Indahnya ber qurban di jalan allah

39
INDAHNYA BER- QURBAN DI JALAN ALLAH Oleh: KH. H. M. Shiddiq Al Jawi

Transcript of Indahnya ber qurban di jalan allah

Page 1: Indahnya ber qurban di jalan allah

INDAHNYA BER-QURBAN DI

JALAN ALLAHOleh:

KH. H. M. Shiddiq Al Jawi

Page 2: Indahnya ber qurban di jalan allah

PENGERTIAN QURBAN Kata kurban atau korban, berasal dari bahasa

Arab qurban, diambil dari kata : qaruba (fi’il madhi) – yaqrabu (fi’il mudhari’) – qurban wa qurbânan (mashdar). Artinya, mendekati atau menghampiri (Matdawam, 1984).

Menurut istilah, qurban adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah baik berupa hewan sembelihan maupun yang lainnya (Ibrahim Anis et.al, 1972). Dalam bahasa Arab, hewan kurban disebut juga dengan istilah udh-hiyah atau adh-dhahiyah

Page 3: Indahnya ber qurban di jalan allah

PENGERTIAN QURBAN Kata ini diambil dari kata dhuhâ, yaitu

waktu matahari mulai tegak yang disyariatkan untuk melakukan penyembelihan kurban, yakni kira-kira pukul 07.00 – 10.00 (Ash Shan’ani, Subulus Salam, IV/89).

Udh-hiyah adalah hewan kurban (unta, sapi, dan kambing) yang disembelih pada hari raya Qurban dan hari-hari tasyriq sebagai taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah (Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, XIII/155; Al Ja’bari, 1994).

Page 4: Indahnya ber qurban di jalan allah

HUKUM QURBAN Qurban hukumnya sunnah, tidak

wajib. Imam Malik, Asy Syafi’i, Abu Yusuf, Ishak bin Rahawaih, Ibnul Mundzir, Ibnu Hazm dan lainnya berkata,”Qurban itu hukumnya sunnah bagi orang yang mampu (kaya), bukan wajib, baik orang itu berada di kampung halamannya (muqim), dalam perjalanan (musafir), maupun dalam mengerjakan haji.” (Matdawam, 1984)

Page 5: Indahnya ber qurban di jalan allah

HUKUM QURBAN Ukuran “mampu” berqurban,

hakikatnya sama dengan ukuran kemampuan shadaqah, yaitu mempunyai kelebihan harta (uang) setelah terpenuhinya kebutuhan pokok (al hajat al asasiyah) –yaitu sandang, pangan, dan papan– dan kebutuhan penyempurna (al hajat al kamaliyah) yang lazim bagi seseorang. Jika seseorang masih membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka dia terbebas dari menjalankan sunnah qurban (Al Ja’bari, 1994) .

Page 6: Indahnya ber qurban di jalan allah

HUKUM QURBAN Dasar kesunnahan qurban antara lain,

firman Allah SWT : وانحر لربك فصل  Maka dirikan (kerjakan) shalat karena

Tuhanmu, dan berqurbanlah.” (TQS Al Kautsar : 2).

  لكم سنة وهو بالنحر أمرت   “Aku diperintahkan (diwajibkan) untuk

menyembelih qurban, sedang qurban itu bagi kamu adalah sunnah.”(HR.At-Tirmidzi)

Page 7: Indahnya ber qurban di jalan allah

HUKUM QURBAN

عليكم بواجeب ليس و النحر علي كتب

“Telah diwajibkan atasku (Nabi SAW) qurban dan ia tidak wajib atas kalian.” (HR. Ad Daruquthni)

Dua hadits di atas merupakan qarinah (indikasi/petunjuk) bahwa qurban adalah sunnah. Firman Allah SWT yang berbunyi “wanhar” (dan berqurbanlah kamu) dalam surat Al Kautas ayat 2 adalah tuntutan untuk melakukan qurban (thalabul fi’li).

Page 8: Indahnya ber qurban di jalan allah

HUKUM QURBAN Sedang hadits At Tirmidzi, “umirtu bi an nahri wa

huwa sunnatun lakum” (aku diperintahkan untuk menyembelih qurban, sedang qurban itu bagi kamu adalah sunnah), juga hadits Ad Daruquthni “kutiba ‘alayya an nahru wa laysa biwaajibin ‘alaykum” (telah diwajibkan atasku qurban dan ia tidak wajib atas kalian); merupakan qarinah bahwa thalabul fi’li yang ada tidak bersifat jazim (keharusan), tetapi bersifat ghairu jazim (bukan keharusan). Jadi, qurban itu sunnah, tidak wajib. Namun benar, qurban adalah wajib atas Nabi SAW, dan itu adalah salah satu khususiyat beliau (lihat Rifa’i et.al., Terjemah Khulashah Kifayatul Akhyar, hal. 422).

Page 9: Indahnya ber qurban di jalan allah

HUKUM QURBAN Orang yang mampu berqurban tapi tidak

berqurban, hukumnya makruh. Sabda Nabi SAW:

  نا مصال يقربن فال يضح ولم سعة له كان من   “Barangsiapa yang mempunyai kemampuan

tetapi ia tidak berqurban, maka janganlah sekali-kali ia menghampiri tempat shalat kami.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al Hakim, dari Abu Hurairah RA. Menurut Imam Al Hakim, hadits ini shahih. Lihat Subulus Salam IV/91)

Page 10: Indahnya ber qurban di jalan allah

HUKUM QURBAN Perkataan Nabi “fa laa yaqrabanna

musholaanaa” (janganlah sekali-kali ia menghampiri tempat shalat kami) adalah suatu celaan (dzamm), yaitu tidak layaknya seseorang -yang tak berqurban padahal mampu– untuk mendekati tempat sholat Idul Adh-ha. Namun ini bukan celaan yang sangat/berat (dzamm syanii’) seperti halnya predikat fahisyah (keji), atau min ‘amalisy syaithan (termasuk perbuatan syetan), atau miitatan jaahiliyatan (mati jahiliyah) dsb.

Page 11: Indahnya ber qurban di jalan allah

HUKUM QURBAN Namun hukum qurban dapat menjadi wajib,

jika menjadi nadzar seseorang, sebab memenuhi nadzar adalah wajib sesuai hadits Nabi SAW :

  فال يعصيه أن نذر ومن فليطعه eالله يطيع أن نذر من

يعصه  “Barangsiapa yang bernadzar untuk ketaatan

kepada Allah, maka hendaklah ia melaksanakannya. Barangsiapa yang bernadzar untuk kemaksiatan kepada Allah, maka janganlah ia  melaksanakannya.” (HR al-Bukhari, Abu Dawud, al-Tirmidzi)

Page 12: Indahnya ber qurban di jalan allah

HUKUM QURBAN Qurban juga menjadi wajib, jika

seseorang (ketika membeli kambing, misalnya) berkata,”Ini milik Allah,” atau “Ini binatang qurban.” (Sayyid Sabiq, 1987; Al Jabari, 1994).

Page 13: Indahnya ber qurban di jalan allah

KEUTAMAAN QURBAN Berqurban merupakan amal yang

paling dicintai Allah SWT pada saat Idul Adh-ha. Sabda Nabi SAW

إلى أحب عمال~ النحر يوم آدم ابن عمل ما دم هراقة من وجل عز الله

  “Tidak ada suatu amal anak Adam

pada hari raya Qurban yang lebih dicintai Allah selain menyembelih qurban.” (HR. At Tirmidzi) (Abdurrahman, 1990)

Page 14: Indahnya ber qurban di jalan allah

KEUTAMAAN QURBAN Berdasarkan hadits itu Imam

Ahmad bin Hambal, Abuz Zanad, dan Ibnu Taimiyah berpendapat,”Menyembelih hewan pada hari raya Qurban, aqiqah (setelah mendapat anak), dan hadyu (ketika haji), lebih utama daripada shadaqah yang nilainya sama.” (Al Jabari, 1994).

Page 15: Indahnya ber qurban di jalan allah

KEUTAMAAN QURBAN Tetesan darah hewan qurban akan

memintakan ampun bagi setiap dosa orang yang berqurban. Sabda Nabi SAW :

لك يغفر فانه اضحيتك فاشهدي قومي فاطمة ياعeملته ذنب كل دمها من من تقطر قطرة باول

 “Hai Fathimah, bangunlah dan saksikanlah qurbanmu. Karena setiap tetes darahnya akan memohon ampunan dari setiap dosa yang telah kaulakukan…” (HR al-Baihaqi, lihat Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah XIII/165)

Page 16: Indahnya ber qurban di jalan allah

WAKTU DAN TEMPAT QURBAN Waktu Qurban dilaksanakan setelah sholat

Idul Adh-ha tanggal 10 Zulhijjah, hingga akhir hari Tasyriq (sebelum maghrib), yaitu tanggal 13 Zulhijjah. Qurban tidak sah bila disembelih sebelum sholat Idul Adh-ha. Sabda Nabi SAW:

ومن لنفسه ذبح فإنما الة الص قبل ذبح منسنة وأصاب نسكه تم فقد الة الص بعد ذبحالمسلمين

Page 17: Indahnya ber qurban di jalan allah

WAKTU & TEMPAT QURBAN “Barangsiapa menyembelih qurban

sebelum sholat Idul Adh-ha (10 Zulhijjah) maka sesungguhnya ia menyembelih untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa menyembelih qurban sesudah sholat Idul Adh-ha, maka sesungguhnya ia telah menyempurnakan ibadahnya (berqurban) dan telah sesuai dengan sunnah (ketentuan) Islam.” (HR. Bukhari)

Page 18: Indahnya ber qurban di jalan allah

WAKTU & TEMPAT QURBAN Sabda Nabi SAW : ذبح التشريق أيام كل  “Semua hari tasyriq (tanggal 11, 12, dan

13 Zulhijjah) adalah waktu untuk menyembelih qurban.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)

Menyembelih qurban sebaiknya pada siang hari, bukan malam hari pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan itu. Menyembelih pada malam hari hukumnya sah, tetapi makruh. Demikianlah pendapat para imam seperti Imam Abu Hanifah, Asy Syafi’i, Ahmad, Abu Tsaur, dan jumhur ulama (Matdawam, 1984).

Page 19: Indahnya ber qurban di jalan allah

WAKTU & TEMPAT QURBAN Perlu dipahami, bahwa penentuan tanggal 10

Zulhijjah adalah berdasarkan ru`yat yang dilakukan oleh Amir (penguasa) Makkah, sesuai hadits Nabi SAW dari sahabat Husain bin Harits Al Jadali RA (HR. Abu Dawud, Sunan Abu Dawud hadits no.1991). Jadi, penetapan 10 Zulhijjah tidak menurut hisab yang bersifat lokal (Indonesia saja misalnya), tetapi mengikuti ketentuan dari Makkah. Patokannya, adalah waktu para jamaah haji melakukan wukuf di Padang Arafah (9 Zulhijjah), maka keesokan harinya berarti 10 Zulhijjah bagi kaum muslimin di seluruh dunia.

Page 20: Indahnya ber qurban di jalan allah

TEMPAT QURBAN Diutamakan, tempat

penyembelihan qurban adalah di dekat tempat sholat Idul Adh-ha dimana kita sholat (misalnya lapangan atau masjid), sebab Rasulullah SAW berbuat demikian (HR. Bukhari). Tetapi itu tidak wajib, karena Rasulullah juga mengizinkan penyembelihan di rumah sendiri (HR. Muslim). Sahabat Abdullah bin Umar RA menyembelih qurban di manhar, yaitu pejagalan atau rumah pemotongan hewan (Abdurrahman, 1990).

Page 21: Indahnya ber qurban di jalan allah

JENIS HEWAN Hewan yang boleh dijadikan qurban

adalah : unta, sapi, dan kambing (atau domba). Selain tiga hewan tersebut, misalnya ayam, itik, dan ikan, tidak boleh dijadikan qurban (Sayyid Sabiq, 1987; Al Jabari, 1994). Allah SWT berfirman:

األنعام بهيمة من رزeقهم ما عeلى الله اسeم ليذكروا

“…supaya mereka menyebut nama Allah terhadap hewan ternak (bahimatul an’am) yang telah direzekikan Allah kepada mereka.” (TQS Al Hajj : 34)

Page 22: Indahnya ber qurban di jalan allah

JENIS HEWAN Dalam bahasa Arab, kata bahimatul

an’aam (binatang ternak) hanya mencakup unta, sapi, dan kambing, bukan yang lain (Al Jabari, 1994).

Prof. Mahmud Yunus dalam kitabnya Al Fiqh Al Wadhih III/3 membolehkan berkurban dengan kerbau (jamus), sebab disamakan dengan sapi.

Page 23: Indahnya ber qurban di jalan allah

JENIS KELAMIN Dalam berqurban boleh

menyembelih hewan jantan atau betina, tidak ada perbedaan, sesuai hadits-hadits Nabi SAW yang bersifat umum mencakup kebolehan berqurban dengan jenis jantan dan betina, dan tidak melarang salah satu jenis kelamin (Sayyid Sabiq, 1987; Abdurrahman, 1990)

Page 24: Indahnya ber qurban di jalan allah

UMUR HEWAN QURBAN Sesuai hadits-hadits Nabi SAW, dianggap mencukupi, berqurban dengan kambing/domba berumur satu tahun masuk tahun kedua, sapi (atau kerbau) berumur dua tahun masuk tahun ketiga, dan unta berumur lima tahun (Sayyid Sabiq, 1987; Mahmud Yunus, 1936).

Page 25: Indahnya ber qurban di jalan allah

KONDISI HEWAN QURBAN Hewan yang dikurbankan haruslah mulus,

sehat, dan bagus. Tidak boleh ada cacat atau cedera pada tubuhnya. Sudah dimaklumi, qurban adalah taqarrub kepada Allah. Maka usahakan hewannya berkualitas prima dan top, bukan kualitas sembarangan (Rifa’i et.al, 1978)

Berdasarkan hadits-hadits Nabi SAW, tidak dibenarkan berkurban dengan hewan :

yang nyata-nyata buta sebelah, yang nyata-nyata menderita penyakit (dalam

keadaan sakit), yang nyata-nyata pincang jalannya, yang nyata-nyata lemah kakinya serta kurus, yang tidak ada sebagian tanduknya, yang tidak ada sebagian kupingnya, yang terpotong hidungnya, yang pendek ekornya (karena terpotong/putus)

Page 26: Indahnya ber qurban di jalan allah

QURBAN SENDIRI ATAU PATUNGAN

Seekor kambing berlaku untuk satu orang. Tak ada qurban patungan (berserikat) untuk satu ekor kambing. Sedangkan seekor unta atau sapi, boleh patungan untuk tujuh orang (HR. Muslim). Lebih utama, satu orang berqurban satu ekor unta atau sapi

Perlu ditambahkan, bahwa dalam satu keluarga (rumah), bagaimana pun besarnya keluarga itu, dianjurkan ada seorang yang berkurban dengan seekor kambing. Itu sudah memadai dan syiar Islam telah ditegakkan, meskipun yang mendapat pahala hanya satu orang, yaitu yang berkurban itu sendiri. Hadits Nabi SAW:

  أضحية~ عام كل في بيت أهل كل على إن  “Dianjurkan bagi setiap keluarga dalam setiap tahun

menyembelih qurban.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, An Nasa`i, dan Ibnu Majah)

Page 27: Indahnya ber qurban di jalan allah

TEKNIS PENYEMBELIHAN Hewan yang akan dikurbankan

dibaringkan ke sebelah rusuknya yang kiri dengan posisi mukanya menghadap ke arah kiblat, diiringi dengan membaca doa “Robbanaa taqabbal minnaa innaka antas samii’ul ‘aliim.” (Artinya : Ya Tuhan kami, terimalah kiranya qurban kami ini, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.)

Penyembelih meletakkan kakinya yang sebelah di atas leher hewan, agar hewan itu tidak menggerak-gerakkan kepalanya atau meronta.

Page 28: Indahnya ber qurban di jalan allah

TEKNIS PENYEMBELIHAN Penyembelih melakukan

penyembelihan, sambil membaca : “Bismillaahi Allaahu akbar.” (Artinya : Dengan nama Allah, Allah Maha Besar). (Dapat pula ditambah bacaan shalawat atas Nabi SAW. Para penonton pun dapat turut memeriahkan dengan gema takbir “Allahu akbar!”)

Page 29: Indahnya ber qurban di jalan allah

TEKNIS PENYEMBELIHAN Kemudian penyembelih membaca

doa kabul (doa supaya qurban diterima Allah) yaitu : “Allahumma minka wa ilayka. Allahumma taqabbal min …” (sebut nama orang yang berkurban). (Artinya : Ya Allah, ini adalah dari-Mu dan akan kembali kepada-Mu. Ya Allah, terimalah dari…. ) (Ad Dimasyqi, 1993; Matdawam, 1984; Rifa’i et.al., 1978; Rasjid, 1990)

Page 30: Indahnya ber qurban di jalan allah

TEKNIS PENYEMBELIHAN Penyembelihan, yang afdhol

dilakukan oleh yang berqurban itu sendiri, sekali pun dia seorang perempuan. Namun boleh diwakilkan kepada orang lain, dan sunnah yang berqurban menyaksikan penyembelihan itu (Matdawam, 1984; Al Jabari, 1994).

Page 31: Indahnya ber qurban di jalan allah

RUKUN PENYEMBELIHAN Dalam penyembelihan, wajib terdapat 4

(empat) rukun penyembelihan, yaitu : Pertama, Adz Dzaabih (penyembelih), yaitu

setiap muslim, meskipun anak-anak, tapi harus yang mumayyiz (sekitar 7 tahun). Boleh memakan sembelihan Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani), menurut mazhab Syafi’i. Menurut mazhab Hanafi, makruh, dan menurut mazhab Maliki, tidak sempurna, tapi dagingnya halal. Jadi, sebaiknya penyembelihnya muslim. (Al Jabari, 1994).

Kedua, Adz Dzabiih, yaitu hewan yang disembelih.Telah diterangkan sebelumnya.

Page 32: Indahnya ber qurban di jalan allah

RUKUN PENYEMBELIHAN Ketiga, Al Aalah, yaitu setiap alat

yang dengan ketajamannya dapat digunakan menyembelih hewan, seperti pisau besi, tembaga, dan lainnya. Tidak boleh menyembelih dengan gigi, kuku, dan tulang hewan (HR. Bukhari dan Muslim).

Keempat, Adz Dzabh, yaitu penyembelihannya itu sendiri. Penyembelihan wajib memutuskan hulqum (saluran nafas) dan mari` (saluran makanan). (Mahmud Yunus, 1936)

Page 33: Indahnya ber qurban di jalan allah

Sesudah hewan disembelih, sebaiknya penanganan hewan qurban (pengulitan dan pemotongan) baru dilakukan setelah hewan diyakini telah mati. Hukumnya makruh menguliti hewan sebelum nafasnya habis dan aliran darahnya berhenti (Al Jabari, 1994).

Dari segi fakta, hewan yang sudah disembelih tapi belum mati, otot-ototnya sedang berkontraksi karena stress. Jika dalam kondisi demikian dilakukan pengulitan dan pemotongan, dagingnya akan alot alias tidak empuk. Sedang hewan yang sudah mati otot-ototnya akan mengalami relaksasi sehingga dagingnya akan empuk.

Page 34: Indahnya ber qurban di jalan allah

PEMANFAATAN DAGING QURBAN Ketentuannya, disunnahkan bagi

orang yang berqurban, untuk memakan daging qurban, dan menyedekahkannya kepada orang-orang fakir, dan menghadiahkan kepada karib kerabat. Nabi SAW bersabda :

وادخرو وأطعموا فكلوا

“Makanlah daging qurban itu, dan berikanlah kepada fakir-miskin, dan simpanlah.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, hadits shahih)

Page 35: Indahnya ber qurban di jalan allah

PEMANFAATAN HEWAN QURBAN Berdasarkan hadits itu, pemanfaatan

daging qurban dilakukan menjadi tiga bagian/cara, yaitu : makanlah, berikanlah kepada fakir miskin, dan simpanlah. Namun pembagian ini sifatnya tidak wajib, tapi mubah (lihat Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid I/352; Al Jabari, 1994; Sayyid Sabiq, 1987).

Orang yang berqurban, disunnahkan turut memakan daging qurbannya sesuai hadits di atas. Boleh pula mengambil seluruhnya untuk dirinya sendiri. Jika diberikan semua kepada fakir-miskin, menurut Imam Al Ghazali, lebih baik. Dianjurkan pula untuk menyimpan untuk diri sendiri, atau untuk keluarga, tetangga, dan teman karib (Al Jabari, 1994; Rifa’i et.al, 1978).

Page 36: Indahnya ber qurban di jalan allah

Akan tetapi jika daging qurban sebagai nadzar, maka wajib diberikan semua kepada fakir-miskin dan yang berqurban diharamkan memakannya, atau menjualnya (Ad Dimasyqi, 1993; Matdawam, 1984)

Pembagian daging qurban kepada fakir dan miskin, boleh dilakukan hingga di luar desa/ tempat dari tempat penyembelihan (Al Jabari, 1994).

Page 37: Indahnya ber qurban di jalan allah

BOLEHKAH MEMBERIKAN DAGING QURBAN KEPADA NON MUSLIM?

Ibnu Qudamah (mazhab Hambali) dan yang lainnya (Al Hasan dan Abu Tsaur, dan segolongan ulama Hanafiyah) mengatakan boleh. Namun menurut Imam Malik dan Al Laits, lebih utama diberikan kepada muslim (Al Jabari, 1994).

Penyembelih (jagal), tidak boleh diberi upah dari qurban. Kalau mau memberi upah, hendaklah berasal dari orang yang berqurban dan bukan dari qurban (Abdurrahman, 1990). Hal itu sesuai hadits Nabi SAW dari sahabat Ali bin Abi Thalib RA :

شيئ~ا منها الجازر أعطي ال وأن   “…(Rasulullah memerintahkan kepadaku) untuk

tidak memberikan kepada penyembelih sesuatu daripadanya (hewan qurban).” (HR. Bukhari dan Muslim) (Al Jabari, 1994)

Page 38: Indahnya ber qurban di jalan allah

Menjual kulit hewan adalah haram, demikianlah pendapat jumhur ulama (Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid I/352). Dalilnya sabda Nabi SAW:

  واستمتعوا وتصدقوا فكلوا واألضاحي الهدي لحوم تبيعوا وال

تبيعوها وال بجلودها   “Dan janganlah kalian menjual daging hadyu (qurban

orang haji) dan daging qurban. Makanlah dan sedekahkanlah dagingnya itu, ambillah manfaat kulitnya, dan jangan kamu menjualnya…”(HR. Ahmad) (Matdawam, 1984).

Sebagian ulama seperti segolongan penganut mazhab Hanafi, Al Hasan, dan Al Auza’i membolehkannya. Tapi pendapat yang lebih kuat, dan berhati-hati (ihtiyath), adalah janganlah orang yang berqurban menjual kulit hewan qurban. Imam Ahmad bin Hambal sampai berkata,”Subhanallah ! Bagaimana harus menjual kulit hewan qurban, padahal ia telah dijadikan sebagai milik Allah ?” (Al Jabari, 1994).

Page 39: Indahnya ber qurban di jalan allah

PENUTUP hendaklah orang yang berqurban melaksanakan

qurban karena Allah semata. Jadi niatnya haruslah ikhlas lillahi ta’ala, yang lahir dari ketaqwaan yang mendalam dalam dada kita. Bukan berqurban karena riya` agar dipuji-puji sebagai orang kaya, orang dermawan, atau politisi yang peduli rakyat, dan sebagainya. Sesungguhnya yang sampai kepada Allah SWT adalah taqwa kita, bukan daging dan darah qurban kita. Allah SWT berfirman:

منكم التقوى يناله ولكن دماؤها وال لحومها الله ينال لن  “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak

dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan daripada kamulah yang mencapainya.” (TQS Al Hajj : 37)