Indeks Mobilitas Jaringan Jalan

9
Kerangka Acuan Kerja (KAK) PENYUSUNAN PROFIL JALAN KOTA BERBASIS INDEKS MOBILITAS DAN AKSESIBILITAS JARINGAN JALAN Tahun 2015 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN JL. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110.Telepon (021) 7398618, Fax (021)7398620

description

pekerjaan 2015

Transcript of Indeks Mobilitas Jaringan Jalan

  • Kerangka Acuan Kerja (KAK)

    PENYUSUNAN PROFIL JALAN KOTA BERBASIS

    INDEKS MOBILITAS DAN AKSESIBILITAS JARINGAN JALAN

    Tahun 2015

    K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M P E R U M A H A N R A K Y A T B A D A N P E N G E M B A N G A N I N F R A S T R U K T U R W I L A Y A H

    P U S A T P E N G E M B A N G A N K A W A S A N P E R K O T A A N

    JL. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110.Telepon (021) 7398618, Fax (021)7398620

  • 1

    KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

    Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

    Rakyat

    Unit Eselon I : Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah

    Program : Pengembangan Infrastruktur Wilayah

    Hasil : Profil jalan kota berbasis indeks mobilitas dan

    aksesibilitas jalan

    Unit Eselon II/Satker : Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan

    Pekerjaan : Penyusunan Profil Jalan Kota Berbasis Indeks

    Mobilitas dan Aksesibilitas Jalan

    Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah Dokumen NSPK, Rencana Pengembangan

    Kawasan, dan Rencana Teknis Keterpaduan

    Pembangunan Infrastruktur PUPR di Kawasan

    Perkotaan dan Perdesaan

    Satuan Ukuran dan Jenis Kegiatan : Kegiatan, Laporan Penyelenggaraan

    Volume : 1 (satu) dokumen

    1. LATAR BELAKANG

    1.1 Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan

    Salah satu fungsi Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) berdasarkan Peraturan

    Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

    adalah penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program keterpaduan pengembangan kawasan

    dengan infrastruktur di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Dalam kaitan penyiapan

    kebijakan teknis tersebut dibutuhkan kajian-kajian kebijakan yang terkait pengembangan kawasan

    yang salah satunya adalah kawasan perkotaan. Penyiapan kajian kebijakan sejalan dengan pula

    dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 dimana salah satu output kegiatan dalam BPIW

    terkait dengan laporan hasil kajian serta penyiapan pedoman.

    1.2 Gambaran Umum

    Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan yang menetapkan perlunya standar

    pelayanan minimal (SPM). Rasio luas jalan terhadap luas kawasan perkotaan merupakan salah

    satu alat pengukuran SPM untuk menilai kinerja jaringan jalan dan kinerja kawasan perkotaan

    Rasio luas jalan terhadap populasipenduduk kawasan perkotaan di Indonesia diperkirakan sangat

    kecil dibandingkan kota-kota di negara barat (mis. Jakartanya hanya 6%), sedangkan kota-kota di

    Amerika Utara berkisar di antara 25-35 persen dan di Eropa berkisar antara 15 persen sampai 25

    persen. Kajian ini merupakan salah satu cara untuk mengetahui profil rasio luas jalan terhadap

    luas kawasan perkotaan di Indonesia dan dapat membandingkan baik antar kota maupun dengan

    kota-kota di dunia yang telah terlayani dengan baik

  • 2

    2. MAKSUD

    Maksud dari kegiatan ini adalah mengembangkan piranti pengambilan kebijakan dalam

    pengembangan infrastruktur jalan di kawasan perkotaan dalam rangka meningkatkan mobilitas

    masyarakat perkotaan.

    3. TUJUAN

    Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyusun profil jaringan jalan kota berbasis indeks mobilitas

    dan aksesibilitas, konektivitas struktur jaringan, dan konektivitas infrastruktur transportasi publik

    serta fasilitas non-motorized pada beberapakota di Indonesia.

    4. SASARAN

    Sasaran dari kegiatan ini adalah:

    1. Terumuskannya metode perhitungan indeks mobilitas dan aksesibilitas jaringan jalan

    perkotaan di Indonesia

    2. Tersusunnya profil kota berbasis indeks mobilitas dan aksesibilitas yang diukur dengan

    ketersediaan dan kinerja jaringan jalan termasuk fasilitas non-motorised di Jalan perkotaan.

    3. Tersusunnya aplikasi pangkalan data jalan perkotaan yang dapat dimanfaatkan oleh

    perencana perkotaan dan assessment mandiri untuk pemrograman pembangunan jaringan

    jalan perkotaan.

    5. MANFAAT

    Kajian ini bermanfaat sebagai bahan masukan dan dasar penyusunan kebijakan pengembangan

    infrastruktur jalan di kawasan perkotaan.

    6. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

    a. Lingkup Kegiatan

    Lingkup kegiatan ini sebagai berikut:

    1. Mengkaji literature terkait baik secara regulatif, teoritis maupun praktis

    2. Mengembangkan dan menetapkan metodologi pengukuran, disertai dengan pelaksanaan FGD

    3. Melakukan survei pengumpulan data di 7 (tujuh) kota di Indonesia

    4. Melakukan analisis dan perhitungan, disertai dengan pelaksanaan workshop

    5. Melakukan penilaian, pemeringkatan dan penyajian hasil kajian disertai dengan pelaksanaan

    seminar

    6. Mengembangkan aplikasi penilaian indeks mobilitas dan aksesibilitas kota berbasis jalan dan

    infrastruktur non-motorised.

    7. Melakukan penyusunan dan penerbitan buku indeks

  • 3

    b. Lingkup Wilayah Kegiatan

    Kegiatan dilakukan di Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum

    dan Perumahan Rakyat, serta pada kota-kota yang ditetapkan sebagai contoh (sampel).Survei

    dilaksanakan di 7(tujuh) kota, yaitu:

    1. Medan

    2. Yogyakarta

    3. Semarang

    4. Surabaya

    5. Denpasar

    6. Banjarmasin

    7. Makassar

    Penyedia jasa menyiapkan perangkat survei yang operasional berdasarkan pendekatan yang

    disepakati dengan tim supervisi. Masing-masing kegiatan survei tersebut menghasilkan Laporan

    Hasil Survei Lapangan.

    Pendekatan dalam analisis dan perhitungan didasarkan atas hasil kajian menggunakan tiga

    metode studi, yaitu (1) desk study , (2) secondary data analysis, dan (3) wawancara dengan para

    paka rperkotaan maupun dengan para praktisi.

    Untuk menunjang beberapa kegiatan tersebut diatas, beberapa kegiatan yang harus dipenuhi oleh

    penyedia jasa dalam kegiatan ini adalah:

    1. Koordinasi dan Konsultasi dengan Tim Supervisi serta pihak terkait lainnya secara berkala

    untuk mendapatkan penjelasan Kerangka Acuan Kerja (KAK); masukan pada setiap kemajuan

    (progres) kegiatan, rencana pelaksanaan kegiatan lainnya dan survei; serta quality control

    atas setiap output dan sub output yang dihasilkan konsultan;

    2. Pelaksanaan Rapat Pembahasan Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, dan Laporan Akhir

    di lingkungan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, masing-masing sebanyak 1 (satu)

    kali di Jakarta;

    3. Pelaksanaan Rapat Koordinasi sebanyak 4 (empat) kali di Jakarta;

    4. Pelaksanaan Rapat Konsinyasi sebanyak 2 (dua) kali di Jakarta;

    5. Pelaksanaan Focused Group Discussion (FGD) sebanyak 2 (dua) kali di Jakarta;

    6. Pelaksanaan Workshop sebanyak 1 (satu) kali di Jakarta;

    7. Pelaksanaan Seminar sebanyak 1 (satu) kali di Jakarta

    7. KELUARAN/OUTPUT

    Output yang dihasilkan pada paket pekerjaan ini adalah 1 (satu) Laporan Hasil Kajian yang

    meliputi:

    1. Metode Baku untuk Penilaian indeks mobilitas dan aksesibilitas jaringan jalan Perkotaan

  • 4

    2. Profil Indeks mobilitas dan aksesibilitas jaringan jalan perkotaan di 7 (tujuh) kota di Indonesia

    beserta peringkatnya.

    8. JANGKA WAKTU DAN JADWAL PELAKSANAAN

    Kegiatan ini dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2015 dalam dalam waktu 6 (enam) bulan

    kalender terhitung sejak dikeluarkannya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) dari Pejabat Pembuat

    Komitmen. Adapun rincian kegiatan selama 6 (enam) bulan tertuang di dalam tabel berikut:

    No. Kegiatan Bulan ke-

    1 2 3 4 5 6

    A. Kegiatan Utama

    1. Mengkaji literatur terkait baik secara regulatif, teoritis maupun praktis

    2. Mengembangkan dan menetapkan metodologi pengukuran, disertai dengan pelaksanaan FGD

    3. Melakukan survei pengumpulan data di 7 kota di Indonesia

    4. Melakukan analisis dan perhitungan, disertai dengan pelaksanaan workshop

    5. Melakukan penilaian, pemeringkatan dan penyajian hasil kajian disertai dengan pelaksanaan seminar

    6. Mengembangkan aplikasi penilaian indeks mobilitas kota berbasis jalan dan infrastruktur non-motorised.

    B. Pembahasan/Rapat Pertemuan

    1. Rapat Koordinasi

    2. Konsinyasi

    3. FGD

    4. Workshop

    5. Seminar

    6. Pembahasan Laporan Pendahuluan/Antara/Akhir

    Penyedia jasa diharapkan menjabarkan rencana pelaksanaan kegiatan dalam satuan waktu

    mingguan.

    9. TENAGA AHLI

    Kegiatan ini dikategorikan ke dalam jenis kegiatan jasa konsultansi, dan dilakukan oleh konsultan

    dan diminta memberikan layanan jasa tenaga ahli yang dibutuhkan yang terdiri dari tim kerja serta

    tenaga pendukungnya. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini dibutuhkan keahlian dengan tenaga ahli

    13 orang TA dengan total 78 MM, sebagaimana yang dijelaskan dalam tabel berikut ini:

  • 5

    Tabel Kebutuhan dan Mobilisasi Tenaga Ahli,

    Tenaga Sub Profesional dan Tenaga Pendukung

    No Posisi/Jabatan Jumlah Orang

    Jumlah Bulan

    A. Tenaga Ahli Nasional

    1. Ahli Perencanaan Wlayah dan Kota (Ketua Tim) 1 6

    2. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota 2 6

    3. Ahli Sosial Kemasyarakatan 1 6

    4. Ahli Teknik Jalan 1 6

    5. Ahli Transportasi 2 6

    6. Ahli Arsitektur Lansekap 1 6

    7. Ahli Kebijakan Publik 1 6

    8. Ahli Ekonomi Pembangunan 1 6

    9. Ahli Teknik Lingkungan 1 6

    10. Ahli Arsitek 1 6

    11. Ahli Desain Komunikasi Visual 1 6

    B. Tenaga Sub Profesional

    1. Operator CAD 2 6

    2. Surveyor 12 1

    C. Tenaga Pendukung

    1. Sekretaris 1 6

    2. Operator Komputer 2 6

    Adapun kualifikasi tenaga ahli tersebut adalah sebagai berikut :

    1) Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota(Ketua Tim)

    Pendidikan Tinggi Pasca Sarjana / Master (S2) Perencanaan Wilayah dan Kotayang

    dibuktikan dengan ijasah S2 dengan pengalaman jasa konsultansi profesional dibidangnya

    minimal 4 (empat) tahun atau S-1 bidang perencanaan wilayah dan kota dan memiliki

    pengalaman profesional di bidangnya minimal 5 (lima) tahun;

    Memiliki spesialisasi dan bersertifikat yang dibuktikan dengan Sertifikat Keahlian Kerja

    (SKA) KlasifikasiBidang Perencanaan Wilayah dan Kotakualifikasi Ahli Madya.

    2) Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota

    Pendidikan Tinggi Sarjana (S1) Perencanaan Wilayah dan Kota yang dibuktikan dengan

    ijasah S1 dengan pengalaman jasa konsultansi profesional dibidangnya minimal 3 (tiga)

    tahun;

    Diutamakan memiliki spesialisasi dan bersertifikat yang dibuktikan dengan Sertifikat

    Keahlian Kerja (SKA) Klasifikasi Bidang Perencanaan Wilayah dan Kota kualifikasi Ahli

    Muda.

    3) Ahli Sosial Kemasyarakatan

  • 6

    Pendidikan Tinggi Sarjana (S1) Ilmu Sosial yang dibuktikan dengan ijasah S1 dengan

    pengalaman jasa konsultansi profesional dibidangnya minimal 3 (tiga) tahun;

    Diutamakan memiliki spesialisasi dan bersertifikat yang dibuktikan dengan surat referensi.

    4) Ahli Teknik Jalan

    Pendidikan Tinggi Sarjana (S1) Teknik Sipil yang dibuktikan dengan ijasah S1 dengan

    pengalaman jasa konsultansi profesional dibidangnya minimal 3 (tiga) tahun;

    Diutamakan memiliki spesialisasi dan bersertifikat yang dibuktikan dengan Sertifikat

    Keahlian Kerja (SKA) Klasifikasi Bidang Teknik Jalan kualifikasi Ahli Muda.

    5) Ahli Transportasi

    Pendidikan Tinggi Sarjana (S1) Teknik Sipil yang dibuktikan dengan ijasah S1 dengan

    pengalaman jasa konsultansi profesional dibidangnya minimal 3 (tiga) tahun;

    Diutamakan memiliki spesialisasi dan bersertifikat yang dibuktikan dengan surat referensi.

    6) Ahli Arsitektur Lansekap

    Pendidikan Tinggi Sarjana (S1) Arsitektur Lansekap/Pertamanan yang dibuktikan dengan

    ijasah S1 dengan pengalaman jasa konsultansi profesional dibidangnya minimal 3 (tiga)

    tahun;

    Diutamakan memiliki spesialisasi dan bersertifikat yang dibuktikan dengan Sertifikat

    Keahlian Kerja (SKA) Klasifikasi Bidang Arsitektur Lansekapan kualifikasi Ahli Muda.

    7) Ahli Kebijakan Publik

    Pendidikan Tinggi Sarjana (S1) Ilmu Politik yang dibuktikan dengan ijasah S1 dengan

    pengalaman jasa konsultansi profesional dibidangnya minimal 3 (tiga) tahun;

    Diutamakan memiliki spesialisasi dan bersertifikat yang dibuktikan dengan surat referensi.

    8) Ahli Ekonomi Pembangunan

    Pendidikan Tinggi Sarjana (S1) Studi Pembangunan atau Ekonomi Pembangunan yang

    dibuktikan dengan ijasah S1 dengan pengalaman jasa konsultansi profesional dibidangnya

    minimal 3 (tiga) tahun;

    Diutamakan memiliki spesialisasi dan bersertifikat yang dibuktikan dengan surat referensi.

    9) Ahli Teknik Lingkungan

    Pendidikan Tinggi Sarjana (S1) Teknik Lingkungan yang dibuktikan dengan ijasah S1

    dengan pengalaman jasa konsultansi profesional dibidangnya minimal 3 (tiga) tahun;

    Diutamakan memiliki spesialisasi dan bersertifikat yang dibuktikan dengan Sertifikat

    Keahlian Kerja (SKA) Klasifikasi Bidang Teknik Lingkungan kualifikasi Ahli Muda.

    10) Ahli Arsitek

    Pendidikan Tinggi Sarjana (S1) Teknik Arsitektur yang dibuktikan dengan ijasah S1 dengan

    pengalaman jasa konsultansi profesional dibidangnya minimal 3 (tiga) tahun;

  • 7

    Diutamakan memiliki spesialisasi dan bersertifikat yang dibuktikan dengan Sertifikat

    Keahlian Kerja (SKA) Klasifikasi Bidang Arsitektur kualifikasi Ahli Muda.

    11) Ahli Desain Komunikasi Visual

    Pendidikan Tinggi Sarjana (S1) Komunikasi/Desain Grafis yang dibuktikan dengan ijasah

    S1 dengan pengalaman jasa konsultansi profesional dibidangnya minimal 3 (tiga) tahun;

    Diutamakan memiliki spesialisasi dan bersertifikat yang dibuktikan dengan surat referensi.

    10. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

    Nama dan Organisasi Pemilik Pekerjaan adalah Pejabat Pembuat Komitmen Satuan Kerja Pusat

    Pengembangan Kawasan Perkotaan, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kementerian

    Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

    11. PAGU ANGGARAN DAN SUMBER PENDANAAN

    Perkiraan Biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan ini pada Tahun Anggaran 2015 sebesar

    Rp2.500.000.000 (dua miliar lima ratus ribu rupiah) termasuk pajak sebagaimana RAB terlampir

    yang berasal dari APBN DIPA Satuan Kerja Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan.

    12. PELAKSANA

    Pelaksana kegiatan ini adalah Konsultan/Pihak Ketiga melalui Lelang Jasa Konsultansi dengan

    supervisi oleh Tim dari Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah.

    13. TIPE PELAKSAANAAN KEGIATAN

    Kegiatan Penyusunan Profil Jalan Kota Berbasis Indeks Mobilitas dan Aksesibilitas Jalan

    dilaksanakan secara kontraktual.

    14. PELAPORAN

    Kegiatan ini dilakukan dengan dilengkapi beberapa laporan sebagai rekam jejak proses

    keseluruhan kegiatan yang terdiri atas beberapa laporan sebagai berikut:

    1. Laporan Pendahuluan

    Laporan Pendahuluan diserahkan paling lambat 1 (satu) bulan setelah SPMK, dibuat

    sebanyak 10 (sepuluh) rangkap dengan softcopy-nya setelah mendapatkan masukan pada

    Rapat Pembahasan Laporan Pendahuluan.

    2. Laporan Antara

    Laporan Antara diserahkan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah SPMK, dibuat sebanyak 10

    (sepuluh) rangkap dengan softcopy-nya setelah mendapatkan masukan pada Rapat

    Pembahasan Laporan Antara.

  • 8

    3. Laporan Akhir

    Laporan Akhir diserahkan paling lambat 6 (enam) bulan setelah SPMK, dibuat sebanyak 20

    (dua puluh) rangkap dengan softcopy-nya setelah mendapatkan masukan pada Rapat

    Pembahasan Laporan Akhir.

    4. Buku Deluxe Eksekutif

    Buku Deluxe Eksekutif diserahkan paling lambat 6 (enam) bulan setelah SPMK, dibuat

    sebanyak100(seratus) rangkap dengan softcopy-nyasetelah mendapatkan persertujuan dari

    tim supervisi.

    5. Album Peta

    Album Peta diserahkan paling lambar 6 (enam) bulan setelah SPMK, dibuat sebanyak 10

    (sepuluh) rangkap dengan softcopy-nya.

    6. Peta Deluxe

    Peta Deluxe diserahkan paling lambar 6 (enam) bulan setelah SPMK, dibuat sebanyak 50

    (lima puluh) rangkap dengan softcopy-nya.

    7. DVD Softcopy Masterplan dan DED

    Semua data softcopy (doc, pdf, xls, dwg, dan sebagainya) dan foto hasil survei dan kegiatan

    yang dihasilkan termasuk pelaporan tersebut diatas dikumpulkan dalam 50 (lima puluh) DVD.

    Berbagai bahan, data laporan pada setiap penyelenggaraan kegiatan yang telah diperoleh

    dalam bentuk data digital diserahkan kepada pengguna jasa dengan struktur data yang

    terstruktur dengan baik, tidak diproteksi dalam berbagai format yang mudah dibuka oleh

    pengguna jasa.DVD beserta isinya diserahkan paling lambat 6 (enam) bulan setelah SPMK.

    15. KEPEMILIKAN DATA DAN HASIL PEKERJAAN

    Seluruh data dan hasil pekerjaan sebagaimana dicantumkan dalam KAK ini dimiliki oleh Satuan

    Kerja Pengembangan Kawasan Perkotaanpada Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan,

    Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

    Rakyat.

    Penanggungjawab,

    Kasatker Pengembangan

    Kawasan Perkotaan

    ttd

    Endra S. Atmawidjaja

    NIP. 110054227