INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t...

64
INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR MALUKU UTARA TAHUN 2018 TINGKAT KABUPATEN/KOTA SE-PROVINSI MALUKU UTARA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI MALUKU UTARA

Transcript of INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t...

Page 1: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP)

PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR

MALUKU UTARA TAHUN 2018

TINGKAT KABUPATEN/KOTA SE-PROVINSI MALUKU UTARA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI MALUKU UTARA

Page 2: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

ii

INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP)PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR MALUKU UTARATAHUN 2018TINGKAT KABUPATEN/KOTA SE-PROVINSI MALUKU UTARA

PENGARAHMuksin Amrin, S.H., M.H.Aslan Hasan, S.H., M.H.Masita Nawawi Gani, S.H.

PENANGGUNG JAWABDrs. Irwan M. Saleh, M.E.

KETUA TIMGunawan A. Tauda, S.H., LL.M.

PENELITIArisa Murni Rada, S.H., M.H.Amru Arfa, S.H.Bayu Arifian, S.STP.

ASISTEN PENELITIEva Nurmalasari, S.Kom.Suryani M. SaidSusanti TopitAnita Karolina

DESAIN & TATA LETAKFahmi Djamaluddin

Page 3: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

iii

PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena ataslimpahan rahmat-Nya kami dapat merampungkan Indeks KerawananPemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku UtaraTahun 2018 Tingkat Kabupaten/Kota Se-Provinsi Maluku Utara ini.

Penyusunan IKP Pilgub Malut 2018 ini merupakan salah satu tugasBawaslu Maluku Utara, yang sekaligus menjadi hal yang baru pertamakalinya dilaksanakan berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 7Tahun 2017. Penyusunan IKP kedepannya akan diselenggarakan secaraberkelanjutan, sesuai dengan momentum Pemilihan Kepala Daerah atauPemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3(tiga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitandengan penyelenggaraan pemilu yang demokratis, berkualitas, danbermartabat. Ketiga aspek tersebut adalah penyelenggaraan, kontestasi,dan partisipasi.

Penyusunan IKP dimaksud merupakan upaya dari Bawaslu ProvinsiMaluku Utara untuk melakukan pemetaan dan deteksi dini terhadapberbagai potensi pelanggaran dan kerawanan untuk kesiapanmenghadapi pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 di Provinsi MalukuUtara. Untuk lingkup internal Bawaslu Maluku Utara, hasil IKP dimaksudbermanfaat untuk memperkuat pemetaan dan deteksi dini terhadapberbagai potensi pelanggaran dan kerawanan menjelang Pilgub 2018.Indeks ini akan memudahkan Bawaslu Maluku Utara menyusun strategipengawasan berdasarkan daerah kabupaten/kota yang rawan dan padaaspek apa saja bobot pengawasannya perlu difokuskan. Bagi parapemangku kepentingan, keberadaan IKP Pilgub Malut 2018 diharapkandapat memberikan kontribusi mewujudkan pemilihan kepala daerah yangberkualitas, baik dari sisi proses maupun hasilnya. Sedangkan Untuklingkup eksternal Bawaslu Provinsi Maluku Utara, IKP dimaksud sekaligusdiharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi seluruh pemangkukepentingan Pilgub Malut 2018 untuk menyiapkan langkah antisipasi ataspotensi kerawanan Pilgub Malut 2018.

“Bersama Rakyat Awasi Pemilu, Bersama Bawaslu Tegakkan Keadilan Pemilu”

MUKSIN AMRINKetua Bawaslu Provinsi Maluku Utara

Page 4: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

iv

DAFTAR ISI

Halaman SAMPUL ......................................................................................... i PENGANTAR .................................................................................. iii DAFTAR ISI ................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 1. Latar Belakang ........................................................................ 1 2. Tujuan dan Kegunaan Indeks Kerawanan Pemilu .................... 3 3. Definisi dan Operasionalisasi Konsep ...................................... 3 4. Tahapan dan Penyusunan IKP Pilgub Maluku Utara 2018 ....... 4 5. Data dan Metode ...................................................................... 5 6. Metode Pengukuran dan Analisis Data ................................... 6

BAB II GAMBARAN IKP PILKADA 2018 PROVINSI MALUKU UTARA..... 8

BAB III IKP PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR MALUKU UTARA TAHUN 2018 TINGKAT KABUPATEN/KOTA .... 10 1. Kota Ternate ............................................................................. 10 2. Kota Tidore ............................................................................... 11 3. Kabupaten Pulau Morotai ......................................................... 12 4. Kabupaten Halmahera Utara .................................................... 14 5. Kabupaten Halmahera Barat .................................................... 19 6. Kabupaten Halmahera Timur .................................................... 21 7. Kabupaten Halmahera Tengah ................................................. 22 8. Kabupaten Halmahera Selatan ................................................. 24 9. Kabupaten Kepulauan Sula ...................................................... 26 10. Kabupaten Pulau Taliabu ......................................................... 30 BAB IV PENUTUP.. ..................................................................................... 33 1. Kesimpulan ............................................................................... 33 2. Tindak Lanjut ............................................................................ 35 3. Rekomendasi ............................................................................ 37 DAFTAR KEPUSTAKAAN ............................................................. 39 LAMPIRAN ..................................................................................... 40

Page 5: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

1 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Penyusunan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur

dan Wakil Gubernur Maluku Utara Tahun 2018 Tingkat Kabupaten/Kota

Se-Provinsi Maluku Utara oleh Bawaslu Provinsi Maluku Utara (Bawaslu

Malut) dilaksanakan berdasarkan amanat Pasal 98 ayat (1) huruf a

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, yang mengatur; ―Dalam

melakukan pencegahan pelanggaran pemilu dan pencegahan sengketa

proses pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97 huruf a, Bawaslu

Provinsi bertugas: a. Mengidentifikasi dan memetakan potensi

pelanggaran Pemilu di wilayah provinsi.‖ Norma dimaksud kemudian

diperluas pemaknaannya yang mencakup pula Pemilihan Kepala Daerah

(Pemilihan). Hal ini dimungkinkan, karena kendatipun secara normatif

Pemilihan berbeda dengan Pemilihan Umum (Pemilu), namun secara

konseptual memiliki kesamaan dalam konteks terminologis (peristilahan),

dan axiologisnya (nilai-nilai dasar).

Pengaturan di atas berkonsekuensi dalam penyelenggaraan pemilu

dan atau pemilihan yang demokratis, berkualitas, dan bermartabat,

diperlukan suatu upaya pengawasan pemilu, baik melalui pendekatan

pencegahan maupun penindakan. Pendekatan pencegahan dalam

pengawasan pemilihan kepala daerah, baik pemilihan gubernur dan wakil

gubernur, bupati dan wakil bupati, serta walikota dan wakil walikota,

memerlukan pemetaan dan penilaian yang komprehensif atas potensi

pelanggaran dan kerawanan dalam penyelenggaraan pemilu. Pada

konteks inilah terletak arti penting dari penyusunan indeks kerawanan

pemilu.

IKP Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara Tahun

2018 Tingkat Kabupaten/Kota Se-Provinsi Maluku Utara (IKP Pilgub Malut

2018) merupakan upaya dari Bawaslu Provinsi Maluku Utara untuk

Page 6: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

2 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

melakukan pemetaan dan deteksi dini terhadap berbagai potensi

pelanggaran dan kerawanan untuk kesiapan menghadapi pelaksanaan

Pilkada Serentak 2018 di Provinsi Maluku Utara. Untuk lingkup internal

Bawaslu Malut, hasil IKP dimaksud bermanfaat untuk memperkuat

pemetaan dan deteksi dini terhadap berbagai potensi pelanggaran dan

kerawanan menjelang Pilkada 2018. Indeks ini akan memudahkan

Bawaslu Malut menyusun strategi pengawasan berdasarkan daerah

kabupaten/kota yang rawan dan pada aspek apa saja bobot

pengawasannya perlu difokuskan. Bagi para pemangku kepentingan,

keberadaan IKP Pilgub Malut 2018 diharapkan dapat memberikan

kontribusi mewujudkan pemilihan kepala daerah yang berkualitas, baik

dari sisi proses maupun hasilnya.

Pada tahun 2018, dalam lingkup Provinsi Maluku Utara, hanya

diselenggaran kontestasi pemilihan kepala daerah di tingkat provinsi, yaitu

Pemilihan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Maluku Utara. Hal

ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana Pemilihan hanya

diselenggarakan di sejumlah kabupaten/kota lingkup Provinsi Maluku

Utara. Oleh karena itu, penyusunan IKP Pilgub Maluku Utara dilaksanakan

berdasarkan pengalaman penyelenggaraan Pemilihan terbaru

sebelumnya di tingkatan kabupaten/kota, kondisi dinamis menjelang

Pilgub Malut 2018, serta pengetahuan Tim Asistensi dan Tim Ahli dalam

mengidentifikasi dan memproyeksi potensi terjadinya kerawanan Pilgub

Malut 2018, yang dijadikan sebagai basis utama menyusun IKP Pilgub

Malut 2018.

Penyusunan IKP Pilgub Malut 2018 ini merupakan salah satu tugas

Bawaslu Malut, yang sekaligus menjadi hal yang baru pertama kalinya

dilaksanakan berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017.

Penyusunan IKP kedepannya akan diselenggarakan secara

berkelanjutan, sesuai dengan momentum Pemilihan atau Pemilu.

Penyusunan IKP tersebut dengan menggunakan 3 (tiga) aspek utama

yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

pemilu yang demokratis, berkualitas, dan bermartabat. Ketiga aspek

Page 7: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

3 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

tersebut adalah penyelenggaraan, kontestasi, dan partisipasi. Dari tiga

aspek tersebut, IKP dirumuskan ke dalam 10 variabel dan 31 indikator

untuk mengukur indeks agar lebih mudah diidentifikasi. Hasil pengukuran

dari masing-masing aspek, variabel, dan indikator di daerah

kabupaten/kota se-Provinsi Maluku Utara dijadikan pijakan oleh Bawaslu

Malut menyusun IKP Pilgub Malut 2018.

2. Tujuan dan Kegunaan Indeks Kerawanan Pemilu

Penyusunan IKP Pilgub Malut 2018 ini bertujuan untuk

menyediakan data, analisis, dan rekomendasi bagi jajaran pengawas

pemilu sebagai bahan menyusun strategi pencegahan pelanggaran

pemilu dan sekaligus diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

seluruh pemangku kepentingan Pilgub Malut 2018 untuk menyiapkan

langkah antisipasi atas potensi kerawanan Pilgub Malut 2018.

IKP Pilkada 2018 ini diharapkan dapat menjadi:

a. Alat pemetaan, pengukuran potensi, prediksi, dan deteksi dini untuk

menentukan wilayah-wilayah prioritas yang diidentifikasi sebagai

wilayah rawan dalam proses pemilihan demokratis.

b. Alat untuk mengetahui dan mengidentifikasi ciri, karakteristik, dan

kategori kerawanan dari berbagai wilayah yang akan

melangsungkan pemilihan.

c. Sumber data rujukan, informasi, dan pengetahuan serta

rekomendasi dalam mengambil keputusan. Hal ini terutama untuk

langkah-langkah antisipasi terhadap berbagai hal yang dapat

menghambat dan mengganggu proses pemilihan di berbagai

daerah kabupaten/kota di lingkup Provinsi Maluku Utara.

3. Definisi dan Operasionalisasi Konsep Kerawanan Pemilihan

Sebagai sebuah ajang kompetisi dan sekaligus kontestasi dalam

rangka memilih calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, pemilihan

kepala daerah secara intrinsik mengandung kerawanan yang tinggi. Hal ini

Page 8: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

4 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

wajar mengingat jabatan yang diperebutkan merupakan jabatan sangat

strategis. Tidak hanya untuk diperebutkan oleh partai politik maupun calon

perseorangan, namun juga sangat berdekatan dengan kepentingan rakyat

pemilih. Pengaturan sistem dan kerangka hukum pemilu demokratis

dimaksudkan untuk mendorong terwujudnya kompetisi yang sehat dan

jauh dari kekerasan (transisi politik secara damai). Kerawanan ini tidak

hanya dapat mengganggu proses penyelenggaraan pemilu, namun juga

dapat memicu perubahan proses penyelenggaraan menjadi penuh konflik

kekerasan. Oleh karenanya kerawanan ini perlu diwaspadai oleh para

pemangku kepentingan dalam pemilu.1

Kata ―rawan‖ menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti

mudah menimbulkan gangguan keamanan atau bahaya; gawat.

Sementara kerawanan pemilu (pilkada) yang dipergunakan dalam IKP ini

dimaknai sebagai: ‗Segala hal yang berpotensi mengganggu atau

menghambat proses pemilu atau pemilihan yang demokratis‘.2

Berdasarkan definisi di atas, operasionalisasi konsep kerawanan

pemilihan terdiri dari tiga dimensi, 10 variabel, dan 31 indikator yang

masing-masing memiliki bobot kontribusi yang berbeda. Proses pemberian

bobot dilakukan melalui metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang

melibatkan Tim Asistensi dan Tim Ahli sebagai expert judgement.

4. Tahapan dan Penyusunan IKP Pilgub Maluku Utara 2018

Dalam pelaksanaan riset IKP Pilgub Malut 2018 terdapat beberapa

rangkaian tahapan yang diselenggarakan selama Januari 2018 sampai

dengan April 2018. Rangkaian tahapan tersebut dapat dilihat dalam uraian

berikut ini:

a. Workshop Evaluasi

Rangkaian worksop diawali dengan proses evaluasi atas

hasil dan instrumen IKP Pilkada 2018 yang dipublikasikan oleh

1 Bawaslu Republik Indonesia, 2018, Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pilkada

2018, Jakarta, hlm. 5-6. 2 Ibid. hlm. 6.

Page 9: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

5 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

Bawaslu Republik Indonesia, khususnya IKP Pilkada Provinsi

Maluku Utara, yang kemudian dilanjutkan dengan perumusan,

penyusunan, dan penetapan Instrumen IKP Pilkada Maluku Utara.

b. Pengumpulan Data.

Pengumpulan data IKP Pilgub Malut 2018 dilakukan pada

rentang Januari sampai dengan Maret 2018. Sosialiasi dan

penjelasan pengisian instrumen dilakukan kepada Panwas

Kabupaten/Kota se-Provinsi Maluku Utara, yang diikuti dengan

pengisian data selama satu bulan oleh Panwas Kabupaten/Kota se-

Provinsi Maluku Utara.

c. Verifikasi dan Skoring

Data yang telah disediakan oleh Panwas Kabupaten/Kota

se-Provinsi Maluku Utara selanjutnya diverifikasi oleh tim peneliti

dengan melakukan studi lapangan ke daerah-daerah. Selain itu,

konfirmasi data juga dilakukan dengan menghadirkan Panwas

Kabupaten/Kota. Proses skoring akhir dilakukan oleh peneliti

berdasarkan triangulasi data isian dan data skoring Panwas

Kabupaten/Kota se-Provinsi Maluku Utara.

d. Penyusunan Laporan

Tahapan ini adalah proses terakhir dari penyusunan IKP

Pilgub Malut 2018. Tim penyusun meminta masukan dari

penyelenggara pemilu, akademisi dan pegiat pemilu terhadap

sajian laporan akhir riset IKP Pilgub Malut 2018. Setelah

memperoleh berbagai masukan dari para pemangku kepentingan,

laporan akhir IKP Pilgub Malut 2018 diterbitkan dan siap untuk

dipublikasikan

4. Data dan Metode

IKP merupakan suatu pendekatan untuk menyusun proyeksi

potensi kerawanan pemilu berdasarkan data/peristiwa yang sudah terjadi

(post factum). Dalam mengukur potensi tersebut, dilakukan analisis

terhadap kondisi terkini dalam suatu daerah dengan mempertimbangkan

Page 10: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

6 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

tahapan pemilu (time series). Pembobotan dilakukan dengan

membandingkan tingkat kerawanan satu daerah dengan daerah lain pada

level dimensi. Adapun pada level variabel, penilaian tingkat kerawanan

dilakukan dengan cara mengambil angka rata-rata. Sementara pada level

indikator, penilaian karawanan suatu daerah dilakukan dengan melihat

jumlah skor dari indikator.3

Berdasarkan konsepsi tersebut, sumber data dalam penyusunan

IKP Pilgub Malut 2018 terdiri atas data primer dan data sekunder. Data

primer disusun dan dikumpulkan berdasarkan isian data item indikator

yang dilakukan oleh Panwas Kabupaten/Kota, serta dilakukan proses

verifikasi dan validasi data melalui wawancara tatap muka oleh peneliti.

Data sekunder merupakan data resmi yang bersumber dari Dewan

Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Komisi Pemilihan Umum

(KPU) Provinsi Maluku Utara, Lembaga Pemerintahan, dan media massa.

Proses pengumpulan data dilakukan dalam beberapa langkah.

Pertama, tim peneliti menyusun kerangka item data indikator yang terdiri

atas dua jenis data, baik primer maupun sekunder (terlampir dalam

laporan akhir). Kedua, Panwas Kabupaten/ Kota melakukan pengumpulan

data di tingkat kabupaten/ kota berdasarkan kerangka item data selama

kurun waktu satu bulan. Ketiga, tim peneliti melakukan proses verifikasi

dan validasi isian item data indikator dengan wawancara tatap muka

kepada Panwas Kabupaten/Kota se-Provinsi Maluku-Utara.

5. Metode Pengukuran dan Analisis Data

Mengacu pada penyusunan IKP Pilkada 2018 yang dipublikasikan

oleh Bawaslu Republik Indonesia, penentuan bobot dimensi, variabel, dan

indikator IKP Pilgub Malut 2018 dilakukan dengan menggunakan

Analytical Hierarchy Process (AHP). Sementara untuk pengukuran skor

akhir dilakukan dengan mengambil angka rata-rata. Skor dalam setiap

indikator ditentukan dengan angka 1, 3, dan 5. Penentuan skor ini

mendasarkan pada data pelanggaran pelaksanaan pilkada terbaru atau

3 Ibid. hlm. 10.

Page 11: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

7 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

lima tahun terakhir di setiap daerah serta penilaian ahli terhadap situasi

terakhir di daerah tersebut. Proyeksi atas data/peristiwa yang sudah

terjadi (post factum) untuk mengukur adanya potensi kerawanan. Dalam

mengukur potensi tersebut dilakukan dengan melakukan analisis terhadap

kondisi terkini dalam suatu daerah dengan mempertimbangkan tahapan

pemilu (time series).

Sementara untuk penilaian akhir atas peringkat indeks kerawanan

dilakukan dengan mengklasifikasi tiga kategori. Tiga kategori tersebut

adalah kerawanan rendah, kerawanan sedang, dan kerawanan tinggi.

Kerawanan rendah berada dalam rentang skor 0–1,99, kerawanan sedang

2,00—2,99, dan kerawanan tinggi 3,00—5,00. Indeks kerawanan rendah

dimaknai sebagai adanya indikasi kerawanan yang relatif kecil dan

cenderung tidak rawan. Kerawanan sedang adalah suatu kondisi adanya

indikasi potensi kerawanan yang cukup signifikan yang perlu diperhatikan

dan diantisipasi. Sementara kerawanan tinggi adalah keadaan di mana

ada indikasi potensi kerawanan yang signifikan yang perlu diperhatikan,

diantisipasi, serta diambil langkah-langkah untuk meminimalisir

kerawanan.

Page 12: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

8 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

BAB II

GAMBARAN IKP PILKADA 2018 PROVINSI MALUKU UTARA

Berdasarkan IKP Pilkada 2018 yang dipublikasikan oleh Bawaslu

Republik Indonesia, Dilihat dari indeks kerawanannya, Provinsi Maluku

Utara masuk dalam kerawanan sedang dengan indeks 2,71. Meskipun

dalam kerawanan sedang, beberapa dimensinya menunjukkan kerawanan

tinggi. Dimensi penyelenggaraan masuk dalam kategori tinggi dengan

indeks 3,33. Sedangkan untuk dimensi lainnya masih dalam kategori

kerawanan sedang.

Tingginya angka kerawanan di dimensi penyelenggaraan ditopang

oleh adanya putusan DKPP berupa peringatan kepada tiga komisioner

KPU Provinsi atas kasus manipulasi suara. Ada juga kejadian di mana

anggota KPU Provinsi dipenjarakan karena kasus pengadaan mobil di

Halmahera Selatan pada pilkada sebelumnya. Kasus korupsi juga pernah

terjadi berupa penggelapan dana Pemilu Legislatif 2014, meski masih

mangkrak di kejaksaan. Selain itu, dari aspek profesionalitas, pencairan

anggaran pengawasan terlambat (pilkada sebelumnya dan Pilgub 2018).

Beberapa persoalan lain, sebagaimana dipublikasikan dalam IKP

Pilkada 2018 oleh Bawaslu Republik Indonesia, seperti adanya temuan

terkait daftar pemilih lebih dari satu temuan terkait pemilih ganda,

menambah potensi kerawanan. Pada dimensi kontestasi, pada pilkada

sebelumnya terjadi perusakan fasilitas penyelenggara, yaitu di Halmahera

Selatan, perusakan kantor KPU Kabupaten, dan perusakan kantor camat

di Halmahera Tengah karena aparatur negara dianggap tidak netral.

Selain itu, terjadi pemukulan Panwascam di Halmahera Selatan dan

Kepulauan Sula, serta intimidasi terhadap penyelenggara pada pilkada

sebelumnya. Kejadian pada Pemilu Legislatif dan Presiden 2014 ini

membuat indikasi kerawanan semakin kuat menjelang Pilkada 2018. Hal

paling mutakhir, intimidasi terkait rekruitmen Panwascam di Halmahera

Barat, Halmahera Utara, dan Halmahera Timur telah terjadi.

Page 13: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

9 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

Titik kerawanan semakin meluas ketika pada pilkada sebelumnya

hampir di semua kabupaten/kota petahana maju lagi. Sengketa

pencalonan terkait dugaan ijazah palsu terjadi juga di Maluku Utara.

Sementara itu, pada tahapan kampanye digunakan isu menyangkut suku,

yakni dengan menyebar isu bagi suku tertentu untuk tidak memilih calon

dari luar provinsi atau kabupaten. Di sisi lain, yang harus dipilih adalah

pasangan calon yang mereka sebut sebagai ―putera daerah‘. Tidak hanya

itu, bahkan pada pilkada sebelumnya modus kampanye dengan

menyerang karakter personal serta keluarga juga terjadi.

Kekhawatiran lain yang perlu diantisipasi adalah soal politik uang.

Kasus temuan politik uang terjadi pada saat Pilkada Kepulauan Morotai

2017. Praktik politik uang dilakukan oleh camat. Nilai uang yang

disebarkan berkisar antara Rp 100.000 hingga Rp 3.000.000 per orang.

Selain politik uang, kerawanan juga ditentukan oleh keterlibatan ASN

dalam mendukung kandidat. Terdapat lima kasus di Pulau Morotai yang

melibatkan PNS dan kepala desa sebagai terlapor. Tiga kepala desa yang

dilaporkan terlibat dalam kampanye pasangan calon, sementara dua PNS

terlibat pemasangan baliho dan foto bersama kandidat. Sedangkan di

Halmahera Tengah terdapat satu kasus PNS yang juga anggota PPS

mengikuti konvoi pasangan calon tertentu. Tokoh yang paling banyak

terlibat adalah kepala desa dalam kampanye dengan memobilisasi warga.

Kerawanan lain yang ada di Maluku Utara adalah penggunaan

fasilitas negara untuk kegiatan politik, seperti mobil dinas. Hal yang perlu

diperhatikan dari proses elektoral sebelumnya adalah kasus di mana

terjadi rotasi jabatan pada rentang satu sampai tiga bulan sebelum

pelaksanaan pilkada. Rotasi kepala desa yang dianggap tidak dapat

mengamankan kepentingan partai politik atau calon juga kerap terjadi.

Hubungan kekerabatan juga satu hal yang patut diperhatikan di Maluku

Utara. Pada Pilkada Kabupaten Halmahera Tengah, salah satu pasangan

calon mempunyai hubungan kekerabatan (suami-istri) dengan petahana.

Di Kabupaten Halmahera Selatan, terdapat dua bakal calon keluarga

gubernur pada yang akan mencalonkan.

Page 14: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

10 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

BAB III

IKP PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR MALUKU

UTARA TAHUN 2018 TINGKAT KABUPATEN/KOTA

1. Kota Ternate

Berdasarkan hasil skor keseluruhan dimensi (penyelenggaraan,

kontestasi, dan partisipasi), Kota Ternate berada di indeks kerawanan

sedang (2.47), dengan rincian nilai dimensi penyelenggaraan pada level

sedang (2.20), nilai dimensi kontestasi pada level sedang (2.20), dan nilai

dimensi partisipasi pada level tinggi (3.00). Dimensi partisipasi di wilayah

ini berada di tingkat kerawanan tinggi karena terkait indikator variabel

pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya, pengaruh tokoh agama dan

tokoh adat (Kesultanan Ternate) yang kental terhadap preferensi politik

pemilih, terutama di wilayah tradisional yang masih menjunjung tinggi

institusi dan nilai-nilai kebudayaan adat Ternate. Jumlah laporan

pelanggaran dan pemantauan oleh warga pada pilkada sebelumnya juga

menjadi indikator yang mempengaruhi tingginya tingkat kerawanan pada

dimensi partisipasi.

Pada dimensi lainnya (penyelenggaraan, dan kontestasi), terdapat

sejumlah indikator yang tergolong kerawanan tinggi, yaitu kualitas daftar

pemilih, perusakan terhadap fasilitas penyelenggara, intimidasi terhadap

penyelenggara, identifikasi petahana yang mencalonkan diri (Walikota

yang mencalonkan diri sebagai Gubernur), pelanggaran netralitas ASN,

dan penggunaan fasilitas negara dalam kampanye.

Pada penyelenggaran Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota pada

tahun 2015 lalu, terdapat sebuah kasus yang menyita perhatian publik

yaitu ―Fenomena Pungut Hitung oleh Invisible Hand.‖ Contoh kasus, di

kecamatan Moti, pada saat distribusi logistik, semua logistik di sortis dan

lengkap hingga ada berita acara serah terima logistik yang di berikan

kepada KPU dan Pengawas di tingkat Kecamatan maupun Kelurahan,

alhasil pada saat pemungutan di tingkat TPS selesai dan ketika

rekapitulasi di tingkat kecamatan dimulai, tiba-tiba ada laporan dari ketua

Page 15: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

11 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

PPK yang mengatakan Plano Rekap Hilang dari kotak suara. Begitu juga

terdapat modus yang di lakukan oleh penyelenggara di tingkat KPPS,

berupa undangan C6 yang tersisa dan pemilihnya tidak ada, sengaja

diberikan kepada orang lain yang bukan merupakan pemilih dan

melakukan pencoblosan dengan menggunakan hak pilih orang lain, dan

menggunakan hak pilih lebih dari satu kali. Kejadian ini berdasarkan

informasi terjadi di kelurahan Moya Kec Kota Ternate Tengah pada

Pilwako Ternate 2015.

2. Kota Tidore Kepulauan

Berdasarkan hasil skor keseluruhan dimensi (penyelenggaraan,

kontestasi, dan partisipasi), Kota Tidore Kepulauan berada di indeks

kerawanan sedang (2.19), dengan rincian nilai dimensi penyelenggaraan

pada level rendah (1.20), yang mengindikasikan hampir tidak ada masalah

kerawanan pada dimensi ini, nilai dimensi kontestasi pada level sedang

(2.60), dan nilai dimensi partisipasi pada level tinggi (3.18). Dimensi

partisipasi di wilayah ini berada di tingkat kerawanan tinggi karena terkait

indikator variabel pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya, pengaruh

tokoh agama dan tokoh adat (Kesultanan Tidore) yang kental terhadap

preferensi politik pemilih, terutama di wilayah tradisional yang masih

menjunjung tinggi institusi dan nilai-nilai kebudayaan adat Tidore. Lebih

lanjut, pada sejumlah kasus, Intimidasi terjadi yang dilakukan oleh tokoh

agama dengan dalil tidak akan memenuhi undangan tahlilan jika terdapat

perbedaan pilihan dengan tokoh agama yang bersangkutan. Jumlah

laporan pelanggaran dan pemantauan oleh warga pada pilkada

sebelumnya, keberadaan lembaga pemantau pemilu (CSO, NGO, dan

Ormas) yang minim dan tidak ada yang terakreditasi sebagai pemantau

pemilu pada Pilkada 2015 lalu, juga menjadi indikator yang mempengaruhi

tingginya tingkat kerawanan pada dimensi partisipasi.

Pada dimensi lainnya (kontestasi), terdapat sejumlah indikator yang

tergolong kerawanan tinggi, yaitu dukungan ganda (44 KTP) untuk calon

perseorangan, pelanggaran netralitas ASN yang dilakukan secara terang-

Page 16: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

12 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

terangan, dan penggunaan fasilitas negara dalam kampanye pada pilkada

sebelumnya.

Pada penyelenggaran Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota pada

tahun 2015 lalu, terdapat sejumlah kasus yang menyita perhatian publik

yaitu pelanggaran netralitas apartur sipil negara (ASN). ASN sebagai

aparatur negara yang memberikan pelayanan kepada masyarakat secara

profesional, jujur, adil dan merata dalam penyelenggarakan tugas negara,

pemerintahan dan pembangunan, wajib bersikap netral dari pengaruh

semua golongan dan partai politik dan tidak diskriminatif dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam Pemilihan Walikota

dan Wakil Walikota lalu yang di ikuti oleh 3 (tiga) pasangan calon, terdapat

sejumlah pelanggaran netralitas ASN yang dilakukan pada hampir setiap

tahapan. Namun dari sejumlah pelanggaran yang dilakukan

penanganannya oleh Panwas Kota Tidore Kepulauan tidak menimbulkan

efek jera, karena tidak ditindaklanjuti oleh Sekretaris Kota sebagai

Pembina ASN di tingkat Daerah.

Contohnya pelanggaran yang dilakukan oleh salah satu oknum

ASN atas nama M. Hafid Ismail sebagai ASN di lingkup Provinsi Maluku

Utara pada kampanye salah satu pasangan calon nomor urut 2 (dua) di

Kelurahan Fobaharu Kecamatan Tidore Utara. Pelanggaran yang

dilakukan ASN tersebut dinilai dapat menguntungkan salah satu pasangan

calon karena secara terang-terangan menyatakan sikap dalam

sambutannya untuk mendukung pasangan Hasan-Bay dengan nomor urut

2 (dua). Saat dilakukan klarifikasi yang bersangkutan terbukti bersalah

dan memenuhi unsur pelanggaran sebagaimana ditentukan dalam

peraturan perundang-undangan.

3. Kabupaten Pulau Morotai

Berdasarkan hasil skor keseluruhan dimensi (penyelenggaraan,

kontestasi, dan partisipasi), Kabupaten Pulau Morotai berada di indeks

kerawanan sedang (2.59), dengan rincian nilai dimensi penyelenggaraan

pada level rendah (1.80), nilai dimensi kontestasi pada level sedang

Page 17: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

13 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

(2.60), dan nilai dimensi partisipasi pada level tinggi (3.36). Dimensi

partisipasi di wilayah ini berada di tingkat kerawanan tinggi karena terkait

indikator variabel pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya dalam

jumlah yang cukup signifikan, tantangan geografis, keberadaan pemantau

pemilu yang rendah, dan variabel jumlah laporan pelanggaran dan

pemantauan oleh warga.

Pada dimensi kontestasi, terdapat sejumlah indikator yang

tergolong kerawanan tinggi, yaitu intimidasi terhadap penyelenggara

pemilu, penggunaan fasilitas negara dan pelanggaran netralitas ASN,

serta pelaporan/praktik politik uang, di mana berdasarkan rekapan Sentra

Gakkumdu Panwas Kabupaten Pulau Morotai, pada Pilkada 2015 lalu,

tercatat sejumlah 22 kasus. Praktik politik uang ini sekaligus menjadi

perhatian publik Maluku Utara. Salah satu kasus yang mengemuka adalah

laporan dugaan praktik pemberian uang yang dilakukan oleh Junardi

Buwolo yang berstatus sebagai Camat Morotai Utara. Sedangkan pada

dimensi penyelenggaraan, terdapat satu indikator yang tergolong

kerawanan tinggi, yaitu adanya intimidasi terhadap penyelenggara pemilu.

Menjelang Pilgub Maluku Utara Tahun 2018 ini, terdapat sejumlah

kasus yang menyita perhatian publik, di antaranya keterlibatan kepala

desa dalam politik praktis berupa menghadiri kampanye pilkada, yang

merupakan larangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa dan Pasal 71 ayat (1) Undang-Undang Nomor

10 Tahun 2016. Dari sejumlah temuan pelanggaran yang telah dilakukan

penindakan, satu tindak lanjut temuan telah mendapat putusan pengadilan

yang telah berkekuatan hukum tetap, yakni keterlibatan Kepala Desa

Kenari Kecamatan Morotai Utara yang terlibat secara aktif dengan

mengangkat satu jari sebagai tanda dukungan kepada salah satu

pasangan calon nomor urut 1 yakni AHM-RIFAI saat berkampanye di

Desa Kenari Kecamatan Morotai Utara. Kejadian dimaksud terjadi pada

hari Sabtu, tanggal 27 Februari 2018 pukul 23.00 WIT, dengan terlapornya

saudara Rustam Mandea sebagai Kepala Desa Kenari.

Page 18: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

14 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

Modus Operandi yang dilakukan Kepala Desa pada saat

menghadiri acara kampanye salah satu pasangan calon yaitu, dengan

mengaku diundang oleh tim sukses pemenang. Selain itu mindseat

sebagai pejabat di Desa, alibi yang paling sering disampaikan kepala desa

yaitu, ―Kami adalah Pembina Politik di desa, sehingga wajib menerima

siapapun yang datang/bertamu dalam aktifitas apapun termasuk

kampanye‖. Selain dari alasan diatas, kepala desa yang diperiksa,

mengaku bahwa mereka tidak mengetahui adanya larangan untuk turut

hadir mengikuti aktifitas kampanye di desanya, sehingga sebagai

penanggung jawab di desa, kepala desa mengaku menghargai setiap

undangan dari manapun termasuk dari tim kampanye.

Atas dasar itulah sehingga untuk kasus keterlibatan Kepala Desa

Kenari yang terlibat secara terang-terangan menirukan yel-yel dan simbol

dari salah satu pasangan calon yang berkampanye di Desa Kenari.

Panwas Kecamatan Morotai Utara meneruskan temuan ini kepada ke

Panwas Pulau Morotai. Dalam putusan hakim di pengadilan Negeri

Tobelo, hakim mengadili terdakwa dengan menjatuhkan pidana penjara

selama 3 (tiga) bulan, dan denda sebesar Rp. 3.000.000‘- (Tiga Juta

Rupiah).

4. Kabupaten Halmahera Utara

Berdasarkan hasil skor keseluruhan dimensi (penyelenggaraan,

kontestasi, dan partisipasi), Kabupaten Halmahera Utara berada di indeks

kerawanan tinggi (3.51), yang sekaligus menjadi daerah dengan indeks

kerawanan tertinggi di Provinsi maluku Utara, dengan rincian nilai dimensi

penyelenggaraan pada level tinggi (3.40), nilai dimensi kontestasi pada

level tinggi (3.40), dan nilai dimensi partisipasi pada level tinggi (3.73).

Dimensi penyelenggaraan di wilayah ini berada di tingkat kerawanan

tinggi karena terkait indikator variabel penyalahgunaan wewenang

penyelenggara, carut marut kualitas daftar pemilih, secara spesifik pada 6

desa sengketa dengan Kabupaten Halbar, perusakan terhadap fasilitas

penyelenggara, kekerasan fisik terhadap penyelenggara, dan intimidasi

Page 19: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

15 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

terhadap penyelenggara. Pada variabel penyalahgunaan wewenang

penyelenggara, nampak dari Temuan Panwas Kabupaten Halut pada

Pilkada 2015 lalu, yaitu Ketua PPK Kao Barat terkait dugaan

penggelembungan dukungan calon perseorangan, yang selanjutnya

dilaporkan ke DKPP oleh Panwas Kab. Halmahera utara melalui Bawaslu

Propinsi Malut. Selain itu, terdapat laporan dari pasangan calon, terkait

dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu, KPU Kabupaten

Halut yang di laporkan ke DKPP oleh Tim Pasangan Calon Nomor Urut 5

Kasman Hi Ahmad dan Imanuel Lalonto.

Dimensi kontestasi di wilayah ini berada di tingkat kerawanan tinggi

karena terkait variabel dukungan ganda untuk calon perseorangan,

dukungan ganda dalam pencalonan oleh partai politik, pelaporan/praktik

politik uang, penggunaan fasilitas negara dalam kampanye, dan variabel

kepengurusan ganda partai politik. Pada variabel dukungan ganda dalam

pencalonan oleh partai politik, calon yang memperoleh dukungan ganda

dari Partai Golkar, dikarenakan dualisme kepengurusan DPP Partai

Golkar, kepada pasangan calon Frans Maneri dan Muhlis Tapi-Tapi, dan

Piet Hein Babua dan samsul Bahri Umar.

Dimensi partisipasi di wilayah ini berada di tingkat kerawanan tinggi

karena terkait variabel pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya

dalam jumlah yang cukup signifikan, pemilih yang menggunakan hak

pilihnya tetapi tidak terdaftar, tantangan geografis, keberadaan pemantau

pemilu yang rendah, dan variabel jumlah laporan pelanggaran dan

pemantauan oleh warga. Pada variabel jumlah laporan pelanggaran dan

pemantauan oleh warga, berdasarkan data Panwas Kabupaten

Halmahera Utara Tahun 2015, tercatat enam laporan warga masyarakat,

yang berkaitan dengan:

1. Laporan terkait perusakan alat peraga kampanye;

2. Laporan terkait ancaman kekerasan yang di alami oleh pendukung

pasangan calon di desa Mamuya Kec.Galela;

3. Laporan warga terkait dugaan pengumpulan KTP dari paslon

Perseorangan tidak diketahui tujuan oleh pemilik KTP;

Page 20: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

16 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

4. Laporan terkait dugaan sosialisasi Paslon di tempat ibadah;

5. Laporan warga terkait tidak terdaftar dalam daftar pemilih DPT; dan

6. Laporan Warga terkait tidak mendapatkan undangan C6 Pada hari

Pemungutan suara.

Pada penyelenggaran Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati pada

tahun 2015 lalu, terdapat hal menarik yang menjadi perhatian dan sorotan

masyarakat pada saat itu, dimana terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh

penyelenggara pemilu secara bersama-sama berkonspirasi

memenangkan salah satu pasangan calon. Tindakan ini dilakukan oleh

PPK Kecamatan Loloda Kepulauan yang melakukan tindakan

menghilangkan 5 (lima) formulir C1-KWK asli yang tidak berada dalam

kotak suara pada saat pleno rekapitulasi suara tingkat Kabupaten dan

dugaan melakukan pemalsuan dan perubahan angka-angka pada formulir

DA-KWK, DA1-KWK, lampiran DA1-KWK hasil rekapitulasi penghitungan

suara tingkat Kecamatan serta formulir C1-KWK Hasil penghitungan suara

tingkat TPS. Tindakan pelanggaran pemilu yang sama juga dilakukan oleh

Panwascam yang tidak melaporkan hasil pengawasan pemungutan suara

dan rekapitulasi penghitungan suara serta tidak menyerahkan salinan

formulir DA-KWK, DA1-KWK, Lampiran DA1-KWK hasil rekapitulasi suara

tingkat Kecamatan dan 11 (sebelas) formulir C1-KWK untuk seluruh TPS

di Kecamatan Loloda Kepulauan.

Pelanggaran yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu PPK dan

Panwas Kecamatan Loloda Kepulauan di atas dikategorikan sebagai

pelanggaran pidana karena terbukti melakukan perubahan angka-angka

hasil penghitungan suara serta tindakan menghilangkan dokumen Negara

berupa formulir hasil penghitungan suara , selain pelanggaran pidana para

pelaku sebagai penyelenggara juga telah melakukan pelanggaran kode

etik penyelenggara pemilu. Pelanggaran dimaksud, diawali pada saat

pelaksanaan pleno rekapitulasi tingkat Kecamatan di Kantor Camat

tepatnya di desa Dama Kecamatan Loloda Kepulauan, Desa Igobula

Kecamatan Galela Selatan.

Page 21: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

17 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

Dalam kasus ini modus operandi yang digunakan para pelaku yaitu

dengan cara mengelabui saksi pasangan calon yang hadir pada saat

pleno rekapitulasi suara tingkat kecamatan yang dilakukan pada tanggal

16 Desember 2015 di Kantor Camat Kecamatan Loloda Kepulauan.

Menurut sumber informasi dari salah satu saksi pasangan calon atas

nama Tarja Tarusi dan Camat Loloda Kepulauan bahwa proses

pelaksanaan pleno rekapitulasi berjalan normal sesuai prosedur dimana

diawali dengan penyampaian hasil penghitungan suara dari PPS

membacakan hasil perolehan suara dari setiap TPS, sampai pada tahap

rekapitulasi suara, Tidak ada perbedaan data dari saksi pasangan calon

dan akhirnya hasil rekapitulasi suara di diplenokan oleh PPK Kecamatan

Loloda Kepulauan.

Setelah Pleno rekapitulasi selesai waktu sudah mulai memasuki

malam hari dan PPK memberikan kesempatan kepada saksi untuk

beristrahat sambil menunggu PPK membuat berita acara Pleno

rekapitulasi suara. Sampai pada waktu yang dijanjikan pada malam itu,

berita acara hasil pleno tidak diberikan kepada saksi pasangan calon.

Pada pagi hari saksi pasangan calon nomor urut 1 Tarja Tarusi

mendapatkan salinan berita acara hasil rekapitulasi tingkat Kecamatan

yang diantar salah satu staf PPK Kecamatan Loloda Kepulauan, dari

salinan berita acara yang diterima oleh saksi pasangan calon nomor urut

satu ternyata telah terjadi perubahan angka-angka hasil penghitungan

suara. Maka pada tanggal 17 Desember 2018 sehari setelah pleno saksi

pasangan calon melaporkan pelanggaran tersebut ke Panwas Kabupaten

Halmahera Utara.

Kronologis perjalanan Kotak suara yang berisi hasil pemungutan

suara di Kecamatan Loloda Kepulauan yang diantar oleh PPK dan

Panwascam Ke KPU Kabupaten Halmahera Utara, menurut berbagai

sumber yang diterima, salah satunya dari Ketua PPK Kecamatan Loloda

Kepulauan yang sempat diperiksa oleh pihak Kepolisian Polres

Halmahera Utara, bahwa malam hari setelah pleno tingkat kecamatan

selesai PPK dan Panwascam langsung berangkat menuju Kota Tobelo

Page 22: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

18 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

dengan menggunakan speed boat namun dalam perjalan ternyata

tujuannya beruba menuju Desa Pune Kecamatan Galela. Setelah

beristrihat sejenak kemudian berpindah tempat menuju Desa Igobula

Kecamatan Galela selatan di rumah salah satu keluarga. Keberadaan

PPK dan Panwascam di desa Igobula cukup lama dari pagi hari sampai

sore hari, sampai pada sekitar pukul 17.30 WIT barulah PPK dan Panwas

Kec Loloda Kepulauan tiba di Kantor KPU Kab Halmahera utara untuk

menyerahkan kotak suara. Situasi pada saat itu sudah mulai memanas

karena kantor KPU di datangi pendukung pasangan calon yang

mencurigai telah terjadi perubahan hasil pemungutan suara untuk

Kecamatan Loloda Kepulauan, sempat terjadi insiden pemukulan dari

pendukung kepada ketua PPK, namun dapat diamankan oleh pihak

kepolisian akhirnya kemudian ketua PPK di bawah ke kantor Polres

Halmahera utara untuk di amankan sementara karena keamanannya tidak

terjamin.

Penelusuran dugaan perubahan angka-angka hasil penghitungan

suara dan hilangnya dokumen formulir C1-KWK baru terungkap pada saat

pelaksanaan pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat

Kabupaten, saat pleno dimulai dengan membuka kotak suara dan

langsung dilakukan pengecekan dokumen DA1-KWK, C1 KWK ternyata

ditemukan hanya 8 formulir C1-KWK dari 11 C1-KWK sesuai jumlah TPS.

Kemudian dilakukan tes keaslian dokumen menggunakan security printing

ditemukan hanya 6 C1-KWK asli sementara 2 C1-KWK hasil foto copy,

sedangkan DA1- KWK Hasil rekapitulasi suara tingkat kecamatan sudah

tidak dibacakan karena sudah terindikasi mengalami perubahan angka-

angka perolehan suara pasangan calon, sehingga KPU Kabupaten

Halmahera Utara melanjutkan pleno dengan hanya mengesahkan hasil

penghitungan suara dari 6 C1-KWK asli dari 6 TPS di kecamatan Loloda

Kepulauan.

Tindak lanjut penanganan pelanggaran pada Pemilihan Bupati dan

Wakil Bupati Halmahera Utara tahun 2015 yang dilakukan oleh PPK dan

Panwascam Kecamatan Loloda Kepulauan tersebut, ditindaklanjuti oleh

Page 23: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

19 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

Panwas Kabupaten Halmahera Utara melalui pemberhentian sementara dan

melaporkan pada pihak Polres Halmahera Utara untuk diproses karena telah

melakukan tindak pidana karena dengan sengaja menghilangkan salinan 11

(sebelas) C1-KWK hasil penghitungan suara, Begitupun pihak KPU

Kabupaten Halmahera Utara juga melaporkan seluruh anggota PPK

Kecamatan Loloda Kepulauan ke polres Halmahera Utara untuk diproses

hukum karena diduga melakukan pemalsuan dokumen DA1-KWK Hasil

rekapitulasi suara dan menghilangkan 5 (lima) formulir C1-KWK Hasil

penghitungan suara.

5. Kabupaten Halmahera Barat

Berdasarkan hasil skor keseluruhan dimensi (penyelenggaraan,

kontestasi, dan partisipasi), Kabupaten Halmahera Barat berada di indeks

kerawanan sedang (2.36), dengan rincian nilai dimensi penyelenggaraan

pada level tinggi (3.20), nilai dimensi kontestasi pada level rendah (1.60),

dan nilai dimensi partisipasi pada level sedang (2.27). Dimensi

penyelenggaraan di wilayah ini berada di tingkat kerawanan tinggi, karena

terkait sejumlah indikator variabel yaitu, komplikasi akut terhadap

keakuratan dan kualitas daftar pemilih di 6 desa sengketa dengan

Kabupaten Halmahera Utara, perusakan terhadap fasilitas penyelenggara,

kekerasan fisik terhadap penyelenggara, dan intimidasi terhadap

penyelenggara, dan netralitas penyelenggara. Pada indikator netralitas

penyelenggara, tercatat adanya pengaduan kepada DKPP terkait

keberpihakan KPU Kabupaten pada Pilkada tahun 2015. Terkait hal ini,

Ketua (Abjan Raja) dan 2 orang anggota (Iwan Hi. Kader & Abner Saban)

KPU Kabupaten Halmahera Barat dilaporkan ke DKPP, dengan tuduhan

ketidak netralan pada proses pemilihan. Pada proses persidangan di

DKPP, DKPP kemudian memutuskan yang ketiga komisioner KPU Halbar

tidak terbukti bersalah dan nama baiknya dipulihkan. Hal sebaliknya

menimpa Sugandi Hi. Gani, salah satu anggota Panwas Halbar yang

diberhentikan dari jabatannya karena terbukti secara sah dan meyakinkan

melakukan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu oleh DKPP pada

8 Februari 2018 lalu.

Page 24: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

20 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

Pada dimensi kontestasi, terdapat satu indikator yang tergolong

kerawanan tinggi, yaitu kepengurusan ganda partai politik pada Pilkada

tahun 2015, di mana dua versi kepengurusan DPP Partai Golkar, versi

Aburizal Bakrie dan versi Agung Laksono, namun dua rekomendasi dari

dua versi itu merekomendasi nama yang sama, Muhammad Sukur

Mandar.

Pada dimensi partisipasi terdapat satu indikator yang tergolong

kerawanan tinggi, yaitu indikator pemilih yang tidak menggunakan hak

pilihnya. Hal ini terlihat dari DPT 76.303 pada Pilkada 2015 lalu, terdapat

17.113 pemilih yang tidak menggunakan hal pilihnya.

Menjelang Pilgub Maluku Utara Tahun 2018 ini, terdapat sejumlah

kasus yang menyita perhatian publik. Dari hasil pengawasan Pengawas

Pemilu, hingga saat ini ditemukan enam (7) temuan dengan latar belakang

terlapor seperti Kepala Desa, ASN, Angota DPRD Provinsi dan perangkat

Desa. Keseluruhan dari temuan, di temukan pada tahapan kampanye.

Trand pelanggaran yang melibatkan kepala Desa di Halmahera Barat

bukanlah hal baru, berkaca pada pemilihan kepala daerah Tahun 2015,

berdasarkan informasi dan laporan masyarakat ada beberapa kades dan

perangkat desa yang di duga terlibat dalam politik praktis saat pemilihan

kepala daerah waktu itu, sayangnya informasi yang disampaikan tidak

diikutsertakan dengan bukti-bukti yang kuat.

Panwas Kabupaten Halmahera Barat juga telah menindaklanjuti

dan meneruskan ke kepolisian temuan yang melibatkan Kepala Desa

Sarau Kecamatan Ibu Selatan (a.n Apnosius Koranyo) yang menahan

paslon nomor urut 3 (AGK-YA) disaat paslon melewati desa Sarau

padahal di Desa sarau tidak ada jadwal kampanye. Modus Operandi yang

dilakukan Kepala Desa pada saat itu menahan rombongan paslon no 3

(AGK-YA) yang melintasi desa sarau, waktu bersamaan dihadiri juga

jamaat GMIH dengan alasan atas nama panitia pembangunan Gereja

yang dihadiri juga masyarakat desa Sarau. Disaat kandidat tersebut turun

dari mobil kepala desa langsung menyambutnya dengan pengeras suara

Page 25: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

21 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

(TOA Gereja) dengan bahasa mengajak kepada Jamaat dan masyarakat

untuk memilih kandidat tersebut dan meneriaki lanjutkan.

Selain itu mindseat sebagai pejabat di Desa, alibi yang

disampaikan kepala desa yaitu, ―saya selain kepala desa, saya juga

sebagai panitia pembangunan gereja, makanya pada saat itu saya

sebagai ketua panitia pembangunan bukan sebagai kepala Desa‖. Selain

dari alasan diatas, kepala desa terperiksa, mengaku bahwa di Desa Sarau

tidak ada jadwal kampanye untuk pasangan tersebut, sehingga sebagai

penanggung jawab di desa dan juga sebagai panitia pembangunan Gereja

yang bersangkutan harus menahan Paslon tersebut atas kemauan

masyarakat.

6. Kabupaten Halmahera Timur

Berdasarkan hasil skor keseluruhan dimensi (penyelenggaraan,

kontestasi, dan partisipasi), Kabupaten Halmahera Timur berada di

indeks kerawanan sedang (2.68), dengan rincian nilai dimensi

penyelenggaraan pada level rendah (1.80), nilai dimensi kontestasi pada

level tinggi (3.60), dan nilai dimensi partisipasi pada level sedang (2.64).

Dimensi kontestasi di wilayah ini berada di tingkat kerawanan tinggi,

karena terkait sejumlah indikator variabel yaitu, dukungan ganda untuk

calon perseorangan, dukungan ganda dalam pencalonan oleh partai

politik, identifikasi petahana yang mencalonkan diri, identifikasi sengketa

pencalonan, pelaporan/praktik politik uang, pelanggaran netralitas ASN

dan penggunaan fasiltas negara dalam kampanye. Pada indikator

dukungan ganda dalam pencalonan oleh partai politik, tercatat PKPI pada

Pilkada 2015 lalu memberikan dukungan kepada Rudi Erawan yang

berstatus sebagai petahana, dan kepada Deni Tjan sebagai calon Bupati

Halmahera Timur.

Pada dimensi penyelenggaraan, terdapat satu indikator yang

tergolong kerawanan tinggi, yaitu adanya intimidasi terhadap

penyelenggara, sedangkan pada dimensi partisipasi terdapat sejumlah

indikator yang tergolong kerawanan tinggi, yaitu indikator pemilih yang

Page 26: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

22 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

tidak menggunakan hak pilihnya, angka kemiskinan masyarakat,

keberadaan pemantau pemilu yang minim, dan jumlah laporan

pelanggaran dan pemantauan oleh warga negara.

Pada penyelenggaran pemilihan umum tahun 2014 lalu, terdapat

hal menarik yang menjadi perhatian dan sorotan masyarakat pada saat

itu, di antaranya pemungutan suara ulang (PSU). PSU marak terajdi akibat

dari kelalaian penyelenggara pemilu yang seringkali mengabaikan aturan

pada pemilihan atau tahapan pencoblosan. Persekongkolan atau kolusi

antara penyelenggara dengan tim sukses atau pengawasan yang kurang

maksimal menyebabkan meunculnya beragam masalah pemilu. Seperti,

mencoblos lebih dari satu kali, coblos dengan menggunakan nama orang

lain atau fasilitas pemilu yang kadang tak sesuai dengan aturan

menyebabkan terjadinya PSU. Di Kabupaten Halmahera Timur dalam

beberapa kali pemilu terakhir, terdapat dua kali momentum pemilu dimana

terdapat PSU. Pertama, Pemungutan Suara ulang yang terjadi di Desa

Sowoli Kec. Maba Selatan Kabupaten Halmahera Timur pada pemilihan

anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014. Kedua, terdapat Pemungutan

Suara ulang yang terjadi pada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden

tahun 2014 di desa Soasangaji pada TPS 1 dan 2 dan desa Tewil pada

TPS 1 Kec. Kota Maba.

7. Kabupaten Halmahera Tengah

Berdasarkan hasil skor keseluruhan dimensi (penyelenggaraan,

kontestasi, dan partisipasi), Kabupaten Halmahera Tengah berada di

indeks kerawanan tinggi (3.05), dengan rincian nilai dimensi

penyelenggaraan pada level tinggi (3.00), nilai dimensi kontestasi pada

level sedang (2.80), dan nilai dimensi partisipasi pada level tinggi (3.36).

Dimensi penyelenggaraan di wilayah ini berada di tingkat

kerawanan tinggi karena terkait indikator variabel penyalahgunaan

wewenang penyelenggara, kualitas daftar pemilih, kekerasan fisik

terhadap penyelenggara dan intimidasi terhadap penyelenggara. Pada

indikator penyalahgunaan wewenang penyelenggara, dapat dilihat pada

Page 27: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

23 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

laporan ke Panwas Halteng dan DKPP tentang penyelenggara pemilu

yang mengambil tindakan melampaui wewenangnya, dalam bentuk syarat

pencalonan yang dianggap cacat administrasi oleh KPU Halmahera

Tengah. Hal demikian terjadi karena KPU Kabupaten Halmahera Tengah

telah menggugurkan salah satu pasangan calon Baupati dan Wakil Bupati

Kabupaten Halmahera Tengah dengan atas nama Muttiara T. Yasin, SE.

M.Si – Kabir Kahar, S.Ag dengan tidak menetapkannya sebagai peserta

dalam kontestasi pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten

Halmahera Tengah Tahun 2017. Setelah amar putusan sidang sengketa

Panwas Halmahera Tengah dibacakan, KPU Kabupaten Halmahera

Tengah menganulir dan menetapkan kembali Pasangan Bakal Calon

Bupati dan Wakil Bupati atas nama Muttira T. Yasin, SE. M.Si – Kabir

Kahar, S.Ag sebagai pasangan calon dan sebagai peserta pemilihan

Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Halmahera Tengah Tahun 2017.

Tindakan penetapan kembali dimaksud, tidak menghalangi proses dugaan

pelanggaran unprofessional conduct yang dilakukan oleh Tim Pemeriksa

(TPD) DKPP Maluku Utara, dan di putuskan oleh DKPP Pusat dengan

keputusan Memberhentikan Ketua dan 3 komisioner KPU Kabupaten

Halmahera Tengah atas nama Hairuddin Amir, S.Pd, M.Pd selaku ketua,

Sunarwan Mohtar, Vera Kolondam, S.Pd DAN Sofyan Gafur, S.Sos.

Dimensi partisipasi di wilayah ini berada di tingkat kerawanan tinggi

karena terkait indikator variabel angka kemiskinan masyarakat yang cukup

tinggi, tantangan geografis yang menyebabkan rentang kendali wilayah

dan pemerintahan yang panjang. Jumlah laporan pelanggaran dan

pemantauan oleh warga pada pilkada sebelumnya, keberadaan lembaga

pemantau pemilu (CSO, NGO, dan Ormas) yang minim dan tidak ada

yang terakreditasi sebagai pemantau pemilu pada Pilkada 2017 lalu, dan

kekerasan terhadap pemilih juga menjadi indikator yang mempengaruhi

tingginya tingkat kerawanan pada dimensi partisipasi. Sedangkan pada

dimensi kontestasi terdapat sejumlah indikator yang tergolong kerawanan

tinggi, yaitu dukungan ganda untuk calon perseorangan, dan

pelaporan/peristiwa politik uang.

Page 28: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

24 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

Pada penyelenggaran Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati pada

tahun 2017 lalu, terdapat hal menarik yang menjadi perhatian dan sorotan

masyarakat daerah pada saat itu, bahkan menjadi sorotan publik

pemerhati pemilu nasional, yaitu salah satu tempat pemungutan suara

(TPS) di Kecamatan Patani Utara ratusan surat suaranya dicoblos

kelompok panitia pemungutan suara untuk memenangkan salah satu

pasangan calon. Tindakan pencoblosan ratusan surat suara oleh petugas

KPPS di TPS 1, Desa Tepeleo, Kecamatan Patani Utara, Halmahera

Tengah, direkam secara tersembunyi oleh salah seorang warga dengan

menggunakan telepon genggam. Dalam rekaman, tampak Ketua KPPS

dan sejumlah anggotanya mencoblos ratusan surat suara dan

memasukannya ke dalam kotak suara. Bahkan, warga yang datang ke

TPS untuk memberikan hak suara pun diusir. Sebagai tindakan korektif

terhadap hal ini, dilakukan pemungutan suara ulang. Tindakan petugas

KPPS ini selain mencoreng martabat penyelenggara pemilu, juga

menandakan integritas penyelenggara di tingkatan terbawah yang rawan

melakukan tindakan kolutif.

8. Kabupaten Halmahera Selatan

Berdasarkan hasil skor keseluruhan dimensi (penyelenggaraan,

kontestasi, dan partisipasi), Kabupaten Halmahera Selatan berada di

indeks kerawanan tinggi (3.33), yang sekaligus mengukuhkan

Kabupaten dengan predikat daerah yang selalu bermasalah dalam

pemilihan umum, dengan rincian nilai dimensi penyelenggaraan pada

level tinggi (3.40), nilai dimensi kontestasi pada level tinggi (3.40), dan

nilai dimensi partisipasi pada level tinggi (3.18).

Dimensi penyelenggaraan di wilayah ini berada di tingkat

kerawanan tinggi karena terkait indikator variabel penyalahgunaan

wewenang penyelenggara, carut marut kualitas daftar pemilih, perusakan

terhadap fasilitas penyelenggara, kekerasan fisik terhadap penyelenggara,

dan intimidasi terhadap penyelenggara. Pada variabel penyalahgunaan

Page 29: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

25 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

wewenang penyelenggara, yang sekaligus menjadi kasus paling

fenomenal hingga menjadi sorotan publik nasional ini, terlihat pada

pemberhentian Ketua dan Anggota KPU Halmahera Selatan, yakni Syukur

M. Saleh, Faris Hi. Madan, Alfian Hasan, dan Sarni Laetje yang

dinyatakan terbukti melanggar kode etik penyelenggara Pemilu oleh

DKPP. Bentuk pelanggarannya terhitung berat, sehingga keempatnya

diberhentikan secara tetap. Pelanggaran kode etik tersebut mulai terjadi

dalam proses pengunggahan C1 ke situs KPU. Halmahera Selatan juga

menjadi kabupaten paling lama dalam proses pengunggahan itu.

Persoalan tak kalah pelik terkait lainnya adalah hilangnya 20 kotak suara

di Kecamatan Bacan. 20 kotak yang hilang itu baru diketahui saat

dilakukan penghitungan ulang untuk kecamatan tersebut. Di Kecamatan

Bacan memang telah terjadi banyak kejanggalan. Hasil suara antara saat

rekapitulasi tingkat PPK dengan rekapitulasi di kabupaten berbeda.

Ditemukan juga, DA 1 dari Kecamatan Bacan yang merupakan formulir

rekapitulasi di kecamatan tersebut ternyata belum dijumlahkan hasilnya.

Atas kejanggalan-kejanggalan tersebut, KPU Maluku Utara

memberhentikan sementara lima komisioner KPU Halmahera Selatan

sebelum kemudian membawa perkaranya ke DKPP. Semua tahapan

Pemilukada di Halmahera Selatan juga diambil alih oleh KPU Provinsi.

Dimensi kontestasi di wilayah ini berada di tingkat kerawanan tinggi

karena terkait indikator variabel petahana yang mencalonkan diri,

pelaporan/peristiwa politik uang, pelanggaran netralitas ASN dan

penggunaan fasilitas negara dalam kampanye, kepengurusan ganda

partai politik, dan identifikasi hubungan keluarga/kekerabatan calon. Pada

variabel identifikasi hubungan keluarga/kekerabatan terlihat pada

kotenstasi Pilgub 2018 saat ini, di mana Bupati yang menjabat saat ini

(Bahrain Kasuba) di Halmahera Selatan memiliki hubungan kekerabatan

tidak saja dengan paslon nomor urut 3 (Abdul Gani Kasuba), namun juga

dengan paslon nomor urut 4 (Muhammad Kasuba).

Dimensi partisipasi di wilayah ini berada di tingkat kerawanan tinggi

karena terkait indikator variabel pemilih yang tidak menggunakan hal

Page 30: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

26 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

pilihnya yang cukup tinggi, tantangan geografis tersulit di Provinsi Maluku

Utara, yang menyebabkan rentang kendali wilayah dan pemerintahan

yang panjang, Jumlah laporan pelanggaran dan pemantauan oleh warga

pada pilkada sebelumnya, keberadaan lembaga pemantau pemilu (CSO,

NGO, dan Ormas) yang minim dan tidak ada yang terakreditasi sebagai

pemantau pemilu pada Pilkada 2015 lalu, dan kekerasan terhadap pemilih

juga menjadi indikator yang mempengaruhi tingginya tingkat kerawanan

pada dimensi partisipasi.

9. Kabupaten Kepulauan Sula

Berdasarkan hasil skor keseluruhan dimensi (penyelenggaraan,

kontestasi, dan partisipasi), Kabupaten Kepulauan Sula berada di indeks

kerawanan tinggi (3.05), dengan rincian nilai dimensi penyelenggaraan

pada level sedang (2.40), nilai dimensi kontestasi pada level tinggi (3.40),

dan nilai dimensi partisipasi pada level tinggi (3.36).

Dimensi kontestasi di wilayah ini berada di tingkat kerawanan

tinggi, karena terkait sejumlah indikator variabel yaitu, dukungan ganda

dalam pencalonan oleh partai politik, substansi materi kampanye dalam

berbagai bentuk dan media, pelaporan/praktik politik uang, pelanggaran

netralitas ASN dan penggunaan fasiltas negara dalam kampanye, dan

kepengurusan ganda partai politik. Pada indikator substansi materi

kampanye dalam berbagai bentuk dan media, tercatat adanya isu

kampanye yang mengandung muatan SARA pad aPilkada 2015 lalu,

dikarenakan salah satu pasangan calon (Hendrata Thes) meliki keyakinan

agama yang berbeda dari mayoritas masyarakat Sula.

Dimensi partisipasi di wilayah ini berada di tingkat kerawanan tinggi

karena terkait indikator variabel, pemilih yang tidak menggunakan hak

pilihnya, pemilih yang menggunakan hak pilihnya tetapi tidak terdaftar,

angka kemiskinan masyarakat yang cukup tinggi sehingga rentan

terhadap politik uang, dan Jumlah laporan pelanggaran dan pemantauan

oleh warga pada pilkada sebelumnya, juga menjadi indikator yang

mempengaruhi tingginya tingkat kerawanan pada dimensi partisipasi.

Page 31: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

27 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

Sedangkan pada dimensi penyelenggaraan, terdapat dua indikator yang

tergolong kerawanan tinggi, yaitu adanya kekerasan fisik dan intimidasi

terhadap penyelenggara.

Pada penyelenggaran Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur

Maluku Utara pada tahun 2013 lalu, terdapat hal menarik yang menjadi

perhatian dan sorotan masyarakat daerah pada saat itu, bahkan menjadi

sorotan publik pemerhati pemilu nasional, yaitu kasus Tipp-Ex, di mana

banyak bukti pelanggaran yang dijadikan dasar, yakni C1-KWK.KPU

(TPS), DA1-KWK.KPU (desa), DA-KWK.KPU (kecamatan) di delapan

kecamatan di Kepulauan Sula adalah data yang bermasalah dan penuh

setipan cair merek Tipp-ex.

Pada saat itu, penyelenggara pemilu di Kabupaten Kepulauan Sula

secara berjenjang mulai dari tingkat KPPS, PPS, PPK, dan KPU

Kabupaten Kepulauan Sula menjadi ―Bandit Demokrasi‖. Kejahatan

Pemilu dimkasud dilakukan dengan kasat mata, kasar, dan tidak

mengindahkan nilai-nilai demokrasi, kejujuran, dan keadilan dengan

melakukan kekerasan, intimidasi, pengusiran kepada saksi mandat

Pasangan Calon, mencoret, menghapus, menebalkan, dan men-Tipp-Ex

angka perolehan suara dengan tujuan menambah suara Pasangan Calon

Nomor Urut 3 dan mengurangi perolehan suara Pasangan Calon Nomor

Urut 5 yang tersebar di delapan kecamatan di Kabupaten Kepulauan Sula.

Atas pelanggaran yang terjadi di delapan kecamatan tersebut, terhadap

perangkat PPK Kabupaten Kepulauan Sula telah ada rekomendasi dari

Panwaslu Kabupaten kepulauan sula untuk melakukan pergantian PPK di

delapan Kecamatan Kabupaten Kepulauan Sula yakni Kecamatan

Sanana, Kecamatan Sulabesi Barat, Kecamatan Mangoli Selatan,

Kecamatan Taliabu Selatan, Kecamatan Taliabu Utara, Kecamatan

Taliabu Barat, Kecamatan Taliabu Barat Laut, dan Kecamatan Lede di

Kabupaten Kepulauan Sula.

Akibat tidak adanya pergantian PPK dan Panwascam di delapan

Kecamatan bermasalah tersebut terbukti sangat berpengaruh terhadap

tahapan Pemilukada Provinsi Maluku Utara Putaran kedua yang terbukti

Page 32: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

28 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

diwarnai oleh berbagai kecurangan dan manipulasi. Pada saat rekapitulasi

di tingkat provinsi. KPU telah mengesahkan perolehan suara di delapan

kecamatan di Kabupaten Kepulauan Sula yakni di Kecamatan Mangoli

Selatan, Kecamatan Taliabu Utara, Kecamatan Lede, Kecamatan Taliabu

Barat, Kecamatan Taliabu Selatan, Kecamatan Taliabu Barat Laut,

Kecamatan Sulabesi Barat, dan KecamatanTabona, padahal berdasarkan

hasil kajian Panwaslu Kabupaten Kepulauan Sula terhadap perolehan

suara di delapan kecamatan tersebut telah dimanipulasi dan

digelembungkan untuk menguntungkan Pasangan Calon Nomor Urut 3;

Kecurangan dan pelanggaran serius yang terjadi pada hari pemungutan

31 Oktober 2013, di mana saksi mandat Pemohon di dua puluh enam TPS

yang tersebar di lima kecamatan dan di 47 TPS yang tersebar di 6

kecamatan, dan 2 TPS di Kecamatan, hampir sebagian besar Formulir C1

dan Lampiran Formulir C1 telah di-Tipp-Ex rata-rata partisipasi pemilih

melebihi jumlah DPT.

Kasus ini kemudian berlanjut ke Mahkamah Konstitusi, atas

gugatan Pasangan Calon Nomor Urut 5 AGK-MANTHAB sebagai

Pemohon, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Maluku Utara sebagai

Termohon, dan Pasangan Calon Nomor Urut 3 AHM-DOA sebagai Pihak

Terkait. Terhadap kejahatan demokrasi yang serius dimaksud, Mahkamah

Konstitusi memutuskan:

1. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara Putaran

Kedua Tahun 2013, Putaran Kedua di Tingkat Provinsi Maluku

Utara, sepanjang perolehan suara masing-masing pasangan calon

di Kecamatan Mangoli Selatan, Kecamatan Taliabu Selatan,

Kecamatan Taliabu Utara, Kecamatan Taliabu Barat, Kecamatan

Taliabu Barat Laut, Kecamatan Lede, dan Kecamatan Tabona,

serta 4 (empat) TPS yakni TPS 76 Desa Wai Ina, TPS 77 Desa Wai

Ina, TPS 82 Desa Ona, dan TPS 83 Desa Nahi, Kecamatan

Sulabesi Barat;

2. Membatalkan berlakunya Keputusan Komisi Pemilihan Umum

Provinsi Maluku Utara Nomor 73/Kpts/KPU.PROV-029/2013

Page 33: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

29 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Tingkat Provinsi

dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi

Maluku Utara Tahun 2013 Putaran Kedua, bertanggal 17 November

2013, sepanjang perolehan suara masing-masing pasangan calon

di Kecamatan Mangoli Selatan, Kecamatan Taliabu Selatan,

Kecamatan Taliabu Utara, Kecamatan Taliabu Barat, Kecamatan

Taliabu Barat Laut, Kecamatan Lede, dan Kecamatan Tabona,

serta 4 (empat) TPS yakni TPS 76 Desa Wai Ina, TPS 77 Desa Wai

Ina, TPS 82 Desa Ona, dan TPS 83 Desa Nahi, Kecamatan

Sulabesi Barat; Membatalkan berlakunya Keputusan Komisi

Pemilihan Umum Provinsi Maluku Utara Nomor

74/Kpts/KPU.PROV-029/2013 tentang Penetapan Pasangan Calon

Terpilih Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi

Maluku Utara Tahun 2013, bertanggal 18 November 2013;

3. Memerintahkan kepada Komisi Pemilihan Umum Provinsi Maluku

Utara untuk melakukan pemungutan suara ulang Pemilihan Umum

Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Maluku Utara Putaran

Kedua Tahun 2013 di seluruh TPS di Kecamatan Mangoli Selatan,

Kecamatan Taliabu Selatan, Kecamatan Taliabu Utara, Kecamatan

Taliabu Barat, Kecamatan Taliabu Barat Laut, Kecamatan Lede,

dan Kecamatan Tabona, serta 4 (empat) TPS yakni TPS 76 Desa

Wai Ina, TPS 77 Desa Wai Ina, TPS 82 Desa Ona, dan TPS 83

Desa Nahi, Kecamatan Sulabesi Barat, Kabupaten Kepulauan Sula;

4. Memerintahkan kepada Komisi Pemilihan Umum Provinsi Maluku

Utara untuk mengganti seluruh Ketua dan Anggota Panitia

Pemilihan Kecamatan di Kecamatan Mangoli Selatan, Kecamatan

Taliabu Selatan, Kecamatan Taliabu Utara, Kecamatan Taliabu

Barat, Kecamatan Taliabu Barat Laut, Kecamatan Lede,

Kecamatan Tabona, dan Kecamatan Sulabesi Barat, Kabupaten

Kepulauan Sula, sebelum dilaksanakannya pemungutan suara

ulang dimaksud; 3. Memerintahkan Komisi Pemilihan Umum

Republik Indonesia, Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik

Page 34: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

30 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

Indonesia, Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Maluku

Utara, dan Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten

Kepulauan Sula untuk mengawasi pemungutan suara ulang

tersebut sesuai dengan kewenangannya;

5. Memerintahkan kepada lembaga penyelenggara dan lembaga

pengawas sebagaimana tersebut dalam amar putusan angka,

angka 2, dan angka 3 di atas untuk melaporkan secara tertulis

kepada Mahkamah hasil pemungutan suara ulang tersebut

selambat-lambatnya 75 (tujuh puluh lima) hari setelah putusan ini

diucapkan;

6. Memerintahkan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia

Daerah Provinsi Maluku Utara untuk mengamankan proses

pemungutan suara ulang di seluruh TPS di Kecamatan Mangoli

Selatan, Kecamatan Taliabu Selatan, Kecamatan Taliabu Utara,

Kecamatan Taliabu Barat, Kecamatan Taliabu Barat Laut,

Kecamatan Lede, dan Kecamatan Tabona, serta 4 (empat) TPS

yakni TPS 76 Desa Wai Ina, TPS 77 Desa Wai Ina, TPS 82 Desa

Ona, dan TPS 83 Desa Nahi, Kecamatan Sulabesi Barat,

Kabupaten Kepulauan Sula, sesuai dengan kewenangannya.

10. Kabupaten Pulau Taliabu

Berdasarkan hasil skor keseluruhan dimensi (penyelenggaraan,

kontestasi, dan partisipasi), Kabupaten Pulau taliabu berada di indeks

kerawanan rendah (1.69), dan menjadi satu-satunya daerah dengan

indeks kerawanan rendah di lingkup Provinsi Maluku Utara, dengan

rincian nilai dimensi penyelenggaraan pada level rendah (1.20), nilai

dimensi kontestasi pada level rendah (1.60), dan nilai dimensi partisipasi

pada level pada level sedang (2.27). Penting untuk digarisbawashi,

Kabupaten Taliabu merupakan daerah otonomi baru yang dibentuk pada

tahun 2013 melalui Undang-Undang Nomor 6 tahun 2013 tentang

Pembentukan Kabupaten Taliabu di Provinsi Maluku Utara, sebagai

pemekaran dari kabupaten induk Kepulauan Sula. Satu-satunya

Page 35: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

31 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

penyelenggaraan pemilihan umum atau pilkada pada wilayah ini adalah

Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2015 lalu, sehingga kondisi

dinamis yang dapat dijadikan variabel dan indikator kerawanan pemilu

bersifat terbatas, sehingga merupakan suatu hal wajar apabila hasil

penelitian IKP-nya terindek rendah.

Kendati demikian, di wilayah pemekaran baru ini, terdapat

sejumlah, indikator variabel yang tergolong kerawanan tinggi, dukungan

ganda untuk calon perseorangan, dukungan ganda dalam pencalonan

oleh partai politik, identifikasi petahana yang mencalonkan diri, identifikasi

sengketa pencalonan, pelaporan/praktik politik uang, pelanggaran

netralitas ASN dan penggunaan fasiltas negara dalam kampanye.

Pad apilkada tahun 2015 lalu, tercatat sejumlah pelanggaran-

pelanggaran pemilihan, salah satunya pelanggaran netralitas ASN yang

dilakukan oleh Kepala Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Pulau Taliabu (Toni Ponto). Saudara Toni Ponto mengunakan Mobil

Pasangan Calon Nomor Urut 1 yakni Aliong Mus dan Ramli, dimana

tepampang stiker Paslon Nomor Urut 1 sebagai calon Bupati dan wakil

Bupati Kabupaten Pulau Taliabu dari Bobong menuju ke Kecamatan Lede,

dengan tujuan melakukan sosialisasi Pendidikan. Namun dalam

Penyampaian materi sosialisasi ternyata ada muatan politik yakni

mengkampanyekan pasangan calon nomor urut 1 sehingga memicu

amarah dari pasangan calon lain. Hal itu menyebabkan berbagai macam

protes dari massa pendukung nomor urut lain sehingga Kantor Panitia

Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Pulau Taliabu didemo bahkan

diancam. Panwaslu secara kelembagaan mengambil sikap atas proses

tersebut sehingga yang bersangkutan di panggil dan dimintai klarifikasi

terkait dengan dugaan pelanggaran yang dilakukan terperiksa.

Dalam kasus ini modus operasi yang digunakan oleh pelaku yaitu

dengan cara menggunakan transportasi darat mobil merek HILUX dobel

garden warna hitam serta menmpelkan stiker pasangan calon nomor urut

1 yakni Aliong Mus-Ramli. Pelaku menuju ke Desa Lede yang ditempuh

kurang lebih 2 jam. Sesampainya di Desa Lede diadakan pertemuan

Page 36: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

32 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

dengan orang tua wali murid SMP Negeri 1 Lede. Pertemuan

dilaksanakan di Aula SM Negeri 1 Lede dengan tujuan sosialisasi

pendidikan. Pada saat sosialisasi berlangsung pelaku menyisihkan materi-

materi kampanye yang menjurus dan mengajak orang tua wali murid untuk

memilih pasangan calon nomor urut 1 yakni Aliong Mus-Ramli. Sebagai

bentuk penanganan pelanggaran pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati

Pulau Taliabu Tahun 2015 yang dilakukan oleh seseorang berstatus ASN,

yakni saudara Toni Ponto telah diproses dan direkomendasikan ke Komisi

Aparatur Sipil Negara (KASN), yang menyebabkan pelaku telah diberi

sanksi secara langsung oleh KASN.

Page 37: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

33 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemetaan IKP Pilgub Maluku Utara Tahun 2018,

dipetakan daerah kabupaten /kota yang berdasarkan hasil skor

keseluruhan dimensi (penyelenggaraan, kontestasi, dan partisipasi)

berada di indeks kerawanan berikut ini:

a. Kabupaten Halmahera Utara, berada Indeks Kerawanan Tinggi

(3.51), dengan rincian nilai dimensi penyelenggaraan pada level

tinggi (3.40), nilai dimensi kontestasi pada level tinggi (3.40), dan

nilai dimensi partisipasi pada level tinggi (3.73);

b. Kabupaten Halmahera Selatan berada di indeks kerawanan tinggi

(3.33), dengan rincian nilai dimensi penyelenggaraan pada level

tinggi (3.40), nilai dimensi kontestasi pada level tinggi (3.40), dan

nilai dimensi partisipasi pada level tinggi (3.18);

c. Kabupaten Halmahera Tengah berada di indeks kerawanan tinggi

(3.05), dengan rincian nilai dimensi penyelenggaraan pada level

tinggi (3.00), nilai dimensi kontestasi pada level sedang (2.80), dan

nilai dimensi partisipasi pada level tinggi (3.36);

d. Kabupaten Kepulauan Sula berada di indeks kerawanan tinggi

(3.05), dengan rincian nilai dimensi penyelenggaraan pada level

sedang (2.40), nilai dimensi kontestasi pada level tinggi (3.40), dan

nilai dimensi partisipasi pada level tinggi (3.36);

e. Kabupaten Halmahera Timur berada di indeks kerawanan sedang

(2.68), dengan rincian nilai dimensi penyelenggaraan pada level

rendah (1.80), nilai dimensi kontestasi pada level tinggi (3.60), dan

nilai dimensi partisipasi pada level sedang (2.64);

f. Kabupaten Pulau Morotai berada di indeks kerawanan sedang

(2.59), dengan rincian nilai dimensi penyelenggaraan pada level

Page 38: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

34 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

rendah (1.80), nilai dimensi kontestasi pada level sedang (2.60),

dan nilai dimensi partisipasi pada level tinggi (3.36);

g. Kota Ternate berada di indeks kerawanan sedang (2.47), dengan

rincian nilai dimensi penyelenggaraan pada level sedang (2.20),

nilai dimensi kontestasi pada level sedang (2.20), dan nilai dimensi

partisipasi pada level tinggi (3.00);

h. Kota Tidore Kepulauan berada di indeks kerawanan sedang

(2.19), dengan rincian nilai dimensi penyelenggaraan pada level

rendah (1.20), nilai dimensi kontestasi pada level sedang (2.60),

dan nilai dimensi partisipasi pada level tinggi (3.18);

i. Kabupaten Halmahera Barat berada di indeks kerawanan sedang

(2.36), dengan rincian nilai dimensi penyelenggaraan pada level

tinggi (3.20), nilai dimensi kontestasi pada level rendah (1.60), dan

nilai dimensi partisipasi pada level sedang (2.27); dan

j. Kabupaten Pulau Taliabu berada di indeks kerawanan rendah

(1.69), dengan rincian nilai dimensi penyelenggaraan pada level

rendah (1.20), nilai dimensi kontestasi pada level rendah (1.60),

dan nilai dimensi partisipasi pada level pada level sedang (2.27).

Berdasarkan data-data di atas, terdapat empat daerah yang berada

di indeks kerawanan tinggi, yaitu Halmahera Utara, Halmahera Selatan,

Halmahera Tengah, dan Kepulauan Sula, lima daerah yang berada di

indeks kerawanan sedang, yaitu Halmahera Timur, Halmahera Barat,

Pulau Morotai, Kota Ternate, dan Kota Tidore Kepulauan, serta satu

daerah yang berada di indeks kerawanan rendah, yaitu Pulau Taliabu.

Sedangkan pada aspek kerawanannya, IKP Pilgub Maluku Utara

Tahun 2018 memetakan indikator variabel yang terdeteksi dengan

kerawanan tinggi, dan perlu dilakukan upaya pencegahan dan penindakan

berikut ini:

a. Integritas dan Profesionalitas Penyelenggara;

b. Kekerasan terhadap Penyelenggara;

c. Kualitas Daftar Pemilih;

Page 39: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

35 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

d. Politik Uang;

e. Netralitas Aparatur Sipil Negara;

f. Keberadaan Pemantau Pemilu; dan

g. Kekerasan terhadap Pemilih.

2. Tindak Lanjut

Menindaklanjuti IKP Pilgub Maluku Utara Tahun 2018 ini, dimana

masih terdapat daerah-daerah dengan tingkat kerawanan tinggi () dan

daerah-daerah yang berpotensi menimbulkan kerawanan tinggi, maka

Bawaslu Provinsi Maluu Utara menginstruksikan kepada seluruh jajaran

Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota Se-Provinsi Maluku Utara, hal-hal

sebagai berikut:

a. Pencegahan

1) Mempelajari IKP Pilgub Maluku Utara Tahun 2018 ini sebagai

bahan untuk memahami kondisi dan potensi kerawanan pilkada

di wilayah masing-masing.

2) Menyusun strategi pengawasan dalam rangka mengoptimalkan

pencegahan pelanggaran pemilihan dan sengketa, dengan

mempertimbangkan karakter serta kondisi di daerah

masingmasing.

3) Membangun komunikasi dan koordinasi secara intensif dengan

lembaga Penyelenggara Pemilu serta stakeholder pilkada

terutama pemerintah daerah, Kepolisian Daerah, serta Tokoh

Agama dan Tokoh Masyarakat, dalam rangka mendapatkan

data dan Informasi serta mengefektifkan kerja kolaboratif untuk

pencegahan pelanggaran pemilihan. Terutama terkait dengan

antisipasi penggunaan isu-isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan

Antar golongan), Politisasi Birokrasi, Politik Identitas, dan Politik

Uang yang akan berimplikasi pada terganggunya tahapan dan

Integritas Pemilu.

4) Mengoptimalkan sosialisasi, penyediaan Informasi publik dan

pendidikan politik, kepada masyarakat, tim kampanye, relawan

Page 40: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

36 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

serta pasangan calon, baik melalui kegiatan koordinasi maupun

menggunakan media massa, cetak, elektronik maupun media

sosial, dalam rangka mengefektifkan pencegahan pelanggaran

serta menumbuhkembangkan pengawasan partisipatif.

b. Pengawasan

1) Bersikap dan bertindak proaktif dalam menjalankan agenda dan

kegiatan pengawasan Pemilu, serta bersikap responsif

terhadap laporan dugaan pelanggaran Pemilihan.

2) Bekerja secara taktis dengan menggerakkan sumber daya

struktural organisasi pengawas Pemilu untuk mencapai

efektifitas pengawasan.

3) Memperkuat supervisi kepada jajaran pengawas pemilu

dibawahnya untuk memastikan integritas dan profesionalitas

penyelenggaran pengawasan Pilkada.

4) Melibatkan peran serta kelompok masyarakat dalam kegiatan

pengawasan Pilkada untuk mendeteksi dan melaporkan

dugaan pelanggaran terutama terkait dengan daftar pemilih,

penggunaan isu sara dalam kampanye, politik uang, politisasi

birokrasi, dan politik identitas.

c. Penindakan Pelanggaran dan Sengketa

1) Melaporkan secara aktif dan berkala ke jajaran pengawas lebih

tinggi terkait penanganan pelanggaran pilkada.

2) Memperkuat koordinasi dalam rangka membangun

kesepahaman dengan penegak hukum dalam sentra

Gakkumdu (penegakkan hukum terpadu), untuk

mengoptimalkan penanganan pelanggaran pidana pilkada.

3) Memperkuat pemahaman dan kemampuan dalam memeriksa

dan memutus pelanggaran administrasi pilkada dan

penyelesaian sengketa.

4) Memperkuat koordinasi dengan Bawaslu Provinsi Maluku Utara

dan unsur Pemerintahan daeah terkait pengawasan terhadap

netralitas ASN dan pengunaan fasilitas negara

Page 41: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

37 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

5) Menyediakan akses yang mudah bagi masyarakat untuk

memberikan informasi dan melaporkan dugaan pelanggaran

pilkada.

3. Rekomendasi

IKP Pilgub Tahun 2018 merekam masih tingginya potensi

kerawanan hampir disemua dimensi penyelenggaraan, dimensi kontestasi,

dan dimensi partisipasi. Berdasarkan hal tersebut, Bawaslu Provinsi

Maluku Utara menyadari bahwa upaya pencegahan membutuhkan

partisipasi banyak pihak. Untuk itu Bawaslu Provinsi Maluku Utara

merekomendasikan kepada sejumlah pihak beberapa hal berikut ini:

a. Komisi Pemilihan Umum

1) Mengoptimalkan Supervisi terhadap struktur di bawahnya

dalam memastikan integritas dan profesionalitas penyelenggara

pilkada.

2) Memastikan Profesionalisme struktur dibawahnya dalam rangka

menyelenggarakan seluruh tahapan Pemilihan sesuai dengan

Undang-Undang.

3) Memberikan perhatian seksama pada persoalan daftar pemilih

serta menjamin bahwa setiap pemilih yang hendak melakukan

pemilihan dapat melaksanakan haknya tersebut.

4) Memberikan perhatian khusus pada masalah dukungan ganda

dari partai politik pengusung dalam proses pencalonan dan

masalah pada diskualifikasi calon.

5) Memastikan setiap TPS mudah dijangkau pemilih, tidak ada

pemilih yang terkendala masalah geografis.

b. Peserta Pilkada (Partai Politik dan Pasangan Calon)

1) Melakukan kampanye bersih dengan menghindari penggunaan

isu SARA, penggunaan politik uang, menghindari pelibatan

ASN, dan penggunaan fasilitas negara;

2) Menjaga soliditas partai politik dalam proses pencalonan kepala

daerah dan wakil kepala daerah;

Page 42: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

38 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

3) Mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di setiap

tahapan pilkada.

c. Pemerintah Daerah

1) Mencegah terjadinya penggunaan fasilitas negara dalam

pelaksanaan kampanye;

2) Menjaga netralitas ASN dan menindaklanjuti setiap

rekomendasi pengawas atas dugaan pelanggaran;

3) Memfasilitasi kegiatan sosialisasi dalam meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam pengawasan/pemantauan Pemilu

d. Aparat Keamanan/Penegak Hukum

1) Memberikan perlindungan terhadap penyelenggara pemilu dari

potensi tindak kekerasan;

2) Memberikan perlindungan kepada pemilih untuk

menggunakan hak pilihnya secara bebas, adil, dan mandiri

terutama kekerasan fisik terhadap pemilih;

e. Masyarakat Sipil

1) Masyarakat sipil terlibat aktif dalam mengawal proses Pilkada

serentak untuk meminimalisasi potensi kecurangan yang

terjadi;

2) Meningkatkan partisipasi kelompok perempuan dan minoritas

seperti kelompok disabilitas dan pemilih marjinal lainnya dalam

Pilgub Maluku Utara Tahun 2018.

f. Media

1) Mengedepankan kode etik jurnalistik dan penyiaran agar

jalannya pilgub berjalan jujur, adil, dan demokratis, termasuk

tidak menyebarkan isu-isu sensitif yang memicu konflik di

masyarakat, terkait agenda pilgub, tidak menyebarkan berita

atau informasi bohong (hoax) yang memicu konflik di publik,

terutama antara pasangan calon;

2) Menyajikan liputan dan pemberitaan berimbang (cover both

sides) dalam konteks memberikan informasi yang produktif bagi

publik.

Page 43: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

39 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Tingkat Kabupaten-Kota Se-Provinsi Maluku Utara Tahun 2018

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia, 2018, IKP Pilkada Tahun

2018, Jakarta.

Page 44: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

LAMPIRAN REKAPITULASI

INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP)

PILGUB MALUKU UTARA TAHUN 2018

TINGKAT KABUPATEN KOTA SE-PROVINSI MALUKU UTARA

Page 45: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

NO. INDEKS KERAWANAN INDIKATOR SKORING

DIMENSI 1 PENYELENGGARAAN

1 Integritas Penyelenggara (Variabel 1)

Netralitas Penyelenggara (Indikator 1) 3

Penyalahgunaan wewenang penyelenggara (Indikator 2) 3

2 Profesionalitas Penyelenggara (Variabel 2)

Ketegasan penyelenggara dalam pelaksanaan tahapan (Indikator 4) 1

Penganggaran untuk penyelenggara pemilu (Indikator 3) 1

Kualitas daftar pemilih (indikator 5) 1

Penyediaan aksessibilitas informasi oleh penyelenggara (Indikator 6) 1

Dukungan kesekretariatan (Indikator 7) 1

3 Kekerasan terhadap Penyelenggara (Variabel 3)

Perusakan terhadap fasiltas penyelenggara (Indikator 8) 1

Kekerasan fisik terhadap penyelenggara (Indikator 9) 1

Intimidasi terhadap penyelenggara (Indikator 10) 5

INDEKS KERAWANAN DIMENSI PENYELENGGARAAN 1.80

Kategori skor IKP kerawanan RENDAH (0—1,99)

DIMENSI 2 KONTESTASI

4 Pencalonan (Variabel 4)

Dukungan ganda untuk calon perseorangan (Indikator 11) 5

Dukungan ganda dalam pencalonan oleh partai politik (Indikator 12) 5

Identifikasi petahana yang mencalonkan diri (Indikator 13) 5

Identifikasi sengketa pencalonan (Indikator 14) 5

5 Kampanye (Variabel 5)

Substansi materi kampanye dalam berbagai bentuk dan media (Indikator 15) 1

Pelaporan/peristiwa pratik politik uang (Indikator 16) 5

Penggunaan fasilitas negara dalam kampanye (Indikator 17) 5

6 Kontestan (Variabel 6)

Kepengurusan ganda partai politik (Indikator 18) 1

Konflik antar peserta (kandidat, tim sukses, pendukung) (Indikator 19) 3

7 Kekerabatan (Variabel 7)

Identifikasi hubungan keluarga/kekerabatan calon (Indikator 20) 1

INDEKS KERAWANAN DIMENSI KONTESTASI 3.60

Kategori skor IKP kerawanan TINGGI (3,00—5,00)

DIMENSI 3 PARTISIPASI

8 Hak Pilih (Variabel 8)

Pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya (Indikator 21) 5

Pemilih yang menggunakan hak pilihnya tetapi tidak terdaftar (Indikator 22) 1

9 Karakteristik Lokal (Variabel 9)

Angka kemiskinan masyarakat (Indikator 23) 5

INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PILGUB MALUKU UTARA 2018

KABUPATEN HALMAHERA TIMUR

Page 46: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

Tantangan geografis (Indikator 24) 3

Pengaruh pemuka agama/adat (Indikator 25) 1

Kondisi budaya patriarki (Indikator 26) 1

10 Pengawasan/kontrol masyarakat (Variabel 10)

Keberadaan pemantau pemilu (CSO, NGO, Ormas) (Indikator 27) 5

Partisipasi kelompok disabilitas (Indikator 28) 1

Pemberitaan media terhadap laporan masyarakat (Indikator 29) 1

Jumlah Laporan pelanggaran dan pemantauan oleh warga negara (Indikator 30) 5

Kekerasan terhadap pemilih (Indikator 31) 1

INDEKS KERAWANAN DIMENSI PARTISIPASI 2.64

Kategori skor IKP kerawanan SEDANG (2,00—2,99)

INDEKS KERAWANAN PEMILU PILKADA 2018 2.68

Kategori Skor IKP Kerawanan Sedang (Potensi kerawanan cenderung mudah terjadi terjadi dan perlu

mendapat perhatian dan antisipasi)

Page 47: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

NO. INDEKS KERAWANAN INDIKATOR SKORING

DIMENSI 1 PENYELENGGARAAN

1 Integritas Penyelenggara (Variabel 1)

Netralitas Penyelenggara (Indikator 1) 3

Penyalahgunaan wewenang penyelenggara (Indikator 2) 5

2 Profesionalitas Penyelenggara (Variabel 2)

Ketegasan penyelenggara dalam pelaksanaan tahapan (Indikator 4) 3

Penganggaran untuk penyelenggara pemilu (Indikator 3) 1

Kualitas daftar pemilih (indikator 5) 5

Penyediaan aksessibilitas informasi oleh penyelenggara (Indikator 6) 1

Dukungan kesekretariatan (Indikator 7) 1

3 Kekerasan terhadap Penyelenggara (Variabel 3)

Perusakan terhadap fasiltas penyelenggara (Indikator 8) 5

Kekerasan fisik terhadap penyelenggara (Indikator 9) 5

Intimidasi terhadap penyelenggara (Indikator 10) 5

INDEKS KERAWANAN DIMENSI PENYELENGGARAAN 3.40

Kategori skor IKP kerawanan TINGGI (3,00—5,00)

DIMENSI 2 KONTESTASI

4 Pencalonan (Variabel 4)

Dukungan ganda untuk calon perseorangan (Indikator 11) 5

Dukungan ganda dalam pencalonan oleh partai politik (Indikator 12) 5

Identifikasi petahana yang mencalonkan diri (Indikator 13) 1

Identifikasi sengketa pencalonan (Indikator 14) 1

5 Kampanye (Variabel 5)

Substansi materi kampanye dalam berbagai bentuk dan media (Indikator 15) 3

Pelaporan/peristiwa pratik politik uang (Indikator 16) 5

Penggunaan fasilitas negara dalam kampanye (Indikator 17) 5

6 Kontestan (Variabel 6)

Kepengurusan ganda partai politik (Indikator 18) 5

Konflik antar peserta (kandidat, tim sukses, pendukung) (Indikator 19) 3

7 Kekerabatan (Variabel 7)

Identifikasi hubungan keluarga/kekerabatan calon (Indikator 20) 1

INDEKS KERAWANAN DIMENSI KONTESTASI 3.40

Kategori skor IKP kerawanan TINGGI (3,00—5,00)

DIMENSI 3 PARTISIPASI

8 Hak Pilih (Variabel 8)

Pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya (Indikator 21) 5

Pemilih yang menggunakan hak pilihnya tetapi tidak terdaftar (Indikator 22) 5

9 Karakteristik Lokal (Variabel 9)

INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PILGUB MALUKU UTARA 2018

KABUPATEN HALMAHERA UTARA

Page 48: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

Angka kemiskinan masyarakat (Indikator 23) 3

Tantangan geografis (Indikator 24) 3

Pengaruh pemuka agama/adat (Indikator 25) 3

Kondisi budaya patriarki (Indikator 26) 5

10 Pengawasan/kontrol masyarakat (Variabel 10)

Keberadaan pemantau pemilu (CSO, NGO, Ormas) (Indikator 27) 5

Partisipasi kelompok disabilitas (Indikator 28) 1

Pemberitaan media terhadap laporan masyarakat (Indikator 29) 1

Jumlah Laporan pelanggaran dan pemantauan oleh warga negara (Indikator 30) 5

Kekerasan terhadap pemilih (Indikator 31) 5

INDEKS KERAWANAN DIMENSI PARTISIPASI 3.73

Kategori skor IKP kerawanan TINGGI (3,00—5,00)

INDEKS KERAWANAN PEMILU PILKADA 2018 3.51

Kategori Skor IKP Kerawanan Tinggi (Potensi kerawanan cenderung menguat dan signifikan, sehingga

perlu perhatian khusus dengan langkah-langkah untuk meminimalisasi potensi kerawanan)

Page 49: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

NO. INDEKS KERAWANAN INDIKATOR SKORING

DIMENSI 1 PENYELENGGARAAN

1 Integritas Penyelenggara (Variabel 1)

Netralitas Penyelenggara (Indikator 1) 1

Penyalahgunaan wewenang penyelenggara (Indikator 2) 1

2 Profesionalitas Penyelenggara (Variabel 2)

Ketegasan penyelenggara dalam pelaksanaan tahapan (Indikator 4) 1

Penganggaran untuk penyelenggara pemilu (Indikator 3) 1

Kualitas daftar pemilih (indikator 5) 5

Penyediaan aksessibilitas informasi oleh penyelenggara (Indikator 6) 1

Dukungan kesekretariatan (Indikator 7) 1

3 Kekerasan terhadap Penyelenggara (Variabel 3)

Perusakan terhadap fasiltas penyelenggara (Indikator 8) 5

Kekerasan fisik terhadap penyelenggara (Indikator 9) 1

Intimidasi terhadap penyelenggara (Indikator 10) 5

INDEKS KERAWANAN DIMENSI PENYELENGGARAAN 2.20

Kategori skor IKP kerawanan SEDANG (2,00—2,99)

DIMENSI 2 KONTESTASI

4 Pencalonan (Variabel 4)

Dukungan ganda untuk calon perseorangan (Indikator 11) 1

Dukungan ganda dalam pencalonan oleh partai politik (Indikator 12) 1

Identifikasi petahana yang mencalonkan diri (Indikator 13) 5

Identifikasi sengketa pencalonan (Indikator 14) 1

5 Kampanye (Variabel 5)

Substansi materi kampanye dalam berbagai bentuk dan media (Indikator 15) 1

Pelaporan/peristiwa pratik politik uang (Indikator 16) 3

Penggunaan fasilitas negara dalam kampanye (Indikator 17) 5

6 Kontestan (Variabel 6)

Kepengurusan ganda partai politik (Indikator 18) 1

Konflik antar peserta (kandidat, tim sukses, pendukung) (Indikator 19) 1

7 Kekerabatan (Variabel 7)

Identifikasi hubungan keluarga/kekerabatan calon (Indikator 20) 3

INDEKS KERAWANAN DIMENSI KONTESTASI 2.20

Kategori skor IKP kerawanan SEDANG (2,00—2,99)

DIMENSI 3 PARTISIPASI

8 Hak Pilih (Variabel 8)

Pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya (Indikator 21) 5

Pemilih yang menggunakan hak pilihnya tetapi tidak terdaftar (Indikator 22) 3

9 Karakteristik Lokal (Variabel 9)

INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PILGUB MALUKU UTARA 2018

KOTA TERNATE

Page 50: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

Angka kemiskinan masyarakat (Indikator 23) 3

Tantangan geografis (Indikator 24) 3

Pengaruh pemuka agama/adat (Indikator 25) 5

Kondisi budaya patriarki (Indikator 26) 1

10 Pengawasan/kontrol masyarakat (Variabel 10)

Keberadaan pemantau pemilu (CSO, NGO, Ormas) (Indikator 27) 3

Partisipasi kelompok disabilitas (Indikator 28) 1

Pemberitaan media terhadap laporan masyarakat (Indikator 29) 1

Jumlah Laporan pelanggaran dan pemantauan oleh warga negara (Indikator 30) 5

Kekerasan terhadap pemilih (Indikator 31) 3

INDEKS KERAWANAN DIMENSI PARTISIPASI 3.00

Kategori skor IKP kerawanan TINGGI (3,00—5,00)

INDEKS KERAWANAN PEMILU PILKADA 2018 2.47

Kategori Skor IKP Kerawanan Sedang (Potensi kerawanan cenderung mudah terjadi terjadi dan perlu

mendapat perhatian dan antisipasi)

Page 51: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

NO. INDEKS KERAWANAN INDIKATOR SKORING

DIMENSI 1 PENYELENGGARAAN

1 Integritas Penyelenggara (Variabel 1)

Netralitas Penyelenggara (Indikator 1) 3

Penyalahgunaan wewenang penyelenggara (Indikator 2) 5

2 Profesionalitas Penyelenggara (Variabel 2)

Ketegasan penyelenggara dalam pelaksanaan tahapan (Indikator 4) 1

Penganggaran untuk penyelenggara pemilu (Indikator 3) 3

Kualitas daftar pemilih (indikator 5) 5

Penyediaan aksessibilitas informasi oleh penyelenggara (Indikator 6) 1

Dukungan kesekretariatan (Indikator 7) 1

3 Kekerasan terhadap Penyelenggara (Variabel 3)

Perusakan terhadap fasiltas penyelenggara (Indikator 8) 1

Kekerasan fisik terhadap penyelenggara (Indikator 9) 5

Intimidasi terhadap penyelenggara (Indikator 10) 5

INDEKS KERAWANAN DIMENSI PENYELENGGARAAN 3.00

Kategori skor IKP kerawanan TINGGI (3,00—5,00)

DIMENSI 2 KONTESTASI

4 Pencalonan (Variabel 4)

Dukungan ganda untuk calon perseorangan (Indikator 11) 5

Dukungan ganda dalam pencalonan oleh partai politik (Indikator 12) 1

Identifikasi petahana yang mencalonkan diri (Indikator 13) 1

Identifikasi sengketa pencalonan (Indikator 14) 3

5 Kampanye (Variabel 5)

Substansi materi kampanye dalam berbagai bentuk dan media (Indikator 15) 3

Pelaporan/peristiwa pratik politik uang (Indikator 16) 5

Penggunaan fasilitas negara dalam kampanye (Indikator 17) 3

6 Kontestan (Variabel 6)

Kepengurusan ganda partai politik (Indikator 18) 1

Konflik antar peserta (kandidat, tim sukses, pendukung) (Indikator 19) 3

7 Kekerabatan (Variabel 7)

Identifikasi hubungan keluarga/kekerabatan calon (Indikator 20) 3

INDEKS KERAWANAN DIMENSI KONTESTASI 2.80

Kategori skor IKP kerawanan SEDANG (2,00—2,99)

DIMENSI 3 PARTISIPASI

INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PILGUB MALUKU UTARA 2018

KABUPATEN HALMAHERA TENGAH

Page 52: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

8 Hak Pilih (Variabel 8)

Pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya (Indikator 21) 3

Pemilih yang menggunakan hak pilihnya tetapi tidak terdaftar (Indikator 22) 5

9 Karakteristik Lokal (Variabel 9)

Angka kemiskinan masyarakat (Indikator 23) 5

Tantangan geografis (Indikator 24) 5

Pengaruh pemuka agama/adat (Indikator 25) 3

Kondisi budaya patriarki (Indikator 26) 1

10 Pengawasan/kontrol masyarakat (Variabel 10)

Keberadaan pemantau pemilu (CSO, NGO, Ormas) (Indikator 27) 3

Partisipasi kelompok disabilitas (Indikator 28) 1

Pemberitaan media terhadap laporan masyarakat (Indikator 29) 1

Jumlah Laporan pelanggaran dan pemantauan oleh warga negara (Indikator 30) 5

Kekerasan terhadap pemilih (Indikator 31) 5

INDEKS KERAWANAN DIMENSI PARTISIPASI 3.36

Kategori skor IKP kerawanan TINGGI (3,00—5,00)

INDEKS KERAWANAN PEMILU PILKADA 2018 3.05

Kategori Skor IKP Kerawanan Tinggi (Potensi kerawanan cenderung menguat dan signifikan, sehingga

perlu perhatian khusus dengan langkah-langkah untuk meminimalisasi potensi kerawanan)

Page 53: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

NO. INDEKS KERAWANAN INDIKATOR SKORING

DIMENSI 1 PENYELENGGARAAN

1 Integritas Penyelenggara (Variabel 1)

Netralitas Penyelenggara (Indikator 1) 3

Penyalahgunaan wewenang penyelenggara (Indikator 2) 5

2 Profesionalitas Penyelenggara (Variabel 2)

Ketegasan penyelenggara dalam pelaksanaan tahapan (Indikator 4) 3

Penganggaran untuk penyelenggara pemilu (Indikator 3) 1

Kualitas daftar pemilih (indikator 5) 5

Penyediaan aksessibilitas informasi oleh penyelenggara (Indikator 6) 1

Dukungan kesekretariatan (Indikator 7) 1

3 Kekerasan terhadap Penyelenggara (Variabel 3)

Perusakan terhadap fasiltas penyelenggara (Indikator 8) 5

Kekerasan fisik terhadap penyelenggara (Indikator 9) 5

Intimidasi terhadap penyelenggara (Indikator 10) 5

INDEKS KERAWANAN DIMENSI PENYELENGGARAAN 3.40

Kategori skor IKP kerawanan TINGGI (3,00—5,00)

DIMENSI 2 KONTESTASI

4 Pencalonan (Variabel 4)

Dukungan ganda untuk calon perseorangan (Indikator 11) 1

Dukungan ganda dalam pencalonan oleh partai politik (Indikator 12) 1

Identifikasi petahana yang mencalonkan diri (Indikator 13) 5

Identifikasi sengketa pencalonan (Indikator 14) 1

5 Kampanye (Variabel 5)

Substansi materi kampanye dalam berbagai bentuk dan media (Indikator 15) 3

Pelaporan/peristiwa pratik politik uang (Indikator 16) 5

Penggunaan fasilitas negara dalam kampanye (Indikator 17) 5

6 Kontestan (Variabel 6)

Kepengurusan ganda partai politik (Indikator 18) 5

Konflik antar peserta (kandidat, tim sukses, pendukung) (Indikator 19) 3

7 Kekerabatan (Variabel 7)

Identifikasi hubungan keluarga/kekerabatan calon (Indikator 20) 5

INDEKS KERAWANAN DIMENSI KONTESTASI 3.40

Kategori skor IKP kerawanan TINGGI (3,00—5,00)

DIMENSI 3 PARTISIPASI

INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PILGUB MALUKU UTARA 2018

KABUPATEN HALMAHERA SELATAN

Page 54: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

8 Hak Pilih (Variabel 8)

Pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya (Indikator 21) 5

Pemilih yang menggunakan hak pilihnya tetapi tidak terdaftar (Indikator 22) 1

9 Karakteristik Lokal (Variabel 9)

Angka kemiskinan masyarakat (Indikator 23) 3

Tantangan geografis (Indikator 24) 5

Pengaruh pemuka agama/adat (Indikator 25) 3

Kondisi budaya patriarki (Indikator 26) 1

10 Pengawasan/kontrol masyarakat (Variabel 10)

Keberadaan pemantau pemilu (CSO, NGO, Ormas) (Indikator 27) 5

Partisipasi kelompok disabilitas (Indikator 28) 1

Pemberitaan media terhadap laporan masyarakat (Indikator 29) 1

Jumlah Laporan pelanggaran dan pemantauan oleh warga negara (Indikator 30) 5

Kekerasan terhadap pemilih (Indikator 31) 5

INDEKS KERAWANAN DIMENSI PARTISIPASI 3.18

Kategori skor IKP kerawanan TINGGI (3,00—5,00)

INDEKS KERAWANAN PEMILU PILKADA 2018 3.33

Kategori Skor IKP Kerawanan Tinggi (Potensi kerawanan cenderung menguat dan signifikan, sehingga

perlu perhatian khusus dengan langkah-langkah untuk meminimalisasi potensi kerawanan)

Page 55: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

NO. INDEKS KERAWANAN INDIKATOR SKORING

DIMENSI 1 PENYELENGGARAAN

1 Integritas Penyelenggara (Variabel 1)

Netralitas Penyelenggara (Indikator 1) 5

Penyalahgunaan wewenang penyelenggara (Indikator 2) 3

2 Profesionalitas Penyelenggara (Variabel 2)

Ketegasan penyelenggara dalam pelaksanaan tahapan (Indikator 4) 1

Penganggaran untuk penyelenggara pemilu (Indikator 3) 1

Kualitas daftar pemilih (indikator 5) 5

Penyediaan aksessibilitas informasi oleh penyelenggara (Indikator 6) 1

Dukungan kesekretariatan (Indikator 7) 1

3 Kekerasan terhadap Penyelenggara (Variabel 3)

Perusakan terhadap fasiltas penyelenggara (Indikator 8) 5

Kekerasan fisik terhadap penyelenggara (Indikator 9) 5

Intimidasi terhadap penyelenggara (Indikator 10) 5

INDEKS KERAWANAN DIMENSI PENYELENGGARAAN 3.20

Kategori skor IKP kerawananTinggi(3,00—5,00)

DIMENSI 2 KONTESTASI

4 Pencalonan (Variabel 4)

Dukungan ganda untuk calon perseorangan (Indikator 11) 1

Dukungan ganda dalam pencalonan oleh partai politik (Indikator 12) 1

Identifikasi petahana yang mencalonkan diri (Indikator 13) 1

Identifikasi sengketa pencalonan (Indikator 14) 1

5 Kampanye (Variabel 5)

Substansi materi kampanye dalam berbagai bentuk dan media (Indikator 15) 1

Pelaporan/peristiwa pratik politik uang (Indikator 16) 1

Penggunaan fasilitas negara dalam kampanye (Indikator 17) 1

6 Kontestan (Variabel 6)

Kepengurusan ganda partai politik (Indikator 18) 5

Konflik antar peserta (kandidat, tim sukses, pendukung) (Indikator 19) 3

7 Kekerabatan (Variabel 7)

Identifikasi hubungan keluarga/kekerabatan calon (Indikator 20) 1

INDEKS KERAWANAN DIMENSI KONTESTASI 1.60

Kategori skor IKP kerawanan RENDAH (0—1,99)

DIMENSI 3 PARTISIPASI

INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PILGUB MALUKU UTARA 2018

KABUPATEN HALMAHERA BARAT

Page 56: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

8 Hak Pilih (Variabel 8)

Pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya (Indikator 21) 5

Pemilih yang menggunakan hak pilihnya tetapi tidak terdaftar (Indikator 22) 1

9 Karakteristik Lokal (Variabel 9)

Angka kemiskinan masyarakat (Indikator 23) 3

Tantangan geografis (Indikator 24) 3

Pengaruh pemuka agama/adat (Indikator 25) 1

Kondisi budaya patriarki (Indikator 26) 1

10 Pengawasan/kontrol masyarakat (Variabel 10)

Keberadaan pemantau pemilu (CSO, NGO, Ormas) (Indikator 27) 3

Partisipasi kelompok disabilitas (Indikator 28) 1

Pemberitaan media terhadap laporan masyarakat (Indikator 29) 3

Jumlah Laporan pelanggaran dan pemantauan oleh warga negara (Indikator 30) 1

Kekerasan terhadap pemilih (Indikator 31) 3

INDEKS KERAWANAN DIMENSI PARTISIPASI 2.27

Kategori skor IKP kerawanan SEDANG (2,00—2,99)

INDEKS KERAWANAN PEMILU PILKADA 2018 2.36

Kategori Skor IKP Kerawanan Sedang (Potensi kerawanan cenderung mudah terjadi terjadi dan perlu

mendapat perhatian dan antisipasi)

Page 57: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

NO. INDEKS KERAWANAN INDIKATOR SKORING

DIMENSI 1 PENYELENGGARAAN

1 Integritas Penyelenggara (Variabel 1)

Netralitas Penyelenggara (Indikator 1) 3

Penyalahgunaan wewenang penyelenggara (Indikator 2) 1

2 Profesionalitas Penyelenggara (Variabel 2)

Ketegasan penyelenggara dalam pelaksanaan tahapan (Indikator 4) 1

Penganggaran untuk penyelenggara pemilu (Indikator 3) 3

Kualitas daftar pemilih (indikator 5) 3

Penyediaan aksessibilitas informasi oleh penyelenggara (Indikator 6) 1

Dukungan kesekretariatan (Indikator 7) 1

3 Kekerasan terhadap Penyelenggara (Variabel 3)

Perusakan terhadap fasiltas penyelenggara (Indikator 8) 1

Kekerasan fisik terhadap penyelenggara (Indikator 9) 5

Intimidasi terhadap penyelenggara (Indikator 10) 5

INDEKS KERAWANAN DIMENSI PENYELENGGARAAN 2.40

Kategori skor IKP kerawanan SEDANG (2,00—2,99)

DIMENSI 2 KONTESTASI

4 Pencalonan (Variabel 4)

Dukungan ganda untuk calon perseorangan (Indikator 11) 1

Dukungan ganda dalam pencalonan oleh partai politik (Indikator 12) 5

Identifikasi petahana yang mencalonkan diri (Indikator 13) 5

Identifikasi sengketa pencalonan (Indikator 14) 1

5 Kampanye (Variabel 5)

Substansi materi kampanye dalam berbagai bentuk dan media (Indikator 15) 5

Pelaporan/peristiwa pratik politik uang (Indikator 16) 5

Penggunaan fasilitas negara dalam kampanye (Indikator 17) 5

6 Kontestan (Variabel 6)

Kepengurusan ganda partai politik (Indikator 18) 5

Konflik antar peserta (kandidat, tim sukses, pendukung) (Indikator 19) 1

7 Kekerabatan (Variabel 7)

Identifikasi hubungan keluarga/kekerabatan calon (Indikator 20) 1

INDEKS KERAWANAN DIMENSI KONTESTASI 3.40

Kategori skor IKP kerawanan TINGGI (3,00—5,00)

DIMENSI 3 PARTISIPASI

INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PILGUB MALUKU UTARA 2018

KABUPATEN KEPULAUAN SULA

Page 58: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

8 Hak Pilih (Variabel 8)

Pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya (Indikator 21) 5

Pemilih yang menggunakan hak pilihnya tetapi tidak terdaftar (Indikator 22) 5

9 Karakteristik Lokal (Variabel 9)

Angka kemiskinan masyarakat (Indikator 23) 5

Tantangan geografis (Indikator 24) 5

Pengaruh pemuka agama/adat (Indikator 25) 3

Kondisi budaya patriarki (Indikator 26) 1

10 Pengawasan/kontrol masyarakat (Variabel 10)

Keberadaan pemantau pemilu (CSO, NGO, Ormas) (Indikator 27) 3

Partisipasi kelompok disabilitas (Indikator 28) 1

Pemberitaan media terhadap laporan masyarakat (Indikator 29) 3

Jumlah Laporan pelanggaran dan pemantauan oleh warga negara (Indikator 30) 5

Kekerasan terhadap pemilih (Indikator 31) 1

INDEKS KERAWANAN DIMENSI PARTISIPASI 3.36

Kategori skor IKP kerawanan TINGGI (3,00—5,00)

INDEKS KERAWANAN PEMILU PILKADA 2018 3.05

Kategori Skor IKP Kerawanan Sedang (Potensi kerawanan cenderung mudah terjadi terjadi dan perlu

mendapat perhatian dan antisipasi)

Page 59: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

NO. INDEKS KERAWANAN INDIKATOR SKORING

DIMENSI 1 PENYELENGGARAAN

1 Integritas Penyelenggara (Variabel 1)

Netralitas Penyelenggara (Indikator 1) 1

Penyalahgunaan wewenang penyelenggara (Indikator 2) 1

2 Profesionalitas Penyelenggara (Variabel 2)

Ketegasan penyelenggara dalam pelaksanaan tahapan (Indikator 4) 1

Penganggaran untuk penyelenggara pemilu (Indikator 3) 1

Kualitas daftar pemilih (indikator 5) 3

Penyediaan aksessibilitas informasi oleh penyelenggara (Indikator 6) 1

Dukungan kesekretariatan (Indikator 7) 1

3 Kekerasan terhadap Penyelenggara (Variabel 3)

Perusakan terhadap fasiltas penyelenggara (Indikator 8) 1

Kekerasan fisik terhadap penyelenggara (Indikator 9) 1

Intimidasi terhadap penyelenggara (Indikator 10) 1

INDEKS KERAWANAN DIMENSI PENYELENGGARAAN 1.20

Kategori skor IKP kerawanan RENDAH (0—1,99)

DIMENSI 2 KONTESTASI

4 Pencalonan (Variabel 4)

Dukungan ganda untuk calon perseorangan (Indikator 11) 1

Dukungan ganda dalam pencalonan oleh partai politik (Indikator 12) 1

Identifikasi petahana yang mencalonkan diri (Indikator 13) 1

Identifikasi sengketa pencalonan (Indikator 14) 1

5 Kampanye (Variabel 5)

Substansi materi kampanye dalam berbagai bentuk dan media (Indikator 15) 1

Pelaporan/peristiwa pratik politik uang (Indikator 16) 5

Penggunaan fasilitas negara dalam kampanye (Indikator 17) 3

6 Kontestan (Variabel 6)

Kepengurusan ganda partai politik (Indikator 18) 1

Konflik antar peserta (kandidat, tim sukses, pendukung) (Indikator 19) 1

7 Kekerabatan (Variabel 7)

Identifikasi hubungan keluarga/kekerabatan calon (Indikator 20) 1

INDEKS KERAWANAN DIMENSI KONTESTASI 1.60

Kategori skor IKP kerawanan RENDAH (0—1,99)

DIMENSI 3 PARTISIPASI

INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PILGUB MALUKU UTARA 2018

KABUPATEN TALIABU

Page 60: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

8 Hak Pilih (Variabel 8)

Pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya (Indikator 21) 5

Pemilih yang menggunakan hak pilihnya tetapi tidak terdaftar (Indikator 22) 1

9 Karakteristik Lokal (Variabel 9)

Angka kemiskinan masyarakat (Indikator 23) 1

Tantangan geografis (Indikator 24) 1

Pengaruh pemuka agama/adat (Indikator 25) 1

Kondisi budaya patriarki (Indikator 26) 1

10 Pengawasan/kontrol masyarakat (Variabel 10)

Keberadaan pemantau pemilu (CSO, NGO, Ormas) (Indikator 27) 5

Partisipasi kelompok disabilitas (Indikator 28) 1

Pemberitaan media terhadap laporan masyarakat (Indikator 29) 3

Jumlah Laporan pelanggaran dan pemantauan oleh warga negara (Indikator 30) 5

Kekerasan terhadap pemilih (Indikator 31) 1

INDEKS KERAWANAN DIMENSI PARTISIPASI 2.27

Kategori skor IKP kerawanan SEDANG (2,00—2,99)

INDEKS KERAWANAN PEMILU PILKADA 2018 1.69

Kategori Skor IKP Kerawanan Rendah (Potensi kerawanan relatif rendah dan cenderung tidak rawan)

Page 61: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

NO. INDEKS KERAWANAN INDIKATOR SKORING

DIMENSI 1 PENYELENGGARAAN

1 Integritas Penyelenggara (Variabel 1)

Netralitas Penyelenggara (Indikator 1) 3

Penyalahgunaan wewenang penyelenggara (Indikator 2) 1

2 Profesionalitas Penyelenggara (Variabel 2)

Ketegasan penyelenggara dalam pelaksanaan tahapan (Indikator 4) 1

Penganggaran untuk penyelenggara pemilu (Indikator 3) 1

Kualitas daftar pemilih (indikator 5) 3

Penyediaan aksessibilitas informasi oleh penyelenggara (Indikator 6) 1

Dukungan kesekretariatan (Indikator 7) 1

3 Kekerasan terhadap Penyelenggara (Variabel 3)

Perusakan terhadap fasiltas penyelenggara (Indikator 8) 1

Kekerasan fisik terhadap penyelenggara (Indikator 9) 1

Intimidasi terhadap penyelenggara (Indikator 10) 5

INDEKS KERAWANAN DIMENSI PENYELENGGARAAN 1.80

Kategori skor IKP kerawanan RENDAH (0—1,99)

DIMENSI 2 KONTESTASI

4 Pencalonan (Variabel 4)

Dukungan ganda untuk calon perseorangan (Indikator 11) 3

Dukungan ganda dalam pencalonan oleh partai politik (Indikator 12) 1

Identifikasi petahana yang mencalonkan diri (Indikator 13) 1

Identifikasi sengketa pencalonan (Indikator 14) 3

5 Kampanye (Variabel 5)

Substansi materi kampanye dalam berbagai bentuk dan media (Indikator 15) 1

Pelaporan/peristiwa pratik politik uang (Indikator 16) 5

Penggunaan fasilitas negara dalam kampanye (Indikator 17) 5

6 Kontestan (Variabel 6)

Kepengurusan ganda partai politik (Indikator 18) 1

Konflik antar peserta (kandidat, tim sukses, pendukung) (Indikator 19) 3

7 Kekerabatan (Variabel 7)

Identifikasi hubungan keluarga/kekerabatan calon (Indikator 20) 3

INDEKS KERAWANAN DIMENSI KONTESTASI 2.60

Kategori skor IKP kerawanan SEDANG (2,00—2,99)

DIMENSI 3 PARTISIPASI

INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PILGUB MALUKU UTARA 2018

KABUPATEN PULAU MOROTAI

Page 62: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

8 Hak Pilih (Variabel 8)

Pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya (Indikator 21) 5

Pemilih yang menggunakan hak pilihnya tetapi tidak terdaftar (Indikator 22) 3

9 Karakteristik Lokal (Variabel 9)

Angka kemiskinan masyarakat (Indikator 23) 3

Tantangan geografis (Indikator 24) 5

Pengaruh pemuka agama/adat (Indikator 25) 3

Kondisi budaya patriarki (Indikator 26) 3

10 Pengawasan/kontrol masyarakat (Variabel 10)

Keberadaan pemantau pemilu (CSO, NGO, Ormas) (Indikator 27) 5

Partisipasi kelompok disabilitas (Indikator 28) 1

Pemberitaan media terhadap laporan masyarakat (Indikator 29) 1

Jumlah Laporan pelanggaran dan pemantauan oleh warga negara (Indikator 30) 5

Kekerasan terhadap pemilih (Indikator 31) 3

INDEKS KERAWANAN DIMENSI PARTISIPASI 3.36

Kategori skor IKP kerawanan TINGGI (3,00—5,00)

INDEKS KERAWANAN PEMILU PILKADA 2018 2.59

Kategori Skor IKP Kerawanan Sedang (Potensi kerawanan cenderung mudah terjadi terjadi dan perlu

mendapat perhatian dan antisipasi)

Page 63: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

NO. INDEKS KERAWANAN INDIKATOR SKORING

DIMENSI 1 PENYELENGGARAAN

1 Integritas Penyelenggara (Variabel 1)

Netralitas Penyelenggara (Indikator 1) 1

Penyalahgunaan wewenang penyelenggara (Indikator 2) 1

2 Profesionalitas Penyelenggara (Variabel 2)

Ketegasan penyelenggara dalam pelaksanaan tahapan (Indikator 4) 1

Penganggaran untuk penyelenggara pemilu (Indikator 3) 1

Kualitas daftar pemilih (indikator 5) 3

Penyediaan aksessibilitas informasi oleh penyelenggara (Indikator 6) 1

Dukungan kesekretariatan (Indikator 7) 1

3 Kekerasan terhadap Penyelenggara (Variabel 3)

Perusakan terhadap fasiltas penyelenggara (Indikator 8) 1

Kekerasan fisik terhadap penyelenggara (Indikator 9) 1

Intimidasi terhadap penyelenggara (Indikator 10) 1

INDEKS KERAWANAN DIMENSI PENYELENGGARAAN 1.20

Kategori skor IKP kerawanan RENDAH (0—1,99)

DIMENSI 2 KONTESTASI

4 Pencalonan (Variabel 4)

Dukungan ganda untuk calon perseorangan (Indikator 11) 5

Dukungan ganda dalam pencalonan oleh partai politik (Indikator 12) 1

Identifikasi petahana yang mencalonkan diri (Indikator 13) 3

Identifikasi sengketa pencalonan (Indikator 14) 3

5 Kampanye (Variabel 5)

Substansi materi kampanye dalam berbagai bentuk dan media (Indikator 15) 1

Pelaporan/peristiwa pratik politik uang (Indikator 16) 3

Penggunaan fasilitas negara dalam kampanye (Indikator 17) 5

6 Kontestan (Variabel 6)

Kepengurusan ganda partai politik (Indikator 18) 1

Konflik antar peserta (kandidat, tim sukses, pendukung) (Indikator 19) 3

7 Kekerabatan (Variabel 7)

Identifikasi hubungan keluarga/kekerabatan calon (Indikator 20) 1

INDEKS KERAWANAN DIMENSI KONTESTASI 2.60

Kategori skor IKP kerawanan SEDANG (2.00—2,99)

DIMENSI 3 PARTISIPASI

INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) PILGUB MALUKU UTARA 2018

KOTA TIDORE KEPULAUAN

Page 64: INDEKS KERAWANAN PEMILU (IKP) · Pemilu. Penyusunan IKP tersebut dilakukan dengan menggunakan 3 (t iga) aspek utama yang dijadikan sebagai alat ukur yang berkaitan dengan penyelenggaraan

8 Hak Pilih (Variabel 8)

Pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya (Indikator 21) 5

Pemilih yang menggunakan hak pilihnya tetapi tidak terdaftar (Indikator 22) 3

9 Karakteristik Lokal (Variabel 9)

Angka kemiskinan masyarakat (Indikator 23) 3

Tantangan geografis (Indikator 24) 3

Pengaruh pemuka agama/adat (Indikator 25) 5

Kondisi budaya patriarki (Indikator 26) 1

10 Pengawasan/kontrol masyarakat (Variabel 10)

Keberadaan pemantau pemilu (CSO, NGO, Ormas) (Indikator 27) 5

Partisipasi kelompok disabilitas (Indikator 28) 1

Pemberitaan media terhadap laporan masyarakat (Indikator 29) 1

Jumlah Laporan pelanggaran dan pemantauan oleh warga negara (Indikator 30) 5

Kekerasan terhadap pemilih (Indikator 31) 3

INDEKS KERAWANAN DIMENSI PARTISIPASI 3.18

Kategori skor IKP kerawanan TINGGI (3,00—5,00)

INDEKS KERAWANAN PEMILU PILKADA 2018 2.33

Kategori Skor IKP Kerawanan Sedang (Potensi kerawanan cenderung mudah terjadi terjadi dan perlu

mendapat perhatian dan antisipasi)