Materi o&m badan pengelola sarana air bersih master meter & sanitasi program kota care indonesia
IMPLEMENTASI SANITASI SARANA FISIK DAPUR DI QAHWA THE ...
Transcript of IMPLEMENTASI SANITASI SARANA FISIK DAPUR DI QAHWA THE ...
IMPLEMENTASI SANITASI SARANA FISIK DAPUR
DI QAHWA THE MIDDLE EAST RESTAURANT
BANDUNG
PROYEK AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menempuh studi pada
Program Diploma IV
Disusun oleh :
DEVITA AGUSTIN SARASWATI
Nomor Induk : 201218318
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI HOTEL
JURUSAN HOSPITALITI
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG
2016
Bandung,..…………………..…..2016
Menyetujui :
Kepala Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan
Drs. Alexander M. Reyaan, MM
NIP. 19630915 198603 1 001
Bandung,……………….2016 Bandung, ……………….2016
Pembimbing II
Pembimbing I
Ignatius Purwanggono, S. Sos., MAP.
NIP. 19560720 199203 1 001
Mochamad Nurrochman, S. Sos., M. Pd.
NIP. 19630302 199503 1 001
Bandung,..…………………..…………………..…..…..2016
Mengesahkan :
KETUA SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG
Dr. Anang Sutono, CHE
NIP. 19650911 199203 1 001
PERNYATAAN MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : Devita Agustin Saraswati
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 17 Agustus 1994
NIM : 201218318
Jurusan : Hospitaliti
Program Studi : Administrasi Hotel
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi yang berjudul:
“IMPLEMENTASI SANITASI SARANA FISIK DAPUR DI QAHWA THE MIDDLE EAST RESTAURANT
BANDUNG”
ini adalah merupakan hasil karya dan hasil penelitian saya sendiri, bukan merupakan hasil
penjiplakan, pengutipan, penyusunan oleh orang atau pihak lain atau cara-cara lain yang tidak
sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku di STP Bandung dan etika yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan kecuali arahan dari Tim Pembimbing.
2. Dalam Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang atau pihak lain kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan sumber, nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
3. Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, apabila dalam naskah Tugas
Akhir/Proyek Akhir/Skripsi ini ditemukan adanya pelanggaran atas apa yang saya nyatakan di
atas, atau pelanggaran atas etika keilmuan, dan/atau ada klaim terhadap keaslian naskah ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena karya tulis ini dan sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung ini serta peraturan-peraturan terkait lainnya.
4. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Bandung, 24 Juni 2016
Yang membuat pernyataan,
Materai Rp. 6000,-
DEVITA AGUSTIN SARASWATI
NIM 201218318
i
ABSTRAKSI
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung merupakan salah satu
restoran yang menerapkan konsep timur tengah yang kental yang terletak di Jl.
Progo No. 1 Bandung. Dalam masa operasionalisasinya, sangatlah penting bagi
manajemen restoran untuk mengimplementasi sanitasi sarana fisik dapur dengan
baik, namun sangat disayangkan sanitasi sarana fisik dapur belum
terimplementasikan dengan baik. Demi mencapai penerapan sanitasi sarana fisik
dapur yang baik, sangatlah penting bagi pihak restoran untuk melengkapi
kelengkapan sarana fisik dapur serta menjaga kebersihannya agar sanitasi sarana
fisik dapur dapat terimplementasi dengan baik.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisa bagaimana
penerapan sanitasi dalam setiap sarana fisik dapur yang ada di Qahwa The Middle
East Restaurant Bandung.
Dalam penelitian ini, digunakan metode penelitian deskriptif dengan
menggunakan data yang bersifat interval dan menggunakan rating scale untuk
melihat tanggapan para karyawan dapur mengenai pengimplementasian sanitasi
sarana fisik dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung.
Dari hasil data kuesioner yang telah diolah, terdapat kekurangan dalam
pengimplementasian sanitasi sarana fisik dapur di Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung. Hal ini diperkuat dengan jawaban daripada wawancara
terstruktur yang telah dilakukan dimana terdapat keluhan dari beberapa responden
mengenai pengimplementasian sanitasi sarana fisik dapur yang kurang.
Oleh karena itu, disarankan kepada pihak Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung agar dapat melakukan evaluasi serta improvisasi dalam hal
pengimplementasian sanitasi sarana fisik dapur di Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung.
ii
ABSTRACT
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung is one of some restaurants
that applied a purely middle east concept which is located in Jl. Progo No. 1
Bandung. In the time of it’s operation, it is very important for the restaurant
management to implement the kitchen’s physical facility sanitation well, yet it is
very unfortunate that the kitchen’s physical facility sanitation has not been
implemented well. In order to achieve the implementation of kitchen’s physical
facility perfectly, it is very important for the restaurant management to complete
the completeness of kitchen’s physical facility sanitation and also to keep the
cleanliness so that the kitchen’s physical facility sanitation can be implemented
well.
This research is done in order to analyse how the implementation of
kitchen’s physical facility sanitation is in Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung.
In this research, descriptive research methodology is used with interval
data and also rating scale to see the opinion of kitchen’s employee about the
implementation of kitchen’s physical facility sanitation in Qahwa The Middle
East Restaurant Bandung.
From the result of the questionnaire which has been processed, there is
imperfection in implementation of kitchen’s physical facility sanitation in Qahwa
The Middle East Restaurant Bandung. This problem is strengthen by the responds
from the respondent of the interview that has been done about the imperfection in
implementing kitchen’s physical facility sanitation.
Therefore, it is recommended for the management of Qahwa The Middle
East Restaurant Bandung to do some evaluations and also improvements in
implementing kitchen’s physical facility sanitation in Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
lagi Maha Pengasih dan Penyayang, atas rahmat-Nya penulis mampu
menyelesaikan penyusunan proyek akhir ini dengan judul “IMPLEMENTASI
SANITASI SARANA FISIK DAPUR DI QAHWA THE MIDDLE EAST
RESTAURANT BANDUNG”
Proyek akhir ini dibuat untuk menempuh studi pada Program Diploma IV,
Jurusan Hospitaliti, Program Studi Administrasi Hotel di Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung.
Dalam proses pembuatan proyek akhir ini, begitu banyak bantuan dan
dukungan yang didapat, baik secara moral maupun material dan tanpa semua itu
proyek akhir ini tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Anang Sutono, CHE selaku Ketua Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung.
2. Bapak Drs. Alexander Reyaan, MM. selaku Kepala Bagian
Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung.
3. Ibu Ni Gusti Made Kerti Utami, BA, MM. Par, CHE selaku Ketua
Jurusan Hospitaliti Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
4. Bapak Edison, S.Sos., MM. selaku Ketua Program Studi Administrasi
Hotel.
5. Bapak Mochamad Nurochman, S.Sos., M.Pd. selaku Dosen
Pembimbing I yang penulis hormati, karena sudah meluangkan
waktunya untuk membimbing penulis selama masa pengerjaan proyek
akhir ini.
iv
6. Bapak Ignatius Purwanggono, S.Sos., MAP selaku Dosen Pembimbing
II yang penulis hormati, yang sudah berkenan meluangkan waktunya
untuk membimbing penulis dalam mengerjakan proyek akhir ini.
7. Seluruh Dosen Program Studi Administrasi Hotel beserta staff
pengajar di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung yang telah
memberikan ilmu pengetahuan serta pengalaman selama proses
perkuliahan.
8. Bapak Hendra Widiasaputra selaku Operational Manager di Qahwa
The Middle East Restaurant Bandung dan semua karyawan di Qahwa
The Middle East Restaurant Bandung.
9. Bapak Ibnu Sarkowi, Ibu Novitriana, Nadya Miranda, Tri Annisa
Virdiana, Dya Zahra Ramadhani dan seluruh keluarga besar panulis,
untuk segala doa, dukungan serta kasih sayangnya.
10. Indira Dwi Nurdyani, Ardian Ndaru Bennino, Hendrial Nurrachman
dan seluruh rekan-rekan ADH angkatan 2012.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan serta kesalahan di
dalam penulisan proyek ahir ini, oleh karena itu saran serta kritik dari pembaca
sangat diharapkan. Akhir kata, harapan penulis agar karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Bandung, Juni 2016
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAKSI............................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah.................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 5
D. Metode Penelitian............................................................................ 6
E. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 12
F. Sistematika Penulisan...................................................................... 12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Restoran........................................................................................... 14
B. Sanitasi ............................................................................................ 15
C. Dapur ............................................................................................... 16
D. Sanitasi Sarana Fisik Dapur ............................................................ 19
vi
E. Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Lantai Dapur di Qahwa
The Middle East Restaurant Bandung............................................. 20
F. Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Dinding Dapur di
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung ................................ 22
G. Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Langit-Langit Dapur di
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung ................................ 23
H. Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Pintu dan Jendela Dapur
di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung ............................ 24
I. Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Ventilasi Dapur di
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung ................................ 25
J. Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Lampu Penerangan
Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung ................. 27
K. Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Tempat Mencuci
Tangan di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung ............... 28
L. Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Ruang Ganti Pakaian
Karyawan di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung ........... 29
M. Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Toilet Dapur di Qahwa
The Middle East Restaurant Bandung............................................. 29
N. Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Ruang Penampung
Sampah di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung .............. 30
O. Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Saluran Limbah Dapur
di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung ............................ 31
vii
BAB III
TINJAUAN OBJEK PENELITIAN DAN DATA
A. Gambaran Umum ............................................................................ 33
B. Profil Responden ............................................................................. 42
C. Tinjauan Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian
Lantai Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung ...... 45
D. Tinjauan Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian
Dinding Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung ... 47
E. Tinjauan Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian
Langit-Langit Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung .......................................................................................... 49
F. Tinjauan Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian
Pintu dan Jendela Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung .......................................................................................... 51
G. Tinjauan Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian
Ventilasi Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung .. 53
H. Tinjauan Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian
Lampu Penerangan Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung .......................................................................................... 55
I. Tinjauan Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian
Tempat Mencuci Tangan di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung .......................................................................................... 57
viii
J. Tinjauan Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian
Ruang Ganti Pakaian Karyawan di Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung ........................................................................ 59
K. Tinjauan Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian
Toilet Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung....... 61
L. Tinjauan Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian
Ruang Penampung Sampah di Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung ........................................................................ 63
M. Tinjauan Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian
Saluran Limbah Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung .......................................................................................... 65
BAB IV
ANALISIS PERMASALAHAN
A. Analisis Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian
Lantai Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung ...... 68
B. Analisis Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian
Dinding Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung ... 69
C. Analisis Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian
Langit-Langit Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung .......................................................................................... 69
D. Analisis Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Pintu
dan Jendela Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung .......................................................................................... 70
ix
E. Analisis Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian
Ventilasi Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung .. 71
F. Analisis Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian
Lampu Penerangan Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung .......................................................................................... 72
G. Analisis Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian
Tempat Mencuci Tangan di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung .......................................................................................... 72
H. Analisis Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian
Ruang Ganti Pakaian Karyawan di Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung ........................................................................ 73
I. Analisis Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian
Toilet Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung ....... 74
J. Analisis Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian
Ruang Penampung Sampah di Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung ........................................................................ 75
K. Analisis Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian
Saluran Limbah Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung .......................................................................................... 76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... 77
B. Saran ................................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 83
x
LAMPIRAN ................................................................................................ 85
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Observation Checklist Kondisi Sarana Fisik Dapur Qahwa The
Middle East Restaurant ...................................................................... 3
1.2 Matriks Operasionalisasi Variabel ..................................................... 8
3.1 Jumlah Karyawan di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung ............................................................................................. 41
3.2 Jenis Kelamin Responden .................................................................. 43
3.3 Usia Responden ................................................................................. 43
3.4 Latar Belakang Pendidikan Responden ............................................. 44
3.5 Observation Checklist Lantai Dapur Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung ........................................................................... 45
3.6 Hasil Kuesioner Mengenai Sanitasi Lantai Dapur Qahwa The
Middle East Restaurant Bandung ...................................................... 46
3.7 Observation Checklist Dinding Dapur Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung ........................................................................... 47
3.8 Hasil Kuesioner Mengenai Sanitasi Dinding Dapur Qahwa The
Middle East Restaurant Bandung ...................................................... 48
3.9 Observation Checklist Langit-Langit Dapur Qahwa The Middle
East Restaurant Bandung ................................................................... 49
xii
3.10 Hasil Kuesioner Mengenai Sanitasi Langit-Langit Dapur Qahwa
The Middle East Restaurant Bandung ............................................... 50
3.11 Observation Checklist Pintu dan Jendela Dapur Qahwa The
Middle East Restaurant Bandung ...................................................... 51
3.12 Hasil Kuesioner Mengenai Sanitasi Pintu dan Jendela Dapur
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung ................................... 52
3.13 Observation Checklist Ventilasi Dapur Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung ........................................................................... 53
3.14 Hasil Kuesioner Mengenai Sanitasi Ventilasi Dapur Qahwa The
Middle East Restaurant ...................................................................... 54
3.15 Observation Checklist Lampu Penerangan Dapur Qahwa The
Middle East Restaurant Bandung ...................................................... 55
3.16 Hasil Kuesioner Mengenai Sanitasi Lampu Penerangan Dapur
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung ................................... 56
3.17 Observation Checklist Tempat Mencuci Tangan di Qahwa The
Middle East Restaurant Bandung ...................................................... 57
3.18 Hasil Kuesioner Mengenai Sanitasi Tempat Mencuci Tangan di
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung ................................... 58
3.19 Observation Checklist Ruang Ganti Pakaian Karyawan Qahwa
The Middle East Restaurant Bandung ............................................... 59
xiii
3.20 Hasil Kuesioner Mengenai Sanitasi Ruang Ganti Pakaian
Karyawan Qahwa The Middle East Restaurant Bandung ................. 60
3.21 Observation Checklist Toilet Dapur Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung ........................................................................... 61
3.22 Hasil Kuesioner Mengenai Sanitasi Toilet Dapur Qahwa The
Middle East Restaurant Bandung ...................................................... 62
3.23 Observation Checklist Ruang Penampung Sampah Qahwa The
Middle East Restaurant Bandung ...................................................... 63
3.24 Hasil Kuesioner Mengenai Sanitasi Ruang Penampung Sampah
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung ................................... 64
3.25 Observation Checklist Saluran Limbah Dapur Qahwa The Middle
East Restaurant Bandung ................................................................... 65
3.26 Hasil Kuesioner Mengenai Sanitasi Saluran Limbah Dapur
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung ................................... 66
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Struktur Organisasi di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung ........................................................................................ 42
3.2 Garis Kontinum Mengenai Sanitasi Lantai Dapur ........................ 47
3.3 Garis Kontinum Mengenai Sanitasi Dinding Dapur ..................... 49
3.4 Garis Kontinum Mengenai Sanitasi Langit-Langit Dapur ............ 51
3.5 Garis Kontinum Mengenai Sanitasi Pintu dan Jendela Dapur ...... 53
3.6 Garis Kontinum Mengenai Sanitasi Ventilasi Dapur .................... 55
3.7 Garis Kontinum Mengenai Sanitasi Lampu Penerangan Dapur ... 57
3.8 Garis Kontinum Mengenai Sanitasi Tempat Mencuci Tangan ..... 59
3.9 Garis Kontinum Mengenai Sanitasi Ruang Ganti Pakaian
Karyawan ...................................................................................... 61
3.10 Garis Kontinum Mengenai Sanitasi Toilet Dapur ......................... 63
3.11 Garis Kontinum Mengenai Sanitasi Ruang Penampung Sampah ... 65
3.12 Garis Kontinum Mengenai Sanitasi Saluran Limbah Dapur ........... 67
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pedoman Wawancara ................................................................. 85
2. Kuesioner .................................................................................... 87
3. Daftar Menu ................................................................................
4. Foto Dokumentasi....................................................................... 93
5. Biodata ........................................................................................ 98
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sebagai salah satu sektor yang menghasilkan devisa terbesar,
pariwisata kini menjadi salah satu sektor yang sangat dipandang oleh
pemerintah. Seperti yang dilansir dari mirajnews.com yang menyatakan
bahwa sektor pariwisata merupakan salah satu komoditas yang produktif
dan dipandang karena memiliki peranan yang cukup penting dalam hal
pembangunan nasional. Oleh karena itu, tidak heran jika sekarang ini
Indonesia sedang gencar membangun dan memajukan sektor pariwisatanya.
Sektor ini pun dikabarkan telah menjadi penyumbang terbesar devisa setelah
gas dan minyak.
Industri pariwisata menurut UU No. 10 Tahun 2009 Pasal 1 No. 9,
adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka
menghasilkan barang dan/ jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan
dalam penyelenggaraan pariwisata. Salah satu yang termasuk dalam industri
pariwisata yang memiliki daya tarik yang cukup kuat adalah Food and
Beverage atau lebih dikenal dengan industri restoran.
Untuk menciptakan kenyamanan serta meningkatkan produtivitas
kerja, sangatlah penting bagi sebuah restoran untuk memastikan jika
lingkungan kerja sehat. Sanitasi sangat dituntut untuk diterapkan, oleh
karena itu sangatlah penting untuk memiliki standarisasi pengetahuan serta
praktek sanitasi yang baik agar sebuah restoran dapat mencapai kepuasan
konsumennya.
2
Dapur merupakan salah satu bagian dari restoran yang memiliki
peranan penting. Definisi dapur menurut Drs. Bagus Putu Sudiara, BA & Ir.
I Nyoman Sukana Sabudi (1994:81) adalah suatu ruangan khusus yang
dipergunakan sebagai tempat mengolah makanan. Ruangan khusus ini
terdiri dari bagian fisik dan perlengkapan yang diperlukan sehingga ruangan
ini dapat berfungsi dengan baik sebagai tempat mengolah makanan.
Dari definisi di atas, dapat diambil makna jika dapur merupakan
tempat dimana disana terjadi proses pengolahan makanan dari bentuk bahan
makanan hingga produk makanan. Sementara definisi sanitasi menurut Dr.
Arul Azwar, MPH dalam Syafutra (2011) adalah cara pengawasan terhadap
berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat.
Kebersihan fisik dapur sendiri harus sudah menjadi prioritas utama
yang dipikirkan pada saat dilakukannya perencanaan pembuatan atau
pembangunan dapur tersebut. Sanitasi dapur khususnya bagian sarana fisik
pun harus diterapkan terutama bagi setiap restoran agar keterjaminan mutu
produk makanan mereka pun baik. Menurut Sudiara dan Sabudi (1994:82)
mengenai sanitasi sarana fisik dapur adalah;
“Kebersihan dan kesehatan dapur dapat diwujudkan apabila
konstruksi bagian dapur menunjang, tata letak ruangan dapur diatur
berdasarkan kebutuhan operasional pengolahan makanan. Tempat
penampung dan saluran limbah direncanakan dengan baik.”
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung merupakan lokasi
penelitian dalam proyek akhir ini mengenai implementasi sanitasi sarana
3
fisik dapur. Berikut ini merupakan data berbentuk tabel atau checklist
mengenai kondisi sarana fisik dapur.
TABEL 1.1
OBSERVATION CHECKLIST KONDISI SARANA FISIK DAPUR
QAHWA THE MIDDLE EAST RESTAURANT BANDUNG
Bagian Aspek Penilaian Ya Tidak
Lantai
Lantai kokoh √
Kedap Air
√
Permukaan lantai datar √
Tidak ada retak √
Dinding
Kedap air √
Rata √
Berwarna cerah √
Langit-langit
Rata √
Berwarna putih √
Cerobong asap mudah dibersihkan √
Pintu dan
jendela
Berfungsi dengan baik √
Jendela berlapis kawat √
Berkaca tembus sinar √
Ventilasi udara Berfungsi dengan baik √
Berlapis kawat √
Lampu
penerangan
Cukup terang √
Tidak menimbulkan bayang bayang √
Tempat
mencuci
tangan
Kedap air √
Tersedia sabun pencuci tangan √
Tersedia kertas tissue atau alat
pengering tangan √
Terdapat saluran air panas √
Ruang ganti
pakaian
Terdapat almari kecil √
Terdapat kamar mandi dan toilet √
Toilet
Tersedia sabun
√
Tersedia kertas tissue atau alat
pengering tangan √
Ruang
penampung
sampah
Ruangan tertutup √
Terdapat pengatur suhu ruangan √
Saluran limbah Pipa pipa saluran mudah dibersihkan √
4
Pipa saluran tidak mampet √
Jumlah 9 20
Sumber: Manajemen Qahwa The Middle East Restaurant Bandung, Februari 2016
Dari keterangan tabel di atas, dapat diketahui kondisi serta
kelengkapan sarana fisik di dapur Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung.
B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Didasari dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dari itu dapat diidentifikasi masalah menjadi;
1. Bagaimana sanitasi sarana fisik pada bagian lantai dapur di Qahwa
The Middle East Restaurant Bandung?
2. Bagaimana sanitasi sarana fisik pada bagian dinding dapur di
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung?
3. Bagaimana sanitasi sarana fisik pada bagian langit-langit dapur di
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung?
4. Bagaimana sanitasi sarana fisik pada bagian pintu dan jendela
dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung?
5. Bagaimana sanitasi sarana fisik pada bagian ventilasi dapur di
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung?
6. Bagaimana sanitasi sarana fisik pada bagian lampu penerangan
dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung?
7. Bagaimana sanitasi sarana fisik pada bagian tempat mencuci tangan
di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung?
5
8. Bagaimana sanitasi sarana fisik pada ruang ganti pakaian karyawan
di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung?
9. Bagaimana sanitasi sarana fisik pada bagian toilet dapur di Qahwa
The Middle East Restaurant Bandung?
10. Bagaimana sanitasi sarana fisik pada ruang penampung sampah di
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung?
11. Bagaimana sanitasi sarana fisik pada bagian saluran limbah dapur
di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung?
2. Batasan Masalah
Seperti yang diterangkan oleh Sudiara dan Sabudi (1994:81)
“Dapur adalah suatu ruangan khusus yang terdiri dari dua bagian yakni
bagian fisik dan perlengkapan yang diperlukan.”
Dalam penelitian ini, permasalahan akan dibatasi menjadi sanitasi sarana
fisik dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana cara pengimplementasian sanitasi sarana fisik dapur di
restoran serta untuk mengetahui apa saja aspek yang harus diterapkan
dalam hal sanitasi sarana fisik dapur di restoran.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Teori
6
Secara teori, manfaat penelitian ini adalah sebagai penerapan atas
teori-teori serta ilmu praktik yang telah penulis dapatkan di
perkuliahan mengenai sanitasi sarana fisik dapur.
b. Secara Praktik
Secara praktik, manfaat penelitian ini adalah agar nantinya pihak
restoran dapat mengimplementasikan aspek-aspek sanitasi dapur
terutama pada bagian fisik di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung.
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Ada berbagai macam metodologi penelitian, seperti yang dinyatakan
oleh Mauch & Park (2003) dalam Leo (2013:95);
“Metodologi dan prosedur penelitian sangat beragam sesuai dengan
jenis-jenis penelitian sehingga metodologi yang sama bisa disebut
dengan nama berbeda dalam bidang ilmu yang lain.”
Sementara itu, metodologi penelitian menurut Leo (2013:95) dapat
diartikan sebagai berikut;
“Metodologi penelitian, yaitu seperangkat metode yang bersifat
sistematis dan terorganisasi untuk menginvestigasi sebuah topik atau
judul penelitian serta untuk memecahkan masalah yang dirumuskan
dalam penelitian tersebut.”
Dari pengertian di atas dapat ditafsirkan jika metodologi penelitian
merupakan suatu perangkat metode yang sifatnya sistematis serta
7
terorganisasi, gunanya untuk menginvestigasi atau mecari tahu lebih
lanjut mengenai sebuah topik ataupun suatu judul penelitian dan juga
bertujuan untuk memecahkan masalah yang terdapat pada penelitian
tersebut.
Masih membahas metodologi penelitian, menurut Phenix (1986) dalam
Leo (2013:95), metodologi penelitian dapat didefinisikan menjadi;
“Metodologi merupakan kombinasi dari berbagai metode dengan
filosofi yang mendasari metode-metode tersebut.”
Dapat ditafsirkan pengertian metodologi menurut teori di atas, yaitu
metodologi merupakan suatu gabungan dari adanya beberapa metode
dengan filosofi yang mendasari metode tersebut.
Metodologi penelitian sendiri memiliki fungsi menurut Calabrese
(2006) dalam Leo (2013:95 – 96) yaitu;
“Untuk memberikan informasi menyeluruh, konsisten, dan akurat
tentang prosedur penelitian agar mahasiswa atau penulis mampu
mereplikasi penelitian serta metode yang digunakan untuk menganalisis
data.”
Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian Deskriptif. Menurut
Sugiyono (2009:11), penelitian deskriptif didefinisikan menjadi;
“Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri,
baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan
variabel yang lain.”
2. Operasionalisasi Variable Penelitian
8
Dalam penelitian ini, dilakukan penelitian pada satu variabel secara
mandiri, yang berupa implementasi sanitasi sarana fisik dapur. Berikut
Matriks Operasionalisasi Variabel;
TABEL 1.2
MATRIKS OPERASIONALISASI VARIABEL
Variabel Indikator Dimensi Skala
Sanitasi
Sarana
Fisik
(Sumber :
Drs.
Bagus
Putu
Sudiara &
Ir.
Nyoman
Sukana
Sabudi.
Hygiene &
Sanitasi.
1994)
Lantai Luas lantai
Interval
Tekstur dan konstruksi
Dinding Tekstur dan konstruksi
Warna
Langit-langit
Kondisi cerobong asap
Tekstur dan konstruksi
Warna
Pintu dan Jendela Luas pintu dan jendela
Berfungsi dengan baik
Ventilasi udara Kondisi kipas penyedot udara
Berfungsi dengan baik
Lampu penerangan Cukup terang/kurang terang
Menyebabkan bayang-
bayang/tidak
Tempat mencuci
tangan
Letak tempat mencuci tangan
Ketersediaan peralatan
mencuci tangan
Ruang ganti pakaian Kelengkapan fasilitas
Konstruksi
Toilet atau WC Letak toilet
Ketersediaan peralatan
khusus di toilet
Ruang penampung
sampah
Terbagi sesuai jenis sampah
Ketersediaan pengatur suhu
ruangan
Saluran limbah Kondisi pipa-pipa saluran Sumber : Hygiene & Sanitasi. Drs. Bagus Putu Sudiara, BA., Ir. I Nyoman Sukana Sabudi.
1994. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
9
Dalam penelitian ini, telah ditentukan populasi, dimana populasi
tersebut merupakan seluruh karyawan dapur di Qahwa The Middle
East Restaurant Bandung.
Dimana pengertian populasi menurut Sugiyono (2009:90)
merupakan;
“Wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.”
b. Sampel
Dalam penelitian ini, tidak ditentukan sampel, hal ini dikarenakan
dalam penelitian ini akan digunakan populasi sebagai responden.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan dapur di
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung.
4. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2009:196), terdapat beberapa teknik pengumpulan
data yang banyak digunakan, yaitu test, questioner, wawancara, dan
observasi tertutup. Dalam penelitian ini, digunakan teknik pengumpulan
data berupa;
a. Wawancara
Dalam penelitian ini, akan dilakukan wawancara terstruktur,
dimana menurut Sugiyono (2009:157);
10
“Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan
pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.”
Responden untuk wawancara itu sendiri merupakan pihak
manajemen Qahwa The Middle East Restaurant Bandung dan
karyawan yang bekerja di bagian dapur. Pedoman wawancara akan
digunakan dimana pedoman tersebut akan menghasilkan informasi
yang dapat ditanyakan kepada pihak manajemen.
b. Observasi
Dalam penelitian ini, observasi akan dilakukan secara terstruktur di
dapur Qahwa The Middle East Restaurant Bandung agar dapat
melihat langsung keadaan dapur yang menghasilkan informasi
untuk dimasukan ke dalam observation checklist. Observasi
terstruktur menurut Sugiyono (2009:167) adalah;
“Observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa
yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Jadi observasi
terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tetang
variabel apa yang akan diamati.”
c. Studi Kepustakaan
Dalam penelitian ini, akan digunakan teknik pengumpulan data
dengan cara studi kepustakaan. Referensi akan dicari berdasarkan
teori-teori terkait yang ada. Sehingga nantinya akan dibahas dalam
penelitian ini.
5. Teknik Pengolahan Data
11
Teknik pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini berupa
rating scale, data hasil penelitian nantinya akan berbentuk data interval.
Rating scale terbilang sangat fleksibel untuk digunakan karena rating
scale dapat digunakan tidak hanya untuk mengukur suatu sikap,
melainkan dapat juga digunakan untuk mengukur persepsi responden
terhadap fenomena yang lain, seperti status ekonomi, proses kegiatan,
dan masih banyak lagi. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono
(2005:113);
“Dalam skala model rating scale, responden tidak akan menjawab salah
satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab
salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu
rating scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap
saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena
lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi,
kelembagaan, pengetauan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain.”
Dalam penelitian ini, digunakan instrumen penelitian berupa kuesioner
atau angket. Kuesioner atau angket tersebut memiliki kriteria nilai
sebagai berikut;
5 : Sangat Setuju
4 : Setuju
3 : Ragu-Ragu
2 : Tidak Setuju
1 : Sangat Tidak Setuju
6. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
deskriptif. Dimana menurut Sugiyono (2009:169), teknik statistik
deskriptif adalah;
12
“Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi.”
E. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung merupakan lokasi
penelitian dalam proyek akhir ini. Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung berlokasi di Jl. Progo No. 1, Bandung, Jawa Barat 40115.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama 6 bulan terhitung mulai dari bulan
Februari, sampai Juli 2016.
F. Sistematika Penulisan
Di dalam penelitian ini, sistematika penulisan akan dibuat ke dalam
5 (lima) bab dimana masing-masing bab akan berisi konten sebagai berikut;
BAB I : PENDAHULUAN
Akan dibahas mengenai latar belakang permasalahan yang
diteliti, tujuan mengapa penelitian dilakukan, rumusan
serta batasan masalah daripada penelitian, indetifikasi
masalah, metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian dan teknik pengumpulan data, lokasi dan waktu
penelitian hingga sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
13
Pada ini terdapat rangkuman dari berbagai teori terkait
masalah yang diteliti yang nantinya akan digunakan
sebagai dasar daripada analisis permasalahan.
BAB III : TINJAUAN OBJEK PENELITIAN DAN DATA
Disini akan dibahas mengenai sejarah dari objek penelitian
serta ruang lingkupnya, pada bab ini pula akan dibahas
mengenai tinjauan umum mengenai sanitasi sarana fisik
dapur di objek penelitian.
BAB IV : ANALISIS PERMASALAHAN
Di bab ini akan dibahas mengenai analisis untuk
mengungkap masalah yang terjadi mengenai sanitasi
sarana fisik dapur berdasarkan identifikasi masalah serta
akan digunakan data yang sudah terkumpul.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan daripada penelitian serta
pemaparan saran sebagai pemecahan daripada setiap
identifikasi masalah dalam penelitian ini.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Restoran
Dikutip dari buku Restoran dan Segala Permasalahannya, Marsum
WA (2005:7) mendefinisikan restoran yaitu;
“Suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial,
yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya
baik berupa makan maupun minum.”
Dari teori tersebut dapat ditafsirkan jika restoran merupakan suatu
tempat yang dibangun dan dikelola secara komersial, dalam kata lain untuk
mendapatkan suatu keuntungan, tempat tersebut menyediakan pelayanan
baik yang nantinya diberikan kepada tamu-tamu yang datang berkunjung,
pelayanan tersebut dapat berupa pelayanan makan dan pelayanan minum.
Masih dalam pembahasan definisi atau pengertian dari restoran,
Suyono (2004:1) mendefinisikan restoran yaitu:
“Secara etimologis istilah restoran berasal dari kata dalam bahasa
Inggris re-store yang berarti memulihkan kembali kondisi. Dari
asal kata serta melihat kenyataan yang ada, istilah restoran dapat
diartikan sebagai tempat yang berfungsi untuk menyegarkan
kembali kondisi seseorang dengan menyediakan kemudahan makan
dan minum.”
Dilihat dari teori yang dinyatakan oleh Suyono, dapat ditafsirkan
jika restoran merupakan tempat yang berfungsi untuk menyegarkan kembali
kondisi seseorang dengan cara menyediakan kemudahan dalam hal
pelayanan makan dan minum.
15
Dari kedua teori di atas, dapat diketahui jika restoran merupakan
tempat atau bangunan yang diorganisasi atau dikelola secara komersial yang
bertujuan untuk mendapatkan suatu keuntungan, dan dikelola sebagai
tempat untuk menyegarkan kembali kondisi seseorang dengan cara
menyediakan pelayanan yang baik berupa pelayanan makan maupun
minum.
Kebersihan serta keterjaminan mutu dari suatu restoran sangatlah
penting untuk diperhatikan terutama bagi para konsumennya, karena
restoran merupakan tempat yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik,
berupa makan maupun minum, itu artinya kualitas dari produk makanan
tersebut harus terjamin dalam hal hygiene dan sanitasinya. Seperti yang
dijelaskan oleh National Assessment Institute (1994:91);
“Safe food service is only possible with a clean and sanitary
environment in which to store, process, and serve foods. Keeping
equipment, utensils, and work areas cleaned and sanitized is an
important part of preparing safe food.”
Dari teori di atas dapat ditafsirkan jika salah satu hal penting yang
perlu diterapkan untuk menyediakan makanan yang aman, adalah dengan
lingkungan yang bersih dan tersanitasi dimana di lingkungan tersebut
nantinya akan terjadi proses penyimpanan bahan makanan, pengelolaan
makanan serta penyediaan makanan. Menjaga peralatan serta area bekerja,
dalam hal ini adalah dapur, agar tetap bersih dan tersanitasi merupakan hal
penting dalam hal mempersiapkan makanan yang aman.
B. Sanitasi
16
Menurut Ehlers’ & Steel (1958) dalam Sudiara dan Sabudi (1994:5),
definisi sanitasi adalah;
“Usaha-usaha pengawasan yang ditujukan terhadap faktor-faktor
lingkungan yang dapat merupakan mata rantai penularan penyakit.”
Dari pengertian tersebut dapat ditafsirkan jika sanitasi merupakan
suatu bentuk usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan yang bisa
jadi faktor lingkungan tersebut merupakan awal dari penularan penyakit.
Oleh karena itu, sangatlah penting penerapan sanitasi khususnya pada
bagian dimana terjadi proses pengolahan makanan. Penerapan sanitasi
sendiri dapat dilakukan di makanan serta pada lingkungan umum, dimana
dalam hal ini diterapkan pada dapur.
Dalam pembahasan yang sama, sanitasi menurut Hopkins dalam
Syafutra (2011) adalah;
“Cara pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan yang
mempunyai pengaruh terhadap kesehatan.”
Dari pernyataan Hopkins, dapat ditafsirkan jika sanitasi merupakan
suatu cara dalam hal pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
Diketahui dari kedua pemahaman tersebut, dapat ditafsirkan jika
sanitasi merupakan suatu cara berupa pengawasan yang ditujukan kepada
faktor-faktor lingkungan yang memiliki pengaruh terhadap kesehatan
ataupun yang dapat menjadi mata rantai penularan penyakit.
C. Dapur
17
Menurut Sachriani dan Nur Riska dalam Syafutra (2011), pengertian
dapur adalah;
“Suatu ruangan khusus yang dipergunakan untuk pengolahan bahan
makanan dari mentah sampai bahan siap untuk dimakan.”
Sedangkan pengertian dapur menurut A. Rachman Arif (2002:111)
dalam Syafutra (2011), pengertian dapur adalah;
“Suatu tempat atau ruangan yang memperoduksi makanan dan
memasak bahan-bahan makanan untuk keperluan tamu hotel serta
karyawan hotel keseluruhannya.”
Dalam pembahasan yang sama, pengertian dapur menurut Ari
Fadiati W.S. dalam Syafutra (2011) adalah;
“Suatu unit yang berfungsi sebagai tempat mengolah makanan yang
akan diproduksi dan yang akan dijual.”
Dari beberapa pemahaman mengenai dapur di atas, dapat ditafsirkan
jika dapur meruakan suatu tempat atau rangan khusus yang dapat
dipergunakan sebagai tempat pengolahan bahan makanan dari mulai
berbentuk bahan mentah hingga menjadi bahan yang siap untuk disajikan,
dijual atau dimakan.
Dapat diketahui dari pemahaman di atas, dapur memiliki fungsi
yaitu sebagai tempat mengolah makanan serta tempat untuk memproduksi
makanan. Sebagai tempat yang berfungsi untuk mengolah dan memproduksi
makanan, sangatlah penting untuk selalu menerapkan sanitasi pada dapur
dan memastikan jika kebersihan dapur terjamin karena seperti yang
dinyatakan oleh Sudiara dan Sabudi (1994:81);
18
“Kebersihan fisik dapur seharusnya sudah mendapat perhatian dan
mulai dilaksanakan sejak dapur itu direncanakan oleh arsitek
bangunan. Dapur sebagai tempat pengolahan makanan, setiap saat
menerima bahan makanan untuk diolah, dan setiap saat pula ada
kemungkinan bagi potongan-potongan atau kotoran bahan makanan
jatuh ke lantai atau terselip pada tempat-tempat yang sulit
dibersihkan. Semua kotoran ini mudah busuk dan selanjutnya
berfungsi sebagai media bagi bakteri berkembang biak dan
mencemari makanan.”
Dari pernyataan di atas, dapat diketahui sangatlah penting untuk
selalu memastikan jika keadaan dapur bersih agar kemungkinan pencemaran
bahan makanan yang diolah di dapur menjadi kecil.
Dapur, seperti yang dinyatakan oleh Sudiara dan Sabudi, mencakup
dua bagian, yaitu bagian fisik dan peralatan yang digunakan. Menurut
Sudiara dan Sabudi (1994:81), sarana fisik dapur terdiri dari beberapa aspek
atau bagian, yaitu;
1. Lantai
2. Dinding
3. Langit-langit
4. Pintu dan Jendela
5. Ventilasi
6. Lampu penerangan
7. Tempat mencuci tangan
8. Ruang ganti karyawan
9. Toilet atau W.C.
10. Ruangan penampungan sampah
11. Saluran limbah
19
Aspek-aspek tersebut memiliki ketentuan dalam penerapan
sanitasinya. Bagian-bagian dari sarana fisik di dapur tersebut perlu untuk
selalu diperhatikan sanitasinya untuk mencegah adanya kontaminasi kuman
penyebab penyakit.
D. Sanitasi Sarana Fisik Dapur
Sanitasi sangatlah penting untuk diterapkan di dapur karena dapur
merupakan area penting yang digunakan sebagai tempat terjadinya
pengolahan bahan makanan menjadi produk makanan, seperti yang
dijelaskan oleh Pauli (1979:9);
“The kitchen is the most important area of the operation from the
point of view of sanitation. Absolute cleanliness in the processing
and storage of food. ”
Dari teori di atas dapat ditafsirkan jika area dapur merupakan area
yang sangat penting untuk diterapkan sanitasi. Sanitasi, jika diterapkan
secara baik dan benar, akan berdampak baik pada kualitas makanan atau
kesehatan makanan. Sanitasi memiliki beberapa aspek dimana aspek
tersebut merupakan bagian dimana sanitasi penting untuk diterapkan. Salah
satu aspek dari sanitasi adalah sanitasi dapur. Seperti yang diterangkan oleh
O’Reilly (1993):
“Kitchen premises need to be a safe, and hygienic working
environment to minimise accidents and cross-contamination of food
poisoning bacteria.”
Dari teori di atas dapat ditafsirkan jika area dapur harus aman serta
bersih, karena dengan menerapkan area dapur yang aman dan bersih, akan
20
meminimalisir atau mengurangi terjadinya bahaya bagi para pekerja serta
meminimalisir terjadinya kontaminasi penyakit yang disebabkan oleh
bakteri di area dapur.
Area dapur yang terdiri dari sarana fisik memiliki standarisasi dalam
hal penerapan sanitasi.
E. Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Lantai Dapur di Qahwa The
Middle East Restaurant Bandung
Lantai dapur harus dibuat dengan bahan yang mudah dibersihkan,
mudah menunjukan jika terdapat kotornya di permukaannya, tidak retak dan
tentunya kedap air. Seperti yang dijelaskan oleh Fuller (1971:120);
“Important requirements for the floor are are:
a. Ease of cleaning
b. Good appearance and the facility of not readily showing dirt
c. Coolness and non-slip surfaces for food comfort and safety of
the kitchen worker”
Dari teori tersebut dapat ditafsirkan jika hal-hal yang perlu diketahui
dan diterapkan untuk lantai dapur adalah pertama, permukaan lantai dapur
harus bersifat mudah dibersihkan, hal tersebut dapat mengurangi resiko
terjadinya kecelakaan saat bekerja di dapur karena dengan permukaan lantai
yang bersifat mudah dibersihkan, akan sulit mendapati kotoran yang
menempel pada permukaan lantai dapur yang nantinya dapat membuat
permukaan lantai menjadi licin. Kedua adalah penampilan fisik dari
permukaan lantai yang baik serta permukaan lantai yang tidak mudah
menunjukan adanya kotoran di lantai, maksud dari penampilan baik dari
permukaan lantai itu sendiri adalah permukaan lantai yang terlihat bersih.
21
Ketiga adalah permukaan lantai yang tidak licin dan aman untuk karyawan
dapur bekerja.
Purnawijayanti (2001:38) juga menyatakan;
“Lantai dapur dan daerah penyajian sebaiknya dari keramik atau
bahan-bahan lain yang tidak licin (anti selip)”
Dapat ditafsirkan dari teori tersebut jika sangat penting jika lantai
dapur dibuat dari bahan keramik atau sejenisnya untuk menghindari
permukaan lantai yang licin.
Seperti yang dinyatakan oleh Sudiara dan Sabudi (1994:82);
“Luas lantai dapur dibuat 30 – 40% dari luas lantai restaurant
sehingga cukup ruangan untuk tempat peralatan dan untuk tempat
bekerja bagi karyawan dapur. Lantai dapur perlu memenuhi
beberapa persyaratan sebagai berikut;
a. Kuat dan kokoh, dibuat dengan konstruksi yang kuat dan kokoh,
tidak mudah bergerak dan tidak mudah pecah.
b. Dilapisi dengan bahan kedap air seperti keramik, marmer dan
lain sebagainya. Bahan yang tidak kedap air akan mudah
menyerap air bersama bau makanan yang mudah busuk.
Kelembaban dan timbunan air kotor yang membusuk ini dapat
membantu bakteri berkembang biak.
c. Mudah dibersihkan. Lantai dapur sebaiknya dibuat rata dan
datar, tidak banyak tidak banyak lekukan atau sudut-sudut yang
menyulitkan pembersihan lantai. Bahan lapisan yang dipilih
juga adalah bahan yang mudah dibersihkan.
d. Halus dan tidak licin. Lantai yang halus mengkilap pada
umumnya licin apalagi dalam keadaan basah, lantai dapur dibuat
permukaannya halus sehingga terasa nyaman pada waktu
diinjak, dan kereta dorong mudah melintas diatasnya. Lantai
dapur tidak boleh licin sehingga tidak sering terjadi kecelakaan
terjatuh (falls) ataupun terpeleset.
e. Datar, artinya tidak perlu ada perbedaan tinggi antara lantai
dengan penutup selokan dan juga antara satu ruangan dengan
ruangan lainnya. Tinggi semua bagian lantai dapur dibuat datar
sama tinggi, Ketinggian lantai yang tidak sama akan sulit
dibersihkan, banyak cairan tergenang pada lantai yang lebih
rendah. Disamping itu, lantai yang tidak sama tinggi dapat
menyebabkan kaki tersandung dan terjadi kecelakaan jatuh.
Tidak retak dan tidak ada bagian yang pecah. Lantai yang retak,
pecah, atau ada bagian-bagian yang menganga, mudah
22
menyimpan kotoran. Kotoran yang tertimbun sangat baik bagi
bakteri berkembang biak, dan membahayakan bagi kesehatan
makanan. Demikian setiap ada bagian lantai yang pecah ataupun
tidak harus segera ditambah atau diperbaiki seperlunya.”
F. Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Dinding Dapur di Qahwa
The Middle East Restaurant Bandung
Dinding dapur harus dibuat dengan tekstur yang kokoh dan tentunya
kedap air, warna dinding juga harus terang atau cerah, sehingga karyawan
yang bekerja di dapur tidak mendapat kesulitan dalam hal penglihatan
akibat warna dinding yang gelap dan menyerap cahaya penerangan. Seperti
yang dinyatakan oleh Fuller (1971:120);
“Kitchen walls and ceilings should meet the following needs;
1. Be clean and easy to clean
2. Be attractive and hygienic appearance
3. Reflect light”
Dari teori tersebut dapat diketahui jika dinding dapur harus bersih
dan mudah untuk dibersihkan agar kotoran yang terdapat di dinding dapur
sebagai faktor lingkungan dalam hal penularan penyakit tidak ada dan
keamanan makanan terjamin, dinding dapur juga harus bisa memantulkan
cahaya agar penerangan di dapur tidak redup dan karyawan yang bekerja di
dapur tidak memiliki kesulitan dalam hal penglihatan saat melakukan
pekerjaannya.
Teori di atas diperkuat dengan pernyataan oleh Departemen
Kesehatan RI (2004:124) yang menyatakan bahwa dinding dapur haruslah;
a. Dinding dapur dibuat dari porselin atau keramik minimal 2 (dua)
meter dari lantai.
b. Lapisan porselin atau keramik selain kuat, juga tidak mudah
kotor bila terkena asap/debu dan mudah dibersihkan, karena
kotoran tidak menempel/meresap.
23
c. Prioritas utama yang memerlukan dinding porselin adalah
tempat pencucian, tempat peracikan, dan tempat
pengolahan/memasak.
d. Porselin, ubin atau keramik harus diisi padat dan tidak terdapat
ruang antara yang kosong. Ruang yang kosong akan terisi debu
dan kotoran. Ruang kosong itu harus ditutup dengan bahan
penutup (nat) yang rata. Ukuran nat yang baik adalah tidak lebih
dari 1 mm perbedaannya dengan permukaan lantai/dinding.
Sudiara dan Sabudi (1994:84) juga menyatakan;
“Dinding dapur harus dibuat;
a. Kokoh dan kedap air. Tembok dapur harus dilapisi oleh bahan
yang kuat dan kedap air, atau tidak mengisap air. Tembok yang
kuat dan kokoh agar tidak mudah pecah ataupun retak. Tembok
harus dilapisi bahan kedap air agar tidak menyerap terutama air
kotor yang memungkinkan bakteri berkembang biak dengan
baik dan mengancam pencemaran makanan.
b. Rata. Tembok dapur perlu dibuat rata, tidak banyak tonjolan-
tonjolan yang menyulitkan pada waktu dibersihkan. Konstruksi
tembok harus dirancang dengan baik, agar tembok tetap
berfungsi sebagai penyangga bangunan, tetapi dibuat rata
vertikal. Tembok yang rata lebih mudah dibersihkan dan tidak
menjadi timbunan debu.
c. Mudah dibersihkan. Pelapis tembok agar dibuat dari bahan yang
tidak mudah rusak dan mudah dibersihkan apabila kena kotoran.
Pertemuan atau sambungan antara tembok dengan lantai agar
dibuat tidak bersudut runcing, tetapi agak bulat, sehingga mudah
dibersihkan.
d. Berwarna cerah. Warna putih sangat cocok untuk warna tembok
dapur karena warna putih kelihatan cerah dan natural. Di
samping itu warna putih dapat menonjolkan warna lain yang
melekat pada warna putih, setiap noda yang nempel pada
tembok, akan mudah dilihat, dan segera dibersihkan. Warna lain
dapat juga dipilih untuk warna tembok. Warna cerah secara
psikologis dapat memantulkan rasa sejuk dan mengurangi
ketegangan syaraf. Warna-warna yang kontras dapat
merangsang kesehatan dan ketegangan kerja. Lantai dan tembok
harus dibersihkan dengan detergent atau bahan pembersih
lainnya.”
G. Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Langit-Langit Dapur di
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
Langit-langit dapur mencakup cerobong asap, harus dibuat sesuai
dengan standarisasi yang sudah ada, langit-langit harus dibuat dengan
24
permukaan rata, memiliki warna cerah layaknya warna dinding dapur yang
semestinya dan cerobong asap yang berfungsi baik dan yang terpenting,
mudah dibersihkan. Dalam bukunya, Dudley Jr. (1960:248) menyatakan;
“The purpose of all hoods is to capture contaminations air stream
and to remove them from the working atmosphere.”
Dari teori tersebut dapat diketahui jika cerobong asap memiliki
fungsi yang penting, dan akan sangat baik jika cerobong asap tersebut
berfungsi dengan baik dan lebih baik lagi jika mudah dibersihkan agar
kemungkinan terdapat kotoran yang dapat menyebar di area dapur menjadi
kecil.
Pernyataan dari Dudley Jr. juga terdapat dalam pernyataan Sudiara
dan Sabudi (1994:85);
“Untuk tujuan sanitasi dan kesehatan makanan, maka langit-langit
dapur agar dibuat:
a. Rata dan datar, tidak banyak alur ataupun ornamen yang dapat
dihuni oleh debu, rumah laba-laba dan kotoran lainnya
b. Kuat dan tidak ada bagian yang retak maupun pecah sehingga
mudah dihuni oleh kotoran
c. Warna putih atau berwarna cerah yang serasi dengan tembok
d. Cerobong asap (hood) dibuat dari bahan yang mudah
dibersihkan dan dicuci dengan air”
H. Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Pintu dan Jendela Dapur di
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
Pintu dan jendela dapur harus berfungsi dengan baik, karena masing-
masing dari pintu dan jendela memiliki fungsi yang penting. Seperti yang
diungkapkan oleh Sudiara dan Sabudi (1994:86);
“Pintu berfungsi sebagai tempat keluar masuknya manusia, dan
jendela untuk keluar masuknya udara seperti fungsi ventilasi. Pintu
dan jendela dapur agar;
a. Dibuat sewajarnya sehingga dapat berfungsi dengan baik.
25
b. Jendela dibuat berlapis kawat kasa yang dapat menghalang-
halangi lalat dan serangga lainnya terbang masuk ke dapur.
c. Pintu dan jendela mudah dibersihkan dan dicuci dengan air.
d. Pintu dan jendela yang berkaca tembus sinar agar dibersihkan
setiap hari sehingga sinar penerangan dapat menyinari
sebanyak-banyaknya.”
Dari teori tersebut dapat ditafsirkan jika pintu dapur berfungsi
sebagai jalur untuk keluar maupun masuknya karyawan, tidak hanya
karyawan, pintu juga berfungsi sebagai jalur untuk keluar dan masuknya
barang dari ataupun ditujukan ke dapur. Jendela juga memiliki fungsi yang
penting, memiliki fungsi yang hampir mirip dengan ventilasi, jendela juga
digunakan sebagai jalur keluar masuknya udara dari dapur dan menuju
dapur. Udara di dapur pun akan berganti dengan udara segar dari luar dapur
dan meminimalisir terjadinya pencemaran udara di dapur yang nantinya
dapat berdampak buruk untuk makanan yang sedang di olah di dapur.
Jendela pun berfungsi sebagai keluar dan masuknya sinar matahari yang
berguna sebagai pengganti lampu penerangan di siang hari. Menurut
Purnawijayanti (2001:37);
“Salah satu hal utama yang perlu diperhatikan dalam merencanakan
dapur yang baik, adalah konstruksi bangunan anti tikus
(rodentproof).”
Mengenai ukuran pintu serta kegunaannya, Departemen Kesehatan
RI (2004:125) menyatakan bahwa pintu dan jendela haruslah;
a. Ukuran pintu luar minimal lebar 100 cm dan dibuat membuka
keluar (out way) untuk mencegah hewan/serangga.
b. Ukuran pintu antar ruangan minimal 80 cm, membuka kedua
arah (two ways).
c. Untuk menjamin sirkulasi udara sebaiknya semua pintu
penghubung di dapur dibuat tembus udara dilengkapi kassa
26
penahan serangga dan tikus (insect and redent proof) yang
membuka kedua arah.
d. Pintu yang berhubungan dengan kamar mandi (WC) harus
melalui ruang antara, untuk mencegah bau (outdoor breakable).
I. Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Ventilasi Dapur di Qahwa
The Middle East Restaurant Bandung
Ventilasi dapur memiliki peranan sebagai akses keluar masuknya
udara dari dalam maupun dari luar dapur, jadi akan sangat baik jika fungsi
ventilasi berjalan dengan baik. Dalam buku Hand Book for Safe Food
Service Management (1994:114), dijelaskan bahwa;
“A good ventilation system can do the following;
1. Carry away cooking vapours that could condense on walls and
ceilings
2. Make cleaning and maintenance easier by reducing the
amount of dirt and grease”
Dari teori tersebut dapat diketahui fungsi-fungsi dari ventilasi dapur
yang diantara lain adalah sebegai akses keluar masuknya uap dan
memudahkan proses pembersihan dapur dengan cara mengurangi jumlah
kotoran yang masuk dari udara.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Purnawijayanti (2001:38) yang
menyatakan;
“Sistem ventilasi dapur harus dibuat sedemikian rupa, sehingga
dapat dihindari terjadinya kondensasi di ruangan dapur yang dapat
memacu pertumbuhan jamur dan bakteri. Ventilasi yang baik
didisain untuk dapat mengeluarkan asap, uap, kondensasi, kelebihan
panas, dan bau dari ruangan. Asap akan dihasilkan dari berbagai
proses pemasakan seperti pembakaran, harus dapat segera
dikeluarkan dari ruangan dapur, agar tidak mengganggu pekerja.
Dengan demikian, dapur memerlukan alat penghisap (exhaust fan),
atau paling tidak dilengkapi dengan cerobong dengan sungkup asap.”
Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui jika ventilasi memiliki
fungsi yang begitu penting dalam sanitasi dapur, ventilasi yang baik didisain
27
untuk membantu proses pertukaran udara dari dalam dapur dan luar dapur,
ventilasi juga berfungsi untuk mengeluarkan asap dari bekas pembakaran
yang jika dibiarkan dapat mengganggu kinerja serta kesehatan karyawan
dapur. Sangatlah penting jika suatu dapur memiliki kipas penyedot udara
(exhaust fan) yang dapat memaksimalkan fungsi dari ventilasi dapur.
Sudiara dan Sabudi (1994:86) menyatakan;
“Ventilasi dapur agar dibuat;
a. Dapat berfungsi dengan baik, melancarkan sirkulasi udara.
b. Mudah dibersihkan.
c. Dilapisi kawat kasa yang dapat mencegah masuknya lalat dan
serangga ke dapur.”
J. Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Lampu Penerangan Dapur di
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
Lampu penerangan merupakan alat yang penting di dapur, dengan
pencahayaan yang cukup, para karyawan dapat bekerja di dapur dengan
mudah dan jika terdapat kotoran pada makanan atau dapur, dapat segera
terlihat oleh karyawan, Seperti yang dikutip dari pernyataan O’Reilly
(1993);
“Proper lighting is also necessary in kitchens to enable staff to see
dirt and clean kitchen properly.”
Lampu penerangan di dapur sangat dibutuhkan oleh karyawan dapur
yang bekerja karena dengan penerangan yang baik, karyawan dapur pun
dapat bekerja dengan baik. Penerangan yang baik di dapur juga dapat
meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja di dapur. Sudiara dan Sabudi
(1994:87) menyatakan;
“Penerangan yang baik untuk dapur harus;
28
a. Cukup terang, sehingga karyawan tidak memicingkan mata pada
waktu bekerja. Penerangan yang cukup sampai ke pojok-pojok
disamping sehat bagi mata, juga memudahkan menjaga
kebersihan dapur.
b. Tidak menimbulkan bayang-bayang. Lampu dibuat dengan sinar
yang menyebar sehingga sinar lampu cukup terang dan tidak ada
bayang-bayang yang muncul. Bayang-bayang yang timbul dapat
mengganggu kelancaran bekerja terutama apabila bayang-
bayang mengenai benda yang sering menjadi pusat pandangan.”
Dari pernyataan di atas, dapat ditafsirkan jika lampu penerangan
yang baik tidaklah redup atau membuat kesan remang di area dapur. Lampu
penerangan yang baik akan menyebar sinarnya dan tidak akan menimbulkan
bayang-bayang yang dapat mengganggu karyawan yang bekerja.
K. Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Tempat Mencuci Tangan di
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
Tempat mencuci tangan harus disediakan di dapur atau di pdekat
pintu masuk dan keluarnya karyawan. Agar karyawan dapat menjaga
kebersihan dengan cara selalu mencuci tangan saat hendak menuju dapur
dan saat selesai menggunakan dapur. Untuk tempat cuci tangan para
karyawan, sangat penting jika tersedia saluran air dingin maupun saluran air
panas, seperti yang dinyatakan oleh Anthony O’Reilly (1993);
“There should be an adequate supply with hot and cold running
water for three specifics purposes;
1. To keep the kitchen equipment clean
2. To be used for food preparation only
3. Special ‘hand washing only’ sinks supplied with nail brush,
anti-bacterial soap and hygienic drying facilities (paper towels,
hot air dryer or roiler towel)”
Dari teori tersebut, dapat diketahui jika saluran air panas dan dingin
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan mencuci peralatan dapur, mencuci
29
bahan makanan, dan tentunya untuk sterilisasi saat karyawan mencuci
tangan mereka.
Sudiara dan Sabudi (1994:87) menyatakan;
“Tempat mencuci tangan agar;
a. Dibuat dari bahan kedap air dan mudah dibersihkan
b. Tersedia sabun atau detergen pencuci tangan sehingga tangan
betul betul bebas dari bakteri
c. Tersedia kertas tissue atau alat pengering tangan dengan
semprotan udara (hand dryer). Handuk umum yang dipakai
bersama-sama kurang hygiene dan sebaliknya dapat berfungsi
sebagai penular bakteri dan kuman penyakit lainnya
d. Bila memungkinkan perlu disediakan saluran air panas dan
dingin”
L. Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Ruang Ganti Pakaian
Karyawan di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
Ruang ganti karyawan harus dibuat berdekatan dengan toilet
karyawan, hal ini agar memudahkan karyawan dalam hal mempersiapkan
diri sebelum bekerja di dapur dan untuk memastikan kondisi karyawan
bersih dan rapih.
Seperti yang dikutip dari pernyataan Sudiara dan Sabudi (1994:88);
“Ruangan ganti pakaian merupakan ruangan khusus yang
dipergunakan oleh karyawan dapur untuk berganti pakaian sangat
perlu untuk mencegah kontaminasi dan penyebaran bakteri dari luar
ke dapur.”
Dari teori di atas dapat ditafsirkan jika sangatlah penting terdapatnya
ruangan khusus bagi karyawan yang ingin bekerja untuk berganti pakaian,
ini tentu akan memperkecil kemungkinan penyebaran kotoran dari luar yang
dapat menyebarkan penyakit.
30
M. Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Toilet Dapur di Qahwa The
Middle East Restaurant Bandung
Toilet wajib tersedia di setiap restoran. Toilet juga harus tersedia
dekat dengan dapur, hal ini akan memudahkan karyawan dapur untuk pergi
ke toilet dan mencuci tangan, tidak perlu menghabiskan banyak waktu
karena letak toilet yang jauh. Menurut Sudiara dan Sabudi (1994:88), toilet
atau W. C. karyawan harus dibuat dengan konsep toilet mudah untuk
dibersihkan dan berfungsi dengan baik. Dalam hal letak toilet, Gaman and
Sherrington (1996:261) menyatakan;
“Adequate toilets and washing facilities should be provided for the
staff in food business. Toilets should be kept clean and in working
order and should be separated from any food room by at least two
doors and a ventilation space.”
Dari teori tersebut dapat ditafsirkan jika toilet serta tempat untuk
mencuci yang memadai harus tersedia untuk karyawan gunakan. Toilet
harus bersih serta selalu terjaga kebersihannya dan setidaknya toilet harus
terpisah dari area dimana terjadi proses pengolahan bahan makanan, toilet
harus dipisahkan dengan setidaknya dua pintu dan ruang untuk ventilasi.
Seperti pernyataan Sudiara dan Sabudi (1994:88);
“Toilet dan W.C. perlu dibuat di dekat dapur, pada tempat yang
aman, tidak mudah menimbulkan pencemaran. Ruangan ini juga
didesain agar mudah dirawat kebersihannya, tersedia sabun, detergen
dan kertas tissue ataupun alat pengering tangan.”
31
N. Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Ruang Penampungan
Sampah di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
Ruang penampungan sampah harus dibuat dengan konsep mudah
untuk dibersihkan, jika ruang penampungan sampah sulit untuk dibersihkan,
ini akan sangat membahayakan bagi kondisi sanitasi dapur itu sendiri karena
dapat mengakibatkan pencemaran dapur dan terkontaminasinya dapur
dengan faktor penyebab penyakit yang semakin besar kemungkinannya
terjadi. Seperti yang dinyatakan dalam buku Educational Foundation of the
National Restaurant Association (1985:152);
“Garbage is a dangerous commodity in a food service, operation
because attracts pests and because it can contaminate food items,
equipment, and utensils.”
Untuk tempat atau wadah penampung sampah sendiri juga memiliki
ketentuan yang harus diterapkan demi menjamin tingkat sanitasi yang baik,
seperti yang dinyatakan oleh The National Institute for The Foodservice
Industry (1978);
“A few general rules on handling garbage deserve mention here;
1. Garbage containers must be leak-proof, easily cleanable, pest-
proof, and durable
2. Garbage must not be allowed to accumulate anywhere but in
regular garbage containers
3. Garbage should be removed from food-preparation areas as
soon as possible, and should be disposed of often enough to
prevent the formation of odor and the attraction of pest
4. Garbage storage areas, inside or out-side, should be large
enough for the amount of garbage that will accumulate
5. An area equipped with hot and cold water and a floor drain
must be provided for washing garbage cans”
Maupun ruang dan tempat penampungan sampah harus benar-benar
diperhatikan kesanitasiannya, Sudiara dan Sabudi (1994:89) menyatakan;
32
“Ruang penampung sampah agar dibuat;
a. Ruang tertutup sehingga tidak mudah dihuni oleh lalat,
serangga, ataupun binatang-binatang lainnya
b. Ruang penampung sampah dibuat dengan pengatur suhu
ruangan/ruang pendingin, sehingga bakteri tidak berkembang
biak selama sampah dikumpulkan dalam ruang penampungan
Sampah yang disimpan di ruang pendingin adalah sampah
basah, sedang sampah kering langsung dibakar atau
dihancurkan.
c. Ruang penampung sampah dan tempat sampah harus
dibersihkan setiap hari. Ruangan disemprot dengan pemberantas
hama (desinfektan)
O. Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Saluran Limbah Dapur di
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
Saluran limbah atau saluran pembuangan air di dapur harus didesign
dengan benar agar fungsi dari saluran pembuangan air tersebut berguna
dengan baik sehingga air kotor dapat mengalir dengan lancar sehingga tidak
menyebabkan kotor pada area dapur. Seperti yang dijelaskan oleh
Davenport (1982);
“The satisfactory drainage of any premises is a fundamental
requirement, and in food premises it is particularly important that
drainage system is well designed, well-constructed and sufficient for
its needs.”
Dari teori di atas, dapat ditafsirkan jika drainase yang memadai
merupakan persyaratan mendasar, dan sangatlah penting jika system
drainase didesain dengan baik serta memiliki konstruksi yang baik serta
mencukupi kebutuhan.
Untuk pipa-pipa saluran limbah, Sudiara dan Sabudi (1994:89)
menyatakan;
33
“Pipa-pipa serta saluran-saluran limbah dapur harus dibuat dan
didesain mudah dibersihkan, dengan kemiringan yang cukup
sehingga air kotor dapat cepat menyebar. Di dapur perlu disediakan
saluran air panas dan air dingin untuk membersihkan lantai dan
peralatan dapur.”
33
BAB III
TINJAUAN OBJEK PENELITIAN DAN DATA
A. Gambaran Umum
1. Sejarah Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung, restoran bertema
timur tengah ini diberi nama Qahwa yang dimana nama tersebut
diambil dari bahasa Arab yang memiliki artian ‘kopi’. Pemilik restoran
ini sendiri mengaku tidak memiliki alasan khusus mengapa memilih
menggunanakan kata Qahwa sebagai nama untuk restoran yang ia
dirikan. Restoran ini resmi dibuka untuk pertama kali pada November
2011 lalu dengan pemiliknya yang bernama Bapak H. Maulana.
Awalnya, restoran ini didirikan oleh Bapak Maulana sebagai
tempat dimana tersedia shisha (alat untuk menghisap tembakau dengan
tambahan berbagai rasa) di dalamnya, bukan mengedepankan makanan
dan minuman timur tengahnya. Kala itu, masyarakat Bandung belum
begitu mengenal shisha dan kala itu pula, shisha belum sepopuler
sekarang. Karena pemikiran tersebutlah Bapak Maulana berniat untuk
memperkenalkan shisha kepada masyarakat Bandung. Selain
menyediakan shisha, restoran yang didirikan oleh Bapak Maulana ini
juga menyediakan makanan serta minuman khas timur tengah sebagai
penguat tema timur tengah dari restoran ini sendiri, tak tanggung-
tanggung, Bapak Maulana bahkan mendatangkan langsung chef dari
Kuwait. Awalnya, yaitu sejak awal diresmikannya restoran ini
34
beroperasional hingga awal Juli 2012, Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung mengalami penurunan pendapatan hingga terjadi
collapse dan menyebabkan Bapak Maulana merasa hampir putus asa.
Buruknya lagi, banyak karyawan dari restoran tersebut mengundurkan
diri termasuk chef yang Bapak Maulana datangkan langsung dari
Kuwait. Namun, dikarenakan mendapat bantuan dari kawan Bapak
Maulana yang tergabung dalam perkumpulan motor Harley Davidson,
restoran ini tetap beroperasional. Dari situlah perubahan konsep Qahwa
The Middle East Restaurant Bandung terjadi. Restoran ini kini lebih
mengedepankan makanan serta minuman khas timur tengah, namun
restoran ini tetap menyediakan shisha. Dalam membangun kembali
usahanya, Bapak Maulana menggunakan jasa konsultan yang berlatar
hospitality. Dari masukan oleh konsultan tersebutlah akhirnya Bapak
Maulana memiliki sistem kasir serta back office. Tidak berhenti disitu,
Bapak Maulana pun berniat untuk membenahi manajemen restoran dan
segera mencari Manajer Operasional untuk restorannya. Pada Oktober
2012, Bapak Maulana merekrut Bapak Hendra Widiasaputra sebagai
Manajer Operasional, dan Bapak Hendra resmi menjadi karyawan pada
November 2012. Qahwa The Middle East Restaurant Bandung kembali
melakukan grand opening setelah Bapak Maulana berhasil membangun
manajemen baru. Perubahan ini pun terbilang sangat besar. Awalnya,
restoran milik Bapak Maulana ini tidak memiliki adanya aturan-aturan
yang berlaku di restoran secara tertulis, restoran ini pun tidak memiliki
jadwal yang jelas serta tidak memiliki jumlah karyawan yang memadai.
35
Namun, setelah Bapak Hendra bergabung di restoran tersebut,
segalanya menjadi jauh lebih baik. Perubahan ini tentunya tidak
berjalan sesuai dengan rencana atau dengan mulus. Bapak Hendra harus
memutus hubungan kerja 2 (dua) karyawan yang terbilang ‘tidak patuh’
dengan aturan yang telah dibuat, dan selama setahun, barulah
karyawan-karyawan lain di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung yang kebanyakan tidak berlatar belakang pendidikan
hospitality dapat beradaptasi dengan peraturan serta manajemen
restoran yang baru. Demi meningkatkan kualitas pelayanan para
karyawan, Bapak Hendra mendatangkan dosen-dosen dari Sekolah
Tinggi Pariwisata Bandung untuk melatih karyawan di restoran
tersebut. Kala itu, Bapak Hendra sengaja mendatangkan Bapak Anwari
serta Bapak Ridwan untuk melatih pramusaji di Qahwa The Middle
East Restaurant Bandung hingga mereka dapat memahami cara
memberikan pelayanan yang terbaik kepada tamu yang datang ke
restoran. Hingga sekarang, Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung menjadi salah satu restoran khas timur tengah ternama di
Bandung.
2. Fasilitas Tersedia di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
Berikut ini merupakan fasilitas apa saja yang tersedia di Qahwa
The Middle East Restaurant Bandung yng diperuntukan untuk tamu
restoran.
1. Ruangan :
36
a. Majelis 1 (12 pax)
b. Majelis 2 (8 pax)
c. Shisha Area (20 pax)
d. Karpet (50 pax)
2. Free Wi-Fi
3. Toilet & Musholla
4. Free Parking
5. Belly Dance Performance
(setiap Sabtu pukul 20.00 – 22.00 WIB)
3. Jumlah Karyawan di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
Berikut merupakan jumlah karyawan yang bekerja di Qahwa The
Middle East Restaurant Bandung untuk setiap departemen.
TABEL 3.1
JUMLAH KARYAWAN DI QAHWA THE MIDDLE EAST
RESTAURANT BANDUNG
Jumlah Karyawan Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung
Manajer Operasional 1 Orang
Chief Accounting 1 Orang
Personalia 1 Orang
Marketing Mnager 1 Orang
Captain 2 Orang
Kitchen Coordinator 1 Orang
General Cashier 1 Orang
Kasir 2 Orang
37
Purchasing Officer 1 Orang
Office Boy 2 Orang
Petugas Keamanan 1 Orang
General Affair 1 Orang
Supir 1 Orang
Pramusaji 5 Orang
Barista 2 Orang
Pembuat Shisha 1 Orang
Cook 2 Orang
Cook Helper 3 Orang
Dishwasher 2 Orang
JUMLAH 31 Orang Sumber : Manajemen Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
4. Struktur Organisasi di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
Struktur organisasi berfungsi untuk mengetahui susunan posisi
yang berlaku di suatu industri serta tugas dan tanggung jawab dari
masing-masing posisi.
GAMBAR 3.1
STRUKTUR ORGANISASI QAHWA THE MIDDLE EAST RESTAURANT
BANDUNG
38
Sumber : Manajemen Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
B. Profil Responden
Dalam penelitian ini, telah diteliti 8 responden yang merupakan
populasi atau keseluruhan karyawan dapur di Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung. Survei berikut akan mengidentifikasi profil responden
yang kemudian diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, usia, serta latar
belakang pendidikan.
Operational Manager
Chief Accounting
General Cashier
Cashier
Purchasing Officer
Personalia
Office Boy
Security
General Affair
Driver
Marketing Manager
Captain
Waiter
Barista
Shisha Maker
Kitchen Coordinator
Cook
Cook Helper
Dishwasher
39
1. Jenis kelamin responden
TABEL 3.2
JENIS KELAMIN RESPONDEN
Jenis
Kelamin Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Pria 8 100.0% 100.0% 100.0%
Wanita 0 0.0% 0.0% 100.0%
Total 8 100.0% 100.0%
Sumber : Manajemen Qahwa The Middle East Restaurant Bandung, Juni 2016
Dari hasil survei mengenai jenis kelamin populasi di
atas, dimana populasi tersebut merupakan karyawan dapur di
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung, dapat diketahui
jika jenis kelamin seluruh responden adalah pria (100%). Jadi, 8
responden berjenis kelamin pria.
2. Usia responden
TABEL 3.3
USIA RESPONDEN
Usia Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
22
tahun 2 25.0% 25.0% 25.0%
26
tahun 3 37.5% 37.5% 62.5%
30
tahun 1 12.5% 12.5% 75.0%
34
tahun 1 12.5% 12.5% 87.5%
58
tahun 1 12.5% 12.5% 100.0%
Total 8 100.0% 100.0%
Sumber : Manajemen Qahwa The Middle East Restaurant Bandung, Juni 2016
Dari data survei di atas, dapat diketahui usia dari
keseluruhan responden. Diketahui, terdapat 2 (dua) orang
40
responden (25%) yang berusia 22 tahun, terdapat 3 (tiga) orang
responden (37.5%) yang berusia 26 tahun, terdapat 1 (satu)
orang responden (12.5%) yang berusia 30 tahun, terdapat 1
(satu) orang responden (12.5%) yang berusia 34 tahun, dan
terakhir terdapat 1 (satu) orang responden (12.5%) yang berusia
58 tahun.
3. Latar belakang pendidikan
TABEL 3.4
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN RESPONDEN
Pendidikan Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid SLTA 7 87.5% 87.5% 87.5%
SMK 1 12.5% 12.5% 100.0%
Total 8 100.0% 100.0%
Sumber : Manajemen Qahwa The Middle East Restaurant Bandung, Juni 2016
Dari hasil survei tersebut, diketahui 7 (tujuh) dari 8
(delapan) responden (87.5%) memiliki latar belakang
pendidikan tingkat SLTA, sementara 1 (satu) dari 8 (delapan)
responden (12.5%) memiliki latar belakang pendidikan tingkat
SMK.
C. Tinjauan Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Lantai
Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
TABEL 3.5
OBSERVATION CHECKLIST LANTAI DAPUR QAHWA THE
MIDDLE EAST RESTAURANT BANDUNG
Bagian Aspek Penilaian Ya Tidak
Lantai
Lantai kokoh √
Kedap Air
√
Permukaan lantai datar √
41
Tidak ada retak √
Sumber : Observasi penulis
Kondisi lantai dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
perlu adanya beberapa perbaikan, dari hasil observasi di atas, diketahui jika
kondisi lantai dapur tidak kedap air, permukaan tidak datar serta masih
terdapatnya retak pada permukaan lantai hal ini dapat menyebabkan lantai
menjadi mudah bergerak dan permukaannya tidak sama rata sehingga dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja pada karyawan dapur di Qahwa The
Middle East Restaurant Bandung.
Berikut merupakan hasil dari kuesioner mengenai sanitasi sarana
fisik dapur pada bagian lantai dapur di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung
TABEL 3.6
HASIL KUESIONER MENGENAI SANITASI LANTAI DAPUR QAHWA
THE MIDDLE EAST RESTAURANT BANDUNG
N = 8
No. Aspek
Sangat
Setuju Setuju Ragu
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju Total
(x = 5) (x = 4) (x = 3) (x = 2) (x = 1)
f fx f fx f fx f fx f fx f fx
1
Luas 30 - 40%
dari luas
bangunan
restaurant
- - 2 8 2 6 3 6 1 1 8 21
2
Terdapat banyak
ruangan untuk
bekerja
- - 1 4 2 6 4 8 1 1 8 19
3
Lantai tidak
mudah pecah 1 5 1 4 1 3 5 10 - - 8 22
4
Permukaan
lantai dilapisi
bahan kedap air
- - - - 3 9 4 8 1 2 8 19
5
Permukaan
lantai rata dan - - - - 2 6 4 8 2 2 8 16
42
datar
6
Permukaan
lantai tidak licin - - - - 2 6 5 10 1 1 8 17
7
Tidak ada
perbedaan tinggi
antara
permukaan
lantai dengan
penutup selokan
- - - - 1 3 6 12 1 1 8 16
8 Tidak ada retak - - - - - - 7 14 1 1 8 15
9
Tidak ada
bagian lantai
yang menganga
1 5 2 8 2 6 3 6 - - 8 25
Total 2 10 6 24 15 45 41 82 8 9 88 170
Sumber : Hasil olahan kuesioner
Nilai tertinggi : Nilai Tertinggi x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
: 5 x 9 x 8 = 360
Nilai terendah : Nilai Terendah x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
: 1 x 9 x 8 = 72
Rentang nilai : (Nilai Tertinggi – Nilai Terendah)
Jumlah Indikator
: (360 - 72) = 57.6
5
Dari data di atas, dapat diketahui jika nilai tertinggi dari kuesioner
adalah 360, sementara nilai terendah dari kuesioner adalah 72. Dari data
olahan kuesioner, diketahui bahwa nilai keseluruhan yang didapat dengan
menggunakan rating scale adalah 170. Berikut data yang diperoleh jika
dilihat dengan garis kontinum;
GAMBAR 3.2
GARIS KONTINUM MENGENAI SANITASI LANTAI DAPUR
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
72 129.6 187.2 244.8 302.4 360
43
170
D. Tinjauan Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Dinding
Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
TABEL 3.7
OBSERVATION CHECKLIST DINDING DAPUR QAHWA THE
MIDDLE EAST RESTAURANT BANDUNG
Bagian Aspek Penilaian Ya Tidak
Dinding
Kedap air √
Rata √
Berwarna cerah √
Sumber : Observasi penulis
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di dapur Qahwa
The Middle East Restaurant Bandung, terlihat kondisi dinding dapur yang
tidak kedap air serta tidak berwarna cerah atau putih, melainkan bewarna
hijau.
Berikut merupakan hasil olahan kuesioner mengenai sanitasi sarana
fisik dapur pada bagian dinding dapur di Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung;
TABEL 3.8
HASIL KUESIONER MENGENAI SANITASI DINDING DAPUR QAHWA
THE MIDDLE EAST RESTAURANT BANDUNG
N = 8
No. Aspek
Sangat
Setuju Setuju Ragu
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju Total
(x = 5) (x = 4) (x = 3) (x = 2) (x = 1)
f fx f fx f fx f fx f fx f fx
1
Dinding dapur
terbuat dari
porselin atau
keramik.
- - - - - - 6 12 2 2 8 14
2
Struktur dinding
kokoh - - 1 4 2 6 4 8 1 1 8 19
44
3
Permukaan
dinding kedap air - - 2 8 2 6 4 8 - - 8 22
4
Dinding tidak
mudah retak - - - - - - 6 12 2 2 8 14
5
Permukaan
dinding rata - - - - 2 6 5 10 1 1 8 17
6
Permukaan
dinding mudah
dibersihkan - - 1 4 2 6 5 10 - - 8 20
7
Dinding tidak
bersudut runcing 1 5 1 4 2 6 4 8 - - 8 23
8
Cat dinding
berwarna
putih/cerah - - - - - - 6 12 2 2 8 14
Total 1 5 5 20 10 30 40 80 8 8 64 143 Sumber : Hasil olahan kuesioner
Nilai tertinggi : Nilai Tertinggi x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
: 5 x 8 x 8 = 320
Nilai terendah : Nilai Terendah x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
: 1 x 8 x 8 = 64
Rentang nilai : (Nilai Tertinggi – Nilai Terendah)
Jumlah Indikator
: (320 - 64) = 51. 2
5
Dari data di atas, dapat diketahui jika nilai tertinggi dari kuesioner
tersebut adalah 320 sementara nilai terendah dari kuesioner tersebut adalah
64. Setelah kuesioner dioleh dengan menggunakan rating scale, diketahui
bahwa nilai keseluruhan dari kuesioner tersebut adalah 143. Jika dilihat dari
rentang nilai, maka data hasil kuesioner akan terlihat dalam garis kontinum
menjadi;
GAMBAR 3.3
GARIS KONTINUM MENGENAI SANITASI DINDING DAPUR
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
45
64 115.2 166.4 2217.6 268.8 320
143
E. Tinjauan Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Langit-
Langit Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
TABEL 3.9
OBSERVATION CHECKLIST LANGIT-LANGIT DAPUR
QAHWA THE MIDDLE EAST RESTAURANT BANDUNG
Bagian Aspek Penilaian Ya Tidak
Langit-langit
Rata √
Berwarna putih √
Cerobong asap mudah dibersihkan √
Sumber : Observasi penulis
Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh penulis, dapat
diketahui kondisi langit-langit dapur di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung masih belum rata sempurna serta langit-langit tidak dicat dengan
warna cat dinding yang cerah atau berwarna putih.
Berikut merupakan hasil olahan kuesioner mengenai sanitasi sarana
fisik dapur pada bagian langit-langit dapur di Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung;
TABEL 3.10
HASIL KUESIONER MENGENAI SANITASI LANGIT-LANGIT DAPUR
QAHWA THE MIDDLE EAST RESTAURANT BANDUNG
N = 8
No. Aspek
Sangat
Setuju Setuju Ragu
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju Total
(x = 5) (x = 4) (x = 3) (x = 2) (x = 1)
f fx f fx f fx f fx f fx f fx
1
Terdapat
cerobong asap 2 10 6 24 - - - - - - 8 34
2
Cerobong asap
berfungsi dengan
baik
- - 1 4 3 9 4 8 - - 8 21
46
3
Bahan tidak
mudah terbakar - - 1 4 4 12 3 6 - - 8 22
4
Mudah
dibersihkan - - - - 2 6 6 12 - - 8 18
5 Rata dan datar - - - - - - 7 14 1 1 8 15
6
Tidak banyak alur
dan ornament - - - - 3 9 4 8 1 1 8 18
7
Kuat dan tidak
ada yang retak - - - - - - 6 12 2 2 8 14
8
Berwarna putih
atau serasi dengan
warna tembok
- - - - - - 7 14 1 1 8 15
Total 2 10 8 32 12 36 37 74 5 5 64 157
Sumber : Hasil olahan kuesioner
Nilai tertinggi : Nilai Tertinggi x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
: 5 x 8 x 8 = 320
Nilai terendah : Nilai Terendah x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
: 1 x 8 x 8 = 64
Rentang nilai : (Nilai Tertinggi – Nilai Terendah)
Jumlah Indikator
: (320 - 64) = 51. 2
5
Tidak berbeda dengan data kuesioner sebelumnya, dari data di atas,
didapati nilai tertinggi dari kuesioner sebesar 320 sementara nilai terendah
dari kuesioner tersebut sebesar 64. Dari hasil kuesioner yang
menggunakan rating scale, diketahui jika nilai keseluruhan dari kuesioner
sebesar 157. Dimana jika rentang nilai dilihat dari garis kontinum, maka
akan didapat hasil sebagai berikut;
GAMBAR 3.4
GARIS KONTINUM MENGENAI SANITASI LANGIT-LANGIT
DAPUR
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
47
64 115.2 166.4 2217.6 268.8 320
157
F. Tinjauan Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Pintu
dan Jendela Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
TABEL 3.11
OBSERVATION CHECKLIST PINTU DAN JENDELA DAPUR
QAHWA THE MIDDLE EAST RESTAURANT BANDUNG
Bagian Aspek Penilaian Ya Tidak
Pintu dan jendela
Berfungsi dengan baik √
Jendela berlapis kawat √
Berkaca tembus sinar √
Sumber : Observasi penulis
Menurut hasil observasi di atas, dapat diketahui kondisi pintu dan
jendela dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung masih
terdapat kekurangan seperti jendela yang tidak dilapisi dengan kawat kasa
untuk mencegah serangga masuk, serta jendela dan pintu yang tidak
memiliki kaca yang tembus sinar.
Berikut merupakan hasil olahan kuesioner mengenai sanitasi sarana
fisik dapur pada bagian pinti dan jendela dapur di Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung;
TABEL 3.12
HASIL KUESIONER MENGENAI SANITASI PINTU DAN JENDELA
DAPUR QAHWA THE MIDDLE EAST RESTAURANT BANDUNG
N = 8
No. Aspek
Sangat
Setuju Setuju Ragu
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju Total
(x = 5) (x = 4) (x = 3) (x = 2) (x = 1)
f fx f fx f fx f fx f fx f fx
1
Luas pintu 40%
dari luas tembok - - - - 2 6 5 10 1 1 8 17
48
dapur
2
Luas jendela 40%
dari luas tembok
dapur - - - - 2 6 6 12 - - 8 18
3
Keduanya berfungsi
dengan baik 2 10 5 20 1 3 - - - - 8 33
4
Jendela mudah
dibersihkan dengan
air - - - - 1 3 6 12 1 1 8 16
5
Jendela berkaca
tembus sinar - - - - - - 7 14 1 1 8 15
6
Jendela dibersihkan
setiap hari - - - - - - 7 14 1 1 8 15
Total 2 10 5 20 6 18 31 62 4 4 48 114
Sumber Hasil olahan kuesioner
Nilai tertinggi : Nilai Tertinggi x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
: 5 x 6 x 8 = 240
Nilai terendah : Nilai Terendah x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
: 1 x 6 x 8 = 48
Rentang nilai : (Nilai Tertinggi – Nilai Terendah)
Jumlah Indikator
: (240 - 48) = 38.4
5
Dari olahan data di atas, dapat diketahui jika besar nilai tertinggi dari
kuesioner tersebut adalah sebesar 240 sementara nilai terendahnya adalah
sebesar 48. Setelah mengolah hasil kuesioner dengan menggunakan rating
scale, dapat diketahui nilai keseluruhan dari kuesioner mengenai sanitasi
sarana fisik dapur pada bagian pintu dan jendela sebesar 114. Jika dilihat
dari garis kontinum, maka akan menjadi;
GAMBAR 3.5
GARIS KONTINUM MENGENAI SANITASI PINTU DAN
JENDELA DAPUR
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
49
48 86.4 124.8 163.2 201.6 240
114
G. Tinjauan Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Ventilasi
Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
TABEL 3.13
OBSERVATION CHECKLIST VENTILASI DAPUR QAHWA
THE MIDDLE EAST RESTAURANT BANDUNG
Bagian Aspek Penilaian Ya Tidak
Ventilasi udara Berfungsi dengan baik √
Mudah dibersihkan √
Sumber : Observasi penulis
Dari hasil observasi di atas, dapat diketahui jika kondisi ventilasi
dapur Qahwa The Middle East Restaurant Bandung masih terdapat
kekurangan seperti kondisi ventilasi dapur yang sulit untuk dibersihkan
sehingga kondisi ventilasi dapur terlihat kotor dan dapat mengakibatkan
tersumbatnya aliran udara luar yang masuk ke dapur serta sebaliknya.
Berikut merupakan hasil olahan kuesioner mengenai sanitasi sarana
fisik dapur pada bagian ventilasi dapur di Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung;
TABEL 3.14
HASIL KUESIONER MENGENAI SANITASI VENTILASI DAPUR
QAHWA THE MIDDLE EAST RESTAURANT BANDUNG
N = 8
No. Aspek
Sangat
Setuju Setuju Ragu
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju Total
(x = 5) (x = 4) (x = 3) (x = 2) (x = 1)
f fx f fx f fx f fx f fx f fx
1 Terdapat extractor - - 2 8 - - 6 12 - - 8 20
2
Terdapat saluran
udara - - 1 4 4 12 3 6 - - 8 22
50
3
Ventilasi
berfungsi dengan
baik - - - - 3 9 5 10 - - 8 19
4
Ventilasi mudah
dibersihkan - - - - - - 6 12 2 2 8 14
5
Ventilasi dilapisi
kawat kasa 2 10 6 24 - - - - - - 8 34
Total 2 10 9 36 7 21 20 40 2 2 40 109
Sumber : Hasil olahan kuesioner
Nilai tertinggi : Nilai Tertinggi x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
: 5 x 5 x 8 = 200
Nilai terendah : Nilai Terendah x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
: 1 x 5 x 8 = 40
Rentang nilai : (Nilai Tertinggi – Nilai Terendah)
Jumlah Indikator
: (200 - 40) = 32
5
Dari hasil olahan di atas, dapat diketahui jika besar nilai tertinggi
dari kuesioner tersebut adalah 200 sementara nilai terendah dari kuesioner
tersebut adalah 40. Dilihat dari hasil olahan kuesioner yang menggunakan
rating scale, diketahui jika hasil keseluruhan kuesioner mengenai sanitasi
sarana fisik dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung adalah
sebesar 109.
GAMBAR 3.6
GARIS KONTINUM MENGENAI SANITASI VENTILASI DAPUR
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
40 72 104 136 168 200
109
H. Tinjauan Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Lampu
Penerangan Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
51
TABEL 3.15
OBSERVATION CHECKLIST LAMPU PENERANGAN DAPUR
QAHWA THE MIDDLE EAST RESTAURANT BANDUNG
Bagian Aspek Penilaian Ya Tidak
Lampu
penerangan
Cukup terang
√
Tidak menimbulkan bayang bayang √
Sumber : Observasi penulis
Menurut hasil observasi penulis, dapat diketahui jika kondisi sarana
fisik dapur pada bagian lampu penerangan dapur masih terdapat
kekurangan, seperti lampu yang tidak menghasilkan pencahayaan yang
cukup dan pencahayaan yang menyebabkan timbulnya bayang-bayang di
dapur.
Berikut merupakan hasil olahan kuesioner mengenai sanitasi sarana
fisik dapur pada bagian lampu penerangan dapur di Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung;
TABEL 3.16
HASIL KUESIONER MENGENAI SANITASI LAMPU PENERANGAN
DAPUR QAHWA THE MIDDLE EAST RESTAURANT BANDUNG
N = 8
No. Aspek
Sangat
Setuju Setuju Ragu
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju Total
(x = 5) (x = 4) (x =
3) (x = 2)
(x =
1)
f fx f fx f fx f fx f fx f fx
1
Penerangan cukup
terang hingga ke
pojok-pojok
- - - - 1 3 6 12 1 1 8 16
2
Cahaya tidak
menimbulkan bayang-
bayang - - - - - - 7 14 1 1 8 15
Total 0 0 0 0 1 3 13 26 2 2 16 31
Sumber : Hasil olahan kuesioner
Nilai tertinggi : Nilai Tertinggi x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
: 5 x 2 x 8 = 80
52
Nilai terendah : Nilai Terendah x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
: 1 x 2 x 8 = 16
Rentang nilai : (Nilai Tertinggi – Nilai Terendah)
Jumlah Indikator
: (80 - 16) = 12.8
5
Dari hasil olahan kuesioner di atas, dapat diketahui bahwa nilai
tertinggi dari hasil olahan kuesioner di atas adalah sebesar 80 sementara
nilai terendah dari hasil olahan kuesioner di atas adalah sebesar 16. Untuk
hasil keseluruhan kuesioner yang menggunakan rating scale, dapat
diketahui bahwa nilai keseluruhan kuesioner mengenai sanitasi sarana fisik
dapur pada bagian lampu penerangan di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung adalah sebesar 31. Berikut jika dilihat dengan garis kontinum;
GAMBAR 3.7
GARIS KONTINUM MENGENAI SANITASI LAMPU
PENERANGAN DAPUR
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
16 28.8 41.6 54.4 67.2 80
31
I. Tinjauan Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Tempat
Mencuci Tangan di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
TABEL 3.17
OBSERVATION CHECKLIST TEMPAT MENCUCI TANGAN DI
QAHWA THE MIDDLE EAST RESTAURANT BANDUNG
Bagian Aspek Penilaian Ya Tidak
Tempat
mencuci
Kedap air √
Tersedia sabun pencuci tangan √
53
tangan Tersedia kertas tissue atau alat pengering
tangan √
Terdapat saluran air panas √
Sumber : Observasi penulis
Menurut hasil observasi yang telah dilakukan penulis, diketahui
kondisi sarana fisik dapur pada bagian tempat mencuci tangan atau hand
bashin dapur masih terdapat beberapa aspek yang perlu diperbaiki seperti
permukaan hand bashin dapur yang tidak kedap air serta tidak terdapatnya
saluran air panas pada hand bashin.
Berikut merupakan hasi olahan kuesioner mengenai sanitasi sarana
fisik dapur pada bagian tempat mencuci tangan di Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung;
TABEL 3.18
HASIL KUESIONER MENGENAI SANITASI TEMPAT MENCUCI
TANGAN DI QAHWA THE MIDDLE EAST RESTAURANT BANDUNG
N = 8
No. Aspek
Sangat
Setuju Setuju Ragu
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju Total
(x = 5) (x = 4) (x = 3) (x = 2) (x = 1)
f fx f fx f fx f fx f fx f fx
1
Terletak di luar
pintu masuk dapur - - - - - - 6 12 2 2 8 14
2
Hand bashin
kedap air - - - - 3 9 5 10 - - 8 19
3
Hand bashin
mudah
dibersihkan
- - 2 8 2 6 4 8 - - 8 22
4
Tersedia sabun
cuci tangan - - - - 2 6 5 10 1 1 8 17
5
Tersedia kertas
tissue atau mesin
pengering tangan
- - 2 8 4 12 2 4 - - 8 24
6
Tersedia saluran
air panas & dingin - - - - - - 7 14 1 1 8 15
Total 0 0 4 16 11 33 29 58 4 4 48 111
Sumber : Hasil olahan kuesioner
Nilai tertinggi : Nilai Tertinggi x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
54
: 5 x 6 x 8 = 240
Nilai terendah : Nilai Terendah x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
: 1 x 6 x 8 = 48
Rentang nilai : (Nilai Tertinggi – Nilai Terendah)
Jumlah Indikator
: (240 - 48) = 38.4
5
Dari data di atas, dapat diketahui bahwa nilai tertinggi dari hasil
olahan kuesioner tersebut adalah sebesar 240, sementara nilai terendah dari
hasil olahan kuesioner tersebut adalah sebesar 48. Untuk nilai hasil
keseluruhan kuesioner yang menggunakan ranking scale, dapat diketahui
jika nilai keseluruhan adalah sebesar 111. Jika dilihat dari garis kontinum
akan menjadi seperti berikut;
GAMBAR 3.8
GARIS KONTINUM MENGENAI SANITASI TEMPAT MENCUCI
TANGAN
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
48 86.4 124.8 163.2 201.6 240
111
J. Tinjauan Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Ruang
Ganti Pakaian Karyawan di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung
TABEL 3.19
OBSERVATION CHECKLIST RUANG GANTI PAKAIAN
KARYAWAN QAHWA THE MIDDLE EAST RESTAURANT
BANDUNG
55
Bagian Aspek Penilaian Ya Tidak
Ruang ganti pakaian Terdapat almari kecil √
Terdapat kamar mandi dan toilet √
Sumber : Observasi penulis
Menurut hasil observasi yang telah dilakukan penulis, dapat
diketahui kondisi ruang ganti pakaian karyawan di Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung memiliki kekurangan yaitu kondisi ruang ganti pakaian
karyawan yang tidak memiliki kamar mandi atau toilet di dalamnya.
Berikut merupakan hasil olahan kuesioner mengenai sanitasi ruang
ganti pakaian karyawan di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung.
TABEL 3.20
HASIL KUESIONER MENGENAI SANITASI RUANG GANTI PAKAIAN
KARYAWAN QAHWA THE MIDDLE EAST RESTAURANT BANDUNG
N = 8
No. Aspek
Sangat
Setuju Setuju Ragu
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju Total
(x = 5) (x = 4) (x = 3) (x = 2) (x = 1)
f fx f fx f fx f fx f fx f fx
1
Terdapat almari kecil
di dalam ruangan 2 10 3 12 3 9 - - - - 8 31
2
Terdapat kamar
mandi di dekat
ruangan ganti 1 5 3 12 3 9 1 2 - - 8 28
3
Konstruksi bangunan
ruangan kokoh - - - - - - 7 14 1 1 8 15
4
Ruangan mudah
dibersihkan - - - - - - 6 12 2 2 8 14
Total 3 15 6 24 6 18 14 28 3 3 32 88
Sumber : Hasil olahan kuesioner
Nilai tertinggi : Nilai Tertinggi x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
: 5 x 4 x 8 = 160
Nilai terendah : Nilai Terendah x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
: 1 x 4 x 8 = 32
Rentang nilai : (Nilai Tertinggi – Nilai Terendah)
Jumlah Indikator
56
: (160 - 32) = 25.6
5
Diketahui dari hasil olahan kuesioner di atas, nilai tertinggi dari
kuesioner tersebut adalah sebesar 160, sementara nilai terendah dari
kuesioner di atas adalah sebesar 32. Nilai keseluruhan dari hasil kuesioner
dengan menggunakan rating scale menunjukan nilai sebesar 88. Jika dilihat
dengan garis kontinum maka akan terlihat sebagai berikut;
GAMBAR 3.9
GARIS KONTINUM MENGENAI SANITASI RUANG GANTI
PAKAIAN KARYAWAN
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
32 57.6 83.2 108.8 134.4 160
88
K. Tinjauan Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Toilet
Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
TABEL 3.21
OBSERVATION CHECKLIST TOILET DAPUR QAHWA THE
MIDDLE EAST RESTAURANT BANDUNG
Bagian Aspek Penilaian Ya Tidak
Toilet
Tersedia sabun
√
Tersedia kertas tissue atau alat pengering
tangan √
Sumber : Observasi penulis
Menurut hasil observasi di atas, dapat diketahui jika kondisi sarana
fisik dapur pada bagian toilet dapur di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung masih terdapat kekurangan yaitu tidak tersedianya kertas tissue
atau alat mesin pengering tangan atau hand dryer pada toilet dapur.
57
Berikut merupakan hasil olahan kuesioner mengenai sanitasi sarana
fisik dapur pada bagian toilet dapur di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung;
TABEL 3.22
HASIL KUESIONER MENGENAI SANITASI TOILET DAPUR QAHWA
THE MIDDLE EAST RESTAURANT BANDUNG
N = 8
No. Aspek
Sangat
Setuju Setuju Ragu
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju Total
(x = 5) (x = 4) (x = 3) (x = 2) (x = 1)
f fx f fx f fx f fx f fx f fx
1
Letak toilet dekat
dengan dapur - - - - - - 6 12 2 2 8 14
2
Tidak menimbulkan
pencemaran - - - - 4 12 4 8 - - 8 20
3
Toilet mudah
dibersihkan - - - - - - 7 14 1 1 8 15
4
Tersedia sabun
dalam toilet - - - - - - 6 12 2 2 8 14
5
Tersedia kertas
tissue atau alat
pengering tangan
dalam toilet
- - - - - - 6 12 2 2 8 14
6
Toilet dibersihkan
oleh petugas khusus - - 5 20 3 9 - - - - 8 29
Total 0 0 5 20 7 21 29 58 7 7 48 106
Sumber : Hasil olahan kuesioner
Nilai tertinggi : Nilai Tertinggi x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
: 5 x 6 x 8 = 240
Nilai terendah : Nilai Terendah x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
: 1 x 6 x 8 = 48
Rentang nilai : (Nilai Tertinggi – Nilai Terendah)
Jumlah Indikator
: (240 - 48) = 38.4
5
Dapat diketahui dari hasil olahan kuesioner di atas, nilai tertinggi
adalah sebesar 240 sementara nilai terendah adalah sebesar 48. Untuk hasil
58
nilai keseluruhan kuesioner yang menggunakan rating scale dan telah
diolah, dapat diketahui jika hasil keseluruhannya mencapai 106. Jika dilihat
dari garis kontinum, maka akan didapat hasil sebagai berikut;
GAMBAR 3.10
GARIS KONTINUM MENGENAI SANITASI TOILET DAPUR
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
48 86.4 124.8 163.2 201.6 240
106
L. Tinjauan Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Ruang
Penampung Sampah di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
TABEL 3.23
OBSERVATION CHECKLIST RUANG PENAMPUNG SAMPAH
QAHWA THE MIDDLE EAST RESTAURANT BANDUNG
Bagian Aspek Penilaian Ya Tidak
Ruang penampung
sampah
Ruangan tertutup √
Terdapat pengatur suhu ruangan √
Sumber : Observasi penulis.
Menurut hasil observasi yang telah dilakukan oleh penulis, dapat
terlihat kondisi ruang penampung sampah di Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung masih memiliki kekurangan yang perlu diperbaiki yaitu
tidak tertutupnya ruang penampung sampah serta tidak terdapatnya pengatur
suhu ruangan untuk ruang penampung sampah.
Berikut merupakan hasil olahan kuesioner mengenai sanitasi sarana
fisik dapur pada bagian ruang penampung sampah di Qahwa The Middle
East Restaurant Bandung;
59
TABEL 3.24
HASIL KUESIONER MENGENAI SANITASI RUANG PENAMPUNG
SAMPAH QAHWA THE MIDDLE EAST RESTAURANT BANDUNG
N = 8
No. Aspek
Sangat
Setuju Setuju Ragu
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju Total
(x = 5) (x = 4) (x = 3) (x = 2) (x = 1)
f fx f fx f fx f fx f fx f fx
1
Tempat sampah
dipisah menjadi 2;
Sampah Organik &
Sampah Non-
Organik
1 5 2 8 4 12 1 2 - - 8 27
2
Ruang penampung
sampah tertutup - - - - 2 8 6 12 - - 8 20
3
Terdapat pengatur
suhu ruangan dalam
ruangan
- - - - - - 7 14 1 1 8 15
4
Ruangan
dibersihkan setiap
hari
- - - - 1 3 6 12 1 1 8 16
5
Ruangan disemprot
dengan desinfektan - - - - 3 9 5 10 - - 8 19
Total 1 5 2 8 10 32 25 50 2 2 40 97
Sumber : Hasil olahan kuesioner
Nilai tertinggi : Nilai Tertinggi x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
: 5 x 5 x 8 = 200
Nilai terendah : Nilai Terendah x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
: 1 x 5 x 8 = 40
Rentang nilai : (Nilai Tertinggi – Nilai Terendah)
Jumlah Indikator
: (200 - 40) = 32
5
Diketahui dari data di atas, hasil kuesioner menghasilkan nilai
tertinggi sebesar 200 dan menghasilkan nilai terendah sebesar 40.
Sementara itu, untuk hasil keseluruhan dari kuesioner yang menggunakan
rating scale, dapat diketahui jika nilai keseluruhan adalah sebesar 97. Jika
digambarkan dengan garis kontinum maka akan menajdi;
60
GAMBAR 3.11
GARIS KONTINUM MENGENAI SANITASI RUANG
PENAMPUNG SAMPAH
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
40 72 104 136 168 200
97
M. Tinjauan Mengenai Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Saluran
Limbah Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
TABEL 3.25
OBSERVATION CHECKLIST SALURAN LIMBAH DAPUR
QAHWA THE MIDDLE EAST RESTAURANT BANDUNG
Bagian Aspek Penilaian Ya Tidak
Saluran limbah Pipa pipa saluran mudah dibersihkan √
Pipa saluran tidak mampet √
Sumber : Observasi penulis
Kondisi sanitasi saluran limbah di Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung masih memiliki beberapa kekurangan seperti kondisi
pipa saluran untuk saluran limbah dapur yang tidak didesain untuk mudah
dibersihkan serta masih sering terjadi mampet pada pipa saluran limbah
dapur.
Berikut merupakan hasil olahan kuesioner mengenai sanitasi sarana
fisik dapur pada bagian saluran limbah dapur di Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung;
TABEL 3.26
HASIL KUESIONER MENGENAI SANITASI SALURAN LIMBAH
DAPUR QAHWA THE MIDDLE EAST RESTAURANT BANDUNG
N = 8
61
No. Aspek
Sangat
Setuju Setuju Ragu
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju Total
(x = 5) (x = 4) (x = 3) (x = 2) (x = 1)
f fx f fx f fx f fx f fx f fx
1
Saluran tidak
mampet - - - - 2 6 5 10 1 1 8 17
2
Pipa saluran
didesain mudah
dibersihkan
- - - - 1 3 6 12 1 1 8 16
3
Kemiringan pipa
saluran cukup - - 1 4 3 9 3 6 1 1 8 20
4
Terdapat saluran air
untuk air panas dan
dingin
- - 1 4 3 9 4 8 - - 8 21
5
Saluran dibersihkan
dengan detergent
setiap hari
- - - - 1 3 5 10 2 2 8 15
Total 0 0 2 8 10 30 23 46 5 5 40 89
Sumber : Hasil olahan kuesioner
Nilai tertinggi : Nilai Tertinggi x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
: 5 x 5 x 8 = 200
Nilai terendah : Nilai Terendah x Jumlah Aspek x Jumlah Responden
: 1 x 5 x 8 = 40
Rentang nilai : (Nilai Tertinggi – Nilai Terendah)
Jumlah Indikator
: (200 - 40) = 32
5
Tidak banyak berbeda dari hasil kuesioner sebelumnya, hasil olahan
kuesioner di atas menghasilkan nilai tertinggi sebesar 200 dan nilai terendah
sebesar 40. Hasil kuesioner mengenai sanitasi sarana fisik pada bagian
saluran limbah di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung yang
menggunakan rating scale menghasilkan nilai keseluruhan sebesar 89. Jika
digambarkan dalam garis kontinum makan hasilnya akan menjadi;
GAMBAR 3.12
GARIS KONTINUM MENGENAI SANITASI SALURAN LIMBAH
DAPUR
62
Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik
40 72 104 136 168 200
89
68
BAB IV
ANALISIS PERMASALAHAN
Berikut merupakan hasil analisis terhadap sanitasi dapur di Qahwa The
Middle East Restaurant Bandung.
A. Analisis Terhadap Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Lantai
Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
Pada garis kontinum mengenai sanitasi sarana fisik dapur pada
bagian lantai dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung,
hasilnya menunjukan angka sebesar 170 dimana angka tersebut berada di
antara kategori kurang dan cukup, namun lebih mendekati ke kategori
kurang. Hasil tersebut disebabkan oleh hasil kuesioner yang menyatakan
jika kondisi sarana fisik serta fasilitas yang tersedia di sarana fisik tersebut
terbilang belum memadai. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara penulis
dengan narasumber yang tidak lain merupakan Cook di Qahwa The Middle
East Restaurant Bandung yang mengatakan jika sebagian karyawan dapur
mengeluhkan kondisi lantai dapur yang sudah retak serta tidak begitu bersih
dan terasa licin.
Hasil kuesioner mengenai sanitasi sarana fisik dapur pada bagian
lantai dapur juga menunjukan masih terdapatnya beberapa kekurangan pada
lantai dapur, seperti masih terdapat permukaan lantai yang retak, lantai yang
mudah pecah, perbedaan tinggi antara satu ruang dengan ruangan lainnya
serta permukaan lantai yang terlihat kotor. Dari kondisi tersebut, serta
menurut hasil olahan kuesioner pada garis kontinum mengenai sanitasi
sarana fisik dapur pada bagian lantai dapur, dapat diketahui jika
69
implementasi sanitasi sarana fisik dapur pada bagian lantai dapur di Qahwa
The Middle East Restaurant Bandung belum tersanitasi dengan baik atau
masih kurang tersanitasi.
B. Analisis Terhadap Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Dinding
Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
Hasil dari olehan kuesioner pada garis kontinum mengenai sanitasi
sarana fisik dapur pada bagian dinding dapur menunjukan angka sebesar
143, dimana angka tersebut berada di antara kategori kurang dan cukup,
namun lebih mendekati ke kurang. Hal ini dapat diakibatkan karena kurang
memadainya kondisi dinding dapur di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung.
Hal tersebut dapat diakibatkan oleh hasil kuesioner mengenai
sanitasi sarana fisik dapur pada bagian dinding dapur yang masih terdapat
beberapa kekurangan seperti permukaan dinding dapur yang tidak dilapisi
dengan bahan kedap air seperti keramik atau porselin, kondisi dinding dapur
yang udah retak, permukaan dinding dapur yang tidak rata serta tidak
mudah dibersihkan, hingga cat dinding dapur yang berwarana kurang cerah
atau bukan putih. Dari hasil kuesioner tersebut serta hasil pada garis
kontinum mengenai sanitasi sarana fisik dapur pada bagian dinding dapur,
dapat diartikan jika implementasi sanitasi sarana fisik dapur pada bagian
dinding dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung belum
dilakukan secara baik atau kurang tersanitasi.
C. Analisis Terhadap Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Langit-
Langit Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
70
Berdasarkan data pada garis kontinum yang didapat dari hasil
kuesioner mengenai sanitasi sarana fisik dapur pada bagian langit-langit
dapur, diketahui angka yang dihasilkan dari hasil olahan kuesioner sebesar
157 dimana angka tersebut pada garis kontinum masuk ke dalam kategori
kurang dan cukup namun lebih mendekati kategori kurang. Angka tersebut
memiliki makna bahwa sanitasi sarana fisik dapur pada bagian langit-langit
dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung masih terbilang
kurang, hal ini disebabkan oleh pendapat responden mengenai kondisi
langit-langit dapur yang kurang memadai seperti kondisi langit-langit yang
sulit untuk dibersihkan, permukaan langit-langit yang tidak rata dan datar,
struktur langit-langit yang tidak kuat serta warna langit-langit yang tidak
cerah atau tidak berwarna senada dengan dinding.
Hal tersebut menandakan jika implementasi sanitasi sarana fisik
dapur pada bagian langit-langit belum dilakukan dengan baik atau masih
kurang.
D. Analisis Terhadap Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Pintu dan
Jendela Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
Berdasarkan data yang didapat dari olehan kuesioner yang
menghasilkan angka pada garis kontinum sebesar 114 dimana angka
tersebut masuk ke dalam kategori kurang dan cukup namun lebih mendekati
ke kategori kurang, dapat diketahui jika kondisi sarana fisik dapur pada
bagian pintu dan jendela masih kurang tersanitasi.
Hal tersebut dapat disebabkan oleh adanya pendapat daripada
responden yang menyatakan bahwa masih terdapat kekurangan pada kondisi
71
pintu dan jendela dapur seperti luas jendela yang terlalu kecil, kondisi
jendela yang sulit untuk dibersihkan menggunakan air, kaca jendela yang
tidak tembus sinar dan pintu yang tidak memiliki kaca termbus sinar.
Dari perolehan data tersebut, dapat diartikan jika implementasi
sanitasi sarana fisik dapur pada bagian pintu dan jendela dapur masih belum
diaplikasikan dengan baik atau masih kurang tersanitasi.
E. Analisis Terhadap Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Ventilasi
Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
Dari hasil yang diperoleh dari kuesioner mengenai sanitasi sarana
fisik dapur pada bagian ventilasi dapur di Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung, terdapat angka sebesar 109 dimana pada garis
kontinum, angka tersebut masuk ke dalam kategori kurang dan cukup
namun lebih mendekati ke dalam kategori cukup. Angka tersebut memiliki
makna jika kondisi ventilasi dapur sudah cukup memadai namun meskipun
begitu masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki lagi oleh pihak
restoran.
Dari hasil kuesioner mengenai sanitasi sarana fisik dapur pada
bagian ventilasi dapur, menunjukan jika di dapur masih belum terdapat
extractor atau mesin penyedot udara serta kondisi ventilasi dapur yang sulit
sibersihkan sehingga menimbulkan debu yang menyangkut pada kawat kasa
yang terdapat pada ventilasi dapur.
72
Dari peolehan data tersebut dapat diambil makna jika implementasi
sanitasi sarana fisik dapur pada bagian ventilasi dapur di Qahwa The Middle
East Restaurant Bandung cukup teraplikasikan dengan baik.
F. Analisis Terhadap Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Lampu
Penerangan Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada kuesioner mengenai sanitasi
sarana fisik dapur pada bagian lampu penerangan dapur di Qahwa The
Middle East Restaurant Bandung terdapat angka sebesar 31. Angka tersebut
jika dilihat pada garis kontinum akan menempati kategori sangat kurang dan
kurang dimana lebih mendekati kategori kurang. Angka tersebut memiliki
arti jika kondisi lampu penerangan dapur masih terdapat beberapa
kekurangan yang perlu diperbaiki.
Menurut hasil kuesioner mengenai sanitasi sarana fisik dapur di
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung, lampu penerangan dapur
memiliki pencahayaan yang kurang memadai, cahaya tidak sampai pada
pojok pojok ruangan serta menimbulkan bayang-bayang dikarenakan
penyebaran cahaya yang kurang baik.
Dari keterangan tersebut dapat diartikan jika implementasi sanitasi
sarana fisik dapur pada bagian lampu penerangan dapur di Qahwa The
Middle East Restaurant Bandung masih belum diterapkan dengan baik atau
asih kurang tersanitasi.
73
G. Analisis Terhadap Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Tempat
Mencuci Tangan di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
Menurut hasil kuesioner mengenai sanitasi sarana fisik dapur pada
bagian tempat mencuci tangan di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung diperoleh angka sebesar 111 dimana angka tersebut pada garis
kontinum masuk ke dalam kategori kurang dan cukup. Angka tersebut
memiliki makna jika kondisi tempat mencuci tangan masih memiliki
kekurangan yang perlu diperbaiki.
Diketahui dari hasil kuesioner mengenai sanitasi sarana fisik dapur
pada bagian tempat mencuci tangan, kekurangan yang terdapat pada tempat
mencuci tangan diantaranya adalah letaknya yang tidak dekat dengan pintu
masuk dan keluar dapur, permukaan tempat mencuci tangan yang masih
terdapat retak dan tidak kedap air, tidak tersedianya sabun untuk mencuci
tangan pada tempat mencuci tangan serta tidak terdapatnya saluran air panas
dan air dingin pada tempat mencuci tangan.
Dari keterangan tersebut dapat diartikan jika implementasi sanitasi
sarana fisik dapur pada bagian tempat mencuci tangan di Qahwa The
Middle East Restaurant Bandung belum diterapkan secara maksimal atau
masih kurang tersanitasi.
H. Analisis Terhadap Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Ruang
Ganti Pakaian Karyawan di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung
74
Berdasarkan hasil kuesioner mengenai sanitasi sarana fisik dapur
pada bagian ruang ganti pakaian karyawan di Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung, diperoleh angka sebesar 88, dimana angka tersebut
pada garis kontinum masuk ke dalam kategori kurang dan cukup namun
lebih mendekati kategori cukup. Angka tersebut memberikan makna jika
kondisi ruang ganti pakaian karyawan cukup memadai, meskipun begitu,
masih terdapat beberapa aspek yang perlu diperbaiki.
Menurut hasil kuesioner mengenai sanitasi sarana fisik dapur pada
bagian ruang ganti pakaian karyawan, aspek yang perlu diperbaiki berupa
konstruksi bangunan yang kurang kokoh serta kondisi ruang ganti yang sulit
untuk dibersihkan.
Dari keterangan di atas dapat diambil artian bahwa implementasi
sanitasi sarana fisik dapur pada bagian ruang ganti karyawan di Qahwa The
Middle East Restaurant Bandung sudah cukup diterapkan dengan baik atau
cukup tersanitasi.
I. Analisis Terhadap Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Toilet
Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
Menurut hasil yang diperoleh dari kuesioner mengenai sanitasi
sarana fisik dapur pada bagian toilet dapur, diperoleh angka sebesar 106
dimana jika pada garis kontinum angka tersebut masuk ke dalam kategori
kurang dan cukup namun lebih mendekati kategori kurang. Angka itu
sendiri memiliki makna jika kondisi toilet dapur masih perlu adanya
beberapa perbaikan.
75
Menurut hasil kuesioner mengenai sanitasi sarana fisik dapur pada
bagian toilet dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung,
kekurangan yang perlu diperbaiki berupa letak toilet yang terlalu jauh dari
dapur, kondisi toilet dapur yang sulit untuk dibersihkan, tidak tersedianya
sabun pada toilet serta tidak tersedianya kertas tissue ataupun mesin
pengering tangan pada toilet. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara
dengan responden dimana responden sendiri merupakan Cook di restoran
tersebut, diketahui dari hasil wawancara, responden menyatakan jika
terdapat beberapa karyawan dapur yang mengeluhkan kondisi toilet dapur.
Toilet dapur yang sulit dibersihkan mengakibatkan kondisi toilet dapur yang
terlihat kumuh dan kotor.
Dari pernyataan tersebut, dapat diartikan jika implementasi sanitasi
sarana fisik dapur pada bagian toilet dapur di Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung masih belum diterapkan dengan baik atau masih kurang
tersanitasi.
J. Analisis Terhadap Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Ruang
Penampung Sampah di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
Menurut hasil olahan kuesioner yang menghasilkan angka sebesar
97 dimana pada garis kontinum angka tersebut masuk ke dalam kategori
kurang dan cukup namun lebih mendekati ke dalam kategori kurang, dapat
diketahui jika masih terdapat beberapa kekurangan pada ruang penampung
sampah yang masih perlu untuk diperbaiki.
Kekurangan ini jika menurut hasil kuesioner yang diisi oleh para
responden terdapat pada kondisi ruang penampung sampah yang tidak
76
memiliki penutup, tidak terdapatnya suhu pengatur ruangan pada ruang
penampung sampah sertaruang penampung sampah yang tidak dibersihkan
setiap hari.
Dari keterngan tersebut, dapat diperoleh makna jika implementasi
sanitasi sarana fisik dapur pada bagian ruang penampung sampah di Qahwa
The Middle East Restaurant Bandung belum diaplikasikan dengan baik atau
masih kurang tersanitasi.
K. Analisis Terhadap Sanitasi Sarana Fisik Dapur Pada Bagian Saluran
Limbah Dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
Dari perolehan angka pada garis kontinum yang didapat dari hasil
olahan kuesioner mengenai sanitasi sarana fisik dapur pada bagian saluran
limbah dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung yang
menghasilkan angka sebesar 89 dimana angka tersebut dalam garis
kontinum masuk ke dalam kategori kurang dan cukup namun lebih
mendekati ke kategori kurang.
Hal tersebut menandakan jika masih terdapat kekurangan pada
saluran limbah dapur, hal ini diperkuat oleh hasil kuesioner daripada
responden yang menyatakan jika pipa saluran limbah dapur terkadang masih
mengalami mampet dikarenakan kondisi pipa saluran yang sulit untuk
dibersihkan sehingga dapat menyumbat alur pipa saluran limbah.
Dari hasil data olahan tersebut, dapat diartikan jika implementasi
sanitasi sarana fisik dapur pada bagian saluran limbah dapur di Qahwa The
77
Middle East Restaurant Bandung belum diaplikasikan dengan baik atau
masih kurang tersanitasi.
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah menguraikan masalah yang telah diteliti di Qahwa The
Middle East Restaurant Bandung serta membahasnya, Pada bab ini dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut;
1. Implementasi sanitasi sarana fisik dapur pada bagian lantai
dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung belum
diterapkan secara baik, hal ini terlihat dari respon daripada
responden yang mengeluhkan kondisi lantai dapur di Qahwa
The Middle East Restaurant Bandung seperti permukaan lantai
yang terdapat retak, permukaan lantai yang licin, dan
terdapatnya perbedaan tinggi antara lantai dapur dengan lantai
ruangan lainnya.
2. Implementasi sanitasi sarana fisik dapur pada bagian dinding
atau tembok dapur di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung belum diterapkan dengan baik, hal ini disebabkan oleh
struktur dinding yang tidak kedap air karena dinding tidak
dilapisi keramik atau porselin, permukaan dinding yang masih
terdapat retak, permukaan dinding yang sulit untuk dibersihkan,
serta cat dinding yang tidak berwarna putih atau cerah. Hal
tersebut diperkuat dengan adanya keluhan daripada responden
yang dinyatakan ke dalam bentuk kuesioner.
78
3. Implementasi sanitasi sarana fisik dapur pada bagian langit-
langit dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
belum diterapkan dengan baik. Kesimpulan tersebut diperoleh
karena masih terdapatnya respon negatif mengenai permukaan
langit-langit yang mudah untuk dibersihkan, permukaan langit-
langit yang datar, fondasi langit-langit yang kuat dan kokoh,
serta warna cat langit-langit yang senada dengan tembok dapur.
4. Implementasi sanitasi sarana fisik dapur pada bagian pintu dan
jendela dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
belum diterapkan dengan baik dikarenakan masih belum
diterapkannya beberapa hal seperti luas pintu dan jendela yang
belum mencapai 40% dari luas dinding dapur, sukarnya jendela
untuk dibersihkan menggunakan air, kaca jendela yang tidak
tembus sinar serta kegiatan membersihkan pintu dan jendela
yang tidak dilakukan setiap hari. Hal ini diperkuat oleh respon
daripada responden dalam bentuk kuesioner yang telah diajukan
kepada responden.
5. Implementasi sanitasi sarana fisik dapur pada bagian ventilasi
dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
diterapkan dengan cukup baik. Respon daripada responden ada
kuesioner menyatakan jika beberapa aspek sudah diterapkan
oleh Qahwa The Middle East Restaurant Bandung sebagai
bentuk pengimplementasian sanitasi.
79
6. Implementasi sanitasi sarana fisik dapur pada bagian lampu
penerangan dapur di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung belum diterapkan dengan baik. Hal ini dapat dilihat
dari kurangnya pencahayaan di dapur Qahwa The Middle East
Restaurant Bandung sehingga cahaya tidak dapat mencapai
sudut-sudut ruangan serta lampu penerangan yang masih
menimbulkan bayang-bayang karena penerangannya yang
kurang memadai. Hal-hal tersebut diperkuat dengan pernyataan
responden pada kuesioner yang mengeluhkan hal-hal tersebut.
7. Implementasi sanitasi sarana fisik dapur pada bagian tempat
mencuci tangan di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
masih belum diterapkan dengan baik dikarenakan kondisi hand
bashin yang tidak kedap air, tidak tersedianya sabun untuk
mencuci tangan serta tidak tersedianya saluran air panas pada
hand bashin. Hal tersebut diperkuat oleh hasil kuesioner dari
responden yang menyatakan kekurangan itu.
8. Implementasi sanitasi sarana fisik dapur pada bagian ruang ganti
pakaian karyawan di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung diterapkan dengan cukup baik. Masih terdapat
beberapa kekurangan seperti kurang kokohnya struktur
bangunan ruang pengganti pakaian namun dari hasil yang
didapatkan dari responden, ruang ganti pakain di Qahwa The
Middle East Restaurant Bandung sudah cukup tersanitasi.
80
9. Implementasi sanitasi sarana fisik dapur pada bagian toilet dapur
di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung kurang
diterapkan dengan baik dikarenakan letak toilet yang cukup jauh
dari dapur, kondisi toilet yang sukar dibersihkan serta ketidak
tersediaannya sabun di toilet. Hal tersebut diambil berdasarkan
hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden.
10. Implementasi sanitasi sarana fisik dapur pada bagian ruang
penampung sampah di Qahwa The Middle East Restaurant
Bandung masih kurang diterapkan dengan baik. Hal tersebut
dikarenakan keadaan tempat penampung sampah yang tanpa
tutup serta ketidak tersediannya suhu pengatur ruangan pada
ruang penampung sampah tersebut.
11. Implementasi sanitasi sarana fisik dapur pada bagian saluran
limbah dapur di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
belum diterapkan dengan baik dikarenakan kondisi pipa saluran
yang sulit untuk dibersihkan. Hal ini diperkuat dengan reson
daripada responden mengenai saluran limbah dapur.
B. Saran
Dari kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik serta diterangkan
sebelumnya, terdapat beberapa rekomendasi yang dapat dihasilkan;
1. Sanitasi sarana fisik dapur pada bagian lantai dapur di Qahwa
The Middle East Restaurant Bandung perlu diterapkan dengan
baik, melihat masih terdapat beberapa kekurangan, disarankan
agar pihak restoran mengambil langkah untuk memperbaiki
81
permukaan lantai yang retak dan tidak rata agar nantinya juga
dapat menjamin keselamatan karyawan dapur saat bekerja.
Karyawan dapur juga harus sadar untuk selalu membersihkan
dapur terutama bagian lantai agar permukaan lantai tidak
terkesan kotor dan licin.
2. Sanitasi sarana fisik dapur pada bagian dinding dapur di Qahwa
The Middle East Restaurant Bandung perlu diterapkan dengan
baik oleh pihak restoran dengan cara melapisi dinding restoran
dengan menggunakan bahan yang kedap air seperti keramik atau
porselin serta mengganti warna car dinding dengan warna putih
agar dinding dapur terlihat bersih serta membantu pencahayaan
di dapur menjadi lebih baik.
3. Sanitasi sarana fisik dapur pada bagian langit-langit dapur di
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung perlu diperbaiki,
langit-langit dapur perlu diganti dengan langit-langit dapur baru
yang rata dan datar serta lebih kokoh. Pengaplikasian cat baru
pada langit-langit dengan warna putih yang senada dengan
warna dinding dapur juga diperlukan.
4. Sanitasi sarana fisik dapur pada bagian pintu dan jendela dapur
di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung harus lebih
diterapkan. Akan jadi lebih baik agar pihak restoran mengganti
ukuran jendela dengan ukuran yang lebih besar serta dengan
kaca yang dapat ditembus cahaya, dapat direkomendasikan pula
agar pihak restoran dapat mengganti pintu dapur dengan pintu
82
yang memiliki kaca yang dapat ditembus cahaya serta dapat
dibuka ke dalam dan ke luar serta mendesai pintu dan jendela
agar mudah untuk dibersihkan.
5. Sanitasi sarana fisik dapur pada bagian ventilasi dapur di Qahwa
The Middle East Restaurant Bandung sudah cukup
terimplementasi dengan baik, akan jadi lebih baik jika pihak
restoran tetap menjaga serta meningkatkan penerapan sanitasi
pada ventilasi udara dapur. Karyawan dapur juga harus sering
membersihkan ventilasi udara dapur agar sirkulasi udara tetap
terjaga dan dapur bebas dari pencemaran asap dan sebagainya.
6. Sanitasi sarana fisik dapur pada bagian lampu penerangan dapur
di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung belum
terimplementasi secara baik. Alangkah baiknya jika lampu
penerangan dapur diganti dengan lampu penerangan yang
menghasilkan cahaya yang dapat menyebar ke seluruh ruangan
dapur hingga ke sudut-sudut ruangan dapur agar nantinya
terhindar dari adanya bayang-bayang dikarenakan penyebaran
cahaya dari lampu yang kurang bagus.
7. Sanitasi sarana fisik dapur pada bagian tempat mencuci tangan
di Qahwa The Middle East Restaurant perlu diimplementasikan
lebih baik lagi dengan cara membuat hand bashin tersebut kedap
air dan meletakannya tepat di luar pintu masuk dapur restoran
agar para karyawan dapat mencuci tangan sebelum beraktivitas.
Akan lebih baik lagi jika pihak restoran menyediakan sabun
83
pencuci tangan serta kertas tissue atau mesin pengering tangan
pada hand bashin tersebut.
8. Sanitasi sarana fisik dapur pada bagian ruang ganti pakaian
karyawan di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung perlu
dijaga serta ditingkatkan lagi. Hal ini dapat dilakukan dengan
memperkokoh struktur bangungan ruangan ganti karyawan
tersebut.
9. Sanitasi sarana fisik dapur pada bagian toilet dapur di Qahwa
The Middle East Restaurant Bandung perlu diperbaiki dengan
cara mengganti dinding toilet dengan bahan yang kedap air
seperti kermaik atau porselin, pihak restoran juga harus
menyediakan sabun di dalam toilet.
10. Sanitasi sarana fisik dapur pada bagian ruang penampung
sampah di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung perlu
diperbaiki. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
menyediakan tutup untuk tempat penampung sampah serta
menyediakan suhu pengatur ruangan untuk ruang penampung
sampah.
11. Sanitasi sarana fisik dapur pada bagian saluran limbah dapur di
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung perlu diperbaiki
dengan cara membuat kemiringan pipa saluran yang sesuai agar
nantinya tidak ada limbah yang mampet di saluran pipa serta
dengan mendesain saluran limbah agar mudah untuk
dibersihkan.
83
DAFTAR PUSTAKA
Davenport, J. (1982). Food Hygiene in Catering and Retail Trades. Chicago:
Cahners Publishing Company, Inc.
Dudley, W. (1960). Hotels, Motels, Restaurant and Bars. London: McGraw-Hill
Book, Co.
National Assessment Institute. (1994). The Importance of Cleaning and
Sanitizing. In Handbook For Safe Food Service Management (p. 91). New
Jersey: REGENTS/PRENTICE HALL.
O'Reilly, A. (1993). The Complete Cookery Manual. London: Pitman Publishing.
Pauli, E. (1979). Classical Cooking The Modern Way. Boston: CBI Publishing
Company, Inc.
Setiawan, R. (2015, 10 5). Industri Pariwisata Penyumbang Devisa Terbesar
Setelah Migas. Retrieved from www.mirajnews.com:
http://mirajnews.com/id/industri-pariwisata-penyumbang-devisa-terbesar-
setelah-migas/86183/
Sudiara, BA., D. P., & Sabudi, I. S. (1994). Hygiene Dapur : Sanitasi Sarana
Phisik. In B. D. Sudiara, & I. I. Sabudi, Hygiene & Sanitasi (p. 81).
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sugiyono, P. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: ALFABETA.
Sugiyono, P. (2005). Cara Mudah Menyusun: Skripsi, Tesis, dan Disertasi.
Bandung: ALFABETA.
Suyono, J. (2004). Ruang Lingkup Bisnis Restoran. In J. Suyono, Food Service
Management : Dasar-Dasar Mengelola Bisnis Restoran (p. 1). Bandung:
ENHAII PRESS.
Syafutra, I. (2011, 10 19). Pengertian Sanitasi Menurut Para Ahli. Retrieved from
USU Intitutional Repository:
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/29660
The National Institute for The Foodservice Industry. (1978). Applied Foodservice
Sanitation: Second Edition. Washington D. C.: Heath and Company.
WA, Marsum. (2005). Restoran. In M. WA, Restoran dan Segala
Permasalahannya (p. 7). Yogyakarta: ANDI.
Davenport, J. (1982). Food Hygiene in Catering and Retail Trades. Chicago:
Cahners Publishing Company, Inc.
Departemen Kesehatan RI. (2004). Kumpulan Modul Kursus Hygiene Sanitasi
Makanan & Minuman.
84
Educational Foundation of the National Restaurant Association. (1985). Applied
Foodservice Sanitation. USA: John Wiley & son, Inc.
Fuller, J. (1971). Chef's Manual of Kitchen Management. US: BT Batsford.
Gaman, P., & Sherrington, K. (1996). The Science of Food. England: Great
Britain.
Jhon, F. (1971). Chef's Manual of Kitchen Management. United States of
America: B. T. Batsford.
Leo, S. (2013). Kiat Jitu Menulis Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Purnawijayanti, H. (2001). Sanitasi, Higiene, dan Keselamatan Kerja dalam
Pengolahan Makanan. Yogyakarta: Kanisius.
Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Kepariwisataan. (2009).
85
LAMPIRAN 1
PEDOMAN WAWANCARA
Wawancara 1
A. Tujuan Wawancara
Untuk mengetahui bagaimana keadaan sarana fisik dapur di Qahwa The
Middle East Restaurant Bandung, bagaimana penerapan sanitasi pada bagian
tersebut dan mngetahui apakah pernah terjadi insiden yang terjadi pada sarana
fisik dapur.
B. Informasi Wawancara
Narasumber : Hendra Widiasaputra
Jabatan : Manajer Operasional
Tempat wawancara : Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
Jl. Progo No. 1 Bandung, Jawa Barat
C. Pertanyaan Wawancara
1. Ada berapa jumlah karyawan yang bekerja di dapur?
2. Bagaimana struktur organisasi karyawan yang bekerja di Qahwa The
Middle East Restaurant Bandung?
3. Apakah ada laporan mengenai kecelakaan saat kerja seperti jatuh dan
sebagainya di dapur?
4. Apakah di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung terdapat petugas
kebersihan khusus? Jika ada, berapa jumlah petugas tersebut?
86
Wawancara 2
A. Tujuan Wawancara
Untuk mengetahui bagaimana keadaan sarana fisik dapur di Qahwa The
Middle East Restaurant Bandung, bagaimana penerapan sanitasi pada bagian
tersebut dan mngetahui apakah pernah terjadi insiden yang terjadi pada sarana
fisik dapur.
B. Informasi Wawancara
Narasumber : Khaerul Ismawan
Jabatan : Cook
Tempat wawancara : Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
Jl. Progo No. 1 Bandung, Jawa Barat
C. Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana penerapan sanitasi sarana fisik dapur yang diterapkan di
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung?
2. Apakah pernah ada karyawan yang terjatuh atau mengalami kecelakaan
lain saat di dapur?
3. Apakah Anda atau karyawan dapur lainnya pernah mengeluhkan perihal
kondisi sarana fisik dapur?
4. Apa ada kondisi sarana fisik dapur yang kurang memadai bagi para
karyawan dapur untuk bekerja?
5. Siapa yang bertugas membersihkan dapur?
6. Sejauh mana pemahaman karyawan dapur mengenai sanitasi sarana fisik
dapur?
87
LAMPIRAN 2
KUISIONER PENELITIAN
Kepada Yth,
Karyawan dapur/Cook
Qahwa The Middle East Restaurant Bandung
Dengan hormat,
Bersama ini, saya selaku mahasiswi Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung memohon
kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dalam meluangkan waktu untuk mengisi
kuesioner ini.
Adapun hasil kuisioner ini akan sangat membantu dalam proses penyusunan Proyek
Akhir dengan judul “Implementasi Sanitasi Sarana Fisik Dapur di Qahwa The
Middle East Restaurant Bandung” sebagai salah satu syarat kelulusan.
Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari, saya ucapkan banyak terimakasih.
Hormat saya,
Devita Agustin Saraswati
NIM: 201218318
88
Petunjuk Pengisian Kuisioner
Jawablah pertanyaan yang telah dibaca dengan seksama pada kolom jawaban dengan
cara menyilang (X):
5 = Sangat Setuju
4 = Setuju
3 = Ragu-Ragu
2 = Tidak Setuju
1 = Sangat Tidak Setuju
A. Karakteristik Responden
Berikan tanda silang (X) pada jawaban anda.
1. Jenis kelamin:
Pria Wanita
2. Usia:
< 25 tahun 25 – 35 tahun 36 – 40 tahun
41 – 50 tahun >51 tahun
3. Pendidikan terakhir:
SMU/SMK Diploma S1
Lainnya …………..
4. Lama bekerja di Qahwa The Middle East Restaurant Bandung:
< 2 tahun 2 – 3 tahun 3 – 4 tahun
4 – 5 tahun > 5 tahun
89
B. Pernyataan di bawah adalah mengenai sanitasi sarana fisik dapur di Qahwa The
Middle East Restaurant Bandung. Beri tanda silang (X) pada kolom yang anda
pilih.
Bagian Aspek yang Dinilai 5 4 3 2 1
Lantai
Luas 30 - 40% dari luas bangunan
restaurant
Terdapat banyak ruangan untuk bekerja
Lantai tidak mudah pecah
Permukaan lantai dilapisi bahan kedap
air
Permukaan lantai rata dan datar
Permukaan lantai tidak licin
Tidak ada perbedaan tinggi antara
permukaan lantai dengan penutup
selokan
Tidak ada retak
Tidak ada bagian lantai yang menganga
Jumlah
Bagian Aspek yang Dinilai 5 4 3 2 1
Dinding
atau
Tembok
Dinding dapur terbuat dari porselin atau
keramik.
Struktur dinding kokoh
Permukaan dinding kedap air
Dinding tidak mudah retak
Permukaan dinding rata
Permukaan dinding mudah dibersihkan
Dinding tidak bersudut runcing
Cat dinding berwarna putih/cerah
Jumlah
90
Bagian Aspek yang Dinilai 5 4 3 2 1
Langit-
langit
Terdapat cerobong asap
Cerobong asap berfungsi dengan baik
Bahan tidak mudah terbakar
Mudah dibersihkan
Rata dan datar
Tidak banyak alur dan ornament
Kuat dan tidak ada yang retak
Berwarna putih atau serasi dengan
warna tembok
Jumlah
Bagian Aspek yang Dinilai 5 4 3 2 1
Pintu
dan
Jendela
Luas pintu 40% dari luas tembok dapur
Luas jendela 40% dari luas tembok
dapur
Keduanya berfungsi dengan baik
Jendela mudah dibersihkan dengan air
Jendela berkaca tembus sinar
Jendela dibersihkan setiap hari
Jumlah
Bagian Aspek yang Dinilai 5 4 3 2 1
Penerangan cukup terang hingga ke
pojok-pojok
Cahaya tidak menimbulkan bayang-
bayang
Jumlah
Bagian Aspek yang Dinilai 5 4 3 2 1
Tempat
mencuci
tangan
Terletak di luar pintu masuk dapur
Hand bashin kedap air
Hand bashin mudah dibersihkan
Tersedia sabun cuci tangan
Tersedia kertas tissue atau mesin
pengering tangan
Tersedia saluran air panas & dingin
Jumlah
91
Bagian Aspek yang Dinilai 5 4 3 2 1
Ventilasi
udara
Terdapat extractor
Terdapat saluran udara
Ventilasi berfungsi dengan baik
Ventilasi mudah dibersihkan
Ventilasi dilapisi kawat kasa
Jumlah
Bagian Aspek yang Dinilai 5 4 3 2 1
Ruang
Ganti
Karyawan
Terdapat almari kecil di dalam ruangan
Terdapat kamar mandi di dekat ruangan
ganti
Konstruksi bangunan ruangan kokoh
Ruangan mudah dibersihkan
Jumlah
Bagian Aspek yang Dinilai 5 4 3 2 1
Toilet
atau
WC
Letak toilet dekat dengan dapur
Tidak menimbulkan pencemaran
Toilet mudah dibersihkan
Tersedia sabun dalam toilet
Tersedia kertas tissue atau alat
pengering tangan dalam toilet
Toilet dibersihkan oleh petugas khusus
Jumlah
Bagian Aspek yang Dinilai 5 4 3 2 1
Ruang
Penampung
Sampah
Tempat sampah dipisah menjadi 2;
Sampah Organik & Sampah Non-
Organik
Ruang penampung sampah tertutup
Terdapat pengatur suhu ruangan
dalam ruangan
Ruangan dibersihkan setiap hari
Ruangan disemprot dengan
desinfektan
Jumlah
92
Bagian Aspek yang Dinilai 5 4 3 2 1
Saluran
limbah
Saluran tidak mampet
Pipa saluran didesain mudah
dibersihkan
Kemiringan pipa saluran cukup
Terdapat saluran air untuk air panas dan
dingin
Saluran dibersihkan dengan detergent
setiap hari
Jumlah
1
LAMPIRAN 3
DAFTAR MENU DI QAHWA THE MIDDLE EAST
RESTAURANT BANDUNG
Appetizer
Hoummus IDR 31,500
Babaganuht IDR 31,500
Sambosa Djaj IDR 31,500
Sambosa Lahm IDR 31,500
Sambosa Jubna IDR 35,000
Sambosa Tafaha IDR 32,500
Mixed Sambosa IDR 37,500
Shawarma Djaj IDR 31,500
Shawarma Lahm IDR 31,500
Hot Spicy Chicken Wing IDR 37,500
Muqobalat IDR 31,500
Suksuka IDR 15,000
Tahan Bil Qyar IDR 27,500
Main Course
Mandhi Djaj IDR 62,500
Mandhi Lahm IDR 64,500
Kapsah Djaj IDR 62,500
Kapsah Lahm IDR 64,500
2
Briyani Djaj IDR 62,500
Briyani Lahm IDR 64,500
Mugalgal Djaj IDR 62,500
Mugalgal Lahm IDR 64,500
Madghoud Djaj IDR 62,500
Madghoud Lahm IDR 64,500
Kebuli Rubian IDR 52,000
Kabab Lahm IDR 49,500
Ryash IDR 49,500
Ryash Roll with Vegetable IDR 52,500
Ausal Djaj IDR 42,500
Ausal Lahm IDR 52,500
Curry Djaj IDR 42,500
Curry Lahm IDR 52,500
Djaj Mashi IDR 72,500
Beverages
Fresh Fruit Juice IDR 13,500
Mix Juice (2 items) IDR 21,000
Mix Juice (3 items) IDR 24,500
Ghawa IDR 17,500
Ghawa Turki IDR 21,000
Ghawa Al Khalijia IDR 22,500
Regular Arabica Coffee IDR 17,500
3
Qahwa Sahara Tea IDR 17,500
Regular Tea IDR 12,500
Sharaab Alloomi IDR 13,500
Mint Tea IDR 14,500
Zanjabil ma Halib IDR 11,500
Shay Adane IDR 17,500
Ginger Tea IDR 13,500
Ginger Coffee IDR 15,000
Black & White Jamaican IDR 17,500
Qahwa Coffee Oreo IDR 19,000
Qahwa Fritz Mint Float IDR 19,000
Milk & Green Tea Squash IDR 19,000
Red & Bue Sensation IDR 22,500
Qahwa Dates IDR 22,500
Qahwa Special Float IDR 22,500
Qahwa Milkshake IDR 19,500
Chocolate Milkshake IDR 17,500
Strawberry Milkshake IDR 17,500
Vanilla Milkshake IDR 17,500
Fruit Milkshake IDR 19,500
Green Tea Smoothies IDR 27,500
Mango Strawberry Shake IDR 22,500
Qahwa Delight IDR 17,500
Qahwa Life Style IDR 17,500
4
Qahwa Garden IDR 17,500
Aqua Reflections IDR 17,500
Kurma Smoothies IDR 24,000
Hot Chocolate IDR 17,500
Ice Chocolate IDR 17,500
Shisha Package
REGULAR
1 Flavour IDR 35,000
2 Flavours IDR 42,500
3 Flavours IDR 52,500
PACKAGE 1
Soft Drink + 1 Flavour IDR 50,000
Soft Drink + 2 Flavours IDR 59,500
Soft Drink + 3 Flavours IDR 65,500
PACKAGE 2
Soft Drink + Fruit + 1 Flavour IDR 65,000
Soft Drink + Fruit + 2 Flavours IDR 75,000
Soft Drink + Fruit + 3 Flavours IDR 81,500
ADDITIONALS
Bara IDR 6,000
FRUIT SELECTIONS
Orange (Sunkist), Apple
5
Meeting and Event Package
PACKAGE 1 (IDR 75,000 NETT/Pax)
3 Choices of Rice (Mandhi, Briyani, Kapsah)
Grilled Chicken Meat, Salata, Sambal
Fresh Juice
PACKAGE 2 (IDR 80,000 NETT/Pax)
3 Choices of Rice (Mandhi, Briyani, Kapsah)
Grilled Lamb, Salata, Sambal
Fresh Juice
PACKAGE 3 (IDR 95,000 NETT/Pax)
3 Choices of Rice (Mandhi, Briyani, Kapsah)
Grilled Chicken Meat, Salata, Sambal
2 Choices of Beverages (Smoothies, Milkshake)
2 Choices of Desserts (Maryam Bread, Ummu Ali)
PACKAGE 4 (IDR 102,500 NETT/Pax)
3 Choices of Rice (Mandhi, Briyani, Kapsah)
Grilled Lamb, Salata, Sambal
3 Choices of Beverages (Smoothies, Milkshake, Shay Adane)
3 Choices of Desserts (Maryam Bread, Pudding Caramel, Ummu Ali)
93
LAMPIRAN 4
FOTO DOKUMENTASI
Gambar 1
Kondisi Lantai Dapur Qahwa The Middle
East Restaurant
Sumber : Koleksi Penulis, Maret 2016
Gambar 3
Kondisi Ventilasi Dapur Qawha The Middle
East Restaurant
Sumber : Koleksi Penulis, Maret 2016
Gambar 2
Kondisi Dinding Dapur Qahwa The Middle
East Restaurant
Sumber : Koleksi Penulis, Maret 2016
Gambar 4
Kondisi Pintu Qahwa The Middle East
Restaurant
Sumber : Koleksi Penulis, Maret 2016
94
Gambar 5
Kondisi Jendela Dapur Qahwa The Middle
East Restaurant
Sumber : Koleksi Penulis, Maret 2016
Gambar 7
Kondisi Lampu Penerangan Dapur Qahwa
The Middle East Restaurant
Sumber : Koleksi Penulis, Maret 2016
Gambar 6
Kondisi Hand Bashin Dapur Qahwa The
Middle East Restaurant
Sumber : Koleksi Penulis, Maret 2016
Gambar 8
Kondisi Ruang Ganti Pakaian Qahwa The
Middle East Restaurant
Sumber : Koleksi Penulis, Maret 2016
95
Gambar 9
Kondisi Toilet Dapur Qahwa The Middle
East Restaurant
Sumber : Koleksi Penulis, Maret 2016
98
BIODATA
A. DATA PRIBADI
Nama : Devita Agustin Saraswati
NIM : 201218318
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 17 Agustus 1994
Agama : Islam
Alamat : Jl. Bintara Jaya IV No. 71
Bekasi Barat
B. DATA ORANG TUA
Nama Ayah : Ibnu Sarkowi
Pekerjaan : Pegawai Negeri
Agama : Islam
Nama Ibu : Novitriana
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Bintara Jaya IV No. 71
Bekasi Barat
C. PENDIDIKAN
Nama Sekolah Tempat Periode Keterangan
TK Islam As-Salam Tambun 1999 – 2000 Lulus
SDN Mangun Jaya 01 Tambun 2000 – 2004 Pindah
SDN 05 Pondok Kelapa Jakarta 2004 – 2006 Lulus
SMPN 199 Jakarta Jakarta 2006 – 2009 Lulus
SMAN 71 Jakarta Jakarta 2009 – 2012 Lulus
STP Bandung Bandung 2012 – 2016 -
99
D. PENGALAMAN
Nama Tempat Lokasi Jabatan Periode
Sama-Sama
Hotel KLIA
Sepang,
Malaysia
Trainee Februari 2014 – Agustus 2014
The Ritz-
Carlton Jakarta,
Pacific Place
Jakarta Trainee Juli 2015 – Desember 2015