akan diambil suatu kebijaksanaan dengan adanya suatu masalah (recognition lag) dan setelah diputuskan menggunakan sesuatu alat kebijaksanaan dalam implementasinya juga memerlukan waktu, serta dampak setelah kebijaksanaan tersebut diimplementasikan juga memerlukan waktu , jadi tidak instan.

Adapun alat / instrument kebijakan moneter yang dapat diambil antara lain :

1. Open market operations2. Reseve ration3. Discount rate

Dengan menggunakan instrument tersebut dapat dicapai beberapa tujuan antra lain :

1. Pertumbuhan GNP (Growth)2. Menekan laju inflasi (stabilization)3. Mengurangi pengangguran (Distribution)

Tentunya diharapkan dengan penggunaan alat kebijaksanaan dengan tujuan yang hendak dicapai mempunyai jalur yang cepat dan jelas, walaupun tidak instant. Hal ini disebabkan oleh factor yang bersifat otonom yang sering mempengaruhi tercapainya suatu tujuan. Ada kemungkinan factor otonom akan menyebar dan luas sehingga alat kebijaksanaan yang dipilih tidak memadai lagi untuk dipakai. Dan sangat mungkin penggunaan alat kebijaksanaan untuk suatu tujuan tidak ada hasilnya bahkan situasinya berlawanan dengan yang diinginkan. Kontroversi ini muncul karena adanya ketidakpastiaan atau ketidaksempurnaan informasi tentang struktur ekonomi, khususnya ketidakpastian tentang hubungan antara instrument kebijaksanaan dengan tujuan dan ketidakpastian antara nilai dan dampak dari variable otonom.

2. KEBIJAKSANAAN MONETER DI INDONESIA

Sebagaimana diketahui bahwa kebijaksanaan moneter merupakan salah satu bagian integral dari kebijaksanaan makro yang ditujukan untuk tercapainya sasaran ekonomi yaitu pertumbuhan ekonomi, stabilitas nasional, dan pemerataan atau yang lebih dikenal dengan trilogy pembangunan dan menjadi dasar untuk terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Kebijaksanaan moneter di Indonesia masih dihadapkan pada berbagai hambatan yang bersifat internal maupun eksternal. Hal ini yang secara teoritis dikatakan sebagai variable otonom dimana

Page 3: INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAAN MONETER

secara nyata dapat berupa pengaruh perkembangan perekonomian dunia dan khususnya perkembangan harga minyak bumi, kelesuan ekonomi dunia, dan lainnya.

Nampaknya kebijaksanaan moneter di Indonesia juga menganut system “two stage strategy” sebagaimana padadiagram berikut ini

Kebijaksanaan Moneter

Hambatan Eksternal

Hambatan Internal

Dalam hal ini variable otonom dianggap sebagai hambatan eksternal maupun internal dimana hambatan eksternal meliputi perkembangan ekonomi dunia yang tidak menentu, nilai tukar mata uang yang tidak menentu, dan harga barang-barang ekspor yang rendah. Sedangkan hambatan internal meliputi tingkat monetasi yang rendah, jasa perbankan yang belum luas, teknologi perbankan yang belum canggih, pasar uang yang belum berkembang, piranti moneter yang belum efektif , dan system devisa yang bebas.

Instrument kebijaksanaan moneter dan sasaran menengah yang diambil dalam rangka mencapai tujuan akhir secara dragmatis sebagi berikut :

Kebijaksanaan moneter

Permintaan agregat

Penawaran agregat

GROWTH

STAB

DIST

Page 4: INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAAN MONETER

Indikator dan tujuan

Tujuan

Indicator

Instrument atau piranti kebijaksanaannya adalah :

-cadangan wajib (reserve requrtment)

-operasi pasar terbuka (SBI, SPBU)

-Fasilitas diskonto (1&2)

Sedangkan sifat kebijaksanaan moneter dapat bersifat longgar (Easy Money Policy) untuk mengatasi kelesuan ekonomi dengan efek/dampak sampingan inflasi menaik. Dan kebijaksanaan uang ketat (Thight Money Policy) untuk menjaga kestabilan harga, memantapkan neraca pembayaran dengan efek sampingan suku bungan tinggi dan kelesuan investasi. Untuk itu diperlukan sarana pendukung antara lain : system financial (Perbankan dan lembaga keuangan lain) pasar uang dan pasar modal perlu dibenahi lagi. Karena selama ini dominasi perbankan pada system financial masih merupakan kandala (variable otonom).

Kebijaksanaan moneter

Suku bunga

Besaran moneter

-pertumbuhan ekonomi

-pemerataan pendapatan

-kesempatan kerja

-stabilitas harga

-keseimbangan neraca pembayaran

Page 5: INDEPENDENSI BANK SENTRAL, INSTRUMEN KEBIJAKSANAAN MONETER

Keterkaitan antara makalah dengan jurnal :

Jurnal yang kami bahas dengan makalah yang sudah kami susun, saling berkaitan diantaranya membahas mengenai alat/instrument kebijaksanaan moneter. Dimana yang dimaksud dengan kebijaksanaan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa moneter (biasanya bank sentral) untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dan kredit yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.

Alat/instrument kebijaksanaan yang diambil yaitu :

1. Open market operations2. Reseve ration3. Discount rate

Kebijaksanaan moneter di Indonesia masih dihadapkan pada berbagai hambatan yang bersifat internal maupun eksternal. Hal ini yang secara teoritis dikatakan sebagai variable otonom dimana secara nyata dapat berupa pengaruh perkembangan perekonomian dunia dan khususnya perkembangan harga minyak bumi, kelesuan ekonomi dunia, dan lainnya.

Bank Indonesia merupakan Bank Sentral di Indonesia yang diwajibkan memberi laporan tahunan dan kuartalan kepada Pemerintah dan DPR. Bank Indonesia menjalankan semua fungsi tradisional Bank Sentral termasuk menerbitkan mata uang, bertindak sebagai kasir pemerintah, dan banker bagi perbankan nasional, meregulasikan dan mengawasi operasi perbankan dan lembaga-lembaga keuangan bukan bank, serta menjaga kelancaran system pembayaran, mengelola cadangan devisa, dan merumuskan serta menjalankan kebijakan moneter.

Bank sentral diharapkan mampu menjalankan kebijakan moneter yang independen dan apapun kebijakan fiscal yang ditempuh oleh pemerintah, bank sentral dituntut untuk tetap mampu menciptakan stabilitas harga. Hanya saja kemampuan Bank Sentral dalam menjalankan kebijakan moneter secara independen banyak tergantung pada pengaturan instutisional antara Bank Sentral dan Pemerintah itu sendiri.

sifat kebijaksanaan moneter dapat bersifat longgar (Easy Money Policy) untuk mengatasi kelesuan ekonomi dengan efek/dampak sampingan inflasi menaik. Dan kebijaksanaan uang ketat (Thight Money Policy) untuk menjaga kestabilan harga, memantapkan neraca pembayaran dengan efek sampingan suku bungan tinggi dan kelesuan investasi. Untuk itu diperlukan sarana pendukung antara lain : system financial (Perbankan dan lembaga keuangan lain) pasar uang dan pasar modal perlu dibenahi lagi. Karena selama ini dominasi perbankan pada system financial masih merupakan kandala (variable otonom).