IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN...

107
i IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN BERBASIS AKHLAK PLUS WIRAUSAHA DI PESANTREN DAARUT TAUHIID BANDUNG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan/ Prodi : Pendidikan Agama Islam (PAI) Disusun oleh: Nur Chahyadi 3105164 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009

Transcript of IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN...

Page 1: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

i

IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN

BERBASIS AKHLAK PLUS WIRAUSAHA

DI PESANTREN DAARUT TAUHIID BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah

Jurusan/ Prodi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Disusun oleh:

Nur Chahyadi 3105164

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2009

Page 2: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

ii

ABSTRAK PENELITIAN

Nur Chahyadi (NIM. 3105164), Implementasi Model Pendidikan Pesantren Berbasis Akhlak plus Wirausaha di Pesantren Daarut Tauhiid Bandung, Skripsi, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Implementasi pendidikan pesantren berbasis akhlak plus wirausaha di Pesantren Daarut Tauhiid Bandung (2) Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha di Pesantren Daarut Tauhiid Bandung. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif lapangan dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan data-data yang telah peneliti kumpulkan, baik data hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi selama mengadakan penelitian di Pesantren Daarut Tauhiid Bandung, dengan obyek penelitian tentang “Implementasi Model Pendidikan Pesantren Berbasis Akhlak plus Wirausaha di Pesantren Daarut Tauhiid Bandung”.

Pendidikan pesantren berbasis akhlak plus wirausaha adalah salah satu program unggulan di Pesantren Daarut Tauhiid, dengan jangka waktu yang cukup singkat yaitu 6 bulan, para santri dididik agar menjadi sosok santri yang memiliki kebeningan hati (qolbun salim), kemandirian, bertanggungjawab dan bermental wirausaha, berjiwa kepemimpinan, mampu membangun opini massa dan mampu mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan pesantren berbasis akhlak plus wirausaha ini, dibagi menjadi tiga tahapan/marhalah, yang mana pada marhalah pertama santri dididik untuk memiliki mental baik dan kuat (BAKU), pada marhalah ke dua, santri diberi materi-materi pembelajaran tentang pengetahuan Islam, manajemen qolbu, dan wirausaha, dan pada marhalah ketiga, para santri diarahkan untuk dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang didapat pada marhalah satu dan dua, dengan praktek magang, praktek wirausaha dan praktek pengabdian masyarakat (PPM).

Di dalam pendidikan pesantren berbasis akhlak plus wirausaha ini didapati beberapa kelebihan dan kekurangan yang harus diperbaiki terus menerus. Diantara kelebihannya, yaitu merupakan model pendidikan pesantren yang tidak ditemukan di pesantren lainnya (berciri khas Daarut Tauhiid). Adapun kekurangan yang didapati, yaitu materi pelajaran yang kurang komprehensif, proses pembelajaran dengan metode yang kurang bervariasi, hingga masalah kedisiplinan santri.

Akhirnya, berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat menjadi bahan informasi dan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam menerapkan model pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha dan menjadi bahan pertimbangan bagi lembaga pendidikan pesantren lainnya yang hendak menerapkan model pendidikan serupa.

Page 3: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 7 (tujuh) eks

Hal : Naskah Skripsi

A. n. Sdr. Nur Chahyadi

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Setelah saya mengadakan koreksi perbaikan seperlunya maka bersama

ini saya kirimkan naskan skripsi saudara:

Nama : Nur Chahyadi

NIM : 3105164

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Dengan Judul : Implementasi Model Pendidikan Pesantren Berbasis Akhlak

plus Wirausaha di Pesantren Daarut Tauhiid Bandung

Dengan ini saya mohon agar skripsi saudara tersebut di atas dapat segera

dimunaqasahkan.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Semarang, 11 Desember 2009

Pembimbing I pembimbing II

Musthafa Rahman, M.Ag. Ismail SM, M. Ag

NIP. 150276925 NIP. 150282135

Page 4: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

iv

PENGESAHAN PENGUJI

Tanggal Tanda Tangan Drs. Mat Solikhin, M.Ag. Ketua Fahrurrozi, M.Ag. Sekretaris Drs. Fatah Syukur, M.Ag. Anggota DR. H. Hamdani, M.Ag. Anggota

Page 5: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

v

PERNYATAAN

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini

tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali

informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 9 Desember 2009

Deklarator,

Nur Chahyadi

NIM : 3105164

Page 6: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

vi

MOTTO

إيا ك نعبد و إيا ك نستعين

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. (al Fatihah:5)1

Jadikan Allah no.1 dalam hidupmu (Nur Chahyadi)

1 R.H.A. Soenarjo (Ketua), Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir al Qur'an, al

Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta:Indah Press, 1994), h. 5-6.

Page 7: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang telah membantu saya

menyelesaikan skripsi ini, semoga doa-doa orang yang saya sebutkan disini selalu

menyertai saya. Yang pertama, Ayah dan Ibuku tersayang, Bpk. Musthafa Rahman

M.Ag dan Bpk. Ismail SM, M.Ag pembimbing skripsi penulis, teman-temanku

Syekhudin, Mashuri, Bambang, Amin, Kustanto, Umaz, Maftuhah.

Page 8: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirramanirrahim

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha

Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada

penulis sehingga bisa menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kehadirat beliau Nabi

Muhammad saw, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya.

Skripsi yang berjudul "Implementasi Model Pendidikan Pesantren Berbasis

Akhlak Plus Wirausaha di Pesantren Daarut Tauhiid Bandung", ditulis untuk

memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Fakultas

Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini penulis sampaikan banyak terima kasih

kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hadjar, M.Ed. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang.

2. Bapak Ikhrom, M.Ag, selaku wali studi penulis yang banyak memberikan

masukan dan motivasi secara langsung maupun tak langsung pada penulis

dalam studinya di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

3. Bapak Musthofa Rahman, M.Ag dan Bapak Ismail SM, M.Ag selaku

pembimbing skripsi penulis yang telah bersedia meluangkan waktu dan

mengoreksi naskah skripsi penulis ditengah kesibukannya.

4. K.H Abdullah Gymnastiar, guru penulis yang telah banyak memberikan

ilmunya kepada penulis tentang hakekat ma'rifatullah

5. Ayah dan Ibuku tercinta, yang telah memberikan curahan perhatian dan biaya

kepada penulis dalam menyelesaikan studinya.

6. Ust. Roni Abdul Fattah, yang telah banyak memudahkan penulis dalam

mencari data-data berkenaan dengan penelitian penulis, jazakallahu khairan

katsiron

Page 9: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

ix

7. Kakak dan adikku tersayang Nadhir Zacky al Falah yang telah memberikan

semangat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

8. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

khususnya teman-teman DKM Daarut Tauhiid.

Kepada mereka penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain ungkapan

terimakasih dan iringan doa semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan

kalian semua dengan sebaik-baik balasan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapaii

kesempurnaan. Namun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Semarang, 18 Desember 2009

Penulis,

Nur Chahyadi

NIM: 3105164

Page 10: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN ABSTRAK PENELITIAN ............................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iv

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................... v

HALAMAN MOTTO ............................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................... viii

HALAMAN DAFTAR ISI .................................................................... x

HALAMAN GAMBAR ........................................................................ xiii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................. 1

B. Penegasan Istilah ......................................................... 4

C. Rumusan Masalah ....................................................... 5

D. Tujuan Penelitian ........................................................ 6

E. Kegunaan Penelitian ................................................... 6

F. Kajian Pustaka ............................................................. 7

G. Metode Penelitian ....................................................... 8

H. Sistimatika Pembahasan ............................................. 11

BAB II MODEL PENDIDIKAN PESANTREN BERBASIS

AKHLAK DAN WIRAUSAHA

A. Pengertian Pendidikan Pesantren Berbasis Akhlak

plus Wirausaha ............................................................ 13

Page 11: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

xi

B. Unsur dan Karakteristik Pendidikan Pesantren

Berbasis Akhlak plus Wirausaha ................................. 19

C. Akhlak sebagai Jiwa Wirausaha .................................. 25

BAB III PELAKSANAAN MODEL PENDIDIKAN

PESANTREN BERBASIS AKHLAK PLUS

WIRAUSAHA DI PESANTREN DAARUT TAUHIID

BANDUNG

A. Profil Pesantren Daarut Tauhiid .................................. 47

B. Pelaksanaan Program Pendidikan Pesantren Berbasis

Akhlak plus Wirausaha (APW) Daarut Tauhiid .......... 58

1. Latar Belakang Adanya Model Pendidikan

Pesantren Berbasis Akhlak Plus Wirausaha ............ 58

2. Tujuan Pendidikan Pesantren Berbasis Akhlak

plus Wirausaha ..................................................... 59

3. Materi Pendidikan Pesantren Berbasis Akhlak

plus Wirausaha ........................................................ 59

4. Keadaan Guru/ Asaatidz ......................................... 61

5. Sarana dan Prasarana............................................... 62

6. Proses Pembelajaran Pendidikan Pesantren

Berbasis Akhlak plus Wirausaha ............................ 64

7. Implementasi Pendidikan Pesantren Berbasis

Akhlak plus Wirausaha ........................................... 64

BAB IV KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PELAKSANAAN

MODEL PENDIDIKAN PESANTREN BERBASIS

AKHLAK PLUS WIRAUSAHA DI PESANTREN

DAARUT TAUHIID BANDUNG

Page 12: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

xii

A. Kelebihan Implementasi Model Pendidikan Pesantren

Berbasis Akhlak plus Wirausaha di Pesantren Daarut

Tauhiid Bandung ........................................................ 70

B. Kekurangan Implementasi Model Pendidikan Pesantren

Berbasis Akhlak plus Wirausaha di Pesantren Daarut

Tauhiid Bandung ..........................................................

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ...................................................................... 75

B. Saran ............................................................................. 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

xiii

HALAMAN GAMBAR

1. Gambar Denah Lokasi Pesantren Daarut Tauhiid...............................50

Page 14: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

xiv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Foto Kegiatan Penelitian

Lampiran 2: Pedoman wawancara

Lampiran 3: Trasnkip Wawancara

Page 15: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pondok Pesantren merupakan lembaga dan wahana pendidikan agama

sekaligus sebagai komunitas santri yang “ngaji“ ilmu agama Islam. Pondok

Pesantren sebagai lembaga tidak hanya identik dengan makna keislaman,

tetapi juga mengandung makna keaslian (indigenous) Indonesia1, sebab

keberadaanya mulai dikenal di bumi Nusantara pada periode abad ke 13 – 17

M, dan di Jawa pada abad ke 15 – 16 M.2

Pondok pesantren pertama kali didirikan oleh Syekh Maulana Malik

Ibrahim atau Syekh Maulana Magribi, yang wafat pada tanggal 12 Rabiul

Awal 822 H, bertepatan dengan tanggal 8 April 1419 M.3 Menurut Ronald

Alan Lukens Bull, Syekh Maulana Malik Ibrahim mendirikan Pondok

pesantren di Jawa pada tahun 1399 M untuk menyebarkan Islam di Jawa.4

Namun dapat dihitung bahwa sedikitnya pondok pesantren telah ada sejak

300–400 tahun lampau. Usianya yang panjang ini kiranya sudah cukup alasan

untuk menyatakan bahwa pondok pesantren telah menjadi milik budaya

bangsa dalam bidang pendidikan, dan telah ikut serta mencerdaskan

kehidupan bangsa.5

Tradisi pondok pesantren paling tidak memiliki lima elemen dasar, yakni

pondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab Islam klasik dan kiai.6 Menurut

Martin van Bruinessen, salah satu tradisi agung (great tradition) di Indonesia

adalah tradisi pengajaran agama Islam, yang bertujuan untuk mentransmisikan

Islam tradisional sebagaimana yang terdapat dalam kitab-kitab klasik yang

1 Nurcholish Madjid, Bilik-bilik Pesantren: sebuah Potret Perjalanan (Jakarta:

Paramadiana, 1997), h. 3. 2 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren (Jakarta: INIS, 1994), h. 6. 3 Wahjortomo, Perguruan Tinggi Pesantren (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), h. 70. 4 Ronald Alan Lukens Bull, A Peaceful Jihad: Javanese Education and Religion Identity

Construction, ( Michigan:Arizona State University, 1997), h. 70 5 Mastuhu. Dinamika….., h. 7. 6 Zamakhsyari Dhofier. Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kiai (Jakarta:

LP3ES, 1982), h. 44.

Page 16: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

2

ditulis berabad-abad yang lalu.7 Proses belajar mengajarnya dilakukan melalui

struktur, metode dan literatur tradisional, baik berupa pendidikan formal di

sekolah atau madrasah dengan jenjang yang bertingkat, ataupun pemberian

pengajaran dengan sistem halaqah dalam bentuk wetonan atau sorogan. Ciri

utama dari pengajaran tradisional ini adalah cara pemberian ajarannya yang

ditekankan pada penangkapan harfiah atas suatu kitab (teks) tertentu.8

Dalam perkembangannya dari dulu sampai sekarang, model pendidikan

pesantren pun mengalami banyak perubahan, antara satu pesantren dengan

pesantren lainnya berbeda-beda. Kita lihat adanya pada zaman sekarang model

pendidikan pesantren salaf, pesantren khalaf dan yang baru-baru ini pesantren

virtual, mana yang lebih baik? semuanya punya kelebihan dan kekurangan

masing-masing.

Dalam kaitannya dengan judul proposal penelitian diatas, penulis ingin

meneliti lebih jauh model pendidikan pesantren yang tidak menutup dari

perkembangan zaman (globalisasi), yang mana pada zaman sekarang ini,

manusia dituntut untuk memiliki keterampilan tertentu jika mau bersaing dan

bertahan dalam kehidupannya

Latar belakang utama penulis mengajukan penelitian dengan judul

”Implementasi Model Pendidikan Pesantren Berbasis Akhlak Plus Wirausaha

di Pesantren Daarut Tauhiid Bandung” adalah karena penulis tertarik untuk

mengetahui lebih jauh mengenai model dan implementasi pendidikan

pesantren yang penulis anggap lain dari model pendidikan pesantren pada

umumnya, yang mana menurut informasi yang penulis dapatkan, model

pendidikan di Pesantren Daarut Tauhiid ini tujuannya adalah menghasilkan

sosok santri yang mampu :

1. Memiliki Kebeningan Hati (Qolbum Salim)

2. Mandiri dan Bertanggungjawab

3. Berjiwa Kepemimpinan (Leadership)

4. Bermental Wirausaha (Entreperneurship)

7 Martin van Bruinessen, Kitab Kuning: Pesantren dan Tarekat (Bandung: Mizan, 1995), h. 17.

8 Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi (Yogyakarta: LkiS, 2001), h. 55.

Page 17: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

3

5. Mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari

Untuk mencapai tujuan tersebut, Pesantren Daarut Tauhiid membuat suatu

program pendidikan sebagai usaha dalam membentuk generasi muda yang

berakhlakul karimah dan mempunyai kemampuan berwirausaha. Karena

dalam mengahadapi derasnya laju kemajuan, baik itu kemajuan teknologi,

ekonomi, dan bisnis, tentu dibutuhkan suatu keahlian yang praktis dalam

menghadapinya. Penulis juga ingin mengetahui kelebihan dan kekurangan

model pendidikan ini, dengan harapan nantinya dapat menjadi pertimbangan

ketika ada lembaga pendidikan lain yang hendak meniru atau

mengembangkan model pendidikan yang serupa.

Adanya program ini diharapkan mampu menumbuhkan jiwa entrepreneur

bagi seorang Muslim, sehingga ia mampu hidup tanpa tergantung pada orang

lain. Minimal ia dapat hidup mandiri dan tidak menjadi beban siapapun dan

kehadirannya akan menjadi manfaat bagi umat, demi tegaknya syiar Islam

yang kokoh, baik itu akhlaknya, pondasi iman yang kuat, dan yang tidak kalah

penting yaitu kekuatan dibidang ekonomi dan kemandirian yang nyata.9

Latar belakang lain disusunnya skipsi ini adalah karena penulis prihatin

melihat banyaknya perguruan tinggi yang meluluskan para sarjana setiap

tahunnya, tetapi tidak bisa menjadi solusi untuk mengurangi jumlah

pengangguran tetapi malah menambah daftar pengangguran (pengangguran

terpelajar). Secara subyektif penulis juga merasa prihatin terhadap sebagian

sikap para lulusan perguruan tinggi yang penulis temui, yang sibuk untuk

mencari lapangan kerja yang semakin hari semakin sulit, tetapi tidak pernah

sibuk memikirkan bagaimana membuat lapangan kerja.

Melihat fenomena ini penulis ingin meneliti lebih mendalam tentang

pendidikan pesantren berbasis kewirausahaan di Pesantren Daarut Tauhiid

Bandung, bagaimana pendidikan disana bisa menanamkan akhlak plus mental

berusaha serta mental pantang menjadi beban bagi orang lain pada santri-

santrinya.

9 Tim MQ Publishing, Welcome To Daarut Tauhiid: Berwisata Rohani, Melapangkan

Hati (Bandung: MQ Publishing, 2003), h. 52-53.

Page 18: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

4

Adapun secara implisit latar belakang lain yang mengganjal di hati penulis

yaitu, apakah model pendidikan pesantren ini dapat menjadi solusi dalam

mengatasi problematika pengangguran?, khususnya dalam skala mikro di

lingkungan pesantren Daarut Tauhiid Bandung, yang nanti kedepannya

mungkin model pendidikan ini dapat diterapkan dalam pendidikan formal

dengan berbagai jenjang.

B. Penegasan Istilah

Agar memberikan pemahaman yang tepat serta untuk menghindari

kesalahan pemahaman dalam menginterpretasikan judul skripsi ini, maka

penulis merasa perlu untuk mengemukakan makna dan maksud kata-kata

dalam judul tersebut, serta memberikan batasan-batasan istilah agar dapat

dipahami secara konkret dan lebih operasional. Adapun penjelasan dari istilah

tersebut adalah :

1. Implementasi

Implementasi secara sederhana dapat diartikan sebagai pelaksanaan.10

Pelaksanaan di sini jika dikaitkan dengan judul proposal diatas ialah

pelaksanaan model pendidikan akhlak plus wirausaha pada santri pesantren

Daarut Tauhiid

2. Pendidikan Pesantren

Dalam buku yang berjudul ”Tradisi Pesantren”, Zarmakhsyari Dhofier

menjelaskan bahwa pendidikan pesantren adalah pendidikan yang tidak

semata-mata untuk memperkaya murid dengan penjelasan-penjelasan, tetapi

untuk meninggikan moral, melatih dan mempertinggi sikap dan tingkah laku

yang jujur dan bermoral, dan menyiapkan para murid untuk hidup sederhana

dan bersih hati yang didalamnya diajarkan kitab-kitab klasik dan ilmu agama.

Tujuan pendidikan pesantren bukanlah untuk mengejar kepentingan

kekuasaan, uang dan keagungan duniawi, tetapi ditanamkan kepada mereka

10 Alex MA, Kamus Ilmiah Populer Kontemporer, (Surabaya: Karya Harapan, 2005), h.

240

Page 19: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

5

bahwa belajar adalah semata-mata kewajiban dan pengabdian pada Tuhan.11

dari situ penulis akan meneliti apakah pendidikan pesantren Daarut Tauhid

sama dengan pendidikan pesantren pada umumnya.

3. Akhlak Plus Wirausaha

Ialah salah satu model pendidikan yang diterapkan pada santri mukim di

pesantren Daarut Tauhid Bandung12. Program santri akhlak plus wirausaha ini

adalah program seperti kursus, yang mana santri menempuh program ini

selama 6 bulan dan diwisuda serta mendapatkan sertifikat kelulusan setelah

dinyatakan lulus.

4. Pesantren Daarut Tauhiid

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam, yang mengajarkan

ilmu-ilmu keIslaman, dipimpin oleh kiai sebagai pemangku/ pemilik Ponpes

dan dibantu oleh ustadz/ guru yang mengajarkan ilmu-ilmu keislaman kepada

santri, melalui metode dan teknik yang khas.13 Dalam kaitannya dengan judul

penelitian ini, pesantren yang dimaksud ialah Pesantren Daarut Tauhiid yang

terletak di jalan Gegerkalong Girang, Bandung.

C. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, penulis

berusaha merumuskan pokok-pokok permasalahan yang relevan dengan judul

skripsi ini. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi pendidikan pesantren berbasis akhlak plus

wirausaha di Pesantren Daarut Tauhid?

2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan pendidikan berbasis akhlak plus

wirausaha di Pesantren Daarut Tauhid?

11 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kiai

(Jakarta: LP3ES, 1982), h. 21. 12 Tim MQ Publishing, loc.cit., 13 A.Halim, Rr. Suhartini, M Chorul Arif dan A. Sunarto AS. Manajemen Pesantren

(Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), h. 247.

Page 20: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

6

D. Tujuan Penelitian

Dewasa ini pandangan masyarakat umum terhadap dunia pesantren dapat

dibedakan menjadi 2 macam, pertama masyarakat yang menyangsikan

eksistensi dan relevansinya lembaga pesantren untuk menyongsong masa

depan. Kedua, masyarakat yang menaruh perhatian dan sekaligus harapan

bahwa pesantren merupakan alternatif model pendidikan Islam masa depan.14

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi pendidikan pesantren berbasis

akhlak plus wirausaha di Pesantren Daarut Tauhid.

2. Untuk mengetahui bagaimana kelebihan dan kekurangan dari pendidikan

berbasis akhlak plus wirausaha di Pesantren Daarut Tauhid.

E. Kegunaan Penelitian

Harapan penulis disusunnya proposal penelitian ini, yang nanti akan

ditindak lanjuti dengan penelitian, dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan bagi lembaga

pendidikan atau pesantren lain yang ingin menerapkan model pendidikan

berbasis akhlak dan wirausaha.

2. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan model pendidikan berbasis

akhlak plus wirausaha dapat menjadi pertimbangan bagi lembaga

pendidikan atau pesantren lain yang ingin menerapkan model pendidikan

ini dengan lebih mengembangkan atau meminimalisir kekurangan-

kekurangannya.

3. Sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk peneliti lain yang hendak meneliti

model pendidikan ini secara lebih luas.

4. Sebagai bahan pustaka bagi fakultas tarbiyah berupa penelitian

pengembangan pendidikan

14 Imam Tholkhah dan Ahmad Barizi, Membuka Jendela Pendidikan: Mengurai Akar Tradisi Dan Integrasi Keilmuan Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 50

Page 21: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

7

F. Kajian Pustaka

Sebagai sebuah pesantren yang umurnya masih sangat muda, pesantren

Daarut Tauhiid telah menjadi pesantren yang telah diakui eksistensinya, baik

dalam skala regional, nasional, maupun internasional. Sebutan sebagai

pesantren virtual sangat melekat pada pesantren ini, berbagai penelitian

mengenai pesantren ini telah banyak dilakukan, beberapa literatur yang ada

korelasinya dengan tema penelitian yang dikaji dalam skripsi ini yaitu:

1. Tesis berbahasa Inggris oleh Zaki Nur’aeni mahasiswa program doktor

Universitas Syarif Hidayatullah yang berjudul ”Daarut Tauhiid :

Modernizing a Pesantren Tradition” yang mana isi dalam pesantren ini

ialah tentang profil pesantren daarut tauhid yang makin melejit karena

kemodernannya. Dalam tesis ini dibahas mengenai pendiri dan pengasuh

pondok pesantren ini, kemodernannya dalam hal pemanfaatan teknologi,

kegiatan-kegiatan yang rutin dilakukan di pondok pesantren ini, serta sikap

plural dan multikultural masyarakat dan santrinya serta model

pendidikannya yang menerapkan konsep learning by doing.15

2. Skripsi Saudara Asep Cuwantoro yang berjudul Stigma Terorisme dan

Masa Depan Pendidikan Pesantren, yang mana obyek penelitiannya di

Pesantren Ngruki, Solo, yang diasuh oleh K.H. Abu Bakar Ba’asyir.

Dalam skiripsi ini si peneliti meneliti salah satu pesantren yang diklaim

sebagai lembaga pendidikan yang mencetak para teroris. Selain

menampilkan profil Pondok Pesantren Ngruki, Solo, si peneliti juga

memaparkan model pendidikan Pondok Pesantren ini, apakah sama

dengan model pendidikan pesantren pada umumnya atau tidak, lalu

dikaitkan dengan terorisme dan klaim yang disandarkan pada pondok

pesantren tersebut.16

3. Skripsi Saudari Fitriyatun Khasanah (3103120) yang berjudul ” Upaya

Pesantren Berbasis Agrobisnis Dalam Meningkatkan Life Skill Santri

15 Zaki Nur’aeni, Daarut Tauhid: Modernizing Pesantren Tradition, (Studi Islamika vol

12, no 3, 2005). h. 475-513. 16 Asep Cuwantoro, Stigma Terorisme dan Masa Depan Pesantren, Skripsi Fakultas

Tarbiyah, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah, 2007).

Page 22: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

8

Pondok Pesantren”, yang didalamnya membahas tentang model

pendidikan pesantren yang tergolong baru, yaitu bagaimana sebuah

pesantren menerapkan bagi santri-santrinya model pendidikan yang

mempunyai visi ke depan agar nanti lulusannya dapat mempunyai life skill

sehingga dapat berguna nantinya bagi masyarakat banyak pada umumnya

atau minimal dapat menjadi modal untuk mencari penghidupan bagi santri

sendiri pada khususnya. Adapun model pendidikan yang diterapkan ialah

model pendidikan pesantren berbasis pertanian dan penanaman Life Skill.17

Penulis tahu bahwa penelitian tentang pesantren Daarut Tauhiid bukan hal

yang baru lagi, tetapi penelitian yang khusus meneliti bagaimana

implementasi model pendidikan berbasis kewirausahaan plus akhlak ini dan

bagaimana kelebihan dan kekurangan model pendidikan ini setahu penulis

belum secara serius diteliti. Untuk itu, dengan keyakinan ini penulis

memberanikan diri mengajukan proposal penelitian berjudul ”Implementasi

Model Pendidikan Berbasis Akhlak Plus Wirausaha di Pesantren Daarut

Tauhiid Bandung ”.

G. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber primer maupun sekunder,

yaitu

1. Sumber Data

a. Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah berupa kata-kata, tindakan

orang-orang yang diamati atau diwawancarai dan dicatat melalui catatan

tertulis atau melalui perekam video/ audio tape, pengambilan foto/ film.18

Dalam penelitian ini penulis hendak mengambil data dari subyek

penelitian (setting alamiah) yaitu data yang diperoleh dari Pesantren

Daarut Tauhiid Bandung

17 Fitriyatun Khasanah (3103120), Upaya Pesantren Berbasis Agrobisnis dalam

Meningkatkan Life Skill Santri Pondok Pesantren, (Semarang, Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang).

18 Sunadi Suryabrata, Metodologi Penelitian ( Jakarta: Rajawali, 1994), cet 8, h. 84-85

Page 23: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

9

b. Sekunder

Penulis ambil dari buku yang diterbitkan oleh Tim MQ Publishing

dengan judul Welcome to Daarut Tauhiid : Berwisata rohani,

melapangkan hati, sebagai buku utama, karena didalamnya banyak

memuat hal-hal yang berkaitan dengan pesantren Daarut Tauhiid. Dan data

yang lain penulis ambil dari buku-buku yang berkaitan dengan pesantren

dan kewirausahaan, majalah, koran dan lain-lain yang berhubungan

dengan pesantren Daarut Tauhiid atau pesantren secara umum

2. Fokus dan Ruang Lingkup

Dalam kaitannya dengan dengan judul proposal diatas fokus

penelitian yang akan dikaji penulis ialah mengenai implementasi model

pendidikan pesantren berbasis kewirausahaan plus akhlak di pesantren

Daarut Tauhiid Bandung.

Sedangkan ruang lingkup yang diteliti :

a. Santri Akhlak plus Wirausaha angkatan 12

b. Materi dan Kurikulum

c. Implementasi pembelajaran

d. Pondok

3. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis hendak menggunakan pendekatan

fenomenologis yaitu berusaha memahami makna dari suatu peristiwa dan

kaitan-kaitannya terhadap manusia dalam situasi tertentu19. Dalam

meneliti subjek yang hendak diteliti penulis akan masuk ke dalam pondok

pesantren Daarut Tauhiid, dan berusaha menyatu dengan elemen-elemen

yang hendak diteliti

4. Instrument/ Tehnik Pengumpulan Data

a. Observasi

Metode observasi adalah metode yang dilakukan melalui pengamatan,

meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan

19 Lexi J Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda

Karya,2001), h. 9.

Page 24: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

10

menggunakan seluruh alat indera20. Dalam penelitian ini penulis akan

menggunakan observasi partisipan (peneliti berperan serta untuk

mendekati subjek penelitian).

b. Wawancara

Metode ini identik dengan interview yang secara sederhana dapat

diartikan sebagai dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer)

untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Dalam hal ini penulis

menggunakan jenis wawancara tidak berstruktur, yaitu kombinasi antara

wawancara bebas dengan wawancara terpimpin. Tehnisnya adalah

pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar

tentang hal-hal yang akan ditanyakan.21 Penulis akan mewancarai,

pengasuh pondok pesantren, pengajar serta santri yang mengikuti model

pendidikan ahklak plus wirausaha ini

c. Dokumentasi

Dokumentasi artinya barang-barang tertulis. Maksudnya peneliti

menyelidiki dokumen-dokumen dan sebagainya sebagai sumber data yang

dibutuhkan. Dalam metode ini yang penulis gunakan untuk

mengumpulkan data adalah dokumentasi yang berhubungan dengan

kelembagaan, administrasi, desain kurikulum, struktur organisasi, kegiatan

santri dan sebagainya yang terkait dengan pesantren Daarut Tauhid ini.

5. Tehnik Analisis Data

Penulis hendak menggunakan tehnik analisis deskriptif, proses analisis

dilakukan secara interaktif (berkelanjutan) dari mulai penetapan masalah,

pengumpulan data maupun setelah data dikumpulkan. Setelah data

terkumpul, langkah selanjutnya adalah penulis melakukan analisis

terhadap data yang terhimpun dengan menggunakan metode ini. Metode

analisis ini penulis gunakan untuk menyampaikan hasil penelitian yang

20 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka

Cipta), cet 12, h. 132 21 Ibid, h. 132

Page 25: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

11

diwujudkan bukan dalam bentuk angka-angka melainkan dalam bentuk

laporan dan uraian deskriptif.22

H. Sistematika Pembahasan

Skripsi ini ditulis dalam lima bab. Antara bab yang satu dengan yang

lainnya saling berkaitan dan kesemuanya itu merupakan satu pokok

pembahasan. Adapun susunan penulisannya adalah sebagai berikut:

Bab pertama, pada bagian ini penulis akan membahas tentang latar

belakang penelitian. Yaitu penulis menerangkan apa alasan penulis

memberikan judul skripsi ini. Lalu didalamnya ada rumusan masalah

mengenai hal-hal yang hendak diteliti penulis, penegasan istilah yang

fungsinya menerangkan judul skripsi yang dimaksud, kajian pustaka, metode

penelitian atau cara yang akan dilakukan penulis/ peneliti dalam

mengumpulkan data, dan yang terakhir sistematika penulisan.

Selanjutnya pada bab kedua mengenai model pendidikan pesantren

berbasis akhlak plus wirausaha, karakteristik pendidikan pesantren berbasis

akhlak plus wirausaha, dan akhlak sebagai jiwa wirausaha. Di dalamnya

penulis akan menjelaskan tentang beberapa kajian teoritis mengenai

pengertian pesantren, apa itu pendidikan pesantren berbaisis akhlak dan

wirausaha, karekteristiknya dan bagaimana hendaknya akhlak menjadi jiwa

wirausaha.

Pada bab ketiga, penulis akan membahas mengenai pelaksanaan model

pendidikan akhlak plus wirausaha. Pada bab ini pembahasannya akan meliputi

profil pesantren yang akan diteliti, dalam kaitannya disini ialah pesantren

Daarut Tauhid Bandung, didalamnya akan dibahas tentang sejarah berdirinya,

letak geografisnya, visi dan misi, kondisi santri, guru dan staf, sarana dan

prasarana yang dimiliki serta akan dipaparkan pula bagaimana implementasi

model pendidikan berbasis akhlak dan wirausaha di pesantren Daarut Tauhid

ini.

22 Nana Sudjana dan Ibrahim. Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung: Sinar

Baru, 1989), h. 64

Page 26: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

12

Pada bab keempat, mengenai hasil analisis penelitian. Penulis akan

menganalisis bagaimana pelaksanaan model pendidikan berbasis akhlak plus

wirausaha di pesantren Daarut Tauhid Bandung serta menganalisi kelebihan

dan kekurangan model pendidikan tersebut. Intinya pada bab ini penulis

hendak menjawab rumusan masalah yang terdapat pada bab pertama.

Pada bab kelima, penulis akan memberikan kesimpulan hasil penelitian,

saran-saran dan penutup. Sekian.

Page 27: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

13

BAB II

MODEL PENDIDIKAN PESANTREN BERBASIS AKHLAK PLUS

WIRAUSAHA

A. Pengertian Pendidikan Pesantren Berbasis Akhlak plus Wirausaha

Untuk mengetahui arti pondok pesantren, perlu diketahui lebih dahulu

pengertian pendidikan secara umum. Sebab, pondok pesantren adalah

merupakan salah satu bentuk dari lembaga pendidikan, khususnya lembaga

pendidikan yang bernafaskan Islam.

Definisi pendidikan umumnya sangat bervariasi, oleh para ahli, pendidikan

didefinisikan tidak sama. Pendidikan menurut Syekh Musthafa al Ghulayani

adalah:

Pendidikan adalah penanaman akhlak yang mulia dalam jiwa anak-anak yang sedang tumbuh menyiraminya dengan siraman petunjuk dan nasehat, sehingga menjadi suatu watak yang melekat dalam jiwa, kemudian buahnya berupa keutamaan, kebaikan, suka beramal demi kemanfaatan bangsa1

Sedangkan pendidikan menurut Ngalim Purwanto adalah segala usaha

orang dewasa dalam pergaulan anak-anak untuk memimpin perkembangan

jasmani dan ruhaninya kearah kedewasaan.2

Berbeda lagi dengan al Syaibani, yang mengatakan bahwa pendidikan

adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan

pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya.3

Berdasarkan 3 pengertian pendidikan di atas, jelaslah bahwa pendidikan

yang diterapkan di pesantren juga ada kesamaan dengan prinsip pengertian

pendidikan yang telah dijelaskan di atas. Namum demikian, pesantren adalah

lembaga yang bisa dikatakan merupakan wujud proses wajar perkembangan

1 Muhammad Musthafa al Ghulayani, Idhatun Nashihin, (Beirut: al Maktabah al Ahliyah,

1949), h. 185. 2 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja

Rosdakarnya, 2003),cet. ke-12., h. 11. 3 Omar Muhammad al Thoumy al Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1979), h. 399.

Page 28: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

14

sistem pendidikan nasional. Menurut Nurcholis Madjid, dari segi historis

pesantren tidak hanya identik dengan makna keislaman, tetapi juga

mengandung makna keaslian Indonesia (indegenous). Sebab, lembaga yang

serupa pesantren ini sebenarnya sudah ada sejak pada masa kekuasaan Hindu-

Budha.4 Lebih lanjut beliau menjelaskan:

Seandainya negeri kita ini tidak mengalami penjajahan, mungkin pertumbuhan sistem pendidikannya akan mengikuti jalur-jalur yang ditempuh pesantren-pesantren itu. Sehingga perguruan-perguruan tinggi yang ada sekarang ini tidak akan berupa UI, ITB, UGM, UNDIP ataupun yang lain, tetapi mungkin namanya ”Universitas” Tremas, Krapyak, Tebuireng, Bangkalan, Lasem, dan seterusnya. Kemungkinan ini bisa kita tarik setelah melihat dan membandingkan secara kasar dengan pertumbuhan sistem pendidikan di negeri-negeri Barat sendiri, dimana hampir semua universitas terkenal cikal-bakalnya adalah perguruan yang semula berorientasi keagamaan. Mungkin juga, seandainya kita tidak pernah dijajah, pesantren-pesantren itu tidaklah begitu terpencil di daerah pedesaan seperti kebanyakan pesantren sekarang ini, melainkan akan berada di kota-kota pusat kekuasaan atau ekonomi, atau sekurang-kurangnya tidak terlalu jauh dari sana, sebagaimana hal nya sekolah-sekolah keagamaan di Barat yang kemudian tumbuh menjadi universitas-universitas tersebut.5

Adapun definisi pondok pesantren sendiri terdapat berbagai variasinya,

antara lain pondok pesantren didefinisikan sebagai lembaga keagamaan yang

memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan

menyebarkan ilmu agama Islam.6

Secara harfiah, kata pondok berasal dari bahasa Arab “funduq” yang

berarti “Hotel atau Asrama”.7 Pesantren sendiri pun menurut pengertian

dasarnya adalah tempat belajar para santri, sedangkan pondok berarti rumah

atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu.

4 Sehigga Islam tinggal meneruskan dan mengislamkan lembaga pendidikan yang sudah

ada. Tentunya ini tidak berarti mengecilkan peranan Islam dalam memelopori pendidikan di Indonesia. Lihat: Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren; Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1997), h. 3.

5 Ibid, h. 4. 6 M. Ridwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, Pondok Pesantren di

Tengah Arus Perubahan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h. 80 7 Ahmad Syafi’i Noer, Pesantren: Asal-usul dan Pertumbuhan Kelembagaan, dalam

buku “ Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Indonesia, karya Abuddin Nata (ed), (Jakarta: PT. Grasindo, 2001), h. 89

Page 29: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

15

Prof. Dr. H. M. Ridlwan Nasir, MA., mengatakan bahwa pondok

pesantren adalah gabungan dari pondok dan pesantren. Istilah pondok,

mungkin berasal dari kata funduk, dari bahasa Arab yang berarti rumah

penginapan atau hotel. Akan tetapi di dalam pesantren Indonesia, khususnya

Pulau Jawa, lebih mirip dengan pemondokan dalam lingkungan padepokan,

yaitu perumahan sederhana yang dipetak-petak dalam bentuk kamar-kamar

yang merupakan asrama bagi santri. Sedangkan istilah pesantren secara

etimologi asalnya pe-santri-an yang berarti tempat santri. Santri atau murid

mempelajari agama dari seorang Kyai atau Syaikh di pondok pesantren.

Pondok pesantren adalah lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan

dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama dan

Islam.8

Sedangkan menurut Zamakhsyari Dhofier, bahwa pesantren berasal dari

kata santri, yang dengan awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat

tinggal para santri. Lebih lanjut beliau mengutip dari pendapat Profesor Johns

dalam ”Islam in South Asia”, bahwa istilah santri berasal dari bahasa Tamil,

yang berarti guru ngaji. Sedang menurut C.C Berg, bahwa istilah santri berasal

dari istilah shastri yang dalam bahasa india berarti orang yang tahu buku-buku

suci agama Hindu. Kata Shastri berasal dari akar kata shastra yang berarti

buku-buku suci, buku-buku agama atau buku-buku tentang ilmu pengetahuan.9

Pondok pesantren bukan saja merupakan sub culture yang unik dan

penting untuk diteliti lebih dalam, tetapi juga suatu lembaga pendidikan yang

yang mampu bertahan dan terus berkembang hingga saat ini, namun juga

paling sedikit diketahui umum atau paling kurang memperoleh perhatian

pemerintah atau kalangan pendidik. Sejarah pendidikan Nasional lebih

mengenal Ki Hajar Dewantara dengan Taman Siswanya, atau KH. Ahmad

8 Lebih lanjut diterangkan: pondok pesantren adalah salah satu bentuk lembaga

pendidikan dan keagamaan yang ada di Indonesia. Secara lahiriyah, pesantren pada umumnya merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Disinilah para santri tinggal selama beberapa tahun belajar langsung dari kyai dalam hal ilmu agama. Meskipun dewasa ini pondok pesantren telah tumbuh dan berkembang secara bervariasi.

9 M. Ridlwan Nasir, op.cit., h. 82 atau lihat: Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve, 1994), h. 99.

Page 30: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

16

Dahlan dengan Muhammadiyah-nya, dan hampir tidak pernah mengungkapkan

pola pendidikan di pondok-pondok pesantren yang sudah berpuluh tahun ada di

tengah masyarakat pedesaan Indonesia. Padahal, jutaan penduduk desa telah

memasuki proses pendidikan melalui puluhan ribu pondok-pondok pesantren

yang tersebar di pulau Jawa, bahkan sejak jauh sebelum Gerakan Perjuangan

Nasional untuk kemerdekaan Indonesia.

Meskipun demikian, fungsi pendidikan pondok pesantren tidak tercerabut

dari akar kulturnya. Yaitu memiliki fungsi sebagai (1) lembaga pendidikan

yang melakukan transfer ilmu-ilmu agama (tafaqquh fi al diin) dan nilai-nilai

Islam (Islamic values), (2) Lembaga keagamaan yang melakukan kontrol sosial

(social control), dan (3) lembaga keagamaan yang melakukan rekayasa sosial

(social engineering).10

Dewasa ini pesantren telah memasuki era baru dengan munculnya

pesantren-pesantren modern, dimana berbagai keterampilan telah memasuki

pesantren, mata pelajaran yang dipelajari pun bukan hanya agama saja, tetapi

juga mencangkup pelajaran umum lainnya, seperti bahasa Inggris,

Matematikan, Sosiologi, Anthropologi, dan sebagainya.11

Adapun jika berbicara tentang tujuan pendidikan pesantren,

mengambil pendapat mastuhu, yaitu:

Menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat seperti rasul, yaitu menjadi pelayan masyarakat sebagaimana kepribadian Nabi Muhammad (mengikuti sunnah Nabi), mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan kejayaan umat Islam di tengah-tengah masyarakat (’Izzul Islam wal Muslimin), dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian Indonesia. Idealnya pengembangan kepribadian yang ingin dituju ialah kepribadian Muhsin,12 bukan sekedar muslim.13

10 Ibid, h. 6. 11 Tim Penyusun IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta:

Djambatan, 1992), h. 771. 12 Dalam nomenklatur Islam dikenal istilah-istilah: mukmin, muslim dan muhsin, yang

berbeda secara gradual. Mukmin: sekedar beriman kepada Allah dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, tetapi belum tentu mengamalkannya. Muslim: beriman, mengamalkan secara konsekuen dan selalu merasa dekat dengan Allah dan Rasulnya. Muhsin: memiliki perilaku yang lebih

Page 31: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

17

Apa yang telah dikemukakan oleh Mastuhu tentang tujuan pendidikan

pesantren tersebut diatas jika dikontekskan dengan konteks keIndonesiaan

(Tujuan Pendidikan Nasional) maka belum mencangkup secara keseluruhan,

artinya peran pesantren yang merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam

masih belum terasa jelas peranannya dalam pembangunan bangsa. Oleh karena

itu maka kita perlu melihat bagaimana tujuan pendidikan pesantren jika dalam

konteks tujuan pendidikan Nasional.

Mengacu kepada tuntutan makro serta mikro pendidikan Nasional

Indonesia, maka pendidikan pondok pesantren harus memadukan tujuan

pendidikan nasional dengan tujuan pendidikan pesantren agar menghasilkan

sosok santri yang memiliki beberapa kompetensi lulusan seperti yang

dikemukakan M.M Billah sebagaimana dikutip oleh Pupuh Faturrahman yaitu

menciptakan sosok santri yang memiliki:

1. Religious Skillfull People, yaitu insan yang akan menjadi tenaga-tenaga

terampil, ikhlas, cerdas mandiri, tetapi sekaligus mempunyai iman yang

teguh, dan utuh sehingga religius dalam sikap dan perilaku, yang akan

mengisi kebutuhan tenaga kerja di dalam berbagai sektor pembangunan.

2. Religious Community Leader, yaitu insan Indonesia yang ikhlas, cerdas dan

mandiri dan akan menjadi penggerak yang dinamis di dalam transformasi

sosial budaya (madani) dan sekaligus menjadi benteng terhadap ekses

negatif pembangunan dan mampu membawakan aspirasi masyarakat, dan

melakukan pengendalian sosial (social control).

3. Religious Intelectual, yang mempunyai integritas kukuh serta cakap

melakukan analisa ilmiah dan concern terhadap masalah-masalah sosial.

Dalam dimensi sosialnya, pondok pesantren dapat menempatkan posisinya

pada lembaga kegiatan pembelajaran masyarakat yang berfungsi

menyampaikan teknologi baru yang cocok buat masyarakat sekitar dan

mendalam dari pada muslim. Pengabdiaannya kepada Tuhan dilakukan semata-mata karena rasa cinta kepadanya, tanpa ada rasa kepentingan dan takut, dan rasa cinta itu sudah mendarah daging merupakan bagian dari biological menchanism. Lihat: Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan: Suatu Kajian Tentang Unsur-Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), h. 54.

13 Ibid, h. 55-56.

Page 32: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

18

memberikan pelayanan sosial dan keagamaan, sekaligus pula memfungsikan

sebagai laboratorium sosial, dimana pondok pesantren melakukan

eksperimentasi pengembangan masyarakat, sehingga tercipta keterpaduan

hubungan antara pondok pesantren dengan masyarakat secara baik dan

harmonis, saling menguntungkan dan saling mengisi.14

Akhirnya tujuan pendidikan pondok pesantren dapat didefinisikan

kepada; memelihara dan mengembangkan fitrah peserta didik (santri) untuk

taat dan patuh kepada Allah SWT, mempersiapkannya agar memiliki

kepribadian muslim, membekali mereka dengan berbagai ilmu pengetahuan

untuk mencapai hidup yang sempurna, menjadi anggota masyarakat yang

baik dan bahagia lahir dan batin, dunia dan akherat.

Model pendidikan pesantren berbasis akhlak plus wirausaha adalah

model pendidikan pesantren yang berupaya untuk mencapai tujuan

pendidikan diatas. Model pendidikan pesantren yang tidak menutup dari

perkembangan zaman (globalisasi), yang mana pada zaman sekarang ini,

manusia dituntut untuk memiliki keterampilan tertentu jika mau bersaing

dan bertahan dalam kehidupannya.

Model dan implementasi pendidikan pesantren ini lain dari model

pendidikan pesantren pada umumnya, yang mana model pendidikan di

Pesantren ini tujuannya adalah menghasilkan sosok santri yang mampu :

1. Memiliki Kebeningan Hati (Qolbum Salim)

2. Mandiri dan Bertanggungjawab

3. Berjiwa Kepemimpinan (Leadership)

4. Bermental Wirausaha (Entreperneurship)

5. Mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari

Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutlah suatu program pendidikan

sebagai usaha dalam membentuk generasi muda yang berakhlakul karimah

dan mempunyai kemampuan berwirausaha. Karena dalam mengahadapi

derasnya laju kemajuan, baik itu kemajuan teknologi, ekonomi, dan bisnis,

14 Pupuh Faturrahman, Pengembangan Pondok Pesantren: Analisis Terhadap

Keunggulan Sistem Pendidikan Terpadu, Lektur Seri XVI/ 202, h. 322-323.

Page 33: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

19

tentu dibutuhkan suatu keahlian yang praktis dalam menghadapinya. Model

pendidikan ini diharapkan mampu menumbuhkan jiwa entrepreneur bagi

seorang Muslim, sehingga ia mampu hidup tanpa tergantung pada orang lain.

Minimal ia dapat hidup mandiri dan tidak menjadi beban siapapun dan

kehadirannya akan menjadi manfaat bagi umat, demi tegaknya syiar Islam

yang kokoh, baik itu akhlaknya, pondasi iman yang kuat, dan yang tidak kalah

penting, yaitu kekuatan dibidang ekonomi dan kemandirian yang nyata.15

B. Unsur dan Karakteristik Pendidikan Pesantren Berbasis Akhlak Plus

Wirausaha

Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai sejarah

panjang dan unik. Secara historis, termasuk pendidikan Islam yang paling

awal dan masih bertahan sampai sekarang. Berbeda dengan lembaga

pendidikan yang muncul kemudian, pesantren telah sangat berjasa mencetak

kader-kader ulama, dan kemudian berperan aktif dalam penyebaran agama

Islam dan transfer ilmu pengetahuan. Namun dalam perkembangannya,

pesantren telah mengalami transformasi yang memungkinkannya kehilangan

identitas jika nilai-nilai tradisionalnya tidak dilestarikan.16

Unsur-unsur yang melekat pada lembaga pendidikan pesantren

menurut Zamaksyari Dofier ada 5, yaitu kiai, pondok, masjid, santri,dan

pengajaran kitab-kitab klasik. Namun, berdasarkan kenyataannya, sekarang

unsur-unsur pokok lembaga pendidikan pesantren tidak hanya terdapat lima

unsur an sich, dapat ditemukan di lembaga pendidikan pesantren sekarang

yaitu kyai, pondok, masjid, santri, pengajaran ilmu-ilmu agama,

madrasah,/pengajian, lembaga ekonomi, perpustakaan, tempat keterampilan

(pendidikan vokasional). Yang mana penambahan dan pengurangan unsur-

15 Tim MQ Publishing, Welcome To Daarut Tauhiid: Berwisata Rohani, Melapangkan

Hati (Bandung: MQ Publishing, 2003), h. 52-53. 16 Abudin Nata, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-Lembaga

Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT. Grasindo, 2001), h.101...

Page 34: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

20

unsur pesantren ini menunjukkan tentang tipologi dan modernisasi sebuah

pesantren. 17

Dewasa ini, banyak sekali ditemukan pendidikan pesantren yang

mempunyai spesifikasinya masing-masing. Asep muhyiddin18 dalam semiloka

perencanaan strategi yayasan Daarut Tauhiid yang bertajuk ”Dialektika

Pesantren, Perubahan Zaman dan Transformasi Sosial” membagi pendidikan

pesantren menjadi 5 tipologi yaitu; yang pertama, pesantren salafi, dengan ciri

khas kitab-kitab klasik, metode yang digunakan masih tradisional (wetonan,

sorogan, halaqah dan hafalan) yang mana pesantren model ini berfungsi

sebagai lembaga pendidikan yang mentransmisi ilmu-ilmu Islam, pemelihara

tradisi-tradisi Islam, dan pencetak para ulama. Yang kedua, Pesantren Khalafi,

yaitu pesantren yang terbuka dan modern. Pesantren yang tidak hanya

mengajarkan kitab-kitab klasik saja tetapi juga pelajaran umum. Pesantren

yang berbasis kebahasaan, vokasional, madrasah atau sekolah dengan ijazah

formal. Yang ketiga, pesantren campuran; yaitu kombinasi antara kedua unsur

tadi. Yang keempat, Pesantren konsentrasi ilmu-ilmu agama; Pesantren al

Qur’an, Pesantren Tahfidz, Pesantren Hadist, Pesantren Fiqh, Pesantren

Bahasa dan lain-lain. Yang kelima, pesantren berbasis pengembangan usaha;

Pesantren Pertanian, Pesantren Keterampilan, Pesantren agrobisnis, Pesantren

Kelautan dan lain-lain. Dan yang keenam, Pesantren berbasis budaya.19

Adapun Prof. Dr. Haidar Putra Daulay, dalam bukunya ”Pendidikan

Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional Indonesia”, membagi pola

pendidikan pesantren menjadi 5 pola berdasarkan karakteristiknya yaitu:

a. Pola I

Pesantren pola I yang dimaksud dalam tulisan ini adalah pesantren

yang masih terikat kuat dengan sistem pendidikan Islam sebelum zaman

pembaruan pendidikan Islam di Indonesia. Ciri-ciri pola I adalah pertama,

pengkajian kitab-kitab klasik semata-mata. Kedua, memakai metode sorogan,

17 Asep Muhyiddin, “Dialektika Pesantren, Perubahan Zaman dan Transformasi Sosial”

dalam semiloko perencanaan strategi Yayasan Daarut Tauhiid Bandung. 18 Dekan Fakultas Dakwah Komunikasi UIN Bandung 19 Asep Muhyiddin, op.cit.

Page 35: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

21

wetonan, dan hafalan dalam berlangsungnya proses belajar mengajar. Ketiga,

tidak memakai sistem klasikal, pengetahuan seseorang diukur dari sejumlah

kitab-kitab yang telah dipelajarinya dan kepada ulama mana ia berguru.

Keempat, tujuan pendidikan adalah untuk meninggikan moral, melatih, dan

mempertinggi semangat menghargai nilai-nilai spiritual, dan kemanusiaan,

mengajarkan sikap dan tingkah laku yang jujur dan bermoral, serta

menyiapkan para santri untuk hidup dan bersih hati.

Sebagian dari pesantren pola I ini ada yang lebih mengkhususkan diri

kepada satu bidang tertentu, misalnya keahlian Fiqh, Hadits, Bahasa Arab,

Tasawuf, ataupun lainnya. Oleh karena itulah sering seorang santri pindah dari

satu pesantren ke pesantren lainnya yang menjadi pola spesifik pesantren yang

dituju.20

b. Pola II

Pesantren pola II adalah merupakan pengembangan daari pesantren

pola I. Kalau pola I inti pelajaran adalah pengkajian kitab-kitab klasik dengan

menggunakan metode sorogan, wetonan, dan hafalan, sedangkan pada

pesantren pola II ini l ebih luas dari pada itu. Pada pesantren pola II, inti

pelajaran tetap menggunakan kitab-kitab klasik yang diajukan dalam

berbentuk klasikal dan non klasikal. Disamping itu, diajarakan ekstra

kurikuler seperti keterampilan dan praktik keorganisasian.

Pada bentuk klasikal, tingkat pendidikan dibagi kepada jenjang

pendidikan dasar (ibtidaiyyah) 6 tahun, jenjang pendidikan atas (tsanawiyah) 3

tahun, dan jenjang pendidikan atas (aliyah) 3 tahun. Diluar waktu pengajaran

klasikal di pesantren pola II ini diprogramkan pula sistem non klasikal, yakni

membaca kitab-kitab klasik dengan metode sorogean atau wetonan. Pimpinan

pesantren telah mengatur jadwal pengkajian tersebut lengkap dengan waktu,

kitab yang akan dibaca dan ustadz yang akan mengajarkannya. Para santri

bebas memilih kitab apa yang diikutinya untuk dibaca.21

20 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional Indonesia,

(Jakarta: Kencana, 2004), h. 28 21 Ibid, h. 29.

Page 36: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

22

Selain dari materi pelajaran ilmu agama lewat kitab-kitab klasik, di

pesantren ini juga diajarkan sedikit pengetahuan umum, keterampilan, latihan

berorganisasi, olahraga, dan lain-lain.

c. Pola III

Pesantren pola III adalah pesantren yang didalamnya program

keilmuan telah diupayakan menyeimbangkan antara ilmu agama dan umum.

Ditanamkan sikap positif terhadap kedua jenis ilmu itu kepada santri. Selain

dari itu dapat digolongkan kepada ciri pesantren pola III ini adalah penanaman

berbagai aspek pendidikan, seperti kemasyarakatan, keterampilan, kesenian,

kejasmanian, kepramukaan dan sebagian dari pesantren pola III telah

melaksanakan program pengembangan masyarakat.22

Struktur kurikulum yang dipakai pada pesantren pola III ini ada yang

mendasarkannya kepada struktur madrasah negeri dengan memodifikasi mata

pelajaran agama, dan ada pula yang memakai kurikulum yang dibuat oleh

pondok sendiri. Pengajaran ilmu-ilmu agama pada pesantren pola III ini tidak

mesti bersumber dari kitab-kitab klasik.

d. Pola IV

Pesantren pola IV, adalah pesantren yang mengutamakan pengajaran

ilmu-ilmu keterampilan disamping ilmu-ilmu agama sebagai mata pelajaran

pokok. Pesantren ini mendidik para santrinya untuk memahami dan dapat

melaksanakan berbagai keterampilan guna dijadikan bekal hidupnya. Dengan

demikian kegiatan pendidikannya meliputi kegiatan kelas, praktik di

laboraturim, bengkel, kebun/ lapangan.23

e. Pola V

Pesantren pola V, adalah pesantren yang mengasuh beraneka ragam

lembaga pendidikan yang tergolong formal dan non formal. Pesantren ini juga

dapat dikatakan sebagai pesantren yang lebih lengkap dari pesantren yang

telah disebutkan diatas. Kelengkapannya itu ditinjau dari segi

keanerakagaman bentuk pendidikan yang dikelolanya.

22 Ibid, h. 29. 23 Ibid, h. 30.

Page 37: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

23

Di pesantren ini ditemukan madrasah, sekolah, perguruan tinggi,

pengkajian kitab-kitab klasik, majelis taklim, dan pendidikan keterampilan.

Pengajian kitab-kitab klasik di pesantren ini dijadikan sebagai materi yang

wajib diikuti oleh seluruh santri yang mengikuti pelajaran di madrasah,

sekolah dan perguruan tinggi. Sementara itu ada santri yang secara khusus

mengikuti pengajian kitab-kitab klasik saja.24

Berdasarkan karakteristik diatas pendidikan pesantren berbasis akhlak

plus wirausaha menurut tipologi asep muyiddin adalah salah satu model

pendidikan pesantren yang berbasis pengembangan usaha, dan merupakan

pola pendidikan pesantren menurut Prof. Dr. Haidar Putra Dualaydengan

karakteristik model pendidikan pesantren pola IV, ciri-ciri lainnya ialah lebih

menekankan akhlak dan keterampilan wirausaha kepada santri-santrinya

disamping juga mengajarkan ilmu-ilmu agama (seperti fiqh ibadah,

muamalah, dan sebagainya) masa pendidikannya yang cukup singkat, metode

pembelajaran yang sarat fasilitas dan teknologi modern, lebih menekankan

pada kemampuan vokasional tetapi tetap dalam bingkai akhlak dan

manajemen qolbu adalah ciri utama model pendidikan ini, dengan materi

kurikulum yang telah disesuaikan.25

Pada dasarnya, pesantren hanya mengajarkan ilmu dengan sumber

kajian atau mata pelajarannya kitab-kitab yang ditulis atau berbahasa Arab.

Sumber-sumber tersebut mencakup Al Qur’an, beserta tajwid dan tafsirnya,

aqaid dan ilmu kalam, fiqh dan ushul fiqh, al hadits dan mushthalahah al

hadits, bahasa Arab dengan seperangkat ilmu alatnya, seperti nahwu, sharaf,

bayan, ma’ani, badi’ dan ’arudh, tarikh, manthiq dan tasawuf. Sumber-

sumber kajian ini biasa disebut sebagai ”kitab-kitab kuning”.26

Adapun sistem pendidikan yang digunakan untuk pengajaran kitab-

kitab kuning adalah dengan menggunakan metode sorogan, bandongan,

hafalan dan halaqah.

24 Ibid., h. 30. 25 Asep Muhyiddin, loc.cit. 26 M. Sulthon Masyhud, dan Moh. Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta:

Diva Pustaka, 2003), h. 89.

Page 38: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

24

Istilah sorogan berasal dari kata sorog (jawa) yang berarti

menyodorkan. Sebab setiap santri secara bergilir menyodorkan kitabnya

dihadapan kyai atau badal (pembantunya).

Dalam bentuknya yang asli, cara belajar pada pondok pesantren dilukiskan

oleh H. Aboebakar Aceh sebagaimana dikutip oleh M. Ridwan Nasir

mengatakan;

Guru atau kyai biasanya duduk di atas sepotong sajadah atau sepotong kulit kambing atau kulit biri-biri, dengan sebuah atau dua buah bantal dan beberapa jilid kitab disampingnya yang diperlukan, sedang murid-muridnya duduk mengelilinginya, ada yang bersimpul, ada yang bertopang dagu, bahkan ada yang sampai bertelungkup setengah berbaring, sesuka-sukanya mendengar sambil melihat lembaran kitab-kitab dibacakan gurunya. Sepotong pensil murid-muridnya itu minuliskan catatan-catatan dalam kitabnya mengenai arti atau keterangan yang lain. Sesudah guru membaca kitab-kitab Arab yang gundul tidak berbaris itu, menterjemahkan dan memberikan keterangan yang perlu, maka dipersilahkan salah seorang murid membaca kembali matan, lafadz yang sudah diterangkannya itu. Dengan demikianmurid-murid itu terlatih dalam pempinan gurunya tidak saja dalam mengartikan naskah-naskah Arab itu, tetapi juga dalam membaca bahasa Arab itu dengan mempergunakan pengetahuan ilmu bahasanya atau Nahwu. Demikian ini dilakukan bergilir-gilir dari pagi sampai petang, yang diikuti oleh murid-murid yang berkepentingan sampai kitab ini tamat dibacanya.27

Adapun metode bandongan adalah sistem pengajaran secara

kolektif yang diajarkan secara kolektif yang dilaksanakan di pesantren,

dimana seorang santri mendatangi seorang kyai/ ustadz yang membaca,

menerjemahkan, menerangkan, dan sekaligus mengulas kitab Islam

tertentu yang berbahasa Arab. Setiap santri menyimak dan memperhatikan

kitabnya masing-masing dan membuat catatan-catatan (baik arti maupun

keterangan) tentang kata-kata atau buah pikiran yang sulit. Kelompok dari

27 H. M. Ridlwan Nasir, op.cit., h. 112.

Page 39: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

25

sistem bandongan ini disebut halaqah, yang berarti sekelompok santri yang

belajar dibawah bimbingan seorang kyai/ ustadz.”28

Dalam sistem bandongan biasanya seorang kyai/ ustadz

menggunakan bahasa daerah setempat dan langsung menterjemahkan

kalimat demi kalimat dari kitab yang dipelajarinya.29

Sedangkan metode halaqah artinya diskusi untuk memahami isi

kitab, bukan untuk mempercayakan kemungkinan benar salahnya apa-apa

yang diajarkan oleh kitab, tetapi untuk memahami apa maksud yang

diajarkan oleh kitab. Santri yakin bahwa kiai tidak akan mengajarkan hal-

hal yang salah, dan mereka juga yakin bahwa isi kitab yang dipelajari

adalah benar.30

Ketiga metode pengajaran tersebut biasanya diberlakukan hampir

di seluruh pesantren tradisional yang ada di Indonesia. Namun selain dari

ketiga metode tersebut, sekarang banyak dijumpai pesantren-pesantren

(pesantren khalaf) yang memakai metode pengajaran yang modern

didukung pula dengan media pembelajaran yang modern.

C. Ahklak sebagai Jiwa Wirausaha

Akhlak berasal dari Bahasa Arab, jama’ dari kata “khuluqun yang berarti

budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat”. Kata tersebut memiliki

persesuain dengan kata “khalqun berarti kejadian serta erat hubungannya

dengan khaliq yang berarti pencipta.31

Akhlak menurut al-Ghazali adalah gerakan dalam jiwa yang suci

bersumber pada perbuatan yang memberikan kemudahan tanpa membutuhkan

pemikiran. Jika perbuatan yang bersumber darinya baik maka dinamakan

28 Ismail SM, “Signifikasi Peran Pesantren dalam Pengembangan Masyarakat Madani”

dalam Ismail SM dan Abdul Mukti, Pendidikan Islam, Demokratisasi dan Masyarakat Madani, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), h. 200.

29 Mastuhu, op.cit., h. 61 30 Ibid, h. 61 31 Hamzah Ya’qub, Etika Islam Pembinaan Akhlakul Karimah, (Bandung:

Diponegoro,1996), h. 11

Page 40: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

26

akhlak baik. Apabila perbuatan tersebut bersumber pada perbuatan jelek maka

dinamakan akhlak buruk.32

Akhlak menurut Daud Ali adalah “keadaan yang melekat pada jiwa

manusia yang melahirkan perbuatan mungkin baik mungkin buruk”.33

Ibnu Qudamah menyebutkan dalam kitab Mukhtashar Minhaj al-Qashidin.

Sebagaimana dikutip oleh Farid bahwa “Akhlak merupakan ungkapan tentang

kondisi jiwa yang bisa menghasilkan perbuatan tanpa membutuhkan pemikiran

dan pertimbangan.34

Dari beberapa definisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa Akhlak merupakan

keadaan yang melekat pada jiwa manusia tanpa melalui pemikiran dan

pertimbangan yang melahirkan perbuatan baik maupun buruk. Dapat dikatakan

sebagai percerminan akhlak apabila dilakukan berulang-ulang dan timbul

dengan sendirinya tanpa dipikirkan terlebih dahulu karena telah menjadi suatu

kebiasaan.35

Jenis-jenis akhlak dibagi menjadi beberapa bagian, yang pertama, akhlak

terhadap Allah,36 yang kedua, akhlak terhadap sesama,37 yang ketiga akhlak

kepada diri sendiri38 dan yang keempat, akhlak kepada alam.39

Tentang wirausaha, di dalam banyak literatur, antara istilah wiraswasta

dengan wirausaha sering berganti tempat, alias artinya dianggap sama.

Memang ada sebagian ahli membedakan pengertian kedua istilah tersebut,

32 Abu Hamid al Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, juz VII-IX, (Beirut: Daarul Fikr,1980), h. 96.

maksud dari tanpa membutuhkan pikiran yaitu segala gerakan anggota badan adalah buah yang terguris di dalam hati, segala amal perbuatan adalah hasil budi pekerti. Lih: Ismail Ya'kub, Ihya al Ghazali, Jilid 3, (Semarang: CV.Faizan, 1978), Cet. 2, h. 608.

33 Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), h. 345

34 Farid bin Gasim Anuz, Bengkel Akhlak, (Jakarta: Darul Falah, 2002), h. 16 35 Muhammad Daud Ali, op.cit., h. 348. 36 Meliputi: mengimani dengan baik dan benar, membenarkan segala firmannya, mentaati

perintah dan menjauhi larangannya, mencintainya, senantiasa mengingatnya, senantiasa memujinya, mengesakannya, mensyukuri nikmatnya dan bertawakal padanya.

37 Meliputi: mengikuti jejak rasul, menghormati keberadaan rasul, menghormati para ulama, mentaati ulil amri.

38 Meliputi: menjaga mata, telinga, lisan, hati, kemaluan (farji), tangan, dan kaki 39 Meliputi: menyayangi binatang, menyayangi tumbuh-tumbuhan dan lain-lain

Page 41: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

27

Tetapi pembedaan itu tidaklah terlalu signifikan. Kamus Besar Bahasa

Indonesia juga tidak membedakan arti kedua istilah tersebut.40

Adapun wirausaha dalam bahasa Indonesia merupakan gabungan dari

kata wira dan usaha, wira diartikan gagah, berani, perkasa. Sedangkan usaha

diartikan sebagai bisnis, sehingga istilah wirausaha dapat diartikan sebagai

orang yang berani atau perkasa dalam usaha/ bisnis.41

Istilah wiraswasta berasal dari dua kata, yakni ‘wira’ dan ‘swasta’.

Wira memiliki arti berani, utama, atau perkasa. Sedangkan swasta ternyata

juga berasal dari dua kata, yakni ‘swa’ dan ‘sta’. Swa artinya sendiri, dan sta,

berarti berdiri. Jadi, swasta bisa dimaknai berdiri di atas kekuatan sendiri.

Disini yang perlu diperjelas adalah makna ‘kekuatan sendiri’. Makna dari

‘kekuatan sendiri’ bukanlah kegiatan usaha yang dilaksanakan secara

sendirian, melainkan lebih mengacu kepada sikap mental yang tidak

bergantung pada orang lain. Dalam memecahkan masalah-masalah yang

dihadapi, ia lebih mengandalkan pada kekuatan sendiri daripada minta

bantuan orang lain. Jadi, pengertian ‘menggunakan kekuatan sendiri’ bisa

dikenakan pada usaha sendiri maupun bekerja sebagai karyawan.42

Istilah wirausaha atau wiraswasta juga merupakan terjemahan dari kata

entrepreneur. Entrepreneur sendiri berasal dari bahasa Perancis yang

kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan arti between taker

atau go-between. Contoh yang sering digunakan untuk menggambarkan

pengertian ‘go-between’ atau ‘perantara’ ini adalah pada saat Marcopolo yang

mencoba merintis jalur pelayaran dagang ke timur jauh. Untuk melakukan

perjalanan dagang tersebut, Marcopolo tidak menjual barangnya sendiri. Dia

hanya membawa barang seorang pengusaha melalui penandatanganan kontrak.

Dia setuju menandatangani kontrak untuk menjual barang dari pengusaha

40 "Pengertian wirausaha dan Wiraswasta", http://www. E-dukasi.net/mapok/mp.full.php?id=183, tanggal akses 17 Oktober 2009.

41 Arman Hakim Nasution, Bustanul Arifin Nur dan Mohk. Suef, Entrepreneurship Membangun Spirit Teknopreneurship, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007), h. 2.

42 Ibid, h. 3

Page 42: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

28

tersebut. Dalam kontrak ini dinyatakan bahwa si pengusaha memberi

pinjaman dagang kepada Marcopolo. Dari penjualan barang tersebut,

Marcopolo mendapat bagian 25%, termasuk asuransi. Sedangkan pengusaha

memperoleh keuntungan lebih dari 75%. Segala macam resiko dari

perdagangan tersebut ditanggung oleh pedagang, dalam hal ini Marcopolo.43

Jadi, pada masa itu wiraswasta digambarkan sebagai usaha, dalam hal

contoh ini perdagangan, yang menggunakan modal orang lain, dan

memperoleh bagian (yang lebih kecil daripada pemilik modal) dari usaha

tersebut. Di sini, segala resiko usaha tersebut menjadi tanggungan

wiraswastawan. Pemilik modal tidak menanggung resiko apapun.

Sekitar abad lima belas, pengertian entrepreneur mengalami

pergeseran. Saat itu istilah entrepreneur dipakai untuk melukiskan seseorang

yang memimpin proyek produksi. Berbeda dengan zamannya Marcopolo,

orang ini tidak menanggung resiko apapun. Tetapi ia bertanggungjawab

menyediakan sumber-sumber yang diperlukan. Entrepreneur pada masa ini

berbentuk klerikal, yakni orang yang bertanggungjawab dalam pekerjaan

arsitek, seperti untuk pekerjaan bangunan istana.

Jika kita ikuti perkembangan makna pengertian entrepreneur, memang

mengalami perubahan-perubahan. Namun, sampai saat ini, pendapat Joseph

Schumpeter pada tahun 1912 masih diikuti banyak kalangan, karena lebih

luas. Menurut Schumpeter, seorang entrepreneur tidak selalu seorang

pedagang (businessman) atau seorang manager, ia adalah orang yang unik

yang berpembawaan pengambil resiko dan yang memperkenalkan produk-

produk inovatif dan tekhnologi baru ke dalam perekonomian.44

Pandangan tentang entrepreneur tidak selalu seorang pedagang atau

seorang manager, mendapat dukungan dari beberapa ahli, dalam buku yang

43 "Pengertian wirausaha dan Wiraswasta" , http://www. E-dukasi.net/mapok/mp.full.php?id=183, tanggal akses 17 Oktober 2009.

44"Pengertian wirausaha dan Wiraswasta", http://www. E-dukasi.net/mapok/mp.full.php?id=183, tanggal akses 17 Oktober 2009.

Page 43: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

29

berjudul entrepreneurship spirit teknopreneurship karya Arman Hakim

Nasution dkk, dijelaskan bahwa entrepreuneur bukanlah sekedar pedagang,

namun bermakna jauh lebih dalam, yaitu berkenaan dengan mental manusia,

rasa percaya diri, efisiensi waktu, kreativitas, ketabahan, keuletan,

kesungguhan dan moralitas dalam menjalankan usaha mandiri. Tujuan

akhirnya adalah untuk mempersiapkan setiap individu maupun masyarakat

agar dapat hidup layak sebagai manusia.45

Adapun K.H Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) juga mengatakan

“Wirausaha tidak identik dengan bisnis, melainkan keterampilan mengolah

potensi yang ada sehingga dapat bermanfaat bagi orang banyak, dalilnya

khairunnas anfauhum linnas.”46

Berbeda dengan zaman dulu, orang senang kalau menjadi karyawan

dan pegawai (ambtenar). Tapi seiring dengan perkembangan pengetahuan dan

wawasan masyarakat, mereka sudah mulai menyadari keuntungan menjadi

entrepreneur. Ditambah lagi dengan banyaknya bermunculan pengusaha baru

yang sukses dengan usahanya, ini semakin memotivasi masyarakat untuk

menjadi entrepreneur.47

Seorang entrepreneur atau wirausahawan dalam menjalankan sesuatu

selalu dengan pertimbangan yang matang dan tidak asal-asalan, itulah yang

membedakan entrepreneur sejati dengan entrepreneur asal jadi. Sehingga

dapat diketahui ciri-ciri seorang entrepreneur sejati ialah ia memiliki jiwa

wirausaha. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

a. Percaya Diri

Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan

seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan. Dalam praktik, sikap

45 Arman Hakim Nasution, Bustanul Arifin Nur dan Mohk. Suef, Entrepreneurship Membangun Spirit Teknopreneurship, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007), h. 3.

46 Hasil Wawancara dengan Aa Gym, tanggal 1 Nov 2009 47 Yopi Hendra, Modul Motivasi Wirausaha, Santri Mukim APW Angkatan 12,

Disampaikan pada materi wirausaha santri APW 12, tanggal 14 Oktober 2009, h. 1.

Page 44: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

30

dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai,

melakukan dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi.

Oleh sebab itu kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimis,

individualitas, dan ketidaktergantungan. Seseorang yang memiliki

kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya

untuk mencapai keberhasilan.48

b. Berorientasi pada tugas dan hasil

Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah

orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi

pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai

dorongan kuat, energik, dan berinisiatif. Berinisiatif artinya selalu ingin

mencari dan memulai. Untuk memulai diperlukan niat dan tekad yang

kuat, serta karsa yang besar. Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses

berikutnya akan menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan semakin

berkembang.49

c. Keberanian mengambil resiko

Kemauan dan kemampuan untuk mengambil resiko merupakan

salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau

mengambil resiko akan sukar memulai atau berinisiatif.50

Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang

lebih menantang untuk mencapai kesuksesan. Dengan demikian,

keberanian untuk menanggung resiko yang menjadi nilai kewirausahaan

adalah pengambilan resiko yang penuh dengan perhitungan dan realistik.

Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan

tugas-tugasnya secara realistik. Artinya, wirausaha menyukai tantangan

yang sukar namun dapat dicapai. Wirausaha menghindari situasi resiko

yang rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi resiko yang

tinggi karena ingin berhasil.

48 Adrianto, Modul Mental Wirausaha Santri Mukim APW Angkatan 12, Disampaikan

pada kegiatan santri APW angkatan 12 di Aula Daarul Hidayah, Bandung, Jawa Barat. 49 Ibid. 50 Ibid

Page 45: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

31

d. Kepemimpinan

Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat

kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda

lebih dulu dan lebih menonjol. Dengan menggunakan kemampuan

kreativitas dan keinovasian, ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa

yang dihasilkannya dengan lebih cepat, lebih dulu dan segera berada di

pasar.51

e. Berorientasi ke masa depan

Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang

memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena ia memiliki

pandangan yang jauh ke masa depan, maka selalu berusaha untuk berkarsa

dan berkarya. Kuncinya pada kemampuan untuk menciptkan sesuatu yang

baru dan berbeda dengan yang sudah ada sekarang. Meskipun dengan

resiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang dan

tantangan demi pembaharuan masa depan. Pandangan yang jauh ke depan,

membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah

ada sekarang. Oleh sebab itu, ia selalu mempersiapkannya dengan mencari

suatu peluang.52

f. Kreatif inovatif

Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru (thinking new things)

dan keinovasian adalah melakukan sesuatu yang baru (doing new things).

Kreatifitas diartikan sebagai kemampuan mengembangkan ide-ide baru

dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan

mencari peluang.53

Keinovasian diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan

kreatifitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang

untuk mempertinggi dan meningkatkan taraf hidup. Oleh karena itu

kewirausahaan adalah “thinking and doing new things or old thinks in new

51 Ibid. 52 Ibid. 53 Ibid.

Page 46: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

32

ways” Kewirausahaan adalah berpikir dan bertindak dengan sesuatu yang

baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru.54

Jiwa wirausaha yang kuat dan sempurna harus dibingkai dengan

akhlak yang mulia, sehingga orientasi orang mempunyai jiwa ini bukan hanya

mencari keuntungan dunia, namun juga keuntungan akheratnya.

Akhlak sebagai jiwa wirausaha adalah unsur yang paling penting untuk

mencapai keuntungan dunia dan akherat. Sehingga dengan akhlak ini nantinya

akan didapati seorang yang punya rasa percaya diri dan yakin untuk mencapai

keberhasilan, tetapi tidak membuatnya diatas langit (sombong) dan tetap

bertawakal kepada Allah. Akan pula didapati seseorang yang memiliki jiwa

wirausaha yang berorientasi pada tugas dan hasil, namun ketika hasilnya tidak

sesuai dengan yang dia inginkan, dia tidak akan stress, karena akhlak

mengajarinya berprasangka baik kepada Allah.55 Ketika mempunyai jiwa

berani dalam mengambil resiko, ia akan berani jika resiko yang dia ambil

tidak melanggar aturan Allah, jika ia kreatif dan inovatif ia akan

menggunakaan kekreatifan dan keinovatifannya sebagai jalan untuk

mendekatkan diri pada Allah dan jika ia mempunyai jiwa berorientasi pada

masa depan, maka ia akan berorientasi bagaimana masa depannya bisa banyak

berguna bagi mahluk-mahluk Allah. Intinya orang yang menjadikan akhlak

sebagai jiwa wirausaha akan selalu berusaha untuk selalu mengedepankan

akhlak dalam segala usahanya.

Akhlak dalam membangun jiwa wirausaha terdapat beberapa jenis,

seperti yang telah disinggung pada uraian sebelumnya, yang pertama akhlak

kepada Allah; bentuk perbuatan yang termasuk akhlak terhadap Allah tentulah

sangat kompleks, sekompleks apa yang diajarkan dalam al-Qur’an dan Hadits,

karena dari keduanyalah akhlak kepada-Nya itu bersumber. Namun demikian

untuk memudahkan pemahaman kita, bentuk perbuatan yang termasuk akhlak

54 Ibid. 55 Kahar Mashur, op.cit., h. 30.

Page 47: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

33

kepada Allah itu dikelompokkan dalam pokok-pokok yang lebih sederhana,

meliputi;

1. Mengimani dengan baik dan benar

Adapun cara yang harus ditempuh agar dapat mengenali-Nya

dengan baik dan benar, tidak lain adalah dengan cara membaca ayat-ayat-

Nya. Oleh karena itu, bersama dengan niat untuk berakhlak kepada Allah

juga harus dibarengi dengan peningkatan terhadap pengenalan Allah.

Sehingga manusia lebih pandai memposisikan diri di hadapan-Nya dan

lebih berakhlakul karimah kepada-Nya.56

2. Membenarkan segala firman-Nya

Dengan membenarkan segala yang difirmankan oleh Allah, berarti

kita telah mempersiapkan diri kita menjadi manusia yang hidup secara

benar. Hidup meniti kebenaran yang diajarkan oleh Allah berarti kita telah

memposisikan diri sebagai penghamba-Nya. Itulah wujud akhlakul karimah

kepada Allah.57

3. Mentaati perintah dan menjauhi segala larangan-Nya

Ketaatan dalam mejalankan segala perintah dan segala larangan Allah

bukanlah ketaatan yang berlaku secara temporal, melainkan berlaku secara

konstan selama hayat masih dikandung badan.58

4. Mencintai-Nya

Berbahagialah orang yang telah mampu mencintai Allah dengan

sebenar-benarnya cinta. Karena dengan modal cinta itu manusia akan

mempersembahkan hidupnya hanya karena cintanya kepada Allah.59

5. Senantiasa mengingat-Nya

Mengingat Allah dengan dzikir sebanyak-banyaknya mengisyaratkan

agar setiap saat kita senantiasa mengingatnya selama akal kita dalam

56 M. Nipan Abdul Halim, Menghias Diri dengan Ahklak Terpuji, (Yogyakarta: Mitra

Pustaka, 200), h. 45. 57 Ibid, h.

58 Said Hawa, Mensucikan Jiwa, (Robbani Press,1998), h. 360. 59 Ibid, h. 335.

Page 48: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

34

keadaan sadar, kita hendaknya terus menerus mengingatnya kapan saja dan

dimana saja.60

Berkata Zakariya: "Berilah aku suatu tanda (bahwa isteriku telah mengandung)". Allah berfirman: "Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari".” (Ali Imron: 41)61

6. Senantiasa memuji-Nya

Memuji Allah adalah suatu keharusan bagi setiap hamba-Nya yang

baik. Dan Perwujudan hamba yang baik adalah hamba yang berakhlakul

karimah kepada-Nya. Maka seorang hamba yang berakhlakul karimah

kepada-Nya niscaya gemar memuji-Nya.62

7. Meng-Esakan-Nya

Salah satu pokok akhlakul karimah kepada Allah yang harus kita

tegakkan adalah meng-Esakan Allah. Mengakui ke-Maha Esaan-Nya dan

mengaktualisasikan pengakuan itu dalam kehidupan sehari-hari.63

8. Berprasangka Baik Kepada Allah

60 Kahar Mashur, Membina Moral dan Ahklak, (Jakarta: Kalam Mulia, 1987), h. 44. 61 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir al Qur’an, al Qur’an dan

Terjemahannya, (Jakarta: Indah Press, 1994). Dalam tafsir Ibnu Katsir diterangkan: nabi Zakaria diperintahkan untuk banyak berdzikir, bertakbir dan bertasbih di waktu senja dan pagi, Lihat: Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 2, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2005), edisi revisi, h. 63.

62 Hasan Basri, Keluarga Sakinah: Tinjauan Psikologi dan Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), h. 114.

63 M. Nipan Abdul Halim, op.cit., h. 58.

Page 49: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

35

Manusia tidak luput dari kebiasaan berprasangka terhadap segala hal

yang dihadapinya. Prasangka baik terhadap sesuatu dan prasangka yang

tidak baik akan berkembang menjadi perasaan benci. Sehingga tidak jarang

kita menyukai atau membenci sesuatu hanya berdasarkan prasangka belaka

tanpa terlebih dahulu meneliti hal yang sebenarnya.64

9. Mensyukuri Nikmat-Nya

Bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan

adalah suatu bentuk akhlakul karimah yang harus ditegakkan dalam rangka

mengabdikan diri secara total kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah :

☺ ⌧

Maka makanlah yang halal lagi baik dari rizki yang yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat-nikmat Allah, jika kalian benar-benar menghambakan diri secara total kepada-Nya.” (QS. an-Nahl:114)65

10. Tawakal Kepada-Nya

Tawakal kepada Allah berarti berserah diri kepada-Nya.

Yang kedua, akhlak terhadap sesama; akhlak kepada sesama pada

dasarnya bertolak pada keluhuran budi dalam menempakan diri kita dan

menempatkan diri orang lain pada posisi yang tepat. Ia merupakan refleksi

dari totalitas kita dalam menghambakan diri kepada Allah sehingga akhlak

yang terhadap sesama manusia semata-mata didasari oleh akhlak yang kita

persembahkan kepada-Nya. Adapun bentuk akhlak terhadap sesama adalah:

64 Kahar Mashur, op.cit., h. 30. 65 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir al Qur’an, al Qur’an dan

Terjemahannya, (Jakarta: Indah Press, 1994). Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Allah swt menyuruh hamba-hambanya yang mukmin agar memakan makanan dari rezeki yang halal yang diberikan Allah kepadanya dan bersyukur kepadanya sebagai pemberi nikmat dan pemberi rezeki yang Maha Esa dan tiada bersekutu. Lih: Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 4, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2005), edisi revisi, h. 650.

Page 50: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

36

1. Mengikuti jejak Rasulullah

Mengikuti jejak Rasuullah berarti menempatkan kedudukan beliau

sebagai manusia pilihan Allah, membenarkan kerasulannya, membenarkan

risalah yang dibawanya, mentaati segala perintahnya dan menjauhi

larangannya.66

2. Menghormati keberadaan para Nabi dan rasul

Kita harus mengimani para Nabi dan Rasul sebelum Rasululllah tanpa

membeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya, artinya mereka Semua

adalah sama manusia pilihan Allah dan sama-sama mengajarkan risalah

tauhid Allah Swt.67

3. Menghormati para ulama

Peran ulama sangatlah besar bagi sekalian umat Islam. Berkat jasa

merekalah ajaran Islam terus lestari hingga kita dan pada masa-masa

mendatang. Tanpa jasa mereka, niscaya al-Qur’an dan al-Hadits tidak akan

kita ketahui, maka hormatilah para ulama.68

4. Berbakti kepada orang tua

Salah satu pokok akhlak kepada sesama manusia adalah berbakti

kepada kedua orang tua.69 Hal ini diperintahkan secara langsung oleh

Allah dalam surat al-Isra’ ayat 23;

⌧ ☺

☺ ⌧ ⌧ ☺

☺ ☺ ☺

66 Hamzah Ya’qub, Etika Islam, (Bandung: Diponegoro, 1996), h. 145. 67 M. Nipan Abdul Halim, op.cit., h. 95. 68 Kahar Mashur, op.cit., h. 294. 69 Ibid, h. 168.

Page 51: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

37

Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS. al-Isra’: 23)70

5. Mentaati ulil amri

Kata ulil amri menurut bahasa berarti orang yang mengurus urusan

kita, orang yang berkewajiban memimpin kita atau pihak yang

berkewajiban memerintah kita. Termasuk didalamnya pemerintah,

pemimpin, imam, guru, pengurus organisasi dan suami.71

Yang ketiga, akhlak pada diri sendiri; pada prinsipnya akhlak

kepada diri sendiri merupakan kontrol diri yang harus dilakukan demi

keselamatan diri sendiri baik berupa perintah atau kewajiban yang erat

hubungannya dengan individu maupun larangan yang harus dihindari.

Seseorang yang melanggar perintah Allah dengan melakukan kemaksiatan

dengan cara mempergunakan anggota badan, berarti dia mendzalimi diri

sendiri dan itu akan berdampak negatif bagi dirinya.

Maka peliharalah seluruh anggota badanmu dari kemaksiatan

tersebut. Adapun anggota badan tersebut ialah:

1. Mata

Melihat hal-hal yang diharamkan oleh agama merupakan cobaan

yang sangat besar dan sangat berbahaya bagi keberagamaan kita,

merupakan sumber malapetaka. Melihat hal-hal tersebut merupakan

indikasi keinginan gejolak nafsu birahi. Memandang barang haram,

70 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir al Qur’an, al Qur’an dan

Terjemahannya, (Jakarta: Indah Press, 1994), h. 427. Dijelaskan bahwa kamu hendaklah berbuat baik dan hormat terhadap ke dua ibu bapakmu. Janganlah sekali-kali memperdengarkan kata yang kasar dan tidak sopan bahakan kata “ah” atau “uf”. Jangan membentak mereka, tetapi hendaklah mengucapkan kata-kata yang normal, sopan dan lemah lembut dihadapan mereka. Lih: Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 5, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2005), edisi revisi, h. 32.

71 M. Nipan Abdul Halim, op.cit., h. 105.

Page 52: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

38

lama-kelamaan akan menyebabkan munculnya anggapan bahwa hal itu

adalah biasa. Di samping itu, menimbulkan khayalan dan keinginan

dalam pikiran dan hati.72

Maka jagalah mata dari memandang empat macam

a. Memandang wanita yang bukan muhrim

b. Melihat gambar-gambar dan sejenisnya yang dapat menimbulkan

nafsu sahwat

c. Memandang sesama muslim dengan pandangan meremehkan, sinis,

penuh kebencian, dan kesombongan

d. Berusaha melihat serta mengetahui aib orang lain maupun cacatnya

karena bertujuan mencela serta menghinanya.73

Rasulullah Saw bersabda:

ما رأيت شيئا أشبه با للمم مما قال :عن ابن عا بس قال ..زنا العني النظر: ....يه وسلمأبوهريرة عن النيب صلي اهللا عل

)رواه البخاري( Diceritakan dari Ibnu Abbas, ia berkata : saya tidak ragu (saya tidak melihat adanya ketidakjelasan) tentang dosa kecil, seperti yang telah dikatakan oleh Abu Hurairah dari Nabi Muhammad Saw bersabda : … Zinanya mata adalah memandang (hal yang diharamkan)… (HR. Bukhari).74

2. Telinga

Sesungguhnya diciptakan telinga oleh Allah Swt untuk

mendengarkan ayat Allah, sunnah Rasulullah juga sebagai alat

pendengaran menuntut ilmu.75 Apabila digunakan untuk mendengarkan

hal-hal yang buruk, maka apa yang berguna menjadi bahaya sehingga

72 Abdul Aziz al Ghazali, Menahan Pandangan Menjaga Hati, terj. Abdul Hayyie al

Kattani, (Jakarta: Gema Insani, 2003), h. 98. 73 Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizibah al

Bukhari, al Ja’fi, Shohih Bukhari, Juz VII, (Beirut Libanon: Daarul Kitab al Ilmiah, 1992), h. 168. 74 Abdul Aziz al Ghazuli, Menahan Pandangan Menjaga Hati, terj. Abdul Hayyie al

Kattani, (Jakarta: Gema Insani, 2003), h. 54. 75 Ibid, h. 88

Page 53: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

39

penyebab keberuntungan berubah menjadi penyebab kebinasaan dan

sebagai puncak kerugian.76

3. Lisan

Lisan diciptakan untuk memperbanyak dzikrullah, membaca kitab-

Nya dan memberi petunjuk kepada makhluk-Nya agar tat kepada-

Nya.77 Secara khusus, lisan merupakan proyektor hati. Setiap kata yang

terucap akan membahas di dalam hati dan akan tergores di dalam benak

dengan demikian hatipun akhirnya berkecenderungan melakukan

penyimpangan. Demikian pula bila lisan mengobral kata yang tidak

berguna, maka hatipun menjadi pekat dan akhirnya mematikan hati.78

4. Hati

Menundukkan pandangan adalah jalan untuk menjaga hati, karena

hati awalnya bebas dari penyakit tapi kemudian pancaindera

mengotorinya dengan masukan-masukan yang diberikan. Pandangan

mata adalah perangkat yang memasukkan data-data penglihatan ke

dalam hati dan mengukir gambar-gambar dilihatnya ke dalam dan hati

menjadi sibuk memikirkannya.79

Gambaran yang terlintas dalam hati adalah lebih sukar dilepas, itu

merupakan permulaan dari kebaikan atau kejahatan. Karena dari itulah

munculnya kehendak, angan-angan dan kemajuan yang keras. Orang

yang dikuasai oleh bayangan dalam hati dan pikiran, hawa nafsunya

akan mendominasi hingga mudah terjerat dalam kemaksiatan dam

kekejian lebih-lebih bila bayangan itu terlintas secara berulang-ulang

dalam hati hingga akhirnya menjadi angan yang batil.80

Rasulullah Saw bersabda:

76 Muhammad Nawawi al Jawi, Maraqil Ubudiyah, (Semarang: Toha Putra, t.th), h. 63. 77 Ibid, h. 208. 78 Imam al Ghazali, Teosofi al Qur’an, Terj. Lukman Hakim, (Surabaya: Risalah Gusti,

1996), h. 123. 79 Abdul Aziz al Ghazuli, Menahan Pandangan Menjaga Hati, terj. Abdul Hayyie al

Kattani, (Jakarta: Gema Insani, 2003), h. 44. 80 Ibnu Qayyim al Jauzi, Terapi Penyakit Hati, terj. Salim Bazemool, (Solo: Pustaka

Mantiq, 1995), h. 273.

Page 54: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

40

مسعت رسول اهللا: مسعت النعمان بن بشري يقول: عن عامرقال إن يف اجلسد مضـغة إذا صـلحت :.......صلي اهللا عليه يقول أالوهي القلب, وإذ فسدت فسد اجلسد كله, صلح اجلسد كله

ــاري( )رواه البخـــــــــــــــــ Diceritakan dari Amir, dia berkata : bahwa saya mendengar dari Nu’man bin Basyir yang mengatakan bahwa : saya mendengar dari Rasulullah Saw telah bersabda : …Di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya, sedangkan jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu adalah hati. (HR. Bukhari).81

5. Kemaluan (farji)

Peliharalah farji (kemaluan)mu dari segla perbuatan yang

diharamkan oleh Allah SWT seperti zina, liwath, lesbian, mengeluarkan

mani dengan tangan (onani), menggauli istri di waktu haidh dan

bersetubuh dengan hewan.82

Allah SWT berfirman:

☺ ⌧

Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. (QS. Al-Mu’minun : 5-6)83

81 Abdul Aziz al Ghazuli, op.cit., h.35 82 Abdullah bin Husain bin Thahir bin Muhammad bin Hasyim, Sulam at Taufiq,

(Surabaya: al Hidayah, t.th), h. 76. 83 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir al Qur’an, al Qur’an dan

Terjemahannya, (Jakarta: Indah Press, 1994), h. 526.

Page 55: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

41

Tidaklah anda berhasil menjaga farjimu, melainkan terlebih dahulu

harus menjaga mata dari memandang hal-hal yang menimbulkan

naiknya nafsu syahwat. Menjaga hati dari memikirkan hal-hal yang

merangsang. Hal yang demikian mudah menimbulkan nafsu syahwat

dan membuat farjimu mengikuti kemauanmu.84

6. Tangan

Peliharalah kedua tanganmu dari memukuli tanpa alasan dan

menerima harta haram serta janganlah mempergunakannya untuk

menyakiti makhluk Allah SWT, menganggu seseorang atau

menghianati amanat dan menuliskan sesuatu yang tidak boleh

diucapkan, karena pena adalah salah satu dari kedua lesan. Maka

jagalah pena dari apa yang tidak boleh diucapkan.

7. Kaki

Adapun langkah perbuatan, maka setiap manusia harus menjaga

agar tidak melangkahkan kakinya kecuali kepada hal-hal yang

membawa pahala. Kalau dalam perhitungan langkah-langkahnya tidak

membawa pahala, maka duduk lebih baik daripada berjalan bolehlah

melangkahkan kaki untuk perbuatan yang mubah dalam rangka

mendekatkan diri kepada Allah. Bila manusia salah menentukan

langkah kakinya maka akan mengakibatkan keburukan.85 Seperti firman

Allah :

Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orangorang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang

84 Muhammad Nawawi al Jawi, op.cit., h. 285. 85 Ibnu Qayyim al Jauzi, op.cit., h. 285.

Page 56: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

42

jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan katakata yang baik. (QS. Al-Furqan : 63)86

Dari penjelasan tentang akhlak terhadap diri sendiri yang

menekankan pada pengendalian diri yang harus dilaksanakan demi

keselamatan diri dengan menjaga anggota tubuh yang dimungkinkan

dapat melakukan perbuatan baik maupun buruk. Maka dapat peneliti

jelaskan bahwa dalam diri manusia dianugerahi Allah jasmani dan

rohani sebagai alat untuk mengabdi kepada Allah serta berbuat

kebaikan. Jika anggota tubuh itu dipergunakan sebagaimana mestinya

dengan tidak melakukan sesuatu yang tidak berguna serta dapat

memilahnya berarti perbuatan tersebut cerminan akhlak baik. Tetapi

jika anggota tubuh itu dipergunakan kepada perbuatan yang tidak

berguna tanpa alasan yang positif serta cenderung dikuasai oleh nafsu

yang menjurus kepada maksiat berarti perbuatan tersebut merupakan

perilaku yang tidak baik dan cerminan akhlak buruk.

Yang keempat, akhlak terhadap alam; manusia tidak lepas dari

alam, maka hendaknya manusia berbuat baik terhadap alam. Adapun

bentuk Akhlak terhadap alam adalah :

1. Menyayangi binatang

Sebagian dari binatang merupakan karunia Allah yang boleh kita

makan dagingnya, tetapi kita harus menyembelihnya terlebih dahulu.

Jangan sampai kita menghambat kematiannya atau menyiksanya sedikit

86 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir al Qur’an, al Qur’an dan

Terjemahannya, (Jakarta: Indah Press, 1994), h. 568. Ayat-ayat ini melukiskan sifat-sifat dan cara hidup yang hendaknya dimiliki oleh hamba-hamba Allah yang mukmin yang akan memperoleh derajat dan martabat tinggi di sisi Allah. Mereka itu disifatkan oleh Allah bahwa mereka berjalan diatas bumi dengan rendah hati, jauh dari sifat sombong atau mengesankan seakan-akan memandang rendah terhadap sesamanya, dan jika dalam perjalanan, mereka diganggu oleh orang-orang yang jahil dengan kata-kata atau perbuatan-perbuatan yang tidak berkenan dalam hati mereka, maka mereka tidak akan membalas tindakan itu dengan tindakan serupa, tetapi bahkan kan membalasnya dengan kata-kata yang sedap dan manis serta perbuatan yang mendidik dan membimbing. Lih: Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 6, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2005), edisi revisi, h. 32.

Page 57: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

43

demi sedikit. Berbuatlah sesuatu yang membuat binatang itu senang.87

Firman Allah dalam surat al-An’am ayat 38;

Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burungburung yang terbang dengan kedua sayapnya melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpun. (QS. al-An’am: 38)88

2. Menyayangi tumbuh-tumbuhan

Tumbuhan yang menghijau di muka bumi ini sungguh memberikan

kemanfaatan yang besar bagi kehidupan manusia. Sebagian dari buah-

buahannya memberikan manfaat untuk kita makan, kayunya

memberikan manfaat untuk kita jadikan aneka macam bangunan dan

kita jadikan sebagian obat-obatan dari daun dan akar-akarnya. Semua

itu wajib kita pelihara dan kita syukuri.

Lalu muncul Pertanyaan, bagaimana menumbuhkan mental atau jiwa

wirausaha? Ada dua pendapat para ahli mengenai tumbuhnya jiwa wirausaha

dalam diri seseorang. Pendapat yang pertama mengatakan bahwa jiwa

wirausaha muncul dan tumbuh dari faktor keturunan, artinya kalau orang

87 Hamzah Ya’qub, op.cit., h. 17. 88 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir al Qur’an, op.cit., h. 192. Dalam ayat

ini Allah menyatakan bahwa semua mahluk yang melata diatas tanah atau terbang di udara, mereka semuanya merupakan umat yang sama dengan manusia dalam hajat kebutuhannya kepada rahmat karunia Allah dan jaminannya, dan Allah tidak melalaikan sesuatu pun dalam al kitab mengenai rezeki dan pemeliharaannya atau mencakup segala hajat kebutuhannya. Dan kesemuanya mahluk Allah itu akan dibangkitkan untuk dihadapkan kepada Allah untuk menerima dan merasakan keadilannya. Lih: Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2005).

Page 58: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

44

tuanya pengusaha maka anaknya pun akan memiliki bakat menjadi seorang

pengusaha. Pendapat yang kedua, bahwa jiwa wirausaha dapat

ditumbuhkembangkan dengan pendidikan dan pelatihan yang

berkesinambungan. Terlepas dari kedua pandangan tersebut, bagaimana

menumbuhkan jiwa wirausaha, penulis mengambil pendapat andrianto dalam

modul mental wirausaha santri APW angkatan ke 12 dijelaskan bahwa jiwa

wirausaha dapat ditumbuhkan melalui beberapa cara, yaitu:

a. Melalui Komitmen Pribadi

Jiwa wirausaha ditandai dengan adanya komitmen pribadi untuk dapat

mandiri, mencapai sesuatu yang diinginkan, menghindari ketergantungan

pada orang lain, agar lebih produktif dan untuk memaksimalkan potensi

diri

Anda dapat memprogram ulang diri anda untuk sukses melalui

deklarasi tertulis, bahwa pikiran perasaan, ucapan dan tindakan anda akan

selalu diperbaiki kearah yang lebih baik (buat 1 deklarasi setiap hari

selama 1 bulan).89

b. Melalui Lingkungan dan Pergaulan yang Kondusif

Dorongan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dapat berasal dari

lingkungan pergaulan teman, keluarga, sahabat, karena mereka dapat

berdiskusi tentang ide wirausaha, masalah yang dihadapi dan cara-cara

mengatasinya. Sehingga mempunyai semangat, kemampuan dan pikiran

untuk menaklukan cara berfikir lamban dan malas.

c. Melalui pendidikan dan pelatihan

Keberanian untuk membentuk jiwa wirausaha juga didorong oleh

guru atau dosen di sekolah atau lembaga pelatihan. Mereka memberikan

mata pelajaran kewirausahaan yang praktis dan menarik sehingga

membangkitkan minat siswa untuk berwirausaha.

d. Melalui/ karena keadaan terpaksa

89 Adrianto, Modul Mental Wirausaha Santri Mukim APW Angkatan 12, Disampaikan

pada kegiatan santri APW angkatan 12 di Aula Daarul Hidayah, Bandung, Jawa Barat.

Page 59: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

45

Banyak orang yang sukses karena dipaksa oleh keadaan. Mungkin

pada awalnya tujuannya hanya untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi

karena usahanya yang keras, tidak gampang menyerah dan berputus asa,

sehingga akhirnya menjadi wirausaha yang sukses.90

Nabi Muhammad Saw adalah seorang wirausahawan yang sangat ulet,

jujur, amanah, terpercaya dan professional. Bahkan kredibilitas dan intregitas

pribadinya sebagai usahawan mendapati pengakuan bukan hanya kaum

muslimin sendiri, namun orang Yahudi dan Nasrani, hal itu dikarenakan

beliau memenejemen usahanya dengan professional.91

Sebagai agama yang menekankan dengan kuat tentang pentingnya

pemberdayaan umat, maka islam memandang bahwa berwirausaha merupakan

bagian integral dari ajaran Islam. Terdapat sejumlah ayat dan hadist yang

menjelaskan pentingnya aktifitas berusaha itu, diantaranya;

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah di muka bumi. Dan carilah karunia Allah” (QS. Al Jumuah: 10).92

Sedemikian strategisnya kedudukan kewirausahaan dan perdagangan

dalam Islam, hingga teologi Islam itu dapat disebut sebagai “commercial

90 Ibid. 91"Menciptakan Wirausahawan Islami",

http://www. Moslemyouth.multiply.com/journal/item/29, tanggal akses 20 Oktober 2009. 92 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir al Qur’an, al Qur’an dan

Terjemahannya, (Jakarta: Indah Press, 1994). Ayat ini menganjurkan sesudah shalat (jum’at) untuk berkeliaran diatas bumi untuk mencari rezeki karunia Allah, tetapi pada akhir ayat mengingatkan supaya banyak berdzikir, dan jangan sampai perlombaan mencari rezeki dunia ini menghalangi dzikrullah, sebab dzikrullah itulah terletak keuntungan dan kejayaan, kebahagiaan yang besar. Lih: Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 8, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2005), edisi revisi, h. 138.

Page 60: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

46

theology” (teologi perdagangan). Hal tersebut dapat dilihat dalam kenyataan

bahwa hubungan timbal balik antara Tuhan dan manusia bersifat perdagangan,

karena Allah adalah “Saudagar Sempurna. Ia (Alllah) memasukkan seluruh

alam semesta dalam pembukuan-Nya. Segala diperhitungkan, tiap amalan

dihitung, ia telah membuat sebuah pembukuan, neraca-neraca, dan tuntunan-

Nya telah menjadi arahan mutlak bagi pebisnis yang jujur. Pengembangan

kewirausahaan akan memberikan kontribusi yang besar bagi perluasan

lapangan kerja dan meminimalisir pengangguran, meningkatkan kekuatan

ekonomi Negara dalam sektor riil. Telah terbukti dalam sejarah perjalanan

bangsa kita, bahwa UKM hingga marketing yang berlandaskan syariah pun

yang paling tahan menghadapi goncangan yang bersifat multidimensional dan

dengan semakin banyaknya wirausahawan, termasuk wirausahawan muslim,

akan semakin banyak keteladanan dalam masyarakat, karena para usahawan

yang sebenarnya memiliki pribadi yang unggul, berani independent dan hidup

memberdayakan orang.93

93 Ibid, h. 2.

Page 61: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

47

Page 62: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

47

BAB III

PELAKSANAAN MODEL PENDIDIKAN PESANTREN BERBASIS

AKHLAK PLUS WIRAUSAHA DI PESANTREN DAARUT TAUHIID

BANDUNG

A. Profil Pesantren Daarut Tauhiid

Sebagai sebuah pesantren, Daarut Tauhid memang terbilang masih muda.

Tapi atas karunia Allah, Daarut Tauhiid berkembang begitu pesat. Daarut

Tauhiid diharapkan dapat menjadi tempat bagi setiap orang untuk

meningkatkan keyakinan kepada Allah Swt, Inilah dasar filosofis pemilihan

nama Daarut Tauhiid.1

Dengan Allah sebagai tujuan hidup, pesantren Daarut Tauhiid mencoba

mengembangkan sistem pesantren alternatif, pesantren yang tidak sekedar

bericirikan asrama santri, pesantren yang menekankan pada perubahan diri

dan pesantren yang berusaha membangun tata nilai yang aplikatif.

Dengan visi ahli dzikir2, ahli fikir3 dan ahli ikhtiar4, pesantren Daarut

Tauhiid mencoba untuk menggabungkan ketiga potensi ini untuk menjadikan

Daarut Tauhiid menjadi pesantren yang diridhoi Allah, sebagai pusat keilmuan

dan selalu berkarya dengan diiringi sikap amar ma’ruf nahi mungkar. Visi

tersebut hendak diwujudkan dengan beberapa misi, yang pertama, menjadikan

konsep manajemen qalbu sebagai konsep perubahan sikap, penyejuk hati,

penggelora semangat; pendidikan dan pelatihan serta pembinaan, kedua,

1 Tim MQ Publishing, Welcome To Daarut Tauhiid: Berwisata Rohani, Melapangkan

Hati (Bandung: MQ Publishing, 2003), h. 14. 2 AHLI DZIKIR : Menjadikan Allah sebagai tumpuan kerinduan, harapan, pertolongan

dan tujuan dalam beramal shaleh, sehingga apapun yang terjadi tidak akan mengurangi keyakinan dan selalu ridha pada ketentuan-Nya.

3 AHLI FIKIR Mengoptimalkan kemampuan berfikir, bertafakur dan bertadabbur dalam menggali

hakekat kebenaran, mengungkap hikmah yang tersembunyi, potensi diri dan lingkungan sehingga diharapkan muncul sikap yang arif, efektif dan tepat dalam mengatasi berbagai tantangan dan masalah

4 AHLI IKHTIAR Mengoptimalkan daya upaya dan ikhtiar yang diridhoi Allah, sehingga diharapkan akan muncul manusia-manusia unggul yang selalu berkarya dengan diiringi sikap amar ma’ruf nahi mungkar

Page 63: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

48

mengarahkan aktifitas organisasi menuju pesantren kota; lingkungan barokah,

Bandung bermartabat, Ketiga, Memajukan perekonomian Daarut Tauhiid

dengan menumbuhkankembangkan jiwa entrepreneurship, produk dan jasa,

Keempat, mencetak SDM yang siap berkarya dengan etos kerja yang optimal;

menjadi pusat pendidikan dan pelatihan serta pembinaan.

Pesantren Daarut Tauhiid mempunyai konsep pesantren dengan miniatur

realita kehidupan. Pesantren Daarut Tauhiid lebih menekankan aktivitasnya

untuk mewujudkan ajaran Islam yang membumi, yang tidak sekedar bahasa

teori, namum justru lebih ditekankan pada bukti dan karya nyata, dimana

manfaatnya langsung dapat dirasakan umat. Dengan ini diharapakan

keindahan ajaran Islam, manajemen Islami, profesionalisme Islami dan solusi

Islami atas aneka permasalahan aktual umat dalam kehidupan nyata bisa

langsung dlihat, dirasakan dan dikaji bersama.

Disamping menjalankan program-program kepesantrenan, Daarut Tauhiid

juga dirancang sarat dengan aktivitas pendidikan, pelatihan, manajemen diri,

seni budaya, perekonomian hingga teknologi. Bidang perekonomian bahkan

mendapatkan perhatian tersendiri, karena dari sisi inilah antara lain yang

menopang perkembangan Daarut Tauhiid selama ini.

Menjadi pesantren virtual yang tidak memiliki batas dengan masyarakat

sekitarnya juga merupakan konsep masa depan Daarut Tauhiid. Pesantren

berupaya menjadi bengkel akhlak bagi generasi muda, menjadi motivator

umat, bank SDM dan pensinergi aneka kemampuan umat melalui program-

program kegiatan yang dilaksanakan lewat media TV, radio, media cetak, dan

pengajian-pengajian.

Sejarah pesantren Daarut Tauhiid (DT) berawal pada tahun 1987. Ketika

seorang pemuda bernama Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) merintis usaha

wiraswasta dalam wadah KMIW (Kelompok Mahasiswa Islam Wiraswasta)

yang dengan sebagian hasil usahanya digunakan untuk menopang kegiatan

pengajian rutin yang dipimpimnya.

Setelah selanjutnya menyadari akan keterbatasan pengetahuan, akhirnya

Aa Gym memutuskan untuk menambah ilmu khususnya ilmu agama Islam di

Page 64: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

49

berbagai pesantren diantaranya K.H. Djunaedi di Garut dan K.H. Khoer

Affandi di Tasikmalaya. Diawali dengan perjuangan yang cukup berat,

Alhamdulillah Aa Gym dengan ketekunan sedikit demi sedikit hasilnya dapat

dinilai.

Sejak tahun 1989, wirausaha yang dirintis Aa Gym ini semakin hari

semakin berkembang seiring dengan semakin banyaknya jama’ah yang dating

ke pengajian rutin asuhannya, sehingga tempat yang ada yaitu di rumah Aa

Gym sendirir tidak memungkinkan lagi. Untuk memfasilitasinya, maka pada

tanggal 04 September 19990 berdirilah secara resmi Yayasan Daarut Tauhid

(DT) yang beralamat di Jalan Gegerkalong Girang No. 38 Bandung.

Saat-saat penuh tantangan bagi DT dalam merintis da’wah adalah ketika

menempati lokasi baru tersebut. Lokasi baru ini semula adalah sebuah rumah

kontrakan sederhana dengan 20 kamar yang sebelumnya dipakai sebagai

tempat ponsokan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Bandung.

Bagai musafir kehausan di tengah padang, hari demi hari pengajian di lokasi

baru ini semakin banyak dihadiri khalayak yang rindu akan siraman penyejuk

qalbu.

Di tahun 1993 DT terus berupaya mengembangkan organisasinya dengan

melakukan pembebasan tanah dan bangunan yang diikuti dengan

pembangunan sebuah masjid permanen berlantai tiga. Masjid DT sering

disebut masjid seribu tangan, sebab dibangun secara gotong royong oleh

ribuan masyarakat sekitar dan jama’ah DT. Untuk menopang laju dan gerak

dakwah islamiyah di DT, tahun selanjutnya (1994) berdiri Koperasi Pondok

Pesantren (KOPONTREN DT).

Tahun 1995 Aa Gym dapat membebaskan tanah gedung pesantren atas

bantuan Bapak Palgunadi T. Setyawan dari Astra Mitra Ventura. Ketika itu Aa

Gym berkesempatan untuk memberikan ceramah di PT. Astra Mitra Ventura,

saat itu pula Pak Pal merasa tertarik untuk ikut andil dalam pengembangan

Pesantren Daarut Tauhiid.

Menjelang akhir 1997, sarana dakwah dan perekonomian menjadi semakin

lengkap denga didirikannya gedung KOPONTREN-DT berlantai empat persis

Page 65: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

50

diseberang masjid. Gedung yang cukup representatif ini dipergunakan untuk

kantor beberapa unit usaha.

Bersamaan dengan berkembangnya aktivitas perekonomian, aktivitas

pendidikan pun ikut aktif dengan berbagai programnya, diantaranya adalah

dengan dimulainya program Pendidikan Santri Beasiswa tahun 1995,

dibukanya lembaga Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PUSDIKLAT) DT pada

tanggal 7 Desember 1997. Diantara pragramnya adalah kerjasama pendidikan

dan pelatihan Manajemen Qalbu (MQ) untuk para eksekutif, staff dan

karyawan berbagai perusahaan swasta. Diantara perusahaan yang pernah

mengikuti pelatihan MQ ini adalah Bank Muamalat Indonesia Cabang

Bandung, PT Telkom Divre III Jabar, PT Telkom Corporate Office, PT Kereta

Api Indonesia (KAI), Bank Indonessia, Bank Bukopin, PLN Persero dan

perusahaan lainnya..

Berdasarkan data, perkembangan DT Bandung dapat digambarkan sebagai

berikut : luas tanah 22.202 M2 dan luas bangunan masjid 587.50 M2.5

Letak Geografis

Pesantren Daarut Tauhiid terletak di kawasan Gegerkalong Girang

Bandung Utara, Jawa Barat. Bila memasuki kota Kembang dari arah

Purwakarta, Subang, dan Lembang, akan melalui jalan setiabudi, tepat selepas

kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), berbeloklah ke kanan,

disitulah terletak jalan Gegerkalong Girang.6

Namun bila kota Bandung dijadikan patokan, maka tinggal memilih

jalur yang menuju kearah Lembang atau terminal Ledeng, jaraknya 7

kilometer kearah utara dari pusat kota. Sebelum melewati kawasan kampus

UPI berbeloklah ke kiri dan sekitar 500 meter setelah memasuki jalan

Gegerkalong Girang itulah atmosfir khas pesantren Daarut Tauhiid dapat

dirasakan. Letaknya cukup strategis karena berada diantara kawasan kota dan

5 Pesantren Daarut Tauhid, Buku Panduan Santi Mukim, (Bandung: Daarut Tauhiid,

2008) 6 Tim MQ Publishing, Welcome To Daarut Tauhiid: Berwisata Rohani, Melapangkan

Hati (Bandung: MQ Publishing, 2003), h. 4.

Page 66: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

51

pegunungan (jalan yang dilalui sebelum ke Lembang). Selain itu pesantren

Daarut Tauhiid adalah pesantren yang tidak menutup diri dari masyarakat,

keadaan pesantren langsung menyatu dengan rumah-rumah penduduk,

sehingga bagi orang yang baru pertama kali datang ke Daarut Tauhiid

mungkin akan sedikit bingung mencari mana letak pesantrennya.

Konsep Budaya Daarut Tauhiid

Selain konsep manajemen qolbu, Daarut Tauhiid mempunyai konsep

budaya, yang mana konsep ini merupakan format dakwah yang diciptakan Aa

gym agar para santri-santrinya lebih mudah menghafal dan menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari, konsep tersebut yaitu;

Rumus 7 T (Kiat Membentuk Pribadi Sukses)

1) Tenang

2) Terencana

Page 67: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

52

3) Terampil

4) Tertib

5) Tekun

6) Tegar

7) Tawadhu

Prinsip Kerjasama

1) Adil

2) Transparent

3) Saling menguntungkan

Rumus 5 S (Kiat Membentuk Pribadi Simpatik)

1) Senyum

2) Salam

3) Sapa

4) Sopan

5) Santun

Budaya Tertib Teratur

1) Pahami prosedur, aturan dan resiko sebelum berbuat

2) Adakan perencanaan yang matang

3) Tidak berbuat sebelum chek dan recheck

4) Untuk aman dan sukses, selalu lakukan sesuai prosedur dan aturan

5) Hindari pelanggaran sekecil apapun

Lima Kiat Praktis Mengatasi Persoalan Hidup

1) Siap

2) Ridho

3) Jangan mempersulit diri

4) Evaluasi diri

5) Hanya Allah satu-satunya penolong

Page 68: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

53

3 B+RS (Budaya Kepemilikan)

1) Barakah

2) Bersahaja

3) Bersih

4) Rapi

5) Serasi

3 S (Manajemen Konflik)

1) Semangat bersaudara

2) Semangat mencari solusi

3 A (Seni Bergaul dengan Bening Hati)

1) Aku aman bagimu

2) Aku menyenangkan bagimu

3) Aku bermanfaat bagimu

3 M untuk merubah diri

1) Mulai dari sendiri

2) Mulai dari hal yang kecil

3) Mulai saat ini

Lima Pantangan di DT (Daarut Tauhiid)

1) Pantang sia-sia

2) Pantang mengeluh

3) Pantang menjadi beban

4) Pantang berkhianat

5) Pantang kotor hati

Kredibilitas

1) Jujur artinya harus terbukti kejujurannya

2) Cakap/ professional

Page 69: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

54

3) Inovatif

4) Istiqomah

Lima Obat Penentram Jiwa

1) Cinta al Qur’an

2) Shalat Tahajud

3) Bergabung dengan orang-orang sholeh

4) Walaupun lapar tetapi tidak mengisi perut dengan makanan sampai

kenyang

5) Dzikir malam

5 M (Manajemen Produksi)

1) Mutu terjamin halah

2) Murah harganya

3) Mudah didapat (diperoleh)

4) Mutakhir (teknologi)

5) Multi manfaat dunia akherat

Konsep Untung

1) Bila jadi amal sholeh

2) Bila jadi ilmu

3) Bila bermanfaat

4) Bila menambah silaturahmi

5) Bila menguntungkan orang lain

Konsep Rapih (Bebaskomiba)

1) Berantakan rapikan

2) Basah keringkan

3) Kotor bersihkan

4) Miring luruskan

5) Bahaya amankan

TSP (Budaya Kebersihan)

Page 70: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

55

1) Tahan dari buang sampah sembarangan

2) Simpan sampah pada tempatnya

3) Pungut sampah, insya Allah sedekah

Dewasa

1) Diam aktif

2) Empati

3) Wara’

4) Amanah

5) Suri Tauladan

6) Adil

Rahasia Sosialisasi

1) Suri Tauladan

2) Media yang aman

3) Pendidikan yang unggul

4) Lingkungan yang kondusif

7 sasaran manajemen qalbu, meredam penyakit hati (TENGIL)

1) Takabur

2) Egois

3) Norak/ Pamer

4) Galak

5) Iri Dengki

6) Licik

7 B (Kiat Meraih Hidup Sukses)

1) Beribadah dengan benar dan istiqomah

2) Berakhlak baik

3) Belajar tiada henti

4) Bekerja keras, cerdas dan ikhlas

5) Bersahaja dalam hidup

6) Bantu sesama

Page 71: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

56

7) Bersihkan hati selalu

2 B 2 L

1. Bijak melihat kekurangan orang lain

2. Berani mengakui kelebihan orang lain

3. Lupakan kebaikan diri pada orang lain

4. Lihat kebaikan orang lain pada diri kita

6 Cinta (Peningkatan Ruhiah)

1) Cinta masjid

2) Cinta shalat

3) Cinta shaum

4) Cinta Qur’an

5) Cinta shadaqah

6) Cinta dzikir

5 ‘at (Ma’rifatullah)

1) Tekad yang kuat

2) Perbanyak tobat

3) Jauhi maksiat

4) Tingkatkan taat

5) Tebarkan manfaat

Program Unggulan

Sebagai pesantren yang mempunyai konsep sebagai miniatur realita

kehidupan, pusat aktivitas keislaman dan pesantren virtual. Daarut Tauhiid

mempunyai berbagai macam program unggulan diantaranya

1) Training Manajemen Qolbu (Daarut Tauhiid Training Center)

2) MQ untuk instansi/ perusahaan

3) MQ bunda

4) MQ umum

5) In House Training (Daarut Tauhiid Training Center)

6) Pesantren kilat (sanlat) Liburan Prestatif (Pusat pelatihan anak & remaja)

Page 72: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

57

7) Sanlat khas DT Super Camp (Pelatihan anak & remaja)

8) Santri Siap Guna (SSG), Santri Dauroh Qolbiyah, Dauroh Qur’aniyah,

Dauroh Akhir Tahun (lifeskill), Dauroh Ramadhan, Dirosah Islamiyah,

Program Akhlak plus Wirausaha (Pendidikan), Program Pesantren

Mahasiswa (PPM)

9) Dana Produktif Ummat dan Sosial (DPU)

10) Klinik Kesehatan (K-Pe Sehat) dan konsultasi

11) MQ on air (MQ FM 102.7 FM)

12) Pengajian rutin kamis malam dan ahad pagi (Dewan Kemakmuran Masjid)

13) Keluarga mahiswa Daarut Tauhiid (Gamada)

14) Majlis Ta’lim Manajemen Qolbu

15) Pelatihan Baby sitter (muslimah center)

16) Bazaar Pengajian (Persaudaraan Pengusaha Muslim)

17) Kelompok bimbingan haji (KBIH)

18) Koperasi pondok pesantren (Kopontren)

19) Baituk mal wa tamwil (BMT)

20) SMM DT

21) Cottage dan Café Daarul Jannah

22) MQ Guest House

23) Dan lain-lain

Struktur organisasi

Secara struktural pembina yayasan DT adalah AA GYM dan H.

Engkos koeswara (ayah AA) dengan dibantu dewan asaatidz yang diketuai H.

Abdul Wahab, LC.7

Sedang kesekretariatan DT membawahi: Bagian Adkeu, HUMAS,

Litbang dan kelembagaan, TK Kahs DT, Klinik DT.

Untuk merealisasikan program-programnya, yayasan DT membentuk

Dompet Peduli Umat (DPU), cabang DT serta Kelompok Bimbingan Ibadah

Haji (KBIH), Daarut Tauhiid Training Center (DTTC) yang mengelola

7 File Profil Daarut Tahiid, (Bandung: 24 Oktober 2009)

Page 73: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

58

Pelatihan MQ, Pesantren (yang menangani program pendidikan santri),

Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), serta Muslimah Center, yang menangani

Pesantren khusus akhwat/ wanita.

Untuk struktur organisasi bidang yang menangani pesantren

(pendidikan program santri akhlak plus wirausaha) dapat dilihat dalam

lampiran-lampiran.

B. Pelaksanaan Model Pendidikan Pesantren Berbasis Akhlak plus

Wirausaha Daarut Tauhiid

1. Latar Belakang Adanya Model Pendidikan Pesantren Berbasis

Akhlakplus Wirausaha

Latar belakang adanya pendidikan pesantren berbasis akhlak plus

wirausaha adalah berawal dari keinginan pimpinan pondok pesantren

(Aa Gym) pada tahun 2001 beliau sedang membumingkan program

bagaimana agar setiap muslim memiliki kemampuan leadership dan

wirausaha (entrepreneurship). Beliau ingin merubah paradigma (pola

pikir) masyarakat terutama kawula muda tentang apa itu wirausaha

wirausaha. Beliau ingin merubah pola pikir bahwa wirausaha itu bisnis

dagang dan jualan.8

Akhirnya diterjemahkan keinginan itu oleh para asaatidz dan tim

dengan mengadakan rapat membahas bagaimana menjual program

pada umat yang mana tujuannya ketika santri mengikuti pendidikan

ini diharapkan, yang pertama, santri mempunyai akhlak yang baik;

akhlak yang baik pada Allah, Rasul, manusia dan sesama mahkluk,

semuanya diajarkan lewat materi tauhid dan akhlak lewat bingkai

metode Manajemen Qolbu (MQ).9

8 Hasil wawancara denga PJ. Santri Mukim, Abu Azizah Roni Abdul Fatah, S.Th.

Bandung: 14 Oktober 2009 9 Ibid.

Page 74: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

59

Yang kedua, diharapkan santri memiliki jiwa kemandirian ( tidak

menjadi beban orang lain) ditanamkan pada santri rasa malu menjadi

beban orang lain.

Dan yang ketiga, santri bisa memberikan manfaat sebanyak

mungkin bagi orang lain. Sehingga nantinya ketika santri sudah

memiliki akhlak yang baik lalu terjun ke dunia bisnis dengan baik dan

ketika nanti Allah mentakdirkan santri ini memiliki kekayaan, berhasil

dan sukses, orang lain bisa merasakan manfaat dari kesuksesannya

itu.10

2. Tujuan pendidikan pesantren berbasis akhlak plus wirausaha

a. Tujuan Umum

Membentuk pribadi santri yang memiliki pemahaman agama Islam

dengan baik dan benar yang dibangun di atas pemahaman al Qur’an

dan as Sunnah sebagai sumber kebahagiaan di dunia dan akhirat,

memiliki jiwa kemandirian, mampu mengoreksi dan memperbaiki diri

untuk menuju ridho ilahi, Allah ‘azza wa jalla.

b. Khusus

Menghasilkan sosok santri yang memiliki:

Kebeningan Hati (Qolbun Salim)

Kemandirian, bertanggung jawab dan Bermental Wirausaha

Berjiwa Kepemimpinan

Mampu membangun opini massa

Mampu mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-

hari.

3. Materi pendidikan ahklak plus wirausaha

A. MATERI KELAS

MKDU (Mata Kuliah Dasar Umum)

1. Akhlaq, terdiri dari :

a. Manajemen Qalbu (Mengenal Hati, Mengenal Penyakit Hati,

Mengobati Penyakit Hati, Bagaimana Agar Hati Selalu Hidup, dsb)

10 Ibid.

Page 75: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

60

b. Konsep-konsep DT lainnya, meliputi 5 S, 7B, dan lain-lain

2. Tilawah Quran, terdiri dari :

a. Al-qur’an, (Pra Tahsin ) & (Tahsin)

3. Aqidah, terdiri dari :

a. Ma’rifatulloh (Mengenal Allah)

b. Ma’rifaturrosul (Megenal Rosul)

4. Fikh Ibadah

a. Fiqh Ibadah (Thaharoh, Shalat, Zakat, Shaum dan Haji)

MKDK (Mata Kulaih Dasar Kejuruan)

1. Leadership/Kepemimpinan

2. Entrepreneurship/Wirausaha

3. Ekonomi Syariah

4. Live Skill

Materi IntraKurikuler

1. Kajian Al hikam

2. MQ On Air

3. Tausyiah

4. Majlis Ma’rifatulloh (Kamis Malam dan Minggu Siang)

5. Praktikum Wirausaha

6. Praktik Pembekalan

Materi Pembiasaan

1. Sholat Fardu berjamaah dimasjid

2. Sholat Tahajud

3. Shaum Sunah Senin dan Kamis

4. Sholat Dhuha

5. Tadrus dan Talaqqi Al Qur-an

6. Dzikir pagi dan Petang ( Al Ma’tsurot )

Materi Pendukung

1. Olah Raga Bela Diri

2. Kebersamaan

3. Opsih

Page 76: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

61

4. Muhasabah/perenungan diri

5. Aktivitas dialam terbuka

6. Malam Bina Iman Dan Taqwa (MABIT)

7. Rihlah Ilmiyah / Studi Banding

8. Buka Shaum bersama

9. Semua kegiatan keseharian yang berdasarkan aktivitas, dengan

dibimbing oleh mudabbir/fasilitator

4. Keadaan Guru/ Asaatidz

Para pengajar/ atau asaatidz mempunyai latar belakang yang

berbeda-beda. Rata-rata para asaatidz berpendidikan minimal strata 1,

ada yang memang dari pendidikan dan ada yang dari umum.adapun

jumlah asaatidz dalam pendidikan ini tidak diketahui secara pasti,

karena pendidikan ini seperti diklat (tapi panjang) sehingga tidak seperti

sekolah formal yang memiliki guru tetap.

Adapun para asaatidz (selain Aa gym) yang mengajar pada

program ini yaitu;

1. Ust. Roni Abdul Fatah

2. Bp. Dudung Abdul Ghaniy

3. Ust. Mulyadi al Fadhil

4. Ust. Ahmad Suja’i

5. Abdurrahman Yuri (Adeda)

6. Ust. Maman

7. Ust. Sholahuddin

8. Ust. Mardais

9. Bp. Leonardo al Ghazi

10. Bpk. Yopi Hendra

11. Bpk. Andrianto

12. Ust. Nashirul Haq dan lain-lain

Page 77: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

62

5. Sarana dan Prasarana

a. Daarul Ilmi

Adalah salah satu bangunan di lingkungan Daarut Tauhiid yang

pada awalnya bangunan ini hanya berupa saung sederhanq. Gedung ini

dibangun hanya dalam waktu 40 hari (selama Aa Gym pergi

melaksanakan ibadah Haji pada bulan april 1999). Hingga saat ini selain

digunakan untuk pelatihan manajemen qalbu dan tempat pembelajaran

santri mukim APW, juga dibuka untuk masyarakat umum yang ingin

menggunakan aula tersebut, dengan beberapa syarat yang telah

ditentukan.

b. Daarul Hajj

Aula yang letaknya berada persis di sebelah aula Daarul Ilmu ini

merupakan hadiah dari santri untuk Aa Gym ketika beliau

melaksanakan ibadah Haji tahun 2002. Aula ini digunakan untuk

pelatihan-pelatihan, seminar, bedah buku, dan acara-acara lainnya yang

diselenggarakan oleh Daarut Tauhiid.

Keberadaan aula ini sangat menunjang terlaksananya berbagai

kegiatan Daarut Tauhiid, dan merupakan aula yang sering digunakan

santri mukim APW dalam pembelajaran materi manajemen qolbu.

c. Aula Daarul Hidayah

Aula ini letaknya di bawah serambi utama masjid Daarut tauhiid,

selain tempatnya cukup representatif, aula ini juga dilengkapi sarana

multimedia, seperti: televisi yang dihubungkan langsung dengan

serambi utama masjid lewat kamera (handy cam/CCTV yang terpasang

di serambi utama masjid). Aula ini yang paling sering digunakan santri

mukim APW dalam pembelajaran.

d. Aula kantor pesantren lantai 3

Aula yang berada di lantai 3 gedung Kopontren ini selain untuk

ruang pertemuan para santri karya Daarut Tauhiid juga digunakan untuk

pembelajaran santri mukim APW. Kelebihan ruang ini adalah

Page 78: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

63

dilengkapi panggung dan juga bebas dari kebisingan yang datang dari

luar, karena letaknya di lantai 3 gedung dan tersembunyi.

e. Asrama Santri

Asrama santri ini dipisahkan menjadi 2, yaitu asrama ikhwan dan

asrama akhwat, seiring dengan perkembangannya, asrama santri sering

berpindah tempat. Yang mana pada saat santri mukim APW letak

asrama ikhwan di sebelah rumah salah satu asaatidz DT, sedangkan

akhwat di belakang kantor sekretariat pesantren. Adapun untuk tahun ini

pembangunan asrama santri 6 lantai sedang digarap.

f. Kelas SMK Boarding School Daarut Tauhiid

Adalah kelas milik SMK yang digunkan santri untuk melaksanakan

ujian sebelum masuk ke marhalah 3, terletak di sentral V di gedung

SMK lantai 3.

g. Masjid Daarut Tauhiid

Masjid Daarut Tauhiid adalah tempat yang paling sering digunakan

santri, yaitu untuk melaksanakan kegiatan ibadah fardhu, maupun

sunnah, adapun pada hari senin dan kamis, santri sering menghabiskan

waktu di masjid ini untuk berbuka puasa bersama dan mengikuti

pengajian Aa gym dan para asaatidz Daarut Tauhiid.

h. Perpustakaan Daarut Tauhiid

Perpustakaan Daarut Tauhiid adalah salah satu sarana bagi santri

yang hendak menambah ilmu. Perpustakaan ini memiliki memiliki

sekitar 10000 Eksemplar Buku, VCD sekitar 300 Buah dan Kaset 125

Buah, kini pun dalam usianya hampir 2 tahun, memiliki anggota 665

orang (terdiri atas Civitas DT, dan masyarakat umum/ mahasiswa ).

i. SMM Daarut Tauhiid

Tempat santri biasanya membeli kebutuhan sehari-harinya.(bersifat

fasilitas saja)

j. BMT (baitul mal wa ta’mil) Daarut Tauhiid

Tempat santri menabungkan uangnya. Dan berbagai macam sarana

dan prasarana lainnya.

Page 79: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

64

6. Proses pembelajaran pendidikan pesantren berbasis akhlak plus

wirausaha

Dalam pengamatan peneliti, pembelajaran umumnya dilaksanakan

pukul 09.00 WIB, sebelum pembelajaran santri diharuskan untuk shalat

dhuha terlebih dahulu lalu membaca asmaul husna secara klasikal

sambil menunggu kedatangan ustadz, dan dalam pembelajarannya para

santri selalu didampingi mudabbir.

Proses pembelajaran seperti layaknya proses belajar mengajar pada

umumnya, ada tujuan, ada guru yang menyampaikan, ada santri, ada

materi, metode, kurikulum, sarana dan prasarana dan evaluasi.

Dalam proses pembelajaran, masing-masing ustadz memiliki

metode tersendiri. Dan cukup variatif. ada yang menggunakan berbagai

metoden dalam 1 materi, namun ada pula yang setiap materi metode

yang digunakan selalu sama.

Dalam proses pembelajaran, para ustadz selalu memanfaatkan

media pembelajaran modern seperti LCD dan laptop, dalam rangka

efektifitas dan efisiensitas pembelajaran

Para santri biasa belajar di aula-aula yang terdapat di lingkungan

Daarut Tauhiid, selain representatif, aula-aula yang ada sangat nyaman,

sehingga santri jarang yang merasakan kepanasan atau yang lainnya.

Secara keseluruhan proses pembelajaran dalam pendidikan akhlak

plus wirausaha ini sudah baik. Cuma ada beberapa hal yang perlu

ditingkatkan.

7. Implementasi pendidikan pesantren berbasis akhlak plus wirausaha

Pendidikan pesantren akhlak plus wirausaha ini dilaksanakan

selama 6 (enam) bulan. Pendidikan ini adalah salah satu program

unggulan pesantren Daarut Tauhiid. Santri yang ikut pendidikan ini

sering disebut santri mukim akhlak plus wirausaha atau santri APW.

Dengan ciri santri memakai syal warna orange, tujuannya supaya santri

lebih mudah dikenali. pendidikan ini dibagi menjadi 3 marhalah/

tingkatan :

Page 80: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

65

a. Tahapan/ marhalah, satu pembangunan karakter.

Pada marhalah satu ini (santri APW 12 dengan latar belakang yang

berbeda-beda berjumlah 52 orang yang telah lolos seleksi) mengikuti

pembekalan awal dengan pengkondisian kelas, pembukaan marhalah 1,

pengenalan tata nilai dan budaya Daarut Tauhiid, kontrak marhalah

satu, penjelasan tata tertib dan lain-lain. Selama 1 minggu (11-17

Agustus 2009) santri dibekali beberapa materi, mulai dari materi

keagamaan, materi adab, pendidikan baris-berbaris (PBB), manajemen

diri, dan manajemen camping. Setelah itu selama 3 hari mulai tanggal

18-20 Agustus, para santri berangkat ke Bumi Perkemahan Cikole

untuk melaksanakan camping dan solo bivouac. Disana selama 3 hari 2

malam, santri diajarkan beberapa materi kepanduan dan kemiliteran dan

materi solo bivouac. Selain itu terdapat pula materi bina mental untuk

menumbuhkan dan menguatkan mental rohani mereka sebelum mereka

menempuh pendidikan selama 6 bulan lamanya. Selain materi bintal

para santri juga diwajibkan memperkuat ruhaninya dengan melakukan

qiyamul lail di alam bebas sekaligus untuk melatih mereka untuk

mentadaburi kekuasaan Allah lewat alam

Di tempat camping para santri dibagi menjadi beberapa regu (1

regu: 5-6 orang) mereka diberi tenda sebagai tempat istirahat (bivak

alam regu). Adapun pada malam terakhir para santri diperintahkan

untuk bermalam di atas gunung tanpa berkelompok, tetapi secara

individu, dengan bermalam di atas gunung sendirian (Setelah

sebelumnya dibekali materi solo bivak) para santri diberi kesempatan

untuk melakukan perenungan dan dzikir kepada Allah.

Tujuan marhalah satu ini adalah untuk mengenalkan tata nilai dan

budaya pesantren Daarut Tauhiid melalui orientasi dan pembentukan

karakter BAKU (baik dan kuat) melalui diklatsar agar santri memiliki

kesiapan (kognisi, sikap mental, fisik, sosial) untuk mengikuti

pembelajaran selama 6 bulan dalam program APW.

Page 81: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

66

b. Tahapan/ Marhalah dua, Pembekalan Teori

Pada tahap/marhalah dua, santri mendapatkan materi yang

diarahkan kepada pembentukan akhlak dan mental wirausaha yang

Berjiwakan leadership dengan tata nilai manajemen qolbu, di dalamnya

juga dimasukkan kajian tentang tsaqofah islamiyah, fiqh ibadah,

ekonomi syariah dan lain-lain. (jadwal terlampir)

Pada tahapan ini santri mendapat berbagai materi selama 3 bulan

lamanya. Ada 3 materi yang harus diikuti selama 3 bulan selain materi

inti, yaitu materi pembiasaan, materi intra kurikuler dan materi

pendukung. Adapun sebelum pembelajaran, para santri diwajibkan

untuk membaca asmaul husna bersama-sama dan dzikir-dzikir yang

disunnahkan sembari menunggu kedatangan ustadz. Dalam

pembelajaran, materi inti disampaikan oleh para asaatidz baik dari

Daarut Tauhiid sendiri maupun Asaatidz dari luar. Pembelajaran

dilakukan di dalam ruangan/ aula, seperti aula daarul hidayah, aula

daarul ilmi, aula daarul hajj, yang mana suasana dan keadaannya sangat

representatif.

Dalam proses pembelajaran, para asaatidz kebanyakan

menggunakan metode ta’lim (ceramah), metode ta’lim billu’bah

(simulasi/games), halaqah (mentoring), Nadwah (diskusi/dialog),

Praktikum (disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan). Selain

itu para asaatidz juga menggunakan media pembelajaran yang cukup

modern, seperti laptop, LCD, dan wireless. Sehingga dengan variasi

metode didukung media pembelajaran yang modern para santri dapat

lebih cepat menangkap dan memahami materi yang diajarkan.

Pemberian tugas dan meresume materi pembelajaran juga

dilakukan para asaatidz agar para santri tidak hanya menjadikan para

ustadz sebagai sumber pembelajaran/ ilmu (teacher oriented). Para

santri dipersilahkan menggunakan fasilitas internet untuk mencari

kajian materi yang ditugaskan.

Page 82: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

67

Selain pembelajaran yang telah terjadwal, para santri juga memiliki

jadwal pembelajaran hasil kesepakatan para santri. Yaitu latihan

muhadarah (ceramah) yang dilakukan di asrama secara bergiliran. Para

santri dengan dibimbing mudabbir (pendamping) membagi tugas para

santri dalam pembelajaran ini, siapa yang menjadi MC, pembaca sari

tilawah, pemateri, doa dan sebagainya. Di dalamnya juga diadakan sesi

tanya jawab atas materi yang telah disampaikan. Lalu nantinya

mudabbir memberikan kesimpulan atas materi-materi yang telah

disampaikan. Muhadarah ini dilakukan 2 kali dalam seminggu, yaitu

hari jumat malam bada isya, dan ahad sore ba’da ashar.11

Setelah 3 bulan mengikuti marhalah dua, sebelum naik ke

marhalah tiga, para santri diwajibkan mengikuti ujian atas materi-materi

yang telah disampaikan dari awal sampai akhir. Bentuk ujian ialah tes

lesan dan tertulis (untuk tes tertulis contoh/ sampel soal ujian

terlampir). Baru setelah dinyatakan lulus, santri bisa naik ke marhalah

tiga.

c. Tahapan/ Marhalah Tiga, Aplikasi Ilmu

Pada tahap/marhalah tiga, santri dibagi menjadi tiga

kelompok/kafilah: yaitu kafilah ikhtiar, kafilah khidmat dan kafilah

da’wah, pada marhalah ini santri dituntut mengaplikasikan semua ilmu

yang pernah didapat dan dipelajarinya pada marhalah satu dan dua.

Dengan waktu sekitar 2 bulan, marhalah ini dibuka dengan

magang, yaitu para santri diberi kesempatan magang pada lembaga

bagian/ sub bagian Daarut Tauhiid seperti: cottage daarul jannah,

Daarut Tauhiid Training Centre (DTTC), MQ TV, MQ FM, dan lain-

lain selama 3 minggu. Para santri diberi kebebasan memilih dimana ia

akan magang sesuai bakat dan minatnya dengan memberikan angket H-

1 minggu sebelum kegiatan magang dilaksanakan.

Setelah magang, menginjak ke tahapan ke dua marhalah tiga, yaitu

aplikasi ilmu yang didapatkan pada marhalah satu dan dua. Pada

11 Hasil Observasi di Asrama Santri, tanggal 18-19 Oktober 2009.

Page 83: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

68

tahapan ini santri di nol kan (dalam artian tidak membawa uang

sepeserpun) dengan keadaan seperti itu santri dituntut untuk

mempraktekkan ilmu yang didapat, dibebaskan mereka berikhtiar

bagaimana caranya santri dengan posisi seperti itu mendapatkan uang

tanpa mengesampingkan akhlak dan ibadahnya tetap terjaga (baik itu

ibadah wajib, dhuha, tahajud, tilawah al Qur’an dan sebagainya).

Mereka dituntut mencari pekerjaan apapun itu tanpa uang sepesepun

mereka ditarget 1 hari harus mendapat sejumlah uang 25 ribu untuk

setoran wajib (jika lebih, untuk dirinya pribadi dan jika kurang berarti

santri berhutang) Pada malam harinya, di review setelah seharian santri

berikhtiar, sehingga nantinya para santri bisa mengambil hikmah apa

yang didapat, seperti timbul keyakinan dalam diri santri bahwa Allah

itu menetapkan rezeki manusia itu berbeda-beda, walaupun sama-sama

mereka berikhtiar tetapi hasilnya pasti beda-beda. Sehingga dengan itu

santri makin bertauhid kepada Allah, yakin kepada janji dan jaminan

Allah.

Pada tahapan ini sebagian santri ada yang berkhidmat di asrama,

mencucikan pakaian, mencuci piring, memasak untuk santri kelompok

ikhtiar, nanti selama 1 minggu dirolling/ diganti, kelompok ikhtiar

menjadi kelompok khidmat dan sebaliknya. Dalam berikhtiar, para

santri seperti yang disebutkan diatas, ditarget mendapat minimal 25 ribu

rupiah/ hari, yang nantinya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari

seperti makan, minum para santri (sehingga uang para santri masih

utuh) dan sebagian untuk bekal ketika nanti marhalah da’wah di tempat-

tempat yang telah ditentukan.

Yang terakhir, santri masuk ke marhalah dakwah atau PPM

(Praktek Pengabdian Masyarakat) selama 3 minggu. Disini santri

dikirim ke daerah tertentu yang rawan ketertinggalan dan kristenisasi

untuk berdakwah. Dengan bekal ilmu yang didapat pada marhalah 1

dan 2, serta bekal finansial dari marhalah ikhtiar, santri berdakwah pada

masyarakat. Bentuk dakwahnya pun bermacam-macam, seperti bakti

Page 84: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

69

sosial, majelis ta’lim, TPA, kegiatan kebersihan dan lain-lain.

Harapannya setelah kegiatan ini para santri mempunyai kepekaan untuk

berbagi kepada orang lain.

Selesai semua itu, para santri diberi waktu selama satu minggu

untuk membuat tugas akhir (laporan pertanggungjawaban) atas kegiatan

yang dilakukan pada marhalah 3 untuk disidangkan. Bagi yang lulus

akan diwisuda (langsung oleh Aa Gym), mendapat sertifikat, transkip

nilai dan grafik ibadah dari mulai awal sampai akhir. Dalam wisuda ini

nantinya orang tua santri diundang sekaligus sebagai sarana silaturahmi

orang tua dengan keluarga besar pesantren Daarut Tauhiid.12

Seperti itulah proses pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

yang dilaksanakan di Daarut Tauhiid, sehingga dengan model

pendidikan seperti ini nantinya tercipta santri yang sesuai dengan tujuan

pendidikan akhlak plus wirausaha ini.

12 Hasil Wawancara, loc.,cit.

Page 85: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

70

BAB IV

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PELAKSANAAN MODEL

PENDIDIKAN PESANTREN BERBASIS AKHLAK PLUS

WIRAUSAHA DI PESANTREN DAARUT TAUHIID

A. Kelebihan implementasi model pendidikan pesantren berbasis akhlak plus

wirausaha di pesantren Daarut Tauhiid

Dari penelitian yang penulis lakukan selama 1 bulan dan dari beberapa

informasi serta hasil observasi, dokumentasi dan wawancara, dalam

pelaksanaan pendidikan pesantren berbasis akhlak plus wirausaha ini, penulis

menganalisis beberapa kelebihan pelaksanaan model pendidikan pesantren

berbasis wirausaha ini. Meliputi;

1. Pertama, penulis menemukan kelebihan dalam model pendidikan ini, yaitu

model pendidikan ini tidak ditemukan di pesantren selain Daarut Tauhid

(berciri khas Daarut Tauhiid) dengan jangka waktu pendidikan 6 bulan,

para santri mendapatkan berbagai macam keilmuan, mulai dari

keagamaan, manajemen qalbu sampai ketrampilan wirausaha. dalam hal

tahapan pendidikannya pun sangat tepat karena yang pertama santri

dikuatkan dahulu mentalnya, lalu diberi materi keilmuan dan terakhir

aplikasi keilmuannya dalam kehidupan nyata (bersifat konstektual).

2. Mengenai penerimaan santri yang mengikuti pendidikan akhlak plus

wirausaha ini, penulis juga menemukan beberapa kelebihan mengenai

aturan-aturan yang yang harus dipatuhi calon santri yaitu adanya MoU

atau nota kesepakatan antara santri, orang tua santri dan penanggung

jawab program untuk melaksanakan dan mematuhi aturan-aturan yang

telah ditetapkan pesantren, yang mana hal ini dilakukan untuk mengukur

keseriusan santri dalam mengikuti pendidikan ini. Setelah itu juga terdapat

pre test atau tes awal dan placement tes atau tes penempatan berupa tes

kemampuan wawasan dan tahsin Qur’an yang berguna nantinya sebagai

acuan untuk penempatan santri.

Page 86: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

71

3. Ketika dalam proses pembelajaran, adanya peran serta mentoring/

mudabbir yang selalu mendampingi dan mengawasi santri selalu

dilakukan. Seperti membangunkan santri yang dalam proses pembelajaran

tertidur atau yang memberikan teguran santri ketika cuek terhadap materi

yang diberikan. Dalam proses pembelajaran penggunaan media

pembelajaran yang modern menjadi nilai tambah tersendiri, karena selain

pembelajaran dapat lebih efektif, santri pun sepertinya lebih

memperhatikan jikalau materi yang diterangkan dirancang dengan audio

visual yang menarik.

4. Selain itu menurut pengamatan penulis, pendidikan akhlak plus wirausaha

ini dalam materi tertentu selalu disampaikan oleh orang-orang yang sudah

berpengalaman di bidangnya, tenaga professional dan merupakan trainer-

trainer yang cukup diakui, memiliki banyak pengalaman sehingga

membuat santri termotivasi dalam mengikuti apa yang disampaikan.

5. Fasilitas berupa tempat belajar yang nyaman dan representatif,

perpustakaan yang lengkap turut menjadi kelebihan model pendidikan ini.

6. Adanya materi intra, materi pembiasaan dan materi pendukung menurut

pengamatan penulis menjadikan santri lebih fres dan menjadi lebih

semangat karena dalam materi pendukung, pembiasaan dan intra sangat

melatih kekuatan ruhiah, kemampuan afektif dan psikomotorik mereka,

seperti rihlah ilmiyah dan mabit di masjid yang terletak di pegunungan,

juga tadabur alam. Materi-materi dasar umum dan dasar kejuruan yang

diberikan pun cukup aplikatif, dipilih dan disesuaikan dengan latar

belakang santri yang berbeda-beda serta dipilihkan materi yang kiranya

diperlukan dan dekat dengan keseharian mereka.

B. Kekurangan implementasi model pendidikan pesantren berbasis akhlak

plus wirausaha di pesantren Daarut Tauhiid

Diantara kelebihan pendidikan pesantren berbasis akhlak plus wirausaha

ini, penulis juga menganalisis dan mengidentifikasi kekurangan yang terdapat

dalam pendidikan pesantren ini. Diantara kekurangan yang penulis temukan

Page 87: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

72

diantaranya kebanyakan bersifat tekhnis selain tentu ada yang bersifat non

tekhnis. Kekurangan tersebut yaitu:

1. Dalam materi fiqh, idealnya dalam sebuah lembaga pendidikan bernama

pesantren terdiri dari beberapa jenis ilmu fiqh, dari fiqh ibadah, muamalah,

siyasah, munakahat dan sebagainya. Di dalam pendidikan akhlak plus

wirausaha ini hanya diajarkan tentang fiqh ibadah an sich. Yang mana

tentunya masih banyak kekurangan dalam hal ini.

2. Dalam pembelajarannya, menurut pengamatan penulis, santri kurang

dilibatkan dalam aktifitas pembelajaran. Pola pembelajaran yang

dilakukan seakan satu arah, ustadz menjelaskan, lalu santri mendengarkan

dan mencatat. Walaupun ada dialog diakhir pembelajaran, menurut penulis

itu masih sangat kurang. Pola pembelajarannya tidak pernah berangkat

dari sebuah masalah, sehingga daya kritis santri dan semangat santri untuk

mencari dan menggali hukum-hukumnya melalui kemampuannya sendiri

sangat kurang.

3. Menurut pengamatan penulis, pada marhalah dua, adanya

ketidakseimbangan jumlah materi yang diajarkan, dengan durasi waktu

yang telah ditetapkan, artinya terkadang seperti dipaksakan, karena materi

masih banyak, waktunya terbatas, maka seperti dipaksakan materi ini pada

santri, padahal materi sebelumnya santri belum tentu sudah mengerti.

Dengan pertimbangan lebih baik tahu sedikit tapi faham dari pada tahu

banyak tapi tidak faham sedikitpun, harusnya jadi pertimbangan.

4. Dalam pembelajaran seringnya penulis amati santri yang terlambat datang,

atau asaatidz yang terlambat datang, serta ruangan pembelajaran yang

seolah-olah tidak ada koordinasi, pindah kesana-kesini tanpa

pemberitahuan, sehingga membingungkan santri dan juga asaatidz. hal ini

secara tidak langsung dapat mempengaruhi pemahaman santri akan makna

kedisiplinan dan manajemen islami yang profesional yang diterapkan di

pesantren.

Page 88: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

73

5. Mengenai metode, dalam materi tertentu, ustadz selalu memakai metode

yang sama dalam pembelajarannya, sehingga yang pada mulanya santri

bersemangat kini mulai bosan. Contoh: terlalu lama menggunakan metode

ceramah. Memang diantara kelebihan metode ceramah yaitu ustadz mudah

menguasai kelas, guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah

besar, dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar dan mudah

dilaksanakan. Namum perlu dipertimbangkan pula kekurangannya yaitu

membuat siswa pasif, mengandung unsur paksaan kepada siswa (siswa

seperti dijejali materi), membendung daya kritis siswa, kegiatan

pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata), dan bila terlalu

lama menggunakan metode ini akan cepat menimbulkan kebosanan.

6. Diskusi dan tanya jawab hanya dikuasai oleh santri yang vokal, Karena

santri ada yang cenderung malu jikalau harus bicara di depan forum.

(mungkin bisa dicoba dengan metode-metode seperti active learning dan

sebagainya).

7. Dalam pembelajaran materi tertentu, ustadz jarang memberikan contoh

konkret terkait materi yang diajarkan (karena dengan latar belakang yang

berbeda, santri ada yang lebih mudah menerima/ faham jika dimulai dari

kasus atau kejadian) maksudnya bisa dicoba dengan menggunakan metode

problem solving.

8. Belum adanya tes perbuatan/praktek, yang mana pada materi tertentu perlu

adanya tes praktek/perbuatan, misal praktek shalat sesuai dengan sunnah

rasul (jikalau memang diperlukan, terkait dengan madzhab).

9. Mengenai fasilitas, banyak fasilitas milik pesantren yang jarang sekali

dimanfaatkan oleh santri, seperti perpustakaan (untuk menambah ilmu).

Kurangnya kesadaran santri untuk menggunakan fasilitas yang ada di

sekitar pesantren hanya untuk hal-hal yang bermanfaat saja. seperti

internet, dan lain-lain.

10. Kurangnya penghargaan santri atas kebebasan yang diberikan penanggung

jawab program untuk membawa hp. Sehingga saat pembelajaran ada santri

yang sibuk smsan atau mengakses internet tanpa pengawasan.

Page 89: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

74

11. Adanya asrama santri nyaman tetapi jauh dari masjid membuat santri agak

malas-malasan untuk shalat berjamaah di masjid secara berjamaah.

12. Yang terakhir, pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai

sejarah panjang dan unik. Secara historis, termasuk pendidikan Islam yang

paling awal dan masih bertahan sampai sekarang. Berbeda dengan

lembaga pendidikan yang muncul kemudian, pesantren telah sangat

berjasa mencetak kader-kader ulama, dan kemudian berperan aktif dalam

penyebaran agama Islam dan transfer ilmu pengetahuan. Namun dalam

perkembangannya, pesantren telah mengalami transformasi yang

memungkinkannya kehilangan identitas jika nilai-nilai tradisionalnya tidak

dilestarikan.1

Merujuk pada keterangan diatas, penulis menemui kekurangan model

pendidikan pesantren berbasis akhlak plus wirausaha yang cukup

substansial, yaitu hilangnya salah satu fungsi lembaga pendidikan

pesantren sebagai lembaga pendidikan yang melakukan transfer ilmu-ilmu

agama (tafaqquh fiddiin), menurut pengamatan penulis, didalam

pelaksanaannya, pendidikan pesantren berbasis akhlak plus wirausaha ini

lebih mengutamakan kecakapan vokasional (keterampilan) dibandingkan

dengan kecakapan keagamaan. Pada pembelajaran keagamaannya, santri

hanya sekedar tahu, bukan untuk mengkaji dan mendalami. Dan terkait

dengan model pendidikan pesantren ini yang seperti diklat (tetapi panjang,

sekitar 6 bulan) akan sangat sulit menjadikan model pendidikan pesantren

ini untuk mengembalikan makna lembaga pendidikan pesantren yang

sebenarnya yaitu menciptakan kader ulama.

1 Abudin Nata, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT. Grasindo, 2001), h.101.

Page 90: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

75

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil penelitian tentang implementasi pendidikan pesantren berbasis

akhlak plus wirausaha ini, dapat penulis simpulkan bahwa;

1. Pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha ini berawal dari pemikiran

pimpinan pondok pesantren Daarut Tauhiid (Aa gym) yang ingin merubah

paradigma masyarakat utamanya kawula muda tentang wirausaha. Beliau

juga ingin agar setiap muslim mempunyai akhlak yang baik, kemampuan

leadership dan entrepreunership yang bagus. dengan dalil atau dasar

pemikiran: khoirunnas anfauhum linnnas, sebaik-baik diantara kamu adalah

yang paling banyak manfaatnya bagi sesama.

Dapat diketahui pula pendidikan akhlak plus wirausaha merupakan salah

satu program unggulan yang ada di DT, dengan 3 tahapan/marhalah:

marhalah 1, marhalah 2 dan marhalah 3. Tahapan/ marhalah satu tujuannya

adalah pembangunan karakter. pada marhalah ini santri mengikuti kegiatan

dan beberapa materi lapangan yang mengarahkannya kepada pembentukan

karakter baik dan karakter kuat. Disusul Tahap/marhalah dua, yaitu

pembekalan keilmuan, pada tahapan ini santri mendapatkan materi yang

diarahkan kepada pembentukan mental wirausaha yang berjiwakan

leadership dengan tata nilai manajemen qolbu. Dan yang terakhir

tahap/marhalah tiga, pada tahapan ini santri berlatih mengaplikasikan semua

ilmu yang pernah dipelajari pada tahap/marhalah satu dan dua. Pada

tahap/marhalah ini santri dibagi menjadi tiga kelompok/kafilah:

a. Kafilah Da’wah dan Sosial, Kafilah ini memiliki tugas berda’wah di

tempat/desa binaan yang sudah ditentukan oleh panitia

b. Kafilah Ikhtiar, Kafilah ini bertanggung jawab menghidupi dan

mencukupi semua kebutuhan hidup dan biaya da’wah seluruh santri , dan

c. Kafilah Khidmat, Kafilah ini bertanggung jawab untuk melayani semua

kebutuhan yang diperlukan oleh dua kafilah tersebut, dan bertanggung

Page 91: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

76

jawab atas pengelolaan serta pendistribusian hasil yang didapatkan oleh

tim ikhtiar untuk kesejahteraan semua santri.

Dengan pendidikan 3 tahapan ini diharapkan santri dapat memiliki

kemampuan seperti tujuan pendidikan pesantren berbasis akhlak plus

wirausaha ini.

Adapun pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha ini berawal dari

pemikiran pimpinan pondok pesantren Daarut Tauhiid (Aa Gym) yang

ingin merubah paradigma masyarakat, utamanya kawula muda tentang

makna wirausaha. Beliau juga ingin agar setiap muslim memiliki akhlak

yang baik, kemampuan leadership dan entrepreneurship yang bagus, dengan

dalil atau dasar pemikiran: khoirunnas anfauhum linnas, sebaik-baik

diantara kamu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi sesame.

2. Tidak ada gading yang tak retak, diantara kelebihan yang dimiliki model

pendidikan akhlak plus wirausaha, yaitu mulai dari proses penerimaan santri

yang selektif, proses pembelajarannya yang mengunakan media

pembelajaran modern, fasilitas dan tenaga pengajar yang professional,

terdapat pula kekurangan-kekurangan yang didapati dalam pelaksanaan

program pendidikan ini yang perlu diperbaiki terus menerus. Kekurangan

tersebut meliputi efektifitas metode pembelajaran yang digunakan, materi

yang kurang komprehensif, kurangnya variasi pembelajaran, fasilitas

perpustakaan yang kurang dimanfaatkan dan juga belum tercapainya makna

pesantren sebagai pencetak para ulama (tafaqquh fiddiin), karena sangat

sulit menciptakan pesantren pencetak para ulama dengan model pendidikan

yang cukup singkat (seperti diklat) selama 6 bulan..

B. Saran-saran

Untuk Pesantren

1. Lebih membuka jaringan/ link untuk bekerja sama dengan pondok

pesantren lain demi kemajuan pesantren, semisal bekerja sama dalam hal

materi/ pertukaran asaatidz dengan pesantren modern lainnya.

Page 92: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

77

2. Diadakannya semacam workshop/ pelatihan untuk para asaatidz dalam

mempelajari berbagai macam metode pengajaran, seperti active learning

dan sebagainya. Sehingga diharapkan para asaatidz dapat menerapkan

berbagai macam metode tersebut dalam penyampaian materi sehingga

santri tidak mengalami kebosanan tetapi tujuan pembelajaran tetap

tercapai.

3. Diperketat dan dipertegasnya kembali aturan-aturan yang telah disepakati,

terutama di asrama santri.

4. Pengoptimalan kembali peran mudabbir dalam membimbing dan

mendampingi santri selama proses pembelajaran maupun saat di asrama,

mudabbir harus dapat menjadi sahabat bagi santri dan menjadi pemberi

solusi dalam permasalahan santri, serta menjadi penghubung antara para

santri dengan para asaatidz.

Page 93: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

Daftar Pustaka

Abdul Halim, M. Nipan, Menghias Diri dengan Ahklak Terpuji, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 200.

Adrianto, Modul Mental Wirausaha Santri Mukim APW Angkatan 12,

disampaikan pada kegiatan santri APW angkatan 12 di Aula Daarul Hidayah, Bandung, Jawa Barat.

Al Ghazali, Abu Hamid, Ihya’ Ulumuddin, juz VII-IX, Beirut: Daarul Fikr,1980.

Al Ghazali, Imam, Teosofi al Qur’an, Terj. Lukman Hakim, Surabaya: Risalah Gusti, 1996.

Al Ghazuli, Abdul Aziz, Menahan Pandangan Menjaga Hati, terj. Abdul Hayyie

al Kattani, Jakarta: Gema Insani, 2003. Al Ghulayani, Muhammad Musthafa, Idhatun Nashihin, Beirut: al Maktabah al

Ahliyah, 1949. Al Ja’fi, Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin

Bardizibah al Bukhari, Shohih Bukhari, Juz VII, Beirut Libanon: Daarul Kitab al Ilmiah, 1992.

Al Jauzi, Ibnu Qayyim, Terapi Penyakit Hati, terj. Salim Bazemool, Solo: Pustaka

Mantiq, 1995. Al Syaibani, Omar Muhammad al Thoumy, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta:

Bulan Bintang, 1979. Ali, Muhammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1998. Anuz, Farid bin Gasim, Bengkel Akhlak, Jakarta: Darul Falah, 2002.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

Bahreisy, Salim dan Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir,

Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2005.

Basri, Hasan, Keluarga Sakinah: Tinjauan Psikologi dan Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995.

Bruinessen, Martin van, Kitab Kuning: Pesantren dan Tarekat, Bandung: Mizan,

1995.

Page 94: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

Cuwantoro, Asep, Stigma Terorisme dan Masa Depan Pesantren, Skripsi Fakultas

Tarbiyah, Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah, 2007. Daarut Tauhid, Pesantren, Buku Panduan Santi Mukim, (Bandung: Daarut

Tauhiid, 2008. Daulay, Haidar Putra, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional

Indonesia, Jakarta: Kencana, 2004. Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kiai,

Jakarta: LP3ES, 1982. Faturrahman, Pupuh, Pengembangan Pondok Pesantren: Analisis Terhadap

Keunggulan Sistem Pendidikan Terpadu, Lektur Seri XVI/ 202, h. 322-323.

File Profil Daarut Tahiid, (Bandung: 24 Oktober 2009)

Halim, A, Rr. Suhartini, M Chorul Arif dan A. Sunarto AS. Manajemen Pesantren, Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005.

Hasil Observasi di Asrama Santri, tanggal 18-19 Oktober 2009.

Hasil wawancara denga PJ. Santri Mukim, Abu Azizah Roni Abdul Fatah, S.Th. Bandung: 14 Oktober 2009.

Hasil Wawancara dengan Aa Gym, tanggal 1 Nov 2009

Hawa, Said, Mensucikan Jiwa, Robbani Press,1998.

Hendra, Yopi, Modul Motivasi Wirausaha, Santri Mukim APW Angkatan 12, disampaikan pada materi wirausaha santri APW 12, tanggal 14 Oktober 2009.

Hidayatullah, Tim Penyusun IAIN Syarif, Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta:

Djambatan, 1992. http://www.E-dukasi.net/mapok/mp.full.php?id=183, “ Pengertian Wiruausaha

dan Wiraswasta” tanggal akses 17 Oktober 2009. http://www.Moslemyouth.multiply.com/journal/item/29, “Menciptakan wirausaha

Islami “tanggal akses 20 Oktober 2009. Islam, Dewan Redaksi Ensiklopedi, Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru

van Hoeve, 1994.

Page 95: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

Khasanah, Fitriyatun (3103120), Upaya Pesantren Berbasis Agrobisnis dalam

Meningkatkan Life Skill Santri Pondok Pesantren, Semarang, Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Lukens Bull, Ronald Alan, A Peaceful Jihad: Javanese Education and Religion

Identity Construction, Michigan:Arizona State University, 1997. MA, Alex, Kamus Ilmiah Populer Kontemporer, Surabaya: Karya Harapan,

2005.

Madjid, Nurcholish, Bilik-bilik Pesantren: sebuah Potret Perjalanan.Jakarta: Paramadiana, 1997.

Mashur, Kahar Membina Moral dan Ahklak, Jakarta: Kalam Mulia, 1987.

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS, 1994.

Masyhud, M. Sulthon dan Moh. Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta: Diva Pustaka, 2003.

Moelong, Lexi J, Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung: Remaja Rosda

Karya,2001. Muhammad bin Hasyim, Abdullah bin Husain bin Thahir bin, Sulam at Taufiq,

Surabaya: al Hidayah, t.th. Muhyiddin, Asep, “Dialektika Pesantren, Perubahan Zaman dan Transformasi

Sosial” dalam semiloko perencanaan strategi yayasan daarut tauhiid bandung.

Nasir, M. Ridwan, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, Pondok Pesantren

di Tengah Arus Perubahan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005. Nasution, Arman Hakim, Bustanul Arifin Nur dan Mohk. Suef, Entrepreneurship

Membangun Spirit Teknopreneurship, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007. Nata, Abudin, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-Lembaga

Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Grasindo, 2001. Nawawi al Jawi, Muhammad, Maraqil Ubudiyah, Semarang: Toha Putra, t.th

Nur’aeni, Zaki, Daarut Tauhid: Modernizing Pesantren Tradition, Studi Islamika vol 12, no 3, 2005.

Page 96: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

Pentafsir al Qur’an, Yayasan Penyelenggara Penterjemah, al Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Indah Press, 1994.

Publishing, Tim MQ, Welcome To Daarut Tauhiid: Berwisata Rohani,

Melapangkan Hati, Bandung: MQ Publishing, 2003. Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja

Rosdakarnya, 2003. SM, Ismail Dan Abdul Mukti, Pendidikan Islam, Demokratisasi dan Masyarakat

Madani, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000. Sudjana, Nana dan Ibrahim. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar

Baru, 1989. Suryabrata, Sunadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali, 1994.

Tholkhah, Imam dan Ahmad Barizi, Membuka Jendela Pendidikan: Mengurai Akar Tradisi Dan Integrasi Keilmuan Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Wahid, Abdurrahman, Menggerakkan Tradisi, Yogyakarta: LkiS, 2001.

Wahjortomo, Perguruan Tinggi Pesantren, Jakarta: Gema Insani Press, 1997.

Ya'kub, Ismail Ihya al Ghazali, Jilid 3, Semarang: CV.Faizan, 1978 Ya’qub, Hamzah, Etika Islam Pembinaan Akhlakul Karimah, Bandung:

Diponegoro,1996.

Page 97: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

Lampiran-Lampiran

GAMBAR KEGIATAN PENELITIAN

Gambar 1. Suasana Masjid Daarut Tauhiid

Gambar 2. Peneliti mewancarai pimpinan pondok pesantren Daarut Tauhiid

(Aa Gym)

Page 98: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

Gambar 3. Santri sedang mengikuti simulasi bagaimana bersifat egois ( materi manajemen qolbu)

Gambar 4. Santri sedang melakukan Tanya jawab dalam proses pembelajaran.

Page 99: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

Gambar 5. Para Santri sedang melakukan ibadah rutinitasnya yaitu shalat Dhuha Gambar 6. Para Santri sedang mengikuti ujian kenaikan ke marhalah 3

Page 100: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

Gambar 7. Santri yang indisipliner ( memakai syal kuning) Gambar 8. Fasilitas perpustakaan milik pesantren Daarut Tauhiid

Page 101: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

Gambar 9. Suasana muhadharah di asrama santri ikhwan

Gambar 10. Suasana santri ketika mengikuti pembelajaran di aula darul hidayah

Page 102: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk Pemimpin Pondok

1. Tujuan apa yang ingin diwujudkan dari sini?

2. Apa visi dan misi dari pondok pesantren ini?

3. Apa yang membedakan pesantren ini dengan pesantren lainnya?

4. Fasilitas apa saja yang dimiliki pesantren ini?

5. Bagaimana model pendidikan pesantren berbasis APW?

6. Apa maksud diadakannya model pendidikan ini?

Dengan Pengasuh/ Pengajar

1. Bagaimana cara pengajar memotivasi santri agar mempunyai akhlak yang

baik dan mempunyai mental wirausaha?

2. Pendekatan apa saja yang digunakan?

3. Apakah ada strategi tertentu dalam mendidik santri agar memiliki akhlak

yang Qolbun Salim dan jiwa kewirausahaan?

4. Dalam penerapan strategi yang digunakan, apakah ada matrei khusus

tentang akhlak dan wirausaha yang diberikan kepada santri?

5. Apa dan Bagaimana metode yang digunakan dalam menerapkan akhlakul

karimah dan jiwa wirausaha pada santri?

6. Bagaimana pengajar menciptakan lingkungan yang kondusif bagi

perkembangan tingkah laku santri?

7. Bagaimana aturan dan sangsi yang diterapkan dalam pendidikan APW ini?

Dengan Santri

1. Sudah berapa lama anda disini?

2. Motivasi apa yang mendorong anada untuk mengikuti pendidikan ini?

3. Apa yang anda rasakan ketika mengikuti kegiatan yang ada di pesantren

ini?

4. Apakah ada perubahan yang anda rasakan setelah berada di pesantren ini?

5. Apa yang anda harapkan setelah mengikuti pendidikan di pesantren ini?

Page 103: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

6. Setelah mengikuti kegiatan ini adakah niat untuk berwirausaha?

7. Menurut anda, apa yang kurang dari program pendiikan APW ini? Dan

bagaimana perbaikan yang anda inginkan?

Page 104: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

TRANSKIP WAWANCARA

A. Wawancara dengan Penanggung Jawab Program Santri Akhlak Plus

Wirausaha (Ust. Roni Abdul Fatah) 14 Oktober 2009.

1. Bagaimana sejarah adanya program santri akhlak plus wirausaha dan

siapa founding fathernya?

Jawab: ya, terima kasih. Latar belakang adanya program santri akhlak plus

wirausaha adalah berawal dari pimpinan pondok pesantren yaitu Aa gym,

beliau ingin merubah paradigma masyarakat, khususnya kawula muda

tentang wirausaha, yang menganggap wirausaha itu dagang saja dan

jualan. Ketika itu pada tahun 2001 beliau mengiinkan agar setiap muslim

memiliki jiwa leadership dan entrepreneurship, akhirnya semua tim

asaatidz menanggapi keinginan itu dan saat itu tercetuslah ide santri

akhlak plus wirausaha.

2. Dari hasil observasi kami, kenapa model pendidikan ini sepertinya tidak

ada pemisahan umur (yang tua dicampur dengan yang muda)?

Jawab: untuk materi tertentu kami pisahkan, karena latar belakang mereka

yang berbeda-beda, seperti contoh semisal dalam belajar al Qur’an, ada

pra tahsin, tahsin, program hafidz dan lain-lain, itu ya, jadi kita pisahakan

bukan berdasar umur, tapi kemampuan. karena yang mengikuti program

ini minimal SMA, jadi walaupun dalam materi tertentu mereka digabung,

mereka bisa menyesuaikan dan malah makin menambah wawasan.

3. Tentang strategi pembelajarannya ustadz, ada tidak, strategi khusus yang

digunakan, agar santri tertanam pada jiwanya akhlak dan mental

wirausaha?

Jawab: ya, yang pertama program ini mempunyai 3 tingkatan/ marhalah,

yang mana pada marhalah pertama santri disiapkan mentalnya, dibentuk

sehingga memiliki mental yang baik dan kuat (BAKU). Pada marhalah

Page 105: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

dua diberikan teori-teori dan pengetahuan keislaman, akhlak dan

wirausaha. Dan pada marhalah tiga dibuat agar dapat mengaplikasikan

ilmu yang didapat pada marhalah satu dan dua, lewat praktek wirausaha

dan pengabdian masyarakat.

4. Pertanyaan terakhir ustadz, kenapa pesantren Daarut Tauhiid berbeda

dengan pesantren lainnya? Salah satunya, banyak program yang tidak

ditemukan di pesantren lain, seperti daurah qolbiyah, daurah qur’aniyah,

santri APW, sanlat dsb, dan tidak adanya kajian mendalam tentang kitab-

kitab klasik (kitab kuning)?

Jawab: yang pertama Daarut Tauhiid tidak atau belum seperti pesantren

yang lain, yang mana paradigma masyarakat, orang yang masuk pesantren

pasti bisa ilmu-ilmu agama, misal bahasa arab, nahwu shorof dan

sebagainya. Disini bukan tidak ingin, tapi sedang berproses. Karena awal

berdirinya DT dari kumpulan orang-orang yang bukan background agama

yang kuat. Bukan tidak ingin, mereka ingin, tapi kemampuan terbatas,

sehingga pada awal-awal berdirinya pesantren ini, lebih fokus ke

wirausaha dahulu, tetapi perbaikan tetap kami lakukan.

B. Wawancara dengan salah satu santri Akhlak plus Wirausaha angkatan 12

(Andi Kurniawan, asal lampung, umur 25 tahun.) 19 Oktober 2009.

1. Motivasi apa yang mendasari kang andi ikut program santri akhlak plus

wirausaha ini?

Jawab: ya, kalo motivasi, yang pertama menuntut ilmu pastinya, kalau di

pesantren DT kan terkenal tauhidnya, maka saya ingin belajar tauhid disini

dan tentunya wirausaha, karena saya ikut pendidikan akhlak plus

wirausaha, selain itu ingin tambah wawasan, tambah ilmu, ilmu mengenal

Allah dan rasulnya.

Page 106: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

2. Apa yang kang andi rasakan setelah 2 bulan mengikuti pendidikan ini?

Jawab: ya, pertama tambah ilmu, tambah wawasan juga bertambahnya

motivasi pada diri saya untuk bertaqorrub ilallah dan termotivasi untuk

mengembangkan wirausaha.

3. Apa perubahan yang bisa langsung dirasakan kang andi?

Jawab: kalau dampak langsungnya mungkin tentang kedisiplinan dan

manajemen waktu, karena sebelum mengikuti pendidikan ini hidup saya

seperti air yang mengalir saja.

4. Apa harapan kang andi setelah nanti selesai mengikuti pendidikan santri

akhlak plus wirausaha ini?

Jawab: yang pertama, bertambahnya ilmu saya, bertambah taqorrub saya

pada Allah dan menjadi wirausaha yang sukses.

5. Pertanyaan yang terakhir, kira-kira menurut kang andi, adakah

kekurangan pendidikan akhlak plus wirausaha ini? dan apa saran kang

andi untuk perbaikan angakatan selanjutnya?

Jawab: yang pertama dari segi waktu ya, pada awal-awal tidak sesuai

dengan jadwal yang ditentukan, artinya kurang disiplin, ketika KBM pun

terkadang juga molor, ustadznya yang terlambat datang atau sebaliknya.

Harapannya untuk masalah waktu agar diperhatikan. dan untuk

peraturannya sendiri khususnya di asrama, saya kira terlalu longgar dan

kurang tegas.

Page 107: IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/97/jtptiain-gdl... · Kelebihan dan kekurangan dari pendidikan berbasis akhlak plus wirausaha

C. Wawancara dengan pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid (Aa

Gym) 1 November 2009.

1. Kenapa pesantren Daarut Tauhiid berbeda dengan pesantren lainnya a’,

kalau kita kaji dari makna pesantren, maka akan didapati pesantren

adalah tempat pencetak ulama, nah, apakah pendidikan pesantren akhlak

plus wirausaha ini yang paling lama jangka waktunya sekitar 6 bulan ini

bisa mencetak para ulama?

Jawab: sebenarnya tidak niat berbeda dengan yang lain, cuma

kemampuannya baru seperti ini, pesantren ini pun tidak dipimpin seorang

ulama, baru sedang belajar, bagaimana mungkin berani mencetak para

ulama.

2. Lalu bagaimana dengan makna pesantren itu sendiri a’?

Jawab: kita belajar terus menerus untuk memperbaiki, mudah-mudahan

ada saatnya untuk menjadi lebih baik.

3. Tentang santri APW a’, sebenarnya cikal bakal adanya program santri

akhlak plus wirausaha ini seperti apa a’?

Jawab: Rasulullah pun seorang entrepreneur, kita lihat sebelum diangkat

menjadi nabi, beliau seorang pedagang. Jiwa entrepreneur itu ialah jiwa

orang yang kreatif membuat manfaat, sehingga kalau disebut wirusaha

tidak identik dengan bisnis, tapi keterampilan mengolah potensi yang ada

sehingga dia bisa memberikan manfaat yang besar, dalilnya khoirunnas

anfauhum linnas, sebaik-baiknya kalian adalah yang bermanfaat bagi

banyak manusia.