IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM...

35
IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM MEMPERCEPAT PERWUJUDAN RENCANA PEMBANGUNAN STRUKTUR DAN POLA RUANG DAERAH Semarang, 12 Desember 2013 Ir. Dedy Permadi, CES Direktur Pembinaan Penataan Ruang Daerah Wilayah I DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Transcript of IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM...

Page 1: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

IMPLEMENTASI PEMANFAATAN

RUANG DALAM MEMPERCEPAT

PERWUJUDAN RENCANA

PEMBANGUNAN STRUKTUR DAN

POLA RUANG DAERAH

Semarang, 12 Desember 2013

Ir. Dedy Permadi, CES

Direktur Pembinaan Penataan Ruang Daerah

Wilayah I

DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Page 2: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

OUTLINE Daya Dukung Lingkungan Ditinjau dari Aspek Penataan Ruang

Peran Pusat-pusat Kegiatan dalam Mempercepat Pembangunan

di Daerah

Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah

dengan Perencanaan Penataan Ruang

Page 3: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DITINJAU DARI

ASPEK PENATAAN RUANG

Page 4: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

Aspek LH dlm UUPR UU No. 26 Tahun 2007

Penjelasan Pasal 2 huruf c

Yang dimaksud dengan “keberlanjutan” adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan

dengan menjamin kelestarian dan kelangsungan daya dukung dan daya tampung

lingkungan dengan memperhatikan kepentingan generasi mendatang

Asas Penataan Ruang, Ps.2

Penjelasan Umum, butir 5

PENATAAN RUANG diharapkan:

i. dapat mewujudkan pemanfaatan ruang yang berhasil guna dan berdaya guna serta

mampu mendukung pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan;

ii. tidak terjadi pemborosan pemanfaatan ruang;

iii. tidak menyebabkan terjadinya penurunan kualitas ruang.

Page 5: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

Aspek LH dlm UUPR (2) UU No. 26 Tahun 2007

Penataan ruang diselenggarakan dengan memperhatikan:

a. kondisi fisik wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang rentan terhadap

bencana;

b. potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan; kondisi

ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, pertahanan keamanan, lingkungan hidup,

serta ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai satu kesatuan; dan

c. geostrategi, geopolitik, dan geoekonomi.

Pasal 6, ay. (1)

Pasal 17, ay. (5)

Dalam rangka pelestarian lingkungan, dalam rencana tata ruang wilayah ditetapkan

kawasan hutan paling sedikit 30 persen dari luas DAS.

Penyusunan rencana tata ruang wilayah provinsi/kabupaten HARUS

MEMPERHATIKAN daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

Pasal 22, ay. (2), huruf d dan Pasal 25, ay. (2), huruf d

Page 6: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

Aspek LH dlm UUPR (3) UU No. 26 Tahun 2007

Pasal 29

1. Ruang terbuka hijau terdiri dari ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat.

2. Proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 % dari luas wilayah

kota.

3. Proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota paling sedikit 20 % dari luas

wilayah kota.

Pasal 34, ay. (4)

Pemanfaatan ruang dilaksanakan sesuai dengan:

a. standar pelayanan minimal bidang penataan ruang;

b. standar kualitas lingkungan; dan

c. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

Pasal 48, ay. (1) , huruf b

Penataan ruang kawasan perdesaan diarahkan untuk pertahanan kualitas

lingkungan setempat dan wilayah yang didukungnya.

Page 7: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

Aspek LH dlm RTR P. Jawa-Bali Perpres No. 28 Tahun 2012

Penataan ruang Pulau Jawa-Bali bertujuan untuk mewujudkan:

a. lumbung pangan utama nasional;

b. kawasan perkotaan nasional yang kompak berbasis mitigasi dan adaptasi bencana;

c. pusat industri yang berdaya saing dan ramah lingkungan;

d. pemanfaatan potensi sumber daya mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi secara berkelanjutan;

e. pemanfaatan potensi perikanan, perkebunan, dan kehutanan secara berkelanjutan;

f. pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional;

g. pusat pariwisata berdaya saing internasional berbasis cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition/MICE);

h. kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang memadai untuk pembangunan;

i. Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara yang berkembang dengan memperhatikan keberadaan kawasan lindung dan kawasan rawan bencana;

j. jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan daya saing.

Pasal 5

Page 8: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

Aspek LH dlm RTR P. Jawa-Bali Perpres No. 28 Tahun 2012

Pasal 13, ay. (1)

Kebijakan untuk mewujudkan kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan

hidup yang memadai untuk pembangunan:

a. peningkatan luasan kawasan berfungsi lindung paling sedikit 30% dari luas Pulau Jawa-

Bali sesuai dengan kondisi ekosistemnya; dan

b. pengembangan kawasan lindung dan kawasan budi daya untuk meningkatkan daya

dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

Pasal 13, ay. (2)

Strategi untuk peningkatan luasan kawasan berfungsi lindung paling sedikit 30% dari luas

Pulau Jawa-Bali sesuai dengan kondisi ekosistemnya meliputi:

a. mempertahankan luasan kawasan berfungsi lindung dan merehabilitasi kawasan

berfungsi lindung yang terdegradasi

b. mengendalikan kegiatan budi daya yang berpotensi mengganggu kawasan berfungsi

lindung;

c. mengendalikan dan merehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) kritis

d. mengendalikan dan merehabilitasi kawasan lindung di bagian hulu Wilayah Sungai

(WS), kawasan hutan lindung, kawasan resapan air, dan kawasan konservasi

e. mengendalikan perubahan peruntukan dan/atau fungsi kawasan peruntukan hutan

Page 9: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

Aspek LH dlm RTR P. Jawa-Bali Perpres No. 28 Tahun 2012

Dalam rangka melaksanakan kebijakan dan strategi penataan ruang Pulau Jawa-Bali,

Pemerintah dan pemerintah daerah WAJIB melaksanakan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP

STRATEGIS terhadap penyusunan dan evaluasi kebijakan, rencana, dan/atau program yang

berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 13, ay. (3)

Strategi untuk pengembangan kawasan lindung dan kawasan budi daya untuk

meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup meliputi:

a. mengembangkan kawasan lindung dan kawasan budi daya dengan menggunakan

teknologi lingkungan

b. mengembangkan pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budi daya melalui kerja

sama antardaerah untuk kelestarian pemanfaatan sumber daya alam

c. mengembangkan kawasan perkotaan nasional dengan konsep kota hijau yang hemat

energi, air, lahan, dan minim limbah

Pasal 16

Page 10: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

Fungsi Penataan Ruang bagi Keberlanjutan

Lingkungan Hidup

Memberikan informasi spasial bagi pemda sehingga dapat mendahulukan

pembangunan pada lahan yang sudah pernah dibangun sebelumnya (brownfield)

daripada di lahan yang belum terbangun sama sekali (greenfield)

Rencana tata ruang dapat diarahkan untuk mengatasi permasalahan lingkungan di

daerah (misal: banjir, polusi udara, dsb)

Melindungi dan meningkatkan fungsi kawasan lindung

Meningkatkan aksesibilitas warga ke berbagai bagian wilayah dengan berbagai moda

transport selain mobil, seperti: berjalan, sepeda, transportasi publik.

Rencana tata ruang dapat diarahkan untuk mendukung konsep kota hijau yang

mengedepankan desain kota yang ramah lingkungan dan hemat energi

Dapat membantu pemda untuk menata guna lahan, merencanakan penyediaan

infrastruktur, dan mendesain tata letak bangunan secara tepat dan sesuai dengan

kondisi wilayah.

Mengkonservasi aset-aset historis, budaya, dan lingkungan hidup yang bernilai

penting bagi daerah

(Sumber: UN Report on SPATIAL PLANNING: Key Instrument for Development and Effective

Governance with Special Reference to Countries in Transition, 2008)

Page 11: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

PERAN PUSAT-PUSAT KEGIATAN DALAM

MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN DI DAERAH

Page 12: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

Ditinjau dari segi Kependudukan Terdapat gejala kependudukan di Pulau

Jawa yang mempengaruhi perkembangan

tata guna lahan:

1. Pertumbuhan penduduk (berdasarkan

perkiraan jumlah penduduk rentang

tahun 2005-2025) di Pulau Jawa

mencapai angka 1% per tahunnya.

2. Penurunan lingkup keluarga.

fenomena kependudukan

menunjukkan bahwa terjadi

penurunan jumlah anggota

keluarga per KK hingga mencapai

10% pada rentang tahun 1999-

2000

3. Peningkatan penggunaan lahan per

keluarga seiring dengan pertumbuhan

tingkat pendapatan.

PERKEMBANGAN TATA GUNA LAHAN

DI PULAU JAWA

Dengan ketiga gejala di atas, maka diproyeksikan pada tahun 2025, pertumbuhan

penduduk berdampak pada meluasnya pertumbuhan kawasan perkotaan di Pulau

Jawa sebanyak 70%. (Sumber: Java Spatial Model – 2008)

Page 13: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

Results

2025

Total urban area

2000

PERTUMBUHAN KOTA-KOTA DI PULAU JAWA

(Sumber: Hasil Studi Java Spatial Model – 2008)

Page 14: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

Ditinjau dari segi Pertumbuhan Ekonomi

Ditandai dengan pertumbuhan sektor industri dan jasa yang diikuti dengan:

1. Pertumbuhan ekonomi.

2. Peningkatan jumlah lapangan pekerjaan.

3. Peralihan sektor ekonomi utama dari pertanian ke industri dan jasa.

PERKEMBANGAN TATA GUNA LAHAN

DI PULAU JAWA

Pertumbuhan sektor industri dan jasa pada kawasan perkotaan menyebabkan

meningkatnya kebutuhan lahan guna menunjang kedua sektor tersebut sebanyak 60%. (Sumber: Java Spatial Model – 2008)

Page 15: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

PERKIRAAN KONVERSI LAHAN

DI PULAU JAWA TAHUN 2025

2000 2025 dif

sawah 32% 24% -7.7%

upland area 32% 27% -4.2%

urban area 18% 30% 12.8%

plantation 6% 5% -0.4%

private forest 6% 6% -0.3%

non cultivated 2% 1% -0.2%

other area 5% 5% 0.0%

(Sumber: Java Spatial Model – 2008)

Page 16: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

2025

Sawah area

2000

DEGRADASI LAHAN PERTANIAN DI PULAU JAWA

(Sumber: Hasil Studi Java Spatial Model – 2008)

Page 17: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

Untuk meningkatkan keseimbangan pembangunan, rencana struktur ruang

dalam Rencana Tata Ruang terbagi dalam klasifikasi sistem pusat kegiatan.

PKN

PKW

PKL

Sistem Nasional

Sistem Provinsi

Sistem Kabupaten/Kota

PKN ditetapkan dengan kriteria:

a. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama

kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional;

b. kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan industri dan

jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi;

c. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama

transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

PKW ditetapkan dengan kriteria:

a. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul

kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN;

b. kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan industri

dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten;

c. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul

transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

PKL ditetapkan dengan kriteria:

a. kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan industri dan

jasa yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan;

b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul

transportasi yang melayani skala kabupaten atau beberapa kecamatan.

SISTEM PUSAT KEGIATAN DALAM

RENCANA TATA RUANG

Page 18: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

Peran Pusat Kegiatan Dalam Pembangunan Berdasarkan Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang RTR Pulau Jawa-Bali

Pasal 19, ay (1)

Strategi operasionalisasi perwujudan sistem perkotaan nasional meliputi:

a. mengendalikan perkembangan fisik PKN dan PKW untuk menjaga keutuhan lahan pertanian tanaman pangan

b. mengembangkan PKN dan PKW melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil

pertanian tanaman pangan

c. mengembangkan PKN dan PKW sebagai pusat penelitian dan pengembangan pertanian tanaman pangan

d. mengendalikan perkembangan PKN dan PKW melalui optimalisasi pemanfaatan ruang secara kompak dan

vertikal sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

e. mengendalikan perkembangan PKN dan PKW yang berdekatan dengan kawasan lindung

f. mengendalikan perkembangan PKN dan PKW di kawasan rawan bencana

g. mengembangkan PKN dan PKW untuk kegiatan industri kreatif yang berdaya saing dan ramah lingkungan

h. mengembangkan PKN dan PKW sebagai pusat industri pengolahan minyak dan gas bumi yang ramah

lingkungan

i. mengembangkan PKN dan PKW melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil

perikanan yang ramah lingkungan

j. mengembangkan PKN dan PKW melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil

perkebunan yang bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan

k. mengembangkan PKW melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil hutan yang

bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan

l. mengembangkan PKN sebagai pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional sesuai dengan daya

dukung dan daya tampung lingkungan hidup

m. mengembangkan PKN dan PKW sebagai pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, serta

penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran

n. meningkatkan keterkaitan antarPKN sebagai pusat pariwisata di Pulau Jawa-Bali dalam kesatuan tujuan

pariwisata

o. mengembangkan PKN dan PKW dengan konsep kota hijau yang hemat energi, air, lahan, dan minim limbah

Page 19: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

Pasal 19 ay. (2)

Pengendalian perkembangan fisik PKN dan PKW untuk menjaga keutuhan lahan pertanian

tanaman pangan dilakukan di:

PKN Kawasan Perkotaan Kendal-Demak-Ungaran-Semarang-Purwodadi (Kedungsepur),

PKN Cilacap

PKW Kebumen, PKW Wonosobo, PKW Magelang, PKW Boyolali, PKW Klaten, PKW Kudus,

PKW Pekalongan, PKW Tegal

Pasal 19 ay. (3)

Pengembangan PKN dan PKW melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri

jasa hasil pertanian tanaman pangan dilakukan di:

PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur, PKN Cilacap

PKW Boyolali, PKW Tegal, PKW Pekalongan, PKW Kudus, PKW Kebumen, PKW

Wonosobo

Peran Pusat Kegiatan Dalam Pembangunan Berdasarkan Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang RTR Pulau Jawa-Bali

Page 20: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

Pasal 19 ay. (4)

Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat penelitian dan pengembangan pertanian

tanaman pangan dilakukan di:

PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur

PKW Boyolali, PKW Tegal, PKW Kudus, PKW Kebumen, PKW Wonosobo

Pasal 19 ay. (5)

Pengendalian perkembangan PKN dan PKW melalui optimalisasi pemanfaatan ruang secara

kompak dan vertikal sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

dilakukan di:

PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur, PKN Cilacap, PKN Surakarta

PKW Tegal, PKW Pekalongan, PKW Salatiga, PKW Kudus

Peran Pusat Kegiatan Dalam Pembangunan Berdasarkan Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang RTR Pulau Jawa-Bali

Page 21: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

Pasal 19 ay. (7)

Pengendalian perkembangan PKN dan PKW di kawasan rawan bencana dilakukan pada

kawasan rawan bencana:

a. gerakan tanah atau tanah longsor di PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur, PKW

Purwokerto, PKW Pekalongan, PKW Wonosobo, PKW Kebumen, PKW Magelang, PKW

Boyolali

b. gelombang pasang di PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur, PKW Tegal, PKW

Pekalongan

c. banjir di PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur, PKN Cilacap, PKW Purwokerto, PKW

Tegal, PKW Pekalongan, PKW Kudus, PKW Kebumen

d. letusan gunung berapi di PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur, PKW Boyolali, PKW

Klaten, PKW Magelang, PKW Tegal, PKW Wonosobo

e. gempa bumi di PKN Cilacap, PKW Kebumen

f. tsunami di PKN Cilacap

g. abrasi di sepanjang wilayah pesisir PKW Tegal, PKW Pekalongan, PKN Kawasan

Perkotaan Kedungsepur

Peran Pusat Kegiatan Dalam Pembangunan Berdasarkan Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang RTR Pulau Jawa-Bali

Page 22: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

Pasal 19 ay. (8)

Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat kegiatan industri kreatif yang berdaya saing

dan ramah lingkungan dilakukan di:

PKN Cilacap, PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur, PKN Surakarta

PKW Tegal, PKW Pekalongan, PKW Magelang, PKW Salatiga

Pasal 19 ay. (9)

Pengembangan PKN dan PKW sebagai pusat industri pengolahan minyak dan gas bumi

yang ramah lingkungan dilakukan di:

PKN Cilacap PKW Cepu

Pasal 19 ay. (10)

Pengembangan PKN dan PKW melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri

jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan dilakukan di:

PKN Cilacap, PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur PKW Tegal, PKW Pekalongan

Peran Pusat Kegiatan Dalam Pembangunan Berdasarkan Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang RTR Pulau Jawa-Bali

Page 23: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

Pasal 19 ay. (12)

Pengembangan PKW melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa

hasil hutan yang bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan dilakukan di PKW Tegal dan PKW Pekalongan.

Pasal 19 ay. (9)

Pengembangan PKN sebagai pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional

sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dilakukan di PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur dan PKN Surakarta.

Pasal 19 ay. (16)

Pengembangan PKN dan PKW dengan konsep kota hijau yang hemat energi, air, lahan, dan

minim limbah dilakukan di:

PKN Kawasan Perkotaan Kedungsepur, PKN Surakarta, PKN Cilacap

PKW Boyolali, PKW Klaten, PKW Salatiga, PKW Tegal, PKW Pekalongan, PKW Kudus,

PKW Cepu, PKW Magelang, PKW Wonosobo, PKW Kebumen, PKW Purwokerto

Peran Pusat Kegiatan Dalam Pembangunan Berdasarkan Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang RTR Pulau Jawa-Bali

Page 24: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

PKN

PKW

PKL PKL

PKW

Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

Nasional

Provinsi

Kabupaten

Pembangunan di daerah sebaiknya memperhatikan perencanaan penataan ruang yang

telah ditetapkan.

Kawasan Perkotaan (Metropolitan):

• Jabodetabek;

• Bandung Raya;

• Kedungsepur;

• Gerbangkertosusila.

• Boyolali; • Magelang;

• Klaten; • Wonosobo;

• Salatiga; • Kebumen;

• Tegal; • Purwokerto.

• Pekalongan;

• Kudus;

• Cepu;

60 (enam puluh) kawasan perkotaan

di Provinsi Jawa Tengah.

SISTEM PUSAT KEGIATAN DALAM RENCANA

TATA RUANG

Page 25: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

Semarang

Ungaran

Demak

Purwodadi

Kendal

PKN METROPOLITAN KEDUNGSEPUR

(Sumber: Peta Rencana Struktur Ruang Perda No. 6 Tahun 2010 tentang RTRWP Jateng 2009-2029)

Page 26: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

Purwokerto

Kebumen

Wonosobo

Boyolali

Klaten

Cepu

Kudus

Kota Magelang

Kota Pekalongan Kota Tegal

Kota Salatiga

(Sumber: Peta Rencana Struktur Ruang Perda No. 6 Tahun 2010 tentang RTRWP Jateng 2009-2029)

PKW PROVINSI JAWA TENGAH

Page 27: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

KONSISTENSI PEMANFAATAN RUANG

DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN

PERENCANAAN PENATAAN RUANG

Page 28: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

SISTEM PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,

pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang (Pasal 1 UUPR)

Proses Penyelenggaraan Penataan Ruang

Untuk menjamin tercapainya

tujuan penyelenggaraan

penataan ruang dilakukan

pengawasan terhadap

kinerja pengaturan,

pembinaan, dan pelaksanaan

penataan ruang. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007

tentang Penataan Ruang (UUPR) Pasal 55

ayat (1)

Page 29: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

Mengapa Perlu Pengendalian?

100% RTRW Provinsi dan 98.57% RTRW Kabupaten/Kota telah mendapatkan Persetujuan Substansi Menteri Pekerjaan Umum.

Rencana Tata Ruang sudah siap diimplementasikan

RTR ≠ justifikasi bencana alam yang terjadi

Diperlukan pengendalian pemanfaatan ruang agar konsisten terhadap

RTR

Page 30: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

Pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan untuk

menjamin terwujudnya tata ruang sesuai dengan rencana tata ruang Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (PP-PPR) mengamanatkan pelaksanaan

pengendalian pemanfaatan ruang (Pasal 147)

Pengawasan penataan ruang diselenggarakan untuk :

a.Menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan penataan ruang;

b.Menjamin terlaksananya penegakan hukum bidang penataan ruang;

c.Meningkatkan kualitas penyelenggaraan penataan ruang. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (PP-PPR) mengamanatkan pengawasan

penataan ruang (Pasal 198)

Pengendalian pembangunan kawasan perkotaan dilaksanakan terhadap :

a.Rencana Pembangunan; dan

b.Pelaksanaan Rencana Pembangunan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan

Page 31: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Penetapan

Peraturan Zonasi Perizinan

Pemberian Insentif &

Disinsentif Pengenaan Sanksi

upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang sebagai pedoman

sebagai dasar

Rencana Rinci Tata

Ruang

disusun berdasarkan

PP untuk arahan peraturan zonasi sistem nasional

Perda provinsi untuk arahan peraturan zonasi sistem provinsi

Perda kabupaten/kota untuk

peraturan zonasi

ditetapkan dengan

Izin Pemanfaatan Ruang

diatur oleh Pemerintah & pemda (menurut kewenangan masing-masing)

apabila tidak sesuai RTRW

dikeluarkan dan/atau diperoleh dgn tidak

melalui prosedur yg benar

diperoleh melalui prosedur yang benar

tetapi kemudian terbukti tidak sesuai

dengan RTRW

batal demi hukum

penggantian / ganti

kerugian yg layak akibat adanya perubahan RTRWN

dapat dibatalkan

tindakan penertiban yg

dilakukan terhadap

pemanfaatan ruang yang

tidak sesuai dengan RTR &

peraturan zonasi

Ps. 1 angka15

Ps.35

Ps. 36 ayat (1)

Ps. 37 ayat (6)

Ps. 37 ayat (4)

Ps. 37 ayat (3)

Ps. 37 ayat (1)

Ps. 36 ayat (3)

Ps. 36 ayat (2)

PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

31

Page 32: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

KELEMBAGAAN PENATAAN RUANG

Struktural

Ad Hoc

Instansi yang membidangi Penataan

Ruang di daerah

Dinas PU/Dinas Tata RuangBappeda

BKPRDForum-Forum Tematik (bentukan pemda)

OtoritaKelembagaan lain (kelembagaan kawasan strategis

provinsi/kabupaten, dsb)

PPNS Penataan Ruang

KELEMBAGAAN BENTUK WUJUD LEMBAGA

Pejabat Fungsional

Belum ada keseragaman wujud lembaga yangmenaungi di daerah, ada yang tetap dalamInstansi (Dinas/Badan/Sekretariat Daerah)masing-masing, ada yang disatukan bersamaSatpol PP

PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG BERSIFAT LINTAS SEKTOR, LINTAS

WILAYAH, DAN LINTAS PEMANGKU KEPENTINGAN

Page 33: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

PENUTUP

I. Daya Dukung Lingkungan Ditinjau dari Aspek Penataan Ruang

a. Penataan ruang diharapkan mampu mendukung pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjuta

dan tidak menyebabkan terjadinya penurunan kualitas

b. Perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang harus memperhatikan daya dukung dan daya

tampung lingkungan hidup

c. UU No. 26 Tahun 2006 tentang Penataan Ruang telah mengamanatkan:

penetapan kawasan hutan paling sedikit 30 % dari luas DAS

proporsi RTH pada wilayah kota paling sedikit 30 % dari luas wilayah kota

d. Pemerintah wajib menyusun KLHS terhadap kebijakan, rencana, dan program dalam RTRW

e. Penataan ruang Pulau Jawa-Bali bertujuan:

mewujudkan lumbung pangan nasional

mengendalikan pengembangan PKN dan PKW

mengembangkan kawasan perkotaan yang kompak dengan konsep kota hijau

mengembangkan kawasan budidaya ramah lingkungan sesuai dgn daya dukung & daya

tampung lingkungan

meningkatkan luasan kawasan berfungsi lindung paling sedikit 30% dari luas Pulau Jawa-Bali

Page 34: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

PENUTUP (2)

II. Peran Pusat-pusat Kegiatan dalam Mempercepat Pembangunan di Daerah

a. Pembangunan harus memperhatikan keseimbangan antara kawasan perkotaan dan perdesaan.

b. Sistem pusat kegiatan dalam Rencana Tata Ruang merupakan salah satu solusi untuk

meningkatkan keseimbangan pembangunan.

c. Arahan pengembangan bagi PKN dan PKW yang diamanatkan dalam Perpres No. 28 Tahun

2012 tentang RTR Pulau Jawa-Bali hendaknya dijadikan acuan dalam pembangunan di wilayah

Provinsi Jawa Tengah.

III. Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah dengan Perencanaan Penataan

Ruang

a. Salah satu upaya untuk menjaga konsistensi pemanfaatan ruang dalam kegiatan pembangunan

adalah melalui pengawasan/pengendalian pemanfaatan ruang.

b. Pengawasan/pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui:

penetapan peraturan zonasi,

perizinan,

pemberian insentif dan disinsentif, serta

pengenaan sanksi.

c. Program pemerintah yang direncanakan untuk mendukung pelaksanaan

pengawasan/pengendalian pemanfaatan ruang salah satunya dengan membentuk dan

memberdayakan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS).

Page 35: IMPLEMENTASI PEMANFAATAN RUANG DALAM …tataruangpertanahan.com/pdf/pustaka/bahan_tayangan/25.pdf · Konsistensi Pemanfaatan Ruang dalam Pembangunan Daerah ... dan sumber daya buatan;

TERIMA KASIH