imunisasi campak

download imunisasi campak

of 9

description

imunisasi

Transcript of imunisasi campak

Pencegahan Pemberantasan PenyakitCampak dan Peningkatan Kesehatan KeluargaNama :aNIM aKelompok : A2

PendahuluanCampak merupakan salah satu masalah penyakit menular yang cukup umum diindonesia. Masalah penularan penyakit campak di Indonesia umumnya sudah cukup baik karena cakupan imunisasi yang sudah cukup besar di Indonesia. Selain cakupan imunisasi yang baik harus juga diperhatikan pemberian imunisasi wajib lainnya. Tujuan dibuatnya makalah ini adalah agar pembaca dapat memahami tentang imunisasi-imunisasi yang ada di indoensia, Upaya perbaikan gizi keluarga karena merupakan salah satu masalah juga di Indonesia, Keluarga berencana dan cara membangun rumah sehat.

System ImuneSystem imunitas adalah suatu system mekanisme pada seseorang yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologs luar dengan mengidentifikasi dan membunuh pathogen (bakteri, virus , bahkan cacing dan parasite ). System ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas , memusnahkan mereka dari organisme sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa.

System imunitas kelompok adalah tingkat dimana suatu populasi tertentu bisa bertahan terhadap penyakit. Untuk mencapai tingkat imunitas kelompok yang tinggi, keolompok yang berpihak pada imunisasi massal berusaha untuk mencapai angka vaksinasi yang setinggi mungkin dengan harapan nyaris setiap orang didalam kelompok yang terpilih akan terlindungi dari penyakit. 1

Vaksin diberikan kepada perorangan untuk melindungi orang tersebut dari penyakit. Pemberian vaksin kepada perorangan ini juga memberikan perlindungan kepada kelompok masyarakat. Ini bisa terjadi karena imunisasi akan menginduksi pembentukan kekebalan dengan tingkat kekebalan pada orang yang bersangkutan secara langsung. Sebagian orang yang tidak tervaksinasi ( rentan 0 bisa terlindungi ( tidak sakit ) secara tidak langsung karena telah berada di tengah-tengah kelompok orang yang telah divaksinasi. Dengan demikian penyebaran bibit penyakit dari orang ini yang terinfeksi kepada orang yang rentan bisa terputus. 1

ImunisasiImunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan dengan antigen serupa , tidak terjadi penyakit.

Dilihat dari cara timbulnya maka terdapat dua jenis kekebalan, yaitu kekebalan aktif dan pasif. Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh individu itu sendiri. Contohnya adalah kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu atau kekebalan yang diperoleh setelah pemberian suntikan immunoglobulin. Kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh. Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen seperti pada imunisasi, atau terpajan secara alamiah. Kekebalan aktif relative lebih lama karena adanya memori imunologik.2

Jenis Imunisasi Wajib DasarDiindonesia terdapat 5 jenis imunisasi dasar yang diwajibkan oleh pemerintah, . imunisasi wajib di Indonesia sebagaimana telah diwajibkan oleh WHO ditambah dengan hepatitis B. 3

Imunisasi BCGImunisasi BCG ( basillus calmette Guerin ) merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terhadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadi penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG. Vaksin BCG diberikan secara intradermal. Efek samping pemberian imunisasi BCG adalah terjadinya ulkus pada daerah suntikan , limfadenitis regionalis dan reaksi panas.

Imunisasi Hepatitis BImunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya hepatitis. Kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis sebanyak 3 kali dan penguatnya dapat diberikan pada usia 6 tahun. Imunisasi hepatitis ini diberikan melalui intramuscular. Angka kejadian hepatitis B pada anak balita juga sangat tinggi dalam memengaruhi angka kesakitan dan kematian balita.

Imunisasi DPTImunisasi DPT ( diphtheria, pertussis , tetanus) merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri , pertussis dan tetanus. Vaksin DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya,namun masih dapat merangsang pembentukan zat anti . pemberian pertama zat anti terbentuk masih sangat dikit terhadap vaksin dan menaktifkan organ-organ tubuh membuat zat anti. Pada pemberian kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Imunisasi DPT diberikan melalui intramuscular. Pemberian DPT dapat terjadi pembengkakkan , nyeri pada tempat penyuntikan dan demam. Efek berat bisa terjadi menangis hebat, kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopato dan syok.

Imunisasi CampakImunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Imunisasi campak diberikan melalui suntikan subkutan. Memiliki efek ruam di kulit tempat penyuntikan dan panas.

Imunisasi Polio Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.

Imunisasi TambahanImunisasi tambahan adalah imunisasi yang hanya dianjurkan oleh pemerintah. Dapat digunakan untuk mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau penyakit endemic atau untuk kepentingan tertentu. 3

Beberapa contoh imunisasi tambahan yang dapat diberikan seperti PVC ( pnemokokus polyvinvyl chloride ) yang diberikan pada usia lebih dari 1 tahun . PVC diberikan dengan interval 2 bulan pada usia 2-5 tahun diberikan 1 kali lagi. Influenza diberikan pada usia dari 2 tahun sebanyak 2 kali dengan interval 6-12 bulan. Tifoid polisakarida injeksi diberikan pada usia > 2 tahun diboster ulang setiap 3 tahun. 3

Gambar 1. Jadwal Imunisasi ( gambar diunduh dari www.docstoc.com )

Tata Cara Pemberian ImunisasiSebelum melakukan vaksinasi ,dianjurkan mengikuti tata cara seperti berikut :1. Memberitahukan secara rinci tentang resiko imunisasi dan resiko apabila tidak di vaksinasi.2. Periksa kembali persiapan untuk melakukan pelayanan secepatnya bila terjadi reaksi ikutan yang tidak diharapkan. 3. Baca dengan teliti informasi tentang yang akan diberikan dan jangan lupa mendapatkan persetujuan orangtua.4. Tinjau kembali apakah ada indikasi kontra terhadap vaksin yang akan diberikan5. Periksa identitas penerima vaksin dan berikan antipiretik bila diperlukan6. Periksa jenis vaksin dan yakin bahwa vaksin tersebut telah disimpan dengan baik.7. Periksa vaksin yang akan diberikan apakah tampak tanda-tanda perubahan. Periksa tanggal kadaluarsa dan catat bila ada tanda kerusakan vaksin seperti terjadi perubahan warna. 8. Yakin bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai dengan jadwal dan ditawarkan pula vaksin lain utnuk mengejar imunisasi yang tertinggal bila diperlukan9. Berikan vaksin dengan teknik yang benar. Lihat uraian mengenai pemilihan jarum suntik dan lokasi penyuntikan.10. Setelah pemberian vaksin, kerjakan hal-hal seperti berikut : Berilah petunjuk kepada orangtua atau pengasuh apa yang harus dikerjakan dalam kejadian reaksi yang biasa atau reaksi ikutan yang lebih berat. Catat imunisasi dalam rekam medis pribadi dan dalam catatan klinis Catatan imunisasi secara rinci harus disampaikan kepada dinas kesehatan bidang P2m ( pemberantasan penyakit menular ) Periksa status imunisasi anggota keluarga lainnya dan tawarkan vaksinasi untuk mengejar ketinggalan bila diperlukan. 2

Cara Pemberian yang baik dan benar :21. Pembersihan kulit pada tempat suntikan sebelum dilakukan imunisasi.2. Pemberian Suntikan diberikan melalui intramuscular atau subkutan dalam . 3. Jarum suntik yang digunakan berukuran 23 dengan panjang 25 mm4. Jarum suntik harus disuntikan dengan sudut 45-600 kedalam otot deltoid. Tempat pemberian dapat diberikan pada paha anterolateral untuk bayi dan anak-anak dibawah 12 bulan sedangkan region deltoid adalah untuk vaksinasi anak yang lebih besar.

Wadah Pembawa VaksinUntuk membawa vaksin dalam jumlah sedikit dan jarak tidak terlalu jauh dapat menggunakan cold box ( kotak dingin ) atau vaccine carrier 9 termos ). Coldbox berukuran lebih besar , dengan ukuran 40-70 liter, dengan penyekat suhu dari poliuretan , selain untuk tranportasi dapat pula untuk menyimpan vaksin sementara. Untuk memrtahankan suhu vaksin didalam kotak dingin atau termos dimasukan cold pack . 2

Tata-Cara Penyimpanan VaksinVaksin yang disimpan dan diangkut secara tidak benar akan kehilangan potensinya, instruksi pada lembar penyuluhan informasi produk harus disertakan. Aturan umum untuk sebagian besar vaksin, bahwa vaksin harus didinginkan pada temperature 2-8oC dan tidak membeku. Sejumlah vaksin ( DPT, Hepatitis B, dan Hepatitis A) menjadi tidak aktik bila membeku. Penggunaan dinasehatkan untuk melakukan konsultasi guna mendapatkan informasi khusus vaksin-vaksin individual, karena beberapa vaksin dapat disimpan dalam keadaan beku. 2

Suhu Optimum untuk Vaksin HidupSecara umum semua vaksin sebaiknya disimpan pada suhu +2 - +8oC , diatas suhu 8oC vaksin hidup akan cepat mati, vaksin polio hanya bertahan 2 hari, vaksin BCG dan campak yang belum dilarutkan akan mati dalam 7 hari.

Tempat Penyimpanan VaksinKamar dingin dan kamar beku umumnya berada dipabrik , distributor pusat dan departemen kesehatan atau dinas kesehatan provinsi, berupa ruang yang besar dengan kapasitas 5-100 m3, untuk menyimpan vaksin dalam jumlah yang banyak. Suhu kamar dingin berkisar antara +2 - +8oC , terutama untuk menyimpan vaksin yang tidak boleh beku. Suhu kamar beku berkisar antara (-250C) s/d (-150C), untuk menyimpan vaksin yang boleh beku seperti vaksin polio. Sedangkan untuk penyimpanan di puskesmas dapat digunakan lemari es dengan suhu sekitar +2 - +8oC, dan freezer dengan suhu berkisar (-250C) s/d (-150C).2

Pengenceran VaksinVaksin kering yang beku harus diencerkan dengan cairan pelarut khusus dan digunakan dalam periode waktu tertentu. Apabila vaksin telah diencerkan, harus diperiksa terhadap tanda-tanda kerusakan ( warna dan kejernihan ). Perlu diperhatikan bahwa vaksin campak yang telah diencerkan cepat mengalami perubahan pada suhu kamar. Jarum ukuran 21 yang steril dianjurkan untuk mengencerkan dan jarum ukuran 23 dengan panjang 25 mm digunakan untuk menyuntikan vaksin. 2

Upaya Perbaikan Gizi Keluarga ( UPGK ) UPGK adalah kegiatan masyarakat untuk melembagakan upaya peningkatan gizi dalam tiap keluarga di Indonesia. Usaha ini dbimbing pemerintah melalui departemen terkait yaitu kesehatan, pertanian, BKKBM, Agama , dan lain-lain.

Pengertian secara lebih rinci bahwa UPGK :41. merupakan usaha keluarga untuk mempergaiki gizi seluruh anggota keluarga2. dilaksanakan oleh kelurga dan masyarakat dengan kader sebagai penggerak masyarakat and petugas berbagai sector sebagai pembimbing dan Pembina.3. Merupakan bagian dari kehidupan keluarga seharo-hari dan juga merupakan bagian integral dari pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.4. Secara operasional adalah rangkaian kegiatan yang saling mendukung untuk melaksanakan alih teknologi sederhana kepada keluarga/masyarakat.

Langkah-langkah kegiatan UPGK meliputi 3 komponen besar yaitu :1. Penyuluhan Gizi MasyarakatTujuan kegiatan ini adalah terjadinya proses perubahan , pengertian , sikap dan perilaku yang lebih sehat mengenai kegunaan dan pemanfaatan pelayanan gizi yang tersedia dimasyarakat.2. Pelayanan Gizi Melalui PosyanduTujuan pelayanan ini adalah menurunnya angka kurang kalori protein (KKP) dan kebutaan karena kekurangan vitamin A pada balita serta anemia gizi pada bayi hamil.3. Peningkatan Pemanfaatan Tanaman PerkaranganSalah satu kegiatan pelayanan gizi di posyandu adalah pemberian makanan tambahan ( PMT ) kepada anak balita yang dilaksanakan oleh kader-kader PKK atau kaderdesa lainnya dengan bimbingan teknis oleh petugas gizi puskesmas.

Keluarga BerencanaPengertian KB adalah perencanaan kehamilan, sehinga kehmailan hanya terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antar kelahiran diperpanjang, dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah tercapai yang dikehendaki, untuk membina kesehatan seluruh anggota keluarga dengan sebaik-baiknya, menuju norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS). Kegiatan KB tidak hanya berupa penjarangan dan mengatur kehamilan, tetapi termasuk kegiatan untuk meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan keluarga secara menyeluruh

Tujuan umum program KB adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.4Tujuan khusus KB antara lain:4 Meningkatkan kesadaran masyarakat/keluarga dalam penggunaan alat kontrasepsi Menurunnya jumlah angka kematian bayi Meningkatkan kesehatan masyarakat/keluarga dengan cara penjarangan kelahiran bayi.Kegiatan pelayanan KB meliputi:41. Komunikasi informasi dan edukasi (KIE)KIE diberikan pada setiap kesempatan yang dapat digunakan untuk penyuluhan KB adalah :Pelayanan medis KB: Kesempatan dalam klinik keluarga berencana yang dapat memotivasi cara memilih alat kontrasepsi dan sasarannya yang sudah siap menerima jenis alat kontrasepsi yang terpilih Kesempatan di luar klinik keluarga berencana dan sasarannya yang telah siap menerima KIE

2. Pelayanan kontrasepsia. Metode pelayanan kontrasepsi: Metode sederhana Metode efektif Metode mantap dengan operasib. Tempat pelayanan kontrasepsi: Pelayanan kontrasepsi melalui klinik KB Pelayanan kontrasepsi safari KB senyum terpaduc. Pembinaan dan pengayoman medis kontrasepsi peserta keluarga berencana Posyandu Puskesmas pembantu Puskesmas Pondok berslain desa bagi desa yang mempunyai pondok bersalin dan bidan di desad. Pelayanan rujukan KB Rujukan medis KB Rujukan non medise. Pencatatan dan pelaporan Pencatatan dari hasil kegiatan pelayanan KB, baik dari hasil di dalam gedung maupun di luar gedung: Administrasi perlengkapan Administrasi keuangan Administrasi obat efek samping Administrasi hasil pelayanan kontrasespsi KBf. Pelaporan yang terpenting perlu adanya pembuatan laporan hasil kegiatan pelayanan medis KB.Rumah SehatMenurut WHO syarat rumah sehat adalah :1. harus dapat terlindungi dari hujan, panas, dingin dan berfungsi sebagai tempat istirahat2. mempunyai tempat-tempat untuk tidur, masak, mandi , mencuci, kakus dan kamar mandi3. dapat melindungi penghuninya dari bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran4. bebas dari bahan bangunan berbahya5. terbuat dari bahan bangunan yang kukuh dan dapat melindungi penguhi dari gempa , keruntuhan dan penyakit menular6. serta memberikan rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi

Kriteria rumah sehat menurut Winslow diantaranya adalah :1. dapat memenuhi kebutuhan fisiologis2. dapat memenuhi kebutuhan psikologis3. dapat terhindar dari kecelakaan dan bahaya4. dapat terhindar dari penularan penyakit.

Kebutuhan luas minimum bangunan harus juga diperhitungkan dalam membangun suatu rumah yang sehat. Supaya bila ada suatu penyakit menular satu keluarga tidak rentan tertular yang dikarenakan oleh ruangan yang terlalu sempit sehingg memudahkan penularan penyakit dari satu individu ke individu lainnya .5

Tabel 1. Kebutuhan Luas Minimun Bangunan dan Lahan untuk Rumah Sehat Sederhana.

Standar Luas Per Jiwa (m2)Luas Untuk 3 Jiwa (m2)

RumahLahan

MinEfektifIdeal

Ambang Batas 7,221,660,072-90200

Indonesia 9,027,060,072-90200

Internasional 12,036,060,0--

Pencegahan CampakPencegahan Primer : pencegahan primer adalah semua upaya untuk menghindari terhadinya sakit atau kejadian yang mengakibatkan seseorang sakit atau menderita kecacatan . vaksinasi merupakan upaya pencegahan primer untuk penyakit campak. Selain itu dengan imunisasi campak angka kesakitan dan kematian anak akan menurun dan pada umumnya akan meningkatkan kualitas hidup bangsa. 2

Pencegahan Sekunder : apabila dengan deteksi dini, diketahui adanya penyimpangan kesehatan seorang bayi atau anak sehingga intervensi atau pengobatan perlu segera diberikan untuk koreksi secepatnya. Memberi pengobatan sesuai diagnosis yang tepat adalah suatu pencegahan sekunder agar tidak terjadi komplikasi yang tidak diinginkan yaitu sampai meninggal atau meninggalkan gejala sisa atau kecatatan.

Pencegahan Tersier : membatasi berlanjutnya gejala sisa tersebut dengan upaya pemulihan seorang pasien agar dapat hidup mandiri tanpa bantuan orang lain, seperti contoh terapi rehabilitasi medic. 2

Kesimpulan Cakupan imunisasi yang besar pada suatu daerah belum tentu dapat mencegah penyakit tersebut. Karena dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti vaksin yang tidak paten, kurang gizi dan lingkungan rumah yang tidak sehat.

Daftar Pustaka1. Imunisasi Dampak dan Konspirasi. Diunduh dari www.ykai.net. Pada tanggal 2 july 20132. Ranuh IGN, Suyitno H, Hadinegoro SRS, Kartaasmita CB, Ismoedijanto, Soedjatmiko. Pedoman imunisasi diindonesia. Jakarta : Badan Penerbit Ikata Dokter Anak Indonesia. 2008. H : 4-5; 30-9; 63-53. Hidayat AAA. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta : Penerbit Salemba Medika. 2008. H: 55-84. Balai Pelatihan Kesehatan Salaman. Pedoman praktis pelaksanaan kerja di puskesmas. Magelang: Podorejo Offset. 2000. H:141-5; 156-1625. Wicaksono AA. Menciptakan Rumah Sehat. Depok: Penebar Swadaya . 2009. H: 4; 14