Yang Mau Diprint

114
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam. Dengan Sumber Daya Alam dan diikuti dengan berkembangnya Sumber Daya Manusia yang ada tentunya tidak sulit bagi kita untuk membuat suatu terobosan baru untuk peningkatan teknologi di bidang konstruksi. Khususnya di negara Indonesia, perkembangan konstruksi pelat lantai telah semakin maju. Pertambahan jumlah penduduk yang terus-menerus meningkat setiap tahunnya membuat pelayanan gedung Catatan Sipil (DISDUKCAPIL) kota palembang yang sudah layak dibangun sebelumnya mau tak mau harus meningkatkan konstruksi dan kualitas bangunan yang ada . Pembangunan gedung ini nantinya akan diperuntukkan bagi pelayanan pembuatan akte kelahiran dan segala sesuatu yang berkaitan dengan catatan kependudukan sipil masyarakat kota Palembang. Struktur gedung bertingkat khususnya untuk kegiatan dalam aspek kependudukan direncanakan sedemikian rupa. Setiap bangunan bertingkat memiliki konstruksi berbeda, termasuk aspek teknis, kenyamanan, bernilai ekonomis, dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjamin kelancaran aktifitas di dalamnya. Struktur 1

description

nmnm

Transcript of Yang Mau Diprint

Page 1: Yang Mau Diprint

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam. Dengan

Sumber Daya Alam dan diikuti dengan berkembangnya Sumber Daya Manusia yang

ada tentunya tidak sulit bagi kita untuk membuat suatu terobosan baru untuk

peningkatan teknologi di bidang konstruksi. Khususnya di negara Indonesia,

perkembangan konstruksi pelat lantai telah semakin maju.

Pertambahan jumlah penduduk yang terus-menerus meningkat setiap tahunnya

membuat pelayanan gedung Catatan Sipil (DISDUKCAPIL) kota palembang yang

sudah layak dibangun sebelumnya mau tak mau harus meningkatkan konstruksi dan

kualitas bangunan yang ada . Pembangunan gedung ini nantinya akan diperuntukkan

bagi pelayanan pembuatan akte kelahiran dan segala sesuatu yang berkaitan dengan

catatan kependudukan sipil masyarakat kota Palembang.

Struktur gedung bertingkat khususnya untuk kegiatan dalam aspek

kependudukan direncanakan sedemikian rupa. Setiap bangunan bertingkat memiliki

konstruksi berbeda, termasuk aspek teknis, kenyamanan, bernilai ekonomis, dan

dapat dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjamin kelancaran aktifitas di

dalamnya. Struktur bangunan secara umum terdiri atas komponen pelat lantai, balok,

dan kolom yang dapat menjadi satu kesatuan.

Pelat lantai merupakan suatu elemen struktur yang mempunyai bentuk data

dengan ketebalan yang jauh lebih kecil dari elemen-elemen lainnya. Melalui

peninjauan pada pelaksanaan pelat lantai diharapkan dapat memberikan pengetahuan

mengenai pelaksanaan serta perhitungan konstruksi pelat, baik pada proses

pembebanan, penulangan, maupun defleksi yang terjadi. Maka Laporan Kerja

Praktek ini membahas mengenai pelat lantai untuk mengetahui lebih jauh mengenai

pelaksanaan dan perhitungan konstruksi pelat lantai di lapangan pada proyek

pembangunan Gedung DISDUKCAPIL Kota Palembang.

1

Page 2: Yang Mau Diprint

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dilaksanakannya kerja praktek ini adalah untuk mengetahui dan

memahami proses pelaksanaan konstruksi pelat lantai pada proyek pembangunan

Gedung Kantor Catatan Sipil (Capil) kota Palembang. Baik tahapan-tahapan

pelaksanaan maupun permasalahan yang terjadi di lapangan.

Tujuan dari kerja praktek adalah :

1. Mengenal kondisi sebenarnya pelaksanaan proyek pembangunan Gedung

Kantor Catatan Sipil (Capil) kota Palembang secara langsung sehingga dapat

mengetahui bagaimana mengaplikasikan ilmu yang didapat.

2. Untuk mengidentifikasi prosedur pelaksanaan pekerjaan struktur di lapangan

khususnya pelaksanaan pekerjaan pelat lantai.

3. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang berlangsung serta kendala-kendala

yang terjadi dalam pelaksanaan proyek.

4. Mempelajari dan memahami analisis perhitungan penulangan pelat lantai

yang ada di lapangan dan dibandingkan secara teoritis.

1.3. Metodologi Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penulisan laporan ini dibagi menjadi :

1. Data Primer

Adalah data yang didapatkan secara langsung, yang dapat dilakukan dengan

cara Observasi, Wawancara dan Konsultasi

2. Data Sekunder

Pengumpulan data yang didapat berasal dari pihak kontraktor, pihak

konsultan, dan pelaksana yang berupa gambar kerja dan syarat-syarat serta

data-data yang disesuaikan dengan kebutuhan laporan, dan mempelajari

literatur dan buku-buku referensi yang berkaitan dengan tinjauan yang

dibahas dalam laporan.

1.4. Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup Pembahasan dalam penulisan laporan ini meliputi hal-hal

yang berhubungan pada proyek pembangunan Gedung Kantor Catatan Sipil (Capil)

kota Palembang. Permasalahan yang akan dibahas dibatasi hanya mengenai struktur

pelat lantai pada proyek pembangunan Gedung Catatan Sipil (Capil) kota

2

Page 3: Yang Mau Diprint

Palembang, yaitu berupa teknis pelaksanaan pekerjaan pelat lantai beserta analisa

perhitungannya.

1.5. Sistematika Penulisan

Proposal kerja praktek ini akan dibagi menjadi 6 bab dengan pembahasan

sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan

Bab ini membahas mengenai latar belakang, maksud dan tujuan penulisan, ruang

lingkup penulisan, metode pengumpulan data, dan sistematika laporan.

Bab II. Gambaran Umum Proyek

Bab ini membahahas mengenai gambaran umum tentang proyek mencakup data

umum dan teknis proyek, rencana pelaksanaan pekerjaan dan struktur organisasi

proyek.

Bab III. Landasan Teori

Bab ini membahas landasan teori mengenai topik yang ditinjau pada kerja praktek

dan diperoleh dari berbagai literature dan buku-buku referensi.

Bab IV. Rencana Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi

Bab ini membahas mengenai penjelasan persiapan dan pelaksanaan pekerjaan pelat

lantai di lapangan.

Bab V.Rencana tinjauan Perhitungan Pekerjaan dan Pembahasan

Bab ini membahas tentang pembebanan pelat lantai 2, lantai 3 dan pelat lantai atap,

perhitungan penulangan, rekapitulasi penulangan pelat lantai, dan analisa hasil

perhitungan.

Bab VI. Rencana Daftar Pustaka

3

Page 4: Yang Mau Diprint

BAB II

GAMBARAN UMUM PROYEK

2.1 Gambaran Umum Proyek

Proyek pembangunan Gedung Kantor DISDUKCAPIL kota Palembang dapat

dijelaskan dengan keadaan sebagai berikut :

2.1.1. Data-Data Umum Proyek

Nama Pekerjaan : Proyek Pembangunan Gedung Catatan Sipil

(DISDUKCAPIL) kota Palembang

Lokasi Proyek : Jalan Lunjuk Jaya kota Palembang

Pemilik Proyek : Pemerintah Daerah Kota Palembang

Nilai Kontrak : Rp. 4.908.732.000,- (termasuk ppn 10%)

Sumber Dana : APBD Kota Palembang

Waktu Pelaksanaan : (September 2014 – Desember 2014)

Konsultan Pengawas : CV. Detail Merbang Seulawah

Konsultan Perencana : CV. Artha Rancang Teknik

Kontraktor Pelaksana : PT. Anugrah Pertiwi Kontrindo

2.1.2. Data-Data Teknis Proyek

Jumlah Lantai : 3 lantai

Konstruksi : Beton Bertulang

Jenis Pondasi : Pondasi Tiang Pancang (Mini Pile)

Tebal Selimut Beton : 25 mm

Mutu Beton : K-250

4

Page 5: Yang Mau Diprint

Mutu Baja : BJTD-U-40 (fy = 400 MPa)

BJTP-U-24 (fy = 240 MPa)

Tinggi Bangunan : Lantai 3 : 8,40 meter

Lantai 2 : 4,20 meter

Lantai 1 : 0,00 meter

2.2. Pihak-pihak Yang Terlibat Dalam Proyek

Dalam pembangunan suatu proyek, dilakukan beberapa tahapan kerja yaitu

mulai dari tahap perencanaan, survei lapangan sampai dengan pelaksanaan proyek.

Agar pelaksanaan dan pembangunan proyek dapat berjalan baik, maka dilibatkan

banyak pihak dalam pelaksanaan tersebut. Secara umum pihak-pihak yang berperan

dalam pembangunan suatu proyek adalah sebaga berikut :

2.2.1 Pemberi Tugas atau Pemilik proyek

Pemilik proyek/owner adalah orang atau badan swasta atau pemerintah yang

menghendaki suatu pekerjaan yang dilaksanakan oleh pihak lain. Dalam hal ini

owner harus cukup punya dana untuk merealisasikan proyek yang diinginkan.

Dalam proyek pembangunan Gedung Kantor DISDUKCAPIL Kota Palembang

selaku pemberi tugas adalah Pemerintah Kota Palembang.

1. Konsultan Pengawas

Dalam proyek pembangunan gedung ini yang ditunjuk sebagai konsultan

pengawas adalah CV. DETAIL MERBANG SEULAWAH.

2. Konsultan Perencana

Dalam proyek ini konsultan perencana adalah CV. ARTHA RANCANG

TEKNIK

3. Kontraktor (Pemborong)

Dalam proyek ini yang ditunjuk sebagai kontraktor adalah PT. ANUGRAH

PERTIWI KONTRINDO.

5

Page 6: Yang Mau Diprint

4. Site Manager

Site Manager dapat juga disebut pengawas lapangan. Pada Proyek ini site

manager nya adalah Bapak Nasmar, ST

5. Logistic

Logistic adalah kebutuhan material dan peralatan yang diperlukan. Material

dan peralatan disiapkan oleh pihak kontraktor bagian logistic. Bapak Andi

bertanggung jawab dibidang logistic pada proyek ini.

6. Mandor

Mandor bertugas mengawasi pekerjaan yang sedang berlangsung yang

dikerjakan oleh pekerja.

7. Pekerja

Pekerja bertugas melaksanakan pekerjaan-pekerjaan bangunan yang telah

ditentukan oleh kontraktor.

2.3. Struktur Organisasi Proyek

Dalam berbagai bidang perkerjaan struktur organisasi merupakan suatu

kelengkapan yang sangat penting, demikian juga halnya dengan perkerjaan yang

berkaitan dengan pembangunan suatu konstruksi. Struktur Oganisasi ini mutlak

diperlukan untuk menjamin kelancaran dan kesuksesan suatu proyek.

Sumber : dokumen dan data kontraktor

6

Owner

DISDUKCAPIL kota

Palembang

Owner

DISDUKCAPIL kota

Palembang

Pengawas

CV. Detail Merbang

Seulawah

Pengawas

CV. Detail Merbang

Seulawah

Kontraktor

CV. Anugerah Pertiwi

Kontrindo

Kontraktor

CV. Anugerah Pertiwi

Kontrindo

Konsultan Perencana

CV. Artha Rancang Teknik

Konsultan Perencana

CV. Artha Rancang Teknik

Page 7: Yang Mau Diprint

Keterangan : : Hubungan Fungsional

: Hubungan Kontraktual

Gambar II.1. Struktur Organisasi Proyek Pembangunan Gedunng DISDUKCAPIL

Kota Palembang

Gambar 2.2. Struktur Organisasi Proyek Kontraktor ( CV. Anugerah Pertiwi

Kontrindo)

2.4. Syarat-syarat Pelaksanaan Kerja

Gambar-gambar perencanaan pada proyek ini dibuat oleh konsultan perencana

proyek. Setelah perencanaan selesai dikerjakan, maka dapat diketahui berapa banyak

anggaran pengeluaran yang harus dikeluarkan.

7

Rangga Lawe, SE

Direktur

Zul Fahrozi

General Manager

Nasmar, ST

Site Manager

Basiran

Pelaksana Lapangan

M. Agus H, ST

Staff Engineering

Andi

Logistic

Keamanan Proyek

1. Ketua : Alekson, SE

2. Anggota : - M. Teguh

- Marwan

Page 8: Yang Mau Diprint

2.5. Peta Lokasi Proyek

Adapun peta lokasi proyek dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut :

Gambar 2.3. Lokasi pelaksanaan proyek yang disunting dari google maps

8

Page 9: Yang Mau Diprint

BAB III

DASAR TEORI

3.1. Pengertian Pelat

Pelat atau slab adalah suatu elemen struktur yang mempunyai bentuk datar

ataupun melengkung, yang ukuran tebalnya jauh lebih kecil dari ukuran-ukuran

lainnya (Astira, Imron Fikri , 2006). Saat ini pelat beton bertulang merupakan suatu

sistem lantai yang dipakai sebagian besar bangunan. Dengan menggunakan bahan

baja dan beton mutu tinggi akan didapat ukuran atau dimensi komponen struktur

beton bertulang yang semakin mengecil. Sebenarnya peningkatan mutu bahan

defleksi komponen struktur hanya kecil saja, yang berpengaruh besar adalah ukuran

penampang atas dalam hal ini momen inersia penampang. Akan terjadi lendutan

lebih besar pada komponen struktur bahan mutu tinggi dibandingkan dengan

komponen struktur yang sama tetapi dibuat dari bahan yang dengan mutu rendah,

yang pada umumnya luas penampang lebih besar sehingga momen inersianya juga

besar. (Istimawan Dipohusodo,1999).

3.1.1. Pelat Lantai

Pelat lantai (floor plate) yang dimaksud disini adalah lantai yang tidak

terletak diatas tanah langsung, jadi merupakan lantai tingkat. Pelat lantai ini

didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan. Pelat lantai

harus direncanakan kaku, rata, lurus dan waterpas (mempunyai ketinggian yang

sama, tidak miring) agar terasa mantap dan enak untuk tempat berpijak.

Ketebalan pelat lantai ditentukan oleh beban yang harus didukung, besar

lendutan yang diizinkan, lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung

serta bahan konstruksi dari pelat lantai.

Adapun kegunaan pelat lantai dari beton, yaitu :

a. Memisahkan ruang bawah dan ruang atas.

b. Sebagai tempat berpijak penghuni dilantai atas.

c. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah.

9

Page 10: Yang Mau Diprint

d. Meredam suara dari ruang atas maupun ruang bawah

Tidak dapat terbakar dan dapat dibuat lapis kedap air, jadi diatasnya boleh

dibuat dapur dan kamar mandi/WC.

3.1.2. Pelat Lantai Atap

Pelat lantai atap umumnya terbuat dari beton bertulang kedap air.

Keuntungan penggunaan pelat atap dari beton, yaitu :

1. Diatasnya dapat dipakai untuk ruangan serbaguna, seperti gudang, tempat

jemuran, ruang mesin, bak air.

2. Konstruksi atap yang menjadi satu dengan rangka portalnya menambah sifat

kaku dari bangunan, sehingga lebih tahan terhadap gaya horizontal, oleh angin

atau gempa.

3. Karena tahan api, maka dapat mencegah menjalarnya api yang datang dari arah

atas ke dalam ruangan di bawahnya.

3.2. Tipe-Tipe Plat

a. Sistem Flat Slab

Flat slab adalah plat beton bertulang yang langsung ditumpu oleh kolom-

kolom tanpa balok-balok. System ini dipakai bila bentangan tidak besar dan

intensitas beban tidak terlalu berat, misalnya pada bangunan apartemen dan

hotel. (George Winter; Arthur H. Nilson, 1993).

b. Sistem Grid

Sistem grid dua arah (waffle system) memiliki balok yang saling bersilangan,

dengan jarak yang relative rapat yang menumpu pada plat atas tipis. System ini

dimaksudkan untuk mengurangi beban sendiri plat dua arah tergantung

konfigurasi.

c. Sistem Plat dan Balok

Sistem ini dari slab menerus yang ditumpu balok-balok monolit yang

umumnya ditempatkan pada jarak sumbu 3-6 meter. Tebal plat ditetapkan

10

Page 11: Yang Mau Diprint

berdasarkan pertimbangan struktur yang mencakup aspek keamanan terhadap

bahaya kebakaran, system ini banyak dipakai.

d. Sistem Lajur Balok

Sistem ini serupa dengan balok plat, tetapi balok menggunakan balok-balok

dangkal yang lebih besar. Sistem ini semakin banyak diterapkan pada bangunan

yang mementingkan tinggi antar lantai.

3.3. Drop Panel

Pelat beton bertulang yang langsung ditumpu oleh kolom-kolom tanpa balok

disebut dengan sistem Flat lab. Sistem ini digunakan bila bentang tidak besar dan

intensitas beban tidak terlalu berat, misalnya bangunan apartemen atau hotel.

Kadang-kadang bagian kritis pelat di sekitar kolom penumpu perlu dipertebal untuk

memperkuat pelat terhadap gaya geser, pons, dan lentur. Bagian penebalannya

disebut Drop Panel, sedangkan penebalan yang membentuk kepala kolom disebut

Column Capital. Flat Slab yang memiliki ketebalan merata tanpa adanya Drop Panel

dan Column Capital disebut Flat Plate. Tebal lantai Flat Slab adalah 125 hingga 250

mm untuk bentangan 4,5 hingga 7,5 m. Sistem ini banyak digunakan pada bangunan

rendah yang beresiko rendah terhadap beban angin dan gempa.

Model struktur yang menggunakan Flat Slab merupakan model struktur tanpa

balok. Ada penebalan pada kepala koolom yang disebut dengan Drop Panel,

akibatnya semua beban pada pelat lantai akan didistribusikan langsung ke kolom.

Penggunaan sistem Drop Panel ini memudahakan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

terutaman pekerjaan bekisting/formwork, pelat mayoritas datar dan tidak ada

gangguan balok. Tipe formwork yang diterapkan biasannya System Table Form,

dengan sistem ini siklus pengerjaan akan lebih mudah diprediksi.

Hanya berkisar seminggu atau usia beton telah mencukupi lebih dari 65%

bekisting sudah bisa dibongkar dan di reproping. Bekisting selanjutnya bisa dipindah

ke zona berikutnya. Reproping bisa dilepas setelah beton mengeras pada usia 28 hari

11

Page 12: Yang Mau Diprint

Berikut model gambar Flat Slab :

3.4. Material dan Peralatan

3.4.1. Material

A. Material untuk Pekerjaan Beton

Beton merupakan suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang

direkatkan oleh bahan ikat. Campuran bahan beton antara lain semen, agregat, air

dan admixture. (Sagel, R.,dkk, 1994)

Adapun campuran bahan beton tersebut antara lain :

1. Semen

Semen merupakan bahan ikat hidrolik untuk pembuatan beton. Hidrolik

berarti :

1. Semen bereaksi dengan air dan membentuk suatu batuan massa.

2. Suatu produksi keras (semen) yang kedap air.

Sehingga penempatan semen harus dilakukan sedemikian rupa sehingga

terlindung dari lembab. Pengambilan semen dari timbunan juga harus diatur

sehingga selalu diambil dari timbunan yang paling terdahulu.

2. Agregat

Agregat terdiri dari 2 macam yaitu :

a. Agregat kasar (kerikil dan batu pecah)

12

Page 13: Yang Mau Diprint

Kerikil atau batu pecah untuk beton merupakan bahan batuan yang keras

dengan ukuran 5 – 30 mm bisa diperoleh dari batuan alam atau batuan alam

yang dihancurkan.

b. Agregat halus (pasir)

Pasir merupakan bahan batuan dengan ukuran lebih kesil dari 5 mm.

Selain itu pasir harus lolos dari saringan nomor 4.

3. Air

Air merupakan bahan pembantu dalam pengerasan beton berdasarkan

reaksi semen dan air, namun demikian air yang diambil secara sembarang

akan berpengaruh terhadap kekuatan adukan beton tersebut. Supaya adukan

mempunyai kekuatan yang optimal, maka air yang digunakan harus bersih,

tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat

dilihat secara visual juga tidak mengandung unsur-unsur organik yang dapat

merusak adukan.

4. Admixture (bahan kimia tambahan)

Admixture merupakan bahan tambahan yang digunakan dalam campuran

beton. Penambahan admixture bertujuan untuk memperbaiki sifat-sifat

tertentu dari campuran beton lunak dan keras.

B. Material Untuk Pekerjaan Penulangan

Tulangan merupakan suatu fungsi yang sangat penting untuk struktur beton

karena daya dukung beton bertulang didapatkan dari hasil kerja sama antara beton

dan tulangan. Supaya pemakaian tulangan bisa berjalan dengan efektif, harus

diusahakan agar tulangan dan beton dapat mengalami deformasi bersama-sama, yaitu

agar terdapat ikatan yang cukup kuat diantara kedua material tersebut untuk

memastikan tidak terjadinya gerakan relatif atau slip dari tulangan dengan beton

yang ada disekelilingnya. Hal ini dikarenakan beton hanya kuat menahan gaya tekan

dan tidak kuat manahan gaya tarik, maka disinilah fungsi besi / tulangan yang akan

menahan gaya tarik yang timbul dalam sistem tersebut.

13

Page 14: Yang Mau Diprint

3.4.2. Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam pengecoran beton plat lantai, antara lain :

1. Molen

Molen (mesin aduk beton) telah banyak digunakan dalam pelaksanaan

pekerjaan beton. Dengan mesin ini hasil adukan akan tercampur lebih merata dan

lebih sempurna. Molen seperti pada gambar ini kemiringannya dapat diatur

sehingga bahan-bahan beton dapat dimasukkan dan dikeluarkan dengan mudah.

2. Concrete Pump

Concrete pump digunakan untuk membantu memindahkan hasil adukan

material beton dari molen ketempat pengecoran beton. Pengecoran dilakukan

dengan menembakkan adukan beton melalui pipa disertai dengan adanya getaran

dari vibrator untuk mendapatkan kepadatan yang baik.

3. Concrete Bucket dan Pipa Tremi

Bucket adalah tempat pengangkutan beton dari truck mixer concrete

sampai ke tempat pengecoran, dan pipa tremi adalah pipa yang digunakan untuk

mengatur tinggi jatuh beton pada saat pengecoran.

4. TC ( tower crane)

TC atau tower crane adalah alat penghantar yang digunakan untuk

menghantarkan beton dari truck mixer concrete lalu di tuangkan ke concrete

bucket sampai ke tempat pengecoran.

5. Alat getar ( vibrator )

Alat getar atau vibrator digunakan menggetarkan beton pada saat

pengecoran agar beton dapat mengisi seluruh ruangan dan tidak terdapat rongga-

rongga udara diantara beton yang dapat menyebabkan beto keropos.

3.5. Metode dan Analisis Perencanaan Pelat

Dalam melakukan analisis desain struktur, perlu ada gambaran yang jelas

mengenai perilaku dan besar beban yang bekerja pada struktur. Hal penting yang

mendasar adalah pemisahan antara beban-beban yang bersifat statis seperti beban

mati dan beban hidup dan dinamis seperti beban tak terduga.

14

Page 15: Yang Mau Diprint

Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban mati dan beban hidup

saja seperti penghuni, perabotan, berat lapis tegel dan berat sendiri pelat yang bekerja

secara tetap dalam waktu lama, sedangkan beban tak terduga seperti gempa, angin

dan getaran tidak diperhitungkan.

Langkah-langkah dalam menghitung penulangan plat lantai adalah sebagai

berikut:

1) Hitung Pembebanan

Menurut Budiadi (2008), perhitungan beban dalam perhitungan plat

menggunakan SNI-03-2487-2002 adalah :

U=1,2 D + 1,6 L ................................................... ( Pers. 1 )

dimana : D = beban mati

L = beban hidup

2) Hitung Tinggi Efektif

dx = ht – (s + ø) .................................................. ( Pers. 2 )

dx = dx – ø .................................................. ( Pers. 3 )

3) Hitung momen plat berdasarkan nilai . Jika nilai > 2 maka penulangan

dilakukan satu arah, sedangkan jika nilai ≤ 2 maka penulangan dilakukan dua

arah.

15

Page 16: Yang Mau Diprint

3.5.1. Perencanaan Plat Satu Arah ( One Way Slab )

Plat satu arah adalah plat yang didukung pada dua tepi yang berhadapan

sedemikian sehingga lenturan timbul hanya dalam satu arah saja, yaitu pada arah

yang tegak lurus terhadap arah dukungan tepi. (Istimawan Dipohusodo,1999).

Gambar dibawah ini memperlihatkan suatu plat yang ditumpu sederhana

untuk balok pada sisi-sisi panjang yang saling berseberangan. Bentuk defleksinya

ditunjukkan dengan garis, bila beban merata bekerja pada bidang atas plat

defleksinya.

Sumber : Istimawan Dipohusodo, Struktur Beton Bertulang, 1999

Gambar 3.1. Tampak Potongan Pelat Satu Arah

Plat satu arah umumnya didesain dengan rasio tulangan tarik jauh dibawah

rasio maksimum yang diizinkan ρ.h.0,75. Ini terutama untuk pertimbangan keamanan

dan ekonomis. Dengan tulangan dibawah rasio diharapkan baja akan leleh terlebih

dahulu sehingga keruntuhan dapat diketahui sebelumnya.

Rumus yang digunakan dalam perhitungan untuk menghitung nilai pembesian

lapangan maupun pembesian tumpuan arah x dan y adalah :

Untuk Perhitungan One Way Slab

a. Langkah perhitungan pertama dengan menghitung beban terfaktor yang dihitung

per meter maju. Rumus yang digunakan untuk menghitung beban terfaktor pada

penulangan plat lantai adalah:

WU = 1,2 WDL + 1,6 WLL .................................................( Pers. 4 )

16

Page 17: Yang Mau Diprint

Dimana : WU = Beban terfaktor.

WDL = Beban mati yaitu berat sendiri pelat, berat penutup lantai,

berat adukan semen, berat pasangan dinding batu bata.

WLL = Beban hidup yaitu berat orang, berat peralatan.

b. Menentukan batasan ρ min dan ρ max, yang dapat dilihat pada tabel konstanta

perencanaan (Tabel 3.1) ataupun dapat dicari dengan rumus, yaitu:

min = .............................................( Pers. 5 )

b = .............................................( Pers. 6 )

maks = b . 0,75 .............................................( Pers. 7 )

Tabel 1. Konstanta Perencanaan (Rasio Tulangan Minimun dan Maksimum)

Teganga

n Baja

Beton(Mpa)

Mu

tu

baj

a

BU

TP

BU

TD

mi

n

fc’=17

ß=0,85

fc’=20

ß=0,85

fc’=25

ß=0,85

fc’=30

ß=0,85

fc’=35

ß=0,81

fc’=40

ß=0,77

m

aks

s

m

m

aks

s

m

m

aks

s

m

m

aks

s

m

m

aks

sm m

aks

s

m

-24 c 0,0

274

0,0

132

0,0

323

0,0

158

0,0

403

0,0

198

0,0

484

0,0

239

0,0

538

0,02

69

0,0

584

0,0

313

30 0,0

166

0,0

107

0,0

241

0,0

127

0,0

301

0,0

159

0,0

361

0,0

195

0,0

402

0,03

221

0,0

436

0,0

251

35 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,01 0,0 0,0

17

Page 18: Yang Mau Diprint

166 093 196 107 244 132 293 163 325 83 354 214

40 0,0

138

0,0

083

0,0

163

0,0

092

0,0

203

0,0

117

0,0

244

0,0

142

0,0

271

0,01

60

0,0

295

0,0

185

50 0,0

100

0,0

070

0,0

118

0,0

074

0,0

148

0,0

098

0,0

177

0,0

113

0,0

197

0,01

26

0,0

214

0,0

143

Sumber : Istimawan Dipohusodo, Struktur Beton Bertulang, 1999

c. Menghitung momen lapangan dan momen tumpuan X sebagai arah dengan

momen kritis (Mlx, Mtx) dari tabel momen untuk pelat berdasarkan SNI 03 -

2847 - 2002 dan tipe plat (Tabel 2 ).

Nilai momen yang digunakan sebagai berikut :

Mlx = +0,001 . Wu . Lx2 . x ............................................( Pers. 8 )

Mly = +0,001 . Wu . Lx2 . x

Tabel 2. Penyaluran Beban Berdasarkan Metode Amplop dan Menentukan

Nilai Momen Per Meter Lebar

18

Page 19: Yang Mau Diprint

Sumber : Budiadi, Andri, 2008 ( Desain Praktis Beton Bertulang )

d. Menghitung tebal efektif plat (d)

Menghitung tinggi efektif plat (d)

1. Untuk tulangan arah x

d1 = ht – (s + ½ ) .....................................................................( Pers. 9 )

2. Untuk tulangan arah y

d2 = d1 - ...................................................................( Pers. 10 )

dimana : ht = tebal plat lantai

s = tebal selimut beton

= diameter besi rencana

e. Langkah selanjutnya adalah mencari rasio penulangan (ρ). Dikarenakan nilai

Koefisien tahanan ( Mpa ) tidak tersedia pada tabel maka digunakan rumus

turunan sebagai berikut:

Mencari rasio penulangan (ρ) :

19

Page 20: Yang Mau Diprint

........................( Pers. 11 )

Dimana : 12 = Rasio penulangan

fy = Mutu baja ( kg /cm 2 )

Mu = Momen ultimate ( kg m )

b = Jarak per satu meter

d = Tebal efektif pelat ( mm2 )

f. Menentukan As perlu perhitungan, dengan menggunakan rumus:

As Perlu = .b.d .............................................................( Pers. 12 )

Dimana : As = Luas Penampang beton ( mm2)

= Rasio Penulangan

g. Menentukan As susut, berdasarkan SNI 03 - 2847 - 2002 pasal 9.12.2.1,

tulangan yang digunakan sebagai tulangan susut dan suhu harus memiliki rasio

luas tulangan terhadap luas bruto penampang beton sebagai berikut:

a. U30 = 0,0020 b h

b. U35 = 0,0019 b h

c. U40 = 0,0018 b h

d. U40 = 0,0018 (400/fy)

Tetapi syarat susut tersebut diatas tidak boleh kurang dari 0,0014.

Karena di lapangan menggunakan mutu baja U24, maka digunakan rasio tulangan

susut minimum yaitu 0,0020, sehingga rumus menentukan As susut adalah:

As susut = 0,0020 b h

Dimana : b = jarak bentang per meter maju

h = tebal pelat lantai

3.5.2. Perencanaan Plat Dua Arah ( Two Way Slab )

20

Page 21: Yang Mau Diprint

Plat dua arah adalah plat yang didukung sepanjang keempat sisinya dimana

lenturan akan timbul pada dua arah yang saling tegak lurus. (Winter, George, dan

kawan-kawan, 1993).

Sumber : Istimawan Dipohusodo, Struktur Beton Bertulang, 1999

Gambar 3.2. Potongan Plat lantai dua arah

Penulangan plat dua arah dilakukan bila ≤ 2. Pada sistem plat dua arah, plat

ditumpu oleh gelagar pada ke empat sisinya.

Langkah-langkah perhitungan pada plat dua arah yaitu :

a. Langkah pertama perhitungan plat dua arah sama seperti pada perhitungan plat

satu arah yaitu dengan menghitung beban terfaktor dengan menggunakan

Persamaan 4.

b. Langkah kedua sama seperti langkah ketiga perhitungan plat satu arah, yaitu

menentukan momen lapangan dan tumpuan, yang dapat dilihat pada Tabel 2 dan

menggunakan Persamaan 3.

c. Langkah ketiga menentukan tebal efektif plat lantai dengan cara yang sama

seperti perhitungan plat satu arah, dengan menggunakan persamaan 1 dan

persamaan 3.

d. Menentukan Coeficient Balance (jarak dari serat atas ke garis maksimum)

cb = .

................................................................... ( Pers. 13 )

Dimana : cb = coeficient balance ( jarak dari serat atas ke garis

maksimum)

d = tebal efektif pelat ( mm)

21

Page 22: Yang Mau Diprint

fy = mutu baja ( kg/cm2)

Es = Nilai modulus Elastisitas baja ( 2x106)

e. Menghitung a (besar balok tegangan beton)

a = 1.cb ....………………………………..………. ( Pers. 14 )

Dimana : a = besar blok tegangan beton ( cm )

f. Menentukan As perlu perhitungan, dengan menggunakan rumus:

As = …………………………………………..( Pers. 15 )

Dimana : Mu = Momen Ultimate

As = Luas penampang beton ( mm2)

Dari perhitungan diatas, di dapat penulangan sesuai dengan betonnya.

Pemasangan tulangan yang terlalu banyak selain boros juga dapat menyebabkan

defleksi berlebih. Adapun daftar penulangan yang dipakai dengan jarak spasi per

mm2 dapat di lihat seperti pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Luas Penampang Baja Per Meter Panjang Pelat

(mm)

Luas Penampang (mm 2)

Jarak Spasi p.k.p (mm2)

50 100 150 200 250 300 350 400 450

6 565,5 282,7 168,5 141,1 112,1 94,2 80,8 70,7 62,8

8 1005,3 502,7 335,1 251,3 201,1 167,6143,

6125,

7111,7

9 1272,3 636,2 424,1 318,1 254,5 212,1181,

8159 141,4

10 1570,8 785,4 523,6 392,7 314,2 261,8224,

4196,

3174,5

22

Page 23: Yang Mau Diprint

12 2261,9 1131 754 565,5 452,4 377323,

1262,

7251,3

13 2654,61327,

3884,9 663,7 530,9 442,4

379,2

331,8

294,9

14 3078,81539,

4026,3 769,7 615,8 513,1

439,8

384,6

342,1

16 4021,22010,

61340,

41005,

3804,2 670,2

574,5

502,7

446,8

18 5089,42544,

71695,

51272,

31017,

9848,2

727,1

636,2

565,5

19 5670,62835,

31890,

21417,

61134,

1945,1

810,1

708,8

630,1

20 6283,23141,

62094,

41570,

81256,

61047,

2897,

6785,

4698,1

223801,

32534,

21900,

71520,

51267,

11086

,1950,

3844,7

254908,

73272,

52454,

41953,

51636,

21402

,51227

,21090,

6

266157,

54105,

03078,

82453

2052,5

1759,3

1539,4

1368,3

296605,

24403,

53302,

62642,

12201,

71887

,21651

,31467,

8

328042,

55361,

74021,

23217

2680,8

2297,9

2010,6

1787,2

366785,

85089,

44071,

53392,

92908

,22544

,72261,

9

408377,

66283,

25026,

54188,

83590

,43141

,62792,

5

50 130909817,

57854 6545

5609,9

4908,7

4363,3

Sumber : Istimawan Dipohusodo, Struktur Beton Bertulang, 1999

23

Page 24: Yang Mau Diprint

BAB IV

TINJAUAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI PLAT

LANTAI

4.1. Tahapan Persiapan Pelaksanaan Pelat Lantai4.1.1. Jadwal

pelaksanaan proyek Dalam pengerjaan suatu proyek diperlukan jadwal

pelaksanaan proyek (time schedule) untuk memudahkan pelaksanaan proyek ini dari

awal sampai akhir proyek. Jadwal ini dibuat oleh kontraktor dan harus mendapatkan

persetujuan dari pemilik proyek. Jadwal inilah yang mengatur semua kegiatan selama

pelaksanaan proyek berlangsung. Sehingga untuk pelaksanaan plat lantai bisa

diketahui jadwal pelaksanaanya.Adapun data – data yang diperlukan untuk

menyusun time schedule ini antara lain:Data proyek dan situasi yang akan dikerjakan

1. Alat – alat yang tersedia dan akan digunakan

2. Waktu yang tersedia

3. Gambar – gambar struktur

4. Jumlah dari tenaga kerja dan tenaga ahli yang dibutuhkan

5. Bahan – bahan yang diperlukan

6. Peraturan-peraturan

4.1.2. Pekerjaan Persiapan

a. Persiapan Bahan Bangunan

1. Persiapkan bahan bangunan yang akan digunakan.

2. Mengelompokan tulangan sesuai dengan diameter dan panjangnya agar tidak

terjadi kesalahan dalam penulangan

b. Persiapan Pekerja

24

Page 25: Yang Mau Diprint

Pekerja juga merupakan hal penting dalam pelaksanaan proyek ini yang harus

diorganisasi secara teratur berdasarkan tingkat keahlian yang dibutuhkan.

c. Persiapan Material dan Peralatan

Mempersiapkan semua alat yang bermanfaat untuk proyek pada tempat yang

terlindung dalam lingkungan proyek.

4.1.3. Material Bangunan

Dalam pelaksanaan pekerjaan suatu proyek pembangunan, material menjadi

suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Kualitas material sangat berpengaruh terhadap

mutu pekerjaan yang diharapkan karena mutu yang sesuai dengan perencanaan akan

membuat bangunan tahan mencapai umur rencana. Adapun material-material yang

digunakan dalam pelaksanaan strukrur ini sama seperti pekerjaan struktur beton

lainya adalah sebagai berikut :Semen

Semen merupakan bahan yang berfungsi untuk proses pengikatan agregat, jika

ditambah dengan air akan membentuk satu kesatuan massa beton berdasarkan

standar beton ASTM. Adapun semen yang digunakan dalam proyek ini adalah

Semen Portland merk Holcim yang dapat dilihat pada gambar 4.1.

Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar 4.1. Semen Portland yang digunakan merek semen padang

a. Air

25

Page 26: Yang Mau Diprint

Pada proses hidrasi, air sangat diperlukan untuk berlangsungnya reaksi kimiawi

bersama semen. Air yang digunakan tidak boleh mengandung asam, minyak,

alkali, garam-garam, bahan organik dan bahan-bahan lain yang dapat merusak

beton dan tulangan baja.

b. Agregat halus

Agregat halus atau pasir yang digunakan untuk pekerjaan beton pada dasarnya

harus diuji terlebih dahulu kadar lumpur dan kadar organic yang terkandung

didalamnya dan tidak boleh lebih dari 0,5%, tetapi pada proyek ini pengujian

tidak dilakukan dan menggunakan pasir berbutir kasar agar lebih mengikat pada

campuran beton. Adapun agregat halus yang digunakan dapat dilihat pada

gambar 4.2. berikut :

Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar 4.2. Agregat halus yang digunakan

c. Agregat kasar

Agregat kasar yang digunakan dalam proyek ini adalah agregat kasar berupa

split atau pecahan batu pecah dengan gradasi 1-2 cm dan 3-5 cm yang digunakan

sesuai dengan kebutuhan. Adapun agregat kasar yang digunakan dapat dilihat

pada gambar 4.3. dibawah ini.

26

Page 27: Yang Mau Diprint

Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar 4.3. Agregat kasar yang digunakan

d. Besi Tulangan

Besi tulangan dipakai untuk memikul tegangan tarik yang terjadi, bekerja sama

dengan beton untuk memikul gaya – gaya luar. Besi tulangan yang dipakai

biasanya ulir untuk tulangan utama dan polos untuk sengkangnya.

f. Beton Ready mixed

Pada umumnya pengecoran struktur bangunan pada pembangunan gedung Dinas

ini menggunakan beton ready mixed.

Keuntungan menggunakan beton ready mixed :

1. Keseragaman mutu beton pada struktur lebih terjamin karena keseragaman

bahan baku pada batching plant, demikian pula perbandingan campuran

tetap seragam

2. Volume cor lebih banyak dalam jangka waktu yang sama bila dibandingkan

dengan site mixing, karena dalam batching plant menggunakan saran

produksi yang otomatis dan modern.

3. Konsumen tinggal memilih mutu beton yang diinginkan tanpa harus

memperhitungkan perbandingan campurannya.

4. Jaminan yang diberikan perusahaan ready mixed terhadap mutu beton.

Pengiriman beton ready mixed diangkut dengan menggunakan concrete mixer.

27

Page 28: Yang Mau Diprint

4.1.4. Peralatan

1. Concrete Pump

Concrete Pump adalah sebuah truk yang berfungsi untuk menyalurkan bahan

beton cor ready mix.

Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar 4.4. Concrete Pump

2. Vibrator

Vibrator adalah alat yang berfungsi untuk memadatkan beton.

Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar 4.5. Vibrator

28

Page 29: Yang Mau Diprint

3. Truck Mixer

Truck mixer berfungsi sebagai alat transportasi beton cair yang berputar 20

kali semenit dan mengangkut beton cair dari batching plant ke lokasi proyek

kemudian menuangkan beton cair tersebut ke hopper concrete pump.

Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar 4.6. Truck Mixer

4. Molen (Mesin Pengaduk Beton)

Mesin ini digunakan untuk mencampur - adukan material yang telah

disiapkan untuk menjdi beton.

Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar 4.7. Mesin Molen

5. Alat Pemadat Tanah (Stamper)

Alat ini digunakan untuk memadatkan timbunan tanah.

29

Page 30: Yang Mau Diprint

Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar 4.8. Alat Pemadat Tanah (Stamper)

6. Alat Pemotong Besi (Cutting Bar)

Alat ini digunakan untuk memotong besi yang biasanya dilakukan di area

pabrikasi yang mempunyai tempat khusus disekitar tak jauh dari wilayah proyek.

Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar 4.9. Alat pemotong besi (Cutting Bar)

4.2. Teknis Pelaksanan Pekerjaan Struktur Plat Lantai

4.2.1. Pemasangan Steger/Scaffolding

Steger merupakan konstruksi yang mendukung bekisting dan beton yang

belum mengeras. Steger harus kuat, kokoh dan terhindar dari bahaya kemiringan.

Pada proyek pembangunan gedung ini, konstruksi yang mendukung bekisting dan

30

Page 31: Yang Mau Diprint

beton tersebut terbuat dari kayu gelam yang disusun sedemikian rupa sesuai dengan

dimensi, bentuk dan kelurusannya.

Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar 4.10. Pemasangan Steger

4.2.2. Pemasangan Bekisting

Bekisting dapat dipasang setelah pemasangan steger/scaffolding. Bekisting

yang digunakan yaitu berupa papan kayu dan triplek dengan rangka kayu yang tidak

mudah berubah bentuk. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silangan

sehingga kemungkinan bergeraknya selama dalam pelaksanaan dapat dihindarkan,

juga harus cukup rapat untuk menghindari keluarnya adukan (mortarleakage).

Papan-papan diletakkan diatas steger, kemudian diatur sehingga terbentuk suatu

cetakan untuk plat. Susunan bekisting dengan penunjang-penunjang harus teratur

sehingga pengawasan dapat dilakukan dengan mudah. Penyusunan bekisting

dilakukan sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkarannya tidak merusak

dinding,balok,kolom serta material bekisting agar nantinya dapat digunakan kembali.

Papan kayu ini dibuat lebih panjang agar dapat digunakan sebagai pegangan pada

saat melepaskan bekisting yang beresiko tinggi merusak beton maupun material

bekisting.

31

Page 32: Yang Mau Diprint

Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar 4.11. Pemasangan Bekisting Untuk Plat Lantai

Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar 4.12. Pemasangan Bekisting Untuk Plat Lantai

4.2.3. Pekerjaan Penulangan Besi

32

Page 33: Yang Mau Diprint

Penulangan dalam beton berfungsi sebagai penahan gaya tarik untuk

mencapai tujuan yang diharapkan. Batang tulangan tidak boleh sembarangan

dipasang melainkan harus dibentuk menjadi suatu jaringan tulangan yang masing-

masing tulangan harus disesuaikan dengan gambar kerja.

Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar 4.13. Penganyaman Tulangan Plat Lantai

Penulangan besi untuk plat lantai dilakukan setelah bekisting selesai

dipasang. Pada tulangan lantai, awal mulanya penganyaman dilakukan pengukuran.

Jarak sumbu ke sumbu tulangan ditandai pada bekisting dengan menggunakan kapur

tulis. Lalu lapisan pertama dipasang sejajar dengan bentang terpanjang. Lalu dibuat

lapisan kedua. Kedua lapisan ini kemudian diikat dengan kawat pengikat dengan

diameter 1 mm yang pada akhirnya merapat bertemu di tengah-tengah. Saat

Pengecoran, pada dasar tulangan diberi batu atau coran beton seperti tahu agar posisi

tulangan atas dan bawah berada sesuai dengan rencana.

4.2.4. Pekerjaan Pengecoran Beton Bertulang

Saat akan dicor plat lantai diberi bantalan dari coran beton seperti tahu atau

batu di tulangan bawah agar posisi tulangan berada pada posisi sesuai rencana.

Pekerjaan pengecoran beton bertulang dilakukan dengan cara Concrete Pump dan

33

Page 34: Yang Mau Diprint

bucket. Pengecoran balok dan pelat pada satu lantai dilakukan sekaligus. Beton yang

ditembakkan dari pipa diratakan keseluruh bekisting dengan bantuan vibrator,

garukan dan sendok semen untuk mendapatkan kepadatan yang baik.

Pengecoran yang bertepatan dengan cuaca hujan harus dengan segera ditutup

dengan terpal untuk menghindari masuknya air terlalu banyak sehingga dapat

mengurangi mutu beton. Pengecoran pada cuaca yang sangat panas juga tidak begitu

baik karena menyebabkan proses pengeringan yang terlalu cepat dan mengakibatkan

retak-retak rambut pada permukaan beton.

Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar 4.14. Pengecoran plat yang dilakukan dengan menggunakan Concrete

Pump

Adukan beton yang akan dicor dibawa mobil pengangkut beton dari truck

Mixer dan mesin pengangkut ( concrete Pump ) dan bucket. Sebelum beton dicor

semua ruangan yang akan diisi harus dibersihkan dari kotoran dan sisa-sisa kawat

pengikat. Pengecoran plat dimulai dan salah satu ujung tepinya hingga selesai

apabila pengecoran dihentikan, maka harus pada tempat yang momennya sama

dengan nol yaitu diatas balok anak atau pada jarak 1 dari jarak bentang. Pengecoran

harus dilakukan sebaik mungkin untuk menjamin beton itu padat dan harus dihindari

terjadinya cacat seperti keropos. Sebelum pengecoran dilakukan, bekisting harus

34

Page 35: Yang Mau Diprint

bersih dan dibasahi air terlebih dahulu. Air pembasahan tersebut diusahakan

mengalir sedemikian rupa agar tidak menggenangi sisi bawah dari bekisting.

Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar 4.15. Pembersihan Bekisting

Selain dicor ada tahapan selanjutnya, yaitu dengan perataan Permukaan

Beton. Perataan permukaan beton dimaksudkan adalah perataan bidang beton yang

tidak tertutup oleh bekisting dengan laskram dan pipa. Tujuannya adalah untuk

mendapatkan permukaan beton yang baik dengan ketebalan sesuai dengan yang

direncanakan. Pelaksanaan perataan ini dikerjakan pada saat beton masih basah.

Persyaratan perataan beton adalah :

1) Perataan bidang beton harus segera, apabila dalam satu bagian bekisting telah

diisi penuh adukan.

2) Penonjolan agregat harus tidak ada pada permukaan beton.

Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar 4.16. Pemerataan dilakukan dengan vibrator

35

Page 36: Yang Mau Diprint

Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar 4.17. Perataan beton menggunakan cangkul

4.2.5. Pelepasan Bekisting Dan Steger

Setelah 28 hari, bekisting dan steger dapat dilepas. Alur bongkaran dilakukan

dari samping ke tengah untuk meminimumkan beban yang dipikul sewaktu

pembongkaran. Besar momen terbesar berada di tengah bentangan, sehingga area ini

dibongkar terakhir. Pelepasan bekisting dan steger ini harus dilakukan dengan hati-

hati agar tidak dapat merusak konstruksi beton itu sendiri dan bahan – bahan

bekisting tersebut dapat digunakan lagi.

4.2.6. Pekerjaan Finishing

Setelah semua steger gelam dan bekisting dibongkar maka dilanjutkan

dengan pekerjaan finishing berupa pembersihan. Plat dibersihkan dari sisa-sisa kayu,

besi, dan lain-lain.

4.2.7. Pekerjaan Perawatan

36

Page 37: Yang Mau Diprint

Setelah dicor beton harus dirawat dengan baik agar dapat mencapai mutu

yang diinginkan. Pelaksanaan perawatan beton dilakukan selama satu minggu

dengan membasahi permukaan beton secara terus-menerus dengan air.

BAB V

TINJAUAN PERHITUNGAN PELAT LANTAI

Pada proyek pembangunan Gedung Kantor Disdukcapil kota Palembang ini,

perhitungan plat lantai dilakukan pada pelat lantai 2, lantai 3 dan lantai atap.

Data Teknis Perencanaan Plat Lantai :

Mutu beton fc’ = 25 Mpa (K-250)

Mutu baja fy = 240 Mpa

Tebal selimut beton = 25 mm

Tebal plat lantai 2 dan 3 = 12 cm

Tebal plat lantai atap = 10 cm

Diameter tulangan = 8 mm

= 0,85 ( fc’ ≤ 30 Mpa )

b = 1 m = 1000 mm

Analisa perhitungan dengan cara SNI – 03 – 2487 – 2002

37

Page 38: Yang Mau Diprint

5.1. Pembebanan Plat Lantai 2 dan 3

1. Beban Mati (D)

Berat sendiri plat = 0,12 m x 2400 kg/m3 = 288 kg/m2

Berat penutup lantai = 0,02 m x 2400 kg/m3 = 48 kg/m2

Spesi ( Tebal = 2 cm ) = 0,02 m x 2100 kg/m3 = 42 kg/m2

Berat Plafon + Penggantung = 1,00 m x 23 kg/m3 = 23 kg/m2 +

= 401 kg/m2

2. Beban Hidup (L)

Beban Hidup = 250 kg/m2 = 250 kg/m2

3. Beban Terfaktor

Beban terfaktor (WU) = 1,2 D + 1,6 L

= (1,2 x 401) + (1,6 x 250) kg/m2

= 881,2 kg/m2

4. Beban Per Meter Lebar

Beban Per Meter Lebar (WU-1) = 845,2 kg/m2 x 1 m’

= 881,2 kg/m’

38

Page 39: Yang Mau Diprint

5.2. Perhitungan Penulangan Plat Lantai 2 dan 3

Dalam SNI – 03 – 2487 – 2002 diberlakukan pembatasan minimum dan

maksimum penulangan untuk mencegah bahaya runtuh mendadak. Pembatasan

tersebut dinyatakan dalam rasio sebagai berikut :

1) min =

=

= 0,00583

2) b =

b =

= 0,0446

3) maks = b . 0,75

= 0,0466 . 0,75

= 0,03495

4) Jarak spesi maksimum yang diizinkan adalah :

3 x h ( tebal plat lantai )

Jarak spesi maksimum = 3 x ( 120 ) = 360 mm

39

Page 40: Yang Mau Diprint

4 m

Perhitungan konstruksi pelat lantai 2 dan 3 pada Pembangunan Gedung

Kantor Disdukcapil kota Palembang ini meliputi 3 tipe pelat yaitu tipe A, tipe B ,tipe

C, tipe D dan tipe E dengan ukuran yang berbeda.

5.2.1. Plat Tipe A

Ly = Ukuran plat terbesar

Lx = Ukuran plat terkecil

Plat 2 arah ( two way slab )

karena Ly dan Lx kurang dari

sama dengan 2.

Dari tabel 3.2 Momen yang menentukan per meter lebar dalam jalur tengah pada plat

dua arah akibat beban terbagi rata (SNI – 03 – 2487 – 2002) didapat dari ly/lx = 1

sehingga didapat :

x Mlx = 25 x Mtx = 51

x Mly = 25 x Mty = 51

Nilai momen lapangan dan momen tumpuan sebagai berikut :

Mlx = + 0,001 Wu-1. Lx2 . x

40

4 m m

4 m

Page 41: Yang Mau Diprint

= + 0,001 . 881,2 kg/m2 . (4 m)2 . 25

= + 352,48 kgm

Mly = + 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= + 0,001 . 881,2 kg/m2 . (4 m)2 . 25

= + 352,48 kgm

Mtx = - 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= - 0,001 . 881,2 kg/m2 . (4 m)2 . 51

= - 719,059 kgm

Mty = - 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= - 0,001 . 881,2 kg/m2 . (4 m)2 . 51

= - 719,059 kgm

Pembesian Arah X

Pembesian Lapangan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Selimut beton (p) = 25 mm

Tebal efektif ( dx ) = h - p – ½ ød

= ( 120 – 25 – 1/2 . 8 ) mm = 91 mm

= 0,8

41

Page 42: Yang Mau Diprint

Mlx = + 352,48 kgm

Mu = + 35248 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 35248 kgcm / 0,8 = 44060 kgcm

Cb = =

Cb = 6,5 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

Mn = As . fy . ( dx – )

As =

As = = 2,8967 cm2 = 289,67 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 - 150 ( As = 335,1 mm2)

Pembesian Tumpuan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dx ) = ( 120 – 20 – 1/2 . 8 ) mm = 91 mm

= 0,8

42

Page 43: Yang Mau Diprint

Mtx = - 719,059 kgm

Mu = - 71905,9 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 71905,9 kgcm / 0,8 = 89882,4 kgcm

Cb = =

Cb = 6,5 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

Mn = As . fy . ( dx – )

As =

As = = 5,90943 cm2 = 590,943 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 – 50 ( As = 1005,3 mm2)

Pembesian Arah Y

Pembesian Lapangan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dy ) = ( dx - ) mm = ( 91 - 8 )mm = 83 mm

43

Page 44: Yang Mau Diprint

= 0,8

Mly = + 352,48 kgm

Mu = + 35248 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 35248 kgcm / 0,8 = 44060 kgcm

Cb = =

Cb = 6,5cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

Mn = As . fy . ( dy – )

As =

As = = 3,3152 cm2 = 331,52 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 - 150 ( As = 335,1 mm2)

Pembesian Tumpuan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dy ) = ( dx - ) mm = ( 91- 8 )mm = 83 mm

44

Page 45: Yang Mau Diprint

4 m

= 0,8

Mty = - 719,059 kgm

Mu = - 71905,9 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 71950,9 kgcm / 0,8 = 89882,4 kgcm

Cb = =

Cb = 6,5 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

Mn = As . fy . ( dx – )

As =

As = = 5,90943 cm 2 = 590,943 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 – 50 ( As = 1005,3 mm2)

5.2.2. Plat Tipe B

Ly = Ukuran plat terbesar

Lx = Ukuran plat terkecil

452,83 m

Page 46: Yang Mau Diprint

4,25 m

Plat 2 arah ( two way slab )

karena Ly dan Lx kurang dari

sama dengan 2.

Dari tabel 3.2 Momen yang menentukan per meter lebar dalam jalur tengah pada plat

dua arah akibat beban terbagi rata (SNI – 03 – 2487 – 2002) didapat dari ly/lx = 1,8

sehingga didapat :

x Mlx = 25 x Mtx = 51

x Mly = 25 x Mty = 51

Nilai momen lapangan dan momen tumpuan sebagai berikut :

Mlx = + 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= + 0,001 . 881,2 kg/m2 . (2,83 m)2 . 25

= + 176,436 kgm

Mly = + 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= + 0,001 . 881,2 kg/m2 . (2,83 m)2 . 25

= + 176,436 kgm

Mtx = - 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= - 0,001 . 881,2 kg/m2 . (2,83 m)2 . 51

= - 359,930 kgm

46

2,83 m

Page 47: Yang Mau Diprint

Mty = - 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= - 0,001 . 881,2 kg/m2 . (2,83 m)2 . 51

= - 359,930 kgm

Pembesian Arah X

Pembesian Lapangan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Selimut beton (p) = 25 mm

Tebal efektif ( dx ) = h - p – ½ ød

= ( 120 – 25 – 1/2 . 8 ) mm = 91 mm

= 0,8

Mlx = + 176,436 kgm

Mu = + 17643,6 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 17643,6 kgcm / 0,8 = 22054,5 kgcm

Cb = =

Cb = 6,5 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

47

Page 48: Yang Mau Diprint

Mn = As . fy . ( dx – )

As =

As = = 1,45 cm2 = 145 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 - 300 ( As = 167,6 mm2)

Pembesian Tumpuan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dx ) = ( 120 – 25 – 1/2 . 8 ) mm = 91 mm

= 0,8

Mtx = - 359,930 kgm

Mu = - 35993,0 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 35993,0 kgcm / 0,8 = 44991,25 kgcm

Cb = =

Cb = 6,5 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

48

Page 49: Yang Mau Diprint

Mn = As . fy . ( dx – )

As =

As = = 2,958 cm2 = 295,8 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 – 150 ( As = 335,1 mm2)

Pembesian Arah Y

Pembesian Lapangan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dy ) = ( dx - ) mm = ( 91 - 8 )mm = 83 mm

= 0,8

Mly = + 176,436 kgm

Mu = + 17643,6 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 17643,6 kgcm / 0,8 = 22054,51 kgcm

Cb = =

Cb = 6,5 cm

a = 1. Cb

49

Page 50: Yang Mau Diprint

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

Mn = As . fy . ( dy – )

As =

As = = 1,65948 cm2 = 165,948 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 - 300 ( As = 167,6 mm2)

Pembesian Tumpuan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dy ) = ( dx - ) mm = ( 91- 8 )mm = 83 mm

= 0,8

Mty = - 359,930 kgm

Mu = - 35993,0 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 35993,0 kgcm / 0,8 = 44991,25 kgcm

Cb = =

Cb = 6,5 cm

a = 1. Cb

50

Page 51: Yang Mau Diprint

4,25 m

4 m

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

Mn = As . fy . ( dx – )

As =

As = = 2,958 cm 2 = 295,8 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 – 150 ( As = 335,1 mm2)

5.2.3. Plat Tipe C

Ly = Ukuran plat terbesar

Lx = Ukuran plat terkecil

Plat 2 arah ( two way slab )

karena Ly dan Lx kurang dari

sama dengan 2.

Dari tabel 3.2 Momen yang menentukan per meter lebar dalam jalur tengah pada plat

dua arah akibat beban terbagi rata (SNI – 03 – 2487 – 2002) didapat dari ly/lx = 1,4

sehingga didapat :

x Mlx = 58 x Mtx = 82

x Mly = 15 x Mty = 53

51

2 m

4 m

Page 52: Yang Mau Diprint

Nilai momen lapangan dan momen tumpuan sebagai berikut :

Mlx = + 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= + 0,001 . 881,2 kg/m2 . (2 m)2 . 58

= + 204,438 kgm

Mly = + 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= + 0,001 . 881,2 kg/m2 . (2 m)2 . 15

= + 52,872 kgm

Mtx = - 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= - 0,001 . 881,2 kg/m2 . (2 m)2 . 82

= - 289,034 kgm

Mty = - 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= - 0,001 . 881,2 kg/m2 . (2 m)2 . 52

= - 186,814 kgm

Pembesian Arah X

Pembesian Lapangan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Selimut beton (p) = 25 mm

52

Page 53: Yang Mau Diprint

Tebal efektif ( dx ) = h - p – ½ ød

= ( 120 – 25 – 1/2 . 8 ) mm = 91 mm

= 0,8

Mlx = + 204,438 kgm

Mu = + 20443,8 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 20443,8 kgcm / 0,8 = 25554,8 kgcm

Cb = =

Cb = 6,5 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

Mn = As . fy . ( dx – )

As =

As = = 1,6801cm2 = 168,01 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 - 250 ( As = 201,1 mm2)

53

Page 54: Yang Mau Diprint

Pembesian Tumpuan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dx ) = ( 120 – 20 – 1/2 . 8 ) mm = 91 mm

= 0,8

Mtx = - 289,034 kgm

Mu = - 28903,4 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 28903,4 kgcm / 0,8 = 36129,2 kgcm

Cb = =

Cb = 6,5 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

Mn = As . fy . ( dx – )

As =

As = = 2,37536 cm2 = 237,536 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 - 200 ( As = 251,3 mm2)

Pembesian Arah Y

54

Page 55: Yang Mau Diprint

Pembesian Lapangan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dy ) = ( dx - ) mm = ( 91 - 8 )mm = 83 mm

= 0,8

Mly = + 52,872 kgm

Mu = + 5287,2 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 5287,2 kgcm / 0,8 = 6609 kgcm

Cb = =

Cb = 6,5 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

Mn = As . fy . ( dy – )

As =

As = = 0,49729 cm2 = 49,729 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 - 450 ( As = 111,7 mm2)

Pembesian Tumpuan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

55

Page 56: Yang Mau Diprint

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dy ) = ( dx - ) mm = ( 91- 8 )mm = 83 mm

= 0,8

Mty = -186,814 kgm

Mu = -18681,4 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 18681,4 kgcm / 0,8 = 23351,8 kgcm

Cb = =

Cb = 6,5 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

Mn = As . fy . ( dx – )

As =

As = = 1,53529 cm 2 = 153,529 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 – 300 ( As = 167,6 mm2)

5.2.4 Plat Tipe D

Ly = Ukuran plat terbesar

56

Page 57: Yang Mau Diprint

4 m

Lx = Ukuran plat terkecil

Plat 2 arah ( two way slab )

karena Ly dan Lx kurang dari

sama dengan 2.

Dari tabel 3.2 Momen yang menentukan per meter lebar dalam jalur tengah pada plat

dua arah akibat beban terbagi rata (SNI – 03 – 2487 – 2002) didapat dari ly/lx = 1

sehingga didapat :

x Mlx = 25 x Mtx = 51

x Mly = 25 x Mty = 51

Nilai momen lapangan dan momen tumpuan sebagai berikut :

Mlx = + 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= + 0,001 . 881,2 kg/m2 . (2 m)2 . 25

= + 88,12 kgm

Mly = + 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= + 0,001 . 881,2 kg/m2 . (2 m)2 . 25

= + 88,12 kgm

Mtx = - 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= - 0,001 . 881,2 kg/m2 . (2 m)2 . 51

= - 179,765 kgm

57

2 m m

2 m

Page 58: Yang Mau Diprint

Mty = - 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= - 0,001 . 881,2 kg/m2 . (2 m)2 . 51

= - 179,765 kgm

Pembesian Arah X

Pembesian Lapangan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Selimut beton (p) = 25 mm

Tebal efektif ( dx ) = h - p – ½ ød

= ( 120 – 25 – 1/2 . 8 ) mm = 91 mm

= 0,8

Mlx = + 88,12 kgm

Mu = + 8812 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 8812 kgcm / 0,8 = 11015 kgcm

Cb = =

Cb = 6,5 cm

a = 1. Cb

58

Page 59: Yang Mau Diprint

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

Mn = As . fy . ( dx – )

As =

As = = 0,7242 cm2 = 72,42 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 - 450 ( As = 111,7 mm2)

Pembesian Tumpuan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dx ) = ( 120 – 20 – 1/2 . 8 ) mm = 91 mm

= 0,8

Mtx = - 179,765 kgm

Mu = - 17976,5 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 17976,5 kgcm / 0,8 = 22470,6 kgcm

Cb = =

Cb = 6,5 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

59

Page 60: Yang Mau Diprint

Mn = As . fy . ( dx – )

As =

As = = 1,47736 cm2 = 147,736 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 – 300 ( As = 167,6 mm2)

Pembesian Arah Y

Pembesian Lapangan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dy ) = ( dx - ) mm = ( 91 - 8 )mm = 83 mm

= 0,8

Mly = + 88,12 kgm

Mu = + 8812 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 8812 kgcm / 0,8 = 11015 kgcm

Cb = =

Cb = 6,5cm

a = 1. Cb

60

Page 61: Yang Mau Diprint

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

Mn = As . fy . ( dy – )

As =

As = = 0,82882 cm2 = 82,882 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 - 450 ( As = 111,7 mm2)

Pembesian Tumpuan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dy ) = ( dx - ) mm = ( 91- 8 )mm = 83 mm

= 0,8

Mty = - 179,765 kgm

Mu = - 17976,5 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 17976,5 kgcm / 0,8 = 22470,6 kgcm

Cb = =

Cb = 6,5 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

61

Page 62: Yang Mau Diprint

4 m

Mn = As . fy . ( dx – )

As =

As = = 1,47736 cm 2 = 147,736 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 – 300 ( As = 167,6 mm2)

5.2.5 Plat Tipe E

Ly = Ukuran plat terbesar

Lx = Ukuran plat terkecil

Plat 2 arah ( two way slab )

karena Ly dan Lx kurang dari

sama dengan 2.

Dari tabel 3.2 Momen yang menentukan per meter lebar dalam jalur tengah pada plat

dua arah akibat beban terbagi rata (SNI – 03 – 2487 – 2002) didapat dari ly/lx = 1

sehingga didapat :

x Mlx = 49 x Mtx = 78

x Mly = 15 x Mty = 54

62

2,4 m m

4,03 m

Page 63: Yang Mau Diprint

Nilai momen lapangan dan momen tumpuan sebagai berikut :

Mlx = + 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= + 0,001 . 881,2 kg/m2 . (2,4 m)2 . 49

= + 248,710 kgm

Mly = + 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= + 0,001 . 881,2 kg/m2 . (2,4 m)2 . 15

= + 76,136 kgm

Mtx = - 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= - 0,001 . 881,2 kg/m2 . (2,4 m)2 . 78

= - 395,906 kgm

Mty = - 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= - 0,001 . 881,2 kg/m2 . (2,4 m)2 . 54

= - 274,088 kgm

Pembesian Arah X

Pembesian Lapangan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Selimut beton (p) = 25 mm

Tebal efektif ( dx ) = h - p – ½ ød

63

Page 64: Yang Mau Diprint

= ( 120 – 25 – 1/2 . 8 ) mm = 91 mm

= 0,8

Mlx = + 248,710 kgm

Mu = + 24871 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 24871 kgcm / 0,8 = 31088,7 kgcm

Cb = =

Cb = 6,5 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

Mn = As . fy . ( dx – )

As =

As = = 2,0440 cm2 = 204,40 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 - 200 ( As = 251,3 mm2)

Pembesian Tumpuan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

64

Page 65: Yang Mau Diprint

Tebal efektif ( dx ) = ( 120 – 20 – 1/2 . 8 ) mm = 91 mm

= 0,8

Mtx = - 395,906 kgm

Mu = - 39590,6 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 39590,6 kgcm / 0,8 = 49488,192 kgcm

Cb = =

Cb = 6,5 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

Mn = As . fy . ( dx – )

As =

As = = 3,25366 cm2 = 325,366 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 – 150 ( As = 335,1 mm2)

Pembesian Arah Y

Pembesian Lapangan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

65

Page 66: Yang Mau Diprint

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dy ) = ( dx - ) mm = ( 91 - 8 )mm = 83 mm

= 0,8

Mly = + 76,136 kgm

Mu = + 7613,6 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 7613,6 kgcm / 0,8 = 9516,96 kgcm

Cb = =

Cb = 6,5cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

Mn = As . fy . ( dy – )

As =

As = = 0,7161 cm2 = 71,61 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 - 450 ( As = 111,7 mm2)

Pembesian Tumpuan

Tebal plat lantai = 12 cm = 120 mm

66

Page 67: Yang Mau Diprint

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dy ) = ( dx - ) mm = ( 91- 8 )mm = 83 mm

= 0,8

Mty = - 274,088 kgm

Mu = - 27408,8 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 27408,8 kgcm / 0,8 = 34261,056 kgcm

Cb = =

Cb = 6,5 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 6,5 = 5,525 cm

Mn = As . fy . ( dx – )

As =

As = = 2,25253 cm 2 = 225,253 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 – 200 ( As = 251,3 mm2)

67

Page 68: Yang Mau Diprint

5.3. Pembebanan Plat Lantai atap

1. Beban Mati (D)

Berat sendiri plat = 0,10 m x 2400 kg/m3 = 240 kg/m2

Berat penutup lantai = 0,02 m x 2400 kg/m3 = 48 kg/m2

Spesi ( Tebal = 2 cm ) = 0,02 m x 2100 kg/m3 = 42 kg/m2

Berat Plafon + Penggantung = 1,00 m x 23 kg/m3 = 23 kg/m2 +

= 353 kg/m2

2. Beban Hidup (L)

Beban Hidup = 250 kg/m2 = 250 kg/m2

3. Beban Terfaktor

Beban terfaktor (WU) = 1,2 D + 1,6 L

68

Page 69: Yang Mau Diprint

= (1,2 x 353) + (1,6 x 250) kg/m2

= 823,6 kg/m2

4. Beban Per Meter Lebar

Beban Per Meter Lebar (WU-1) = 823,6 kg/m2 x 1 m’

= 823,6 kg/m’

5.4 Perhitungan Penulangan Plat Lantai atap

Dalam SNI – 03 – 2487 – 2002 diberlakukan pembatasan minimum dan

maksimum penulangan untuk mencegah bahaya runtuh mendadak. Pembatasan

tersebut dinyatakan dalam rasio sebagai berikut :

1) min =

=

= 0,00583

2) b =

b =

= 0,0446

3) maks = b . 0,75

= 0,0466 . 0,75

= 0,03495

69

Page 70: Yang Mau Diprint

4,25 m

4 m

4) Jarak spesi maksimum yang diizinkan adalah :

3 x h ( tebal plat lantai )

Jarak spesi maksimum = 3 x ( 120 ) = 360 mm

Perhitungan konstruksi pelat lantai atap pada Pembangunan Gedung Kantor

Disdukcapil kota Palembang ini meliputi 2 tipe pelat yaitu tipe A dan tipe B dengan

ukuran yang berbeda.

5.4.1 Plat Tipe A

Ly = Ukuran plat terbesar

Lx = Ukuran plat terkecil

Plat 2 arah ( two way slab )

karena Ly dan Lx kurang dari

sama dengan 2.

Dari tabel 3.2 Momen yang menentukan per meter lebar dalam jalur tengah pada plat

dua arah akibat beban terbagi rata (SNI – 03 – 2487 – 2002) didapat dari ly/lx = 1,2

sehingga didapat :

70

1 m

1 m

Page 71: Yang Mau Diprint

x Mlx = 25 x Mtx = 51

x Mly = 25 x Mty = 51

Nilai momen lapangan dan momen tumpuan sebagai berikut :

Mlx = + 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= + 0,001 . 823,6 kg/m2 . (1 m)2 . 25

= + 20,590 kgm

Mly = + 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= + 0,001 . 823,6 kg/m2 . (1 m)2 . 25

= + 20,590 kgm

Mtx = - 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= - 0,001 . 845,2 kg/m2 . (3 m)2 . 63

= - 42,004 kgm

Mty = - 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= - 0,001 . 845,2 kg/m2 . (3 m)2 . 54

= - 42,004 kgm

Pembesian Arah X

Pembesian Lapangan

Tebal plat lantai = 10 cm = 100 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Selimut beton (p) = 25 mm

Tebal efektif ( dx ) = h - p – ½ ød

71

Page 72: Yang Mau Diprint

= ( 100 – 25 – 1/2 . 8 ) mm = 71 mm

= 0,8

Mlx = + 20,590 kgm

Mu = + 2059,0 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 2059,0 kgcm / 0,8 = 2573,8 kgcm

Cb = =

Cb = 5,071 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 5,071 = 4,311 cm

Mn = As . fy . ( dx – )

As =

As = = 0,2169 cm2 = 21,69 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 - 450 ( As = 111,7 mm2)

Pembesian Tumpuan

Tebal plat lantai = 10 cm = 100 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

72

Page 73: Yang Mau Diprint

Tebal efektif ( dx ) = ( 100 – 25 – 1/2 . 8 ) mm = 71 mm

= 0,8

Mtx = - 42,004 kgm

Mu = - 4200,4 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 4200,4 kgcm / 0,8 = 5250,45 kgcm

Cb = =

Cb = 5,071 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 5,071 = 4,311cm

Mn = As . fy . ( dx – )

As =

As = = 0,44244 cm2 = 44,244 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 – 450 ( As = 111,7 mm2)

Pembesian Arah Y

Pembesian Lapangan

Tebal plat lantai = 10 cm = 100 mm

73

Page 74: Yang Mau Diprint

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dy ) = ( dx - ) mm = ( 71 - 8 )mm = 63 mm

= 0,8

Mly = + 20,590 kgm

Mu = + 2059 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 2059 kgcm / 0,8 = 2573,75 kgcm

Cb = =

Cb = 5,071 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 5,071 = 4,311 cm

Mn = As . fy . ( dy – )

As =

As = = 0,25874 cm2 = 25,874 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 - 450 ( As = 111,7 mm2)

Pembesian Tumpuan

Tebal plat lantai = 10 cm = 100 mm

74

Page 75: Yang Mau Diprint

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dy ) = ( dx - ) mm = ( 71- 8 )mm = 63 mm

= 0,8

Mty = - 42,004 kgm

Mu = - 4200,4 kgcm

Mn = Mu /

Mn = 4200,4 kgcm / 0,8 = 5250,45 kgcm

Cb = =

Cb = 5,071 cm

a = 1. Cb

a = 0,85 . 5,071 = 4,311 cm

Mn = As . fy . ( dx – )

As =

As = = 0,44244 cm 2 = 44,244 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan 8 – 450 ( As = 111,7 mm2)

5.4.2 Pelat Tipe B

Ly = ukuran pelat terbesar

75

Page 76: Yang Mau Diprint

9 m

2,5 m

Lx = ukuran pelat terkecil

Pelat 1 arah ( one way slab )

karena perbandingan Ly dan Lx

lebih dari 2.

Dari tabel 3.2 Momen yang menentukan per meter lebar dalam jalur tengah pada

pelat dua arah akibat beban terbagi rata (SNI T-15-1991-03)

x Mlx = 65 x Mtx = 83

x Mly = 14 x Mty = 49

Nilai momen lapangan dan momen tumpuan sebagai berikut :

1) Mlx = + 0,001 Wu-1. Lx2 . 65

= + 0,001 .823,6 kg/m’ (1 m)2 . 65

= + 53,534 kgm

2) Mly = + 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= + 0,001 . 823,6 kg/m2 . (1 M)2 . 14

= + 11,530 kgm

3) Mtx = - 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= - 0,001 . 823,6 kg/m2 . (1 M)2 . 83

= - 68,359 kgm

4) Mty = - 0,001 Wu-1. Lx2 . x

= - 0,001 . 823,6 kg/m2 . (1 m)2 . 49

= - 40,356 kgm

76

1 m

3 m

Page 77: Yang Mau Diprint

Pembesian Arah X

Pembesian Lapangan

Tebal pelat lantai = 10 cm = 100 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dx ) = ( 100 – 25 – 1/2 . 8) mm

= 71 mm

= 0,8 mm

Mlx = 53,534 kgm

Mu = 5353,4 kgcm

1 = 0,176 2= 0,000885

Didapat dari tabel 3.2

maks = 0,0403 min = 0,0058

1 < maks = 0,00085 < 0,0403

min > 1 = 0,0058 > 0,00085

As Perlu = .b.dx = 0,0058 x (1000) x (71) = 411,8 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan Ø 8 – 100 ( As = 502,7 mm2)

77

Page 78: Yang Mau Diprint

Pembesian Tumpuan

Tebal pelat lantai = 10 cm = 100 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dx ) = ( 100 – 25 – 1/2 . 8) mm = 71 mm

= 0,8

Mtx = 68,359 kgm

Mu = 6835,9 kgcm

1 = 0,176 2 = 0,000885

Didapat dari tabel 3.1 :

maks = 0,0403 min = 0,0058

1 < maks = 0,000885 < 0,0403

min > 1 = 0,0058 > 0,000885

As Perlu = .b.dx = 0,0058 x (1000) x (71) = 411,8 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan Ø 8 – 100 ( As = 502,7 mm2)

78

Page 79: Yang Mau Diprint

Pembesian Arah Y

Pembesian Lapangan

Tebal pelat lantai = 10 cm = 100 mm

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dy ) = ( dx - D ) mm = ( 71- 8 ) mm

= 63 mm

= 0,8

Mly = 11,530 kgm

Mu = 1153,04 kgcm

1 = 0,176 2 = 0,000885

Didapat dari tabel 3.1 maks = 0,0403 min = 0,0058

1 < maks = 0,000885 < 0,0403

min > 1 = 0,0058 > 0,000885

As Perlu = .b.dx = 0,0058 x (1000) x (63)= 365,4 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan Ø 8 – 100 ( As = 502,7 mm2)

Pembesian Tumpuan

Tebal pelat lantai = 10 cm = 100 mm

79

Page 80: Yang Mau Diprint

Diameter tulangan rencana = 8 mm

Tebal efektif ( dy ) = ( dx - D ) mm = ( 71- 8 ) mm

= 63 mm

= 1

Mty = 40,356 kgm

Mu = 4035,6 kgcm

1 = 0,176 2 = 0,000885

Didapat dari tabel 3.1 :

maks = 0,0403 min = 0,0058

1 < maks = 0,000885 < 0,0484

min > 1 = 0,0058 > 0,000885

As Perlu = .b.dx = 0,0058 x (1000) x (63) = 365,4 mm2

Dari tabel 3.3 didapat tulangan Ø 8 – 100 ( As = 502,7 mm2)

80

Page 81: Yang Mau Diprint

5.5 Analisa Perhitungan Pelat Lantai

Berikut ini merupakan rekapitulasi luas tulangan yang dibutuhkan untuk pelat

lantai berikut diameter tulangan dan jarak antar tulangan serta perbandingan dengan

tulangan yang telah ada di lapangan pada lantai 2 dan lantai 3. Dapat dilihat pada

tabel 4 dan 5

Tabel 4. Perhitungan pelat lantai dengan pembebanan Wu-1 per meter lebar

Tipe

Pelat

Ly

(m)

Lx

(m)

Arah

PembesianX

Momen per

Meter Lebar

(kgm)

As

(mm2)Tulangan

A

(4 x4)4 4 1

Lapangan x 25 + 352,480 289,67 8 - 150

Tumpuan x 51 - 719,059 590,943 8 - 50

Lapangan y 25 + 352,480 331,52 8 - 150

Tumpuan y 51 - 719,059 590,943 8 - 50

B

(2,83 x

2,83)

2,83 2,83 1 Lapangan x 25 + 176,436 145 8 - 300

Tumpuan x 51 - 359,930 295,8 8 - 150

Lapangan y 25 + 176,436 165,948 8 - 300

81

Page 82: Yang Mau Diprint

Tumpuan y 51 - 359,930 295,8 8 - 150

C

(4 x 2)4 2 2

Lapangan x 58 + 167,158 168,01 8 – 250

Tumpuan x 82 - 286,557 237,536 8 - 200

Lapangan y 15 + 71,639 49,729 8 - 450

Tumpuan y 53 - 218,898 153,529 8 – 300

D

(2 x 2)2 2 1

Lapangan x 25 + 88,12 72,42 8 - 450

Tumpuan x 25 -179,765 147,736 8 - 300

Lapangan y 51 + 88,12 82,8819 8 - 450

Tumpuan y 51 -179,765 147,736 8 - 300

E

(4,03 x

2,4)

4,03 2,4 1,6

Lapangan x 49 + 248,71 204,40 8 - 200

Tumpuan x 15 - 76,136 325,366 8 - 150

Lapangan y 78 + 395,906 71,61 8 - 450

Tumpuan y 54 - 274,088 225,253 8 - 200

Tabel 5. Rekapitulasi Penulangan Plat Lantai proyek pembangunan gedung

Disdukcapil Kota Palembang.

Type Plat Arah hasil perhitungan (A) pada proyek (B) Ket

(m) Pembesian tulangan As tulangan As

    (mm) (mm2) ( mm ) (mm2)

 

A

(4 x 4)

Lapangan x 8 - 150 289,67 8 - 150 335,1 A = B

Tumpuan x 8 - 50 590,943 8 - 150 335,1 A > B

Lapangan y 8 - 150 331,52 8 - 150 335,1 A = B

82

Page 83: Yang Mau Diprint

 Tumpuan y 8 - 50 590,943 8 - 150 335,1 A > B

 

B

(2,83 x 2,83)

 

Lapangan x 8 - 300 145 8 - 150 335,1 A < B

Tumpuan x 8 - 150 295,8 8 - 150 335,1 A = B

Lapangan y 8 - 300 165,948 8 - 150 335,1 A < B

Tumpuan y 8 - 150 295,8 8 - 150 335,1 A = B

 

C

(4 x 2)

 

Lapangan x 8 - 250 168,01 8 - 150 335,1 A < B

Tumpuan x 8 - 200 237,536 8 - 150 335,1 A < B

Lapangan y 8 - 450 49,729 8 - 150 335,1 A < B

Tumpuan y 8 - 300 153,529 8 - 150 335,1 A < B

D

(2 x 2)

Lapangan x 8 - 450 72,42 8 - 150 335,1 A < B

Tumpuan x 8 - 300 147,736 8 - 150 335,1 A < B

Lapangan y 8 - 450 82,8819 8 – 150 335,1 A < B

Tumpuan y 8 - 300 147,736 8 – 150 335,1 A < B

E

(4,03 x 2,4)

Lapangan x 8 - 200 204,4 8 – 150 335,1 A < B

Tumpuan x 8 - 150 325,366 8 – 150 335,1 A = B

Lapangan y 8 - 450 71,61 8 – 150 335,1 A < B

Tumpuan y 8 - 200 225,253 8 – 150 335,1 A < B

Total As dalam perhitungan adalah 4.591,831 mm2

Total As dalam proyek adalah 6.702 mm2

83

Page 84: Yang Mau Diprint

5.6 Analisa Perhitungan Pelat Lantai

Berikut ini merupakan rekapitulasi luas tulangan yang dibutuhkan untuk pelat

lantai berikut diameter tulangan dan jarak antar tulangan serta perbandingan dengan

tulangan yang telah ada di lapangan pada lantai atap. Dapat dilihat pada tabel 4 dan 5

Tabel 4. Perhitungan pelat lantai dengan pembebanan Wu-1 per meter lebar

Tipe

Pelat

Ly

(m)

Lx

(m)

Arah

PembesianX

Momen per

Meter Lebar

(kgm)

As

(mm2)Tulangan

A

(1 x1)1 1 1

Lapangan x 25 + 20,590 21,69 8 - 450

Tumpuan x 51 - 42,004 44,244 8 - 450

Lapangan y 25 + 20,590 25,874 8 - 450

Tumpuan y 51 - 42,004 44,244 8 - 450

B

(3 x 1)3 1 3

Lapangan x 65 + 53,534 411,8 8 - 100

Tumpuan x 83 - 68,359 411,8 8 - 100

Lapangan y 14 + 11,530 365,4 8 - 100

Tumpuan y 49 - 40,356 365,4 8 - 100

84

Page 85: Yang Mau Diprint

Tabel 5. Rekapitulasi Penulangan Plat Lantai proyek pembangunan gedung

Disdukcapil Kota Palembang.

Type Plat Arah hasil perhitungan (A) pada proyek (B) Ket

(m) Pembesian tulangan As tulangan As

    (mm) (mm2) ( mm ) (mm2)

 

A

(1 x 1)

 

Lapangan x 8 - 450 21,69 8 - 150 335,1 A < B

Tumpuan x 8 - 450 44,244 8 - 150 335,1 A < B

Lapangan y 8 - 450 25,874 8 - 150 335,1 A < B

Tumpuan y 8 - 450 44,244 8 - 150 335,1 A < B

 

B

(3 x 1)

 

Lapangan x 8 - 100 411,8 8 - 150 335,1 A > B

Tumpuan x 8 - 100 411,8 8 - 150 335,1 A > B

Lapangan y 8 - 100 365,4 8 - 150 335,1 A > B

Tumpuan y 8 - 100 365,4 8 - 150 335,1 A > B

Total As dalam perhitungan adalah 1.690,452 mm2

Total As dalam proyek adalah 2.680,8 mm2

85

Page 86: Yang Mau Diprint

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari kerja praktek di lapangan serta dari apa yang telah diuraikan sebelumnya

tentang proyek Pembangunan Gedung Disdukcapil Kota Palembang tersebut

didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

a) Pekerjaan pengecoran plat lantai pada umumnya sudah dilakukan dengan

baik, terlihat bahwa pada permukaan beton tidak ada bagian tulangan yang

menyembul, atau agregat yang kurang merata pada keseluruhan bagian beton

karena besi yang digunakan sudah sesuai rencana, peralatan yang digunakan

sudah sesuai dengan yang dibutuhkan, pemasangan steger, bekisting,

penulangan serta proses pengecoran yang sudah dilakukan dengan benar.

b) Hasil perhitungan pembesian plat lantai dengan pengerjaan di lapangan

terdapat perbedaan. Dari hasil analisa perhitungan didapat tulangan dengan

pembesian diameter 8 mm dengan jarak yang bervariasi antara 100 – 450

mm, sedangkan pembesian di lapangan dipakai tulangan diameter 8 mm jarak

150 mm.

c) Adanya perbedaan perhitungan sendiri dan perhitungan di lapangan, hal ini

mungkin disebabkan karena adanya perbedaan analisa perhitungan struktur,

asumsi pembebanan rencana yang di pakai, pembulatan angka dalam

perhitugan dan metode yang dipakai dalam perhitungan.

86

Page 87: Yang Mau Diprint

6.2. Saran

Berdasarkan pangalaman selama melaksanakan kerja praktek, beberapa saran

yang mungkin berguna antara lain:

a) Untuk menghindari kesalahan perencanaan dan perhitungan yang terjadi di

lapangan yang berdampak pada kerugian biaya, tenaga, dan waktu maka

hendaknya harus lebih diperhatikan faktor-faktor di sekitar lokasi proyek

seperti kondisi tanah dan lingkungan sekitar.

b) Pada pekerjaan beton dan pembesian sebaiknya dilakukan pengawasan secara

langsung oleh konsultan yang bersangkutan sehingga pelaksanaannya sesuai

dengan yang telah direncanakan.

c) Sikap kerjasama yang baik antara atasan dan bawahan hendaknya terus

dipertahankan untuk memberikan suasana kerja yang nyaman dan dengan

komunikasi yang baik dapat mengurangi kesalahan teknis yang terjadi

dilapangan.

87