Indahnya Cinta Karena Allah

download Indahnya Cinta Karena Allah

of 10

Transcript of Indahnya Cinta Karena Allah

  • 8/14/2019 Indahnya Cinta Karena Allah

    1/10

    Indahnya Cinta karena AllahPublikasi 22/07/2002 10:47 WIBeramuslim - Sesungguhnya dalam Islam, cinta dan keimanan adalah ibarat dua sisi mata uang. Antara yang satu

    dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Cinta tidak dapat digambarkan tanpa iman. Dan iman pun tidak dapat

    dibayangkan tanpa cinta. Dengan cinta dan keimanan inilah hati setiap mukmin yang satu dengan lainnya terikatkuat. Bila mukmin yang satu sakit, maka mukmin yang lain pun merasakan hal yang sama. Karenanya, tak

    berlebihan bila seorang ulama Mesir yang telah syahid, Al Ustadz Imam Hasan Al-Banna mengatakan bahwa

    dengan dua sayap inilah Islam diterbangkan setinggi-tingginya ke langit kemuliaan. Bagaimana tidak, jikalau

    dengan iman dan cinta, persatuan ummat akan terbentuk dan permasalah pun akan terpecahkan.

    "Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang

    lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang maruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan sholat, menunaikan

    zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rosul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya

    Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."(Qs. At Taubah : 71).

    Hal itu juga tidak lain karena orang mukmin itu laksana sebuah bangunan. Bagian yang satu akan mengokohkanbagian yang lain. Sebaliknya, jika bagian yang satu hancur, maka yang lain pun akan merasakan kehancurannya.

    Karena itu, hadits Rasulullah saw juga menegaskan: "Gambaran orang-orang beriman dalam hal saling mencintai,saling mengasihi, dan saling berempat di antara sesama mereka adalah laksana satu tubuh, jika ada sebagian dari

    anggota tubuh yang sakit, maka seluruh anggota tubuh akan ikut merintih, merasakan demam, dan tak bisa tidur."Sejarah Islam telah menggoreskan pena emasnya, betapa para generasi pendahulu kita mempunyai kehidupan yang

    sangat mulia dan jarang kita temui dalam kehidupan kita saat ini. Mereka selalu saling tolong menolong,

    sepenanggungan dalam suka dan duka, mempunyai rasa empati yang tinggi, dan selalu mengutamakan kepentingan

    saudara seimannya daripada kepentingannya sendiri (itsar).

    Abu Bakar as Shiddiq, misalnya, beliau rela menginfaqkan seluruh hartanya demi kejayaan Islam. Ketika Rasulullah

    saw menanyakan pada beliau, "Harta apakah yang kamu tinggalkan untuk anak-anakmu?" Beliau menjawab, "Saya

    tinggalkan Allah dan Rasul-Nya untuk mereka." Karena kedermawanan dan keikhlasan Abu Bakar inilah, maka

    Rasulullah saw bersabda: "Tidak ada harta seorang pun yang memberikan manfaat kepadaku melebihi harta Abu

    bakar."

    Kaum Anshor pun tak kalah tingginya memiliki sifat itsar. Dalam sebuah kisah disebutkan bahwa suatu hari kaum

    Anshor datang menemui Rasulullah saw mengutarakan pendapatnya, "Wahai Rosulullah bagilah menjadi dua tanahyang kami miliki untuk kami dan saudara kami muhajirin". Rasulullah menjawab, "Jangan lakukan itu, tapi

    cukupilah kebutuhan mereka dan bagilah hasil panen kepada mereka. Sesungguhnya tanah ini adalah milik kalian".Maka kaum Ansor berkata, "kami ridho atas keputusan engkau wahai Rasulullah."

    Dalam kisah lain juga disebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah saw menawarkan kepada para sahabat, siapakah di

    antara mereka yang bersedia menjamu tamu Rasulullah saw, maka salah seorang dari kaum Anshor berdiri dan

    menyatakan kesediaannya. Padahal, ketika ia pergi enemui keluarganya, teryata istrinya mengatakan bahwa mereka

    tidak mempunyai makanan, kecuali untuk anak-anaknya. Maka, orang Anshor ini mengatakan kepada istrinya,

    "Kalau begitu, bila anak-anak hendak makan malam, tidurkanlah mereka. Dan kemarilah kamu, matikan lampu,

    tidak apa-apa kita tidak makan pada malam ini."Pagi-pagi sekali, ketika orang Anshor ini datang kepada Rasululloh saw, bersabdalah beliau, "Allah kagum atas

    perbuatan si fulan dan fulanah." Maka Alloh swt berfirman: "Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinahdan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah

    kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada

    mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri.Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya,

    mereka itulah orang-orang yang beruntung."(Qs.Al Hasyr :9).

    Akhlaq mulia kaum Anshor dalam mengutamakan kepentingan kaum muhajirin tidak hanya sampai di situ. Dalamhadits disebutkan bahwa kaum Anshor berkata kepada kaum Muhajirin agar mereka memilih salah satu dari dua

    istrinya yang mereka senangi. Kemudian kaum Anshor akan menceraikan istri tersebut lalu menikahkannya dengan

    istri yang telah diceraikannya itu.

    Sifat itsarjuga melahirkan refleks-refleks yang tidak dibuat-buat, tapi murni dari hati yang salim (bersih). dalam

    satu peperangan dikisahkan, seorang mukmin terkena pukulan pedang musuh di tengkuknya. Ia tidak berteriak atau

  • 8/14/2019 Indahnya Cinta Karena Allah

    2/10

    mengaduh karena sakit, tapi ia langsung jatuh tersungkur dan pada akhirnya syahidnya menjemputkan . Tetapi yang

    menakjubkan ketika mukmin itu terpukul pedang tersebut, justru mukmin lain yang melihatnya lah yang mengaduh

    kesakitan dan merasakan perihnya ketajaman pedang menembus tubuhnya, seakan-akan pukulan itu mengenai

    dirinya. Dan ucapan yang terlontar dari mulut mukmin yang mengaduh tersebut adalah, "Saudaraku, engkau

    mendahuluiku menuju surga!" Ucapan itu merupakan refleksi kebahagiaan dari seorang mukmin melihat indahnyamasa depan yang akan dialami oleh mukmin lainnya.

    Kisah lain yang tak kalah mengesankan indahnya ukhuwah adalah suatu ketika sepasukan dari kaum musliminkeluar untuk berperang. Posisi antara pasukan kaum muslimin dengan musuh terbatasi oleh sebuah sungai. Kedua

    pasukan tersebut saling berhadapan. Komandan pasukan muslim berkata, "Bagaimana pendapat kalian menghadapi

    musuh-musuh kalian, sementara mereka bisa memperoleh perbekalan dan air tanpa harus susah payah? Bagaimana

    pendapat kalian?" Salah seorang dari mereka kemudian menjawab, "Kita seberangi saja sungai ini, lalu kita perangi

    mereka di tempat mereka berada." Mereka pun akhirnya menceburkan diri bersama kuda-kuda mereka melintasi

    sungai agar dapat bertempur dengan musuh. Di depan mereka terlihat pasukan musuh sudah siap siaga untukmenghunuskan pedang mereka. Tiba-tiba, salah seorang di antara pasukan kaum muslimin ada yang berteriak, "Qab

    (Kantung air bejana yang terbuat dari kayu) ku Qab-kujatuh ke air". Sang komandan pun berkata,

    "Carilah dulu Qab milik saudara kalian yang hilang". Mereka pun sibuk mencarinya. Sementara, pasukan musuh

    sedang menanti mereka dan kematian pun mengitari kepala mereka. Ketika komandan pasukan musuh itu melihat

    perilaku pasukan muslim, ia berkata, "Apa-apaan mereka itu?" Bawahannya menjawab, "Salah seorang dari mereka

    kehilangan Qab-nya, dan mereka pun sibuk mencarinya."

    Komandan ini pun berkata, "Jika karena masalah Qab saja mereka sudah seperti itu, lalu bagaimana jika kalian

    membunuh salah seorang saja dari mereka? Pasukan.......! Berdamai sajalah dengan mareka sesuai dengan apa yangmereka inginkan!"

    Subhanallah, demikianlah sejarah kaum salaf telah memperlihatkan kepada kita bahwa kumpulan manusia ituseluruhnya adalah laksana satu tubuh, melakukan aktivitas yang satu, serta merasakan perasaan yang sama, walau

    pun dalam kondisi yang teramat sulit. Dan Betapa 'pancaran ukhuwah' saja telah mampu mengalahkan musuh dan

    memenangkan kaum mukminin, sekaligus menaklukkan kota itu.

    Itulah buah dari persaudaraan dan kesatuan yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Kemesraan ukhuwah seperti itu

    tidaklah terbentuk begitu saja, sikap takaful(saling membantu) yang mereka lakukan terbentuk karena ada proses

    lain yang sebelumnya mereka jalin. Kemesraan ukhuwah tersebut mereka mulai melalui proses taarufatau saling

    mengenal. Dari mulai fisik, karakter, kadar keseriusan taqarruf(kedekatan) pada Allah, kesenangannya, latar

    belakang keluarga, dan sebagainya.Taaruf yang baik akan meminimalisir kekeringan dan keretakan hubungan sesama muslim. Ia juga dapat membuat

    hati menjadi lembut serta mampu melenyapkan bibit perpecahan. Bila wilayah taaruf telah terbentang, maka akan

    tumbuh sifat tafahum (saling memahami). Sikap tafahum akan menjaga kesegaran dalam berukhuwah. Karena,ketika keterpautan hati telah terjalin maka timbul sikap saling toleransi, dan saling kompromi pada hal-hal yang

    mubah (boleh) sehingga akan membuat hubungan satu sama lain menjadi lebih harmonis. Puncak tafahum adalah

    ketika seorang mukmin dengan mukmin lainnya dapat berbicara dan berpikir dengan pola yang sama.

    Setelah dua proses itu berjalan barulah terbentuk sikap takaful yang darinya lahir sifat itsar, puncak amal ukhuwah

    Islamiyah.Sungguh, kemesraan 'pancaran ukhuwah' yang telah dicontohkan oleh generasi dahulu adalah ukhuwah Islamiyah

    yang tak lapuk oleh waktu dan musim. Ia akan panjang usia dan kekal hingga hari akhirat kelak. Oleh karenanya,

    patutlah kita bercermin pada generasi awal Islam dan para salafussalih dalam berukhuwah. Dengan demikian,

    'pancaran ukhuwah' yang demikian tingginya dimiliki oleh mereka, tidaklah sekedar menjadi kisah yang sering kita

    dengar dan kita baca, tetapi juga menjadi bagian dari hidup kita, Insya Allah.

    "Di sekitar Arsy ada menara-menara dari cahaya. Di dalamnya ada orang-orang yang pakaiannya dari cahaya dan

    wajah-wajah mereka bercahaya. Mereka bukan para Nabi dan syuhada, tetapi para Nabi dan Syuhada iri pada

    mereka. "Ketika ditanya oleh para sahabat, Rosulullah saw menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang salingmencintai karena Allah, saling bersahabat karena Allah, dan saling kunjung karena Allah". (HR. Tirmidzi).

    Wallahualam bishshowaab. (Nurul Huriah Astuti, Schleidener Strasse 58 52076 Aachen, Germany, e-mail:

    [email protected])

  • 8/14/2019 Indahnya Cinta Karena Allah

    3/10

    Pilih: Taaruf atau Pacaran .Publikasi 16/08/2002 16:09 WIBeramuslim - Dikalangan tertentu pacaran tidak dikenal, pun mereka tahu tetapi cenderung menghindari karena

    menganggap gaya itu tidak lagi mutlak dilakukan pada masa pranikah. Selain dinilai tidak sesuai dengan normaagama -ini terbukti dari pengalaman sepanjang sejarah keberadaan manusia bahwa pacaran cenderung kelewat batas

    bahkan tidak sedikit yang amoral- juga berkembangnya pemikiran bahwa satu kesia-siaan saja berjalan bersama

    orang yang belum tentu 100 % menjadi pasangannya. Ya, bagaimana mungkin bisa meyakinkan bahwa orang yang

    saat ini berjalan bersamanya memiliki komitmen untuk tetap setia sampai ke jenjang pernikahan, la wongsudah

    sekian tahun berpacaran ternyata wacananya hanya sebatas curhat-curhatan dan take n give yang tak berdasar, tidak

    meningkat pada satu tindakangentle, menikah! Atau setidaknya mengajukan surat lamaran ke orangtua si gadis.

    Berbagai dalih dan argumentasi pun meluncur untuk mengkamuflasekan ketidakgentle-annya itu, yang kemudian

    semua orang pun tahu itu cuma lips service dari orang yang tidak benar-benar dewasa alias childish.Kedewasaan, ukurannya tidak terwakili hanya oleh umurnya yang diatas seperempat abad misalnya, tetapi juga pada

    sikap diri, attitude yang tertampilkan dalam kesehariannya. Dalam dunia pekerjaan, sikap dewasa dapat dilihat dari

    profesionalisme kerja, termasuk didalamnya kedisplinan. Dalam hubungan interelasi, bijaksana, proporsional dalam

    bersikap dan berbicara bisa jadi satu parameter kedewasaan. Nah yang menjadi masalahnya kemudian, tidak sedikit

    orang yang seharusnya bersikap dewasa justru memamerkan sifat kekanakkan saat berkesempatan bersama

    pasangannya, sikap yang dipraktekkan secara tidak proporsional dari ungkapan kasih sayang dan pengorbanan.

    Orang terlihat dewasa mungkin hanya dari fisiknya saja, namun sisi lainnya seringkali luput dari perhatian. Padahalkedewasaan jelas meliputi beberapa aspek yang sekiranya patut diperhatikan dalam memilih pasangan yang kelakdinominasikan untuk menjadi pasangan hidup. Dewasa secara fisik, dimana organ-organ reproduksi telah berfungsi

    secara optimal yang ditandai dengan produksi sperma yang baik pada pria dan produksi sel telur yang memadai padawanita. Selain perkembangan sel-sel otot tubuh menandakan sekaligus membedakan- pria dan wanita. Dewasa

    secara psikologis, yang ditandai dengan kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan konflik-konflik yang terjadi

    dalam kehidupan, serta mampu menjalani hubungan interdependensi. Ini penting untuk diperhatikan dalam rangka

    mencapai tujuan-tujuan bersama dalam pernikahan. Dewasa secara sosial-ekonomi ditampakkan dalam

    kemampuan seseorang untuk membiayai kebutuhan hidup yang layak sebagai suami-istri. Tentu hal ini terkait

    dengan adanya pekerjaan yang jelas serta penghasilan yang tetap, serta kesadaran akan meningkatnya biaya

    kehidupan dari waktu ke waktu seiring dengan bertambahnya anggota keluarga kelak.

    Berdasarkan aspek kedewasaan diatas, maka wajarlah jika disatu sisi justru ada orang yang enggan berpacaran.Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa pacaran selain tidak diajarkan dalam agama Islam karena melanggar norma

    yang digariskan, juga dianggap buang-buang waktu, wujud ketidakgentle-an, aktifitas sia-sia dan lain-lain.Namun sekedar diketahui, bahwa diluar itu ada sebagian yang memang benar-benar takut untuk mencintai, dicintai

    dan bahkan takut jatuh cinta. Dalam psikologi, orang-orang ini mungkin dianggap terkena sindromfear of intimacy,

    satu kondisi yang disebabkan oleh ketakutan yang teramat sangat untuk menerima resiko kenyataan di kemudian

    hari. Seperti ditulis astaga.com, menurut psikolog Robert W Firestone dan Joyce Catlett,fear of intimacy ini

    adalah salah satu perwujudan dari pertahanan psikologis, yang lebih merupakan cermin dari pikiran dan sikap

    negatif atas hal-hal yang dilihat dan dipelajarinya waktu kecil.Maka kemudian, Islam mengenal pacaran dalam kemasan yang berbeda. Ustadz Ihsan Arlansyah Tanjung,

    konsultan keluarga sakinah di situs eramuslim sering mengatakan bahwa pacaran akronim dari pakai cara nikah.

    Ya, Islam hanya mengajarkan bentuk-bentuk curahan kasih sayang dan cinta itu setelah melalui satu proses sakral

    yakni pernikahan. Sementara proses pranikah yang dilakukan untuk saling mengenal antara calon pria dan wanita

    biasa disebut proses taaruf(perkenalan). Yang penting dari taaruf adalah saling mengenal antara kedua belah

    pihak, saling memberitahu keadaan keluarga masing-masing, saling memberi tahu harapan dan prinsip hidup, saling

    mengungkapkan apa yang disukai dan tidak disukai, dan seterusnya. Kaidah-kaidah yang perlu dijaga dalam prosesini antar lain nondefensif, tidak bereaksi berlebihan padafeedbacknegatif, serta terbuka untuk mencoba

    pengalaman-pengalaman baru, Jujur, tidak curang, berbohong dan punyasense of integrity yang kuat,

    Menghormati batas-batas, prioritas dan tujuan calon pasangan yang menyangkut diri mereka maupun tidak,Pengertian, empati, dan tidak mengubah pasangannya sedemikian rupa serta tidak mengontrol, manipulatif, apalagi

    mengancam pasangan dalam bentuk apa pun.

    Dalam tahap ini anda dan dia bisa saling mengukur diri apakah cocok satu sama lain atau tidak. Masing-masing

    pihak masih harus sama-sama membuka options/kemungkinan batal atau jadi. Maka umumnya dilakukan tanpa

    terlebih dahulu melibatkan orangtua agar tidak menimbulkan kesan harga jadi dan tidak ada lagi proses tawar

    menawar, sehingga jika pun gagal/batal tidak ada konsekuensi apa-apa. Karena jika sudah sampai menemui orangtua

  • 8/14/2019 Indahnya Cinta Karena Allah

    4/10

    berarti secara samar maupun terang-terangan seorang pria sudah menunjukkan niat untuk memperistri si wanita.

    Yang perlu jadi ingatan, seringkali pasangan-pasangan itu terjebak dalam aktifitas pacaran yang terbungkus sampul

    taaruf. Apa namanya bukan pacaran kalau ada rutinitas kunjungan yang melegitimasi silaturahmi dengan embel-

    embel ingin lebih kenal.

    Jika sudah mantap atas pilihan masing-masing barulah kemudian melibatkan orang tua dalam proses selanjutnya,lamaran (khitbah). Untuk khitbah tak ada aturan yang kaku, yang penting dalam masa penjajagan keduanya

    berkenalan dan saling mengungkap apa yang disukai dan tidak disukai, saling mengungkap apa visi misi dalampernikahan dan seterusnya. Tentunya khitbah harus tetap mengikuti aturan pergaulan Islami, tak berkhalwat, tak

    mengumbar pandangan, tak menimbulkan zina mata, hati (apalagi badan), tak membicarakan hal-hal yang termasuk

    kejahatan dan sebagainya.

    Yang perlu disadari, khitbah mirip jual beli, dalam masa tawar menawar bisa jadi, bisa juga batal. Pembatalannya

    harus tetap sopan menurut aturan Islami, tidak menyakiti hati dengan kata-kata yang kasar, tidak membicarakan aib

    yang sempat diketahui dalam khitbah kepada orang lain. Namun sebagaimana jual beli harus ada prinsip kedua belahpihak ridho. Khitbah baru bisa berlanjut ke pernikahan jika kedua pihak ridho, jika salah satu membatalkan proses

    tawar menawar maka pernikahan tak akan jadi. Kalaupun dibatalkan (meski mungkin menyakitkan), harus ada

    alasan yang kuat untuk salah satu pihak membatalkan rencana nikah yang sudah matang. Sebab Islam melarang

    ummatnya saling menyakiti tanpa alasan. Jadi jika ada yang ragu (dengan alasan yang benar) sebelum menikah,

    sebaiknya membatalkan sebelum terlanjur.

    Adapun jarak antara khitbah dan akad nikah, tidak ada aturan yang menjelaskan harus berapa lama, tentu dalam hal

    ini masing-masing pihak bisa mengukurnya sendiri. Satu hari bisa jadi sudah deadline bagi pria-wanita yang sudah

    sedemikian menggebunya hingga khawatir terjerumus kepada dosa zina. Namun jika bisa merasa aman denganmenunda beberapa waktu tidak masalah.

    Jadi, jika segalanya sudah terencana dengan matang dan baik, seperti kata seorang bijak,jika berani menyelam ke

    dasar laut, mengapa terus bermain di kubangan, kalau siap berperang mengapa cuma bermimpi menjadi pahlawan

    Wallahu alam bishshowaab (Abinya Hufha)

    Wanita: Antara Idealisme, Emansipasi dan

    KarirPublikasi 12/03/2002 07:25 WIB

    eramuslim - Salah satu masalah yang tidak pernah tuntas didiskusikan adalah wanita,

    ia menjadi isu sosial yang menarik sejak zaman dahulu, sekarang dan masa yang akan

    datang. Masalah itu tetap tidak akan tuntas, karena wanita telah diperlakukan dan

    memperlakukan dirinya tidak sesuai dengan fitrah mereka, wanita di hinakan, dipuja

    dan tuntutan kesetaraan disegala bidang yang sering dikenal dengan istilah emansipasi

    dan karirisasi tidak pernah menemukan titik temu dengan hukum Allah.

    Beragam Pandangan Tentang Wanita

    Dalam sejarah perjalanan umat manusia, sikap ambivalen terhadap posisi wanita tidak

    pernah berakhir. Hal ini merupakan provokasi dari kaum sekular, pemahaman salah

    dari agama -agama ghairul islam (non Islam) filsafat serta kepentingan politik.

    Di salah satu pihak mereka sangat menghinakan wanita dengan mengatakan sabar yang terpaksa, angin yang jahat,

    maut, neraka jahim, ular berbisa, dan api tidaklah lebih berbahaya dari pada wanita, hal ini merupakan pandangan

    agama Hindu terhadap wanita. Wanita dianggap makhluk yang berbahaya melebihi ular berbisa. Agama Yahudi

    tidak memberikan tempat terhomat kepada wanita, dalam pandangan agama ini wanita tidak mempunyai hak

    kepemilikan, hak waris, makhluk yang terkutuk.Selanjutnya agama Kristen tidak kalah memandang hina terhadap wanita, seperti yang dikatakan pendeta Paus

    Tertulianus, Wanita merupakan pintu gerbang syeitan, masuk ke dalam diri laki-laki untuk merusak tatanan Ilahydan mengotori wajah Tuhan yang ada pada laki-laki. Sedangkan Paus Sustam mengatakan, Wanita secara otomatis

    membawa kejahatan, malapetaka yang mempunyai daya tarik, bencana terhadap keluarga dan rumah tangga, kekasih

    yang merusak serta malapetaka yang menimbulkan kebingunggan.

    Rata-rata agama non Islam tersebut hanya memandang wanita sebagai seonggok jasad yang siap menghancurkan

    laki-laki, mereka tidak menghormati wanita, padahal mereka lahir dari rahim para wanita, benar-benar aneh!!!.

  • 8/14/2019 Indahnya Cinta Karena Allah

    5/10

    Di sisi lain wanita sangat didewakan, disanjung dan dipuja, namun hanya sebatas pemuasan dahaga dan nafsu

    seksual kaum laki-laki saja. Walaupun mendapatkan kedudukan terhormat dan kebebasan atas hak asasinya,

    namun tetap saja wanita mengalami kesengsaraan, karena wanita dihormati hanya sebatas kemolekan tubuh dan

    masalah seksual belaka, yang pada akhirnya meraka tetap beranggapan wanita hanyalah sebagai sampah, habis

    manis sepah dibuang.Lain halnya dalam pandangan agama Islam, laki-laki dan perempuan mempunyai kedudukan yang sama. Keduanya

    mendapat pahala yang sama di sisi Allah sesuai dengan tingkatan iman dan amal yang mereka lakukan, hal inidikatakan Allah dalam surat Al-Mukmin ayat 40, Barang siapa yang beramal sholeh baik laki-laki maupun

    perempuan sedangkan mereka beriman, maka mereka akan masuk surga dengan tiada terhingga.

    Islam menjunjung tinggi derajat wanita, ia ditempatkan pada posisi yang sangat terhormat di dunia ini, tidak ada

    yang boleh menghinakannya karena dalam hadis telah dikatakan Syurga itu terletak di bawah telapak kaki ibu

    (HR. Ahmad), Bahkan Rasul mengatakan wanita itu lebih berharga dari keindahan seluruh isi alam ini, Dunia ini

    adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah. (HR. Muslim).Untuk menjaga kesucian serta ketinggian derajat dan martabat kaum wanita, maka dalam kehidupan sehari-hari

    Islam memberikan tuntunan dengan ketentuan hukum syariat yang akan memberikan batasan dan perlindungan bagi

    kehidupan wanita, semuanya itu untuk kebaikan wanita, agar tidak menyimpang dari apa yang telah digariskan Allah

    terhadap dirinya, semuanya merupakan bukti bahwa Allah itu Ar-Rahman dan Ar-Rahim terhadap seluruh hamba-

    hamba-Nya.

    Propaganda Emansipasi dan Karirisasi

    Gerakan emansipasi tumbuh sejak awal abad XX. Anehnya propaganda gerakan ini justru munculnya dari laki-laki

    dan hanya terdapat sedikit saja wanita. Awalnya emansipasi hanyalah seruan kepada pemerintah untukmemperhatikan kesempatan pendidikan akademis bagi wanita. Seruan ini cukup mendapat simpati karena

    aktivitasnya mengarah kepada peningkatan kecerdasan, keleluasaan generasi baru yang lebih cakap dan berkualitas.Namun seiring perkembangan zaman mereka tidak saja menyerukan pentingnya mendapatkan pendidikan, tapi

    dengan berkedok emansipasi mereka mulai meneriakkan persamaan derajat, kebebasan, peningkatan karier di segala

    bidang (karirisasi). Terjadilah gerakan besar-besaran untuk mendapatkan kesempatan agar bisa tampil di luar,

    bekerja dan melakukan aktivitas apa saja layaknya laki-laki. Dengan alasan wanita yang tinggal di rumah adalah

    wanita yang terpasung eksistensi dirinya, tidak menunjang usaha produktivitas, wanita secara intelektual sama

    dengan laki-laki, dengan hanya menjadi ibu rumah tangga dianggap wanita kehilangan partisipasi dalam masyarakat.

    Mereka meneriakkan emansipasi dan karirisasi. Karena bagi mereka apa yang dikerjakan laki-laki dapat pula

    dikerjakan oleh perempuan. Mereka menyamakan segala hal antara laki-laki dan perempuan, padahal kita tidakdapat menutup mata ada hal-hal mendasar -mungkin mereka lupa- tidak akan mungkin dapat disamai.

    Wanita karier, begitu kita sering mendengar istilah ini. Disebut wanita karier karena dalam sehari-hari mereka

    berjejel di lapangan kerja yang seharusnya menjadi pekerjaan laki-laki. Ciri-ciri wanita karier ini menurut seorangpenulis di Inggris adalah, mereka tidak suka berumah tangga, tidak suka berfungsi sebagai ibu, emosinya berbeda

    dengan wanita non karier, dan biasanya menjadi wanita melankolis.

    Disadari ataupun tidak, timbul dilema baru dalam dirinya dan kemelut berkepanjangan di dalam masyarakat. Mereka

    harus bekerja banting tulang untuk mencari nafkah yang seharusnya merupakan tugas laki-laki. Laki-laki menjadi

    kehilangan kesempatan pekerjaan karena diserobot wanita karier, hal ini menimbulkan masalah psikologis tersendiribagi laki-laki.

    Informasi mengenai gerakan emansipasi dan karirisasi mendapatkan porsi publikasi politis dan bisnis secara besar-

    besaran. Oleh karena itu bagi mereka yang dicurigai menghalangi gerakan emansipasi disebut sebagai diskriminasi

    gender. Biasanya agama sering dijadikan kambing hitam sebagai media yang menghalangi gerakan tersebut, bahkan

    ada yang berani menghujat agama Islam merupakan agama yang mengekang kemajuan wanita.

    Dan anehnya mereka yang mengaku muslim tidak sedikit yang menunjukkan perlawanan terhadap aturan syariat

    yang di buat Allah. Aneh memang, padahal sudah jelas-jelas tanpa Islam, wanita tidak akan pernah maju, dulu,

    sekarang dan masa yang akan datang. Bisa dibandingkan bagaimana Islam menempatkan wanita pada posisi yangsangat terhormat, sedangkan agama lain, apa yang ia katakan terhadap perempuan, mereka hanya menganggap

    perempuan sebagai keranjang sampah, hina dan menyesatkan.Seharusnya kita jujur, tanpa kedatangan Islam wanita tidak akan pernah seperti sekarang. Lalu masihkan kita berani

    mengatakan Islam menyebabkan wanita-wanita terbelakang? Sungguh pemikiran bodoh yang tidak memiliki dasar

    sama sekali.Wanita Bekerja, Why Not?

    Nyonya Jane Martan Seasih Duta Besar Gresia untuk PBB mengatakan Melahirkan adalah fungsi utama seorang

    wanita, wanitalah yang menangani pendidikan anak-anaknya. Memang sudah fitrahnya wanita memiliki empat

    keistimewaan yang tidak dimiliki laki-laki, haid, hamil, melahirkan, menyusui. Kempat fungsi ini mempengaruhi

  • 8/14/2019 Indahnya Cinta Karena Allah

    6/10

    sifat dan tingkah laku wanita dalam masyarakat. Fungsi ini tidak akan bisa digantikan oleh laki-laki, namun ada

    pekerjaan laki-laki sekarang yang banyak digantikan oleh wanita, yaitu mencari nafkah.

    Dalam perspektif Islam wanita tidak dibebani mencani nafkah, baik untuk dirinya sendiri apalagi untuk orang lain,

    yang bertanggung jawab adalah ayahnya jika ia belum berkeluarga, suaminya jika ia telah berkeluarga, saudara laki-

    laki dan pamannya jika ayah dan suaminya tidak ada. Dispensasi ini akan memberikan peluang kepada wanita untukdapat mendidik anak-anaknya, mengurus suaminya, sehingga dapat dilindungi dari pelecehan atau penistaan.

    Namun wanita bekerja dan mendapatkan penghasilan untuk membantu meringankan beban keluarga bukanlahsesuatu yang haram. Pada prinsipnya Islam mengarahkan kaum wanita supaya dalam bekerja harus mengutamakan

    tugas fitrahnya, yaitu mengurus rumah tangga dan mendidik anak-anaknya agar kelak dapat dipersiapkan menjadi

    penerus risalah yang dibawa Rasul.

    Ia tidak melanggar fitrah dan syariat yang telah ditetapkan, hendaklah ia tetap menjaga kehormatan keluarga,

    sehingga tidak muncul peluang bagi kerusakan moral dan tersebarnya fitnah terhadap wanita di tengah masyarakat.

    Adapun pekerjaan yang dilakukan itu hendaknya memenuhi syarat-syarat berikut, pekerjaan yang dilakukan benar-benar membutuhkan penanganan dan sesuai fitrah wanita, misalnya dokter kandungan, perawat, guru, dosen. Dalam

    pelaksanaanya, tidak bercampur baur dengan laki-laki. Jam kerja yang dilakukan tidak melebihi kewajiban

    pokoknya mengurus keluarga. Syarat lainya adalah adanya persetujuan dari ayah, suami atau saudara laki-laki yang

    bertanggungjawab terhadap wanita tersebut.

    Dengan memperhatikan aturan tersebut, wanita tetap dapat menjaga jati dirinya sebagai hamba Allah yang shalihah.

    Ia tidak akan melanggar syariat dan fitrah dirinya. Ia akan tetap menjaga harkat dan matrabat diri dan keluarganya,

    sehingga kemampuan dan ilmu yang ada pada dirinya dapat bermanfaat untuk orang lain, ia pun dapat membantu

    meringankan beban keluarga tanpa harus mengorbankan harga dirinya. ([email protected])

    Tiga Tipe Perempuan: Yang Mana Tipe

    Anda?Publikasi 10/05/2002 10:02 WIB

    eramuslim - Islam tentu sangat memperhatikan kaum perempuan, dimana hal tersebut tidak

    berlaku dalam ajaran-ajaran sebelum kedatangan Islam. Posisi perempuan begitu penting

    (dipentingkan) sehingga sering terdengar suatu ungkapan bahwa tegaknya suatu negara

    (kelompok) sangat tergantung dengan perilaku perempuan dalam kelompok tersebut. Mungkin

    ada yang menganggap ini berlebihan, meski tidak bisa dipungkiri bahwa peran perempuan sangatberdekatan dengan kesuksesan dan juga kegagalan!

    Dalam ajaran Islam, laki-laki dan perempuan tidak dibedakan peranannya dalam kehidupan

    bermasyarakat dan beragama. Keduanya memiliki kesempatan yang sama dalam berusaha berbuat yang terbaik bagi

    diri, keluarga dan masyarakatnya. Jelasnya, Alqur'an tidak membedakan perlakuan terhadap laki-laki dan

    perempuan. Beberapa ayat menjelaskan hal tersebut:

    "Barangsiapa yang melakukan kebaikan, baik laki-laki maupun perempuan sedangkan ia mukmin, mereka akan

    masuk surga ..."(QS. 4:124, 40:40)"Barangsiapa beramal saleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan ia mukmin, kami hidupkan dia dalam

    kehidupan yang baik ..."(QS. 16:97)"Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beriman diantara kamu, baik laki-laki maupun perempuan ..."(QS.

    3:195)"Tidaklah boleh bagi mukmin laki-laki dan perempuan merasa keberatan bila Allah telah memutuskan sesuatu

    perkara ..."(QS. 33:36)

    "Orang-orang beriman laki-laki dan perempuan satu sama lain saling melindungi. Mereka sama-sama menyuruh

    kebaikan dan melarang kemungkaran, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, mentaati Allah dan Rasul-Nya.

    Allah menyayangi mereka ..." (QS. 9:71)

    Begitu gamblangnya Al Qur'an memperhatikan makhluk perempuan, selain ayat-ayat diatas yang menunjukkantidak adanya diskriminasi antara laki-laki dan perempuan dalam hubungannya dengan pekerjaan, amal dan tindakan,

    Al Qur'an juga memberikan kepada kita penjelasan tentang beberapa tipologi perempuan, dimana bisa dikatakan,

    bahwa apa yang pernah terjadi pada masa lalu dan diabadikan dalam Al Qur'an agar menjadi pelajaran bagi kaum

    mukminin yang perempuan khususnya dan laki-laki pada umumnya. Karena, sekali lagi, masalah yang berhubungan

    dengan perempuan yang terjadi di muka bumi ini, hampir selalu terkait dengan kaum laki-laki.

  • 8/14/2019 Indahnya Cinta Karena Allah

    7/10

    Oleh karena itu, menjadi penting untuk memperhatikan beberapa tipe perempuan yang pernah diterangkan Allah

    dalam Al Qur'an. Dimana Al Qur'an secara khusus membicarakan jenis-jenis perempuan berdasarkan amalnya.

    Untuk jenis perempuan ideal yang patut diteladani, seringkali Al Qur'an menyebut nama jelas. Namun untuk

    melukiskan perempuan "buruk" Al Qur'an tidak menyebut nama secara langsung.

    Tipe pertama adalah type wanita saleh yang diwakili oleh Maryam. Nama Maryam disebut beberapa kali dalamayat-Nya selain juga menjadi salah satu nama Surat dalam Al Qur'an. Ia adalah type perempuan saleh yang menjaga

    kesucian dirinya, mengisi waktunya dengan pengabdian yang tulus kepada Rabb-nya. Karena kesalehahannya itulahia mendapat kehormatan menjadi ibu dari kekasih Allah, Isa alaihi salam, tokoh terkemuka di dunia dan akhirat

    (QS. 3:45).

    "Dan Maryam putra Imran, yang menjaga kesucian kehormatannya. Kami tiupkan roh Kami dan ia membenarkan

    kalimah Tuhan-Nya dan kitab-kitab-Nya dan ia termasuk orang yang taat"(QS. 66:16).

    Maryam adalah tipe perempuan saleh. Kehormatannya terletak dalam kesucian, bukan dalam kecantikan. Tentu

    masih banyak deretan nama-nama perempuan saleh baik yang tersebut dalam hadits-hadits Nabi maupun dalamsejarah.

    Al Qur'an juga menerangkan tipe-tipe perempuan pejuang untuk menjadi contoh bagi para muslimah. Tipe yang

    kedua ini dicontohkan dengan sempurna oleh Asiyah binti Mazahim, istri Fir'aun yang hidup dibawah kekuasaan

    suami yang melambangkan kezaliman. Asiyah dengan teguh memberontak, melawan dan mempertahankan

    keyakinannya apapun resiko yang diterimanya. Semuanya ia lakukan karena ia memilih rumah di Surga, yang

    diperoleh dengan perjuangan menegakkan kebenaran, ketimbang istana di dunia, yang dapat dinikmatinya bila ia

    bekerja sama dengan kezaliman. "Dan Allah menjadikan teladan bagi orang-orang yang beriman perempuan Fir'aun,

    ketika ia berdo'a: Tuhanku, bangunkan bagiku rumah di surga. Selamatkan aku dari Fir'aun dan perbuatannya.Selamatkan aku dari kaum yang zalim." (QS. 66:11).

    Al Qur'an memuji perempuan yang membangkang kepada suami yang zalim. Pada saat yang sama Al Qur'an jugamengecam perempuan yang menentang suami yang memperjuangkan kebenaran, seperti istri Nabi Nuh alaihi salam

    dan istri Nabi Luth alihi salam. Dalam kaitannya dengan hal ini, Al Qur'an juga menambahkan satu contoh

    perempuan yang mendukung kezaliman suaminya (sebagai contoh lawan dari Asiyah) yakni, istri Abu Lahab.

    Selain Asiyah, ada pula contoh-contoh perempuan pejuang meski suami-suami mereka bukanlah orang-orang zalim,

    melainkan para pejuang kebenaran. Khadijah binti Khuwailid, Aisyah binti Abu Bakar, Nusaibah binti Ka'ab, adalah

    contoh nama-nama yang bersama suami mereka bahu-membahu memperjuangkan agama Allah.

    Tipe ketiga yang dijelaskan dalam Al Qur'an adalah tipe perempuan penggoda. Jelas untuk yang satu ini diwakili

    oleh Zulaikha penggoda Nabi Allah Yusufalaihi salam. Dalam kisah Zulaikha menggoda Yusuf inilah, Al Qur'anmenunjukkan kepandaian perempuan dalam melakukan makar dan tipuan. Manakah tipe anda dari ketiga tipe

    tersebut? Wallahu a'lam bishshowaab (Bayu Gautama/dari buku: Meraih Cinta Ilahi, Jalaluddin Rakhmat)

    Pilih Mana: Prestasi Atau EksploitasiPublikasi 03/04/2002 14:00 WIB

    eramuslim - Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mumin, laki-

    laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang khusu, laki-laki dan perempuan

    yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara

    kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk

    mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al-Azhab. 35)

    Seorang ibu yang baru saja melahirkan tampak sedikit kecewa dengan kabar yang baru saja ia diterima dari seorang

    suster yang membantu persalinannya. Suster mengatakan bahwa anaknya yang keempat ini ternyata perempuan lagi.

    Perempuan? kening si ibu mengkerut.

    Coba dicek lagi suster, mungkin suster salah lihat, sebab hasil USG beberapa bulan lalu, terlihat dalam kandungan

    saya anak saya laki-laki! desak si ibu yang masih tampak lemah.

    Benar Bu, anak Ibu perempuan, tidak mungkin salah apa lagi tertukar, karena hanya Ibu saja yang melahirkan hari

    ini di sini. Sama saja antara laki-laki dan perempuan Bu. Yang penting bagaimana Ibu mendidiknya kelak menjadi

    anak yang sholeh. Di mata Allah, laki-laki dan perempuan memiliki derajat yang sama. Ujar suster bijaksana,

    namun si ibu masih tampak kecewa, hal itu terlihat jelas dari raut wajahnya.

  • 8/14/2019 Indahnya Cinta Karena Allah

    8/10

    Disebuah pusat perbelanjaan seorang perempuan cantik dengan pakaian ketat berdiri di pintu masuk menawarkan

    rokok pada setiap laki-laki yang ia temui. Tidak sedikit dari laki-laki yang ditemuinya itu bukannya membeli rokok

    yang ditawarkan, namun hanya menikmati keindahan tubuh dan wajah cantik yang memang disengaja dibuka oleh

    para perempuan cantik tersebut, bahkan tak jarang ada yang sengaja mencolak-colek.Mereka bisa apa? resiko pekerjaan, paling begitu jawab mereka , kasihan .

    Lain lagi kejadian di sebuah Program Pascasarjana sebuah Perguruan Tinggi Negeri terkemuka. Seorang perempuanyang masih sangat muda duduk diantara wisudawan menunggu giliran mendapatkan ijazah dari Rektornya.

    Kecerdasan dan kepintarannya mengantarkannya memiliki kesempatan melanjutkan studi ke tingkat Pascasarjana

    dengan beasiswa yang ia dapatkan melalui persaingan yang tidak semua orang dapat memenangkannya. Orang tua

    dan sanak keluarganya pun kagum dengan prestasinya.

    Gambaran kejadian pertama menunjukkan betapa dalam masyarakat yang sudah sangat moderen ini masih saja ada

    keluarga yang keberatan dengan kelahiran anak perempuan.Seolah-olah perempuan hanya akan memberatkan beban keluarga saja. Padahal setiap jiwa itu sudah Allah tentukan

    rezekinya.

    Kejadian kedua tidak kalah menyedihkannya, keberadaan perempuan hanya dijadikan pelengkap berhasilnya sebuah

    produk dipasaran.

    Namun kita masih memiliki harapan, dibalik forum diskusi dan seminar tentang perempuan, dibalik eksploitasi

    terhadap fisik perempuan masih ada perempuan muslimah istiqomah mempertahankan dan menunjukan identitas

    serta jati dirinya, bahwa perempuan itu juga bisa berprestasi, sama halnya dengan laki-laki.

    Perempuan bukan penyebab kemiskinan dan perempuan itu bukan merupakan sekedar pelengkap, apalagi penyedap.Dalam pandangan Allah, laki-laki dan perempuan memiliki derajat yang sama. Allah menyediakan bagi keduanya

    ampunan dan pahala yang besar. Namun tidak sedikit yang masih menganggap remeh perempuan, padahal setelahkedatangan Rasulullah, Islam mengangkat derajat kaum perempuan ke tempat yang sangat terhormat sebagai anak,

    istri, ibu dan anggota masyarakat.

    Tidak sedikit yang memuja-muja maupun yang mencela perempuan, bahkan perempuan disebut-sebut sebagai

    sumber kehancuran maupun kesuksesan para pemuka dunia, sehingga muncul ucapan dibalik kesuksesan orang-

    orang besar ada perempuan, atau bila seorang pemuka mengalami kehancuran, maka yang muncul adalah ucapan

    selidikilah perempuannya.Laki-Laki Dan Perempuan Berasal Dari Sumber Yang Sama.

    Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptalan kamu dari seorang diri, dan darinya

    Allah menciptakan istrinya, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang

    banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama

    lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu (QS.4:1)Perempuan adalah penyempurna kekurangan yang ada pada diri laki-laki, begitu juga sebaliknya, laki-laki

    diciptakan untuk menyempurnakan kekurangan perempuan, sehingga Allah menjadikan keduanya berpasang-

    pasangan, agar keduanya merasa tentram dan dapat berbagi. Sehingga tidak ada yang berhak merasa dirinya lebih

    baik dari yang lainya.

    Laki-laki dan perempuan berasal dari sumber yang sama, keduanya di mata Allah memiliki darajat yang sama,namun sangat disayangkan masih banyak pandangan negatif terhadap keberadaan perempuan. Mereka menganggap

    perempuan hanya memiliki sedikit kecakapan, perempuan hanya dijadikan untuk memuaskan dahaga seksual,

    kehormatanya dapat dimiliki dengan memberinya sejumlah harta, dapat ditalak kapan saja, bahkan lebih tragis lagi,

    perempuan dianggap sandal jepit yang dapat dipakai dan dilepas kapan saja.

    Pandangan jahiliyah ini masih berkembang di tengah masyarakat, mereka memingit para perempuan dirumah, tidak

    boleh keluar dengan alasan apapun termasuk untuk belajar dan bekerja. Padahal mencari ilmu adalah hak dan

    kewajiban laki-laki dan perempuan. Bahkan istri Nabi tidak hanya belajar, tapi beliau juga mengajarkan ilmu-ilmu

    fiqh dan periwayatan hadis disamping ahli dalam menciptakan syair, sastra dan ilmu bahasa lainnya. Rasulullahmengatakan Janganlah kamu melarang hamba-hamba Allah yang perempuan untuk mendatangi masjid-masjid

    Allah (Hadis Riwayat Muslim).Dibalik itu, tidak sedikit perempuan dieksploitasi dan mengeksploitasi dirinya sendiri. Kita lihat saja iklan-iklan

    yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan perempuan, menampilkan perempuan yang membuka aurat, yang

    ditonjolkan bukan kualitas produknya melainkan justru sisi sensual perempuan yang menjadi bintang iklan produk

    itu.

    Hal ini diakui oleh mantan pragawati terkenal yang kini mendapat hidayah dari Allah. Betapa pekerjaannya dulu

    sebagai peragawati hanya bermanfaat untuk kepentingan pemilik bisnis fashion dan benar-benar menjauhkan ia dari

    Allah karena setiap saat bergelimangan maksiat. Dengan mengenakan busana muslimah, ia kini benar-benar merasa

  • 8/14/2019 Indahnya Cinta Karena Allah

    9/10

    menjadi perempuan terhormat.

    Pandangan Barat dan kaum feminisme sekarang ini yang memandang perempuan muslimah dikebiri hak dan

    kewajibanya sangatlah tidak beralasan. Lupakah kita pada sejarah bahwa sebelum kedatangan Islam, setiap keluarga

    malu jika melahirkan anak perempuan.Mereka tidak segan-segan membunuh bayi perempuan mereka, karena mereka beranggapan memiliki anak

    perempuan merupakan aib. Tapi setelah kedatangan Islam, semuanya erbalik, bahkan Islam menempatkanperempuan pada posisi yang sangat terhormat.

    Tidak dapat kita pungkiri bahwa laki-laki dan perempuan itu adalah sama (meski secara fisik berbeda). Mereka

    berasal dari sumber yang sama, derajat mereka sama di sisi Allah, mereka memiliki peluang yang sama untuk maju,

    tumbuh dan berkembang. Jika persamaan ini yang dikumandangkan kaum feminisme dan Barat, sungguh mereka

    sanggat ketinggalan kereta sekali. Karena persamaan dalam kondisi ini telah menjadi jaminan Al-Quran.

    Namun perlu dingat, ada perbedaan mendasar yang tidak mungkin bisa dipaksakan sama. Perempuan bisamendapatkan pendidikan tinggai layaknya laki-laki, perempuan bisa mencari nafkah sebagaimana halnya laki-laki,

    perempuan bisa menjadi kepala rumah tangga jika suaminya meniggal. Namun ada tiga hal penting yang tidak akan

    pernah mungkin dilakukan laki-laki yaitu mengandung, melahirkan dan menyusui. Realita ini harus diakui sebagai

    kodrat dan fitrah.

    Allah telah mengangkat derajat kaum perempuan, Allah telah memuliakan kaum perempuan. Syurga terletak di

    bawah kaki ibu, Rasul pun mengatakan orang yang pertama yang harus dihormati itu adalah perempuan yaitu ibu,

    bahkan perempuan sholehah nilainya jauh melebihi keindahan seluruh isi alam semesta ini.Untuk itu, eksploitasi fisik terhadap keberadaan perempuan adalah sebuah kesalahan besar, namun anehnya tidak

    banyak perempuan yang menyadarinya, bahkan mereka beranggapan hal itu merupakan aktualisasi diri dan prestasitersendiri dalam ehidupan mereka, aneh kan!

    Eksploitasi Terhadap Perempuan

    Telingga kita mungkin sudah kebal mendengar cerita klasik tentang eksploitasi fisik perempuan. Dengan alasan

    dapat meningkatkan devisa negara, pemerintah tanpa malu sedikitpun melegalkan ribuan tenaga kerja perempuan

    meninggalkan keluarga, anak dan suaminya untuk menjual tenaga sebagai pembantu rumah tangga ke luar negri.

    Mata kita juga mungkin sudah bosan melihat di media televisi, perempuan tanpa malu bahkan bangga memamerkan

    tubuhnya, beradegan mesra dengan orang yang bukan mahramnya, berlenggak-lenggok di atas cat walk, berpose

    seronok di majalah porno.Bahkan hati kita mungkin sudah keras, ini terbukti kita tak mampu berbuat apa-apa atas dilokalisasikannya sebuah

    daerah untuk transaksi memuaskan nafsu si hidung belang, dimana perempuan di sana adalah konsumsi utama

    mereka.Allah menciptakan perempuan dengan keindahan fisik dan kelembutan tutur kata. Makanya tidak heran dikatakan

    perempuan itu adalah perhiasan dunia. Keindahan fisik ini menjadi komoditas bagi mereka yang hanya

    mementingkan diri sendiri.

    Mereka tidak segan-segan menjadikan fisik perempuan sebagai barang dagangan yang mudah untuk

    diperjualbelikan, sebagaimana banyak kasus yang terjadi sekarang.Jika kita berjalan-jalan di pasar Induk Jakarta Timur, maka akan kita temui banyak sekali perempuan-perempuan

    yang bekerja mengangkat barang yang seharusnya bukan merupakan pekerjaan mereka. Pada pasar yang ramai di

    malam hari itu akan kita temui perempuan-perempuan setengah baya yang tetap terjaga menunggu pikulan. Padahal

    pada malam hari yang dingin itu alangkah lebih baik bila ia berada di rumah menemani anak-anaknya belajar atau

    istirahat.

    Kita mungkin masih ingat tragedi Kartini, tenaga kerja Indonesia yang hamil di luar nikah di Arab Saudi. Malang

    sekali nasibnya, dia menjual tenaga ke luar negeri, bukan Real yang di dapat tapi hukuman mati yang harus iahadapi. Tidak saja siksaan fisik yang dialami perempuan yang tereksploitasi fisiknya tapi juga harga diri dan

    kehormatan sering mereka pertaruhkan untuk sekedar dapat menyambung hidup, benar-benar tidak adil!Perempuan-Perempuan Berprestasi

    Jika kita membalik lembaran sejarah, kita akan mendapati tauladan perempuan-perampuan terhormat dan

    berprestasi, serta memberikan kontribusi terhadap zaman ini. Mereka telah membuktikan perannya sebagai

    perempuan, sehingga mereka menjadi suri tauladan, tidak hanya pada zamanya saja tapi juga hingga akhir zaman ia

    tetap ditauladani.

    Ummul mukminin, Khadijah binti Khuwaylid, istri pertama Rasulullah telah membuktikan prestasinya, tidak saja di

    mata manusia, tapi juga di mata Allah. Ia tidak saja sebagai istri, tapi ia adalah seorang pengusaha perempuan yang

  • 8/14/2019 Indahnya Cinta Karena Allah

    10/10

    paling suskses pada zamannya. Ia adalah perempuan terhormat, lagi kaya raya. Ia perempuan pertama yang

    mengimani Rasul di saat yang lain mengingkari, ia yang membela perjuangan Rasul disaat yang lain memusuhi.

    Kesuksesan bisnisnya digunakannya untuk perjuangan dakwah Rasurullah. Tidak terhitung berapa pengorbanan

    harta yang telah dikeluarkan Khadijah untuk perjuangan Islam dan kaum muslimin. Khadijah telah membuktikan

    perannya sebagai istri yang membantu perjuangan suaminya untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT.Dalam bidang pendidikan perempuan yang paling antusias menuntut ilmu adalah Aisyah, istri yang paling dicintai

    Rasulullah. Ingatannya kuat, dari beliau para sahabat banyak belajar hadis dan hukum Islam lainnya. Ia adalahseorang perempuan yang sangat pemberani dalam perang hingga Allah, Rasul dan para sahabat memberikan

    kemuliaan kepada beliau.

    Dalam sejarah Indonesia tercatat seorang pahlawan perempuan yang prestasinya terus terukhir sepanjang zaman,

    ialah Cut Nyak Dien, perempuan Aceh yang mengobarkan semangat jihat membela tanah air. Disamping memimpin

    perang, beliau tidak lupa mengajarkan baca tulis Al-quran kepada masyarakat. Sebuah sikap yang sulit dicari

    tandingannya pada zaman sekarang ini.Pada abad 20 yang baru saja kita tinggalkan, kita mengenal sosok perempuan cerdas dan memiliki komitmen kuat

    terhadap perjuangan Islam. Ia adalah Zainab Al-Ghazali. Perjuangannya menegakkan kalimatullah di bawah

    pemimpin tirani tidak menggentarkannya meski berhadapan dengan binatang buas dalam penjara pengap yang

    menjadi hari-harinya semasa dia dipenjara. Namun perjuangannya tidak pernah surut walaupun pecutan dan

    tamparan menjadi selimutnya di penjara.

    Dan masih banyak lagi nama-nama indah terukir di sepanjang masa karena prestasi yang ditorehkan dalam

    bidangnya masing-masing.

    Pentingnya Kesadaran Yang Tinggi

    Dalam zaman yang penuh fitnah ini, dimana setiap saat perempuan mudah saja tergelincir kepada jurang

    kemaksiatan-jika tidak dieksploitasi, mereka yang justru mengeksploitasi dirinya- maka perlu kesadaran yang tinggibagi perempuan agar terhindar dari segala bahaya.

    Kesadaran yang tinggi akan mengantarkan kita kepada kepahaman akan iman dan hakikat Islam. Sebagai

    konsekwensinya kita akan berbuat untuk mencapai prestasi dan ridha Allah, kita akan memperbaiki diri dan tingkah

    laku kita sesuai dengan tuntutan dan syariat Allah, kita akan mendidik jiwa dan perasaan kita agar jangan sampai

    terpengaruh oleh rayuan dan kemilau dunia yang menyesakkan.

    Kesadaran yang tinggi itu disertai dengan pemahaman kita terhadap hakekat dan kodrat kita sebagai perempuan.

    Kesadaran yang tinggi merupakan keistimewaan yang tumbuh sejalan dengan pertumbuhan iman dan kemantapan

    aqidah sejalan dengan kesadaran hati seseorang akan adanya kiamat dan hari penghisab-an yang akan menunggusetiap saat.

    Kesadaran yang tinggi itu akan mampu memberikan sebuah benteng bagi keselamatan diri, aqidah dan jasad. Dan

    kesadaran itu akan terefleksi dalam akhlak, pergaulan dan keistiqomahan dalam menghindari lingkungan yang tidakbaik, serta senantiasa menjadi penebar kebaikan dan mampu menanggulangi berbagai penyakit yang muncul dalam

    masyarakat.

    Perhiasan Dunia

    Sebaik-baik perhiasan dunia adalah perempuan sholehah. Ia adalah harapan agama, yang diharapkan dapat

    melahirkan generasi rabbani. Perhiasan itu tidak mudah didapat, harganya terlalu mahal, dan menjaganya puntidaklah mudah. Setiap abdi Allah ingin mendapatkannya, namun tidak semua bisa memilikinya. Ia memberikan

    kesejukan dikala hati gersang, ia menyegarkan pandangan di kala mata suram.

    Perhiasan dunia itu, dalam kehidupannya menampakkan kemuliaan dirinya. Bagaikan sekumtum mawar yang

    sedang mekar, harumnya tergambar dari pribadinya yang santun. Tunduk pandangannya, tegas bicaranya. Sedikitpun

    tidak ada keraguan jika meninggalkannya di rumah.

    Ia menjaga harta suaminya, mendidik anak-anaknya dan senantiasa menjaga kehormatan diri dan suaminya.

    Dalam kehidupan sehari-hari ia senantiasa diselimuti prestasi. Ia senantiasa bekerja keras untuk meraihnya. Dia tahumana kegiatan yang di sukai Rabb-nya, untuk itu ia tidak pernah putus asa. Ia senantiasa menjaga kesucian dirinya.

    Tidak mudah mengeksploitasi diri dan kehormatannya, apa lagi hanya sekedar menggodanya. (Yesi Elsandra)Sumber: Kebebasan wanita (Abdullah Halim Abu Syuqqah), Juru dakwah muslimah (M. Hasan Buraighisy)