Ilmu Keperawatan Tugas Kelompok Komunitas

7
Ilmu Keperawatan: Teori Adaptasi Dalam disiplin biologi yang merupakan induk utama dari filsafat ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan, terdapat 4 doktrin biologi, organisme yang mencerminkan upaya para ahli biologi dalam mengatasi realitas biologi, yaitu (1) doktrin pendekatan holistik (2) doktrin teleologik (3) doktrin kesejajaran historis dalam perkembangan organisme dan (4) doktrin otonomi (Soeparto dkk, 2000). Doktrin pertama tampak pada pendekatan holistik yang digunakan oleh ahli biologi dalam mempersiapkan organisme. Artinya meskipun tubuh organisme tersusun dari komponen – komponen yang mencerminkan tingkat agregasi bahan kimia pembentukannya dengan ciri-ciri fisikokimia yang bervariasi, para ahli biologi memandang wujud organisme sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi. Doktrin kedua tampak pada sifat diskriptif penjelasan biologi yang berorentasi tujuan. Penjelasan biologi yang menekankan pentingnya hubungan antara struktur dengan fungsi dan penjelasan pelestarian fungsi reproduksi, adaptasi, dan evolusi dalam organisme biologi dipengaruhi oleh doktrin ini. Doktrin ketiga menegaskan bahwa ciri – ciri perkembangan organisme menimbulkan permasalahan metodologi khas dalam perkembangan teori biologi. Doktrin keempat merupakan konsekuensi logis dari ketiga doktrin sebelumnya.doktrin ini menegaskan bahwa organisme harus diteliti tanpa prasangka, peranggapan, dan bias yang tak disadari, sehingga informasi yang terhimpun memberikan realitas apa adanya. Sistem biologi memperhatikan ciri-ciri perwujudan dirinya sebagai suatu totalistas (holistik). Dalam totalitas perwujudannya terimplikasi adanya integrasi yang mengendalikan interelasi antara ciri satu dengan lainnya (Soparmo, 1984). Keempat doktrin tersebut mempunyai kesamaan dalam filsafat ilmu keperawatan,yaitu terjadinya suatu sakit pada manusia

Transcript of Ilmu Keperawatan Tugas Kelompok Komunitas

Page 1: Ilmu Keperawatan Tugas Kelompok Komunitas

Ilmu Keperawatan: Teori Adaptasi

Dalam disiplin biologi yang merupakan induk utama dari filsafat ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan, terdapat 4 doktrin biologi, organisme yang mencerminkan upaya para ahli biologi dalam mengatasi realitas biologi, yaitu (1) doktrin pendekatan holistik (2) doktrin teleologik (3) doktrin kesejajaran historis dalam perkembangan organisme dan (4) doktrin otonomi (Soeparto dkk, 2000).

Doktrin pertama tampak pada pendekatan holistik yang digunakan oleh ahli biologi dalam mempersiapkan organisme. Artinya meskipun tubuh organisme tersusun dari komponen – komponen yang mencerminkan tingkat agregasi bahan kimia pembentukannya dengan ciri-ciri fisikokimia yang bervariasi, para ahli biologi memandang wujud organisme sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi.

Doktrin kedua tampak pada sifat diskriptif penjelasan biologi yang berorentasi tujuan. Penjelasan biologi yang menekankan pentingnya hubungan antara struktur dengan fungsi dan penjelasan pelestarian fungsi reproduksi, adaptasi, dan evolusi dalam organisme biologi dipengaruhi oleh doktrin ini.

Doktrin ketiga menegaskan bahwa ciri – ciri perkembangan organisme menimbulkan permasalahan metodologi khas dalam perkembangan teori biologi.

Doktrin keempat merupakan konsekuensi logis dari ketiga doktrin sebelumnya.doktrin ini menegaskan bahwa organisme harus diteliti tanpa prasangka, peranggapan, dan bias yang tak disadari, sehingga informasi yang terhimpun memberikan realitas apa adanya. Sistem biologi memperhatikan ciri-ciri perwujudan dirinya sebagai suatu totalistas (holistik). Dalam totalitas perwujudannya terimplikasi adanya integrasi yang mengendalikan interelasi antara ciri satu dengan lainnya (Soparmo, 1984).

Keempat doktrin tersebut mempunyai kesamaan dalam filsafat ilmu keperawatan,yaitu terjadinya suatu sakit pada manusia karena adanya ketidakmampuan beradaptasi antara unsur fisik,psikis, dan sosial karena unsur-unsur tersebut merupakan perwujudan terimplikasi integrasi satu dengan yang lain. Misalnya jika manusia mengalami nyeri dada (pada kasus infark miokard akut), maka akan berdampak terhadap stres psikis karena ketakutan terhadap kematian, dan terjadi gangguan sosialisasi dengan individu lainnya. Selama individu mampu menjaga integrasi antara unsur-unsur tersebut, maka gejala sakit tidak akan termanifestasikan dan individu akan bertahan.

KEPERAWATAN

Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki, dan ,elakukan rehabilitas dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu.

Page 2: Ilmu Keperawatan Tugas Kelompok Komunitas

Roy mendefinisikan bahwa tujuan keperawatan adalah meningkatkan respon adaptasi yang berhubungan dengan dengan empat model respon adaptasi. Perubahan internal, eksternal, dan stimulus input bergantung dari kondisi koping individu. Kondisi koping menggambarkan tingkat adaptasi seseorang. Tingkat adaptasi ditentukan oleh stimulus fokal, kontekstual, dan residual. Stimulus fokal adalah suatu respon yang diberikan secara langsung terhadap input yang masuk. Penggunaan fokal pada umumnya bergantung pada tingkat perubahan yang berdampak terhadap seseorang. Stimulus kontekstual adalah semua stimulus lain yang merangsang seseorang baik internal maupun eksternal serta mempengaruhi situasi dan dapat di observasi, diukur, dan secara subjektif disampaikan oleh individu. Stimulus residual adalah karakteristik/riwayat seseorang dan timbul secara relevan sesuai dengan situasi yang dihadapi tetapi sulit diukur secara objektif.

Kasus : Klien Tn. Sigit mengalami nyeri dada. Stimulus yang secara langsung pada klien dinamakan fokal, yaitu kekurangan oksigen pada otot jantungnnya. Stimulus konsektual meliputi : suhu 40oC, sensasi nyeri, penurunan berat badan, kadar gula darah, dan derajat kerusakan arteri. Stimulus residual meliputi riwayat merokok dan stres yang dialaminya.

Tindakan keperawatan yang diberikan adalah meningkatkan respon adaptasi pada situasi sehat dan sakit. Tindakan tersebut dilaksanakan oleh perawat dalam memanipulasi stimulus fokal, konsektual, atau residual pada individu. Dengan memanipulasi semua stimulus tersebut, diharapkan individu akan berada pada zona adaptasi. Jika memungkinkan, stimulus fokal yang dapat mewakili semua stimulus harus dirangsang dengan baik. Misalnya klien dengan nyeri dada, stimulus fokalnya adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen tubuh dan persediaan oksigen yang dapat disediakan oleh jantung. Untuk mengubah stimulus fokal, perawat perlu memanipulasi stimulus kebutuhan agar responadaptif dapat terpenuhi. Jika stimulus fokal tidsk dapat diubah, perawat harus meningkatkan respon adaptif dengan memanipulasi stimulus kontekstual dan residual.

Perawat perlu mengantisipasi bahwa klien mempunyai risiko adanya ketidakefektifan respon pada situasi tertentu. Oleh karena itu perawat harus mempersiapkan individu untuk mengantisipasi perubahan melalui penguatan mekanisme kognator, regulator, atau koping yang lainnya. Tindakan keperawatan yang diberikan pada teori ini meliputi mempertahankan respon yang adaptif dengan mendukung upaya klien secara kreatif menggunakan mekanisme koping yang sesuai.

KONSEP SEHAT-SAKIT

Roy mendefinisikan sehat sebagai suatu kontinum dari meninggal sampai dengan tingkatan tertinggi sehat. Dia menekankan bahwa sehat merupakan suatu keadaan dan proses dalam upaya menjadikan dirinya terintegrasi secara keseluruhan, yaitu fisik, mental, dan sosial. Integritas adaptasi individu dimanifestasikan oleh kemampuan individu untuk memenuhi tujuan mempertahankan pertumbuhan dan reproduksi.

Sakit adalah kondisi ketidakmampuan individu untuk beradaptasi terhadap rangsangan yang berasak dari dalam dan luar individu. Kondisi sehat dan sakit sangat relatif dipersepsikan oleh individu. Kemampuan seseorang dalam beradaptasi (koping) bergantung

Page 3: Ilmu Keperawatan Tugas Kelompok Komunitas

pada latar belakang individu tersebut dalam mengartikan dan mempersepsikan sehat-sakit, misalnya, tingkat pendidikan, pekerjaan, usia, budaya, dan lain-lain.

KONSEP LINGKUNGAN

Stimulus dari individu dan stimulus sekitarnya merupakan unsur penting dalam lingkungan. Roy mendefinisikan lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari internal dan eksternal, yang mempengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dan perilaku seseorang dan kelompok. Lingkungan eksternal dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun psikologis yang diterima individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman. Sedangkan lingkungan eksternal adalah keadaan proses mental dalam tubuh individu (berupa pengalaman, kemampuan emosional, kepribadian) dan proses stresor biologis (sel maupun molekul) yang berasal dari dalam tubuh individu. Manifestasi yang tampak akan tercermin dari perilaku individu sebagai suatu respon. Pemahaman klien yang baik tentang lingkungan akan membantu perawat meningkatkan adaptasi klien tersebut dalam merubah dan mengurangi risiko akibat dari lingkungan sekitarnya.

A. Pengkajian Pengkajian pertama meliputi pengumpulan data tentang perilaku klien sebagai suatu sistem adaptif yang berhubungan dengan masing-masing model adaptasi:fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan dan ketergantungan. Oleh karena itu, pengkajian pertama diartikan sebagai pengkajian perilaku, yaitu pengkajian klien terhadap masing-masing model adaptasi secara sistematik dan holistik. Pelaksanaan peengkajian dan pencatatan pada empat model adaptif tersebut akan memberikan gambaran keadaan klien kepada timkesehatan lainnya. Setelah pengkajian pertama, perawat menganalisa pola perubahan perilaku klien tentang ketidakefektifan respons atau respons adaptif yang memerlukan dukungan perawat. Jika ditemukan ketidakefektifan respons (maladaptif), perawat melaksanakan pengkajian tahap kedua. Pada tahap ini, perawat mengumpulkan data tentang stimulus fokal, kontekstual, dan residual yang berdampak terhadap klien. Proses ini bertujuan untuk mengklarifikasi penyebab dari masalah dan mengidentifikasi faktor kontekstual dan residual yang sesuai. Menurut Martinez, faktor yang memengaruhi respons adaptif meliputi genetik: jenis kelamin, tahap perkembangan, obat-obatan, alkohol, merokok, konsep diri, fungsi peran, ketergantungan, dan pola interaksi sosial, mekanisme koping dan gaya stres fisik dan emosi, budaya, serta lingkungan fisik.

b. Perumusan Diagnosis KeperawatanDiagnosis keperawatan adalah respons individu terhadap rangsangan yang timbul dari diri sendiri maupun luar (lingkungan). Sifat diagnosis keperawatan adalah (1) berorentasi pada kebutuhan dasar manusia, (2) menggambarkan respons individu terhadap proses, kondisi dan situasi sakit dan (3) berubah bila respons individu juga berubah (Nursalam,2001). Unsur dalam diagnosis keperawatan meliputi problem/respons (P) etiologi (E) dan signs/symptom (S), dengan rumus diagnosis = P+E+S. Diagnosis keperawatan dan diagnosis medis mempunyai beberapa perbedaan, sebagaimana tersebut pada tabel di bawah ini:

Page 4: Ilmu Keperawatan Tugas Kelompok Komunitas

Tabel 2.2 perbedaan Diagnosis Medis dan Keperawatan

DIAGNOSIS MEDIS DIAGNOSIS KEPERAWATAN1. Fokus : faktor-faktor pengobatan

penyakit1. Fokus: respons klien, tindakan

medis, dan faktor lain.2. Orientasi: keadaan patologis 2. Orientasi: kebutuhan dasar

manusia (KDM)3. Cenderung tetap mulai masuk

sampai pulangBerubah sesuai perubahan respons klien

4. Mengarah tindakan medis (pengobatan) yang sebagian di limpahkan kepada perawat.

Mengarah pada fungsi mandiri perawat

5. Diagnosis media melengkapi diagnosis keperawatan.

Diagnosis keperawatan melengkapi diagnosis

Roy mendefinisikan tiga metode untuk menyusun diagnosis keperawatan:(1) Menggunakan tipologi diagnosis yang dikembangkan oleh roy dan berhubungan

dengan 4 model adaptasi (tabel masalah gangguan adaptasi). Dalam mengaplikasikan metode diagnosis ini, diagnosis pada kasus Tn.sigit adalah “Hipoksia”.

(2) Menggunakan pernyataan dari perilaku yang tampak dan berpengaruh terhadap stimulusnya. Dengan menggunakan metode diagnosis ini maka diagnosisnya adalah “nyeri dada disebabkan oleh kekurangan oksigen pada otot jantung berhubungan dengan cuaca lingkungan yang panas.”

(3) Berhubungan dengan stimulus yang sama. Misalnya jika seorang petani mengalami nyeri dada saat ia bekerja diluar pada cuaca yang panas. Pada kasus ini, diagnosis yang sesuai adalah “ kegagalan peran berhubungan dengan keterbatasan fisik (miokardial) untuk bekerja saat cuaca yang panas”.

c. Intervensi Keperawatan intervensi keperawatan adalah suatu perencanaan dengan tujuan merubah atau memanipulasi stimulus fokal, kontekstual, dan residual. Pelaksanannya juga di tunjukan kepada kemampuan klien dalam menggunakan koping secara luas, supaya stimulus secara keseluruhan dapat terjadi pada klien. Tujuan intervensi keperawatan adalah mencapai kondisi yang optimal dengan menggunakan koping yang konstruktif. Tujuan jangka panjang harus dapat menggambarkan penyelesaian masalah adaptif dan ketersediaan energi untuk memenuhi kebutuhan tersebut (mempertahankan, pertumbuhan, dan reproduksi). Tujuan jangka pendek mengidentifikasi harapan perilaku klien setelah manipulasi stimulu fokal, kontekstual, dan residual. Pengembangan kriteria standar intervensi keperawatan menurut adaptasi akan digunakan oleh peneliti sebagai instrumen untuk mengukur kinerja perawat dalam menerapkan teori adaptasi pada asuhan keperawatan anak.

d. evaluasi

Page 5: Ilmu Keperawatan Tugas Kelompok Komunitas

penilaian terakhir proses keperawatan didasarkan pada tujuan keperawatan yang ditetapkan. Penerapan keberhasilan suatu asuhan keperawatan didasarkan pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang telah ditetapkan, yaitu terjadinya adaptasi pada individu.