implementasi keperawatan

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu Keperawatan didasarkan pada suatu teori yang sangat luas. Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem-solving yang memerlukan ilmu, teknik, dan ketrampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien atau keluarga. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan. Antara lain yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap tersebut berintegrasi dalam mendefinisikan suatu tindakan perawatan. Salah satunya adalah implementasi atau pelaksanaan. Proses keperawatan menyediakan struktur bagian praktis dengan penggunaan pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan oleh perawat untuk mengekspresikan kebutuhan perawatan (human caring). Keperawatan digunakan secara terus-menerus ketika merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan dengan mempertimbangkan pasien sebagai figur central dalam merencanakan asuhan dengan mengobservasi respons pasien terhadap setiap tindakan sebagai penatalaksanaan dalam suatu asuhan keperawatan. 1

description

implementasi keperawatan

Transcript of implementasi keperawatan

Page 1: implementasi keperawatan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu Keperawatan didasarkan pada suatu teori yang sangat luas. Proses keperawatan

adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan. Hal ini bisa

disebut sebagai suatu pendekatan problem-solving yang memerlukan ilmu,  teknik,  dan

ketrampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien atau keluarga.

Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan. Antara lain

yaitu pengkajian,  diagnosis,  perencanaan,  pelaksanaan,  dan evaluasi. Tahap tersebut

berintegrasi dalam mendefinisikan suatu tindakan perawatan. Salah satunya adalah

implementasi atau pelaksanaan.

Proses keperawatan menyediakan struktur bagian praktis dengan penggunaan

pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan oleh perawat untuk mengekspresikan

kebutuhan perawatan (human caring). Keperawatan digunakan secara terus-menerus ketika

merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan dengan mempertimbangkan pasien

sebagai figur central dalam merencanakan asuhan dengan mengobservasi respons pasien

terhadap setiap tindakan sebagai penatalaksanaan dalam suatu asuhan keperawatan.

Pada saat implementasi perawat harus melaksanakan hasil dari rencana keperawatan yang

di lihat dari diagnosa keperawatan. Di mana perawat  membantu klien dari masalah status

kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria

hasil yang diharapkan.

Sehingga,  dengan proses keperawatan,  rasa tanggung jawab dan tanggung gugat bagi

perawat itu dapat dimiliki dan dapat digunakan dalam tindakan-tindakan yang merugikan

atau menghindari tindakan yang legal. Semua tatanan perawatan kesehatan secara hukum

perlu mencatat observasi keperawatan,  perawatan yang diberikan,  dan respons pasien.

1

Page 2: implementasi keperawatan

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apa pengertian rencana keperawatan?

1.2.2. Apa tujuan dari rencana keperawatan?

1.2.3. Apa saja tipe-tipe rencana keperawatan?

1.2.4. Apa saja macam-macam rencana keperawatan?

1.2.5. Apa saja komponen dalam rencana keperawatan?

1.2.6. Bagaimana keterampilan rencana keperawatan?

1.2.7. Bagaimana langkah-langkah rencana keperawatan?

1.2.8. Apa pengertian implementasi keperawatan?

1.2.9. Apa tujuan dari implementasi keperawatan?

1.2.10. Bagaimana proses berpikir kritis dalam implementasi keperawatan?

1.2.11. Bagaimana standar intervensi keperawatan keperawatan?

1.2.12. Bagaimana proses implementasi keperawatan?

1.2.13. Bagaimana keterampilan implementasi keperawatan?

1.2.14. Apa saja tipe-tipe dari implementasi keperawatan?

1.2.15. Apa saja hal yang harus diperharikan dari implementasi keperawatan?

1.2.16. Bagaimana prinsip dari implementasi keperawatan?

1.2.17. Apa saja metode implementasi keperawatan?

2

Page 3: implementasi keperawatan

1.3. Tujuan

1.3.1. Memahami pengertian rencana keperawatan.

1.3.2. Mengetahui tujuan dari rencana keperawatan.

1.3.3. Mengetahui tipe-tipe rencana keperawatan.

1.3.4. Mengetahui macam-macam rencana keperawatan.

1.3.5. Mengetahui komponen dalam rencana keperawatan.

1.3.6. Mengetahui keterampilan rencana keperawatan.

1.3.7. Mengertahui langkah-langkah rencana keperawatan.

1.3.8. Memahami pengertian implementasi keperawatan.

1.3.9. Mengetahui tujuan dari implementasi keperawatan.

1.3.10. Mengetahui proses berpikir kritis dalam implementasi keperawatan.

1.3.11. Mengetahui standar intervensi keperawatan keperawatan.

1.3.12. Mengetahui proses implementasi keperawatan.

1.3.13. Mengetahui keterampilan implementasi keperawatan.

1.3.14. Mengetahui tipe-tipe dari implementasi keperawatan.

1.3.15. Mengethaui hal yang harus diperharikan dari implementasi keperawatan.

1.3.16. Mengetahui prinsip dari implementasi keperawatan.

1.3.17. Mengetahui metode implementasi keperawatan.

3

Page 4: implementasi keperawatan

BAB II

RENCANA KEPERAWATAN

2.1. Pengertian Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan adalah bagaimana perawat merencanakan suatu tindakan

keperawatan agar dalam melakukan perawatan terhadap pasien efektif dan efisien. Rencana

asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat mengenai

rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan

diagnosis keperawatan.

Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau

mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa keperawatan. Tahap ini

dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan menyimpulakan rencana

dokumentasi (Iyer, Taptich & Bernocchi-Losey, 1996).

Secara tradisional, rencana keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen tulisan tangan

dalam menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi atau rencana keperawatan diartikan

sebagai metode komunikasi tentang asuhan keperawatan kepada klien.

2.2. Tujuan Rencana Keperawatan

Tujuan rencana tindakan keperawatan dapat terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :

Tujuan Administratif

Untuk mengidentifikasi focus keperawatan kepada klien atau kelompok.

Untuk membedakan tanggungjawab perawat dengan propesi kesehatan lainnya.

Untuk menyediakan suatu criteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan. 

Untuk menyediakan criteria klasifikasi klien.

Tujuan Klinik

Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan.

Mengkomunikasikan dengan staf perawat, apa yang diajarkan, apa yang

diobservasi, dan apa yang dilaksanakan.

4

Page 5: implementasi keperawatan

Menyediakan criteria hasil ( outcomes ) sebagai pengulangan dan evaluasi

keperawatan.

Rencana tindakan yang spesifik secara langsung bagi individu, keluarga, dan

tenaga kesehatan lainnya untuk melaksanakan tindakan.

2.3 Manfaat Rencana Asuhan Keperawatan

1. Sebagai penghubung kebutuhan klien

2. Untuk menjelaskan intervensi keperawatan yang harus dilaksanakan

3. Untuk meningkatkan praktik keperawatan, sehingga mendapatkanpengertian yang lebih

jelas tentang prinsip proses keperawatan

4. Menjadi dasar pendekatan yang sistematis terhadap asuhan keperawatan.

2.4 Tipe Rencana Keperawatan

Desain rencana keperawatan secara “tradisional” : yaitu rencana keperawatan yang

ditulis dan dikembangkan oleh perawat dan ditujukkan terutama pada pasien-pasien

khusus

Desain rencana keperawatan yang “standar“ : yaitu rencana keperawatan yang ditulis

dan dikembangkan oleh komite keperawatan dan digunakan pada pasien umum →

digunakan untuk terapi dan keperawatan

2.5 Macam-macam Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan yang berdasarkan diagnosis medis dan prosedur

Misalkan : kateterisasi jantung, MCl

Perawat dapat merumuskan diagnosis perawatan berdasarkan respon pasien/klien 

tehadap keadaan tersebut dan komplikasinya intervensi medis dan keperawatan dicatat

secara bersama-sama berdasarkan kesepakatan.

Keuntungan :

Sering digunakan satu renpra untuk semua kebutuhan pasien/klien

Mudah memasukkan data yang baru

5

Page 6: implementasi keperawatan

Sebagai bahan pertimbangan perawat/dokter untuk mengobservasi masalah-masalah

resiko yang dicatat dalam lembar observasi

Menyatukan intervensi medis dan keperawatan dalam satu renpra

Kerugian :

Perumusan renpra berdasarkan diagnosis medis

Ada kemungkinan informasi yang ditulis tidak tepat/relevan dengan kondisi klien

Perumusan renpra tidak berdasarkan prioritas masalah

Rencana keperawatan berdasarkan diagnosis keperawatan

Rencana keperawatan disusun apabila diagnosis keperawatan telah dirumuskan

dengan tepat beserta factor – factor penunjangnya(E dan S).

Misalkan: devisit volume cair b.d, munta yang berlebihan, di tandai dengan turgor kulit

kurang, mata cekung, bibir kering

Perawat merumuskan renpra berasarkan pada standar praktek keperawatan, kebijakan RS,

prosedur dan kelengkapan peralatan, dsb. ( sesua dengan kemampuan professional baik

pengetahuan sikap dan keterampilan). Rencana keperawatan di awali dengan

merumuskan tujuan yang tepat, dapat di capai sesuai sasaran dan aktivitas keperawatan.

Keuntungan:

Rencana keperawatan yang relevan di catat sesuai diagnosis keperawatan

Rencana keperawatan di catat tidak tergantung dengan diagnosis medis

Lebih tepat dalam penyelesaian masalah klien/ pasien

Kerugian:

Memerlukan banyak rencana untuk masalah –masalah pasien/klien

Rencana keperawatan di catat secara komputerisasi

Memberi kesempatan perawat untuk mendokumentasi askep lebih

baik/lengkap.perawat dapat memilih masalah-masalah pasien yang relevan dalam daftar

masalah dan renpra yang akan disusun.

Keuntungan :

Informasi dapat dikumpulkan dalam satu renpra

6

Page 7: implementasi keperawatan

Memudahkan perubahan data dalam status kesehatan pasien

Mudah menghapus data yang berlebihan

Mudah dibaca

Dapat menggabungkan tindakan medis sesuai standar yang telah ditetapkan

Kerugian :

Memerlukan keahlian tertentu (komputer)

Keterbatasan perawat untuk menentukan intervensi yang telah diprogramkan

Mudah untuk memenipulasi data pasien

Kegiatan keperawatan tergantung efektifitas pemekaian computer

2.6 Komponen Rencana Keperawatan

Diagnosis keperawatan sesuai prioritas

Tujuan sesuai hasil yang akan dicapai

Tindakan/intervensi keperawatan

2.7 Keterampilan Rencana Keperawatan

Kemampuan dalam pemecahan masalah

Tehnikal

Komunikasi

Kemampuan dalam pengambilan keputusan

Alternatif

Fasilisator

Standar asuhan keperawatan

Kebutuhan dasar manusia

Biologis

Psikologis

Sosial

Spiritual

7

Page 8: implementasi keperawatan

2.8 Langkah-langkah Rencana Keperawatan

Rencana tindakan adalahdesain spesifik intervensi untuk membantu klien dalam

mencapai kriteria hasil. Rencana tindakan dilaksanakan berdasarkan komponen penyebab

diagnosa keperawatan. Oleh karena itu rencana mendefinisikan suatu aktifitas yang

diperlukan untuk membatasi factor-faktor pendukung terhadap suatu permasalahan.

Menurut Bulecheck dan McCloskey (1989) intervensi keperawatan adlah “suatu tindakan

langsung kepada klien yang dilaksanakan oleh perawat”. Tindakan tersebut meliputi

tindakan independent keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan, tindakan medis

berdasarkan diagnosa medis dan membantu pemenuhan kebutuhan dasar fungsi kesehatan

kepada klien yang tidak dapat melakukannya. Definisi tersebut berhubungan dengan semua

intrervensi keperawatan dengan diagnosa keperawatan atau masalah kolaboratif.

Menentukan Prioritas Masalah

Dalam menentukan perencanaan perlu menyusun suatu “sistem” untuk

menentukan    diagnosa yang akan diambil tindakan pertama kali. Salah satu sistem yang

bias digunakan adalah hirarki “kebutuhan manusia”.

Secara realistis perawat tidak dapat mengharapkan dapat menyelesaikan semua

diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif yang terjadi kepada sebagian klien

sebagai individu, keluarga dan masyarakat. Dengan mengidentifikasi prioritas kelompok

diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif, perawat dapat memprioritaskan peralatan

yang diperlukan.

Menurut Carpenito (2000) ada perbedaan antara prioritas diagnosa dan diagnosa

yang penting.

Prioritas diagnosa adalah diagnosa keperawatan jika tidak diatasi saat ini akan

berdampak buruk terhadap keaadaan fungsi status kesehatan klien

Diagnosa yang penting adalah diagnosa keperawatan dimana intervensi dapat

ditunda untuk beberapa saat tanpa berdampak terhadap status fungsi kesehatan

klien

Menuliskan kriteria hasil (outcomes)

Tujuan klien dan tujuan keperawatan adalah standar atau ukuran yang digunakan

untuk mengevaluasi kemajuan klien atau keterampilan perawat.

8

Page 9: implementasi keperawatan

Diagnosa keperawatan mengidentifikasi respon aktual dan resiko yang

dipertimbangkan      sebagai suatu masalah bagi klien. Misalnya, diagnosa keperawatan:

Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan

adanya kesukaran klien untuk mengunyah makanan,menandakan bahwa status

nutrisi klien kurang dari optimal. Diagnosa tersebut menandakan bahwa

peningkatan nutrisi diperlukan.

Contoh:

Kriteria hasil diagnosa keperawatan di atas

“mengkonsumsi 1800 kalori lembek dan makanan cair tiap 24 jam”.

Pedoman Penulisan Kriteria Hasil (outcomes):

Berfokus pada klien

S   = Spesifik (Tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda)

M  = Measurable (Tujuan keperawatan harus dapat diukur, khususnya tentang

perilaku   klien: dapat dilihat, didengar, diraba, dirasakan, dan dibau).

A  = Achievable (Tujuan harus dapat dicapai)

R  = Reasonable (Tujuan harus dapat dipertanggungjawabkansecara ilmiah)

T  = Time (Tujuan keperawatan).

Singkat dan Jelas

Dengan menggunakan kata-kata singkat dan jelas pada criteria hasil, maka akan

mempermudahkan perawat untuk mengidentifikasikan tujuan dan rencana

tindakan. Oleh karena itu dalam menuliskan criteria hasil perlu membatasi kata-

kata “klien akan” pada awal kalimat.

Dapat diobservasi dan diukur

Outcomes yang dapat diobservasidan diukur meliputi pertanyaan “apa” dan

“sejauh mana”. Measurable (dapat diukur) adalah suatu kata kerja yang

menjelaskan prilaku klien atau keluarga yang anda harapkan akan terjadi jika

tujuan telah tercapai. Menurut Carpenito : kata kerja yang tidak dapat di ukur

melalui penglihatan dan suara meliputi; menerima, mengetahui, menghargai, dan

memahami. Sedangkan kata kerja yang bisa diukur; menyatakan, melaksanakan,

mengidentifikasi, adanya penurunan dalam…., adanya peningkatan pada…..,

tidak adanya….., mengkhususkan dan memberi tindakan”.

9

Page 10: implementasi keperawatan

Ada batas waktunya

Komponen waktu dibagi lagi menjadi 2:

Jangka panjang: suatu tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam jangka waktu

lama, biasanya lebih dari 1 minggu atau 1 bulan.

Jangka pendek: suatu tujuan yang diharapkan biasa tercapai dalam waktu yang

singkat, biasanya kurang dari 1 minggu.

Realistis

Kriteria hasil harus biasa dicapai sesuai dengan sarana dan prasarana yang

tersedia, meliputi: biaya, peralatan, fasilitas, tingakt pengetahuan, affek-emosi

dan kondisi fisik. Kelebihan dan kekurangan staf perawat harus menjadi salah

satu bahan pertimbangan dalam penysunan outcomes.

Ditentukan oleh perawat dan klien

Selama pengkajian, perawat mulai melibatkan klien dalam intervensi. Misalnya

pada waktu interview, perawat mempelajari apa yang bisa dikerjakan atau dilihat

klien sebagai masalah utama, sehingga muncul diagnosa keperawatan. Kemudian

perawat dan klien mendiskusikan  kriteria hasil dan rencana tindakan untuk

memvalidasi.

Manifestasi terhadap respon manusia

Penulisan criteria hasil mencakup semua respon manusia, yang meliputi;

 (1) Kongnitif (pengetahuan);

 (2) Aafektif (emosi/ perasaan);

 (3) Psikomotor; dan

 (4) Perubahan fungsi tubuh (Keadaan umum dan fungsi tubuh serta gejala)

Penulisan tersebut sering digunakan istilah KAPP (Kognitif, Affektif, Psikomotor, dan

Perubahan fungsi tubuh).

Kognitif ( K : pengetahuan )

Kriteria hasil bias disusun berdasarkan pengulangan informasi yang telah

diajarkan kepada klien. Untuk menentukan apakah informasi yang telah

disampaikan bisa dimengerti, klien harus ditanya untuk ; menyebutkan,

menjelaskan, menyatakn, mendefinisikan, atau menunjukkan pemahamannya

terhadap beberapa informasi secara nyata. Contoh :

10

Page 11: implementasi keperawatan

- Diagnosa keperawatan ( D.K ) Resiko perubahan status kesehatan

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang diabetes.

- Kriteria Hasil ( K.H ) Setelah akhir pengajaran pertama, klien mampu

mendefinisikan diabetes, menjelaskan hubungannya dengan diet, insulin,

dan aktivitas.

Affektif ( A )

Kriteria hasil bisa ditulis dalam bentuk status emosional klien, outcomes tersebut

bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon klien dan keluarga terhadap stres

yang dihadapi. Hal ini bisa berupa penyakit, masalah keluarga atau krisis

maturasi. Setelah mengkaji respon emosional, perawat menyusun outcomes untuk

mengidentifikasi prilaku klien yang menyenangkan setelah dilaksanakan tindakan

keperawatan. Contoh :

- Diagnosa keperawatan: gangguan konsep diri: harga diri berhubungan

dengan perubahan  body image (gambaran diri) mastectomy yang kedua.

- Kriteria hasil: sebelum pulang dari rumah sakit: klien mengungkapkan

perasaannya tentang kehilangan payudaranya, ada keinginan yang positif

untuk berhubungan dengan staff, pengunjung dan sesama klien.

Psikomotor (P1)

Kriteria hasil yang diharapkan dari segi psikomotor adalah untuk

mengindentifikasi  apa yang seharusnya bisa dilaksanakan oleh klien sebagai

hasil dari rencana pengajaran. Contoh :

- Injeksi insulin

- Pindah dari kursi roda ke tempat tidur

- Kateterisasi sendiri atau lainnya

- Menghitung denyut nadi

- Melaksanakan CPR dengan menggunakan alat

- Melakukan tes gula darah dari bahan urin

- Diagnosa keperawatan berisiko gangguan status kesehatan sampai

berkurangnya pengetahuan tentang diabetes.

11

Page 12: implementasi keperawatan

- Kriteria hasil setelah pengajaran yang kedua: mendemonstrasikan cara

merawat kaki(gangren) secara akurat, tes glukosa urin dan acetone.

Perubahan fungsi tubuh (P2)

Keadaan umum dan fungsi tubuh. Kategori ini meliputi sejumlah manifestasi

yang dapat diobservasi. Contoh :

- Diagnosa keperawatan : perubahan pola eliminasi alvi berhubungan

dengan penurunan peristaltic usus dan perubahan diet

- Kriteria hasil : dalam waktu 48 jam setelah pembedahan, ada bunyi usus,

dapat flatus dan perut lembek

- Diagnosa keperawatan : resiko perubahan pertukaran oksigen

berhubungan dengan nyeri insisi

- Kriteria hasil : suara paru jelas setiap perubahan, menunjukan adanya

pengembangan dada yang simetris selama inspirasi.

12

Page 13: implementasi keperawatan

BAB III

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

3.1.Pengertian Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimulai setelah

perawat menyusun rencana keperawatan. Implementasi keperrawatan adalah serangkaian

kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan

yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang

diharapkan(Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997).Intervensi keperawatan merupakan

bentuk penanganan yang dilakukan oleh perawat berdasarkan pertimbangan pengetahuan

klinis yang bertujuan meningkatkan hasil perawatan klien (Bulechek, Butcher, dan

Dochterman 2008).

3.2.Tujuan Impelementasi Keperawatan

Membantu klien untuk mencapai tujuan yang diinginkan

Mencakup dalam peningkatan kesehatan

Mencakup pencegahan penyakit

Mencakum pemulihan kesehatan

Memfasilitasi klien

3.3.Proses Berpikir Kritis dalam Implementasi Keperawatan

Sebelum mengimplementasikan intervensi keperwatan, gunakan pemikiran kritis untuk

menentukan ketepatan intervensi terhadap situasi klinis. Walaupun implementasi telah

direncanakan, perawat tetap berkewajiban melakukan penilaian sebelum melaksanakan

implementasi tersebut, karena konsisi klien dapat berubah dalam hitungan menit. Berikut ini

adalah beberapa petunjuk yang dipertimbangkan saat pengambilan keputusan tentang

implementasi:

13

Page 14: implementasi keperawatan

Tinjau ulang segala kemungkinan intervensi keperawatan yang sesuai dengan masalah

klien

Tinjau ulang semua kemungkinan konsekuensi pada setiap kemungkinan intervensi

keperawatan

Pertimbangkan peluang terjadinya kemungkinan konsekuensi

Buat keputusan tentang manfaat dari konsekuensi bagi klien

3.4.Standar Intervensi Keperawatan

Terdapat sistem yang menyediakan standar intervensi bagi beberapa masalah kesehatan,

sehingga perawat dapat menetapkan intervensi secara lebih cepat dan mudah. Jika standar

tersebut berbasis pada bukti, maka perawat lebih cenderung memberikan intervensi klinis

yang efektif untuk meningkatkan hasil perawatan klien. Intervensi terstandardisasi, tersedia

dalam bentuk pedoman klinis atau protocol, petunjuk pelaksanaan dan intervensi Nursing

Interventions Classification (NIC).

3.5.Proses Implementasi Keperawatan

Persiapan proses implementasi akan memasatkan asuhan keperawatan yang efesien,

aman, dan efektif.

Pengkajian Ulang terhadap Klien

Pengkajian merupakan proses kontinu yang terjadi setiap kali perawat berinteraksi

dengan klien. Saat mengumpulkan dan mengidentifikasi kebutuhan baru, perawat akan

memodifikasi rencana keperawatan. Selain itu, perawat juga memodifikasi rencana saat

menentukan kebutuhan kesehatan seorang klien. Langkah ini membantu perawat untuk

menentukan apakah tindakan keperawatan tersebut masih sesuai dengan kondisi klien.

Meninjau dan Merevisi Rencana Asuhan Keperawatan yang Ada

Setelah mengkaji ulang, lakukan peninjauan pada rencana keperawatan, bandingkan data

tersebut agar diagnosis keperawatan menjadi valid, dan tentukan apakah intervensi

keperawatan tersebut masih menjadi yang terbaik untuk situasi klinis saat itu. Jika terjadi

perubahan status klien, diagnosis keperawatan dan intervensinya, lakukan modifikasi

rencana asuhan keperawatan. Modifikasi rencana perawatan tertulis mencakup empat

langkah sebagai berikut:

14

Page 15: implementasi keperawatan

Lakukan revisi data pada kolom pengkajian untuk menggambarkan status klien

terkini. Berikan tanggal pada data baru sehingga anggota tim yang lain

mengetahui waktu perubahan tersebut.

Lakukan revisi pada diagnosis keperawatan. Hapus diagnosis keperawatan yang

telah kehilangan relevansinya, tambah dan berikan tanggal pada diagnosis yang

baru.

Lakukan revisi pada intervensi sesuai dengan diagnosis dan tujuan keperawatan

yang baru. Revisi ini harus menggambarkan status terkini klien.

Tentukan metode evaluasi untuk menentukan apakah anda telah berhasil.

Mengorganisasikan Sumber Daya dan Menyampaikan Layanan

Sumber daya suatu fasilitas mencakup peralatan dan personel yang memiliki

keterampilan. Organisasi peralatan dan personel akan membuat perawatan klien menjadi

lebih tepat waktu, efisien, dan penuh keterampilan. Persiapan pemberian asuhan juga

meliputi persiapan lingkungan dan klien untuk intervensi keperawatan.    

Peralatan

Sebelum melakukan intervensi, tentukan alat yang dibutuhkan dan periksan

persediaannya. Sediakan peralatan tambahan untuk mengatasi kemungkinan terjadi

kesalahan, tetapi jangan membukanya kecuali benar-benar dibutuhkan.

Personel

Sistem yang mengatur keperawatan akan menentukan bagaimana personel keperawatan

dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien. Sebagai contoh, seorang

perawat Registered Nurse (RN) memiliki tanggung jawab yang berbeda di dalam model

keperawatan tim dibandingkan model keperawatan primer. Seorang perawat primer

bertanggung jawab untuk melayani klien selama dirawat inap. Seorang perawat tim

bertanggung jawab untuk melayani klien sesuai dengan giliran jaga. Dalam metode tim,

perawat  bertanggung jawab dalam menentukan kapan melaksanakan suatu intervensi

atau mendelegasikannya kepada anggota lain.

Lingkungan

Lingkungan perawatan klien harus aman dan kondusif bagi implementasi tarapi.

Keamanan klien merupakan prioritas pertama. Klien memperoleh keuntungan intirvensi

terbaik saat lingkungannya sesuai dengan kegiatan keperawatan.

15

Page 16: implementasi keperawatan

Klien

Sebelum melaksanakan intervensi, pastikan klien telah merasa nyaman secara fisik dan

psikologis. Buat klien merasa nyaman secara fisik walaupun saat  ada gejala. Mulai setiap

intervensi dengan mengendalikan faktor lingkungan, menangani kebutuhan fisik,

menghindari interupsi, dan memosisikan klien dengan benar. Juga pertimbangkan tingkat

ketahanan klien, dan rencanakan aktiviotas dalam tingkah yang dapat ditoleransi oleh

klien.

Antisipasi dan Pencegahan Komplikasi

Resiko pada klien berasal dari penyakit dan terapi. Sebagai perawat, awasi dan kenali

resiko tersebut, sesuaikan intervensi dengan situasi, evaluasi keuntungan terapi terhadap

resiko dan akhirnya mulailah tindakan pencegahan resiko. Perawat merupakan pihak

pertama yang mendeteksi perubahan kondisi klien. Pada penelitiannya, Benner (1948)

menunjukkan bahwa perawat ahli belajar mengantisipasi perburukan klien sebelum tanda

diagnostic yang mengonfirmasi hal tersebut timbul.

Pengetahuan perawat tentang patofisiologi dan pengalaman dengan klien sebelumnya

akan membantu mengenali resiko komplikasi yang dapat terjadi. Pemeriksaan yang

menyeluruh akan menunjukkan tingkat dari resiko klien. Alasan ilmiah mengenai

bagaimana intervensi yang benar dapat mencegah komplikasi (misalnya alat penghilang

tekanan, reposisi, atau perawatan luka) akan membantu anda memilih tindakan terhadap

klien.

Mengenali Area Asistensi

Sebelum memulai perawatan, tinjaulah rencana untuk menentukan kebutuhan bantuan

dan jenis yang dibutuhkan. Sebagai contoh, jika melayani klien dengan imobilitas dan

berat badan berlebihan, seorang perawat akan membutuhkan personel tambahan untuk

membantu klien berganti posisi dengan aman. Pastikan jumlah dan waktu bantuan yang

dibutuhkan sebelumnya. Diskusikan kebutuhan akan bantuan dengan perawat lainnya

atau asisten.

Pada situasi dimana perawat diminta memberikan obat baru, mengoperasikan peralatan

baru, atau melaksanakan suatu prosedur yang tidak dikenali, ikuti langkah berikut:

16

Page 17: implementasi keperawatan

Cari pengetahuan yang dibutuhkan

Kumpulkan semua peralatan yang dibutuhkan untuk prosedur tersebut.

Pastikan kehadiran perawat-perawat yang pernah melakukan prosedur tersebut

dengan baik dan benar untuk menyediakan bantuan dan bimbingan.

3.6. Keterampilan Implementasi Keperawatan

Perawat membutuhkan tiap jenis keterampilan untuk mengimplementasikan intervensi

keperawatan langsung dan tidak langsung.

Keterampilan Kognitif

Keterampilan kognitif meliputi aplikasi pemikiran kritis pada proses keperawatan. Untuk

melaksanakan intervensi dibutuhkan pertimbangan yang baik dan keputusan klinis yang

jelas. Perawat harus berfikir dan mengantisipasi secara kontinu sehingga dapat

menyesuaikan perawatan berbagai konsep dan menghubungkannya sambil mengingat

kembali takta, situasi, dank lien yang pernah anda temui sebelumnya (Di Vito-Thomas,

2005).

Keterampilan Interpersonal

Keterampilan ini dibutuhkan untuk terwujudnya tindakan keperawatan yang efektif.

Perawat membangun hubungan kepercayaan, menunjukkan perhatian dan berkomunikasi

dengan jelas. Komunikasi interpersonal yang baik sangat penting untuk memberikan

informasi, pengajaran, dan dukungan pada klien dengan kebutuhan emosional.

Keterampilan Psikomotor                                            

Keterampilan psikomotor membutuhkan integritas antara aktivitas kognitif dan motorik.

Sebagai contoh, saat melakukan penyuntikan, perawat harus memahami anatomi dan

farmakologi (kognitif), serta menggunakan koordinasi dan presisi untuk melakukan

penyuntikan dengan tepat (motorik). Keterampilan ini sangat penting untuk membangun

kepercayaan klien.

3.7.Tipe Implementasi Keperawatan

Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori dari

implementasi keperawatan, antara lain:

Cognitive implementations

17

Page 18: implementasi keperawatan

Meliputi pengajaran/ pendidikan, menghubungkan tingkat pengetahuan klien dengan

kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi untuk klien dengan disfungsi komunikasi,

memberikan umpan balik, mengawasi tim keperawatan, mengawasi penampilan klien dan

keluarga, serta menciptakan lingkungan sesuai kebutuhan, dan lain lain.

Interpersonal implementations

Meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan, meningkatkan pelayanan, menciptakan

komunikasi terapeutik, menetapkan jadwal personal, pengungkapan perasaan,

memberikan dukungan spiritual, bertindak sebagai advokasi klien, role model, dan lain

lain.

Technical implementations

Meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit, melakukan aktivitas rutin keperawatan,

menemukan perubahan dari data dasar klien, mengorganisir respon klien yang abnormal,

melakukan tindakan keperawatan mandiri, kolaborasi, dan rujukan, dan lain-lain.

Sedangkan dalam melakukan implementasi keperawatan, perawat dapat melakukannya

sesuai dengan rencana keperawatan dan jenis implementasi keperawatan. Dalam

pelaksanaannya terdapat tiga jenis implementasi keperawatan, antara lain:

Independent implementations

Merupakan implementasi yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk membantu klien

dalam mengatasi masalahnya sesuai dengan kebutuhan, misalnya: membantu dalam

memenuhi activity daily living (ADL), memberikan perawatan diri, mengatur posisi

tidur, menciptakan lingkungan yang terapeutik, memberikan dorongan motivasi,

pemenuhan kebutuhan psiko-sosio-spiritual, perawatan alat invasive yang dipergunakan

klien, melakukan dokumentasi, dan lain-lain.

Interdependen/ Collaborative implementations,

Merupakan tindakan keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim keperawatan atau

dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter. Contohnya dalam hal pemberian obat oral,

obat injeksi, infus, kateter urin, naso gastric tube (NGT), dan lain-lain. Keterkaitan

dalam tindakan kerjasama ini misalnya dalam pemberian obat injeksi, jenis obat, dosis,

dan efek samping merupakan tanggungjawab dokter tetapi benar obat, ketepatan jadwal

pemberian, ketepatan cara pemberian, ketepatan dosis pemberian, dan ketepatan klien,

18

Page 19: implementasi keperawatan

serta respon klien setelah pemberian merupakan tanggung jawab dan menjadi perhatian

perawat.

Dependent implementations

Merupakan tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain, seperti ahli gizi,

physiotherapies, psikolog dan sebagainya, misalnya dalam hal: pemberian nutrisi pada

klien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik)

sesuai dengan anjuran dari bagian fisioterapi.

3.8. Hal yang Diperhatikan dalam Implementasi Keperawatan

Secara operasional hal-hal yang perlu diperhatikan perawat dalam pelaksanaan

implementasi keperawatan adalah:

Pada tahap persiapan.

Menggali perasaan, analisis kekuatan dan keterbatasan professional sendiri.

Memahami rencana keperawatan secara baik.

Menguasai keterampilan teknis keperawatan.

Memahami rasional ilmiah dari tindakan yang akan dilakukan.

Mengetahui sumber daya yang diperlukan.

Memahami kode etik dan aspek hukum yang berlaku dalam pelayanan keperawatan.

Memahami standar praktik klinik keperawatan untuk mengukur keberhasilan.

Memahami efek samping dan komplikasi yang mungkin muncul.

Penampilan perawat harus menyakinkan.

Pada tahap pelaksanaan.

Mengkomunikasikan/ menginformasikan kepada klien tentang keputusan tindakan  

keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat.

Beri kesempatan kepada klien untuk mengekspresikan perasaannya terhadap

penjelasan yang telah diberikan oleh perawat.

Menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar manusia dan

kemampuan teknis keperawatan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang

diberikan oleh perawat.

19

Page 20: implementasi keperawatan

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan tindakan adalah energi klien,

pencegahan kecelakaan dan komplikasi, rasa aman, privacy, kondisi klien, respon

klien terhadap tindakan yang telah diberikan.

Pada tahap terminasi.

Terus memperhatikan respons klien terhadap tindakan keperawatan yang telah

diberikan.

Tinjau kemajuan klien dari tindakan keperawatan yang telah diberikan.

Rapikan peralatan dan lingkungan klien dan lakukan terminasi.

Lakukan pendokumentasian.

3.9. Prinsip Implementasi Keperawatan

Beberapa pedoman atau prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan (Kozier et

al,. 1995) adalah sebagai berikut:

Berdasarkan respons klien.

Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan, standar pelayanan

professional, hukum dan kode etik keperawatan.

Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia.

Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi keperawatan.

Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam rencana intervensi

keperawatan.

Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai individu dalam upaya

meningkatkan peran serta untuk merawat diri sendiri (Self Care).

  Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan status kesehatan.

Dapat menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi klien.

Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan.

Bersifat holistik.

Kerjasama dengan profesi lain.

Melakukan dokumentasi

3.10. Metode Implementasi Keperawatan

20

Page 21: implementasi keperawatan

Membantu Dalam Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari

Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari(AKS) adalah aktivitas yang biasanya dilakukan

sepanjang hari/ normal, aktivitas tersebut mencakup: ambulasi, makan, berpakaian,

mandi,menyikat gigi,dan berhias.Kondisi yang mengakibatkan kebutuhan AKS dapat

bersifat akut, kronis, temporer, permanen, Sebagai contoh, klien pascaoperatif yang tidak

mampu untuk secara mandiri menyelesaikansemua AKS,Sementara terus beralih

melewati periode pascaoperatif,klien secara bertahap kurang bergantung pada perawat

untuk menyelesaikan AKS.

Konseling

Konseling merupakan metoda implementasi yang membantu klien menggunakan proses

pemecahan masalah untuk mengelani dan menangani stres dan yang memudahkan

hubungan interpersonal diantara klien,keluarganya,dan tim perawatan kesehatan.klien

dengan diagnosa psikiatris membutuhkan terapi oleh perawat yang mempunyai keahlian

dalam keperawatan psikiatris oleh pekerja sosial,psikiater dan psikolog

Penyuluhan

Digunakan menyajikan prinsip,prosedur dan teknik yang tepat tentang perawatan

kesehatan untuk klien dan untuk menginformasikan klien tentang ststus kesehatannya.

Memberikan asuhan keperawatan langsung

Untuk mencapai tujuan terapeutik klien,perawat melakukan intervensi untuk mengurangi

reaksi yang merugikan dengan menggunakan tindakan pencegahan dan preventive dalam

memberikan asuhan.

BAB IV

PENUTUP

21

Page 22: implementasi keperawatan

4.1. Kesimpulan

Rencana keperawatan adalah bagaimana perawat merencanakan suatu tindakan

keperawatan agar dalam melakukan perawatan terhadap pasien efektif dan efisien. Rencana

asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat mengenai

rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan

diagnosis keperawatan.

Rencana keperawatan meliputi Tujuan,Manfaat rencana keperawatan,tipe

rencana,macam-macam rencana,komponen rencana,dan langkah-langkah rencana dalam

keperawatan.

Implementasi merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang

spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada

nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan

tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu

kejadian dalam proses keperawatan.dengan adanya implentasi yang mencangkup berbagai

aspek yaitu dengan ada tujuan,standar interverensi,dan lain-lain.

4.2. SaranSeluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai cara

pendokumentasian implementasi keperawatan sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan

layanan keperawatan. Diharapkan agar perawat bisa menindak lanjuti pendokumentasian

tersebut melalui kegiatan asuhan keperawatan sebagai dasar untuk pengembangan

kedisiplinan di Lingkungan Rumah Sakit dalam ruang lingkup keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

22

Page 23: implementasi keperawatan

https://www.academia.edu/8537857/

Dokumentasi_Keperawatan_Implementasi_Keperawatan

http://www.slideshare.net/NikenAnindita/intervensi-dalam-proses-keperawatan

https://www.academia.edu/7513359/DOKUMENTASI_INTERVENSI_KEPERAWATAN

23