IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI...

102
IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh Andrea Clarisa Lelu NIM: 134114035 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI...

Page 1: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE

DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU

KALIMANTAN TIMUR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Andrea Clarisa Lelu

NIM: 134114035

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

i

IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE

DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU

KALIMANTAN TIMUR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia

Program Studi Sastra Indonesia

Oleh

Andrea Clarisa Lelu

NIM: 134114035

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

JANUARI 2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

Skripsi

JMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE

DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU

KALIMANTAN TIMUR

Oleh

Andrea Clarisa Lelu

NIM: 134114035

Telah disetujui oleh

Pembimbing

L/'~~3

Prof Dr. Praptomo Baryadi Isodarus, M. Hum.

11

tanggal30 November 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

8kripsi

IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BADAD BATE

DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULD

KALIMANTAN TIMUR

Dipersiapkan dan ditulis oleh

Andrea Clarisa Lelu

NIM: 134114035

Telab dipertabankan didepan Panitia Pengtvipada tanggalll Januari 2018

dan dinyatakan memenuhi syarat

Ketua

8ekretaris

Anggota

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap

Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M. Hum.

Dr. Yoseph Yapi Taum, M. Hum.

M. M. 8inta Wardani, 8.8, M.A.

Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M. Hum.

Dr. Yoseph Yapi Taum, M. Hum.

········z~;(5··f.····......~ .... _.....

,

Yogyakarta, 31 Januari 2018Fakultas SastraUniver~anataDharma

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 30 November 2017

Andrea Clarisa Lelu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Andrea Clarisa Lelu

NIM : 134114035

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul Imbuhan Dalam

Bahasa Dayak Bahau Bate di Laham Kabupaten Mahakam Ulu Provinsi

Kalimantan Timur beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya

di internet atau media yang lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta

izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta,

Pada tanggal 30 November 2017

Yang menyatakan,

Andrea Clarisa Lelu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

vi

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu

seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”

(Kolose 3 : 23 )

Batu sandungan adalah batu loncatan untuk meraih batu mulia.

Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang terkasih:

Bapak Benediktus Beda Lewun dan Ibu Ledwina Luhau Song

Ananda Anna Rivera Ping dan Suami Paskalis Tulaang Tingang

Kakak Angelus Levi Habing dan Adik Abraham Rainerius Nuho.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang

dengan Kuasa-Nyalah berkenan menyertai dan memberkati hingga penyelesaian

skripsi yang berjudul “Imbuhan dalam Bahasa Dayak Bahau Bate di Laham,

Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur” ini dengan baik. Skripsi ini dibuat

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Program

Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa

bantuan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang dengan caranya masing-

masing membantu penulis dalam menyusun skripsi ini:

1. Bapak Prof. Dr. Praptomo Baryadi Isodarus, M. Hum. selaku dosen

pembimbing yang semenjak awal gagasan, proses penyusunan, hingga

penyelesaian skripsi ini, berkenan dan dengan sabar meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan, koreksian, dan saran yang sangat berarti

dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Dr. Paulus Ari Subagyo, M. Hum. (alm) selaku dosen pembimbing

atas segala motivasi, saran, dan juga kritiknya dalam penyelesaian skripsi

ini.

3. Bapak Dr. Yoseph Yapi Taum, M. Hum. selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang sejak awal studi hingga proses pembuatan skripsi selalu

mendukung dan menyemangati penulis.

4. Segenap dosen Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Ibu S. E. Peni Adji, S.S., M.

Hum., Bapak Drs. Hery Antono, M. Hum. (alm), Bapak Drs. B.

Rahmanto, M. Hum., Bapak Drs. F.X Santosa, M.S., Ibu Dra. Fransisca

Tjandrasih Adji, M. Hum., Prof. Dr. I. Dewa Putu Wijana, S.U., M.A.,

Bapak Sony Christian Sudarsono, S.S., M.A., dan Ibu Maria Magdalena

Sinta Wardani, S.S., M.A., serta para dosen pengampu mata kuliah

tertentu yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

berkenan memberikan ilmu pendidikan dan pengetahuan kepada penulis

selama berkuliah di Universitas Sanata Dharma.

5. Segenap Staf Sekretariat Fakultas Sastra dan Staf Biro Administrasi

Akademik Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dalam

kelancaran urusan perkuliahan.

6. Segenap Staf Perpustakaan Universitas Sanata Dharma atas pelayanannya

yang baik dan penyediaan sumber pustakanya yang lengkap sesuai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

viii

kebutuhan penulis selama masa kuliah dan saat penyusunan dan

penyelesaian skripsi ini.

7. Keluarga tercinta, Bapak Benediktus Beda Lewun, Ibu Ledwina Luhau

Song, Kakak Angelus Levi Habing, Adik Abraham Rainerius Nuho,

Suami Paskalis Tulaang Tingang, dan Anak Anna Rivera Ping yang

senantiasa memberikan dukungan moril, materil, motivasi, dan doa kepada

penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

8. Seluruh sahabat sesama perantau dan teman-teman di Program Studi

Sastra Indonesia, secara khusus angkatan 2013 yang selalu mendukung

dan menyemangati selama sama-sama berproses dalam kuliah hingga saat

ini.

9. Semua pihak yang turut membantu penulis dalam penyusunan dan

penyelasaian skripsi ini, baik itu secara langsung mau pun tidak langsung

yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Meskipun banyak pihak yang terlibat dalam penyusunan dan penyelesaian

skripsi ini, tanggung jawab atas kesalahan dan kekurangan sepenuhnya ada pada

penulis. Peneliti berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 30 November 2017

Andrea Clarisa Lelu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

ix

ABSTRAK

Lelu, Andrea Clarisa. 2018. “Imbuhan dalam Bahasa Dayak Bahau Bate di

Laham, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur” Skripsi.

Yogyakarta: Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra,

Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini membahas imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau Bate di

Laham, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Tujuan dari penelitian ini

ialah untuk mendeskripsikan bentuk, fungsi, dan makna imbuhan dalam bahasa

Dayak Bahau Bate.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah proses morfologis. Data

dalam penelitian ini berupa tuturan yang digunakan masyarakat Dayak Bahau

Bate di Laham dalam berkomunikasi. Metode pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini ialah metode simak dan metode cakap. Pada tahap analisis

data digunakan metode agih atau distribusional dengan teknik dasar bagi unsur

langsung dan teknik lanjutan yang meliputi teknik baca markah, teknik perluas,

dan teknik ubah ujud atau parafrasa. Metode penyajian hasil analisis data ialah

menggunakan metode informal dan metode formal.

Penelitian ini menghasilkan tiga temuan. Pertama, terdapat dua imbuhan

dalam bahasa Dayak Bahau Bate di Laham, yaitu (1) imbuhan yang tidak

mengakibatkan perubahan fonologis (awalan ke-, pe-, me-, nge-, an-, be-, mi-, dan

ten-) dan (2) imbuhan yang mengakibatkan perubahan fonologis (awalan m-, pek-,

ng-, n-, ny-, pet-, pep-, t- dan sisipan –len-). Kedua, ditemukan dua jenis fungsi

imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau Bate di Laham, yaitu (1) fungsi derivatif

yang meliputi awalan m-, ke-, ng-, pe-, nge-, be-, pek-, pep-, dan sisipan -len-, dan

(2) fungsi inflektif yang meliputi awalan m-, ng-, pe-, me-, nge-, an-, pek-, ten-, n-

, ny-, pet-, pep-, t-, ke-, be- dan mi-. Ketiga, terdapat sekitar 22 makna yang

dinyatakan oleh imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau Bate di Laham, yakni (1)

benda, (2) bersifat yang disebut kata dasarnya, (3) melakukan perbuatan yang

disebut kata dasarnya, (4) menyatakan tingkat/kedudukan dalam suatu deretan, (5)

berisi/mengandung yang disebut kata dasarnya, (6) mengalami/dalam keadaan

yang disebut kata dasarnya, (7) memakai/mengenakan yang disebut kata dasarnya,

(8) mengeluarkan/menghasilkan yang disebut kata dasarnya, (9)

mempunyai/memiliki yang disebut kata dasarnya, (10) menyatakan benda/bahan

yang menjadikan/menyebabkan yang disebut kata dasarnya, (11) tidak sengaja,

(12) menjadi yang disebut kata dasarnya, (13) bekerja dengan bahan yang disebut

kata dasarnya, (14) bekerja dengan alat yang disebut kata dasarnya, (15) kata kerja

pasif, (16) menaiki/mengendarai/menumpang/ yang disebut kata dasarnya, (17)

himpunan/kelompok yang terdiri dari yang disebut kata dasarnya, (18)

melakukan/mengerjakan yang disebut kata dasarnya, (19) sebabkan jadi yang

disebut kata dasarnya, (20) menjadikan berada di yang disebut kata dasarnya,

(21) dapat/sanggup, dan (22) sudah terjadi.

Kata kunci: Imbuhan, bentuk imbuhan, fungsi imbuhan, makna imbuhan,

bahasa Dayak Bahau Bate.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

x

ABSTRACT

Lelu, Andrea Clarisa. 2018. “Affix in Dayak Bahau Bate language at Laham,

Mahakam Ulu Regency, East Kalimantan”. Thesis. Yogyakarta:

Department of Indonesian Literature, Faculty of Indonesian

Literature, Sanata Dharma University.

This thesis discusses about affix in Dayak Bahau Bate language at Laham,

Mahakam Ulu Regency, East Kalimantan. The aim is to describe form, function,

and meaning of affix in Dayak Bahau Bate language.

The research uses theory of Morphological Processes. The data of this

research is the discourse of Dayak Bahau Bate society at Laham. The research

uses simak method and cakap method. On the analysis data uses agih method or

distribusional with basic technique bagi unsur langsung and baca markah

technique, perluas technique, and ubah ujud or parafrasa technique as continue

technique. Presentation of the result of data analysis used are informal and formal

methods.

The research has results three parts. First, there are two process of affix

formation in Dayak Bahau Bate language at Laham; (1) the affix which does not

effecting the changes of phonology (preffix ke-, pe-, me-, nge-, an-, be-, mi-, and

ten-) and (2) the affix which effecting the changes of phonology (preffix m-, pek-,

ng-, n-, ny-, pet-, pep-, t- and inffix –len-). Second, there are two type of affix

function in Dayak Bahau Bate language at Laham; (1) derivatif function which

comprise of preffix m-, ke-, ng-, pe-, nge-, be-, pek-, pep-, and inffix -len-, and (2)

inflektif function which comprise of preffix m-, ng-, pe-, me-, nge-, an-, pek-, ten-,

n-, ny-, pet-, pep-, t-, ke-, be- and mi-. Third, there are 22 meanings of affixes in

Bahau Bate Dayak language at Laham; (1) noun, (2) ‘has the trait like’ which

called the basic word, (3) ‘doing something’ which called the base word, (4) states

the position in a tier, (5) ‘contains’ which called the base word, (6) ‘experiencing

or in a circumstances’ which called the base word, (7) ‘wear or use’ which called

the base word, (8) ‘produce’ which called the base word, (9) ‘have’ which called

the base word, (10) ‘to declare the objects or material’ which cause the base word,

(11) accidentally, (12) ‘become’ which called the base word, (13) ‘working with a

material’ which called the base word, (14) ‘caused’ which called the base word,

(15) ‘working with equipment’ which called the base word, (16) passive verbs,

(17) ‘ride’ which called the base word, (18) ‘the group’ which comprise called the

base word, (19) ‘doing’ which called the base word, (20)‘in/on/at’ which called

the base word, (21) could, and (22) already occurred.

Keywords : Affix, form of affix, function of affix, meaning of affix, Dayak

Bahau Bate language.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................. v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

ABSTRAK ..................................................................................................... ix

ABSTRACT ................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

1.4 Manfaat Hasil Penelitian ........................................................................... 7

1.5 Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 8

1.6 Landasan Teori .......................................................................................... 10

1.6.1 Pengertian Proses Morfologis ......................................................... 10

1.6.2 Pengertian Imbuhan ...................................................................... 11

1.6.3 Pengertian Bentuk Imbuhan ........................................................... 11

1.6.4 Pengertian Fungsi Imbuhan ............................................................ 13

1.6.5 Pengertian Makna Imbuhan ............................................................ 13

1.7 Metode Penelitian ...................................................................................... 14

1.7.1 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 14

1.7.2 Metode Analisis Data ..................................................................... 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

xii

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data ........................................... 18

1.8 Sistematika Penyajian ............................................................................... 18

BAB II BENTUK IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE

2.1 Pengantar ................................................................................................... 20

2.2 Awalan yang Mengakibatkan Perubahan fonologis dalam

Bahasa Dayak Bahau Bate ........................................................................ 21

2.2.1 Kaidah Morfofonemis Awalan M- ................................................... 21

2.2.2 Kaidah Morfofonemis Awalan Pek- ................................................ 23

2.2.3 Kaidah Morfofonemis Awalan Ng- .................................................. 25

2.2.4 Kaidah Morfofonemis Awalan N- .................................................... 26

2.2.5 Kaidah Morfofonemis Awalan Ny- .................................................. 28

2.2.6 Kaidah Morfofonemis Awalan Pet- ................................................. 29

2.2.7 Kaidah Morfofonemis Awalan Pep- ................................................ 30

2.2.8 Kaidah Morfofonemis Awalan T- .................................................... 31

2.3 Sisipan yang Mengakibatkan Perubahan Fonologis dalam

Bahasa Dayak Bahau Bate ........................................................................ 34

2.3.1 Kaidah Morfofonemis Sisipan –len- ................................................ 34

BAB III FUNGSI IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE

3.1 Pengantar .................................................................................................. 36

3.2 Imbuhan yang Berfungsi Derivatif .......................................................... 36

3.2.1 Awalan m- ....................................................................................... 37

3.2.2 Awalan ke- ...................................................................................... 38

3.2.3 Awalan ng- ...................................................................................... 38

3.2.4 Awalan pe- ...................................................................................... 38

3.2.5 Awalan nge- .................................................................................... 39

3.2.6 Awalan be- ...................................................................................... 40

3.2.7 Awalan pek- .................................................................................... 41

3.2.8 Awalan pep- .................................................................................... 41

3.2.9 Sisipan –len- .................................................................................... 41

3.3 Imbuhan yang Berfungsi Inflektif ............................................................ 45

3.3.1 Awalan m- ....................................................................................... 45

3.3.2 Awalan ng- ...................................................................................... 45

3.3.3 Awalan pe- ...................................................................................... 46

3.3.4 Awalan me- ..................................................................................... 46

3.3.5 Awalan nge- .................................................................................... 47

3.3.6 Awalan an- ...................................................................................... 47

3.3.7 Awalan pek- .................................................................................... 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

xiii

3.3.8 Awalan ten- ..................................................................................... 48

3.3.9 Awalan n- ........................................................................................ 49

3.3.10 Awalan ny- .................................................................................... 49

3.3.11 Awalan pet- ................................................................................... 50

3.3.12 Awalan pep- .................................................................................. 50

3.3.13 Awalan t- ....................................................................................... 51

3.3.14 Awalan ke- .................................................................................... 51

3.3.15 Awalan be- .................................................................................... 52

3.3.16 Awalan mi- .................................................................................... 52

BAB IV MAKNA IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE

4.1 Pengantar .................................................................................................. 56

4.2 Makna Awalan m- .................................................................................... 56

4.2.1 Awalan m- Menyatakan Makna ‘Benda’ ........................................ 56

4.2.2 Awalan m- Menyatakan Makna ‘Bersifat yang Disebut

Kata Dasarnya’ ............................................................................... 57

4.2.3 Awalan m- Menyatakan Makna ‘Melakukan Perbuatan

yang Disebut Kata Dasarnya ......................................................... 57

4.3 Makna Awalan ke- ................................................................................... 57

4.3.1 Awalan ke- Menyatakan Makna ‘Tingkat atau Kedudukan

dalam Suatu Deretan’ ..................................................................... 58

4.3.2 Awalan ke- Menyatakan Makna ‘Melakukan Perbuatan

yang Disebut Kata Dasarnya .......................................................... 58

4.4 Makna Awalan ng- ................................................................................ 58

4.4.1 Awalan ng- Menyatakan Makna ‘Berisi atau

Mengandung yang Disebut Kata Dasarnya’ .................................. 59

4.4.2 Awalan ng- Menyatakan Makna ‘Mengalami atau

Dalam Keadaan yang Disebut Kata Dasarnya’ ............................... 59

4.4.3 Awalan ng- Menyatakan Makna ‘Memakai atau

Mengenakan yang Disebut Kata Dasarnya’ .................................... 59

4.4.4 Awalan ng- Menyatakan Makna ‘Mengeluarkan atau

Menghasilkan yang Disebut Kata Dasarnya’ .................................. 60

4.4.5 Awalan ng- Menyatakan Makna ‘Mempunyai atau

Memiliki yang Disebut Kata Dasarnya’ .......................................... 60

4.4.6 Awalan ng- Menyatakan Makna ‘Melakukan Perbuatan

yang Disebut Kata Dasarnya’ ......................................................... 60

4.5 Makna Awalan pe- ................................................................................... 61

4.5.1 Awalan pe- Menyatakan Makna ‘Benda atau Bahan yang

Menjadikan atau Menyebabkan yang Disebut Kata Dasarnya’ ...... 61

4.5.2 Awalan pe- Menyatakan Makna ‘Melakukan Perbuatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

xiv

yang Disebut Kata Dasarnya’ ................................................................. 61

4.6 Awalan me- Menyatakan Makna ‘Melakukan Perbuatan yang Disebut

Kata Dasarnya’ ......................................................................................... 62

4.7 Makna Awalan nge- ................................................................................. 62

4.7.1 Awalan nge- Menyatakan Makna ‘Tidak Sengaja’ ........................ 62

4.7.2 Awalan nge- Menyatakan Makna ‘Menjadi yang Disebut

Kata Dasarnya’ ............................................................................... 63

4.7.3 Awalan nge- Menyatakan Makna ‘Bekerja dengan Bahan yang

Disebut Kata Dasarnya’ .................................................................. 63

4.7.4 Awalan nge- Menyatakan Makna ‘Memakai atau Mengenakan

yang Disebut Kata Dasarnya’ ........................................................ 63

4.7.5 Awalan nge- Menyatakan Makna ‘Sebabkan Jadi yang Disebut

Kata Dasarnya’ ................................................................................ 64

4.7.6 Awalan nge- Menyatakan Makna ‘Bekerja Dengan Alat yang

Disebut Kata Dasarnya’ .................................................................. 64

4.7.7 Awalan nge- Menyatakan Makna ‘Mengeluarkan atau

Menghasilkan yang Disebut Kata Dasarnya’ ................................. 64

4.7.8 Awalan nge- Menyatakan Makna ‘Memiliki atau Mempunyai

yang Disebut Kata Dasarnya’ ......................................................... 65

4.7.9 Awalan nge- Menyatakan Makna ‘Melakukan Perbuatan yang

Disebut Kata Dasarnya’ .................................................................. 65

4.8 Awalan an- Menyatakan Makna ‘Kata Kerja Pasif’ ................................ 65

4.9 Makna Awalan be- .................................................................................... 66

4.9.1 Awalan be- Menyatakan Makna ‘Memakai atau Mengenakan

yang Disebut Kata Dasarnya’ ......................................................... 66

4.9.2 Awalan be- Menyatakan Makna ‘Menaiki atau Menumpang

yang Disebut Kata Dasarnya’ ....................................................... 66

4.9.3 Awalan be- Menyatakan Makna ‘Himpunan atau Kelompok

yang Terdiri dari yang Disebut Kata Dasarnya’ ............................. 67

4.9.4 Awalan be- Menyatakan Makna ‘Melakukan atau Mengerjakan

yang Disebut Kata Dasarnya’ ......................................................... 67

4.10 Awalan mi- Menyatakan Makna ‘Bekerja Dengan Alat yang Disebut

Kata Dasarnya’ .......................................................................................... 67

4.11 Makna Awalan pek- ................................................................................ 68

4.11.1 Awalan pek- Menyatakan Makna ‘Membuat Jadi yang Disebut

Kata Dasar Pada Objeknya’ ........................................................ 68

4.11.2 Awalan pek- Menyatakan Makna ‘Sebabkan Jadi yang Disebut

Kata Dasarnya’ ............................................................................. 68

4.11.3 Awalan pek- Menyatakan Makna ‘Menjadikan Berada Di

yang Disebut Kata Dasarnya’ ....................................................... 69

4.11.4 Awalan pek- Menyatakan Makna ‘Melakukan Perbuatan yang

Disebut Kata Dasarnya’ ............................................................... 69

4.12 Awalan ten- Menyatakan Makna ‘Dapat atau Sanggup’ ........................ 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

xv

4.13 Awalan n- Menyatakan Makna ‘Melakukan Perbuatan yang Disebut

Kata Dasarnya’ ......................................................................................... 70

4.14 Awalan ny- Menyatakan Makna ‘Melakukan Perbuatan yang Disebut

Kata Dasarnya’ ......................................................................................... 70

4.15 Awalan pet- Menyatakan Makna ‘Melakukan Perbuatan yang Disebut

Kata Dasarnya’ ......................................................................................... 71

4.16 Awalan pep- Menyatakan Makna ‘Menyebabkan Jadi yang Disebut

Kata Dasarnya’ ......................................................................................... 71

4.17 Makna Awalan t- ..................................................................................... 71

4.17.1 Awalan t- Menyatakan Makna ‘Tidak Sengaja’ .......................... 72

4.17.2 Awalan t- Menyatakan Makna ‘Sudah Terjadi’ ........................... 72

4.18 Sisipan –len- Menyatakan Makna ‘Tidak Sengaja’ ................................ 72

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 78

5.2 Saran ........................................................................................................ 82

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Wilayah Administratif Kabupaten Mahakam Ulu ................ 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Awalan yang Mengakibatkan Perubahan Fonologis dalam Bahasa

Dayak Bahau Bate ............................................................................. 33

Tabel 2. Sisipan yang Mengakibatkan Perubahan Fonologis dalam Bahasa

Dayak Bahau Bate ............................................................................. 35

Tabel 3. Imbuhan yang Berfungsi Derivatif dalam Bahasa Dayak

Bahau Bate ........................................................................................ 43

Tabel 4. Imbuhan yang Berfungsi Inflektif dalam Bahasa Dayak

Bahau Bate ........................................................................................ 54

Tabel 5. Makna Imbuhan dalam Bahasa Dayak Bahau Bate .......................... 73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah sebuah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer dan

digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk saling berkomunikasi atau bekerja

sama dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai sebuah sistem, bahasa terbentuk

oleh suatu aturan, kaidah, dan pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi,

tata bentuk kata, maupun tata kalimat. Oleh karena bahasa, komunikasi dapat

berlangsung lebih baik dan sempurna.

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki bahasa Nasional

yakni bahasa Indonesia. Selain itu bangsa Indonesia juga terkenal dengan

keanekaragaman bahasanya karena terdiri dari ribuan kepulauan dan suku yang

berbeda-beda. Bahasa-bahasa tersebut cenderung menjadi ciri khas dan keunikan

tersendiri dalam suatu suku atau daerah tertentu. Bahasa daerah di Indonesia

beberapa di antaranya, yaitu bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Toraja, bahasa

Batak, bahasa Minangkabau, bahasa Dayak, dan lain sebagainya. Bahasa Dayak

merupakan salah satu bahasa daerah yang terdapat dan tersebar luas di seluruh

bagian Pulau Kalimantan. Bahasa Dayak Bahau Bate merupakan salah satu

bahasa daerah yang terdapat di Laham, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan

Timur.

Kabupaten Mahakam Ulu adalah sebuah kabupaten yang terletak di

Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran

dari Kabupaten Kutai Barat yang disahkan dalam sidang paripurna DPR RI pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

2

tanggal 14 Desember 2012 di gedung DPR RI tentang Rancangan UU Daerah

Otonomi Baru (DOB). Ibukota Kabupaten Mahakam Ulu ialah Ujoh Bilang. Luas

Wilayahnya sekitar 15.315 km² dan populasi penduduknya berkisar 27.923 jiwa

(2012). Adapun wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Mahakam

Ulu, yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Malinau dan Serawak

(Malaysia Timur), sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kutai

Kertanegara, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat dan

Provinsi Kalimantan Tengah, sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi

Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Barat.

Kabupaten Mahakam Ulu dibagi ke dalam 5 kecamatan dan 51

kelurahan/desa, yaitu Kecamatan Long Apari yang mencakup desa Long Apari,

Long Kerioq, Long Pananeh 1, Long Pananeh 2, Long Pananeh 3, Noha Boan,

Noha Silat, Noha Tivab, Tiong Bu’u, dan Tiong Ohang. Kecamatan Long

Pahangai yang mencakup desa Datah Naha, Delang Kerohong, Lirung Ubing, Liu

Mulang, Long Pahangai 1, Long Pahangai 2, Long Isun, Long Lunuk, Long

Lunuk Baru, Long Pakaq, Long Pakaq Baru, Long Tuyoq, dan Naha Aruq.

Kecamatan Long Bagun yang mencakup desa Batoq Kelo, Batu Majang, Long

Bagun Ilir, Long Bagun Ulu, Long Hurai, Long Melaham, Long Merah, Memahak

Ilir, Memahak Ulu, Rukun Damai, dan Ujoh Bilang. Kecamatan Long Hubung

yang mencakup desa Datah Bilang Baru, Datah Bilang Ilir, Datah Bilang Ulu,

Long Hubung Ilir, Long Hubung Ulu, Lutan, Mata Libaq, Memahak Teboq, Sirau,

Tri Pariq Makmur, dan Wana Pariq. Serta Kecamatan Laham yang mencakup

desa Laham, Danum Paroy, Long Gelawang, Nyaribungan, dan Muara Ratah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

3

Untuk lebih jelasnya berikut akan ditampilkan peta wilayah Kabupaten Mahakam

Ulu.

Sumber: http://beritamahulu.wixsite.com/mediautama/berita

Gambar 1. Peta Wilayah Administratif Kabupaten Mahakam Ulu.

Menurut Widjono (1998) dalam Djulius (2015: 21), penduduk asli di

Kalimantan Timur terklarifikasi dalam tujuh kelompok besar, yakni : (1) Luangan

yang terdiri dari Dayak Benuaq, Bentian, Paser, dan Tonyooi; (2) Apo Kayaan

meliputi Dayak Kayaan, Kenyah, Bahau, Punan, Modang, dan Long Gelaat; (3)

Lung Bawan yang terdiri dari Dayak Lundayeh dan Lun Bawan; (4) Mahakam

meliputi Dayak Seputan; (5) Kapuas meliputi Dayak Aoheng dan Bukat; (6)

Barito-Kapuas meliputi Dayak Kahayan dan Bekumpay; (7) Melayu meliputi

Kutai dan Tidung.

Mayoritas masyarakat Kabupaten Mahakam Ulu asal mulanya ialah dari

Apo Kayan yang meliputi Dayak Kayan, Kenyah, Bahau, Punan, Modang, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

4

Long Gelaat. Berkaitan dengan Dayak Bahau, dengan merujuk temuan hasil

lokakarya pendokumentasian Hukum Adat Dayak Bahau, klasifikasi penggunaan

bahasa dan kampung domisili Dayak Bahau di Kabupaten Mahakam Ulu, yaitu

(1) Bahau Busang meliputi Long Lunuk, Datah Naha, Lirung Ubing, Long Isun,

Long Pahangai, Liu Mulang, Long Bagun, Ujoh Bilang, Memahak Besar, Long

Merah, Long Hurai, Long Hubung Ulu, Memahak Teboq, dan Tering Baru. (2)

Bahau Saaq meliputi Laham, Long Hurai, Long Hubung, Ratah, Lutaan, Memah

ak Teboq Lama, Long Daliq, Keliwai, Anah, Tering Lama, Tukul, dan Muara

Muyub. (3) Uma Telivaq yakni Mata Libaq. (4) Long Gelaat meliputi Long

Lunuk, Long Tuyoq, dan Ujoh Bilang. (5) Kayaan meliputi Long Kuling, Long

Pakaq Baru, Delang Krohong, Long Melaham, dan Laham Ulu (Djulius, 2015:

21).

Bahasa yang paling luas pemakaiannya di Kabupaten Mahakam Ulu ialah

bahasa Dayak Bahau yang terdiri atas Bahau Busang dan Bahau Saaq. Bahau

Saaq memiliki sub bahasa yaitu Bahau Bate. Bahau Bate merupakan bahasa lisan

yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat di Laham dan Long Hubung.

Apabila dibandingkan dengan bahasa Kayan, Kenyah, Aoheng, Long

Gelaat dan lain sebagainya, bahasa Bahau memiliki jumlah penutur yang paling

banyak. Bahasa ini cenderung mudah untuk dipelajari dari bahasa lainnya yang

ada di Kabupaten Mahakam Ulu. Bahasa inilah yang kemudian menjadi media

yang digunakan untuk berinteraksi dan berkomunikasi bagi kebanyakan

masyarakat Kabupaten Mahakam Ulu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

5

Objek penelitian ini adalah imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau Bate di

Laham, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Acapkali sebuah kata dasar

atau bentuk dasar perlu diberi imbuhan dulu untuk dapat digunakan dalam

pertuturan (Chaer, 2006:197). Pengimbuhan adalah pembentukan kata jadian

dengan cara melekatkan imbuhan pada bentuk dasar (Baryadi, 2011:40).

Berikut merupakan beberapa contoh imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau

Bate di Laham:

(1) Moq, buwa anih ngataq.

‘Ma, buah ini berair.’

(2) Ihoh ngalung ubai.

‘Dia menggambar bunga.’

Kata berimbuhan ngataq (1) terjadi melalui proses penggabungan kata

dasar ataq ‘air’ dengan awalan ng- yang membentuk kata jadian ngataq ‘berair’.

Dalam proses pembentukannya pelekatan morfem ng- pada bentuk dasar ataq

‘air’ tidak mengakibatkan perubahan fonologis pada unsur- unsur kata jadian

ngataq ‘berair’ yang dibentuknya. Kata dasar ataq ‘air’ yang semulanya

merupakan kategori nomina, setelah diimbuhkan dengan morfem ng- menjadi

imbuhan ngataq ‘berair’ (mengeluarkan air) telah berubah menjadi kategori verba.

Selain itu, makna yang dinyatakan oleh awalan ng- yang membentuk kata jadian

ngataq ‘berair’ ialah ‘mengandung atau berisi’.

Kata berimbuhan ngalung (2) terjadi melalui proses penggabungan kata

dasar kalung ‘gambar’ dengan awalan ng- yang membentuk kata jadian ngalung

‘menggambar’. Dalam proses pembentukannya pelekatan morfem ng- pada

bentuk dasar kalung ‘gambar’ mengakibatkan perubahan fonologis pada unsur-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

6

unsur kata jadian ngalung ‘menggambar’ yang dibentuknya dan bunyi /k/ pada

kalung menjadi hilang. Kata dasar kalung ‘gambar’ yang semulanya merupakan

kategori nomina, setelah diimbuhkan dengan morfem ng- menjadi imbuhan

ngalung ‘menggambar’ telah berubah menjadi kategori verba. Selain itu, makna

yang dinyatakan oleh awalan ng- yang membentuk kata jadian ngalung

‘menggambar’ ialah ‘melakukan perbuatan yang disebut oleh bentuk dasarnya’.

Dalam penelitian ini, ada tiga hal yang yang akan dibahas, yaitu bentuk,

fungsi, dan makna imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau Bate di Laham,

Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Bentuk imbuhan berkenaan dengan

ada tidaknya perubahan fonologis imbuhan dan kata dasarnya. Penggolongan jenis

kata yang dihasilkan oleh proses pembentukan imbuhan menjadi alasan untuk

menganalisis fungsi imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau Bate. Analisis tersebut

menghasilkan deskripsi mengenai dua jenis fungsi imbuhan, yaitu fungsi derivatif

dan fungsi inflektif. Selain itu, analisis mengenai makna yang dinyatakan oleh

imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau Bate juga menghasilkan deskripsi mengenai

makna imbuhan yang adalah gramatikal.

Imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau Bate dipilih menjadi topik untuk

penelitian ini didasarkan pada alasan sebagai berikut. Pertama, dalam bahasa

Dayak Bahau Bate terdapat penggunaan imbuhan. Kedua, sehubungan dengan

adanya penggunaan imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau Bate, hal ini

membuktikan bahwa imbuhan merupakan fenomena kebahasaan yang unik dan

penting untuk diteliti. Ketiga, penelitian tentang imbuhan belum banyak dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

7

oleh para peneliti khususnya dalam bahasa Dayak Bahau Bate. Keempat, terdapat

bentuk, fungsi, dan makna imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dalam butir 1.1, permasalahan yang dibahas

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana bentuk imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau Bate?

1.2.2 Apa saja fungsi imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau Bate?

1.2.3 Apa saja makna yang dinyatakan oleh imbuhan dalam bahasa Dayak

Bahau Bate?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah mendeskripsikan penggunaan

imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau Bate di Laham, Kabupaten Mahakam Ulu,

Provinsi Kalimantan Timur. Secara khusus tujuan penelitian ini dapat dirinci

sebagai berikut:

1.3.1 Mendeskripsikan bentuk imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

1.3.2 Mendeskripsikan fungsi imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

1.3.3 Mendeskripsikan makna imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini adalah bentuk, fungsi, dan makna imbuhan dalam

bahasa Dayak Bahau Bate. Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan bagi

teori imbuhan (pembentukan kata). Hasil penelitian tentang bentuk imbuhan

bermanfaat untuk memberikan penjelasan tentang proses pembentukan imbuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

8

dalam bahasa Dayak Bahau Bate. Hasil penelitian tentang fungsi imbuhan

berkenaan dengan peranan imbuhan dalam membentuk kata jadian yang

berkategori tertentu. Hasil penelitian tentang makna imbuhan dalam bahasa Dayak

Bahau Bate berhubungan dengan fungsi semantik pada suatu bentuk yang

kompleks. Penelitian ini dapat berguna bagi perkembangan ilmu linguistik,

terutama linguistik Nusantara.

Hasil penelitian ini juga memiliki manfaat praktis, yaitu untuk membuat

dokumentasi atau perbendaharaan kata imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau Bate

yang dapat digunakan sebagai panduan/pedoman bagi orang-orang yang ingin

belajar atau mengetahui lebih dalam mengenai bahasa dan kebudayaan

masyarakat Dayak Bahau Bate.

Penelitian ini tentunya juga memberikan sumbangan bagi masa depan

pengajaran bahasa daerah (muatan lokal) di Laham, Kabupaten Mahakam Ulu,

Kalimantan Timur.

1.5 Tinjauan Pustaka

Tulisan tentang imbuhan telah dikemukakan sebelumnya oleh Usmar, dkk

(1991) dalam bukunya yang berjudul Morfologi dan Sintaksis Bahasa Binongko.

Dalam penelitian ini, bidang morfologi yang dikemukakan mencakup afiksasi,

reduplikasi, dan pemajemukan beserta bentuk, fungsi, dan maknanya. Proses

morfologis dalam bahasa Binongko dapat berupa afiksasi, reduplikasi, dan

pemajemukan. Dalam bahasa ini terdapat afiks yang tampaknya hanya dapat

berkombinasi dengan numeralia. Afiksasi dalam bahasa Binongko cenderung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

9

tidak menimbulkan proses morfofonemik. Afiks yang dapat menimbulkan proses

morfofonemik agak terbatas. Afiks ho-, ke-, dan noho- hanya dapat menimbulkan

proses morfofonemik jika berkombinasi dengan kata bilangan paa ‘empat’ dan

pitu ‘tujuh’. Fonem /p/ pada kedua kata itu berubah menjadi fonem /h/.

Model penelitian yang sama pun pernah dilakukan oleh Ismail, dkk (1990)

dalam buku yang berjudul Sistem Morfologi Verba Bahasa Kluet. Dalam

penelitian ini disimpulkan bahwa pembentukan jenis verba dengan proses

pengimbuhan dapat dilakukan dengan mengimbuhkan prefiks, sufiks, dan konfiks

pada kata dasar. Afiks pembentuk jenis verba itu adalah prefiks me-, N-, dan per-;

sufiks –kon, dan i-; serta konfiks me-/-kon, me-/-an, N-/-kon, N-/-i, di-/-kon, dan

di-/-i. Afiks ini berfungsi membentuk verba dari jenis kata lain. Adanya

perubahan bentuk mengakibatkan terjadinya perubahan makna. Setiap afiks dapat

membentuk dan memberikan bermacam-macam makna.

Purba, dkk (1997) dalam buku yang berjudul Morfologi Bahasa Ormu

mengemukakan bahwa nomina, numeralia, adjektiva, dan adverba bahasa Ormu

sederhana, dengan pengertian bahwa jenis kata tersebut tidak banyak mengandung

afiksasi dan perubahan bentuk lain. Afiksasi terjadi pada verba, yaitu prefiks

penanda persona pertama tunggal sampai persona ketiga jamak (awk-,kw-, y-, kha-

, ti-, am-, dan j-), sufiks –ne untuk penanda perintah dan kala mendatang, sufiks –

au, -ou, -a, -neni, -tra, nini-, dan –ha sebagai penanda objek persona pertama

tunggal sampai persona ketiga jamak, sufiks –ne untuk kalimat perintah, dan

sufiks –vaine untuk perintah negatif (larangan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

10

Penelitian tentang bahasa Dayak Bahau pernah dikemukakan sebelumnya

oleh Yeq (2013) mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra,

Universitas Sanata Dharma, dalam sebuah skripsi yang berjudul “Pengulangan

dalam Bahasa Dayak Bahau di Long Lunuk, Kabupaten Mahakam Ulu,

Kalimantan Timur”. Skripsi tersebut menghsilkan jenis pengulangan, kategori

kata yang dapat mengalami proses pengulangan, dan makna yang ditimbulkan

oleh pengulangan kata dalam bahasa Dayak Bahau di Long Lunuk.

1.6 Landasan Teori

Landasan teori yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang

terumuskan di atas adalah proses morfologis, pengertian imbuhan, bentuk

imbuhan, fungsi imbuhan, dan makna imbuhan.

1.6.1 Pengertian Proses Morfologis

Menurut Baryadi (2011:25), proses morfologis adalah pengubahan bentuk

dasar menjadi kata jadian. Ada empat komponen yang terlibat dalam proses

morfologis, yaitu (i) masukan (input), (ii) proses (process), (iii) hasil atau

keluaran (output), dan (iv) dampak (outcome). Masukan adalah bentuk dasar,

proses merupakan cara pengubahan bentuk dasar, hasil berkaitan dengan jenis

kata jadian, dan dampak berkenaan dengan pengaruh kata jadian dalam satuan

gramatikal yang lebih besar. Dari keempat komponen tersebut, yang dibahas

dalam morfologi adalah masukan, proses, dan hasil, sedangkan komponen

dampak dibahas dalam bidang sintaksis.

Secara umum dalam berbagai bahasa, ada tujuh jenis proses morfologis,

yaitu pengimbuhan, pengulangan, pemajemukan, modifikasi internal, suplesi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

11

modifikasi kosong, dan pemendekan (Baryadi, 2011: 26). Dalam penelitian ini

secara khusus akan dibahas salah satu jenis proses morfologis yakni

pengimbuhan.

1.6.2 Pengertian Imbuhan

Proses morfologis bahasa yang akan didalami melalui penelitian ini ialah

mengenai pengimbuhan atau afiksasi. Pengimbuhan adalah pembentukan kata

jadian dengan cara melekatkan imbuhan pada bentuk dasar (Baryadi, 2011: 40).

Pengimbuhan melibatkan tiga komponen, yaitu bentuk dasar, proses

pengimbuhan, dan kata jadian. Bentuk dasar yang terlibat dalam proses

pengimbuhan meliputi morfem-asal terikat, morfem-asal bebas, kata jadian, dan

frasa. Morfem adalah satuan kebahasaan terkecil yang mengandung arti. Morfem

merupakan paduan bentuk dan arti. Karena merupakan unsur langsung pembentuk

kata, penentuan morfem harus menggunakan data berwujud kata. Kata inilah yang

berupa imbuhan.

Proses pengimbuhan itu sendiri melibatkan berbagai jenis imbuhan dalam

bahasa Indonesia, yaitu awalan (preffix), sisipan (inffix), akhiran (suffix), konfiks

(conffix), gabungan imbuhan, partikel, klitik, awalan serapan dari bahasa asing,

dan akhiran serapan dari bahasa asing. Akan tetapi, dalam bahasa Dayak Bahau

Bate hanya terdapat dua jenis imbuhan yakni awalan dan sisipan yang dibahas

dalam penelitian ini.

1.6.3 Pengertian Bentuk Imbuhan

Pengimbuhan juga berkaitan dengan tiga matra dalam proses morfologis,

yaitu bentuk, fungsi, dan arti. Bentuk berkenaan dengan ada tidaknya perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

12

fonologis pada unsur-unsur pembentuknya. Ada proses morfologis yang tidak

mengakibatkan perubahan fonologis pada unsur-unsur kata jadian, tetapi ada pula

proses morfologis yang menyebabkan perubahan fonologis pada unsur-unsur kata

jadian (Baryadi, 2011:27). Perubahan-perubahan fonem yang mengikuti peristiwa

pembentukan kata dalam ilmu bahasa disebut proses morfofonemis (Muslich,

2008: 41). Menurut Chaer (2008:43-45) ada lima jenis perubahan fonem yang

berkenaan dengan proses morfologi, yaitu pemunculan fonem, pelesapan fonem,

peluluhan fonem, perubahan fonem, dan pergeseran fonem.

Sebagai contoh dalam bahasa Indonesia, imbuhan awalan di- pada bentuk

dasar tarik tidak mengakibatkan perubahan fonologis pada unsur-unsur kata

jadian yang dihasilkannya, yaitu ditarik. Sebaliknya, pelekatan awalan me(N)-

pada bentuk dasar tarik mengakibatkan perubahan fonologis pada unsur-unsur

kata jadian menarik yang dibentuknya, yaitu awalan me(N)- berubah menjadi

men- dan bunyi /t/ pada tarik menjadi hilang. Jenis proses morfofonemis ini ialah

perubahan fonem, yakni berubahnya sebuah fonem atau sebuah bunyi, sebagai

akibat terjadinya proses morfologi.

Dalam morfologi, ilmu yang mempelajari morfofonemis disebut

morfofonemik. Morfofonemis bersifat teratur sehingga dapat dirumuskan

kaidahnya yang disebut kaidah morfofonemis. Salah satu kaidah morfofonemis

adalah awalan ber- berubah menjadi be- bila melekat pada bentuk dasar yang

berawal dengan fonem /r/ misalnya ber- + renang – berenang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

13

1.6.4 Pengertian Fungsi Imbuhan

Fungsi berkenaan dengan peranan imbuhan dalam membentuk kata jadian

yang berkategori tertentu. Fungsi berkenaan dengan ada tidaknya perubahan

kategori dari bentuk dasar menjadi kata jadian. Fungsi dibedakan menjadi fungsi

derivatif dan fungsi inflektif (Verhaar, 1999:143) (dalam Baryadi, 2011: 28).

Fungsi derivatif berkenaan dengan proses morfologis yang membentuk kata

jadian yang kategori atau identitas leksikalnya berbeda dengan bentuk dasarnya.

Sebagai contoh pengimbuhan morfem ber- pada bentuk dasar payung yang

berkategori nomina berfungsi secara derivatif sebagai pembentuk kata jadian

berpayung yang berkategori verba.

Fungsi inflektif berkenaan dengan proses morfologis yang berfungsi

membentuk kata jadian yang kategorinya sama dengan bentuk dasarnya. Sebagai

contoh morfem ber- yang melekat pada bentuk dasar lari yang berkategori verba

berfungsi secara inflektif sebagai pembentuk kata jadian berlari yang berkategori

verba juga.

Ada imbuhan yang berfungsi sebagai pembentuk satu kategori kata jadian

dan ada pula imbuhan yang berfungsi sebagai pembentuk dua kategori kata jadian

atau lebih.

1.6.5 Pengertian Makna Imbuhan

Matra ketiga dari pengimbuhan adalah arti/makna. Bila melekat pada

bentuk dasar, imbuhan akan menyatakan arti tertentu. Arti yang dinyatakan

imbuhan adalah arti gramatikal, yaitu arti yang timbul akibat pertemuan satuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

14

gramatikal yang satu dengan satuan gramatikal yang lain. Jenis arti imbuhan

ditentukan oleh komponen arti bentuk dasarnya.

1.7 Metode Penelitian

Dalam upaya untuk memecahkan masalah, peneliti tentu harus mendalami

pokok permasalahannya. Untuk itu diperlukan tiga tahap strategis dalam

mengkajinya, yaitu pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis

data.

1.7.1 Metode Pengumpulan Data

Sudaryanto (2015: 4) mengatakan bahwa data dimengerti sebagai fenomen

lingual khususnya yang mengandung dan berkaitan langsung dengan masalah

yang dimaksud. Upaya penyediaan data dilakukan semata-mata untuk dan demi

kepentingan analisis. Oleh karena dasar pemroduksian data penelitian bahasa ini

ialah data lisan, yakni data yang dihasilkan melalui alat ucap manusia. Maka

pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dan metode cakap.

Sudaryanto (2015:203) menyebutkan metode simak atau penyimakan

dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa. Dengan kata

lain, dalam pelaksanaan pengumpulan data, peneliti melakukan penyimakan

terhadap percakapan atau dialog hari-hari yang melibatkan langsung narasumber

atau penutur asli yang dapat menghasilkan data berupa kata imbuhan dalam

bahasa Dayak Bahau Bate. Dalam praktiknya, metode simak dilakukan bersamaan

dengan teknik sadap, dimana si peneliti, untuk mendapatkan data, pertama-tama

dengan segenap kecerdikan dan kemauannya harus menyadap pembicaraan

seseorang atau beberapa orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

15

Tak hanya berhenti pada teknik sadap. Pemerolehan data penelitian ini

kemudian harus menggunakan teknik lanjutan, yakni teknik simak libat cakap dan

teknik simak bebas libat cakap. Teknik simak libat cakap ialah kegiatan menyadap

yang dilakukan oleh peneliti dengan berpartisipasi dalam pembicaraan sekaligus

menyimak pembicaraan. Peneliti terlibat langsung dalam dialog.

Teknik simak bebas libat cakap ialah kegiatan menyadap yang dilakukan

oleh peneliti dengan tanpa atau tidak berpartisipasi ketika menyimak. Peneliti

tidak terlibat langsung baik dalam dialog, konversasi, atau imbal wicara; tidak

ikut serta dalam proses pembicaraan orang-orang yang saling berbicara

(Sudaryanto, 2015:204).

Selain metode simak, penelitian ini juga akan menggunakan metode cakap

yang berarti terjadi kontak antara peneliti dengan penutur selaku narasumber

(informan) yaitu Ibu Ledwina Luhau Song atau yang biasa disapa Ibu Dwin.

Melalui metode ini, peneliti dapat menggunakan beberapa metode, yaitu, teknik

pancing (pemancingan) dimana peneliti dengan segenap cara memancing

narasumber untuk berbicara, dilanjutkan dengan teknik cakap sekemuka (lisan)

dan teknik cakap tansekemuka (tertulis) dengan cara memberikan pertanyaan yang

memancing pemerolehan data yang dalam bentuk tulisan ditujukan kepada

narasumber (informan) yakni ibu Dwin.

Sembari melakukan metode dan teknik yang demikian, peneliti juga harus

menggunakan teknik rekam terhadap tuturan baik itu yang verbal maupun non

verbal yang menjadi wujud data penelitian. Setelah itu, langkah terakhir dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

16

pengumpulan data ialah teknik catat. Peneliti melakukan pencatatan pada kartu

data yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi.

Pengumpulan data dalam peneilitian ini dilakukan selama tiga bulan, yakni

pada bulan September, Oktober, dan November tahun 2017. Jumlah data yang

terkumpul dalam penelitian ini ialah 70 kata berimbuhan. Data tersebut sangatlah

cukup untuk penelitian mengenai bentuk, fungsi, dan makna imbuhan dalam

bahasa Dayak Bahau Bate di Laham, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan

Timur.

1.7.2 Metode Analisis Data

Data yang telah diklasifikasikan kemudian dianalisis dengan menggunakan

metode agih. Metode agih adalah metode yang alat penentunya berupa bagian dari

bahasa itu sendiri. Teknik dasar metode agih ialah teknik bagi unsur langsung

(BUL). Teknik BUL dirasa sangat tepat bagi penelitian ini dimana data yang

berupa kata imbuhan dianalisis proses pembentukannya. Teknik lanjutan dari

teknik BUL dalam analisis data ini ialah teknik baca markah, teknik perluas dan

teknik parafrasa.

Teknik baca markah adalah teknik analisis data dengan cara membaca

‘permarkah’ dalam suatu konstruksi bahasa. Pemarkahan itu menunjukkan

kejatian satuan lingual atau identitas konstituen tertentu; dan kemampuan

membaca peranan pemarkah (marker) itu berarti kemampuan menentukan kejatian

yang dimaksud (Sudaryanto, 2015: 129).

(3) Aki midah ikaq man dahalam bate te peka.

‘Saya menunggu kamu dari kemarin tidak ada kelihatan.’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

17

Imbuhan midah (3) berasal dari kata dasar pidah ‘tunggu’. Morfem m-

yang melekat pada kata dasar pidah mengakibatkan perubahan fonologis pada

unsur-unsur kata jadian midah ‘menunggu’ yang dibentuknya dan bunyi /p/ pada

pidah menjadi hilang. Teknik ini digunakan untuk melihat langsung pemarkah

bersangkutan yang terdapat dalam proses pembentukan imbuhan. Fonem /p/ yang

berubah menjadi fonem /m/ merupakan pemarkah dalam proses pembentukan

imbuhan midah ‘menunggu’.Dalam penelitian ini, teknik baca markah digunakan

untuk menjelaskan proses pembentukan imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau

Bate.

Teknik perluas adalah teknik analisis yang berupa perluasan unsur satuan

lingual data itu akan menghasilkan tuturan berbentuk EABCD atau ABCDE bila

tuturan data semula adalah berbentuk ABCD. Apapun tuturan yang dikenai

perluasan, perluasan itu hanya dua macam: ke kiri (ke depan) dan ke kanan (ke

belakang). Kegunaan teknik perluas adalah untuk menentukan segi-segi

kemaknaan (aspek semantis) satuan lingual tertentu. Dalam penelitian ini, teknik

perluas digunakan untuk mengetahui makna imbuhan dan bentuk dasarnya yang

berfungsi dalam pengkategorian kata.

Teknik ubah ujud yang parafrasal. Teknik analisis yang berupa

pengubahan wujud yang parafrasal itu akan menghasilkan tuturan antara lain

berbentuk CBAD atau CBDA dengan B dan A yang berubah wujud, bila tuturan

semula berbentuk ABCD. Pengubahan wujud itu menghasilkan bentuk tuturan

parafrasa yang gramatikal secara bentuk dan berterima secara maknawi

(Sudaryanto, 2015: 107). Dalam kaitannya dengan pengubahan wujud tuturan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

18

penutur memiliki porsi peranan yang cukup dominan. Parafrasa hasil pengubahan

wujud bukan saja harus mempertahankan informasi semula, tetapi harus tetap

bermakna sepenuhnya. Dalam penelitian ini, teknik parafrasa digunakan untuk

menganalisis makna (gramatikal) yang terdapat pada data berupa imbuhan dalam

bahasa Dayak Bahau Bate di Laham.

1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Analisis data dari penelitian ini menghasilkan kaidah tentang proses

pembentukan, fungsi, dan makna imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau Bate di

Laham, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Kaidah ini kemudian akan

disajikan dengan metode informal dan formal. Metode penyajian informal adalah

perumusan dengan kata-kata biasa, walaupun dengan terminologi yang teknis

sifatnya; sedangkan penyajian formal adalah perumusan dengan apa yang umum

dikenal sebagai tanda dan lambang-lambang (Sudaryanto, 2015:241).

Metode ini berusaha mendeskripsikan tentang bentuk imbuhan dalam

bahasa Dayak Bahau Bate. Pokok permasalahan yang dideskripsikan ialah tentang

pembentukan, fungsi, dan makna imbuhan. Melalui metode ini, peneliti

membatasi penelitian pada wilayah yang telah ditetapkan, yaitu di Laham,

Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

1.8 Sistematika Penyajian

Penyajian hasil penelitian ini dibagi ke dalam empat bab. Bab I berisi

pendahuluan yang berfungsi sebagai pengantar. Bab ini dibagi ke dalam delapan

sub bab, yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

19

penyajian. Bab II berisi deskripsi hasil analisis proses pembentukan imbuhan

dalam bahasa Dayak Bahau Bate. Bab III berisi deskripsi mengenai fungsi

imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau Bate. Bab IV berisi deskripsi mengenai

makna imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau Bate di Laham, Kabupaten Mahakam

Ulu, Kalimantan Timur. Bab V berupa penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

20

BAB II

BENTUK IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE

2.1 Pengantar

Menurut Baryadi (2011:40), pengimbuhan adalah pembentukan kata

jadian dengan cara melekatkan imbuhan pada bentuk dasar. Dalam bab ini dibahas

bentuk imbuhan yang terdapat dalam bahasa Dayak Bahau Bate di Laham,

Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Bentuk imbuhan yang yang

terdapat dalam bahasa Dayak Bahau Bate adalah awalan m-, ke-, ng-, pe-, me-,

nge-, an-, be-, mi-, pek-, ten-, n-, ny-, pet-, pep-, t-, dan sisipan –len-. Dalam

bahasa Dayak Bahau Bate terdapat dua proses pembentukan awalan, yaitu awalan

yang tidak mengakibatkan perubahan fonologis dan awalan yang mengakibatkan

perubahan fonologis. Awalan yang tidak mengakibatkan perubahan fonologis

ialah ke-, pe-, me-, nge-, an-, be-, mi- dan ten-. Sedangkan awalan yang

mengakibatkan perubahan fonologis ialah m-, pek-, ng-, n-, ny-, pet-, pep-, dan t-.

Dalam bahasa Dayak Bahau Bate sisipan –len- diketahui sebagai imbuhan yang

mengakibatkan perubahan fonologis. Oleh karena bentuk berkenaan dengan ada

tidaknya perubahan fonologis pada usnur-unsur pembentuknya maka yang

dibahas dalam penelitian ini ialah awalan yang mengakibatkan perubahan

fonologis dan sisipan yang mengakibatkan perubahan fonologis dalam bahasa

Dayak Bahau Bate.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

21

2.2 Awalan yang Mengakibatkan Perubahan Fonologis dalam Bahasa

Dayak Bahau Bate

Awalan adalah imbuhan yang melekat pada awal bentuk dasar. Awalan

dapat melekat pada morfem-asal terikat, morfem-asal bebas, dan kata jadian.

Awalan yang mengakibatkan perubahan fonologis dalam bahasa Dayak Bahau

Bate ialah m-, pek-, ng-, n-, ny-, pet-, pep-, dan t-. Berikut merupakan contoh

kaidah awalan yang mengakibatkan perubahan fonologis dalam bahasa Dayak

Bahau Bate.

2.2 1 Kaidah Morfofonemis Awalan M-

Awalan m- dapat menyebabkan bunyi awal pada bentuk dasarnya menjadi

luluh apabila melekat pada bentuk dasar yang berawal dengan fonem /p,b,t/.

Berikut ini contohnya.

(4) m- + paik ‘sapu’ maik ‘menyapu’

(5) m- + puhai ‘tiru’ muhai ‘meniru’

(6) m- + puloh ‘tombak’ muloh ‘menombak’

(7) m- + butat ‘putus’ mutat ‘memutuskan’

(8) m- + berung ‘patah’ merung ‘mematahkan’

(9) m- + butaq ‘buta’ mutaq ‘membutakan’

(10) m- + tedah ‘sempit’ medah ‘menyempitkan’

(11) m- + tegook ‘terbentur’ megook ‘membenturkan’

(12) m- + tebat ‘hilang’ mebat ‘menghilangkan’

Pada contoh (4), (5), dan (6) fonem /p/ pada awal bentuk dasar paik,

puhai, dan puloh menjadi hilang atau luluh karena dilekati dengan imbuhan m-.

Pada contoh (7), (8), dan (9) fonem /b/ pada awal bentuk dasar butat, berung, dan

butaq menjadi hilang atau luluh karena dilekati dengan imbuhan m-. Pada contoh

(10), (11), dan (12) fonem /t/ pada awal bentuk dasar tedah, tegook, dan tebat

menjadi hilang atau luluh karena dilekati dengan imbuhan m-. Kaidah perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

22

bunyi awalan m- berlaku pada fonem konsonan dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

Apabila dilekati imbuhan m-, fonem /p,b,t/ pada awal bentuk dasar akan hilang

atau luluh.

Contoh dan uraian mengenai data (4), (5), (6), (7), (8), (9), (10), (11), dan

(12) di atas, menurut Baryadi (2011: 31) dapat dianalisis dengan membagi unsur

langsungnya melalui bantuan diagram pohon (tree diagram) seperti tampak pada

contoh berikut.

(4a) maik

m- /p/aik

(5a) muhai

m- /p/uhai

(6a) muloh

m- /p/uloh

(7a) mutat

m- /b/utat

(8a) merung

m- /b/erung

(9a) mutaq

m- /b/utaq

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

23

(10a) medah

m- /t/edah

(11a) megook

m- /t/egook

(12a) mebat

m- /t/ebat

Diagram 1. Contoh 4-12

Keterangan:

Unsur pembagi

2.2.2 Kaidah Morfofonemis Awalan Pek-

Awalan pek- dapat menyebabkan perubahan bunyi awal pada bentuk

dasarnya menjadi luluh apabila melekat pada bentuk dasar yang berawal dengan

fonem /ng,m/. Berikut ini contohnya.

(13) pek- + ngileh ‘turun’ pekileh ‘menurunkan’

(14) pek- + ngesam ‘masuk’ pekesam ‘memasukan’

(15) pek- + ngasa ‘injak’ pekasa ‘menginjak’

(16) pek- + musaang ‘keluar’ pekusaang ‘mengeluarkan’

(17) pek- + muhai ‘meniru’ pekuhai ‘menirukan’

(18) pek- + masap ‘kotoran’ pekasap ‘mengotori’

Pada contoh (13), (14), dan (15) fonem /ng/ pada awal bentuk dasar ngileh,

ngesam, dan ngasa menjadi hilang atau luluh karena dilekati dengan imbuhan

pek-. Pada contoh (16), (17), dan (18) fonem /m/ pada awal bentuk dasar

musaang, muhai menjadi hilang atau luluh karena dilekati dengan imbuhan pek-.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

24

Kaidah perubahan bunyi awalan pek- berlaku pada fonem konsonan dalam bahasa

Dayak Bahau Bate. Apabila dilekati imbuhan pek-, fonem /ng,m/ pada awal

bentuk dasar akan hilang atau luluh.

Berikut ialah analisis unsur langsung dari contoh dan uraian data (13),

(14), (15), (16), (17), dan (18) di atas.

(13a) pekileh

pek- /ng/ileh

(14a) pekesam

pek- /ng/esam

(15a) pekasa

pek- /ng/esam

(16a) pekusaang

pek- /m/usaang

(17a) pekuhai

pek- /m/uhai

(18a) pekasap

pek- /m/asap

Diagram 2. Contoh 13-18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

25

Keterangan:

Unsur pembagi

2.2.3 Kaidah Morfofonemis Awalan Ng-

Awalan ng- dapat menyebabkan bunyi awal pada bentuk dasarnya menjadi

luluh apabila melekat pada bentuk dasar yang berawal dengan fonem /k/. Berikut

ini contohnya.

(19) ng- + kelingai ‘cermin’ ngelingai ‘bercermin’

(20) ng- + kato ‘kirim’ ngato ‘mengirimkan’

(21) ng- + kefeh ‘angin’ ngefeh ‘berangin’

Pada contoh (19), (20), dan (21) fonem /k/ pada awal bentuk dasar

kelingai, kato, dan kefeh menjadi hilang atau luluh karena dilekatkan dengan

imbuhan ng-. Kaidah perubahan bunyi awalan ng- berlaku pada fonem konsonan

dalam bahasa Dayak Bahau Bate. Apabila dilekati imbuhan ng-, fonem /k/ pada

awal bentuk dasar akan hilang atau luluh.

Berikut ialah analisis unsur langsung dari contoh dan uraian data (19),

(20), dan (21) di atas.

(19a) ngelingai

nge- /k/elingai

(20a) ngato

nge- /k/ato

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

26

(21a) ngefeh

nge- /k/efeh

Diagram 3. Contoh 19-21

Keterangan:

Unsur pembagi

2.2.4 Kaidah Morfofonemis Awalan N-

Awalan n- dapat menyebabkan bunyi awal pada bentuk dasarnya menjadi

luluh apabila melekat pada bentuk dasar yang berawal dengan fonem /t,h/. Berikut

ini contohnya.

(22) n- + tukop ‘pukul’ nukop ‘memukul’

(23) n- + tesau ‘lompat’ nesau ‘melompat’

(24) n- + tujo ‘tunjuk’ nujo ‘menunjuk’

(25) n- + hudaan ‘kejar’ nudaan ‘mengejar’

(26) n- + havang ‘tambah’ navang ‘menambah’

(27) n- + habang ‘pakai’ nabang ‘memakai’

Pada contoh (22), (23), dan (24) fonem /t/ pada awal bentuk dasar tukop,

tesau, dan tujo menjadi hilang atau luluh karena dilekati dengan imbuhan n-. Pada

contoh (25), (26), dan (27) fonem /h/ pada awal bentuk dasar hudaan, havang, dan

habang menjadi hilang atau luluh karena dilekati dengan imbuhan n-. Kaidah

perubahan bunyi awalan n- berlaku pada fonem konsonan dalam bahasa Dayak

Bahau Bate. Apabila dilekati imbuhan n-, fonem /t,h/ pada awal bentuk dasar akan

hilang atau luluh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

27

Berikut ialah analisis unsur langsung dari contoh dan uraian dari data (22),

(23), (24), (25), (26), dan (27) di atas.

(22a) nukop

n- /t/ukop

(23a) nesau

n- /t/esau

(24a) nujo

n- /t/ujo

(25a) nudaan

n- /h/udaan

(26a) navang

n- /h/avang

(27a) nabang

n- /h/abang

Diagram 4. Contoh 22-27

Keterangan:

Unsur pembagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

28

2.2.5 Kaidah Morfofonemis Awalan Ny-

Awalan ny- dapat menyebabkan bunyi awal pada bentuk dasarnya menjadi

luluh apabila melekat pada bentuk dasar yang berawal dengan fonem /s/. Berikut

ini contohnya.

(28) ny- + sepram ‘pejam’ nyepram ‘memejamkan’

(29) ny- + sitook ‘bertanya’ nyitook ‘menanyakan’

(30) ny- + sapeq ‘gitar’ nyapeq ‘bergitar’

Pada contoh (28), (29), dan (30) fonem /s/ pada bentuk dasar sepram,

sitook, dan sapeq menjadi hilang atau luluh karena dilekati dengan imbuhan ny-.

Kaidah perubahan bunyi awalan ny- berlaku pada fonem konsonan dalam bahasa

Dayak Bahau Bate. Apabila dilekati imbuhan ny-, fonem /s/ pada awal bentuk

dasar akan hilang atau luluh.

Berikut ialah analisis unsur langsung dari contoh dan uraian dari data (28),

(29), dan (30) di atas.

(28a) nyepram

ny- /s/epram

(29a) nyitook

ny- /s/itook

(30a) nyapeq

ny- /s/apeq

Diagram 5. Contoh 28-30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

29

Keterangan:

Unsur pembagi

2.2.6 Kaidah Morfofonemis Awalan Pet-

Awalan pet- dapat menyebabkan bunyi awal pada bentuk dasarnya

menjadi luluh apabila melekat pada bentuk dasar yang berawal dengan fonem /n/.

Berikut ini contohnya.

(31) pet- + nepurung ‘lari’ petepurung ‘berlari’

(32) pet- + nakan ‘panjat’ petakan ‘memanjat’

(33) pet- + nukop ‘memukul’ petukop ‘berpukulan’

Pada contoh (31), (32), dan (33) fonem /n/ pada bentuk dasar nepurung,

nakan dan nukop menjadi hilang atau luluh karena dilekati dengan imbuhan pet-.

Kaidah perubahan bunyi awalan pet- berlaku pada fonem konsonan dalam bahasa

Dayak Bahau Bate. Apabila dilekati dengan imbuhan pet-, fonem /n/ pada awal

bentuk dasar menjadi hilang atau luluh.

Berikut ialah analisis unsur langsung dari contoh dan uraian data (31),

(32), dan (33) di atas.

(31a) petepurung

pet- /n/epurung

(32a) petakan

pet- /n/akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

30

(33a) petukop

pet- /n/ukop

Diagram 6. Contoh 31-33

Keterangan:

Unsur pembagi

2.2.7 Kaidah Morfofonemis Awalan Pep-

Awalan pep- dapat menyebabkan bunyi awal pada bentuk dasarnya

menjadi luluh apabila melekat pada bentuk dasar yang berawal dengan fonem /m/.

Berikut merupakan contohnya.

(34) pep- + mu’un ‘naik’ pepu’un ‘menaikan’

(35) pep- + megaang ‘kering’ pepegaang ‘mengeringkan’

(36) pep- + mitang ‘potong’ pepitang ‘memotong’

Pada contoh (34), (35) dan (36) fonem /m/ pada bentuk dasar mu’un,

megaang, dan mitang menjadi hilang atau luluh karena dilekati dengan imbuhan

pep-. Kaidah perubahan bunyi awalan pep- berlaku pada fonem konsonan dalam

bahasa Dayak Bahau Bate. Apabila dilekati dengan imbuhan pep-, fonem /m/ pada

awal bentuk dasar menjadi hilang atau luluh.

Berikut ialah analisis unsur langsung dari contoh dan uraian data (34),

(35), dan (36) di atas.

(34a) pepu’un

pep- /m/u’un

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

31

(35a) pepegaang

pep- /m/egaang

(36a) pepitang

pep- /m/itang

Diagram 7. Contoh 34-36

Keterangan:

Unsur pembagi

2.2.8 Kaidah Morfofonemis Awalan T-

Awalan t- dapat menyebabkan bunyi awal pada bentuk dasarnya menjadi

luluh apabila melekat pada bentuk dasar yang berawal dengan fonem /n/. Berikut

ini contohnya.

(37) t- + nutung ‘bakar’ tutung ‘terbakar’

(38) t- + nubit ‘cabut’ tubit ‘tercabut’

(39) t- + nepang ‘pantang’ tepang ‘pantangan’

Pada contoh (37), (38), dan (39) fonem /n/ pada awal bentuk dasar nutung,

nubit dan nepang menjadi hilang atau luluh karena dilekati dengan imbuhan t-.

Kaidah perubahan bunyi awalan t- berlaku pada fonem konsonan dalam bahasa

Dayak Bahau Bate. Apabila dilekati dengan awalan t-, fonem /n/ akan menjadi

hilang atau luluh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

32

Berikut ialah analisis unsur langsung dari contoh dan uraian data (37),

(38), dan (39) di atas.

(37a) tutung

t- /n/utung

(38a) tubit

t- /n/ubit

(39a) tepang

t- /n/epang

Diagram 8. Contoh 37-39

Keterangan:

Unsur pembagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

33

Tabel 1. Awalan yang Mengakibatkan Perubahan Fonologis

dalam Bahasa Dayak Bahau Bate

No Masukan Proses Hasil Arti

4 Paik m- + /p/aik Maik Menyapu

5 Puhai m- + /p/uhai Muhai Meniru

6 Puloh m- + /p/uloh Muloh Menombak

7 Butat m- + /b/utat Mutat Memutuskan

8 Berung m- + /b/erung Merung Mematahkan

9 Butaq m- + /b/utaq Mutaq Membutakan

10 Tedah m- + /t/edah Medah Menyempitkan

11 Tegook m- + /t/egook Megook Membenturkan

12 Tebat m- + /t/ebat Mebat Membuang

13 Ngileh pek- + /n,g/ileh Pekileh Menurunkan

14 Ngesam pek- + /n,g/esam Pekesam Memasukan

15 Ngasa pek- + /n,g/asa Pekasa Menginjak

16 Musaang pek- + /m/usaang Pekusaang Mengeluarkan

17 Muhai pek- + /m/uhai Pekuhai Menirukan

18 Masap pek- + /m/asap Pekasap Mengotori

19 Kelingai ng- + /k/elingai Ngelingai Bercermin

20 Kato ng- + /k/ato Ngato Mengirimkan

21 Kefeh ng- + /k/efeh Ngefeh Berangin

22 Tukop n- + /t/ukop Nukop Memukul

23 Tesau n- + /t/esau Nesau Melompat

24 Tujo n- + /t/ujo Nujo Menunjuk

25 Hudaan n- + /h/udaan Nudaan Mengejar

26 Havang n- + /h/avang Navang Menambah

27 Habang n- + /h/abang Nabang Memakai

28 Sepram ny- + /s/epram Nyepram Memejamkan

29 Sitook ny- + /s/itook Nyitook Menanyakan

30 Sapeq ny- + /s/apeq Nyapeq Bergitar

31 Nepurung pet- + /n/epurung Petepurung Berlarian

32 Nakan pet- + /n/akan Petakan Memanjat

33 Nukop pet- + /n/ukop Petukop Berpukulan

34 Mu’un pep- + /m/u’un Pepu’un Menaikan

35 Megaang pep- + /m/egaang Pepegaang Mengeringkan

36 Mitang pep- + /m/itang Pepitang Memotong

37 Nutung t- + /n/utung Tutung Terbakar

38 Nubit t- + /n/ubit Tubit Tercabut

39 Nepang t- + /n/epang Tepang Pantangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

34

2.3 Sisipan yang Mengakibatkan Perubahan Fonologis dalam Bahasa

Dayak Bahau Bate

Sisipan adalah imbuhan yang dilekatkan di dalam bentuk dasar atau

dibubuhkan di tengah bentuk dasar. Sisipan biasanya dilekatkan pada suku awal

kata (Chaer, 2008 : 23). Sisipan yang terdapat dalam bahasa Dayak Bate ialah -

len-. Sisipan –len- dapat mengakibatkan perubahan fonologis dalam bahasa Dayak

Bahau Bate. Berikut merupakan contoh kaidah sisipan yang mengakibatkan

perubahan fonologis dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

2.3.1 Kaidah Morfofonemis Sisipan –len-

Sisipan –len- dapat memunculkan bunyi di tengah bentuk dasar yang

mulanya tidak ada menjadi ada setelah melekat di dalam bentuk dasar. Berikut ini

contohnya.

(40) -len- + ketip ‘jepit’ kelentip ‘terjepit’

Pada contoh (40) fonem /l,e,n/ muncul di tengah bentuk dasar ketip karena

dibubuhkan di tengah kata dasarnya. Kaidah perubahan bunyi sisipan –len-

berlaku pada suku awal kata dalam bahasa Dayak Bahau Bate. Apabila dilekati

dengan sisipan-len-, fonem /l,e,n/ akan muncul pada suku awal kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

35

Berikut ialah analisis unsur langsung dari contoh dan uraian data (40) di

atas.

(40a) kelentip

ke -len- tip

Diagram 9. Contoh 40

Keterangan:

Unsur pembagi

Tabel 2. Sisipan yang Mengakibatkan Perubahan Fonologis

Dalam Bahasa Dayak Bahau Bate

No Masukan Proses Hasil Arti

40 Ketip -len- + ketip Kelentip Terjepit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

36

BAB III

FUNGSI IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE

3.1 Pengantar

Dalam bab ini dibahas mengenai fungsi imbuhan dalam bahasa Dayak

Bahau Bate di Laham, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Hal ini

dilakukan untuk membuktikan peranan imbuhan dalam membentuk kata jadian

yang berkategori tertentu.

Dalam bahasa Dayak Bahau Bate terdapat dua jenis fungsi imbuhan, yaitu

derivatif dan inflektif. Imbuhan yang berfungsi derivatif adalah m-, ke-, ng-, pe-,

nge-, be-, pek-, pep-, dan -len-. Sedangkan imbuhan yang berfungsi inflektif

adalah m-, ng-, pe-, me-, nge-, an-, pek-, ten-, n-, ny-, pet-, pep-, t-, ke-, be- dan

mi-.

3.2 Imbuhan yang Berfungsi Derivatif

Fungsi derivatif berkenaan dengan imbuhan yang berfungsi membentuk

kata jadian yang kategorinya berbeda dengan bentuk dasarnya. Adapun imbuhan

dalam bahasa Dayak Bahau Bate yang berfungsi derivatif ialah awalan m-, ke-,

ng-, pe-, nge-, be-, pek-, pep- dan sisipan –len-.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

37

3.2.1 Awalan m-

Awalan m- berfungsi dalam membentuk dua kategori kata, yaitu nomina

yang apabila bentuk dasarnya adjektiva dan verba apabila bentuk dasarnya

nomina dan adjektiva. Berikut merupakan contoh awalan m- yang berfungsi

derivatif dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

(41) m- + asap ‘kotor’ masap ‘kotoran’

(42) m- + paik ‘sapu’ maik ‘menyapu’

(43) m- + tedah ‘sempit’ medah ‘menyempitkan’

Asap ‘kotor’ merupakan kata dasar yang termasuk dalam kategori

adjektiva. Akan tetapi setelah dilekati dengan morfem m- bentuk dasar asap

‘kotor’ berubah menjadi imbuhan masap ‘kotoran’. Masap ‘kotoran’ merupakan

kata jadian yang termasuk dalam kategori nomina.

Paik ‘sapu’ merupakan kata dasar yang termasuk dalam kategori nomina.

Setelah dilekati dengan morfem m- bentuk dasar paik ‘sapu’ berubah menjadi

maik ‘menyapu’. Maik ‘menyapu’ merupakan kata jadian yang termasuk dalam

kategori verba.

Tedah ‘sempit’ merupakan kata dasar yang termasuk dalam kategori

adjektiva. Setelah dilekati dengan morfem m- bentuk dasar tedah ‘sempit’

berubah menjadi medah ‘menyempitkan’. Medah ‘menyempitkan’ merupakan

kata jadian yang termasuk dalam kategori verba.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

38

3.2.2 Awalan ke-

Awalan ke- dapat berfungsi dalam membentuk kategori verba apabila

bentuk dasarnya nomina. Berikut merupakan contoh awalan ke- yang berfungsi

derivatif dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

(44) ke- + bang ‘tutup’ kebang ‘menutupkan’

Bang ‘tutup’ merupakan kata dasar yang termasuk dalam kategori nomina.

Namun, setelah dilekati dengan morfem ke- bentuk dasar bang ‘tutup’ berubah

menjadi imbuhan kebang ‘menutupkan’. Kebang ‘menutupkan’ merupakan kata

jadian yang termasuk dalam kategori verba.

3.2.3 Awalan ng-

Awalan ng- dapat berfungsi dalam membentuk kategori verba apabila

bentuk dasarnya nomina. Berikut merupakan contoh awalan ng- yang berfungsi

derivatif dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

(45) ng- + anaak ‘anak’ nganaak ‘beranak’

Anaak ‘anak’ merupakan kata dasar yang termasuk dalam kategori

nomina. Akan tetapi setelah dilekati dengan imbuhan ng- bentuk dasar anaak

‘anak’ berubah menjadi imbuhan nganaak ‘beranak’. Nganaak ‘beranak’

merupakan kata jadian yang termasuk dalam kategori verba.

3.2.4 Awalan pe-

Awalan pe- berfungsi dalam membentuk dua kategori kata, yaitu nomina

yang apabila bentuk dasarnya adjektiva dan verba apabila bentuk dasarnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

39

adjektiva dan nomina. Berikut merupakan contoh awalan pe- yang berfungsi

derivatif dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

(46) pe- + meh ‘manis’ pemeh ‘pemanis’

(47) pe- + ayaq ‘besar’ peayaq ‘membesarkan’

(48) pe- + harin ‘saudara’ peharin ‘bersaudara’

Meh ‘manis’ merupakan kata dasar yang termasuk dalam kategori

adjektiva. Setelah dilekati dengan morfem pe- bentuk dasar meh ‘manis’ berubah

menjadi imbuhan pemeh ‘pemanis’. Pemeh ‘pemanis’ merupakan kata jadian yang

termasuk dalam kategori nomina.

Ayaq ‘besar’ merupakan kata dasar yang termasuk dalam kategori

adjektiva. Setelah dilekati dengan morfem pe- bentuk dasar ayaq ‘besar’ berubah

menjadi imbuhan peayaq ‘membesarkan’. Peayaq ‘membesarkan’ merupakan

kata jadian yang termasuk dalam kategori verba.

Harin ‘saudara’ merupakan kata dasar yang termasuk dalam kategori

nomina. Setelah dilekati dengan morfem pe- bentuk dasar harin ‘saudara’ berubah

menjadi imbuhan peharin ‘bersaudara’. Peharin ‘bersaudara’ merupakan kata

jadian yang termasuk dalam kategori verba.

3.2.5 Awalan nge-

Awalan nge- berfungsi dalam membentuk kategori verba apabila bentuk

dasarnya adjektiva dan nomina. Berikut merupakan contoh awalan nge- yang

berfungsi derivatif dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

40

(49) nge- + lema ‘lemah’ ngelema ‘melemah’

(50) nge- + hiaq ‘garam’ ngehiaq ‘menggarami’

Lema ‘lemah’ merupakan kata dasar yang termasuk dalam kategori

adjektiva. Setelah dilekati dengan morfem nge- bentuk dasar lema ‘lemah’

berubah menjadi imbuhan ngelema ‘melemah’. Ngelema ‘melemah’ merupakan

kata jadian yang termasuk dalam kategori verba.

Hiaq ‘garam’ merupakan kata dasar yang termasuk dalam kategori

nomina. Akan tetapi, setelah dilekati dengan morfem nge- bentuk dasar hiaq

‘garam’ berubah menjadi imbuhan ngehiaq ‘menggarami’. Ngehiaq ‘menggarami’

merupakan kata jadian yang termasuk dalam kategori verba.

3.2.6 Awalan be-

Awalan be- berfungsi membentuk kategori verba apabila bentuk dasarnya

nomina. Berikut merupakan contoh awalan be- yang berfungsi derivatif dalam

bahasa Dayak Bahau Bate.

(51) be- + haruk ‘perahu’ beharuk ‘berperahu’

Haruk ‘perahu’ merupakan kata dasar yang termasuk dalam kategori

nomina. Setelah dilekati dengan morfem be- bentuk dasar haruk ‘perahu’ berubah

menjadi imbuhan beharuk ‘berperahu’. Beharuk ‘berperahu’ merupakan kata

jadian yang termasuk dalam kategori verba.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

41

3.2.7 Awalan pek-

Awalan pek- berfungsi membentuk kategori verba apabila bentuk dasarnya

adjektiva. Berikut merupakan contoh awalan pek- yang berfungsi derivatif dalam

bahasa Dayak Bahau Bate.

(52) pek- + asap ‘kotor’ pekasap ‘mengotori’

Asap ‘kotor’ merupakan kata dasar yang termasuk dalam kategori

adjektiva. Setelah dilekati dengan morfem pek- bentuk dasar asap ‘kotor’ berubah

menjadi imbuhan pekasap ‘mengotori. Pekasap ‘mengotori’ merupakan kata

jadian yang termasuk dalam kategori verba.

3.2.8 Awalan pep-

Awalan pep- berfungsi membentuk kategori verba apabila bentuk dasarnya

adjektiva. Berikut merupakan contoh awalan pep- yang berfungsi derivatif dalam

bahasa Dayak Bahau Bate.

(53) pep- + megaang ‘kering’ pepegaang ‘mengeringkan’

Megang ‘kering’ merupakan kata dasar yang termasuk dalam kategori

adjektiva. Setelah dilekati dengan morfem pep- bentuk dasar megang ‘kering’

berubah menjadi imbuhan pepegang ‘mengeringkan’. Pepegang ‘mengeringkan’

merupakan kata jadian yang termasuk dalam kategori verba.

3.2.9 Sisipan –len-

Sisipan –len- berfungsi dalam membentuk kategori verba apabila bentuk

dasarnya nomina. Berikut merupakan contoh sisipan –len- yang berfungsi

derivatif dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

42

(54) -len- + ketip ‘jepit’ kelentip ‘terjepit’

Ketip ‘jepit’ merupakan kata dasar yang termasuk dalam kategori nomina.

Setelah dilekati dengan morfem –len- bentuk dasar ketip ‘jepit’ berubah menjadi

imbuhan kelentip ‘terjepit’. Kelentip ‘terjepit’ merupakan kata dasar yang

termasuk dalam kategori verba.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

43

Tabel. 3 Imbuhan yang Berfungsi Derivatif

dalam Bahasa Dayak Bahau Bate

No Imbuhan Kata

Asal Fungsi Contoh

41

m-

Asap

‘kotor’

Membentuk kategori

nomina.

Naqnuh kung kaq meraan masap?

‘Kenapa kepalamu banyak kotoran?

42 Paik

‘sapu’

Membentuk kategori

verba.

Harai maik betaman kenan araq do’on

lang gaak.

‘Harai menyapu halaman karena

banyak daun yang jatuh.’

43 Tedah

‘sempit’

Membentuk kategori

verba.

Amin ayaq dalo ni medah alaan turan.

‘Rumah besar mereka ini

menyempitkan jalan saja.’

44 ke- Bang

‘tutup’

Membentuk kategori

verba.

Hiping kebang kanan anah dehen

pigan.

‘Hiping menutupkan nasi itu dengan

piring.’

45 ng- Anaak

‘anak’

Membentuk kategori

verba.

Ngau itah nganaak telo Moq.

‘Kucing kita beranak tiga Ma.’

46

pe-

Meh

‘manis’

Membentuk kategori

nomina.

Te pemeh kah halam du anih?

‘Ada pemanis kah dalam minuman

ini?’

47 Ayaq

‘besar’

Membentuk kategori

verba.

Habing lang peayaq anaak hoo anah

man ho uk.

‘Habing yang membesarkan anak

anjing itu dari dia kecil.’

48 Harin

‘saudara’

Membentuk kategori

verba.

Bella dehen Carolin na peharin.

‘Bella dengan Carolin itu bersaudara.’

49

nge-

Lema

‘lemah’

Mebentuk kategori

verba.

Boqroh ngelema man malam re.

‘Nenek melemah dari malam tadi.’

50 Hiaq

‘garam’

Membentuk kategori

verba.

Timang ngehiaq telang no kenan

maseh beleh.

‘Timang menggarami kuahnya karena

masih hambar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

44

51 be- Haruk

‘perahu’

Membentuk kategori

verba.

Kalo ne beharuk man Long Huvung.

‘Kami datang beperahu dari Long

Hubung.’

52 pek- Asap

‘kotor’

Membentuk kategori

verba.

Hi lang pekasap betaman mafa re?

‘Siapa yang mengotori halaman pagi

tadi?’

53 pep- Megaang

‘kering’

Membentuk kategori

verba.

Tanaq ngedap pepegaang kelumaq

ningan tuk mesin uyau anih.

‘Kalau mau mengeringkan selimut bisa

pakai mesin cuci ini.’

54 -len- Ketip

‘jepit’

Membentuk kategori

verba.

Pajung no kelentip haq ang bataang.

‘Kakinya terjepit di antara batang.’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

45

3.3 Imbuhan yang Berfungsi Inflektif

Fungsi inflektif berkenaan dengan imbuhan yang berfungsi membentuk

kata jadian yang kategorinya sama dengan bentuk dasarnya. Adapun imbuhan

dalam bahasa Dayak Bahau Bate yang berfungsi inflektif ialah awalan m-, ng-, pe,

me-, nge-, an-, pek-, ten-, n-, ny-, pet-, pep-, t- ke-, be- dan mi-.

3.3.1 Awalan m-

Awalan m- berfungsi membentuk kategori verba yang juga sama dengan

bentuk dasarnya. Berikut merupakan contoh awalan m- yang berfungsi inflektif

dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

(55) m- + atan ‘antar’ matan ‘mengantar’

Atan ‘antar’ merupakan kata dasar berkategori verba. Setelah dilekati

dengan morfem m- bentuk dasar atan ‘antar’ yang berubah menjadi imbuhan

matan ’mengantar’ tidak mengalami perubahan kategori kata. Matan ‘mengantar’

merupakan kata jadian yang termasuk dalam kategori verba. Kata dasar atan

‘antar’ dan imbuhan matan ‘mengantar’ berada dalam kategori yang sama yakni

verba.

3.3.2 Awalan ng-

Awalan ng- berfungsi membentuk kategori verba yang juga sama dengan

bentuk dasarnya. Berikut merupakan contoh awalan ng- yang berfungsi inflektif

dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

(56) ng- + kato ‘kirim’ ngato ‘mengirimkan’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

46

Kato ‘kirim’ merupakan kata dasar yang berkategori verba. Setelah

dilekati dengan morfem ng- bentuk dasar kato ‘kirim’ yang berubah menjadi

imbuhan ngato ‘mengirimkan’ tidak mengalami perubahan kategori kata. Ngato

‘mengirimkan’ merupakan kata jadian yang termasuk dalam kategori verba. Kata

dasar kato ‘kirim’ dan imbuhan ngato ‘mengirimkan’ berada dalam kategori yang

sama yakni verba.

3.3.3 Awalan pe-

Awalan pe- berfungsi membentuk kategori verba yang juga sama dengan

bentuk dasarnya. Berikut merupakan contoh awalan pe- yang berfungsi inflektif

dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

(57) pe- + hudaan ‘kejar’ pehudaan ‘berkejaran’

Hudaan ‘kejar’ merupakan kata dasar yang berkategori verba. Setelah

dilekati dengan morfem pe- bentuk dasar hudaan ‘kejar’ yang berubah menjadi

imbuhan pehudaan ‘berkejaran’ tidak mengalami perubahan kategori kata.

Pehudaan ‘berkejaran’ merupakan kata jadian yang termasuk dalam kategori

verba. Kata dasar hudaan ‘kejar’ dan imbuhan pehudaan ‘berkejaran’ termasuk

dalam kategori yang sama yakni verba.

3.3.4 Awalan me-

Awalan me- berfungsi membentuk kategori verba yang juga sama dengan

bentuk dasarnya. Berikut merupakan contoh awalan me- yang berfungsi inflektif

dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

(58) me- + gaak ‘jatuh’ megaak ‘menjatuhkan’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

47

Gaak ‘jatuh’ merupakan kata dasar yang berkategori verba. Setelah

dilekati dengan morfem me- bentuk dasar gaak ‘jatuh’ yang berubah menjadi

imbuhan megaak ‘menjatuhkan’ tidak mengalami perubahan kategori kata.

Megaak ‘menjatuhkan’ merupakan kata jadian yang berkategori verba. Kata dasar

gaak ‘jatuh’ dan imbuhan megaak ‘menjatuhkan’ termasuk dalam kategori yang

sama yakni verba.

3.3.5 Awalan nge-

Awalan nge- berfungsi membentuk kategori verba yang juga sama dengan

bentuk dasarnya. Berikut merupakan contoh awalan nge- yang berfungsi inflektif

dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

(59) nge- + hawaq ‘nikah’ ngehawaq ‘menikah’

Hawaq ‘nikah’ merupakan kata dasar yang berkategori verba. Setelah

dilekati dengan morfem nge- bentuk dasar hawaq ‘nikah’ yang berubah menjadi

imbuhan ngehawaq ‘menikah’ tidak mengalami perubahan kategori kata.

Ngehawaq ‘menikah’ merupakan kata jadian yang berkategori verba. Kata dasar

hawaq ‘nikah’ dan imbuhan ngehawaq ‘menikah’ termasuk dalam kategori yang

sama yakni verba.

3.3.6 Awalan an-

Awalan an- berfungsi membentuk kategori verba yang juga sama dengan

bentuk dasarnya. Berikut merupakan contoh awalan an- yang berfungsi inflektif

dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

(60) an- + ufui ‘panggil’ anufui ‘dipanggil’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

48

Ufui ‘panggil’ merupakan kata dasar yang berkategori verba. Setelah

dilekati dengan morfem an- bentuk dasar ufui ‘panggil’ yang berubah menjadi

imbuhan anufui ‘dipanggil’ tidak mengalami perubahan kategori kata. Anufui

‘dipanggil’ merupakan kata jadian yang berkategori verba. Kata dasar ufui

‘panggil’ dan imbuhan anufui ‘dipanggil’ termasuk dalam kategori yang sama

yakni verba.

3.3.7 Awalan pek-

Awalan pek- berfungsi membentuk kata kerja yang juga sama dengan

bentuk dasarnya. Berikut merupakan contoh awalan pek- yang berfungsi inflektif

dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

(61) pek- + ngesam ‘masuk’ pekesam ‘memasukan’

Ngesam ‘masuk’ merupakan kata dasar yang berkategori verba. Setelah

dilekati dengan morfem pek- bentuk dasar ngesam ‘masuk’ yang berubah menjadi

imbuhan pekesam ‘memasukan’ tidak mengalami perubahan kategori kata.

Pekesam ‘memasukan’ merupakan kata jadian yang berkategori verba. Kata dasar

ngesam ‘masuk’ dan imbuhan pekesam ‘memasukan’ termasuk dalam kategori

yang sama yakni verba.

3.3.8 Awalan ten-

Awalan ten- berfungsi membentuk kategori verba yang juga sama dengan

bentuk dasarnya. Berikut merupakan contoh awalan ten- yang berfungsi inflektif

dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

(62) ten- + ju ‘angkat’ tenju ‘terangkat’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

49

Ju ‘angkat’ merupakan kata dasar yang berkategori verba. Setelah dilekati

pada morfem ten- bentuk dasar ju ‘angkat’ yang berubah menjadi imbuhan tenju

‘terangkat’ tidak mengalami perubahan kategori kata. Tenju ‘terangkat’

merupakan kata jadian yang berkategori verba. Kata dasar ju ‘angkat’ dan

imbuhan tenju “terangkat’ termasuk dalam kategori yang sama yakni verba.

3.3.9 Awalan n-

Awalan n- berfungsi membentuk kategori verba yang juga sama dengan

bentuk dasarnya. Berikut merupakan contoh awalan n- yang berfungsi inflektif

dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

(63) n- + tukop ‘pukul’ nukop ‘memukul’

Tukop ‘pukul’ merupakan kata dasar yang berkategori verba. Setelah

dilekati dengan morfem n- bentuk dasar tukop ‘pukul’ yang berubah menjadi

imbuhan nukop ‘memukul’ tidak mengalami perubahan kategori kata. Nukop

‘memukul’ merupakan kata jadian yang berkategori verba. Kata dasar tukop

‘pukul’ dan imbuhan nukop ‘memukul’ termasuk dalam kategori yang sama yakni

verba.

3.3.10 Awalan ny-

Awalan ny- berfungsi membentuk kategori verba yang juga sama dengan

bentuk dasarnya. Berikut merupakan contoh awalan ny- yang berfungsi inflektif

dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

(64) ny- + sepram ‘pejam’ nyepram ‘memejamkan’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

50

Sepram ‘pejam’ merupakan kata dasar yang berkategori verba. Setelah

dilekati dengan morfem ny- bentuk dasar sepram ‘pejam’ yang berubah menjadi

imbuhan nyepram ‘memejamkan’ tidak mengalami perubahan kategori kata.

Nyepram ‘memejamkan’ merupakan kata jadian yang berkategori verba. Kata

dasar sepram ‘pejam’ dan imbuhan nyepram ‘memejamkan’ termasuk dalam

kategori yang sama yakni verba.

3.3.11 Awalan pet-

Awalan pet- berfungsi membentuk kategori verba yang juga sama dengan

bentuk dasarnya. Berikut merupakan contoh awalan pet- yang berfungsi inflektif

dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

(65) pet- + nepurung ‘lari’ petepurung ‘berlari’

Nepurung ‘lari’ merupakan kata dasar yang berkategori verba. Setelah

dilekati dengan morfem pet- bentuk dasar nepurung ‘lari’ yang berubah menjadi

imbuhan petepurung ‘berlari’ tidak mengalami perubahan kategori kata.

Petepurung ‘berlari’ merupakan kata jadian yang berkategori verba. Kata dasar

nepurung ‘lari’ dan imbuhan petepurung ‘berlari’ termasuk dalam kategori yang

sama yakni verba.

3.3.12 Awalan pep-

Awalan pep- berfungsi membentuk kategori verba yang juga sama dengan

bentuk dasarnya. Berikut merupakan contoh awalan pep- yang berfungsi inflektif

dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

(66) pep- + mu’un ‘naik’ pepu’un ‘menaikan’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

51

Mu’un ‘naik’ merupakan kata dasar yang berkategori verba. Setelah

dilekati dengan morfem pep- bentuk dasar mu’un ‘naik’ yang berubah menjadi

imbuhan pepu’un ‘menaikan’ tidak mengalami perubahan kategori kata. Pepu’un

‘menaikan’ merupakan kata jadian yang berkategori verba. Kata dasar mu’un dan

imbuhan pepu’un termasuk dalam kategori yang sama yakni verba.

3.3.13 Awalan t-

Awalan t- berfungsi membentuk kategori verba yang juga sama dengan

bentuk dasarnya. Berikut merupakan contoh awalan t- yang berfungsi inflektif

dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

(67) t- + nutung ‘bakar’ tutung ‘terbakar’

Nutung ‘bakar’ merupakan kata dasar yang berkategori verba. Setelah

dilekati dengan morfem t- bentuk dasar nutung ‘bakar’ yang berubah menjadi

imbuhan tutung ‘terbakar’ tidak mengalami perubahan kategori kata. Tutung

‘terbakar’ merupakan kata jadian yang berkategori verba. Kata dasar nutung

‘bakar’ dan imbuhan tutung ‘terbakar’ termasuk dalam kategori yang sama yakni

verba.

3.3.14 Awalan ke-

Awalan ke- berfungsi membentuk kategori numeralia yang juga sama

dengan bentuk dasarnya. Berikut merupakan contoh awalan ke- yang berfungsi

inflektif dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

(68) ke- + duaq ‘dua’ keduaq ‘kedua’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

52

Duaq ‘dua’ merupakan kata dasar yang berkategori numeralia. Setelah

dilekati dengan morfem ke- bentuk dasar duaq ‘dua’ yang berubah menjadi

imbuhan keduaq ‘kedua’ tidak mengalami perubahan kategori kata. Keduaq

‘kedua’ merupakan kata jadian yang berkategori numeralia. Kata dasar duaq ‘dua’

dan imbuhan keduaq ‘kedua’ termasuk dalam kategori yang sama yakni

numeralia.

3.3.15 Awalan be-

Awalan be- berfungsi membentuk kategori numeralia yang juga sama

dengan bentuk dasarnya. Berikut merupakan contoh awalan be- yang berfungsi

inflektif dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

(69) be- + duaq ‘dua’ beduaq ‘berdua’

Duaq ‘dua’ merupakan kata dasar yang berkategori numeralia. Setelah

dilekati dengan morfem be- bentuk dasar duaq ‘dua’ yang berubah menjadi

imbuhan beduaq ‘bedua’ tidak mengalami perubahan kategori kata. Beduaq

‘berdua’ merupakan kata jadian yang berkategori numeralia. Kata dasar duaq

‘dua’ dan imbuhan beduaq ‘berdua’ termasuk dalam kategori yang sama yakni

numeralia.

3.3.16 Awalan mi-

Awalan mi- berfungsi membentuk kategori verba yang juga sama dengan

bentuk dasarnya. Berikut merupakan contoh awalan mi- yang berfungsi inflektif

dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

53

(70) mi- + yak ‘tekan’ miyak ‘menekan’

Yak merupakan kata dasar yang berkategori verba. Setelah dilekati dengan

morfem mi- bentuk dasar yak ‘tekan’ yang berubah menjadi imbuhan miyak

‘menekan’ tidak mengalami perubahan kategori kata. Miyak ‘menekan’

merupakan kata jadian yang berkategori verba. Kata dasar yak ‘tekan’ dan

imbuhan miyak ‘menekan’ termasuk dalam kategori yang sama yakni verba.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

54

Tabel. 4 Imbuhan yang Berfungsi Inflektif

dalam Bahasa Dayak Bahau Bate

No Imbuhan Kata

Asal Fungsi Contoh

55 m- Atan

‘antar’

Membentuk

kategori verba.

Liah matan Icha uli tuk motor.

‘Liah mengantar Icha pulang

pakai motor.’

56 ng- Kato

‘kirim’

Membentuk

kategori verba.

Aki ngato ikaq sms man

dahalam.

‘Saya mengirimkan kamu sms

dari kemarin.’

57 pe- Hudaan

‘kejar’

Membentuk

kategori verba.

Duaq naharo pehudaan haq

tana.

‘Mereka berdua main

berkejaran di tanah.’

58 me- Gaak

‘jatuh’

Membentuk

kategori verba.

Ikaq megaak sen no haq

amuh?

‘Kamu menjatuhkan uangnya

di mana?’

59 nge- Hawaq

‘nikah’

Membentuk

kategori verba.

Hiran ikaq ngehawaq?

‘Kapan kamu menikah?’

60 an- Ufui

‘panggil’

Membentuk

kategori verba.

Anufui turan dalo.

‘Dipanggil saja mereka.’

61 pek- Ngesam

‘masuk’

Membentuk

kategori verba.

Dang lidau pekesam buku kaq

halam tas.

‘Jangan lupa memasukan

bukumu dalam tas.’

62 ten- Ju

‘angkat’

Membentuk

kategori verba.

Motor anah ningan tenju man

abak tanaq itoh jat tuk mobil.

‘Motor itu bisa terangkat dari

lubang jika kita tarik pakai

mobil.’

63 n- Tukop

‘pukul’

Membentuk

kategori verba.

Haraan nukop kung ki dehen

paik.

‘Haraan memukul kepalaku

dengan sapu.’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

55

64 ny- Sepram

‘pejam’

Membentuk

kategori verba.

Luna nyepram mataan no

kenan ho takut ninang kelit.

‘Luna memejamkan matanya

karena dia takut melihat kilat.’

65 pet- Nepurung

‘lari’

Membentuk

kategori verba.

Keluqnan araq petepurung

ninang lipaq ayaq ngesam

uma.

‘Orang banyak berlari melihat

ular besar masuk kampung.’

66 pep- Mu’un

‘naik’

Membentuk

kategori verba.

Kenan berita keluqnan

pepu’un legaan hiaq.

‘Karena berita orang menaikan

harga garam.’

67 t- Nutung

‘bakar’

Membentuk

kategori verba.

Kenan musim tagaq umaq kalo

tutung lepah.

‘Karena musim kemarau

ladang kami terbakar semua.’

68 ke- Duaq

‘dua’

Membentuk

kategori

numeralia.

Belake anah hawaan no lang

keduaq.

‘Lelaki itu suaminya yang

kedua.’

69 be- Duaq

‘dua’

Membentuk

kategori

numeralia.

Kamo beduaq turaan lang

melak haq amin.

‘Kami berdua saja yang

tinggal di rumah.’

70 mi- Yak

‘tekan’

Membentuk

kategori verba.

Dokter miyak butit Vidi lang

perah.

‘Dokter menekan perut Vidi

yang sakit’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

56

BAB IV

MAKNA IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE

4.1 Pengantar

Dalam bab ini akan dibahas mengenai makna yang timbul akibat proses

pembentukan imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau Bate di Laham, Kabupaten

Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Pembahasan ini mencakup makna imbuhan

yang dinyatakan (1) awalan m-, (2) awalan ke-, (3) awalan ng-, (4) awalan pe-,

(5) awalan me-, (6) awalan nge-, (7) awalan an-, (8) awalan be-, (9) awalan mi-,

(10) awalan pek-, (11) awalan ten-, (12) awalan n-, (13) awalan ny-, (14) awalan

pet-, (15) awalan pep-, (16) awalan t-, dan (17) sisipan –len-.

4.2 Makna Awalan m-

Makna yang dinyatakan oleh imbuhan m- ialah benda, bersifat yang

disebut kata dasarnya, dan melakukan perbuatan yang disebut kata dasarnya.

Berikut merupakan contoh makna awalan m- dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

4.2.1 Awalan m- Menyatakan Makna ‘Benda’

Untuk menyatakan makna ‘benda’ awalan m- harus diimbuhakan pada

kata dasar adjektiva.

(71) Naqnuh kung kaq meraan masap?

‘Kenapa kepalamu banyak kotoran?

Kata masap (kotoran) artinya ‘ sesuatu yang menyebabkan kotor misalnya

noda’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

57

4.2.2 Awalan m- Menyatakan Makna ‘Bersifat yang Disebut Kata

Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘bersifat yang disebut kata dasarnya’ awalan m-

harus diimbuhkan pada kata dasar adjektiva.

(72) Naqnuh kung kaq meraan masap?

‘Kenapa kepalamu banyak kotoran?

Kata masap (kotoran) artinya ‘ sesuatu yang menyebabkan kotor misalnya

noda’. Kotoran sama sifatnya dengan kata dasar ‘kotor’.

4.2.3 Awalan m- Menyatakan Makna ‘Melakukan Perbuatan yang Disebut

Kata Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘melakukan perbuatan yang disebut kata

dasarnya’ awalan m- harus diimbuhkan pada kata dasar verba.

(73) Liah matan Icha uli tuk motor.

‘Liah mengantar Icha pulang pakai motor.’

Kata matan (mengantar) artinya ‘melakukan pekerjaan antar’.

4.3 Makna Awalan ke-

Makna yang dinyatakan oleh imbuhan ke- ialah membentuk kata bilangan

yang menyatakan tingkat atau kedudukan dalam suatu deretan dan melakukan

perbuatan yang disebut oleh kata dasarnya. Berikut merupakan contoh makna

awalan ke- dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

58

4.3.1 Awalan ke- Menyatakan Makna ‘Tingkat atau Kedudukan dalam

Suatu Deretan’

Untuk menyatakan makna ‘tingkat atau kedudukan dalam suatu deretan’

awalan ke- harus diimbuhkan pada kata bilangan utama dan letaknya sesudah kata

benda yang diterangkannya.

(74) Belake anah hawaan no lang keduaq.

‘Lelaki itu suaminya yang kedua.’

Kata keduaq (kedua) artinya ‘(suami) yang urutannya nomor dua (dari

suami sebelumnya atau yang pertama)’.

4.3.2 Awalan ke- Menyatakan Makna ‘Melakukan Perbuatan yang Disebut

Kata Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘melakukan perbuatan yang disebut kata

dasarnya’ awalan ke- harus diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan

tindakan.

(75) Hiping kebang kanan anah dehen pigan.

‘Hiping menutupkan nasi itu dengan piring.’

Kata kebang (menutupkan) artinya ‘melakukan pekerjaan tutup akan

(nasi)’.

4.4 Makna Awalan ng-

Makna yang dinyatakan oleh imbuhan ng- ialah berisi atau mengandung

yang disebut kata dasarnya, mengalami atau berada dalam keadaan yang disebut

kata dasarnya, memakai atau mengenakan yang disebut kata dasarnya,

mengeluarkan atau menghasilkan yang disebut kata dasarnya, mempunyai atau

memiliki yang disebut kata dasarnya, dan melakukan perbuatan yang disebut oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

59

kata dasarnya . Berikut merupakan contoh makna awalan ng- dalam bahasa Dayak

Bahau Bate.

4.4.1 Awalan ng- Menyatakan Makna ‘Berisi atau Mengandung yang

Disebut Kata Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘berisi atau mengandung yang disebut kata

dasarnya’ awalan ng- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan zat.

(76) Moq, buwa anih ngataq.

‘Ma, buah ini berair.’

Kata ngataq (berair) artinya ‘berisi atau mengandung air’.

4.4.2 Awalan ng- Menyatakan Makna ‘Mengalami atau Dalam Keadaan

yang Disebut Kata Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘merasakan, mengalami, atau dalam keadaan

yang disebut kata dasarnya’ awalan ng- harus diimbuhkan kata sifat yang

menggambarkan keadaan.

(77) Bukaq jendela anah afaan ngefeh uk.

‘Buka jendela itu supaya berangin sedikit.’

Kata ngefeh (berangin) artinya ‘merasakan ada angin’.

4.4.3 Awalan ng- Menyatakan Makna ‘Memakai atau Mengenakan yang

Disebut Kata Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘memakai atau mengenakan yang disebut kata

dasarnya’ awalan ng- harus dimbuhkan pada kata benda yang menyatakan pakaian

atau perhiasan.

(78) Hiraan ikaq maq ngufaat?

‘Kapan kamu akan berpakaian?’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

60

Kata ngufaat (berpakaian) artinya ‘memakai atau mengenakan pakaian’

4.4.4 Awalan ng- Menyatakan Makna ‘Mengeluarkan atau Menghasilkan

yang Disebut Kata Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘mengeluarkan atau menghasilkan yang disebut

kata dasarnya’ awalan ng- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan

hasil perbuatan atau kejadian.

(79) Ngaw itah nganaak telo Moq.

‘Kucing kita beranak tiga Ma.’

Kata nganaak (beranak) artinya ‘mengeluarkan, menghasilkan, atau

memelahirkan anak’.

4.4.5 Awalan ng- Menyatakan Makna ‘Mempunyai atau Memiliki yang

Disebut Kata Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘mempunyai atau memiliki yang disebut kata

dasarnya’ awalan ng- harus diimbuhkan pada kata benda umum.

(80) Ngulang bate kayo anah?

‘Berduri tidak kayu itu?’

Kata ngulang (berduri) artinya ‘mempunyai atau memiliki duri’.

4.4.6 Awalan ng- Menyatakan Makna ‘Melakukan Perbuatan yang Disebut

Kata Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘melakukan perbuatan yang disebut kata

dasarnya’ awalan ng- harus diimbuhkan pada kata dasar verba dan nomina.

(81) Aki ngato ikaq sms man dahalam.

‘Saya mengirimkan kamu sms dari kemarin.’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

61

Kata ngato (mengirimkan) artinya ‘melakukan perbuatan atau pekerjaan

kirim’

4.5 Makna Awalan pe-

Makna yang dinyatakan oleh imbuhan pe- ialah benda atau bahan yang

menjadikan atau menyebabkan yang disebut kata dasarnya dan melakukan

perbuatan yang disebut oleh kata dasarnya. Berikut merupakan contoh makna

awalan pe- dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

4.5.1 Awalan pe- Menyatakan Makna ‘Benda atau Bahan yang

Menjadikan atau Menyebabkan yang Disebut Kata Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘benda atau bahan yang menjadikan atau

menyebabkan yang disebut kata dasarnya’ awalan pe- harus diimbuhkan pada kata

dasar adjektiva.

(82) Te pemeh kah halam du anih?

‘Ada pemanis kah dalam minuman ini?’

Kata pemeh (pemanis) artinya ‘benda atau bahan yang menjadikan

(menyebabkan, menambah) manis’.

4.5.2 Awalan pe- Menyatakan Makna ‘Melakukan Perbuatan yang

Disebut Kata Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘melakukan perbuatan yang disebut kata

dasarnya’ awalan pe- harus diimbuhkan pada kata dasar verba dan adjektiva.

(83) Kerawing lang pebele jaja.

‘Kerawing yang berjualan kue.’

Kata pebele (berjualan) artinya ‘melakukan perbuatan jual terhadap (kue)’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

62

4.6 Awalan me- Menyatakan Makna ‘Melakukan Perbuatan yang

Disebut Kata Dasarnya’

Makna yang dinyatakan oleh imbuhan me- ialah melakukan perbuatan

yang disebut oleh kata dasarnya. Berikut merupakan contoh makna awalan me-

dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

Untuk menyatakan makna ‘melakukan perbuatan yang disebut kata

dasarnya’ awalan me- harus diimbuhkan pada kata dasar verba.

(84) Ve mesoh ataq doh no arap.

‘Ve menuangkan air mandinya sendiri.’

Kata mesoh (menuangkan) artinya ‘melakukan perbuatan tuang terhadap

(air)’.

4.7 Makna Awalan nge-

Makna yang dinyatakan oleh imbuhan nge- ialah tidak sengaja, menjadi

yang disebut kata dasarnya, bekerja dengan bahan yang disebut kata dasarnya,

memakai atau mengenakan yang disebut kata dasarnya, sebabkan jadi yang

disebut kata dasarnya, bekerja dengan alat yang disebut kata dasarnya,

mengeluarkan atau menghasilkan yang disebut kata dasarnya, mempunyai atau

memiliki yang disebut kata dasarnya, dan melakukan perbuatan yang disebut oleh

kata dasarnya. Berikut merupakan contoh makna awalan nge- dalam bahasa

Dayak Bahau Bate.

4.7.1 Awalan nge- Menyatakan Makna ‘Tidak Sengaja’

Untuk menyatakan makna ‘tidak sengaja’ awalan nge- harus diimbuhkan

pada kata dasar nomina atau verba.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

63

(85) Goh no amin dalo ngebang.

‘Sepertinya rumah mereka tertutup.’

Kata ngebang (tertutup) artinya ‘tidak sengaja ditutup’.

4.7.2 Awalan nge- Menyatakan Makna ‘Menjadi yang Disebut Kata

Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘menjadi yang disebut kata dasarnya’ awalan

nge- harus diimbuhkan pada kata dasar nomina dan adjektiva.

(86) Boqroh ngelema man malam re.

‘Nenek melemah dari malam tadi.’

Kata ngelema (melemah) artinya ‘menjadi lemah’.

4.7.3 Awalan nge- Menyatakan Makna ‘Bekerja dengan Bahan yang

Disebut Kata Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘bekerja dengan bahan yang disebut kata

dasarnya’ awalan nge- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan

bahan.

(87) Timang ngehiaq telang no kenan maseh beleh.

‘Timang menggarami kuahnya karena masih hambar.

Kata ngehiaq (menggarami) artinya ‘melakukan kerja dengan garam

sebagai bahannya’.

4.7.4 Awalan nge- Menyatakan Makna ‘Memakai atau Mengenakan yang

Disebut Kata Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘memakai atau mengenakan yang disebut kata

dasarnya’ awalan nge- harus diimbuhkan pada kata dasar kata benda yang

menyatakan pakaian atau perhiasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

64

(88) Atang lidau mung aki ngebasung kenaan maq ipat.

‘Sampai lupa juga saya berbaju karena mau cepat.’

Kata ngebasung (berbaju) artinya ‘memakai atau mengenakan baju’.

4.7.5 Awalan nge- Menyatakan Makna ‘Sebabkan Jadi yang Disebut Kata

Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘sebabkan jadi yang disebut kata dasarnya’

awalan nge- harus diimbuhkan pada kata dasar adjektiva.

(89) Ngebaha uk kung kaq bai bate lalau megaang.

‘Basahi sedikit rambutmu biar tidak terlalu kering.’

Kata ngebaha (basahi) artinya ‘menjadikan basah pada (kepala)’.

4.7.6 Awalan nge- Menyatakan Makna ‘Bekerja dengan Alat yang

Disebut Kata Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘bekerja dengan alat yang disebut kata

dasarnya’ awalan nge- harus diimbuhkan pada kata dasar nomina yang

menyatakan alat atau perkakas.

(90) Dehen hi Pak tai ngejalaq re?

‘Dengan siapa Bapak pergi menjala tadi?’

Kata ngejalaq (menjala) artinya ‘bekerja dengan alat jala’.

4.7.7 Awalan nge- Menyatakan Makna ‘Mengeluarkan atau

Menghasilkan yang Disebut Kata Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘mengeluarkan atau menghasilkan yang

disebut kata dasarnya’ awalan nge- harus diimbuhkan pada kata dasar nomina

yang menyatakan hasil perbuatan atau kejadian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

65

(91) Te hiyap ngeteloh haq ida duma.

‘Ada ayam bertelur di bawah kolong.’

Kata ngeteloh (bertelur) artinya ‘menghasilkan telur’.

4.7.8 Awalan nge- Menyatakan Makna ‘Memiliki atau Mempunyai yang

Disebut Kata Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘mempunyai atau memiliki yang disebut kata

dasarnya’ awalan nge- harus diimbuhkan pada kata dasar nomina.

(92) Dian haq umaq ngebuwa jama.

‘Durian di ladang berbuah subur.’

Kata ngebuwa (berbuah) artinya ‘mempunyai atau memiliki buah’.

4.7.9 Awalan nge- Menyatakan Makna ‘Melakukan Perbuatan yang

Disebut Kata Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘melakukan perbuatan yang disebut oleh kata

dasarnya’ awalan nge- harus diimbuhkan pada kata dasar verba.

(93) Hiran ikaq ngehawaq?

‘Kapan kamu menikah?’

Kata ngehawaq (menikah) artinya ‘melakukan perbuatan nikah’.

4.8 Awalan an- Menyatakan Makna Kata Kerja Pasif

Makna yang dinyatakan oleh imbuhan an- ialah kata kerja pasif. Berikut

merupakan contoh makna awalan an- dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

Untuk menyatakan makna ‘kata kerja pasif’ awalan an- harus

diimbuhkan pada kata dasar verba.

(94) Anbele turaan no mehek anih.

‘Dijual saja ikan ini.’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

66

Kata anbele (dijual) artinya ‘dilakukan pekerjaan jual’.

4.9 Makna Awalan be-

Makna yang dinyatakan oleh imbuhan be- ialah memakai atau

mengenakan yang disebut kata dasarnya, mengendarai atau menumpang yang

disebut kata dasarnya, himpunan atau kelompok yang terdiri dari yang disebut

kata dasarnya, dan melakukan atau mengerjakan yang disebut kata dasarnya.

Berikut merupakan contoh makna awalan be- dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

4.9.1 Awalan be- Menyatakan Makna ‘Memakai atau Mengenakan yang

Disebut Kata Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘memakai atau mengenakan yang disebut kata

dasarnya’ awalan be- harus diimbuhkan pada kata dasar nomina yang menyatakan

pakaian atau perhiasan.

(95) Bulan re panau tuk pempes baqpoh beseluan.

‘Bulan tadi jalan pakai pampers belum bercelana.’

Kata beseluan (bercelana) artinya ‘memakai atau mengenakan celana’.

4.9.2 Awalan be- Menyatakan Makna ‘Menaiki atau Menumpang yang

Disebut Kata Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘mengendarai, menaiki, atau menumpang yang

disebut kata dasarnya’ awalan be- harus diimbuhkan pada kata benda yang

menyatakan kendaraan atau angkutan.

(96) Kalo ne beharuk man Long Huvung.

‘Kami datang beperahu dari Long Hubung.’

Kata beharuk (berperahu) artinya ‘menaiki perahu’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

67

4.9.3 Awalan be- Menyatakan Makna ‘Himpunan atau Kelompok yang

Terdiri dari yang Disebut Kata Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘kelompok atau himpunan yang terdiri dari

yang disebut kata dasarnya’ awalan be- harus dimbuhkan pada kata bilangan

utama.

(97) Kamo beduaq turaan lang melak haq amin.

‘Kami berdua saja yang tinggal di rumah.’

Kata beduaq (berdua) artinya ‘kelompok yang terdiri dari dua orang’.

4.9.4 Awalan be- Menyatakan Makna ‘Melakukan atau Mengerjakan

yang Disebut Kata Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘melakukan atau mengerjakan yang disebut

kata dasarnya’ awalan be- harus diimbuhkan pada kata benda yang menyatakan

kegiatan.

(98) Ikaq lang belagu re?.

‘Kamu yang berlagu tadi?’

Kata belaguq (berlagu) artinya ‘mengerjakan atau melakukan lagu

(bernyanyi)’.

4.10 Awalan mi- Menyatakan Makna ‘Melakukan Perbuatan yang Disebut

Kata Dasarnya’

Makna yang dinyatakan oleh imbuhan mi- ialah melakukan perbuatan

yang disebut kata dasarnya. Berikut merupakan contoh makna awalan mi- dalam

bahasa Dayak Bahau Bate.

Untuk menyatakan makna ‘melakukan perbuatan yang disebut kata

dasarnya’ awalan mi- harus diimbuhkan pada kata dasar verba.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

68

(99) Dokter miyak butit Vidi lang perah.

‘Dokter menekan perut Vidi yang sakit.’

Kata miyak (menekan) artinya ‘melakukan perbuatan tekan.’

4.11 Makna Awalan pek-

Makna yang dinyatakan oleh imbuhan pek- ialah membuat jadi yang

disebut kata dasarnya pada, sebabkan jadi yang disebut kata dasarnya, menjadikan

berada di yang disebut kata dasarnya, dan melakukan perbuatan yang disebutkan

oleh kata dasarnya. Berikut merupakan contoh makna awalan pek- dalam bahasa

Dayak Bahau Bate.

4.11.1 Awalan pek- Menyatakan Makna ‘Membuat Jadi yang Disebut Kata

Dasar Pada Objeknya’

Untuk menyatakan makan ‘membuat jadi yang disebut kata dasar pada

objeknya’ awalan pek- harus diimbuhkan pada kata dasar adjektiva.

(100) Hi lang pekasap betaman mafa re?

‘Siapa yang mengotori halaman pagi tadi?’

Kata pekasap (mengotori) artinya ‘membuat jadi kotor pada halaman’.

4.11.2 Awalan pek- Menyatakan Makna ‘Sebabkan Jadi yang Disebut Kata

Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘sebabkan jadi yang disebut kata dasarnya’

awalan pek- harus diimbuhkan pada kata kerja yang menyatakan keadaan.

(101) Pekileh uk rok kaq na lalau bau ale.

‘Turunkan sedikit rok mu itu terlalu tinggi.’

Kata pekileh (turunkan) artinya ‘jadikan turun’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

69

4.11.3 Awalan pek- Menyatakan Makna ‘Menjadikan Berada di yang

Disebut Kata Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘menjadikan berada di yang disebut kata

dasarnya’ awalan pek- harus diimbuhkan pada kata dasar yang menyatakan lokasi,

wadah, atau ruang.

(102) Guru pekusang ihoh man kelas kenan nawan.

‘Guru mengeluarkan dia dari kelas karena berisik.’

Kata pekusang (mengeluarkan) artinya ‘menjadikan berada di luar’.

4.11.4 Awalan pek- Menyatakan Makna ‘Melakukan Perbuatan yang

Disebut Kata Dasarnya’

Untuk menyatakan makna ‘melakukan perbuatan yang disebutkan oleh

kata dasarnya’ awalan pek- harus diimbuhkan pada kata dasar verba.

(103) Tugung Moq pekasa parai baya moh.

‘Ikut Mama menginjak padi nanti ya.’

Kata pekasa (menginjak) artinya ‘melakukan pekerjaan injak’.

4.12 Awalan ten- Menyatakan Makna ‘Dapat atau Sanggup’

Makna yang dinyatakan imbuhan ten- ialah dapat atau sanggup. Berikut

merupakan contoh makna awalan ten- dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

Untuk menyatakan makna ‘dapat atau sanggup’ awalan ten- harus

diimbuhkan pada kata dasar verba.

(104) Motor anah ningan tenju man abak tanaq itoh jat tuk mobil.

‘Motor itu bisa terangkat dari lubang jika kita tarik pakai mobil.’

Kata tenju (terangkat) artinya ‘dapat atau sanggup diangkat’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

70

4.13 Awalan n- Menyatakan Makna ‘Melakukan Perbuatan yang Disebut

Kata Dasarnya’

Makna yang dinyatakan imbuhan n- ialah melakukan perbuatan yang

disebut kata dasarnya. Berikut merupakan contoh makna awalan n- dalam bahasa

Dayak Bahau Bate.

Untuk menyatakan makna ‘melakukan perbuatan yang disebut kata

dasarnya’ awalan n- harus diimbuhkan pada kata kerja.

(105) Ngaw anah nesau man jendela.

‘Kucing itu melompat dari jendela.’

Kata nesau (melompat) artinya ‘melakukan pekerjaan lompat’.

4.14 Awalan ny- Menyatakan Makna ‘Melakukan Perbuatan yang Disebut

Kata Dasarnya’

Makna yang dinyatakan imbuhan ny- ialah melakukan perbuatan yang

disebutkan oleh kata dasarnya. Berikut merupakan contoh makna awalan ny-

dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

Untuk menyatakan makna ‘melakukan perbuatan yang disebutkan oleh

kata dasarnya’ awalan ny- harus diimbuhkan pada kata dasar verba.

(106) Luna nyepram mataan no kenan ho takut ninang kelit.

‘Luna memejamkan matanya karena dia takut melihat kilat.’

Kata nyepram (memejamkan) artinya ‘melakukan pekerjaan pejam’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

71

4.15 Awalan pet- Menyatakan Makna ‘Melakukan Perbuatan yang

Disebut Kata Dasarnya’

Makna yang dinyatakan oleh imbuhan pet- ialah melakukan perbuatan

yang disebut kata dasarnya. Berikut merupakan contoh makna awalan pet- dalam

bahasa Dayak Bahau Bate.

Untuk menyatakan makna ‘melakukan perbuatan yang disebutkan kata

dasarnya’ awalan pet- harus diimbuhkan pada kata dasar verba.

(107) Tefah ale kelo petakan buwa keluqnan.

‘Berani sekali kalian memanjat buah orang.’

Kata petakan (memanjat) artinya ‘melakukan pekerjaan panjat’.

4.16 Awalan pep- Menyatakan Makna ‘Menyebabkan Jadi yang Disebut

Kata Dasarnya’

Makna yang dinyatakan imbuhan pep- ialah menyebabkan jadi yang

disebut kata dasarnya. Berikut merupakan contoh makna awalan pep- dalam

bahasa Dayak Bahau Bate.

Untuk menyatakan makna ‘menyebabkan jadi yang disebut kata

dasarnya’ imbuhan pep- harus diimbuhkan pada kata dasar adjektiva.

(108) Tanaq ngedap pepegaang kelumaq ningan tuk mesin uyau anih.

‘Kalau mau mengeringkan selimut bisa pakai mesin cuci ini.’

Kata pepegaang (mengeringkan) artinya ‘membuat jadi kering’.

4.17 Makna Awalan t-

Makna yang dinyatakan oleh imbuhan t- ialah tidak sengaja dan sudah

terjadi. Berikut merupakan contoh makna awalan t- dalam bahasa Dayak Bahau

Bate.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

72

4.17.1 Awalan t- Menyatakan Makna ‘Tidak Sengaja’

Untuk menyatakan makna ‘tidak sengaja’ awalan t- harus diimbuhkan

pada kata dasar verba.

(109) Jin amin dalo tubit kenan hungai ayaq.

‘Tiang rumah mereka tercabut karena sungai besar (banjir).’

Kata tubit (tercabut) artinya ‘tidak sengaja dicabut’.

4.17.2 Awalan t- Menyatakan Makna ‘Sudah Terjadi’

Untuk menyatakan makna ‘sudah terjadi’ awalan t- harus diimbuhkan

pada kata dasar verba.

(110) Kenan musim tagaq umaq kalo tutung lepah.

‘Karena musim kemarau ladang kami terbakar semua.’

Kata tutung (terbakar) artinya ‘peristiwa terbakar itu sudah terjadi’.

4.18 Sisipan –len- Menyatakan Makna ‘Tidak Sengaja’

Makna yang dinyatakan imbuhan –len- ialah tidak sengaja. Berikut

merupakan contoh makna sisipan –len- dalam bahasa Dayak Bahau Bate.

Untuk menyatakan makna ‘tidak sengaja’ sisipan –len- harus diimbuhkan

pada kata dasar verba atau nomina.

(111) Pajung no kelentip haq ang bataang.

‘Kakinya terjepit di antara batang.’

Kata kelentip (terjepit) artinya ‘tidak sengaja dijepit’.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

73

Tabel. 5 Makna Imbuhan dalam Bahasa Dayak Bahau Bate

No Imbuhan Makna Contoh

71

m-

Benda

Naqnuh kung kaq meraan

masap?

‘Kenapa kepalamu banyak

kotoran?

72 Bersifat yang disebut kata

dasarnya

Naqnuh kung kaq meraan

masap?

‘Kenapa kepalamu banyak

kotoran?

73 Melakukan perbuatan yang

disebut kata dasarnya

Liah matan Icha uli tuk motor.

‘Liah mengantar Icha pulang

pakai motor.’

74

ke-

Menyatakan tingkat atau

kedudukan dalam suatu

deretan

Belake anah hawaan no lang

keduaq.

‘Lelaki itu suaminya yang

kedua.’

75 Melakukan perbuatan yang

disebut kata dasarnya

Hiping kebang kanan anah

dehen pigan.

‘Hiping menutupkan nasi itu

dengan piring.’

76

ng-

Berisi atau mengandung

yang disebut kata dasarnya

Moq, buwa anih ngataq.

‘Ma, buah ini berair.’

77

Mengalami atau dalam

keadaan yang disebut kata

dasarnya

Bukaq jendela anah afaan

ngefeh uk.

‘Buka jendela itu supaya

berangin sedikit.’

78 Memakai atau mengenakan

yang disebut kata dasarnya

Hiraan ikaq maq ngufaat?

‘Kapan kamu akan

berpakaian?’

79

Mengeluarkan atau

menghasilkan yang disebut

kata dasarnya

Ngau itah nganaak telo Moq.

‘Kucing kita beranak tiga Ma.’

80 Mempunyai atau memiliki

yang disebut kata dasarnya

Ngulang bate kayo anah?

‘Berduri tidak kayu itu?’

81 Melakukan perbuatan yang

disebut kata dasarnya

Aki ngato ikaq sms man

dahalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

74

‘Saya mengirimkan kamu sms

dari kemarin.’

82

pe-

Menyatakan benda / bahan

yang menjadkan /

menyebabkan yang disebut

kata dasarnya

Te pemeh kah halam du anih?

‘Ada pemanis kah dalam

minuman ini?’

83 Melakukan perbuatan yang

disebut kata dasarnya

Kerawing lang pebele jaja.

‘Kerawing yang berjualan

kue.’

84 me- Melakukan perbuatan yang

disebut kata dasarnya

Ve mesoh ataq doh no arap.

‘Ve menuangkan air mandinya

sendiri.’

85

nge-

Tidak sengaja

Goh no amin dalo ngebang.

‘Sepertinya rumah mereka

tertutup.’

86 Menjadi yang disebut kata

dasarnya

Boqroh ngelema man malam

re.

‘Nenek melemah dari malam

tadi.’

87 Bekerja dengan bahan yang

disebut kata dasarnya

Timang ngehiaq telang no

kenan maseh beleh.

‘Timang menggarami kuahnya

karena masih hambar.

88 Memakai atau mengenakan

yang disebut kata dasarnya

Atang lidau mung aki

ngebasung kenaan maq ipat.

‘Sampai lupa juga saya

berbaju karena mau cepat.’

89 Sebabkan jadi yang disebut

kata dasarnya

Ngebaha uk kung kaq bai bate

lalau megaang.

‘Basahi sedikit rambutmu biar

tidak terlalu kering.’

90 Bekerja dengan alat yang

disebut kata dasarnya

Dehen hi Pak tai ngejalaq re?

‘Dengan siapa Bapak pergi

menjala tadi?’

91

Mengeluarkan atau

menghasilkan yang disebut

kata dasarnya

Te hiyap ngeteloh haq ida

duma.

‘Ada ayam bertelur di bawah

kolong.’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

75

92 Memiliki atau mempunyai

yang disebut kata dasarnya

Dian haq umaq ngebuwa

jama.

‘Durian di ladang berbuah

subur.’

93 Melakukan perbuatan yang

disebut kata dasarnya

Hiran ikaq ngehawaq?

‘Kapan kamu menikah?’

94 an- Kata kerja pasif

Anbele turaan no mehek anih.

‘Dijual saja ikan ini.’

95

be-

Memakai atau mengenakan

yang disebut kata dasarnya

Bulan re panau tuk pempes

baqpoh beseluan.

‘Bulan tadi jalan pakai

pampers belum bercelana.’

96

Menaiki, mengendarai, atau

menumpang yang disebut

kata dasarnya

Kalo ne beharuk man Long

Huvung.

‘Kami datang beperahu dari

Long Hubung.’

97

Himpunan atau kelompok

yang terdiri dari yang

disebut kata dasarnya

Kamo beduaq turaan lang

melak haq amin.

‘Kami berdua saja yang

tinggal di rumah.’

98

Melakukan atau

mengerjakan yang disebut

kata dasarnya

Ikaq lang belagu re?.

‘Kamu yang berlagu tadi?’

99 mi- Melakukan perbuatan yang

disebut kata dasarnya

Dokter miyak butit Vidi lang

perah.

‘Dokter menekan perut Vidi

yang sakit.’

100

pek-

Membuat jadi yang disebut

kata dasar pada objeknya

Hi lang pekasap betaman

mafa re?

‘Siapa yang mengotori

halaman pagi tadi?’

101 Sebabkan jadi yang disebut

kata dasarnya

Pekileh uk rok kaq na lalau

bau ale.

‘Turunkan sedikit rok mu itu

terlalu tinggi.’

102 Menjadikan berada di yang

disebut kata dasarnya

Guru pekusang ihoh man

kelas kenan nawan.

‘Guru mengeluarkan dia dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

76

kelas karena berisik.’

103 Melakukan perbuatan yang

disebut kata dasarnya

Tugung Moq pekasa parai

baya moh.

‘Ikut Mama menginjak padi

nanti ya.’

104 ten- Dapat atau sanggup

Motor anah ningan tenju man

abak tanaq itoh jat tuk mobil.

‘Motor itu bisa terangkat dari

lubang jika kita tarik pakai

mobil.’

105 n- Melakukan perbuatan yang

disebut kata dasarnya

Ngau anah nesau man

jendela.

‘Kucing itu melompat dari

jendela.’

106 ny- Melakukan perbuatan yang

disebut kata dasarnya

Luna nyepram mataan no

kenan ho takut ninang kelit.

‘Luna memejamkan matanya

karena dia takut melihat kilat.’

107 pet- Melakukan perbuatan yang

disebut kata dasarnya

Tefah ale kelo petakan buwa

keluqnan.

‘Berani sekali kalian

memanjat buah orang.’

108 pep- Menyebabkan yang

disebutkan kata dasarnya

Tanaq ngedap pepegaang

kelumaq ningaan tuk mesin

uyau anih.

‘Kalau mau mengeringkan

selimut bisa pakai mesin cuci

ini.’

109

t-

Tidak sengaja

Jin amin dalo tubit kenan

hungai ayaq.

‘Tiang rumah mereka tercabut

karena sungai besar (banjir).’

110 Sudah terjadi

Kenan musim tagaq umaq

kalo tutung lepah.

‘Karena musim kemarau

ladang kami terbakar semua.’

111 -len- Tidak sengaja Pajung no kelentip haq ang

bataang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

77

‘Kakinya terjepit di antara

batang.’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

78

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam bahasa Dayak Bahau Bate di Laham, Kabupaten Mahakam Ulu,

Kalimantan Timur terdapat 17 imbuhan yang terdiri dari dua jenis imbuhan yakni

awalan dan sisipan. Imbuhan awalan yang terdapat dalam bahasa Dayak Bahau

Bate ialah m-, ke-, ng-, pe-, me-, nge-, an-, be-, mi-, pek-, ten-, n-, ny-, pet-, pep-,

dan t-. Sedangkan imbuhan sisipannya ialah –len-.

Berdasarkan pembahasan pada bab II, bab III, dan bab IV, didapatkan

tiga temuan. Pertama, terdapat dua imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau Bate di

Laham, yaitu (a) imbuhan yang tidak mengakibatkan perubahan fonologis (awalan

ke-, pe-, me-, nge-, an-, be-, mi-, dan ten-) dan (b) imbuhan yang mengakibatkan

perubahan fonologis (awalan m-, pek-, ng-, n-, ny-, pet-, pep-, t- dan sisipan –len-

).

Kedua, ditemukan dua jenis fungsi imbuhan dalam bahasa Dayak Bahau

Bate di Laham, yaitu (a) fungsi derivatif yang meliputi awalan m- yang

membentuk dua kategori kata yakni nomina yang apabila bentuk dasarnya

adjektiva (asap ‘kotor’ masap ‘kotoran’) dan verba apabila bentuk dasarnya

nomina dan adjektiva (paik ‘sapu’ maik ‘menyapu’ dan tedah ‘sempit’

medah ‘menyempitkan’), awalan ke- yang membentuk kategori verba apabila

bentuk dasarnya nomina (bang ‘tutup’ kebang ‘menutupkan’), awalan ng- yang

membentuk kategori verba apabila bentuk dasarnya nomina (anaak ‘anak’

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

79

nganaak ‘beranak’), awalan pe- yang membentuk dua kategori kata yakni nomina

yang apabila bentuk dasarnya adjektiva (meh ‘manis’ pemeh ‘pemanis’) dan

verba apabila bentuk dasarnya adjektiva dan nomina (ayaq ‘besar’ peayaq

‘membesarkan’ dan harin ‘saudara’ peharin ‘bersaudara’), awalan nge- yang

membentuk kategori verba apabila bentuk dasarnya adjektiva dan nomina (lema

‘lemah’ ngelema ‘melemah’ dan hiaq ‘garam’ ngehiaq ‘menggarami’),

awalan be- yang membentuk kategori verba apabila bentuk dasarnya nomina

(haruk ‘perahu’ beharuk ‘berperahu’), awalan pek- yang membentuk kategori

verba apabila bentuk dasarnya adjektiva (asap ‘kotor’ pekasap ‘mengotori’),

awalan pep- yang membentuk kategori verba apabila bentuk dasarnya adjektiva

(megang ‘kering’ pepegang ‘mengeringkan’), dan sisipan –len- yang

membentuk kategori verba apabila bentuk dasarnya nomina (ketip ‘jepit’

kelentip ‘terjepit’) dan (b) fungsi inflektif yang meliputi awalan m- yang

membentuk kategori verba yang juga sama dengan bentuk dasarnya (atan ‘antar’

matan ‘mengantar’), awalan ng- yang membentuk kategori verba yang juga

sama dengan bentuk dasarnya (kato ‘kirim’ ngato ‘mengirimkan’), awalan pe-

yang membentuk kategori verba yang juga sama dengan bentuk dasarnya (hudaan

‘kejar’ pehudaan ‘berkejaran’), awalan me- yang membentuk kategori verba

yang juga sama dengan bentuk dasarnya (gaak ‘jatuh’ megaak ‘menjatuhkan’),

awalan nge- yang membentuk kategori verba yang juga sama dengan bentuk

dasarnya (hawaq ‘nikah’ ngehawaq ‘menikah’), awalan an- yang membentuk

kategori verba yang juga sama dengan bentuk dasarnya (ufui ‘panggil’ anufui

‘dipanggil’), awalan pek- yang membentuk kategori verba yang juga sama dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

80

bentuk dasarnya (ngesam ‘masuk’ pekesam ‘memasukan’), awalan ten- yang

membentuk kategori verba yang juga sama dengan bentuk dasarnya (ju ‘angkat’

tenju ‘terangkat’), awalan n- yang membentuk kategori verba yang juga sama

dengan bentuk dasarnya (tukop ‘pukul’ nukop ‘memukul’), awalan ny- yang

membentuk kategori verba yang juga sama dengan bentuk dasarnya (sepram

‘pejam’ nyepram ‘memejamkan’), awalan pet- yang membentuk kategori

verba yang juga sama dengan bentuk dasarnya (nepurung ‘lari’ petepurung

‘berlari’), awalan pep- yang membentuk kategori verba yang juga sama dengan

bentuk dasarnya (mu’un ‘naik pepu’un ‘menaikan’), awalan t- yang

membentuk kategori verba yang juga sama dengan bentuk dasarnya (nutung

‘bakar’ tutung ‘terbakar’), awalan ke- yang membentuk kategori numeralia

yang juga sama dengan bentuk dasarnya (duaq ‘dua’ keduaq ‘kedua’), awalan

be- yang membentuk kategori numeralia yang juga sama dengan bentuk dasarnya

(duaq ‘dua’ beduaq ‘bedua’), dan awalan mi- yang membentuk kategori verba

yang juga sama dengan bentuk dasarnya (yak ‘tekan’ miyak ‘menekan’).

Ketiga, ada berbagai macam makna yang ditemukan dari 17 imbuhan

yang terdapat dalam bahasa Dayak Bahau Bate di Laham. Makna yang dinyatakan

oleh masing-masing imbuhan tersebut, yaitu (1) awalan m- ialah menyatakan

benda, bersifat yang disebut kata dasarnya, dan melakukan perbuatan yang disebut

kata dasarnya, (2) awalan ke- ialah menyatakan tingkat atau kedudukan dalam

suatu deretan dan melakukan perbuatan yang disebut kata dasarnya, (3) awalan

ng- ialah menyatakan berisi atau mengandung yang disebut kata dasarnya,

mengalami atau dalam keadaan yang disebut kata dasarnya, memakai atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

81

mengenakan yang disebut kata dasarnya, mengeluarkan atau menghasilkan yang

disebut kata dasarnya, mempunyai atau memiliki yang disebut kata dasarnya, dan

melakukan perbuatan yang disebut kata dasarnya, (4) awalan pe- ialah

menyatakan benda atau bahan yang menjadikan atau menyebabkan yang disebut

kata dasarnya dan melakukan perbuatan yang disebut kata dasarnya, (5) awalan

me- ialah menyatakan melakukan perbuatan yang disebut kata dasarnya, (6)

awalan nge- ialah menyatakan tidak sengaja, menjadi yang disebut kata dasarnya,

bekerja dengan bahan yang disebut kata dasarnya, memakai atau mengenakan

yang disebut kata dasarnya, sebabkan jadi yang disebut kata dasarnya, bekerja

dengan alat yang disebut kata dasarnya, mengeluarkan atau menghasilkan yang

disebut kata dasarnya, memiliki atau mempunyai yang disebut kata dasarnya, dan

melakukan perbuatan yang disebut kata dasarnya, (7) awalan an- ialah

menyatakan kata kerja pasif, (8) awalan be- ialah menyatakan memakai atau

mengenakan yang disebut kata dasarnya, menaiki atau menumpang yang disebut

kata dasarnya, himpunan atau kelompok yang terdiri dari yang disebut kata

dasarnya, dan melakukan atau mengerjakan yang disebut kata dasarnya, (9)

awalan mi- ialah menyatakan melakukan perbuatan yang disebut kata dasarnya,

(10) awalan pek- ialah menyatakan membuat jadi yang disebut kata dasar pada

objeknya, sebabkan jadi yang disebut kata dasarnya, menjadikan berada di yang

disebut kata dasarnya, dan melakukan perbuatan yang disebut kata dasarnya, (11)

awalan ten- ialah menyatakan dapat atau sanggup, (12) awalan n- ialah

menyatakan melakukan perbuatan yang disebut kata dasarnya, (13) awalan ny-

ialah menyatakan melakukan perbuatan yang disebut kata dasarnya, (14) awalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

82

pet- ialah menyatakan melakukan perbuatan yang disebut kata dasarnya, (15)

awalan pep- ialah menyatakan menyebabkan jadi yang disebut kata dasarnya, (16)

awalan t- ialah menyatakan tidak sengaja dan sudah terjadi, dan (17) sisipan –len-

ialah menyatakan tidak sengaja.

5.2 Saran

Penelitian ini hanya berfokus pada pembahasan mengenai imbuhan

dalam bahasa Dayak Bahau Bate di Laham, Kabupaten Mahakam Ulu,

Kalimantan Timur yang meliputi bentuk imbuhan, fungsi imbuhan, dan makna

imbuhan. Oleh karena imbuhan merupakan bagian yang dibahas dalam bidang

morfologi, ada baiknya jika dilakukan penelitian mengenai bidang morfologi

lainnya seperti pengulangan, pemajemukan, dan pemendekan dalam bahasa

Dayak Bahau Bate guna penyusunan morfologi bahasa Dayak Bahau Bate yang

utuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

83

DAFTAR PUSTAKA

Baryadi, I. Praptomo. 2011. Morfologi Dalam Ilmu Bahasa. Yogyakarta: Sanata

Dharma University Press.

----------. 2012. Bahasa, Kekuasaan, dan Kekerasan. Yogyakarta: Penerbit

Universitas Sanata Dharma.

----------. 2015. Teori-Teori Linguistik Pascastruktural Memasuki Abad Ke-21.

Yogyakarta. Kanisius.

Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineke

Cipta.

----------. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: Rineke

Cipta.

Djulius, Horas dkk. 2015. Studi Tentang Seni Budaya dan Adat Istiadat di

Wilayah Kabupaten Mahakam Ulu. Mahakam Ulu: BAPPEDA

Kabupaten Mahakam Ulu.

Ismail, M. Ridwan dkk. 1990. Sistem Morfologi Verba Bahasa Kluet. Jakarta:

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.

Kridalaksana, Harimurti. 2007. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Media Utama Borneo. 2015. “Pemprov Kaltim Siap Bantu Kabupaten Mahulu”.

Diunduh dari: http://beritamahulu.wixsite.com/mediautama/berita:pada

tanggal 10 September 2017, pukul 22.46 WIB.

Mursalin, Said dkk. 1984. Sistem Morfologi Kata Kerja Bahasa Massenrempulu.

Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Muslich, Masnur. 2008. Tata Bentuk Bahasa Indonesia: Kajian ke Arah Tata

Bahasa Deskriptif. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Purba, Theodorus T. dkk. 1997. Morfologi Bahasa Ormu. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: IMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM … fileIMBUHAN DALAM BAHASA DAYAK BAHAU BATE DI LAHAM KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

84

Sikki, Muhammad dkk. 1991. Morfologi Adjektiva Bahasa Bugis. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa; Pengantar

Penelitian Wahana Kebudayaan Secara Linguistis.Yogyakarta: Sanata

Dharma University Press.

Usmar, Adnan dkk. 2002. Sistem Morfologi Verba Bahasa Mamasa. Jakarta:

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

---------. 1991. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Binongko. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Yatim, Nurdin dkk. 1992. Morfologi Kata Kerja Bahasa Muna. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Yeq, Yohana. 2013.”Pengulangan Kata dalam Bahasa Dayak Bahau, di Long

Lunuk, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur”. Srikpsi pada

Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata

Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI