IMUNISASI

16
IMUNISASI Aspek imunologi Imunisasi Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebaian seseorang terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpajan pada penyakit tersebut ia tidak menjadi sakit. Kekebalan yang diperoleh dari imunisasi dapat berupa kekebalan pasif maupun aktif. Imunisasi yang diberikan untuk memperoleh kekebalan pasif disebut imunisasi pasif dengan memberikan antibodi atau factor kekebalan pada seseorang yang membutuhkan. Contohnya adalah pemberian imunoglobulin spesifik untuk penyakit tertentu, misalnya imunoglobulin antitetanus untuk penderita penyakit tetanus. Kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh, seperti misalnya pada kekebaian pasif alamiah antibodi yang diperoleh janin dari ibu akan perlahan menurun dan habis. Kekebalan aktif dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen secara alamiah atau melalui imunisasi. Imunisasi yang diberikan untuk memperoleh kekebalan aktif disebut imunisasi aktif dengan memberikan zat bioaktif yang disebut vaksin, dan tindakan itu disebut vaksinasi. Kekebalan yang diperoleh dengan vaksinasi berlangsung lebih lama dari kekebalan pasif karena adanya memori imunologis, walaupun tidak sebaik kekebalan aktif yang terjadi karena infeksi alamiah. Untuk memperoleh kekebalan aktif dan memori imunologis yang efektif maka vaksinasi harus mengikuti cara pemakaian dan jadwal yang 1

description

imunisasi

Transcript of IMUNISASI

IMUNISASI

Aspek imunologi Imunisasi

Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebaian seseorang terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpajan pada penyakit tersebut ia tidak menjadi sakit. Kekebalan yang diperoleh dari imunisasi dapat berupa kekebalan pasif maupun aktif.Imunisasi yang diberikan untuk memperoleh kekebalan pasif disebut imunisasi pasif dengan memberikan antibodi atau factor kekebalan pada seseorang yang membutuhkan. Contohnya adalah pemberian imunoglobulin spesifik untuk penyakit tertentu, misalnya imunoglobulin antitetanus untuk penderita penyakit tetanus. Kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh, seperti misalnya pada kekebaian pasif alamiah antibodi yang diperoleh janin dari ibu akan perlahan menurun dan habis. Kekebalan aktif dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen secara alamiah atau melalui imunisasi.

Imunisasi yang diberikan untuk memperoleh kekebalan aktif disebut imunisasi aktif dengan memberikan zat bioaktif yang disebut vaksin, dan tindakan itu disebut vaksinasi. Kekebalan yang diperoleh dengan vaksinasi berlangsung lebih lama dari kekebalan pasif karena adanya memori imunologis, walaupun tidak sebaik kekebalan aktif yang terjadi karena infeksi alamiah. Untuk memperoleh kekebalan aktif dan memori imunologis yang efektif maka vaksinasi harus mengikuti cara pemakaian dan jadwal yang telah ditentukan oleh produsen vaksin melalui bukti uji klinis vang telah dilakukan.

Tujuan Imunisasi

Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tersebut pada sekelompok masyarakat (populasi), atau bahkan menghilangkannya dari dunia seperti yang kita lihat pada keberhasilan imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir ini lebih mungkin terjadi pada jenis penvakit yang hanya dapat ditularkan melalui manusia, seperti misalnya penyakit difteria dan poliomielitis.

Program imunisasi nasional dikenal sebagai Pengembangan Program Imunisasi (PPI) atau expanded program on immunization (EPI) dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1977. Program PPI merupakan program pemerintah dalam bidang imunisasi guna mencapai komitmen internasional yaitu universal child immunization pada akhir 1982. UCI secara nasional dicapai pada tahun 1990, yaitu cakupan DTP3 Polio 3, dan Campak minimal 80% sebelum umur 1 tahun. Sedangkan cakupan untuk DTP1, Polio 1 dan BCG minimal 90%. Imunisasi yang termasuk dalam PPI adalah BCG, polio, DTP, campak, dan hepatitis B. Program imunisasi melalui PPI, mempunyai tujuan akhir (ultimate goal) sesuai dengan komitmen internasional yaitu, Eradikasi polio (ERAPO), Eliminasi tetanus maternal dan neonatal (maternal and neonatal tetanus elimination - MNTE) Reduksi campak (RECAM), Peningkatan mutu pelayanan imunisasi, Menetapkan standar pemberian suntikan yang aman (safe injection practices), Keamanan pengelolaan limbah tajam (safe waste Disposal management)

Jadwal Imunisasi

Jadwal Imunisasi IDAI secara berkala dievaluasi untuk penyempurnaan, berdasarkan perubahan epidemiologi penyakit,kebijakan Kementerian Kesehatan/WHO, kebijakan global, dan pengadaan vaksin di Indonesia. Terdapat beberapa perbedaan antara jadwal imunisasi tahun 2011 dengan jadwal imunisasi rekomendasi IDAI tahun 2008.

a. Pada jadwal imunisasi 2011, tidak dibedakan lagi antara vaksinasi Program Pengembangan Imunisasi (PPI, wajib) dan Program Imunisasi Non-PPl (dianjurkan). Mengingat semua vaksinasi untuk mencegah kematian dan kecacatan harus diberikan pada bayi dan anak.b. Vaksinasi varisela dapat diberikan sejak usia 12 bulan.C. Program BIAS, mulai tahun 2011 memberikan vaksinasi Td untuk menggantikan vaksinTD.d. Penambahan dalam foot-note (lihat lampiran di halaman cover depan).e. Memasukan vaksin rotavirus dalam jadwal imunisasi

- Pemberian hepatitis B saat lahir sangat dianjurkan untuk mengurangi penularan hepatitis B dari ibu ke bayinya sedini mungkin.

- Pemberian vaksin kombinasi, dengan maksud untuk mempersingkat jadwal, mengurangi jumlah suntikan, dan mengurangi kunjungan tetap dianjurkan. Selain vaksin kombinasi DTP dengan Hib (baik DTwP/Hib maupun DTaP/Hib, atau DTaP/ Hib/ IPV), Kementerian Kesehatan memberikan vaksin kombinasi DTwP dengan Hepatitis B (DTwP/ Hep B) dalam program imunisasi nasional.

- Imunisasi campak yang hanya diberikan satu kali pada usia 9 bulan dalam kajian Badan Penelitian & Pengembangan Depkes temyata kurang memberikan perlindungan jangka panjang. Oleh karena itu, diberikan suntikan penguat pada saat masuk sekolah dasar melalui program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah).

- Mengacu pada ketentuan WHO 2005 mengenai program eradikasi polio, apabila di Indonesia tidak terdapat lagi virus polio liar (wild polio virus) selama 3 tahun berturut-turut, besaran cakupan imunisasi polio cukup tinggi (>90%), serta survailans AFP yang baik; maka untuk imunisasi rutin (PPI) dapat diberikan elPV (enhanced inactivated polio vaccine, injectable polio vaccine).

- Jadwal imunisasi Program Imunisasi Nasional Kementrian Kesehatan yang baru tetap dapat dipergunakan, bersama jadwal imunisasi IDAI.

Program Imunisasi Nasional

Program Imunisasi Nasional meliputi BCG, polio,Hepatitis B, DTP, dan campak.

VAKSIN

VAKSIN KOMBINASI (combined vaccine) Gabungan beberapa antigen tunggal menjadi satu jenis produk antigen untuk mencegah penyakit yang berbeda. Diberikan pada saat dan lokasi yang sama Vaksin kombinasi tradisional : DPT , MMR, PolioKeuntungan : Mengurangi : - jumlah suntikan -jumlah kunjungan -ketidaknyamanan bayi/dokter Memudahkan : -mengejar imunisasi yang tertunda - menambah vaksin baru Mengurangi pengadaan sempritKerugian : Menurunkan respon imun tiap antigen Jadwal harus disesuaikan Mempengaruhi suplai dan harga vaksin Menambah ruang penyimpanan Dapat membingungkan perawat dalam membantu dokter Mengurangi kunjungan dokterSediaan: -Tetract-Hib: kombinasi DPwT+Hib -infanrix-Hib: kombinasi DpaT(dlm vial)+Hib(dalam PFS)

Jenis-jenis vaksin:Vaksin bakteri: -vaksin hidup : BCG -vaksin inaktif: difteria, tetanus, pertusis, kolera, pneumococcus, Hib, typhoid Vi.Vaksin Virus: -vaksin hidup: campak, rubela, varisela, OPV -vaksin inaktif: influenza, IPV,hepatitis A, hepatitis B.

MEMBAWA VAKSIN: Masukkan dalam cold box atau vaccine carrier Bila jarak dekat masukkan cool pack cair(bagian tengah letakkan termometer Muller) Bila jarak jauh masukkan cold pack beku (HepB dan DPT-HB tidak boleh menempel dan masukkan freeze tag/watch) Termos tidak boleh kena sinar matahari langsung

COLD PACK & COOL PACK Kantong plastik diisi air Cair (cool pack): biru atau merah-dinginkan di lemari es 2-8C/min.24jam. untuk vaksin HepB,DPT-HB,DT,TT Beku (cold pack):putih:-bekukan di freezer -5 sd -15C min 24jam. Untuk vaksin Polio,BCG,Campak.

2