IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGIS DINAS …... · Proses globalisasi yang terjadi di Indonesia mulai...
Transcript of IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGIS DINAS …... · Proses globalisasi yang terjadi di Indonesia mulai...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGIS
DINAS PENGELOLAAN PASAR ( DPP ) DALAM
MENGEMBANGKAN PASAR TRADISIONAL DI KOTA
SURAKARTA TAHUN 2010
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas
Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Disusun Oleh :
RAHMAWAN WISHNU MURTI
D 0104109
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
HALAMAN MOTTO
“Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan maka apabila kamu telah
selesai dari sesuatu urusan maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan
lain. Dan hanya kepada Tuhanmu kamu berharap”
(Q.S.Al-Insyiroh : 6-7)
“Thuth will sooner come out from error than from confusion”
(Francis Bacon)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
HALAMAN PERSEMBAHAN
SKRIPSI INI PENULIS
PERSEMBAHKAN TERUNTUK
KEDUA ORANG TUAKU YANG SANGAT SAYA HORMATI
KAKAK-KAKAKKU YANG SAYA SAYANGI
SEMUA SAHABATKU
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan
Yang Maha Kuasa, sehingga atas pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Sosial, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Selama penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan, pengarahan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Drs. Marsudi, MS, selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan
bantuan, arahan, bimbingan, dan petunjuk dalam penulisan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Is Hadri Utomo, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi.
3. Bapak Prof. Drs. Pawito, Ph.D selaku Dekan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Drs. Suryatmojo, M.Si selaku Pembimbing Akademis, terima kasih atas
bimbingan, nasihat, dan arahannya selama ini.
5. Bapak Drs.Subagiyo, MM, selaku Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota
Surakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam mengadakan
penelitian.
6. Ibu Tuty Rahayu, MM, selaku Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian Dinas
Pengelolaan Pasar Kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
7. Ibu Erni Susiatun, SH, M.Si, selaku Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi
dan Pelaporan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta.
8. Bapak Agus Suharto, selaku Kepala Pasar Gading Kota Surakarta.
9. Seluruh Pegawai Kantor Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta yang telah
memberikan bantuan kepada penulis selama penelitian.
10. Bapak, Ibu, Mas Bayu, Mbak Diah, terima kasih atas dukungan dan doanya
selama ini.
11. Teman-teman AN 2004, terima kasih atas dukungan dan persahabatannya.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun
akan penulis terima dengan senang hati.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta, Januari 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii
ABSTRAK .......................................................................................................... xiii
ABSTRACT ....................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 9
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Manajemen Strategis ............................................................. 11
B. Perencanaan Strategis ............................................................ 15
C. Implementasi Strategi ......................................................... 25
D. Pasar ................................................................................... 30
E. Pengembangan Pasar Tradisional ....................................... 37
F. Pengertian Implementasi Rencana Strategis Dinas
Pengelolaan Pasar Dalam Mengembangkan
Pasar Tradisional ................................................................ 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
G. Kerangka Pemikiran ........................................................... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................... 43
B. Lokasi Penelitian ................................................................ 43
C. Sumber Data ....................................................................... 44
D. Teknik Pengambilan Sampel .............................................. 46
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 47
BAB IV DESKRIPSI LOKASI DAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi
1. Kota Surakarta ............................................................... 52
2. Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta ...................... 57
B. Hasil Penelitian
Implementasi Strategi .......................................................... 75
1. Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan ............. 77
2. Program Pengembangan Wilayah Strategis dan
Cepat Tumbuh ............................................................... 85
3. Program Pengembangan Kinerja Pengolahan
Persampahan ................................................................. 88
4. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan
Lingkungan ................................................................... 95
5. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam
Negeri ........................................................................... 103
BAB V PENUTUP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
A. Kesimpulan ......................................................................... 108
B. Saran ................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel I.1 Daftar Pasar Tradisional Di Kota Surakarta ...............................6
Tabel IV.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin,
Dan Tingkat Kepadatan Penduduk Tiap Kecamatan
Di Kota Surakarta Tahun 2008
..........................................................56
Tabel IV.2 Jumlah Pegawai Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Berdasarkan Jenjang Pendidikan Yang Ditempuh
.............................72
Tabel IV.3 Jumlah Pegawai Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Berdasarkan Pangkat dan Golongannya .....................................
.......73
Tabel IV.4 Anggaran Pembangunan Pasar Perdesaan
......................................... 78
Tabel IV.5 Data Tenaga Keamanan Pasar Tradisional Kota Surakarta
...............100
Tabel IV.6 Matriks Hasil Implementasi Renstra Dinas Pengelolaan Pasar
Kota Surakarta Tahun 2010
………………………………………... 106
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar II.1 Bagan Kerangka Pemikiran .......................................................42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Gambar III.1 Bagan Proses Analisa Data Interaktif ........................................51
Gambar IV.1 Bagan Organisasi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta .....71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Proses globalisasi yang terjadi di Indonesia mulai terasa pada abad ke-19.
Hal ini ditandai dengan laju masuknya modal barat yang berjalan seiring dengan
meningkatnya pembangunan di berbagai segmen kehidupan. Proses pembangunan
di Indonesia pun terlihat dengan bermunculannya kawasan pemukiman, fasilitas
umum, pusat pertokoan serta kemajuan teknologi komunikasi. Tak hanya itu,
perkembangan pesat juga terlihat dalam bidang perdagangan yaitu sistem
pemasaran produk pangan di Indonesia. Perkembangan signifikan dalam bidang
perdagangan ditandai dengan pemusatan distribusi yang semakin besar dan juga
penggunaan teknologi informasi dan logistik yang mementingkan mutu,
keamanan serta persyaratan teknis lainnya. Sistem pemasaran ini memiliki
keterkaitan yang kuat antara produsen dan konsumen, begitu juga peranan
perusahaan agrobisnis dan pedagang eceran sangat besar dan dominan.
Media pemasaran di masyarakat yang ditandai dengan adanya interaksi
sosial dan kental dengan nilai-nilai budaya adalah pasar tradisional. Pasar
tradisional sebagai infrastruktur perdagangan masih sangat besar dan nyata
peranannya dalam melayani segmen konsumen dengan tingkat penghasilan
rendah. Masih banyak masyarakat yang membeli barang kebutuhan sehari- hari di
kios-kios pasar tradisional karena harganya yang relatif lebih murah meski tidak
terlalu memperhatikan kualitas barang, keamanan dan kenyamanan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
berbelanja. Disamping itu, peranan pasar tradisional atau yang juga dikenal
dengan sebutan pasar rakyat merupakan salah satu tulang punggung
perekonomian nasional. Hal ini karena ada jutaan pedagang yang
menggantungkan hidupnya pada pasar tradisional. Seperti dikutip dari pernyataan
Asparindo (Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia), diperkirakan ada lebih dari
11.000-an pasar tradisional dengan 12,5 juta pedagang yang bergantung hidup
pada pasar tersebut. (www.asparindo.com , 26/11/2009)
Bahwa tidak dapat dibantah lagi, pasar tradisional merupakan institusi
sosial yang memiliki peran strategis di dalam proses pembangunan dalam
berbangsa dan bernegara. Perkembangan setiap wilayah baik desa, kota ataupun
negara tidak akan lepas dari peran dan keberadaan pasar tradisional. Artinya pasar
tradisional merupakan cermin dari keberadaan kehidupan sosial di dalam satu
wilayah tertentu. Lebih dari itu pasar merupakan pusat kebudayaan, dimana segala
macam ekspresi perilaku dan nilai yang melekat dalam masyarakat terekspresikan
dan diproduksi serta dipasarkan didalamnya. Intensitas interaksi di dalam pasar
tradisonal tidak kita temukan di pasar modern yang bisu.
Peranan pasar tradisional selain sebagai media interaksi masyarakat,
melayani segmen konsumen berpenghasilan rendah, sebagai penyedia lapangan
pekerjaan, sebagai pusat kegiatan perekonomian yang berbasis kerakyatan dan
juga kontributor signifikan bagi pendapatan daerah merupakan alasan untuk
sebuah pasar tradisional harus dipertahankan. Hal ini menjadi sangat penting
terutama dikaitkan dengan realisasi otonomi daerah yang pada intinya sangat
butuh kehandalan para pelaku ekonomi lokal yang berbasis kerakyatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Di pasar tradisional nilai-nilai kekeluargaan dibangun dari hasil interaksi
antara penjual dan pembeli. Sistem tawar-menawar menghilangkan monopoli
harga oleh penjual yang menjadi ciri dari sistem ekonomi kapitalis. Selain itu pola
bangunan pasar tradisional sangatlah khas dimana pasar tradisional memiliki los-
los yang memungkinkan interaksi antar penjual dan pembeli berlangsung dengan
terbuka.
Berbeda dengan pasar modern, pasar tradisional sejatinya memiliki
keunggulan bersaing alamiah yang tidak dimiliki secara langsung oleh pasar
modern. Lokasi yang strategis, area penjualan yang luas, keragaman barang yang
lengkap, harga yang rendah, sistem tawar menawar yang menunjukkan keakraban
antara penjual dan pembeli merupakan keunggulan yang dimiliki oleh pasar
tradisional. Namun, selain menyandang keunggulan alamiah, pasar tradisional
memiliki berbagai kelemahan yang telah menjadi karakter dasar yang sangat sulit
diubah. Faktor desain dan tampilan pasar, atmosfir, tata ruang, tata letak, kualitas
barang, promosi penjualan, jam operasional pasar yang terbatas, serta optimalisasi
pemanfaatan ruang jual merupakan kelemahan terbesar pasar tradisional dalam
menghadapi persaingan dengan pasar modern.
Ketika konsumen menuntut ’nilai lebih’ atas setiap uang yang
dibelanjakannya, maka kondisi pasar pasar tradisional yang kumuh, kotor, bau,
dengan atmosfir seadanya dalam jam operasional yang relatif terbatas tidak
mampu mengakomodasi hal ini. Kondisi ini menjadi salah satu alasan konsumen
untuk beralih dari pasar tradisional ke pasar modern. Artinya, dengan nilai uang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
yang relatif sama, pasar modern memberikan kenyamanan, keamanan, dan
keleluasaan berbelanja yang tidak dapat diberikan pasar tradisional.
Kondisi intern pasar tradisional yang demikian memprihatinkan
diperparah dengan kehadiran pasar-pasar modern sekelas mall, departemen store,
hipermarket, supermarket, minimarket, dan berbagai jenis pasar swalayan yang
terus bermunculan dan siap bersaing, mengancam keberadan pasar tradisional.
Perkembangan pesat pasar modern adalah sebagai akibat dari Fenomena
globalisasi yang tak bisa dibendung. Pricewaterhouse Coopers, dikutip SMERU,
memprediksi angka pertumbuhan penjualan supermarket di Indonesia sebesar 50
persen pada kurun 2005-2007 dan untuk hipermarket 70 persen. Jumlah gerai
hipermarket di seluruh Indonesia meningkat 27 persen per tahun selama 1998-
2003. Potensi pasar modern terus meningkat seiring dengan pertumbuhan
penduduk kelas menengah di Indonesia, meningkatnya pendapatan per kapita
masyarakat, dan laju urbanisasi atau meningkatnya populasi penduduk yang hidup
di perkotaan yang angkanya diperkirakan mencapai 60 persen dari total penduduk
pada tahun 2030.
Keberadaan pasar tradisional tak dapat dipisahkan ketika kita berbicara
Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kota Solo. Pasar
tradisional di Kota Surakarta telah ada dan mengakar sejak dulu. Keberadaan
pasar tradisional di Kota Surakarta sedemikan pentingnya seperti yang
diungkapkan oleh Walikota Surakarta Jokowi, “Bagaimanapun pasar telah
menjadi salah satu icon yang melekat dengan sejarah perjalanan Kota Solo, serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
terkait dengan aspek ekonomi kerakyatan yang berkembang bersama.”(Solo
Berseri, Edisi VI. Tahun 2007). Pasar tradisional adalah bagian dari ciri khas Kota
Surakarta dan sebagai salah satu aset ekonomi dan sekaligus sosial budaya.
Walikota juga menjelaskan pasar tradisional merupakan infrastruktur untuk hasil-
hasil produksi masyarakat sehingga harus terus dipertahankan, diberdayakan dan
dipromosikan.
Selama ini pasar-pasar tradisional di Kota Surakarta belum semuanya
tersentuh upaya perbaikan dan rehabilitasi. Wajar saja jika wajah pasar tradisional
sebelum tersentuh perbaikan sangat “terbatas dan memprihatinkan”. Beberapa
pasar kerusakannya sudah sangat parah, fasilitas pasar yang sudah tak layak pakai,
serta buruknya drainase dan sanitasi membuat pedagang memilih berjualan di luar
pasar. Akibatnya, pedagang tumpah ke jalan dan menimbulkan kemacetan,
kesemrawutan, gangguan ketertiban umum, dan kumuhnya lingkungan di sekitar
lokasi.
Di Kota Surakarta, DPP (Dinas Pengelolaan Pasar) adalah kepanjangan
tangan dari Pemkot Surakarta yang mempunyai kewenangan untuk mengelola
seluruh pasar tradisional di wilayah Surakarta, yang berjumlah 43 pasar
tradisional. Pasar yang dikelola oleh DPP dapat dilihat dalam tabel :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Tabel I.1
Daftar Pasar Tradisional Di Kota Surakarta
No Nama Pasar Alamat Pasar Tahun Berdiri
Luas
(M2)
1 Legi Jl. Jend.S.Parman, Banjarsari
Masa
Mangkunegara
I 16640
2 Klewer Jl. Dr. Rajiman, Pasar Kliwon 1971 12950
3 Cinderamata Barat Alun-Alun Utara 2002 2153
4 Singosaren Jl. Gatot Subroto, Serengan 1976 4900
5 Ngarsopuro Jl. Ronggowarsito 2008 2825
6 Notoharjo
Jl. Serang, Semanggi, Pasar
kliwon 2006 17000
7 Gede Jl.Jend.Urip Sumoharjo 1930 6971
8 Nusukan Jl. Kapten P Tendean, Banjarsari 1958 7311
9 Harjodaksino Jl. Kol. Yos Sudarso, Serengan 1987 8997
10 Jongke Jl. Dr. Rajiman 1992 12254
11 Panggungrejo Jl.Surya, Kentingan, Jebres 2009 1600
12 Rejosari Jl. Sindutan, Jebres 1976 2477
13 Turisari Jl. RM. Said, Banjarsari 1986 2750
14 Purwosari
Jl. Brigjen Slamet Riyadi,
Laweyan 1940 1119
15 Sidodadi Jl. Brigjen Slamet Riyadi, Kleco 1941 1640
16 Ledoksari Jl.Jend.Urip Sumoharjo, Jebres 1955 494
17 Kadipolo Jl. Dr. Rajiman, Laweyan 1980 1496
18 Tanggul Jl. R.E.Martadinata, Jebres 1941 2400
19 Depok Jl. Balekambang Lor, Banjarsari 1984 4480
20 Kabangan Jl. Dr. Rajiman, Laweyan 1980 1833
21 Penumping Jl. Sutowijoyo, Laweyan 1953 1200
22 Ayam
Jl. Serang, Semanggi, Pasar
kliwon 1978 11220
23 Kliwon
Jl. Kapten Mulyadi, Pasar
Kliwon 1980 2301
24 Jebres Jl.Prof.W.Z.Yohanes, Jebres 1985 3993
25 Kembang Jl. Dr. Rajiman, Laweyan 1967 1409
26 Ayu Jl. Monginsidi, Banjarsari 1986 1375
27 Mebel Jl. Ahmad Yani, Jebres 1971 5750
28 Windujenar
Jl. Seram, Keprabon, Pasar
Kliwon 1949 2384
29 Ngemplak Jl. Ahmad Yani, Jebres 1993 947
30 Mojosongo jl. Brigjen Katamso, Jebres 1976 1190
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
31 Bangunharjo Jl. K.S. Tubun, Banjarsari 1982 1116
32 Sidomulyo Jl. S.Parman, Banjarsari 1954 840
33 Gading Jl. Veteran, Pasar Kliwon 1981 2283
34 Sangkrah Barat Stasiun KA Sangkrah 1994 1122
35 Tunggulsari
Jl. Untung Suropati, Pasar
Kliwon 1990 740
36 Buah Jurug Jl. KH. Maskur, Jebres 1978 540
37
Mojosongo
Perumahan Jl. Sibela, Mojosongo, Jebres 1983 1458
38 Ngumbul Jl. RM. Said, Banjarsari 1957 482
39 Bambu
Jl. Tentara Genie Pelajar,
Nusukan 450
40 Besi Tua
Jl. Serang, Semanggi, Pasar
kliwon 1977 15120
41 Joglo Jl. Kol. Sugiyono, Kadipiro 1993 1005
42 Elpabes Banjarsari 1680
43 Pucangsawit
Jl. Ir. Juanda, Pucangsawit,
Jebres 2010 2755
Sumber : Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta 2011
Dalam kurun waktu setelah tahun 2000, di Kota Solo sudah ada 2 pasar
tradisional yang tutup karena sepinya pembeli dan makin sedikitnya pedagang,
yaitu Pasar Dawung dan Pasar Bambu. Dan masih ada beberapa pasar tradisional
lagi yang terancam mengalami kejadian serupa seperti Pasar Singosaren, Pasar
Ngumbul, Pasar Ayu Balapan, Pasar Penumping dan beberapa pasar tradisional
lain yang mengalami kerugian dimana biaya operasional yang dikeluarkan lebih
besar daripada pemasukkan yang didapatkan.
Mengatasi polemik seputar pasar tradisional, tindakan logis yang paling
mendasar untuk menyelamatkan pasar tradisional oleh Pemerintah Daerah adalah
dengan upaya mengembangkan pasar tradisional yang ada saat ini, menata
kembali manajemen pengelolaannya sehingga mempunyai daya jual dan daya
saing terhadap pasar modern yang kian hari terus mengancam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Dalam mengembangkan pasar tradisional di Kota Surakarta, DPP mengacu
pada Rencana Strategi (Renstra) yang telah dibuat dinas, dimana didalamnya
terdapat beberapa program yang berkaitan dengan pengembangan pasar
tradisional, antara lain Program pembangunan infrastruktur pedesaan, Program
pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh, Program pengembangan
kinerja pengelolaan persampahan, Program peningkatan keamanan dan
kenyamanan lingkungan dan program peningkatan efisiensi perdagangan dalam
negeri.
Salah satu pasar tradisional yang sudah dikembangkan oleh DPP Kota
Surakarta adalah Pasar Gading. Pasar ini menjadi salah satu pasar percontohan
yang dikembangkan oleh DPP. Pasar yang terletak di bagian timur Kota Surakarta
itu kini sedang diusulkan dinaikkan kelas pasarnya dari yang sebelumnya hanya
kelas IIIA . Bukan itu saja mulai tahun 2010, Pasar Gading Solo bakal ditata untuk
dijadikan pasar yang menjadi ikon pusat rombengan atau pakaian bekas di Kota
Solo. Hal tersebut dilakukan untuk semakin menarik minat masyarakat
berkunjung ke pasar tradisional. (Solopos, 28/2/2010)
Tentu capaian yang didapatkan oleh Pasar Gading ini tak lepas dari
implementasi rencana strategi yang telah dilakukan oleh DPP Kota Surakarta
terutama dalam pengembangan pasar tradisional. Berdasarkan data dan fakta yang
terjadi tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukkan penelitian tentang
implementasi Rencana Strategis Dinas Pengelolaan Pasar dalam Mengembangkan
Pasar Tradisional di Kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan
yang akan ditekankan dalam penelitian ini adalah :
“Bagaimanakah Implementasi Rencana Strategis Dinas Pengelolaan Pasar
(DPP) Dalam Mengembangkan Pasar Tradisional di Kota Surakarta?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Tujuan Operasional
a. Mengetahui bagaimanakah implementasi strategi yang dilakukan Dinas
Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dalam mengembangkan Pasar
Tradisional.
b. Mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi Dinas Pengelolaan
Pasar (DPP) dalam mengimplementasikan rencana strategis.
2. Tujuan Fungsional
Penelitian ini bertujuan agar hasilnya nanti dapat dimanfaatkan untuk
pegembangan ilmu pengetahuan dan bahan kajian bagi siapa saja yang yang
berminat dan juga sebagai bahan pertimbangan bagi instansi terkait, dalam hal
ini Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta.
3. Tujuan Individual
Penelitian ini dilaksanakan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar
sarjana pada Program Studi Administrasi Negara, Jurusan Ilmu Administrasi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
D. Manfaat Penelitian
1. Menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi instansi maupun pihak- pihak
terkait dalam membuat perencanaan strategis untuk kedepannya.
2. Memberikan informasi kepada pihak-pihak yang mempunyai perhatian dan
kepedulian terhadap keberadaan pasar- pasar tradisonal.
3. Melatih diri dalam memahami fenomena yang berkembang dalam masyarakat
sekaligus menjadi sarana untuk menerapkan ilmu yang didapat dari
perkuliahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB II
KAJIAN TEORI
Dalam tinjauan kajian teori ini, penulis akan membahas berbagai
pengertian tentang perencanaan strategis, implementasi strategi, pasar dan pasar
tradisonal. Namun sebelum itu sebagai pengantar, penulis akan membahas
pengertian manajemen strategis terlebih dahulu.
A. Manajemen Strategis
“Strategic management can be defined as the art and science of
formulating, implementing, and evaluating cross-functional decision
that enable an organizations to achieve it objective”. (F.R. David,
1998:5)
Manajemen strategis dapat digambarkan sebagai ilmu pengetahuan
dan seni perumusan, menerapkan, dan mengevaluasi keputusan-keputusan
yang lintas fungsional organisasi yang memungkinkan suatu organisasi untuk
mencapai sasaranya. Dari definisi tersebut berimplikasi, manajemen strategis
memfokuskan diri pada pengintegrasian (penyatuan) manajemen, pembukuan
atau keuangan, produksi, pemasaran, riset dan pengembangan untuk mencapai
sukses organisasi. Sedangkan menurut J.Salusu (1996) manajemen strategis
adalah manajemen tingkat makro yang terkait dengan perencanaan strategis
dan keputusan strategis atau cara memimpin organisasi untuk mencapai misi,
tujuan, atau merupakan cara mengendalikan organisasi secara efektif dan
efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Menurut pendapat Suwarsono Muhammad, manajemen strategis
dapat diartikan sebagai usaha manajerial menumbuhkembangkan kekuatan
perusahaan untuk mengeksploitasi kekuatan bisnis yang muncul guna
mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sesuai misi yang telah
ditentukan (Suwarsono Muhammad, 2002:6). Pengertian tersebut juga
mengandung implikasi bahwa perusahaan berusaha mengurangi kelemahanya
dan berusaha melakukan adaptasi dengan lingkunganya. Pengertian tersebut
juga menunjukan bahwa perusahaan berusaha untuk mengurangi efek negatif
yang ditimbulkan dari ancaman lingkungan. Jadi manajemen strategis dalam
perusahaan akan lebih difokuskan untuk memanfaatkan peluang yang ada
guna menghindari berbagai ancaman yang datang. Sedangkan menurut Indriyo
Gitosudarmo (2001:12), kata strategis memiliki makna “bijak” atau
“bijaksana”, oleh karena itu maka manajemen strategis berarti manajemen
yang bijak, atau manajemen yang benar serta manajemen yang tidak keliru.
Dalam hal ini berarti kita harus belajar untuk membawa dan mengambil
keputusan yang akan membawa organisasi agar dapat memasuki suatu medan
yang berada pada jalur yang benar dan tidak keliru arah sehingga dalam waktu
yang tidak terlalu lama organisasi akan segera memperoleh keberhasilan.
Keberhasilan tersebut haruslah selalu menjadi pedoman kerja bagi manajemen
dan haruslah selalu dilakukan evaluasi terhadapnya apakah telah menuju
kearah yang benar-benar sesuai dengan tujuan yang ingin diraihnya, ataukah
bahkan berlawanan arah dengan sasaran yang ingin dicapainya itu. Apabila
dari hasil evaluasi tersebut ternyata telah menyimpang dari jalur yang benar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
yang digariskan oleh “kebijakan” atau “strategi” yang telah dirumuskan, maka
organisasi harus segera mengubah haluan sehingga tidak menjadi terlalu jauh
menyimpang dan segera kembali ke jalur atau arah yang benar.
“The strategic management process consist of three stages, strategy
formulating, strategy implementing, strategy evaluating”. “Strategy
formulating includes developing a business mission, identifying an
organizational opportunities and threats, determining internal
streghts and weakness, estabilishing long-term objectives,
generating alternatif strategic, and choosing partikular strategies to
pursue” (F.R. David, 1998:5)
Dalam manajemen strategis terdapat tiga tingkatan yang meliputi ;
perumusan strategi, pelaksanaan strategi dan evaluasi strategi. Perumusan
strategi meliputi mengembangkan suatu misi, mengidentifikasi suatu ancaman
dan peluang eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan
internal, penetapan sasaran jangka panjang, mengembangkan alternatif
strategi, dan memilih strategi partikular untuk mencapai sasaran.
Banyak sekali definisi tentang manajemen strategi, diantaranya
menurut Hunger dan Wheelen (2003) yang dimaksud dengan manajemen
strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang
menentukan kinerja perusahaan atau organisasi dalam jangka panjang,
implementasi strategi dan evaluasi strategi serta pengendalian. Dalam hal ini
manajemen strategis menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan
ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Pengertian lain manajemen strategis merupakan sejumlah keputusan dan
tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
keputusan dan tindakan yang efektif untuk membantu mencapai sasaran
perusahaan atau organisasi (Jauch dan Gluck, 1999).
Manajemen strategis yang melandasi perencanaan strategis suatu
organisasi pada dasarnya bergerak dari awal sampai akhir mulai masa
perencanaan dan pelaksanaan, sampai organisasi yang bersangkutan dapat
menikmati hasil keputusan organisasi tersebut, kemudian mencocokan apakah
hasil itu sesuai dengan hasil yang dikehendaki, yaitu hasil tersebut cukup
memberi kepuasan kepada konsumen atau masyarakat. Dalam hal ini,
keberhasilan organisasi memberikan pelayanan yang berkualitas kepada
kelompok masyarakat yang termasuk dalam wilayah tugas pelayananya
(J.Salusu, 1996:490). Manajemen strategis sebagai landasan perencanaan
strategis beroperasi melalui tiga tahap yaitu perumusan strategis, tahap
implementasi, tahap evaluasi. Selanjutnya disebut manajemen strategis
sebagai seni dan ilmu dalam merumuskan, mengimplementasikan, dan
mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang akan menambah
kemampuan organisasi (Arief Muljadi, 2006:3). Jadi fungsi utama manajemen
strategis adalah pengelolaan bagaimana berfikir melalui atau lintas misi dari
berbagai fungsi organisasi. Dalam kaitan ini manajemen strategis meliputi dua
bagian yaitu perencanaan strategis dan manajemen kinerja (Fred R David,
1997), dengan demikian perencanaan strategis merupakan bagian terpenting
dari manajemen strategis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
B. Perencanaan Strategis (Rencana Strategis)
1. Definisi Perencanaan Strategis
Salah satu pendekatan untuk menciptakan suatu masyarakat yang
adil dan demokratis adalah dengan memberikan peluang dan ruang kepada
setiap golongan untuk memperjuangkan cita-cita mereka secara
demokratis. Sistem dan formasi sosial yang ada dewasa ini pada dasarnya
dapat dibagi dalam polarisasi tiga golongan besar, yaitu negara (state),
pasar (market), dan masyarakat sipil (civil society), yang ketiganya
memiliki visi masing-masing mengenai masyarakat di masa yang akan
datang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masing-masing. Akan tetapi
terdapat kecenderunagn dimana pasar yang diwakili oleh perusahaan-
perusahaan industri dan jasa lebih memiliki sarana dan kekuasaan yang
luar biasa untuk menetapkan masa depan masyarakat menurut visi, misi,
dan nilai-nilainya yang mereka anut. Demikian halnya negara, juga
memiliki kekuasaan yang cukup untuk merencanakan arah masyarakat di
masa mendatang. Akan tetapi, mereka yang digolongkan sebagai
masyarakat sipil (civil society), termasuk organisasi publik dan juga
berbagai organisasi sosial keagamaan, sesungguhnya yang paling tidak
memiliki kekuasaan, kemampuan dan kesempatan untuk secara strategis
untuk menyiapkan hari depan masyarakat yang lebih baik dari perspektif
mereka. Salah satu yang menjadikan baik golongan negara maupun
golongan bisnis lebih berkuasa menentukan nasib mereka dan bentuk
masyarakat di masa depan adalah karena mereka dibekali dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
kemampuan untuk merencanakan visi dan misi mereka secara strategis
melalui alat dan metode yang dikenal dengan Perencanaan Strategis.
Perencanaan strategis sebenarnya muncul karena asumsi akan
ketidakpastian struktur ekonomi nasional dan global, serta semakin
meluasnya ketidakpastian, kompleksitas, dan situasi lingkungan yang
sangat sulit di prediksi. Dengan demikian perencanaan strategis harus
diorientasikan pada lingkungan eksternal (J. Salusu, 1996:500). Para
penganutnya selalu melihat adanya ketidakpastian di masa depan dan tidak
menggunakan masa silam sebagai patokan, tetapi mereka melihat kepada
kecenderungan-kecenderungan, ancaman, dan peluang di masa depan dan
kemudian berusaha merumuskan sebagai kelemahan dan kekuatan, serta
bagaimana mengalokasikan sumber daya yang dimiliki. J.Salusu
mendefinisikan perencanaan strategis adalah instrument kepemimpinan
dan suatu proses. Sebagai proses ia menentukan apa yang dikehendaki
suatu organisasi di masa depan dan bagaimana usaha mencapainya,
sebagai proses yang menjelaskan sasaran (J.Salusu, 1996:500). Sedangkan
perencanaaan merupakan proses merumuskan sasaran/tujuan organisasi,
menetapkan strategi menyeluruh untuk mencapai tujuan itu dan menyusun
hierarki lengkap rencana-rencana untuk mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan (Robbins, 1999:200).
Menurut Olsen dan Eadie (1982:4), perencanaan strategis
didefinisikan sebagai upaya yang didisiplinkan untuk membuat keputusan
dan tindakan penting yang membentuk dan memandu bagaimana menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
organisasi (atau entitas lainya), apa yang dikerjakan organisasi (atau
entitas lainya), dan mengapa organisasi (atau entitas lainya) mengerjakan
hal seperti itu. Yang terbaik, perencanaan strategis mensyaratkan
pengumpulan informasi secara luas, eksplorasi alternatif, dan menekankan
implikasi masa depan keputusan sekarang. Perencanaan strategis dapat
memfasilitasi komunikasi dan partisipasi, mengakomodasi kepentingan
dan nilai yang berbeda, dan membantu pembuatan keputusan secara tertib
maupun keberhasilan implementasi keputusan.
Setiap kegiatan ataupun usaha, agar dapat memperoleh
keberhasilan yang tinggi haruslah senantiasa diprogramkan dan disusun
rencana kerja yang baik dan matang. Perencanaan yang baik dan benar
akan menghindarkan kesalahan ataupun kekeliruan di dalam
mengemudikan jalanya kegiatan organisasi. Perencanaan yang baik akan
menuntun kita ke arah jalan yang benar sehingga akan selalu dapat berada
dalam kondisi yang disebut “we are on the track” artinya selalu berada
pada posisi atau jalur yang benar. Perencanaan yang baik dan benar itulah
yang disebut “Perencanaan Strategis” (Indriyo Gitosudarmo, 2001:82).
Oleh karena itu sering pula dikatakan bahwa perencanaan yang strategis
akan menuntun organisasi pada “doing the right thing” dan tidak atau
bahkan menuju ke arah “doing the wrong thing”. Setiap kegiatan haruslah
selalu mempertimbangkan dan dirancang dengan seksama agar seluruh
perangkat organiasi akan selalu mengerjakan tugas dan kewajibanya
dengan baik dan benar serta tidak melakukan pekerjan yang justru keliru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Perencanaan kerja yang baik serta strategis ini perlu dilakukan baik
pekerjaan dalam skala besar terutama, maupun pekerjaan-pekerjaan dalam
skala kecil sekalipun.
Perencanaan strategis dalam setiap organisasi harus bersifat
responsif terhadap segala bentuk perubahan lingkungan organisasi yang
terjadi. Apabila perencanaan strategis itu kurang responif, maka organisasi
yang bersangkutan akan kesulitan menentukan visi dan misi bahkan tujuan
organisasi sekalipun. Perencanaan strategis merupakan suatu cara untuk
mengendalikan organisasi secara efektif dan efisien sampai pada
implementasi paling depan sampai pada tujuan dan sasaran organisasi
yang bersangkutan (Arief Muljadi, 2006:2). Jadi peranan perencanaan
strategis dalam tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang
organisasi sangatlah penting, oleh karena itu perencanaan strategis harus
memuat batasan-batasan visi, misi dan tujuan organisasi yang jelas supaya
jelas pula arah organisasi akan melangkah mencapai tujuan akhir
organisasi.
Sedangkan Judy Farrah dalam Best Practice : Strategic Planning
mengungkapkan “strategic planning is more than ensuring your
association will remain financially sound and be able to maintain its
reserves—it’s projecting where your association expects to be in five,ten,
or fifteen years—and how your association will get there. It is a systematic
planning process involving a number of steps that identify the current
status of the association, including its mission, vision for the future,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
operating values, needs (strengths, weaknesses, opportunities, and
threats), goals, prioritized actions and strategies, action plans, and
monitoring plans” atau kalau diterjemahkan perencanaan strategis itu
lebih dari sekedar memastikan organisasi sehat secara finasial dan dapat
mempertahankannya (ini memproyeksikan apa yang diharapkan organisasi
lima, sepuluh atau lima belas tahun kedepan) serta bagaimana
mencapainya. Ini adalah sebuah proses perencanaan sistematis yang
melibatkan sejumlah langkah yang mengidentifikasi status organisasi,
termasuk misi, visi untuk masa depan, nilai-nilai operasi, kebutuhan
(kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman), tujuan, prioritas tindakan
dan strategi, rencana aksi, dan pemantauan rencana.
Dalam Jurnal Business Strategy Series, Martin Dandira
mengungkapkan “a strategic plan is a document that outlines the overall
direction of the organisation, and it is the responsibility of strategists to
guide the overall direction of the organisation, atau dapat diterjemahkan
sebuah rencana strategis merupakan dokumen yang menguraikan arah
keseluruhan organisasi, dan menjadi tanggung jawab pembuat strategi
untuk memandu arah keseluruhan organisasi.
Rencana strategis tentu saja tidak muncul dengan sendirinya. Ada
beberapa proses atau tahap penyusunan rencana strategis. Tahapan
penyusunan rencana strategis setidaknya terdiri dari enam tahap, yang
masing-masing tahap kait-mengkait menjadi satu kesatuan yang tidak
terlepaskan satu sama lain. Keenam tahap tersebut antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
a. Penentuan Visi, Misi dan Tujuan.
Tahap ini tanggung jawab top manajemen. Pada tahap ini yang
diuji adalah kemampuan top manajemen dalam
mengimplementasikan nilai-nilai dan norma-norma (tentang baik-
buruk, salah-benar, boleh-tidak boleh, halal-haram, sah-tidak sah).
Norma-norma agama serta adat dan budaya yang dipeluk dan
dipraktikan oleh top manajemen sering mempengaruhi tahap ini.
Tahap inilah yang dapat mengilhami karyawan dan manajemen
dibawahnya untuk bekerja keras. Ditahap ini juga sering ditentukan
mengenai etika kerja, macam produk dan jasa, cara pengoperasian
usaha, dan skala usaha.
b. Evaluasi Diri
Langkah ini bertujuan untuk membentuk profil perusahaan dengan
mengenali diri dengan menidentifikasi tujuan-tujuan dan strategi
yang telah ditetapkan saat ini. Profil perusahaan yang baik
menggambarkan kondisi nyata perusahaan saat ini tentang smber
daya (manusia, mesin, tanah, bangunan, keuangan, metode) yang
dimiliki dan kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Derajat kesuksesan saat ini tentu disebabkan oleh keberhasilan
mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki. Tahap ini hanya
menganalisis faktor-faktor internal perusahaan. Hasil akhir dari
tahap ini adalah jawaban tentang Strength and Weakness
(Kekuatan dan Kelemahan).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
c. Analisis Lingkungan Eksternal
Setelah faktor-faktor internal perusahaan dievaluasi, maka faktor-
faktor eksternal seperti; pemasok, pesaing, pemerintah, pelanggan,
serikat kerja, dan media sebagai faktor eksternal dalam patut untuk
diidentifikasi satu per satu untuk dicarikan antisipasinya sebagai
faktor yang mempengaruhi kegiatan perusahaan. Selain itu,
terdapat juga faktor-faktor eksternal luar perusahaan seperti;
politik, teknologi, ekonomi dan sosial. Semakin luar, faktor
eksternal perusahaan semakin sulit untuk dikendalikan. Oleh
karena itu, langkah bijak dalam mengantisipasi lingkungan
eksternal luar adalah dengan membuat beberapa skenario (kondisi
baik, sedang, dan buruk). Hasil akhir dari tahap ini adalah
terjawabnya pertanyaan tentang Opportunity and Thread (Peluang
dan Ancaman)
d. Pembuatan Keputusan Strategis
Setelah terkumpul dan terjawab masalah-masalah tentang Strenght-
Weakness dan Opportunity-Threat (SWOT), maka tibalah dipilih
alternatif srategis yang mendapat manfaat yang paling besar, dan
mengandung mudharat (resiko) yang paling kecil. Pelaksanaan
identifikasi pilihan strategi ini biasanya dibantu dengan tabel-tabel
alternatif yang menggambarkan manfaat dan mudharat dalam satu
halaman kertas analisis. Penggunaan kuadran (SWOT – 4 kuadran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BCG (Boston Consulting Group) – 9 kuadran) juga lazim dalam
proses pembuatan strategi.
e. Implementasi Strategi
Implementasi berarti meletakkan strategi menjadi kegiatan.
Implementasi melibatkan penugasan dan pendelegasian wewenang
ke tingkat manajemen di bawahnya. Dalam proses pelimpahan
wewenang ini perlu diperhatikan secara seksama batasan
wewenang. Kreativitas bawahan perlu dibangun secara terkendali.
Pelaksanaan strategi tanpa kreativitas akan menghasilkan keegiatan
yang kering dan cenderung tidak bermakna. Kegiatan yang kering
cenderung sulit menjadi kegiatan yang berulang dan membudaya.
Sementara itu kreativitas yang tidak terkendali cenderung
kebablasan dan merusak strategi. Oleh karena itu, perlu dibuatkan
batasan yang jelas dan tegas dalam pendelegasian dan pengalihan
kewenang.
f. Evaluasi
Dalam tahap ini perlu dikemukakan 2 pertanyaan mendasar, yaitu:
1) apakah strategi diimplementasikan sesuai dengan rencana?, 2)
apakah strategi mencapai hasil yang diharapkan? (Sentot Imam
Wahyono 2008:59-61)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2. Manfaat Perencanaan Strategis
Menurut beberapa penulis (Roering, Freeman, Bryson, 1986)
bahwa perencanaan strategis dapat membantu suatu organisasi dalam :
1. Berfikir secara strategis dan mengembangkan strategi yang efektif.
2. Memperjelas arah masa depan.
3. Menciptakan prioritas
4. Membuat keputusan sekarang dengan mengingat konsekuensi masa
depan.
5. Mengembangkan landasan yang koheren dan kokoh bagi
pembuatan keputusan.
6. Menggunakan keleluasaan yang maksimum dalam bidang-bidang
yang berada di bawah kontrol organisasi.
7. Membuat keputusan yang melintasi tingkat dan fungsi.
8. Memecahkan masalah organisasi.
9. Memperbaiki kinerja organisasi.
10. Menangani keadaan yang berubah dengan cepat dan reaktif.
11. Membangun kerja kelompok dan latihan.
Namun mereka menegaskan bahwa meskipun rencana strategis
dapat memberikan seluruh manfaat di atas, tidak ada jaminan semuanya
akan tersedia. Karena satu hal, perencanaan strategis hanyalah kumpulan
konsep, prosedur dan alat. Jadi perencana perlu bersikap sangat hati-hati
karena tidak semua pendekatan memiliki kegunaan yang sama, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
beberapa persyaratan tertentu dapat mempengaruhi keberhasilan
penggunaan masing-masing pendekatan.
Menurut Mansour Fakih dalam Bryson (1999:8), manfaat
perencanaan strategis adalah :
1. Perannya sangat berarti dalam membantu organisasi dalam
menetapkan isu strategis yang perlu dan relevan.
2. Menyadarkan terhadap keseluruhan anggota / stake-holders
mengenai visi, misi, mandat dan nilai-nilai organisasi.
3. Memungkinkan konsolidasi organisasi secara berkala sehingga
meningkatkan partisipasi anggota dalam proses pengambilan
keputusan.
Logika dasar dari perencanaan strategis adalah bahwa dalam
lingkungan dunia yang berubah secara pesat dan tak menentu, suatu
organisasi memerlukan kemampuan untuk perubahan perencanaan dan
manajemen secara tepat. Maka kemampuan untuk senantiasa melakukan
penangkapan eksternal dari organisasi, serta upaya terus-menerus
senantiasa melakukan penelaahan kemampuan dan kelemahan internal
menjadi prasyarat bagi organisasi untuk tetap strategis. Perencanaan
strategis berangkat dari misi, mandat dan nilai-nilai yang menjadi dasar
suatu organisasi untuk berkembang serta visi organisasi di masa datang.
Analisis yang mengkaitkan antara visi, misi, perkembangan lingkungan
eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal ini akan membawa suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
organisasi menemukan arah menuju yang paling strategis. Dengan begitu
organisasi akan tetap menjadi relevan.
Sedangkan menurut Robbins dan Coulter (1999:200), ada empat
alasan dan manfaat perlunya perencanaan strategis yaitu :
1. Perencanaan strategis memberi arah.
2. Perencanaan strategis mengurangi dampak perubahan.
3. Perencanaan strategis memperkecil pemborosan.
4. Perencanaan strategis menentukan standar pengendalian
C. Implementasi Strategi
1.Definisi Implementasi
Dalam kamus besar bahasa indonesia pelaksanaan dapat
disamaartikan dengan istilah implementasi. Implementasi sendiri memiliki
banyak definisi, diantaranya definisi implementasi menurut Pariatra
Westra dalam Ensiklopedi Administrasi (1989: 210), yaitu:
“Implementasi adalah usaha-usaha yang dialkukan untuk
melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah
dirumuskan dan ditetapkan dengan melengkapi segala
kebutuhan alat-alat yang diperlukan, siapa yang akan
melaksanakan, dimana tempat pelaksanaanya, kapan waktu
berakhirnya dan bagaiaman cara yang harus dilaksanakan”.
Menurut Van Meter dan Van Horn dalam Samodra Wibawa
(1994:15) mendefinisikan implementasi sebagai tindakan yang dilakukan
oleh pemerintah maupun swasta baik secara individu maupun kelompok
yang dimaksud untuk mencapai tujuan sebagaimana dirumuskan dalam
kebijakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Implementasi menurut Salusu adalah seperangkat kegiatan yang
dilakukan menyusul suatu keputusan untuk mencapai sasaran tertentu
(Salusu, 1996:409) .
Sedangkan Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier (dalam
Wahab,1991:51), menjelaskan makna implementasi dengan mengatakan :
“Memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program
dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian
implementasi kebijakan, yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-
kegiatan yang timbul sesudah disahkanya pedoman-pedoman
kebijakan negara yang mencakup baik usaha-usaha untuk
mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat
atau dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian”
Bintoro Tjokroamidjojo (1994:28) berpendapat bahwa
implementasi adalah merealisasikan pencapaian tujuan yang telah
dirumuskan kedalam rencana kebijakan dan program pemerintah yang
konsisten berdasarkan keputusan politik.
Menurut Kamus Webster (dalam Wahab,1991:64) implementasi
diartikan sebagai berikut :
“….to implement is provide the means for carrying out and to
give practical effect to….” (“mengimplementasikan berarti
menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu serta
manimbulkan damapak akibat tertentu”)
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan atau sering disebut sebagai implementasi adalah segala upaya
yang dilakukan pemerintah, swasta maupun individu untuk melaksanakan
semua kebijakan-kebijakan dan program-program yang telah dirumuskan
sebelumnya guna mencapai tujuan tertentu.
2. Definisi Implementasi Rencana Strategis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Melihat beberapa penjelasan diatas mengenai implementasi dan
rencana strategis maka penulis dapat menyimpulkan bahwa implementasi
rencana strategis adalah segala upaya yang dilakukan oleh pemerintah,
swasta maupun individu untuk melaksanakan semua kebijakan-kebijakan
dan program-program yang telah dirumuskan sebelumnya dalam bentuk
rencana strategis untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam beberapa buku sebenarnya tidak ditemukan definisi baku
tentang implementasi rencana strategis. Dalam beberapa buku para ahli
lebih sering menyebutnya sebagai implementasi strategis. Seperti dalam
buku Manajemen : Tata Kelola Organisasi Bisnis, yang menyebutkan
bahwa tahap ke-5 dari penyusunan rencana strategis adalah implementasi
strategis (Sentot Imam Wahjono, 2008:61-62)
Sedangkan menurut Hunger dan Wheelen implementasi strategi
adalah sejumlah total aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan untuk dapat
menjalankan sebuah perencanaan strategis. Implementasi strategi
merupakan proses berbagai strategi dan kebijakan berubah menjadi
tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur.
(Hunger dan Wheelen, 2003: 296).
Dari pengertian diatas dapat kita lihat implementasi strategi
merupakan alat atau sarana untuk mengimplementasikan sebuah rencana
strategis. Menurut Hunger dan Wheelen, untuk memulai proses
implementasi, manajer strategis harus memperhatikan tiga pertanyaan
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Siapa yang akan melaksanakan rencana strategis yang telah disusun ?
Apa yang harus dilakukan ?
Bagaimana sumber daya manusia yang bertanggung jawab dalam
implementasi akan melaksanakan berbagai hal yang diperlukan ?
(Hunger dan Wheelen, 2003: 297)
Lebih lanjut Hunger dan Wheelen menjelaskan bahwa program,
anggaran, dan prosedur hanyalah bentuk rencana yang disusun lebih
mendetail yang pada akhirnya membawa pada implementasi strategi
yang telah dibuat. Proses manajemen strategis secara keseluruhan
mencakup beberapa jenis aktivitas krusial yang berorientasi pada
tindakan untuk mengimplementasi strategi: pengorganisasian,
penyusunan staf, pengarahan, dan pengawasan. (Hunger dan Wheelen,
2003: 303-304)
Menurut Allison dan Kaye, implementasi atau rencana operasi
merupakan penghubung antara pemikiran strategis yang memberi arah
yang tercantum dalam rencana strategis dengan pekerjaan sehari-hari
yang padat dan mudah digunakan. (Allison dan Kaye, 2005: 17) Lebih
lanjut Allison dan Kaye menjelaskan bahwa sifat rencana operasi
organisasi tertentu akan dipengaruhi oleh prioritas organisasinya, struktur
organisasinya, dan proses perencanaannya terdahulu. Namun hakekat
rencana operasi itu tetap sama; yaitu dokumen yang merumuskan sasaran
kongkret jangka pendek yang menjurus pada pencapaian tujuan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
sasaran strategis, dan yang mudah digunakan dan dipantau. (Allison dan
Kaye, 2005: 17)
Sedangkan menurut Hadari Nawawi, implementasi strategi terdiri
dari beberapa langkah, seperti: sasaran operasional, program/ proyek
tahunan, kebijakan situasional, jaringan kerja internal dan eksternal,
pengorganisasian, pelaksanaan (actuating), penganggaran, dan
pengawasan. (Nawawi, 2003: 149-150)
Dari pengertian tersebut secara garis besar dapat disimpulkan
bahwa implementasi strategi mencakup dua unsur pokok, yaitu :
a. Pengembangan strategi dalam proyek/ program, anggaran, dan
prosedur
Mengacu pada teori David Hunger dan Thomas Wheelen,
definisi program adalah pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-
langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan sekali
pakai. (Hunger dan Wheelen, 2003: 17)
Operasionalisasi program biasanya ditetapkan dalam bentuk
program proyek/ kegiatan. Anggaran adalah program yang dinyatakan
dalam bentuk satuan uang, setiap program akan dinyatakan secara
rinci dalam biaya, yang dapat digunakan oleh manajemen untuk
merencanakan dan mengendalikan. Prosedur adalah sistem langkah-
langkah atau teknik-teknik yang berurutan yang menggambarkan
secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaan diselesaikan.
(Hunger dan Wheelen, 2003: 17-18)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
b. Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
Fungsi-fungsi manajemen menurut G. R. Terry terdiri dari :
planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating
(penggerakan), controlling (pengawasan) . Fungsi perencanaan dalam
manajemen straetgis merupakan suatu proses tersendiri tidak menjadi
bagian dalam implementasi, demikian pula fungsi pengawasan dalam
manajemen strategis adalah suatu proses tersendiri yang terdapat pada
proses kontrol dan evaluasi (Winardi,1986:233).
Jadi dapat disimpulkan bahwa garis besar dari implementasi
strategi adalah mengembangkan program (untuk membuat program dapat
berjalan dalam tindakan), anggaran (perkiraan biaya), dan prosedur
(rincian berbagai aktivitas yang digunakan dalam menyelesaikan
program), serta pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen seperti:
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan kontrol atau
pengawasan (controlling).
D. Pasar
Pasar adalah kelembagaan yang mewujud dalam prinsip-prinsip
pertukaran. Sistem pasar bukan oleh pemerintah pusat, namun oleh
interaksi mutual dalam bentuk transaksi barang dan jasa antar pelaku-
pelakunya. (Lindbom, dikutip oleh Syahyuti dalam Forum Penelitian
Agro Ekonomi volume 22 no, 1, Juli 2004 :54-82)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Menurut Sofyan Assauri yang dikutip dari Philip Kotler
menyatakan bahwa suatu pasar terdiri dari seluruh konsumen atau
langganan potensial yang mempunyai kebutuhan dan keinginan tertentu
yang ingin dan mampu dipenuhi dengan pertukaran, sehingga dapat
memuaskan kebutuhan dan keinginan tersebut. Sedangkan menurut
Sofyan Assauri sendiri, pasar adalah merupakan arena pertukaran
potensial baik dalam bentuk fisik sebagai tempat bekumpul atau
bertemunya para penjual dan pembeli, maupun yang berbentuk fisik
yang memungkinkan terlaksananya pertukaran, karena dipenuhi
persyaratan pertukaran, yaitu minat dan citra serta daya beli.
(http://pse.litbang.deptan.go.id)
Sementara menurut Gilarso, pasar merupakan suatu mata rantai
yang menghubungkan antara produsen dan konsumen. Ajang pertemuan
antara penjual dan pembeli, antara dunia usaha dengan masyarakat
konsumen. Pasar memainkan peranan yang sangat penting dalam
perekonomian modern, karena harga-harga terbentuk di pasar.
Istilah pasar, dikenal arti secara luas dan arti secara sempit. Dalam
arti luas, pasar terjadi jika ada suatu “pertemuan’’ antara orang yang
mau menjual,dan orangyang mau membeli suatu barang dan jasa tertentu
dengan harga tertentu.
Selanjutnya pengertian pasar dalam arti sempit adalah suatu tempat
dimana pada hari tertentu para penjual dan pembeli dapat bertemu untuk
jual beli barang. Para penjual menawarkan barang ( beras, buah-buahan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
dan sebagainya ) dengan harapan dapat laku terjual dan memperoleh
sekedar uang sebagai gantinya. Para konsumen (pembeli) datang ke
pasar untuk berbelanja dengan membawa uang unutk membayar
harganya.
Selanjutnya menurut Miller dan Meiners mengatakan bahwa pasar
memiliki dua fungsi yang sangat penting yaitu :
a. Pasar kompetitif itu menyediakan informasi atau pengetahuan yang
harus dimiliki oleh konsumen dan produsen dalam rangka
memperhitungkan peningkatan penurunan barang- barang langka
(atau sumber daya produktif), melalui penyesuaian harga relatif yang
mudah dipahami.
b. Pasar berfungsi memotivisir konsumen dan produsen untuk berekasi
atau memberi tanggapan secara layak informasi itu, dengan memberi
imbalan yang lebih tinggi, baik itu berupa upah, laba, atau utilitas
kepada produsen dan konsumen dan produsen yang memang lebih
baik reaksinya.
Pasar menurut Mc Carthy dan Perreault dibagi atas 4 (empat)
bagian, yaitu:
a. Pasar atas jenis produk menguraikan barang dan jasa yang
diinginkan pelanggan.
b. Pasar atas kebutuhan pelanggan (pemakai) mengacu pada
kebutuhan yang akan dipenuhi jenis poduk bagi pelanggan. Pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
tingkat “paling dasar” jenis produk biasanya menyediakan maslahat
fungsional (functional benefit), sepeti pertumbuhan, perlindungan,
peringatan, penghangatan, pengangkutan, pengeboran, dan
sebagainya.
c. Pasar atas jenis pelanggan (customer type) mengacu pada konsumen
atau pemakai akhir suatu jenis produk. (jenis pelanggan yang
sekarang atau potensial).
d. Pasar atas daerah (geografic area) adalah tempat perusahaan
bersaing atau berencana untuk bersaing memperebutkan pelanggan.
(dalam www.geocitites.com )
Macam- Macam Pasar
a. Menurut segi fisiknya, pasar dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
diantaranya:
- Pasar tradisional
- Pasar raya
- Pasar abstrak
- Pasar konkrit
- Toko swalayan
- TokoSerba ada
b. Sedangkan berdasarkan jenis barang yang dijual, pasar dibedakan
menjadi beberapa macam di antaranya:
- Pasar ikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
- Pasar sayuran
- Pasar buah-buahan
- Pasar barang elektronik
- Pasar barang perhiasan
- Pasar bahan bangunan
- Bursa efek dan saham. (www.dikmenum.go.id)
Pasar Modern
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun
pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung
melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang
(barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara
mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang
dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging;
sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat
bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan dan
hypermarket, supermarket, dan minimarket (Wikipedia Indonesia,
Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia)
Pasar modern juga populer dengan istilah pusat perbelanjaan.
Definisi pusat perbelanjaan adalah tempat transaksi penjualan berbagai
jenis barang dalam satu primer,skunder dan tersier yang dilokalisir dalam
satu bangunan/satu bidang tanah dengan sistem pengelolaan.
(Bakosurtanal)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Sinaga (2006) mengatakan bahwa pasar modern adalah pasar yang
dikelola dengan manajemen modern, umumnya terdapat di kawasan
perkotaan sebagai penyedia barang dan jasa dengan mutu pelayanan yang
baik kepada konsumen (umumnya anggota masyarakat kelas menengah
ke atas).
Masih menurut Sinaga, yang termasuk pasar modern antara lain:
- Supermarket
- Departemen store
- Shopping centre
- Waralaba
- Toko mini swalayan
- Pasar serba ada
- Toko serba ada, dsb
Pasar Tradisional
Selanjutnya, setelah diatas di bahas tentang pasar secara umum,
akan dibahas pengertian pasar tradisional. Pasar tradisional merupakan
tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya
transaksi penjual pembeli secara langsung, bangunan biasanya terdiri dari
kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual
maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-
hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran,
telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain
itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak
dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai
pasar.(Wikipedia Indonesia,Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia)
Pasar Tradisional adalah pasar tempat kelompoknya para pedagang
yang sebagian besar menyediakan barang-barang kebutuhan sekunder,
sedangkan pedagang yang menyediakan barang-barang kebutuhan primer
hanya merupakan bagian kelompok kecil. Lokasi pasar terletak pada
suatu bidang tanah dengan satu blok atau lebih bangunan yang permanen
(Badan Pertanahan Nasional)
Perda No. 1 tahun 2010 memuat pengertian tentang pasar
tradisional daerah adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah
penjual lebih dari satu yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah
Daerah dengan tempat usaha berupa kios, los dan tenda yang dimiliki /
dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau
koperasi dengan skala usaha kecil, modal kecil dan dengan proses jual
beli barang dagangan melalui tawar menawar.
Istilah-istilah terkait seputar pasar tradisional diantaranya
berdasarkan Perda No.1 tahun 2010, diantaranya:
1). Bangunan pasar adalah semua bangunan di dalam areal pasar dengan
bentuk apapun.
2). Kios adalah tempat berjualan di dalam lokasi pasar yang diizinkan
dan dipisahkan antara satu tempat dengan yang lain mulaidari lantai,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
dinding, plafon dan atap yang sifatnya tetap atau permanen sebagai
tempat berjualan barang atau jasa.
3). Los adalah tempat berjualan di dalam lokasi pasar yang diizinkan
yang beralas permanen dalam bentuk memanjang tanpa dilengkapi
dengan dinding pembatas ruangan atau tempat berjualan dan sebagai
tempat berjualan barang dan jasa
E . Pengembangan Pasar Tradisional
Pengertian Pengembangan menurut J.S.Badudu dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia, memberikan definisi pengembangan adalah hal,
cara atau hasil kerja mengembangkan. Sedangkan mengembangkan berarti
membuka, memajukan, menjadikan jadi maju dan bertambah baik. Sehingga
pengembangan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk membuka dan
meningkatkan objek atau hal agar menjadi lebih baik dan mempunyai hasil
guna bagi kepentingan bersama. Biasanya pengembangan ini dilakukan
secara terencana untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
Menurut Frederick DS, pengembangan berarti mengusahakan sesuatu
tumbuh secara perlahan yaitu membuatnyalebih penuh, lebih bessar, lebih
baik, lebih bergunadan sebagainya. Proses-proses alami atau kekuatan –
kekuatan alami adalah hal yang diasumsikan menjadi penyebab pertumbuhan
tersebut. (2002:27). Sedangkan pengertian pengembangan menurut S.P
Siagian merupakan investasi sumberdaya menusia untuk jangka panjang.
Pengembangan lebih berorientasi pada peningkatan produktivitas kerja di
masa depan. Dan pengembangan menekankan pada peningkatan kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
melaksanakan tugas baru di masa depan. (1996:182-183). Dari pendapat
tersebut, pengembangan dapat diartikan sebagai suatu investasi jangka
panjang untuk menumbuhkan kemampuan secara perlahan-lahanm sehingga
kemampuan dapat meningkat di masa depan.
Dari penjelasan-penjelasan ini dapat dikatakan bahwa
pengembangan adalah suatu cara atau usaha jangka panjang yang mempunyai
tujuan untuk memajukan agar menjadi lebih baik di masa depan.
Sedangkan menurut Mudrajad Kuncoro (2008) dalam tulisannya
mengatakan bahwa pengembangan pasar radisional bisa dilakukan dengan
menerapkan strategi jangka pendek dan strategi jangka panjang.
Strategi jangka pendek :
- Fasilitasi pembangunan / renovasi fisik pasar
- Peningkatan kompetensi pengelola pasar
- Program pendampingan pasar
- Penataan dan Pembinaan Pasar ( Perpres No. 112 / 2007 )
- Optimalisasi pemanfaatan lahan pasar
Strategi jangka panjang :
- Pengembangan konsep koridor ekonomi pasar tradisional
- Perbaikan jaringan suplai barang ke pedagang pasar
- Pengembangan konsep pasar sebagai koridor ekonomi
(pasar wisata )
- Kompetisi pasar bersih / penghargaan dan sertifikasi
Dari Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta sendiri, seperti yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
tertulis dalam Perda No 1 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Perlindungan
Pasar Tradisional, pengembangan pasar beserta perencanaan, perizinan,
penataan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan,
pembinaan, evaluasi serta penegakan hukum adalah upaya terpadu yang
dilakukan untuk menata dan membina keberadaan pasar. Atau dengan kata
lain pengembangan pasar termasuk dalam konsep pengelolaan pasar yang
dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Pasar.
Pengembangan pasar yang dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Pasar
sendiri dapat dilihat dalam Renstra Dinas Pengelolaan Pasar Tahun 2010 –
2015 yang kemudian dijabarkan lebih detail dalam program-programnya
antara lain :
- Program Pembangunan infrastruktur pedesaan
Dalam program ini terdapat 2 kegiatan yang dilaksanakan yaitu
pembangunan pasar perdesaan dan rehabilitasi / pemeliharaan pasar
perdesaan. Pasar perdesaan yg dimaksud disini adalah pasar
tradisional.
- Program Pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh
Wujud dari program ini adalah kegiatan peningkatan fasilitas pasar
dan pemeliharaan fasilitas pasar yang ada.
- Program Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
Terdapat 3 macam kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini,
yaitu melakukan pengangkutan sampah secara berkala, pengadaan
peralatan persampahan dan pengadaan petugas kebersihan pasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
- Program Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan
Dalam program ini, kegiatan yang dijalankan adalah melakukan
pengendalian keamanan lingkungan pasar dan pengadaan petugas
keamanan pasar.
- Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
Dalam program ini kegiatan yang dilaksanakan adalah
pengembangan pasar dan distribusi barang / produk, sebagian besar
kegiatan ini berkaitan dengan promosi tentang keunggulan pasar
tradisional dan pelaksanaan event yang juga merupakan bagian dari
promosi pasar tradisional.
F. Pengertian Implementasi Rencana Strategis Dinas Pengelolaan Pasar
Dalam Mengembangkan Pasar Tradisional
Dalam penelitian ini, pengertian Implementasi Rencana Strategis
Dinas Pengelolaan Pasar dalam Mengembangkan Pasar Tradisional adalah
proses pelaksanaan rencana strategis yang telah dibuat DPP Kota Surakarta
berupa program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh, program
pembangunan infrastruktur pedesaan, program pengembangan kinerja
pengelolaan persampahan, program peningkatan keamanan dan kenyamanan
lingkungan dan program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri ke
dalam tindakan operasional, untuk untuk mengembangkan pasar tradisional di
kota Surakarta ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
F. Kerangka Pemikiran
Berikut ini akan dijelaskan mengenai kerangka pemikiran yang
merupakan alur pemikiran dari penulis dalam melakukan penelitian. Melalui
kerangka pemikiran inilah penulis berharap dapat menambah kejelasan dalam
memahami isi dari tulisan ini.
Keadaan pasar tradisional saat ini sangat problematis. Banyak sekali
pasar-pasar tradisional yang kalah bersaing dengan pasar-pasar modern yang
semakin menjamur pertumbuhannya. Tak sedikit pasar tradisional yang gulung
tikar karena kalah dalam persaingan ini. Pasar tradisional di Kota Solo pun tidak
luput dari permasalahan ini, tercatat ada beberapa pasar tradisional yg terancam
untuk ditutup.
Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) selaku institusi yang diberi kewenangan
oleh Pemerintah Kota Surakarta dalam mengurusi pasar tentu tidak tinggal diam
dalam melihat permasalahan ini. Oleh karena itu DPP membuat Rencana Strategis
yang didalamnya mencakup Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, serta Strategi
yang dijabarkan dalam Program dan Kegiatan kemudian digunakan oleh Dinas
Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dalam menjalankan setiap kegiatan-kegiatannya
antara lain bertujuan untuk mengembangkan pasar-pasar tradisional yang ada di
wilayah Kota Surakarta ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Gambar II.1
Kerangka Pemikiran
K
Rencana
Strategis
DPP
Implementasi
Rencana
Strategis DPP
Berkembangnya
Pasar Tradisional
di wilayah kota
Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian
deskriptif dengan jenis data kualitatif, sebab penelitian ini berusaha untuk
menjelaskan suatu fakta atau realita fenomena sosial tertentu sebagaimana
adanya dan memberikan gambaran secara objektif tentang keadaan atau
permasalahan yang mungkin dihadapi. Ini sesuai dengan jenis penelitian
ini yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran rencana strategis yang
digunakan oleh Dinas Pengelolaan Pasar, maka bentuk penelitian
deskriptif yang memaparkan, menerangkan, menggambarkan, dan
melukiskan serta menafsirkan dan menganalisis data dengan jenis data
kualitatif yang ada merupakan bentuk penelitian yang sesuai.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi penelitian yang digunakan sebagai
obyek peneliti dalam menggali data-data pendukung, yaitu di Dinas
Pengelolaan Pasar (DPP) Kota Surakarta, dengan alasan diambilnya
diantaranya karena:
1. Kota Surakarta sebagai Kota Budaya dengan pasar tradisional sebagai
salah satu identitas Kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2. Kota Surakarta memiliki jumlah pasar tradisional yang banyak dengan
kontribusi retribusi pasar sebagai penyumbang kedua terbesar bagi
Pendapatan Asli Daerah (PAD).
3.Terjadi kelesuan pasar tradisional yang diakibatkan banyaknya
bermunculan pasar- pasar modern yang tersebar di seluruh penjuru Kota
Surakarta.
Selain di Dinas Pengelolaan Pasar, penelitian ini juga mengambil
lokasi di Pasar Gading yang terletak di Jalan Veteran Kota Surakarta.
Pasar ini dipilih karena ini adalah pasar percontohan yang dianggap sukses
pengembangannya oleh Dinas Pengelolaan Pasar, karena itu sangat cocok
meneliti bagaimana implementasi rencana strategis yang telah dibuat
Dinas Pengelolaan Pasar terutama dalam hal pengembangan pasar di
tempat ini.
C. Sumber Data
Data merupakan suatu fakta atau keterangan dari objek yang
diteliti. Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong) sumber data
utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. (Moleong,
2006: 157) Sumber data dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Data Primer
Yaitu data atau informasi yang diperoleh secara langsung dari orang-
orang yang dipandang mengetahui masalah yang akan dikaji dan
bersedia memberi data atau informasi yang diperlukan. Data atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
informasi tersebut diperoleh melalui wawancara terhadap pihak-pihak
yang terkait dengan penelitian ini. Adapun pihak-pihak tersebut adalah
Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi & Pelaporan, Kepala Sub
Dinas Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar, Kepala Sub Dinas
Pengawasan dan Pembinaan, Kepala Pasar Gading, Pedagang Pasar
Gading dan masyarakat yg menjadi pembeli di Pasar Gading.
Sementara itu penulis juga melakukan observasi dengan melakukan
pengamatan secara langsung terhadap kondisi/ keadaan, sarana dan
prasarana lokasi penelitian yaitu Pasar Gading.
2. Data Sekunder
Yaitu data atau informasi yang diperoleh dari sumber-sumber lain
selain data primer yang terdiri dari catatan-catatan, arsip, agenda, hasil
rapat, dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Dalam
hal ini yang termasuk data sekunder antara lain :
i. Rencana strategis Dinas Pengelolaan Pasar (Renstra SKPD) Tahun
2010 – 2015.
ii. Peraturan Walikota Surakarta No. 19-0 tahun 2009 tentang
Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Pengelolaan
Pasar.
iii. Keputusan Walikota Surakarta Nomor : 511.2/085-A/1/2001
tentang Penetapan Kelas Pasar dan Taksiran Nilai Tempat Dasaran
Pasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
iv. Perda Kota Surakarta No 1 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Perlindungan Pasar Tradisional
v. Data-data dan Informasi lain yang menunjang.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling , dimana peneliti cenderung menggunakan atau
memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi
sumber data yang mantap dan mengetahui permasalahannya secara
lengkap tanpa didasarkan pada strata maupun random, tetapi lebih
ditekankan pada tujuan tertentu. ( HB. Sutopo, 2002:56). Namun peneliti
juga menggunakan teknik snowball sampling apabila ada narasumber yang
diwawancarai ternyata hanya memiliki sedikit informasi, sehingga
meminta narasumber untuk menunjukkan narasumber lain yang lebih
banyak tahu tentang informasi yang diinginkan. Peneliti mengumpulkan
informasi dari wawancara dengan pejabat dan para staf di Dinas
Pengelolaan Pasar (DPP) Kota Surakarta, khusunya yang memang
berkompeten di bidangnya masing-masing. Informan itu antara lain Kepala
Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi & Pelaporan, Kepala Sub Dinas
Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar, Kepala Sub Dinas Pengawasan dan
Pembinaan. Untuk pengambilan sample dilakukan di Pasar Gading, yang
sudah mengalami revitalisasi secara total. Informannya antara lain lurah
pasar, staf pasar, petugas keamanan, dan beberapa pedagang dan pembeli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Kemudian penulis memilah-milah untuk menyimpulkan hasil wawancara
yang secara garis besar mampu mewakili informasi yang penulis
butuhkan.
E . Teknik Pengumpulan Data
Yaitu cara yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi
yang diperlukan untuk penelitian. Adapun teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah library research, yaitu kegiatan penelitian yang
dilakukan melalui data-data pustaka yang relevan dan field research, yaitu
dengan mengumpulkan data-data di lapangan baik berupa data primer
maupun data sekunder. Untuk lebih jelasnya mengenai teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Wawancara
Merupakan kegiatan melakukan percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu. (Moleong, 2006: 186) Dalam penelitian ini
wawancara dilakukan secara mendalam yang diarahkan pada masalah
tertentu dengan para informan yang sudah dipilih untuk mendapatkan
data yang diperlukan. Teknik wawancara yang digunakan ini dilakukan
secara tidak terstruktur, dimana peneliti tidak melakukan wawancara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
dengan struktur yang ketat dan formal agar informasi yang diperoleh
memiliki kapasitas yang cukup tentang berbagai aspek dalam penelitian
ini.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan tipe informasi untuk memperoleh data
sekunder agar mendukung dan menambah bukti serta data dari sumber-
sumber lain. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mencatat
data-data yang berkaitan dengan obyek penelitian yang diambil dari
beberapa sumber demi kesempurnaan penelitian. Dokumentasi ini
diperoleh dari dokumen-dokumen administratif, keputusan dan
ketetapan resmi, kesimpulan rapat, seperti Rencana strategis Dinas
Pengelolaan Pasar (DPP) Tahun 2006-2011, Peraturan Walikota
Surakarta No. 22 tahun 2008 tentang Penjabaran tugas pokok, fungsi
dan tata kerja Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta, Keputusan
Walikota Surakarta Nomor : 511.2/085-A/1/2001 tentang Penetapan
Kelas Pasar dan Taksiran Nilai Tempat Dasaran Pasar, Perda Kota
Surakarta No 1 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Pasar
Tradisional, serta data-data dan informasi lain yang menunjang.
c. Observasi
Adalah teknik yang digunakan untuk menggali data dari sumber data
yang berupa peristiwa, tempat lokasi, dan benda, serta rekaman gambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
(H.B. Sutopo, 2002: 64) Observasi ini dilakukan dengan melakukan
serangkaian pengamatan dengan menggunakan alat indera penglihatan
dan pendengaran secara langsung terhadap obyek yang diteliti. Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan teknik observasi berperan pasif
dimana observasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung.
d. Validitas Data
Untuk mengetahui apakah data yang telah dikumpulkan dalam
penelitian memiliki tingkat kebenaran atau tidak, maka dilakukan
pengecekan data yang disebut dengan validitas data. Untuk menjamin
validitas data akan dilakukan trianggulasi, yaitu teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
itu. (Moleong, 2006: 330) Dimana dalam penelitian ini yang digunakan
adalah trianggulasi data atau sumber yaitu mengumpulkan data sejenis
yang diperoleh dari beberapa sumber data yang tersedia. (H.B. Sutopo,
2002: 79) Validitas data akan membuktikan apakah data yang diperoleh
sesuai dengan apa yang ada di lapangan atau tidak. Dengan demikian
data yang diperoleh dari suatu sumber akan dikontrol oleh data yang
sama dari sumber yang berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
e. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
interaktif dari Miles dan Huberman (dalam H.B. Sutopo, 2002: 91-93)
dengan tiga komponen, yaitu :
i. Reduksi data
Adalah bagian dari analisis data yang mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak
penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan
penelitian dapat dilakukan.
ii. Sajian data
Merupakan rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk
narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan.
Sajian data merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis
dan sistematis, sehingga bila dibaca akan mudah dipahami berbagai
hal yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk berbuat sesuatu
pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahamannya
tersebut.
iii. Penarikan simpulan dan Verifikasi
Dari sajian data yang telah disusun kemudian dapat dilakukan
penarikan simpulan, yaitu kegiatan merumuskan kesimpulan yang
dapat diverifikasikan selama penelitian berlangsung sehingga data
dapat diuji validitasnya dan kesimpulan yang diambil lebih kokoh
dan lebih bisa dipercaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Untuk lebih jelasnya proses analisa data interaktif dapat dilihat
pada bagan berikut ini :
Gambar III.1 : Bagan Proses Analisa Data Interaktif
Sumber : H.B. Sutopo, 2002: 96
Dari model analisa tersebut, menunjukkan bahwa pengumpulan
data dibuat reduksi data dan sajian data dengan maksud semua data yang
dikumpulkan dapat dipahami secara mendalam kemudian disusun secara
sistematis. Bila pengumpulan data sudah berakhir, maka dilakukan
penarikan simpulan berdasarkan pada semua hal yang terdapat pada
reduksi data dan sajian data.
Reduksi Data Sajian Data
Pengumpulan
Data
Penarikan
Simpulan/
Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI DAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi
1. Kota Surakarta
a. Sejarah Kelahiran Kota Surakarta
Sejarah kelahiran Kota Surakarta (Solo) dimulai pada masa
pemerintahan Raja Paku Buwono II di Kraton Kartosuro. Pada masa
itu terjadi pemberontakan Mas Garendi (Sunan Kuning) dibantu
kerabat-kerabat Keraton yang tidak setuju dengan sikap Paku Buwono
II yang mengadakan kerjasama dengan Belanda. Salah satu pendukung
pemberontakan ini adalah Pangeran Sambernyowo (RM Said) yang
merasa kecewa karena daerah Sukowati yang dulu diberikan oleh
keraton Kartosuro kepada ayahandanya dipangkas. Karena terdesak,
Paku Buwono mengungsi kedaerah Jawa Timur (Pacitan dan
Ponorogo).
Dengan bantuan pasukan Kumpeni dibawah pimpinan Mayor
Baron Van Hohendrof serta Adipati Bagus Suroto dari Ponorogo
pemberontakan berhasil dipadamkan. Setelah tahu Keraton Kartosuro
dihancurkan Paku Buwono II lalu memerintahkan Tumenggung
Tirtowiguno, Tumenggung Honggowongso, dan Pangeran Wijil untuk
mencari lokasi ibu kota Kerajaan yang baru.
Pada tahun 1745, dengan berbagai pertimbangan fisik dan
supranatural, Paku Buwono II memilih desa Sala sebuah desa di tepi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
sungai Bengawan Solo-sebagai daerah yang terasa tepat untuk
membangun istana yang baru. Sejak saat itulah, desa sala segera
berubah menjadi Surakarta Hadiningrat. Melihat perjalanan sejarah
tersebut, nampak jelas bahwa perkembangan dan dinamika Surakarta
(Solo) padamasa dahulu sangat dipengaruhi selain oleh Pusat
Pemerintahan dan Budaya Keraton (Kasunanan dan Mangkunegaran),
juga oleh kolonialisme Belanda (Benteng Verstenberg). Sedangkan
pertumbuhan dan persebaran ekonomi melalui Pasar Gedhe
(Hardjonagoro).
b. Sejarah Pemerintahan Kota Surakarta
Tanggal 16 Juni merupakan hari jadi Pemerintah Kota
Surakarta. Secara de facto tanggal 16 Juni 1946 terbentuk Pemerintah
Daerah Kota Surakarta yang berhak mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri, sekaligus menghapus kekuasaan Kerajaan
Kasunanan dan Mangkunegaran.Secara yuridis Kota Surakarta
terbentuk berdasarkan penetapan Pemerintah tahun 1946 Nomor
16/SD, yang diumumkan pada tanggal 15 Juli. Dengan berbagai
pertimbangan faktor-faktor historis sebelumnya, tanggal 16 Juni 1946
ditetapkan sebagai hari jadi Pemerintah Kota Surakarta.
Perkembangan pemerintahan Kota Surakarta dapat dilihat
sebagai berikut:
a. Periode Pemerintah Daerah Surakarta 16 Juni 1946 sampai
berlakunya Undang-undang Nomor 16 Tahun 1947
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
b. Periode Pemerintahan Haminte Surakarta. Berlakunya
Undang-undangan Nomor 16 tahun 1947 sampai dengan
berlakunya Undang-undang Nomor 22 tahun 1948
c. Periode Pemerintah Daerah Kota Surakarta. Berlakunya
Undang-undang Nomor 22 tahun 1948 sampai
berlakunya Undang-undang Nomor 1 tahun 1957
d. Periode Pemerintah Daerah Kotapraja Surakarta. Berlakunya
Undang-undang Nomor 1 tahun 1957 sampai berlakunya
Undang-undang Nomor 18 tahun 1965
e. Periode Pemerintahan Kotamadya Surakarta. Dimulai
dengan berlakunya Undang-undang Nomor 18 tahun 1965
tanggal 1 September 1965 sampai dengan berlakunya
Undang-undang Nomor 5 tahun 1974.
f. Periode Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta.
Berlakunya Undang-undang Nomor 5 tahun 1974 sampai
dengan Undang-undang Nomor 22 tahun 1999
g. Periode Pemerintah Kota Surakarta. Berlakunya Undang-
undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah,
UU Nomor 32 Tahun 2004, sampai sekarang
c. Keadaan Wilayah
Kota Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang
berupa dataran rendah dan terletak diantara sungai Pepe, Jenes, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Bengawan Solo, dengan ketinggian + 92 meter di atas permukaan laut.
Kota Surakarta terletak antara 110˚45’15” bujur timur dan 110˚45’35”
bujur timur dan antara 7˚36’00” lintang selatan dan 7˚56’00” lintang
selatan, dengan batas-batas administratif sebagai berikut ini :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan
Kabupaten Boyolali.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan
Kabupaten Karanganyar
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan
Kabupaten Karanganyar
Surakarta mempunyai luas wilayah 44.040.593 Ha, memiliki
lima kecamatan, yaitu : Kecamatan Laweyan, Kecamatan Banjarsari,
Kecamatan Jebres, Kecamatan Pasar Kliwon, dan Kecamatan
Serengan, yang terdiri dari 51 kelurahan.
d. Keadaan Demografi
Jumlah penduduk menurut luas wilayah, jenis kelamin, tingkat
kepadatan dan sebarannya pada 5 kecamatan di Surakarta dapat dilihat
dalam tabel berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel IV.1
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin, Dan Tingkat
Kepadatan Penduduk Tiap Kecamatan Di Kota Surakarta Tahun
2008
Kecamatan
(distrinct)
Luas
wilayah
Area
(km2)
Jumlah penduduk
(number of population)
Rasio
jenis
kelamin
(sexRatio)
Tingkat
kepadatan
(Population
Density)
Laki-
laki
(male)
Perempuan
(female)
Jumlah
(total)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Laweyan 8,36 54.164 55.766 109.930 97,13 12.723
Serengan 3,19 31.263 32.295 63.558 96,80 19.899
PasarKliwon 4,82 43.172 44.808 87.980 96,35 18.272
Jebres 12,58 70.466 71.826 142.292 98,11 11.311
Banjarsari 14,81 80.259 81.834 162.093 98,08 10.945
JUMLAH 44,04 279.324 286.529 516.576 97,49 12.849
Sumber : BPS Kota Surakarta
Jumlah penduduk Kota Surakarta pada tahun 2008 adalah
516.576 jiwa, tersebar di 5 kecamatan. Sex rationya 97,49% yang
berarti setiap 100 orang wanita terdapat 97 laki-laki (dibulatkan
kebawah)
Sedangkan dilihat berdasarkan etnisnya, penduduk Kota
Surakarta terdiri dari tiga etnis besar yaitu Jawa, Cina, dan Arab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Dilihat dari komposisi agama, mayoritas penduduknya beragama
Islam, disamping agama lain seperti agama Kristen, Hindu, dan
Budha. Meskpun demikian sebagai wilayah yang terletak di daerah
pedalaman (bukan di wilayah pesisir), dengan hadirnya dua Keraton di
Kota Surakarta yaitu Keraton Kasunanan dan Keraton
Mangkunegaran berdampak pada akulturasi budaya Jawa dengan
ajaran agama Islam. Berdasarkan hal tersebut, kondisi religius
masyarakat awam Kota Surakarta sangat dipengaruhi oleh kehidupan
beragama dan sistem kepercayaan yang dianut oleh raja beserta
komunitas keraton, yang bersifat sinkretis, atau biasa disebut dengan
istilah kejawen.
Melihat perkembangan yang terjadi di wilayah Kota Surakarta,
kota ini memiliki suatu dinamika politik masyarakat yang menarik.
Berbagai peristiwa bernuansa politik sering muncul ke permukaan
yang semakin memperkuat mitos Kota Surakarta sebagai sumbu
pendek yang menjadi barometer politik nasional.
2. Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Kota Surakarta
Sejarah Singkat Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Kota Surakarta
Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Sementara Nomor 4 Tahun 1956 tertanggal 23 maret 1956,
dibentuklah Dinas Penghasil Daerah yang mempunyai seksi pasar.
Inilah awal mula dilaksanakan pengelolaan pasar oleh Seksi Pasar pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Dinas Penghasil Daerah sebagai embrio Dinas Pengelolaan Pasar
(DPP).
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 363 Tahun 1977
Tentang Pedoman Pembentukan Susunan Organisasi Dan Tata Kerja
Dinas yang memungkinkan daerah untuk membentuk dinas yang
dibutuhkan, maka dengan Surat Keputusan Walikotamadya Kepala
Daerah Tingkat II Kota Surakarta Nomor 188.3/103/1980 tertanggal 3
november 1980 dibentuklah Dinas Pasar Kotamadya Daerah Tingkat II
Surakarta sebagai pengembangan Seksi Pasar pada Dinas Penghasil
Daerah.
Berpedoman pada Surat Menteri Dalam Negeri Nomor
061.1/2749/JJ tertanggal 3 maret 1987 dan Surat Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 061/9358 tertanggal 30 maret
1987 dipandang perlu meningkatkan pengelolaan pasar agar lebih
berdaya guna dan berhasil guna. Peningkatan dan penataan organisasi
Dinas Pasar sangat diperlukan. Untuk itu dipandang perlu menetapkan
peraturan daerah tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Pengelolaan Pasar Kotamadya Daerah Tingkat II Kota
Surakarta.
Perkembangan selanjutnya adalah diterbitkannya Peraturan
Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 1 Tahun 1988
tentang pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Pengelolaan Pasar (DPP) Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta
yang berlaku sampai sekarang.
a). Visi dan Misi Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Kota Surakarta
Visi :
Terwujudnya citra pasar yang bersih, tertib dan amanbertumpu pada
perekonomian kota
Misi :
1. Meningkatkan kesempatan bekerja dan berusaha
2. Meningkatkan ketertiban dan keamanan pasar
3. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada pedagang
4. Meningkatkan kualitas Sumber daya Manusia (SDM)
b). Tugas Pokok dan Fungsi
1. Tugas Pokok
Berdasarkan Perda No.6 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Perangkat Daerah dan Peraturan Walikota Surakarta No.22
tahun 2008 tentang tugas pokok, fungsi dan tata kerja Dinas
Pengelolaan Pasar Kota Surakarta, yaitu menyelenggarakan urusan
pemerintahan dibidang pengelolaan pasar.
2. Fungsi
Sedangkan dalam melaksanakan tugas, Dinas Pengelolaan Pasar
mempunyai fungsi :
- Penyelenggaraan kesekretariatan dinas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
- Penyusunan rencana, pengendalian, evaluasi dan
pelaporan
- Pengelolaan pendapatan pasar
- Pengelolaan kebersihan dan pemeliharaan pasar
- Pengawasan dan pembinaan pedagang pasar dan
pedagang kaki lima
- Pengaturan los dan kios pasar
- Penyelenggaraan keamanan dan ketertiban pasar
dan pedagang kaki lima
- Pembinaan jabatan fungsional
-
c). Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
Berdasarkan misi yang telah ditetapkan sebelumnya, maka
tujuan dari Dinas Pengelolaan Pasar dijabarkan sebagai berikut :
- Memberikan kemudahan dalam pelayanan
kepada pedagang dan masyarakat
- Terciptanya kondisi – situasi pasar yang bersih,
tertib, aman dan nyaman bagi pengguna pasar
- Menyediakan sarana, prasarana dan fasilitas
pasar yang memadai serta memberikan kantong-
kantong usaha bagi PKL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
petugas dalam meningkatkan kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM)
2. Sasaran
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan yang akan dicapai
dalam kurun waktu tertentu, adapun sasaran yang hendak dicapai
Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) adalah :
- Tersedianya lahan usaha bagi pedagang /
pengusaha dalam meningkatkan
kesejahteraannya
- Terciptanya kondisi dan situasi pasar yang
bersih, tertib, aman, dan nyaman
- Tersedianya sarana, prasarana dan fasilitas pasar
yang memadai
- Tersediaanya Sumber Daya Manusia (SDM)
yang berkualitas dalam administrasi,
pengelolaan retribusi maupun perijinan usaha
perdagangan
d) Kebijakan dan Strategi
Untuk mewujudkan Visi, Misi serta tujuan dan sasaran tersebut,
Dinas Pengelolaan Pasar menetapkan kebijakan dan strategi.
1. Kebijakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Menumbuh kembangkan dan memberdayakan
perekonomian masyarakat melalui peningkatan pelayanan, sarana
prasarana dan fasilitas pasar yang cukup memadai guna
menciptakan kondisi pasar yang bersih, tertib, aman dan nyaman
serta mengoptimalkan kontribusi pasar guna mendukung
kelancaran pembangunan Pemerintah Daerah.
2. Strategi
Dalam melaksanakan urusan pemerintaha dibidang
pengelolaan pasar, Dinas Pengelolaan Pasar selalu berusaha
memberikan pelayanan yang maksimal pada pedagang dan
masyarakat yaitu dengan :
- Meningkatkan pemeliharaan bangunan seluruh
pasar
- Meningkatkan kualitas dan kuantitas, sarana dan
prasarana kebersihan pasar
- Meningkatkan fasilitas pasar termasuk
pemeliharaan jaringan listrik, elektrikal dan
mekanikal pasar
- Meningkatkan keamanan dan ketertiban pasar
dan PKL
- Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
Sumber Daya Manusia (SDM) dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
penyelenggaraan bimbingan tehnis dan
pelatihan-pelatihan.
- Meningkatkan kualitas pelayanan kepada
pedagang dan masyarakat
e) Program dan Kegiatan
Untuk merealisasikan visi dan misi Kota Surakarta yaitu
mengembangkan dan meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui
pengembnagan sektor riil, pemberdayaan usaha mikro, kecil,
menengah dan koperasi dengan fasilitas kredit, menuntaskan penataan
PKL, melanjutkan program revitalisasi pasar tradisional, meningkatkan
kemampuan manajemen pedagang pasar serta mempromosikan
keberadaan pasar dan pedagang, maka dijabarkan dalam program dan
kegiatan yang Dinas Pengelolaan Pasar yang dibiayai dengan APBD
Kota Surakarta.
Program dan kegiatan tersebut sebagai berikut :
1. Program : Jasa pelayanan surat menyurat
Kegiatan :
- Penyediaan jasa surat menyurat
- Penyediaan jasa komunikasi SDA dan listrik
- Penyediaan jasa jaminan barang milik daerah
- Penyediaan jasa kebersihan kantor
- Penyediaan jasa perbaikan peralatan kantor
- Penyediaan alat tulis kantor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
- Penyediaan barang cetak dan penggandaan
- Penyediaan komponen instalasi penerangan
bangunan kantor
- Penyediaan makanan dan minuman
- Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar
daerah
- Penyediaan jasa tenaga honorer
2. Program : Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Kegiatan : Pemeliharaan rutin / berkala kendaraan dinas /
operasional
3. Program : Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan
Kegiatan :
- Kegiatan penyuluhan peningkatan disiplin
pedagang kaki lima dan asongan
- Kegiatan penataan tempat berusaha bagi
pedagang kaki lima dan asongan
4. Program : Pengembangan wilayah strategis dan cepat
tumbuh
Kegiatan : Perencanaan pengembangan infrastruktur
5. Program : Pembangunan infrastruktur pedesaan
Kegiatan :
- Pembangunan pasar pedesaan
- Rehabilitasi / pemeliharaan pasar pedesaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
6. Program : Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
Kegiatan : Penyediaan sarana prasarana pengelolaan
persampahan
7. Program : Peningkatan keamanan dan kenyamanan
lingkungan
Kegiatan : Pengendalian keamanan lingkungan
8. Program : Peningkatan dan pengembangan pengelolaan
keuangan daerah
Kegiatan :
- Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber
pendapatan daerah
- Pendataan sumber-sumber pendapatan
- Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
9. Program : Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur
Kegiatan : Bimbingan teknis implementasi peraturan
perundang-undangan
10. Program : Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
Kegiatan : Pengembangan pasar dan distribusi barang /
produk
f) Struktur Organisasi dan Tugas
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas pokok menyelenggarkan
urusan pemerintahan dibidang pengelolaan pasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
2. Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan
teknis, pembinaan, pengkoordinasian, penyelenggaraan tugas
secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan dibidang
perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan
kepegawaian sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala
Dinas.
Dalam sekretariat ini terdapat tiga sub bagian, yaitu :
- Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan
Pelaporan
Kepala sub bagian Perencanaan, Evaluasi dan
Pelaporan mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan
tugas secara terpadu dibidang perencanaan,
evaluasi dan pelaporan.
- Sub Bagian Keuangan
Kepala sub bagian Keuangan mempunyai tugas
pengelolaan administrasi keuangan
- Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Kepala sub bagian Umum dan Kepegawaian
mempunyai tugas pengelolaan administrasi
umum dan kepegawaian.
3. Bidang Pendapatan Pasar
Kepala Bidang Pendapatan Pasar mempunyai tugas
melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis dibidang
pendataan dan penetapan, penagihan dan penerimaan serta
pembukuan.
Bidang Pendapatan Pasar ini membawahi tiga seksi, yaitu :
- Seksi Pendapatan dan Penetapan
Kepala Seksi Pendapatan dan Penetapan
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis dibidang pendataan
dan penetapan, meliputi : pendataan dan
penetapan retribusi pasar dan PKL, pengaturan
dan pembagian kios, los, perijinan dan hak
penempatan pedagang.
- Seksi Penagihan dan Penerimaan
Kepala Seksi Penagihan dan Penerimaan
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis dibidang penagihan
dan penerimaan, meliputi : penagihan dan
penerimaan retribusi pasar dan PKL serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
penyusunan laporan perhitungan pendapatan
pasar dan PKL.
- Seksi Pembukuan
Kepala Seksi Pembukuan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis dibidang pembukuan, meliputi :
melakukan pembukuan semua hasil penagihan
dan penerimaan retribusi pasar dan PKL,
penyiapan data secara periodik penerimaan dan
tunggakan retribusi pasar dan PKL.
4. Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar
Kepala Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar
mempunyai tugas melakukan penyiapan perumusan kebijakan
teknis dibidnag peralatan dan kebersihan, pemeliharaan fasilitas
pasar dan pemeliharaan bangunan pasar.
Bidang Kebersihan dan Pemeliharaan Pasar ini dibagi
menjadi tiga seksi, yaitu :
- Seksi Peralatan dan Kebersihan
Kepala Seksi Peralatan dan Kebersihan
mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahanperumusan kebijakan teknis, pembinaan
dan pelaksanaan dibidang peralatan dan
kebersihan, meliputi : penyediaan peralatan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
pengaturan penggunaannya dan menyusun
jadwal pelaksanaan, pengawasan serta perbaikan
sarana prasarana pasar.
- Seksi Pemeliharaan Fasilitas Pasar
Kepala Seksi Pemeliharaan Fasilitas Pasar
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan dibidang pemeliharaan fasilitas
pasar, meliputi : pengelolaan fasilitas, menyusun
jadwal pengawasan dan perbaikan serta
pemeliharaan pasar.
- Seksi Pemeliharaan Bangunan Pasar
Kepala Seksi Pemeliharaan Bangunan Pasar
mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
dibidang pemeliharaan bangunan pasar, meliputi
: pengelolaan bangunan, menyusun jadwal
pengawasan dan pengelolaan bangunan serta
perbaikan dan pemeliharaan bangunan pasar.
5. Bidang Pengawasan dan Pembinaan
Kepala Bidang Pengawasan dan Pembinaan mempunyai
tugas melakukan penyiapan rumusan kebijakan teknis dibidnag
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
pemberdayaan dan pembinaan pedagang, keamanan dan ketertiban
serta pengawsan pedagang.
Bidang Pengawasan dan Pembinaan ini juga membawahi
tiga seksi, yaitu :
- Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang
Kepala Seksi Pemberdayaan dan Pembinaan
Pedagang mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan dibidang
pemberdayaan dan pembinaan pedagang,
meliputi : perencanaan dan pelaksanaan
pemberdayaan dan pembinaan pedagang pasar.
- Seksi Keamanan dan Ketertiban
Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan dibidang keamanan dan ketertiban,
meliputi : kegiatan keamanan, ketertiban,
menyusun jadwal dan membentuk satuan
penertiban serta patroli pasar.
- Seksi Pengawasan Pedagang
Kepala Seksi Pengawasan Pedagang mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
dibidang pengawsan pedagang, meliputi :
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan
pengawasan pedagang pasar.
6. Bidang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima
Kepala Bidang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima
mempunyai tugas melakukan penyiapan perumusan kebijakan
teknis dibidang penataan dan pembinaan pedagang kaki lima serta
pengendalian pedagang kaki lima.
Bidang Pengelolaan Pedagang Kaki Lima mempunyai dua
seksi yang ada dibawahnya, yaitu :
- Seksi Penataan dan Pembinaan Pedagang Kaki
Lima
Kepala seksi Penataan dan Pembinaan Pedagang
Kaki Lima mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan dibidang penataan
dan pembinaan pedagang kaki lima, meliputi :
penyiapan bahan petunjuk teknis penempatan,
rekomendasi penempatan, dan penyuluhan
kepada pedagang kaki lima.
- Seksi Pengendalian Pedagang Kaki Lima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Kepala Seksi Pengendalian Pedagang Kaki
Lima mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan
dan pelaksanaan dibidang pengendalian
pedagang kaki lima, meliputi : penyiapan bahan
petunjuk teknis pengendalian mengenai kualitas
dan kuantitas pedagang kaki lima.
7. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas yang
mengikuti pedoman uraian tugas sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku. Kelompok jabatan fungsional terdiri
dari:
1) Pranata Komputer
2) Arsiparis
Sedangkan Struktur dari Dinas Pengelolaan Pasar (DPP)
Kota Surakarta selengkapnya dapat dilihat dalam bagan ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
g) Sumber Daya Manusia
Kantor Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) mempunyai 425 orang
pegawai. Jumlah tersebut merupakan jumlah pegawai yang dihitung
per Desember 2010. Dari 425 pegawai yang ada, apabila dipilah
menurut jenjang pendidikannya, maka akan didapat data seperti yang
terlihat dalam tabel berikut :
Tabel IV.2
Jumlah Pegawai Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Berdasarkan Jenjang Pendidikan Yang Ditempuh
No Pegawai S2 S1 D3 SMA SMP SD JUMLAH
1 PNS 13 22 6 178 68 51 338
2 CPNS - - 1 13 2 - 16
3 THL - - - 14 6 51 71
Jumlah 13 22 7 205 76 102 425
Sumber: Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Tahun 2011
Dapat kita baca dari tabel 2.2 diatas bahwa pegawai di Dinas
Pengelolaan Pasar Kota Surakarta didominasi oleh pegawai yang
menempuh jenjang pendidikan SMA dan sederajat yaitu sebanyak 205
orang. Selain itu terdapat banyak pula pegawai Dinas Pengelolaan
Pasar Kota Surakarta yang hanya menempuh jenjang pendidikan
hingga SD, yaitu sebanyak 102, dimana separuhnya sudah diangkat
menjadi PNS, sedangkan separuh lagi masih sebagai Tenaga Harian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Lepas (THL). Biasanya pegawai yang hanya menempuh jenjang
pendidikan SD ini hanya menjadi pesuruh. Tercatat pula ada 22
pegawai yang telah menempuh jenjang S1 serta 13 pegawai tercatat
telah menempuh jenjang pendidikan S2.
Sedangkan apabila kita memilah pegawai Dinas Pengelolaan
Pasar berasarkan pangkat dan golongannya, maka dapat dilihat dalam
tabel berikut ini :
Tabel IV.3
Jumlah Pegawai Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Berdasarkan Pangkat dan Golongannya
Pangkat dan
Golongan
I II III IVA IVB Jumlah
Pembina Tk.I 1 1
Pembina 9 9
Penata Tk.I / IIID 10 10
Penata / IIIC 10 10
Penata Muda Tk.I /
IIIB
35 35
Penata Muda / IIIA 7 7
Pengatur Tk.I / IID 3 3
Pengatur / IIC 6 6
Pengatur Muda Tk.I
/ IIB
17 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Pengatur Muda / IIA 151 151
Juru Tk.I / ID 8 8
Juru / IC 46 46
Juru Muda Tk. I / IC 7 7
Juru Muda / IA 44 44
Jumlah 105 177 62 9 1 354
Sumber: Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Tahun 2011
Dapat disimpulkan dari data yang terdapat dalam tabel 2.3
bahwa pegawai Dinas Pengelolaan Kota Surakarta sebagian besar
adalah PNS dengan golongan II sebanyak 177 orang pegawai yang
diikuti kemudian dengan pegawai dengan golngan I dengan jumlah
105 orang pegawai. Golongan III dengan 62 orang pegawai dan
golongan IV dengan jumlah 10 orang pegawai. Total terdapat 354
pegawai yang mempunyai pangkat dan golongan di Dinas Pengelolaan
Pasar sedangkan 71 orang lainnya yang juga termasuk pegawai tidak
memiliki pangkat dan golongan karena hanya sebagai Tenaga Harian
Lepas (THL).
B. Hasil Penelitian
Pasar tradisional sedang dalam himpitan pasar-pasar modern saat ini.
Laju pertumbuhan pasar modern pun kian melesat dari tahun ke tahun. Sedangkan
pasar tradisional malah mengalami stagnasi atau bahkan kemunduran.Untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
menghadapi persaingan dengan pasar modern, maka pasar tradisional perlu
dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman tanpa mengubah citra
tradisionalnya.
Diperlukan rencana yang matang untuk mewujudkan daya saing pasar
tradisional terhadap pasar modern. Oleh sebab itulah dibuat Rencana Strategi
Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pengelolaan Pasar (Renstra SKPD DPP)
tentang tata kelola pasar tradisional.
Dalam bab ini, penulis ingin membahasa tentang pelaksanaan atau
implementasi rencana strategis tersebut dengan fokus terhadap renstra yang
berhubungan dengan pengembangan pasar tradisional serta mengambil sampel
pasar yang telah dikembangkan oelh Dinas Pengelolaan Pasar, yaitu Pasar
Gading.
Implementasi Strategi
Di dalam Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah
(Renstra SKPD) Dinas Pengelolaan Pasar Kota Solo tahun 2010-2015 terdapat 10
program untuk merealisasikan visi dan misi Dinas Pengelolaan Pasar. Kesepuluh
program tersebut saling berkaitan semuanya dengan masalah pengembangan pasar
tradisional, baik terkait secara langsung maupun tidak. Karena program-program
tersebut memang dibuat untuk saling mendukung satu sama lain. Untuk program
yang terkait langsung dengan pengembangan pasar tercatat terdapat 5 program.
Seperti dijelaskan oleh Ibu Erny Susiatun (Kasubbag Perencanaan , Pelaporan dan
Evaluasi) :
“. . .didalam Renstra SKPD DPP tahun 2010-2015 ada sejumlah 10
program yang telah dibuat, mas. Antara lain program jasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
pelayanan surat menyurat, program peningkatan sarana dan
prasarana aparatur, program pembinaan pedagang kaki lima dan
asongan, program pengembangan wilayah strategis dan cepat
tumbuh, program pembangunan infrastruktur perdesaan, program
pengembangan kinerja pengelolaan persampahan, program
peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan, program
peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah,
program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur dan
programpeningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
.”(wawancara, 2 Juni 2011)
Ditambahkan oleh Ibu Erny Susiatun :
“. . .untuk pengembangan pasar, kesepuluh program itu sebenarnya
semua terkait pengembangan pasar, mas. Namun keterkaitannya
ada yang langsung maupun tidak. Untuk yang terkait langsung ada
lima program yang bertujuan untuk mengembangkan pasar
tradisional, yaitu program pembangunan infrastruktur perdesaan,
program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh,
program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan,
program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan dan
program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri.”
(wawancara, 2 Juni 2011)
Program – program Dinas Pengelolaan Pasar tersebut yang
bertujuan untuk pengembangan pasar tradisonal akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan
Salah satu faktor pasar tradisional kalah bersaing dengan pasar-
pasar modern saat ini adalah masalah fisik bangunan. Sebagian besar
bangunan pasar tradisonal yang ada sudah berusia cukup lama dan
tampilannya kurang menarik, sehingga tidak heran pembeli enggan datang.
Seperti yang diungkapkan Ibu Erny Susiatun (Kasubbag Perencanaan,
Evaluasi dan Pelaporan) :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
“. . .tidak bisa dipungkiri kalau bangunan fisik pasar-pasar yang
kami kelola kalah dengan pasar modern, mas. Banyak bangunan
pasar di Solo ini yang usianya sudah puluhan tahun dan kumuh,
makanya banyak pembeli yang beralih ke pasar-pasar modern yang
lebih bersih dan megah”(wawancara, 2 juni 2011)
Ibu Erny Susiatun juga menambahkan :
“ . . .untuk menghadapi permasalahan seperti itu , kami membuat
program pembangunan infrastuktur pedesaan. Dimana dalam
program tersebut terdapat dua macam kegiatan untuk saat ini, yaitu
pembangunan pasar perdesaan dan melakukan pemeliharaan pasar
pedesaan. Khusus untuk pembangunan pasar itu mencakup
pembangunan pasar baru maupun pembangunan pasar yang sudah
ada kemudian direnovasi” (wawancara, 2 Juni 2011)
Dari penuturan Ibu Erny Susiatun diatas dapat disimpulkan bahwa
program pembangunan infrastruktur pedesaan ini adalah solusi yang coba
dibuat oleh Dinas Pengelolaan Pasar untuk mengatasi masalah
“ketertinggalan” fisiknya dengan pasar modern dan ada dua kegiatan yang
dilakukan dalam program ini, pembangunan pasar pedesaan serta
pemeliharaan pasar perdesaan. Pasar perdesaan yang dimaksud oleh Dinas
Pengelolaan Pasar disini adalah semua pasar tradisional, jadi walaupun
Surakarta masuk wilayah perkotaan, penyebutan pasar tradisional masih
memakai pasar perdesaan.
a. Pembangunan Pasar Perdesaan
Dalam kegiatan pembangunan pasar perdesaan ini,
Dinas Pengelolaan Pasar mengacu pada anggaran yang diterima
dari Pemerintah Kota Solo. Seperti yang dapat dilihat dalam
tabel :
Tabel IV.4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Anggaran Pembangunan Pasar Perdesaan
No Tahun Jumlah
1 2008 Rp 10.772.902.500,-
2 2009 Rp 8.680.750.000,-
3 2010 Rp 4.911.000.000,-
4 2011 Rp 42.170.000.000,-
Sumber:Dinas Pengelolaan Pasar 2011
Dapat kita lihat besaran anggaran untuk kegiatan
pembangunan pasar perdesaan berbeda-beda dari waktu ke
waktu. Besaran anggaran ini tergantung pada anggaran yang
diminta oleh Dinas Pengelolaan Pasar kepada Pemerintah Kota
Solo yang kemudian disampaikan ke legislator yang dalam hal
ini DPRD Kota Solo. Seperti yang dituturkan Ibu Erny
Susiatun (Kasubbag Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan) :
“...untuk pembangunan pasar, anggaran kami minta ke
Pemerintah Kota, namun kalau DPRD tidak menyetujui
ya terpaksa diajukan tahun depan lagi mas. Atau kami
juga meminta bantuan dana kepada pemerintah pusat
melalui APBN. Dengan anggaran yang ada kami punya
prioritas mana pasar-pasar yang memang perlu
pembangunan terlebih dahulu, untuk pasar yang tidak
bisa dibangun tahun ini ya diajukan dalam anggaran
tahun depan.”(wawancara, 2 Juni 2011)
Bapak Suhardi selaku Kepala Seksi Pemeliharaan
Bangunan Pasar juga menambahkan :
“. . .dengan terbatasnya anggaran, kami membuat
prioritas terlebih dahulu pasar mana yang dibangun
atau direvitalisasi terlebih dahulu. Ini didasarkan atas
kondisi dan usia pasar maupun kebutuhan warga
masyarakat akan pasar”(wawancara, 6 Juni 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Kendala pembangunan pasar pedesaan bukan hanya
masalah anggaran, namun ada pula faktor penghambat dari
pedagang sendiri yang pasarnya tidak mau direvitalisasi.
Sesuai prosedur, pedagang yang pasarnya direvitalisasi akan
ditempatkan di pasar darurat yang lokasinya tidak terlalu jauh
dari pasar yang lama. Hal inilah yang menyebabkan resistensi
dari para pedagang karena kadang mereka takut kehilangan
pembeli jika menempati pasar darurat. Seperti yang dijelaskan
oleh Bapak Suhardi (Kasi Pemeliharaan Bangunan Pasar) :
“ . . .kadang pedagangnya sendiri yang nggak mau
pasarnya dibangun mas. Mereka takut jika pindah ke
pasar darurat dagangan mereka tidak akan laku, karena
mereka berpendapat bahwa pasar darurat biasanya
letaknya tidak strategis sehingga membuat para
pelanggan mereka enggan untuk berbelanja di pasar
darurat.”(wawancara, 6 Juni 2011)
Selama kurun waktu tahun 2010, dengan anggaran
sebesar Rp 4.911.000.000,- seperti yang dapat dilihat dalam
tabel IV.4, Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) hanya dapat
merevitalisasi 2 pasar tradisional yang ada, yaitu Pasar Ayu
Balapan dan Pasar Pucangsawit. Untuk Pasar Pucangsawit, ini
merupakan revitalisasi tahap II, karena keterbatasan dana maka
revitalisasi beberapa pasar dilakukan secara bertahap.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Pasar Gading sendiri yang didirikan pada tahun 1981
mengalami perombakan total secara menyeluruh pada tahun
2008 setelah mendapat kucuran dana dari Pemerintah Kota
karena kondisinya sudah dinilai terlalu kumuh dan kondisi
bangunannya memprihatinkan, apalagi pasar ini berada
dipinggir salah satu jalan protokol di Kota Solo.
Selama masa perombakan, para pedagang ditempatkan
pada pasar darurat yang terletak di Alun-Alun Kidul Keraton
Surakarta atau tepat disebelah utara dari Pasar Gading yang
mengalami renovasi total. Renovasi selesai pada tahun 2009
dan pada tanggal 16 Februari ditahun yang sama, Pasar Gading
diresmikan.
Karena mengalami renovasi secara total, maka
perbedaan fisik bangunan sangat dirasakan. Seperti yang
dituturkan Kepala Pasar Gading, Bapak Agus Suharto :
“. . .perbedaannya jelas sekali mas secara fisik, pasar
gading yang lama dulu begitu kumuh dan sumpeg.
Sekarang bisa dilihat sendiri bangunannya megah, lebih
luas dan tertata rapi. Belum lagi bangunannya jadi dua
lantai mas, jumlah kios dan losnya juga bertambah,
sehingga dapat memuat lebih banyak pedagang untuk
masuk” (wawancara, 11 Juni 2011)
Ibu Rosyid, seorang warga sekitar yang juga konsumen
di Pasar Gading juga menambahkan :
“...wah kalau bangunannya beda sekali dengan yang
dulu mas. Kalau dulu masuk Pasar sini itu kesannya panas dan
sumpeg, sekarang terasa lebih lega dan adem. Mau belanja
rasanya lebih nyaman” (wawancara, 11 Juni 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Ibu Warsini seorang pedagang empon-empon di Pasar
Gading turut menuturkan :
“. . .jualan di bangunan yang baru sekarang lebih enak
mas. Tempatnya padhang terus lantainya pakai keramik
jadi kesannya seperti di Pasar Modern saja”
(wawancara, 11 Juni 2011)
Setelah renovasi, pasar seluas 2283 m2 ini memiliki 72
kios, 204 los dan 106 pelataran atau dhasaran. Dan hampir
semuanya penuh terisi oleh pedagang, hanya ada 4 kios dan
beberapa los dan pelataran yang kosong tidak ditempati
pedagang.
b. Rehabilitasi / Pemeliharaan Pasar Pedesaan
Kegiatan rehabilitasi atau pemeliharaan pasar pedesaan
ini dilakukan dalam rangka untuk merawat seluruh bangunan
pasar tradisional yang dikelola oleh Dinas Pengelolaan Pasar.
Kegiatan ini dilakukan diseluruh 43 pasar yang dikelola Dinas
Pengelolaan Pasar dengan memperbaiki kerusakan yang timbul
maupun dengan melakukan perawatan terhadap bangunan yang
ada.
Kerusakan baik kecil maupun besar pasti selalu terjadi
dibangunan pasar, antara atap yang bocor, talang air yang tidak
berfungsi, saluran air yang macet dan lain sebagainya. Hal ini
tentu akan mengurangi rasa nyaman pengunjung saat
berbelanja maupun pedagang saat berjualan. Seperti yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
diterangkan oleh Bapak Suhardi (Kasi Pemeliharaan Bangunan
Pasar) :
“. . .pemeliharaan pasar ini mutlak harus dilakukan
mas. Kalau pasar tidak dirawat, bisa lari semua
pedagang dan pembelinya. Mana ada yang mau jualan
kalau tempatnya rusak-rusak, bocor disana-sini.”
(wawancara, 6 Juni 2011)
Selain pengawasan yang dilakukan oleh Seksi
Pemeliharaan Pasar secara langsung ke lapangan untuk
melakukan pengecekan terhadap kondisi bangunan pasar,
Kepala Pasar dalam hal ini dituntut turut berperan aktif
melaporkan kepada Seksi Pemeliharaan Bangunan Pasar
apabila ada kerusakan dan memerlukan perbaikan yang
kemudian ditindaklanjuti Seksi Pemeliharaan Bangunan Pasar.
Bapak Suhardi menuturkan :
“. . .saya selalu melakukan pengecekkan rutin hampir
setiap hari ke lapangan untuk mengecek kondisi di
pasar-pasar. Selain itu melakukan pengecekkan yang
sudah terjadwal, saya juga kadang mengecek ke
lapangan kalau ada laporan dari kepala pasar tentang
kerusakan. Kalau memang benar butuh perbaikan maka
akan diperbaiki dengan menggunakan dana yang sudah
dianggarkan untuk pemeliharaan bangunan pasar ini.”
(wawancara, 6 Juni 2011)
Hal ini dibenarkan oleh Bapak Agus Suharto selaku
Kepala Pasar Gading :
“ . . . memang benar mas, dari dinas selalu melakukan
pengecekkan rutin minimal dua kali per bulan untuk
melihat kondisi bangunan pasar, kalau-kalau ada
bagian yang memerlukan perbaikan. Namun kadang
saya juga yang laporan ke dinas kalau ada kerusakan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
mereka nanti pasti datang kesini melakukan
pengecekkan. Tapi kalau kerusakannya masih tergolong
relatif ringan dan bisa diperbaiki oleh kami yang ada
disini sendiri, ya saya tidak perlu lapor ke
dinas.”(wawancara, 11 Juni 2011)
Dalam perbaikan kerusakan bangunan pasar yang
terjadi, sering kali juga terkendala masalah pendanaan, dimana
kerap terjadi laporan kerusakan namun karena keterbatasan
anggaran maka harus dilakukan penundaan perbaikan terlebih
dahulu atau dilakukan perbaikan sementara. Seperti dijelaskan
Bapak Suhardi :
“. . .yang berat itu kalau ada kerusakan tapi anggaran
kita terbatas mas. Dengan terpaksa kami menunda
perbaikan sampai anggarannya ada lagi, tapi kalau
memang benar-benar sudah sangat mepet diperlukan
perbaikan ya terpaksa dicarikan dana dari pos-pos yang
lain, tapi itu pun kalau dari Bawasda tahu pasti kami
kena tegur. Tapi terkadang ada beberapa pasar yang
para pedagangnya melakukan urunan sendiri untuk
memperbaiki pasarnya”(wawancara, 6 Juni 2011)
Bapak Agus Suharto juga menambahkan :
“. . . terkadang kami itu meminta perbaikan kepada
Dinas namun ditolak karena tidak ada dana, ya terpaksa
diperbaiki seadanya untuk sementara, atau kalau tidak
biasanya para pedagang sini mau urunan buat nomboki
dulu biaya perbaikan, walaupun tidak semua mau ikut
urunan mas.” (wawancara, 11 Juni 2011)
Ibu Misrah salah seorang penjual daging di Pasar
Gading membenarkan hal ini :
“. . .iya mas memang kadang ada yang meminta urunan
untuk perbaikan pasar ini, katanya dana dari dinas
pasarnya lagi tidak ada. Ya saya ikut urunan saja
daripada kerusakannya tambah parah nggak segera
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
diperbaiki, malah bisa mengganggu kenyamanan
pengunjung, nanti pelanggan saya malah pada lari.
Walaupun diantara teman pedagang kadang juga ada
yang nggak ikut urunan, biasanya dagangnya lagi sepi
kalau nggak mau ikut urunan, mas”(wawancara, 11
Juni 2011)
Kesadaran pedagang dalam melakukan swadaya
pengumpulan dana untuk perbaikan pasar sangat diperlukan,
selain dapat membantu meringankan beban anggaran juga
dapat menumbuhkan rasa memiliki pedagang terhadap pasar
yang menjadi sumber penghidupannya.
Dalam kurun waktu tahun 2010 ini, karena terbatasnya
anggaran dari 43 pasar tradisional yang dikelola Dinas
Pengelolaan Pasar (DPP) hanya 26 pasar trasional yang
terlaksana pemeliharaan bangunan pasarnya, seperti renovasi
bangunan tampak depan Pasar Ngarsopuro dan penyediaan
meja dasaran di Pasar Legi. Untuk ke 17 pasar tradisional yang
lain akan mendapat prioritas dalam anggaran tahun 2011 dalam
kegiatan pemeliharaan bangunan pasar ini.
2. Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
Selain ketertinggalannya dalam bentuk fisik bangunan dengan
pasar modern, pasar tradisional juga dinilai tertinggal dalam hal
penyediaan fasilitas-fasilitas yang disediakan, baik yang ada di dalam
maupun disekitar pasar. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain fasilitas
MCK, fasilitas mushola, fasilitas kelistrikan atau fasilitas perparkiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Padahal fasilitas-fasilitas tersebut mempengaruhi juga kenyamanan
konsumen dalam berbelanja maupun pedagang dalam berjualan di pasar
tradisional. Seperti yang dituturkan Ibu Erny Susiatun (Kasubbag
Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan) :
“. . .kalau dinilai secara keseluruhan, fasilitas-fasilitas penunjang
yang ada di pasar seluruh kota Solo ini masih jauh dari memadai
mas. Kalau dibandingkan dengan pasar modern, kami tentu kalah
jauh. Malah kadang ada pasar yang fasilitas penunjangnya tidak
lengkap seperti tidak adanya mushola atau fasilitas parkir yang
tidak memadai sehingga meluber kejalanan. Oleh sebab itu dalam
renstra kami terdapat program pengembangan wilayah strategis dan
cepat tumbuh. Program itu merupakan salah satu upaya kami untuk
meningkatkan fasilitas-fasilitas yang terdapat di pasar-pasar
tradisional, termasuk juga masalah perawatannya secara
bertahap.”(wawancara, 2 Juni 2011)
Dalam program ini hanya terdapat satu macam kegiatan yaitu
kegiatan perencanaan pengembangan infrastruktur yang pada
pelaksanaannya dilapangan dibagi lagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Peningkatan Fasilitas Pasar
Dalam melakukan peningkatan fasilitas pasar, Dinas
Pengelolaan Pasar menambah fasilitas pasar sesuai dengan
kebutuhan pasar itu sendiri. Rencana penambahan fasilitas
terkadang datang pula dari masukan pedagang maupun
pengunjung yang disampaikan ke kepala pasar yang kemudian
melaporkannya kepada Dinas. Dinas Pengelolaan Pasar dalam
hal ini melalui Seksi Pemeliharaan Fasilitas Pasar akan
melakukan penilaian ke lapangan untuk kemudian membuat
rekomendasi perlu atau tidaknya penambahan fasilitas. Seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
diungkapkan Bapak Mulyono (Kepala Seksi Pemeliharaan
Fasilitas Pasar) :
“...fasilitas yang ada di pasar tradisional itukan
sebenarnya sudah ada sejak pasar itu dibangun, jadi
sudah satu paket dengan bangunan pasarnya. Namun
kadang kami juga menambah fasilitas karena ada
masukan dari pembeli atau pedagang yang disampaikan
lewat Kepala Pasar itu mas. Seperti pembangunan
MCK di pasar Notoharjo, sebenarnya MCK sudah ada,
namun karena para pedagang merasa fasilitas ini
kurang banyak, maka kami tambahkan. Pokoknya
untuk hal ini kami banyak mendapat masukan dari
pedagang atau pengunjung pasar.”(wawancara, 14 Juni
2011)
Bapak Agus Suharto (Kepala Pasar Gading)
membenarkan hal ini :
“...fasilitas-fasilitas disini itu sudah ada sejak pasar ini
dibangun ulang dulu mas. Kalaupun ada penambahan
fasilitas paling cuma penambahan titik-titik lampu
disekitar pasar mas. Terutama dibagian luar pasar, kan
para pedagang-pedagang kios diluar ada yang berjualan
hingga malam, mereka merasa sudut depan kios mereka
masih gelap, jadi ada yang laporan saya minta
dipasangi lampu dekat kios mereka.”(wawancara, 11
Juni 2011)
Fasilitas-fasilitas di Pasar Gading sendiri dinilai sudah
cukup lengkap dan memadai, selain terdapat MCK dan
mushola, fasilitas tempat parkir di Pasar Gading cukup luas
dan terutama tidak memakan bahu jalan sehingga tidak
menimbulkan kemacetan, mengingat pasar gading terletak di
salah satu jalan protokol yang cukup ramai lalu lintasnya.
2. Pemeliharaan Fasilitas Pasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Pemeliharaan fasilitas pasar harus rutin dilakukan, akan
percuma seandainya fasilitas lengkap namun tanpa ada
pemeliharaan. Seksi Pemeliharaan Fasilitas Pasar adalah bagian
dari organisasi Dinas Pengelolaan Pasar yang
bertanggungjawab melaksanakan tugas ini. Dalam
pelaksanaannya, Seksi Pemeliharaan Fasilitas Pasar tidak
secara langsung melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas-
fasilitas tersebut. Untuk beberapa fasilitas, Seksi Pemeliharaan
Fasilitas Pasar telah menunjuk pihak ketiga untuk melakukan
perawatan. Seperti fasilitas MCK, dari Seksi Pemeliharaan
Fasilitas Pasar telah mempekerjakan tenaga outsourcing
dibidang kebersihan untuk melakukan perawatan dan
pengelolaan MCK di pasar. Namun tidak semua pasar terdapat
tenaga outsourcing tersebut, karena itu ada yang
pemeliharaannya diserahkan langsung kepada Kepala Pasar.
Kepala Pasar kemudian mempekerjakan THL (Tenaga Harian
Lepas) untuk melakukan pemeliharaan dan pengelolaan.
Untuk fasilitas listrik, dari Seksi Pemeliharaan Fasilitas
Pasar juga menyerahkan masalah perawatan kepada tenaga-
tenaga outsourcing, para pekerja inilah yang berkeliling tiap-
tiap pasar untuk melakukan pengecekan terhadap fasilitas listrik
yang ada. Untuk fasilitas-fasilitas yang lain seperti mushola,
parkir dan lain sebagainya diserahkan pada kewenangan Kepala
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Pasar masing-masing untuk melakukan perawatan, namun tetap
dengan kontrol dari Seksi Pemeliharaan Fasilitas Pasar.
Dalam program pengembangan wilayah startegis dan cepat tumbuh
ini, selama kurun waktu tahun 2010, Dinas Pengelolaan Pasar sudah
berhasil melaksanakan pemeliharaan fasilitas pasar diseluruh 43 pasar
tradisional yang dikelolaanya. Untuk peningkatan fasilitas pasar sendiri,
Dinas Pengelolaan Pasar telah membangun beberapa fasilitas penunjang
dibeberapa pasar, seperti penambahan MCK di Pasar Notoharjo,
pembangunan mushola kecil di Pasar Sidodadi.
3. Program Pengembangan Kinerja Pengolahan Persampahan
Program pengembangan kinerja pengolahan persampahan ini
dilaksanakan agar tercipta pengelolaan sampah yang baik di semua pasar
tradisional dibawah Dinas Pengelolaan Pasar. Seperti yang diketahui,
pasar pasti menghasilkan sampah dalam volume yang cukup banyak dalam
sehari, baik itu sampah basah maupun sampah kering. Oleh sebab itu
diperlukan pengelolaan persampahan yang baik agar sampah tidak
menumpuk dan menimbulkan kekotoran di pasar-pasar tradisional. Hal ini
seperti yang dituturkan Bapak Arif Setiabudi, selaku Kepala Seksi
Peralatan dan Kebersihan :
“. . .sampah di pasar-pasar tradisional itu menjadi tanggungjawab
kami mas, bukan DKP yang biasa mengangkuti sampah-sampah
itu. Karena itu kami harus mengelolaanya dengan baik, kalau tidak
bisa-bisa sampahnya tidak terangkut atau berserakan di pasar-pasar.
Kemudian menimbulkan bau yang membuat para pembeli enggan
datang lagi ke pasar tradisional.”(wawancara, 13 Juni 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Terdapat tiga kegiatan yang dilakukan oleh Seksi Peralatan dan
Kebersihan dalam menjalankan program ini :
1. Pengangkutan Sampah Secara Berkala
Pengangkutan sampah 43 pasar tradisional dilakukan
secara berkala setiap hari sehingga tidak ada sampah yang
menumpuk dan menimbulkan bau yang tidak sedap di pasar.
Untuk mengangkut kesemua sampah ini Dinas Pengelolaan
Pasar memiliki 9 unit Dump Truk untuk mengangkutnya. 9
dump truk inilah yang setiap harinya berkeliling sesuai shift
masing-masing untuk mengambil sampah di 43 pasar
tradisional yang kemudian akan dibuang di Tempat
Pembuangan Akhir Putri Cempo, Mojosongo. Seperti yang
dijelaskan Bapak Arif Setiabudi (Kasi Peralatan dan
Kebersihan) :
“. . . untuk mengangkut sampah di pasar-pasar, kami
mempunyai 9 dump truk yang beroperasi mas. Truk-
truk itu berkeliling dari satu pasar ke pasar yang lain
sesuai daerah operasinya untuk kemudian mengangkut
sampah-sampah yang ada di pasar dan di buang di Putri
Cempo.”(wawancara, 13 Juni 2011)
Untuk tenaga pengangkutnya sendiri sebagian besar
adalah Tenaga Harian Lepas (THL) yang dipekerjakan oleh
Dinas Pengelolaan Kota khusus untuk mengangkut sampah-
sampah ini. Namun tetap ada PNS dari Dinas Pengelolaan
Pasar yang ikut dalam truk untuk mengawasi jalannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
pengangkutan sampah. Sebagaimana dikatakan Bapak Arif
Setiabudi :
“. . .pekerja yang bertugas mengangkut sampah-sampah
ini adalah para tenaga harian lepas yang digaji oleh
dinas mas. Tapi dalam pengangkutan sampah tersebut
pasti ada pegawai dari dinas yang berstatus PNS yang
ikut. Dia bertugas mengawasi pengangkutan sampah
ini. Bisa repot mas kalau pekerja yang mengangkuti itu
tidak diawasi, bisa-bisa kerjanya klelar-kleler, ujung-
ujungnya ada pasar yang sampahnya tidak terangkut.”
(wawancara, 13 Juni 2011)
Pengangkutan sampah ini kadang mendapat kendala
yaitu dump truk pengangkut sampah mogok dikarenakan usia
yang sudah cukup lama. Dan dengan terpaksa Dinas
memaksimalkan dump truk – dump truk lain yang tidak mogok
untuk bekerja mengangkuti sampah lebih dari daerah
operasionalnya bahkan lebih dari jam kerjanya. Dijelaskan
oleh Bapak Arif Setiabudi :
“. . . repot sekali kalau ada dump truk yang mogok mas.
Saya harus mengkoordinir armada yang dapat
beroperasi untuk dapat meng-cover kekurangan alat
angkut sampah ini. Jumlah 9 dumb truk itu sebenarnya
sudah mepet pas, jadi kalau kurang dari itu ya yang
lainnya terpaksa beroperasi lebih lama. Pokoknya
sampah di 43 pasar itu harus diangkut hari itu juga,
agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap kalau
terlalu lama tidak diangkut.”(wawancara, 13 Juni 2011)
Penambahan armada dump truk sudah mendesak
direalisasikan untuk memastikan terangkutnya semua sampah
di pasar-pasar tradisional, namun keterbatasan anggaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
dimiliki oleh DPP membuat hal tersebut sulit untuk
diwujudkan.
2. Pengadaan Peralatan Persampahan
Dinas Pengelolaan Pasar bertanggungjawab atas
tersedianya sarana dan prasarana persampahan diseluruh 43
pasar tradisional dibawah pengelolaannya. Dalam kegiatan ini,
Dinas Pengelolaan Pasar meyediakan sarana persampahan bagi
pasar-pasar tradisional antara lain seperti sapu, keranjang
sampah, bak sampah, sapu lidi, dan lain sebagainya.
Jumlah sarana persampahan berbeda antara satu pasar
dengan pasar yang lain, semua tergantung besar pasar. Makin
besar pasar maka makin banyak pula peralatan persampahan
yang dibutuhkan. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Arif Setiabudi :
“. . .kami menyediakan sarana dan prasarana
persampahan untuk semua pasar tradisional mas.
Sarana yang diberikan antara lain sapu ijuk, sapu lidi,
keranjang sampah, bak sampah yang ada diluar
pasar.”(wawancara, 13 Juni 2011)
Lebih lanjut Bapak Arif Setiabudi juga menambahkan :
“. . .untuk jumlah sarana yang kami berikan berbeda
tiap-tiap pasar, pasar yang lebih besar atau luas tentu
kami lebih prioritaskan untuk mendapat jatah lebih
banyak. Pokoknya kami melihat sesuai kebutuhan pasar
mas.”(wawancara, 13 Juni 2011)
Di Pasar Gading, sarana dan prasarana ini tersedia
lengkap. Keranjang sampah hampir selalu ada di setiap sudut-
sedut deretan los dan deretan kios, di lantai 2 yang dipenuhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
oleh pedagang pakaian bekas pun bak sampah terlihat rapi
terdapat disudut-sudut lantai 2. Bak sampah sendiri ada di luar
pasar bagian depan, ini untuk mempermudah dump truk
melakukan pengambilan sampah. Sedangkan sapu menjadi
peralatan wajib petugas kebersihan pasar. Namun, walau sudah
diberikan sarana dan prasarana persampahan yang cukup,
kadang masih ada baik dari oknum pedagang maupun pembeli
yang masih membuang sampah secara sembarangan. Seperti
yang dipaparkan Bapak Agus Suharto selaku Kepala Pasar
Gading :
“. . .disini untuk sarana persampahan lengkap mas, ada
keranjang sampah, sapu, bak sampah. Semua itu
pemberian dari dinas, kalau ada kekurangan saya
tinggal meminta ke seksi peralatan dan
kebersihan.”(wawancara, 11 Juni 2011)
Kemudian Bapak Agus Suharto juga menambahkan :
“. . .sayangnya mas, walaupun sudah diberi peralatan
lengkap, disetiap sudut-sudut ada keranjang sampah,
masih ada beberapa pedagang atau pengunjung yang
suka membuang sampah sembarangan. Memang
jumlahnya tidak banyak namun tetap saja mengganggu
kebersihan.”(wawancara, 11 Juni 2011)
Ketersediaan kelengkapan persampahan yang memadai
belum tentu menjamin kebersihan pasar, karena itu dituntut
pula peran serta dan kesadaran para pelaku pasar, baik pembeli
maupun penjual untuk menjaga kebersihan pasar tradisional.
3. Pengadaan Petugas Kebersihan Pasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Untuk melaksanakan tugas kebersihan pasar setiap hari,
Dinas Pengelolaan Pasar melakukan kerjasama dengan biro
penyalur tenaga kerja outsourcing untuk melakukan kegiatan
ini. Para pekerja outsourcing ini bertugas menyapu lingkungan
pasar, membersihkan toilet, mengangkuti sampah-sampah dari
dalam pasar ke bak sampah di luar pasar. Namun ada beberapa
pasar juga yang menggunakan tenaga harian lepas untuk
melaksanakan tugas kebersihan. Bapak Arif Setiabudi
menjelaskan :
“. . .petugas-petugas kebersihan kami yang ada di pasar
itu sebagian tenaga outsourcing mas. Kami melakukan
kontrak dengan CV yang menaungi mereka untuk
bertanggungjawab masalah kebersihan di pasar. Ini
sangat mempermudah kami mas. Namun tidak semua
pasar itu tenaga kebersihannya dari outsourcing, ada
pula yang menggaji tenaga harian lepas, ya sesuai
kebutuhan lah.”(wawancara, 13 Juni 2011)
Di Pasar Gading terdapat 3 orang pegawai outsorcing
untuk petugas kebersihan ini. Mereka bekerja sesuai dengan
pembagian tugas masing-masing. Ada yang mengurus sampah
dalam pasar, ada yang mengurus kebersihan area pasar.
Mereka bekerja mulai pukul 6 pagi. Seperti dituturkan Bapak
Agus Suharto :
“ . . .petugas kebersihan disini seluruhnya tenaga
outsorcing mas. mereka sudah tahu tugas mereka
masing-masing. Jadi saya hanya tinggal mengarahkan
saja. Dan kadang kalau kurang orang, mereka saya
perbantukan di dalam kantor Pasar.(wawancara, 11 Juni
2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Ditambahkan oleh Sri Yono, salah seorang petugas
kebersihan :
“. . .kami mulai bekerja pukul 6 pagi mas. Kami
langsung bekerja sesuai tugas masing-masing, saya
kedapatan bagian menyapu areal pasar, sedangkan
teman saya mengurusi sampah-sampah didalam sini
dan juga membersihkan toilet. Kadang kami juga
bertukar tugas. Kami sudah dilatih oleh CV yang
mempekerjakan kami, jadi kami tahu apa yang harus
dilakukan oleh petugas kebersihan seperti
kami.”(wawancara, 13 Juni 2011)
Walaupun sudah terdapat petugas tersendiri yang
bertugas untuk membersihkan, namun kebersihan pasar tetap
menjadi tanggungjawab bersama dari semua komponen yang ada
didalam lingkungan pasar, baik pedagang, pengunjung maupun
pengelola pasar sendiri.
Selama tahun 2010, program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Persampahan ini sudah terlaksana dengan terangkutnya sampah di semua
43 pasar tradisional secara berkala walaupun terkadang masih adanya
keterlambatan pengangkutan karena terbatasnya armada dan juga
tersedianya sarana dan prasarana kebersihan diseluruh pasar tradisional,
seperti sapu, keranjang sampah, bak sampah, sapu lidi tersedia lengkap
disemua pasar. Baru beberapa pasar yang terdapat petugas kebersihan
tersendiri antara lain Pasar Gede, Pasar Nusukan, Pasar Gading, Pasar
Legi, dan lain-lain. Pasar yang memiliki petugas kebersihan tersendiri
diprioritaskan pada pasar yang memiliki pengunjung yang relatif lebih
banyak dari pasar yang lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
4. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
Keamanan dan kenyamanan lingkungan merupakan hal yang
penting dalam mengelola pasar tradisional. Terjaminnya keamanan dan
kenyamanan di pasar tradisional membuat tenang pedagang saat berjualan
dan konsumen saat berbelanja.
Terdapat beberapa kegiatan dalam program ini, diantaranya adalah
:
1. Pengendalian Keamanan Lingkungan
Dalam melakukan pengendalian keamanan lingkungan
ini, Bidang Pengawasan dan Pembinaan Dinas Pengelolaan
Pasar selaku pelaksana program melakukan tindakan antara lain
:
- Penertiban Pedagang Pasar
Banyak sekali pedagang-pedagang pasar yang
melanggar ketentuan, diantaranya pelanggaran
terhadap batas dagangan. Pelanggaran semacam ini
harus segera ditertibkan kalau tidak, dapat terjadi
pertengkaran antar pedagang dan membuat suasana
pasar menjadi tidak kondusif. Seperti dijelaskan
oleh Ibu Tendra selaku Kepala Seksi Pemberdayaan
dan Pembinaan Pedagang Bidang Pengawasan dan
Pembinaan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
“. . .kami perlu menertibkan pedagang-pedagang
yang melanggar batas-batas dagangannya mas.
Selain melanggar ketentuan yang berlaku, mereka
bisa membuat marah pedagang lain. Oleh karena itu
kami sebisa mungkin mencegah hal seperti itu
terjadi.”(wawancara, 17 Juni 2011)
Penertiban ini dilakukan tidak saja secara berkala
oleh Bidang Pengawasan dan Pembinaan namun
juga jika ada laporan dari pedagang atau Kepala
Pasar tentang pelanggaran batas dagangan ini.
Walaupun penertiban ini dilakukan secara berkala,
masih ada saja pedagang yang kembali melanggar
meski baru saja ditertibkan. Ibu Tendra menuturkan
:
“. . .kami secara berkala melakukan sidak ke
beberapa pasar untuk menertibkan pedagang yang
kedapatan melanggar batas dagangan mas, namun
bila ada laporan baik dari pedagang atau kepala
pasar kamu juga langsung mengecek ke lapangan.
Yang paling mengesalkan adalah pedagang yang
terus menerus melanggar batas dagangan walaupun
baru saja ditertibkan mas, kalau sudah begitu kami
harus menertibkan kembali pedagang
tersebut.”(wawancara, 17 Juni 2011)
Di Pasar Gading, penertiban pedagang pasar ini
juga rutin dilakukan namun hanya sedikit yang
terkena teguran atau peringatan. Kalaupun ada
biasanya lebih karena faktor ketidaksengajaan dari
pedagang. Kepala Pasar Gading Agus Suharto
menerangkan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
“ . . .penertiban pedagang pasar disini rutin
dilakukan oleh dinas mas, tapi disini jarang ada
yang kena teguran, pedagang disini tertib-tertib kok,
kalau pun ada yang melanggar paling karena tidak
kesengajaan, maklum banyak pedagang yang sudah
sepuh disini.”(wawancara, 22 Juni 2011)
Ibu Lasiyem, seorang pedagang sayur
membenarkan hal ini :
“. . .iya mas, memang kadang ada orang dari dinas
yang melakukan penertiban tata letak dagangan
kami, tapi jarang kok yang kena teguran, pedagang-
pedagang disini kan sudah mudeng batasan-batasan
dagangannya.”(wawancara, 22 Juni 2011)
- Penertiban Kondisi Pasar di Malam Hari
Penertiban ini dilakukan terutama bagi pasar yang
disalahgunakan menjadi hunian oleh pedagangnya.
Terdapat beberapa oknum pedagang di beberapa
pasar yang menjadikan los atau kios yang mereka
tempati sebagai hunian tempat tinggal, tentu saja ini
melanggar aturan tentang peruntukan los dan kios.
Selain itu juga bisa membuat pedagang lain yang
meninggalkan barang dagangannya di pasar
menjadi was-was. Diterangkan oleh Ibu Tendra
(Kasi Pemberdayaan dan Pembinaan Pedagang) :
“ . . .menjadikan los atau kios sebagai hunian sudah
melanggar aturan mas, karena itu kami tertibkan.
Kami juga tidak ingin pedagang lain merasa was-
was atas keamanan barang dagangan yang mereka
tinggal di pasar.”(wawancara, 17 Juni 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Di Pasar Gading sendiri, sejauh ini belum pernah
ditemukan pedagang yang menjadikan kios atau
losnya sebagai hunian tempat tinggal. Ini terjadi
karena setiap jam 4 sore ketika jam tutup pasar,
petugas keamanan akan melakukan sweeping dari
lantai 1 hingga lantai 2 untuk memastikan tidak ada
lagi orang didalam pasar. Sesudah itu pintu utama
pasar yang hanya ada satu dikunci dari luar dan
petugas keamanan berjaga diluar. Sesuai dengan
pemaparan Bapak Agus Suharto (Kepala Pasar
Gading) :
“. . .disini tidak ada pedagang yang menjadikan los
atau kios mereka menjadi hunian mas, petugas
keamanan disini pukul 4 sore sudah mengunci pintu
utama masuk pasar setelah sebelumnya melakukan
penyisiran disemua lantai.”(wawancara, 22 Juni
2011)
Perlu dukungan semua pihak dalam melakukan
kegiatan pengendalian keamanan lingkungan ini, terutama dari
pedagang. Sosialisasi peraturan dalam berdagang oleh dinas
dan kepala pasar juga perlu terus dilakukan demi terciptanya
ketertiban didalam pasar.
2. Pengadaan Petugas Keamanan
Petugas pengamanan diperlukan untuk menjaga
keamanan pasar secara keseluruhan, baik itu pedagang, barang
dagangan, maupun konsumen yang berbelanja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Petugas keamanan di pasar tradisional kota Surakarta
ini dibagi menjadi 4 macam :
- Petugas Keamanan PNS
Petugas keamanan yang merupakan pegawai dari
Dinas Pengelolaan Pasar dan tentu saja digaji dari
dana APBN
- Petugas Keamanan THL
Petugas keamanan yang dipekerjakan oleh Dinas
Pengelolaan Pasar dan digaji dari dana APBD
- Petugas Keamanan Outsourcing
Petugas keamanan yang berasal dari CV. Taruna
yang sudah bekerja sama dengan Dinas Pengelolaan
pasar dalam pengadaan tenaga keamanan, petugas
ini digaji oleh CV tempat mereka bernaung.
- Petugas Keamanan Swakarsa
Petugas keamanan ini biasanya berasal dari warga
sekitar pasar yang kemudian direkrut dijadikan
petugas keamanan, digaji secara swadana oleh para
pedagang.
Jumlah seluruh personil petugas keamanan diseluruh
Pasar Tradisional Kota Surakarta dapat dilihat dalam tabel
berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Tabel IV.5
Data Tenaga Keamanan
Pasar Tradisional Kota Surakarta
No Pasar
Nama Tenaga Keamanan
JUMLAH PNS THL OUTSOURCING SWAKARSA
1 Cinderamata 2 - 4 - 6
2 Jongke - - 3 4 7
3 Besi Tua - - - 6 6
4 Harjodaksino 1 - 5 6 12
5 Kadipolo - - 4 4 8
6 Nusukan - - 11 2 13
7 Sangkrah - - - 3 3
8 Depok - - - 2 2
9 Ayu Balapan - - - 2 2
10 Gedhe 7 1 11 - 19
11 Tunggulsari - - - - -
12 Klewer 21 4 10 - 35
13 Ayam - - - 7 7
14 Kliwon - - - 3 3
15 Rejosari - - - 3 3
16 Panggungrejo 1 - - - 1
17 Gading 1 - 4 2 7
18 Sidodadi - - 5 - 5
19 Singosaren 4 1 5 - 10
20 Kembang 1 - 5 - 6
21 Mojosongo - - 3 1 4
22 Mojosongo P - - - - -
23 Tanggul - - - 1 1
24 Sangkrah - - - 3 3
25 Ledoksari - - - - -
26 Jebres - - - 3 3
27 Mebel - - - 2 2
28 Ngemplak - - - - -
29 Buah Jurug - - - - -
30 Sidomulyo - - - - -
31 Joglo - - - - -
32 Bambu - - - - -
33 Turisari - - - 1 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
34 Ngumbul - - - - -
35 Bangunharjo - - - 1 1
36 Windujenar - - 5 - 5
37 Kabangan - - - - -
38 Penumping - - - 1 1
39 Purwosari - - 4 - 4
40 Ngarsopuro - - 4 - 4
41 Klithikan 1 - 11 10 22
42 Legi - - 11 5 16
TOTAL 39 6 105 72 222
Sumber : Dinas Pengelolaan Pasar
Secara keseluruhan, dapat dilihat dalam tabel, kegiatan
pengadaan petugas keamanan ini kurang merata menyentuh
semua pasar. Terutama pada pasar dengan kelas bawah,
bahkan ada pasar yang tidak mempunyai tenaga keamanan,
semua itu karena keterbatasan anggaran. Dinas Pengelolaan
lebih memprioritaskan pasar-pasar yang memang
membutuhkan tenaga pengamanan, terlebih untuk pasar-pasar
besar yang ramai pengunjungnya.
Di Pasar Gading dapat kita lihat terdapat 7 petugas
keamanan, yang terdiri dari 1 petugas keamanan PNS, 4
petugas keamanan outsourcing, dan 2 petugas keamanan
swakarsa. Petugas tersebut berjaga sesuai shift yang sudah
dibagi dan dijadwalkan oleh Seksi Keamanan dan Ketertiban
Dinas Pengelolaan Pasar.
Sebenarnya untuk pasar tradisional dengan ukuran
seperti pasar Gading, jumlah petugas keamanan yang
dipekerjakan oleh dinas sudah cukup, namun para pedagang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
tetap merekrut dua orang lagi warga sekitar sebagai petugas
keamanan. Hal ini demi rasa aman yang dimiliki pedagang jika
ada warga sekitar yang turut menjadi penjaga pasar. Seperti
yang diungkapkan Bapak Agus Suharto (Kepala Pasar Gading)
:
“...petugas keamanan disini ada 7 orang mas, yang PNS
1 orang, dari tenaga outsourcing 4 orang dan swakarsa
2 orang. Sebenarnya 5 orang petugas dari dinas itu
sudah cukup, tapi pedagang sini mau membayar warga
sekitar sini biar tambah aman, bisa dibilang yang
dipekerjakan warga itu preman pasar. Tapi memang
jadi tambah aman kok mas.”(wawancara, 22 Juni 2011)
Dalam permasalahan keamanan ini, peran pedagang
juga diperlukan untuk turut membantu melakukan
pengawasan.
Pada tahun 2010, program Peningkatan Keamanan dan
Kenyamanan Lingkungan ini sudah dilakukan diseluruh pasar dibawah
pengelolaan Dinas Pengelolaan Pasar (DPP), penertiban pedagang pasar
baik di siang maupun malam hari terlaksana secara berkala. Untuk
pengadaaan petugas keamanan pasar, Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) baru
dapat mempekerjakan 105 orang tenaga keamanan outsourcing dan masih
terdapat sekitar 10 pasar yang tidak memiliki petugas keaman sendiri.
5. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Program ini dimaksudkan oleh Dinas Pengelolaan Pasar untuk
meningkatkan kegiatan ekonomi di pasar-pasar tradisional dengan jalan
melakukan promosi dan penyelenggaraan event untuk menarik lebih
banyak masyarakat yang datang ke pasar. Seperti yang diungkapkan Ibu
Erny Susiatun (Kasubbag Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan) :
“...untuk program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
ini, kegiatan yang dilaksanakan lebih dititik beratkan ke promosi-
promosi pasar tradisional. Ibarat kita jualan mas, kalau tidak
dipromosiin ya tidak laku nantinya. Percuma pasar sudah
direvitalisasi dan dibangun jika sepi. Kalau promosi berhasil kan
yang untung juga pedagang-pedagang di pasar.”(wawancara, 15
desember 2011)
Dalam hal ini, promosi yang dilakukan DPP menunjukkan sisi
keunggulan pasar tradisional dibanding pasar modern, antara lain :
- Jenis barang yg lebih variatif
pasar tradisional menjual barang yang jauh lebih beranekaragam
daripada dengan perbelanjaan modern
- Harga yang lebih kompetitif
harga barang di pasar tradisional lebih murah daripada dengan
pasar modern, terutama untuk produk – produk segar seperti
sayur-sayuran, buah, daging, dll.
- Kesegaran Produk
kesegaran produk di pasar tradisional lebih terjamin daripada di
pasar modern, seperti produk daging, sayur, ikan, dll.
- Tawar menawar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Ini adalah keunggulan pasar tradisional yang tidak bisa disaingi
oleh pasar modern, dimana di pasar tradisional antara pembeli dan
penjual bisa langsung berinteraksi sehingga bisa terjadi proses
tawar menawar harga.
Keunggulan – keunggulan inilah yang coba dipromosikan oleh
DPP untuk menarik minat masyarakat. Seperti diungkapkan Ibu Erny
Susiatun (Kasubbag Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan) :
“...dalam berpromosi, kami memperlihatkan keunggulan pasar
modern dibanding dengan pasar modern, kalau hanya menjual
nama pasar belum tentu konsumen mau datang mas. Karena itu
masyarakat perlu tahu walaupun kalah megah, sebenarnya pasar
tradisional juga lebih unggul daripada pasar modern dari bermacam
aspek.” .”(wawancara, 15 desember 2011)
Sedangkan salah satu cara lagi yang dilakukan oleh DPP adalah
dengan menyelenggarakan event – event yang diadakan di pasar
tradisional. Event tersebut bisa berupa pentas musik, gerak jalan, gebyar
pasar, dan lain sebagainya yang menarik masyarakat untuk datang. Tidak
ketinggalan ada pembagian doorprize berupa voucher belanja di pasar
ataupun berupa barang pemberian pihak ketiga sebagai sponsor acara.
Seperti diungkapkan Ibu Erny Susiatun (Kasubbag Perencanaan, Evaluasi
dan Pelaporan) :
“... untuk menarik perhatian masyarakat kami terkadang
mengadakan event-event tertentu yang menarik perhatian.
Seperti beberapa bulan kemarin ada Gebyar Pasar yang
berkeliling dari satu pasar ke pasar yang lain dengan
pertunjukan-pertunjukan yang dapat menarik minat masyarakat.
Terkadang kami juga bekerjasama dengan pihak ketiga untuk
menyediakan doorprize saat event kami digelar, kalau tidak ada
iming-iming doorprize kan kadang masyarakat sedikit tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
tertarik mas. Doorprize-nya bisa berupa voucher belanja di
pasar atau barang dari sponsor mas”(wawancara, 15 Desember
2011)
Ditambahkan juga oleh Bapak Agus Suharto (Kepala Pasar
Gading) :
“...disini memang terkadang ada event, mas, yang terakhir
kemarin di bulan desember, ada festival hujan yang diadakan
oleh para seniman-seniman, acara itu cukup menarik banyak
perhatian masyarakat yang lewat di depan pasar, selain itu juga
diliput oleh banyak media.”(wawancara, 17 Desember 2011)
Sebenarnya pengadaan event-event seperti yang dilakukan oleh
DPP cukup efektif untuk mendatangkan massa dalam jumlah banyak
namun DPP belum bisa mengadakan event di pasar tradisional secara
rutin, terutama karena alasan ketiadaan dana. Seperti diungkapkan Ibu
Erny Susiatun (Kasubbag Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan) :
“...event-event yang kami selenggarakan untuk promosi dan
pengenalan pasar ini sebenarnya cukup ampuh untuk
mendatangkan masyarakat, namun karena kendala anggaran,
event ini tidak bisa selalu dilakukan, kami memprioritaskan
mengadakan event di pasar-pasar yang masih baru saja
direvitalisasi maupun pasar yang baru saja dibangun, seperti
pasar panggungrejo dan pasar pucangsawit.”(wawancara, 15
desember 2011)
Dalam melakukan promosi dan penyelenggaran event-event ini,
DPP secara tidak langsung terbantu dengan publikasi dari media massa,
baik itu media cetak maupun elektronik. Promosi dan event yang diadakan
oleh DPP selalu diliput dan diberitakan oleh media, sehingga ini bisa
menjadi semacam iklan gratis bagi DPP agar masyarakat lebih tertarik
datang ke pasar tradisional.
Tabel IV.6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Tabel Matriks Hasil Implementasi Renstra
Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta
Tahun 2010
Program Kegiatan Output Outcome
Pembangunan
Infrastruktur
Perdesaan
Pembangunan Pasar
Perdesaan
Terselenggaranya
pembangunan
pasar
Revitalisai 2 pasar
tradisional, yaitu
Pasar Ayu
Balapan dan Pasar
Pucangsawit
Rehabilitasi
Pemeliharaan Pasar
Perdesaan
Terlaksananya
pemeliharaan
bangunan pasar
Pemeliharaan
bangunan pasar di
26 pasar
tradisional
Pengembangan
Wilayah
Startegis dan
Cepat Tumbuh
Perencanaan
Pengembangan
Infrstruktur
Terselenggaranya
Pemeliharaan
Fasilitas Pasar
Terlaksananya
pemeliharaan
fasilitas pasar di
43 pasar
tradisional dan
adanya
penambahan
beberapa fasilitas
di Pasar Notoharjo
dan Pasar
Sidodadi
Pengembangan
Kinerja
Pengelolaan
Persampahan
Penyediaan Prasarana
dan Sarana Pengelolaan
Persampahan
Tersedianya
Prasarana dan
Sarana kebersihan
Terpenuhinya
peralatan
kebersihan di 43
pasar tradisional
dan terdapatnya
petugas
kebersihan di
beberapa pasar
tradisional, serta
terangkutanya
sampah pasar
secara rutin
walaupun
terkadang ada
keterlambatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
Peningkatan
Keamanan dan
Kenyamanan
Lingkungan
Pengendalian
Keamanan Lingkungan
Tersedianya Jasa
Tenaga Keamanan
Pasar
Terselenggaranya
penertiban
pedagang secara
rutin dan
tersedianya
sebanyak 222
petugas keamanan
di 32 pasar
tradisional
Peningkatan
Efisiensi
Perdagangan
Dalam Negeri
Pengembangan Pasar
dan Distribusi Barang
dan Produk
Terselenggaranya
promosi dan event
di Pasar
Tardisional
Terlaksanannya
event-event
dibeberapa pasar
tardisional, seperti
Pentas Musik di
Pasar
Panggungrejo,
Gerak Jalan di
Pasar
Pucangsawit,
Gebyar Pasar di
Pasar Gede, dan
lain sebagainya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat ditarik
kesimpulan, implementasi rencana strategi Dinas Pengelolaan Pasar dalam
mengembangkan pasar tradisional di Kota Surakarta sudah terlaksana
semua. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan kelima program yang
berhubungan dengan pengembangan pasar, yaitu :
1. Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan
Dua kegiatan dalam program ini, yaitu pembangunan pasar
perdesaan dan rehabilitasi pasar perdesaan sudah terlaksana
dengan direvitalisasinya 2 pasar tradisional yaitu pasar Ayu
Balapan dan pasar Pucangsawit, dan juga terlaksananya
pemeliharaan bangunan di 26 pasar tradisional. Masih
terdapat 17 pasar tradisional yang belum tersentuh kegiatan
pemeliharaan pasar perdesaan.
2. Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat
Tumbuh
Program dengan kegiatan pengembangan infrastruktur ini
terlaksana dengan terpeliharanya seluruh fasilitas di 43 pasar
tradisional dan adanya penambahan fasilitas dibebrapa pasar
seperti penambahan MCK di Pasar Notoharjo, pembuatan
mushola di Pasar Sidodadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
3. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan
yang merupakan kegiatan di program ini sudah berjalan dan
terlaksana dengan terpenuhinya semua peralatan kebersihan di
43 pasar tradisional baik itu berupa sapu, keranjang sampah,
bak sampah, sapu lidi, dan lain sebagainya. Serta
terangkutnya semua sampah di 43 pasar tradisional walaupun
terkadang masih ada keterlambatan karena masalah
keterbatasan armada pengangkut sampah. Dan adanya petugas
kebersihan di beberapa pasar tradisional, namun jumlahnya
masih terbatas.
4. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan
Lingkungan
Kegiatan dalam program ini yaitu pengendalian keamanan
lingkungan sudah terlaksana, denagn diadakannya penertiban
pedagang pasar baik di siang maupun malam hari dan
terdapatnya 222 petugas keamanan pasar yang tersebar di 32
pasar tradisional, namun masih ada 11 pasar tradisional yang
sama sekali tidak memiliki petugas keamanan.
5. Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
Dalam program dengan kegiatan pengembangan pasar dan
distribusi barang dan produk ini, selama tahun 2010
terlaksana beberapa event seperti gerak jalan di Pasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
Pucangsawit, pentas musik di Pasar Panggungrejo, gebyar
pasar di Pasar Gede. Event – event untuk mempromosikan
pasar tradisional ini sayangnya masih belum bisa
terselenggara secara rutin karena keterbatasan anggaran.
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah dijelaskan diatas, maka penulis
berusaha memberikan beberapa saran yang mungkin akan berguna untuk
meningkatkan kinerja Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta sehingga
program kerja yang dilaksanakan bisa berjalan maksimal :
1. Perlunya penambahan anggaran yang dialokasikan untuk
pemeliharaan bangunan pasar. Masih terdapat 17 pasar
tradisional yang tidak terkena kegiatan pemeliharaan
bangunan pasar, padahal selain membangun, memelihara
bangunan pasar adalah hal yang juga sangat penting untuk
membuat pembeli maupun penjual betah di pasar tradisonal.
2. Perlunya penambahan petugas kebersihan di pasar tradisional.
Karena tidak semua pasar tradisional kebersihannya
mencukupi, bahkan terdapat pasar tradisional yang tidak
mempunyai personil keamanan dan kebersihan sama sekali.
Selain itu perlu adanya penambahan dump truck pengangkut
sampah, karena hanya dengan 9 buah dump truck akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
memakan waktu cukup lama untuk mengangkut semua
sampah di pasar tradisional dan kadang bisa tidak terangkut.
3. Penambahan petugas keamanan di pasar tradisional sangat
diperlukan, karena tidak semua pasar memiliki petugas
keamanan tersendiri. Perlunya juga sosialisasi lebih intensif
tentang aturan yang ada didalam pasar terutama bagi
pedagang dan pengunjung, untuk lebih meminimalisir
pelanggaran aturan.
4. Dinas Pengelolaan Pasar harus dapat rutin mengadakan event-
event promosi pasar tradisional, keterbatasan dana dalam
pelaksanaan acara bisa disiasati dengan lebih gencar mencari
sponsor untuk mendukung acara.