Web viewPERANCANGAN SISTEM REPOSITORI PADA. ... pelayanannya dalam perpustakaan digital dengan...
Transcript of Web viewPERANCANGAN SISTEM REPOSITORI PADA. ... pelayanannya dalam perpustakaan digital dengan...
PERANCANGAN SISTEM REPOSITORI PADA
PERPUSTAKAAN ANALISIS KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN“Laporan”
D
I
S
U
S
U
N
Oleh: Herlinawati Gultom 120709064
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
BAB I
I.I Latar Belakang
Perkembangan dunia teknologi informasi menuntut penyedia informasi untuk
dapat menyalurkan informasi dengan lebih cepat dengan jangkauan yang luas.
Perpustakaan memiliki arti yang penting dalam keberadaannya sebagai salah satu sumber
penyedia informasi. Perkembangan teknologi juga menuntut perpustakaan untuk dapat
beradaptasi dalam rangka meningkatkan pelayanan perpustakaan. Untuk dapat mengikuti
perkembangaan teknologi tersebut, saat ini banyak perpustakaan yang telah
mengembangkan pelayanannya dalam perpustakaan digital dengan dilengkapi
pengelolaan perpustakaan melalui media sistem informasi. Perpustakaan digital
adalah perpustakaan yang menyimpan data perpustakaan berupa buku, gambar, suara
dalam bentuk berkas elektronik. Sistem manajemen perpustakaan adalah sistem yang
membantu menangani aktifitas pustakawan untuk mengelola perpustakaan seperti
contohnya sirkulasi koleksi, inventarisasi koleksi sampai kepada pelayanan langsung ke
pengguna.
Perpustakaan jurusan Analisis Kesehatan (POLTEKES MEDAN) sebagai pusat
sumber informasi bagi sivitas akademika. Perpustakaan ini belum memberikan pelayanan
maksimal dalam mengumpulkan, dan menyediakan bahan pustaka yang relevan untuk
digunakan oleh pengguna dengan akses cepat dan mudah. Perkembangan teknologi di zaman
yang serba modern juga memberikan dampak bagi perpustakaan untuk menggunakan buku
dalam format digital sebagai peningkatan pelayanan jasa perpustakaan di bidang bahan-bahan
informasi serta menggunakan internet untuk mengakses. Sebagai solusinya perlu dibuat suatu
penyimpanan untuk koleksi elektronik perpustakaan. Berdasarkan keluhan dan instruksi dari
pustakawan yang bersangkutan, pustakawan membutuhkan semacam media yang
menyediakan koleksi deposit perpustakaan berbentuk elektronik (Repositori). Sejauh ini
pekerjaan staf pengelola perpustakaan untuk memenuhi hal tersebut adalah dengan
melakukan kegiatan scan terhadap koleksi buku tercetak dan berdasarkan program tahun
2017 selain koleksi buku tercetak, perpustakaan juga ingin memuat karya ilmiah berupa tugas
akhir, dan/atau kertas karya yang dihasilkan oleh mahasiswa, dan karya ilmiah yang
dihasilkan dosen berupa artikel, laporan penelitian, dan karya lainnya tentang Politeknik
Kesehatan Medan ke dalam bentuk elektronik .
Melihat masalah yang terjadi pada sistem dan kebutuhan yang diinginkan pustakawan dan
pengguna perpustakaan saya tertarik untuk melakukan analisis dan perancangan sistem pada
Perpustakaan Analisis Kesehatan Politeknik Kesehatan Medan khususnya pada perancangan
sistem Repositori yang menjadi solusi juga berdasarkan instruksi dari pustakawan
perpustakaan Analisis Kesehatan Politeknik Kesehatan Medan.
II. Tujuan
Tujuan dari analisis dan perancangan sistem ini adalah untuk memberikan solusi atas
masalah yang terjadi dan untuk memenuhi kebutuhan pustakawan dan pengguna pada
Perpustakaan Analisis Kesehatan Politeknik Kesehatan Medan, meliputi:
1. Memenuhi kebutuhan pustakawan untuk menyediakan sumber informasi berbentuk
elektronik yang relevan dengan pengguna khususnya karya ilmiah berupa tugas akhir,
dan/atau kertas karya yang dihasilkan oleh mahasiswa, dan karya ilmiah yang
dihasilkan dosen berupa artikel, laporan penelitian, dan karya lainnya tentang
Politeknik Kesehatan Medan.
2. Memberikan kemudahan bagi pengguna untuk dapat menemukan sumber informasi
yang relevan dengan kebutuhannya dan sumber informasi tersebut dapat digunakan
oleh banyak pengguna (multi user) dalam waktu yang bersamaan dan dapat
dimanfaatkan dengan akses jarak jauh (remote access) tanpa harus datang ke
perpustakaan.
III. Deskripsi Perpustakaan Analisis Kesehatan Politeknik Kesehatan Medan
1. Perpustakaan Analisis Kesehatan Politeknik Kesehatan Medan berdiri pada Tahun
2000.
2. Visi dan Misi Perpustakaan Analisis Kesehatan Politeknik Kesehatan :
Visi:
Perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan sebagai pusat sumber informasi
bagi sivitas akademika dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk
menciptakan tenaga-tenaga kesehatan yang berkualitas dan profesional.
Misi:
1. Mengumpulkan, menyusun, melestarikan, dan menyediakan bahan pustaka yang
relevan untuk menunjang dan pengabdian kepada masyarakat.
2. Menyediakan pelayanan jasa perpustakaan berupa: layanan baca, penelusuran
informasi, peminjaman dan penggandaan (terbatas) bahan-bahan informasi serta
akses internet dengan prinsip/orientasi non profit.
3. Menyusun, menganalisis dan menginformasikan koleksi yang tersedia.
4. Melestarikan dan merawat bahan pustaka.
3. Jam Pelayanan
Senin - Jumat : 07.30 – 17.30
Sabtu – Minggu / Hari libur : Tutup
4. Jenis koleksi yang tersedia:
Buku
Jurnal
Karya tulis ilmiah
CD/DVD
Majalah
Terbitan berseri
5. Jumlah koleksi:
1565 eksemplar untuk koleksi tercetak
“Untuk koleksi karya tulis ilmiah pustakawan belum mendata, untuk itu dibutuhkan
suatu media yang dapat mengumpulkan dan mengelola karya tulis ilmiah dengan baik,
sehingga pekerjaan pustakawan menjadi efektif dan efesien.”
BAB 2
LANDASAN TEORI
Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
Terdapat empat pendekatan yang dilakukan dalam pengembangan sistem:
1. Waterfall Model
Menurut Pressman ( 2010, p39 ), salah satu model pengembangan sistem adalah dengan
model waterfall. Waterfall model adalah model yang paling populer dan sering dianggap
sebagai pendekatan klasik dalam daur hidup pengembangan sistem. Adapun tahapannya
sebagai berikut :
• Communication
Pada tahap ini akan dilakukan inisiasi proyek, seperti menganalisis masalah yang ada
dan tujuan yang akan dicapai. Selain itu dilakukan juga requirements gathering, dimana akan
dikumpulkan requirement dari user melalui analisis kuisioner.
Planning
Tahap ini merupakan tahap dimana akan dilakukan estimasi mengenai kebutuhan-
kebutuhan yang diperlukan untuk membuat sebuah sistem. Selain itu, penjadwalan dalam
proses pengerjaan juga ditentukan pada tahap ini.
Modeling
Kemudian mulai masuk pada tahap perancangan dimana perancang menerjemahkan
kebutuhan sistem kedalam representasi untuk menilai kualitas sebelum tahap selanjutnya
dikerjakan. Tahap ini lebih difokuskan pada atribut program, seperti struktur data, arsitektur
perangkat lunak, dan detail prosedur.
Construction
Tahap ini merupakan tahap dimana perancangan diterjemahkan ke dalam bahasa yang
dimengerti oleh mesin. Setelah itu dilakukan pengetesan / pengujian terhadap sistem yang
telah dibuat.
Deployment
Setelah proses pengkodean dan pengujian selesai, dilakukan pengiriman yang artinya
implementasi kepada masyarakat luas. Pada tahap ini juga dilakukan pemeliharaan,
perbaikan, dan pengembangan agar sistem tersebut tetap dapat berjalan sebagaimana
fungsinya.
2. Prototype Model
Salah satu metode pengembangan perangkat lunak yang banyak digunakan. Dengan
Metode Prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses
pembuatan sistem. Sering terjadi seorang pelanggan hanya mendefinisikan secara umum apa
yang dibutuhkan, Pemrosesan dan data-data apa saja yang dibutuhkan. Sebaliknya disisi
pengembang Kurang memperhatikan efesiensi Algoritma. Kemampuan sistem operasi dan
interface yang menghubungkan manusia dengan computer.
Pada Prototyping model kadang –kadang klien hanya memberikan beberapa kebutuhan
umum software tanpa detile input, proses atau detail output dilain waktu mungkin tim
pembangun (developer) tidak yakin terhadap efesiensi dari algoritma yang digunakan, tingkat
adaptasi terhadap sistem operasi atau rancangan form user interface. Ketika situasi seperti ini
Tahapan-tahapan Prototype
Tahap-tahap pengembangan model Prototype menurut Roger S. Pressman, Ph.D. adalah :
1. Mendengarkan pelanggan. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan kebutuhan dari system
dengan cara mendengar keluhan dari pelanggan. Untuk membuat suatu system yang sesuai
kebutuhan, maka harus diketahui terlebih dahulu bagaimana system yang sedang berjalan
untuk kemudian mengetahui masalah yang terjadi.
2. Merancang dan Membuat Prototype . Pada tahap ini, dilakukan perancangan dan
pembuatan prototype system. Prototype yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan system
yang telah didefinisikan sebelumnya dari keluhan pelanggan atau pengguna.
3. Uji coba Pada tahap ini, Prototype dari system di uji coba oleh pelanggan atau pengguna.
Kemudian dilakukan evaluasi kekurangan-kekurangan dari kebutuhan pelanggan.
Pengembangan kemudian kembali mendengarkan keluhan dari pelanggan untuk
memperbaiki Prototype yang ada.
Kelebihan Metode Prototype
1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan
2. Pengembangan dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan
3. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan system
4. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya
5. Biaya analisis kebutuhan pelanggan meningkat, tetapi biaya-biaya lain seperti untuk
perancangan, pengujian, penulisan dokumen terperinci dan perawatan perangkat lunak
akan berkurang.
Kekurangan Metode Prototype
1. Resiko tinggi yaitu untuk masalah-masalah yang tidak terstruktur dengan baik, ada
perubahan yang besar dari waktu ke waktu, dan adanya persyaratan data yang tidak
menentu.
2. Interaksi pemakai penting. Sistem harus menyediakan dialog on-line antara pelanggan
dan komputer.
3. Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak
mencerminkan teknik perancangan yang baik.
3. Spiral Model
Pengembangan software terdapat cara-cara pengembangannya dengan menggunakan
model pengembangan, salah satunya Spiral Model (Model Spiral). Model pengembangan
software ini cukup baru dikenalkan oleh Barry Boehm di tahun 1988 didalam artikelnya yang
berjudul “A Spiral Model of Software Development and Enhancement“.
Spiral Model merupakan penggabungan ide pengembangan berulang (prototyping)
dengan, aspek sistematis terkendali model air terjun (waterfall). Model spiral juga secara
eksplisit meliputi manajemen resiko dalam pengembangan perangkat lunak. Mengidentifikasi
risiko utama, baik teknis maupun manajerial, dan menentukan bagaimana untuk mengurangi
risiko membantu menjaga proses pengembangan perangkat lunak di bawah kontrol.
Spiral model dibagi menjadi beberapa framework aktivitas, yang disebut dengan task
regions. Kebanyakan aktivitas-aktivitas tersebut dibagi antara 3 sampai 6 aktivitas. Berikut
adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam spiral model:
1. Customer communication. Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi
yang efektif antara developer dengan user / customer terutama mengenai kebutuhan
dari customer.
2. Planning. Aktivitas perencanaan ini dibutuhkan untuk menentukan sumberdaya,
perkiraan waktu pengerjaan, dan informasi lainnya yang dibutuhkan untuk
pengembangan software.
3. Analysis risk. Aktivitas analisis resiko ini dijalankan untuk menganalisis baik resiko
secara teknikal maupun secara manajerial. Tahap inilah yang mungkin tidak ada pada
model proses yang juga menggunakan metode iterasi, tetapi hanya dilakukan pada
spiral model.
4. Engineering. Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun 1 atau lebih representasi
dari aplikasi secara teknikal.
5. Construction & Release. Aktivitas yang dibutuhkan untuk develop software, testing,
instalasi dan penyediaan user / costumer support seperti training penggunaan software
serta dokumentasi seperti buku manual penggunaan software.
6. Customer evaluation. Aktivitas yang dibutuhkan untuk mendapatkan feedback dari
user / customer berdasarkan evaluasi mereka selama representasi software pada tahap
engineering maupun pada implementasi selama instalasi software pada tahap
construction and release.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari model spiral sebagai berikut:
a. Kelebihan model Spiral :
1. Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak
komputer.
2. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar.
3. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko
setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses .
4. Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap
keadaan di dalam evolusi produk.
5. Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya
ke dalam kerangka kerja iteratif .
6. Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi
resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.
b. Kelemahan model Spiral :
1. Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
2. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang
serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
3. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolut.
4. Model Fourth Generation Techniques (4GT).
4GT adalah sebuah model pengembangan perangkat lunak dengan menggunakan
perangkat lunak bantu yang akan membuat kode sumber secara otomatis berdasarkan
spesifikasi dari pengembang perangkat lunak. Hanya digunakan untuk mengembangkan
perangkat lunak yang menggunakan bentuk bahasa khusus atau notasi grafik yang
diselesaikan dengan syarat yang dimengerti pemakai. Proses-proses yang meliputi model ini
adalah requirement gathering, design strategy, implementation using 4GL, dan testing.
Cakupan aktifitas 4GT:
1. Pengumpulan kebutuhan.
2. Translasi kebutuhan menjadi prototype operasional, atau langsung melakukan
implementasi secara langsung dengan menggunakan bahasa generasi keempat (4GL)
jika aplikasi relatif kecil.
3. Untuk aplikasi yang cukup besar, dibutuhkan strategi perancangan sistem walaupun 4GL
akan digunakan.
4. Pengujian.
5. Membuat dokumentasi.
6. Melaksanakan seluruh aktifitas untuk mengintegrasikan solusi-solusi yang membutuhkan
paradigma rekayasa perangkat lunak lainnya.
Kelebihan dari 4GT diantaranya:
1. Pelanggan dapat menggambarkan kebutuhannya dalam suatu rancangan sistem dan secara
otomatis rancangan dapat diubah menjadi prototype operasional.
2. Penggunaan perangkat 4GT tidak membutuhkan pengetahuan bahasa pemrograman,
karena source code dapat dibangkitkan oleh sistem 4GT.
3. 4GT dapat mengurangi waktu pengembangan perangkat lunak dan meningkatkan
produktifitas manusia yang mengembangkannya.
Kekurangan 4GT adalah sebagai berikut:
1. Source code yang dihasilkan tidak efisien dan perawatan sistem perangkat lunak besar
yang dikembangkan menggunakan 4GT masih dipertanyakan.
2. Penggunaan 4GT masih terbatas pada aplikasi sistem informasi bisnis, khususnya analisis
informasi dan pelaporan yang mengacu pada database besar.
BAB 3
METODE PENELETIAN
Model pengembangan sistem yang dipilih penulis adalah Model Prototype. Setelah
memahami sistem yang ada pada saat observasi awal kemudian mengidentifikasi masalah
yang ada pada perpustakaan, alasan mengapa penulis menggunakan model prototype dalam
memecahkan masalah yang dihadapi perpustakaan Analisis Kesehatan Politeknik Kesehatan
Medan adalah:
1. Keinginan untuk bekerjasama dengan staff pengelola perpustakaan dan pemakai
dalam satu tim, untuk mendukung penerapan sistem yang diinginkan. Pengembang
dan pelanggan saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem.
2. Masalah yang timbul berpengaruh besar pada kegiatan pelayanan perpustakaan dan
membutuhkan perhatian khusus ditambah lagi jika solusi dari masalah yang ada
diperoleh dapat meningkatkan akreditas jurusan lewat perpustakaan sehingga
Pembuatan prototip dapat mempercepat proses pengembangan sistem selanjutnya
yaitu perancangan sistem repositori perpustakaan.
3. Pengembangan dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan
karena yang menjadi latar belakang perancangan sistem repository berdasarkan
instruksi staf pengelola perpustakaan.
4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem mengingat target waktu yang
diperoleh dari staf pengelola perpustakaan.
BAB 4ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
4.1 Tahap Analisis Kebutuhan
Mendengarkan staff pengelola perpustakaan. Pada tahap ini dilakukan
pengumpulan kebutuhan dari system dengan cara mendengar keluhan dari pengguna
perpustakaan dan staff pengelola perpustakaan. Kemudian mencari informasi bagaimana
system yang sedang berjalan untuk kemudian mengetahui masalah yang terjadi. Pada tahap
ini yang menjadi keluhan staff pengelola perpustakaan adalah cara mendigitalkan karya tulis
ilmiah dari mahasiswa dan dosen dan dari pengguna perpustakaan, mereka ingin
mendapatkan sumber informasi yang relevan yang mana dapat diakses dengan mudah dan
cepat.
4.2 Tahap Perancangan Repositori
Pada tahap ini yang dilakukan adalah Merancang dan Membuat Prototype. Pada
tahap ini, dilakukan perancangan dan pembuatan prototype system. Prototype yang dibuat
disesuaikan dengan kebutuhan system yang telah didefinisikan sebelumnya dari keluhan
pelanggan atau pengguna.
Repository merupakan Koleksi Deposit yang memiliki bentuk elektronik. Koleksi
Deposit meliputi karya ilmiah berupa tugas akhir, dan/atau kertas karya yang dihasilkan oleh
mahasiswa, dan karya ilmiah yang dihasilkan dosen berupa artikel, laporan penelitian, dan
karya lainnya tentang Politeknik Kesehatan Medan. Koleksi ini sifatnya adalah un-published
sehingga pemanfaatannya terbatas karena tidak dapat dipinjam ke luar dari perpustakaan dan
jumlahnya juga hanya satu eksemplar per judul.
Tujuan dari ketersediaan Repository ini bagi perpustakaan Analisis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Medan adalah untuk perluasan pemanfaatan dan kemudahan akses
terhadap sumber daya informasi (Tugas akhir mahasiswa, karya ilmiah dosen berupa artikel
dan laporan penelitian) agar dapat digunakan oleh banyak pengguna (multi user) dalam waktu
yang bersamaan dan dapat dimanfaatkan dengan akses jarak jauh (remote access) tanpa
harus datang ke perpustakaan. Selain itu, Pemanfaatan sumber daya informasi elektronik
dapat dilakukan tidak hanya oleh pengguna dari internal institusi, akan tetapi dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat luas dari manca negara apabila sumberdaya tersebut
dipublikasikan secara terbuka melalui Website perpustakaan.
4.2.1 Langkah kerja perancangan Repository
1. Dalam proses perancangan sebuah repositori perlu disiapkan: Prosedur
operasional (SOP) berkaitan dengan peraturan simpan karya ilmiah yang jelas,
Sarana dan Prasarana (hardware, software, jaringan, dll), Konten Repository, dan
SDM Pengelola Repository (pustakawan). Prosedur operasional : Sebelum
membangunnya diperlukan peraturan standar dan kebijakan dari pimpinan atau
stakeholderinstitusi, misalnya: peraturan simpan karya ilmiah. Hal ini bertujuan
untuk menghindari benturan kebijakan ketika proses penghimpunan koleksi
dilakukan. Dengan memiliki ijin dari pimpinan tinggi institusi maka para
pustakawan sudah mempunyai kewenangan penuh untuk melakukan kegiatannya
tanpa perlu ada kekuatiran munculnya hambatan secara personal atau organisasi.
Adanya prosedur operasional juga membantu permasalahan rawan tentang HAKI
(Hak Atas Kekayaan Intelektual). Sebagai contoh, pihak perpustakaan dapat
menerapkan sistem perjanjian hak atas publikasi karya ilmiah sivitas institusi.
Dengan sistem perjanjian yang jelas sewaktu proses serah terima dokumen karya
ilmiah, maka si pembuat karya atau pihak ketiga yang merasa dirugikan tidak
dapat menuntut pihak perpustakaan jika ada sesuatu yang melanggar aturan
HAKI atau flagiasi dalam suatu penerbitan karya ilmiah.
2. Menyediakan Komputer. Komputer merupakan alat utama untuk melakukan
segala aktifitas pemrosesan data. Dalam implementasi, di butuhkan sebuah
komputer utama yang bertindak sebagai server repositori. Didalam komputer
server inilah nantinya akan ditanam perangkat lunak sistem repositori. Komputer
yang akan digunakan sebagai server ini harus memiliki spesifikasi yang bagus
agar handal ketika diakses oleh banyak pemustaka (users).
3. Koneksi jaringan komputer.
Sebuah komputer server repositori harus terhubung dengan koneksi internet 24
jam yang stabil agar mudah diakses oleh pihak lain. Koneksi harus dilengkapi
dengan saringan keamanan agar tidak mudah diganggu dari pihak yang berniat
buruk. Kebutuhan bandwidth koneksi harus disesuaikan dengan jumlah
pengakses setiap harinya. Bentuk berkas digital yang rata-rata memiliki ukuran
besar dapat menghabiskan bandwidth jika jumlah pengunjungnya banyak. Untuk
masalah ini, pihak perpustakaan dapat berkoordinasi dengan unit teknologi
informasi di institusinya atau vendor telekomunikasi lain.
4. Alat bantu alih media:
Scanner digunakan sebagai alat pemindai media teks kedalam format digital.
Audio/Video Converter digunakan untuk mengkonversi data audio dari bentuk
kaset, audioCD, tape ke format multimedia masa kini seperti mp3,mp4, mpeg, dll.
MicroFilm Converter digunakan untuk menangkap gambar format microfilm
untuk diubah ke bentuk gambar/slide.
5. Memilih program aplikasi yang akan mengelola suatu sistem temu kembali
informasi. Disini, program aplikasi yang dipiih yaitu program aplikasi Dspace.
6. Instal beberapa progam atau aplikasi tambahan untuk menjalankan program
aplikasi Dspace. Progam tambahan itu adalah Oracle Java JDK (Java
Development Kit), Apache Maven 2.2.x (Java build tool), Apache Ant 1.7 or later
(Java build tool), Servlet Engine: (Apache Tomcat 5.5 or 6, Jetty, Caucho Resin
or equivalent) dan PostgreSQL / Oracle Database.
7. Menginstal program aplikasi Dspace.
Ekstrack source code DSpace yang telah di download (dspace-<version>-src-release.zip) ke drive "C:\" *langsung di root directory jangan di dalam folder lagi.
Buat sebuah folder kosong dengan nama "dspace" di drive "C:\"kemudian ada 2 folder dspace di drive C:\
"C:\dspace-5.0-src-release\" folder ini kita inisialkan sebagai [dspace-source] "C:\dspace" dan folder ini kita inisialkan sebagai [dpace] Selanjutnya buat dahulu database di postgreSQL
- Buka pgadmin dari postgresql (klik start => all program => postgresql => pgadmin).
- Seperti pada gambar diatas, klik kanan pada server "PostgreSQL 9.4" dan
pilih "connect"
- jika diminta password, masukan password user postgres sesuai saat install
postgresqlnya.
- Jika sudah terkoneksi, klik kanan pada "Login Roles" dan pilih "New
Login Roles"
- Pada tab "Properties" isikan Role Namenya "dspace" tanpa tanda petik.
- Pada tab "Definition" isikan passwordnya.
- Geser ke tab "Role privileges", centang semua opsi yang ada.
- Kalau sudah klik OK.
- Kemudian Klik kanan pada "Database" dan pilih "New Database"
- Pada tab "Properties" isikan Name-nya "dspace" (tanpa petik)
- pada owner pilih dspace.
- Geser ke tab "definition", pastikan encodingnya "UTF8". Setalah itu klik
OK.
Selanjutnya melakukan konfigurasi di source code dspace.
- Buka file [dspace-source]-build.properties dengan code editor
(sublime/komodo/notepad++)
- Lakukan konfigurasi pada tiap-tiap bagian. terutama pada konfigurasi
database, sesuaikan username dan password yang tadi dibuat pada pgadmin
postgresql.
- Jika internetnya memakai proxy, proxynya disetting juga.
Pastikan konfigurasi telah benar. selanjutnya adalah mem-build installation
package dspace.
- Pastikan drive C: masih memiliki ruang kosong minimal 4GB.
- Pastikan komputer terkoneksi internet dan lancar
- Pastikan juga data internet unlimited.
- Jika sudah beres semua, buka CMD dan "run as administrator"
- Kemudian masuk ke directory [dspace-source] dengan cara ketik "cd C:\
dspace-5.0-src-release" tanpa tanda petik kemudian tekan enter.
- Setelah masuk ketikan kode berikut "mvn package" dan tekan enter
- Tunggu proses builnya selesai.
Kalau sudah success ketikan kode berikut di CMD
- "cd dspace\target\dspace-installer" tanpa tanda petik dan tekan enter.
- "ant fresh_install" tanpa tanda petik dan tekan enter
Tunggu sampai proses ant installnya selesai.
Kalau sudah sukses build ant-nya, buka folder [dspace]/webapps atau C:\
dspace\webapps.
Copy paste folder xmlui ke dalam folder webapps dimana server tomcat.
- sebagai contoh saya pakai xampp, folder tomcat servernya ada di C:\xampp\
tomcat
- jadi saya copy paste folder xmlui yang ada di folder C:\dspace\webapps ke
folder C:\xampp\tomcat\webapps
kalau sudah, silahkan jalankan server tomcatnya
buka browser dan buka alamat dspacenya http://localhost:8080/xmlui
8. Untuk dapat mengakses Repositori melalui aplikasi Web Browser seperti Internet
Explorer, Mozilla Firefox, Opera, dan lain-lain, terlebih dahulu membuat situs
web Repositori dengan alamat / url : http://repository.poltekesmedan.ac.id. Situs
web ini akan memberikan petunjuk bagi pengguna untuk menelusur sumber
informasi yang dibutuhkan. Pada situs web juga disediakan 2 kotak pencarian
berdasarkan kata kunci yang dimasukkan (Nama pengarang dan Judul) dan tipe
dari sumber informasi yang dibutuhkan pengguna (Karya ilmiah, artikel, laporan
penelitian, dan e-book).
9. Manajemen SDM Pengelola Sistem Repositori
Secara idealnya, untuk menangani sistem repositori perlu disediakan beberapa
SDM dengan bidang pekerjaannya sebagai berikut :
Pustakawan.
Tenaga pustakawan merupakan tenaga inti untuk proses terkait dengan
klasifikasi jenis konten, penentuan subject, serta lainnya.
EDP (Entry Data Processing).
Tenaga EDP lebih terfokus pada pekerjaan yang bersifat teknis dalam
pengolahan material konten. Selain melakukan entri data dan unggah
konten kedalam sistem, mereka juga memiliki tugas melakukan proses
alihmedia serta pengolahan data lanjutan pasca alihmedia seperti :
watermark, proteksi, dll. Seorang tenaga EDP tidak harus mempunyai
latar belakang perpustakaan. Mereka bisa berasal dari tenaga administrasi
perpustakaan atau bisa juga merekrut mahasiswa magang dan tenaga kerja
praktek.
Teknisi Teknologi Informasi (TI).
Tenaga Teknisi TI bertugas untuk merawat sistem dari kendala teknis
yang dapat terjadi setiap saat. Beberapa hal yang menjadi tugas tim teknis
TI adalah: Melakukan backup data setiap periode untuk menghindari
kehilangan data akibat hal-hal tidak terduga, Memperbaiki dan merawat
komputer dan alat kerja yang digunakan oleh tenaga pustakawan dan
EDP.
10. Pemeliharaaan Data dan Keamanan.
Sistem repositori perlu dimonitoring selalu dari gangguan yang dapat merusak
data ataupun sistem itu sendiri. Gangguan ini dapat berasal dari serangan virus
dan sejenisnya. Adanya penyusup (cracker) yang ingin mencuri data dan akses
ke server juga bisa menjadi masalah yang perlu diwaspadai. Tindakan antisipasi
untuk menjaga keamanan dari hal yang tidak diinginkan adalah sbb:
Selalu melakukan backup data berkala secara rutin. Sehingga terjadi
kerusakan data maka bisa segera dilakukan proses restorasi.
Melakukan pembaharuan patch securitysistem operasi yang sedang
digunakan.
Melakukan kegiatan “Ronda Server” untuk membersihkan aplikasi
penyusup (trojan).
Melakukan seting / konfigurasi sistem secara benar.
BAB 5
PENUTUP
Kesimpulan
Informasi dan teknologi komunikasi telah mengubah kompleksitas perpustakaan
dalam skala besar. Perubahan pada pemrosesan informasi, penyimpanan, dan teknologi
komunikasi yang berlangsung cepat telah membuat suatu revolusi peran perpustakaan di
dunia untuk mendistribusikan layanan informasinya kepada pengguna perpustakaan.
Berdasarkan kebutuhan pelanggan (Staff Pengelola Perpustakaan Analisis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Medan), pengembang sistem merancang sistem repositori bagi staf
pengelola perpustaan yang memiliki manfaat :
Untuk mengumpulkan konten dalam satu lokasi sehingga mudah untuk
ditemukan kembali.
Untuk menyimpan dan melestarikan aset intelektual sepanjang waktu.
Untuk menyediakan akses terbuka terhadap karya intelektual institusi kepada
khalayak umum.
Untuk menciptakan visibilitas global bagi hasil karya ilmiah institusi.
Daftar Pustaka
http://perpustakaan.unhasy.ac.id/gdl42/files/disk1/43/jiunikaha--fppti-2106-2-hasan.pdf
(Strategi Membangun dan Mengelola Institutional Repository Pada Lingkup Perguruan
Tinggi, Penulis Nur Hasan)
repository.usu.ac.id (PANDUAN OPERASIONAL PROGRAM APLIKASI DSPACE
UNTUK PENGELOLAAN USU REPOSITORY)
digilib.uin-suka.ac.id {PENGELOLAAN INSTITUTIONAL REPOSITORPERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI (Studi Kasus di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)}
www. dspace .org (Alamat situs program aplikasi Dspace)