ILMU PENDIDIKAN Dwi...

42
ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyo

Transcript of ILMU PENDIDIKAN Dwi...

Page 1: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

ILMU PENDIDIKAN

Dwi Siswoyo

Page 2: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

PENGERTIAN PENDIDIKAN

Menurut PHILIP H. COOMBS, dalam bukunya“The World Crisis in Education : A system

Analysis” (1985)

Menurut PHILIP H. COOMBS, dalam bukunya“The World Crisis in Education : A system

Analysis” (1985)

Konsep pendidikan secara globaldisamakan dengan persekolahan

(“schooling”) dominan hinggatahun 1970-an.

Page 3: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

PENGERTIAN PENDIDIKAN

Persekolahan atau sistempendidikan formal, bergerak daritingkat pertama Sekolah Dasar

hingga mencapai tingkat terakhirdari perguruan tinggi.

Persekolahan atau sistempendidikan formal, bergerak daritingkat pertama Sekolah Dasar

hingga mencapai tingkat terakhirdari perguruan tinggi.

Page 4: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

PHILIP H. COOMBS (1985) :

Muncul pada permulaan 1970-an, pendidikan dalam arti luas

disamakan dengan belajar,tanpa memperhatikan di mana ,

bagaimana, atau pada usiaberapa belajar terjadi.

Muncul pada permulaan 1970-an, pendidikan dalam arti luas

disamakan dengan belajar,tanpa memperhatikan di mana ,

bagaimana, atau pada usiaberapa belajar terjadi.

Page 5: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

PHILIP H. COOMBS (1985) :

Pendidikan sebagai prosessepanjang hayat (“life long

education”), berlangsung sejakseseorang dilahirkan hingga

akhir hidupnya.

Pendidikan sebagai prosessepanjang hayat (“life long

education”), berlangsung sejakseseorang dilahirkan hingga

akhir hidupnya.

Page 6: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

GEORGE F. KNELLER :Dalam bukunya “Foundations of

Education” (1967) memandang pendidikandari empat arti :

1. Dalam arti luas, pendidikan menunjukpada suatu tindakan atau pengalamanyang mempunyai pengaruh yangberhubungan denganpertumbuhanatau perkembangan jiwa(“mind”), watak (“character”), ataukemampuan fisik (“phisical ability”)seseorang.

1. Dalam arti luas, pendidikan menunjukpada suatu tindakan atau pengalamanyang mempunyai pengaruh yangberhubungan denganpertumbuhanatau perkembangan jiwa(“mind”), watak (“character”), ataukemampuan fisik (“phisical ability”)seseorang.

Page 7: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

1 Pendidikan dalam arti luas

Pendidikan dalam artian iniberlangsung seumur hidup. Kita

sesunguhnya belajar daripengalaman seluruh kehidupan

kita.

Pendidikan dalam artian iniberlangsung seumur hidup. Kita

sesunguhnya belajar daripengalaman seluruh kehidupan

kita.

Page 8: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

2. Dalam arti teknis

Pendidikan adalah proses di manamasyarakat, melalui lembaga-lembagapendidikan (sekolah, perguruan tinggi,atau lembaga-lembaga lain), dengansengaja mentransformasi warisanbudayanya, yaitu pengetahuan(“knowledge”), nilai-nilai (“values”)dan ketrampilan-ketrmpilan (“skills”),dari generasi ke generasi.

Pendidikan adalah proses di manamasyarakat, melalui lembaga-lembagapendidikan (sekolah, perguruan tinggi,atau lembaga-lembaga lain), dengansengaja mentransformasi warisanbudayanya, yaitu pengetahuan(“knowledge”), nilai-nilai (“values”)dan ketrampilan-ketrmpilan (“skills”),dari generasi ke generasi.

Page 9: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

3. Dalam arti hasil,

Pendidikan adalah apa yang kitaperoleh melalui belajar :

pengetahuan, nilai-nilai danketrampilan-ketrampilan.

Pendidikan adalah apa yang kitaperoleh melalui belajar :

pengetahuan, nilai-nilai danketrampilan-ketrampilan.

Page 10: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

4. Dalam arti proses,

Pendidikan melibatkan perbuatanbelajar itu sendiri. Pendidikandalam artian ini sama artinyadengan perbuatan mendidikseseorang atau mendidik diri

sendiri.

Pendidikan melibatkan perbuatanbelajar itu sendiri. Pendidikandalam artian ini sama artinyadengan perbuatan mendidikseseorang atau mendidik diri

sendiri.

Page 11: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

Apa yang ditransfiormasi melaluipendidikan ada tiga hal, yaitu :

Pengetahuan,Nilai-nilai, danKetrampilan-ketrampilan.

Apa yang ditransfiormasi melaluipendidikan ada tiga hal, yaitu :

Pengetahuan,Nilai-nilai, danKetrampilan-ketrampilan.

Page 12: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

Pengetahuan (“knowledge”)mencakup :

(1) “Revealed knowledge”,(2) “Intuitive knowledge”(3) “Rational knowledge”,(4) “Empirical knowledge”,(5) “Authoritative knowledge”.

(1) “Revealed knowledge”,(2) “Intuitive knowledge”(3) “Rational knowledge”,(4) “Empirical knowledge”,(5) “Authoritative knowledge”.

Page 13: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

Menurut PAM SCHILLER & TAMERABRYANT (2002) meliputi :

(1)Kepedulian & Empati,(2) Kerja Sama,(3) Berani,(4) Keteguhan Hati & Komitmen,

Nilai-nilai Moral Dasar

(1)Kepedulian & Empati,(2) Kerja Sama,(3) Berani,(4) Keteguhan Hati & Komitmen,

Page 14: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

Lanjutan Nilai Moral Dasar

(5) Adil,(6) Suka Menolong,(7) Kejujuran & Integritas,(8) Humor,(9) Mandiri & Percaya Diri,(10) Loyalitas,

(5) Adil,(6) Suka Menolong,(7) Kejujuran & Integritas,(8) Humor,(9) Mandiri & Percaya Diri,(10) Loyalitas,

Page 15: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

Lanjutan Nilai Moral Dasar

(11) Sabar,(12) Rasa Bangga,(13) Banyak Akal,(14) Sikap Respek,(15) Tanggung Jawab, dan(16) Toleransi.

(11) Sabar,(12) Rasa Bangga,(13) Banyak Akal,(14) Sikap Respek,(15) Tanggung Jawab, dan(16) Toleransi.

Page 16: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

Thomas Lickona (1991, p.53)

Moral awarenesseKnowing moral valuesPerspective-takingMoral reasoningDicision-makingSelf-knowledge

Moral KnowingConscienceSelf-esteemEmpathyLoving the goodSelf-controlHumility

Moral Feeling

CompetenceWillHabit

Moral Action

Moral awarenesseKnowing moral valuesPerspective-takingMoral reasoningDicision-makingSelf-knowledge

Moral KnowingConscienceSelf-esteemEmpathyLoving the goodSelf-controlHumility

Moral Feeling

CompetenceWillHabit

Moral Action

Page 17: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

SKILLS

Intellectual Skills Social Skills Manual Skills Life Skills Hard Skills Soft Skills

Intellectual Skills Social Skills Manual Skills Life Skills Hard Skills Soft Skills

Page 18: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

Frederick Mayer

dalam bukunya “Foundations ofEducation’ (1963), menyatakan“Education, I belive, demands aqualitative concept ofexperience. Thus, we shouldregard education as a processleading to the enlightenment ofmankind”.

Frederick Mayer

dalam bukunya “Foundations ofEducation’ (1963), menyatakan“Education, I belive, demands aqualitative concept ofexperience. Thus, we shouldregard education as a processleading to the enlightenment ofmankind”.

Page 19: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

JOHN DEWEY

dalam bukunya “Democracy andEducation” (1950), memandangpendidikan sebagai “ reconstruction orreorganization of experience whichadds to meaning of experience, andwhich increases ability to direct thecourse of subsequent experience”.

dalam bukunya “Democracy andEducation” (1950), memandangpendidikan sebagai “ reconstruction orreorganization of experience whichadds to meaning of experience, andwhich increases ability to direct thecourse of subsequent experience”.

Page 20: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

JOHN S. BRUBACHER

dalam bukunya “Modern Philosophies ofgEducation’ (1978) menyatakan :

“Education is the organized developmentand equipment of all the powers of a humanbeing, moral, intellectual, and phisical, byand for their individual and social uses,directed toward the union of these activitieswith creator as their final end”.

dalam bukunya “Modern Philosophies ofgEducation’ (1978) menyatakan :

“Education is the organized developmentand equipment of all the powers of a humanbeing, moral, intellectual, and phisical, byand for their individual and social uses,directed toward the union of these activitieswith creator as their final end”.

Page 21: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

Education is the process in which thesepowers (abilities, capacities) of men

which are susceptible to habituation areperfected by good habits, by meansartistically contrived, and employed by aman to help another or himself achieve theend in view (i.e good habits)”.

Education is the process in which thesepowers (abilities, capacities) of men

which are susceptible to habituation areperfected by good habits, by meansartistically contrived, and employed by aman to help another or himself achieve theend in view (i.e good habits)”.

Page 22: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

CARTER V. GOOD

Pendidikan adalah : “Keseluruhan proses di mana

seseorang mengembangkankemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya yangbernilai positif dalam masyarakat dimana dia hidup;

Pendidikan adalah : “Keseluruhan proses di mana

seseorang mengembangkankemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya yangbernilai positif dalam masyarakat dimana dia hidup;

Page 23: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

2. Proses sosial di mana orangdihadapkan pada pengaruhlingkungan yang terpilih dan terkontrol(khususnya yang datang darisekolah), sehingga dia dapatmemperoleh atau mengalamiperkembangan kemampuan sosialdan kemampuan individu yangoptimal”.

2. Proses sosial di mana orangdihadapkan pada pengaruhlingkungan yang terpilih dan terkontrol(khususnya yang datang darisekolah), sehingga dia dapatmemperoleh atau mengalamiperkembangan kemampuan sosialdan kemampuan individu yangoptimal”.

Page 24: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

DR. KI HADJAR DEWANTARA

Dalam bukunya “Karya Ki Hadjar Dewantara: bagian Pertama Pendidikan” (1977), yangdinamakan “pendidikan yaitu tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapunmaksudnya pendidikan yaitu menuntunsegala kekuatan kodrat yang ada padaanak-anak itu, agar mereka sebagaimanusia dan sebagai anggota masyarakatdapatlah mencapai keselamatan dankebahagiaan setinggi-tingginya”.

Dalam bukunya “Karya Ki Hadjar Dewantara: bagian Pertama Pendidikan” (1977), yangdinamakan “pendidikan yaitu tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapunmaksudnya pendidikan yaitu menuntunsegala kekuatan kodrat yang ada padaanak-anak itu, agar mereka sebagaimanusia dan sebagai anggota masyarakatdapatlah mencapai keselamatan dankebahagiaan setinggi-tingginya”.

Page 25: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

PROF. DR. DRIYARKARA

dalam bukunya “ Driyarkara TentangPendidikan” (1980) menyatakanbahwa “intisari atau eidos daripendidikan adalah pe-manusia-anmanusia-muda. Pengangkatanmanusia-muda ke taraf insani, itulahyang menjelma dalam semuaperbuatan mendidik, yang jumlah danmacamnya tidak terhitung”.

dalam bukunya “ Driyarkara TentangPendidikan” (1980) menyatakanbahwa “intisari atau eidos daripendidikan adalah pe-manusia-anmanusia-muda. Pengangkatanmanusia-muda ke taraf insani, itulahyang menjelma dalam semuaperbuatan mendidik, yang jumlah danmacamnya tidak terhitung”.

Page 26: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

PROF. DR. MR. DRS. NOTONAGORO (1973)

pendidikan adalah hubungan barkat(pengaruh yang bermanfaat) terhadapmanusia dalam keadaan tumbuh/belum sempurna/tidak sempurna,meliputi pula manusia sebelum terjaditetapi dikenangkan terjadi danmanusia sebelum lahir, untukmencapai tujuan hidup kemanusiaan,kebahagiaan sempurna dalamkeseimbangan kesatuan organisharmonis dinamis”.

pendidikan adalah hubungan barkat(pengaruh yang bermanfaat) terhadapmanusia dalam keadaan tumbuh/belum sempurna/tidak sempurna,meliputi pula manusia sebelum terjaditetapi dikenangkan terjadi danmanusia sebelum lahir, untukmencapai tujuan hidup kemanusiaan,kebahagiaan sempurna dalamkeseimbangan kesatuan organisharmonis dinamis”.

Page 27: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

PROF. DRS. SUTEDJO BRODJONEGORO(1966)

Menuntun pertumbuhan anak, dalam arti rohaniahdan jasmaniah.

Membesarkan/mematangkan anak, terutamadalam arti rohaniah (“geestelijk”), jadi menujukepada tercapainya pikiran cerdas, perasaanhalus dan budi pekerti luhur. Dan oleh karenamanusia dalam hidupnya harus bertindak,pendidikan tertuju kepada karya yang baik (olehsang anak).

Membangun, membangkitkan, mengaktifkankekuatan-kekuatan potensial yang ada dalamanak.

Menuntun pertumbuhan anak, dalam arti rohaniahdan jasmaniah.

Membesarkan/mematangkan anak, terutamadalam arti rohaniah (“geestelijk”), jadi menujukepada tercapainya pikiran cerdas, perasaanhalus dan budi pekerti luhur. Dan oleh karenamanusia dalam hidupnya harus bertindak,pendidikan tertuju kepada karya yang baik (olehsang anak).

Membangun, membangkitkan, mengaktifkankekuatan-kekuatan potensial yang ada dalamanak.

Page 28: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

KESIMPULAN

Unsur-unsur esensial yang terkandungdalam pengertian pendidikan adalah sbb. :

1. Pembinaan (pembinaan kepribadian), pengembangan(pengembangan kemampuan-kemampuan atau potensi-potensi yang perlu dikembangan), peningkatan(misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak tahutentang dirinya menjadi tahu tentang dirinya) sertatujuan ( ke arah mana peserta didik akan diharapkandapat mengaktualisasikan dirinya seoptimal mungkin).

1. Pembinaan (pembinaan kepribadian), pengembangan(pengembangan kemampuan-kemampuan atau potensi-potensi yang perlu dikembangan), peningkatan(misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak tahutentang dirinya menjadi tahu tentang dirinya) sertatujuan ( ke arah mana peserta didik akan diharapkandapat mengaktualisasikan dirinya seoptimal mungkin).

Page 29: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

KESIMPULAN

2. Terjalin hubungan antara dua fihakyaitu fihak pendidik dan fihak pesertadidik, yang di dalam hubungan ituberlainan kedudukan dan peranan, kendatisama dalam hal dayanya yaitu salingmempenagruhi guna terlaksananya prosespendidikan dalam mencapai tujuan yangpendidikan diinginkan.

2. Terjalin hubungan antara dua fihakyaitu fihak pendidik dan fihak pesertadidik, yang di dalam hubungan ituberlainan kedudukan dan peranan, kendatisama dalam hal dayanya yaitu salingmempenagruhi guna terlaksananya prosespendidikan dalam mencapai tujuan yangpendidikan diinginkan.

Page 30: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

KESIMPULAN

3. Proses sepanjang hayat (”life longprocess”), yang berlangsung dalamkeluarga, sekolah dan masyarakat, sejakseseorang dilahirkan, atau bahkan jauhsebelum lahir samapai ia meninggaldunia.

3. Proses sepanjang hayat (”life longprocess”), yang berlangsung dalamkeluarga, sekolah dan masyarakat, sejakseseorang dilahirkan, atau bahkan jauhsebelum lahir samapai ia meninggaldunia.

Page 31: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU

Pendidikan adalah fenomena yangfundamental atau asasi dalamkehidupan manusia. Kita dapatmengatakan, bahwa di mana adakehidupan manusia, bagaimanapunjuga di situ pasti ada pendidikan(Driyarkara, 1980).

Pendidikan adalah fenomena yangfundamental atau asasi dalamkehidupan manusia. Kita dapatmengatakan, bahwa di mana adakehidupan manusia, bagaimanapunjuga di situ pasti ada pendidikan(Driyarkara, 1980).

Page 32: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU

Pendidikan sebagai gejala yanguniversal, merupakan suatu keharusanbagi manusia, karena denganpendidikan itu manusia senantiasamemiliki kewajiban juga untukmemanusiakan orang lain dansekaligus memanusiakan diri manusiaitu sendiri.

Pendidikan sebagai gejala yanguniversal, merupakan suatu keharusanbagi manusia, karena denganpendidikan itu manusia senantiasamemiliki kewajiban juga untukmemanusiakan orang lain dansekaligus memanusiakan diri manusiaitu sendiri.

Page 33: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU

Dengan semakin berkembangnyakebudayaan manusia, timbullahtuntutan akan adanya pendidikan yangterselenggara lebih baik, lebih teraturdan sistematis, serta didasarkan ataspemikiran yang matang dan ilmiah.

Dengan semakin berkembangnyakebudayaan manusia, timbullahtuntutan akan adanya pendidikan yangterselenggara lebih baik, lebih teraturdan sistematis, serta didasarkan ataspemikiran yang matang dan ilmiah.

Page 34: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU

Manusia ingin lebih dapatmempertanggungjawabkan caranyamendidik generasi penerusnya agarlebih berhasil dalam melaksanakanhidupnya, dalam pertemuan danpergaulannya dengan sesama, duniaserta hubungannya dengan Tuhan. Disinilah muncul keharusan pemikiranteoritis tentang pendidikan.

Manusia ingin lebih dapatmempertanggungjawabkan caranyamendidik generasi penerusnya agarlebih berhasil dalam melaksanakanhidupnya, dalam pertemuan danpergaulannya dengan sesama, duniaserta hubungannya dengan Tuhan. Disinilah muncul keharusan pemikiranteoritis tentang pendidikan.

Page 35: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

1.Ilmu pendidikan adalah ilmu yangmenelaah fenomena pendidikan dansemua fenomena yang ada hubungannyadengan pendidikan dalam perspektif yangluas dan integratif.

Fenomena pendidikan ini merupakangejala yang melekat pada manusia (gejalayang universal), dalam perspektif yangluas.

1.Ilmu pendidikan adalah ilmu yangmenelaah fenomena pendidikan dansemua fenomena yang ada hubungannyadengan pendidikan dalam perspektif yangluas dan integratif.

Fenomena pendidikan ini merupakangejala yang melekat pada manusia (gejalayang universal), dalam perspektif yangluas.

Page 36: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU

Di samping itu itu juga sekaligusmerupakan upaya untukmemanusia­kan manusia agar menjadisebenar-benarnya manusia (insan),yang hal ini secara integratifdiperlukan menggunakan berbagaikajian tentang pendidikan (kajianhistoris, filosofis, psikologis, dansosiolo­gis).

Di samping itu itu juga sekaligusmerupakan upaya untukmemanusia­kan manusia agar menjadisebenar-benarnya manusia (insan),yang hal ini secara integratifdiperlukan menggunakan berbagaikajian tentang pendidikan (kajianhistoris, filosofis, psikologis, dansosiolo­gis).

Page 37: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU

Secara historis Johann FriederickHerbart sering disebut sebagai bapakilmu pendidikan modern dan bapakpsikologi modern (Gruber, 1973: 142).Berangsur-angsur ilmu pendidikanberkembang sampai tumbuh menjadiilmu yang berdiri sendiri.

Secara historis Johann FriederickHerbart sering disebut sebagai bapakilmu pendidikan modern dan bapakpsikologi modern (Gruber, 1973: 142).Berangsur-angsur ilmu pendidikanberkembang sampai tumbuh menjadiilmu yang berdiri sendiri.

Page 38: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU

Tetapi yang betul-betul berdiri sendiriilmu pendidikan terjadi pada akhirabad ke-19 (-1895) sampai sepertigapermulaan abad ke-20 (± 1933) olehgerakan Autonomi paedagogik yangberlangsung di Eropa dan Amerika.

Tetapi yang betul-betul berdiri sendiriilmu pendidikan terjadi pada akhirabad ke-19 (-1895) sampai sepertigapermulaan abad ke-20 (± 1933) olehgerakan Autonomi paedagogik yangberlangsung di Eropa dan Amerika.

Page 39: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

Kedudukan Ilmu Pendidikan

Filsafat PendidikanTeori Pendidikan

Ajaran PendidikanPraktik Pendidikan

Filsafat PendidikanTeori Pendidikan

Ajaran PendidikanPraktik Pendidikan

Page 40: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

Kedudukan Ilmu Pendidikan

Dilihat dari kedalamannya, FilosofiPendidikan merupakan pengetahuanyang paling dalam tentang pendidikan,dan agak kurang dalam lagi adalahTeori Pendidikan, dan yang lebihkurang dalam lagin adalah AjaranPendidikan, dan baru kemudianadanya Praktik Pendidikan.

Dilihat dari kedalamannya, FilosofiPendidikan merupakan pengetahuanyang paling dalam tentang pendidikan,dan agak kurang dalam lagi adalahTeori Pendidikan, dan yang lebihkurang dalam lagin adalah AjaranPendidikan, dan baru kemudianadanya Praktik Pendidikan.

Page 41: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

Makna Filsafat Pendidikan

1. Pendekatan pertama, memandang filosofipendidikan sebagai suatu segipandangan terhadap pendidikan.

2. Pendekatan kedua, memandang filosofipendidikan sebagai penerapan filsafatterhadap pendidikan.

3. Pendekatan ketiga, memandang filosofisebagai teori umum pendidikan.

1. Pendekatan pertama, memandang filosofipendidikan sebagai suatu segipandangan terhadap pendidikan.

2. Pendekatan kedua, memandang filosofipendidikan sebagai penerapan filsafatterhadap pendidikan.

3. Pendekatan ketiga, memandang filosofisebagai teori umum pendidikan.

Page 42: ILMU PENDIDIKAN Dwi Siswoyostaffnew.uny.ac.id/upload/130814614/pendidikan/handout+kuliah+ILMU+PENDIDIKAN.pdfsengaja mentransformasi warisan budayanya, yaitu pengetahuan (“knowledge”),

Makna Teori (Ilmu) Pendidikan

Pengetahuan yang sistematis tentangpendidikan (ini banyak digunakan, danpendidikan kaya dengan teoripendidikan)

Pengetahuan tentang pendidikan yangtelah dibuktikan dalam observasi ataueksperimen (ini pendidikan harusmenunggu untuk dapat dipraktikkan).)

Pengetahuan yang sistematis tentangpendidikan (ini banyak digunakan, danpendidikan kaya dengan teoripendidikan)

Pengetahuan tentang pendidikan yangtelah dibuktikan dalam observasi ataueksperimen (ini pendidikan harusmenunggu untuk dapat dipraktikkan).)