IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN GROUP DISCUSSION DENGAN ...
Transcript of IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN GROUP DISCUSSION DENGAN ...
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN GROUP DISCUSSION DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA ALAT MUSIK UKULELE UNTUK
MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DI
SD MA’ARIF PONOROGO TAHUN AJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Kepada
InstitutAgama Islam Negeri Ponorogo
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Pengajuan Skripsi
OLEH
RIZAL RAHMADANI
NIM : 210615009
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
(IAIN PONOROGO)
vii
ABSTRAK
Rizal , Rahmadani 2019. Implementasi Pembelajaran Group Discussion Dengan Menggunakan Media Alat Musik Ukulele Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa Di SD Ma’arif Ponorogo Tahun Ajaran 2018/2019 . Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kegururuan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Institut Agama Islam Negeri Ponorogo. Pembimbing Ali Baul Chusna M.S.I
Kata Kunci: Group Discusion, Kecerdasan Emosional, AlatMusik Ukulele
Rendahnya keccerdasan emosional siswa di SD Ma’arif Ponorogo dikarenakan adanya beberapa faktor. Salah satu faktor tersebut yaitu guru belum memaksimlakan penggunaan strategi dalam pembelajaran dan media pembelajaran serta pengaruh perkembangan teknologi yang sangat kuat yang kurang terkontrol. Hal tersebut membuat siswa menjadi sulit untuk diatur dan lebih memilih ramai sendiri. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat diupayakan dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Berdasarkan asumsi di atas maka penulis melakukan peneltian tindakan kelas (PTK) menggunakan Strategi Pembelajaran Group Discussion dengan batuan media alat musik ukulele.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh Pembelajaran group Discussion dengan menggunakan media alat musik ukulele terhadap tingkat kecerdasan emosional siswa pada siswa kelas IV di SD Ma’arif Ponorogo tahun pelajaran 2018/2019 (2) Mengetahui tingkat kecerdasan emosional siswa pada siswa kelas IV Di SD Ma’arif Ponorogo tahun pelajaran 2018/2019.
Penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dengan dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan yang meliputi tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data diperoleh dari subyek penelitian yaitu semua siswa kelas IV yang berjumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi langsung dan menggunkan catatan lapangan untuk mencatat data, lembar observasi terstruktur.
Hasil dari penelitian pada mata pelajaran tematik materi berhemat energi adanya peningkatan ranah kecerdasan emosioanal siswa . Terlihat pada siklus I yang semula untuk kategori sangat baik hanya 0 % pada siklus II menjadi 43% dan pada kategori baik 57% pada kategori kurang baik pada siklus I sebanyak 10% namun pada siklus II sudah berkurang seluruhnya dan meningkat ketingkat selanjutnya.
Berdasarkan analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan Pembelajaran Group Discussion dengan menggunkan media alat musik ukulele dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa kelas IV di SD Ma’arif Ponorogo tahun pelajaran 2018/2019.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagian orang menyatakan bahwa guru dibebani dengan tugas yang
sangat banyak ,mereka menyatakan Bahwa guru tidak memiliki waktu untuk
memberikan materi tambahan guna mengembangkan EQ siswa. Kita tidak
membutuhkan materi baru yang khusus ditunjukan untuk mengembangkan EQ.
Namun, kita bisa menggabungkan unsur pendidikan EQ dalam materi pelajaran
yang sudah ada, sehingga tidak diperlukan waktu ekstra.1
Sekolah yang ideal adalah sekolah yang beruapaya mengembangkan
secara berimbang kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan intelektual (IQ) yang
mencakup antara lain geografi, matematika, dan baca tulis. Sekolah dapat
mengembangkan EQ siswa melalui banyak aktivitas dan pengarahan yang
mendidik siswa dengan nilai-nilai luhur, seperti mengajar siswa agar menjadi
orang penyayang dan lembut.
Kelembutan adalah sifat manusia yang usianya sama dengan usia
manusia itu sendiri. Hal baru yang berkaitan dengan kelembutan adalah bahwa
ia bisa dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, pedidikan dan pelatihan
sesuai denagn potensi EQ. Siswa sekolah dasar bisa melakukan permainan
bersama. Setiap siswa membisik telinga teman yang duduk di depannya. Hal
yang dibisikan harus bsesuatu yang baik dan positif. Misalnya ,“ Tulisanmu
bagus”, “ Daya hafalanmu luar biasa “,” Kamu menendang bola dengan baik
sekali dal am pelajaran olaharaga tadi”.
Guru pasti menuntun siswanya untuk berperilaku terpuji dan bermain
bersama temannya dengan cara yang benar. Perilaku terpuji dapat diajarkan
dengan cara disinergikan dalam kurikulum pendidikan. metode ini ditunjukan
untuk mengajarkan pada anak bagaimana cara mengenali perasaan mereka
sendiri, perasaan dan emosi orang lain, dan berusaha menjaga emosi ini.
1 Makmum Mubayidh, Kecerdasan Dan Kesehatan Emosional Anak,(Jakarta: PUSTAKA
AL-KAUTSAR,2006),Hal 127
1
2
Di masa lalu, siswa dianggap menjadi “ biang kerok “.Biang kerok adalah
penyebab timbulnya masalah , diminta menghadap kepala sekolah untuk
mendapat hukuman. Sekrang kita menggunakan cara lain. Dengan mengikuti
metode pengembangan EQ, siswa dianjurkan untuk memikirkan faktor-faktor
yang menyebabkan peristiwa gaduh di dalam kelas.
Setelah mengetahui faktor tersebut, siswa dimotivasi untuk memikirkan
solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Dengan cara ini murid lebih
mampu menganalisa perilakunya, dan belajar dari kesalahan dan pengalaman.
Cara ini jauh lebih baik daripada jika kita memberikan hukuman atau
mengeluarkannya dari sekolah 2
Daniel Goleman mendifinisikan kecerdasan emosional dengan
kemampuan mengenali perasaan diri kita sendiri dan perasaan orang lain,
kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan
baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain. Cooper dan
Sawaf mendefinisikan kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan,
memahami. Dan secara efektif mengaplikasikan kekuatan serta kecerdasan
emosi sebagai sebuah energi manusia, informasi, hubungan, dan pengaruh3
Menurut hasil observasi yang peneliti lakukan di SD Ma’arif Ponorogo
khususnya kelas IV, pada saat proses pembelajaran tematik banyak siswa yang
kurang memperhatikan dan ramai. Mereka juga kurang menghormati guru.
Banyak peserta didik yang melakukan aktivitas lain saat proses pembelajaran
seperti berbicara sendiri, ramai, bahkan ada yang bermain dikelas. Kondisi ini
sudah tentunya disebabkan oleh kurangnya motivasi belajar siswa sehingga
pembelajaran tidak efektif dan efisien.
Pada saat pembelajaaran, sepatu guru disembunyikan , dan kadang antar
teman saling mengolok antar teman dan ketika berbeda lawan jenis ada yang
saling berseteru soal masalah kecil seperti salah menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
2 Makmum Mubayidh, Kecerdasan Dan Kesehatan Emosional Anak,(Jakarta: PUSTAKA
AL-KAUTSAR,2006),Hal 133-134 3 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21, (Bandung:Alfabeta,2005) Hal 82
3
Hal ini menunjukan masih kurangnya kecerdasan emosional siswa.
Kecerdasan bukan hanya di bidang pengetahuannya saja, akan tetapi mayoritas
anak zaman sekarang kurang memiliki kecerdasan emosional karena pengaruh
berbagai hal, seperti lingkungan, diperkembangan teknologi. Penggunaan
teknologi yang berlebihan dan tidak adanya pengawasan dari orang tua akan
mempengaruhi kecerdasan emosional siswa. 4
Pada penelitian terdahulu telah terdapat penelitian mengenai kecerdesan
emosional yang dilakukan Sri Puji Hastuti, yang berjudul Korelasi
Kecerdasan Emosional dengan Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita
Matematika kelas V SDN Sukorejo Kebonsari Madiun. Dalam penelitian
tersebut Puji Hastuti membahas tentang hubungan kecerdasan emosional
dengan kemampuan penyelesaian soal cerita pada pelajaran matematika
ternyata keberhasilan belajar siswa ternyata di pengaruhi dengan kecerdasan
emosional siswa.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Sri Puji Hastuti, penelitian ini
bermaksud mengkaji peningkatan kecerdasan emosional siswa melalui
implementasi pembelajaran group discussion dengan menggunakan media alat
musik ukulele.Dalam hal ini saya menggunakan strategi pembelajaran
kelompok diskusi di gabungkan dengan media alat musik ukulele,pemilihan
alat musik ukulele dimaksudkan untuk menarik perhatian siswa sehingga
menarik perhatian siswa agar mau fokus memperhatikan materi serta esien dan
mudah dalam memainkannya. Dengan menggunakan strategi diskusi akan
melatih kerjasama dan kebersamaan siswa serta mampu mengesampingkan ego
masing masing agar masalah pada suatu diskusi dapat segera diselesaikan.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merasa tertarik dan semangat
untuk meneliti tentang tingkat kecerdasan emosional siswa. Dan hal ini oleh
peniliti dituangkan dalam skripsi dengan judul” IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN GROUP DISCUSSION DENGAN MENGGUNAKAN
MEDIA ALAT MUSIK UKULELE UNTUK MENINGKATKAN
4 Hasil Observasi Di SD MA’ARIF Ponorogo Pada Tanggal 03 Oktober 2018
4
KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DI SD MA’ARIF PONOROGO
TAHNUN AJARAN 2018/2019”
B. Identifikasi dan Pembatasan masalah
1. Dari permasalahan yang ditemukan diatas, maka permasalahan dapat di
identifikasikan sebagai berikut :
a. Tingkat kecerdasan emosional siswa kelas IV D Al-Hafidz SD
MA’ARIF Ponorogo masih di rasa kurang
b. Kurangnya minat belajar dan siswa kurang memperhatikan saat
pembelajaran berlangsung, Antar teman saling mengejek atau
mengolok- olok, menyembunyikan sepatu guru.
2. Batasan masalah
Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas dan dianalisis dalam
skripsi ini, penulis akan memberikan gambaran tentang batasan-batasan
masalahnya. Adapun batasan-batasannya adalah sebagai beriut:
Penelitian ini membahas upaya meningkatkan ranah kecerdasan
emosional melalui metode group discussion dengan menggunakan
media alat musik ukulele dalam mata pelajaran tematik tema 2 selalu
berhemat energi pada siswa kelas IV di SD Ma’arif ponorogo.
Untuk menghindari terjadinya penyimpangan terhadap pembahasan
objek penelitian sebagaimana tujuan awal peneliti ini, maka perlu diadakan
pembahasan terhadap ruang lingkup penelitian.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka peneliti
merumuskan berbagai masalah yang diantara sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pembelajaran group discussion dengan menggunakan
media alat musik ukulele untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa
di SD Ma’arif ponorogo tahun ajaran 2018/2019 ?
5
2. Apakah Pembelajaran Group Discussion menggunkan media alat musik
ukulele dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa di SD Ma’arif
ponorogo tahun ajaran 2018/2019?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam hal ini, peneliti mempunyai beberapa tujuan yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan Pembelajaran Group Discussion dengan
menggunakan media alat musik ukulele dapat mempengaruhi tingkat
kecerdasan emosional siswa kelas IV D Al- Hafidz
2. Untuk menjelaskan apakah strategi pembelajaran Group Discussion
dengan menggunakan media alat musik ukulele dapat menigkatkan
kecerdasan emosional siswa.
E. Kontibusi Hasil Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan di SD Ma’arif ponorogo, tentunya akan
membawa manfaat baik teoritis ataupun praktis, yang diantaranya sebagai
berikut :
1. Manfaat teoritis
Setelah melalui penelitian ternyata strategi Group Discussion dengan
menggunakan media alat musik ukulele dapat meningkatkan kecerdasan
emosional siswa kelas IV SD Ma’arif ponorogo tahun ajaran 2018/2019.
2. Manfaat Praktis
Dengan diadakannya penelitian ini, sangat diharapkan mampu
memberikan manfaat, antara lain :
a) Bagi peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah dan
memperluas wawasan pengetahuan serta mendapat pengalaman dalam
mengadakan penelitian. Dan juga diharapkan dapat dijadikan kajian dan
penunjang dalam pengembangan pengetahuan penelitian yang berkaitan
dengan topik tersebut.
6
b) Bagi siswa
Untuk siswa dapat meningkatkan kecerdasan emosional serta
memberi semangat untuk belajar, memberi motivasi agar belajar lebih
rajin, motivasi agar menjadi anak yang baik
c) Bagi guru
Sedangkan untuk guru diharapkan dapat meningkatkan kreativitas
dan inovasi dalam proses pembelajaran.Serta dapat menambah
wawasan guru akan pentingnya strategi dan penggunaan media yang
efisien dalam proses pembelajaran
d) Bagi lembaga
Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan bagi sekolah teresebut mengambil langkah
baik,sikap maupun tindakan untuk meningkatkan kecerdasan emosional
pada mata pelajaran tematik. Serta sebagai landsan bagi sekolah dalam
menentukan kebijakan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut:
BAB I. Pendahuluan. Dalam bab ini berisi latar belakang masalah,
identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
pembahasan. Bab pertama ini dimaksudkan untuk memudahkan
dalam memaparkan data.
BAB II. Landasan teori. Dalam bab ini membahas tentang penelitian
tindakan kelas (PTK), metode pembelajaran, metode group
discussion,kecerdasan emosional Teori musik, alat musik
ukulele,media pembelajaran. Telaah penelitiaan terdahulu
kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis tindakan. Bab ini
dimaksudkan untuk memudahkan penelitian dalam menjawab
hipotesis.
7
BAB III. Metode penelitian, yang meliputi objek PTK, setting PTK,
variabel yang diamati, prosedur PTK (Perencanaan, pelaksanaan,
observasi, refleksi)
BAB IV. Hasil penelitian tindakan kelas yang meliputi: gambaran singkat
lokasi penelitian, penjelasan per-siklus, proses analisis dan data
per-siklus, pembahasan.
BAB V. Penutup. Bab ini merupakan kesimpulan secara umum mengenai
permasalahan yang dibahas pada bab-bab sebelumnya. pada bab
ini penulis berusaha memberikan saran-saran yang diperoleh dari
hasil penelitian.
8
BAB II
LANDSAN TEORITIK, TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU,
KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori
1. Kajian Tentang PTK
a. Pengertian PTK
Penelitian tindakan kelas mempunyai fokus terapan, di mana
peneliti mengumpulkan data berdasarkan pada metode kauntitatif
ataupun metode kualitatif atau bahkan kedua- duanya. Bagaimanpun
juga, apa yang dituju atau yangdilakukan peneliti terutama yang
berkaitan dengan isu-isu khusus, praktis tak lain adalah beruasaha
mencapai dan menemukan suatu solusi terhadapa problema yang
berkaitan denganpelaksanaan pembelajaran didalam kelas. Para guru
yang bertugas di dalam kelass dituntut untuk selalu memperbaiki
proses pelaksanaan pembelajaran dengan cara mengkaji isu-isu, atau
problem yangdihadapi dalam pembelajaran. Para guru, merenungkan
problem tersebut mengumpulkan informasi keterangan terkait dengan
isu-isudimaksud serta menganalisanya, dan mengimpllementasikan
dalam bentuk perubahan berdasarkan temuan hasil pemecahahasn
masalah.
Oleh sebab itu, peneliti merupakan alat pemroses ilmu
pengetahuan, dan alat tersebut haruslah berjalan dengan cepat dan
berkelanjutan supaya dapat menghasilkan hasil yangcukup banyak
serta berkesinambungan untuk di masyarakat kan dengan kata lain,
peneliti pada hakikatnya merupakan suatu usaha untuk menjebatani
dunia koseptual dengan dunia empiris.
Pandangan para ahli tentang penelitian tindakan berbeda beda,
walaupun secara paradigmatik memiliki kesamaan. Kesamaan terletak
pada perbedaannya deangan penelitian yangdikategorikan sebagai
8
9
“psycho-statisticalparadigm and teacher based reseach approaches”.
Kurt Lewin mengemukakakn adanya empat frasedalam melaksankan
penelitian tindakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi.Keempat tindakan ini didasarkan pada prinsip bahwa tindakan
–tindakan tersebut mampu menimbulkan kebebasaan, kesamaan, dan
kooperasi antarobyek penelitian kombinasi antara action dan reseach
tersebut menarik perhatian para guru-dosen. 5
Pengertian penelitian tindakan kelas (PTK) dapat dipahami
sebagai penelitian tentang, unntukdan oleh guru-dosen, mahasiswa-
masyarakat/kelompok sasaran, dengan memanfaatkan interaksi,
partsipasi dan kolaborasi anatara peneliti dan kelompok sasaran.
Dengan kata lain, penelitian tindakan kelas(PTK) merupakan
suatu proses dimana guru-dosen dan siswa –mahasiswa menginginkan
terjadinya perbaikan, peningkatan, dan perubahan pembelajaran yang
lebih baik agar tujuan pembelajaran dikelas dapat tercapai secara
optimal6.
Dengan demikian PTK dapat dikatakan sebagai sebuah metode
penelitian yang dapat digunakan untuk memperbaiki kekurangan yang
terjadi dalam proses belajar mengajar dan mengetahui perubahan itu
terjadi atau tidak. Selain itu PTK juga dapat dijadikan sebuah
pertimbangan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya yang
dalam proses pembelajaran.
b. Tujuan PTK
Borg menyebutkan bahwa tugas utama dalam PTK adalah
pengembangan keterampilan guru yang berangkat dari adanya
kebutuhan untuk menanggulangi berbagai permasalahan
pembelajaran yang bersifat aktual di dalam kelasnya atau di
sekolahnya sendiri dengan atau tanpa adanya program latihan
secara khusus. Pendapat tersebut mengisyaratkan bahwa PTK
5 Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas (Malang: UIN-Malang Press, 2008), 5-7 6 Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas (Malang: UIN-Malang Press, 2008), 7-8
10
tumbuh dari keinginan guru, bukan karena paksaan atau tugas dari
atasannya yaitu unttuk menyelesaikan masalah praktis dalam
proses pembelajaran.7
Sesuai dengan tujuan PTK di atas, maka PTK memiliki
karakteristik sebagai berikut:8
1) Tujuan utama PTK adalah peningkatan kualitas proses dan hasil
belajar. PTK berbeda dengan penelitian terapan lainnya. Pada
umumnya penelitian formal dilakukan sesuai dengan kaidah-
kaidah penelitian ilmiah yang ketat sehingga hasilnya lebih
bersifat konseptual yang kadang-kadang tidak berkonstribusi
terhadap pemecahan masalah yang bersifat praktis dan
langsung dihadapi oleh guru. Lain halnya dengan PTK, yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara
praktis, sehingga kadang-kadang pelaksanannya sangat
situasional dan kondisional yang kadang-kadang kurang
memperhatikan kaidah-kaidah ilmiah.
2) Masalah yang dikaji dalam PTK adalah masalah yang bersifat
praktis, PTK berangkat dari keresahan yang dialami guru dalam
pengolahan proses pembelajaran.
3) Fokus utama penelitian adalah proses pembelajaran. PTK
dilaksanakan untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam
rangka pencapaian tujuan pembelajaran yang maksimal.
4) Tanggung jawab pelaksanaan dan hasil PTK ada pada guru
sebagai praktisi.
c. Model-model PTK
1) Model Kurt Lewin
Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar
adanya berbagai model penelitian tindakan yang lain,
7 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode Dan Prosedur) Penelitian
Tindakan Kelas, 152-153. 8 Ibid 153-154.
11
khususnya penelitian tindakan kelas. Dikatakan demikian,
karena dialah yang pertama kali memperkenalkan action,
research atau penelitian tindakan.
Konsep pokok penelitian tidakan Kurt Lewin terdiri
dari empat komponen, yaitu a) perencanaan (planning), b)
tindakan (acting), c) pengamatan (observing), dan d) refleksi
(reflecting).9
.Oleh karena itu, pengertian siklus pada kesempataan
ini ialah suatu putaran kegiatan uang terdiri dari perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi10
d. Kajian Tentang Kecerdasan Emosional
Para pakar memberikan definisi beragam pada EQ,(Emotional
Question ) di antaranya adalah “Kemampuan untuk menyikapi
pengetahuan-pengetahuan emosional dalam bentuk menerima,
memahami, dan mengelolanya” Menurut definisi ini,EQ(Kecerdasan
Emosional) mempunyai empat dimensi berikut, Mengenali, menerima,
dan mengekspresikan emosi(kefasihan emosional).11
Daniel Goleman mendifinisikan kecerdasan emosional dengan
kemampuan mengenali perasaan diri kita sendiri dan perasaan orang
lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola
emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalamhubungannya dengan
orang lain.12 Cooper dan Sawaf mendefinisikan kecerdasan emosional
adalah kemampuan merasakan, memahami. Dan secara efektif
9 Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, 64.
10 Ibid, 65 11 Makmum Mubayidh, Kecerdasan Dan Kesehatan Emosional Anak,(Jakarta:
PUSTAKA AL-KAUTSAR,2006),Hal 7 12 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21, (Bandung:Alfabeta,2005) Hal 82
12
mengaplikasikan kekuatan serta kecerdasan emosi sebagai sbuah
energi mansia, informasi, hubungan, dan pengaruh.13
Kecerdasan emosional merupakan suatu bagian dari daya
manusia yang mulai diyakini dengan menggunakan istilah EQ. Emosi
dan pikiran adalah dua bagian dari suatu keseluruhan.Itulah sebabnya,
istilah yang baru-baru ini diciptakan untuk menggambarkan
kecerdasan hati adalah EQ.14
Segel Mengemukakan, Emosi dan pikiran adalah dua bagian
satu keseluruhan . Oleh karena itu, istilah yang baru-baru ini dicptakan
untuk menggambarkan kecerdasan hati adalah EQ. EQ bertujuan
meningkatkan ukuran standar kekuatan otak yaitu IQ. IQ dan EQ
adalah sumber sinergis. Tanpa salah satu unsur –unsur yang lain
menjadi tidak lengkap dan tidak efektif. IQ tanpa EQ bisa saja
mencentak nilai A pada ujian, tetapi tidak akan membuat seseorang
dapat maju dalam hidup. Wewenang EQ adalah hubungan pribadi dan
dengan orang lain. EQ bertanggung jawab untuk penghargaan diri,
kesadaran diri, kepekaan sosial, dan adaptasi sosial. 15
Macam-macam emosi manusia yang dalam kehidupan sehari-
hari muncul dan dikenal oleh masyarkat luas dapat diidentifikasikan di
antaranya sebagai berikut:
1) Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal
hati, terganggu, rasa pahit, berang tersinggung, bermusuhan, dan
barangkali yang paling hebat tindak kekrasan dan kebncian
patologis
2) Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis,
mengasihi,diri,kesepian, putus asa, dan jika menjadi patologis.
13 Ibid, 82. 14 Rohiat,Kecerdasan Emosional Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung: PT
Refikaaditama,2008) ,Hal 31 15 Rohiat,Kecerdasan Emosional, (Bandung: PT Refikaaditama,2008) ,Hal 30
13
3) Ketakutan: cemas, takut, gugup, khawatir,was-was, waspada, sedih,
tidak senang, takut sekali, kecut, dan sebagpatologi, fobia dan
panik.
4) Kenikmatan : bahagia, gembira, ringan, puas, riang,senang,
terhibur, bangga, kenikmatan, kegairahan luar biasa, senang sekali,
dan batas ujungnya, mania
5) Cinta : penerimaan, pershabtan, kepercyaan, kebaikan hati, rasa
dekat, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih.
6) Terkejurt : terkejut, terksiap, takjub, terpana.
7) Jengkel : hina, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah.
8) Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati
hancur lebur, 16
Goeleman berpendapat bahwa terdapat lima komponen
kecakapan emosi dan sosial yang merupakan hasil adaptasi dari
Salovey dan mayer, Komponen itu ia sebut lima dasar kecakapan
emosi, antara lain 5 (lima) komponen sebagai berikut :
1) Kesadaran diri, yaitu mengetahui apa yang kita rasakan pada saat
dan menggunkannya untuk memandu pengambilan keputusan diri
sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis, atas kemampuan diri
sendiri dan kepercayaan diri yang kuat .
2) Pengaturan diri, yaitu menangani emosi sehingga berdampak
positif terhadpa pelaksanaan tugas, peka terhadapa kata hati dan
sanggup menunda kenikmatan sebelum tercpainya suatu sasaran
dan mampu puih kembali dari tekanan emosi
3) Motivasi, yaitu menggunakan hasrat yang paling dalam untuk
menggerakan dan menuntun kita menuju sasaran, membantu
kitamengambil inisiatif, bertindak efektif dan untukbertahan
menghadapi kegagalan dan frustasi.
4) Empati, yaitu merasakanapa yang dirasakan oleh orang lain,
mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan,
16 Ibid,31.
14
saling percaya, dan menyelaraskan diri dengan bermacammacam
orang.
5) Ketrampilan sosial, yaitu menangani emosi dengan baik
ketikaberhubungan dengan oranglain dan dengan cermat membaca
situasi jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar17.
e. Kajian Tentang Strategi Group Discussion ( Diskusi Kelompok)
1. Pengertian Strategi
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-
garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran
yang telah ditentukan18. Strategi pembelajaran dapat diartikan
sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain unutuk mencapai tujuan pendidikan tertentu19.
2. Pengertian Group Discussion
Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa yang
tergabung dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat
tentang sesuatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan
mendapatkan jawaban dan kebenaran suatu masalah.
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran
di mana guru memeberi kesempatan kepada para siswa(kelompok-
kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna
mengumpulkan pendapat,membuat kesimpulan atau penyusunan
berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.20
Metode Diskusi merupakan interaksi antar siswa atau
interaksi siswa dengan guru, untuk menganalisis, memecahkan
17 Daniel Goleman ). Kecerdasan emosi untuk mencapai puncak prestasi, (Jakarta
:PT Gramedia pustaka utama,2001)hal 42-43 18 Syaiful Bahri Djamarah Dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:PT
RINEKA CIPTA,2010),Hal 5 19 Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran,(Jakarta: Prenada Media,2008),Hal 126 20 Suryosubroto B, Proses Belajar Mengajar dii Sekolah,(Jakarta: Rineka Cipta, 2009),
Hal ,167
15
masalah, menggali, atau memperdebatkan topik atau permasalahan.
Jika metode diskusi ini digunakan, guru harus:
a. Menyediakan bahan, topik, atau masalah yang akan di
diskusikan
b. Menyebutkan pokok-pokok masalah yang akan dibahas atau
memeberikan penugasan studi khusus kepada siswa sebelum
menyelenggarakan diskusi.
c. Menugaskan siswa untuk menjelaskan, menganalisis, dan
meringkas
d. Membimbing diskusi, tidak memberi ceramah
e. Sabar terhadap kelompok yang lamban dalam
mendiskusikannya.21
f. Kajian Tentang Musik
1. Pengertian Musik
Musik adalah cabang seni yang membahas dan
menetapkanberbag suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti
dan dipahami manusia. Menurut Jamalus musik adalah suatu
hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik,
yangmengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui
unsur-unsurmusik, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur
lagu dan ekspresisebagai satu kesatuan. Senada dengan Jamalus,
menurut Soeharto.
Seni musik adalah “pengungkapan gagasan melalui bunyi
yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni dengan
unsurpendukung berupa bentuk, sifat, dan warna bunyi”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan musik
adalah nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga
mengandung irama, lagu dan keharmonisan,(terutama yang
menggunakan alat-alat yang menghasilkan bunyi). Menurut
21 Hamdani,Strategi Belajar Mengajar,(Bandung:CV PUSTAKA SETIA,2011)Hal,159
16
Hardjana Musik adalah permainan waktu dengan mengadopsi
bunyi sebagai materinya. Musik adalah waktu dalam bunyi. Dalam
musik, waktu adalah ruang – bunyi adalah substansinya. Didalam
ruang waktu itulahbunyi-bunyi bergerak.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
musikmerupakan cabang seni yang timbul dari pikiran dan
perasaan manusiayang dapat dimengerti dan dipahami berupa nada
atau suara yang disusunsedemikian rupa sehingga mengandung
irama lagu dan keharmonisan sebagai suatu ekspresi diri.22
2. Pengaruh musik
Musik sangat berpengaruh dalam kehidupan apalagi selain
dapat didengarkan, dimainkan,dan dipentaskan juga dapat
dipelajari secara ilmiah .Phthagoras, pada abad ke-6 SM telah
mengupas suatu gejala dalam musik. Yakni, bila seutas tali
direnggangkan lima puluh persen akan menyebabkan nada
yangdihasilkan menjadi satu oktaf lebih tingg. Sekarang yang
dipelajari bukan hanya analisis nada dan perbandingan getaran dua
nada yang matematis tetapi juga pengaruhnya terhadap manusia.
Penelitian yang memperdengarkan baik musik secara lengkap atau
hanya irama tertentu saja.Respons yang terjadi adalah perubahan
denyut nadi, kecepatan pernafasan, tahanan listrik pada kulit, dan
sirkulasi darah si pendengar. Bahkan terbukti bahwa denyut
jantung secara otomatis akan menyesuaikan diri dengan irama yang
didengarnya23.
Terdapat tiga konsep utama mengenai pengaruh musik:
1. Musik pentimg sebab merupakan sesuatu hal yang baik.
22 Jurnal Penelitian Etik Ernawati, eprints.uny.ac.id 23 Djihan,Psikologi Musik,(Yogyakarta:PERCETAKAN GALANPRESS,2009),164
17
2. Musik merupakan bagian dari kehidupan serta salah satu
keindahan budaya manusia, selain terdapat nilai-
nilaipositifyangsangat berguna.
3. Dengan mengembangkan kemampuan musik maka akan
memiliki keunggulan yang menyertainya. Kegiatan latihan
,mendengarkan, dan menghargai musik akan meningkatkan
perkembangan kognitif,fisik,emosi, dan sosial.24
Penelitian yang mengaitkan musik dengan aspek-aspek
psikologis misalnya oleh Sloboda, yang secara eksplisir
mengungkapkan bahwa musik memiliki fungsi untuk
meningkatkan, mengubah dan aspek spiritual, atau membawa
seseorang pada kondisi “transenden “.Sloboda
mencontohkan,musik banyak digunakan ketika seseorang
melakukan perjaan dirumah, beljar,mngendarai mobil atau
beristirahat. Musik juga dikaitkan dengan aktivitas dan membawa
efek psikologi, misalnya, ada ungkapan”mendengarkan musik
setelah pulang dari kantor dapat menghilangkan stres pekerjaan”.
Terlebih saat ini musik juga mulai diakui memiliki efek
penyembuhan yangsignifikan.
Beberapa penelitian yang mengkaji peran musik dalam
kehidupan seahari-hari antara lain dilakukan oleh DeNora terhadap
sekelompok perempuan Amerika dan Inggris, Untuk melihat
bagaimana musik dapat difungsikan dalam mengolah,
mempertahankan , dan meningkatkan kualitas emosi .Hasilnya
menunujukan , bahwa secara rill musik diakui memiliki sarana
untuk menata dan meningkatkan kualitas diri, baik pada aspek
kognitif,emosi maupun fisik.
Demikian pula hasil penelitian Sloboda di atas yang
menemukan, bahwa musik berkaitan erat dengan perubahan
susasana hati yang diwarnai kejenuhan dan kebosanan,
24 Ibid 169
18
meningkatkan kosentrasi, memperkuat daya ingat, menggugah
semangat dan bahkan terkait pula dengan perasaan-perasaaan
terdalam seperti kesepian dan kesepian.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa musik berkaitan
erat dan berperan penting terhadapa emosi dalam kehidupan sehari-
hari. Beberapa penelitian yang dikemukakan di atas sekaligus
menguatkan hasil-hasil penelitian sebelumnya, seperti yang pernah
dilakukan oleh meriam tentang fungsi musik dalam kehidupan
sehari-hari, atau penelitian lainnya yang menemukan bahwa
serumit, sesederhana atau sefamiliar ini apapun sebuah komposisi
musik, puisi memberikan kontribusi terhadapat respon emosi.25
3. Musik dan manfaatnya
Dari aspek psikologi, seni memiliki arti luas, yaitu
menunjukan setiap carayang sesuai untuk mengekpresikan diri,
berupa tindakan atau sikap yang disampaikan secara lengkapdan
jernih.dari baklik mental,ie dan emosi.Seni dapat membantu
mengidentifikasi’siapa kita” dan ‘apa potensi kita”. Seni dapatg
dimanfaatkan sebagai media untuk mewujudkan perasaan perasaan
dan memperoleh pengalaman tanpa perlu khawatir dengan aturan
aturannya.Seni juga memberikan kesempatan untuk berekpresi
tanpa kata-kata saat tidak dapat diungkapkan secara verbal,
Menurut padndangan psikologi, kreativitas mencakup kemampuan
berfikir divergen ,pemecahan masalah , menemukan solusi baru,
dan membuat langkah –langkah yang imajinatif pandangan bahwa
komposisi musik merupakan salah satu proses pemecahan masalah
adalah benar.Dalam membuat komposisi musik, terdapat proses
dan menyeleksi dan menolak suara tertentu dan akhirnya
menggabungkannya ke dalamsuatu harmoni.
25 DJOHAN ,Respons Emosi Musikal,(Bandung:CV LUBUK AGUNG,2010),4-5
19
Di indonesia, manfaat musik masih belum bnanyak
dikembangkan apa lagi yang langsung terkait dengan kehidupan
sehari hari.Di negara-negara maju selain kepentingan untuk seni,
musik telah dimanfaatkan juga untuk kepentingan umum.
Bank,dokter gigi, agen asuransi, rumah sakit, dan tempat –tempat
sosial yang berhubungan dengan orang banyak telah
memanfaatkan efek musik. Musik masih difungsikan untuk sekedar
hiburan sesuai tradisi kuno, kalau boleh dikatakan tertingga. Tetapi
bila sampai sekarang hnaya sebatas itu pemanfaatannya berarti
musik menjadi sangat sempit dan ini akan tercermin dari orang
orang yang menggelutinya.26
4. Musik dan emosi
Aspek emosi dan musik
Pembahasan tentang emosi dalam konteks musik dapat
memiliki arti ganda, karena proses interpretasi musik di bidang
musikologi juga mengenal istilah “emosi”. Sedikit berbeda dengan
arti kata emosi dalam bidang psikologi,di kalangan musikologi ,
emosi dimaknai cepat lambat (elemen tempo)atau keras dan
lembutnya (elemen dinamika )sebuah komposisi musik. Meski
dimaksud pengungkapannya sebenarnya tidak jauh berbeda ,
artinya bahwa emosi menggambarkan hal-hal yang berkaitan
dengan perasaan atau hal-hal yang dapat dirasakan dari penyajian
sebuah karya musik, namun penggunaannya perlu dilakukan dalam
konteks yang singkron.
Dari sejarah perkembangan musik terlihat bahwa di masa lalu
musik terkait dengan dua fungsi pokok, yaitu sebagai sarana
nemesis(dari bahasa yunani yang artinya transformasi dan imitasi
dari luar ke dalam diri manusia) dan katarsis yang mengandung arti
pemurnian jiwa melalui pengalaman emosional. Pada perannya
26 Djihan,psikologi musik,(Yogyakarta:PERCETAKAN GALANPRESS,2009),169-172
20
sebagai sarana nemesis, musik dituangkan melalui bentuk-bentuk
pertunjukan opera yang sangatpopuler, sekitar abad 16 seorang
penyanyi opera tidak saja dituntut untuk menguasai tehnik vocal
dengan sempurna, tetapi juga menjiwaitokohyang diperankannya.
Fungsi musik dalam opera di masa itu adalah untuk
merfleksikan emosi melalui kata-kata dan gerakan . Namun sejajar
dengan perkembangan kesusastraan di abad abad pertengahan ,
peran musik sebagai wahana ekpresi emosi seolah-olah rancu
dengan peran syairnya.
Mereka yang beranggapan bahwa musik berfungsi sebagai
sarana katarsis meyakini bahwa musik juga dapat menjadi sarana
pengekpresian diri. Muik diakui mempunyai kekuaatan untuk
mengantar dan menggugah emosi. Baik dituangkan melalui
penjiwaan terhadap alurcerita, musik dan watak tokoh yang
diperankan, maupun sebagai sarana untuk mengekpresikan diri,
maka musik tidak dapat dipisahkan dari emosi.27
g. Kajian Tentang Alat Musik Ukulele
Ukulele merupakan alat musik yang berasal dari Hawaii, namun
keberadaannya sudah dikenal di berbagai penjuru dunia termasuk di
Indonesia. Ukulele di Indonesia dikenal sebagai salah satu instrumen
utama untuk pengiring musik keroncong Selain untuk musik
keroncong, ukulele juga dapat mengiringi berbagai genre musik
lainnya seperti pop, rock, jazz, dan lain sebagainya.
Ukulele adalah alat musik petik sejenis gitar berukuran kecil,
sekitar 20 inci, dan merupakan alat musik asli Hawaii ditemukan
sekitar tahun 1879, Alat musik 'Ukulele' dalam bahasa hawaii artinya
'kutu loncat'. Lihat pada Ukulele History , dan A little History of
Ukulele.
27 Djihan,Psikologi Musik,(Yogyakarta:PERCETAKAN GALANPRESS,2009),86-87
21
Konon Ukulele ditemukan di Hawaii tahun 1879, pada waktu itu
suatu perjalanan imigran Portugis dari Madeira (Azores) dan Portugal
melakukan perjalanan melalui Afrika Selatan ke Hawaii antara tahun
1878 hingga 1913 sebanyak 20.000 orang, salah seorang membawa
gitar kecil yang disebut Braginho di Braga (Portugal) dan menjadi alat
musik populer di Hawaii dengan ukuran yang lebih kecil, mudah
dibawa dengan 4 senar saja, kemudian disebut Ukulele. 28
h. Kajian Tentang Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah
berarti ’tengah’, ’perantara’, atau ’pengantar’. Secara lebih khusus,
pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
AECT (Association of Education and Communication Technology)
memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran
yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
Disamping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang
sering diganti dengan kata mediator, dengan istilah mediator media
menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang
efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar, yaitu siswa dan isi
pelajaran. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau
mengantarkan pesan-pesan pengajaran 29
Sadiman mengemukakan, bahwa media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Gagne menyatakan
bahwa media adalah berbagai jenis komponen dan lingkungannya.
Dijelaskan pula oleh raharjo bahwa media adalah wadah dari pesan
tersebut. Materi yang diterima adalah pesan intruksional, sedangkan
tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses belajar.
28 Https://Id.M.Wikipedia.Org/Wiki/Ukulele 29 Http://Eprints.Uny.Ac.Id
22
Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar
pesan. Gerlach dan Ely mengatkan, apabila dipahami secara gratis
besar, maka media adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun suatu kondisi atau membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, ketrampilan, atau sikap dalam pengertian ii, guru, bukiu
teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar
mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,fotografis, atau
elektronika untuk menangkap memproses dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal
Media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan
proses belajar mengajar. Mengingat banyaknya bentuk-bentuk media
tersebu, maka guru harus dapat memilihnya.dengan cermat, sehingga
dapat digunkaan dengan tepat. Dalam kegiatan belajar mengajar,
sering pula pemakaian kata media pembelajaran digantikan dengan
istilah-istilah, seperti: bahan pembelajaran (instructional material)
komunakasi pandang-dengar(audio-visual communication), alat peraga
pandang(visual ducation), alat peraga dan media penjelas.30
Secara umum, kedudukan media dalam sistem pembelajaran
adalah sebagai:
a. Alat bantu
b. Alat penyalur pesan
c. Alat penguatan
d. Dan wakil dalam menyampaikan informasi secara lebihteliti, jelas
dan menarik.31
Fungsi Media Pembelajaran
Levie dan lentz mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual, yaitu fungsi atensi,fungsi
30 Cecep Kustandi,Bambang Sutjipto,Media Pembelajaran, (Bogor:Ghalia
Indonesia,2013), 7-8 31 Ibid....19
23
afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.Berikut ini
dijelaskan satu per satu secara rinci.
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau
menyertai teks materi pelajaran. Sering kali pad awal pelajaran, siswa
tidak tertarik dengan materipelajaran atau materi pelajaran itu
merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka
sehingga mereka tidak memperhatikan.
Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan
siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar- gambar
atau lambung visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa,misalnya
informasi yang menyangkut masalah sosial.
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan peneliti
yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar
memperlancar pencpaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari
hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk
memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk
mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat mnerima searta
memahami isi pelajaran yang disajikan denganteks atau disajikan
secara verbal.32
Kempt dan dayton mengemukkan beberapa hasil penelitian yang
menunjukan dampak positif dan penggunaan media sebagai bagian
integral pembelajaran di kelas, atau sebagai cara utama pembelajaran
langsung.yaitu sebagai berikut:
32 Cecep Kustandi,Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran, (Bogor:Ghalia Indonesia, 2013),
19-20
24
a. Penyampaianpelajarantidak kaku.
b. Pembelajran bisa lebih menarik.
c. Pembelajaran menajdi lebih interaktif dengan diterapkannya teori
belajar dan prinsip –prinsip psikologis yang diterima dalam hal
partisipasi siswa umpan balik dan penguatan.
d. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat
karean kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk
mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang
cukup banyak, dan kemungkinan dapat diserap oleh siswa lebih
besar.
e. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bila integrasi kata dan
gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan
elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasi
dengan baik, spesifik dan jelas.
f. Pembelajran dpat diberikan kapan dan di mana saja diinginkan atau
diperlukan, terutama jika media pemeblajaran diranncang untuk
penggunaan individu.
g. Sikap posituif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan
terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
h. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.33
B. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu
Dari penelitian terdahulu telah terdapat penelitian mengenai kecerdesan
emosional yang dilakukan Sri Puji Hastuti, yang berjudul Korelasi
Kecerdasan Emosional dengan Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita
Matematika kelas V SDN Sukorejo Kebonsari Madiun. Dalam penelitian
tersebut Puji Hastuti membahas tentang hubungan kecerdasan emosional
dengan kemampuan penyelesaian soal cerita pada pelajaran matematika
33CecepKustandi,Bambang Sutjipto,Media Pembelajaran, (Bogor:Ghalia Indonesia,2013),20-
21
25
ternyata keberhasilan belajar siswa ternyata di pengaruhi dengan kecerdasan
emosional siswa.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Sri Puji Hastuti, penelitian
yang dilakukan sekarang bermaksud mengkaji peningkatan kecerdasan
emosional siswa melalui implementasi pembelajaran Group Discussion
Dengan Menggunakan Media Alat Musik ukulele. Dalam hal ini saya
menggunakan strategi pembelajaran kelompok diskusi di gabungkan dengan
media alat musik ukulele,pemilihan alat musik ukulele dimaksudkan untuk
menarik perhatian siswa sehingga menarik perhatian siswa agar mau fokus
memperhatikan materi.
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan landasan teori dan telaah pustaka diatas, sehingga
diajukan kerangka berfikir sebagai berikut : Jika strategi pembelajaran Group
Discussion dengan media alat musik ukulele digunakan dengan baik maka
akan meningkatkan kecerdasan emosional siswa kelas IV SD MA’ARIF
Ponorogo tahun ajaran 2018-2019
D. Pengajuan Hipotesis Tindakan
Bertitik tolak dari permasalahan dan juga tujuan penelitian yang ingin
dicapai, maka dapat ditemukan hipotesis penelitian sebagai berikut:
“Implementasi strategi pembelajaran Group Discussion dengan media alat
musik ukulele digunakan dengan baik, maka akan meningkatkan kecerdasan
emosional siswa kelas IV SD MA’ARIF Ponorogo tahun ajaran 2018-2019
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Obyek yang dipilih pada penelitian adalah siswa-siswi SD MA’ARIF
Ponorogo kelas IV dengan jumlah 30 siswa, yang terdidri dari 15 Siswa
perempuan dan 15 siswa laki-laki. Adapun yang diteliti adalah sebagai
berikut: “Penerapan Pembelajran group discussion dengan menggunakan
media alat musik ukulele untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa di
SD MA’ARIF PONOROGO tahun ajaran 2018/2019.
”.
B. Setting Subjek Tindakan Kelas
Penelitian ini berupa pebelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan
mahasiswa ngkatan 2015 dan dibantu oleh teman serta guru SD MA’ARIF
Ponorogo.
C. Variabal yang diamati
Dalam penelitian ini yang menjadi focus utama untuk diamati adalah:
1. Variabael proses : meningkatakan kecerdasan emosional pada diri siswa
dengan menggunakan strategi pembelajaran group discussion dengan
menggunakan media alat musik ukulele.
2. Variable output : meningkatkan kecerdasan emosional pada anak dengan
strategi pembelajaran group discussion dengan .menggunakan media alat
musik ukulele.
D. Prosedur pelaksanaan tindakan kelas persiklus
Penelitian ini menggunakan penelitan tindakan kelas (PTK). PTK
(penelitian tindakan kelas) adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di
dalam kelas melalui refleksi diri dan upaya untuk memecahkannya dengan
28
27
cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta
menganalisis setiap pengaruh dan tindakan tersebut34
Penelitian tindaan kelas (PTK) dapat dilaksanakan dengan berbagai
desain. Salah satunya adalah desain penelitian tindakan kelas (PTK) model
Kemmis dan McTaggart. Model Kemmis dan McTaggart merupakan
pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin.
Kurt Lewin sendiri menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas terdiri
dari empat komponen, yaitu a)perencanaan (planning), b) tindakan (acting),
c) pengamatan (observing), dan d) refleksi (reflecting). Hanya saja pada
pengembangan yang dilakukan oleh Kemmis dan McTaggart. Komponen
acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu
kesatuan. Disatukan kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya
kenyataan bahwa antara implementasi acting dan observing merupakan dua
kegiatan yang tidak terpisahkan, maksudnya kedua kegiatan haruslah
dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu berlangsung satu tindakan
begitu pula observasi harus dilaksanakan35
Apabila dicermati, model yang dikembangkan oleh Kemmis dan
McTaggart pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian
dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan yang
berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu,
pengertian siklus pada kesempataan ini ialah suatu putaran kegiatan uang
terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi36
Pada siklus PTK pada umumnya ada empat tahap yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan reflksi. Sebeleum menuju ke
empat siklus tersebut perlu adanya perencanaan yang baik supaya tujuan
pembelajaran tercapai. Siklus dalam PTK dapat digambarkan sebagai berikut:
34 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prananda Media, 2014) Hal 149 35 Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas 63-64
36 Ibid 64
28
Secara umum model Kemmis dan Taggart yang dikembangkan dari
konsep dasar kurt lewin dapat digambarkan sebagai berikut:37
Gambar 1. 1 Alur PTK Kemmis dan Taggart
Gambar 1.2 Proses alur PTK
SIKLUS I
1. Penyusunan Perencanaan
Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi
awal. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan
untuk memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap
yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu
disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah
sesuai dengan kondisi nyata yang ada.
37 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi VI (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), 97
29
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti
sebagai upaya perbaikan, peningkatn atau perubahan yang dilaksanakan
berpedoman pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam
PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik
agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program
yang optimal.
3. Observasi (Pengamatan)
Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan
pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti
mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau
dikenakan terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang
dikumpulkan melalui teknik observasi.
4. Refleksi
Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis,
sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat
kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan
mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap
informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya
dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan
relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang
mantap dan tajam.Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari
PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu
berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.
Pada hakekatnya model Kemmis dan Taggart berupa perangkat-
perangkat atau untaian dengan setiap perangkat terdiri dari empat
komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang
dipandang sebagai suatu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung
dari permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan, yang pada
umumnya lebih dari satu siklus. PTK yang dikembangkan dan
30
dilaksanakan oleh para guru di sekolah pada umumnya berdasar pada
model ini yaitu merupakan siklus-siklus yang berulang
Melakukan tindakan putaran kedua sesuai dengan rencana tahap
kedua, seperti yang dilakukan pada tindakan tahap satu.38
E. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Instrumen penelitian merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab
permasalahan penelitian.
Dalam penelitian ini menggunakan Instrumen Pengukuran yaitu
dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas
Tabel 1.1
No. Jenis Kegiatan Waktu Minggu ke-
1 2 3 4 5 6
1. Perencanaan
2. Persiapan
Menyusun konsep pelaksanaan
Menyusun instrument
3. Pelaksanaan
Melaksanakan tindakan kelas siklus I
Melaksanakan tindakan kelas siklus II
4. Penyusunan laporan
Menyusun proposal
Menyusun konsep laporan
Menyempurnakan draft laporan
38 Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prananda Media, 2014) Hal 149
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Tempat Penelitian
1. Kondisi Sekolah
SD Ma’arif Ponorogo didirikan pada tahun 1939 M, terletak ± 1
KM sebelah timur Ibu Kota Kabupaten Ponorogo, tepatnya di Jl. Sultan
Agung No. 83 A. Pada tahun ajaran 2017/2018 ini SD Ma’arif memiliki
siswa sejumlah 837 anak yang terbagi dalam 28 kelas. Secara kuantitatif
ini merupakan capaian yang prestisius bagi sebuah lembaga pendidikan
Dasar swasta yang berada di sebuah kota kecil. Namun juga merupakan
tantangan bagi SD Ma’arif untuk meningkatkan kualitasnya sehingga
menjadi salah satu lembaga pendidikan yang mampu bersaing untuk terus
eksis dalam mencetak generasi yang berprestasi, terampil, berkepribadian
berlandaskan Imtaq (iman dan taqwa), dan sekaligus menjawab tantangan
dan tuntutan zaman yang terus berkembang. Untuk itu, sampai sekarang
SD Ma’arif terus berbenah diri agar dapat shālih luklli zamān wa makān.
SD Ma’arif merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Dasar
swasta di Ponorogo yang memadukan kurikulum pendidikan umum dan
agama. Kedua kurikulum ini diaplikasikan secara bersama-sama, sehingga
dengan demikian siswa diharapkan mampu memperoleh pengetahuan
umum dan agama secara seimbang. Pendidikan umum mengikuti
kurikulum serta materi pelajaran yang telah ditetapkan oleh Dinas
Pendidikan seperti Sains, Matematika, PKn, IPS, Bhs. Inggris, Bhs.
Indonesia, Bhs. Jawa, Penjaskes dll. sedangkan pendidikan agama
mengikuti kurikulum dari Lembaga Pendidikan Ma’arif sebagai lembaga
pengelola serta pengembangan pendidikan di kalangan Nahdlatul Ulama.
Adapun materi pelajaran agama yang disampaikan adalah Fiqh, Aqidah
Akhlak, Qur’an Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab serta
34
32
Aswaja (Ahlussunnah wal jamā’ah), yang menjadi salah satu ciri khas
lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan NU.
Adapun untuk mengembangakan keilmuan serta meningkatkan
kreatifitas siswa di bidang science maka disediakan sarana dan prasarana
seperti APE baik out door maupun in door, laboratorium MIPA, Lab.
Komputer. Untuk memperdalam serta memperkaya pengetahuan siswa
maka diadakan les yang dikelola oleh sekolah. Selain itu juga diadakan
kegiatan ekstra yang mewadahi bakat serta minat siswa. Di antaranya
kepramukaan dan olah raga. Di bidang seni dan budaya SD Ma’arif
memiliki Drumband, group hadroh Ansyadana. Di bidang keagamaan
kegiatan yang dilakukan adalah pelaksanaan Shalat Dluhur secara
berjama’ah, Shalat Dluha, bimbingan tartīlul qur’ān serta qirōatul qur’ān.
Dari kesemuanya itu menunjukkan komitment SD Ma’arif untuk mencetak
intelek yang agamis dan agamawan yang intelek.
Namun demikian, masih ditemukan kendala yang dirasa perlu
untuk segera ditangani yaitu belum terwujudnya ruangan kelas ideal dan
proporsional antara jumlah siswa dengan ruangan kelas yang ada.
Diharapkan dengan terrealisasikannya program tersebut, SD Ma’arif
mampu menjadi sekolah unggulan yang berkualitas serta dapat
mengadakan lingkungan belajar yang kondusif, dan menyelenggarakan
kegiatan belajar mengajar yang berkualitas.
Nama : SD MA'ARIF PONOROGO
Alamat : Jl. Sultan Agung 83 A Telp. 0352 483359
Kelurahan : Bangunsari
Kecamatan : Ponorogo
Kabupaten : Ponorogo
NIS : 10 03 90
NSS : 102051117039
Status : Swasta
Akreditasi : A
33
Visi dan Misi
a. Visi:
Berprestrasi, terampil, berkepribadian berlandaskan Iman dan Taqwa
b. Misi
1) Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, produktif,
inovatif dan menyenangkan
2) Mencetak generasi yang b.erprestasi dalam bidang akademik
3) Maupun non-akademik yang berguna bagi agama, nusa dan
bangsa.
4) Mengembangkan sumber daya manusia yang memiliki
kepribadian yang tinggi dan keimanan serta ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa
2. Kondisi Guru
SD MA,ARIF Ponorogo dipimpin oleh 1 kepala sekolah, yaitu Bapak
Fajar Sambudi M.Pd.I, . yang sudah bertugas sejak tahun 2009 di SD
MA’ARIF Ponorogo . Guru di SD MA’ARIF Ponorogo sangat baik sekali
dan terbuka pada saat berkomunikasi. Guru-guru di SD MA,ARIF
Ponorogo juga sangat baik dengan masyarakat sekitar sekolah. Sering
sekali berbaur dengan masyarakat di saat jam istirahat. Karena guru-guru
SD MA’ARIF Ponorogo berasal tidak begitu jauh dari sekolah. Selain itu
guru SDMA’ARIF Ponorogo juga mempunyai kelebihan di bidang seni.
Seingga sangat mendukung sekali kegiatan ekstrakurikuler yang ada di
sekolah.Berikut jumlah guru dan karyawan di SD MA’ARIF Ponorogo :
a. Jenis kelamin
Laki-laki : 24 orang
Perempuan : 22 orang
b. Jumlah Guru dan Karyawan
1) Guru Negeri : 4 orang
2) Guru Bantu : -
3) Guru Yayasan : 34 orang
4) Tenaga Administrasi : 3 orang
34
5) Tenaga Keuangan : 1 orang
6) Penjaga Koperasi : 1 orang
7) Penjaga UKS : 1 orang
8) Penjaga sekolah : 2 orang
Jumlah Keseluruhan : 46 orang
c. Ijasah Tertinggi
S2 : 2 orang
S1 : 42 orang
D2 : -
SMA : 1 orang
SD : 1 orang
3. Kondisi Siswa
SD MA’ARIF Ponorogo sangat memperhatikan perkembangan
siswanya. Mulai dari Visi, Misi, tujuan sekolah yang direncanakan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan (SKL). Sehingga dirumuskanlah
profil siswa SD MA,ARIF Ponorogo yang dirumuskan berdasaan Visi,
Misi, tujuan sekolah dan standar kompetensi lulusan SKL sekolah dasar
yang dibakukan secara nasional. Kemudian diperinci menjadi profil siswa
SD MA,ARIF Ponorogo. Berikut ini profil siswa SD MA,ARIF Ponorogo
yang disusun berdasarkan pertimbangan yang dilakukan
Visi dan Misi
a. Visi:
Berprestrasi, terampil, berkepribadian berlandaskan Iman dan Taqwa
b. Misi
1. Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, produktif, inovatif
dan menyenangkan
2. Mencetak generasi yang b.erprestasi dalam bidang akademik
3. Maupun non-akademik yang berguna bagi agama, nusa dan
bangsa.
35
4. Mengembangkan sumber daya manusia yang memiliki kepribadian
yang tinggi dan keimanan serta ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Dengan dicetusannya profil siswa SD MA’ARIF Ponorogo berarti
sangat jelas bahwa SD MA’ARIF Ponorogo benar-benar menjadi sekolah
yang berkualitas dengan tujuan yang telah disusun secara baik. Sehingga
dalam pelaksanaannya akan terarah dan mencapai keinginan yang
diharapkan.
Siswa di SD MA’ARIF Ponorogo mayoritas berasal dari keluarga
pegawai negeri dan wiraswasta . Siswa SDM’AARIF Ponorogo berasal
dari lingkungan sekitar rumah. Mereka setiap hari berangkat dengan
bersepeda. Akan tetapi ada pula yang diantarkan oleh orang tuanya atau
saudaranya. Siswa di SD MA’ARIF Ponorogi bisa dikatakan banyak.
Berikut ini data siswa di SD MA’ARIF Ponorogo :
Tabel 1.2
Data siswa SD MA’ARIF Ponorogo
Kelas Jumlah
L P Jumlah Rombel
I 5 96 82 178
II 5 84 92 176
III 5 87 78 152
IV 4 88 72 160
V 4 58 64 122
VI 4 63 64 127
Jumlah 28 473 442 902
36
B. Penjelasan Data Per-siklus
Penelitian tindakan kelas mengambil setting di SD MA’ARIF Ponorogo
yaitu dikelas IV, dalam pelaksanaan ini mengikuti alur PTK model Kemmis
dan Mc Taggard dengan kosep dasar Kurt lewin yang meliputi perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi serta dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
Berdasarkan hasil dan rumusan masalah pada bab sebelumnya,
penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebagai upaya guru
meningkatkan kecerdasan emosional siswa dalam mata pelajaran
Tematik pada pokok bahasan Tema 2 selalu berhemat energi melalui
pembelajaran Group Discussion dengan menggunkan media alat musik
ukulele. Perencanaan dilakukan dengan cara menyusun instrumen-
instrumen pembelajaran mulai dari RPP, lembar observasi
terstruktur,dan media alat music ukulele.
b. Tindakan (Acting)
Setelah menyusun perencanaan, tahap selanjutnya adalah
melaksanakan tindakan. Adapun langkah-langkah kegiatan
pembelajaran penelitian tindakan kelas pada siklus I ini adalah:
1) Kegiatan awal
a) Guru memasuki kelas dan mengucapkan salam
b) Guru membuka pembelajaran dengan bacaan “basmallah”
c) Guru melakukan absensi dan menanyakan keadaan siswa
d) Mengajak berdinamika dengan tepuk kompak dan menyanyikan
lagu yang relevan menggunakan alat musik ukulele
e) Jawab dengan semangat “SEMANGAT PAGI!!”
f) Siswa duduk secara berkelompok
g) Satu kelompok terdiri dari 5 siswa
h) Guru memulai menyampaikan materi dengan memancing
pengetahuan awal siswa. “anak anak kalian tahukah apa manfaat
matahari? Coba kalian sebutkan manfaatnya !Kemudian siswa
37
mulai menyebutkan manfaat matahari. Guru “Pembelajaran
kali ini kita akan mempelajari bab tentang sumber energi”
2) Kegiatan inti
a) Guru meminta siswa untuk membuka buku paketnya.
b) Langkah 1 Strategi Pembelajaran Group Discusion (Mengatur
siswa dalam kelompok ) Guru meminta siswa untuk mengamati
teks visual yang ada di buku siswa. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Guru meminta kepada siswa untuk membuat 6 kelompok
belajar . Kelompok dibuat dengan pendampingan guru, Guru
menginstruksikan siswa berkumpul sesuai kelompok masing.
c) Setelah itu setiap kelompok mendiskusikan pertanyaaan pada
gambar berikut:
1. Apa yang diceritakan gambar tersebut ?
2. Sebutkan peristiwa pada gambar yang mendukung
alasanmu?
d) Setiap kelompok akan menyampaikan jawaban di depan kelas
diwakili satu anggota kelompoknya.
e) Guru akan membahas satu persatu gambar di depan kelas. Guru
bisa menunjuk siswa untuk menyampaikan jawabannya
38
f) Secara individu siswa akan menuliskan gagasan pokok dari
gambar yang tealah diamatinya
g) kemudian guru memberi gambar pohon kepada siswa dan
meminta siswa mengamati gambarpohon tersebut.
h) Siswa juga diminta mengamati terangnya cuaca dipagi?siang
hari dari kaca jendela.
i) Guru mengajukan pertanyaan.
j) Siswa yang mengangkat tangan diminta untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan
k) Siswa mendiskusikan jawaban bersama guru secara klasikal.
l) Guru memberikan penguatan.
3) Kegiatan Akhir
Guru mengulas kembali kegiatan yang sudah dilakukan dan
meminta siswa melakukan refleksi dari kegiatan yang baru saja
mereka lakukan dengan menjawab pertanyaan:
a. Apa saja yang kamu pelajari hari ini?
b. Bagian mana yang sudah kamu pahami dengan baik?
c. Bagian mana yang belum kamu pahami?
d. Apa rencanamu agar kamu lebih paham?
e. Sikap apa yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
Guru memberikan penguatan dan kesimpulan tentang
pembelajaran hari ini.
39
c. Observasi Siklus I
Observasi dan evaluasi dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan
emosional siswa pada mata pelajaran Tematik tema2 pokok
bahasan sealalu berhema tenergi melalui Strategi Pembelajaran
Discussion. dengan menggunakan media alat musik ukulele. Adapun
data hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I tentang tingkat
kecerdasan emosional dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
INSTRUMEN OBSERVASI TERSTRUKTUR KECERDASAN
EMOSIONAL SISWA
Judul Penelitian : IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN GROUP
DISCUSSION DENGAN MENGGUNAKAN
MEDIA ALAT MUSIK UKULELE UNTUK
MENINGKATKAN KECERDASAN
EMOSIONAL SISWA DI SD MA’ARIF
PONOROGO TAHUN AJARAN 2018/2019
Tempat Penelitian : SD MA’ARIF Ponorogo
Hari/Tanggal : 27 -28 Agustus 2019
Siklus : I
Tabel
1.3
Data tingkat kecerdasan emosional siswa siklus I
NO
Nama Siswa
Variabel yang
diamati Jumlah Skor Keterangan
A B C D E
1 Alifia Zalwa
Bani Putri
3 3 2 2 3 13 2,6 baik
2 Aliviona
Meynisa
Hardiana
Serlita
3 3 3 3 2 14 2,8 baik
3 Alvin
Ghathfan
Saputra
3 2 2 3 2 12 2,4 Baik
4 Ameira Zia Al-
Haq
3 3 3 2 3 14 2,8 Baik
40
NO
Nama Siswa
Variabel yang
diamati Jumlah Skor Keterangan
A B C D E
5 Amira Aufa
Dzakiyya
3 3 3 2 3 14 2,8 Baik
6 Anjalu Azka
Javire
2 3 2 2 3 12 2,4 Baik
7 Arka Candra
Nalendra Putra
2 3 3 2 3 13 2,6 Baik
8 Aselofa
Belinda
Asfahany
3 3 3 3 2 14 2,8 Baik
9 Daffa Ainur
Ridlo
2 2 3 2 3 12 2,4 Baik
10 Davina
Brilllian
Kamilin
3 3 2 2 3 13 2,6 Baik
11 Farrel
Airlangga
2 2 3 2 1 10 2 Kurang
Baik
12 Febrian
Giovanni
Rosyadi
2 3 2 2 1 10 2 Kurang
Baik
13 Hana Sri
Puspita
3 3 3 3 3 15 3 Baik
14 Ivander
Basunjaya
Rifai
3 3 3 3 2 14 2,8 Baik
15 Kayla Ayu
Kusuma
Wardani
3 3 3 2 3 14 2,8 Baik
16 Khanza Rania
Is'ad Hantoro
3 3 3 3 2 14 2,8 Baik
17 Muhammad
Attaya
Arkazora
3 3 2 3 2 13 2,6 Baik
18 Muhammad
Celvyn
Marvellyno
3 3 2 2 2 12 2,4 Baik
19 M. Ihsan
Kamil
Kaffabilah
3 3 2 2 2 12 2,4 Baik
20 M. Syarwani
Abdan
2 3 2 3 2 12 2,4 baik
21 M. Wildan As- 2 3 3 2 3 13 2,6 Baik
41
NO
Nama Siswa
Variabel yang
diamati Jumlah Skor Keterangan
A B C D E
Sakhi
22 Rafa Kayla
Nafeeza
3 3 3 2 2 13 2,6 Baik
23 Rofina
Nirmala
Chusna
3 3 3 3 2 14 2,8 Baik
24 Salwa Quena
Maulida
3 3 3 2 3 14 2,8 Baik
25 Syifa Raras
Kartika
3 3 3 3 3 15 3 Baik
26 Vicka
Aramitha
Meyna Nur
Usman
3 3 3 2 3 14 2,8 Baik
27 Zahrotul Syifa 3 3 3 2 3 14 2,8 Baik
28 Zulfikar Nabiil
Irfani
3 3 2 2 3 13 2,6 Baik
29 Nadia Zafira
Mahrin
3 3 3 3 3 15 3 Baik
30 Alfian
Alfarizqi
2 3 2 2 2 10 2 Kurang
Baik
Keterangan :
A. Bekerjasama dalam mendiskusikan permasalahan yang diberikan
oleh guru dengan kelompoknya masing- masing
B. Saling menghormati antar siswa baik laki laki maupun perempuan
C. Rasa Percaya diri dari siswa dalam menyelesaikan permasalahan
yang diberikan oleh guru dan dalam menjawab pertanyaan dari guru
maupun teman.
D. Motivasi dalam belajar dan menjawab pertanyaan dari guru
E. Memperhatikan penjelasan guru tidak ramai sendiri.
42
Tabel 1.4
Keterangan Penilaian:
KRITERIA Baik Sekali Baik Cukup Kurang
4 3 2 1
Bekerjasama Selalu
bekerja
samai dengan
lingkungan
sekitar dan
temannya
Selalu
bekerja
sama
dengan
lingkungan
sekitar dan
temannya
Kadang-
kadang
bekerjasama
dengan
lingkungan
sekitar dan
temannya
Belum
bekerjasama
dengan
lingkungan
sekitar dan
temannya
Saling
menghormati
Mampu
saling
menghormati
dengan guru
dan
temannya
Mampu
saling
menghorma
ti dengan
guru dan
temannya
Kurang
mampu
saling
menghormati
dengan guru
dan temannya
Belum mampu
saling
menghormati
dengan guru
dan temannya
Rasa Percaya
diri dalam
pembelajaran
Tidak terlihat
ragu-ragu
atau yakin
Tindakan
kadang-
kadang
sesuai
dengan
ucapan
Terlihat ragu-
ragu dan
tidak yakin
Tindakan
kurang sesuai
dengan
ucapan
Belum
menunjukkan
kepercayaan
diri Tindakan
tidak sesuai
dengan ucapan
Motivasi
belajar
Terlihat
kesuguhan
dalam
mseengikuti
pelajaran
Terlihat
kesuguhan
dalam
mengikuti
pelajaran.
Kadang
kadang
Terlihat
kesuguhan
dalam
mengikuti
pelajaran
Belum Terlihat
kesuguhan
dalam
mengikuti
pelajaran
Memperhatik
an pelajaran
Terlihat
memperhatik
an dengan
baik
penjelasan
guru
Terlihat
memperhati
kan dengan
baik
penjelasan
guru
Kadang-
kadang
Terlihat
memperhatik
an dengan
baik
penjelasan
guru
Belum Terlihat
memperhatika
n dengan baik
penjelasan
guru
43
Kriteria peniliaan:
Jumlah skor maksimal: 20
Nilai = x 4
Keterangan Penilaian :
Skor Akhir Predikat
3,1 – 4,00 SB (Sangat Baik)
2,1 - 3,00 B (Baik)
1,1 - 2,00 KB (Kurang Baik)
≤ 1,00 TB (Tidak Baik)
Berdasarkan nilai rata-rata hasil nilai ranah kecerdasan emosional
peserta didik dapat disimpulkan hasil keseluruhan ranah kecerdaasan
emosional peserta didik dengan presentase yang ditunjukkan sebagai
berikut:
Presentase = x 100%
Tabel 1.5
Presentase hasil nilai ranah kecerdasan emosional
Katagori Jumlah siswa Presentase
Sangat baik 0 0%
Baik 27 90 %
Kurang baik 3 10 %
Tidak baik 0 0 %
Jumlah 30 100 %
d. Refleksi Siklus I
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian tindakan
kelas di kelas IV mata pelajaran Tematik 2 tentang berhemat energi
dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Group Discusion dengan
menggunakan media alat musik ukulele, peneliti menyimpulkan
kegiatan pembelajaran siklus I belum mencapai hasil yang
memuaskan/maksimal. Masih ada siswa yang nilai kecerdasan
emosionalnya rendah. . Dapat dilihat dari hasil ranah Kecerdasan
44
emosional siswa dari kategori Kurang baik 10 %, katagori baik 90 %,
dari kategori sangat baik 0 %. Dari data diatas dapat dikatakan bahwa
hasil dari siklus I masih belum maksimal. Karena masih ada siswa yang
belum maksimal dalam menjalankan tugas dan hasil nilai kecerdassan
emosional . Maka peneliti akan mengadakan perbaikan pada siklus II
agar hasil lebih meningkat dan maksimal.
2. Siklus II
a. Perencanaan (Planing)
Berdasarkan kekurangan-kekurangan pada siklus 1, guru
membuat perencanaan kembali untuk memperbaiki pembelajaran
siklus 2 pada materi tematik tema 2 berhemat energi dengan
menggunakan Strategi Pembelajaran Group Discussion dengan
menggunakan media alat musik ukulele.. Perencanaan dimulai dengan
menyusun RPP, membuat lembar kerja siswa (LKS), lembar Observasi
Terstruktur (Kecerdasan emosional ) menyiapkan media alat musik
ukulele agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Membangkitkan semangat siswa dengan memberikan game di awal
pembelajaran.
b. Tindakan (acting)
Setelah menyusun perencanaan, tahap selanjutnya adalah
melaksanakan tindakan. Adapun langkah-langkah kegiatan
pembelajaran penelitian tindakan kelas pada siklus I ini adalah:
c. Kegiatan awal
a) Guru memasuki kelas dan mengucapkan salam
b) Guru membuka pembelajaran dengan bacaan “basmallah”
c) Guru melakukan absensi dan menanyakan keadaan siswa
d) Mengajak berdinamika dengan tepuk kompak dan menyanyikan
lagu yang relevan menggunakan alat musik ukulele
e) Jawab dengan semangat “SEMANGAT PAGI!!”
f) Siswa duduk secara berkelompok
g) Satu kelompok terdiri dari 5 siswa
45
h) Sebelum masuk materi siswa diberi game balonku ada 5 yaitu
siswa menyanyikan lagu balonku ada 5 dan memegang bola lalu di
salurkan ke teman sebelahnya setelah itu pada saat sampai ke lirik
dor maka siswa yang dapat bola terakhir menjawab pertanyaan
tentang materi yang kemarin tentang pemanfaatan matahari.
i) Selanjutnya siswa diantar untuk masuk materi selanjutnya yaitu
sumber energi di bumi .
j) Guru menunjukkan gambar sumber energi di bumi
k) Guru kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran tentang manfaat
energi
l) Guru memotivasi siswa dengan mengajak berdiskusi dengan
mengajukan pertanyaan. “ Apakah, anak – anak pernah mendengar
istilah energi alternatif? “
d. Kegiatan inti
a. Siswa diingatkan kembali materi tentang berbagai sumber energi
pada pembelajaran sebelumnya.
b. Sebagai kegiatan pembuka, siswa secara berpasangan diminta
untuk menceritakan kembali pemahaman mereka tentang beberapa
jenis sumber energi yang telah dipelajari.
c. Guru menginstruksikan siswa untuk saling menginformasikan
pemahaman tentang materi sumber energi.
d. Siswa diminta untuk menuliskan beragam benda elektronik di
rumah yang menggunakan energi listrik dan seberapa sering
menggunakan benda-benda tersebut.
e. Siswa secara berpasangan saling mendiskusikan jawaban
f. Siswa membuat kipas kertas berdasarkan teks petunjuk tulis dan
petunjuk gambar/visual yang tersedia
g. Siswa mendemontrasikan/ mempraktikan cara pembuatan kipas
dari bahan kertas yang dibawanya dari rumah beragam jenis
kertas bekas: koran ,majalah, kotak bekas kemasan, buku tulis
bekas, kalender bekas, dan sebagainya).
46
h. Siapkan kertas berbentuk persegi segala ukuran (Kertas
kado, majalah bekas) Ambil lem kertas, Lipat kertas pada satu
bagian ujung sekitar 2 cm. Balikan kertas dan lipat lagi ke arah
yang berbeda. Lakukan hal yang sama sampai seluruh bagian
kertas terlipat.Lipat lagi lipatan kertas menjadi dua bagian yang
sama besar.Lem di sisi kertas yang saling berhadapan.kipas siap
dipakai
i. Siswa saling membandingkan kipas buatan mereka untuk
mengidentifikasi perbedaannya.
j. Siswa menuliskan cara pembuatan satu jenis kipas yang berbeda
dengan miliknya.
k. Siswa mengamati gambar beragam aktifitas, dan mengidentifikasi
sumber energi dan perubahan bentuk energi yang terjadi.
l. Siswa menuliskan dalam tabel yang tersedia.
47
m. Siswa melakukan percobaan berdasarkan teks petunjuk yang
tersedia.
n. Siswa menganalisis kondisi yang terjadi dan mengidentifikasi
penyebabnya
o. Siswa menuliskan hasil analisis berdasarkan fakta.
p. Siswa menuliskan laporan berdasarkan hasil percobaan
q. Siswa membaca senyap teks tentang beberapa jenis tanaman obat
sebagai bagian dari sumber daya alam yang dimiliki bangsa
Indonesia
r. Siswa menemukan informasi tentang beberapa jenis sumber daya
alam, manfaat, dan tempat pemasarannya.
s. Siswa menuliskan informasi dalam tabel yang tersedia
t. Siswa melakukan perenungan dengan menjawab pertanyaan yang
terdapat dalam buku siswa.
u. Guru menambahkan pertanyaan perenungan berdasarkan panduan
yang terdapat pada lampiran pertama buku guru
48
e. Kegiatan akhir
1. Guru mengulas kembali legiatan yang sudah dilakukan dan
meminta siswa melakuan refleksi dari kegiatan yang baru saja
mereka lakukan dengan menawab pertanyaaan
a. Apa saja yang kamu pelajari hari ini?
b. Bagian mana yang sudah kamu pahami dengan baik?
c. Bagian mana yang belum kamu pahami.
d. Apa rencanamu agar kamu lebih paham?
e. Sikap apa yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan sehari –
hari.
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan tentang pembelajaran
hari ini.
3. Guru bersama siswa menutup pembelajaran dengan membaca
“hamdalah”, do’a, dan guru mengucapkan salam.
f. Observasi Siklus II
Observasi dan evaluasi dilakukan untuk meningkatkan
Kecerdasan emosional , siswa pada mata pelajaran Tematik tema 2
tentang berhemat energi melalui Strategi Pembelajaran Group
Discusion . Adapun data hasil penelitian tindakan kelas pada siklus II
tentang Kecrdasan emosional.
Ranah Kecerdasan Emosional dapat dilihat pada tabel dibawah
ini
INSTRUMEN OBSERVASI TERSTRUKTUR KECERDASAN
EMOSIONAL SISWA
Judul Penelitian : IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN GROUP
DISCUSSION DENGAN MENGGUNAKAN
MEDIA ALAT MUSIK UKULELE UNTUK
MENINGKATKAN KECERDASAN
EMOSIONAL SISWA DI SD MA’ARIF
PONOROGO TAHUN AJARAN 2018/2019
Tempat Penelitian : SD MA’ARIF Ponorogo
49
Hari/Tanggal : : 29 Agustus 2019
Siklus : II
Tabel
1.6
Data tingkat kecerdasan emosional siswa siklus II
NO
NAMA SISWA
Variabel yang
diamati
Jumlah
Skor
Keterangan
A B C D E
1 Alifia Zalwa
Bani Putri
3 3 3 3 3 15 3 baik
2 Aliviona
Meynisa
Hardiana Serlita
4 4 4 3 3 18 3,6 Sangat
baik
3 Alvin Ghathfan
Saputra
4 4 3 4 3 18 3,6 Sangat
baik
4 Ameira Zia Al-
Haq
4 3 3 4 4 18 3,6 Sangat
baik
5 Amira Aufa
Dzakiyya
2 3 3 3 2 13 2,6 Baik
6 Anjalu Azka
Javire
3 4 3 3 2 15 3 baik
7 Arka Candra
Nalendra Putra
3 3 3 3 3 15 3 baik
8 Aselofa Belinda
Asfahany
3 4 3 4 3 17 3,4 Sangat
baik
9 Daffa Ainur
Ridlo
4 4 3 4 3 18 3,6 Sangat
baik
10 Davina Brilllian
Kamilin
4 3 3 4 3 17 3,4 Sangat
baik
11 Farrel Airlangga 3 4 3 3 2 15 3 baik
12 Febrian
Giovanni
Rosyadi
3 4 3 2 3 15 3 baik
13 Hana Sri Puspita 4 3 4 4 3 18 3,6 Sangat
baik
14 Ivander
Basunjaya Rifai
2 3 3 3 3 14 2,8 baik
15 Kayla Ayu
Kusuma
Wardani
4 4 3 4 3 18 3,6 Sangat
baik
16 Khanza Rania 3 3 3 3 3 15 3 baik
50
NO
NAMA SISWA
Variabel yang
diamati
Jumlah
Skor
Keterangan
A B C D E
Is'ad Hantoro
17 Muhammad
Attaya Arkazora
3 3 2 3 3 14 2,6 Baik
18 Muhammad
Celvyn
Marvellyno
2 3 3 4 3 15 3 Baik
19 M. Ihsan Kamil
Kaffabilah
2 3 3 4 3 15 3 Baik
20 M. Syarwani
Abdan
4 3 3 3 2 15 3 baik
21 M. Wildan As-
Sakhi
3 4 4 3 3 17 3,4 Sangat
baik
22 Rafa Kayla
Nafeeza
3 4 3 4 3 17 3,4 Sangat
baik
23 Rofina Nirmala
Chusna
4 4 3 4 3 18 3,6 Sangat
baik
24 Salwa Quena
Maulida
4 3 4 4 3 18 3,6 Sangat
baik
25 Syifa Raras
Kartika
3 3 4 3 4 17 3,4 Sangat
baik
26 Vicka Aramitha
Meyna Nur
Usman
3 3 4 2 2 14 2,8 baik
27 Zahrotul Syifa 2 3 3 4 3 15 3 Baik
28 Zulfikar Nabiil
Irfani
2 3 3 3 3 14 2,8 Baik
29 Nadia Zafira
Mahrin
4 4 3 3 3 17 3,4 Sangat
baik
30 Alfian Alfarizqi 3 3 4 2 2 14 2,8 baik
A. Bekerjasama dalam mendiskusikan permasalahan yang diberikan
oleh guru dengan kelompoknya masing- masing
B. Saling menghormati antar siswa baik laki laki maupun perempuan
C. Rasa Percaya diri dari siswa dalam menyelesaikan permasalahan
yang diberikan oleh guru dan dalam menjawab pertanyaan dari
guru maupun teman.
D. Motivasi dalam belajar dan menjawab pertanyaan dari guru
E. Memperhatikan penjelasan guru tidak ramai sendiri.
51
Tabel 1.7
Keterangan Penilaian:
KRITERIA Baik Sekali Baik Cukup Kurang
4 3 2 1
Bekerjasama Selalu
bekerja
samai dengan
lingkungan
sekitar dan
temannya
Selalu
bekerja
sama
dengan
lingkungan
sekitar dan
temannya
Kadang-
kadang
bekerjasama
dengan
lingkungan
sekitar dan
temannya
Belum
bekerjasama
dengan
lingkungan
sekitar dan
temannya
Saling
menghormati
Mampu
saling
menghormati
dengan guru
dan
temannya
Mampu
saling
menghorma
ti dengan
guru dan
temannya
Kurang
mampu
saling
menghormati
dengan guru
dan temannya
Belum mampu
saling
menghormati
dengan guru
dan temannya
Rasa Percaya
diri dalam
pembelajaran
Tidak terlihat
ragu-ragu
atau yakin
Tindakan
kadang-
kadang
sesuai
dengan
ucapan
Terlihat ragu-
ragu dan
tidak yakin
Tindakan
kurang sesuai
dengan
ucapan
Belum
menunjukkan
kepercayaan
diri Tindakan
tidak sesuai
dengan ucapan
Motivasi
belajar
Terlihat
kesuguhan
dalam
mseengikuti
pelajaran
Terlihat
kesuguhan
dalam
mengikuti
pelajaran.
Kadang
kadang
Terlihat
kesuguhan
dalam
mengikuti
pelajaran
Belum Terlihat
kesuguhan
dalam
mengikuti
pelajaran
Memperhatik
an pelajaran
Terlihat
memperhatik
an dengan
baik
penjelasan
guru
Terlihat
memperhati
kan dengan
baik
penjelasan
guru
Kadang-
kadang
Terlihat
memperhatik
an dengan
baik
penjelasan
guru
Belum Terlihat
memperhatika
n dengan baik
penjelasan
guru
52
Kriteria peniliaan:
Jumlah skor maksimal: 20
Nilai = x 4
Keterangan Penilaian :
Skor Akhir Predikat
3,1 – 4,00 SB (Sangat Baik)
2,1 - 3,00 B (Baik)
1,1 - 2,00 KB (Kurang Baik)
≤ 1,00 TB (Tidak Baik)
Berdasarkan nilai rata-rata hasil nilai ranah kecerdasan
emosional peserta didik dapat disimpulkan hasil keseluruhan ranah
kecerdaasan emosional peserta didik dengan presentase yang
ditunjukkan sebagai berikut:
Presentase = x 100%
Tabe1.8
Presentase hasil kecerdasan emosional siswa
Katagori Jumlah
siswa Presentase
Sangat baik 13 43%
Baik 17 57%
Kurang baik 0 0 %
Tidak baik 0 0 %
Jumlah 30 101
g. Refleksi siklus II
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian tindakan
kelas tentang tematik tema 2 tentang selalu berhemat energi dengan
menggunakan Strategi pembelajaran Group Discusion , peneliti
menyimpulkan kegiatan pembelajaran siklus II sangat memuaskan
dibandingkan dengan siklus I. Dapat dilihat dari hasil ranah
kecerdasan emosional menunjukkan siswa yang berprilaku sangat
53
baik sebesar 43 %, siswa yang berperilakuan baik sebesar 57 %. Pada
hasil penilaian Dari data perolehan diatas, maka peneliti
menyimpulkan bahwa Strategi Pembelajaran Group Discussion
dengan menggunakan media alat musik ukulele dapat meningkatkan
Kecerdasan emosional siswa di SD MA’ARIF Ponorogo
B. Analisis Data Per-Siklus
1. Siklus I
Pada siklus satu peneliti merencanakan dua pertemuan. Pertemuan
pertama merupakan pengenalan dan penerapan strategi pembelajaran
group discusion dengan menggunkan media alatmusik ukulele secara
langsung. Pertemuan kedua kembali menerapkan Strategi Pembelajaran
Group Discusion dengan menggunkan media alat musik ukulele dengan
peningkatan pemahaman siswa agar aktif melaksanakan tugas. Masing-
masing kegiatan pembelajaran pada siklus pertama, kegiatan pembelajaran
yang dilakukan adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi. Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan,
diperoleh diperoleh satu jenis data yaitu hasil observasi terstruktur
kecerdasan emosional ,. Dapat dilihat dari hasil observasi terstruktur
siswa dari dari kategori “kurang baik 10 % atau 3 siswa, katagori “baik
90 % atau 27 siswa, dari kategori “sangat baik 0 % atau 0 siswa. . Dari
hasil diatas maka peneliti akan mengadakan perbaikan dan peningkatan
hasil ramah Kecerdasan emosional pada siklus yang ke dua.
2. Siklus 2
Pada kegiatan pembelajaran siklus kedua, kegiatan pembelajaran
juga dilakukan sama dengan siklus pertama yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Bedanya pada siklus II siswa lebih
faham dan mengerti. Pembelajaran dilakukan dengan lebih seru dengan di
selingi bernyanyi dan juga bermain game serta yel yel di dalam kelas.
Siswa lebih berani dan aktif tidak malu-malu lagi. Dari hasil pengamatan
siklus II terjadi peningkatan dan hasil yang sangat memuaskan. Dapat
dilihat dari hasil ranah Kecerdasan menunjukkan siswa yang berperilaku
54
“Sangat Baik sebesar 43% atau 13 siswa dan siswa yang berperilaku
“Baik sebesar 57% atau 17 siswa. Dari hasil penelitian yang dilakukan
pada siklus II menunjukan peningkatan secara keseluruhan ranah
kecerdasan emosional dari siklus sebelumnya. Dikarenakan hasil ranah
kecerdasan emosional siswa sudah baik, maka peneliti tidak melanjutkan
pada siklus selanjutnya
C. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan observasi ketika magang 2
disekolah SD Ma’arif ponorogo pada saat itu saya melihat anak-anak saat
belajar dengan menggunakan strategi ceramah dan tak menggunakan media
alat bantu kelas menjadi saat gaduh dan tak kondusif, setelah itu akhirnnya
saya berinisiatif menggunakan strategi group discusion di bantu dengan media
alat musik ukulele, saya memilih ukulele karena praktis dan juga efektif untuk
di bawa serta mudah memainkannya. Akhirnya berawal dari magang tadi
sebagai tindak lanjutnya saya terapkan di penelitian tindakan kelas untuk tugas
skripsi.
Penelitian tindakan kelas pada siklus I dilakukan pada pagi hari mulai
jam 07 30. WIB dan berakhir jam 09 45 WIB. Pada pertemuan pertama siklus
I sebelum pembelajaran dimulai guru dan siswa melaksanakan perkenalan
terlebih dahulu karena baru berjumpa. Jadi belum bisa langsung memulai
pembelajaran. Setelah selesai perkenalan kegiatan pembelajaran dimulai. Guru
mulai masukmemberi penjelasan , pada BAB atau materi yang akan di
ajarkan yaituTematik Tema 2 selalu berhemat energi . Bersama-sama dengan
siswa guru memahami materi dan menulis pokok-pokok bahasan yang
dijadikan bahan untuk melaksanakan diskusi.
Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan kelompok. Dikarenakan
siswa jarang sekali berdiskusi dan belum pernah belajar dengan Strategi
Pembelajaran Group Discusion (GD) siswa sangat penasaran . Sambil
berjalan guru terus mengarahkan siswa supaya kegiatan bisa berjalan dan
siswa memahaminya. Guru juga memberikan penilaian secara individu pada
55
saat kegitan pembelajaran berlangsung. Serta di bantu oleh seorang observer
yang membantu menilai siswa
Setelah proses pembelajaran selesai tibalah dilakukan evaluasi. Siswa
diminta untuk mengumpulkan kertas hasil diskusi kelompok mereka untuk
dilihat apakah mereka punya inisiatif untuk menulis hasil diskusi mereka
ataupun hasil penyampaian yang telah dilaksanakan. Setelah itu siswa
diberikan pertanyaan untuk mengetahui siswa dalam memahami materi yang
telah dipelajari. Karena ini pertama dari hasil yang di peroleh pada siklus I
masih kurang maksimal.
Perbaikan dilakukan pada siklus II, siswa mulai mengerti dan paham
tentang pembelajaran dengan penerapan Strategi pembelajaran group
discusion. Siswa mulai melaksanakan prosedur dengan baik, memaksimalkan
waktu yang ada, saling menghormati dan bekerjasama dalam melaksankan
tugas dari guru, berinisiatif mencatat hasil diskusinya dan aktif dalam
melaksanakan tugas dari guru . Dengan demikian guru tidak perlu lagi begitu
mengarahkan tetapi tetap memberikan arahan seperlunya dan melakukan
pengamatan serta penilaian kerja siswa.
Untuk melihat hasilnya apakah ada perkembangan pada siklus II maka
guru memberikan pertanyaan dan meminta kepada siswa untuk
mengumpulkan kertas catatannya. Dari kertas catatan dapat dilihat bahwa
siswa sudah mulai menulis hasil diskusinya dengan baik. Sementara itu hasil.
Dari hasil di atas maka penerapan metode group discussion Menggunakan
media alat musik ukulele dapat digunakan untuk meningkatkan ranah
Kecerdasan Emosional siswa. Dengan begitu penelitian ini sesuai dengan yang
diharapkan. Data perbandingan dalam dua siklus ini sebagai berikut:
Tabel 1.9
Perbandingan Hasil Penelitian Ranah Kecerdasan Emosional
Kategori Siklus I Siklus II
Frekuwensi Presentase Frekuensi Presentase
Sangat Baik 0 0% 13 43 %
Baik 27 90 % 17 57%
Kurang Baik 3 10 % 0 0 %
56
Tidak Baik 0 0 % 0 0 %
Dapat dilihat tabel. di atas, ranah Kecerdasan emosional siswa dengan
menggunakan Strategi Pembelajaran Group Discussion ada peningkatan dari
silkus I sampai siklus II. Hasil penelitian kelas ini dapat diketahui dari jumlah
30 siswa diperoleh hasil yang memuaskan. Pada siklus II untuk ranah
Kecerdasan emosional siswa kategori sangat baik dari 0 % menjadi 43 %, dan
katagori baik yaitu 57%. Terdapat peningkatan ranah kecerdasan emosional
yang tadinya ada siswa yang berada dikatagori kurang baik yaitu sejumlah 3
siswa atau 10% pada siklus II sudah meningkat ke tingkat baik. Maka dapat
dikatakan bahwa bahwa penerapan metode group discusion dapat
meningkatkan ranah kecerdasan emosional siswa.
57
BAB V
KESIMPULAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kelas IV SD Ma’arif
Ponorogo dengan menggunakan strategi pembelajaran group discussion
dengan menggunkan media alat musik ukulele untuk meningkatkan ranah
kecerdasan emosional siswa pada mata pelajaran tematik diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
Pembelajaran group Discussion dengan menggunkan alat musik
ukulele memberikan dampak terhadap tingkat kecerdasan emosional siswa,
siswa menjadi lebih antusias dalam belajar dan lebih semangat untuk
mengikuti pembelajaran .
Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan kecerdasan emosional siswa
dapat dilihat dari siklus 1 dan 2 , dapat diketahui dari jumlah 30 siswa yang
tadinya ada yang kurang baik menjadi baik. Pada siklus II untuk ranah
Kecerdasan Emosional siswa katagori “sangat baik” dari 0 siwa atau 0%
menjadi 13 siswa atau 43 %, dan katagori “baik” yaitu 17 siswa atau 57 %,
sementara katagori “kurang Baik” pada siklus II sudah tidak ada lagi.
Terdapat peningkatan kecerdasan emosional yaitu 33 %. Itu menunjukkan
bahwa ranah Kecerdasan emosional siswa mulai mengalami peningkatan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti mempunyai beberapa saran
sebagai berikut:
1. Bagi lembaga atau sekolah bisa memberikan sarana prasarana yang
lengkap agar tercapainya suatu kualitas pembelajaran dengan
menggunakan active learning.
2. Bagi guru agar tebih telaten dan terampil dalam mengelola pembelajaran
agar tidak membosankan bagi peserta didik. Karena peran guru dalam
60
58
pembelajaran sangat penting bagi peserta didik untuk mencapai tujuan dari
pembelajaran.
3. Bagi peneliti dibidang yang sama, dengan segala kendala dan
keterbatasannya, semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi
untuk penelitian selanjutnya. Oleh karena itu, diharapkan peneliti menguji
aspek yang lain sehingga dapat melengkapi keilmuan khususnya di bidang
Penelitian Tindakan Kelas
59
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto.2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Ed Revisi VI
.Jakarta: Rineka Cipta,
Cecep Kustandi.2013.Bambang Sutjipto,Media Pembelajaran.Bogor:Ghalia
Indonesia.
Daniel Goleman. 2001.Kecerdasan emosi untuk mencapai puncak prestasi, Jakarta
:PT Gramedia pustaka utama
DJOHAN.,2010.Respons Emosi Musikal.Bandung:CV LUBUK AGUNG
Djohan.2009.Psikologi Musik,Yogyakarta:PERCETAKAN GALANPRESS,
Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas
Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas,
Efendi Agus. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21, Bandung:Alfabeta,
Ghony Djunaidy. 2008.Penelitian Tindakan Kelas Malang: UIN-Malang Press,
Hamdani. 2011.Strategi Belajar Mengajar.Bandung:CV PUSTAKA SETIA.
Hasil Observasi Di SD MA’ARIF Ponorogo Pada Tanggal 03 Oktober 2018
Http://Eprints.Uny.Ac.Id
Https://Id.M.Wikipedia.Org/Wiki/Ukulele
Jurnal Penelitian Etik Ernawati, eprints.uny.ac.id Mubayidh, Makmum. 2006. Kecerdasan Dan Kesehatan Emosional Anak.
Jakarta: PUSTAKA AL-KAUTSAR.
Rohiat.2008.Kecerdasan Emosional Kepemimpinan Kepala Sekolah.Bandung: PT
Refikaaditama.
Sanjaya Wina, Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode Dan Prosedur) Penelitian
Tindakan Kelas,
Sanjaya Wina. 2008 Strategi Pembelajara.,Jakarta: Prenada Media,
Suryosubroto B, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah,(Jakarta: Rineka Cipta, 2009
Syaiful Bahri Djamarah Dan Aswan Zain .2010. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:PT
RINEKA CIPTA
Wina Sanjaya. 2014.Penelitian Pendidikan.Jakarta: Prananda Media,
Wina Sanjaya.2014.Penelitian Pendidikan.Jakarta: Prananda Media,