ILWI buletin No. 02 2012
Transcript of ILWI buletin No. 02 2012
-
7/30/2019 ILWI buletin No. 02 2012
1/11
ILWI Buletin No 02-2012 1
ILWI (Indonesian Land
reclamation & Water management Institute),
adalah sebuah lembaga kajian dibidang
reklamasi dan pengelolaan air. Lembaga iniberupaya untuk menyebarkan informasi dan
pengetahuan di bidang reklamasi &
pengelolaan air kepada masyarakat. Salah
satunya dengan penerbitan buletin.
Buletin ini kami kirimkan secara
gratis. Tulisan, saran dan pemberitaan media
menjadi bagian dari isi buletin ini.
Alamat :
Jalan Palapa II No 19,
Pasar Minggu,
Jakarta Selatan, 12520
atau
P.O. Box 7277/JKSPM
Jakarta Selatan 12072
Website : www.pengendalianbanjir.com
Email : [email protected]
No : 02-2012
Oktober 2012 uletin
Reklamasi Mendukung Pengembangan
Kota - Kota Terkemuka Asia
-
7/30/2019 ILWI buletin No. 02 2012
2/11
ILWI Buletin No 02-2012 2
PENGANTAR REDAKSI
Pembaca yang budiman, melihat perkembangan teknologi reklamasi beberapa dekade belakangan ini memang cukup pesat
kemajuannya. Beberapa kota di dunia terutama yang berada di tepi pantai berubah total setelah ada tambahan lahan yang
membuat mereka leluasa untuk menata. Pemerintah setempat punya peluang yang lebih besar mengelola kota.
Isu lingkungan yang sering menjadi hambatan dalam reklamasi kota, berangsur angsur sudah bukan menjadi kendala
lagi. Karena terbukti dibeberapa negara adanya pengembangan kota dengan cara reklamasi justru meperbaiki kualitas lingkungan
setempat. Baik dari segi polusi udara, penyediaan ruang terbuka biru dan hijau maupun penatan lokasi.
Kini dibeberapa kota besar Asia telah terjadi persaingan menuju kota modern dengan berorientasi pada peningkatan
pelayanan. Pengembangan yang dilakukan tidak sedikit dengan cara pembuatan lahan baru. Hasilnya cukup mencengangkan,
kota-kota itu seperti disulap dan hadir dengan wajah baru yang sangat futuristik.
Pembaca, untuk edisi kali ini, Buletin ILWI, mencoba menyajikan berita mengenai kehadiran kota-kota baru di Asia.
Dimana kota-kota ini seolah-olah hadir dalam bentuk baru dan langsung membuka persaingan dengan kota-kota terkemuka di
dunia. Hal ini tentu saja cukup menarik dan bisa dijadikan pertimbangan bagi kota-kota besar di Indonesia agar tidak jauh
tertinggal dari kota-kota ini.
Disamping itu kami juga membahas tentang kecenderungan areal tambang yang tidak ditata lagi permukaannya setelah
hasilnya dikeruk habis-habisan. Liputan ini setidaknya bisa mengingatkan kita tentang perlunya menata kembali lahan tambang
agar tidak berbahaya dan masih bisa digunakan dikemudian hari. Pembaca kami persilahkan Anda untuk menyimak buletin
edisi kali ini.
.
Redaksi
-
7/30/2019 ILWI buletin No. 02 2012
3/11
ILWI Buletin No 02-2012 3
PERSAINGAN KOTA-KOTA MODERN ASIA
Beberapa negara Asia berusaha menampilkan beberapa kotanya untuk bersaing sebagai kota modern
di dunia. Pengembangan lahan melalui reklamasi dilakukan secara bijak dan berorientasi pada
perbaikan lingkungan dan ekonomi. Tampilan baru dari kota-kota tersebut menunjukan kesiapan
mereka untuk bersaing memberi pelayanan terbaik.
Air diantara gedung pencakar langit di Tokyo ILWI
Apa yang Anda bayangkan jika kita menyebut
Dubai, Osaka, Tokyo, Singapura, Makau, Hongkong
dan berbagai kota terkemuka di Asia lainnya? Kitaakan membayangkan suatu kota dengan beragam
fasilitas yang memadai, lingkungan yang tertata dan
sehat. Dilengkapi pusat pusat bisnis dan tempat yang
bisa memanjakan pengunjungnya. Kota-kota ini
dirancang untuk bisa bersaing untuk menjadi kota-kota
terkemuka di dunia.
Tidak seperti kita duga, beberapa kota
terkemuka di Asia justru bukan menjadi ibu kota negara
tempat kota itu bernaung, akan tetapi kota tersebut lebih
terkenal dibanding ibukotanya. Dubai umpamanya,
bukanlah ibukota dari Uni Emirat Arab, uniknya
ditelinga kita kota ini jauh lebih dikenal dibandingdengan pusat pemerintahannya yaitu Abu Dhabi.
Sebagai kota bisnis dan perdagangan Dubai banyak
disinggahi para pelancong dari berbagai negara. Dubai
dan beberapa kota yang disebut di atas belakangan maju
sangat pesat dan terus melakukan pengembangan.
Untuk mengembangkan, dan melengkapi
kota-kota tersebut dengan fasilitas yang baik, otoritassetempat melakukannya dengan cara reklamasi secara
terencana dan terukur. Hasilnya bisa dilihat bahwa
perluasan kawasan yang dilakukan lebih banyak
memperoleh hasil yang positif bahkan dari segi
lingkungan juga menjadi jauh lebih baik. Teknologi
reklamasi menjadi pilihan beberapa kota besar di dunia
untuk mengembangkan kawasannya.
Keterbatasan lahan biasanya menjadi alasan
utama untuk melakukan reklamasi. Disamping itu orang
akan lebih mudah menata lahan reklamasi, karena bisa
dibentuk sesuai dengan keinginan. Lihat saja lahan
reklamasi yang dibentuk mirip Pohon Palm di Dubai.Kepulauan yang mereka sebut dengan The Palm
Jumeirah ini, sungguh menakjubkan dan enak untuk
dilihat. Dimana ada tiga pulau yang masuk dalam
-
7/30/2019 ILWI buletin No. 02 2012
4/11
ILWI Buletin No 02-2012 4
gugusan kepulauan tersebut yaitu Palm Jumeirah, Palm
Jebel Ali dan Palm Deira.
Palm Jumeirah adalah pulau yang cukup
menarik yang bentuknya terdiri dari satu batang pohon
dan dikelilingi 17 daun. Uniknya lagi ada pulau yang
berfungsi sebagai pemecah gelombang yang berbentuk
lingkaran yang tidak penuh (sabit) mengelililingi Pohon
Palm tersebut. Dimana Pulau Sabit dan Pulau Palm itudihubungkan dengan terowongan. Sedangkan Pulau
Palm itu dihubungankan dengan jembatan sepanjang
300 meter ke daratan Dubai.
Pulau Palm ini dibuat dengan menimbun laut
sedalam 10,5 meter, dimana dalam konstruksinya
menghabiskan sekitar 94 juta m pasir dan 7 juta ton
batu. Pulau yang konstruksinya dibangun tahun 2001,
kini dan untuk masa depan menjadi andalan Uni Emirat
Arab untuk mendapatkan devisa dari para pelancong.
Bayangkan sekitar 30 hotel sudah ada di kawasan itu,
belum lagi apartemen, cafe dan pusat-pusat
perdagangan riteil. Pulau buatan terbesar di dunia inibenar-benar akan menambah pundi pundi negara kecil
tersebut.
Pulau Palm Dubai Wikipedia
Cerita lain datang dari Makau kota tua, yang
terkenal sebagai surganya orang bermain judi, ini
sebenarnya tidak terlalu luas, tapi keindahan kota yang
merupakan daerah admintrasi khusus dari Republik
Rakyat Cina ini, sungguh termasyur.
Mulanya Makau, yang dulu dikenal dengan
sebutan Ou Mun, ini merupakan pulau kecil yang
berada di muara Sungai Pearl yang mengalir dari
Guangzho. Akan tetapi dengan dilakukannya reklamasi
maka Makau tersambung ke daratan. Ada banyak
kawasan reklamasi di Makau termasuk bandar udara
dan kawasan Cotai yang banyak digunakan untuk
pembangunan kasino-kasino baru.
Makau memang banyak dikunjungi para
wisatawan, disamping oleh mereka yang punya hobi
menghambur-hamburkan uang di meja judi, juga oleh
kalangan yang menyenangi bangunan-bangunan tua.
Maklum saja kota yang dulunya merupakan jajahan
Portugis selama 450 tahun, ini memiliki banyak
bangunan lama yang khas bergaya Eropa.
St Paul Makau leindia.comSalah satunya adalah reruntuhan bangunan
gereja Katedral St Paul, dimana meski berada di
wilayah yang banyak dihuni oleh orang-orang Cina
akan tetapi nuansa Portugisnya sangat terasa. Sejatinya
gereja ini dibangun di tahun 1582, konon kala itu
gereja ini adalah yang terbesar di Asia. Sebagian besarbangunannya ambruk ketika badai topan menghantam
wilayah itu pada tahun 1835.
Kepadatan penduduk di kota ini tergolong yang
tertinggi di dunia. Disamping urusan pariwisata di
Makau juga berkembang beberapa industri seperti
tekstil dan mainan anak.
Tak hanya Makau dan Dubai, Jepang sebagai
negara paling maju di benua Asia juga memoles
beberapa kotanya dengan melakukan reklamasi. Untuk
mengembangkan Tokyo, ibukotanya, pemerintah
setempat membangun kawasan bisnis Odaiba, yang
dibuat melalui proyek reklamasi Teluk Tokyo. Kinikawasan itu telah menjadi pusat bisnis sekaligus tempat
wisata elit di sana.
Hampir 40 juta pengunjung setiap tahun
bertandang ke kawasan yang berada di Minatoku Tokyo
Bay ini, karena para turis mengganggap daerah ini
cukup menarik. Apalagi di Odaiba juga terdapat
banyak museum yang mendukung dunia ilmu
pengetahuan, seperti museum sains yang juga
didalamnya terdapat Robot Asimo, robot pertama yang
memiliki dua kaki yang bisa berjalan layaknya manusia.
Uniknya lahan reklamasi disini dibuat dengan
timbunan sampah, ini sekaligus menunjukan komitmenpemerintah Jepang untuk memanfaatkan barang-barang
yang sudah dianggap tidak berguna.
Reklamasi disamping untuk pertimbangan
ekonomi tentu saja juga memperhitungkan perubahan
lingkungan yang lebih baik. Osaka umpamanya, kota
nomor dua terbesar di Jepang setelah Tokyo itu, kini
berkembang pesat. Meski jumlah penduduknya lebih
dari 8 juta orang, kota ini masih terlihat hijau, segar
dan bebas polusi.
Kota ini sukses mengembangkan kawasannya
dengan melakukan reklamasi, beberapa perkantoran
dari perusahaan raksasa di Jepang menempati areal diatas lahan hasil reklamasi. Bahkan tempat hiburan
terkenal seperti Universal Studio juga berada di atas
-
7/30/2019 ILWI buletin No. 02 2012
5/11
ILWI Buletin No 02-2012 5
lahan timbunan tersebut. Tak hanya urusan bisnis,
untuk menjaga dan mempercantik benda-benda cagar
budaya, pemerintah juga mendukungnya dengan
menambah lahan baru.
Seperti yang terlihat di Puri Osaka. Bangunan
bergaya tradisional Jepang ini dibangun oleh Toyotomi
Hideyoshi tahun 1583, dan direnovasi kembali pada
tahun 1931. Konon Puri Osaka adalah salah satu puriterbesar dan paling indah di negeri Sakura itu. Oleh
Hideyoshi wilayah laut di bagian barat puri direklamasi
sejauh dua kilometer dan sekaligus dilakukan untuk
memperluas kota tersebut.
Osaka jauh dari polusi ILWI
Reklamasi juga dilakukan dibagian lain di kota
Osaka, sehingga sebagai wilayah yang berbatasan
dengan laut tentu saja kota ini menunjang untuk
melayani aliran barang yang masuk dan ke luar.
Terutama untuk daerah Jepang bagian barat. Ini tentusangat mendukung perkembangan industri di negara
tersebut, bahkan kawasan Semba di Osaka telah
menjadi menjadi pusat tekstil nomor satu di Jepang.
Bandar Udara (Bandara) Kansai Internasional
Airport (KIA), adalah salah satu wilayah reklamasi
yang hasilnya cukup spektakuler. Bandara yang
dibangun dengan mereklamasi Teluk Osaka ini, berdiri
megah dengan dilengkapi bangunan terminal yang
terdiri dari empat lantai. Bandara yang berjarak tiga mil
dari tepi laut ini sudah dipergunakan sejak tahun 1994.
Tidak tanggung-tanggung untuk melayani kesibukan
pergerakan orang dan barang di Osaka dan sekitarnya,bandara ini memiliki tiga landasan pacu.
Bandara yang beroperasi 24 jam ini, menjadi
kebanggaan masyarakat Jepang. Karena keberadaannya
yang berada dilepas pantai, mengurangi gangguan yang
ditimbulkannya jika berada diantara hunian atau pusat-
pusat keramaian lainnya. Untuk menghubungkan
bandara dan daratan dibangun jembatan yang berfungsi
sebagai jalan raya dan dilengkapi juga dengan jalur
ganda rel kereta api.
Shanghai yang semakin menarik ILWI
Untuk urusan jembatan, Republik Rakyat Cina
tergolong cukup maju, ada banyak jembatan panjang di
negara berpenduduk paling banyak di dunia ini, salah
satunya adalah Donghai Bridge. Jembatan yang mulai
digunakan akhir 2005 ini, menghubungkan antara
Shanghai daratan dengan Yangshan Deep Water Port.
Dimana pengembangan pelabuhan diperairan
dalam itu dilakukan dengan menggabungkan pulau-
pulau besar di gugusan kepulauan Zhoushan.
Penggabungan itu dilakukan dengan cara mereklamasi
bagian dari sambungan pulau tersebut. Hasilnya
pelabuhan Yangshan, menjadi kebanggaan Cina karena
hingga tahun 2012 mampu menampung sekitar 15 juta
TEUs peti kemas.
Hongkong lebih maju lagi dalam urusan
reklamasi, meski masih bagian dari Cina, tetapi sistem
administrasi pemerintahan di wilayah ini sama dengan
Makau, yang berbeda dengan daerah lain di negara tirai
bambu itu. Mirip dengan bandara Kansai, di Osaka,
Jepang, Hongkong International Airport juga memiliki
tiga landasan pacu. Keberadaan bandara di lepas pantai
ini, sangat menujang keselamatan penerbangan,
mengingat struktur tanah yang relatif berbukit-bukit di
Hongkong. Reklamasi disini berhasil menambah lahan
anyar seluas 650 hektar.
Hongkong sendiri banyak melakukan reklamasi
untuk mengembangkan kawasannya, ini dilakukan
untuk mendukung daerah ini sebagai pusat perdagangan
dan pembelanjaan. Seperti untuk pembangunan Hong
Kong Convention dan Exhibition Centre seluas 70.000
meter persegi.
Dimana pembangunannya sendiri sangat
memperhatikan kondisi lingkungan setempat, terutama
kualitas air disekitarnya agar tetap dalam kondisi baik.Proses pembangunannya hanya memakan waktu sekitar
tiga tahun dari Maret 1994 hingga Juli 1997.
-
7/30/2019 ILWI buletin No. 02 2012
6/11
ILWI Buletin No 02-2012 6
WAJAH BARU TELOK AIR BASIN
Direncanakan lebih dari 40 tahun lalu Marina Bay menjadi wajah baru Singapura. Pengembangan
wilayah terintegrasi dengan program pembangunan yang sudah ada di seluruh kota. Kawasan ini
semakin menunjukan kekuatan Singapura menjadi salah satu kota terkemuka di dunia.
Salah satu ikon Marina Bay ILWI
Bangunan berbentuk perahu panjang dengan
disangga tiga tower itu dikelilingi oleh beberapa
bangunan unik dengan hamparan air mendominasi
pemandangan. Beberapa bangunan dengan nuansa
arsitektur aneh yang berada tak jauh dari gedung yangjuga merupakan Marina Bay Hotel, itu juga memikat
perhatian. Lihat saja Science Museum bangunan
mirip bunga teratai yang terpotong, atau jembatan
berbentuk lingkaran-lingkaran teratur yang digunakan
pejalan kaki untuk menyeberangi Teluk Marina, selain
itu masih ada Esplanade : Theatre on The Bay,
gedung teater yang berbentuk buah durian.
Tak hanya itu Garden by The Bay, taman luas
yang sengaja dibangun menunjukan betapa pesona
kawasan ini semakin terlihat sebagai satu wilayah yang
tertata dengan kualitas lingkungan yang baik. Taman
yang menghadap Teluk Marina ini terdiri dari BaySouth, Bay East, dan Bay Central. Taman ini tidak
hanya untuk ruang terbuka hijau, sekaligus untuk
memberi pengetahuan dan rekreasi bagi para
wisatawan yang berkunjung ke sana.
Beragam jenis tananam ada di taman ini, dari
hortikultura hingga tanaman kaktus dari Timur Tengah.
Di tempat ini tanaman dikelompokan menurut jenis ataukekhasan tanaman dari negara-negara tertentu. Seperti
Orchid Garden, Flowers Garden, Mediteranian Garden,
Japanese Garden dan lain-lain. Luar biasa adalah
sampah-sampah pepohonan disini digunakan untuk
pembuatan pupuk dan mendinginkan dua kubah
raksasa yang menaungi taman ini.
Tak hanya itu, masih terdapat pula taman
vertikal yang terdiri dari 16 lantai yang sekaligus
digunakan untuk mengumpulkan air hujan, saluran
ventilasi, sekaligus sebagai penghasil tenaga surya.
Konsep yang mengagumkan, dari sebuah
pengembangan kawasan melalui program reklamasidimana hasilnya tak hanya bermanfaat bagi
pengembangan ekonomi saja tetapi juga perbaikan
kualitas lingkungan.
-
7/30/2019 ILWI buletin No. 02 2012
7/11
ILWI Buletin No 02-2012 7
Science Museum ILWI
Kondisi lingkungan Singapura jauh lebih baik
dibandingkan sebelum adanya kawasan ini. Daerah ini
yang dulunya merupakan tanah liat yang sulit ditanami
tumbuhan berhasil disulap pemerintah Singapuramenjadi tanah yang subur dan bermanfaat bagi
pengembangan pengetahuan.
Taman vertikal daily mail.co.uk
Perubahan Marina Bay ini merupakan sejarah
panjang dari pengembangan Singapura yang dirintis
oleh Lee Kuan Yu, pendiri sekaligus perdana menteri
pertama negara kota yang berada diseberang Pulau
Batam itu. Lahan yang sempit dan pertumbuhan jumlahpenduduk menjadi alasan yang memaksa Singapura
untuk menata kembali lahannya. Karena itu, pada
awal dekade 1970an Lee mencanangkan program
reklamasi. Dimana program visioner ini dicanangkan
untuk jangka waktu yang panjang hingga tahun 2030.
Tentu saja pelaksanaan program ini bukan
tanpa halangan, seperti biasa masalah lingkungan
selalu saja menjadi pertimbangan untuk penolakan
progam ini. Akan tetapi seiring berjalannya waktu dan
dengan visi yang kuat untuk upaya perbaikan kualitas
lingkungan, pemerintah Singapura berhasil meyakinkan
warganya, bahwa keberadaan kawasan baru ini justruakan memperbaiki kualitas lingkungan negara dengan
luas terkecil di Asia Tenggara tersebut.
Masalah yang lebih seru dalam pelaksanaan
reklamasi di negara ini justru terjadi berkenaan dengan
Indonesia. Isu-isu sensitif yang berkaitan dengan
hubungan kedua negara terasa sejak awal. Seperti
sumber pasir yang dipakai untuk melakukan reklamasi,
tentu saja dengan pertimbangan jarak, mayoritas pasir
yang digunakan berasal dari kepulauan Riau.
Isu ekspor pasir secara legal dan non legal, danisu lingkungan terhadap satu daerah di Kepulauan Riau
yang diambil pasirnya secara berlebihan, mewarnai
pengembangan kawasan ini. Belakangan reklamasi
Singapura sempat juga menjadi isu mengenai
bergesernya batas negara karena pertambahan daratan.
Dengan berbagai kontroversinya, Singapura
terus melakukan reklamasi, wilayah reklamasi yang
paling menakjubkan hasilnya adalah di kawasan Marina
Bay ini. Dimana disamping untuk perkantoran wilayah
ini juga dijadikan pusat tempat hiburan.
Bagi wisatawan macanegara yang ingin
mencari hiburan, kawasan ini dipastikan akanmemuaskan mereka. Bahkan di tempat ini juga ada
kasino yang sanggup menyaingi tempat perjudian yang
sama di Genting, Malaysia.
Ini memang sesuai dengan Master Plan Teluk
Marina yang memang sengaja menggabungkan beragam
kepentingan di daerah itu , seperti untuk permukiman,
komersial, hotel dan hiburan.
Kawasan Marina menjelang malam flicker.comKawasan Marina ini membawa Singapura
menjadi salah satu pusat keuangan Asia terkemuka.
Bayangkan saja dengan adanya kawasan baru ini
Singapura akan memiliki dua kali lipat luasan kantor
untuk jasa keuangan dari yang sudah ada saat ini.
Jumlah perkantoran yang ada akan setara dengan
jumlah perkantoran yang ada di Hongkong. Ini tentu
saja melengkapi keberhasilan pengembangan dunia
hiburan yang memang terlihat secara kasat mata.
Terintegrasi dengan transportasi yang sudah ada
Perencanaan yang matang dalam
mengembangkan kawasan ini terlihat denganterkoneksinya MRT ke wilayah ini. Setidaknya
terdapat 5 stasiun MRT yang terdapat di kawasan
Marina City Hall, Raffles Place, Marina Bay,
-
7/30/2019 ILWI buletin No. 02 2012
8/11
ILWI Buletin No 02-2012 8
Promenade dan Esplanade dimana stasiun-stasiun MRT
itu akan terus mengalami penambahan. Seperti
diketahui bahwa pelayanan MRT di Singapura sudah
cukup baik, transportasi ini bisa diandalkan masyarakat
baik dalam segi ketepatan waktu, maupun keamanan.
Setidaknya adanya MRT ini pemerintah Singapura tidak
terlalu pusing dalam mengurusi lalu lintas di kota yang
didirikan oleh Raffles ini.
Perahu didekat gedung-gedung bertingkat tinggi ILWI
Tidak hanya urusan transportasi angkutan darat
saja yang diatur di kawasan ini. Jalur pedestrian juga
dibuat bagus, dengan maksud memberi kenyamanan
bagi para pejalan kaki, seperti jembatan penyeberangan
dengan arsitektur modern tadi, dan tempat-tempat
pejalan kaki lain yang relatif aman dari panas dan hujan
yang terjadi. Ini terlihat dengan adanya jalur pedestrian
bawah tanah atau yang memiliki peneduh
Nyaman menggunakan transportasi publik ILWI
Cadangan air yang memadai
Pengembangan Marina Bay juga memberikan
solusi yang baik bagi peningkatan cadangan air tawar di
Singapura. Seperti diketahui ketergantungan Singapura
terhadap pasokan air bersih dari negara tetangganya
Malaysia sudah berlangsung puluhan tahun. Tidak
jarang urusan air ini juga mempengaruhi pasang
surutnya hubungan kedua negara.Pemerintah sendiri berusaha untuk terus
meningkatkan jumlah cadangan air baku. Public
Utilities Board pada tahun 2004 telah mencanangkan
untuk membangun tempat cadangan air pusat kota
dengan membendung Kanal Marina. Pembangunannya
sendiri telah terealisasi 2008 dengan nama Marina
Barrage. Dimana muara dari aliran Sungai Kalang di
Teluk Marina menjadi tempat cadangan air. Tentu saja
tempat ini sekaligus bisa dijadikan tempat rekreasi.
Apa yang dilakukan di Singapura ini mirip
yang akan dilakukan Pemerintah Indonesia dalamrencana pembangunan tanggul laut di Jakarta, dimana
kecuali untuk pengendalian banjir, danau yang
terbentuk sebagai hasil pembangunan tanggul, juga
direncanakan untuk menjadi tempat penyimpanan
cadangan air.
Singapura sangat membutuhkan cadangan air ILWIApa yang kita lihat sekarang di kawasan
Marina Bay ini, seolah-olah melengkapi kesuksesannya
tahun 2008, kala itu Marina Bay resmi menjadi tuan
rumah salah satu seri balapan mobil terkenal di dunia.
Sebagian dari ruas jalan-jalan di wilayah itu dijadikan
sirkuit untuk perlombaan formula 1. Keberhasilan
mereka untuk melaksanakan balapan mobil di
negaranya, cukup membanggakan warga Singapura.
Daerah yang terletak di selatan Singapura ini
memang direncanakan untuk bisa hidup selama 24
jam penuh, dengan di dukung beragam fasilitas yang
dibangun dengan teknologi tinggi. Siapa sangka
wilayah yang telah menghapus Telok Air Basin dari
peta itu, kini menjadi tempat favorit yang dikunjungi
wisatawan manca negara.
Sirkuit Marina Bay koranbogor.com
-
7/30/2019 ILWI buletin No. 02 2012
9/11
ILWI Buletin No 02-2012 9
MEMPERTANYAKAN RENCANA PASCA PENAMBANGAN
Masih banyak perusahaan penambangan yang tidak segera melakukan reklamasi pasca pengerukan
hasil tambang. Lingkungan yang tidak tertata sangat berbahaya dan berpotensi menjadi kota mati
dikemudian hari. Jero Wacik, mengingatkan pengusaha agar patuh dengan peraturan untuk melakukan
reklamasi pasca penambangan.
Areal tambang yang mulai direklamasi ESDM
Rerumputan liar saja harus bersusah payah
untuk bisa hidup di lembah-lembah curam yang
menganga di beberapa wilayah bekas area
pertambangan, apalagi pepohonan hijau yang
menyejukkan. Minimnya unsur hara karena memang
merupakan tanah bagian dalam, mengakibatkan
tumbuhan sulit untuk mendapatkan makanan di
wilayah itu. Ceruk yang ditinggal begitu saja setelah
isinya dikeruk habis-habisan, bukan hanya tak elok
dipandang mata akan tetapi juga berpotensimenimbulkan bahaya.
Pemandangan semacam ini sering ditampilkan
beberapa media di dalam foto-fotonya di area
pertambangan. Tentu saja hal ini membuat kecut orang
yang melihatnya. Tak terkecuali Jero Wacik, Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Kegundahannya diungkapkan di Jakarta Convention
Center (JCC), akhir Mei 2012 lalu. Kalau saya lihat di
foto di media-media, lingkungan di perusahaan tambang
itu sangat menyeramkan, ujar menteri yang merupakan
alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Jero langsung mengingatkan para pengusahatambang untuk tidak melupakan kewajibannya setelah
selesai melakukan kegiatan penambangan di satu
wilayah, yaitu dengan melakukan reklamasi.
Perusahaan tambang itu tidak bakal rugi untuk
melakukan reklamasi disertai dengan menanam pohon
kembali,katanya. Jero meminta kepada perusahaan
tambang agar setelah melakukan kegiatan tambang,
langsung melaksanakan kewajibannya baik berupa
reklamasi maupun reboisasi.
Dia pun menegaskan bahwa pemerintah akan
bertindak terhadap perusahaan tambang yang tidak
mengindahkan aturan mengenai reklamasi pasca
tambang. "Saya minta dengan keras, kalau habistambang, perusahaan lakukanlah kewajibannya, seperti
reklamasi dengan baik, kalau perlu reboisasi, sediakan
anggaran yang cukup untuk menjaga lingkungan,"
cetusnya.
Mantan menteri pariwisata ini, mengancam
akan menggunakan aturan hukum berupa undang-
undang yang melekat padanya untuk memberi sanksi
kepada perusahaan yang tidak taat terhadap persyaratan
tersebut."Ada undang-undang yang melindungi saya.
Kalau saudara ikhlas melakukannya akan mudah bagi
saudara berusaha di Indonesia,tapi kalau tidak saya
gunakan aturan hukum," tandasnya.Kekhawatiran pemerintah terhadap kondisi
lahan-lahan pertambangan di Indonesia, memang masuk
akal. Betapa tidak, dibandingkan dengan kondisi
-
7/30/2019 ILWI buletin No. 02 2012
10/11
ILWI Buletin No 02-2012 10
lingkungan di sekitar wilayah pengeboran minyak,
kondisi wilayah pertambangan jauh lebih
menyeramkan. Saya masih khawatir lingkungan
sekitar perusahaan-perusahaan tambang, kalau di
perusahaan Minyak dan Gas relatif lebih baik, tambah
Jero.
Penting reklamasi pasca penambangan corbis.com
Jika menilik sejarahnya, maka kehadiran-
kehadiran perusahaan tambang di Indonesia selalu
menimbulkan pro kontra. Tidak hanya masalah
pembagian hasil, akan tetapi masalah lingkungan juga
menjadi isu yang cukup besar. Selama ini masyarakat
selalu beranggapan bahwa kehadiran pertambangan
selalu akan menyebabkan kerusakan lingkungan secara
masif.
Menyebabkan alam menjadi kehilangan
keseimbangannya, karena daya dukung lingkungan
berantakan. Ini tercermin dengan tercemarnya air dan
hilangnya kesuburan tanah. Tidak hanya itu, lubang-
lubang besar ditinggalkan menganga begitu saja.
Kondisi lingkungan yang semacam ini berpotensi
menyebabkan wilayah tersebut menjadi kota mati di
kemudian hari. Dimana masyarakatnya berbondong-
bondong meninggalkan daerah itu karena tidak bisa
lagi berharap penghidupan dari lingkungan tersebut.
Jika pemerintah, pengusaha, dan masyarakat
tidak segera mengantisipasi hal itu maka tinggal
menunggu waktu saja, dimana lahan-lahan eks
pertambangan menjadi kawasan yang berbahaya di
kemudian hari.
Kini memang kemilau tambang masih
menyilaukan mata sebagian pengusaha, begitu juga
masyarakat sekitar yang berpenghidupan dari aktivitas
pertambangan. Karena itu kawasan pertambangan
masih terlihat dinamis bergerak, karena mendorong
roda perekonomian dimana pertambangan menjadi
tulangpunggungnya. Akan tetapi jika tidak ada
perlakuan yang memadai pasca penambangan bukan
tidak mungkin luka bumi yang disebabkan oleh
pertambangan akan menyebabkan masyarakat merana
di kemudian hari.Sekarang sangat terbatas sekali para
perusahaan penambangan yang memperlakukan
wilayahnya dengan baik setelah pengerukan dilakukan.
Untuk menindak penambang yang tak mau melakukan
reboisasi semacam ini memang tidak bisa dilakukan
oleh gubernur, karena ijinnya dikeluarkan oleh kepala
daerah tingkat II. Bupatilah yang seharusnya mencabut
izin usaha pertambangan jika prakteknya tidak seusai
aturan.
Meski demikian dibeberapa wilayah ada juga
perusahaan yang melakukan penataan kawasan pascamelakukan kegiatan pertambangannya dengan baik.
Perusahaan-perusahaan besar cenderung lebih tertib
melakukan program reklamasi. Seperti diakui oleh
Isnan Noor, Bupati Kutai Timur, menurutnya di
wilayahnya para penambang melakukan proses
reklamasi dengan baik. "Pertanggungjawaban terhadap
reklamasi lahan dan lingkungan di Kutai Timur inilah
yang paling baik di seluruh Republik ini," katanya
seperti diberitakan Antara News.
Menurut Isran, Kutai Timur bisa melakukan
itu karena kebanyakan perusahaan pertambangan batu
bara yang melakukan kegiatan disana adalahperusahaan besar dan berskala nasional dan
internasional."Perusahaan yang saya berikan izin
konsesi lahan tambang batu bara minimal 5.000 hektar
dan memiliki kemampuan yang cukup dan melakukan
reklamasi pascatambang," katanya.
Baginya perusahaan penambangan bukan
hanya mampu mengambil hasil tambang, melainkan
juga harus bisa melaksanakan reklamasi pascatambang
dan menjaga lingkungan dengan berstandar
internasional. Ini dilakukan sebagai kewajiban untuk
melestarikan lingkungan yang akan diwariskan kepada
generasai mendatang.
Reklamasi yang cukup baik juga dilakukan
oleh Bukit Asam di Muara Enim, Sumatera Selatan.
Untuk mendukung program penanaman wilayah
reklamasi, perusahaan ini mempunyai pusat pembibitan
seluas 2 hektar. Bahkan apa yang dilakukan Bukit
Asam dalam mengelola lingkungan pasca-penambangan
sempat diganjar penghargaan tingkat nasional Proper
Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup karena
dinilai telah berhasil menghutankan kembali lahan-
lahan bekas tambang.
Reklamasi menjaga kelestarian lingkungan antaramataram.com
-
7/30/2019 ILWI buletin No. 02 2012
11/11
ILWI Buletin No 02-2012
Jakarta Menuju Kota Modern
Bagaimana Tanggul Laut Bisa Merubah Ibu kota ?Telah terbit buku :
Memasuki Era Tanggul LautHarapan Baru di Teluk Jakarta
Membahas mengenai permasalahan Jakarta,
kerawanan daerah delta, kecenderungan
semakin tenggelamnya sebagian wilayah
ibukota, isu-isu strategis dan potensi Teluk
Jakarta, analisis keselamatan tanggul laut
hingga pengembangan Jakarta menuju kota
modern untuk bersaing dengan kota-kota
terkemuka di dunia.
Untuk pemesanan bisa melalui
email ke: :