IMPLEMENTASI PROSEDUR PENGELUARAN KAS...

13
1 IMPLEMENTASI PROSEDUR PENGELUARAN KAS PADA KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA PALEMBANG Eline Aftamiranda Jurusan Akuntansi POLTEK PalComTech Palembang Abstrak Pada saat ini para pakar telah banyak membahas tentang prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Government). Prinsip-prinsip tersebut adalah akuntabilitas, manajemen, dan transparansi dibangun atas dasar terbukanya informasi. Dengan transparansi seluruh proses pemerintahan atau lembaga adminstrasi dapat menyajikan informasi yang dapat diakses oleh semua pihak. Transparansi di interpretasikan tembus pandang dari segala dimensi, termasuk dalam bidang keuangan, tetapi tidak bisa diartikan bahwa semua hal harus dibuka ke publik. Hal-hal yang bersifat rahasia negara tidak perlu diketahui oleh semua pihak. Salah satu upaya konkret untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang tepat waktu dan memenuhi standar akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Hal tersebut diatur dalam undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan dengan peraturan pemerintahan. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara selanjutnya mengamanatkan tugas penyusunan standar tersebut kepada suatu komite standar yang independen yang ditetapkan dengan suatu keputusan presiden. Kata Kunci : Implementasi, Prosedur, Pengeluaran Kas. PENDAHULUAN Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Negara meliputi kewenangan yang bersifat umum dan kewenangan yang bersifat khusus. Kewenangan yang bersifat umum meliputi penetapan arah, kebijakan umum, strategi, dan prioritas dalam pengelolaan APBN. Pengelolaan APBN tersebut antara lain penetapan pedoman pelaksanaan dan pertanggungjawaban APBN, penetapan pedoman penyusunan rencana kerja kementerian Negara/lembaga Penerimaan Negara. Kewenangan yang bersifat khusus meliputi keputusan/kebijakan teknis yang berkaitan dengan pengelolaan APBN, keputusan sidang kabinet di bidang pengelolaan APBN, keputusan rincian APBN, keputusan dana perimbangan, penghapusan aset dan piutang Negara. Pada pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dijelaskan pula mengenai penetapan dan pedoman APBD yaitu penetapan dan pedoman pelaksanaan dan pertanggungjawaban APBD.

Transcript of IMPLEMENTASI PROSEDUR PENGELUARAN KAS...

Page 1: IMPLEMENTASI PROSEDUR PENGELUARAN KAS …news.palcomtech.com/wp...ImplementasiProsedurPengeluaranKas1.pdf · pengawasan keuangan daerah. ... kas ini dapat mengendalikan pengeluaran

1

IMPLEMENTASI PROSEDUR PENGELUARAN KAS PADA KANTORSATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA PALEMBANG

Eline AftamirandaJurusan Akuntansi

POLTEK PalComTech Palembang

Abstrak

Pada saat ini para pakar telah banyak membahas tentang prinsip-prinsip tatapemerintahan yang baik (Good Government). Prinsip-prinsip tersebut adalahakuntabilitas, manajemen, dan transparansi dibangun atas dasar terbukanyainformasi. Dengan transparansi seluruh proses pemerintahan atau lembagaadminstrasi dapat menyajikan informasi yang dapat diakses oleh semua pihak.Transparansi di interpretasikan tembus pandang dari segala dimensi, termasukdalam bidang keuangan, tetapi tidak bisa diartikan bahwa semua hal harusdibuka ke publik. Hal-hal yang bersifat rahasia negara tidak perlu diketahui olehsemua pihak. Salah satu upaya konkret untuk mewujudkan transparansi danakuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporanpertanggungjawaban keuangan pemerintah yang tepat waktu dan memenuhistandar akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Hal tersebutdiatur dalam undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negarayang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaanAPBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansipemerintahan yang ditetapkan dengan peraturan pemerintahan. Undang-UndangNo. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang No. 1Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara selanjutnya mengamanatkan tugaspenyusunan standar tersebut kepada suatu komite standar yang independen yangditetapkan dengan suatu keputusan presiden.

Kata Kunci : Implementasi, Prosedur, Pengeluaran Kas.

PENDAHULUAN

Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Negara meliputi kewenangan yang bersifat umumdan kewenangan yang bersifat khusus. Kewenangan yang bersifat umum meliputi penetapanarah, kebijakan umum, strategi, dan prioritas dalam pengelolaan APBN. Pengelolaan APBNtersebut antara lain penetapan pedoman pelaksanaan dan pertanggungjawaban APBN,penetapan pedoman penyusunan rencana kerja kementerian Negara/lembaga PenerimaanNegara. Kewenangan yang bersifat khusus meliputi keputusan/kebijakan teknis yangberkaitan dengan pengelolaan APBN, keputusan sidang kabinet di bidang pengelolaan APBN,keputusan rincian APBN, keputusan dana perimbangan, penghapusan aset dan piutangNegara. Pada pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang KeuanganNegara dijelaskan pula mengenai penetapan dan pedoman APBD yaitu penetapan danpedoman pelaksanaan dan pertanggungjawaban APBD.

Page 2: IMPLEMENTASI PROSEDUR PENGELUARAN KAS …news.palcomtech.com/wp...ImplementasiProsedurPengeluaranKas1.pdf · pengawasan keuangan daerah. ... kas ini dapat mengendalikan pengeluaran

2

Ruang lingkup pengelolaan keuangan daerah mencangkup keseluruhan kegiatan yangmeliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban danpengawasan keuangan daerah. Terdapat perbedaan siklus pelaksanaan APBD danpenatausahaan antara Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 dengan Permendagri Nomor 13Tahun 2007. Pengelolaan keuangan daerah yang diatur dalam peraturan menteri tersebutmeliputi kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, azas umum dan struktur APBD,penyusunan rancangan APBN, penetapan APBD, penyusunan dan penetapan APBD bagidaerah yang belum memiliki DPRD, pelaksanaan APBD, dan perubahan APBD. Selain itu,mengatur pula mengenai pengelolaan kas, penatausahaan keuangan daerah, akuntansikeuangan daerah, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pembinaan dan pengawasanpengelolaan keuangan daerah, kerugian daerah, dan pengelolaan keuangan BLUD (BadanLayanan Umum Daerah). Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturanperundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab denganmemperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan azaskeadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.

Polisi Pamong Praja Kota Palembang adalah kantor satuan sesuai dengan denganperaturan daerah Nomor 6 Tahun 2006 yang bergerak di bidang jasa penertiban KotaPalembang. Proses penertiban Kota Palembang, tentu saja berhubungan langsung denganmasyarakat dan memerlukan anggaran biaya tertentu seperti biaya operasional dan biayaadministrasi. Aspek pengendalian dan pengawasan terhadap pos-pos pengeluaran sangatlahpenting untuk mendukung tercapainya tujuan instansi. Instansi harus dapat melakukanpengendalian terhadap pos-pos pengeluaran kas, sehingga pembangunan proyek-proyek dapatberjalan dengan cepat dengan biaya yang efisien. Pengendalian terhadap pengeluaran kasdapat berupa penetapan prosedur terhadap pengeluaran kas. Penetapan prosedur pengeluarankas ini dapat mengendalikan pengeluaran kas dan memperkecil bentuk penyelewenganterhadap pengeluaran kas. Selain itu melalui penetapan prosedur pengeluaran kas biaya-biayayang dikeluarkan diharapkan sesuai dengan kebutuhan instansi sehingga penertiban dapatberjalan dengan lancar dan dengan biaya efisien. Prosedur akuntansi pengeluaran kas padaKantor Satuan Polisi pamong Praja meliputi serangkaian proses mulai dari pencatatan,pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan pengeluaran kas.Prosedur akuntansi pengeluaran kas meliputi :(a) sub prosedur akuntansi pengeluaran kas-langsung, dan(b) sub prosedur akuntansi pengeluaran kasuang persediaan/ganti uang persediaan/tambahan

uang persediaan. Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi pengeluarankas mencakup SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana), Nota Debit Bank, dan Buktitransaksi pengeluaran kas lainnya. Bukti transaksi tersebut juga dilengkapi dengan SPM(Surat Perintah Membayar), SPD (Surat Pencairan Dana), serta Kuitansi pembayaran danbukti tanda terima barang/jasa.

Adapun buku yang digunakan untuk mencatat transaksi tersebut terdiri dari : Bukujurnal pengeluaran kas, (b) Buku besar, dan (c) Buku besar pembantu.

Prosedur pengeluaran kas ini dilaksanakan oleh PPK-SKPD yang melakukan pencatatanke dalam buku jurnal pengeluaran kas dengan mencantumkan uraian rekening bersangkutan.Kemudian setiap periode, jurnal atas transaksi pengeluaran kas di posting ke dalam bukubesar rekening bersangkutan. Setiap periode buku besar ditutup sebagai dasar penyusunanlaporan keuangan SKPD. Kemampuan manajemen instansi dalam melakukan pemeriksaansecara langsung terhadap seluruh kegiatan instansi, pengamanan aktiva instansi, dan efisiensiusaha sangatlah terbatas, maka diperlukan adanya pemeriksaan, yang dapat menjamin ataupaling tidak dapat mengatasi penyelewengan dan inefisiensi, yang kesemuanya itu padaakhirnya akan mempengaruhi kinerja instansi. Salah satu sistem administrasi pada instansi

Page 3: IMPLEMENTASI PROSEDUR PENGELUARAN KAS …news.palcomtech.com/wp...ImplementasiProsedurPengeluaranKas1.pdf · pengawasan keuangan daerah. ... kas ini dapat mengendalikan pengeluaran

3

yang perlu diperhatikan adalah sistem administrasi pengeluaran kas dan bank. Hal ini karenakas merupakan aktiva lancar yang paling likuid (cepat dijadikan uang dan dapat digunakanuntuk membayar kewajiban perusahaan tanpa pembatasan). Kas memiliki karakteristik yangtidak dimiliki aktiva lancar lainnya yaitu kas tidak mudah untuk ditransfer dalam kurun waktuyang relatif cepat. Jika dilihat dari karakteristiknya kas merupakan aktiva yang paling mudahdisalahgunakan. Oleh karenanya bagian pengelola kas di dalam suatu perusahaan harus dapatberfungsi dengan sebaik-baiknya untuk mencegah terjadinya penyelewengan terhadap kas.

LANDASAN TEORI

Pengertian Penatausahaan Pengelolaan Keuangan DaerahPengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran, bendahara penerimaan/pengeluaran dan

orang atau badan yang menerima atau menguasai uang/barang/kekayaan daerah wajibmenyelenggarakan penatausahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Padaprinsipnya kegiatan tata usaha keuangan daerah dapat dibagi atas dua jenis, yaitu : Tata UsahaUmum dan Tata Usaha Keuangan. Tata Usaha Umum adalah menyangkut kegiatan suratmenyurat, mengagenda, mengekspedisi, menyimpan surat-surat penting atau mengarsipkankegiatan dokumentasi lainnya.

Tata Usaha Keuangan adalah tata buku yang merupakan rangkaian kegiatan yangdilakukan secara sistematis di bidang keuangan berdasarkan prinsip-prinsip, standar-standartertentu serta prosedur-prosedur tertentu sehingga dapat memberikan informasi aktual dibidang keuangan. Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yangberkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar penerimaan dan/atau pengeluaran ataspelaksanaan APBD bertanggung jawab terhadap kebenaran material dan akibat yang timbuldari penggunaan surat bukti yang dimaksud. Penatausahaan sendiri dilakukan setiap bulan,sedangkan penyusunan laporan keuangan dilakukan setiap akhir tahun. Adapun dokumenyang digunakan pada prosedur Penatausahaan Keuangan Daerah berdasarkan PermendagriNomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keaungan Daerah, diantaranya sebagaiberikut :1. Anggaran Kas;2. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPASKPD);3. Buku Kas Umum Daerah;4. Rekening Kas Umum Daerah;5. Surat Pertanggungjawaban (SPJ);6. Bukti penerimaan dan pengeluaran lain yang sah.

Dokumen/arsip merupakan endapan informasi terekam, dokumen mencerminkan segalaaktivitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Dokumen juga menjabarkankehidupan kebangsaan dan menjadi bukti otentik yang terpercaya sebagai bahanpertanggungjawaban nasional dan sekaligus menjadi identitas jati diri bangsa (Widjaja,2002:64).

Pengertian Prosedur Pengeluaran KasPengertian prosedur menurut Mulyadi (2001:20) prosedur adalah suatu uraian kegiatan

klerikal biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuatuntuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Sedangkan menurut Baridwan (2002:4) pengertian prosedur yaitu urutan-urutanpekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian ataulebih yang disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi yang terjadi. Prosedur pengeluaran kas perlu dirancang sedemikian rupa sehingga

Page 4: IMPLEMENTASI PROSEDUR PENGELUARAN KAS …news.palcomtech.com/wp...ImplementasiProsedurPengeluaranKas1.pdf · pengawasan keuangan daerah. ... kas ini dapat mengendalikan pengeluaran

4

hanya pengeluaran-pengeluaran yang telah disetujui dan betul-betul untuk kegiatanperusahaan saja yang dicatat dalam pembukuan perusahaan. Pengelolaan kas dalam suatuperusahaan memerlukan perhatian yang cukup serius. Menurut Soemarso (2004:296),beberapa hal perlu diperhatikan pada waktu mengelola kas yaitu:1. Perencanaan arus kas;2. Pengendalian penerimaan kas;3. Pengendalian pengeluaran kas;4. Melakukan rekonsiliasi bank;5. Penerapan sistem dana tetap untuk kas kecil.Menurut Soemarso (2004:297), menjelaskan bahwa prosedur pengeluaran kas harusmemperhatikan hal-hal sebagai berikut :a. Semua pengeluaran dilakukan dengan cek. Pengeluaran-pengeluaran dalam jumlah kecil

dilakukan melalui dana kas kecil;b. Semua pengeluaran kas harus memperoleh persetujuan dari yang berwenang terlebih

dahulu;c. Terdapat pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran kas, yang

menyimpan uang kas dan melakukan pengeluaran serta mencatat pengeluaran kas.

ANALISIS

1. Analisis Masalah

Pada proses pengelolaan keuangan daerah ditetapkan entitas pelaporan dan entitas akuntansiyang menyelenggarakan sistem akuntansi pemerintahan daerah. Dalam menyelenggarakanakuntansi pemerintahan daerah, kepala daerah menetapkan sistem akuntansi yang mengacu padaperaturan daerah tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah. Pelaporan keuangan disusundengan berpedoman pada prinsip pengendalian intern dan standar akuntansi pemerintahan. Sistemakuntansi pemerintahan daerah dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) dan sistem akuntansi Satuan KerjaPerangkat Daerah (SKPD) dilaksanakan oleh Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan KerjaPerangkat Daerah (PPK-SKPD).

Sistem akuntansi pemerintahan daerah secara garis besar terdiri atas empat prosedurakuntansi, yaitu prosedur akuntansi penerimaan kas, pengeluaran kas, selain kas, dan aset.Berdasarkan hasil pengamatan selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL), makapenulis mendapatkan informasi mengenai Prosedur Pengeluaran Kas Pada Kantor Polisi PamongPraja Kota Palembang. Menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 pasal 232 ayat (3) yangditetapkan dengan peraturan kepala daerah mengacu pada peraturan daerah tentang pokok-pokokpengelolaan keuangan daerah meliputi serangkaian prosedur. Mulai dari proses pengumpulandata, pencatatan, penggolongan, dan peringkasan atas transaksi dan/atau kejadian keuangan sertapelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukansecara manual maupun terkomputerisasi didokumentasikan dalam bentuk buku jurnal dan bukubesar. Apabila diperlukan ditambah dengan buku besar pembantu yang berkaitan denganpengeluaran kas pada SKPD. Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas padaSKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD.

Page 5: IMPLEMENTASI PROSEDUR PENGELUARAN KAS …news.palcomtech.com/wp...ImplementasiProsedurPengeluaranKas1.pdf · pengawasan keuangan daerah. ... kas ini dapat mengendalikan pengeluaran

5

PEMBAHASAN

1. Prosedur Pengeluaran Kas

Prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD meliputi serangkaian proses mulai daripencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan denganpengeluaran kas. Prosedur akuntansi pengeluaran kas meliputi:(a) sub prosedur akuntansi pengeluaran kaslangsung, dan(b) sub prosedur akuntansi pengeluaran kas-uang persediaan/ganti uang persediaan/tambahan

uang persediaan. Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi pengeluarankas mencakup : SP2D (Surat Perintah Penyairan Dana), Nota Debit Bank, dan Buktitransaksi pengeluaran kas lainnya. Bukti transaksi tersebut juga dilengkapi dengan SPM(Surat Perintah Membayar), SPD (Surat Pencairan Dana), serta Kuitansi pembayaran danbukti tanda terima barang/jasa.

Adapun buku yang digunakan untuk mencatat transaksi tersebut terdiri dari: (a) Bukujurnal pengeluaran kas, (b) Buku besar, dan (c) Buku besar pembantu. Prosedur pengeluarankas ini dilaksanakan oleh PPK-SKPD yang melakukan pencatatan ke dalam buku jurnalpengeluaran kas dengan mencantumkan uraian rekening bersangkutan. Kemudian setiapperiode, jurnal atas transaksi pengeluaran kas diposting kedalam buku besar rekeningbersangkutan. Setiap periode buku besar ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuanganSKPD.Semua penerimaan daerah dan pengeluaran daerah dalam rangka pelaksanaan urusanpemerintahan daerah dikelola dalam APBD. Setiap SKPD yang mempunyai tugas memungutdan/atau menerima pendapatan daerah wajib melaksanakan pemungutan dan/atau penerimaanberdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. PenerimaanSKPD dilarang digunakan langsung untuk membiayai pengeluaran, kecuali ditentukan lainoleh peraturan perundang-undangan. Penerimaan SKPD berupa uang atau cek harus disetor kerekening kas umum daerah paling lama 1 (satu) hari kerja.

Jumlah belanja yang dianggarkan dalam APBD merupakan batas tertinggi untuk setiappengeluaran belanja. Pengeluaran tidak dapat dibebankan pada anggaran belanja jika untukpengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam APBD. Pengeluaran dapatdilakukan jika dalam keadaan darurat, yang selanjutnya diusulkan dalam rancanganperubahan APBD dan/atau disampaikan dalam laporan realisasi anggaran. Keadaan daruratditetapkan sesuai dengan perundang-undangan. Setiap SKPD dilarang melakukan pengeluaranatas beban anggaran daerah untuk tujuan lain dari yang telah ditetapkan dalam APBD.Pengeluaran belanja daerah menggunakan prinsip hemat, tidak mewah, efektif, efisien dansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penyiapan dokumen pelaksanaan anggaran SKPD paling lama 3 (tiga) hari kerja setelahperaturan daerah tentang APBD ditetapkan, memberitahukan kepada semua kepala SKPDagar menyusun rancangan DPA-SKPD (Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan KerjaPengelolaan keuangan Daerah). Rancangan DPA-SKPD merinci sasaran yang hendak dicapai,program, kegiatan, anggaran yang disediakan untuk mencapai sasaran tersebut, dan rencanapenarikan dana tiap-tiap SKPD serta pendapatan yang diperkirakan. TAPD (Tim AnggaranPemerintah Daerah) melakukan verivikasi rancangan DPA-SKPD bersama-sama dengankepala SKPD paling lama 15 (lima belas) hari sejak ditetapkannya peraturan kepala daerahtentang penjabaran APBD. Berdasarkan hasil verifikasi, PPKD (pejabat Pengelola KeuanganDaerah) mengesahkan rancangan DPA-SKPD dengan persetujuan sekretaris daerah. KepalaSKPD berdasarkan rancangan DPA-SKPD menyusun rancangan anggaran kas SKPD.Rancangan anggaran kas SKPD disampaikan kepada PPKD selaku BUD bersamaan dengan

Page 6: IMPLEMENTASI PROSEDUR PENGELUARAN KAS …news.palcomtech.com/wp...ImplementasiProsedurPengeluaranKas1.pdf · pengawasan keuangan daerah. ... kas ini dapat mengendalikan pengeluaran

6

rancangan DPA-SKPD. Pembahasan rancangan anggaran kas SKPD dilaksanakan bersamaandengan pembahasan DPA.DPASKPD.

PPKD selaku BUD menyusun anggaran kas pemerintahan daerah guna mengaturketersediaan dana yang cukup untuk mendanai pengeluaran-pengeluaran sesuai denganrencana penarikan dana yang tercantum dalam DPA-SKPD yang telah disahkan. Anggarankas memuat perkiraan arus kas masuk yang bersumber dari penerimaan dan perkiraan arus kaskeluar yang digunakan guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode.

Setiap pelaksanaan pengeluaran anggaran belanja daerah atas beban APBD harusdidukung dengan bukti yang lengkap dan sah. Bukti harus mendapat pengesahan oleh pejabatyang berwenang dan bertanggungjawab atas kebenaran material yang timbul dari penggunaanbukti. Pengeluaran kas yang mengakibatkan beban APBD tidak dapat dilakukan sebelumrancangan peraturan daerah tentang APBD ditetapkan dan ditempatkan dalam lembarandaerah. Pengeluaran kas tidak termasuk untuk belanja yang bersifat mengikat dan belanjayang bersifat wajib yang ditetapkan dalam peraturan kepala daerah. Pemberian subsidi, hibah,

batuan sosial, dan bantuan keuangan harus dilaksanakan atas persetujuan kepala daerah.Penerima subsidi, hibah, bantuan sosial, dan bantuan keuangan bertanggung jawab ataspenggunaan uang/barang dan/atau jasa yang diterimanya dan wajib menyampaikan laporanpertanggungjawaban penggunaannya kepada kepala daerah.

Dasar pengeluaran anggaran belanja tidak terduga yang dianggarkan dalam APBDuntuk mendanai tanggap darurat, penanggulangan bencana alam dan/atau bencana sosial,termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telahditutup ditetapkan dengan keputusan kepala daerah dan diberitahukan kepada DPRD palinglama 1 (satu) bulan terhitung sejak keputusan dimaksud ditetapkan. Pengeluaran belanjauntuk tanggap darurat berdasarkan kebutuhan yang diusulkan dari instansi/lembaga berkenaansetelah mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas serta menghindari adanya tumpang tindihpendanaan terhadap kegiatan-kegiatan yang telah didanai dari anggaran pendapatan danbelanja negara.

Pimpinan instansi/lembaga penerima dana tanggap darurat bertanggungjawab ataspenggunaan dana tersebut dan wajib menyampaikan laporan realisasi penggunaan kepadaatasan langsung dan kepala daerah. Bendahara pengeluaran sebagai wajib pajak penghasilan(PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang

dipungutnya ke rekening kas negara pada bank yang ditetapkan oleh Menteri Keuangansebagai bank persepsi atau pos giro dalam jangka waktu sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan. Untuk kelancaran pelaksanaan tugas SKPD, kepada penggunaanggaran/kuasa pengguna anggaran dapat diberikan uang persediaan yang dikelola olehbendahara pengeluaran sesuai dengan gambar 1 Bagan Arus ( Flow Chart) Pengeluaran Kas.

Page 7: IMPLEMENTASI PROSEDUR PENGELUARAN KAS …news.palcomtech.com/wp...ImplementasiProsedurPengeluaranKas1.pdf · pengawasan keuangan daerah. ... kas ini dapat mengendalikan pengeluaran

7

Sumber : Kantor Satuan Pol. PP Kota Palembang

Gambar 1. Bagan Arus (Flow Chart) Pengeluaran Kas

Penatausahaan pengeluaran kas dimulai dari penyediaan dana, setelah penetapan anggarankas, PPKD dalam rangka manajemen kas menerbitkan SPD. SPD (Surat Penyediaan Dana)disiapkan oleh kuasa BUD (Bendahara Umum Daerah) untuk ditandatangani oleh PPKD.Pengeluaran kas atas beban APBD (anggaran Pendapatan dan Belanja daerah) dilakukanberdasarkan SPD atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD. Berdasarkan SPD ataudokumen lain yang dipersamakan dengan SPD, bendahara pengeluaran mengajukan SPP (SuratPermintaan Pembayaran) kepada pengguna anggaran/kuasa pengguana anggaran melalui PPK-SKPD. SPP terdiri dari : (a) Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP-UP), (b) SuratPermintaan Pembayaran Ganti Uang (SPP-GU), (c) Surat Permintaan Pembayaran TambahanUang (SPP-TU), dan (d) Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS).

Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-UP, SPP-GU, SPP-TU, dan SPP-LS dilakukanoleh bendahara pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari pengguna anggaran/kuasapengguna anggaran melalui PPK-SKPD dalam rangka pengisian uang persediaan. Dalam haldokumen SPP dinyatakan lengkap dan sah, pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaranmenerbitkan SPM. Penerbitan SPM paling lama 2 (dua) hari kerja terhitung sejak diterimanya

Page 8: IMPLEMENTASI PROSEDUR PENGELUARAN KAS …news.palcomtech.com/wp...ImplementasiProsedurPengeluaranKas1.pdf · pengawasan keuangan daerah. ... kas ini dapat mengendalikan pengeluaran

8

dokumen SPP. SPM yang telah diterbitkan diajukan kepada kuasa BUD untuk menerbitkan SP2D.Kuasa BUD meneliti kelengkapan dokumen SPM (Surat Perintah Membayar) yang diajukan olehpengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran agar pengeluaran yang diajukan tidak melampauipagu dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundangundangan. Kemudiankuasa BUD menyerahkan SP2D (Surat Perintah Penyediaan dana) yang diterbitkan untukkeperluan pembayaran langsung kepada pihak ketiga. Bendahara pengeluaran secara administratifwajib mempertanggungjawabkan pengguanaan uang persediaan/ganti uang persediaan/tambahuang persediaan kepada kepala SKPD melalui PPKSKPD paling lambat tanggal 10 bulanberikutnya sesuai dengan ketentuan batas waktu penerbitan surat pengesahan laporanpertanggungjawaban pengeluaran dan sanksi keterlambatan penyampaian laporanpertanggungjawaban ditetapkan dalam peraturan kepala daerah. Dokumen yang digunakan dalampenatausahaan pertanggungjawaban pengeluaran mencakup :a. Register penerimaan laporan pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ);b. Register pengesahan laporan pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ);c. Surat penolakan laporan pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ);d. Register penolakan laporan pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ);e. Register penutupan kas.

Buku kas umum ditutup setiap bulannya dengan sepengetahuan dan persetujuan penggunaanggaran/kuasa pengguna anggaran. Dalam hal laporan pertanggungjawaban, pengguna anggaranmenerbitkan surat pengesahan laporan pertanggungjawaban. Ketentuan batas waktu penerbitansurat pengesahan laporan pertanggungjawaban pengeluaran dan sanksi keterlambatanpenyampaian laporan pertanggungjawaban ditetapkan dalam peraturan kepala daerah. Dalamupaya penertiban laporan pertanggungjawaban pada akhir tahun anggaran pertanggungjawaban,pengeluaran dana bulan Desember disampaikan paling lambat tanggal 31 Desember. Dokumenpendukung SPP-LS dapat dipersamakan dengan bukti pertanggungjawaban atas pengeluaranpembayaran beban langsung kepada pihak ketiga.

Bendahara pengeluaran pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan secara fungsional ataspengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan menyampaikan laporanpertanggungjawaban pengeluaran kepada PPKD selaku BUD paling lambat tanggal 10 bulanberikutnya. Penyampaian pertanggungjawaban bendahara pengeluaran secara funsionaldilaksanakan setelah diterbitkan surat pengesahan pertanggungjawaban pengeluaran olehpengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran. Prosedur pengeluaran harus dijalankan denganbaik dan mengikuti aturan-aturan yang sudah ada. Sehingga dalam pelaksanaannya tidak terjadikendala baik yang dapat merugikan diri sendiri ataupun orang lain. Jika prosedur ini dijalankandengan baik, maka proses pencairan dana tidak akan terhambat dan berjalan sesuai dengan prosesyang di inginkan. Berikut adalah bagan arus (flow chart) pengeluaran Kas Uang Persediaan (UP),Penggantian Uang (GU), dan Tambahan Uang (TU) yang ada pada Kantor Pol.PP KotaPalembang, seperti yang disajikan pada gambar 2.

Page 9: IMPLEMENTASI PROSEDUR PENGELUARAN KAS …news.palcomtech.com/wp...ImplementasiProsedurPengeluaranKas1.pdf · pengawasan keuangan daerah. ... kas ini dapat mengendalikan pengeluaran

9

Sumber : Kantor Satuan Pol. PP Kota Palembang

Gambar 2. Bagan Arus (Flow Chart) Uang Persediaan (UP)

Page 10: IMPLEMENTASI PROSEDUR PENGELUARAN KAS …news.palcomtech.com/wp...ImplementasiProsedurPengeluaranKas1.pdf · pengawasan keuangan daerah. ... kas ini dapat mengendalikan pengeluaran

10

Sumber : Kantor Satuan Pol. PP Kota Palembang

Gambar 3. Bagan Arus (Flow Chart) Penggantian Uang (GU)

Page 11: IMPLEMENTASI PROSEDUR PENGELUARAN KAS …news.palcomtech.com/wp...ImplementasiProsedurPengeluaranKas1.pdf · pengawasan keuangan daerah. ... kas ini dapat mengendalikan pengeluaran

11

Sumber : Kantor Satuan Pol. PP Kota Palembang

Gambar 4. Bagan Arus (Flow Chart) Tambahan Utang (TU)

Page 12: IMPLEMENTASI PROSEDUR PENGELUARAN KAS …news.palcomtech.com/wp...ImplementasiProsedurPengeluaranKas1.pdf · pengawasan keuangan daerah. ... kas ini dapat mengendalikan pengeluaran

12

Sumber : Kantor Satuan Pol. PP Kota Palembang

Gambar 4. Bagan Arus (Flow Chart) Langsung (LS)

Pada gambar Gambar 4 menyajikan bagan alir prosedur pengeluaran kas yang ada di KantorSatuan Polisi Pamong Praja Kota Palembang, bendahara mengajukan SPD kepada bagiankeuangan kuasa BUD yang diketahui oleh pengguna anggaran, setelah itu terbit nomor SPD.Bendahara membuat SPP dan SPM yang ditandatangani oleh bendahara dan pengguna anggaran,lalu diserahkan ke bagian keuangan kuasa BUD untuk di verifikasi. Kemudian masuk kepencatatan/penelitian oleh pembukuan anggaran bagian keuangan kuasa BUD. Bila SPMdinyatakan lengkap kuasa BUD menerbitkan SP2D paling lama 2 (dua) hari kerja sejakditerimanya pengajuan SPM.

Page 13: IMPLEMENTASI PROSEDUR PENGELUARAN KAS …news.palcomtech.com/wp...ImplementasiProsedurPengeluaranKas1.pdf · pengawasan keuangan daerah. ... kas ini dapat mengendalikan pengeluaran

13

PENUTUP

Berdasarkan data yang telah di uraikan dalam pada pembahasan diatas maka dapatditarik simpulan bahwa proses yang telah dilakukan di Kantor Satuan Polisi Pamong PrajaKota Palembang sudah sesuai dengan prosedurnya dengan Permendagri No. 13 Tahun 2006.Hanya saja yang ditemukan penulis adalah keterlambatan kepada pihak ke 3 (tiga) yangdisebabkan oleh kurangnya dokumen kelengkapan untuk pengajuan SPM, sehingga kuasaBUD menolak menerbitkan SP2D.

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2002. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE.

Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Keuangan daerah. Salemba Empat. Jakarta.

Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 24. 2005. SAP (Standar Akuntasi Pemerintahan).RedaksiSinar Grafika. Jakarta.

Permendagri Nomor 13. 2006. Pokok-Pokok Penegelolaan Keuangan daerah.

Lembaran Peraturan Meneteri Dalam Negeri tahun 2006.

Surat Edaran Nomor 900/316/BAKD, 2007 Tentang Pedoman Sistem dan ProsedurPenatausahaan dan Akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggungjawaban KeuanganDaerah. Badan Administrasi Keuangan Daerah Sumsel.

Soemarso S.R. 2004. Akuntansi Suatu pengantar. Buku 1. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.

Tanjung, Abdul Hafiz. 2009. Pentausahaan dan Akuntansi Keuangan daerah untuk SKPD.Buku 1, Edisi 2. Bandung: Salemba Empat.

Weygandt, Jerry J. dkk. 2007. Pengantar Akuntansi. Edisi 7. Jilid 1. Jakarta:Erlangga.

Widjaja, Gunawan. 2002. Pengelolaan Harta Kekayaan Negara. Rajagrafindo Persada.Jakarta.