Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

40
Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam Pendidikan A. PENDAHULUAN Manajemen mutu terpadu merupakan proses perbaikan secara terus menerus atau berkesinambungan yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka mencapai sekolah yang bermutu. Kepala sekolah sebagai manajemen puncak memegang berperan penting dalam suksesnya pelaksanaan implementasi manajemen mutu terpadu (TQM) di sekolah. Konsep sekolah bermutu (unggul) perlu ada dalam konsep setiap kepala sekolah. Kepala Sekolah perlu memahami TQM sebagai suatu falsafah, metode, teknik dan strategi manajemen untuk perbaikan mutu sekolah, karena kinerja organisasi sekolah senantiasa dinilai masyarakat dalam situasi yang semakin maju seperti sekarang ini. Kepala Sekolah dan para guru perlu memahami harapan masyarakat terhadap sekolahnya. Apa hakikat dari keberadaan sekolah yang diharapkan masyarakat? Bagaimana membuat sekolah menjadi efektif agar harapan pelanggan pendidikan tercapai? Jawabannya yaitu dengan cara mengimplementasi manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) di sekolah. Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam Pendidikan OLEH : WAHYU TRIONO 1

description

udi

Transcript of Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

Page 1: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya

Dalam Pendidikan

A. PENDAHULUAN

Manajemen mutu terpadu merupakan proses perbaikan secara terus menerus

atau berkesinambungan yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka mencapai

sekolah yang bermutu. Kepala sekolah sebagai manajemen puncak memegang

berperan penting dalam suksesnya pelaksanaan implementasi manajemen mutu

terpadu (TQM) di sekolah. Konsep sekolah bermutu (unggul) perlu ada dalam

konsep setiap kepala sekolah. Kepala Sekolah perlu memahami TQM sebagai

suatu falsafah, metode, teknik dan strategi manajemen untuk perbaikan mutu

sekolah, karena kinerja organisasi sekolah senantiasa dinilai masyarakat dalam

situasi yang semakin maju seperti sekarang ini. Kepala Sekolah dan para guru

perlu memahami harapan masyarakat terhadap sekolahnya. Apa hakikat dari

keberadaan sekolah yang diharapkan masyarakat? Bagaimana membuat sekolah

menjadi efektif agar harapan pelanggan pendidikan tercapai? Jawabannya yaitu

dengan cara mengimplementasi manajemen mutu terpadu (Total Quality

Management) di sekolah.

Total Quality Mangement (TQM) berasal dari dunia bisnis dan khususnya

dalam dunia perusahaan. Oleh karena itu, untuk memahami TQM harus merujuk

pada dunia asalnya. Hal ini bukan berarti bahwa metode bisnis lebih unggul dari

pada praktek pendidikan, atau bahwa pendidikan akan bisa ditingkatkan hanya

dengan mengadopsi bahasa komersial. Lebih dari itu, justru dunia bisnis dapat

belajar dari metode yang diterapkan di beberapa sekolah.

Di era kontemporer, dunia pendidikan dikejutkan dengan adanya model

pengelolaan pendidikan berbasis industri. Pengelolaan model ini menuntut adanya

upaya pihak pengelola institusi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan

berdasarkan manajemen perusahaan. Penerapan manajemen mutu dalam

pendidikan ini lebih populer dengan sebutan istilah "Total Quality Education

Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

1

Page 2: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

(TQE)", dan di dunia pendidikan nasional dikenal dengan istilah Manajemen

Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Dasar dari manajemen ini

dikembangkan dari konsep TQM, yang pada mulanya diterapkan pada dunia

bisnis. Secara filosofis, konsep ini menekankan pada pencarian secara konsisten

terhadap perbaikan yang berkelanjutan untuk mencapai kebutuhan dan kepuasan

pelanggan.

Total Quality Mangement (TQM) dalam pendidikan ini mendapatkan

perhatian serius dalam National Quality Servey (1991). Hal ini menunjukkan

bahwa TQM dan isu-isu mutu secara umum mengundang perhatian publik. Dalam

beberapa tahun terakhir, isu tersebut semakin meningkat. Masyarakat dari semua

sektor pendidikan sekarang telah menunjukkan minatnya. Beberapa institusi mulai

mewujudkan filosofi TQM ke dalam praktek. Perkembangan minat ini telah

memberikan stimulan pada tuntutan publikasi isu-isu TQM dalam dunia

pendidikan.

Total quality management/ manajemen mutu terpadu merupakan konsep yang

mempunyai nilai-nilai yang baik untuk perkembangan organisasi di semua sektor

kehidupan. TQM telah banyak di adopsi kedalam berbagai bidang terutama pada

dunia bisnis dan ekonomi. Tetapi TQM bukan saja terpaku hanya untuk aspek

bisnis dan ekonomi saja, nilai-nilai yang ada dalam manajemen mutu terpadu

dapat diimplementasikan ke dalam dunia pendidikan yaitu di sekolah. Untuk itu,

penulis mengangkat artikel yang berjudul “Implementasi Manajemen Mutu

Terpadu (Total Quality Management) di Sekolah”.

B. Dasar Teori

1. Pengertian Mutu

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali orang mendengar dan membicarakan

masalah kualitas. Apa sesungguhnya kualitas itu ? Pertanyaan ini sangat banyak

jawabannya, karena maknanya akan berlainan bagi setiap orang dan tergantung

pada konteksnya. Kualitas sendiri memiliki banyak kreteria yang berubah secara

terus menerus. Orang yang berbeda akan menilai dengan kreteria yang berlainan

pula.

Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

2

Page 3: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara universal,

dari definisi-definisi yang ada terdapat beberapa kesamaan, yaitu dalam elemen-

elemen sebagai berikut:

a. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

b. Kualitas mencakup prouk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.

c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya: apa yang

dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas

pada masa mendatang).

Berdasarkan elemen-elemen tersebut, Goetsch dan Davis (1994) membuat

definisi mengenai kualitas yang lebih luas cakupannya, yaitu: "Kualitas

merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dngan produk, jasa, manusia,

proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan".

Tom Peters dan Nancy Austin (1985) mengatakan; Mutu adalah sebuah hal

yang menghubungkan dengan gairah dan harga diri. Istilah utama yang terkait

dengan kajian Total Quality Management (TQM) ialah continous improvement

(perbaikan terus-menerus) dan Quality improvement ( Perbaikan Mutu ).

Manajemen mutu terpadu merupakan salah satu strategi manajemen untuk

menjawab tantangan external suatu organisasi guna memenuhi kepuasan

pelanggan.

Menurut Edward Sallis (1993:13) bahwa “Total Quality Management is a

philosophy and a methodology which assist institutions to manage change and set

their own agendas for dealing with the plethora of new external pressures.”

Pendapat di atas menekankan pengertian bahwa manajemen mutu terpadu

merupakan suatu filsafat dan metodologi yang membantu berbagai institusi dalam

mengelola perubahan dan menyusun agenda masing-masing untuk menanggapi

tekanan-tekanan faktor eksternal.

Patricia Kovel-Jarboe (1993) mengutip Caffee dan Sherr menyatakan bahwa

manajemen mutu terpadu adalah suaru filosofi komprehensif tentang kehidupan

dan kehidupan dan kegiatan organisasi yang menekankan perbaikan berkelanjutan

sebagai tujuan fundamental untuk meningkatkan mutu, produktivitas, dan

mengurangi pembiayaan. Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

3

Page 4: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

Adapun istilah yang bersamaan maknanya dengan TQM adalah continous

quality improvement (CQI) atau perbaikan mutu berkelanjutan. Tetapi, TQM

memfokuskan proses atau sistem pencapaian tujuan organisasi.

2. Pengertian Total Quality Mangement

Seperti halnya dengan kualitas, definisi Total Quality Mangement juga

bermacam-macam. Total Quality Mangement sebagaimana diungkapkan oleh

Ishikawa, diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam

falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork,

produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan. Definisi lainnya

diungkapkan oleh Santoso, ia menyatakan bahwa TQM merupakan sistem

manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada

kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi.

Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam

menjalankan usaha yang mencoba memaksimalkan daya saing organisasi melalui

perbaikan terus-menerus terhadap produk jasa, sumber daya manusia, proses dan

lingkungannya. Sebab, berdasarkan TQM, tolok ukur keberhasilan usaha

bertumpu pada kepuasan pelanggan atas barang atau jasa yang diterimanya.

Untuk memudahkan pemahaman, maka pengertian TQM dapat dikemukakan

sebagai berikut: "Total Quality Managemen merupakan suatu pendekatan dalam

menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi

melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan

lingkungannya.”

3. Prinsip dan Unsur Pokok Dalam TQM

Total quality management merupakan suatu konsep yang berupaya

melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu diperlukan

perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi. Menurut Hensler

dan Brunell, ada empat prinsip utama dalam TQM, yaitu:

a. Kepuasan Pelanggan

Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

4

Page 5: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

Memberikan kepuasan kebutuhan pelanggan (internal dan eksternal) dalam

segala aspek, termasuk di dalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh

karena itu, segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan

para pelanggan.

Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai (value) yang

diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan. Semakin

tinggi nilai yang diberikan, semakin besar pula kepuasan pelanggan.

b. Respek Terhadap Setiap Orang

Dalam perusahaan yang berkelas dunia, setiap karyawan dipandang sebagai

individu yang memiliki talenta dan kreativitas yang unik. Dengan demikian,

karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena

itu, setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi

kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.

c. Manajemen Berdasarkan Fakta

Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta, setiap keputusan didasarkan

pada data, dengan mengacu pada konsep prioritisasi (prioritization) dan variasi

(variation), dan bukan sekedar pada perasaan (feeling).

d. Perbaikan Berkesinambungan

Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses secara

sistematis dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang

berlaku di sini adalah siklus PDCA (plan-do-check-act), yang terdiri dari langkah-

langkah perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan

rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.

4. Komponen Mutu

Komponen-komponen mutu merupakan bagian-bagian yang harus ada dalam

upaya untuk mewujudkan mutu. Bagian-bagian ini merupakan pendukung atau

prasarat dimilikinya mutu, beberapa komponen mutu yang dimaksud adalah :

a. Kepemimpinan yang Berorientasi pada mutuManajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

5

Page 6: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

Manajer puncak harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan secara terpadu

dengan memberikan, menggunakan alat dan bahan yang komunikatif,

menggunakan data dan mengidentifikasikan orang-orang (SDM). Dalam

implementasi TQM sebagai kunci proses manajemen, manajemen puncak

berperan sebagai penasihat, guru, dan pimpinan.

Pimpinan suatu organisasi harus sepenuhnya menghayati implikasi

manajemen dan semua perilakunya terhadap produktifitas organisasi, bahan

terhadap respon pesaing. Kenyataan ini harus menyadarkan manajer puncak untuk

mengakui bahwa mereka harus mengembangkan manajeman secara partisipasif,

baik visi dan misi mereka maupun proses manajemen yang dapat mereka

pergunakan untuk mencapai keduanya.

Pimpinan harus mengerti bahwa TQM adalah suatu proses yang harus

bersinergi dan terdiri dari prinsip-prinsip dan komponen pendukung yang harus

dikelola agar mencapai perbaikan mutu secara berkesinambungan sebagai kunci

keunggulan bersaing.

Terdapat 13 hal yang perlu dimiliki oleh seorang pimpinan dalam manajemen

mutu terpadu yaitu :

1) Pimpinan mendasarkan keputusan pada data, bukan hanya pendapat saja.

2) Pimpinan merupakan pelatih, dan fasilitator bagi setiap individu/bawahan.

3) Pimpinan harus secara aktif terlibat dalam pemecahan masalah yang dihadapi

oleh bawahan.

4) Pimpinan harus bisa membangun komitmen, yang menjamin bahwa setiap

orang memahami misi, visi, nilai dan target perusahaan yang jelas.

5) Pimpinan dapat membangun dan memelihara kepercayaan

6) Pimpinan harus paham betul untuk mengucapkan terima kasih kepada

bawahan yang berhasil/berjasa

7) Aktif mengadakan kaderisasi melalui pendidikan dan pelatihan yang

terprogram

8) Berorientasi selalu pada pelanggan internal/eksternal

9) Pandai menilai situasi dan kemampuan orang lain secara tepat

10) Dapat menciptakan suasana kerja yang sangat menyenangkanManajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

6

Page 7: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

11) Mau mendengar dan menyadari kesalahan

12) Selalu berusaha memperbaiki system dan banyak berimprovisasi

13) Bersedia belajar kapan saja dan di mana saja

b. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Perwujudan mutu didasarkan pada ketrampilan setiap pegawai dalam

merencanakan, mengorganisasi, membuat, mengevaluasi, danmengembangkan

barang/jasa sebagaimana tuntutan pelanggan. Pemahaman dan ketrampilan

pegawai menjadi kunci untuk mewujudkan hal itu melalui aplikasi pemahaman

dan kemampuanya. Perkembangan tuntutan pelanggan inilah yang harus

berkembang dan harys direspon positif oleh manajer puncak melalui penyiapan

pegawai/SDM yang kompeten dalm bidangnya. Bahkan investasi terbesar

haruslah pada SDM organisasi. Diklat terkait dengan ketrampilan pokok dan

ketrampilan pendukung menjadi utama dalam membentuk pegawai yang

kompeten.

Kemampuan mendidik dan melatih semua karyawan, memberikan baik

informasi yang mereka butuhkan untuk menjamin perbaikan mutu dan

memecahkan persoalan. Pelatihan inti ini memastikan bahwa suatu bahasa dan

suatu set alat yang sama akan diperbaiki di seluruh organisasi.

c. Struktur Pendukung

Manajer senior mungkin memerlukan dukungan untuk melakukan perubahan

yang dianggap perlu melaksanakan strategi pencapaian mutu. Dukungan semacam

ini mungkin diperoleh dari luar, tetapi akan lebih baik kalau diperoleh dari dalam

organisasi itu sendiri.

d. Komunikasi

Komunikasi dalam suatu lingkungan mutu mungkin perlu ditempuh dengan

cara berbeda-beda agar dapat berkomunimasi kepada seluruh karyawan mengenai

suatu komitmen yang sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan dalam usaha

peningkatan mutu. Secara ideal manajer harus bertemu pribadi dengan para Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

7

Page 8: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

karyawan untuk menyampaikan informasi, memberikan pengarahan, dan

menjawab pertanyaan dari setiap karyawan.

e. Ganjaran dan Pengakuan

Tim individu yang berhasil menerapkan proses mutu harus diakui dan

mungkin diberi ganjaran, sehingga karyawan lainnya sebagai anggota organisasi

akan mengetahui apa yang diharapkan. Jadi pada dasarnya karyawan yang

berhasil mencapai mutu tertentu harus diakui dan diberi ganjaran agar dapat

menjadi panutan/contoh bagi karyawan lainnya.

f. Pengukuran

Penggunaan data hasil pengukuran menjadi sangat penting di dalam

menetapkan proses manajemen mutu. Jelaskan, pendapat harus diganti dengan

data dan setiap orang harus diberitahu bahwa yang penting bukan yang dipikirkan

akan tetapi yang diketahuinya berdasarkan data. Pengumpulan data pelanggan

memberikan suatu tujuan dan penilaian kinerja yang realistis serta sangat berguna

di dalam memotivasi setiap orang/karyawan untuk mengetahui persoalan yang

sebenarnya.

5. Falsafah Manajemen Mutu Terpadu

a) Dr. W. Edward Demings meletakkan kerangka pemikiran dalam perbaikan

mutu pendidikan secara berkelanjutan yang terdiri dari hal-hal berikut:

1. Reaksi berantai untuk perbaikan kualitas.

b) Transformasi organisasi.

c) Peran esensial pimpinan.

d) Hindari praktik-orakti manajemen yang merugikan.

e) Penerapan system of profound knowledge.

Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

8

Page 9: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

PEMBAHASAN

A. Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (TQM) di Sekolah

Pada dasarnya TQM dalam dunia pendidikan menurut frankin P. schargel

(1994:2) dalam buku Syafarudin (2002: 35 ) dikatakan bahwa Total qulity

management education is process wich involves focusing on meeting and

exceeding custumer expectations, continous impruvment, sharing responsibilities

with employess, and reducasing scraf and rework. Artinya bahwa mutu terpadu

pendidikan dipahami sebagai suatu proses yang meilibatkan pemusatan pada

pencapaian kepuasan harapan pelanggan pendidikan, perbaikan terus menerus,

pembagian tanggung jawab, dengan para pegawai, dan pengurangan pekerjaan

tersisa dan pengerjaan kembali.

Hampir senada dengan pendapat Frankin dalam artikel Dheeraj mehrotra

menekankan pada penerapan manajemen mutu yang disesuaikan dengan sifat-sifat

dasar pendidikan. Sisi pelanggan yaitu siswa, orang tua dan masyarakat menjadi

fokus utama.

Dengan mengkombinasikan prinsip-prinsip tentang mutu oleh para ahli

dengan pengalaman praktek telah dicapai pengembangan suatu model sederhana

akan tetapi sangat efektif untuk mengimplementasikan manajemen mutu terpadu

di sekolah. Model tersebut terdiri dari komponen-komponen berikut :

Tujuan : Perbaikan terus menerus, artinya mutu selalu diperbaiki dan

disesuaikan dengan perubahan yang menyangkut kebutuhan dan

keinginan pelanggan.

Prinsip : Fokus pada pelanggan, perbaikan proses dan keterlibatan total.

Elemen : Kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan, struktur pendukung,

komunikasi, ganjaran dan pengakuan serta pengukuran.

Model di atas dibentuk berdasarkan tiga prinsip mutu terpadu yaitu :

Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

9

Page 10: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

1. Fokus pada pelanggan

Prinsip mutu, yaitu memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction).

Dalam manajemen mutu terpadu, pelanggan dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Pelanggan internal (di dalam organisasi sekolah)

b. Pelanggan eksternal (di luar organisasi sekolah)

Organisasi dikatakan bermutu apabila kebutuhan pelanggan bisa dipenuhi dengan

baik. Dalam arti bahwa pelanggan internal, misalnya guru, selalu mendapat

pelayanan yang memuaskan dari petugas TU, kepala Sekolah selalu puas terhadap

hasil kerja guru dan guru selalu menanggapi keinginan siswa. begitu pula pada

pelanggan eksternal misalnya masyarakat sekitar.

2. Perbaikan proses

Konsep perbaikan terus menerus dibentuk berdasarkan pada premisi suatu

seri (urutan) langkah-langkah kegiatan yang berkaitan dengan menghasilkan

output. Perhatian secara terus menerus bagi setiap langkah dalam proses kerja

sangat penting untuk mengurangi keragaman dari output dan memperbaiki

keandalan. Tujuan pertama perbaikan secara terus menerus ialah proses yang

handal, dalam arti bahwa dapat diproduksi yang diinginkan setiap saat tanpa

variasi yang diminimumkan. Apabila keragaman telah dibuat minimum dan

hasilnya belum dapat diterima maka tujuan kedua dari perbaikan proses ialah

merancang kembali proses tersebut untuk memproduksi output yang lebih dapat

memenuhi kebutuhan pelanggan, agar pelanggan baik yang internal maupun yang

eksternal menjadi puas.

3. Keterlibatan total

Pendekatan ini dimulai dengan kepemimpinan manajemen senior yang aktif

dalam hal ini kepala sekolah dan mencakup usaha yang memanfaatkan bakat

semua warga sekolah untuk mencapai suatu keunggulan kompetitif (competitive

advantage) di dunia pendidikan. Warga sekolah wewenang/kuasa untuk

memperbaiki output melalui kerjasama dalam struktur kerja baru yang luwes

(fleksibel) untuk memecahkan persoalan, memperbaiki proses dan memuaskan.Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

10

Page 11: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

Sedangkan, prinsip dasar manajemen mutu terdiri dari 8 butir, sebagai

berikut:

a. Setiap orang memiliki pelanggan.

b. Setiap orang bekerja dalam sebuah system.

c. Semua sistem menunjukkan variasi.

d. Mutu bukan pengeluaran biaya tetapi investasi.

e. Peningkatan mutu harus dilakukan sesuai perencanaan.

f. Peningkatan mutu harus menjadi pandangan hidup.

g. Manajemen berdasarkan fakta dan data.

h. Fokus pengendalian (control) pada proses, bukan hanya pada hasil out put.

Syarat- syarat TQM dapat berlangsung di sekolah, yaitu:

a. Sekolah harus secara terus menerus melakukan perbaikan mutu produk

(output) sehingga dapat memuaskan para pelanggan baik eksternal maupun

internal..

b. Memberikan kepuasan kepada warga sekolah, komite sekolah, penyumbang

dana pendidikan di sekolah tersebut.

c. Memiliki wawasan jauh kedepan.

d. Fokus utama ditujukan pada proses, kemudian baru menyusul hasil.

e. Menciptakan kondisi di mana setiap warga sekolah aktif berpartisipasi dalam

menciptakan keunggulan mutu.

f. Ciptakan kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan dan aktif

memotivasi warga sekolah bukan dengan cara otoriter, sehingga diperoleh

suasana yang kondusif bagi lahirnya ide-ide baru.

g. Rela memberikan ganjaran, pengakuan bagi yang sukses dan mudah

memberikan maaf bagi yang belum berhasil/berbuat salah.

h. Setiap keputusan harus berdasarkan pada data, baru berdasarkan pengalaman/

pendapat.

i. Setiap langkah kegiatan harus selalu terukur jelas, sehingga pengawasan lebih

mudah.

Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

11

Page 12: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

j. Program pendidikan dan pelatihan hendaknya menjadi urutan utama dalam

upaya peningkatan mutu.

Di dalam artikel, ” Revolusi mutu di dalam Pendidikan,” Yohanes Burung-

jay Bonstingl menguraikan secara singkat prinsip TQM yang ia percaya dapat

mengubah pendidikan di sekolah. Ia menyebutnya dengan istilah “Empat pilar

TQM”, antara lain:

1. Synergistic Relationships /Hubungan Sinergi.

Konsep ini menekankan pada ” sistematis pekerjaan yang dilakukan di mana

semua waga sekolah dilibatkan”. Dengan kata lain, kerjasama sekelompok dan

kolaborasi adalah sesuatu yang sangat penting. Konsep sinergi menyatakan bahwa

capaian dan produksi ditingkatkan dengan penyatuan bakat dan pengalaman

individu.Prinsip ini menekankan bahwa fokus utama organisasi sekolah adalah

pada pelanggan dan penyalur. Pelanggan utama sekolah merupakan siswa itu

sendiri dan penyalurnya adalah guru. Guru dan siswa adalah tim, dalam artian

dibutuhkan kerjasama yang sinergi antara keduanya. Prinsip ini ditujukan agar

tercapinya pengembangan kemampuan minat dan bakat siswa.

Di dalam kelas, guru-murid regu adalah tim . Produk kesuksesan mereka

dalam bekerjasama adalah pengembangan kemampuan minat, dan karakter siswa.

Siswa adalah pelanggan guru,sebagai penerima dari jasa bidang pendidikan untuk

peningkatan dan pertumbuhan siswa. Guru dan sekolah adalah para penyalur dari

efektif alat belajar, lingkungan, dan sistem untuk siswa. Sekolah bertanggung

jawab untuk menjamin kelangsungan pendidikan para siswa dalam jangka panjang

dengan proses pembelajaran tentang bagaimana cara belajar dan cara

berkomunikasi, bagaimana cara mendapatkan pekerjaan berkualitas berdasarkan

kemampuan yang mereka miliki.

2. Perbaikan Terus Menerus dan Evaluasi Diri.

Adanya perbaikan terus menerus, secara individual maupun secara

berkelompok baik di dalam menyeting kualitas sekolah dengan jalan administrator

bekerja berkolaborasi dengan pelanggan dan para guru. TQM menekankan

evaluasi diri sebagai bagian dari suatu proses perbaikan berkelanjutan. Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

12

Page 13: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

Administrator berperan penting sekali dalam upaya perbaikan terus menerus

dengan cara mempertegas disiplin, seperti pengendalian, perintah baik dengan

intimidasi untuk kemajuan sekolah. TQM pendidikan dibutuhkan evaluasi diri

3. Suatu Sistem dari Proses Berkelanjutan.

Pilar TQM yang ketiga yang diterapkan di akademis adalah pengenalan

organisasi sebagai sistem dan pekerjaan yang dilaksanakan di dalam organisasi

harus dilihat sebagai suatu proses berkelanjutan. Dalam pilar ketiga TQM

pendidikan ini adalah organisasi dianggap sebuah sistem artinya komponen-

komponen sekolah saling mempengaruhi dan saling ketergantungan. Guru dan

siswa merupakan sistem dari sekolah, mutu ditujukan untuk mengidentifikasi dan

memperbaiki komponen-komponen yang mengalami cacat/memerlukan

perbaikan.

4. Kepemimpinan.

Prinsip ini menyatakan bahwa keberhasilan pelaksanaan TQM merupakan

tanggung jawab dari manajemen puncak yaitu kepala sekolah. IMplikasi dari pilar

keempat ini adalah kepemimpinan sebagai alat dalam menerapkan manajemen

mutu terpadu harus memiliki visi dan misi atau pandangan jauh yang jelas

kedepannya. Aspek kepemimpinan sangat esensial sekali dalam perkembangan

mutu. Kepemimpinan dilihat dari sudut formal yakni kepala sekolah sebagai

pimpinan puncak wajib melakukan perbaikan-perbaikan serta mengendalikan

pelaksanaan kegiatan sekolah dan para guru di sekolah harus mampu menetapkan

konteks di mana para siswa dapat secara optimal mencapai potensi mereka

melalui dampak dari kemajuan berkelanjutan yang disebabkan oleh kerja sama

antara para guru dan para siswa tersebut.

B. Manfaat Implementasi Manajemen Mutu Terpadu (TQM) di Sekolah

According to the practical evidences, the TQM principles help the schools in

following clauses, adapun manfaat dari implementasi manajemen mutu terpadu di

sekolah, antara lain:

1) Membantu dalam menggambarkan kembali peran, tujuan dan tanggung-jawab

sekolah. Dengan adanya penerapan TQM dalam pendidikan akan membantu Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

13

Page 14: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

memperjelas peranan masing-masing komponen sekolah. Seperti kepala

sekolah, guru dan siswa, serta masyarakat

2) Meningkatkan sekolah sebagai ” jalan hidup.” Sebagian orang menganggap

bahwa sekolah hanya sebagai kebutuhan semata tetapi dengan adanya

penerapan TQM maka akan menjadikan sekolah sebagai jalan hidup artinya

sekolah merupakan salah satu jalan bagi mereka untuk mencapai kehidupan

yang lebih baik

3) Memberikan bantuan dalam merencanakan pelatihan kepemimpinan secara

menyeluruh untuk pendidik pada semua tingkatan.

4) Membantu dalam menggunakan riset dan informasi praktis untuk memandu

kebijakan dan pelaksanaan kegiatan di sekolah serta ditujukan untuk adanya

perbaikan secara terus menerus.Hal ini akan berdampak pada adanya upaya

penelitian serta adanya penyediaan informasi mengenai sekolah.

5) Mendisain secara menyeluruh pengembangan anak. Artinya bahwa dengan

adanya TQM akan memberikan manfaat pada desain atau rancangan dalam

pengembangan peserta didik.

Untuk keberhasilan penerapan manajemen mutu terpadu tersebut memang

tidak mudah, diperlukan komitmen dan kerja sama yang baik antara departemen

terkait, antara departemen pusat dengan departemen daerah serta institusi

pendidikan setempat sebagai pihak yang berhubungan langsung dengan

masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya kejelasan secara sistemik dalam

memberi kewenangan antar institusi terkait. Jika manajemen ini diterapkan sesuai

dengan ketentuan yang ada dengan segala dinamika dan fleksibelitasnya, maka

akan menjadi perubahan yang cukup efektif bagi pengembangan dan peningkatan

mutu dan mutu pendidikan nasional.

Mutu terpadu (Total Quality) membutuhkan manajer yang mampu

mengesampingkan sejenak keuntungan jangka pendek dan menetapkan tujuan

keberhasilan jangka panjang. Untuk tetap terdepan dalam kompetisi, sebuah

organisasi harus mengetahui kebutuhan pelanggan, kemudian menyatukan pikiran

untuk bertindak memenuhi kebutuhan mereka.Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

14

Page 15: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

C. Mutu Pembelajaran

Pendidikan adalah tentang pembelajaran masyarakat. Jika TQM bertujuan

untuk memiliki relevansi dalam pendidikan, maka ia harus memberi penekanan

pada mutu pelajar. Hal itu tidak akan terwujud jika TQM tidak memberi

kontribusi yang substansial bagi mutu dalam pendidikan. Pada saat sebagian besar

institusi pendidikan dituntut untuk mengerjakan lebih baik lagi, penting baginya

untuk memfokuskan diri pada aktifitas utama pembelajaran.

Institusi pendidikan yang menggunakan prosedur mutu terpadu harus

menangkap secara serius isu-isu tentang gaya dan kebutuhan pembelajaran untuk

menciptakan strategi individualisasi dan diferensiasi dalam pembelajaran. Pelajar

adalah pelanggan utama, dan jika model pembelajaran tidak memenuhi kebutuhan

individu masing-masing mereka, maka itu berarti bahwa institusi tersebut tidak

dapat mengklaim bahwa ia telah mencapai mutu terpadu.

Institusi pendidikan juga perlu menggunakan hasil pengawasan formal untuk

menetapkan keabsahan program-programnya. Institusi pendidikan harus siap

untuk melakukan langkah-langkah perbaikan terhadap kinerja pelajar yang belum

sesuai dengan harapan dan keinginan mereka. Sebagaimana yang diketahui oleh

para guru, hal ini bukan hal yang mudah. Karena hal ini bisa saja menjadi

pengalaman emosional dan dapat membawa perubahan yang tidak terduga. Yang

perlu ditegaskan adalah langkah-langkah perbaikan tersebut bertujuan untuk

memberikan motivasi dan pengalaman praktek kepada para pelajar tentang

penggunaan TQM yang dapat menyesuaikan diri dalam situasi apapun.

D. Kendala-Kendala yang Harus Diatasi Ketika Memperkenalkan TQM

Untuk mengembangkan sebuah kultur mutu, diperlukan waktu dan kerja

keras. Karena jika kedua hal tersebut tidak berjalan dengan baik, maka perjalanan

mekanisme kerja mutu akan terhambat. TQM membutuhkan mental juara yang

mampu mengahadapi tantangan dan perubahan dalam pendidikan. Peningkatan

mutu merupakan proses yang membutuhkan kewaspadaan dan kehati-hatian.

Karena diam di tempat saat para pesaing terus berkembang adalah tanda-tanda

kegagalan.Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

15

Page 16: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

TQM mengharuskan kesetiaan jangka panjang staf senior terhadap institusi.

Karena, tidak tertutup kemungkinan manajemen senior sendiri bisa menjadi

problem. Mereka bisa saja mengharapkan hasil positif yang dihasilkan TQM,

namun tidak mau memberikan dukungan sepenuh hati yang diperlukan. Banyak

inisiatif mutu yang tersendat-sendat disebabkan sikap manajer senior yang

kembali pada metode manejemen tradisional. Kekhawatiran manajer senior dalam

mengadopsi metode dan pendekatan yang baru adalah kendala utamanya. Hal ini

merupakan rintangan atau kendala yang sangat serius. Ketika manajemen senior

tidak mampu mendukung TQM, maka sangat kecil kemungkinan orang lain di

organisasi tersebut akan mampu melaksanakannya.

Volume tekanan eksternal juga bisa menghalangi upaya sebuah organisasi

dalam menerapkan TQM. Walaupun program-program mutu disampaikan dengan

publikasi besar-besaran, seringkali program-program tersebut tergilas oleh

inisiatif lain. Perlu dipastikan bahwa meskipun ada tekanan lain, mutu harus

selalu menjadi prioritas utama dalam agenda. Dalam hal ini, perencanaan strategis

memiliki peranan penting, untuk membantu staf memahami misi institusi dan

menjembatani jurang dalam komunikasi.

Manajemen senior harus mempercayai stafnya untuk bersama-sama

mengusung visi institusi mereka ke depan. Beberapa manajer senior terkadang

tidak berbagi visi dengan para bawahan sebab mereka khawatir akan kehilangan

status dan hal tersebut dianggap menurunkan derajat manajer. Ditambah lagi

dengan ketakutan manajer senior untuk mendelegasikan bawahannya, maka

peningkatan dan pengembangan mutu akan menjadi suatu yang mustahil.

Masalah utama yang sering dialami oleh banyak institusi adalah peran yang

dimainkan oleh menejemn menengah. Mereka memiliki peran penting karena

mereka adalah petugas operasional harian institusi dan bertindak sebagai petugas

komunikasi yang sangat penting. Mereka bisa menjadi penghalang terjadinya

perubahan, atau sebaliknya menjadi pemimpin. Mananjer menengah hanya bisa

mendefinisikan hasil karyanya sebagai salah satu bentuk inovasi, jika manajer

senior mengkomunikasikan kepada mereka visi dari sebuah masa depan baru.

Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

16

Page 17: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

Manajer senior harus konsisten dalam bersikap dan bertindak ketika

menganjurkan dan mengkomunikasikan pesan peningkatan mutu.

Para manajer bukan satu-satunya pihak yang bisa menghalangi

pengembangan mutu. Beberapa staf yang terlalu khawatir salah terhadap

konsekwensi pemberdayaan juga bisa menghalangi mutu. Mereka kadangkala

cenderung suka terhadap hal-hal yang bersifat statis. Mereka perlu mendapatkan

brainstorming pentingnya dan kegunaan perubahan. Untuk alasan ini, TQM tidak

boleh menjadi sekedar jargon dan iklan.

E. Kegagalan Mutu

Meraih mutu tidak seperti membalikkan telapak tangan. Ia membutuhkan

perjuangan, keseriusan dan kerja keras. Karena meraih mutu sering kali melewati

jalan terjal yang penuh dengan alar yang menyebabkan kegagalan. Jika para

manajer betul-betul memperhatikan mutu secara serius, maka mereka harus

memahami sebab-sebab kegagalan mutu. Karena, untuk menyelesaikan masalah

dengan baik diperlukan pemahaman terhadap penyebab-penyebabnya. Dan analisa

terhadap kegagalan mutu merupakan salah satu hasil terpenting dari penelitian

Deming. Dia membedakan sebab-sebab kegagalan menjadi dua bentuk, umum dan

khusus.

Sebab-sebab umum adalah sebab-sebab yang diakibatkan oleh kegagalan sistem.

Masalah sistem ini merupakan masalah internal proses institusi. Masalah-masalah

tersebut hanya bisa diatasi jika sistem, proses dan prosedur institusi tersebut

dirubah. Sementara sebab-sebab lain yang ia sebut sebagai sebab-sebab khusus

melahirkan variasi-variasi yang non-acak di dalam sistem dan merupakan sebab-

sebab eksternal.

1. Sebab-Sebab Umum Kegagalan Mutu Dalam Pendidikan

Sebab-sebab umum rendahnya mutu pendidikan bisa disebabkan oleh

beberapa sumber yang mencakup desain kurikulum yang lemah, bangunan yang

tidak memenuhi syarat, lingkungan kerja yang buruk, sistem dan prosedur yang

Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

17

Page 18: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

tidak sesuai, jadwal kerja yang serampangan, sumber daya yang kurang, dan

pengembangan staf yang tidak memadai. Jika kesalahn dan kegagalan tersebut

diidentifikasi sebagai akibat dari masalah sistem, kebijakan, atau sumber daya,

maka hal tersebut adalah sebuah kegagalan "sebab umum". Implikasi

menejemnnya adalah sebab-sebab tersebut harus dihilangkan dan sistem serta

prosedurnya harus disusun, ditetapkan dan dikembangkan kembali.

Hal ini mungkin memerlukan perubahan kebijakan atau pelatihan-pelatihan

baru. Hal terpenting yang harus dicatat di sini adalah, hanya pihak manajemen

yang dapat membenahi masalah tersebut. Hanya manajemen yang memiliki

wewenang untuk menetapkan kebijakan atau mendesain ulang sebuah sistem. Staf

yang lain mungkin melihat perlunya perubahan, tetapi implementasi perubahan

tersebut hanya akan terjadi ketika manajemen mengambil tindakan.

Untuk menentukan akan dan penyebaran sebuah masalah, diperlukan sebuah

upaya untuk mencari data-data kegagalan dan melakukan pemeriksaan secara

teratur. Dan kesalahan yang sering kali terjadi dalam dunia pendidikan adalah

kurangnya penelitian dan analisa terhadap sebab-sebab rendahnya tingkat

pencapaian tujuan, serta belum terwujudnya penelitian dan analisa tersebut

sebagai subyek aksi manajerial.

2. Sebab-Sebab Khusus Kegagalan Mutu

Di sisi lain, sebab-sebab khusus kegagalan, sering diakibatkan oleh prosedur

dan aturan yang tidak diikuti atau ditaati, meskipun kegagalan tersebut mungkin

juga diakibatkan oleh kegagalan komunikasi atau kesalah-pahaman. Kegagalan

tersebut bisa juga diakibatkan oleh anggota individu staf yang tidak memiliki skil,

pengetahuan dan sifat yang dibutuhkan untuk menjadi seorang guru atau manajer

pendidikan. Sebab-sebab khusus masalah mutu bisa mencakup kurangnya

pengetahuan dan keterampilan anggota, kurangnya motivasi, kegagalan

komunikasi, atau yang berkaitan dengan perlengkapan-perlengkapan.

Jika sebuah masalah disebabkan oleh sebab-sebab khusus, maka masalah

tersebut bisa diatasi dengan tanpa mengganti kebijakan atau mendesain kembali

sistem. Merubah sistem merupakan hal yang tidak tepat dan bisa mengakibatkan

terjadinya kegagalan yang lebih fatal. Sumber kegagalan membutuhkan Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

18

Page 19: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

identifikasi dan penyelesaian. Menangani sebab-sebab khusus juga merupakan

tanggung jawab manajemen. Memang staf lain sangat mungkin bisa menangani

dan menyelesaikan masalah tersebut, namun terkadang mereka tidak memiliki

otoritas yang cukup. Banyak masalah khusus dalam pendidikan muncul dari

sejumlah kecil individu yang kurang memiliki motivasi atau ketrampilan untuk

menjadi seorang guru yang efektif. Hanya manajemen yang memiliki otoritas

untuk menemukan solusi yang tepat dalam masalah ini.

F. Implementasi Manajemen Mutu Melalui Konsep MPMBS

Implementasi TQM di organisasi Pendidikan khususnya negeri memang tidak

mudah. Adanya hambatan dalam budaya kerja, unjuk kerja dari guru dan

karyawan sangat mempengaruhi. Tidak perlu dipungkiri bahwa budaya kerja,

unjuk kerja dan disiplin pegawai negeri sipil di negara kita ini sangat rendah. Ini

sangat mempengaruhi efektifitas implementasi TQM.

Secara bahasa Istilah manajemen berbasis sekolah (MBS) berasal dari tiga

kata, yaitu manajemen, berbasis, dan sekolah. Manajemen adalah

pengkoordinasian dalam  penggunaan  sumberdaya secara efektif untuk mencapai

tujuan atau untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Catatan: sumber daya terbagi

menjadi sumber daya manusia dan sumber daya selebihnya (peralatan,

perlengkapan, bahan/material, dan uang); input manajemen terdiri dari tugas,

rencana, program.

Berbasis berarti "berdasarkan pada" atau "berfokuskan pada". Sekolahadalah

suatu organisasi terbawah dalam jajaran Departemen Pendidikan Nasional

(Depdiknas) atau suatu lembaga pendidikan dimana disana terjadi proses belajar

mengajar serta tempat menerima dan memberikan pembelajaran. Dari definisi di

atas maka menurut  Dermawan (2006) Manajemen Berbasis Sekolah adalah

pengkoordinasian dan penyerasian sumberdaya yang dilakukan secara otonomis

(mandiri) oleh sekolah melalui sejumlah input manajemen untuk mencapai tujuan

sekolah dalam kerangka pendidikan nasional, dengan melibatkan semua kelompok

kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses

pengambilan keputusan (partisipatif)". Catatan: kelompok kepentingan yang Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

19

Page 20: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

terkait dengan sekolah meliputi: kepala sekolah dan wakil-wakilnya, guru, siswa,

konselor, tenaga administratif, orangtua siswa, tokoh masyarakat, para

profesional, wakil pemerintahan, wakil organisasi pendidikan. Nurkholis

(2006)  mendefinisikan Manajemen berbasis sekolah adalah penggunaan sumber

daya yang berasaskan kepada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran dan

pembelajaran.

Dari asal usul peristilahan, Manjemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah

terjemahan langsung dari School Based Manajement (SBM). Istilah ini  mula-

mula muncul di Amerika pada tahun 1970-an sebagai alternative untuk

mereformasi pengelolaan pendidikan atau sekolah, dimana terjadi pergeseran

tanggung jawab pada tingkat sekolah dengan manajemen mandiri.

Wohlstetter dan Wohrman dalam Nurkholis (2006) mendefinisikan makna

yang lebih luas  tentang MBS yang diartikan suatu pendekatan politis untuk

mnedesain ulang oganisasi sekolah dengan memberikan kewenangan dan

kekuasaan kepada partisipan sekolah pada tingkat local guna memajukan

sekolahnya, partisipan lokal adalah kepala sekolah, guru, konselor, pengembang

kurikulum, administrator, orang tua siswa, masyarakat sekita, dan siswa.

Secara lebih sempit MBS hanya mengarah kepada perubahan tanggung jawab

pada bidang tertentu, seperti dikemukan oleh Kubik  dalam Nurkholis (2006)

bahwa MBS meletakkan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan dari

pemerintah daerah kepada sekolah yang menyangkut bidang anggaran, personil,

dan kurikulum, karena itu MBS memberikan control proses pendidikan kepada

kepala sekolah, guru, siswa, dan orang tua.

Kementrian  Pendidikan Nasional Repubrik Indonesia menyebut MBS

sebagai Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS), yang

diartikan sebagai model manajemen yang member otonomi lebih besar pada

sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan

secara langsung semua warga sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah

berdasarkan kebijakan pendidikan nasional.

Dari beberapa definisi tentang MBS, dengan demikian penulis dapat

menyimpulkan MBS adalah suatu model pengelolaan sekolah dengan Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

20

Page 21: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

memberikan wewenang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sekolahnya

masing-masing secara langsung dengan penuh tanggung jawab untuk

meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional

Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, adalah sebagai model dalam

bidang pendidikan, khususnya untuk pendidikan Dasar, dan Menengah diyakini

sebagai model yang akan mempermudah pencapaian tujuan pendidikan. Dalam

konteks penyelenggaraan persekolahan konsep MPMBS dijadikan sebagai acuan

kebijakan dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS)

yang telah mengadopsi prinsip-prinsip TQM ternyata tidak serta merta

mendongkrak peningkatan kinerja pelaksana sekolah yang implikasinya dapat

meningkatkan kompetensi siswa kita. Menurut penulis, yang paling pertama

diperbaiki adalah budaya kerja, unjuk kerja dan disiplin dari pelaksana sekolah

(guru, karyawan dan kepala sekolah). Semuanya harus dapat memandang siswa

sebagai “pelanggan”, yang harus dilayani dengan sebaik – baiknya demi kepuasan

mereka.

Pelaksana sekolah selalu bersemangat untuk maju, bersemangat terus untuk

menambah kemampuan dan ketrampilannya yang pada akhirnya akan

meningkatkan unjuk kerja mereka di hadapan siswa. Apabila semua pelaksana

sekolah sudah mempunyai budaya kerja, unjuk kerja dan disiplin yang tinggi,

maka implementasi TQM dapat secara nyata berjalan dan akan menjadikan

organisasi pendidikan (sekolah) akan semakin maju, eksis, memiliki brand image

yang semakin tinggi dan pada akhirnya dapat menciptakan kader – kader bangsa

yang berkualitas dan dapat disejajarkan dengan bangsa lain.

Rendahnya budaya kerja, unjuk kerja dan disiplin kerja pelaksana sekolah

(PNS) memang sangat dipengaruhi oleh sistem penghargaan negara (gaji) yang

rendah terhadap PNS. Ini menyebabkan tidak sedikit kewajiban di organisasi

pendidikan khususnya menjadi “sambilan” bagi PNS dan justru yang utama

berada di kegiatan luar organisasi karena adanya tuntutan ekonomi yang semakin

berat.

Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

21

Page 22: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

Angin segar telah berhembus bagi guru khususnya, dengan telah adanya UU

Guru dan Dosen yang menjadi payung hukum dan menjamin peningkatan

kesejahteraan Guru dan Dosen. Tetapi setelah dilaksanakan apakah menjadi lebih

baik apa menjadi lebih buruk ??? dan lihat kenyataan yang sekarang….?”.

Diperlukan adanya kesungguhan dari warga sekolah secara bersama, sadar, dan

berkeinginan yang kuat untuk maju.

Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

22

Page 23: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan, antara lain:

Mempertahankan kepuasan pelanggan membuat organisasi dapat menyadari

dan menghargai kualitas. Semua usaha / manajemen dalam TQM harus diarahkan

pada suatu tujuan utama, yaitu kepuasan pelanggan, apa yang dilakukan

manajemen tidak ada gunanya bila tidak melahirkan kepuasan pelanggan.

Kerjasama tim dalam menangani proyek perbaikan atau pengembangan mutu

pendidikan dilakukan melalui pemberdayaan (empowerment) pegawai dan

kelompok kerjanya dengan pemberian tanggungjawab yang lebih besar. Eksistensi

kerjasama dalam sebuah lembaga pendidikan sebagai modal utama dalam meraih

mutu dan kepuasan stakeholders melalui proses perbaikan mutu secara

berkesinambungan.

Guru, Staf dan setiap orang dalam institusi pendidikan turut memberikan jasa

kepada para kolega mereka sesama pelanggan internal. Hubungan internal yang

kurang baik akan menghalangi perkembangan sebuah institusi. Salah satu tujuan

TQM adalah untuk merubah sebuah institusi sekolah menjadi sebuah tim untuk

meraih sebuah tujuan tunggal yaitu memuaskan seluruh pelanggan. Peran orang

tua dalam motivasi diri anak sejak dini merupakan modal besar bagi kesuksesan

anak di sekolah. Orang tua dapat mendukung perkembangan intelektual anak dan

kesuksesan akademik anak dengan memberi mereka kesempatan  dan akses ke

sumber-sumber pendidikan.

Banyak para sarjana yang berpendapat tentang manajemen mutu terpadu.

Tetapi para sarjana sepakat bahwa dalam manajemen mutu terpadu, hal yang

terpenting adalah proses atau sistem dalam pencapaian tujuan organisasi. Elemen

pendukung dalam TQM adalah kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan, struktur

pendukung, komunikasi, ganjaran dan pengakuan, serta pengukuran. Adapun

falsafah dari manajemen mutu terpadu adalah reaksi berantai untuk perbaikan

Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

23

Page 24: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

kualitas, transformasi organisasi, peran esensial pimpinan, hindari praktik-orakti

manajemen yang merugikan, dan penerapan system of profound knowledge.

Dalam implementasi manajemen mutu terpadu di sekolah, hendaknya

memperhatikan prinsip, syarat- syarat, dan empat pilar TQM sehingga

pelaksanaannya dapat berlangsung dengan lancar.

Adapun manfaat implementasi manajemen mutu terpadu di sekolah adalah

membantu dalam menggambarkan kembali peran, tujuan dan tanggung-jawab

sekolah, meningkatkan sekolah sebagai ” jalan hidup”, memberikan bantuan

dalam merencanakan pelatihan kepemimpinan secara menyeluruh untuk pendidik

pada semua tingkatan, membantu dalam menggunakan riset dan informasi praktis,

serta mendisain secara menyeluruh pengembangan anak.

Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

24

Page 25: Implementasi Manajemen Mutu Terpadu Di Sekolah Wahyu Yang Mau Dikumpul

DAFTAR PUSTAKA

Sallis, Edward. 1993, Total Quality Management in Education. London: Kogan

Page Educational Series.

Syafaruddin. 2002. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan. Jakarta: PT.

Grasindo.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2009, Manajemen Pendidikan,

Bandung, ALFABETA

Ani M. Hasan (2003); “Pengembangan Profesional Guru di Abad Pengetahuan”,

Pendidikan Network :

Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1998); Total Quality Management (TQM),

Andi Offset : Yogyakarta

Frietz R Tambunan (2004); “Mega Tragedi Pendidikan Nasional”, Kompas :

Hadari Nawawi (2005); Manajemen Strategik, Gadjah Mada Pers : Yogyakarta

Thomas B. Santoso (2001), “ Manajemen Sekolah di Masa Kini (1)”, Pendidikan

Network:

http://edu-articles.com/lama/?pilih=lihat&id=45 yang diakses pada tgl 10 Agustus

2013

http://www.pu.go.id/itjen/buletin/1314tqm.htm yang diakses pada tgl 10 Agustus

2013.

http://edu-articles.com/lama/?pilih=lihat&id=48 yang diakses pada tgl 10 Agustus

2013.

http://sekolah.8k.com/blank.html yang diakses pada tgl 10 Agustus 2013.

http://smanraja.blogspot.com/2007/09/manajemen-mutu-pendidikan.htm yang

diakses pada tgl 10 Agustus 2013.

Manajemen Mutu Terpadu dan Implementasinya Dalam

Pendidikan

OLEH : WAHYU TRIONO

25