Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Farmasi Rumah Sakit-sutama
-
Upload
anonymous-ebmprp -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Farmasi Rumah Sakit-sutama
-
8/18/2019 Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Farmasi Rumah Sakit-sutama
1/6
42 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787
_______________________________________________
Volume 7, No. 4, Juli 2013 http://www.lpsdimataram.com
INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT UNIT PELAYANAN FARMASI
RUMAH SAKIT UMUM SUMBAWA TAHUN 2012
Oleh :
I Nyoman SutamaDosen Kopertis Wil.VIII pada UNSA
Abstrak: Kesehatan dapat diartikan investasi karena kesehatan adalah modal dasar yang sangat diperlukan
oleh segenap masyarakat untuk dapat beraktifitas sesuai dengan tugas dan kewajibannya masing-masing
sehingga mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat secara ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui indeks kepuasan masyarakat pada Unit Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Umum Sumbawa.
Sampel dalam penelitian sebanyak 150 orang pengunjung sebagai responden yang dimintai tanggapannya
terhadap pelayanan, kemudian penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data sesuai
dengan item item indek kpuasan masyarakata dalam Kepmen PAN tahun 2004 bederta pengolahannya
dengan hasil bahwa indek kepuasan masyarakat pada unit Farmasi Rumah Sakit Umum Sumbawa sangat
memuasan. Berdasarkan atas kesimpulan ini maka dapat disarankan kepada manajemen Rumah Sakit Umum
Sumbawa nahwa hasil ini dapay digunakan membuat kebijakan dalam pelayanan dan kepada ketua Unit
Pelayanan Farmasi agar memberikan pelatihan kepada petugas dalam memberikan pelayanan sehingga
masyarakat dapat percaya akan beradaan unit ini.
Kata Kunci: Indek Kepuasan, Unit Pelayanan Farmasi
Pendahuluan
Sesuai dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokok-
Pokok Kesehatan yang menyebutkan bahwa
kesehatan rakyat adalah salah satu modal pokok
dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa
dan mempunyai peranan penting dalam penyelesaianrevolusi nasional dan penyusunan masyarakat
sosialis Indonesia. Sehingga pemerintah harus
mengusahakan bidang kesehatan dengan sebaik-
baiknya, yaitu menyediakanpelayanan kesehatan
yang memadai dan dapat diakses dengan mudah oleh
masyarakat umum.
Namun harus diakui bahwa kualitas kesehatan
masyarakat Indonesia selama ini tergolong rendah.
Selama ini masyarakat, terutama masyarakat
miskin,cenderung kurang memperhatikan kesehatan
mereka. Hal ini dapat disebabkan karena rendahnya
tingkat pemahaman mereka akan pentingnyakesehatan dalam kehidupan, padahal kesadaran
rakyat tentang pemeliharaan dan perlindungan
kesehatan sangatlah penting untuk mencapai derajat
kesehatan yang setinggitingginya.
Tetapi, disisi lain, rendahnya derajat kesehatan
masyarakat dapat pula disebabkan oleh
ketidakmampuan mereka untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan karena mahalnya biaya
pelayanan yang harus dibayar. Tingkat kemiskinan
yang tinggi menyebabkan masyarakat miskin tidak
mampu memenuhi kebutuhan akan pelayanan
kesehatan yang tergolong mahal. Banyak penelitianempiris yang menyatakan bahwa kesehatan
berbanding terbalik dengan kemiskinan, dimana ada
kemiskinan maka masalah kesehatan akan semakin
nyata terjadi.
Biaya kesehatan yang mahal menjadi kendala bagi
masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang memadai. Ada beberapa faktor yangmendorong peningkatan biaya kesehatan, yaitu :
a. Sifat layanan itu sendiri, sifat dari pada suatu
layanan kesehatan adalah padat modal, padat
teknologi dan padat karya sehingga modal yang
harus ditanam semakin besar dan dibebankan
pada biaya perawatan.
b. Bagaimana negara memandang masalah
pelayanan kesehatan sebagai kebutuhan warga
negaranya dan bagaimana negara
menyelenggarakan dan memenuhi pelayanan
kesehatan yang diperlukan (Sulastomo, 2004 ;
42-43)Jika tidak segera diatasi, kondisi yang
sedemikian rupa akan memperparah kondisi
kesehatan masyarakat Indonesia, karena krisis
ekonomi telah meningkatkan jumlah masyarakat
miskin dan mengakibatkan naiknya biaya pelayanan
kesehatan, sehingga semakin menekan akses mereka
terhadap sektor ini karena biayanya yang semakin
tak terjangkau. Kemiskinan merupakan salah satu
persoalan utama yang dihadapi oleh Indonesia dari
tahun ke tahun. Masalah ini semakin lama semakin
tidak dapat terselesaikan, bahkan angka kemiskinan
di negara kita semakin lama semakin meninggi
-
8/18/2019 Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Farmasi Rumah Sakit-sutama
2/6
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 43
_______________________________________ http://www.lpsdimataram.com Volume 7, No. 4, Juli 2013
karena krisis ekonomi yang terus berkepanjangan
memperbesar jumlah penduduk miskin di Indonesia.Pelayanan kesehatan terhadap segenap warga
negara adalah menjadi tanggung jawab pemerintah
seperti yang diamanatkan dalam undang-undang.
Namun tidak dapat dipungkiri bila pelayanan
kesehatan khususnya dari sector publik masih
banyak kendala dan hambatan terutama dalam hal
kualitas pelayanan. Tingkat kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan dari sektor public masih cukup
rendah hal ini dibuktikan dari beberapa penelitian
empiris terhadap kualitas pelayanan di birokrasi
pemerintahan daerah.
Berdasarkan beberapa penelitian yang
dilakukan kalangan akademisi dan birokrat tentang
pelayanan publik di Indonesia, ternyata kondisinya
masih seringkali “ dianggap “ belum baik dan
memuaskan. Hal ini ditunjukkan dari kesimpulan
yang dibuat oleh Agus Dwiyanto, dkk dalam GDS
(Governance and Decentralization ) 2002 di 20propinsi di Indonesia tentang kinerja pelayanan
publik menyebutkan “… secara umum praktek
penyelenggaraan pelayanan public masih jauh dari
prinsip – prinsip tata pemerintahan yang baik “
(2003 : 102 ).
Kemudian kinerja pelayanan birokrasi publik di
Indonesia, berdasarkan laporan dari The World
Competitiveness Yearbook tahun 1999 berada padakelompok Negara-negara yang memiliki indeks
competitiveness paling rendah antara 100 negara
paling kompetitif di dunia (Cullen dan Cushman,
dalam Dwiyanto, dkk.,2002: 15).Sementara itu, kondisi masyarakat saat ini telah
terjadi suatu perkembangan yang sangat dinamis,
tingkat kehidupan masyarakat yang semakin baik,
merupakan indikasi dari empowering yang dialami
oleh masyarakat (Thoha dalam Widodo, 2001). Hal
ini berarti masyarakat semakin sadar akan apa yangmenjadi hak dan kewajibannya sebagai warga
negara dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Masyarakat semakin berani untuk
mengajukan tuntutan, keinginan dan aspirasinya
kepada pemerintah. Masyarakat semakin kritis dan
semakin berani untuk melakukan kontrol terhadapapa yang dilakukan oleh pemerintahnya.
Kesadaran akan hak-hak sipil yang terjadi di
masyarakat tidak lepas dari pendidikan politik yang
terjadi selama ini. Selama ini masyarakat cenderung
pasrah dan menerima terhadap apa yang mereka
dapatkan dari pelayanan aparatur pemerinta. Hal ini
lebih diakibatkkan karena sikap dari aparatur
pelayanan public yang tidak berorientasi pada
kepuasan masyarakat, pelayanan hanya bersifat
sekedar melayani tanpa disertai rasa peduli dan
empati terhadap pengguna layanan. Namum kondisi
yang terbuka seperti sekarang ini mengharuskan
aparatur sebagai pelayan publik lebih peduli lagi
terhadap hak-hak sipil khususnya dalam pelayananpublik.
Pemerintah di dalam menyelenggarakan
pelayanan publik masih banyak dijumpai
kekurangan sehingga jika dilihat dari segi kualitas
masih jauh dari yang diharapkan masyarakat. Hal ini
ditunjukkan dengan masih munculnya berbagai
keluhan masyarakat melalui media massa. Jika
kondisi ini tidak direspon oleh pemerintah maka
akan dapat menimbulkan citra yang kurang baik
terhadap pemerintah sendiri. Mengingat fungsi
utama pemerintah adalah melayani masyarakat maka
pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan
kualitas pelayanan publik ( Men PAN, 2004 : 5 )
Pelayanan merupakan tugas utama yang hakiki
dari sosok aparatur, sebagai abdi negara dan abdi
masyarakat. Tugas ini telah jelas digariskan dalam
pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yang
meliputi 4 (empat) aspek pelayanan pokok aparaturterhadap masyarakat, yaitu melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Dalam kondisi masyarakat seperti digambarkan
di atas, birokrasi public harus dapat memberikanlayanan publik yang lebih profesional, efektif,
sederhana, transparan, terbuka, tepat waktu,
responsif dan adaptif serta sekaligus dapat
membangun kualitas manusia dalam artimeningkatkan kapasitas individu dan masyarakatuntuk secara aktif menentukan masa depannya
sendiri (Effendi dalam Widodo, 2001). Arah
pembangunan kualitas manusia tadi adalah
memberdayakan kapasitas manusia dalam arti
menciptakan kondisi yang memungkinkan setiapanggota masyarakat mengembangkan kemampuan
dan kreativitasnya untuk mengatur dan menentukan
masa depannya sendiri.
Selain itu, dalam kondisi masyarakat yang
semakin kritis di atas, birokrasi publik dituntut harus
dapat mengubah posisi dan peran (revitalisasi)dalam memberikan pelayanan publik. Dari yang
suka mengatur dan memerintah berubah menjadi
suka melayanai, dari yang suka menggunakan
pendekatan kekuasaan, berubah menjadi suka
menolong menuju ke arah yang fleksibel kolaboratis
dan dialogis dan dari cara-cara yang sloganis menuju
cara-cara kerja yang realistikpragmatis (Thoha
dalam Widodo, 2001). Dengan revitalitas birokrasi
public (terutama aparatur pemerintah daerah) ini,
pelayanan publik yang lebih baik dan profesional
dalam menjalankan apa yang menjadi tugas dan
-
8/18/2019 Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Farmasi Rumah Sakit-sutama
3/6
44 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787
_______________________________________________
Volume 7, No. 4, Juli 2013 http://www.lpsdimataram.com
kewenagan yang diberikan kepadanya dapat
terwujud.Secara teoritis sedikitnya ada tiga fungsi utama
yang harus dijalankan oleh pemerintah tanpa
memandang tingkatannya, yaitu fungsi pelayan
masyarakat ( public service function), fungsi
pembangunan (development function) dan fungsi
perlindungan ( protection function).
Hal yang terpenting kemudian adalah sejauh
mana pemerintah dapat mengelola fungsi-fungsi
tersebut agar dapat menghasilkan barang dan jasa
(pelayanan) yang ekonomis, efektif, efisien dan
akuntabel kepada seluruh masyarakat yang
membutuhkannya. Selain itu, pemerintah dituntut
untuk menerapkan prinsip equity dalam menjalankan
fungsi-fungsi tadi. Artinya pelayanan pemerintah
tidak boleh diberikan secara diskriminatif.
Pelayanan diberikan tanpa memandang status,
pangkat, golongan dari masyarakat dan semua warga
masyarakat mempunyai hak yang sama ataspelayanan-pelayanan tersebut sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Pemberian pelayanan publik oleh aparatur
pemerintah kepada masyarakat sebenarnya
merupakan implikasi dari fungsi aparat negara
sebagai pelayan masyarakat. Karena itu, kedudukan
aparatur pemerintah dalam pelayanan umum ( public
services) sangat strategis karena akan sangatmenentukan sejauhmana pemerintah mampu
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi
masyarakat, yang dengan demikian akan
menentukan sejauhmana negara telah menjalankanperannya dengan baik sesuai dengan tujuanpendiriannya.
Dipandang dari sudut ekonomi, pelayanan
merupakan salah satu alat pemuas kebutuhan
manusia sebagaimana halnya dengan barang. Namun
pelayanan memiliki karakteristik tersendiri yangberbeda dari barang. Salah satu yang
membedakannya dengan barang, sebagaimana
dikemukakan oleh Gasperz (1994), adalah outputnya
yang tidak berbentuk (intangible output ), tidak
standar, serta tidak dapat disimpan dalam inventori
melainkan langsung dapat dikonsumsipada saat produksi. Karakteristik pelayanan
sebagaimana yang dikemukakan Gasperz tadi secara
jelas membedakan pelayanan dengan barang,
meskipun sebenarnya kaduanya merupakan alat
pemuas kebutuhan. Sebagai suatu produk yang
intangible, pelayanan memiliki dimensi yang
berbeda dengan barang yang bersifat tangible.
Produk akhir pelayanan tidak memiliki karakteristik
fisik sebagaimana yang dimiliki oleh barang. Produk
akhir pelayanan sangat tergantung dari proses
interaksi yang terjadi antara layanan dengan
konsumen.
Dalam konteks pelayanan publik, dikemukakan
bahwa pelayanan umum adalah mendahulukankepentingan umum, mempermudah urusan publik,
mempersingkat waktu pelaksanaan urusan publik
dan memberikan kepuasan kepada publik
(publik/umum). Senada dengan itu, Moenir (1992)
mengemukakan bahwa pelayanan publik adalah
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan landasan faktor material
melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam
usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai
dengan haknya. Mengingat kesehatan merupakan
aspek penting dalam kehidupan masyarakat maka
penelitian ini memfokuskan pada indek kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan Unit Farmasi Rumah
Sakit Umum Sumbawa.
Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk kedalam penelitiandeskriptif karena dari penelitian ini akan
memperoleh gambaran tentang indeks kepuasan
masyarakat di Unit Pelayanan Farmasi di RumahSakit Umum Sumbawa, penelitian ini juga termasuk
penelitian Ex Post Facto adalah suatu penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui peristiwa yang
telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang
untuk mengetahui pengalaman pengalaman yang
pernah diperoleh selama berkunjung ke Unit
Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Umum Sumbawa.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data kuantitatif karena data yang akandiperoleh berupa angka dari pemberian skor pada
masing masing unit pelayanan, sedangkan data
kualitatif digunakan berupa keterangan keterangan
tentang pelayanan yang belum termasuk kedalam
salah satu unsur unsur pelayanan yang telah
ditetapkan. Sumber data dalam penelitian ini adalah
data primer karena data yang akan dioleh langsung
diperoleh dari kuesioner yang telah diisi oleh
responden.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
masyarakat yang datang memanfaatkan fasilitas Unit
Pelayanan Farmasi pada Rumah Sakit UmumSumbawa . Sampel dalam penelitian ini ditetatapkan
sebanyak 150 responden dengan alasan karena
sesuai persyaratan minimal adalah ; jumlah unsur +
1 x 10, ( 14 + 1 ) = 15 X 10 = 150.
Untuk memperoleh data yang akurat dan
obyektif menggunakan kuesioner yang berisikan
tentang 14 unsur pelayanan dengan bobot skor 1 – 4
dimana untuk skor 1 termasuk katagori tidak baik,
skor 2 termasuk kata gori kurang baik, skor 3
termasuk katagori baik dan skor 4 termasuk katagori
sangat baik sesuai yang telah ditetapkan dan
diberikan kepada responden pada saat berkunjung ke
unit Farmasi Rumah Sakit Sumbawa dipandu
-
8/18/2019 Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Farmasi Rumah Sakit-sutama
4/6
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 45
_______________________________________ http://www.lpsdimataram.com Volume 7, No. 4, Juli 2013
peneliti. Nilal Indeks Kepuasan Masyarakat
dianalisa dengan menggunakan Keputusan MenteriPAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003 yaitu melalui
"nilai rata-rata tertimbang" masing-masing unsur
pelayanan. Dalam penghitungan indeks kepuasan
masyarakat terhadap 14 unsur pelayanan yang dikaji,
setiap unsur pelayanan memiliki penimbang yang
sama dengan rumus sebagai berikut
Untuk memperoleh nilai IKM unit pelayanan
digunakan pendekatan nilai rata-rata tertimbang
dengan rumus sebagai berikut:
Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaianIKM yaitu antara 25 - 100 maka hasil penilaian
tersebut di atas dikonversikan dengan nilai dasar 25,
dengan rumus sebagai berikut
IKM Unit pelayanan x 25
Memberikan bobot yang berbeda terhadap 14 (empat
belas) unsur yang dominan dalam unit pelayanan,
dengan catatan jumlah bobot seluruh unsur tetap 1.
Tabel 1. Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval
Konversi IKM, Mutu Pelayanan dan
Kinerja Unit Pelayanan
N I L A I
P E R S E P S I
N I L A I
I N T E R V A L
I K M
I N I L A I
I N T E R V A L
K O N V E R S I
I K M
M U T U
P E L A Y A N A N
K I N E R J A U N I T
P E L A Y A N A N
1 1,00 – 1,75 25 – 43,75 D Tidak baik
2 1,76 – 2,50 43,76 – 62,50 CKurang
baik
3 2,51 – 3,25 62,51 – 81,25 B Baik
4 3,26 – 4,00 81,26 – 100,00 ASangatbaik
Analisis Data
Dari 150 responden yang mengisi kuesioner
semua masuk kemudian dianalisis nilai IndeksKepuasan Masyarakat (IKM) dengan menggunakan
“ nilai rata rata tertimbang masing masing unsur
pelayanan dengan hasil seperti pada tabel 2.
Berdasarkan data tersebut di atas maka
diperoleh hasil Nilai Indeks sebesar “ 3,49. Dengandemikian nilai indeks kepuasan masyarakat dapat
dihitung dengan mengalikan dengan nilai dasar yaitu
25 sehingga nilai IKM setelah dikonversikan
menjadi ; 3,49 X 25 = 87,25, hal ini menunjukkan
nilai pelayanan A, dengan kreteria kinerja unit
pelayanan termasuk katagori sangat baik
Tabel 2. Tentang nilai rata rata tertimbang masing
masing unsur pelayanan
No Unsur Pelayanan Nilai Unsur
Pelayanan
1 Prosedur Pelayanan 3,53
2 Persyaratan Pelayanan 3,5
3 Kejelasan Petugas
Pelayanan
3,5
4 Kedisiplinan Petugas 3,58
5 Tanggung Jawab Petugas
Pelayanan
3,5
6 Kemampuan Petugas
Pelayanan
3,48
7 Kecepatan Pelayanan 3,49
8 Keadilan mrndapatkan
pelayanan
3,43
9 Kesopanan dan keramahan
petugas
3,37
10 Kewajaran biaya
pelayanan
3,46
11 Kepastian biaya pelayanan 3,5
12 Kepastian jadual
pelayanan
3,67
13 Kenyaman lingkungan 3,51
14 Kenyaman pelayanan 3,47
Jumlah 48,99
Pembahasan
Berdasarkan atas perhitungan di atas maka
dapat diuraikan hasil daei masing masing unsure
pelayanan sebagai berikut:
Unsur pelayanan:
1. Prosedur Pelayanan memperoleh hasil 3,53
termasuk kinerja pelayanan A yang artinyasangat baik hal ini menunjukkan bahwa pada
prosedur pelayanan ditanggapi oleh masyarakat
yang menggunakan unit pelayanan farmasi pada
Rumah Sakit Umum Sumbawa sangat mudah
dan birokasi sederhana
2.
Persyaratan Pelayanan memperoleh hasil 3,5termasuk kinerja pelayanan A yang artinya
sangat baik hal ini menunjukkan bahwa pada
persyaratan pelayanan ditanggapi oleh
masyarakat yang menggunakan unit pelayananfarmasi pada Rumah Sakit Umum Sumbawa
sangat mudah dan tidak dirasakan membebani
3.
Kejelasan Petugas Pelayanan memperoleh hasil
3,5 termasuk kinerja pelayanan A yang artinya
sangat baik hal ini menunjukkan bahwa padakejelasan petuas pelayanan ditanggapi oleh
masyarakat yang menggunakan unit pelayanan
farmasi pada Rumah Sakit Umum Sumbawa
-
8/18/2019 Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Farmasi Rumah Sakit-sutama
5/6
46 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787
_______________________________________________
Volume 7, No. 4, Juli 2013 http://www.lpsdimataram.com
diterima sangat jelas dan mudah dimengerti
tidak membingungkan warga4.
Kedisiplinan Petugas memperoleh hasil 3,58
termasuk kinerja pelayanan A yang artinya
sangat baik hal ini menunjukkan bahwa pada
kedisiplinan petugas pelayanan ditanggapi oleh
masyarakat yang menggunakan unit pelayanan
farmasi pada Rumah Sakit Umum Sumbawa
diterima sangat disiplin sehingga warga
masyarakat tidak merasa kecewa.
5. Tanggung Jawab Petugas Pelayanan
memperoleh hasil 3,5 termasuk kinerja
pelayanan A yang artinya sangat baik hal ini
menunjukkan bahwa pada tanggung jawab
petuas pelayanan ditanggapi oleh masyarakat
yang menggunakan unit pelayanan farmasi pada
Rumah Sakit Umum Sumbawa diterima sangat
bertanggung jawab sehingga warga
amasyarakat yang dating ke unit ini tidak ada
keraguan sedikitpun6.
Kemampuan Petugas Pelayanan memperoleh
hasil 2,48 termasuk kinerja pelayanan C yang
artinya kurang baik, hal ini menunjukkan
bahwa pada kemampuan petugas pelayanan
ditanggapi oleh masyarakat yang menggunakan
unit pelayanan farmasi pada Rumah Sakit
Umum Sumbawa diterima kurang sehingga
warga amasyarakat yang datang ke unit inikurang percaya
7.
Kecepatan Pelayanan memperoleh hasil 3,49
termasuk kinerja pelayanan A yang artinya
sangat baik hal ini menunjukkan bahwa padakecepatan pelayanan petugas pelayananditanggapi oleh masyarakat yang menggunakan
unit pelayanan farmasi pada Rumah Sakit
Umum Sumbawa diterima sangat cepat
sehingga warga amasyarakat yang datang ke
unit ini tidak merasa menunggu terlalu lama.8.
Keadilan mendapatkan pelayanan memperoleh
hasil 3,43 termasuk kinerja pelayanan A yang
artinya sangat baik hal ini menunjukkan bahwa
pada tanggung jawab petuas pelayanan
ditanggapi oleh masyarakat yang menggunakan
unit pelayanan farmasi pada Rumah SakitUmum Sumbawa diterima sangat adil sehingga
warga amasyarakat yang datang ke unit ini
merasa diperlakukana sama dengan yang lain
9. Kesopanan dan keramahan petugas
memperoleh hasil 3,37 termasuk kinerja
pelayanan A yang artinya sangat baik hal ini
menunjukkan bahwa pada kesopanan dan
keramahan petuas pelayanan ditanggapi oleh
masyarakat yang menggunakan unit pelayanan
farmasi pada Rumah Sakit Umum Sumbawa
diterima sangat sopan dan eamah sehingga
warga amasyarakat yang datang ke unit ini
merasa menapatakan perhatian dan
diperlakukan dengan baik.10.
Kewajaran biaya pelayanan memperoleh hasil
3,46 termasuk kinerja pelayanan A yang artinya
sangat baik hal ini menunjukkan bahwa pada
kewajaran biaya pelayanan ditanggapi oleh
masyarakat yang menggunakan unit pelayanan
farmasi pada Rumah Sakit Umum Sumbawa
diterima sangat wajar sehingga warga
masyarakat yang datang ke unit ini tidak
mengeluh karena biaya yang harus
dibayarkan
11. Kepastian biaya pelayanan memperoleh hasil
3,5 termasuk kinerja pelayanan A yang artinya
sangat baik hal ini menunjukkan bahwa pada
kepastian biaya pelayanan ditanggapi oleh
masyarakat yang menggunakan unit pelayanan
farmasi pada Rumah Sakit Umum Sumbawa
diterima sangat baik sehingga warga
masyarakat yang datang ke unit ini tidak adakeraguan sedikitpun
12. Kepastian jadual pelayanan memperoleh hasil
3,67 termasuk kinerja pelayanan A yang artinya
sangat baik hal ini menunjukkan bahwa pada
kepastian jadual pelayanan ditanggapi oleh
masyarakat yang menggunakan unit pelayanan
farmasi pada Rumah Sakit Umum Sumbawa
diterima sangat bertanggung jawab sehinggawarga masyarakat yang datang ke unit ini
mengetahui jam kerja
13.
Kenyaman lingkungan memperoleh hasil 3,51
termasuk kinerja pelayanan A yang artinyasangat baik hal ini menunjukkan bahwa padakenyamanan kingkungan pelayanan ditanggapi
oleh masyarakat yang menggunakan unit
pelayanan farmasi pada Rumah Sakit Umum
Sumbawa diterima sangat nyaman sehingga
warga amasyarakat yang datang ke unit inimerasakan adanya kesejukan
14.
Kenyaman pelayanan memperoleh hasil 3,47
termasuk kinerja pelayanan A yang artinya
sangat baik hal ini menunjukkan bahwa pada
lenyamanan pelayanan ditanggapi oleh
masyarakat yang menggunakan unit pelayananfarmasi pada Rumah Sakit Umum Sumbawa
diterima sangat baik sehingga warga
masyarakat yang datang ke unit ini tidak ada
keraguan sedikitpun terhadap pelayanan.
Penutup
a. SimpulanBerdasarkan atas hasil pengolahan data dan
pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
secara keseluruhan Indeks Kepuasan Masyarakat
Unit Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Umum
Sumbawa Tahun 2012 sangat baik
-
8/18/2019 Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Farmasi Rumah Sakit-sutama
6/6
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 47
_______________________________________ http://www.lpsdimataram.com Volume 7, No. 4, Juli 2013
b. Saran1. Kepada Manajemen Rumah Sakit Umum
Sumbawa hasil penelitian ini dapat digunakan
untuk membuat kebijakan tentang pelayanan
pada unit unit yang lain
2.
Kepada Kepala Unit Pelayanan Farmasi RumahSakit Sumbawa agar memberikan pelatihan
secara kontinu kepada petugas pelayanan untuk
meningkatkan kemampuan pelayanan.
3.
Kepada Petugas pelayanan pada Unit Farmasi
Rumah Sakit Umum Sumbawa agar selalu
memberikan pelayanan yang lebih baik dan
tulus.
Daftar Pustaka
Gasperz, Vincent, 1997. Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa, PT. GramediaPustaka, Jakarta
_________, 1997, Total Quality Management , PT.
Gramedia Pustaka, Jakarta Gerson,
Richard F., 2002, Mengukur Kepuasan
Pelanggan, Terjemahan, PPM, Jakarta.
Gibson, James L., Ivancevich, John M., Donnely
JR., James H., 1996, Organisasi,
Perilaku, Struktur, Proses, EdisiKedelapan, Binarupa Aksara, Jakarta.
Kepmen PAN No. 25/M.PAN/2/2004 tentangPedoman Umum Penyusunan Indeks
Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan
Instansi Pemerintah.
Kepmen PAN No. 63/M.PAN/7/2003 tentang
Pedoman Umum Penyusunan IndeksKepuasan Masyarakat Unit Pelayanan
Instansi Pemerintah.
Nazir, Moh. ( 1985 ). Metode Penelitian. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Parasuraman A, Valarie A Zeithaml & Leonard L.
Berry, 1994,” Reassesment of
Konseptual, Penerapan Citizen’s
Charter & SPM. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Supranto, J., 1997, Pengukuran Tingkat Kepuasan
Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa
Pasar, Rineka Cipta, Jakarta.
Tjiptono, Fandy, 2002, Manajemen Jasa, Cetkan
ketiga, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 1992 Tentang Kesehatan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 1960 Tentang Pokok-Pokok
Kesehatan
Zeithaml, Valarie A., (et.al), 1985 , Servqual : A
Multiple-Item Scale for Measuring
Consumer Perceptions of ServiceQuality dalam Journal of Retailing,
Spring.
Zeithaml, Valarie A., (et.al), 1990, Delivering
Quality Services : BalancingCustomer
Perceptions and Expectations, The Free
Press, A Division of Macmillan Inc.,
New York.