IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf ·...

182
IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA (BSPS) BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH (Studi Di Desa Blendis Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung ) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Suci Widya Yunita NIM. 135030101111042 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK MALANG 2017

Transcript of IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf ·...

Page 1: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN

STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA (BSPS)

BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN

RENDAH

(Studi Di Desa Blendis Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung )

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya

Suci Widya Yunita

NIM. 135030101111042

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

MALANG

2017

Page 2: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan
Page 3: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan
Page 4: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Suci Widya Yunita

2. Tempat, Tanggal Lahir : Tulungagung, 18 Juni 1994

3. Agama : Islam

4. Alamat Asal : Ds. Rejoagung RT/RW. 01/02,

Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten

Tulungagung, Jawa Timur

5. Alamat Malang : Jalan Kertoasri Gang.II, Kecamatan

Lowokwaru, Kelurahan Ketawanggede,

Malang

6. Email : [email protected]

PENDIDIKAN

FORMAL

1. SD Kenayan 1 Tulungagung : 2001-2007

2. SMP Negeri 1 Tulungagung : 2007-2010

3. SMA Negeri 1 Kauman Tulungagung : 2010-2013

4. S1 Universitas Brawijaya Malang : 2013-2017

Page 5: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

UCAPAN TERIMAKASIH

BISMILLAHIRROHMANIRRAHIM

KUPERSEMBAHKAN TULISANKU INI UNTUK KEDUA ORANG

TUAKU TERCINTA BAPAK EKO SUJIANTO DAN IBU SITI

AMINAH, DAN JUGA ADIKKU TERSAYANG AMANDA AYU

APRINIA

SERTA SAHABAT-SAHABAT TERBAIKKU

Page 6: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

RINGKASAN

Yunita, Suci Widya, 2017. Implementasi Program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya Bagi Masyarakat Berpenghasilan

Rendah (Studi di Desa Blendis Kecamatan Gondang Kabupaten

Tulungagung), Dr. Choirul Saleh, M.Si, 159 halaman + xix

Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya merupakan

program yang dikeluarkan pemerintah pusat melalui Kementrian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat. Tujuan dari Program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya adalah adalah menanggulangi rumah tidak layak huni

bagi masyarakat yang memiliki penghasilan rendah serta mendorong

masyarakat untuk melakukan secara swadaya. Program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya adalah Desa BlendisKecamatan

Gondang Kabupaten Tulungagung.

Penelitan ini menggunakan penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif dan dibatasi dua fokus penelitian yaitu (1)

implementasi program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Desa

Blendis, (2) faktor pendukung dan faktor penghambat implementasi

program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Desa Blendis. Analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model interaktif

Miles, Huberman dan Saldana dengan tiga tahapan yaitu kondensasi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa program Bantuan

Stimulan Perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Desa

Blendis sudah cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan penerima bantuan di

Desa sudah tepat sasaran dan pencaairan dana yang cepat. Namun ada

beberapa kendala yang menghambat proses pelaksanaan program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya yaitu adanya ketidaksiapan swadaya

penerima bantuan dan adanya miskomunikasi antar pelaksana program.

Kata Kunci: Implementasi, Program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya, Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Page 7: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

SUMMARY

Yunita, Suci Widya, 2017. Implementation of Self-Helping Housing

Stimulation Program for Low-Income Communities (Study in Blendis

Village, Gondang Sub-district, Tulungagung District). Dr. Choirul Saleh,

M.Si, 159 pages + xix

The Self-Help Housing Stimulation Program (BSPS) is a program

issued by the central government through the Ministry of Public Works and

People's Housing. The objective of the Self-Help Housing Stimulation

Program is to tackle uninhabitable homes for low-income communities and

encourage people to self-help. The Self-Help Housing Stimulation

Assistance Program (BSPS) is regulated in Minister of Public Works and

People's Housing Regulation No. 13 / PRT / M / 2016. One of the villages

that received the Self-Helping Housing Stimulant Assistance was Blendis

Village, Gondang District, Tulungagung Regency.

This research was used descriptive research with qualitative

approach and limited by two focus of research that is (1) implementation of

Self-Helping Housing Stimulation Program in Blendis Village, (2)

supporting factor and inhibiting factor of implementation of Self-Helping

Housing Stimulation Program in Blendis Village. Data analysis used in this

research use interactive model Miles, Huberman and Saldana with three

stages namely data condensation, data presentation, and drawing conclusion.

The results of this study indicate that The Self-Help Housing

Stimulation Program (BSPS) for low income people in Blendis Village is

good enough. This is evidenced by the target beneficiaries in the villages

and the rapid disbursement of funds. However, there are some obstacles that

hamper the implementation process of the Self-Helping Housing

Stimulation Program that is the unpreparedness of the community to do

self-help and misscomunication.

Keywords: Implementation, The Self-Help Housing Stimulation

Program (BSPS), Low-income communities

Page 8: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Implementasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

(BSPS) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (Studi di Desa Blendis

Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung)”. Penyusunan skripsi ini

dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Administrasi Publik pada Program S1 Administrasi Publik, Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS selaku Rektor Universitas

Brawijaya Malang.

2. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

3. Bapak Dr. Choirul Saleh, M.Si selaku Ketua Jurusan Administrasi

Publik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

4. Ibu Dr. Lely Indah Mindarti, M.Si selaku Ketua Program Studi

Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

5. Bapak Dr. Choirul Saleh, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu, memberikan pengarahan serta motivasi sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

Page 9: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Administrasi Publik yang telah

memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis sebagai bekal untuk

kemudian hari.

7. Bapak Ulul Azmi selaku Kasi Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum

Dinas Pekerjaan Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya

Air Kabupaten Tulungagung yang telah memberikan kesempatan dan

membantu penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak Sri Wijayatna selaku Kasi Perumahan dan Kawasan

Permukiman Dinas Pekerjaan Perumahan, Kawasan Permukiman, dan

Sumber Daya Air Kabupaten Tulungagung yang telah memberikan

kesempatan dan membantu penyelesaian skripsi ini.

9. Ibu Yunita selaku Koordinasi Tim Fasilitator Lapangan BSPS

Kabupaten Tulungagung yang telah memberikan kesempatan dan

membantu penyelesaian skripsi ini.

10. Bapak Mison selaku Tim Fasilitator Lapangan BSPS di Desa Blendis

yang telah memberikan kesempatan dan membantu penyelesaian

skripsi ini.

11. Bapak Supriadi selaku Penanggungjawab kegiatan program BSPS di

Desa Blendis yang telah memberikan kesempatan dan membantu

penyelesaian skripsi ini.

12. Bapak Salamun selaku penerima program BSPS di Desa Blendis yang

telah memberikan kesempatan dan membantu penyelesaian skripsi ini.

Page 10: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

13. Bapak Sucipto selaku penerima program BSPS di Desa Blendis yang

telah memberikan kesempatan dan membantu penyelesaian skripsi ini.

14. Ibu Miren selaku penerima program BSPS di Desa Blendis yang telah

memberikan kesempatan dan membantu penyelesaian skripsi ini.

15. Sahabat-sahabat terbaikku Shafira, Rani, Risti, Ifa, Dita, Ajeng,

Sabrina, Olip, Ria, Yulia, Bimbi, Fitri, Mbak Dea terimakasih atas

dukungan, semangat, dan doanya. Semoga kita dapat segera meraih

kesuksesan masing-masing.

16. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Demi kesempurnaan skripsi ini, kritik dan saran yang sifatnya

membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat

dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang

membutuhkan,

Malang, Juni 2017

PENULIS

Page 11: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

DAFTAR ISI

MOTTO ....................................................................................................... ii

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................ iii

TANDA PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................. iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................................... v

RINGKASAN ................................................................................................. vi

SUMMARY .................................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 12

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 12

D. Kontribusi Penelitian ............................................................. 13

E. Sistematika Penulisan ........................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Administrasi Publik

1. Pengertian Administrasi Publik ......................................... 15

2. Ruang Lingkup Administrasi Publik ................................. 17

3. Kegiatan Administrasi Publik ........................................... 19

B. Kebijakan Publik

1. Pengertian Kebijakan Publik ............................................ 20

2. Karakteristik Kebijakan Publik ......................................... 21

3. Proses Kebijakan Publik .................................................... 23

C. Implementasi

1. Pengertian Implementasi ................................................... 24

2. Model-Model Implementasi .............................................. 27

D. Program

1. Pengertian Program ........................................................... 39

3. Tahapan-Tahapan Implementasi Program ......................... 40

E. Motivasi

1. Pengertian Motivasi ........................................................... 43

2. Aspek-Aspek Motivasi ...................................................... 45

F. Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya .......................

1. Pengertian Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya ........ 45

2. Tujuan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 47

Page 12: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

3. Sasaran dan Kriteria Penerima Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya ....................................................... 49

4. Pelaksanaan Program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya ........................................................................... 50

5. Pendanaan dan Waktu Pelaksanaan Program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya ......................................... 51

G. Masyarakat Berpenghasilan Rendah ...................................... 53

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ....................................................................... 54

B. Fokus Penelitian ..................................................................... 55

C. Lokasi Penelitian dan Situs Penelitian ................................... 56

D. Jenis dan Sumber data ............................................................ 58

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 61

F. Instrument Penelitian Data ..................................................... 64

G. Uji Keabsahan Data................................................................ 65

H. Analisis Data .......................................................................... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Tulungagung

a. Kondisi Geografis ...................................................... 70

b. Kondisi Demografis ................................................... 72

c. Iklim ........................................................................... 73

d. Indeks Pembangunan Manusia ................................... 74

e. Kebijakan Pembangunan Daerah ............................... 75

2. GambaranUmum Desa Blendis Kecamatan Gondang

Kabupaten Tulunggaung

a. Kondisi Geografis ..................................................... 77

b. Kondisi Demografis ................................................... 78

B. Gambaran Umum Situs Penelitian

1. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Sumber

Daya Air ........................................................................... 81

2. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang .................. 85

C. Penyajian Data Fokus Penelitian

1. Implementasi Program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di

Desa Blendis Kecamatan Gondang Kabupaten

Tulungagung .................................................................... 89

2. Aspek Interpretasi

a. Kejelasan Program Bantuan Stimulan Perumhan

Swadaya ..................................................................... 92

b. Alur dan Permohonan Program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya di Desa Blendis ........................ 95

c. Bimbingan teknis dan Pelatihan Tim Fasilitator

Lapangan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya .... 99

Page 13: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

d. Sosialisasi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya ... 100

3. Aspek Organisasi

a. Penataan Struktur Organisasi ..................................... 104

b. Pelaksana Program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya .................................................................... 107

c. Koordinasi antar Pelaksana Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya .................................................. 111

4. Aspek Penerapan atau Aplikasi

a. Pendanaan Program dan Proses Penyaluran Dana

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya .................... 113

b. Hasil Pelaksanaan Program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya Desa Blendis ............................ 117

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Program

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Bagi Masyarakat

Berpenghasilan Rendah di Desa Blendis

a. Faktor Pendukung

1) Partisipasi Masyarakat Desa Blendis ................... 123

2) Dukungan dari Pemerintah Kabupaten

Tulungagung ........................................................ 124

b. Faktor Penghambat

1) Ketidaksiapan Masyarakat Desa Blendis dalam

Menyiapkan Swadaya .......................................... 125

2) Adanya Miskomunikasi Pelaksana Program

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Desa

Blendis ................................................................. 126

E. Analisis Data dan Pembahasan

1. Implementasi Program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di

Desa Blendis Kecamatan Gondang Kabupaten

Tulunagaung ..................................................................... 127

2. Aspek Interpretasi

a. Kejelasan Program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya ..................................................................... 131

b. Alur dan Permohonan Program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya di Desa Blendis ........................ 133

c. Bimbingan teknis dan Pelatiahan Tim Fasilitator

Lapangan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya .... 135

d. Sosialisasi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya .. 135

3. Aspek Organisasi

a. Penataan Struktur Organisasi ..................................... 137

b. Pelaksana Program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya ..................................................................... 139

c. Koordinasi antar Pelaksana Program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya… ............................... 141

4. Penerapan atau Aplikasi

Page 14: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

a. Pendanaan Program dan Proses Penyaluran Dana

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya .................... 143

b. Hasil Pelaksanaan Program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya Desa Blendis ............................ 146

F. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Program

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Bagi Masyarakat

Berpenghasilan Rendah di Desa Blendis

a. Faktor Pendukung

1) Partisipasi Masyarakat Desa Blendis ................... 149

2) Dukungan dari Pemerintah Kabupaten

Tulungagung ........................................................ 150

b. Faktor Penghambat

1) Ketidaksiapan Masyarakat Desa Blendis dalam

Menyiapkan Swadaya .......................................... 151

2) Miskomunikasi antar pelaksana Program

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya .............. 152

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................ 154

B. Saran ....................................................................................... 158

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 160

LAMPIRAN

Page 15: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Tahun 2013-2016 ................ 2

2. Jumlah Dana Penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadya ........ 7

3. Rekapitulasi Data Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

Tahun 2015 Kabupaten Tulungagung ............................................... 9

4. Rekapitulasi Data Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

Tahun 2016 Kabupaten Tulungagung ............................................... 9

5. Jumlah Penerima Bantuan BSPS di Kecamatan Gondang

Kabupaten Tulungagung .................................................................... 10

6. Klasifikasi Masyarakat Berpenghasilan Rendah menurut

Permenpera No. 5/Permen/M/2007 tentang Pengadaan

Perumahan Permukiman .................................................................... 52

7. Jumlah Penduduk menurut Kecamatan di Kabuapten

Tulungagung ...................................................................................... 72

8. Jumlah Penduduk Desa Blendis Tahun 2016-2017 .......................... 78

9. Sektor Mata Pencaharian Masyarakat Desa Blendis ......................... 79

Page 16: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1. Model Proses Kebijakan Dunn .......................................................... 23

2. Model Implementasi Kebijakan Edward III ...................................... 28

3. Analisis Data Model Interaktif .......................................................... 68

4. Peta Lokasi Kabupaten Tulungagung ................................................ 70

5. Curah Hujan Menurut Bulan di Kabupaten Tulungagung Tahun

2015 ................................................................................................... 73

6. Hari Hujan Menurut Bulan di Kabupaten Tulunagaung Tahun

2015 ................................................................................................... 76

7. Kantor Kepala Desa Blendis .............................................................. 78

8. Struktur Pemerintahan Desa Blendis Kecamatan Gondang

Kabupaten Tulungagung .................................................................... 80

9. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Sumber Daya Air

Kabupaten Tulungagung .................................................................... 81

10. Struktur Organisasi Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman

dan Sumber Daya Air Kabupaten Tulungagung ................................ 84

11. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten

Tulungagung ...................................................................................... 85

12. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang Kabupaten Tulungagung ........................................................ 88

13. Sasaran Penunjang dan Uraian Kegiatan Direktorat Rumah

Swadaya ............................................................................................. 95

14. Flowchart alur permohonan program BSPS ...................................... 98

15. Sosialisasi Kabupaten BSPS .............................................................. 102

16. Sosialisasi Desa BSPS ....................................................................... 102

17. Mekanisme Penyaluran BSPS berupa uang ....................................... 116

18. Data realisasi program BSPS di Desa Blendis .................................. 118

19. Peningkatan Kualitas Rumah Desa Blendis ...................................... 120

Page 17: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Surat Riset .......................................................................................... 164

2. Surat Rekomendasi Penelitian/ Survey/ Pengmabilan Data .............. 165

3. Rekapitulasi Penerima Program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya Tahun 2015/2016 Kabupaten Tulungagung ....................... 166

4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umumdan Perumahan Rakyat No.

13/PRT/M/2016 Tentang Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya ............................................................................................. 170

5. Peraturan Bupati No. 53 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,

Struktur Organisasi, Tugas, dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas

Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya Air

Kabupaten Tulungagung .................................................................... 171

6. Dokumentasi ...................................................................................... 172

7. Curiculum Vitae................................................................................. 173

Page 18: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

DAFTAR SINGKATAN

APBN : Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

BPKAD : Badan Kerjasama Antar Desa

BSPS : Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

CPB : Calon Penerima Bantuan

Kasi : Kepala Seksi

Kasun : Kepala Dusun

KPA : Kuasa Pengguna Anggaran

MBR : Masyarakat Berpenghasilan Rendah

RTLH : Rumah Tidak Layak Huni

TFL : Tim Fasilitator Lapangan

SPP : Surat Perintah Pencairan

PPK : Pejabat Pembuat Komitmen

Page 19: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia

seutuhnya serta pembangunan masyarakat Indonesia berdasarkan Pancasila

dan Undang-Undang Dasar 1945. Artinya bahwa pembangunan tidak hanya

mengejar kemajuan atau kepuasan, melainkan juga mengejar keselarasan,

keserasian, dan keseimbangan antar keduanya. Tujuan dari pembangunan

nasional itu sendiri adalah untuk meningkatkkan taraf hidup dan

kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kesejahteraan berkaitan erat dengan

tujuan Negara Indonesia. Dimana hal ini sesuai dengan Undang-Undang

Dasar Negara 1945 pada alinea keempat yang menyatakan bahwa tujuan

nasional Indonesia mencangkup tiga hal yaitu; melindungi segenap bangsa

Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan

bangsa.

Kesejahteraan umum dapat dilihat dari terpenuhinya beberapa

kebutuhan yaitu kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer

atau pokok merupakan kebutuhan dasar yang wajib dipenuhi, seperti

kebutuhan papan (rumah), sandang (pakaian) dan pangan (makanan).

Kebutuhan sekunder merupakan kebutuhan setelah terpenuhinya kebutuhan

primer, sedangkan kebutuhan tersier merupakan kebutuhan yang tertuju

pada kebutuhan mewah contohnya kebutuhan pribadi seperti mobil,

perhiasaan.

Page 20: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

2

Rumah merupakan kebutuhan pokok yang harus terpenuhi bagi

semua orang karena berfungsi sebagai tempat tinggal. Selain itu rumah juga

menjadi tempat pembentukan watak dan kepribadian seseorang. Peraturan

tentang rumah diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang

Perumahan dan Kawasan Permukiman yang berbunyi “rumah adalah salah

satu kebutuhan dasar manusia dalam rangka peningkatan dan pemerataan

kesejahteraan masyarakat”. Oleh karena itu, rumah merupakan kebutuhan

dasar yang harus dipenuhi oleh semua orang.

Pertumbuhan penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan, pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi

pemerataan penduduk mengakibatkan masalah atau kesenjangan sosial.

Masalah sosial yang dihadapi akibat dari pertumbuhan penduduk yaitu salah

satunya adalah masalah kemisknan. Di Indonesia kemiskinan merupakan

masalah nasional yang sulit untuk dituntaskan. Hal ini karena masih

banyaknya masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan. Masih

banyaknya masyarakat miskin di Indonesia membuat pemerintah selaku

penyelenggara pemerintahan dituntut untuk menyelesaikan permasalahan

kemiskinan tersebut. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik jumlah

penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2013-2016 yaitu:

Tabel 1. Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia Tahun 2013-2106

Tahun Jumlah Penduduk Miskin

(ribu jiwa)

2013 28.553.93

2014 27.727.78

2015 28.513.57

2016 28.005.41

Page 21: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

3

(Sumber : diolah dari BPS dalam angka 2016)

Kemiskinan di Indonesia menimbulkan permasalahan diantara

masalah yang dihadapi adalah mengenai pengadaan rumah bagi masyarakat

yang kehidupannya dibawah rata-rata dimana mereka masih menempati

rumah yang tidak layak huni. Pengadaan perumahan yang layak huni sulit

untuk masyarakat yang memiliki penghasilan rendah. Kelompok masyarakat

berpenghasilan rendah merupakan kelompok yang berada dalam lingkaran

kemiskinan, dimana masyarakat golongan ini tidak dapat melihat dan

mengembangkan potensi sumberdaya yang dimilikinya. Hal ini

mengakibatkan masyarakat yang kurang mampu atau memiliki penghasilan

rendah masih menempati rumah yang tidak layak huni. Penyediaan

perumahan dan pemukiman di Indonesia untuk masyarakat berpenghasilan

rendah saat ini terus di laksanakan. Namun dalam pelaksananya masih ada

beberapa permasalahan. Hal ini sebagaimana yang tertulis pada Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019

disini disebutkan bahwa permasalahan pembangunan perumahan di

Indonesia dihadapkan tiga masalah pokok terkait pembangunan perumahan

antara lain :

a. Keterbatasan penyediaan rumah

b. Peningkatan jumlah rumah tangga yang menempati rumah yang

tidak layak huni dan tidak didukung oleh sarana dan prasarana

lingkungan, serta ultilitas umum yang memadai

c. Pemukinan kumuh yang semakin meluas.

Oleh karena itu, pemerintah selaku penyelenggara negara wajib

mengatasi permasalahan tersebut. Disini pemerintah dituntut untuk

Page 22: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

4

menyediakan dan memberikan kemudahan masyarakat yang memiliki

keterbatasan dalam memenuhi tempat tinggal yang layak huni agar dapat

tercapainya kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah selaku penyelenggara pemerintahan bertanggung jawab

dalam mengatasi permasalah pengadaan pemukiman bagi masyarakat

berpenghasilan rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah

di tuntut untuk membuat kebijakan atau sebuah program. Kebijakan

merupakan salah satu upaya atau tindakan pemerintah untuk mengatasi

permasalahan, selain itu kebijakan juga dapat digunakan untuk mencapai

tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh pemerintah. Hal ini sebagiamana

dijelaskan oleh, H.Hugh Heglo dalam Abidin (2012:6) menyebutkan

kebijakan sebagai “a course of action intended to accomplish some end

“ atau sebagai suatu tindakan yang bermaksud untuk mencapai tujuan

tertentu. Selain itu, Abidin (2012;6) merumuskan kebijakan sebagai

“…”behavioral cinsistency and repititiveness associated with efforts in

through government to resolve public problems” perilaku yang tetap dan

berulang dalam hubungan dengan usaha yang ada di dalam dan melalui

pemerintah untuk memecahkan permasalah umum.

Untuk mengatatasi permasalahan terkait penyediaan perumahan di

Indonesia pemerintah melalui Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Masyarakat mengeluarkan sebuah program nasional berupa Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya atau BSPS sebelumnya bernama program

Bedah Rumah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan

Page 23: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

5

Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13/PRT/M/2016 tentang Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Adapun kegiatan pokok dalam

program ini menitikberatkan diantaranya pada :

a. Penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman bagi

masyarakat berpenghasilan rendah atau miskin

b. Fasilitas dan stimulasi pembangunan perumahan swadaya yang

berbasis pemberdayaan masyarakat

c. Pemberdayaan kelembagaan masyarakat dalam mengembangkan

forum lintas pelaku untuk menyelesaiakan masalah permukiman,

khususnya bsgi masyarakat miskin

d. Revitalisasi kelembagaan lokal yang bergerak pada pembangunan

perumahan masyarakat, termasuk kelompok dana bergulir

perumahan.

Selain itu program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya juga

sesuai dengan Peraturan Presiden No 15 tahun 2013 tentang Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan. Oleh karena itu, program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya diharapkan mengatasi permasalahan pengadaan rumah

bagi masyarakat yang memiliki penghasilan rendah.

Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya adalah Bantuan

Pemerintah berupa stimulan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)

untuk meningkatkan keswadayaan dalam pembangunan/peningkatan

kualitas rumah beserta prasarana, sarana, dan utilitas umum. Dari hasil

wawancara dengan Pak Ulul selaku Kasi Prasaran, Sarana, dan Utilitas

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Umum dan Sumber Daya Air

Kabupaten Tulungagung meyebutkan bahwa stimulan disini adalah berupa

dan perangsang, dimana setiap kepala keluarga yang menerima Program

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya diberikan sejumlah dana untuk

Page 24: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

6

modal memperbaiki rumah penerima bantuan, sedangkan swadaya adalah

adanya adanya kesanggupan dari penerima untuk menyelesaikan rumah

mereka. Sedangkan dalam pembangunan dilakukan gotong royong atau

penerima bantuan mempekerjakan tukang. Tujuan dari program ini adalah

untuk mengurangi rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang

mempunyai kondisi ekonomi dibawah rata-rata atau masyarakat

berpenghasilan rendah. Adapun penerima Program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya dilihat dari kriteria kondisi rumah dapat dilihat 7 dari

14 indikator terkait perumahan rumah tangga miskin yang meliputi :

1. Luas ruangan kurang dari 9 m2

perorang

2. Lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah, bambu, kayu

berkualitas rendah

3. Dinding terbuat dari bambu, rumbia, kayu berkualitas rendah

4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar

5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik

6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/

sungai/ air hujan

7. Atap tempat tinggal terluas adalah genteng/ seng/ asbes denan

kondisi jelek/ kualitas rendah atau ijuk/ rumbia/ lainnya

Sasaran dari program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.

13/PRT/M/2016 adalah masyarakat berpenghasilan rendah. Masyarakat

berpenghasilan rendah merupakan masyarakat dengan kondisi ekonomi

menengah kebawah yang tidak mampu atau mempunyai keterbatasan dalam

penyediaan rumah. Sehingga perlu bantuan atau dukungan dari pemerintah

untuk memperoleh rumah. Selain itu, dana program Bantuan Stimulan dari

Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadya yang diterima oleh

Page 25: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

7

penerima bantuan berupa uang berbetuk rekening atau berupa barang

material bangunan. Menurut Surat Keputusan Direktorat Jendral Penyediaan

Perumahan No 10 Tahun 2016 jumlah nilai bantuan program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadya sebagai berikut :

Tabel 2. Jumlah Dana Penerima Bantuan program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya

(Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,

Direktorat Jendral Penyedia Perumahan SNVT

Penyediaan Perumahan Provinsi Jawa Timur)

Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya ini diharapkan

dapat membantu masyarakat agar dapat memenuhi perumahan yang layak

huni. Untuk mempermudah proses penyaluran dana program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya pemerintah bekerjasama dengan bank

penyalur dana tidak memungut biaya apapun, hal ini ditegaskan oleh

pernyataan bapak Ir. Hadi Simamora, MP, selaku Direktur Rumah Swadaya

Direktorat Jendral Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

yang dikutip dari www.bagianhumastulungagung.co.id.

Sebagai salah satu program nasional dalam era otonomi daerah

pelaksanaan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya didasarkan

asas dekonsentrasi. Dekonsentrasi merupakan asas yang menyatakan

penyerahan sejumlah urusan pemerintah dari pemerintah pusat atau dari

No Jenis Bantuan Besaran Nilai

Bantuan

1 Peningkatan Kualitas Ringan Rp 7.500.000

2 Peningkatan Kualitas Sedang Rp 10.000.000

3 Peningkatan Kualitas Berat Rp 15.000.000

4 Peningkatan Kualitas Total /

Pembangunan Baru

Rp 30.000.000

Page 26: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

8

pemerintah daerah tingkat yang lebh rendah, sehingga menjadi usrusan yang

diserahkan sepenuhnya menjadi tanggungjawab daerah tersebut, baik

mengenai politik kebijakan, perencanaan dan pelaksanaanya maupun

mengenai segi-segi pembiayaan. Oleh karena itu dalam pelaksanaan BSPS

kewenangan yang meliputi pelaksanaan, pengawasan, serta pengendalian

dilakukan oleh pemerintah daerah yang meliputi Pemerintah Provinsi dan

Pemerintah Kabupaten/Kota, namun dalam pengadaan biaya atau dana

untuk program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya ini bersumber dari

Anggaran Pendapatan Belanja Negara. Namun apabila dana dari pemerintah

pusat tidak cukup untuk mendanai maka dapat menggunakan dana APBD

atau dari CSR. Dana yang didapat dari CSR didapat dengan mengajukan

proposal.

Salah satu Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang menerima Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya di Provinsi Jawa Timur adalah Kabupaten

Tulungagung. Sebelumnya program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

bernama Bedah Rumah. Kabupaten Tulungagung menerima Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya sejak tahun 2015. Dari kurun waktu 2015-

2016 sekitar 10 Kecamatan dari 19 Kecamatan di Kabupaten Tulungagung

yang menerima BSPS tersebut, adapun rekapitulasi data BSPS sebagai

berikut :

Page 27: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

9

Tabel 3. Rekapitulasi Data Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

Tahun 2015 Kabupaten Tulungagung

No Kecamatan Jumlah Penerima

Bantuan

1 Pagerwojo 438

2 Ngunut 327

3 Rejotangan 357

Sumber : Data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Tulungagung

Tabel 4. Rekapitulasi Data Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

Tahun 2016 Kabupaten Tulungagung

No Kecamatan Jumlah Penerima

Bantuan

1 Bandung 448

2 Gondang 204

3 Kauman 170

4 Pakel 205

5 Boyolangu 54

6 Tulungagung 127

7 Pakel 148

Sumber : Data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Tulungagung

Dari data di atas dapat dilihat bahwa dari tahun 2015 s/d 2016

penerima program Bantuan Stimulan Permahan Swadaya di Kabupaten

mengalami peningkatan. Selain itu program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya di Kabupaten Tulungagung sejalan dengan misi keenam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tulunagung Tahun

2014-2018 tentang pengentasan dan Penanggulangan Kemiskinan Secara

Terpadu. Sehingga untuk merealiasaikan hal tersebut salah satu cara yang

dilakukan Kabupaten Tulungagung adalah dengan terus menambah kuota

kecamatan untuk mengikuti program BSPS ini.

Page 28: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

10

Kecamatan Gondang merupakan salah satu Kecamatan di

Kabupaten Tulungagung yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya pada tahun 2016 jumlah penerima Bantuan program BSPS

sebanyak 204 warga yang terdiri dari beberapa desa di Kecamatan Gondang.

Adapun desa di Kecamatan Gondang yang menerima BSPS sebagai berikut :

Tabel 5. Jumlah Penerima Bantuan BSPS di Kecamatan Gondang

Kabupaten Tulungagung

No Desa Jumlah Penerima Bantuan

1 Jarakan 36

2 Dukuh 20

3 Bendungan 24

4 Bendo 27

5 Gondosuli 29

6 Macanbang 24

7 Blendis 44

Sumber : Data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Tulungagung

Dari data di atas Desa Blendis merupakan desa di kecamatan

Gondang yang masyarakatnya menerima Bnatuan Stimulan Perumahan

Swadaya yang relatif banyak. Dari hasil wawancara dengan Pak Tri selaku

Camat Kecamatan Gondang desa Blendis merupakan salah satu desa di

Kecamatan Gondang yang masyarakatnya masih memiliki penghasilan di

bawah rata-rata. Dimana mayoritas masyarakat Desa Blendis bertani

palawija dan membuat batu bata.

Pelaksanaan program BSPS di Desa Blendis masih ada beberapa

masalah diantaranya adalah ketidaksiapan masyarakat dalam menyiapkan

swadaya, hal ini diungkapkan langsung oleh Pak Supriadi selaku Kepala

Dusun di Desa Blendis, mengatakan bahwa:

Page 29: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

11

“Penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Desa Blendis

sebenarnya ada 48 rumah atau kepala keluarga yang menrima,

namun yang teralisasi hanya 44 rumah atau kepala keluarga. Hal ini

diakibatkan karena calon penerima bantuan yang tidak dapat

menyiapkan swadaya karena faktor keadaan seperti janda, dan

tidak mempunyai biaya dalam proses pembenahan rumah”(Sumber:

Wawancara dilakukan pada tanggal 3 Mei 2017 di Balai Desa

Blendis)

Berdasarkan wawancara realisasi program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya di Desa Blendis hanya teralisasi sebanyak 44 rumah

dari 48 rumah yang diusulkan oleh pemerintah Kabupaten Tulungagung dari

seleksi calon penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya yang

dilakukan Desa Blendis. hal ini terjadi karena calon penerima tidak dapat

menyiapkan swadaya, dikarenakan faktor keadaan yang tidak mendukung

seperti janda dan tidak mempunyai biaya dalam proses pembenahan rumah.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka mendorong peneliti

untuk membahas dan menganalisa implementasi program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya di Desa Blendis Kecamatan Gondang Kabupaten

Tulungagung mengingat program ini merupakan program dari pemerintah

pusat untuk menanggulangi rumah tidak layak huni bagi masyarakat yang

memiliki penghasilan rendah. Untuk itu peneliti mengambil judul penelitian

“Implementasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Bagi

Masyarakat Berpenghasilan Rendah (Studi Pada Desa Blendis

Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung)”

Page 30: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

12

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakng diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana implementasi program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Desa Blendis?

2. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat

implementasi program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya bagi

Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Desa Blendis?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah penelitian diatas, maka tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis tentang

implementasi program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya bagi

Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Desa Blendis

2. Untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganilisis faktor

pendukung dan penghambat dari implementasi program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya bagi Masyarakat Berpenghasilan

Rendah di Desa Blendis

Page 31: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

13

D. Kontribusi Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan diatas, maka penelitian

ini diharapkan memiliki manfaat dan kontribusi sebagai berikut :

1. Kontribusi Akademis

a. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi peneliti berikutnya

yang ingin meneliti permasalahan yang sama mengenai

Implementasi program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

2. Kontribusi Praktis .

a. Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan

yang objektif bagi organisasi atau perusahaan untuk mengambil

keputusan untuk memecahkan persoaalan khususnya yang

berhubungan dengan perumahan rakyat

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini menguraikan tentang latar belakang,

permasalahan penulisan penelitian, rumusan masalah apa yang akan

dijabarkan, tujuan penelitian yang terkandung dalam penulisan skripsi ini,

kontribusi penelitian yang mungkin dapat berguna bagi masyarakat, fakultas

maupun instansi terkait baik secara teoritis maupun praktis dan sistematika

pembahasan.

Page 32: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai konsep-konsep atau teori-

teori yang digunakan sebagai pedoman dalam mengkaji pokok

permasalahan mengenai penelitian implementasi program . Pada penelitian

ini menggunakan teori yang meliputi Administrasi Publik, Kebijakan Publik,

Implementasi Program, Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan membahas tentang konsep dan metode-metode

apa saja yang digunakan menyangkut jenis penelitian, fokus penelitian,

pemilihan lokasi dan situs penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data,

instrument penelitian dan metode analisisis.

BAB IV HASIL DAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan membahas tentang hasil Implementasi Program

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Bagi Masyarakat Berpenghasilan

Rendah di Desa Blendis Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung

dengan menggunakan model implementasi Charles O. Jones yang dilihat

dari aspek interpretasi, aspek organisasi, dan aspek penerapan/aplikasi. Serta

faktor pendukung dan penghambat dalam Implementasi program tersebut.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini akan membahas kesimpulan dan saran terkait

Implementasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Desa

Blendis Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung.

Page 33: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Administrasi Publik

1. Pengertian Administrasi Publik

Administrasi Publik berasal dari dua kata dasar yaitu “administrasi”

dan publik. Istilah “administrasi” mempunyai pengertian yang berbeda

dalam beberapa terjemahan. Administrasi dalam bahasa latin administrate

adalah suatu kegiatan yang bersifat memberikan pelayanan atau servis

sesuai dengan kebijakan yang ditentukan oleh memberikan tugas, kewajiban

dan tanggungjawab kepadanya. Dalam bahasa Belanda istilah “administrasi”

berasal dari kata administratie suatu kegiatan yang yang sifatnya hanya

terbatas pada catat-mencatat atau ketatausahaan. Sedangkan dalam bahasa

inggiris administration suatu kegiatan yang punya makna luas meliputi

segenap aktivitas untuk menetapkan kebijakan serta pelaksanaanya.

Dari beberapa istilah administrasi diatas maka penulis

menyimpulkan bahwa administrasi adalah suatu kegiatan ketatausahan dan

mempunyai tugas serta tanggungjawab dalam menetapkan kebijakan dalam

pelaksanaanya.

Pengertian publik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pustaka

(dalam Sjamsiar Sjamsuddin, 2010:110) adalah orang banyak (umum);

semua orang yang datang (menonton, mengunjungi, dan sebagainya).

Administrasi Publik dalam terjemahan bahasa Inggris yaitu administration

Page 34: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

16

public, sedangkan dalam terjemahan bahasa Indonesia menjadi administrasi

negara atau administrasi pemerintahan.

Definisi Administrasi Publik begitu beragam. Banyak pakar atau

ahli yang Administrasi Publik dalam berbagai literature. Beberapa pakar

atau ahli mendefinisikan administrasi publik diantaranya menurut Chandler

dan Plano (1988) dalam dalam Keban (2014:3) administrasi publik adalah

proses dimana sumberdaya dan personel publik diorganisir dan

dikoordinasikan untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan

mengelola (manage) keputusan-keputusan dalam kebijakan publik.

Menurut John M. Pfinner & Robbert V. Presthus (1960) dalam

Sjamsiar Sjamsuddin (2010:114) menyebutkan;

“1) Public administration involves the implementation of public

policy which has been determine by determine by reperesentative

political bodies (administrasi publik meliputi implementasi

kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan oleh badan-badan

perwakilan politik); 2) Public administration may be defined as the

coordination of individual and group efforts to carry out public

policy, it is mainly accuped with the daily work government

(administrasi publik dapat didefinisikan sebagai koordinasi usaha-

usaha perorangan dan kelompok untuk melaksanakan kebijakan

pemerintah. Hal ini terutama meliputi pekerjaan sehari-hari

pemerintah) ;3) Insum, Public administration is a process concered

with carrying out public policies, encompassing innumerable skills

and tehniques large numbers pf people (secara global, administrasi

publik merupakan suatu proses uang berkaitan dengan pelaksanaan

kebijakan-kebijakan pemerintah, pengarahan kecakapan dan

teknik-teknik yang tidak terhingga jumlahnya, memberikan arah

dan maksud terhadap usaha sejumlah orang).

Sedangkan menurut Nicholas Henry dalam Sjamsiar Sjamsuddin

(2010:116) menyebutkan administrasi publik;

Page 35: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

17

“Administrasi publik adalah suatu kombinasi yang kompleks

antara teori dan praktik, dengan tujuan mempromosikan

pemahaman terhadap pemerintah dalam hubungannya dengan

masyarakat yang diperintah dan juga mendorong kebijakan publik

agar lebih responsif terhadap kebutuhan sosial. Administrasi juga

melembagakan praktek-praktek manajemen agar sesuai dengan

nilai efektifitas, efisiensi dan pemenuhan kebutuhan masyarakat

secara lebih baik”.

Berdasarkan definisi dari para ahli diatas maka penulis

menyimpulkan administrasi publik adalah salah satu kegiatan dalam

memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengelola keputusan

kebijakan publik dengan mengkoordinasi perorangan maupun kelompok

yang dilakukan oleh pemerintah secara efektif, efisien dan rasional dalam

pemenuhan kebutuhan masyarakat.

2. Ruang Lingkup Admnistrasi Publik

Ruang lingkup administrasi publik merupakan hal yang sangat

kompleks karena sangat tergantung dari perkembangan kebutuhan atau

dinamika yang dihadapi oleh masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat

Chandler dan Plano (1988) dalam Keban (2014:8) bahwa apabila kehidupan

manusia menjadi semakin kompleks permasalahnnya, maka apa yang

dikerjakan oleh pemerintah atau administrasi publik juga semakin kompleks.

Beberapa literature administrasi publik memberikan pendapat

tentang ruang lingkup yang berbeda. Menurut Nicholas Henry (1995) dalam

Keban (2014:8) menyebutkan ruang lingkup administrasi publik dapat

dilihat dari unsur-unsur:

Page 36: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

18

1. Organisasi publik, yang pada prinsipnya berkenaan dengan model-

model organisasi, dan perilaku birokrasi

2. Manajemen publik, yaitu berkenaan dengan sisitem dan ilmu

manajemen, evaluasi program dan produktifitas, anggaran publik,

dan manajemen sumberdaya manusia

3. Implemetasi yaitu menyangkut pendekatan terhadap kebijakan

publik dan implementasinya, privatisasi, administrasi antar

pemrintahan dan etika birokrasi.

Sementara itu menurut Shafritz dan Russell (1997) dalam Keban

(2014:9) menggambarkan unsur-unsur administrasi publik adalah :

1. Lingkungan politik dan budaya

2. Penerapan lanjutan dari ajaran reinventing government

3. Hubungan antar kelembagaan pemerintahan

4. Perkembangan teori manajemen dan organisasi

5. Perilaku organisasi

6. Managerialisme dan manajemen kinerja

7. Manajemen strategis di sektor publik

8. Kepemimpinan dan akuntabilitas

9. Manajemen, personalia dan hubungan kerja

10. Keadilan sosial

11. Manajemen keuangan

12. Auditin, accounting, dan evaluasi

13. Penghargaan dan etika.

Pendapat Rosenbloom dan Kravchuk (2005) dalam Keban

(2014:10) menyebutkan unsur-unsur administrasi publik adalah

“unsur lingkungan organisasi baik menyangkut struktur maupun

prosesnya, manajemen sumber daya manusia, anggaran,

pengambilan keputusan, analisis kebijakan dan evaluasi

implementasinya, aspek regulasi administrasinya, kepentingan

publik, demokrasi, akuntabilitas dan etika. ”

Berdasarkan definisi dari para ahli diatas maka dapat disimpulkan

ruang lingkup administrasi sangat luas. Ruang lingkup administrasi

dimaksudkan untuk membatasi kinerja administrasi publik. Untuk unsur

Page 37: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

19

ruang lingkup administarsi yang paling utama adalah organisasi, manajemen,

sumberdaya manusia.

3. Kegiatan Administrasi Publik

Kegiatan administrasi publik merupakan suatu kegiatan yang

dilakukan pemerintah dengan jumlah yang banyak dan variatif, baik

menyangkut pemberian pelayanan maupun melalui program-program

pembangunan. Secara formal kegiatan ini dilakukan oleh lembaga

departemen dan non departemen, sementara di daerah dilakukan oleh

sekertaris daerah, dinas, badan, dan kantor. Singkatnya, kegiatan

administrasi publik adalah kegiatan yang dilakukan oleh pejabat struktural

atau pemegang eselon yang memimpin suatu unit, maupun oleh pejabat non

struktural yang tidak memimpin suatu unit. (Keban, 2014:17)

Kegiatan-kegiatan ini dapat dilakukan langsung oleh pemerintah,

sektor swasta dan masyarakat. Kegiatan yang bersifat kompleks membuat

pemerintah tidak bisa melaksanakannya sendiri, sehingga kegiatan tersebut

dapat ditawarkan kepada sektor swasta dan masyarakat untuk menanganinya.

Kegiatan ini ditangani secara khusus karena menyangkut nilai rasionalitas

dan politis, nilai rasionalitas dalam kegiatan ini dilihat dari efisiensi,

efektivitas, dan keekonomian, sedangkan nilai poltik dilihat dari keadilan

dan kesetaraan.

Secara khusus kegiatan administrasi publik difokuskan pada aspek

manajemen sebagai pelaksanaan dari kebijakan publik. Artinya administrasi

Page 38: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

20

publik lebih berkenaan dengan kegiatan pengelolaan pelayanan publik dan

penyediaan kebutuhan publik (Keban, 2014:18).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan

admnistarsi publik merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah,

adapun kegiatan yang dilakukan antara lain membuat sebuah kebijakan atau

program, pelayanan publik. Kegiatan yang bersifat kompleks membuat

pemerintah tidak mampu untuk mengurus sendiri kegiatan-kegiatan tersebut.

Sehingga untuk mewujudkan kegiatan-kegiatan tersebut pemerintah dibantu

oleh pihak swasta dan masyarakat.

B. Kebijakan Publik

1. Pengertian Kebijakan Publik

Kebijakan Publik berasal dari dua kata yaitu “kebijakan” dan

“publik”. Kata kebijakan sendiri mempunyai makna sebagai serangkaian

tindakan atau kegiatan. Sedangkan kata publik dalam bahasa inggris public

mempunyai arti segala sesuatu yang menyangkut orang banyak atau

masyarakat. Kebijakan publik menurut Hamdi (2013:1) merupakan salah

satu output atau hasil dari proses penyelenggaraan pemerintahan, di

samping pelayanan publik, barang publik dan regulasi. Oleh karena itu

substansi dan proses kebijakan publik akan selalu berkaitan dengan berbagai

aspek keberadaan pemerintah, terutama dengan bentuk negara, bentuk

pemerintahan, dan sistem pemerintahan.

Page 39: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

21

Definisi kebijakan publik sangat luas, namun demikian pendapat

dari Eystone (1971) “meskipun definisinya terlalu luas namun cukup akurat

dalam menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan publik”.

Menurut Eystone (1971) dalam Wahab (2012:13) kebijakan publik ialah

“the relationship of governmental unit to its environment” (antar hubungan

yang berlangsung di antara unit/satuan pemerintahan dengan

lingkungannya). Demikian pula definisi Wilson (2006) dalam Wahab

(2012:13) kebijakan publik adalah :

“The actions, objectives, and pronouncements of governments on

particular matters, the steps they take (or fail to take) to implement

them, and the explanations they give for what happens (or does

not happen)” (tindakan-tindakan, tujuan-tujuan, dan pernyataan-

pernyataan pemerintah mengenai masalah-masalah tertentu,

langkah-langkah yang telah/sedang diambil (atau gagal diambil)

untuk diimplementasikan, dan penjelasan-penjelasan yang

diberikan oleh mereka mengenai apa yang telah terjadi (atau tidak

terjadi)”

Berdasarkan pendapat ahli terkait kebijakan publik, maka dapat di

simpulkan bahwa kebijakan publik merupakan produk dari pemerintah yang

dibuat untuk masyarakat. Untuk mengetahui keijakan publik itu berhasil

atau tidak maka kebijakan publik diimplementasikan. Selain itu proses

kebijakan publik berkaitan dengan berbagai aspek keberadaan pemerintah,

terutama dengan bentuk negara, bentuk pemerintahan, dan sistem

pemerintahan.

2. Karakteristik Kebijakan Publik

Menurut Hamdi (2013:37) karateristik kebijakan publik sebagai

berikut :

Page 40: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

22

1. Setiap kebijakan publik selalu memiliki tujuan, yakni untuk

menyelesaikan masalah publik. Setiap kebijakan publik akan selalu

mengandung makna sebagai suatu upaya masyarakat untuk

mencari pemecahan masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam konteks ini, kebijakan publik juga dapat

dipandang sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah bersama

warga negara yang tidak dapat mereka tanggulangi secara

perorangan,

2. Setiap kebijakan publik selalu merupakan pola tindakan yang

terjabarkan dalam program dan kegiatan. Oleh karena itu, suatu

kebijakan publik secra lebih konkret dapat diamati dalam wujud

rencana, program, dan kegiatan. Dalam konteks ini, aspek khas dari

kebijakan publikadalah esensinya sebagai suatu upaya untuk

menemukan jawaban terhadap persoalan atau masalah yang sulit.

3. Setiap kebijakan publik selalu termuat dalam hukum positif.

Keberadaan suatu sisitem politik atau suatu pemerintahanakan

selalu mencerminkan dua keistimewaan. Pertama, pemerintah

merupakan badan yang memiliki kewenangan untuk membuat

aturan yang mengikat atau mesti dipengaruhi oleh semua warga

negara. Kedua, untuk menegakkan keberlakuan aturan yang telah

dibuatnya, pemerintahan juga memiliki kewenangan untuk

memberikan sanksi kepada pelanggarnya.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa

karateristik merupakan sesuatu hal yang harus ada dalam setiap kebijakan

publik. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah kebijakan publik

diimplementasikan dan dievaluasi. Adapun karateristik dari kebijakan

publik antara lain kebijakan publik harus memiliki tujuan, produk dari

kebijakan publik beruapa suatu kebijakan atau sebuah program, dan setiap

kebijakan publik harus sesuai dengan hukum dapat diartikan harus termuat

dalam undang-undang, peraturan presiden, peraturan menteri, peraturan

gubernur, peraturan bupati.

Page 41: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

23

3. Proses Kebijakan Publik

Proses kebijakan publik adalah serangkaian aktivitas intelektual

yang dilakukan dalam proses kegiatan yang bersifat politis. Proses

kebijakan bertujuan untuk memudahkan dan mengkaji suatu penelitian

tentang kebijakan publik. Proses kebijakan publik baru dimulai ketika

para pelaku kebijakan telah mengetahui adanya situasi permasalahan

yang dirasakan berdasarkan adanya kesulitan atau kekecewaan atas

kebutuhan, nilai maupun kesempatan. Dengan kata lain, proses kebijakan

merupakan proses sosial dan proses politik. Menurut Dunn (1994:17)

proses kebijakan publik meliputi beberapa hal antara lain :

a) Penyusunan agenda

b) Formulasi kebijakan

c) Adopsi kebijakan

d) Implementasi kebijakan

e) Penilaian kebijakan

Model proses kebijakan menurut Dye dalam Nugroho (2012:529)

adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Model Proses Kebijakan Menurut Dunn

Sumber : Nugroho 2012

Identif

ication

of

policy

proble

m

Agend

a

setting

Policy

formul

ation

Policy

formul

ation

Policy

imple

mentat

ion

Policy

evalua

tion

Page 42: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

24

Sedangkan Anderson (1979:23-24) menjelaskan bahwa sebagai pakar

kebijakan publik menetapkan proses kebijakan publik sebagai berikut:

a) Formulasi masalah

b) Formulasi kebijakan

c) Penentu kebijakan

d) Implementasi kebijakan

e) Evaluasi kebijakan

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam

pembuatan sebuah kebijakan harus melewati beberapa proses dari mulai

penyusunan agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi

kebijakan, dan penilaian. Hal tersebut merupakan rangakaian terbentuknya

dari suatu kebijakan publik.

C. Implementasi

1. Pengertian Implementasi

Implementasi merupakan salah satu proses pelaksanaan dalam

kebijakan publik. Implementasi kebijakan publik merupakan sebuah

tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam

sebuah kebijakan publik. Implementasi dalam arti luas dalah bentuk

pengoprasialisasian atau penyelenggaraan aktivitas yang telah ditetapkan

berdasarkan undang-undang dan menjadi kesepakatan bersama diantara

beragam pemnagku kepentingan (stakeholder), actor, organisasi baik publik

atau privat yang digerakkan untuk bekerjasama guna menerapkan kebijakan

kearah yang dikehendaki. Dengan demikian tujuan dan sasaran program

atau kebijakan secara keseluruhan dapat dicapai secara memuaskan. Van

Page 43: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

25

Meter dan Van Horn yang dikutip dalam Wahab (2012:135) merumuskan

proses implementasi sebagai “tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh

individual/pejabat-pejabat atau kelompok pemerintahan atau swasta yang

diarahakan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam

keputusan kebijakan”. Selain itu Presman dan Widavsky dalam Jones (1991:

295) mendefinisikan implementasi atau penerapan mungkin dapat

dipandang sebagai sebuah interaksi antara suatu perangkat tujuan dan

tindakan untuk meraihnya

Sementara itu, Mazmanian dan Sabatier yang dikutip dalam Wahab

(2012:135) menjelaskan makna implementasi sebagai berikut:

“memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program

dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian

implementasi kebijakan, yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-

kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman

kebijakan publik yang mencakup pada usaha-usaha untuk

mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat atau

dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian”.

Berdasarkan pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses

implementasi sebuah kebijakan atau program tidak hanya menyangkut

perilaku badan administrative yang melaksanakannya, tetapi juga aktor-

aktor lain dan jaringan-jaringan politik, sosial, ekonomi secara langsung

maupun tidak langsung mempengaruhi semua pihak yang terlibat untuk

mencapai tuuan kebijakan atau program yang telah diharapkan. Hal ini juga

didukung oleh pendapat Wahab (2012:130) bahwa implementasi kebijakan

atau program pemerintah pasti akan melibatkan sejumlah pembuat kebijakan,

yang masing-masing berusaha keras untuk mempengaruhi perilaku birokrat

Page 44: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

26

dalam rangka mengatur kelompok sasaran yang dapat dilihat dari tiga sudut

pandang berikut :

1. Pembuat kebijakan (the center atau pusat) yang menjadi fokus dari

pusat ini adalah berkaitan dengan sejauh mana tujuan atau sasaran

resmi kebijakan tercapai dan apa alasan yang menyebabkan tujuan

tertentu tercapai atau tidak tercapai.

2. Pejabat pelaksana lapangan (the periphery) yang menjadi fokus

adalah tindakan para pejabat/instansi dilapangan dalam

menanggulangi gangguan/hambatan di wilayah kerjanya demi

berhasilnya suatu kebijakan yang dipercayakan.

3. Kelompok sasaran (target group) yang menjadi fokus adalah

bagaimana kelompok sasaran menikmati hasil dari kebijakan.

Apakah dampak positif kebijakan benar-benar mengubah pola

hidup dan memberikan efek jangka panjang bagi peningkatan mutu

hidupnya.

Implementasi sebuah kebijakan atau program pastinya

mengharapkan apa yang dilakukan akan berjalan sesuai dengan yang

diharapkan. Untuk mencapai implementasi yang sempurna tentu tidaklah

mudah, mengingat yang membuat dan melaksanakan kebijakan atau

program adalah manusia itu sendiri. Tetapi disini Mazmanian dan Sabaitier

dalam Parsons (2014:487) mengemukakan enam syarat yang harus ada ada

untuk menciptakan implementasi yang efektif dari sebuah kebijakan atau

program yang telah dinyatakan legal yaitu sebagai berikut :

Page 45: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

27

1. Tujuan yang jelas dan konsisten

2. Kebijakan mengandung teori yang akurat tentang bagimana cara

melahirkan perubahan

3. Struktur implementasi yanag disusun secara legal untuk membatu

pihak-pihak yang mengimplementasikan kebijakan

4. Komitmen para pelaksana implementasi untuk menggunakan

kebijaksanaan guna mencapai tujuan kebijakan

5. Dukungan dari kelompok kepentingan dan penguasa di legislatif

serta esekutif

6. Perubahan sosial-ekonomi yang tidak melemahkan dukungan

kelompok atau penguasa dan teori yang mendasari kebijakan.

Berdasarkan dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

untuk menghasilkan implementasi yang efektif antara lain harus memilki

tujuan yang jelas, harus bisa menghailkan perubaha, mempunyai struktur

organisasi yang jelas agar mudah dalam pengimplementaskan kebijkan atau

program, para pelaksana harus memiliki komitmen, memperoleh dukunga

dari masyarakat, dan tidak merugikan kelompok atau masyarakat tertentu.

1. Model-Model Implementasi

Model-model implementasi merupakan sebuah alat atau cara untuk

mengukur suatu proses kebijakan atau sebuah program apakah sudah

berjalan dengan baik. Model-model implementasi dimaksudkan untuk

Page 46: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

28

mempermudah menganalisis rumusan masalah suatu kebijakan apakah

sudah memberikan outcome dalam mengatasi suatu permasalahan publik.

Menurut Agustino (2016:133-162) model-model implementasi sebagai

berikut :

a. Model Implementasi Menurut George C. Edward III

Gambar 2. Model Implemetasi Kebijakan Edward III

Sumber : Leo Agustino (2016: 142)

Model implementasi Edward III berpespektif top-down dengan

menanamkan implementasi kebijakan ataupun program dengan istilah

Direct and Inderect Inpact on Implementation. Ada empat variabel yang

menentukan keberhasilan implementasi kebijakan ataupun program yaitu :

1. Komunikasi

Komunikasi sangat menentukan keberhasilan pencapaian

tujuan dari implementasi kebijakan publik. Implementasi yang efektif

terjadi apabila para pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang

KOMUNIKASI

STRUKTUR BIROKRASI

SUMBER DAYA

DISPOSISI

IMPLEMENTASI

Page 47: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

29

akan mereka kerjakan. Pengatuhan atas apa yang akan mereka

kerjakan dapat berjalan bila komnikasi berjalan dengan baik, sehingga

setiap keputusan kebijakan dan peraturan implementasi harus

ditransmisikan (atau dikomunikasikan) kepada bagaian personalia

yang tepat. Selain itu, kebijakan yang dikomunikasikan pun harus

tepat, akurat, dan konsisiten. Komunikasi (atau pentrasmisian

informasi) diperlukan agar para pembuat keputusan “di” dan para

implementor akan semakin konsisiten dalam melaksanakan setiap

kebijakan yang akan diterapkan dalam masyarakat.

Terdapat tiga indikator yang dapat dipakai dalam mengukur

keberhasilan variabel komunikasi, yaitu :

a. Transmisi; yaitu, penyaluran komunikasi yang baik akan

dapat menghasilkan suatu implementasi yang baik pula.

b. Kejelasan; yaitu, komunikasi yang diterima oleh para

pelaksana kebijakan (street-level-bureuacrats) haruslah

jelas dan tidak membingungkan.

c. Konsistensi; yaitu, perintah yang biberikan dalam

pelaksanaan suatu komunikasi haruslah konsisten.

2. Sumber daya

Variabel kedua yang mempengaruhi keberhasilan

implementasi kebijakan adalah variabel sumber daya. Menurut

Edward III sumber daya merupakan hal pentng lainnya dalam

Page 48: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

30

mengimplementasikan kebjakan. Ada beberpa indikator untuk

mengukur keberhasilan variabel sumber daya, antara lain ;

a. Staf; sumber daya utama dalam implementasi kebijakan

adalah staf atau sumber daya manusia (SDM). Kegagalan

yang sering terjadi dalam implementasi kebijakan salah

satunya adalah staf yang tidak mencukupi ataupun tidak

kompeten. Sehingga perlu penambahan staf yang memiliki

kehalian serta kemampuan dalam melaksanakan tugas

yang diinginkan oleh suatu kebijakan.

b. Informasi; dalam implementasi sebuah kebijakan

informasi mempunyai dua bentuk, yakni i. informasi yang

berhubungan dengan cara melaksanakan kebijakan. Dan ii,

informasi mengenai data kepatuhan dari pelaksana

terhadap peraturan dan regulasi pemeruntah yang telah

ditetapkan.

c. Wewenang; pada umumnya kewenangan harus besifat

formal, agar perintah dapat dilaksanakan. Kewenangan

merepakan otoritas atau legitimasi bagi para pelaksana

dalam melaksanakan kebijakan yang ditetapkan secara

politik.

d. Fasilitas; fasilitas fisik juga merupakan faktor penting

dalam implementasi kebijakan. Implementor mungkin

memiliki staf yang mencukupi, mengerti apa yang harus

Page 49: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

31

dilakukannya, dan memiliki wewenang untuk

melaksanakan tugasnya, tetapi tanpa adanya fasilitas

pendukung (sarana dan prasara) maka implementasi

kebijakan tersebut tidak akan berhasil.

Sumber daya tidak juga berkaitan dengan sumber daya

manusia saja, namun sumber daya juga berkaitan dengan dana atau

biaya sebagaimana menurut Mazmanian dan Sebatier dalam

Subarsono (2015: 95) menjelaskan bahwa besarnya alokasi sumber

daya finansial terhadap kebijakan tersebut mempengaruhi

keberhasilan suatu kebijakan atau program.

3. Disposisi

Disposisi atau sikap dari pelaksana kebijakan adalah faktor

penting ketiga dalam pendekatan mengenai pelaksanaan suatu

kebijakan publik. Jika pelaksanaan suatu kebijakan ingin efektif, maka

para pelaksana kebijakan tidak hanya harus mengetahui apa yang akan

dilakukan tetapi juga harus memiliki kemampuan untuk

melaksanakannya, sehingga dalam praktiknya terjadi bias. Adapun

variabel disposisi yaitu ;

a. Efek disposisi; disposisi atau sikap para pelaksana akan

menimbulkan hambatan-hambatan yang nyata terhadap

implementasi kebijakan. Oleh karena itu, pemilihan dan

pengangkatan personil pelaksana kebijakan haruslah

Page 50: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

32

orang-orang yang memiliki dedikasi pada kebijakan yang

telah ditetapkan.

b. Melakukan pengaturan Birokrasi (staffing the

bereaucracy) ; ini merujuk pada penunjukan dan

pengangkatan staf dalm birokrasi yang sesuai dengan

kemampuan, kapablitas, dan kompetensinya.

c. Insentif; salah satu teknik yang disarankan untuk

mengatasi masalah kecenderungan para pelaksana adalah

dengan memanipulasi insentif. Hal ini dilakukan sebagai

upaya memenuhi kepentingan pribadi (self interest) atau

organisasi

4. Struktur birokrasi

Menurut Winarno (2007:202) birokrasi merupakan ”badan

yang paling sering bahkan secara keseluruhan menjadi pelaksana

kebijakan”. Birokrasi digunakan sebagai bentuk organisasi yang

nantinya menjalankan implementasi yang terstruktur. Peran struktur

birokrasi dalam implementasi kebijakan sebagai faktor yang

fundamental yang digunakan untuk mengkaji. Menurut Edward III

dalam Agustino (2016: 141) ada dua karakteristk struktur birokrasi

yaitu pertama, prosedur kerja ukuran dasar atau Standar Operasional

Prosedur (SOP) digunakan untuk menyeragamkan tindakan-tindakan

dari para pejabat dalam organisasi-organisasi yang kompleks dan

tersebar luas, yang pada gilirannya dapat menimbulkan fleksibilitas

Page 51: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

33

yang besar dan kesamaan yang besar dalam penerapan perauran-

peraturan. Kedua fragmentasi, tanggung jawab bagi setiap bidang

kebijakan sering tersebar di beberapa organisasi, namun implementasi

kebijakan biaya dipegang oleh satu bagian dalam organisasi tersebut

atau mendesentralisasikan kekuasaan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

b. Model Implementasi Menurut Charles O. Jones

Penerapan atau implementasi bersifat sangat interaktif dengan

kegiatan-kegiatan kebijakan yang mendahuluinya. Pressman dan Wildavsky

dalam Jones (1991: 295) mendefinisikan penerapan atau implementasi

sebagai berikut

“Penerapan mungkin dapat dipandang sebagai sebuah proses

interaksi antara suatu perangkat tujuan dan tindakan yang mampu

untuk meraihnya … Pelaksanaan atau penerapan program dengan

demikian telah menjadi suatu jaringan yang tak nampak.

…Penerapan adalah kemampuan untuk membentuk hubungan-

hubungan lebih lanjut dalam rangkaian sebab-akibat yang

menghubungkan tindakan dengan tujuan.”

Banyak konflik dan dilema yang tak terpecahkan surat

menyumbang kualitas dinamika dan interaksi dari penerapan. Kenyataannya

tujuantujuan program mungkin akan mengungkapkan atau secara

substansial mengubah proses penerapannya. Williams dalam Jones (1991:

295) menyebutkan bahwa masalah yang paling penting dalam penerapan

adalah hal memindahkan suatu keputusan ke dalam kegiatan atau

pengoprasian dengan cara tertentu dan berfungsi dengan baik dalam lingkup

Page 52: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

34

lembaganya. Ada beberapa tantangan bagi Implementasi yang diungkapkan

oleh Jones (1991: 297) yaitu :

a. Permasalahan dan tuntutan secara tepat didefinisikan dan

diidentifikasikan kembali dalam proses kebijakan.

b. Para pembuat kebijakan sering mendefinisikan masalah

sendiri.

c. Program-program yang membutuhkan partisipasi masyarakat

dan antar pemerintahan bisa mengundang benrbagi macam

penafsiran yang tidak konsisiten tentang tujuan program

seringkali tidak terpecahkan.

d. Program mungkin dapat dilaksanakan tanpa perlu

mempelajari kegagalan.

e. Program-program sering mencerminkan kesepakatan yang

dapat dicapai daripada kepastian yang sesungguhnya.

f. Banyak program dikembangkan dan dilaksanakan tanpa

mendefinisikan masalahnya secara jelas.

Partisipasi dari kelompok atau perorangan di dalam penerapan

kebijakan memiliki beberapa bentuk. Kelompok-kelompok tersebut

mungkin bekerjasama dengan badan-badan pemerintah dalam menerapkan

kebijakan tersebut. Sebagimana halnya dengan kegiatan program yang lain.

partisipasi tidak hanya dibatasi bagi segelintir dengan kegiatan tersebut.

dalam mempertimbangkan penerapan program, hal-hal yang perlu

diperhatikan menurut Jones (1991: 300) yaitu :

a. Selain kaum birokrat, banyak lagi lainnya yang turut terlihat,

contohnya para legislator, hakim, dan orang perorangan.

b. Kaum birokrat sendiri terlibat dalam aktivitas-aktivitas

fungsional lainnya disamping dalam aktivitas implemntasi.

Menurut Charles O. Jones (1991: 296) untuk mengkaji

keberhasilan implementasi kebijakan dapat dilihat dalam 3 (tiga) aspek,

yaitu:

Page 53: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

35

1) Aspek Interpretasi

Interprestasi adalah usaha untuk mengerti apa yang dimaksud oleh

pembentuk kebijakan dan mngetahui betul apa dan bagaimana tujuan akhir

yang harus diwujudkan atau direalisasikan. Interpretasi menurut Charles O.

Jones dalam Widodo (2009: 90) menjelaskan bahwa interpretasi merupakan

tahapan penjabaran sebuah kebijkan yang masih bersifat abstrak kedalam

kebijakan yang lebih bersifat teknis operasional. Dimensi interprestasi ini

hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Edwards III dalam dimensi

komunikasi. Jones mengutip dari Edwards III sebagai berikut :

“kebutuhan utama bagi keefektifan pelaksana kebijakan adalah

bahwa mereka yang menerapkan keputusan haruslah yahu tentang

apa yang seharusnya mereka lakukan … Jika kebijakan ingin

dilaksanakan dengan tepat, arahan serta petunjuk pelksanaan tidak

hanya diterima tetapi juga harus jelas, dan jika hal ini tidak jelas

para pelaksana akan kebingungan tentang apa yang seharusnya

mereka lakukan, dan akhirnya mereka akan mempunyai kebijakan

tersendiri dalam memandang penerapan kebijakan tersebut. Yang

mana pandangan ini seringkali berbeda dengan pandangan atasan.

(Jones, 1991: 320)

Jones juga mengemukakan lebih lanjut bahwa selain patokannya

harus jelas, langkah selanjutnya adalah mengembangkan sarana untuk

menerapkannya. Bagaimana para pelaksana akan melaksanakan tugasnya

tergantung pada sejumlah keadaan, dimana hal terpenting pada masalah ini

adalah perkiraan para pelaksana tentang proses yang harus dipelajari dan

estimasi ketersediaan sumber daya. Berikut penjelasan dari Jones (1991:

321):

“Suatu patokan yang jelas harus segera ditetapkan yang mana

melibatkan pada batas minimum, suatu proses yang harus

dipelajari oleh para pelaksana untuk kemudian mengembangkan

Page 54: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

36

sarana untuk menerapkannya, tetapi sebaliknya manakala patokan

tersebut tak jelas, para pelaksana akan menghadapi tanggungjawab

yang berat. Bagaimana mereka menghadapi tanggungjawab ini

tergantung dari sejumlah keadaan. Yang paling penting pada m

asalah ini adalah perkiraan para pelaksana tersebut tentang keersed

iaan sumber daya”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa interprestasi dan para

pelaksana kebijakan harus mengetahui dengan baik mengenai substansi

kebijakan, makna kebijakan, dan tujuan kebijakan agar penafsiran ini tidak

menyimpang dari kebijakan tersebut.

2) Aspek Organisasi

Pembentukan atau penataan kembali sumberdaya, unit-unit serta

metode untuk menjadikan program berjalan. Organisasi di dalam

pemerintah identik dengan istilah birokrarsi, dan birokrasi telah identik

dengan “kejahatan dan dosa”. Implementasi kebijakan memerlukan perintah

atasan yang jelas dan tegas,dan perlu memberikan sanksi bagi aparat yang

melanggar, sebagimana Jones mengemukakan sebagai berikut :

“pemempin untuk meberikan perintah yang diperlukan untuk

mempertanggungjawabkan kewajiban-kewajiban tersebut dan

kemudian dibagikan dalam cara yang tetap serta dibatasi secara

ketat oleh aturan-aturan yang berhubungan dengan cara-cara

paksaan dan sejenisnya, yang akan dikenakan sanksi berupa

pemecatan atau pembuangan bagi para pejabat yang

melakukannya”. (Jones,1991: 306)

Charles O. Jones (1991: 318) menyebutkan bahwa organisasi telah

beralih dari sebuah pembahasan tentang harus adanya birokrasi dalam

masyarakat yang rumit telah berkembang menjadi sebuah pandangan

terhadap organisasi federal serta sebuah ulasan tentang bagaimana variasi

Page 55: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

37

dalam organisasi akan mempengaruhi sebuah program. Setiap kegiatan

memerlukan birokrasi yang mampu berkomunikasi dengan pihak yang

membuat kebijakan dan juga dengan pihak yang melaksanakan kebijakan.

Tujuan organisasi adalah menjalankan program-program yang telah

dirancang.

Widodo (2009: 91) mejelaskan bahwa tahap pengorganisasian ini

lebh mengarahkan pada proses kegiatan pengaturan dan penetapan siapa

yang menjadi pelaksana kebijakan (penentuan lembaga organisasi mana

yang akan melaksanakan, dan siapa pelakunya), penetapan anggaran,

menetapkan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam melaksanakan

kebijakan, penetapan tata kerja, dan penetapan manajemen pelaksanaan

kebijakan termasuk penetapan pola kepemimpinan dan koordinasi pelaksana

kebijakan.

3) Aspek Penerapan atau Aplikasi

Aplikasi atau penerapan adalah penerapan secara rutin dari segala

keputusan dan peraturan-peraturan dengan melakukan kegiatan-kegiatan

untuk tercapainya tujuan kebijakan. Jones (1991: 324) menyatakan bahwa

penerapan mengacu pada pelaksanaan pekerjaan yang meliputi “penyediaan

barang dan jasa” sebagaimana tujuan-tujuan yang bersifat pragmatis lainnya.

Penerapan seringkali merupakan suatu proses dinamis dimana para

pelaksana maupun para petugas diarahkan oleh pedoman program maupun

patokan-patokan, ataupun secara khusus diarahkan oleh kondisi yang aktual.

Jones (1991: 325) menyebutkan bahwa :

Page 56: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

38

“penyesuaian dalam organisasi maupun penafsiran dari politis dari

yang berwenang mungkin tak akan dapat dipraktekkan di lapangan,

dan sebaliknya penerapan seringkali merupakan proses dinamis

dimana para pelaksananya ataupun para petugas diarahkan oleh

pedoman program maupun patokan-patokannya, ataupun secara

khusus diarahkan oleh kondisi yang aktual. ”

Dalam melaksanakan kebijakan, para pelaksana diarahkan oleh

pedoman-pedoman program. Selain itu pelaksanaan bersifat dinamis. Hal ini

sebagiamana disampaikan oleh Jones bahwa suatu penafsiran politis dari

ang berwenang mungkin tak akan dapat dipraktekkan di lapangan, dan

sebaliknya penerapan sringkali merupakan proses dinamis dimana para

pelaksana ataupun petugas dirahkan oleh pedoman program. Menurut Jones

(1991: 325) dalam aplikasi kebijakan, pelaksana juga harus memperhatikan

efektivitas, efisiensi, dan objektivitas, sebagaimana diungkapkan oleh Jones

(1991: 328) :

“Aplikasi pelaksanaan kebijakan publik merupakan suatu proses

aktif dan selalu berubah. Hal ini tidak hanya menunjuk pada

sebuah kemungkinan kecil terhadap penerapan harifah suatu

peraturan, tetapi juga menunjukkan bahwa mereka yang membuat

upaya semacam itu akan menghadapi permasalahan dalam

organisasinya. Aplikasi adalah suatu varian dengan konsep

administrasi serta ilmu manejemen yang menekankan pada

terciptanya tujuan kebijakan yang efektif dan efisien serta

dilaksanakan oleh suatu pelayanan sipil yang objektif.”

Dalam aplikasi kebijakan, pelaksana dituntut untuk memiliki

strategi yang tepat dalam melaksanakan kebijakan, disertai dengan

pengelolaan terhadap pendukung kebijakan, serta antisipasi terhadap pihak

yang dirugikan. Aplikasi juga harus mempertimbangkan aspek politik,

dimana politik selalu melibatkan kepentingan berbagai pihak dan juga

rawan konflik. Dari pemamaparan pendapat Jones sebelumnya maka

Page 57: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

39

implementasi kebijakan jarang dijadikan sebagai penilaian dan hanya

menjadi suatu yang tidak tertulis. Jones mengutip dari Edwards bahwa

kebutuhan utama bagi keefektifan pelaksana kebijakan adalah mereka yang

menerapkan keputusan haruslah tahu apa yang seharusnya mereka lakukan,

menurut Jones (1991: 320). Hal ini menunjukan Edwards III melihat adanya

hubungan antara implementasi kebijakan dengan implementator, dan

abagiaman kebijakan tersebut dapat terimplementasikan tergantung kepada

sejauh mana implentator memahami apa yang harus mereka kerjakan.

D. Program

1. Pengertian Program

Secara umum program dapat diartikan sebagai “rencana”. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia program adalah suatu rancangan mengenai

asas-asas serta usaha-usaha yang dijalankan. Dalam menentukan program

ada tiga pengertian penting yang perlu ditekankan yaitu, 1) realisasi atau

implementasi suatu kebijakan, 2) terjadi dalam waktu yang relative lama-

bukan kegiatan tunggal tetapi jamak berkesinambungan, dan 3) terjadi

dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang. (Arikunto,2008:4)

Menurut Arikunto (2008:4) pengertian program adalah suatu unit

atau kesatuan kegiatan maka program merupakan sebuah sistem, yaitu

rangkaian kegiatan yang dilakukan bukan hanya satu kali namun

berkisinambungan. Pelaksanaan program selalu berada dalam sebuah

organisasi artinya program harus melibatkan sekelompok orang. Sedangkan

menurut Sudjana (2004:1) program dapat diartikan sebagai kegiatan yang

Page 58: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

40

dilakukan atau diselenggarakan oleh perorangan dan/atau organisasi

(lembaga) yang memuat komponen-komponen program. Komponen-

komponen itu meliputi tujuan, sasaran, isi dan jenis kegiatan, proses

kegiatan, waktu fasilitas, alat, biaya, organisasi penyelenggaraan, dan lain

sebagainya.

Dari beberapa pengertian program tersebut penulis menyimpulkan

pengertian dari program adalah suatu rencana kegiatan yang

diselenggarakan bisa dari perorangan ataupun suatu organisasi (lembaga)

yang tidak dilakukan dalam waktu yang singkat namun berkesinambungan

karena tujuan sebuah program adalah melaksanakan sebuah kebijakan.

2. Tahapan-Tahapan Implementasi Program

Terdapat tahapan-tahapan dalam implementasi program yang harus

dilakukan agar tujuan dapat tercapai dengan efektif. Dalam implementasi

program tersebut harus dilakukan perencanaan terlebih dahulu agar arah

ataupun tujuan dari program dapat tercapai dengan baik. Zauhar (1993:4)

membagi perencanaan menjadi beberapa tahap

1. Tahap awal dalam perencanaan implementasi program dengan

melakukan konseptualisasi ide. Ide yang telah terkonsep melalui

suatu proses dan kemudian biasa disebut dengan pra studi

kelayakan. Kegunaan pra studi kelayakan tersebut adalah untuk

mengetahui bahwa program dan proyek yang diusulkan

merupakan kegiatan yang penting untuk dilakukan.

Page 59: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

41

2. Tahap kedua adalah dengan melakukan studi kelayakan terhadap

program perlu mengalami suatu studi kelayakan dimana tujuan

dari studi kelayakan ini adalah untuk mengetahui sejauh mana

konsep ide itu, penting dan logis untuk dilaksanakan yang dapat

dinilai dari efisiensi tenaga, waktu dan biaya yang harus

dikeluarkan dalam pelaksanaannya.

3. Tahap selanjutnya adalah dengan melakukan desain. Dalam

tahapan ini dilakukan perincian sebuah program tersebut. Tahap

desain ini, suatu program harus memenuhi persyaratan antara

lain teknis, ekonomis, finansial, sosial dan politik. Setelah

persyaratan tersebut terpenuhi maka tahap selanjutnya dalam

perencaan program adalah persetujuan. Dalam tahap

persetujuan ini ditentukan bahwa program yang direncanakan

tersebut layak atau tidak untuk dijadikan sebuah prioritas.

Kelayakan dan cara menentukan prioritas suatu program

didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut (Zauhar, 1993:6-

11) :

a. Perbandingan nilai teknis

b. Perbandingan tingkat kemanfaatan yang dihasilkan

bagi kelompok sasaran strategis

c. Perbandingan tingkat kemampuan suatu program

atau proyek melayani daerah strategis

d. Masuk tidaknya proyek dalam sektor strategis

Page 60: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

42

e. Menjadi bagian/tidak suatu proyek dari rangkaian

proyek terpadu

f. Tingkat urgensi proyek

g. Analisa tujuan

4. Tahap akhir dalam perencanaan adalah tahap persiapan

pelaksanaan semua hal yang berhubungan dengan proses

implementasi suatu program perlu diperhitungkan. Seperti dalam

hal sumber daya manusia yaitu kepegawaiannya, organisasi,

peralatan, perlengkapan, pendanaan dan semua yang terkait dengan

program tersebut

Menurut Zauhar (1993:10) keberhasilan program sangat tergantung

pada kerjasama dengan organisasi/instansi terkait dan juga dipengaruhi oleh

keteladanan pemimpin program. Selain itu pembagian tugas dan

tanggungjawab yang jelas merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan

dalam implementasi. Pelaksanaan suatu implementasi program perlu

dilakukan monitoring agar suatu program mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Menurut Zauhar (1993:11) bahwa:

“Monitoring sebagai perangkat kegiatan yang dilakukan untuk

mengikuti, mengamati dan melacak jalannya pelaksanaan program

dan proyek pembangunan dengan menggunakan sistem pelaporan

dan tujuan langsung ke lokasi agar memperoleh data dan informasi

yang jelas serta menghimpun masalah yang ada untuk dijadikan

alternatif pemecahan sebagai input penyempurnaan”.

Dalam implementasi program, hal-hal yang perlu dimonitoring antara lain:

1) Tujuan yang ingin dimonitoring

Page 61: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

43

2) Tujuan fungsional meliputi hal-hal yang berkaitan dengan sumbangan

atau dampak yang dihasilkan program bagi terciptanya tujuan

3) Keluaran atau output merupakan hasil akhir yang diperoleh dengan

adanya program

4) Input yakni segala sumber baik manusia, mesin, dana dan metode

dalam rangka pencapaian tujuan

5) Indikator yang diperlukan sebagai pengukuran tingkat keberhasilan

Setelah dilakukan proses monitoring, tahap selanjutnya dalam

implementasi program adalah evaluasi. Zauhar (1993:16) mengartikan

evaluasi sebagai proses pengukuran atau pengenalan yang berusaha untuk

menentukan mengapa kejadian dalam pelaksanaan tingkat keluaran belum

atau tercapai. Selanjutnya Zauhar, menjelaskan tujuan pokok evaluasi

adalah status akhir proyek yang akan menjadi landasan untuk meningkatkan

kebijaksanaan tentang proyek atau program pembangunan berikutnya.

Dalam artian bahwa, evaluasi akan dijadikan sebagai acuan dan juga bahan

rujukan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan dalam rangka untuk

memperbaiki implementasi sebuah program tersebut.

E. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata laitin “Movere” yang berarti “dorongan

atau daya penggerak. Motivasi dapat dikatakan sebagai cara untuk

mendorong gairah seseorang untuk mau bekerja keras dengan memberikan

semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan suatu tujuan.

Page 62: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

44

Menurut Siagian (1989:138) motivasi adalah daya pendorong yang

mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk

mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga

dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi

tanggungjawab dan menunaikan kewajiban, dalam rangka pencapaian tujuan

dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.

Motivasi juga dapat dikatakan sebagai keinginan, harapan,

kebutuhan, tujuan, sasaran, dorongan, dan insentif. Rangsangan akan

kebutuhan, tujuan, dan kepuasan mempengeruhi tingkah laku seseorang,

karena rangsangan yang berupa materiil dan nonmaterial akan menciptakan

motif dan motivasi yang mendorong seseorang untuk bekerja guna

memperoleh kebutuhan dan kepuasan terhadap hasil kerjanya. Motivasi

juga dapat mendorong dan memberi kekuatan dalam diri seseorang

mencapai tujuan tertentu yang dinginkan.

Hasibuan (2014:95) mengatakan motivasi adalah pemberian daya

penggerak yang meciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau

bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya

untuk mencapai kepuasan. Selain itu Hasibuan juga menyatakan bahwa

motif adalah suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan

bekerja seseorang; setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin

dicapai.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan pemberian

daya penggerak berupa rangsangan atau stimulan untuk menciptakan

Page 63: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

45

semangat bekerja seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Sasaran atau

tujuan yang ingin dicapai antara lain : mendorong manusia melakukan suatu

aktifitas berdasarkan pemenuhan kebutuhan, menentukan arah tujuan yang

hendak dicapai, dan menentukan perbuatan apa yang harus dilakukan.

2. Aspek-Aspek dan Motivasi

Aspek motivasi dikenal dengan aspek aktif atau dinamis dan aspek

pasif atau statis. Hasibuan (2014: 96) menjelaskan bahwa aspek motivasi

aktif atau dinamis adalah motivasi tampak sebagai suatu usaha positif dalam

menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia agar secara

produktif berhasil mencapai tujuan yang dinginkan. Sedangkan, aspek

motivasi pasif atau statis adalah motivasi tampak sebagai kebutuhan dan

juga sekaligus sebagai perangsang untuk dapat mengarahkan dan

menggerakkan potensi sumber daya manusia ke arah tujuan yang dinginkan.

Selain itu dua aspek motivasi yang bersifat statis yaitu : 1. Sebagai

keinginan dan kebutuhan pokok manusia menjadi dasar dan harapan yang

akan diperolehnya dengan tercapainya tujuan organisasi, 2. Berupa alat

perangsang/intensif yang diharapkan dapat memenuhi apa yang menjadi

keinginan dan kebutuhan pokok yang diharapkannya tersebut.

F. Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

1. Pengertian Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)

merupakan program nasional dari Kementrian Pekerjaan Umum dan

Page 64: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

46

Perumahan Rakyat. Program ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan Peraturan

Presiden Nomor 15 tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan

Kemiskinan. Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya juga diatur

dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik

Indonesia Nomor 13/PRT/M/2016 tentang Bantuan Stimulan Perumaha

Swadaya. Dalam peraturan ini dijelaskan bahwa fasilitas program BSPS

adalah untuk pembangunan dan peningkatan kualitas rumah kepada

Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang memiliki keterbatasan daya beli

rumah layak huni sehinnga perlu mendapat dukungan dari pemerintah untuk

memperleh rumah layak huni.

Perumahan Swadaya adalah rumah-rumah yang dibangun atas

usaha masyarakat baik secara berkelompok atau individu yang meliputi

kegiatan perbaikan rumah, pemugaran/perluasan dan pembangunan rumah

baru beserta lingkungannya. Swadaya dalam program ini adalah adanya

bentuk dukungan dari masyarakat atau partisipasi masyarakat. Menurut Ach.

Wazir Ws,. et al. (1999: 29) partisapai bisa diartikan sebagai keterlibatan

seseorang secara sadar kedalam interaksi sosial dalam situasi tertentu.

Sedangkan Adi (2007: 27) partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan

masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada

di masyararakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternative

solusi untuk menangani masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses

mengevaluasi perubahan yang terjadi.

Page 65: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

47

Jadi dapat disimpulkan bahwa program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya merupakan sebuah program bantuan stimulan dari

pemerintah untuk masyarakat berpenghasilan rendah demi mewujudkan

rumah layak huni serta merangsang atau masyarakat untuk meningkatkan

kualitas rumah meliputi perbaikan, perluasan dan pembangunan rumah baru

yang disertai dengan perbaikan lingkungan.

2. Tujuan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

Tujuan utama dari program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

(BSPS) adalah terbangunnya rumah layak huni yang disertai dengan

lingkungan yang aman dan sehat serta mendorong Masyarakat

Berpenghasilan Rendah untuk membangun rumah yang layak huni, hal ini

sesuai yang tercantum pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat Nomor 13/PRT/M/2016. Jadi program bantuan ini

merupakan sebuah rangsangan untuk masyarakat agar mau membangun dan

memperbaiki kulitas rumah sebagai tempat tinggal mereka. Untuk mencapai

tujuan program bantuan ini ada beberapa ruang lingkup kegiatan yang yang

harus diperhatikan yaitu :

a. Pembangunan Baru (PB) atau Perbaikan Total (PT), yaitu

pembangunan rumah baru atau perbaikan total. Dimana

kegiatan pembangunan rumah layak huni di atas tanah

matang

Page 66: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

48

b. Peningkatan kualitas rumah, adalah kegiatan memperbaiki

kualitas rumah dan memperluas rumah untuk meningkatkan

atau memenuhi syarat rumah layak huni

c. Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU), adalah kegiatan

membangun kelengkapan dasar dan fasilitas yang dibutuhkan

agar rumah dan lingkungan dapat berfungsi secara sehat dan

aman.

Untuk mencapai tujuan tersebut, target yang dicapai sesuai dengan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-

2019 Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah dengan

melakukan pembangunan perumahan swadaya sebanyak 2.200.000 unit.

Mengutip laman resmi Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat, Program BSPS dapat dilaksanakan dengan harapan program ini

dapat menghasilkan hasil untuk mengatasi dilihat 7 dari 14 indikator terkait

perumahan rumah tangga miskin yang meliputi :

1. Luas ruangan kurang dari 9 m2

perorang

2. Lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah, bambu, kayu

berkualitas rendah

3. Dinding terbuat dari bambu, rumbia, kayu berkualitas rendah

4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar

5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik

6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/

sungai/ air hujan

7. Atap tempat tinggal terluas adalah genteng/ seng/ asbes denan

kondisi jelek/ kualitas rendah atau ijuk/ rumbia/ lainnya

Page 67: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

49

3. Sasaran dan Kriteria Penerima Program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya (BSPS)

1) Sasaran Penerima Program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumhan

Rakyat Nomor 39 Tahun 2015 sasaran penerima bantuan BSPS adalah

Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Masyarakat Berpenghasilan Rendah

(MBR) berdasarkan Pasal 1 Angka 24 UU Nomor 1 Tahun 2011 Tentang

Perumahan dan Kawasan Permukiman adalah masyarakat yang mempunyai

keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk

memperoleh rumah.

2) Persyaratan Penerima Bantaun Program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya

Persyaratan penerima bantuan program BSPS diataur dalam

Peraturan Menteri Nomor 13/PRT/M/2016 pada BAB IV pasal 13 adapun

persyaratan penerima bantuan sebagai berikut :

1. Peseorangan penerima BSPS merupakan MBR yang memenuhi

persyaratan :

a) Warga Negara Indonesia yang sudah berkeluarga

b) Memiiki atau menguasai tanah

c) Belum memiliki rumah, atau memiliki dan menempati rumah

satu-satunya dengan kondisi tidak layak huni

Page 68: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

50

d) Belum pernah memperoleh BSPS dari pemerintah

e) Berpenghasilan paling banyak senilai upah minimum

provinsi setempat

f) Diutamakan yang memiliki keswadayaan dan berencana

membangun atau meningkatkan kualitas rumahnya

g) Bersedia membentuk kelompok, dan

h) Bersedia membuat pernyataan.

2. Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan :

a) Tanah yang dikuasai secar fisik dan memiliki legalitas

b) Tidak dalam sengketa

c) Lokasi tanah sesuai dengan tata ruang wilayah

3. Kelompok penerima bantuan paling banyak 20 orang.

4. Pelaksanaan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

(BSPS)

Pelaksana program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

melibatkan beberapa pelaksana. Adapun pelaksana program BSPS menurut

Peraturan Menteri Nomor 13/PRT/M/2016 antara lain ;

1. Menteri Pkerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

2. Direktur Jendral Penyedia Rumah Kementrian Pekerjaan

Umum Dan Perumahan Rakyat

3. Pemerintah Provinsi

4. Pemerintah Kabupaten/Kota, tugas ;

5. KPA/Kepala Satker

Page 69: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

51

KPA/Kepala Satker adalah Kepala Satker penyelenggara BSPS

baik Pusat maupun Provinsi, dibantu oleh pihak ketiga

6. PPK adalah PPK penyelenggara BSPS di Pusat atau PPK

Provinsi yang dibantu oleh pihak ketiga

7. Koordinator Faslitator Kabupaten/Kota

8. Tenaga Faslitator Lapangan (TFL), tugas ;

9. Penerima Bantuan

10. Toko Penyedia Bahan Bangunan

11. Bank/Pos Penyalur

12. Kepala Desa/Lurah

13. Penyedia Barang

14. Penyedia Jasa Konstruksi

Pelaksanaan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

(BSPS) dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Nomor 13/PRT/M/2016 melibatkan beberapa komponen yang memegang

tugas dan tanggungjawab yang berbeda untuk mengotimalkan pelaksanaan

program tersebut

5. Pendanaan dan Waktu Pelaksanaan Program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya (BSPS)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat Nomor 13/PRT/M/2016 sumber dana Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya berasal dari APBN. Untuk besaran dana yang diberikan paling

Page 70: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

52

sedikit 60% (enam puluh persen) dari kebutuhan minimal biaya

pembangunan atau peningkatan kualitas untuk mencapai kualitas minimal

rumah layak huni. Apabila terjadi kekurangan biaya dalam program bantuan

stimulan maka dana akan ditambah dari swadaya penerima bantuan atau

sumber lain diluar APBN dan APBD.

Dana bantuan stimulan juga dapat digunakan sebesar 15% (lima

belas persen) untuk upah gaji kerja sebagimana yang telah tercantum dalam

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor

13/PRT/M/2016 bahwa penerima bantuan tiak memiliki kemampuan

keswadayaan yang dikarenakan lanjut usia, cacat permanen dan janda tua

yang tinggal seorang diri. Dana tersebut disalurkan melalui Bank/Pos yang

ditunjuk sebagai penyalur dana program bantuan stimulant.

Pelaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh kelompok

penerima bantuan yaitu dengan melakukan pembangunan dengan progress

paling sedikit 30% (tiga puluh persen) yang sudah dilakukan sejak 45

(empat puluh lima) hari kalender dari penarikan dana stimulan tahap I (satu).

Sedangkan untuk penyelesaian pembangunan rumah atau peningkatan

kualitas rumah dengan progress 100% paling lambat 60 (enam puluh) hari

sejak penarikan dan bantuan stimulan pada tahap II (dua).

Apabila penerima bantuan tidak bisa menyelesaikan progerss

pembangunan rumah atau peningkatan kualitas rumah sebesar 30% (tiga

puluh persen) dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari kalender, maka

Page 71: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

53

Pejabat Pembuat Komitmen beserta Satuan Kerja Perangkat Daerah

Kabupaten/Kota yang membidangi pemberdayaan masyarakat dapat

mengambil langkah dengan melakukan pembinaan penerima bantuan

stimulan tersebut.

G. Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Masyarakat berpenghasilan rendah atau sering disingkat MBR

adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu

mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah (Pasal 1 Angka

24 UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman).

Masyarakat berpenghasilan rendah timbul karena kondisi sosial ekonomi

yang tidak diimbangi oleh tersedianya rumah yang layak bagi masyarakt

menengah ke bawah. Hal ini seperti diungkapkan oleh Sumarwanto (2014)

bahwa potret masyarakat berpenghasilan rendah ini tercermin dari kondisi

sosial ekonomi dalam kehidupan yang ditunjukkan dengan kondisi

perumahan di berbagai wilayah.

Kementrian Perumahan Rakyat mengklasifikasikan MBR menjadi

tiga kelompok sasaran yang terutang dalam Permenpera No

5/Permen/M/2007 tentang pengadaan Perumahan dan Pemukiman dengan

dukungan fasilitas subsidi perumahan melalui KPRS Mikro Bersubsidi.

Dalam peraturan tersebut kelompok sasaran masyarakat berpenghasilan

rendah adalah sebagai berikut :

Page 72: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

54

Tabel 6. Klasifikasi MBR Meneurut Permenpera No.

5/Permen/M/2007 tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman

No Kelompok Sasaran Batasan Penghasilan

(Rp/Bulan)

1 I 1.700.000 < Penghasilan <

2.500.000

2 II 1.000.000 < Penghasilan

<1.700.000

3 III Penghasilan < 1.000.000

Sumber : Permenpera No 5/Permen/M/2007 Pasal 2 Ayat (1)

Berdasarkan PERMENRA No. 5/Permen/M/2007, KEMENPERA

melihat kriteria MBR berdasarkan penghasilan masyarakat berdasar

kelompok sasaran I sampai III. Penghasilan yang dimaksud adalah

penghasilan masyarakat yang didasarkan atas gaji pokok ataupun

pendapatan pokok perbulan. Sedangkan, berdasarkan PERMENPERA No

27 tahun 2012 dan PERMENPERA No 28 Tahun 2012 disebutkan bahwa

yang dimaksud dengan MBR adalah masyarakat yang memiliki penghasilan

dengan rentan Rp 3.500.000 s/d Rp 5.500.000.

Demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat berpenghasilan

rendah merupakan sekelompok masyarakat yang memiliki kondisi ekonomi

dibawah rata-rata, sehingga pada umumnya masyarakat golongan

penghasilan rendah tidak mampu dalam memenuhi rumah yang tidak layak

huni.

Page 73: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

54

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi ini

menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati

(Moleong, 2007:6). Penelitian deskriptif menurut Nazir dalam Nasution,

(2011:24) adalah mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta

tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu,

termasuk tentang hubungan, kegiatan, sikap-sikap, dan pandangan-

pandangan dari suatu fenomena. Sedangkan Moleong (2005:11)

berpendapat bahwa penelitian deskriptif adalah data yang dikumpulkan

berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini karena adanya

penerapan metode kualitatif. Selain itu, kemungkinan semua yang akan

dikumpulkan berkembang menjadi kunci terhadap apa yang akan diteliti.

Berdasarkan pegertian diatas tujuan peneliti menggunakan metode

deskriptif dengan pendekatan kualitatif adalah ingin mengetahui,

menganalisis dan mendeskripsikan tentang proses implementasi program

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya selain itu juga karena data yang

akan dicari merupakan data yang sifatnya perlu dijabarkan dalam bentuk

Page 74: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

55

tulisan dan sepertinya tidak memungkinkan jika dijabarkan dalam bentuk

angka.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian bertujuan untuk membatasi penelitian. Dengan

adanya fokus penelitian ini peneliti dapat membatasi tentang apa yang perlu

dimasukkan dalam penelitian dan yang tidak perlu dimasukkan dalam

penelitian. Menemukan fokus penelitian merupakan hal yang sangat penting

dalam penelitian. Menurut Moleong (2007:237) fokus penelitian berperan

untuk membatasi studi dan menemukan sasaran sehingga peneliti dapat

membuat keputusan mengenai data-data mana yang diperlukan serta data

mana yang tidak diperlukan.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang sudah dipaparkan

diatas maka fokus dari penelitian ini adalah :

1. Implementasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Desa Blendis

mengambil fokus sebagai berikut :

a. Aspek Interpretasi

b. Aspek Organisasi

c. Aspek Penerapan/Aplikasi

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Program

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya bagi Masyarakat

Page 75: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

56

Berpenghasilan Rendah di Desa Blendis Kecamatan Gondang

Kabupaten Tulungagung:

a. Faktor Pendukung Implementasi Program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya di Desa Blendis Kecamatan Gondang

Kabupaten Tulungagung

b. Faktor Penghambat Implementasi Program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya di Desa Blendis Kecamatan Gondang

Kabupaten Tulungagung.

C. Lokasi dan Situs Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang berkaitan dengan penelitian

untuk mendapatkan data dan informasi serta mengungkapkan keadaan yang

sebenarnya dari objek yang diteliti. Lokasi yang diambil peneliti dalam

penelitian ini adalah Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa Timur dan

Desa Blendis Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung. Hal ini dengan

pertimbangan sebagai berikut :

1. Kabupaten Tulungagung telah memenuhi kriteria sebagai

penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya sejak tahun

2015-2016

2. Program Bantuan Stimulan Perumaha Swadya sejalan dengan

misi keenam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kabupaten Tulungagung tahun 2014-2018 tentang Pengentasan

dan Penanggulangan Kemiskinan Secara Terpadu

Page 76: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

57

3. Kabupaten Tulungagung memiliki Satuan Kerja Perangkat

Daerah yang menangani bidang Perumahan dan Kawasan

Permukiman.

4. Desa Blendis merupakan salah satu Desa di Kecamatan

Gondang yang menreima Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya.

Sedangkan situs penelitian adalah letak sebenarnya dimana

fenomena dan objek yang diteliti terjadi langsung. Sehingga peneliti dapat

melakukan penelitian langsung dan memperoleh langsung data dan

informasi terkait objek penlitian secara akurat, valid dan benar-benar

dibutuhkan oleh peneliti. Adapun situs penelitian dalam penelitian ini

adalah :

1. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataa Ruang Kabupaten

Tulungagung

2. Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman pada Dinas

Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya Air

Kabupaten Tulungagung

3. Desa Blendis

4. Kantor Kepala Desa Blendis

Situs ini dipilih karena bidang Perumahan dan Kawasan

Pemukiman yang menangani langsung pelaksanaan program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya. Sebelumnnya yang bertanggungjawab

terhadap pelaksanaan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

Page 77: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

58

adalah Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Bina Marga, namun pada

awal tahun 2017 sesuai Peraturan Bupati Nomor 53 Tahun 2016

tanggungjawab pelaksanaan program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya dilaksanakan oleh Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan

Sumber Daya Air Kabupaten Tulungagung. Kantor Kepala Desa Blendis

merupakan ujung tombak pada Pemerintah Desa dalam pelaksanaan

program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya pada tahun 2016.

Sedangkan Desa Blendis merupakan salah satu desa di Kecamatan Gondang

Kabupaten Tulungagung yang menerima BSPS tahun 2016 berjumlah 44

orang. Penempatan situs penelitian dapat membantu peneliti dalam

memperoleh data yang valid dan akurat untuk dijadikan bahan analisa dan

refrensi dalam penelitian.

D. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Lofland dan Lofland

dalam Moeleong (2011: 157) jenis data utama dibagi ke dalam kata-kata dan

tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistic. Kata-kata, tindakan, foto

dan sebagainya dapat dimasukkan pula ke dalam kategori data primer dan

data sekunder. Kedua data tersebut sangat penting atau diperlukan untuk

ketepatan sejumlah informasi yang relevan dengan hasil observasi penelitian

untuk menyederhanakan data yang akan dikumpulkan, agar dalam penelitian

dapat membuat kesimpulan-kesimpulan dari data yang dikumpulkan.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka jenis data dalam penelitian yaitu:

Page 78: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

59

a. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diperoleh peneliti

dari objek penelitian dilapangan. Sumber data yang dperoleh dengan

melakukan pengamatan dan wawancara secara langsung kepada subjek yang

yang dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan objek penelitian.

Data primer dalam penelitian ini bersumber dari Kasi Perencanaan

Perumahan dan Kawasan Permukiman Dinas Perumahan, Kawasan

Permukiman dan Sumber Daya Air, Kasi Prasarana, Sarana, dan Utilitas

Dinas Perumahan Kabupaten Tulungagung, Kawasan Permukiman dan

Sumber Daya Air Tulungagung, Tim Fasilitator Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya Kbupaten Tulungagung, Kepala Dusun Desa Blendis,

Tim Fasilitator Lapangan Desa Blendis, masyarakat penerima Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya Desa Blendis.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara langsung

melalui arsip, dokumen, maupun laporan. Menurut Nasution (2011:143)

data sekunder adalah hasil pengumpulan oleh orang lain dengan maksud

tersendiri dan mempunyai kategorisasi atau klasifikasi menurut klasifikasi

mereka. Klasifikasi itu mungkin tidak sesuai dengan bagi keperluan peneliti

dank arena itu harus menyusunnya kembali menurut kepentingan dari

peneliti tersebut. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan peneliti

dalam penelitian ini antara lain :

Page 79: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

60

1. Undang-undang No 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman

2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumhan Rakyat No

13/PRT/M/2016 Tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2014-2018 Kabupaten

Tulungagung

4. Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

2015-2019

5. Rekapitulasi Data Penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadya

Tahun 2015 s/d 2016 Kabupaten Tulungagung

6. Laporan Pelaksanaan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di

Desa Blendis Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung

Sedangakan sumber data yang di pakai dalam penelitian sebagai berikut :

1. Informan, yaitu orang-orang yang terlibat dan memahami secara detail

mengenai fokus permasalahan dan bersedia untuk memberikan informasi.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada :

a. Pak Sri Wijayatna Kasi Perencanaan Perumahan dan Kawasan

Permukiman Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Sumber

Daya Air Kabupaten Tulungagung

b. Pak Ulul Azmi Kasi Prasarana, Sarana, dan Utilitas Dinas Perumahan,

Kawasan Permukiman dan Sumber Daya Air Kabupaten Tulungagung

c. Bu Yunita Koordinator Tim Fasilitator Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya Kabupaten Tulungagung

Page 80: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

61

d. Pak Supriyadi Kepala Dusun Desa Blendis dan Penanggungjawab

Pelaksanaan Program BSPS di Desa Blendis

e. Pak Mison Tim Fasilitator Lapangan Desa Blendis

f. Pak Salamun Penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Desa

Blendis

g. Bu Miren Penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Desa

Blendis

h. Pak Sucipto Penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Desa

Blendis

2. Dokumen, yaitu catatan tertulis yang digunakan peneliti dengan cara

mengumpulkan data dari orang lain atau lembaga yang menangani.

3. Tempat dan peristiwa, suatu tempat kejadian yang relevan dengan

masalah peneliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh

peneliti untuk mendapatkan data, informasi maupun dokumen laporan

sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik. Menurut Sugiyono

(2014:224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh

data. Tanpa teknik pengumpulan data maka peneliti tidak bisa mendapatkan

data dengan memenuhu dasar yang telah ditetapkan. Adapaun teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

Page 81: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

62

1. Observasi menurut Moleong (2005:174) menjelaskan bahwa pengamatan

dilakukan supaya peneliti dapat mencari peristiwa dalam suatu situasi

yang berkaitan langsung dengan pengetahuan yang diperoleh melalui

data. Dalam menggunakan metode observasi dalam penelitian ini,

peneliti akan melaksanakan sebuah observasi secara langsung di Desa

Blendis Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung terkait dengan

implementasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Desa

Blendis. observasi yang dilakukan yaitu observasi non-partisipan, yaitu

peneliti tidak ikut dalam kehidupan/kegiatan yang akan diobservasi,

sehingga hanya sebagai pengamat saja. Hal ini dikarenakan ketika

peneliti mengadakan penelitian kegiatan peningkatan rumah penerima

bantuan sudah selesai dilakukan.

2. Wawancara, yaitu menurut Moleong (2007:186-191) wawancara adalah

percakapan yang dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua

pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interviewee) yang menjawab pertanyaan yang

disampaikan oleh pewawancara. Wawancara dilakukan oleh peneliti

yang berhadapan langsung dengan narasumber untuk memperoleh data

dan informasi yang menunjang untuk bahan penelilian. Ada dua bentuk

wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Penelitian

terstruktur yaitu wawancara yang pewawancara menetapkan sendiri

masalah dan daftar pertanyaan secara terstruktur yang akan diajukan,

dengan tujuan tujuan mencari jawaban pada hipotesis kerja. Yang kedua

Page 82: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

63

yaitu penelitian tak terstruktur adalah wawancara yang digunakan untuk

menemukan informasi dengan tidak ada batasan waktu bertanya dan

memberikan respon, serta responden terdiri dari mereka yang memiliki

pengetahuan yang mendalam mengenai permasalahan yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara tak struktur.

Karena dalam melakukan penelitan ini peneliti mengambil narasumber

yang memiliki pengetahuan terkait program tersebut. Yang menjadi

subjek wawancara dalam penelitian ini adalah:

a. Kasi Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum Dinas Perumahan,

Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya Air Kabupaten

Tulungagung.

b. Kasi Perumahan dan Kawasan Permukiman Dinas Perumahan,

Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya Air Kabupaten

Tulungagung.

c. Kasun Desa Blendis dan penanggungjawab pelaksanaan program

BSPS di Desa Blendis.

d. Tim Fasilitator Lapangan Desa Blendis.

e. Koordinator Tim Fasilitator Lapangan Kabupaten Tulungagung.

f. Penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Desa Blendis.

3. Dokumentasi, menurut Sugiyono (2014: 240) dokumen bisa berbentuk

tulisan, gambar, atau karya monumental seseorang. Pengumpulan data

melalui dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto, dokumen atau

Page 83: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

64

arsip lain yang terkait dengan program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya (BSPS)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti untuk

mengumpulkan data dan informasi serta untuk menggali data dalam

penelitian. Adapun intrumen penelitian sebagai berikut:

1. Peneliti Sendiri, salah satu ciri dari penelitian kualitatif adalah

memasukan unsur manusia atau peneliti sendiri sebagai alat dalam

pengumpulan data utama dalam penelitian. Terutama dalam proses

wawancara dan analisis data. Dengan cara menyaksikan dan

mengamati secara langsung peristiwa-peristiwa yang berkaitan

dengan objek penelitian. Sehingga peneliti dapat menetapkan fokus,

serta mendapatkan data dengan cara menganalisis, mendiskripsikan

data serta membuat kesimpulan. Dalam penelitian ini, peneliti

mencari data terkait dengan implementasi program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya bagi masyarakat berpenghasilan

rendah di Desa Blendis.

2. Pedoman Wawancara, berisi rancangan pertanyaan digunakan oleh

peneliti unuk membantu mewawancarai informan, terkait

permasalahan dari suatu objek penelitian. Dalam penelitian ini,

pedoman wawancara yang digunakan peneliti adalah disesuaikan

dengan fokus yang telah ditentukan sebelumnya yakni terkait

Page 84: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

65

dengan implementasi program BSPS bagi masyarakat

berpenghasilan rendah di Desa Blendis.

3. Catatan Lapangan, merupakan hasil dari penelitian yang didengar,

dilihat, dan dipikirkan dalam mengambil dan mengumpulkan data

dengan menggunakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini,

catatan lapangan digunakan untuk mencatat data yang diperoleh

dari lapangan ketika observasi berlangsung baik dari penglihatan,

pendengaran, dan kejadian yang berkaitan dengan implementasi

program BSPS di Desa Blendis.

G. Uji Keabsahan Data

Keabsahan data adalah keadaan di mana bahwa setiap keadaan

tersebut harus mampu mendemonstrasikan nilai yang benar, mempunyai

dasar/alasan atas nilai-nilai tersebut agar dapat diterapkan, sehingga dapat

memperoleh keputusan-keputusan dari luar yang dapat dibuat untuk

mendukung konsistensi dari prosedur analisis data dan sebagai kenetralan

dari data yang telah dikumpulkan dan keputusan-keputusannya (Moleong,

2011:320). Dalam memenuhi keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan

berdasarkan kriteria tertentu, antara lain :

1. Derajat Kepercayaan (Credibility)

Teknik pemeriksaan ini berfungsi melaksanakan wawancara

sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai

dan menunjukkan derajat kepercayaan dan hasil-hasil penemuan dengan

Page 85: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

66

cara pembuktian oleh peneliti berdasarkan pada fakta dari yang diteliti

tersebut. Untuk mendapatkan dan memeriksa kredibilitas dalam penelitian

ini, maka peneliti melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:

1. Melakukan peerdebriefing : Hasil kajian didiskusikan dengan

orang lain yaitu dengan dosen pembimbing dan teman sejawat

yang mengetahui pokok-pokok pengetahuan tentang penelitian

dan metode yang diterapkan.

2. Triangulasi: Hal ini dilakukan oleh peneliti dimulai sejak

penelitian langsung ke lapangan dengan berbagai wawancara,

observasi, dan dokumentasi dengan tujuan untuk mengecek

kebenaran kebenaran data tertentu dan membandingkan dengan

data dari sumber lain.

2. Keteralihan (Transferability)

Keteralihan dapat dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan

kejadian empiris dan dibandingkan dengan kesamaan konteks antara

pengirim dan penerima. Berdasarkan hal tersebut, peneliti harus

menyediakan data deskriptif secukupnya untuk memastikan usaha

verifikasi yang diharapkan.

3. Ketergantungan (Dependability)

Kriteria ketergantungan merupakan pengganti istilah reabilitas,

dalam penelitian ini dilakukan dengan menguji ulang proses audit yang

cermat terhadap seluruh komponen penelitian sampai hasil penelitian. Jika

Page 86: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

67

beberapa kali mengadakan pengulangan suatu studi dalam suatu kondisi

yang sama dan hasil esensial yang sama, maka uji reabilitasnya berhasil.

4. Kepastian (Confirmability)

Kriteria kepastian berasal dari konsep objektivitas yang

menetapkan objektivitas tersebut dari segi kesepakatan antarsubjek.

Kriteria kepastian ini dilakukan peneliti untuk menentukan apakah hasil

yang didapat benar atau salah sehingga perlu mendiskusikan dengan dosen

pembimbing maupun narasumber lainnya terhadap hasil temuan yang ada

di lapangan.

H. Analisis Data

Analisis data kualitatif menutut Bogdan dalam Sugiyono

(2008:244) adalah proses mencari dan menyusun secara langsung secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain. dalam penelitian ini analisis data

dilakukan dengan observasi dan wawancara. Dengan teknik analisis data

yang digunakan model interaktif dari Miles, Huberman dan Saldana yang

menyatakan bahwa dalam melakukan analisis data terdapat beberapa

komponen yang meliputi:

Page 87: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

68

Gambar 3: Analisis Data Model Interaktif

Sumber: Miles, Huberman, & Saldana (2014:14)

1. Kondensasi Data (Data Condensation)

Kondensasi data mengacu pada proses penetapan fokus,abstrak,

menyederhanakan sebuah data yang diperoleh dari catatan lapangan,

wawancara, dokumen, dan bahan empirik lainnya agar membuat data lebih

kuat. Kondensasi data juga digunakan dalam bentuk menajamkan dan

memfokuskan data yang nantinya akan dapat menarik kesimpulan.

Kondensasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

memilah dan mengelompokan hasil wawancara serta data-data yang

diperoleh peneliti sesuai dengan fokus yang ada. Hal ini akan

mempermudah peneliti dalam mengolah dan mendeskripsikan data terkait

dengan implementasi program BSPS di Desa Blendis.

2. Penyajian Data ( Data Display)

Penyajian data adalah kegiatan analisis yang mengorganisasikan

dan memaparkan informasi dalam pembuatan kesimpulan dan gambar serta

tindakan yang dilakukan dalam penyajian data dimana dapat mempermudah

dalam menganalisis data yang sudah diketahui. Dalam penelitian kualitatif

data disajikan dalam bentuk uraian singkat, tabel, hubungan antar kategori,

Page 88: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

69

flowchart dan lain-lain. Tujuan adanya penyajian data guna mempermudah

peneliti untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan apa yang

harus dilakukan selanjutnya berdasarkan apa yang sudah dipahami.

Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan dengan menyajikan data dan

hasil wawancara yang telah diperoleh terkait implementasi program BSPS

bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Desa Blendis dan apa

keterkaitannya dengan teori yang ada di BAB II untuk kemudian ditarik

kesimpulan terkait hasil yang terjadi antara data dan teori agar mudah

dipahami oleh peneliti.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verifying)

Bagian terakhir yaitu kegiatan analisis yang merupakan penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, kemudian

mencari arti dari data tersebut, mencatat kejelasan peraturan, konfigurasi-

konfigurasi yang memungkinkan alur sebab akibat. Kesimpulan

memungkinkan tidak ada kejelasan pada awalnya, kemudian akan semakin

eksplisit tergantung pada catatan lapangan, pengkodean, penyimpanan,

metode pengambilan, dan batas waktu yang diperlukan. Dalam peneliti ini,

penarikan kesimpulan dilakukan oleh peneliti setelah melakukan penyajian

data, memahami serta menganalisis apa yang terdapat dalam penyajian data

terkait dengan implementasi program BSPS bagi masyarakat berpenghasilan

rendah di Desa Blendis.

Page 89: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

70

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Tulungagung

a. Kondisi Geografis

Kabupaten Tulungagung merupakan Kabupaten yang terletak di

Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Tulungagung memiliki luas wilayah

1.055,65 Km2 yang terlentak diantara 111o 43’ – 112o 07’ Bujur Timur dan 7

o51’ -8 o 18’Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Tulungagung terdiri dari

19 Kecamatan, 257 Desa, dan 14 Kelurahan

Gambar 4. Peta Lokasi Kabupaten Tulungagung(Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Tulungagung,2016)

Page 90: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

71

Batas-batas wilayah Kabupaten Tulungagung meliputi :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Kediri

b. Sebelah Timur : Kabupaten Blitar

c. Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

d. Sebelah Barat : Kabupaten Trenggalek

Kondisi Kabupaten Tulungagung terdiri dari dataran rendah,

sedang, dan tinggi dengan konfigurasi datar, perbukitan dan pegunungan.

Dataran rendah merupakan daerah dengan ketinggian dibawah 500 m dari

permukaan air laut. Daerah ini hampir di semua wilayah Kabupaten

Tulungagung, kecuali di Kecamatan Pagerwojo dan Kecamatan Sendang

dengan ketinggian 500-700 meter dari permukaan air laut meliputi

Kecamatan Pagerwojo sebanyak 6 desa dan Kecamatan Sendang 5 desa.

Dataran tinggi dengan ketinggian diatas 700 meter dari permukaan lat terdiri

dari 1 desa di Kecamatan Pagerwojo dan 2 desa di Kecamatan Sendang.

b. Kondisi Demografis

Penduduk Kabupaten Tulungagung menurut hasil sensus penduduk

akhir tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,51% disbanding akhir

tahun 2014, yaitu dari 1.015.974 jiwa menjadi 1.021.190 jiwa di tahun 2015,

yang terbagi atas laki-laki sebnayak 497.689 jiwa dan perempuan 523.492

jiwa. Dengan kepadatan penduduk di Kabupaten Tulungagung rata-rata

rata-rata adalah 967 jiwa/km2 . Adapun jumlah penduduk Tulungagung pada

tahun 2010, 2014, 2015 sebagai berikut

Page 91: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

72

Tabel 7. Jumlah Penduduk(ribu) menurut Kecamatan diKabupaten Tulungagng Tahun 2010, 2014, 2015

No Kecamatan

Tahun

2010 2014 2015

1 Besuki 33.900 34.724 34.8862 Bandung 42.216 43.048 43.2033 Pakel 47.873 49.473 49.8134 Campurdarat 53.755 55.929 56.4075 Tanggunggunung 23.343 24.136 24.3056 Kalidawir 63.541 64.232 64.3237 Pucanglaban 21.883 22.157 22.1978 Rejotangan 70.262 72.300 72.7209 Ngunut 74.949 77.259 77.74010 Sumbergempol 63.761 65.822 66.25611 Boyolangu 76.499 80.099 80.90912 Tulungagung 65.123 65.915 66.03213 Kedungwaru 85.389 88.440 89.10014 Ngantru 52.276 54.323 54.77015 Karangrejo 39.038 39.524 39.59616 Kauman 49.087 49.688 49.77617 Gondang 53.999 54.493 54.55018 Pagerwojo 30.018 30.427 30.49119 Sendang 43.246 43.985 44.116

(Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tulungagung, 2016)

Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara

administratif Kabupaten Tulungagung mempunyai 19 Kecamatan. Dimana

pada tahun 2010, 2014, 2015 penduduk dimasing-masing kecamatan di

Kabupaten Tulungagung mengalami peningkatan. Kecamatan di Kabupaten

Tulungagung yang memiliki jumlah penduduk tinggi pada tahun 2010, 2014,

dan 2015 adalah Kecamatam Kdeungwaru, sedangkan kecamatan yang

memiliki penduduk rendah pada tahun 2010, 2014, 2015 adalah Kecamatan

Pucanglaban.

Page 92: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

73

c. Iklim

Hari dan cuaca antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim,

keadaan topografi, perputaran/pertemuan arus udara. Hari hujab di

Kabupaten Tulungagung terbesar berada di bulan Maret dan terkecil di

bulan Oktober. Sedangkan curah hujab terbesar ada di bulan April

sedangkan terendah di bulan Oktober. Rata-rata curah hujan di Kabupaten

Tulungagung selama tahun 2015 adalah 120 mm, ini berarti lebih rendah di

banding tahun 2014 yang sebesar 126 mm.

Grafik 5. Curah Hujan Menurut Bulan di Kabupaten TulungagungTahun 2015

(Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tulungagung, 2016)

Berdasarkan grafik diatas dapat dismpulkan bahwa curah hujan

terbesar di Kabupaten Tulungagung adalah di bulan April, Mei, dan Juni.

Sedangkan curah hujan terendah di Kabupaten Tulungagung berda di bulan

Oktober, November, dan Desember.

Page 93: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

74

Grafik 6. Hari Hujan menurut Bulan di Kabupaten TulungagungTahun 2015

(Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tulungagung, 2016)

d. Indeks Pembagunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu ukuran

keberhasilan pencapaian pembangunan dalam konteks kesejahteraan sosial

dan merupakan salah satu indikator keberhasilan upaya membangun kualitas

hidup serta melihat seberapa jauh pertumbuhan ekonomi berdampak pada

pembangunan manusia. Hal ini juga akan berpengaruh sejauh mana

kebutuhan infrastruktur khususnya jalan yang harus dipenuhi oleh

Pemerintah. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Tulungagung pada

tahun 2014 dapat dijelaskan sebagai berikut :

Indeks Harapan Hidup : 72,88

Indeks Pendidikan : 0,81

Indeks Daya Beli (indek PP) : 0,69

Page 94: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

75

Berdasarkan dari data tersebut, dapat diketahui IPM Kabupaten

Tulunagaung Tahun 2014 sebesar 69,49

e. Kebijakan Pembangunan Daerah

Visi

Berdasarkan kondisi saat ini dan isu-isu strategis pada 5

(lima) tahun mendatang serta penggalian dan pesepsi masyarakat yang

telah dilakukan, maka Visi Pemerintah Kabupaten Tulingagung pada

tahun 2014-2018 :

“Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Tulungagung

Melalui Peningkatan Sumberdaya Manusia Yang

Profesional Berdasarkan Iman Dan Taqwa”

Pada hakekatnya Visi ini menggambarkan Kabupaten Tulungagung

dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya akan dicapai melalui

peningkatan sumebrdaya manusia yang professional yang berpegang

teguh pada iman dan tawa.

a. Visi Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Tulungagung

adalah sebuah kondisi masyarakat yang ayem, tentrem, mulyo lan

tinoto.

b. Visi Meningkatkan Sumberdaya Manusia Yang Professional

adalah manusia yang melaksanakan pembangunan lebih

mendepankan kualitas kinerja, dengan etos kerja yang tinggi yang

bermoral dan beretika.

Page 95: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

76

c. Visi Berdasarkan Iman Dan Takwa adalah melandaskan setiap

tindakan berdasarkan norma dan kaidah agama.

Misi

Dalam rangka mewujudkan visi perlu disusun misi yang

merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan keinginan kondisi tentang masa

depan. Sesuai dengan visi diatas maka drumuskan Misi Pemerintah

Kabupaten Tulungagung untuk periode 2014-2018, sebagai berikut :

1. Peningkatan pelayanan pendidikan yang murah dan

berkualitas serta pelestarian/pengembangan kebudayaan.

2. Peningkata pelayanan dibidang kesehatan yang murah

dan berkualitas.

3. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan baik,

transparan, akuntabel, responsive, dan demokratis.

4. Peningkatan pembangunan infrastruktur yang berbasis

pemerataan pembangunan dan pengembangan wilayah

untuk mendorong percepatan pembangunan sektor-

sektor yang lain.

5. Pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis (UKM,

pertanian, peternakan, perikanan, dan pariwisata serta

perkebunan) melalui kegiatan kewirausahan

6. Pengentasan dan penanggulangan kemiskinan dengan

pola terpadu.

Page 96: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

77

2. Gambaran Umum Desa Blendis Kecamatan Gondang Kabupaten

Tulungagung

a. Kondisi Geografis

Desa Blendis merupakan salah satu desa di Kabupaten

Tulungagung, lebih tepatnya secara geografis posisinya berada di wilayah

Kabupaten Tulunggaung bagian barat, yaitu berada di wilayah Kecamatan

Gondang. Dengan jarak tempuh sekitar 6 km dan jarak tempuh ke ibu kota

kabupaten/kota sekitar 16 km, sedangkan jarak tempuh dari ibu kota

provinsi sekitar 140 km. Kondisi jalan di desa Blendis beragam ada jalan

tanah, jalan paving, dan jalan aspal. Namun rata-rata jalan di desa Blendis

adalah jalan paving.

Desa Blendis terdiri dari 3 (tiga) dusun yaitu Dusun Ngampon,

Dusun Krajan, dan Dusun Sumurlo. Luas wilayah desa Blendis ±213.895

Ha. Aparat pemerintahan desa Blendis sendiri sebanyak 10 (sepuluh) orang

dan satu (1) unit kerja. Batasan wilayah desa Blendis meliputi :

a. Sebelah utara : Desa Kedungcangring

b. Sebelah selatan : Desa Sidomulyo

c. Sebelah timur : Desa Tiudan

d. Sebelah barat : Desa Sidem

.

Page 97: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

78

Gambar 7. Kantor Kepala Desa Blendis(Sumber: data sekunder peneliti, 2017)

b. Kondisi Demografis Desa Blendis

Desa Blendis Kecamatan Gondang mempunyai jumlah penduduk

2033 orang, dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 993 orang dan

jumlah penduduk perempuan 1040 orang dengan jumlah kepadatan

penduduk 300 jiwa/km2. Adapun tabel jumlah penduduk Desa Blendis

ditahun 2016 dan tahun 2017 sebagai berikut :

Tabel 8. Jumlah Penduduk Desa Blendis Tahun 2016-2017Jumlah(tahun)

Laki-laki(orang)

Perempuan(orang)

2016 993 10402017 993 1043

(Sumber: Laporan Tahunan Desa Blendis, 2016)

Berdasarkan tabel tersebut penduduk Desa Blendis pada tahun2016

s/d 2017 mengalami peningkatan.Namun peningkatan penduduk di Desa

Blendis hanya pada jenis kelamin perempuan, sedangkan untuk jenis

kelamin laki-laki tetap.

Page 98: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

79

Letak Desa Blendis berada di lereng pengunungan pagerwojo.

Mata pencaharian maasyarakat desa Blendis rata-rata adalah petani palawija

dan pembuat batu-bata, selain itu masyarakt Desa Blendis juga bekerja di

sektor industri kecil dan rumah tangga. Adapun sektor mata pencaharian

masyarakat Desa Blendiis sebagai berikut

Tabel 9 . Sektor Mata Pencaharian Masyarakat Desa BlendisSektor Mata Pencaharian Jumlah (Orang)

Sektor Industri Kecil & Rumah Tangga

1. Pengrajin industri rumahtangga lainnya

6

2. Tukang anyaman 323. Tukang batu 574. Tukang jahit 455. Tukang kayu 36. Tukang kue 57. Tukang rias 18. Tukang sumur 4

Sektor Industi Menengah Besar1. Karyawan perusahaan

pemerintah1

2. Karyawan perusahaanswasta

22

Sektor Jasa1. Buruh migran laki-laki 332. Buruh migran perempuan 32

Buruh usaha hotel dan penginapanlainnya

1

(Sumber: Laporan Tahunan Desa Blendis, 2016)

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa sektor mata

pencaharian masyarakat Desa Blendis terbagi menjadi tiga sektor utama

yaitu, sektor industri kecil dan rumah tangga, sektor industri menengah

besar, dan sektor jasa. Namun berdasarkan tabel tersebut sektor

Page 99: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

80

pencaharian masyarakat Desa Blendis berada di industri kecil dan

rumah tangga. namun tidak sedikit juga masyarakat yang bermata

pencaharian sebagai buruh jasa maupun buruh diperusahaan.

c. Struktur Organisasi Desa Blendia Kecamatan Gondang KabupatenTulungagung

Gambar 8. Struktur Pemerintahan Desa Blendis KecamatanGondang Kabupaten Tulungagung

(Sumber: Data Sekunder Peneliti, 2016)

Berdasarkan gambar diatas struktur pemerintahan Desa Blendis,

Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung adalah

1. Kepala Desa Blendis

2. Sekertaris Desa Blendis

3. Kaur Pemerintahan Desa Blendis

4. Kaur Umum Desa Blendis

5. Kaur Kesra Desa Blendis

6. Kaur Keuangan Desa Blendis

Page 100: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

81

7. Kaur Pembangunan Desa Blendis

8. Staf Pelaksana Desa Blendis

9. Kasun Ngampon Desa Blendis

10. Kasun Krajan Desa Blendis

11. Kasun Sumurlo Desa Blendis

B. Gambaran Umum Situs Penelitian

1. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Sumber Daya Air

Gamabar 9. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan SumberDaya Air

(Sumber: Data Sekunder Peneliti)

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Sumber Daya Air

Kabupaten Tulngagung terletak di Jalan Panglima Sudirman Gg. 8 No. 31

Kepatihan Kabupaten Tulungagung. Dinas Perumahan, Kawasan

Permukiman, dan Sumber Daya Air merupakan dinas baru di Kabupaten

Tulungagung yang didirikan pada tahun 2016 sesuai dengan Peraturan

Bupati Nomor 53 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,

Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Perumahan, Kawasan Perumahan

Page 101: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

82

dan Sumber Daya Air. Fungsi Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman

dan Sumber Daya Air sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan bidang perumahan, kawasan permukiman

pertanahan dan sumber daya air

b. Pelaksanaan kebijakan bidang perumahan, kawasan permukiman,

pertanahan dan sumber daya air

c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang perumahan, kawasan

permukiman, pertanahan, dan sumber daya ait

d. Pelaksanaan administrasi dinas

e. Pelaksanaan fngsi lain yang diberikan oleh bupat terkait dengan

fungsi dan tugasnya.

Susunan Organisasi pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman

dan Sumber Daya Air sebagai berikut :

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, membawahi

1. Sub Bagian Perencanaan

2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

c. Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman, membawahi :

1. Seksi Perencanaan Perumahan dan kawasan Permukiman

2. Seksi Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman

3. Seksi Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU)

d. Bidang Pertanahan, membawahi :

Page 102: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

83

1. Seksi Tata Guna Tanah

2. Seksi Pengaturan Penguasaan Tanah

3. Seksi Pembinaan, Pengawasan, dan Penanganan masalah tanah

e. Bidang Pembangunan dan Pengembangan Sumber Daya Air,

membawahi

1. Seksi Perencanaan dan Pengawasan Sumber Daya Air

2. Seksi Pembangunan dan Peningkatan Sumber Daya Air

3. Seksi Pelestarian Sumber Daya Air

f. Bidang Operasional dan Pemiliharaan Jaringan Irigrasi,

membawahi :

1. Seksi Pemeliharaan dan Rehabilitasi Jaringan Irigrasi

2. Seksi Operasional dan Pengelolaan Jaringan Irigrasi

3. Seksi Pembinaan dan Penyuluhan Jaringan Irigrasi

g. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas

h. Kelompok Jabatan Funsional

Page 103: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

84

Gambar 10. Struktur Organisasi Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman,dan Sumber Daya Air Kabupaten Tulungagung

(Sumber: Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber DayaAir)

Page 104: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

85

2. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Gambar 11. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan RuangKabupaten Tulungagung

(Sumber: Data Sekunder Peneliti)

Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya terletak di

Jalan A. Yani Timur No 37 Kabupaten Tulunagaung. Dinas Pekerjaan

Umum Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Tulungagung didirikan

berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2016 tentang Tugas, Fungsi,

dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang. Adapun tugas

Dinas Pekerjaan Umum Bina Perumahan dan Cipta Karya sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan teknis bidang pekerjaan umum dan

penataan ruang

b. Pelaksanaan kebijakan bidang pekerjaan dan penataan ruang

c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang pekerjaan umum dan

penataan ruang

d. Pelaksanaan administrasi dinas

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberkan oleh bupati terkait

dengan tugas dan fungsinya.

Page 105: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

86

Susunan organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagai

berikut :

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, membawahi :

1. Sub Bagian Perencanaan

2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

c. Bidang Bina Marga, membawahi :

1. Seksi Perencanaan teknis dan evaluasi jalan dan jembatan

2. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan

3. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

d. Bidang Infrastruktur Persampahan dan Pertamanan,

membawahi :

1. Seksi Infrastruktur Persampahan

2. Seksi Pertamanan dan Persampahan

3. Seksi Instalasi Listrik dan Penerangan Jalan Umum

e. Bidang Cpta Kaya, membawahi :

1. Seksi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

2. Seksi Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah

3. Seksi Infrastruktur Permukiman dan Drainase Lingkungan

f. Bidang Tata Ruang dan Tata Bangunan, membawahi :

1. Seksi Perencanaan Tata Ruang dan Tata Bangunan

2. Seksi Pemanfaatan Tata Ruang dan Bangunan

Page 106: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

87

3. Seksi Pengendalian Tata Ruang dan Bangunan

g. Bidang Jasa Konstruksi, membawahi :

1. Seksi Pembinaan Jasa Konstruksi

2. Seksi Pemberdayaan Jasa Konstruksi

3. Seksi Pengawasan Jasa Konstruksi

h. Bidang Laboratorium dan Perbengkelan, membawahi :

1. Seksi Laboratorium Bahan dan Material

2. Seksi Pengembangan Teknologi Bahan Bangunan

3. Seksi Perbengkelan dan Alat Berat

i. Unit Pelaksana Teknis Dinas

j. Kelompok Jabatan Fungsional

Page 107: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

88

Gambar 12. Struktur Organisasi Dinas Pekejaan dan Penataan RuangKabupaten Tulungagung

(Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang)

Page 108: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

89

C. Penyajian Data Fokus Penelitian

1. Implementasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Bagi

Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Desa Blendis Kecamatan

Gondang Kabupaten Tulungagung

Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya merupakan salah

satu program nasional dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat. Program ini diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat No 15/PRT/M/2016 Tentang Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya. Tujuan dari program ini adalah untuk memenuhi

kebutuhan rumah yang tidak layak huni bagi masyarakat berpenghasilan

rendah. Program ini diharapkan dapat membantu masyarakat berpenghasilan

rendah membangun atau meningkatkan kualitas rumah secara swadaya agar

terciptanya rasa nyaman dan aman, karena rumah merupakan kebutuhan

yang wajib dipenuhi oleh semua orang. Untuk dapat mengetahui

sejauhmana program BSPS dapat mengurangi rumah tidak layak huni maka

program ini harus diimplementasikan.

Implementasi bantuan ini bersifat dana stimulan, sebagaimana hal

ini dijelaskan oleh Pak Ulul selaku Kasi Prasarana, Sarana, Utilitas,

mengatakan bahwa :

“pelaksanaan bantuan ini bersifat dana stimulan dan swadaya mbak,stimulan disini adalah dana yang diberikan kepada penerimabantuan merupakan dana perangsang agar dapat memperbaiki danmeningkatkan kualitas rumah mereka, sedangkan swadaya disiniadalah dalam membangun rumah atau memperbaiki kualitasrumah mereka dituntut untuk melakukan swadaya, swadaya disiniboleh dilakukan sendiri oleh penerima bantuan atau penerima

Page 109: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

90

bantuan dapat memperkerjakan seseorang dengan membayar upahpekerja tersebut.(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 24 April 2017 diDinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya AirKabupaten Tulungagung )

Berdasarkan dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

dalam implementasi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya penerima

bantuan diberikan dana stimulan yaitu dana yang digunakan sebagai

pendorong untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas rumah penerima

bantuan. Selain itu dalam implementasi Bantuan Stimulan Perumahan

Swadya penerima bantuan harus siap dalam menyiapkan swadaya, berupa

tenaga dalam pembangunan dan peningkatan kualitas rumah.

Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu Kabupaten/Kota di

Jawa Timur yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya, sejak

tahun 2015. Dalam pelaksanannya sudah ±3.364 unit rumah tidak layak

yang tersebar di sebelas (11) Kecamatan di Kabupaten Tulungagung yang

menerima program Bantuan Stimulan Perumahan Swadya. Selain itu,

pelaksanaan program ini sejalan dengan misi keenam (6) Kabupaten

Tulungagung, yaitu Pengentasan dan Penanggulangan Kemiskinan dengan

Pola Terpadu. Salah satu desa di Kabupaten Tulungagung yang menerima

program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya adalah Desa Blendis. Desa

Blendis merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Gondang.

Pelaksanaan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Desa

Blendis cukup baik dibandingkan dengan beberapa desa di Kecamatan

Gondang, sebagaimana dipaparkan oleh Pak Supri Kepala Dusun Desa

Page 110: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

91

Blendis sekaligus penanggungjawab pelaksanaan program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya di Desa Blendis mengatakan bahwa:

“pelaksanaan program BSPS dulunya Bedah rumah cukup baikmbak dibandingkan dengan desa lain di Kecamatan Gondang, inibisa dilihat dari proses pembangunan rumah yang tepat waktu,sertapencairan dana juga lancar mbak Alhamdulillah,”(Sumber: Wawancara dilakukan tanggal 3 Mei 2017 di KantorBalai Desa Blendis)

Sebagaimana hasil wawancara oleh Pak Supri selaku Kepala

Dusun Desa Blendis sekaligus penanggungjawab pelaksanaan program

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Desa Blendis Kecamatan

Gondang Kabupaten Tulungagung pelaksanaan program tersebut sudah baik

hal ini bisa dilihat dari proses pembangunan rumah yang selesai tepat waktu

serta pencairan dana yang lancar.

Model implementasi yang digunakan untuk menganalisa

implementasi program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya bagi

masyarakat berpenghasilan rendah di Desa Blendis Kecamatan Gondang

Kabupaten Tulungagung adalah dengan menggunakan teori implementasi

kebijakan dari Charles O. Jones. Model implementasi digunakan untuk

mengukur keberhasilan yang ingin dicapai dalam sebuah kebijakan atau

program. Model implementasi kebijakan Charles O. Jones menggunakan 3

(tiga) aspek dalam mengukur keberhasilan suatu kebijakan diantaranya

melalui aspek organisasi, aspek intrepretasi, dan aspek penerapan atau

aplikasi, yang dijelaskan sebagai berikut:

Page 111: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

92

1. Aspek Interpretasi

Indikator implementasi yang pertama menurut Charles O. Jones

adalah interpretasi. Disini Charles O. Jones mengungkapkan interpretasi

adalah aktivitas pelaksana kebijakan yang menafsirkan agar program

(seringkali dalam hal status) menjadi rencana dan pengarahan yang tepat

dan dapat diterima serta dilaksanakan implementasinya. Dalam

implementasi program Bantuan Stimulan Peruamahan Swadaya bagi

masyarakat berpenghasilan rendah di Desa Blendis aspek interpretasi dapat

dilhat dari kejelasan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya,

bimbingan teknis atau pelatihan TFL Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya, sosialisasi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya.

a. Kejelasan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

Interpretasi sebuah program juga diartikan sebagai kejelasan suatu

program. Maksudnya adalah sebuah program harus memiliki mengapa

program itu dibuat dan untuk siapa program itu dibuat. Kejelasan program

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya menurut Pak Ulul Kasi Prasarana,

Sarana, dan Utilitas Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber

Daya Air mengatakan

“program BSPS ini merupakan bantuan dari pemerintah pusatterkait dengan pengadaan rumah bagi masyarakat berpenghasilanrendah. Masyarakat berpenghasilan rendah adalah masyarakat yangmemiliki penghasilan dibawah 1,2 juta yang dinyatakan olehkelurahan atau desa, untuk pengerjaan rumah dilakukan dengancara swadaya. Untuk kriteria rumah penerima bantuan stimulanperumahan swadaya dapat dilihat dari keadaan atap, lantai, dandinding.”

Page 112: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

93

(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 24 April 2017 diDinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya AirKabupaten Tulungagung)

Pendapat serupa tentang kejelasan program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya juga dijelaskan oleh Pak Supri Kepala Dusun Desa

Blendis, mengatakan bahwa:

“program ini diperuntungkan untuk masyarakat yang memilikiketerbatasan dalam pengadaan rumah mbak, hal ini disebabkankarena mereka mempunyai penghasilan yang pas-pasan, selain itudalam program ini penerima bantuan dituntut untuk melakukanswadaya, hal ini juga sudah tertulis di Peraturan MenteriPekerjaan Umum dan Perumhan Rakyat No 13/PRT/M/2016tentang Bantuan Stimulan Perumhan Swadaya mbak, bahwaprogram ini diperuntungkan untuk masyarakat berpenghasilanrendah, selain itu juga dilihat dari keadaan rumah calon penerimabantuan mbak, misalnya keadaan rumah dilihat dari atap, dinding,dan lantai.”(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 3 Mei 2017 diKantor Balai Desa Blendis)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan program

Bantuan Stimulan Swadya sudah jelas untuk pelaksanaanya. Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya merupakan salah satu program dari

pemerintah pusat yang berkaitan dengan pengadaan rumah tidak layak huni

secara swadaya. Sasaran dari program ini menurut Peraturan Menteri

Pkerejaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah Masyarakat

Berpengahasilan Rendah (MBR), dimana maksud dari Masyarakat

Berpenghasilan Rendah adalah masyarakat yang memiliki penghasilan

dibawah 1,2 juta yang dinyatakan oleh Kelurahan/Desa. Selain penerima

program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya dapat dilihat dari keadaan

rumah meliputi keadaan atap, dinding, dan lantai.

Page 113: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

94

Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya merupakan salah satu

program nasional yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui Kementrian

Pekerjaan Umum dan Perumahan No.13/PRT/M/2016 tentang Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya. Program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya sejalan dengan visi dari Direktorat Jendral Penyediaan Perumahan,

yaitu “ Setiap Orang/Rumah Tangga Indonesia Menempati Rumah

Yang Layak Huni” oleh karena itu arah kebijakan Direktorat Rumah

Swadaya Tahun 2015-2019 tergambar pada Program Pengembangan

Perumahan. Dikutip dalam Rencana Srategis Direktorat Jendral Penyediaan

Perumahan 2015-2019 bahwa tujuan dari dari program ini adalah

menurunkan angka kekurangan rumah (backlog) sebesar 250.000 unit dan

mengentaskan Rumah Tidak Layak Huni (RLTH) sebesar 1.500.000 unit

yang harus ditangani selama kurun waktu 2015-2019.

Sasaran Strategis yang hendak dicapai oleh Direktorat Rumah

Swadaya adalah sebagai berikut:

Page 114: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

95

Gambar 13. Sasaran Penunjang dan Uraian Kegiatan DirektoratRumah Swadaya

Sumber: Rencana Staregis Direktorat Rumah Swadaya 2015-2019

b. Alur dan Permohonan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di

Desa Blendis

Masyarakat berpenghasilan rendah untuk memperoleh rumah layak

huni dari program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya harus melalaui

alur serta tata cara permohonan yang sudah ditetapkan melalui Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016.

Page 115: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

96

Adapun prosedur dalam Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya adalah

sebagai berikut:

a. Ketua RT/RW setempat mencari rumah tidak layak huni dilingkungan

sekitar

b. Ketua RT/RW mengusulkan rumah tidak layak huni kepada Desa terkait

selanjutnya diteruskan ke Kecamatan

c. Selanjutnya Kecamatan mengusulkan data yang diperoleh dari Desa

kepada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya Air

d. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya Air

memverifikasi data yang diperoleh dan disetujui kemudian data

diserahkan ke Kecamatan dan diteruskan ke Desa

e. Nama-nama yang sudah diverifikasi kemudian diwajibkan untuk

membuat kelompok tim/teknis dan menyusun proposal yang berisi surat

permohonan, fotokopi KTP, fotokopi KK, surat keterangan tidak mampu

dari Desa, foto fisik keadaan rumah sebelum dibedah, dan surat atas

kepemilikan tanah

f. Proposal diserahkan kepada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman,

dan Sumber Daya Air

g. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya Air

melakukan verifikasi proposal

h. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya Air

melakukan survei lapangan untuk melihat keadaan rumah calon

penerima bantuan

Page 116: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

97

i. Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya Air

mengadakan rapat untuk menentukan nama calon penerma BSPS

j. Ketua dan bendahara dari amsing-masing KPB dipanggil dan dilakukan

proses administarsi untuk pencairan dana

k. Pencairan dana lagsung ditransfer oleh Badan Pengelola Keuangan dan

Aset Daerah melalui rekening Bank Jatim

Terkait alur dan permohonan Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya juga dipaparkan oleh Pak Ulul selaku Kasi Prasarana, Sarana dan

Utilitas Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya Air

Kabupaten Tulungagung bahwa :

“untuk mendapatkan rumah layak huni ada alurnya mbak, jadidisini desa melalui ketua RT/RW mendata warganya yang kira-kiramasuk kriteria rumah tidak layak huni, selanjutnya data warga yangtelah terkumpul dikirim ke Kecamatan, dari Kecamatan diteruskanke Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya Air,selanjutnya tim teknis dari dinas melakukan survei lapangan,kemudian data dari kecamatan kita validasi dan kemudian kitaserahkan kepada kecamatan, untuk diteruskan ke desa, kemudianwarga yang sudah fix mendapatkan bantuan wajib membukarekening Bank Jatim untuk penyaluran dana”(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 24 April 2017 diDinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya AirKabupaten Tulungagung)

Hal senada juga dipaparkan oleh Pak Supri selaku

Penanggungjawab pelaksanaan Program BSPS di Desa Blendis menjelaskan

bahwa :

“untuk alur permohonan calon penerima bantuan wajibmenyertakan fotokopi KTP, fotokopi KK, foto keadaan rumahsebelum mendapatkan program BSPS, dan surat atas kepemilikantanah. Untuk prosesnya kita mendata rumah warga yang tidak layakhuni selanjutnya kita serahkan ke Kecamatan, dan dari Kecamatanditeruskan ke Dinas mbak seatau saya”

Page 117: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

98

(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 3 Mei 2017 diKantor Kepala Desa Blendis )

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa tata cara

permohonan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya sudah dapat

dijelaskan diatas. Untuk mendapatkan rumah program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya calon penerima harus melampirkan beberapa syarat

untuk menunjang permohonan program yaitu seperti fotokopi KTP, fotokopi

KK, foto keadaan rumah sebelum mendapatkan program BSPS, dan surat

keterangan atas kepemilikan tanah. Adapun Flowchart dalam alur

permohonan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya sebagai

berikutt:

Pemohon Dinas Perumahan Dinas perumahanMendaftar kepada Membuat proposal (melakukan verifikasi) (verifikasiKecamatan lapangan)

Penentuan calon penerima BSPS

BPKAD mengeluarkan SPP Dinas PerumahanMencairkan dana ke BPKAD melaukan proses administratif pencairanMelalui Bank Jatim dana

Penerima Bantuan

Gambar 14. Flowchart alur permohonan Program BSPSSumber : Hasil Wawancara dengan Kasi Prasarana, Sarana, dan Utilitas DinasPerumahan, Kawasan Pemukiman dan Sumber Daya Air Kabupaten Tulungagung

Berdasarkan dari flowchart diatas dapat disimpulkan bahwa alur

dan permohonan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya melalui

tahap yang sangat panjang, dari mulai pendataan calon penerima bantuan

Page 118: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

99

yang dilakukan oleh RT/RW, data yang telah terkumpul diserahkan ke

Kecamatan yang kemudian diajukan ke Dinas Perumaha untuk di validasi

yang kemudian diberikan oleh Bupati, dan dikembalikan ke Dinas

Perumahan, selanjutnya diserahkan kepada Kecamatan yang kemudian

diteruskan ke Desa calon penerima bantuan.

c. Bimbingan Teknis atau Pelatihan Tim Fasilitator Lapangan

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

Pelaksana program bantuan perlu memiliki interpretasi atau

penafsiran yang seragam. Salah satunya adalah dengan bimbingan teknis

atau pelatihan kepada para pelaksana program. Di Kabupaten Tulungagung

para pelaksana program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya diberikan

bimbingan teknis atau pelatihan sebelum terjun ke masyarakat. Hal ini

sebagimana diungkapkan oleh Pak Ulul Kasi Prasarana, Sarana, dan Utilitas

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya Air Kabupaten

Tulunagagung bahwa :

“ada bimbingan teknis atau pelatihan bagi pelaksana program,disini pelaksana program yaitu Tim Fasilitator Lapangan ya mbak.Bimbingan teknis atau pelatihan disini melalui seminar, diklatdimana didalamnya dijarkan membuat Rencana Anggaran Biaya(RAB), cara menghadapi masyarakat, dan membuat/menyusunlaporan”(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 24 April 2017 diDinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya AirKabupaten Tulungagung)

Hal serupa juga diungkapkan oleh Pak Mison Tim Fasilitator

Lapangan Desa Blendis, beliau mengatakan bahwa :

Page 119: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

100

“ada, bimbingan teknis atau pelatihan ini dapat membantu kitasebagai TFL dalam menyelesaikan pelaksanaan program BSPS inimbak”(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 27 April 2017dikediaman narasumber)

Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

bimbingan teknis atau pelatihan sangat penting dilakukan, terutama untuk

Tim Fasilitator Lapangan. Bimbingan teknis atau pelatihan di Kabupaten

Tulungagung dlakukan melalui seminar serta diklat dapat membantu Tim

Fasilitator Lapangan dalam memahami tugas dan fungsi mereka. Selain itu

seperti yang diungkapkan oleh TFL Desa Blendis bahwa kegiatan

bimbingan teknis atau pelaitihan dapat membantu mereka dalam

menyelesaikan pelaksanaan program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya.

d. Sosialisasi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Desa Blendis

Sosialisasi dalam impmemntasi suatu program merupakan hal yang

paling penting dilakukan. Hal untuk memberikan informasi yang baik untuk

masyarakat, pemerintah dan para pelaksana program. Sosialisasi dalam

pelaksanaan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Kabupaten

Tulungagung sudah dilakukan. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Pak

Sri Wijayatna Kasi Perumahan dan Kawasan Permukiman, mengatakan

bahwa:

“ada mbak sosialisasi terkait program Bantuan StimulanPerumahan Swadaya. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikankepada masyarakat tentang pelaksanaan program BSPS ini diKabupaten Tulungagung. Sosialisasi dilakukan disetiap desa ataukecamatan penerima bantuan mbak”

Page 120: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

101

(Sumber:Wawancara dilakukan pada tanggal 19 April 2017 diDinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya AirKabupaten Tulungagung)

Berdasarkan hasil dari wawancara dengan Kasi Perumahan dan

Kawasan Permukiman dapat disimpulkan bahwa sosialisasi terkai program

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Kabupaten Tulungagung telah

dilakukan. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait

program BSPS. Sosialisasi dilakukan di Desa atau Kecamatan penerima

bantuan, hal ini diharapkan agar masyarakat dapat dengan mudah mengikui

rangkaian sosialisasi. Sebagai salah satu desa di Kabupaten yang menerima

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Desa Blendis juga menerima

kegiatan sosialisasi, hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Pak Supri

Kepala Dusun Desa Blendis, mengatakan bahwa:

“ada mbak sosialisasinya, penerima bantuan dikumpulkan di balaidesa untuk di berikan sosialisasi terkait pelaksanaan program BSPS.antusiasme masyarakat dalam sosialisasi ini sangat antusias mbak,banyak warga yang datang untuk mengikuti sosialisasi. Pematerisosialisasi dari TFL, Tim Teknis, Kepala Desa sama pak CamatGondang mbak”(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 3 Mei 2017 diKantor Balai Desa Blendis)

Dari hasil wawancara dengan Ketua Dusun Desa Blendis dapat

disimpulkan bahwa sosialisasi di Desa Blendis yang diadakan di balai desa

setempat mendapat respon yang baik dari masyarakat. Hal ini dapat dilihat

dari antusiasme masyarakat yang mengikuti sosialisasi tersebut. dalam

sosialisasi dihadiri oleh para pelaksana program Bantuan Stimulan

Page 121: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

102

Perumahan Swadaya yang meliputi Tim Teknis, Tenaga Fasilitator

Lapangan, Kepala Desa Blendis, dan Camat Gondang.

Gambar 15. Sosialisasi Kabupaten Bantuan Stimulan PerumahanSwadaya

(Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang KabupatenTulungagung)

Gambar 16. Sosialisasi Desa Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya(Sumber: Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber

Daya Air Kabupaten Tulungagung)

Proses sosialisasi di Kabupaten Tulungagung dilakukan oleh Tim

Fasilitator Lapangan dan Tim Teknis program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya. Rangkaian sosialisasi dilakukan dua (2) kali, sebagimana

Page 122: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

103

diungkapkan oleh Pak Ulul Kasi Prasarana, Sarana, dan Utilitas,

mengatakan

“sosialisasi terkait Bantuan Stimulan Perumahan Swadayadilakukan sebanyak dua (2) kali. yaitu sosialisasi desa satu (1) kalidan sosialisasi kabupaten satu (1) kali. Pelaksana sosialisasi sendiridari kita sebagai Tim Teknis dan Tim Fasilitator Lapangan mbak”(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 24 April 2017 diDinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya AirKabupaten Tulungagung)

Berdasarkan wawancara dengan Kasi Prasarana, Sarana, dan

Utilitas dapat disimpulkan bahwa untuk memberikan pemahaman

masyarakat terkait program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya tim

teknis dan Tim Fasilitator Lapangan memberikan sosialisasi sebanyak dua

(2) kali yaitu pada sosialisasi desa dan sosialisasi kabupaten. Untuk

memahami perbedaan dari sosialisasi desa dan sosialisasi kabupaten, Bu

Yunita Koordinator Tim Fasilitator Lapangan mengatakan bahwa:

“sosialisasi diadakan di desa dan di kabupaten dek. Untuksosialisasi desa berkaitan tentang syarat dan kriteria penerimabantuan BSPS mbak. Sosialisasi desa diikuti oeleh tim teknis, TFLdan Kepala Desa, sedangkan kalo sosialisasi kabupaten berkaitantentang penyerahan rekening buku tabungan secara simbolis yangdiserahkan untuk penerima bantuan. Dalam sosialisasi kabupatenini di hadiri oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,Bupati Tulungagung, penerima bantuan, dan TFL”(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 25 April 2017dikediaman narasumber)

Dari hasil wawancara dengan Tim Koordinator Lapangan maka

dapat disimpulkan sosialisasi dalam program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya dilakukan sebanyak dua (2) kali yaitu, sosialisasi Desa dan

sosialisasi Kabupaten. Sosialisasi desa terkait dengan memperkenalkan

program BSPS kepada masyarakat, dan dijelaskan bagaimana syarat dan

Page 123: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

104

kriteria dalam mengajukan permohonan program tersebut. untuk sosialisasi

Kabupaten terkait penyerahan rekening buku tabungan secara simbolis bagi

masyarakat yang telah lolos dalam proses seleksi penerima bantuan.

2. Aspek Organisasi

Indikator implementasi menurut Charles O. Jones yang pertama

adalah organisasi. Disini Charles O. Jones menjelaskan bahwa organisasi

mencakup pembentukan dan penataan kembali sumberdaya, unit-unit serta

metode untuk menunjang program berjalan. Dalam implementasi program

Bantuan Stimulan Peruamahan Swadaya bagi masyarakat berpenghasilan

rendah di Desa Blendis aspek organisasi dapat dilhat dari penataan struktur

organisasi dan pelaksana program Bantuan Stimulan Perumahan Swadya.

a. Penataan Struktur Organisasi

Pelaksanaan pogram ini berasaskan dekonsentrasi, dimana

Kementrian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat menunjuk Satuan

Kerja Perangkat Daerah sebagai pelaksana program. Di Kabupaten

Tulungagung kewenangan pelaksanaan program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya di berikan kepada Dinas Perumahan, Kawasan

Permukiman Dan Sumber Daya Air. Namun sebelum berada di dinas

tersebut kewenengan pelaksanaan program ini diberikan kepada Dinas

Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Kabupaten Tulungagung.

Sebagimana hal ini diungkapkan oleh Pak Sri Wijayatna Kasi Perencanaan

Perumahan dan Kawasan Permukiman Dinas Perumahan, Kawasan

Permukiman Dan Sumber Daya Air mengatakan :

Page 124: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

105

“sebelumnya kewenangan pelaksanaan program Bantuan StimulanPerumahan Swadaya berada pada Dinas Pekerjaan Umum BinaMarga Dan Cipta Karya. Namun setelah ada pemekaran dinasmaka tanggunjawab terkait masalah perumahan, kawasanpermukiman, dan sumber daya air, serta pelaksanaan programBantuan Stimulan Perumahan Swadya berada di bawah DinasPerumahan, Kawasan Permukiman Dan Sumber Daya Air, ini agarkewenanan dan tanggujawab terkait perumahan dan pembangunansarana, prasrana dan utilitas dapat lebih spesifik lagi mbak”(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 19 April 2017 diDinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya AirKabupaten Tulungagung)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasi Perencanaan

Perumahan dan Kawasan Permukiman Dinas Perumahan, Kawasan

Permukiman, dan Sumber Daya Air, diketahui bahwa penataan kembali

sumberdaya dan unit-unit dalam organisasi memilki peran penting agar

pelaksanaan program dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Selain itu

dengan adanya dinas baru yang menangani terkait perumahan, kawasan

permukiman, serta peningkatan sarana, prasarana dan utilitas memiliki

kewenangan dan tangungjawab lebih jelas.

Sesuai Peraturan Bupati No 53 Tahun 2016, Dinas Perumahan,

Kawasan Permukiman dan Sumber Daya Air memiliki tugas pokok

melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang perumahan, kawasan

permukiman dan sumberdaya air. Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Sumber Daya Air Kabupaten

Tulungagung mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Sumber Daya Air

memiliki bidang khusus terkait perumahan dan kawasan permukiman.

Adapun tugas dari bidang ini adalah memimpin, mengoordinasi, membina,

Page 125: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

106

mengevaluasi merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis bidang

perumahan dan kawasan permukiman. Selain itu dinas ini juga mempunyai

fungsi antara lain berikut :

a. Pengoordinasian perumusan kebijakan teknis bidang

perumahan dan kawasan permukiman

b. Pengoordinasian pelaksanaan kebijakan teknis bidan

perumahan dan kawasan perumahan

c. Penyediaan dan rehabilitasi rumah korban bencana

d. Penataan dan peningkatan kualitas penataan pemukiman

kumuh dengan luas dibawah 10 hektar

e. Pencegahan perumahan dan kawasan permukiman kumuh

f. Penyelenggara prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU)

perumahan

Berdasarkan dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan dengan

adanya pembentukan dan penataan kembali organisasi dapat memperjelas

tanggungjawab dan memaksimalkan kinerja agar tidak terjadi ketimpangan

bidang satu dengan bidang lainnya. Dalam Dinas Perumahan, Kawasan

Perumahan dan Sumber Daya Air kewenangan dan tanggungjawab terkait

implementasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya adalah

Bidang Perumahan dan Kawasan Perumahan yang di bawahi langsung oleh

Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Sumber Daya Air

.

Page 126: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

107

b. Pelaksana Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

Guna mempermudah pelaksanaan Program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya diperlukan struktur organisasi dari tingkat pusat

hingga tingkat desa. Hal ini agar pelaksanaan program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya dapat berjalan efektif dan efisien. Adapun struktur

organisasi dalam program ini dijelaskan oleh Pak Sri Wijayatna Kasi

Perumahan dan Kawasan Permukiman mengatakan :

“dalam pelaksanaan Program Bantuan Stimulan PerumahanSwadaya ini mbak, strukur organisasi dari tingkat pusat hinggatingkat desa meliputi Kelompok Kerja Pusat, Kelompok KerjaProvinsi, Kelompok Kerja Kabupaten, Tim Fasilitator Lapangan(TFL), serta Kelompok Swadaya Masyarakat. Selain itu dalampenyaluran dana kita juga melibatkan bank penyalur bantuan dantoko penyalur bahan bangunan”.(Sumber: Wawancara pada tanggal 19 April 2017 di DinasPerumahan, Kawasan Pemukiman dan Sumber Daya AirKabupaten Tulungagung)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasi Perumahan dan

Kawasan Permukiman Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan

Sumber Daya Air maka dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi dalam

pelaksanaan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya dari tingkat

pusat hingga tingkat desa adalah Kelompok Kerja Pusat, Kelompok Kerja

Provinsi, Kelompok Kerja Kabupaten, Tenaga Fasilitator Lapangan, serta

Kelompok Swadaya Masyarakat. untuk mempermudah penyaluran bantuan,

program BSPS juga melibatkan bank penyalur dana dan juga toko bahan

bangunan untuk menyediakan bahan bangunan sekaligus sebagai penyalur

bahan bangunan kepada para penerima BSPS.

Page 127: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

108

Dalam pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

dibentuk tim khusus sebagai pendamping dalam proses pelaksanaan

program BSPS. Tim khusus ini dinamakan Tim Fasilitator Lapangan atau

TFL. Hal ini sebagaimana Pak Sri Wijayatna Kasi Perencanaan Perumahan

dan Kawasan Permukiman Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman Dan

Sumber Daya Air mengatakan :

“untuk mempermudah dalam pelaksanakan program BSPS ini kitamembentuk yang namanya Tim Fasilitator Lapangan atau TFL,mbak. Tugas TFL sendiri adalah mendampingi penerima BantuanStimulan Perumahan Swadaya dari proses sosilisasi sampaimenyusun laporan kegiatan bantuan stimulan perumahan swadaya ”(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 19 April 2017 diDinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber daya AirKabupaten Tulungagung)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasi Perumahan dan

Kawasan Permukiman Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan

Sumber Daya Air maka dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan

program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya ada tim khusus yaitu, Tim

Fasilitator Lapangan atau TFL. Dimana Tim Fasilitator Lapangan ini

bertugas sebagai pendamping penerima bantuan dalam proses pelaksanaan

program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya.

Tim Fasilitator Lapangan atau TFL merupakan salah satu

penyelenggara program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya. Tim ini

dibentuk untuk mendampingi dan mengarahkan penerima bantuan dalam

menerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya. Sebagaimana peran Tim

Faslitator Lapangan dipaparkan oleh Bu Yunita selaku Koordinator Tim

Fasilitator Lapangan Kabupaten Tulungagung, bahwa

Page 128: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

109

“tim ini dibentuk khusus untuk program Bantuan StimulanPerumahan Swadaya, mbak. Dalam TFL ini kami sebagaifasilitator lapangan, tugas kami antara lain melakukansosialisasi kepada masyarakat, melakukan seleksi calon penerimaBSPS, mendampingi calon penerima bantuan dalam penyusunandan pengajuan proposal, mendampingi penerima bantuan dalampemanfaatan bantuan. mendampingi penerima bantuan dalampenyusunan laporan pertanggungjawaban, serta menyusun laporankegiatan. Dengan adanya TFL ini maka penyaluran BSPS ini dapatberjalan dengan efektif dan efisien” (Sumber: Wawancaradilakukan pada tanggal 25 April 2017 dikediaman narasumber)

Hal senada juga dipaparkan oleh Pak Supriadi Kepala Dusun

Blendis terkait peran Tim Fasilitator Lapangan, bahwa

“pelaksanaan program BSPS di desa Blendis dibantu oleh TFLmbak. Dimana peran TFL ini mendampingi penerima bantuan dariproses sosialisasi sampai proses pembangunan rumah. TFL diDesa Blendis sendiri sangat membantu pelaksanaan programBSPS mbak”(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 3 Mei 2017 di KantorBalai Desa Blendis)

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa peran Tim

Fasilitator Lapangan dalam pelaksanaan program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya membantu para penerima bantuan dalam proses

menerima bantuan. dengan adanya Tim Fasilitator Lapangan proses

pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya menjadi efektif dan

efisien. Hal ini bisa dilihat dari Tenaga Fasilitator Lapangan Desa Blendis

yang mendampingi penerima bantuan dari sosialisasi sampai dengan

pembangunan rumah penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya.

Pembentukan Tim Fasilitator Lapangan Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya melalui proses perekrutan. Dimana proses perekrutan

dilaksanankan oleh masing-masing Kabupaten/Kota penerima Bantuan

Page 129: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

110

Stimulan Perumahan Swadaya. Ini sesuai dengan hasil wawancara oleh Pak

Ulul Kasi Prasarana, Sarana, dan Utilitas Dinas Perumahan, Kawasan

Permukiman dan Sumber Daya Air, mengatakan bahwa:

“anggota TFL bukan dari pemerintah daerah mbak, melainkan darimasyarakat umum yang memenuhi kriteria. Disini dalampembentukan TFL kita melakukan rekuitmen, dalam prosesrekuitmen ada beberapa tahapan yang harus dilalaui pendaftar, darimulai tes tulis hingga tes wawancara. Dengan adana prosesrekuitmen ini kita bisa memperoleh TFL yang berkompeten dalammendampingi penerima bantuan program BSPS ”.(Sumber : Wawancara dilakukan pada tanggal 24 April 2017 diDinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Sumber Daya AirKabupaten Tulungagung)

Terkait perekrutan Tim Fasilitator Lapangan juga dipaparkan oleh Bu

Yunita Koordinator Tim Fasilitator Lapangan Kabupaten Tulungagung,

mengatakan bahwa:

“tim ini dibentuk dari proses perekrutan yang dilakukan oleh DinasPerumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya AirKabupaten Tulungagung. Proses perekrutan melalui beberapatahapan dek, dari tes tulis hingga tes wawancara”.(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 25 April 2017dikediaman narasumber)

Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa anggota dari Tim

Fasilitator Lapangan bukan dari anggota pemerintah daerah melainkan dari

masyarakat umum yang memenuhi kriteria sebagai TFL. Pembetukan

Tenaga Fasilitator Lapangan melalui proses rekuitmen. Dimana para

pendaftar akan melalui beberapa tahapan tes yang meliputi tes tulis hingga

tes wawancara.

c. Koordinasi antar Pelaksana Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

Page 130: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

111

Koordinasi merupakan hal yang perlu dilakukan agar program

dapat berjala dengan lancar . Implementasi program dapat berjalan efektif

apabila pelaksana kebijakan atau program mengetahui apa yang mereka

akan kerjakan, maka dari itu di butuhkan koordinasi antara para pelaksana

program untuk mencapai tujuan dari kegiatan program.

Pelaksanaan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

melibatkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), baik SKPD Provinsi

maupun SKPD Kabupaten/Kota, Tim Fasilitator Lapangan, toko penyedia

bahan bangunan, dan Bank/pos penyalur dana Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya. Untuk menghasilkan program yang berhasil maka diperlukan

komunikasi yang baik antar para pelaksana program, sebagaimana

dipaparkan oleh Pak Ulul Kasi Prasarana, Sarana, dan Utilitas Dinas

Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya Air, mengatakan

“program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya ini melibatkanbeberapa lembaga mbak, dari mulai SKPD Provinsi, SKPDKabupaten/Kota, TFL, toko penyedia bangunan, dan Bank/Pospenyalur dana bantuan, maka dari itu komunikasi sangat pentingmbak agar pelaksanaan program ini berhasil. selain itu kami jugasaling menutupi kekurangan satu lembaga dengan lembaga yanglain. pokoknya kita saling membantu mbak agar program inidapat membantu masyarakat yang memiliki keterbatasan dalampenyediaan rumah” (Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal24 April 2017 di Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, danSumber Daya Air Kabupaten Tulungagung)

Hasil wawancara dengan Kasi Prasarana, Sarana, dan Utilitas dapat

disimpulkan bahwa komunikasi antar lembaga yang menangani program

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya sangat dibutuhkan agar suatu

program bisa dikatakan berhasil.

Page 131: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

112

Komunikasi yang baik adalah dengan adanya koordinasi antar

pelaksana kebijkan. Dengan adanya kooridinasi antar pelaksana kebijakan

atau program diharapkan implementasi akan berjalan dengan lancar. Dalam

implementasi program BSPS di Desa Blendis juga dilakukan koordiansi

oleh para pelaksana kebijakan, sebagaimana dipaparkan oleh Pak Supri

delaku Kasun dan penanggungjawab pelaksanaan program BSPS di Desa

Blendis, mengatakan bahwa:

“dalam sebuah implementasi kebijakan juga diperlukan koordinasiyang baik mbak. Koordinasi yang kami lakukan adalah dengansesering mungkin melakukan komunikasi dengan pihak diatasmbak, misalnya pihak kecamatan yang kemudian disampaikankepada dinas terkait. Komunikasi yang kami lakukan adalahdengan selalu memberitahukan perkembangna pelaksanaan BSPSdi Desa Blendis agar tidak terjadi kesalahpahaman.”(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 3 Mei 2017 di KantorBalai Desa Blendis)

Berdasarkan wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa

koordinasi dilakukan dalam implementasi program BSPS di Desa Blendis.

koordinasi dilakukan oleh penanggunjawab pelaksanaan dan Tim Fasilitator

Lapangan dengan cara melakukan komunikasi dengan pihak Kecamatan

yang kemudian akan diteruskan ke Dinas terkait.

3. Penerapan/Aplikasi

Indikator yang ketiga menurut Charles O.Jones adalah

penerapan/aplikasi. Charles O. Jones menjelaskan bahwa penerapan/aplikasi

mengacu pada pelaksanaan pekerjaan yang meliputi “penyediaan barang

atau jasa” sebagaimana tujuan yang bersifat pragmatis lainnya. Penerapan

seringkali merupakan suatu proses dinamis dimana para pelaksana maupun

Page 132: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

113

para petugas diarahkan oleh pedoman program maupun patokan-patokan,

ataupun secara khusus diarahkan oleh kondisi yang aktual. Dalam

implementasi program Bantuan Stimulan Peruamahan Swadaya bagi

masyarakat berpenghasilan rendah di Desa Blendis aspek aplikasi/penerapan

dapat dilhat dari kesesuaian implementasi program BSPS dengan prosedur,

pendanaan program dan penyaluran dana BSPS serta hasil dari

implementasi program BSPS di Desa Blendis.

a. Pendanaan Program dan Proses Penyaluran Dana Bantuan

Stimulan Perumahan Swadya

Pelaksanaan program tidak lepas dari biaya, biaya dari sebuah

program merupakan penunjang keberhasilan dari sebuah program., dimana

hal ini dipaparkan oleh Pak Ulul selaku Kasi Sarana, Prasarana, dan Utilitas

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya Air Kabupaten

Tulungagung, mengatakan bahwa ;

“dana merupakan hal yang peting dalam menjalankan programdengan adanya dana yang cukup maka program dapat berjalandengan baik. Untuk program bantuan stimulan perumahan swadayasendiri kan program dari pusat mbak, tepatnya di KementrianPekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, jadi dana untukmenjalankan program ini dari APBN mbak, tapi kalau seumpamadana yang diterima tidak mencukupi maka kita dapat mengambildana dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah mbak”(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 24 April 2017 diDinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya AirKabupaten Tulungagung)

Selain itu terkait pendanaan program juga disampaikan oleh Pak Supriadi

selaku Ketua Dusun Desa Blendis dan penanggungjawab program BSPS di

Desa Blendis , mengatakan ;

Page 133: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

114

“kalo soal dana setau saya berasal dari pusat mbak, soalnya kan iniprogram langsung dari pusat, ya kemungkinan dana dari pusatmbak. Untuk dana sendiri masing-masing dari penerima bantuanmendapatkan 15 juta digunakan untuk memperbaiki kualitasrumah.”(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 3 Mei 2017 diKantor Balai Desa Blendis)

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan

bahwa dana yang diterima oleh penerima Bantuas Stimulan Perumahan

Swadaya di Desa Blendis adalah dana dari pusat. Karena Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya merupakan program dari Kementrian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat. Sumber biaya atau pendanaan Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya diambil dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara

(APBN).

Proses penyaluran dana Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

pemerintah menunjuk salah satu Bank untuk menyalurkan dana bantuan ke

penerima bantuan. Adapun tata cara atau mekanisme penyaluran dana BSPS

kepada penerima bantuan adalah sebagai berikut :

a. Dinas Perumahan menerbitkan Surat Perintah Pencairan (SPP) ke

BKAD

b. BKAD menerima SPP dari Kesra dan langsung melakukan

pencairan dana melewati Bank Jatim

c. Penerima bantuan diwajibkan untuk membuka rekening tabungan

di Bank Jatim agar penyaluran dana dapat dilakukan

d. Menyerahkan SPP kepada Bank Jatim

e. Menyerahkan fotocopy SPP

Page 134: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

115

Hal senada diungkapkan oleh Pak Ulul selaku Kasi Prasarana,

Sarana, dan Utilitas Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber

Daya Air Kabupaten Tulungagung, mengatakan bahwa:

“untuk penyaluran dana BSPS kita bekerjasama dengan bank Jatimmbak, jadi penerima bantuan wajib untuk membuka rekening bankJatim. Penerima BSPS di Kabupaten Tulungagung bukan berupauang mbak tapi barang material bangunan, jadi semua dana yangditerima oleh penerima BSPS langsung masuk ke toko penyediabangunan. Pembuatan rekening disini cuma sebagai simbolis sajambak, bahwa mereka benar-benar penerima BSPS”.(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 24 April 2017 diDinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya AirKabupaten Tulunggaung)

Berdasarkan wawancara diatas proses penyaluran dana program

BSPS tidak rumit dan mampu dipahami oleh penerima bantuan. Penyaluran

dana BSPS dilakukan melalui bank Jatim. Disini penerima BSPS

diwajibkan untuk membuat rekening Bank Jatim sebagai bukti bahwa

mereka sebagai penerima bantuan. Dana yang didapat oleh penerima

bantuan BSPS berupa barang material bangunan. Dalam program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya penyaluran dana yang diberikan oleh

penerima bantuan terdapat dua cara penyaluran yaitu penyaluran dana

berupa uang dan penyaluran dana berupa bahan bangunan. Bedanya disini

adalah penyaluran dana berupa uang ialah uang diberikan langsung oleh

penerima bantuan dengan diawasi oleh tim fasilitator lapangan, sedangkan

penyaluran dana berupa bahan bangunan uang dikirim kerekening toko

penyalur bantuan, kemudian bahan bangunan yang telah disepakati dikirim

ke penerima bantuan, tentunya dengan diawasi oleh tim fasilitator lapangan.

Page 135: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

116

Di Desa Blendis sendiri menurut hasil wawancara dengan Pak Sucipto, Bu

Miren, dan Pak Salamun bahwa mereka menerima bantuan BSPS berupa

bahan bangunan. Adapun mekanisime penyaluran dana program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya berupa bahan bangunan dapat dilihat pada

gambar dibawah ini:

Waktu tidak cukup

Koordinasi dengan Parapemangku Kepentingan

Sosialisasi CPB hasilidentifikasi

Verifikasi dan identifikasirencana penanganan

RTLH/Kekurangan rumah

Pengorganisasian CPB

Penyusunan proposal(dokumen administrasi dan

teknis)

Proposal

Pengesahan proposal oleh TimTeknis

Pengusulan proposal ke PPK

Penetapan penerimaBSPS

Pengadaan BahanBangunan

Penyaluran BahanBangunan

Pemeriksaan danPenerimaan bahan

bangunan

Pembangunan

Fisik100%

Pengembalian BSPSberupauang

Pelaporan 100% olehpenerima BSPS

Page 136: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

117

Gambar 17. Mekanisme Penyaluran BSPS berupa uang(Sumber: Kebijakan dan Program Direktorat Rumah Swadaya DirektoratJenderal Penyediaan Perumahan Rumah Swadaya)

b. Hasil Implementasi Program Bantuan Stimalan Perumahan

Swadaya di Desa Blendis

Desa Blendis merupakan salah satu Desa di Kecamatan Gondang

Kabupaten Tulungagung yang menerima program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya pada tahun 2016 sebanyak 48 rumah atau kepala

keluarga, namun penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya yang

terealisasi hanya 44 rumah atau kepala keluarga. Hal ini diungkapkan oleh

Pak Supri selaku Kasun Desa Blendis dan penanggungjawab program BSPS

di Desa Blendis, mengatakan bahwa :

“desa kami meneriman bantuan stimulan perumahan swadaya padatahun 2016 mbak. Penerima BSPS di Desa Blendis pada tahun2016 sebenarnya sebanyak 48 kepala keluarga, tapi yang terelaisasihanya 44 kepala rumah tangga tang terealisasi. Hal ini karena calonpenerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya tidak mampumenyiapkan dalam hal swadaya”.(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 3 Mei 2017 diKantor Balai Desa Blendis)

Penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya pada tahun 2016

yang terealisasi di Desa Blendis Kecamatan Gondang Kabupaten

Tulungagung sebanyak 44 dari 48 rumah atau kepala keluarga yang tercatat

sebagai masyarakat yang memiliki penghasilan rendah di Desa Blendis, hal

ini di buktikan dari data yang terlampir dalam Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kabupaten Tulungagung sebagai berikut :

Page 137: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

118

Gambar 18. Data Realisasi Program Bantuan Stimulan PerumahanSwadaya di Desa Blendis

(Sumber: Dinas Pekerjaan Umum dan Pentaan Ruang KabupatenTulungagung )

Hal senada dikatakan oleh Pak Sucipto selaku Penerima BSPS di Desa

Blendis, mengatakan bahwa

“pelaksanaan program BSPS di Desa Blendis sendiri cukup baik,dilihat dari warga penerima BSPS juga tepat sasaran mbakcontohnya saya mbak, saya sebagai buruh pembuat batakokesulitan dalam membenahi rumah saya mbak untuk makan ajapas-pasan mabk apalagi untuk membenahi rumah.”(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 3 Mei 2017 dirumah narasumber)

Page 138: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

119

Bedasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan

implementasi program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Desa

Blendis cukup baik dibandingkan desa-desa lain di Kecamatan Gondang

Kabupaten Tulunggaung yang menerima bantuan serupa. Pelaksanaan

kebijakan atau program yang baik ini dapat dilihat dari penyaluran dana

yang tepat waktu, selain itu penerima Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya di Desa Blendis sudah tepat sasaran. Terkait penelitian yang

dilakukan peneliti tentang implementasi program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya di Desa Blendis, peneliti mengambil beberapa

penerima bantuan BSPS di Desa Blendis sebagai narasumber. Penerima

BSPS di Desa Blendis mendapatkan bantuan berupa peningkatan kualitas

rumah, dimana mereka mendapat perbaikan atas rumah-rumah mereka yang

sudah tidak layak huni. Adapun hasil peningkatan rumah dari laporan

pelaksana program BSPS di Desa Blendis sebagai berikut :

Page 139: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

120

Gambar 19. Hasil Peningkatan Kualitas Rumah Penerima Bantuan DesaBlendis.

(Sumber : Laporan Pelaksanaan Program Bantuan Stimulan PerumahanSwadaya Desa Blendis, 2016)

PenerimaBantuan

Kondisi RumahSebelummendapat BSPS

Perbaikan 30% Perbaikan 100%

PakSalamun

Bu Miren

Pak Sucipto

Page 140: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

121

Berdasarkan foto pelaksanaan program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya di Blendis, pembangunan rumah penerima bantuan

dibagi dua (2) tahapan. Tahapan pertama pembangunan dlakukan 30% yaitu

pembangunan berupa dinding dan lantai. Sedangkan untuk tahapan

selanjutnya pembangunan dilakukan 100% yaitu tahapan penyelesaian,

dilakukan pemasangan atap dan tahap perapian pembangunan rumah.

Di Desa Blendis penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

mendapatkan bantuan berupa peningkatan kualitas rumah, yaitu berupa

pembenahan rumah tidak layak huni menjadi layak huni, sebagaimana

dijelaskan oleh Pak Supri selaku Penanggungjawab Program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya di Desa Blendis mengatakan bahwa :

“warga kami dalam mendapatkan program BSPS berupapeningkatan kualitas rumah mbak, dari data kami jumlah rumahtidak layak huni tahun 2016 sebanyak 48 rumah, namun yangteralisasi pada tahun 2016 hanya 44 rumah, yang 4 rumah lagi gakjadi soalnya tidak mampu dalam menyiapkan swadaya”(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 3 Mei 2017dilakukan di Kantor Kepala Desa Blendis )

Untuk dana yang didapat oleh masing-masing penerima BSPS di

dana beruapa uang senilai 15 juta. Hal ini karena yang didapat penerima bantuan

berupa peningkatan kualitas ruamah. Sebagaimana dipaparkan oleh Pak Ulul

selaku Kasi Prasarana, Sarana, dan Utilitas Dinas Perumahan, Kawasan

Permukiman, dan Sumber Daya Kabupaten Tulunaggaung mengatakan bahwa :

“untuk penerima BSPS berupa peningkatan kualitas rumah, dimanaseseuai peraturan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyatbahwa besaran bantuan yang diterima dalam peningkatan kaulitasrumah bagi penerima BSPS sebesar 15 juta ”

Page 141: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

122

(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 24 April di DinasPerumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya AirKabupaten Tulungagung)

Berdasarkan hasil wawancara bahwa penerima BSPS di Desa

Blendis Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung mendapatkan

bantuan berupa peningkatan kualitas rumah. Dimana sesaui peraturan

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat penerima Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya yang mendapatkan bantuan peningkatan kualitas

rumah mendapatkan dana sebesar 15 juta. Sebagaiman dijelaskan pada tabel

dibawah ini :

Jumlah Dana Penerima Bantuan program Bantuan Stimulan PerumahanSwadaya

(Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,Direktorat Jendral Penyedia Perumahan SNVT PenyediaanPerumahan Provinsi Jawa Timur)

Bedasarkan dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penerima BSPS

mendapatkan besaran nilai bantuan yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari

peningkatan atau pembangunan

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Program Bantau

Stimulan Perumahan Swadya Bagi Masyarakat Berpenghasilan

No Jenis Bantuan Besaran NilaiBantuan

1 Peningkatan Kualitas Ringan Rp 7.500.0002 Peningkatan Kualitas Sedang Rp 10.000.0003 Peningkatan Kualitas Berat Rp 15.000.0004 Peningkatan Kualitas Total /

Pembangunan BaruRp 30.000.000

Page 142: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

123

Rendah (Studi di Desa Blendis Kecamatan Gondang Kabupaten

Tulungagung)

a. Faktor Pendukung

1) Partisipasi Masyarakat Desa Blendis

Implementasi program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di

Desa Blendis tidak dapat berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada

partisipasi masyarakat. Program Bantuan Stimulan Perumahan Swdaya

merupakan program yang dibentuk oleh pemerintah pusat melalui

Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang bertujuan untuk

menyediakan ruamah layak huni bagi MBR agar terciptanya kesejahteraan

masyarakat. Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadya dapat berhasil

apabila masyarakat memiliki kesadaran keinginan untuk berubah ke yang

lebih baik. Oleh karena itu untuk tercapainya suatu program maka

diperlukan partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat Desa Blendis

merupakan salah satu faktor pendukung dalam tercapainya keberhasilan

program BSPS. Dari hasil wawancara dengan Pak Supri selaku Ketua

Dusun Desa Blendis, partisipasi masyarakat dalamkegiatan BSPS adalah

sebagai berikut

“masyarakat desa Blendis sangat senang dengan adanya programBSPS ini mbak, karena dengan adanya program ini dapatmembantu mereka yang kesulitan dalam membenahi rumah mbak, .Partisipasi masyarakat dapat dilihat dari keikutsertaan merekadalam kegiatan sosialisasi yang diadakan beberapa waktu lalu diKantor Desa Blendis,”(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 3 Mei 2017 di KantorBalai Desa Blendis)

Page 143: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

124

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bawha partisipasi

masyarakat dalam implementasi program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya di Desa Blendis merupakan salah satu faktor pendukung untuk

menghasilkan program tersebut berjalan dengan baik.

2) Dukungan dari Pemerintah Kabupaten Tulungagung

Implementasi program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di

Desa Blendis Kecamatan Gondang mendapatkan dukungan dari pemerintah

Kabupaten Tulungagung. Dukungan dari pemerintah ini diharapkan dapat

membantu masyarakat Desa Blendis untuk menunjang pelaksanaan program.

Sebagaimana diungkapkan oleh Pak Ulul selaku Kasi Prasarana, Sarana, dan

Utilitas Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya Air,

mengatakan

“kami sangat mendukung terkait pelaksanaan program BSPS inimbak. Untuk dukungan pemerintah daerah terkait pelaksanaanprogram BSPS ini adalah dengan menyiapkan anggaran untukmenunjang pelaksanaan program BSPS mbak, selain kami jugamenyiapkan sarana dan prasarana untuk mengoptimalkanpelaksanaan program ini mbak. Sarana dan prasarana yang kamisediakan berupa alat-alat penunjang seperti alat-alat berat dansebagianya. Selain itu mengupayakan bantuan BSPS ini ke desa-desa yang masih belum menerima banutuan stimulan perumahanswadaya ini”.”(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 24 April 2017di Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya AirKabupaten Tulungagung)

Hal senada juga diungkapakan oleh Pak Mison selaku Tim Fasilitator

Lapangan Desa Blendis mengatakan

“dukungan dari pemerintah daerah untuk menunjang implementasiprogram BSPS di Desa Blendis dengan menyipakan kita sebagaiTFL untuk membantu penerima bantuan dalam proses programBSPS ”

Page 144: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

125

(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 27 April 2017 dikediaman narasumber )

Berdasarkan kedua wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

dukungan pemerintah sangat diperlukan dalam implementasi program.

Dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung

adalah dengan menyiapkan dana penunjang untuk keberhasilan program

serta menyiapakan Tim Fasilitator Lapangan untuk membantu penerima

bantuan program BSPS. Selain itu dukungan yang diberikan oleh

pemerintah adalah dengan menyediakan sarana dan prasarana berupa alat-

alat yang dimana desa tidak menyediakan.

b. Faktor Penghambat

1) Ketidaksiapan Masyarakat Desa Blendis dalam Menyiapkan

Swadaya

Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya merupakan

program yang menuntut penerima bantuan untuk menyediakan swadaya.

Swadaya yang dimaksud dalam BSPS adalah kesanggupan masyarakat

dalam menyelesaikan pembangunan rumah mereka. Di Desa Blendis ada

beberapa penerima bantuan yang gagal dalam memperoleh BSPS,

sebagaimana hal ini dijelaskan oleh Pak Supri selaku Ketua Dusun Desa

Blendis, mengatakan

“program BSPS ini menuntut para penerima bantuan stimulanperumahan swadaya untuk menyediakan swadaya mbak, apabilamasyarakat tidak mampu menyediakan swadaya maka otomatisgagal dalam memperoleh BSPS. Di Desa Blendis ada mbak yangtidak lolos menerima BSPS mbak, kemaren itu ada empat (4)kepala keluarga yang tidak lolos mbak. Sebenarnya kita kasihan

Page 145: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

126

mbak, tapi ya gimana lagi BSPS ini kan penerima bantuan harussiap menyiapkan swadaya mbak.”(Sumber: Wawacara dilakukan pada tanggal 3 Mei 2017 diKantor Balai Desa Blendis)

Berdasarkan wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa

Implementasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swdaya di Desa

Blendis masih terdapat faktor penghambat yaitu ketidaksiapan masyarakat

Desa Blendis dalam menyiapkan swadaya.

2) Adanya Miskomunikasi Pelaksana Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya di Desa Blendis

Faktor penghambat lainnya dalam implementasi program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya di Desa Blendis adalah adanya

miskomunikasi dari pelaksana program BSPS di Desa Blendis. Ini terkait

dengan toko penyedia bahan bangunan di Desa Blendis. Penyularan bahan

bangunan di Desa Blendis sempat terhenti karena adanya pergantian toko

penyedia bahan bangunan, Hal ini diungkapkan oleh Pak Supriadi Kepala

Dusun Desa Blendis, mengatakan :

“kemarin itu dalam proses penyaluran bahan bangunan untukpenerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya sempat terhentimbak soalnya ada pergantian toko penyedia bahan bangunan untukprogram BSPS, karena toko penyedia bahan bangunan yang lamaterlalu jauh dari desa kami mbak. Tapi sekarang Alhamdulillahsudah ada pergantian toko yang letaknya dekat dengan desa kamimbak.”(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 3 Mei 2017 di KantorBalai Desa Blendis)

Hal serupa juga dipaparkan oleh Pak Mison selaku Tim Fasilitator

Lapangan Desa Blendis terkait pergantian toko penyalur bahan bangunan,

mengatakan

Page 146: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

127

“iya kemarin itu ada pergantian toko peyalur bahan bangunan,soalnya tokonya terlalu jauh dari lokasi penerima bantuan mbak,selain toko tersebut tidak mampu menstok barang dalam jumlahbesar mbak”(Sumber: Wawancara dilakukan pada tanggal 27 April 2017dikediaman narasumber)

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa

pelaksanaan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Desa

Blendis sempat terhenti karena toko penyalur penyedia bahan bangunan

terlalu jauh selain itu toko tesebut tidak mampu menstok barang dalam

jumlah yang banyak. Sehingga dapat diketahui bahwa komunikasi dalam

suatu pelaksanaan program atau kebijakan sangat diperlukan agar suatu

kebijakan atau program dapat terlaksana dengan baik.

D. Analisis Data dan Pembahasan

1. Implementasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (Studi di Desa Blendis

Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung)

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya merupakan program yang

dibentuk pemerintah melalui Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat untuk mengatasi keterbatasan penyediaan rumah layak huni bagi

Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Pelaksanaan program ini sesuai dengan

Undang-undang No 11 Tahun 2011 terkait Perumahan dan Kawasan

Perumukiman yang berbunyi “rumah adalah salah satu kebutuhan dasar

manusia dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan

masyarakat”. Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya diatur dalam Peraturan

Page 147: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

128

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No 13/PRT/M/2016

tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya.

Pelaksanaan bantuan ini bersifat stimulan, menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia stimulan adalah cambuk untuk meningkatkan prestasi atau

semangat kerja, bisa juga diartikan sebagai alat pendorong atau perangsang.

Stimulan disini juga dapat diartikan sebagai motivasi, menurut Hasibuan

(2014: 95) motivasi adalah pemeberian daya penggerak yang menciptakan

kegairahan kerja sesorang agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif,

dan terintegrasi dengan segala daya dan upaya untuk mencapai kepuasan.

Stimulan dalam bantuan ini berupa pemeberian dana kepada penerima

bantuan sebagai perangsang untuk meningkatkan kualitas rumah penerima

bantuan. Dari hasil wawancara peneliti dengan Pak Ulul dana stimulan yang

diberikan kepada penerima program BSPS adalah berupa uang atau bahan

bangunan. Pemberian dana stimulan berupa uang dan/atau bahan bangunan

sebagaimana hal ini tercantum pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016 tentang Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya yang tercantum pada Pelaksanaan BSPS BAB I

tentang Bentuk BSPS.

Sebuah program kebijakan tidak berarti apa-apa apabila program

kebijakan itu tidak dimplementasikan. Sebagaimana dijelaskan oleh Van

Meter dan Van Horn dalam Wahab (2012: 135) menegaskan bahwa

implementasi sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh

individual/pejabat-pejabat atau kelompok pemerintah atau swasta yang

Page 148: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

129

diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam

keputusan kebijakan. Fokus dari implementasi sendiri yakni kejadian-

kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-

pedoman kebijakan publik yang mencakup usaha-usaha untuk

mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat/dampak nyata

pada masyarakat atau kejadian-kejadian, Wahab (2012: 135). Untuk

mengetahui keberhasilan program maka program tersebut harus

diimplementasikan. Dari data peneliti, salah satu desa yang menerima

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Kabupaten Tulungagung adalah

Desa Blendis. Berdasarkan penjelasan tersebut, program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya merupakan program yang dibentuk oleh

pemerintah melalui Kementrian Pekerjaan Umum dan Pemerintahan Rakyat

dalam menanggulangi rumah tidak layak huni bagi masyarakat

berpenghasilan rendah. Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu

Kabupaten yang menerima program BSPS. Salah satu Desa yang menerima

Bantuan Stimulan Perumahan Swadya di Kabupaten Tulungagung pada

tahun 2016 adalah Desa Blendis.

Implementasi atau penerapan bersifat sangat interaktif dengan

kegiatan-kegiatan kebijakan yang mendahuluinya, sebagimana diungkapkan

oleh Presman dan Wildavsky dalam Jones (1991: 295) mendefinisikan

implementasi atau penerapan mungkin dapat dipandang sebagai sebuah

interaksi antara suatu perangkat tujuan dan tindakan untuk meraihnya.

Implementasi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya melibatkan interaksi

Page 149: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

130

antar pelaksana kebijakan agar dapat tercapai tujuan yang diharapakan yaitu

menanggulangi rumah tidak layak huni bagi masyarakat berpenghasilan

rendah. Dari hasil penelitian peneliti menemukan bahwa dalam

implementasi program BSPS, program ini dapat membantu masyarakat

untuk memperoleh rumah yang layak huni. Dari hasil penelitian terkait

implementasi program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Desa

Blendis Pak Supri selaku Kasun Desa Blendis dan penanggungjawab

pelaksanaan program BSPS di Desa Blendis mengatakan cukup baik,

dimana hal ini dapat dilihat dari proses pembangunan yang tepat waktu dan

pencairan dana yang lancar.

Model implementasi yang digunakan untuk menganalisa

implementasi program BantuanStimulan Perumahan Swadaya bagi

masyarakat berpenghasilan rendah di Desa Blendis Kecamatan Gondang

Kabupaten Tulungagung adalah dengan menggunakan teori implementasi

kebijakan dari Charles O. Jones. Model implementasi digunkan untuk

mengukur keberhasilan suatu kebijkan atau program yang sedang dijalankan.

Charles O. Jones mengunakan 3 (tiga) aspek dalam mengukur keberhasilan

suatu kebijkan diantaranya melalui aspek organisasi, aspek interpretasi, dan

aspek penerapan atau aplikasi, yang dijelaskan sebagai berikut:

1) Aspek Interpretasi

Interpretasi menurut O. Jones (1991: 296) adalah aktivitas

pelaksana kebijakan yang menafsirkan agar program (seringkali dalam hal

status) menjadi rencana dan pengarahan yang tepat dan dapat diterima

Page 150: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

131

serta dilaksanakan implementasinya. Dalam implementasi program

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya bagi masyarakat berpenghasilan

rendah di Desa Blendis aspek interpretasi dapat dilihat dari kejelasan

program Bantuan Stimulan Perumahan Swadya, komunikasi antar

pelaksana Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya, bimbingan teknis atau

pelatihan TFL Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya, dan sosialisasi

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya.

a. Kejelasan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

Interpretasi sebuah program juga dapat diartikan sebagai kejelasan

suatu program. Maksudnya adalah sebua program harus memiliki mengapa

program itu dibuat dan untuk siapa program itu dibuat. Dari hasil penelitian

kejelasan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya sudah jelas yaitu

sasaran program ini adalah masyarakat yang memiliki penghasilan rendah

dan memiliki keterbatasan dalam meningkatkan kualitas rumah. Hal ini

dijelaskan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

No. 13/PRT/M/2016 tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya pada

bab I pasal 1 menyatakan bahwa program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya adalah bantuan pemerintah berupa stimulan bagi masyarakat

berpenghasilan rendah untuk meningkatkan keswadayaan dalam

pembangunan/peningkatan rumah beserta prasarana, sara, dan utilitas umum.

Sebuah program dapat diimplementasikan jika program tersebut

jelas, kejelasan suatu program dapat diimplementasikan apabila program

tersebut memenuhi beberapa kriteria yaitu, pembuatan kebijakan,

Page 151: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

132

pelaksanan kebijakan, dan sasaran dari program. Hal ini dijelaskan Wahab

(2012: 130) bahwa sebuah implementasi kebijakan atau program

melibatkan :

1. Pembuat kebijakan ( the center atau pusat) yang menjadi fokus daripusat ini adalah berkaitan dengan sejauh mana tujuan atau sasaranresmi kebijkan tercapai dan apa alasan yang menyebabkan tujuantertentu tercapai atau tidak tercapai.

2. Pejabat pelaksana lapangan (the periphery) yang menjadi fokusadalah tindakan para pejabat/instansi dilapangan dalammenanggulangi gangguan/hambatan di wilayah kerjanya demikeberhasilan suatu kebijakan yang dipercayakan.

3. Kelompok sasaran (target group) yang menjadi fokus adalahbagaimana kelompok sasaran menikmai hasil dari kebijakan.

4. Apakah dampak positif kebijakan benar-benar mengubah polahidup dan memberikan efek jangka panjang bagi peningkatan mutuhdupnya.

Dari hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya merupakan salah satu program yang dibuat

oleh pemerintah pusat melalui Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat yang berkaitan dengan pengadaan rumah tidak layak huni secara

swadaya. Sasaran dari program ini adalah masyarakat berpenghasilan

rendah atau sering disingkat MBR. Menurut UU Nomor 1 Tahun 2011

tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman Pasal 1 Angka 24 adalah

masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu

mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah. Masyarakat

berpenghasilan rendah dalam program ini masyarakat yang memiliki

penghasilan dibawa 1,2 juta yang dinyatakan oleh Kelurahan/Desa.

Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya merupakan salah satu

program nasional yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui Kementrian

Page 152: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

133

Pekerjaan Umum dan Perumahan No.13/PRT/M/2016 tentang Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya. Program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya sejalan dengan visi dari Direktorat Jendral Penyediaan Perumahan,

yaitu “ Setiap Orang/Rumah Tangga Indonesia Menempati Rumah

Yang Layak Huni” oleh karena itu arah kebijakan Direktorat Rumah

Swadaya Tahun 2015-2019 tergambar pada Program Pengembangan

Perumahan. Dikutip dalam Rencana Srategis Direktorat Jendral Penyediaan

Perumahan 2015-2019 bahwa tujuan dari dari program ini adalah

menurunkan angka kekurangan rumah (backlog) sebesar 250.000 unit dan

mengentaskan Rumah Tidak Layak Huni (RLTH) sebesar 1.500.000 unit

yang harus ditangani selama kurun waktu 2015-2019.

b. Alur dan Permohonan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di

Desa Blendis

Masyarakat berpenghasilan rendah untuk memperoleh rumah layak

huni dari program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya harus melalaui

alur serta tata cara permohonan yang sudah ditetapkan melalui Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016.

Adapun prosedur dalam Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya adalah

sebagai berikut:

1. Ketua RT/RW setempat mencari rumah tidak layak huni dilingkungan

sekitar

2. Ketua RT/RW mengusulkan rumah tidak layak huni kepada Desa terkait

selanjutnya diteruskan ke Kecamatan

Page 153: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

134

3. Selanjutnya Kecamatan mengusulkan data yang diperoleh dari Desa

kepada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya Air

4. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya Air

memverifikasi data yang diperoleh dan disetujui kemudian data

diserahkan ke Kecamatan dan diteruskan ke Desa

5. Nama-nama yang sudah diverifikasi kemudian diwajibkan untuk

membuat kelompok tim/teknis dan menyusun proposal yang berisi surat

permohonan, fotokopi KTP, fotokopi KK, surat keterangan tidak mampu

dari Desa, foto fisik keadaan rumah sebelum dibedah, dan surat atas

kepemilikan tanah

6. Proposal diserahkan kepada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman,

dan Sumber Daya Air

7. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya Air

melakukan verifikasi proposal

8. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya Air

melakukan survei lapangan untuk melihat keadaan rumah calon

penerima bantuan

9. Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya Air

mengadakan rapat untuk menentukan nama calon penerma BSPS

10. Ketua dan bendahara dari amsing-masing KPB dipanggil dan dilakukan

proses administarsi untuk pencairan dana

11. Pencairan dana lagsung ditransfer oleh Badan Pengelola Keuangan dan

Aset Daerah melalui rekening Bank Jatim

Page 154: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

135

c. Bimbingan Teknis atau Pelatihan Tim Fasilitator Lapangan

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

Pelaksana program bantuan perlu memiliki interpretasi atau

penafsiran yang seragam dan dilaksanakan baik dengan oleh para pelaksana

kebijakan. Salah satunya adalah dengan bimbingan teknis atau pelatihan

kepada para pelaksana program. Bimbingan teknis atau pelatihan bagi Tim

Fasilitator Lapangan dijelaskan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016 tentang Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya pada BAB VII terkait pembinaan pelaksanaan BSPS.

Berdasarkan wawancara peneliti ada pembinaan pelaksana BSPS di

Kabupaten Tulungagung. Yang dimaksud pelaksana BSPS disini adalah

Tim Fasilitator Lapngan. Tim Fasilitator Lapngan selaku salah satu

pelaksana program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya diberikan

bimbingan teknis atau pelatihan sebelum terjun ke masyarakat. Bimbingan

teknis atau pelatihan yang diterima oleh Tim Fasilitator Lapangan berupa

kegiatan seminar dan diklat yang didalamnya ada kegiatan seperti membuat

Rencana Anggaran Biaya dalam pelaksanaan program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya, membuat/menyusun laporan pertanggungjawaban

pelaksanaa, serta diberikan pelatihan tentang cara mengahadapi masyarakat.

d. Sosialisasi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

Sosialisasi dalam implementasi suatu program merupakan hal yang

paling penting dilakukan. Hal untuk memberikan informasi yang baik untuk

masyarakat, pemerintah dan para pelaksana program. Menurut Jones dalam

Page 155: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

136

Widodo (2009: 90) menyebutkan bahwa aktivitas mengkomunikasikan

program (sosialisasi) kepada kelompok penerima bantuan sebagai kelompok

sasaran sangat diperlukan agar masyarakat dapat mengetahui dan

memahami tentang apa yang menjadi arah, tujuan, dan sasaran dari suatu

program untuk mendukung keberhasilan program tersebut.

Berdasarkan wawancara peneliti, kegiatan sosialisasi telah

dilakukan di Desa Blendis selaku lokasi penerima bantuan di Kabupaten

Tulungagung. Kegiatan sosialisasi dilakukan untuk memperkenalkan

program bantuan stimulan perumahan swadaya kepada kelompok penerima

bantuan. kegiatan sosialisasi bantuan stimulant perumahan swadaya di

Kabupaten Tulungagung dilakukan dua (2) kali, yaitu sosialisasi desa satu

(1) kali dan sosialisasi kabupaten satu (1) kali. Sosialisasi desa adalah

sosialisasi yang dilakukan oleh pelaksana kebijakan yang meliputi: tim

teknis dari dinas perumahan, kawasan permukiman, dan sumber daya,

tenaga fasilitator lapangan, Camat, Kepala Desa Blendis, Kaur

pembangunan desa Blendis, dan calon penerima bantuan. dalam kegiatan

sosialisasi desa ni dijelaskan tentang syarat dan kriteria untuk mendapatkan

bantuan stimulan perumhan swadaya. Sedangkan untuk kegiatan sosialisasi

kabupaten dilakukan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,

Bupati, Tenaga Fasilitator Lapangan, dan penerima bantuan. dalam kegiatan

sosialisasi ini dilakukan penyerahan secara simbolis buku rekening

tabungan bagi penerima bantuan yang telah lolos verivikasi.

Page 156: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

137

Sebagaimana telah dipaparkan diatas kegiatan sosialisasi baik

sosialisasi desa yang dilakukan di Desa Blendis dan sosialisasi kabupaten

yang dilakukan di Pendopo Kabupaten Tulungagung telah sesuai dengan

teori. Dimana kegiatan sosialisasi dilakukan untuk memberikan pemahaman

terkait program bantuan stimulan perumahan swadaya, selain itu masyarakat

juga antusias dalam kegiatan sosialisasi.

2) Aspek Organisasi

Organisasi menurut O. Jones (1991: 296) adalah pembentukan atau

penataan kembali sumberdaya, unit-unit serta metode untuk menjadikan

program berjalan. Dalam implementasi program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Desa

Blendis aspek organisasi dapat dilihat dari penataan struktur organisasi dan

pelaksana program Bantuan Stimulan Prumahan Swadaya.

a. Penataan Struktur Organisasi

Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya merupakan salah

satu program yang dibetuk oleh pemerintah melalui Kementrian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat yang beasaskan dekonsentrasi. Dimana

pemerintah menunjuk Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai pelaksana

program. Dari hasil wawancara peneliti implementasi program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya di Kabupaten Tulungagaung kewenangan

diberikan pada Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya

Air. Sebelumnya kewenangan terkait program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya berada pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Page 157: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

138

Kabupaten Tulungagung. Sesuai dengan Peraturan Bupati Kabupaten

Tulungagung Nomor 53 Tahun 2016, Dinas Perumahan, Kawasan

Permukiman, dan Sumber Daya Air memiliki tugas pokok melaksanakan

urusan pemerintahan daerah di bidang perumahan, kawasan permukiman

dan sumberdaya air.

Sebuah organisasi publik dituntut agar dapat menjalankan kegiatan

administrasi publik secara baik dari mulai merumuskan sampai pada

mengevaluasi. Sebagaimana hal ini dijelaskan oleh Chandler dan Plano

(1988) dalam dalam Keban (2014:3) bahwa dalam administrasi publik

adalah proses dimana sumberdaya dan personel publik diorganisir dan

dikoordinasikan untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan

mengelola (manage) keputusan-keputusan dalam kebijakan publik, dimana

suaru organisasi publik dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Dari hasil

penelitian terkait implementasi program Bantuan Stimulan Swadaya

wewenang tanggungjawab diberikan pada Dinas Perumahan, Kawasan

Permukiman, dan Sumber Daya Air Kabupaten Tulungagung, dimana

berdasarkan peraturan bupati No. 53 Tahun 2016 tentang Dinas Perumahan,

Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya Air tugas pokok dan fungsi Dinas

Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya Air. Selain itu,

pembentukan dan penataan kembali organisasi dapat memperjelas

tanggungjawab dan memaksimalkan kinerja agar tidak terjadi ketimpangan

bidang satu dengan bidang lainnya.

Page 158: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

139

b. Pelaksana Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

Guna mempermudah pelaksanaan program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya diperlukan struktur organisasi dalam sebuah birokrasi.

Birokrasi digunakan sebagai bentuk organisasi yang nantinya menjalankan

implementasi yang terstruktur. Menurut Edward III dalam Agustino (2016:

141) karateristik fragmentasi adalah tanggung jawab bagi setiap bidang

kebijakan sering tersebar di beberapa organisasi, namun implementasi

kebijakan biaya dipegang oleh satu bagian dalam organisasi tersebut atau

mendesentralisasikan kekuasaan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian pelaksana program dalam

implementasi program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya sudah jelas.

Dilihat dari struktur organisasi dalam implementasi Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya maka struktur organisasi dimulai dari tingkat pusat

hingga tingkat desa, yang meliputi kelompok kerja pusat, kelompok kerja

provinsi, kelompok kerja kabupaten, Tim Fasilitator Lapangan, serta

kelompok swadaya masyarakat. Selain itu untuk mempermudah untuk

mempermudah penyaluran dana bantuan pemerintah juga melibatkan bank

penyalur dana dan toko penyalur bahan bangunan.

Pasalong (2010:58) menyatakan bahwa implementasi berkenaan

dengan berbagai kegiatan yang diarahkan pada realisasi program, dalam

realisasi program tentunya ada pelaksana program. Pelaksana program

berkaitan dengan sumber daya. Menurut Edward III dalam Agustino

(2016:138) variabel kedua yang mempengaruhi suatu kebijakan atau

Page 159: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

140

program adalah sumber daya. Sumber daya yang paling utama dalam

implementasi kebijakan adalah staf atau sumber daya manusia, dimana

dijelaskan oleh Edward III dalam Agustino (2016:138) sumber daya utama

dalam implmentasi kebijkan adalah staf atau sumber daya manusia. Untuk

keberhasilan implmentasi kebijkan maka diperlukan staf atau sumber daya

manusia dengan keahlian serta kemampuan yang kompeten dan kapabilitas.

Berdasarkan penelitian terkait implementasi Program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya pelaksana program melibatkan Tim

Fasilitator Lapangan untuk mendampingi dan mengarahkan penerima

bantuan dalam menerima bantuan. Pembentukan Tim Fasilitator Lapangan

di Kabupaten Tulungagung melalui proses rekuitmen, hal ini dikarenakan

ingin mencari anggota TFL yang kompeten. Temuan dari peneliti tersebut

sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Nomor 13/PRT/M/2016 tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

pasal 24 terkait TFL yang meliputi :

1. Pendampingan penerima BSPS sebagaimana yang dimaksud

dalam pasal 23 ayat (2) dilakukan dalam rangka pemeberdayaan

untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam

pembangunan rumah swadaya.

2. Pendampingan pemnerima BSPS yang dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh TFL

3. Penyedia TFL yang dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh

pemerintah kabupaten/kota

Page 160: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

141

4. Pendampingan penerima BSPS oleh TFL dilakukan pada tahap

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pelaporan, dan

pengembangan mandiri pasca kegiatan

5. Dalam pemerintah kabupaten/kota tidak dapat menyediakan TFL,

Pemerintah atau pemerintah provinsi dapat memfasilitasi

penyediaan TFL.

Hal tersebut sesuai dengan yang dijelaksakan Grindle dalam

Agustino (2016:144) bahwa dalam menjalankan suatu kebijakan atau

program harus didukung dengan adanya pelaksana kebijakan yang

kompeten dan kapatabel demi keberhasilan suatu kebijakan. Dari hasil

penelitian, peneliti menemukan bahwa pelaksana program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya sudah memiliki pelaksana yang kompeten

dan kapatabel. Hal ini dengan dibentuknya tim khusus yaitu Tim Fasilitator

Lapangan.

c. Koordinasi antar Pelaksana Program Bantuan Stimulan

Perumahan Swdaya

Koordinasi dalam proses implementasi kebijakan atau program

sangat penting. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Edward III dalam

Agustino (2016: 137) bahwa komuniksi sangat menetukan keberhasilan

pencapaian tujuan dari implementasi kebijkan publik. Pelaksanaan program

Bantuan Stimulan Perumhan Swadaya di Kabupetan Tulungagung

melibatkan beberapa pelaksana kebijakan. Berdasarkan Peraturan Menteri

Page 161: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

142

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016 tentang

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya pelaksana program antara lain:

1. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

2. Direktur Jendral Penyedia Rumah Kementrian Pekerjaan

Umum Dan Perumahan Rakyat

3. Pemerintah Provinsi

4. Pemerintah Kabupaten/Kota, tugas ;

5. KPA/Kepala Satker

KPA/Kepala Satker adalah Kepala Satker penyelenggara BSPS

baik Pusat maupun Provinsi, dibantu oleh pihak ketiga

6. PPK adalah PPK penyelenggara BSPS di Pusat atau PPK

Provinsi yang dibantu oleh pihak ketiga

7. Koordinator Faslitator Kabupaten/Kota

8. Tenaga Faslitator Lapangan (TFL), tugas ;

9. Penerima Bantuan

10. Toko/Penyedia Bahan Bangunan

11. Bank/Pos Penyalur

12. Kepala Desa/Lurah

13. Penyedia Barang

14. Penyedia Jasa Konstruksi

Pelaksana program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya melibatkan

pelaksana baik dari tingkat pusat maupun tingkat daerah. Oleh karena itu,

komunikasi yang baik antar pelaksana kebijakan harus ada dalam

Page 162: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

143

mengimplementasikan suatu kebijakan atau program untuk mewujudkan

tujuan dari kebijakan atau program tersebut.

Dari wawancara peneliti menemukan bahwa komunikasi yang

sudah dilakukan antar pelaksana program sudah cukup baik. Selain

komunikasi dalam implementasi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

juga dilakukakan koordinasi antar pelaksana. Koordinasi dilakukan oleeh

pihak penanggungjawab BSPS di Desa Blendis, Tim Fasilitator dan Dinas

terkait. Sebagaimana administrasi publik menurut Chandler dan Plano (1988)

dalam dalam Keban (2014:3) administrasi publik adalah proses dimana

sumberdaya dan personel publik diorganisir dan dikoordinasikan

memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengelola (manage)

keputusan-keputusan dalam kebijakan publik.

3) Aspek Penerapan atau Aplikasi

Indikator yang ketiga menurut Charles O Jones adalah aplikasi atau

penerapan. Jones (1991: 324) penerapan penerapan mengacu pada

pelaksanaan pekerjaan yang bersifat pragmatis lainnya. Penerapan seringkali

merupakan suatu proses dinamis dimana para pelaksana maupun para

petugas diarahkan oleh pedoman program maupun patokan-patokan,

ataupun secara khusus diarahkan oleh kondisi yang aktual.

a. Pendanaan Program dan Penyaluran Dana Bantuan Stimulan

Perumahan Swdaya

Page 163: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

144

Dana atau biaya dalam sebuah kebijakan atau program merupakan

hal yang sangat penting. Dalam sebuah kebijakan atau program dana atau

biaya diperlukan untuk menunjang keberhasilan suatu kebijakan atau

program. Sebagaiman dijelaskan oleh Mazmanian dan Sabatier dalam

Subarsono (2015: 95) menjelaskan bahwa besarnya alokasi sumber daya

finansial terhadap kebijakan tersebut mempengaruhi keberhasilan kebijakan.

Berdasarkan wawancara peneliti dana program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara.

Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya merupakan program yang

dibuat oleh pemerintah pusat melalui Kementrian Pekerjaan dan Perumahan

Rakyat, oleh sebab itu pendanaan berasal dari pemerintah pusat. Namun

apabila dana yang disiapkan tidak mencukupi untuk proses implementasi

program BSPS maka pemerintah daerah dapat membatu dalam pengadaan

dana melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. Sebagimana

disampaikan oleh Kasi Prasaran,Sarana, dan Utilitas bahwa dana APBD

dapat digunakan dalam implemntasi program BSPS.

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat No. 13/PRT/M/2016 tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadya

dana program BSPS dapat berupa uang atau bahan bangunan Di Desa

Blendis dana yang didapat adalah dana berupa bahan bangunan. Untuk dana

berupa bahan bangunan pemerintah menetapkan masing penerima bantuan

masing-masing menerima senilai 15juta rupiah untuk membeli bahan

bangunan dan melakukan swadaya.

Page 164: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

145

Proses penyaluran dana BSPS bagi masyarakat berpenghasilan

rendah yaitu :

a. Kesra menerbitkan Surat Perintah Pencairan (SPP) ke BKAD

b. BKAD menerima SPP dari Kesra dan langsung melakukan

pencairan dana melalui Bank Jatim

c. Penerima bantuan diwajibkan untuk membuka rekening

tabungan di Bank Jatim agar penyaluran dapat dilakukan

d. Menyerahkan SPP kepada Bank Jatim

e. Menyerahkan fotocopy SPP

Berdasarkan keterangan diatas maka dapat disimpulkan bahwa penyaulran

dana BSPS kepada penerima bantuan harus melewati bank penyalur dana

baik dana BSPS berupa uang atau dana BSPS berupa bahan bangunan.

Penyaluran dana bantuan berupa bahan bangunan dilakukan oleh

Bank Jatim selaku bank/pos penyalur dana BSPS. Hal ini sesuai dengan

kesepakatan antara pelaksana program BSPS diantarnya desa, dinas

perumahan dan Bank Jatim. Untuk persyaratan penyaluran dana penerima

bantuan diwajibkan untuk membuat buku rekening Bank Jatim. Selanjutnya

Bank Jatim penyaluran dana dapat dilakukan.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti, proses penyaluran dana

program BSPS dana berupa bahan bangunan di Desa Blendis tidak langsung

masuk ke buku rekening penerima bantuan melainkan dana masuk ke

penyalur bahan bangunan. Disini penerima program BSPS di desa Blendis

Page 165: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

146

hanya menerima banhan bangunan yang dikirim oleh toko penyalur bahan

bangunan yang telah disepakati.

b. Hasil Implementasi Program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya di Desa Blendis

Desa Blendis merupakan salah satu Desa di Kecamatan Gondang

Kabupaten Tulungagung yang menerima program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya pada tahun 2016 sebanyak 48 rumah atau kepala

keluarga, namun penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya yang

terealisasi hanya 44 rumah atau kepala keluarga. Jones (1991: 324)

menyatakan bahwa penerapan mengacu pada pelaksanaan pekerjaan

sebagaimana tujuan-tujuan yang bersifat paragmatis.

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti terkait implementasi

program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Desa Blendis, peneliti

mengambil beberapa penerima bantuan BSPS di Desa Blendis sebagai

narasumber. Penerima BSPS di Desa Blendis mendapatkan bantuan berupa

peningkatan kualitas rumah, dimana mereka mendapat perbaikan atas

rumah-rumah mereka yang sudah tidak layak huni. Adapun hasil

peningkatan rumah dari laporan pelaksana program BSPS di Desa Blendis

sebagai berikut :

Page 166: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

147

Gambar 15. Hasil Peningkatan Kualitas Rumah Penerima Bantuan DesaBlendis(Sumber: Laporan Pelaksanaan Program Bantuan Stimulan PerumahanSwadaya Desa Blendis, 2016)

Berdasarkan dari foto diatas terkait implementasi program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya di Desa Blendis dapat dilihat dari mulai

kondisi rumah masyarakat yang tidak layak huni hingga peningkatan

kualitas rumah melalui program BSPS. Dalam peningkatan kualitas rumah

PenerimaBantuan

Kondisi RumahSebelum mendaptBSPS

Perbaikan 30% Perbaikan 100%

PakSalamun

BuMiren

PakSucipto

Page 167: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

148

melalui proram BSPS ini di bagai menjadi tiga tahap, tahap pertama yaitu 0%

(nol persen) dimana tampak kondisi rumah yang belum menerima BSPS,

selanjutnya tahap 30% (tigapuluh persen) dimana dala tahap ini rumah

mulai pemebenahan, namun masih tahap setengah, maksudnya disini

pembenahan dalam hal dinding dan lantai, yang terakhir tahap 100%

(seratus persen) tahap ini bisa dikatakan tahap terakhir, dimana dalam tahap

ini mulai dipasang atap dan perapian pembenahan rumah.

Implementasi program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di

desa blendis mengalami beberapa kendala. Menurut hasil wawancara

peneliti dengan Pak Supri selaku Kasun Desa Blendis dan penanggungjawab

pelaksanaan program BSPS di Desa Blendis kendala yang yang dihadapi

adalah faktor cuaca dan ketidaksiapan masyarakat menyiapkan swadaya.

Ketidaksiapan masyarakat dalam menyiapkan swadaya mengakibatkan

beberapa kepala keuarga yang sudah terdaftar batal untuk menerima BSPS.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 48 (empatpuluh delapan) kepala

keluarga di Desa Blendis BSPS yang menerima hanya 44 (empatpuluh

empat) kepala keluarga. Namun meskipun begitu implementasi program

BSPS di Desa Blendis sudah cukup baik daripada desa lain di wilayah

Kecamatan Gondang yang menerima bantuan yang sama.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya

Page 168: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

149

a. Faktor Pendukung

1) Partisipasi Masyarakat Desa Blendis

Pertisipasi masyarakat dalam implementasi program atau kebijakan

merupakan faktor pendukung keberhasilan sebuah program atau kebijakan.

Partisipasi masyarakat menurut Adi (2008: 108) adalah adanya

keikutsertaan ataupun keterlibatan masyarakat dalam proses

pengidentifikasian masalah, pengidentifikasian potensi yang ada di

masyarakat, pemilihan, pengambilan keputusan alternatif solusi penanganan

masalah, dan juga keterlbatan masyarakat dalam mengevaluasi perubahan

yang terjadi. Partisipasi juga bermanfaat dalam membangun komitmen

masyarakat untuk membantu penerapan suatu keputusan yang dibuat.

Komitmen merupakan modal dalam keberhasilan sebuah kebijakan atau

program

Berdasarkan hasil penelitian, partisipasi masyarakat dalam

Implementasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Di Desa

Blendis merupakan salah satu faktor pendorong dalam keberhasilan program.

Partisipasi dalam program ini dapat dilihat dari masyarakat yang ikut

sosialisasi maupun ikut seleksi program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya. Selain itu partisipasi yang dilakukan masyarakat adalah dengan

melakukan swadaya. Sebagaimana swadaya dalam program ini adalah

dengan melakukan sendiri pembenahan atau peningkatan kualitas rumah.

Hal ini membuktikan bahwa partisipasi masyarakat dalam implementasi

program BSPS di Desa Blendis telah berkembang dengan cukup baik.

Page 169: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

150

2) Dukungan dari Pemerintah Kabupaten Tulungagung

Dukungan pemerintah daerah dalam implementasi program

diperlukan untuk keberhasilan sebuah program. Dengan adanya dukungan

pemerintah daerah implmentasi diharpakan dapat berjalan denga efektif dan

efisien. Sebagaimana Mazmanian dan Sabaitier dalam Parsons (2014:487)

mengemukakan enam syarat yang harus ada untuk menciptakan

implementasi yang efektif dari sebuah kebijakan atau program yang telah

dinyatakan legal yaitu sebagai berikut :

1. Tujuan yang jelas dan konsisten

2. Kebijakan mengandung teori yang akurat tentang bagimana cara

melahirkan perubahan

3. Struktur implementasi yanag disusun secara legal untuk

membatu pihak-pihak yang mengimplementasikan kebijakan

4. Komitmen para pelaksana implementasi untuk menggunakan

kebijaksanaan guna mencapai tujuan kebijakan

5. Dukungan dari kelompok kepentingan dan penguasa di legislatif

serta esekutif

6. Perubahan sosial-ekonomi yang tidak melemahkan dukungan

kelompok atau penguasa dan teori yang mendasari kebijakan.

Dari hasil penelitian, pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung

telah memberikan dukungan terhadap implementasi program BSPS di Desa

Blendis. Dukungan yang diberikan Kabupaten Tulungagung terhadap

implementasi program BSPS berdasarkan wawancara dengan Pak Ulul Kasi

Page 170: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

151

Prasaran, Sarana dan Utilitas Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan

Sumber Daya air dengan menganggarkan dana penunjang serta

menyiapakan Tim Fasilitator Lapangan untuk membantu penerima bantuan

program BSPS.

b. Faktor Penghambat

1) Ketidaksiapan Masyarakat Desa Blendis dalam Menyiapkan

Swadaya

Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya merupakan

program dari pemerintah yang menunut penerima bantuan melakukan

swadaya. Swadaya disini berarti kesiapan penerima bantuan untuk

menyelesaikan peningktan kualitas rumah, bisa dengan dilakukan sendiri

oleh penerima bantuan atau membayar ongkos tukang. Implementasi

program dapat berjalan dengan baik apabila masyarakat sebagai penerima

bantuan penerima bantuan memahami apa yang harus dilakukan sebagai

penerima bantuan. Hal ini sesuai dengan model implementasi menurut

Edward III dalam Agustino (2016: 139) dilihat dari variabel disposisi

mengatakan bahwa Disposisi atau sikap dari pelaksana kebijakan adalah

faktor penting ketiga dalam pendekatan mengenai pelaksanaan suatu

kebijakan publik. Jika pelaksanaan suatu kebijakan ingin efektif, maka para

pelaksana kebijakan tidak hanya harus mengetahui apa yang akan dilakukan

tetapi juga harus memiliki kemampuan untuk melaksanakannya, sehingga

dalam praktiknya terjadi bias.

Page 171: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

152

Berdasarkan hasil wawancara peneliti faktor penghambat dari

implementasi program BSPS di Desa Blendis adalah ketidaksiapan

penerima bantuan dalam menyiapkan swadaya, akibatnya ada beberapa

penrima bantuan di Desa Blendis yang gagal menrima program BSPS. Dari

hasil wawancara dengan Pak Supri selaku Kepala Dusun Desa Blendis

setidaknya ada empat masyarakat Desa Blendis yang gagal mendapatkan

program BSPS.

2) Adanya Miskomunikasi Pelaksana Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya

Komunikasi antar pelaksana program sangat penting untuk

keberhasilan sebuah program. Dengan komunikasi implementasi dapat di

intepretasikan dengan mudah. Menurut Edward III dalam Agustino

(2016:137) komunikasi sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan

dari implementasi kebijakan publik. Implementasi yang yang efektif terjadi

apabila para pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang akan mereka

kerjakan. Pengatuhan atas apa yang akan mereka kerjakan dapat berjalan

bila komnikasi berjalan dengan baik, sehingga setiap keputusan kebijakan

dan peraturan implementasi harus ditransmisikan (atau dikomunikasikan)

kepada bagaian personalia yang tepat.

Dari hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa komunikasi

dalam implementasi program BSPS di Desa Blendis masih belum optimal.

Dapat dilihat dari adanya miskomunikasi antar pelaksana program yaitu

TFL Desa Blendis dan toko penyalur bahan bangunan. Hal ini

Page 172: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

153

mengakibatkan proses penyaluran bahan bangunan di Desa Blendis

terhambat. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut maka harus ada

pergantian toko penyalur bahan bangunan di Desa Blendis. berdasarkan hal

tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi sangat penting dalam

implementasi suatu kebijakan atau program.

Page 173: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

154

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Desa Blendis

Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung sudah dapat dikatakan baik. Hal

ini dapat ditinjau dari pelaksanaan dan hasil dari program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya di Desa Blendis yang sudah sesuai dengan pedoman

pelaksanaan. Secara lebih rinci lebih rinci, kesimpulan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Implementasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya bagi

Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Desa Blendis dilhat dari model

implementasi menurut Charles O. Jones dilihat dari tiga indikator yaitu:

indikator organisasi, indikator intepretasi, dan indikator aplikasi atau

penerpan. Dari ketiga indikator tersebut dapat disimpulkan bahwa:

a. Aspek Intepretasi

Indikator intepretasi yang dilihat dalam implementasi program

BSPS adalah kejelasan program BSPS, tata cara dan permohonan

program BSPS, bimbingan teknis atau pelatihan pelaksana program

BSPS, dan sosialisasi program BSPS ke masyarakat. Dalam

Page 174: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

155

pelaksanaan program BSPS sudah jelas untuk siapa program ini

ditujukan. Di Desa Blendis penerima program BSPS merupakan

masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak mampu dalam

menyediakan rumah layak huni. untukk memperoleh BSPS calon

penerima bantuan harus melalui proses alur dan permohonan ang

cukup panjang. Bimbingan teknis atau pelatihan yang dilakukan

Tenaga Fasilitator Lapangan dilakukan agar para TFL dapat membanu

peerima BSPS. Sedangkan kegiatan sosialisasi program BSPS di Desa

Blendis mendapat respon yang positif, hal ini dapat dilihat dari

antusiasme masyarakat yang mengikuti sosialisasi program BSPS.

b. Aspek Organisasi

Dalam indikator organisasi implementasi program dapat dilihat

dari struktur organisasi dan pelaksana program BSPS. Dalam

implementasi program BSPS bagi masyarakat berpenghasilan rendah

di Desa Blendis ada perubahan penanggungjawab program BSPS,

dimana sebelumnya kewenangan program BSPS di Kabupaten

Tulunagaung diberikan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang kemudian kewenangan program diberikan pada Dinas

Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Sumber Daya Air. Selanjutnya,

pelaksana program BSPS. Pelaksana program BSPS melibatkan

pemerintah pusat hingga pemerintah daerah. Dalam implementasi

program BSPS membentuk tim khusus untuk membantu penerima

Page 175: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

156

bantuan. Tim khusus tersebut adalah Tim Fasilitator Lapangan.

Dimana tugas dari Tim Fasilitator Lapangan adalah mendampingi

penerima bantuan dari proses awal seleksi hingga proses

pertanggungjawaban pelaksanaan program BSPS. Selain itu juga

diperlukan koordinasi antar pelaksana program BSPS agar program

dapat berjalan baik dan lancar.

c. Aspek Penerapan/Aplikasi

Dalam indikator aplikasi implementasi program dapat dilihat

dari pendanaan dan penyaluran, serta hasil dari program BSPS di Desa

Blendis. Untuk pendanaan program BSPS dana berasal dari APBN,

karena program BSPS merupakan program yang dibentuk oleh

pemerintah pusat melalaui Kementrian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat, sedangkan penyaluran dana program BSPS di

Desa Blendis melalaui bank yang telah ditentukan oleh pemerintah

daerah, di Kabupaten Tulunagaung penyaluran dana program BSPS

melalui bank Jatim. Untuk hasil implementasi program BSPS di Desa

Blendis cukup baik dibandingkan dengan desa-desa lain di wilayah

Kecamatan Gondang. Dalam pembangunan rumah program BSPS

dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap satu, tahap dua selesai 30%,

dan tahap ketiga pembangunan 100%.

Page 176: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

157

a. Faktor Pendukung

Faktor pendukung dari Implemntasi Program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya Bagi Masyarakat Berpenghasilan

Rendah Di Desa Blendis Kecamatan Gondang kabupaten Tulungaung

yaitu partisipasi masyarakat Desa Blendis dalam melaksanakan

program BSPS selain itu adanya dukungan dari pemerintah daerah

dapat menunjang proses implementasi program BSPS kepada

masyarakat untuk meningkatkan kualitas rumah yang tidak layak huni.

b. Faktor Penghambat

Faktor Penghambat dari Implementasi Program Bantuan

Stimulan Perumahan Swadaya Bagi Masyarakat Berpenghasilan

Rendah Di Desa Blendis Kecamatan Gondang kabupaten Tulungaung

yaitu ketidaksiapan masyarakat dalam melaukan swadaya dalam

pembangunan rumah, , dan adanya miskomunikasi pelaksana program

bantuan

Berdasarkan masalah-masalah diatas membutikan bahwa implementasi

program Bantuan Stimulan Perumahan Swdaya di Desa Blendis masih ada

hambatan-hambatan yang mempengaruhi pelaksnaan program. Meskipun ada

beberapa hambatan dalam implementasi Bantuan Stimualn Perumahan

Swadaya di Desa Blendis sudah cukup baik.

Page 177: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

158

B. Saran

Dalam Implementasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah Di Desa Blendis masih terdapat

permasalahn yang dihadapi. Permasalahan dalam implemntasi kebijakan ini

antara lain adalah ketidaksiapan masyarakat dalam menyiapakan swadaya,

faktor cuaca yang tidak menentu, dan adanya miskomunikasi antar pelaksana

kebijakan. Oleh sebab itu perlu adanya solusi agar Implemntasi Program

Bnatuan Stimulan Perumahan Swadaya Bagi Masyarakat Berpenghasilan

Rendah Di Desa Blendis. Adapun saran yang diharapkan mampu untuk

mengatasi permasalahan Implementasi program Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya di Desa Blendis diantaranya:

1. Penerima bantuan yang tidak mampu menyiapkan swadaya karena

faktor keadaan seperti janda dan tidak mempunyai biaya dalam

pembangunan peningkatan rumah mereka dengan gotong-royong

dengan melibatkan tetangga sekitar dan bisa melibatkan sanak saudara

mereka dalam untuk membantu proses pembangunan rumah.

2. Tim fasilitator lapangan atau tenaga pendamping dalam pelaksanaan

program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya tidak hanya dari

seleksi masyarakat, namun juga tim fasilitator lapangan juga dapat dari

dinas terkait, hal ini agar pelakasanaan program Bantuan Stimulan

Perumahan Swadaya dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Page 178: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

159

3. Meningkatkan komunikasi antar pelaksana program baik pelaksana

tingkat desa, kabupaten, dan pusat. Dengan cara melaporkan semua

hasil kegiatan yang sedang berlangsung maupaun kegiatan yang telah

selesai. Diharapkan dengan adanya komunikasi yang baik antar

pelaksana maka pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

khususnya di Desa Blendis terlaksana dengan baik.

Page 179: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

160

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Said Zainal. 2012. Kebijakan Publik (Edisi Dua). Jakarta : Salemba

Humanika.

Agustino, Leo. 2016. Dasar-Dasar Kebijakan Publik (Edisi Revisi). Bandung :

ALFABETA.

AG.Subarsono. 2015. Analisis Kebijakan Publik: Teori dan Aplikasi. Yohyakarta:

Pustaka Pelajar.

Ahmad, Jamaliddin. 2015. Metode Penelitian Administrasi Publik Teori dan

Aplikasi. Yogyakarta : Gava Media.

Arikunto. Suharsimi. 2008. Evaluasi Program Pendidikan : Pedoman Teoretis

Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Badan Pusat Statistik. 2016. Jumlah Penduduk Miskin. Diakses pada tanggal 20

Januari 2017 dari https://www.bps.go.id/

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tulungagung. 2016. Kabupaten Tulungagung

Dalam Angka 2016. Kabupaten Tulungagung: Badan Pusat Statistik

Kabupaten Tulungagung

Biro Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Tulungagung Jawa Timur. Diakses

pada tanggal 21 Desember 2016 dari http://bagianhumastulungagung.go.id

Direktorat Jendral Penyediaan Perumahan dan Direktorat Rumah Swadaya,

Kebijakan dan Program Rumah Swadaya

Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Bina Marga Kabupeten Tulungagung.

2016. Jumlah Penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Kabupaten

Tulungagung Tahun 2016. Kabupaten Tulungagung: Dinas Pekerjaan

Umum Cpta Karya dan Bina Marga Kabupeten Tulungagung

Page 180: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

161

Dunn, William. 1999. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press

Hamdi, Muchlis. 2014. Kebijakan Publik: Proses, Analisis dan Partisipasi.

Bogor : Ghalia Indonesia.

Hasibuan, Malayu. 2014. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan

Produktivitas. Jakarta : Bumi Aksara.

Hutapea, Julintri. 2012. Analisis Faktor Penyebab Permukiman Kumuh di Kota

Medan (Studi Kasus : Kecamatan Medan Belawan). Skripsi Program

Ekonomi S-1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara, Medan

Jones, Charles O. 1991. Pengantar Kebijakan Publik (Public Policy): Jakarta.

Rajawali

Keban, Yeremias T.2014. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik Konsep,

Teori dan Isu. Yogyakarta :Gava Media.

Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2011. Perencanaan

Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Diakses pada tanggal 25

Desember 2016 dari http://perumahan.pu.go.id

Laporan Pelaksanaan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Di Desa

Blendis, 2016

Laporan Profil Desa, Data Potensi Desa Blendis, 2016

Miles, M.B. Huberman. A.M & Saldana. J. 2014. Qualitative Data Analysis : A

Methods Sourcebook Third Edition. SAGe Publications, Inc.

Moleong. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosadakarya.

_________2011. Metode Pnelitian Kualitatif Edisi Rivisi. Bandung: Rosadakarya.

Page 181: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

162

Nasution, S. 2011. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Edisi Pertama, Cetakan

Keduabelas. Jakarta : Bumi Aksara.

Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan

Kemiskinan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016

Tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

PERMENPERA No. 5/Permen/M/2007 Tentang Pengadaan Perumahan dan

Permukiman

Rencana Startegis Direktorat Rumah Swadaya 2015-2019

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tulungagung 2014-

2018

Sacafirmansyah, 2009. Partisipasi Masyarakat. Diakses pada tanggal 21 Mei 2017

dari http://sacafirmansyah.wordpress.com

Sudjana, Djudju. 2004. Manajemen Program Pendidikan Untuk Program

Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Bandung : Falah Production.

Syamsuddin, Sjamsiar. 2010. Dasar-Dasar dan Teori Administrasi Publik.

Cetakan Kedua. Malang : Agritek YPN.

Siagian, Sondang. 1989. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Bina Aksara.

Sugiyono, 2014. Memahami Penelitian Kulaitatif. Bandung : ALFABETA.

Sumarwanto 2014, Pengaruh Masyarakat Berpenghasilan Rendah dan

Pemukiman Kumuh Terhadap Tata Ruang Wilayah di Semarang. Jurnal

Ilmiah Serat Acitya. UNTAG Semarang

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Pemukiman

Page 182: IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN …repository.ub.ac.id/6097/1/Suci Widya Yunita.pdf · Perumahan Rakyat No. 13/PRT/M/2016. Salah satu Desa yang menerima Bantuan Stimulan Perumahan

163

Wahab, Abdul Solichin, 2012, Analisis Kebijakan : Dari Formulasi ke

Penyusunan Model-Model Implementasi Kebijakan Publik . Jakarta : Bumi

Aksara.

Widodo, Joko, 2009, Analisis Kebijakan Publik : Konsep dan Aplikasi Analisis

Proses Kebijkan Publik, Malang : Bayumedia Publishing.

Winarno, Budi. 2007. Kebijkan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta: Med

Press(Anggota IKAPI)

Zauhar, Soesilo. 1993. Administrasi Program dan Proyek Pembangunan.

Malang : IKIP Malang