IMPLEMENTASI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN...
Transcript of IMPLEMENTASI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN...
IMPLEMENTASI INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN UNTUK PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN
PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI LAMPUNG TENGAH
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung Jln. Z.A. Pagar Alam No. 1a, Bunderan Hajimena, Rajabasa, Bandar Lampung 35145 Kotak Pos 6050
Unila, Telp. (0721) 781776, 701328, Faks. (0721) 705273. Website: www.lampung.litbang.deptan.go.id ; e-mail : [email protected]
Slameto, Junita Barus, Arfi Irawati, Meidaliyantisyah, Tri Kusnanto, Agung Lasmono, Gohan O. Manurung, Sunaryo, Herna Suhartin,Yuli Setyo
Rahayu, Sandi Nugroho
o Lahan sawah tadah hujan sering kali belum optimal, mengandalkan pemanfaatan curah hujan
o Di Lampung Tengah, potensi lahan lahan tadah hujan, masih dimungkinkan peningkatan produktivitasnya
o Cara dengan optimalisasi IP duakali tanam setahun atau tigakali tanam setahun.
LATAR BELAKANG
Jenis Lahan Luas
(ha)
1xtnm 2xtnm 3xtnm
Sawah Irigasi 56.577 12.823 41.660 2.094
Tadah Hujan 10.717 4.931 5.786
Lebak 8.268 6.388 1.880
Lahan kering 317.685 Luas wilayah Lampung Tengah= 478.982 ha
TUJUAN DAN KELUARAN
Tujuan Tahunan: Menerapkan inovasi teknologi pertanian dalam rangka peningkatan indeks pertanaman pada lahan sawah tadah hujan Tujuan Akhir: Meningkatkan indeks pertanaman (IP) tanaman pangan, produktivitas dan mendapatkan pola tanam setahun yang adaptif
Keluaran Tahunan:
Terimplementasinya inovasi teknologi pertanian yang mampu meningkatkan indeks pertanaman pada lahan sawah tadah hujan.
Keluaran Akhir:
Peningkatan indeks pertanaman (IP) tanaman pangan , produktivitas dan pola tanam setahun yang adaptif.
PROSEDUR Lingkup Kegiatan: Demplot penerapan inovasi teknologi pada pola tanam setahun dan tumpangsari tanaman padi, jagung dan kedelai dalam rangka peningkatan indeks pertanaman pada lahan sawah tadah hujan Tempat dan Waktu Pengkajian: Desa Payung Rejo, Kecamatan Pubian, Kabupaten Lampung Tengah, agroekosistem lahan tadah hujan, MT-2, MT-3 tahun 2018 dan 2019 Bahan dan Alat: alat dan bahan untuk keperluan demplot tanaman dilapangan; Alat dan bahan pembantu lainnya mendukung kegiatan. Metode Pelaksanaan: Pertemuan Sosialisasi/Bimtek/Pelatihan, pelaksanaan demplot Lapangan, luas 5 ha Pendekatan secara partisipatif melibatkan kelompok tani, Penyuluh, Dinas terkait, dan bersifat Spesifik lokasi agroekosistem setempat
HASIL KEGIATAN
CH 121.0 425.0 329.5 296.3 272.5 186.0 107.5 124.5 4.0 15.0 14.0 39.0
HH 11 25 16 15 15 12 9 10 1 3 2 8
Lahan MT-1/MH MT-2/MK-1 MT-3/MK-2
S Irigasi Padi Sawah Padi Sawah Padi/Palawija/Bero
S T Hujan Padi Sawah Padi Sawah Bero
L Kering Padi Sawah Palawija/Bero Bero
HASIL
No. Desa
Jenis Lahan SDA/Luas layanan (ha)
Sawah Irigasi Tadah Hujan Lahan Kering Waduk Sungai Embung
1 Tanjung Rejo* 115 50 241 290 50
2 Payung Rejo* 75 25 303 185 10
3 Payung Dadi 105 50 350 210 20
4 Sangun Ratu 50 231 65 175
5 Negeri Kepayungan 45 325
6 Sinar Negeri 42 90 116 42
7 Payung Makmur 180 100 306 345
8 Pekandangan 50 190
9 Gunung Haji 165 115 275 100 85
10 Payung Batu 180 65 223 180
11 Gunung Raya 155 65 250 100 30
12 Tanjung Kemala 100 30 114 100
13 Tawang Negri 20 150 20
14 Kota Batu 100 115 334 215
15 Payung Mulya 110 120 110
16 Riau Periangan 28 35 207 28
17 Tias Bangun
18 Padang Rejo 40 186 40
19 Segala Minder 45 110 264 120 10
20 Negeri Ratu 65 50
Jumlah 1490 1381 3949 270 2065 130
Potensi Sumberdaya Lahan dan Air di desa wilayah Kecamatan Pubian, L.Tengah
Sumber: BPP Kecamatan Pubian. 2018 * = Lokasi Kegiatan peningkatan IP
Demplot Peningkatan IP : MT-II/MK-1 2018
• Komoditas Padi
• Demplot dilaksanakan di dua lokasi (desa), yakni desa Tanjung Rejo oleh Kelompok Tani Mekar Sore dan Desa Payung Rejo oleh Kelompok Tani Srirejeki, Kecamatan Pubian. Lampung Tengah.
• Luas demplot 10 ha, masing-masing 5 ha per desa, dengan pola tanam padi (MT-1/MH) – padi (MT2/MK-1) – jagung (MK-2)
• Inovasi : (a) penggunaan varietas unggul padi sawah (Inpari-30 dan Inpari-33); (b) persemaian system dapog, (c) penanaman benih umur muda 15 hss, (d) sistem tanam jajar legowo 2:1, (e)penggunaan alat tanam jarwo transplanter;(f) serta pemupukan spesifik lokasi dan tepat waktu.
Gambar 1. Pertumbuhan Vegetatif Inpari 30 di desa Payung Rejo Umur 30 hari.
Gambar 2. Pertumbuhan Vegetatif Inpari 33 di desa Payung Rejo Umur 30 hari.
Terjadi peningkatan hasil padi pada demplot peningkatan IP terhadap teknologi eksisting sebesar 0,5 ton dari Inpari 30 dan 0,3 ton dari Inpari 33
Varietas Kisaran hasil
(t.ha-1 GKP)
Rerata (t.ha-1 GKP)
Keterangan
Inpari-30 5,5-6,6 6,1 +
Inpari-33 4,4-7,0 5,9 +
Cadas (eksisting)
5,2-6,1 5,6
Uraian Inovasi Jarwo Eksisting
Biaya Saprodi 2.470.000,- 2.460.000,-
Biaya Tenaga Kerja 5.900.000,- 5.780.000,-
Jumlah Biaya 8.370.000,- 8.240.000,-
Penerimaan Panen 20.130.000,- 16.800.000,-
Pendapatan 11.760.000,- 9.120.000,-
R/C rasio 2,41 2,04
B/C rasio 1,41 1,04
Analisa Usahatani
Demplot Peningkatan IP : MT-III/MK-2 2018
• Demplot juga dilakukan pada dua lokasi (desa), yakni desa Tanjung Rejo oleh Kelompok Tani Mekar Sore dan Desa Payung Rejo oleh Kelompok Tani Srirejeki, Kecamatan Pubian. Lampung Tengah.
• Luas demplot 10 ha, varietas jagung yang ditanam adalah eksisting setempat/ yang sering ditanam petani setempat
• Untuk mendukung irigasi dibangun embung didekat lokasi demplot, sebelum musim hujan tiba sehingga mampu menampung panen air hujan untuk digunakan MT-3
• Inovasi : (a) penggunaan jagung hibrida eksisting setempat; (b) system tanam zigzag, (c) jarak tanam 70-82,5 cm, (d) 20-30 cm dalam barisan, (e) 1 biji perlubang tanam; (f) populasi tanam 1.5 -2 kali lipat , populasi tanaman per hektar berkisar 60.000-72.000/ha (g) pemupukan spesifik lokasi rekomendasi setempat.
• Produksi jagung sekitar 7,9-10,3 t.ha-1 atau rata-rata 8,9 t.ha-1
Gambar 1. Embung dibangun untuk pengairan MT-3
Gambar 2. Pertumbuhan tanaman jagung MT-3
Demplot Peningkatan IP : MT-II/MK-1 2019
• Komoditas Padi Sawah
• Demplot dilaksanakan di Desa Payung Rejo oleh Kelompok Tani Srirejeki, Kecamatan Pubian, Lampung Tengah.
• Inovasi : (a) penggunaan varietas unggul padi sawah (Inpari-42 GSR dan Inpari-43 GSR); (b) persemaian sistem dapog, (c) penanaman benih umur muda 15 hss, (d) sistem tanam jajar legowo 2:1, (e) serta pemupukan spesifik lokasi, decomposer, dan pupuk hayati.
Gambar 1. Pertumbuhan Vegetatif Inpari 30 di desa Payung Rejo Umur 30 hari.
Gambar 2. Pertumbuhan Vegetatif Inpari 33 di desa Payung Rejo Umur 30 hari.
Terjadi peningkatan hasil padi pada demplot peningkatan IP terhadap teknologi eksisting sebesar 2,061 ton dari Inpari 42 dan 1,396 ton dari Inpari 43 GSR
Varietas Rerata Produktivitas
(t.ha-1 GKP)
Keterangan
Inpari-42 GSR 6,115 + dibanding lokal
Inpari-43 GSR 5,450 + dibanding lokal
Lokal setempat 4,054
Uraian Inovasi Jarwo Eksisting
Biaya Saprodi 2.570.000,- 2.460.000,-
Biaya Tenaga Kerja 6.190.000,- 6.080.000,-
Jumlah Biaya 8.760.000,- 8.540.000,-
Penerimaan Panen 19.082.250,- 13.378.200,-
Pendapatan 10.322.250,- 4.838.200,-
R/C rasio 2,17 1,57
B/C rasio 1,17 0,57
Analisa Usahatani
Demplot Sistem Turiman/Tugiman Untuk Peningkatan IP Tahun 2019
• Komoditas Padi Gogo, Jagung, Kedelai
• Demplot dilaksanakan di dua lokasi, yakni MT-2/MK-1 di Desa Banjarmasin, Kecamatan Bulok dan Desa Banjar Agung Udik, Kecamatan Pugung, Wilayah Kabupaten Tanggamus dengan Luas 3,5 ha dan MT-3/MK-2 di Desa Payung Rejo oleh Kelompok Tani Srirejeki, Kecamatan Pubian, Lampung Tengah seluas 1.5 ha.
• Di Tanggamus: Pola tanam satu tahun Padi (MT-1/MH)-Turiman Pajale (MT-2/MK-1)-Bero
• Di Lampung Tengah: Pola tanam satu tahun Padi (MT-1/MH)- Padi (MT-2/MK-1) -Turiman Pajale (MT-3/MK-12)
• Inovasi : (a) penggunaan varietas unggul padi, jagung, kedelai; (b) cara tugal, (c) TOT dan OTS, (d) sistem tanam tumpangsari ja-go, ja-le, go-le, (e) pemupukan sesuai anjuran.
• Jumlah 17 petani
Komponen Inovasi Sistem Turiman/Tugiman padi, jagung, kedelai Turiman Jale Super 2-7 Turiman Jago Super 2-9 Turiman Gole Super 9-5
2 baris tanaman jagung ; VUB Jagung (misal:
Nasa -29, Bima-2, JH-37, etc.)
2 baris tanaman jagung ; VUB Jagung (misal: Nasa -
29, Bima-2, JH-37, Bisi-18 etc.)
9 baris tanaman padi gogo; VUB padi gogo
(misal: Inpago-12, Rindang-1, etc.)
7 baris tanaman kedelai; VUB kedelai (missal:
Dena-1, Devon, Anjasmoro, Unggul Lokal etc.)
9 baris tanaman padi gogo; VUB padi gogo (misal:
Inpago-12, Rindang-1, etc.)
5 baris tanaman kedelai; VUB kedelai (misal:
Dena-1, Devon, Anjasmoro, Unggul Lokal etc.)
Jarak antar baris jagung-kedelai : 30 cm Jarak antar baris jagung-padi gogo : 50 cm Jarak antar baris padi gogo-kedelai : 30 cm
Jarak tanam jagung: antar baris 60 cm x 20 cm
(dalam baris), 2 biji per lubang, populasi 65-70
ribu /ha
Jarak tanam jagung: antar baris 60 cm x 20 cm
(dalam baris), 2 biji per lubang, populasi 65-70 ribu
/ha
Jarak tanam padi gogo: antar baris 20 cm x 10
cm (dalam baris), 5 biji per lubang, populasi
250 ribu rumpun/ha
Jarak tanam kedelai: antar baris 30 cm x 15 cm
(dalam baris), 2-3 biji per lubang, populasi 300
ribu tanaman/ha
Jarak tanam padi gogo: antar baris 20 cm x 10 cm
(dalam baris), 5 biji per lubang, populasi 250 ribu
rumpun/ha
Jarak tanam kedelai: antar baris 30 cm x 10 cm
(dalam baris), 2-3 biji per lubang, populasi 300
ribu tanaman/ha
Tanam kedelai 3 minggu lebih awal sebelum
tanam jagung
Tanam padi gogo 3 minggu lebih awal sebelum
tanam jagung
Tanam padi gogo dan kedelai bersamaan
Biodekomposer : 2 lt/ha (M-Dec, Petrofast, EM-4.
etc.)
Biodekomposer : 2 lt/ha (M-Dec, Petrofast, EM-4.
etc.)
Biodekomposer : 2 lt/ha (M-Dec, Petrofast, EM-4.
etc.)
Seed treatment Jagung (berbahan Metalaxyl atau
Dimetomorf 200 gr/lt)
Seed treatment Jagung (berbahan Metalaxyl atau
Dimetomorf 200 gr/lt)
Seed treatment padi gogo (Bioriz 50 gr/ 80 kg
benih)
Seed treatment kedelai (Agrisoy 40 gr/8 kg
benih atau Rhizobium 50 gr/ 5 lt air)
Seed treatment padi (Bioriz 50 gr/ 80 kg benih) Seed treatment kedelai (Agrisoy 40 gr/8 kg
benih atau Rhizobium 50 gr/ 5 lt air)
Pupuk hayati 15-30 kg/ha (misal: Agrimeth,
Agriceplus, Kayabio, petroganik etc.)
Pupuk hayati 15-30 kg/ha (misal: Agrimeth,
Agriceplus, Kayabio, petroganik etc.)
Pupuk hayati 15-30 kg/ha (misal: Agrimeth,
Agriceplus, Kayabio, petroganik etc.)
Pupuk Organik/Kompos 2-4 ton/ha. Pupuk Organik/Kompos 2-4 ton/ha. Pupuk Organik/Kompos 2-4 ton/ha.
Pupuk Buatan:
-NPK Phonska untuk jagung 450 kg/ha, untuk
kedelai 120 kg/ha.
-Urea untuk jagung 150 kg/ha.
-SP-36 untuk jagung 150 kg/ha, untuk kedelai 90
kg/ha.
Pupuk Buatan:
-NPK Phonska untuk jagung 450 kg/ha, untuk padi
gogo 200 kg/ha.
-Urea untuk jagung 150 kg/ha, untuk padi gogo 100
kg/ha.
-SP-36 untuk jagung 150 kg/ha.
Pupuk Buatan:
-NPK Phonska untuk padi gogo 200 kg/ha, untuk
kedelai 120 kg/ha.
-Urea untuk padi gogo 100 kg/ha.
-SP-36 untuk kedelai 90 kg/ha.
Kapur/Dolomit: 1-2 ton/ha Kapur/Dolomit: 1-2 ton/ha Kapur/Dolomit: 1-2 ton/ha
Pupuk Biosilika untuk padi dengan cara diencerkan
dan disemprot umur 30, 45,60,75 HST (4 kali
aplikasi)
Pupuk Biosilika untuk padi dengan cara
diencerkan dan disemprot umur 30, 45,60,75
HST (4 kali aplikasi)
Lokasi Tanaman Varietas Konversi Hasil ubinan
(t.ha-1 )
Tanaman Varietas Konversi Hasil ubinan
(t.ha-1 )
Tanggamus Jagung Nasa-29 6,798 Kedelai Anjasmoro 2,232
Bisi-18 8,411 Dena 1,795
Rata-rata 7,604 Devon 2,226
Lokal 1,450
Rata-rata 1,925
Lampung Tengah Jagung Nasa-29 8,603 Kedelai Anjasmoro 2,114
P-36 10,077 Dena 1,979
Rata-rata 9,340 Devon 1,454
Lokal 2,337
Rata-rata 1,971
Rerata 8,472 Rerata 1,948
Produksi Jagung dan Kedelai pada Sistem Turiman Jale 2-7
Sistem Tumpangsari Tanaman Jagung-Padi Gogo Super 2-9 (Turiman JaGo Super 2-9)
Tanaman Varietas Konversi Hasil ubinan
(t.ha-1 )
Jagung Nasa-29 7,138
Bisi-18 8,340
Rerata 7,739
Padi Godo Rindang-1 2,104
Inpago-12 1,169
Rerata 1,636
Produksi Jagung dan Padi Gogo pada Sistem Turiman JaGo 2-9
Sistem Tumpangsari Tanaman Padi Gogo-Kedelai Super 9-5 (Turiman Gole Super 9-5)
Tanaman Varietas Konversi Hasil
ubinan (t.ha-1 )
PadiGogo Rindang-1 3,567
Inpago-12 2,283
Rerata 2,925
Kedelai Anjasmoro 2,025
Dena 2,337
Devon 2,374
Lokal 2,331
Rerata 2,267
Produksi Padi Gogo dan Kedelai pada Sistem Turiman Gole-9-5
ALBUM KEGIATAN
Album kegiatan Bimtek Peningkatan Indeks Pertanaman Pajale di Lampung, 2019
Album Bimtek Peningkatan Indeks Pertanaman Pajale di Lampung, 2019
Kesimpulan: • Pada lahan sawah tadah hujan wilayah Lampung Tengah penerapan inovasi teknologi pertanian
mampu meningkatkan IP dari 200 menjadi IP 300 dengan pola tanam padi-padi-jagung pada MT-3 tahun 2018.
• Meningkatnya produksi gabah kering panen MT-2 rerata sebesar 42,64% (34,44%-50,83%) di lahan sawah tadah hujan. Meningkatnya pendapatan petani di lahan sawah tadah hujan rerata sebesar 75,98% (28,95%-123%).
• Untuk tahun 2019 pada MT-3 melalui penerapan sistem tumpangsari tanaman (Turiman) jagung kedelai (Jale) super 2-7 memberikan produksi jagung sebesar 9340 kg/ha dan kedelai 1971 kg/ha, sedangan di wilayah pengembangan lain (Tanggamus) memberikan produksi jagung sebesar 7604 kg/ha dan kedelai sebesar 1925 kg/ha. Pada sistem tumpangsari tanaman jagung-padi gogo (Jago) super 2-9 memberikan produksi jagung sebesar 7739 kg/ha dan produksi padi gogo 1636 kg/ha. Pada sistem tumpangsari tanaman padi gogo-kedelai (Gole) super 9-5 memberikan produksi padi gogo sebesar 2925 kg/ha dan produksi kedelai sebesar 2267 kg/ha.
• Pada sistem tumpangsasri tanaman Jale 2-7 memberikan perbandingan penggunaan lahan setiap hektarnya sebesar 31% untuk tanaman jagung dan 69% untuk tanaman kedelai. Dengan sistem tanam Jago 2-9 memberikan perbandingan penggunaan lahan setiap hektarnya sebesar 39% untuk tanaman jagung dan 61% untuk tanaman padi gogo. Dengan sistem tanam Gole 9-5 memberikan perbandingan penggunaan lahan setiap hektarnya sebesar 54% untuk tanaman jagung dan 46% untuk tanaman kedelai.
• Hal penting untuk diperhatikan pada penerapan sistem Turiman adalah ketepatan pemilihan komoditas yang ditumpangsarikan sesuai musim dan pengaturan irigasi.