IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …

22
IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM MEMAKSIMALKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 1 MALANG SKRIPSI OLEH: MIAWATI NPM. 21601011026 UNIVERSITAS ISLAM MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 2020

Transcript of IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …

Page 1: IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …

IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER

DALAM MEMAKSIMALKAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA

PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMA NEGERI 1 MALANG

SKRIPSI

OLEH:

MIAWATI

NPM. 21601011026

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2020

Page 2: IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …

ABSTRAK

Miawati. 2020. Implementasi Sistem Kredit Semester dalam Memaksimalkan Kemampuan

Belajar Siswa pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Malang.

Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas

Islam Malang. Pembimbing 1: Dr. Rosichin Mansur, S.Fil., M.Pd. Pembimbing 2:

Indhra Musthofa, M.PdI.

Kata kunci: Sistem Kredit Semester, Pembelajaran, Kemampuan Belajar Siswa

Adanya Sistem Kredit Semester (SKS) dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk

memfasilitasi secara penuh terhadap kemampuan belajar siswa yang beragam. SMA Negeri 1

Malang merupakan sekolah penyelenggara SKS yang telah menerapkan SKS sejak tahun ajaran

2015/2016 hingga pada tahun ajaran 2018/2019 beralih pada SKS berbasis layanan homogen

dan layanan heterogen secara bersamaan. Layanan homogen merupakan layanan terhadap

kemampuan belajar siswa secara merata. Jadi guru memberikan layanan serta fasilitas yang

sama terhadap semua siswa tanpa mengkategorikan siswa sesuai dengan kecepatan belajarnya.

Sedangkan layanan heterogen merupakan layanan utuh terhadap kemampuan belajar siswa

yang tergolong ke dalam kelompok belajar cepat, normal, dan lambat dan berada dalam satu

ruang kelas yang sama. Dengan adanya layanan heterogen, siswa mampu belajar sesuai dengan

kemampuan dan kecepatan belajarnya masing-masing.

Adapun fokus penelitian yaitu mengenai perencanaan pembelajaran berbasis SKS,

penerapan pembelajaran berbasis SKS, dan sistem penilaian berbasis SKS pada pembelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI). Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

perencanaan pembelajaran berbasis SKS, mendeskripsikan penerapan pembelajaran berbasis

SKS, dan mendeskripsikan sistem penilaian berbasis SKS pada pembelajaran PAI.

Pendekatan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif dengan jenis penelitian

studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Sedangkan teknik analisis data menggunakan model Miles, Huberman dan Saldana yang

meliputi pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Adapun pengecekan keabsahan data menggunakan perpanjangan keikutsertaan, triangulasi,

dan diskusi sejawat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PAI memiliki berbagai inovasi dalam

menyusun rancangan perencanaan pembelajaran dan sistem penilaian. Dalam perencanaan

pembelajaran, guru membuat inovasi program semester dengan alokasi waktu yang lebih cepat

sehingga peserta didik termotivasi untuk menyelesaikan Kompetensi Dasar (KD) sesuai target

yang telah ditetapkan oleh guru. Dalam penerapan pembelajaran, peserta didik lebih banyak

melakukan pembelajaran secara mandiri dan berkelompok. Guru memberikan Unit Kegiatan

Belajar Mandiri (UKBM) yang berisi rangkuman materi pembelajaran, tugas, dan latihan yang

harus dikerjakan oleh siswa. Aktivitas belajar tersebut menuntut peserta didik untuk aktif dalam

mencari dan menggali sumber belajar secara mandiri. Sedangkan dalam sistem penilaian, guru

menyusun format penilaian khusus yang memuat kode-kode penilaian yang mengandung

beberapa arti.

Saran terkait implementasi SKS yang lebih baik kedepannya yaitu untuk terus

mengadakan evaluasi terhadap penerapan pembelajaran berbasis SKS, menciptakan inovasi-

inovasi yang memudahkan guru dan peserta didik dalam mencapai keberhasilan tujuan

pembelajaran, serta membatasi akses internet sebagai sumber belajar dalam pembelajaran.

Page 3: IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Pendidikan di Indonesia terus mengalami perkembangan dari waktu

ke waktu. Baik dari segi pembangunan, sarana prasarana, fasilitas, pelatihan

sumber daya manusia, program pendidikan, serta kurikulumnya. Segala upaya

tersebut dilakukan untuk mencapai keberhasilan tujuan pendidikan yaitu

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cakap, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Ilmy, Wahid, &

Muali, 2018: 45). Pencapaian keberhasilan dari tujuan pendidikan tersebut

diupayakan melalui berbagai program dan inovasi pendidikan yang terus

dikembangkan. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik,

perkembangan zaman, dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.

Salah satu komponen yang berkaitan erat dengan pengembangan

pendidikan yaitu mutu pendidikan yang dipengaruhi oleh kurikulum.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang memuat isi dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (Hamalik, 2012: 16). Kurikulum

dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan program pendidikan. Dalam

penyusunannya sendiri, kurikulum didasarkan pada aspek agama, falsafah,

psikologis, dan sosial. Kurikulum telah berkembang dari yang semula Rentjana

Pembelajaran 1947-Rentjana Pelajaran Terurai 1952-Rentjana Pendidikan

1964-Kurikulum 1968-Kurikulum 1975-Kurikulum 1984-Kurikulum 1994-

Page 4: IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …

2

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)-Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) hingga sekarang Kurikulum 2013. Kurikulum terus

mengalami penyempurnaan dari kurikulum-kurikulum sebelumnya. Perubahan

tersebut dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang

terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.

Di era modern ini, Kurikulum 2013 dianggap paling sesuai untuk

memenuhi kebutuhan peserta didik. Kurikulum 2013 didesain mampu

mengembangkan potensi peserta didik dari segi afektif, kognitif, dan

psikomotorik. Departemen pendidikan Nasional menjelaskan dalam visinya

bahwa kecerdasan mencakup cerdas intelektual, emosional, dan spiritual

(Nafia, 2017: 2). Kurikulum 2013 sengaja disusun berbeda dari kurikulum-

kurikulum sebelumnya. Jika pada kurikulum sebelumnya menekankan aspek

kognitif dan mengesampingkan aspek lainnya, maka dalam Kurikulum 2013

yang menjadi aspek utama adalah aspek afektif yang di dalamnya memuat

sikap spiritual dan sikap sosial, baru kemudian diikuti oleh aspek kognitif dan

aspek psikomotorik. Karena dirasa output yang dihasilkan yaitu peserta didik

pandai dan menguasai bidang pengetahuan, namun rendah pemahaman akan

moral dan sopan santun. Sehingga disusun kurikulum baru yang mampu

menjawab permasalahan tersebut. Dalam proses penerapannya, Kurikulum

2013 dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan sejak tahun pelajaran

2013/2014 agar terjadi penguatan dan peningkatan mutu di sekolah. Pada tahun

pelajaran 2018/2019 seluruh satuan pendidikan diprogramkan sudah

menerapkan Kurikulum 2013 (Direktorat Pembinaan SMA, 2017: ii). Tahap-

tahap tersebut ditandai dengan adanya pelatihan, seminar, diklat, rapat, serta

Page 5: IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …

3

perkumpulan yang ditujukan untuk guru, kepala sekolah, maupun tenaga

kependidikan lainnya. Hal ini merupakan bentuk perbaikan dari evaluasi

terhadap pelaksanaan Kurikulum 2013 sebelumnya. Sehingga setiap waktu

akan terus ada pengembangan dalam upaya meningkatkan kualitas sekolah

melalui pengembangan mutu sumber daya manusia.

Adanya SKS (Sistem Kredit Semester) di Kurikulum 2013 merupakan

inovasi pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pelayanan utuh kepada

peserta didik dalam memenuhi kebutuhan serta memaksimalkan potensinya.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 158 Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan

Menengah Pasal 1 menyebutkan bahwa “Sistem Kredit Semester adalah bentuk

penyelenggaraan pendidikan yang peserta didiknya menyepakati jumlah beban

belajar yang diikuti dan/atau strategi belajar setiap semester pada satuan

pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan/kecepatan belajarnya”

(Muhlis, 2017: 145). Hal ini didasarkan pada keberagaman yang dimiliki oleh

peserta didik yaitu minat, bakat, dan kemampuan belajar. Masing-masing

peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda sehingga menghasilkan

kemampuan yang berbeda pula. Sehingga dengan adanya SKS, peserta didik

dibebaskan untuk memilih dan menentukan jumlah beban belajar yang akan

diikuti pada tiap semester. Tentunya dalam menentukan mata pelajaran serta

beban belajarnya, peserta didik akan didampingi oleh PA (Pembimbing

Akademik).

Pola pembelajaran sistem paket yang berlangsung selama ini kurang

memfasilitasi keragaman minat, bakat, serta kemampuan belajar peserta didik.

Page 6: IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …

4

Sehingga dengan adanya SKS ini diharapkan mampu memfasilitasi

kemampuan belajar peserta didik secara maksimal. Dalam Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan

Sistem Kredit Semester pada Pendidikan Dasar dan Menengah pasal 4

menyebutkan bahwa “pembelajaran dengan SKS dikelola dalam bentuk

pembelajaran yang berdiferensiasi bagi masing-masing kelompok peserta didik

yang berbeda kecepatan belajarnya”. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya

harus ada perbedaan layanan pembelajaran yang disesuaikan dengan

kemampuan belajar peserta didik. Layanan utuh pembelajaran mengacu kepada

konsep pembelajaran tuntas (mastery learning), yaitu strategi pembelajaran

yang menggunakan prinsip ketuntasan secara individual yang mensyaratkan

peserta didik menguasai seluruh KI (Kompetensi Inti) maupun KD

(Kompetensi Dasar) pada tiap-tiap mata pelajaran. Dengan demikian peserta

didik mendapatkan kesempatan untuk memperoleh perlakuan sesuai dengan

kapasitas dan prestasi belajar yang dimilikinya (Fauziah, 2019: 3). Peserta

didik dengan kemampuan belajar cepat akan bisa menyelesaikan pendidikan

dalam waktu kurang dari 6 (enam) semester dengan syarat telah menguasai

seluruh mata pelajaran. Bagi peserta didik dengan kemampuan belajar sedang

akan tetap bisa menyelesaikan pendidikan dalam waktu normal yaitu 6 (enam)

semester. Sedangkan bagi peserta didik dengan kemampuan belajar lambat

tetap difasilitasi sampai benar-benar mampu menyelesaikan seluruh mata

pelajaran dengan waktu belajar 8 (delapan) semester.

Siswa belajar dengan cara dan kecepatan yang berbeda-beda (Uno,

2012: 45). Dalam belajar, peserta didik memiliki gaya dan cara yang berbeda

Page 7: IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …

5

sesuai dengan kemampuan serta kecepatan belajar mereka masing-masing.

Setiap pelajaran yang diterima oleh peserta didik baik dalam kelas maupun luar

kelas tentu berbeda. Pengalaman belajar didapatkan dari keseharian yang

dilaluinya entah dari rumah, jalan, orang-orang sekitar, tempat bermain, tempat

belajar, dll yang akan mempengaruhi kemampuan belajarnya. Terdapat tiga

ranah atau aspek yang berkaitan dengan kemampuan belajar siswa yaitu ranah

kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotorik

(keterampilan). Ada siswa yang unggul dalam ranah kognitif namun kurang

dalam ranah afektifnya. Ada juga siswa yang unggul dalam ranah psikomotorik

namun kurang dalam ranah kognitifnya. Sehingga dengan adanya sistem kredit

semester maka setiap siswa difasilitasi sesuai bakat, minat, dan kemampuan

belajarnya masing-masing.

Sehubungan dengan adanya kebijakan pemerintah bahwa sekolah

diharuskan untuk memperhatikan potensi dari tiap-tiap peserta didik, maka

sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi yang menyebutkan bahwa “satuan pendidikan pada semua

jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan program pendidikan dengan

menggunakan sistem paket atau Sistem Kredit Semester” (Moesthafa, 2018: 2-

3). Peralihan program pembelajaran dari sistem paket ke Sistem Kredit

Semester tentunya harus memperhatikan kesiapan sekolah. Karena kesiapan

sekolah yang menjadi penentu keberhasilan dalam pelaksanaan program SKS

tersebut. Kesiapan sekolah dalam menerapkan SKS dapat dinilai dari segi

fasilitas, sarana prasarana, sumber daya manusia, maupun model pembelajaran.

Page 8: IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …

6

Program SKS merupakan kebijakan pemerintah yang ditangani oleh

Direktorat Pembinaan SMA sebagai bentuk upaya pemerintah untuk mencari

pola guna meningkatkan mutu pendidikan. Hanya sekolah-sekolah tertentu

yang ditunjuk oleh pemerintah yang dapat melaksanakan program SKS, salah

satunya SMA Negeri 1 Malang. Hal ini ditegaskan dalam tujuan sekolah pada

butir ke 12 dan 13 yaitu dapat meningkatkan pemahaman kurikulum 2013

dengan SKS terhadap segenap civitas akademia SMAN 1 Malang, serta dapat

meningkatkan layanan pendidikan dengan SKS agar dapat memberikan

peluang terhadap peserta didik yang cerdas dan mampu menyelesaikan

pendidikannya 4 semester atau 2 tahun.

Berdasarkan hasil observasi awal, sistem pembelajaran dengan

menggunakan SKS telah diterapkan pada semua mata pelajaran di SMA Negeri

1 Malang. Sekolah menggunakan layanan UKBM (Unit Kegiatan Belajar

Mandiri) pada saat proses pembelajaran, jadi masing-masing siswa sudah

memiliki UKBM dalam bentuk softcopy maupun hardcopy. Layanan UKBM

ini bukan satu-satunya perangkat pembelajaran yang harus digunakan, tetapi

salah satu komponen perangkat bahan ajar yang digunakan di sekolah

penyelenggara SKS. Sekolah juga menyediakan fasilitas layanan utuh

pembelajaran dalam bentuk unit-unit belajar pada tiap mata pelajaran. Adanya

unit-unit belajar utuh tersebut tergantung dari bakat, minat, dan

kemampuan/kecepatan belajar siswa yang diklasifikasikan sebagai pembelajar

cepat, normal, maupun lambat. Dengan unit-unit belajar ini para siswa dapat

menyelesaikan pendidikan secara lebih efisien dan juga difasilitasi secara

penuh oleh sekolah sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Page 9: IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …

7

Dari segi perencanaan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran

PAI (Pendidikan Agama Islam) sudah dipersiapkan dengan baik dan matang

oleh guru. Mulai dari penyusunan program minggu efektif yang berdasar pada

kalender akademik pada tahun pelajaran yang berlangsung, berlanjut pada

prota (program tahunan), promes (program semester), penentuan KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal), silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran), UKBM, serta penilaian yang mencakup aspek afektif, kognitif,

dan psikomotorik. Namun peneliti menemukan permasalahan yang berkaitan

dengan perencanaan pembelajaran yaitu waktu yang telah ditetapkan oleh guru

dalam promes sebagai batas waktu pencapaian atau penguasaan materi

seringkali dianggap remeh oleh siswa. Hal ini banyak dilakukan oleh siswa

yang masuk dalam kategori kelompok pembelajar lambat yang memang

membutuhkan waktu lebih lama dari kelompok pembelajar cepat maupun

kelompok pembelajar normal.

Pada tahap penerapan pembelajaran berbasis SKS, siswa berperan

aktif dalam menggali dan mengumpulkan informasinya secara mandiri maupun

berkelompok. Dengan pedoman UKBM yang dimiliki oleh masing-masing

siswa, maka siswa ditugaskan untuk menyelesaikan pertanyaan dan latihan

yang ada dalam UKBM tersebut. Siswa dibebaskan untuk mencari sumber

belajar sendiri baik dari buku, internet, diskusi kelompok, maupun bertanya

pada guru. Namun sebagaimana yang diamati oleh peneliti, siswa cenderung

lebih suka mencari informasi lewat internet daripada bertanya pada guru.

Sehingga dikhawatirkan sumber dari internet kurang terpercaya dan

menimbulkan penafsiran yang rancu apabila tidak diimbangi dengan penjelasan

Page 10: IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …

8

langsung dari guru, dan juga bisa jadi mengandung unsur kepentingan individu

maupun kelompok agama tertentu. Di samping itu banyak siswa yang memilih

jalan pintas yaitu menyontek pekerjaan teman dengan alasan agar cepat

menuntaskan materi pembelajaran sekarang dan dapat melanjutkan materi

selanjutnya. Sehingga siswa kurang menguasai materi secara keseluruhan dan

akibatnya akan kesulitan dalam mengerjakan ulangan harian.

Sedangkan sistem penilaian yang digunakan untuk mengukur

kemampuan belajar siswa terbagi dalam dua format. Format penilaian yang

pertama dikhususkan untuk menilai aspek kognitif (pengetahuan), sedangkan

format kedua untuk menilai aspek afektif (sikap) dan aspek psikomotorik

(keterampilan). Yang menjadi permasalahan yaitu pada format penilaian

keterampilan diuraikan kriteria penilaian yang lebih merujuk pada penilaian

sikap seperti: bersikap taat aturan, peduli kepada orang lain, menunjukkan

sikap tanggung jawab, dst. Selain itu format penilaian memuat berbagai macam

kode seperti pada format penilaian keterampilan terdapat antara lain: Py

(Proyek), Pr (Praktik), Ft (Portofolio), Pd (Produk), sedangkan pada format

penilaian pengetahuan antara lain: T (Tulis), L (Lisan), Tg (Tugas) yang

dikelompokkan pada masing-masing UKBM. Berbagai macam kode tersebut

menimbulkan ketidakefektifan dalam penyajian nilai. Hal ini dikarenakan

terjadi penilaian ganda dalam format penilaian keterampilan dan format

penilaian pengetahuan. Misalnya tugas portofolio yang termasuk penilaian

keterampilan dengan kode Ft bisa juga dimasukkan dalam penilaian

pengetahuan dengan kode Tg. Kesenjangan inilah yang nantinya akan

membingungkan tidak hanya bagi guru sebagai penilai, tetapi juga siswa

Page 11: IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …

9

sebagai objek yang dinilai. Bentuk format penilaian tiap guru mata pelajaran

PAI berbeda-beda sesuai dengan kebijakan masing-masing. Sebagaimana yang

diketahui oleh peneliti bahwa format penilaian seperti yang disebutkan di atas

hanya digunakan oleh satu guru dengan tujuan untuk menilai kemampuan

belajar siswa secara rinci dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Implementasi Sistem Kredit Semester dalam

Memaksimalkan Kemampuan Belajar Siswa pada Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Malang”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian, maka yang menjadi fokus penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis

Sistem Kredit Semeter di SMA Negeri 1 Malang?

2. Bagaimana penerapan pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis

Sistem Kredit Semester di SMA Negeri 1 Malang?

3. Bagaimana sistem penilaian terhadap siswa pada pembelajaran Pendidikan

Agama Islam berbasis Sistem Kredit Semester di SMA Negeri 1 Malang?

Page 12: IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …

10

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian, maka tujuan penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam berbasis Sistem Kredit Semester di SMA Negeri 1 Malang.

2. Untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

berbasis Sistem Kredit Semester di SMA Negeri 1 Malang.

3. Untuk mendeskripsikan sistem penilaian terhadap siswa pada

pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis Sistem Kredit Semester di

SMA Negeri 1 Malang.

D. Kegunaan Penelitian

1. Aspek Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperluas wawasan

pengetahuan mengenai inovasi pendidikan serta pelaksanaan pembelajaran

menggunakan SKS khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam, memberikan sumbangan ilmiah bagi kalangan akademis yang akan

melakukan penelitian maupun mengadakan riset terkait judul penelitian

tersebut, serta menjadi bahan evaluasi dan perbaikan bagi lembaga-

lembaga pendidikan untuk menerapkan program pendidikan yang sesuai

dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik sehingga tujuan

pendidikan dapat tercapai secara maksimal.

Page 13: IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …

11

2. Aspek Praktis

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi sekolah, agar dapat dijadikan sebagai bentuk kontribusi pemikiran,

kajian pustaka, serta bahan evaluasi dan masukan terkait solusi dalam

memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam proses

pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

b. Bagi guru, agar dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi guru khususnya

pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk terus mengikuti

perubahan dalam rangka penyempurnaan kurikulum 2013 beserta

program-programnya, mengembangkan kemampuan serta keterampilan

melalui pelatihan maupun penelitian, serta memaksimalkan proses

pembelajaran sehingga dapat mencapai keberhasilan tujuan pendidikan.

c. Bagi siswa, diharapkan bisa mengubah proses pembelajaran dari yang

sebelumnya menggunakan sistem paket kemudian beralih

menggunakan sistem kredit semester dengan tujuan mampu

memaksimalkan potensi siswa berdasarkan bakat, minat, dan

kemampuan belajar masing-masing. Serta dapat menumbuhkan

semangat dan motivasi dalam belajar untuk mencapai hasil yang

maksimal.

d. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan

peneliti terhadap inovasi pendidikan yang sedang berkembang dalam

dunia pendidikan modern, serta dapat bermanfaat sebagai bekal dan

pedoman untuk bisa diamalkan di kemudian hari ketika terjun langsung

dalam dunia pendidikan.

Page 14: IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …

12

e. Bagi khalayak umum, diharapkan dapat menjadi kajian terhadap

pendidikan di Indonesia sebagai bahan perbandingan layanan

pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan. Serta menjadi motivasi bagi

lembaga-lembaga pendidikan lainnya untuk menerapkan Sistem Kredit

Semester dengan mempertimbangkan berbagai hal berkaitan

dengannya.

E. Definisi Operasional

1. Sistem Kredit Semester (SKS) merupakan suatu bentuk dari inovasi

pendidikan yang terdapat dalam Kurikulum 2013 yang menawarkan peserta

didik untuk menyepakati jumlah beban belajarnya sendiri tiap semester

sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan belajarnya masing-masing.

2. Kemampuan belajar adalah kompetensi yang dimiliki siswa sebagai hasil

dari proses pembelajaran yang telah dilalui dan dapat ditunjukkan melalui

prestasi belajarnya.

3. Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang menanamkan nilai-nilai

Islami berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang bertujuan untuk

membentuk pribadi yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak dan berkepribadian mulia, serta bertanggung jawab terhadap diri

sendiri, negara, serta agamanya.

Page 15: IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …

104

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan data, temuan penelitian, dan pembahasan

mengenai implementasi Sistem Kredit Semester dalam memaksimalkan

kemampuan belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMA Negeri 1 Malang, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran berbasis SKS tidak jauh berbeda dengan

perencanaan pembelajaran berbasis sistem paket. Pada dasarnya, dalam

menyusun perencanaan pembelajaran guru berpedoman pada Peraturan

Menteri Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar proses. Namun

pemerintah tetap memberikan wewenang dan kebebasan untuk guru

dalam mengembangkan perencanaan pembelajarannya. Dalam mata

pelajaran PAI, guru membuat inovasi dalam menyusun perencanaan

pembelajaran dengan membuat alokasi waktu lebih cepat dari waktu

normal. Sehingga dengan alokasi waktu yang menjadi target pencapaian

ketuntasan KD tersebut, para siswa akan termotivasi untuk segera

menuntaskan KD-KDnya sesuai target dan akan terlihat

pengklasifikasian siswa dalam kategori belajar cepat, normal, dan

lambat. Apabila terdapat siswa yang acuh terhadap target tersebut,

maka guru sebagai motivator memberikan dukungan dan waktu

tambahan bagi mereka yang termasuk kategori lambat agar tetap bisa

menyelesaikan KD dalam batas waktu maksimal.

Page 16: IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …

105

2. Penerapan SKS dalam pembelajaran di SMA Negeri 1 Malang

menggunakan layanan homogen dan layanan heterogen. Khususnya

dalam pembelajaran PAI, guru menggunakan layanan heterogen yang di

dalamnya terdapat kelompok belajar cepat, normal, dan lambat dalam

satu ruang kelas yang sama. Jenis pelayanan yang berbeda-beda sesuai

dengan kecepatan belajar siswa ini memunculkan beberapa keunggulan

dan juga kendala dalam pengaplikasiannya. Keunggulan dari penerapan

pembelajaran berbasis SKS yaitu siswa mampu belajar secara mandiri

dan mencari sumber belajarnya sendiri, siswa memiliki tanggung jawab

terhadap diri sendiri dan juga kelompok belajarnya, siswa mendapatkan

layanan dan fasilitas sesuai dengan kemampuan dan kecepatan

belajarnya masing-masing. Sedangkan kendala dari penerapan

pembelajaran berbasis SKS yaitu siswa kurang mendapatkan penjelasan

secara mendalam terkait materi pelajaran dikarenakan siswa dituntut

untuk belajar secara mandiri, siswa lebih suka mencari sumber belajar

dari referensi lain termasuk internet sehingga enggan bertanya langsung

pada guru yang mengakibatkan perbedaan konsep karena sumber

informasi yang tidak akurat, serta siswa cenderung lebih banyak

bergaul dengan kelompok belajarnya saja.

3. Penilaian hasil belajar terhadap siswa mencakup aspek afektif, kognitif,

dan psikomotorik. Format penilaian yang disusun oleh guru berbeda-

beda sesuai dengan kebutuhan terhadap aspek yang akan dinilai. Guru

PAI menyusun format penilaian yang berbeda antara penilaian kognitif

dan penilaian afektif-psikomotorik. Pada penilaian kognitif terdapat

Page 17: IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …

106

kode T, L, dan Tg yang maknanya berbeda-beda pada tiap UKBM.

Sedangkan pada penilaian afektif-psikomotorik terdapat kode Py yang

berarti projek, Pr yang berarti praktek, Ft yang berarti portofolio, dan

Pd yang berarti produk. Kode-kode yang dibuat oleh guru PAI dalam

format penilaian bertujuan untuk memudahkan beliau dalam

memberikan nilai pada setiap aktivitas belajar siswa sehingga dapat

dipertanggungjawabkan apabila ada kesalahpahaman di kemudian hari.

Salah satu jenis penilaian yaitu formatif. Bagi siswa yang mendapat

nilai diatas KKM atau setara dengan KKM maka ia boleh melanjutkan

KD berikutnya. Bagi siswa yang tidak tuntas dalam melaksanakan ujian

formatif, maka ia diwajibkan mengikuti remidi untuk memperbaiki

nilainya agar sesuai dengan KKM. Sedangkan siswa yang belum

menuntaskan KD-KD selama satu semester maka ia diwajibkan untuk

mengikuti KHS sebagai syarat dalam melanjutkan semester berikutnya.

B. Saran

Saran ini berkaitan dengan implementasi Sistem Kredit Semester

dalam memaksimalkan kemampuan belajar siswa pada pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Malang dan ditujukan pada:

1. Kepala sekolah untuk terus mengadakan evaluasi terhadap

implementasi pembelajaran berbasis SKS sehingga dapat mengetahui

kendala-kendala yang ditemui pada saat proses pembelajaran serta

dapat memecahkan permasalahan tersebut dengan inovasi-inovasi yang

lebih baik untuk pembelajaran ke depannya. Kepala sekolah juga

Page 18: IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …

107

diharapkan untuk sering mengadakan pelatihan, seminar, maupun

workshop bagi para guru agar dapat mengembangkan dan mengasah

kompetensi serta profesionalisme yang dimiliki.

2. Guru untuk selalu mengembangkan pengetahuan dan kompetensi yang

dimiliki sehingga mampu berinovasi demi pendidikan dan pembelajaran

yang lebih baik, untuk selalu mengarahkan dan memotivasi siswa agar

dapat menuntaskan kewajiban belajarnya, serta selalu memberikan

penjelasan dan pemahaman terkait materi yang bersangkutan dengan

keagamaan sehingga siswa tidak salah arah dan terpengaruh oleh

sumber yang kurang terpercaya.

3. Peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait

implementasi SKS dalam memaksimalkan kemampuan belajar siswa

dengan berbagai permasalahan yang lebih variatif dari lembaga

pendidikan yang berbeda pula.

Page 19: IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …

DAFTAR RUJUKAN

Amiruddin. (2016). Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Parama Ilmu.

Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2017). Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Daradjat, Z. (2011). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamalik, O. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamalik, O. (2012). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hartono, J. (2018). Metoda Pengumpulan dan Teknik Analisis Data. Yogyakarta:

CV. Andi Offset.

Herdiansyah, H. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial.

Jakarta: Salemba Humanika.

Kementerian Agama Republik Indonesia. (2014). Al-Qur’an Terjemah. Bandung:

PT Sygma Examedia Arkanleema.

Mahfudz, S. (2018). Qawaidul Fiqhiyah. Malang: Universitas Islam Malang.

Mudasir. (2010). Ilmu Hadis. Bandung: Pustaka Setia.

Muzakki, A. & K. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Surabaya: Kopertais IV Press.

Ngalimun. (2018). Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran. Yogyakarta: Parama

Ilmu.

Sanjaya, W. (2015). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:

Kencana.

Soebani, B. A. (2009). Metode Penelitian Hukum. Bandung: Pustaka Setia.

Sudarto. (1997). Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis (Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Bandung: Alfabeta.

Syafe’i, R. (2010). Ilmu Ushul Fiqih. Bandung: Pustaka Setia.

Umar, B. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: AMZAH.

Uno, H. B. (2012). Profesi Kependidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Page 20: IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …

Warso, A. (2017). Penilaian Sikap, Pengetahuan, dan Ketrampilan di SD/MI,

SMP/MTs, SMA/MA/SMK Sesuai Kurikulum 2013. Yogyakarta: Graha

Cendekia.

Zuriah, N. (2009). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Teori-Aplikasi).

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Asmara, Dani. (2013). Pengembangan Keterampilan Sosial Bagi Calon Guru.

Jurnal Pendidikan. http://repository.upi.edu/4526, diakses 22 Oktober 2019.

Badan Standar Nasional Pendidikan Tahun 2010 tentang Panduan

Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester. (Online), (https://bsnp-

indonesia.org/2010/06/22/panduan-sks-untuk-smpmts-dan-smama/), diakses

8 November 2019.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Tahun 2017 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA. (Online),

(https://www.academia.edu/34722473/Pedoman_Penyelenggaraan_Sistem_K

redit_Semester_SKS_di_SMA), diakses 24 November 2019.

Fauziah, S. (2019). Penerapan Sistem Kredit Semester (SKS) Pada Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam. Jurnal Pendidikan.

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/46750, diakses 21

November 2019.

Hidayah, I. (2018). Penerapan Aplikasi Sistem Informasi Penilaian (SIP) Bandung

Juara dalam Meningkatkan Kinerja Camat dan Lurah Kota Bandung Tahun

2016-2017. Jurnal Pendidikan. http://digilib.uinsgd.ac.id/9640, diakses 3

April 2020.

Ilmy, Wahid, & Muali. (2018). Urgensi Keterlibatan Wali Asuh dalam Dinamika

Pendidikan di Pesantren. Jurnal Pendidikan Islam, 6(1), 44–66.

http://jurnalpai.uinsby.ac.id/index.php/jurnalai/article/view/123, diakses 22

Oktober 2019.

Izzaty, E. (2016). Analisis Soal Buatan Guru Mata Pelajaran Biologi pada MAN

Sampit. Jurnal Pendidikan. http://digilib.iainpalangkaraya.ac.id/576, diakses

3 April 2020.

Juwariyah. (2009). Pengertian dan Komponen-komponen Pendidikan Islam

Perspektif Mahmud Yunus dan Muhammad ’Athiyah Al-Abrasyi (Tinjauan

Analisis Kritis). Mukaddimah, XV(26), 73–88. http://digilib.uin-

suka.ac.id/8623/1, diakses 17 Januari 2020.

Kurniawan, A. H. (2012). Pengaruh Kemampuan Kognitif Terhadap Kemampuan

Psikomotorik Mata Pelajaran Produktif Alat Ukur Siswa Kelas X Jurusan

Teknik Kendaraan Ringan di SMK Muhammadiyah Prambanan. Jurnal

Pendidikan. http://eprints.uny.ac.id/22215, diakses 22 November 2019.

Miles, Huberman & Saldana. (2014). Qualitative Data Analysis: A Methods

Page 21: IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …

Sourcebook. https://books.google.co.id/, diakses 3 Januari 2020.

Moesthafa, I. (2018). Manajemen Kurikulum Sistem Kredit Semester dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Probolinggo. Jurnal

Pendidikan. http://etheses.uin-malang.ac.id/11135, diakses 22 Oktober 2019.

Muhlis, A. (2017). Pengembangan Pembelajaran dengan Sistem Kredit Semester

di MTs Negeri Sumber Bungur Pamekasan. Jurnal Pendidikan.

http://ejournal.stainpamekasan.ac.id/index.php/nuansa/article/download/131,

diakses 24 November 2019.

Nafia, M. I. (2017). Penerapan Sistem Kredit Semester di Sma Negeri 1 Kudus.

Jurnal Pendidikan. http://lib.unnes.ac.id/31067, diakses 22 Oktober 2019.

Nafis, I. U. (2013). Pelaksanaan Pembelajaran Agama Islam Bagi Penyandang

Tuna Netra di Balai Rehabilitasi Sosial Distrarastra Pemalang II. Jurnal

Pendidikan Volume 48–60. http://eprints.walisongo.ac.id/1587, diakses 3

April 2020.

Rahardjo, M. (2017). Studi Kasus dalam Penelitian Kualitatif: Konsep dan

Prosedurnya. Jurnal Pendidikan. https://core.ac.uk/download/pdf/, diakses 31

Desember 2019.

Widiyansyah, H. (2015). Survei Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri Se-Kabupaten Cilacap. Jurnal

Pendidikan. http://eprints.uny.ac.id/13609, diakses 3 April 2020.

Wulandari, Rizki. (2018). Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Ditinjau dari

Gaya Belajar dalam Menyelesaikan Soal Materi Lingkaran Kelas VIII-A MTs

Assyafi’iyah Gondang Tulungagung. Jurnal Pendidikan.

http://digilib.uintulungagung.ac.id/3478, diakses 24 November 2019.

Page 22: IMPLEMENTASI SISTEM KREDIT SEMESTER DALAM …